STRATEGI PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI...
Transcript of STRATEGI PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI...
STRATEGI PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI
USIA LANJUT PADA MIHRAB QOLBI TRAVEL
DI JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Disusun oleh :
Chairunnisa
NIM (1113053000002)
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 M/1438 H
2
STRATEGI PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI USIA LANJUT
PADA MIHRAB QOLBI TRAVEL DI JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh :
Chairunnisa
1113053000002
Di bawah Bimbingan:
Drs. H. Muh. Sungaidi, MA
NIP. 196008031997031006
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul STRATEGI PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI
USIA LANJUT PADA MIHRAB QOLBI TRAVEL DI JAKARTA
SELATAN, telah diujikan dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12
Juli 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana (S1) pada Jurusan Manajemen Dakwah Konsenterasi Manajemen
Haji dan Umrah.
Jakarta, 12 Juli 2017
Sidang Munaqasyah
Ketua Sekretaris
Dr. Suhaimi, M.Si. Drs. Sugiharto, MA.
NIP.19670906 199403 1 002 NIP.19660806 199603 1 001
Penguji I Penguji II
Dra. Nasichah, MA Drs. H. Ade Marfudin, MM
NIP.19671126 199603 2 001 NIP.
Pembimbing
Drs. H. Muh. Sungaidi, MA.
NIP. 19600803 199703 1 006
i
ABSTRAK
Chairunnisa NIM 1113053000002
Di Bawah Bimbingan Drs. H. Muhammad Sungaidi, MA.
Strategi Pelayanan Calon Jamaah Haji Usia Lanjut Pada Mihrab Qolbi
Travel Di Jakarta Selatan.
Keinginan masyarakat khususnya bagi masyarakat Muslim di Indonesia
bahkan di seluruh dunia ini mempunyai niat dan harapan untuk dapat menunaikan
ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah Al-Mukarramah. Dari tahun ke tahun
peningkatan jumlah masyarakat yang mendaftarkan diri untuk pergi haji semakin
meningkat. Tetapi, seiring berjalannya waktu, pemerintah membuat keputusan
yaitu adanya waiting list atau masa tunggu agar dapat menunaikan ibadah haji.
Masa tunggu tersebut dari tahun ke tahun semakin panjang, dan itulah
yang membuat calon jamaah haji yang mendaftarkan diri harus sabar menunggu.
Berbicara soal antrian haji yang semakin panjang, usia calon jamaah haji pun
semakin bertambah, dan dapat dikatakan mencapai kategori usia lanjut. Oleh
karena itu sangat dibutuhkan peran pemerintah maupun travel untuk dapat
membantu calon jamaah haji yang berusia lanjut agar tetap dapat melaksanakan
ibadah haji dengan baik. Mihrab Qolbi Travel adalah salah satu travel biro
perjalanan yang sudah cukup lama berpengalaman dalam melayani calon jamaah
haji dan mampu memberikan pelayanan bagi calon jamaah haji usia lanjut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) untuk mengetahui strategi
Mihrab Qolbi Travel dalam memberikan pelayanan kepada calon jamaah haji usia
lanjut, (2) untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan Mihrab Qolbi
Travel dalam melayani calon jamaah haji usia lanjut untuk melakukan ibadah haji.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif, yang
menghasilkan data deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data
berupa interview, observasi dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian penulis, bahwa Mihrab Qolbi Travel di Jakarta
Selatan memberikan pelayanan kepada calon jamaah haji usia lanjut, agar dapat
memberikan kemudahan kepada calon jamaah haji usia lanjut dalam menjalankan
ibadah haji dengan baik dan benar. Karena ibadah haji adalah ibadah yang tidak
hanya membutuhkan kemampuan dari segi finansial, tetapi yang penting adalah
kemampuan dari segi fisik, yaitu kesehatan baik secara jasmani dan rohani serta
kesehatan mentalitas dalam menjalankan setiap rangkaian ibadah haji.
Kata Kunci: Strategi, Pelayanan dan Usia Lanjut
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji dan syukur Ilahi Rabbi penulis haturkan kepada Allah
SWT atas karunia dan nikmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga
penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik yang berjudl
“STRATEGI PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI USIA LANJUT
PADA MIHRAB QOLBI TARVEL DI JAKARTA SELATAN”. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW
beserta kepada para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Dengan sadar penulis mengakui bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna.
Namun tidaklah mengurangi manfaat skripsi ini, khususnya bagi penulis pribadi
umumnya bagi para pembaca. Penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung penulisan skripsi ini baik moral maupun
materil, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis yakin tanpa dukungan mereka semua, penulisan skripsi ini tidak
mungkin dapat terselesaikan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Bapak Suparto , M.Ed.,Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Ibu Dr. Roudhonah, M.Ag. selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum,
iii
Bapak Dr. Suhaimi, M.Si Selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah, dan Bapak Drs. Sugiharto, MA, selaku sekretaris Jurusan
Manajemen Dakwah, yang telah membantu penulis menyelesaikan studi di
Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah.
3. Kedua orang tuaku yang tercinta dan tersayang. Ayahku Faisal dan
Mamahku Ita Khairiyah yang telah membesarkan, mendidik, mencintai
dan menyayangiku dengan penuh kasih dan sayang yang tulus, mendoakan
anaknya dengan setulus hati demi masa depan dan cita-cita anaknya serta
yang selalu memberikan bantuan baik secara materil maupun moril
sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. Sihabuddin Noor , selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membantu memberikan arahan untuk memulai menyusun skripsi
kepada penulis.
5. Bapak Drs. H. M. Sungaidi, MA, selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis dan
ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberikan arahan
dan petunjuk yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
iv
6. Seluruh Dosen Penguji Munaqosyah, Bapak Dr. Suhaimi, M.Si selaku
Ketua Sidang Munaqosyah, Bapak Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris
sidang, Ibu Dra. Nasichah, MA selaku penguji satu dan Bapak Drs. H. Ade
Marfudin, MM selaku penguji dua sidang munaqosyah yang telah menguji
skripsi penulis, memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mempersentasikan hasil skripsi ini dan telah memberikan arahan sehingga
skripsi penulis menjadi lebih baik.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya jurusan Manajemen
Dakwah konsenterasi Manajemen Haji dan Umrah (MHU) serta tanpa
mengurangi rasa hormat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis,
semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat dan penulis dapat
mengamalkan kembali ilmu yang telah diberikan.
8. Para Pegawai Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan
Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah melayani peminjaman buku-buku sebagai bahan referensi
dalam penyusunan skripsi.
9. Pengurus Mihrab Qolbi Travel, Bunda Ningrum selaku Direktur Utama
Mihrab Qolbi Travel yang telah mengizinkan saya untuk melakukan
penelitian di Mihrab Qolbi, Bapak Tedi selaku Manajer Marketing dan
semua staf Mihrab Qolbi yang baik dalam memberikan data yang
diperlukan.
v
10. Untuk teman-teman seperjuanganku MHU-2013 (Muhammad Reza,
Romaza, Wahyu Rizky, Fikri, dan Ciwi-ciwi MHU, Desy, Laila, Hanna)
dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu.
Dari kalianlah penulis bisa mendapatkan berbagai ilmu,
pengalaman, inspirasi dan kenangan-kenangan yang tidak bisa dilupakan.
Kalianlah yang sudah memberikan semangat kepada penulis dalam
menyusun skripsi ini.
Penulis berdoa dan berharap, semoga seluruh pengorbanan yang
telah diberikan kalian semua kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT aamiin Ya
Rabbal Alamin. Penulis juga menyadari bahwa karya ini jauh dari kata
sempurna dan sangat sederhana. Namun penulis berharap sekecil apapun
makna dari karya ini, semoga tetap memberikan manfaat. Amin Ya Rabbal
Alamin.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Jakarta, 12 Juli 2017
Penulis
Chairunnisa
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR dan TABEL ................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 5
D. Metodologi Penelitian ............................................................................. 7
E. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 13
A. Dasar Menunaikan Ibadah Haji ............................................................... 14
B. Strategi .................................................................................................... 15
1. Pengertian Strategi ............................................................................ 17
2. Perumusan Strategi............................................................................ 20
3. Implementasi Strategi........................................................................ 21
4. Evaluasi Strategi................................................................................ 22
C. Pelayanan ................................................................................................ 21
1. Pengertian Pelayanan ........................................................................ 22
2. Ciri-Ciri Pelayanan yang Baik .......................................................... 24
3. Dasar-dasar Pelayanan ...................................................................... 25
4. Pengertian Strategi Pelayanan ........................................................... 28
D. Usia Lanjut .............................................................................................. 28
1. Pengertian Usia Lanjut ...................................................................... 29
2. Pengelompokkan Usia Lanjut ........................................................... 31
3. Kebutuhan Usia Lanjut ..................................................................... 32
4. Kewajiban dan Hak Usia Lanjut ....................................................... 34
BAB III GAMBARAN UMUM MIHRAB QOLBI TRAVEL ...................... 36
A. Latar Belakang Pendirian Mihrab Qolbi Travel...................................... 36
B. Visi Dan Misi .......................................................................................... 38
C. Struktur Mihrab Qolbi Travel ................................................................. 39
D. Program-program Mihrab Qolbi Travel .................................................. 40
E. Harapan dan Spirit Mihrab Qolbi Travel ................................................ 42
F. Pelayanan Unggulan Mihrab Qolbi Travel ............................................. 43
G. Aspek Legal dan Perizinan Mihrab Qolbi Travel ................................... 44
H. Program Usia Lanjut di Mihrab Qolbi Travel ......................................... 44
I. Lokasi, Nomor Telpon dan Email Mihrab Qolbi Travel ........................ 46
vii
BAB IV STRATEGI PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI USIA
LANJUT PADA MIHRAB QOLBI TRAVEL DI JAKARTA SELATAN . 47
A. Strategi Mihrab Qolbi Travel dalam Memberikan Pelayanan kepada Calon
Jamaah Haji Usia Lanjut ......................................................................... 48
1. Dalam soal manasik haji, calon jamaah haji dikarantina
selama 3 hari ..................................................................................... 48
2. Mengenal karakter jamaah haji (kebiasaan) ...................................... 49
3. Memberikan pendamping kepada calon jamaah haji usia lanjut ...... 51
4. Memenuhi permintaan jamaah .......................................................... 54
B. Langkah-langkah yang dilakukan Mihrab Qolbi Travel dalam Melayani
Jamaah Usia Lanjut untuk Melakukan Ibadah Haji ................................ 60
1. Selalu menjalin komunikasi kepada jamaah ..................................... 60
2. Memantau pergerakan jamaah haji ................................................... 61
3. Merawat jamaah dan membantu secara fisik ketika sholat,
manasik, thawaf................................................................................. 62
4. Pelayanan katering ............................................................................ 64
BAB VPENUTUP .............................................................................................. 66
A. Kesimpulan ............................................................................................. 66
B. Saran ........................................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 69
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR dan TABEL
Gambar 3.1: Struktur Kepengurusan Mihrab Qolbi Travel .................... 40
Tabel 3.2: Data Jamaah Haji MQ Travel Tahun 2014 ............................ 46
Tabel 3.3: Data Jamaah Haji MQ Travel Tahun 2015 ............................ 46
Tabel 3.4: Data Jamaah Haji MQ Travel Tahun 2016 ............................ 46
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Izin Penelitian
2. Surat Bimbingan Skripsi
3. Surat Pernyataan telah Melakukan Penelitian
4. Surat Undangan Ujian Skripsi
5. Aspek Legalitas dan Perizinan Mihrab Qolbi Travel
6. Hasil Penelitian Wawancara
7. Data Jamaah Haji Mihrab Qolbbi Travel Tahun 2014
8. Data Jamaah Haji Mihrab Qolbbi Travel Tahun 2015
9. Data Jamaah Haji Mihrab Qolbbi Travel Tahun 2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban kaum muslimin di
seluruh dunia, dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, maka
Indonesia mendapatkan jatah (kuota) jamaah haji yang lebih besar
dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya.1
Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima. Ia diwajibkan
Allah SWT bagi orang-orang yang mampu. Dalam Al-Quran dinyatakan
bahwa ibadah haji wajib atas setiap muslim yang mampu, yakni memiliki
bekal sehat jasmani dan rohani, karena kewajiban ini sebagaimana
dijelaskan dalam Surat Ali Imran/3:97 : نات مقام إب راهيم ومن دخله كان آمنا ولله على الناس حج فيه آيات ب ي
الب يت من استطاع إليه سبيال ومن كفر فإن الله غن عن العالمي
“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam
Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”
Ibadah haji adalah ibadah fisik yang memerlukan kesehatan
ataupun ketahanan stamina yang kuat serta kesehatan mentalitas. Kekuatan
tersebut diperlukan dalam seluruh prosesi ibadah haji sejak dari tanah air
menuju Arab Saudi, ketika berada di Arab Saudi maupun ketika kembali
1 Harimurti Hartono, Waitinglist Nasional Upaya Memperkecil Kemudharatan Masa
Penantian Keberangkatan Haji: Dinamika dan Perspektif Haji Indonesia, (Jakarta: Direktorat
Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2010), h. 250.
2
lagi ke tanah air. Dalam pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan oleh umat
Islam dari seluruh dunia setiap tahunnya mengandung makna dan nilai-
nilai moral yang tinggi yang diperlukan dalam rangka membangun sumber
daya manusia yang ideal dan unggul. Hal ini tergantung kepada orang
yang melaksanakannya dan manusia yang mampu menangkap makna yang
substansial dari seluruh rangkaian ibadah haji dari mulai mengenakan
pakaian ihram, wukuf, melontar jumrah, tahalul, tawaf, sa‟i dan lain
sebagainya. Karena semua rangkaian kegiatan dalam ibadah haji memiliki
arti yang sangat mendalam dan patut dipahami bagi semua calon jamaah
haji.
Melihat dengan semakin banyaknya minat masyarakat untuk dapat
menunaikan ibadah haji, dan melihat masa tunggu (waiting list) yang
semakin panjang, kekhawatiran pun terjadi terkait dengan calon jamaah
haji yang berusia lanjut. Karena untuk menunaikan ibadah haji dibutuhkan
fisik yang kuat dalam menjalankan semua rangkaian kegiatan ibadah haji
maupun umrah. Untuk jamaah haji yang berusia lanjut setiap tahunnya pun
juga mengalami peningkatan, maka dari itu sudah menjadi kewajiban
pemerintah dan perusahaan penyelenggara haji atau yang biasa disebut
travel memiliki strategi dalam memberikan perhatian khusus dan
memberikan pelayanan yang berbeda dengan jamaah haji yang bukan usia
lanjut.
Berdasarkan UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Usia dijelaskan bahwa yang dimaksud usia lanjut adalah seseorang yang
3
telah berusia 60 tahun ke atas.2 Usia lanjut merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang
mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat
dihindarkan. Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami
suatu proses perubahan yang bertahap yang berkaitan dengan penurunan
daya kemampuan untuk hidup serta penurunan kepekaan secara individual.
Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.
Peningkatan usia harapan hidup mengakibatkan jumlah usia lanjut
mengalami peningkatan setiap tahun.
Menurut Komisi Nasional Lanjut Usia yang dikutip dari tesis Ayu
Diah, bahwa ada beberapa permasalahan yang umum dijumpai pada masa
tua antara lain masalah hubungan keluarga, hubungan sosial yang
cenderung mengisolasi diri dan kurang melakukan sosialisasi, menurunnya
daya tahan tubuh sehingga penyembuhan penyakit lebih lama, akses
transportasi yang belum ramah lansia dan terlalu jauh dari rumah serta
pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan sendiri dan tidak jarang
melakukan pekerjaan untuk anggota keluarga lain seperti menjaga rumah,
pekerjaan rumah, mengasuh cucu dan lain-lain. Permasalahan-
permasalahan yang dihadapi para usia lanjut tersebut akan saling
berkaitan, seperti kondisi fisik dan psikis dapat mempengaruhi keadaan
sosial ekonomi, sehingga kecenderungan usia lanjut menjadi tergantung
pada orang lain menjadi cukup besar.3 Dengan melihat begitu banyaknya
2 Undang-undang No. 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
3 Ayu Diah, “Evaluasi Proses Pelaksanaan Program Eldery Day Care Service Tahun
2012 di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Dharma Bekasi Timur,” (Tesis S2 Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik, Universitas Indonesia, 2012), h.20.
4
permasalahan yang dihadapi oleh usia lanjut, maka sangat penting sekali
bagi pemerintah dan khususnya bagi travel haji dan umrah untuk
memikirkan kesejahteraan hidup para usia lanjut.
Dengan demikian maka setiap calon jamaah haji harus dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani agar dapat melaksanakan ibadah dengan
sempurna. Selain kesehatan fisik juga kesiapan mental yang kuat, karena
ibadah haji dilakukan dalam waktu yang cukup lama kurang lebih 40 hari
sejak keberangakatannya ke Tanah Suci sampai dengan kepulangannya ke
tanah air. Mereka yang menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah al-
Mukarramah meninggalkan keluarga, harta, pekerjaan, dan tinggal di
negeri orang yang berbeda tradisi dan budayanya, bahkan akan bertemu
dengan jamaah lain yang datang dari berbagai Negara, yang juga berbeda
suku, budaya, tradisi dan bahasanya.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “STRATEGI
PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI USIA LANJUT PADA
MIHRAB QOLBI TRAVEL DI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-
2016”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada Strategi Pelayanan Calon
Jamaah Haji Usia Lanjut Pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan.
5
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pokok yang akan dibahas pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana strategi Mihrab Qolbi Travel dalam memberikan
pelayanan kepada calon jamaah haji usia lanjut?
b. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan travel dalam melayani
jamaah usia lanjut untuk melakukan ibadah haji?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada beberapa
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu :
a. Untuk mengetahui strategi Mihrab Qolbi Travel dalam
memberikan pelayanan kepada calon jamaah haji usia lanjut.
b. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan travel dalam
melayani jamaah usia lanjut untuk melakukan ibadah haji.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki nilai manfaat akademis, teoris dan
praktis di antaranya:
a. Manfaat Akademis
Merupakan suatu penelitian yang hasilnya dapat dijadikan
sebagai pelengkap referensi dan pembanding untuk studi-studi
selanjutnya.
6
b. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi khazanah keilmuan
manajemen dakwah dalam lingkup manajemen haji dan umrah oleh
Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan dan dapat dijadikan sebagai
acuan dalam berbagai penulisan karya ilmiah.
c. Manfaat Praktisi
1) Mihrab Qolbi Travel
Sebagai sumber pengetahuan tentang strategi
pelayanan calon jamaah haji usia lanjut pada Mihrab Qolbi
Travel di Jakarta Selatan untuk dapat menjadi lebih baik
dalam peningkatan pelayanan kepada calon jamaah haji usia
lanjut. Di samping itu, sebagai referensi untuk menjalankan
strategi pelayanan yang lebih efektif dan efisien agar tidak
terjadi penyimpangan dalam proses pelayanan kepada para
calon jamaah haji usia lanjut.
2) Jamaah Haji
Sebagai salah satu gambaran dan informasi kepada
masyarakat umum khususnya pada mahasiswa Manajemen
Dakwah konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah mengenai
Strategi pelayanan calon jamaah haji usia lanjut pada Mihrab
Qolbi Travel di Jakarta Selatan.
7
D. Metodelogi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Menurut Punaji Setyosari, menjelaskan bahwa
penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa,
objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-
variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-
kata.4 Penelitian ini bertujuan untuk menemukan data yang
berhubungan dengan Strategi Pelayanan Calon Jamaah Haji Usia
Lanjut. Penelitian ini berusaha mengangkat kondisi nyata mengenai
pelayanan yang diberikan kepada calon jamaah haji yang berusia lanjut
pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan.
Penelitian ini tidak mengadakan ukur mengukur dan hitung
menghitung terhadap data, karena itu dalam penelitian ini dituntut
ketajaman dan kecermatan dalam mengamati, mencatat suatu proses
dan aktivitas yang nampak dalam realita serta menganalisisnya dalam
satu kesatuan yang bermakna, membutuhkan kesabaran, ketekunan dan
keluwesan dari peneliti dalam melaksanaan peneliti kualitatif ini.5
2. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini bertempat di Jalan Tebet Barat
VIII No. 27 Tebet Jakarta Selatan.
4Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. (Jakarta: Kencana,
Tanpa Tahun). 5 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Malang: Tanpa Penerbit,
2010), h. 181-182.
8
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah orang yang memberikan informasi
dan data-data kepada penulis. Sedangkan objeknya adalah Strategi
Pelayanan Calon Jamaah Haji Usia Lanjut pada Mihrab Qolbi Travel
di Jakarta Selatan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengumpulkan data
dengan menggunakan penelitian lapangan, yaitu penelitian yang
dilakukan di lapangan, tempat dimana objek penelitian itu berada
sebagai pengambilan datanya dalam penelitian lapangan adalah dengan
metode :
a. Interview
Interview atau wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan, dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang
relatif lama. Interview atau wawancara tersebut dilakukan dengan
Direktur Utama yaitu Bunda Ningrum Maurice dan dengan
Manajer Pemasaran yaitu Tedi Muhammad Setiadi.
b. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian
manusia dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat
bantu utamanya selain panca indera lainnya seperti telinga,
9
penciuman, mulut dan kulit. Adapun observasi atau pengamatan
dilakukan pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan.
c. Dokumentasi
Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan
data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Atau
metode yang digunakan untuk menelusuri data historis yang
memiliki peranan yang sangat penting. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan dokumen yang didapat dari proses observasi.
5. Teknik Analisis Data
Setelah data penulis peroleh melalui observasi dan wawancara,
selanjutnya penulis mengolahnya dengan menggunakan metode
analisis data yaitu menganalisa dan menguraikan secara jelas dan utuh
hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ada yaitu sesuai
dengan judul skripsi penulis, yang telah diuraikan perumusan dan
pembatasan masalahnya yaitu mengenai Strategi pelayanan calon
jamaah haji usia lanjut pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan.
Untuk memperkuat analisis, penulis membandingkan dengan informasi
yang diberikan oleh informan.
Kemudian setelah metode penelitian ini ditempuh, penulis
selanjutnya membuat kesimpulan dengan pendekatan metode induktif
yaitu menyimpulkan kesimpulan dari yang bersifat khusus ke umum.
10
E. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan tinjauan yang sudah dilakukan beberapa sumber
kepustakaan, penulis menemukan skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka
sebagai bahan pertimbangan dan untuk menghindari adanya penjiplakan
dalam pembuatan skripsi yang akan saya susun, adapun tinjauan pustaka
dalam penelitian ini di antaranya :
1. Skripsi ini berjudul “Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Haji dan
Umrah PT. Margi Suci Minarfa Jakarta Pusat” yang disusun oleh Dipo
Khairul Islami jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi pada tahun 2014. Penelitian ini berbeda dengan yang
penulis lakukan, karena penulis mengenai Strategi Pelayanan Calon
Jamaah Haji Usia Lanjut pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan,
sedangkan penelitian skripsi Dipo Khairul Islami mengenai Strategi
Peningkatan Kualitas Pelayanan Haji dan Umrah PT. Margi Suci
Minarfa Jakarta Pusat.
2. Skripsi ini berjudul “Strategi Pelayanan Prima Kementerian Agama
Jakarta Selatan Pada Calon Jamaah Haji” yang disusun oleh Ahmad
Muis jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi pada tahun 2010. Penelitian ini berbeda dengan yang
penulis lakukan, karena penulis mengenai Strategi Pelayanan Calon
Jamaah Haji Usia Lanjut pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan,
sedangkan penelitian skripsi Ahmad Muis mengenai Strategi
Pelayanan Prima Kementerian Agama Jakarta Selatan Pada Calon
Jamaah Haji.
11
3. Skripsi ini berjudul “Strategi Pelayanan Prima Kantor Departemen
Agama Jakarta Barat terhadap Calon Jamaah Haji” yang disusun oleh
Nur Siti Aliyah jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi pada tahun 2008. Penelitian ini berbeda dengan yang
penulis lakukan, karena penulis mengenai Strategi Pelayanan Calon
Jamaah Haji Usia Lanjut pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan,
sedangkan penelitian skripsi Nur Siti Aliyah mengenai Strategi
Pelayanan Prima Kantor Departemen Agama Jakarta Barat terhadap
Calon Jamaah Haji
4. Skripsi ini berjudul “Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat terhadap Jamaah Haji Tahun 2009” yang
disusun oleh Iwan jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi pada tahun 2010. Penelitian ini berbeda dengan yang
penulis lakukan, karena penulis mengenai Strategi Pelayanan Calon
Jamaah Haji Usia Lanjut pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan,
sedangkan penelitian skripsi Iwan mengenai Strategi Pelayanan Haji
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat terhadap Jamaah Haji
Tahun 2009.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, adapun
pembahasannya secara rinci adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, bab ini membahas Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
12
Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan
Sistematika Penulisan.
BAB II Landasan Teori, bab ini berisi tentang Dasar Menunaikan
Ibadah Haji, Pengertian Strategi, Perumusan Strategi,
Implementasi Strategi, Evaluasi Strategi, Pengertian
Pelayanan, Ciri-ciri Pelayanan yang Baik, Dasar-dasar
Pelayanan, Pengertian Strategi Pelayanan, Pengertian Usia
Lanjut, Pengelompokkan Usia Lanjut, Kebutuhan Usia
Lanjut, serta Kewajiban dan Hak Usia Lanjut.
BAB III Gambaran Umum Mihrab Qolbi Travel, bab ini berisi Latar
Belakang Pendirian Mihrab Qolbi, Visi dan Misi, Stuktur
Organisasi Mihrab Qolbi, Program-program Mihrab Qolbi,
Harapan dan Spirit Mihrab Qolbi, Pelayanan Unggulan
Mihrab Qolbi, Aspek Legal dan Perizinan Mihrab Qolbi,
Program Usia Lanjut di Mihrab Qolbi serta Lokasi Nomor
Telpon dan Email Mihrab Qolbi Travel.
BAB IV Pembahasan, bab ini berisi tentang pembahasan dari
rumusan permasalahan yang ada, yaitu Strategi Mihrab
Qolbi Travel dalam memberikan pelayanan kepada calon
jamaah haji usia lanjut, dan langkah-langkah yang
dilakukan travel dalam melayani jamaah usia lanjut untuk
melakukan ibadah haji.
13
BAB V Penutup, bab ini berisi kesimpulan dan saran sebagai
sumbangan penulis untuk melengkapi kekurangan yang ada
disertai dengan harapan-harapan.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Dasar Menunaikan Ibadah Haji
ر ب يت للطائفي وإذ ب وأنا إلب راهيم مكان الب يت أن ال تشرك ب شيئا وطهجود والقائمي ع الس والرك
من كل فج عميق وأذن ف الناس بالج يأتوك رجاال وعلى كل ضامر يأتي
ليشهدوا منافع لم ويذكروا اسم الله ف أيام معلومات على ما رزق هم من بيمة
ها وأطعموا البائس الفقي األن عام فكلوا من
رهم وليطوفوا بالب يت العتيق ث لي قضوا ت فث هم وليوفوا نذو “Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di
tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu
memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini
bagi orang-orang yang tawaf, dan orang-orang yang beribadah dan
orang-orang yang rukuk dan sujud. Dan berserulah kepada manusia
untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan
berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari
segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai
manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari
yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka
berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan
(sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara
lagi fakir. Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada
pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar
mereka dan hendaklah mereka melakukan tawaf sekeliling rumah yang tua
itu (Baitullah).” (QS. Al-Hajj: 26-29).
Dari Ibnu Mas‟ud ra., Rasulullah SAW bersabda: “Gabungkanlah haji
dan umrah, karena keduanya menghapus kemiskinan dan dosa-dosa,
sebagaimana amplas menghilangkan karat pada besi, emas dan perak.
15
Tidak ada pahala bagi haji mabrur kecuali surga.” (HR. Tirmidzi dan an-
Nasa‟i)6
Dapat disimpulkan dari ayat Al-Quran dan Hadits di atas bahwa
ibadah haji adalah ibadah yang sangat sakral dan suci, dan dapat
menghapus dosa-dosa serta mendapatkan imbalan surga bagi yang
menjalankan ibadah haji dengan sungguh-sungguh. Seluruh umat Muslim
dimuka bumi ini pasti memiliki keinginan untuk dapat melaksanakan
ibadah haji. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang tepat untuk dapat
menunaikan ibadah haji dengan baik dan benar.
B. Strategi
1. Pengertian Strategi
Untuk dapat mengetahui definisi strategi pelayanan, sebelumnya
harus memahami pengertian strategi. Oleh karena itu, penulis menjelaskan
dibawah ini uraian tentang definisi strategi:
Strategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang
diambil oleh organisasi: strategi adalah pilihan-pilihan tentang bagaimana
cara terbaik untuk mencapai misi organisasi.7
Kata strategi berasal dari bahasa yunani “Strategos” (stratos yang
berarti militer dan AG yang berarti memimpin) yang berarti “generalship”
atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat
rencana untuk memenangkan perang. Konsep ini relevan pada situasi pada
zaman dahulu yang sering diwarnai perang dimana jenderal dibutuhkan
6 Nashir ibn Musfir az-Zahrani, Indahnya Ibadah Haji, (Jakarta: Qisthi Press, 2004), h.
118. 7 Fandy Tjiptono, Strategi Bisnis, (Yogyakarta: ANDI, 2005), h. 38-39.
16
untuk memimpin suatu angkatan perang.8 Awalnya istilah ini lebih banyak
dikenal dalam dunia militer. Strategi berarti sesuatu yang dikerjakan oleh
para jenderal.
Oleh karena itu pengertian yang paling umum tentang istilah
strategi selalu dikaitkan dengan pekerjaan para jenderal dalam peperangan.
Sedangkan menurut pengertiannya, adalah strategi menurut sebagian orang
didefinisikan sebagai berikut, di antaranya :
- Menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara yang terbaik untuk
mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai
tuntutan perubahan lingkungan.9
- Menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penetapan misi
perusahaan, penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat
kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi
tentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya
secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan
tercapai.10
Strategi adalah sesuatu yang harus dikerjakan. Sedangkan taktik
adalah bagaimana cara mengerjakannya. Menurut Stephanie K. Marrus
seperti yang dikutip oleh Husein Umar, strategi didefinisikan sebagai
suatu proses penentuan rencana oleh para pemimpin puncak yang
8 Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Management: Back to Basic Approach,
(Jakarta: PT. Gravindo Utama, 2003), h. 19. 9 Sindang Siagian, Analisa Serta Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi, (Jakarta: PT.
Gunung Agung, 1986), cet.ke-2, h. 17. 10
George A Stainer dan John Minner, Manajemen Strategik, (Jakarta: Erlangga, Tanpa
Tahun), h. 20.
17
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.11
Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan tentang
strategi yaitu :
a. Pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai
misi organisasi.
b. Untuk mencapai tujuan organisasi perlu alternatif strategi yang
harus dipertimbangkan dan harus dipilih.
2. Perumusan Strategi
Pada tahap perumusan strategi, perusahaan dapat menggunakan
proses manajemen strategi yang terdiri atas enam langkah, yaitu:
a. Melakukan analisis lingkungan internal
Membangun strategi bersaing yang berhasil dan mengharuskan
perusahaan memperbesar kekuatan untuk mengatasi
kelemahannya. Kekuatan merupakan kondisi internal positif yang
memberikan keuntungan relatif dari pesaing kepada perusahaan.
Kelemahan adalah faktor-faktor internal negatif yang dapat
menghambat atau menghalangi perusahaan untuk mencapai misi,
sasaran dan tujuan perusahaan. Setiap perusahaan sesungguhnya
unik, dalam arti memiliki karakteristiknya sendiri yang khas dan
berbeda dengan perusahaan lain.
11
Dumilah Ayuningtyas, Perencanaan Strategis Untuk Organisasi Pelayanan Kesehatan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 4.
18
b. Melakukan analisis lingkungan eksternal
Setelah perusahaan mengetahui faktor-faktor internal
(kekuatan-kelemahan) apa saja yang dihadapi perusahaan tersebut,
perusahaan harus beralih ke lingkungan eksternal. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin
membawa dampak nyata terhadap perusahaan, lingkungan kerja
dan yang tidak berhubungan langsung (lingkungan sosial). Dengan
adanya analisis pesaing, perusahaan dapat memperkirakan tingkat
persaingan dan memberikan para manajer pandangan yang lebih
realistis mengenai pasar dan posisinya.12
c. Mengembangkan visi dan misi yang jelas
Visi adalah mimpi atau harapan yang ingin diwujudkan
perusahaan di masa depan. Visi memberikan gambaran jelas
mengenai kemana arah organisasi akan melangkah. Tanpa visi,
perusahaan tidak memiliki pegangan ataupun panduan mengenai
jalan masa depan organisasi yang ingin diciptakan. Hal ini akan
berdampak pada munculnya kerja-kerja organisasi yang tidak
berfokus pada tujuan. Oleh karena itu, perusahaan perlu
merumuskan visi yang mudah dipahami, dapat memberikan spirit
dan berdimensi jangka panjang.
d. Menyusun sasaran dan tujuan perusahaan
Sebelum menyusun strategi yang komprehensif, pemilik
perusahaan terlebih dahulu harus menetapkan sasaran dan tujuan
12
Musa Hubeis dan Mukhamad Najib, Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya
Saing Organisasi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 25.
19
perusahaan serta memberikan target yang harus dicapai dan
menyediakan dasar untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.
Sasaran adalah atribut-atribut jangka panjang dan luas yang
berusaha dicapai perusahaan dalam arti umum. Tujuan adalah
target-target kinerja (apa dan kapan diselesaikan, serta hal yang
diukur) yang lebih spesifik yang menunjukkan hal-hal seperti
tingkat keuntungan, produktivitas, pertumbuhan dan aspek-aspek
kunci lain dari perusahaan.
e. Merumuskan pilihan-pilihan strategik dan memilih strategi yang
tepat
Strategi adalah cara penyusunan tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh pengelola perusahaan untuk mencapai misi, sasaran
dan tujuan perusahaan. Sampai pada proses perumusan strategi ini,
pengelola perusahaan harus memiliki gambaran jelas tentang
tindakan terbaik. Langkah selanjutnya adalah menilai pilihan-
pilihan strategi dan selanjutnya mempersiapkan program yang
dirancang untuk mencapai misi, sasaran dan tujuan perusahaan
yang didukung oleh anggaran dan prosedur.13
f. Menentukan pengendalian
Pengendalian meliputi proses evaluasi dan pemberian umpan
balik terhadap proses manajerial yang tengah berlangsung sehingga
rencana dapat direalisasi dengan baik. Perubahan-perubahan yang
terjadi pada lingkungan saat perusahaan mengimplementasikan
13
Musa Hubeis dan Mukhamad Najib, Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya
Saing Organisasi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 26.
20
strategi dapat berbeda dengan asumsi-asumsi yang telah ditetapkan
saat strategi dirumuskan. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme
pengendalian strategi yang baik agar perbedaan asumsi dan
kenyataan dapat diatasi menurut hasil kerja yang diperoleh.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa perumusan strategi itu
merupakan tahapan yang penting sebelum kita menentukan strategi
yang akan kita gunakan untuk melakukan suatu pekerjaan.
3. Implementasi Strategi
Tahapan penting setelah perumusan strategi selesai adalah
implementasi strategi. Tahapan ini merupakan tahapan yang kritis
karena banyak organisasi mampu menyusun perumusan strategi yang
baik namun tidak mampu mengimplementasikannya dengan baik.
Implementasi adalah proses ketika rencana direalisasi. Implementasi
membutuhkan keterampilan manajerial yang berbeda dengan proses
perumusan strategi.14
Dalam implementasi strategi, ada beberapa hal
penting yang harus dilakukan perusahaan, yaitu:
a. Penetapan tujuan tahunan
Sasaran dan tujuan perusahaan yang telah dirumuskan
dalam proses perumusan strategi merupakan sasaran dan tujuan
lima tahunan yang harus diturunkan dalam tujuan tahunan.
Perusahaan perlu menetapkan tujaun tahunan yang mendukung
pencapaian sasaran dan tujuan lima tahunan.
14
Musa Hubeis dan Mukhamad Najib, Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya
Saing Organisasi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 27.
21
b. Perumusan kebijakan
Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan,
perusahaan perlu merumuskan kebijakan-kebijakan yang
mendukung. Kebijakan adalah seperangkat keputusan manajerial
berupa aturan-aturan yang dibuat untuk mendukung pencapaian
tujaun perusahaan.
c. Memotivasi pekerja
Implementasi strategi adalah proses aksi yang
membutuhkan dukungan dari semua staf dan karyawan. Proses
motivasi diperlukan agar karyawan mendukung secara penuh
strategi yang akan dan sedang dijalankan perusahaan.
d. Alokasi sumber daya
Sumber daya yang perlu dialokasikan kembali untuk
pencapaian tujuan-tujuan strategi yang baru adalah keuangan,
teknologi dan sumber daya manusianya. Perubahan strategi sangat
mungkin membutuhkan perubahan alokasi sumber daya karena
adanya perubahan prioritas-prioritas dalam aktivitas yang akan
dilaksanakan.
4. Evaluasi strategi
Evaluasi strategi adalah proses yang ditujukan untuk memastikan
apakah tindakan-tindakan strategik yang dilakukan perusahaan sudah
sesuai dengan perumusan strategi yang telah dibuat atau ditetapkan.
22
Dalam proses evaluasi strategi ini, ada beberapa hal yang harus
dilakukan perusahaan, yaitu:15
a. Meninjau kembali permasalahan eksternal dan internal yang terjadi
saat ini, apakah terjadi perubahan-perubahan pada saar strategi
dirumuskan.
b. Adanya pengukuran kemampuan atau kinerja perusahaan dengan
memastikan kembali, apakah sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
c. Melakukan perbaikan-perbaikan untuk perkembangan perusahaan.
d. Membantu untuk mengembangkan model di masa medatang.16
C. Pelayanan
1. Pengertian Pelayanan
Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang
atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau
dalam haji dan umroh disebut dengan jamaah. Tindakan tersebut dapat
dilakukan melalui cara langsung melayani jamaah. Artinya karyawan
berhadapan langsung dengan jamaah. Tidak dapat dipungkiri bahwa
hampir semua jenis produk yang ditawarkan memerlukan pelayanan
dari karyawan perusahaan. Hanya saja pelayanan yang diberikan
terkadang berbentuk langsung dan tidak langsung.
15
Musa Hubeis dan Mukhamad Najib, Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya
Saing Organisasi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 28. 16
Musa Hubeis dan Mukhamad Najib, Manajemen Strategik dalam Pengembangan
Daya Saing Organisasi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 28.
23
Pengertian pelayanan yang baik adalah kemampuan perusahaan
dalam memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan
kepada pelanggan dengan standar yang telah ditetapkan. Kemampuan
tersebut ditunjukkan oleh sumber daya manusia dan sarana serta
prasarana yang dimiliki.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan diartikan
sebagai kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli
barang atau jasa.17
Selain pengertian di atas, pengertian tentang pelayanan para ahli
mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda satu sama lain. Di
antara para ahli yang mengemukakan pendapat tentang pelayanan yaitu
sebagai berikut:
a. Menurut Philip Kottler, “Pelayanan dapat diartikan suatu aktivitas
yang bermanfaat yang diberikan oleh satu atau beberapa pihak lain
untuk dapat memuaskan kebutuhan dan yang keinginan yang pada
dasarnya bersifat tidak terwujud dan tidak akan menimbulkan
kepemilikan apapun kepada yang menerimanya.”18
b. Menurut AS. Moenir, pelayanan adalah proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung diterima,
atau dapat dikatakan bahwa pelayanan merupakan tindakan yang
17
Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), Edisi ke-3, Cet ke-2, h.646. 18
Philip Kottler, Marketing Management: Analisis Planning Implementation and Control
Figh Edition New Jersey: (Prentice Hall, 1994), h. 446.
24
dilakukan orang lain agar masing-masing memperoleh keuntungan
yang diharapkan dan mendapat kepuasan.19
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pelayanan adalah sebuah tindakan yang diberikan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberikan kepuasan dan mencapai
maksud yang diinginkan.
2. Ciri-ciri Pelayanan yang Baik
Dalam praktiknya, pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri tersendiri
dan hampir semua perusahaan menggunakan kriteria yang sama untuk
membentuk ciri-ciri pelayanan yang baik. Terdapat dua faktor yang
mempengaruhi pelayanan yang baik, yaitu:
Pertama, adalah faktor manusia yang memberikan pelayanan
tersebut. Manusia (karyawan) yang melayani pelanggan/jamaah harus
memiliki kemampuan melayani secara tepat dan cepat. Di samping itu,
karyawan harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, sopan
santun, ramah dan bertanggung jawab penuh terhadap pelanggan atau
jamaahnya.
Kedua, pelayanan yang baik juga harus diikuti oleh faktor
tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung kecepatan,
ketepatan dan keakuratan pekerjaan. Sarana dan prasarana yang
dimiliki harus dilengkapi oleh kemajuan teknologi terkini. Pada
akhirnya, sarana dan prasarana yang dimiliki juga harus dioperasikan
19
A.S. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara,
2000), Cet ke-4, h.17.
25
oleh manusia yang berkualitas pula. Jadi dapat diakatakan kedua faktor
tersebut saling menunjang satu sama lainnya.20
3. Dasar-dasar Pelayanan
Pada dasarnya pelayanan terhadap pelanggan tergantung dari latar
belakang karyawan tersebut, baik suku bangsa, pendidikan,
pengalaman, budaya atau adat istiadat. Namun, agar pelayanan
menjadi berkualitas dan memiliki keseragaman, setiap karyawan perlu
dibekali dengan pengetahuan yang mendalam tentang dasar-dasar
pelayanan. Kualitas yang diberikan tentunya harus sesuai dengan
standar tertentu seperti yang diinginkan perusahaan. Tanpa standar
tertentu, maka akan sulit untuk memberikan pelayanan yang lebih
berkualitas.
Berikut ini dasar-dasar pelayanan yang harus dipahami dan
dimengerti oleh karyawan dalam menghadapi jamaah:
a. Berpakaian dan berpenampilan rapi dan bersih.
Berpakaian dan berpenampilan yang rapi dan bersih artinya
karyawan harus mengenakan baju dan celana yang sepadan dengan
kombinasi yang menarik. Karyawan juga harus berpakaian rapi,
bersih, tidak kumal, misalnya baju lengan panjang tidak boleh
digulung. Pakaian yang dikenakan harus memberikan kesan yang
benar-benar memikat konsumen. Gunakan pakaian seragam jika
karyawan diberikan pakaina seragam sesuai waktu yang telah
ditetapkan.
20
Kasmir, Etika Customer Service, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 34.
26
b. Percaya diri, bersikap akrab dan penuh dengan senyum.
Dalam melayani jamaah, karyawan tidak boleh ragu-ragu
akan tetapi harus memiliki keyakinan dan percaya diri yang tinggi.
Karyawan juga dapat bersikap akrab dengan pelanggan/jamaah,
seolah-olah sudah kenal lama.
c. Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama jika
sudah kenal.
Pada saat pelanggan/jamaah datang karyawan harus segera
menyapa lebih dulu dan kalau sudah bertemu sebelumnya,
usahakan menyapa dengan menyebutkan namanya. Namun jika
belum kenal dapat menyapa dengan sebutan Bapak/Ibu, dan
menanyakan apa yang dapat kami bantu.
d. Tenang, sopan, hormat serta tekun mendengarkan setiap
pembicaraan.
Usahakan pada saat melayani pelanggan/jamaah, karyawan
dalam keadaan tenang, tidak terburu-buru, sopan santun dalam
bersikap. Kemudian tunjukan sikap menghormati tamu, tekun
mendengarkan sekaligus berusaha memahami keinginan
pelanggannya. Usahakan jangan menyuruh pelanggan/jamaah
mengulang kembali pertanyaan atau keinginannya, karena terkesan
tidak serius mendengarkan pembicaraannya.21
21
Kasmir, Etika Customer Service, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 20.
27
e. Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar.
Artinya dalam berkomunikasi gunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar atau jika menggunakan bahasa lain seperti
bahasa asing atau bahaa daerah gunakan secara benar pula. Hal ini
dilakukan jika pelanggan/jamaah memang tidak mengerti Bahasa
Indonesia. Suara yang digunakan harus jelas dalam arti mudah
dipahami dan jangan menggunakan istilah-istilah yang sulit
dipahami.
f. Bergairah dalam melayani dan tunjukan kemampuannya.
Artinya dalam melayani pelanggan/jamaah jangan terlihat
loyo, lesu atau kurang bersemangat. Tunjukan pelayanan yang
prima seolah-olah memang anda sangat tertarik dengan keinginan
dan kemauan pelanggan.
g. Jangan menyela atau memotong pembicaraan.
Artinya pada saat pelanggan/jamaah sedang berbicara
usahakan jangan memotong/menyela pembicaraan. Kemudian
hindari kalimat yang bersifat teguran atau sindiran yang dapat
menyinggung perasaan pelanggan atau jamaah.
h. Mampu meyakinkan pelanggan/jamaah serta memberikan
kepuasan.
Artinya setiap pelayanan yang diberikan harus mampu
meyakinkan dengan argumen-argumen yang masuk akal.
Karyawan perusahaan juga harus mampu memberikan kepuasan
atas pelayanan yang diberikannya.
28
i. Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, minta
bantuan.
Dalam praktiknya, terkadang ada hal-hal yang tidak mampu
atau tidak sanggup kita lakukan sendiri. Dalam hal ini jika tidak
sanggup menangani permasalahan yang ada, mintalah bantuan.
Artinya, jika ada pertanyaan atau permasalahan yang tidak sanggup
dijawab atau diselesaikan oleh karyawan yang bertugas, maka
harus meminta bantuan kepada karyawan lainnya yang mampu
menangani permasalahan tersebut.
j. Bila belum dapat melayani, beritahukan kapan akan dilayani.
Artinya jika pada saat tertentu karyawan sibuk dan tidak
dapat melayani salah satu pelanggan/jamaahnya, maka sebaiknya
beritahukan kapan akan dilayani dengan simpatik.22
4. Pengertian Strategi Pelayanan
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa pengertian strategi
menurut salah satu ahli yaitu Stainer dan Minner, adalah penetapan
misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat
kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi
tentu untuk memncapai sasaran dan memastikan implementasinya
secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan
tercapai.
Dengan demikian, strategi pelayanan dapat diartikan dengan proses
rencana yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggannya atau
22
Kasmir, Etika Customer Service, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 21.
29
jamaah yang bertujuan untuk memberikan bantuan utama dalam
kebaikan yang bermanfaat dan saling menghasilkan satu sama lain
serta berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan/jamaah sesuai
dengan yang diinginkan agar dapat memberikan kepuasan.
D. Usia Lanjut
1. Pengertian Usia Lanjut
Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang
mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat
dihindari. Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami
suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa
dekade. Menurut WHO (1989), dikatakan usia lanjut tergantung dari
konteks kebutuhan yang tidak dipisah-pisahkan. Konteks kebutuhan
tersebut dihubungkan secara biologis, sosial dan ekonomi, dan
dikatakan usia lanjut dimulai paling tidak saat masa puber dan
prosesnya berlangsung sampai kehidupan dewasa (Depkes RI, 1999).23
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), lanjut usia (lansia)
adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia
60 tahun ke atas.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dikatakan
bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun
23
Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni (Jakarta: Rineka Cipta,
2007), h. 280.
30
ke atas.24
Lebih rinci batasan penduduk lansia dapat dilihat dari aspek-
aspek biologi, ekonomi, sosial dan usia atau batasan usia, yaitu:
a. Aspek Biologi
Penduduk lansia ditinjau dari aspek biologi adalah
penduduk yang telah menjalani proses penuaan, dalam arti
menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin
rentannya tubuh terhadap serangan berbagai penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan seiring meningkatnya
usia, sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel,
jaringan serta sistem organ.
b. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi menjelaskan bahwa penduduk lansia
dipandang sebagai beban daripada potensi sumber daya bagi
pembangunan. Warga tua dianggap sebagai warga yang tidak
produktif dan hidupnya perlu ditopang oleh generasi yang lebih
muda. Bagi penduduk lansia yang masih memasuki lapangan
pekerjaan, produktivitasnya sudah menurun dan pendapatannya
lebih rendah dibandingkan pekerja usia produktif. Akan tetapi,
tidak semua penduduk yang termasuk dalam kelompok umur
lansia ini tidak memiliki kualitas dan produktivitas rendah.
c. Aspek Sosial
24
Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni (Jakarta: Rineka Cipta,
2007), h. 275.
31
Dari sudut pandang sosial, penduduk lansia merupakan
kelompok sosial tersendiri. Di negara Barat, penduduk lansia
menduduki strata sosial dibawah kaum muda. Di masyarakat
tradisional di Asia seperti Indonesia, penduduk lansia menduduki
kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh masyarakat
yang usianya lebih muda.
d. Aspek Umur
Dari ketiga aspek di atas, pendekatan umur atau usia adalah
yang paling memungkinkan untuk mendefinisikan penduduk usia
lanjut.
2. Pengelompokkan Usia Lanjut
Berdasarkan pendapat beberapa ahli dalam program kesehatan usia
lanjut, Departemen Kesehatan membuat pengelompokan seperti
dibawah ini:
a. Kelompok Pertengahan Umur
Kelompok usia dalam masa virilitas, yaitu masa persiapan usia
lanjut yang menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan
jiwa (45-54 tahun).
b. Kelompok Usia Lanjut Dini
Kelompok dalam masa prasenium, yaitu kelompok yang mulai
memasuki usia lanjut (55-64 tahun).
c. Kelompok Usia Lanjut
Kelompok dalam masa senium (65 tahun ke atas).
d. Kelompok Usia Lanjut dengan Risiko Tinggi
32
Kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau kelompok usia
lanjut yang hidup sendiri, terpencil, menderita penyakit berat
atau cacat.25
Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lanjut
usia meliputi:
a) Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia 45-59
tahun.
b) Usia lanjut (elderly) adalah kelompok usia antara 60-70
tahun.
c) Usia lanjut tua (old) adalah kelompok usia antara 75-90
tahun.
d) Usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia di atas 90
tahun. 26
3. Kebutuhan Usia Lanjut
Usia Lanjut memiliki kebutuhan sebagaimana manusia pada
umumnya yaitu kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Dalam pemenuhan kebutuhannya, lanjut usia menggunakan
kemampuan diri sendiri atau dengan bantuan dan dukungan keluarga
atau limgkungan lainnya. Dikutip dari Ayu Diah bahwa kebutuhan
dasar manusia seperti yang dikemukakan oleh Maslow terdiri dari
kebutuhan yang bersifat fisik, kebutuhan sosial, keamanan,
25
Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, (Jakarta: Rineka Cipta,
2007), h. 281 26
Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, (Jakarta: Rineka Cipta,
2007), h. 281.
33
penghargaan dan aktualisasi diri. Dan kebutuhan lanjut usia di
antaranya adalah:
a. Kebutuhan biologis, merupakan kebutuhan yang mutlak diperlukan
oleh manusia untuk dapat memperkuat daya tahan fisik seseorang
sehingga dapat mempertahankan hidupnya. Kebutuhan ini
mencakup: kebutuhan pelayanan kesehatan, makanan yang bergizi,
seksual atau intimasi, pakaian dan tempat tinggal.
b. Kebutuhan psikologis, merupakan kebutuhan yang berkaitan
dengan hal-hal yang bersifat psikis (emosi, perasaan) antara lain
berupa : kasih sayang, menyayangi, mendapat tanggapan dari
orang lain, perasaan tentram, merasa berguna dan memiliki jati diri
serta status yang jelas.
c. Kebutuhan sosial, merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan
relasi dan interaksi dengan sesama manusia antara lain berupa :
berinteraksi dengan keluarga lansia, melakukan aktivitas dengan
teman sebaya, melakukan aktivitas dengan masyarakat di
lingkungannya, menjadi anggota suatu organisasi, melakukan
aktivitas di bidang ekonomi, melakukan aktivitas di bidang
pendidikan, kebutuhan rekreasi dan kebutuhan informasi.
d. Kebutuhan spiritual, merupakan kebutuahn multidimensi yaitu
mencakup dimensi eksistensial dan dimensi agama. Dimensi
eksistensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan, sedangkan
dimensi agama lebih berfokus pada hubungan seseorang dengan
Tuhan Yang Maha Kuasa.
34
Spiritual sebagai konsep juga mengandung dua dimensi
yaitu dimensi vertikal sebagai bentuk hubungan manusia dengan
Tuhan Yang Maha Kuasa yang menuntun kehidupan seseorang,
sedangkan dimensi horizontal adalah hubungan dengan diri sendiri,
hubungan dengan orang lain dan hubungan dengan lingkungan.
Kebutuhan ini antara lain berupa: melaksanakan ibadah,
memperdalam keimanan, melaksanakan kegiatan kerohanian,
menerima keadaan dirinya, menerima hakikat hidup dan puas akan
kehidupannya dan optimis terhadap masa depan.
4. Kewajiban dan Hak Usia Lanjut
Usia Lanjut merupakan warga negara yang memiliki hak yang
sama dengan warga negara lainnya. Disebutkan dalam undang-undang
nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia bahwa lanjut
usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.27
Dan juga disebutkan dalam undang-undang tersebut sebagai
penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial yang meliputi:28
a. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual
b. Pelayanan kesehatan
c. Pelayanan kesempatan kerja
27
Undang-undang Online, “Undang-undang Kesejahteraan Lansia nomor 13 tahun
1998,” artikel diakses pada 21 Januari 2017 pukul 19.32 dari
file:///C:/Users/Acer/Downloads/Undang-undang-tahun-1998-13-98%20(3).pdf 28
Undang-undang Online, “Undang-undang Kesejahteraan Lansia nomor 13 tahun 1998,”
artikel diakses pada 21 Januari 2017 pukul 19.32 dari file:///C:/Users/Acer/Downloads/Undang-
undang-tahun-1998-13-98%20(3).pdf
35
d. Pelayanan pendidikan dan pelatihan
e. Kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana
umum
f. Kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum
g. Perlindungan sosial
h. Bantuan sosial
Selain hak usia lanjut juga memiliki kewajiban yang telah
disebutkan dalam undang-undang nomor 13 tahun 1998 dimana lanjut
usia mempunyai kewajiban yang sama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sesuai dengan peran dan
fungsinya, lanjut usia berkewajiban untuk:
a) Membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, terutama di
lingkungan keluarganya dalam rangka menjaga martabat dan
meningkatkan kesejahteraannya.
b) Mengamalkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan,
keahlian, keterampilan, kemampuan dan pengalaman yang
dimilikinya kepada generasi penerus, serta memberikan
keteladanan dalam segala aspek kehidupan kepada generasi
penerus.
36
BAB III
GAMBARAN UMUM MIHRAB QOLBI TRAVEL JAKARTA SELATAN
A. Latar Belakang Pendirian Mihrab Qolbi Travel
Mihrab Qolbi Travel didirikan pada tahun 1432 M / tahun 2011 di
Jakarta. Saat itu Mihrab Qolbi berada di bawah pimpinan seorang
pengusaha Muslim yang bernama H. Kosasih Wikanta. Pada awal
mulanya MQ Travel lebih dikenal dengan Manajemen Qolbu yang berada
di bawah pimpinan seorang Ustadz yang terkenal. Namun seiring
berjalannya waktu MQ Travel mencoba untuk melanjutkan bisnisnya
dengan warna bendera yang berbeda, tetapi tetap menjaga kualitas
pelayanannya.
Mihrab Qolbi Travel ingin berkontribusi sebagai penyelenggara
travel haji dan umrah. Bukan saja hanya ingin sebagai media travel, tetapi
sangat ingin menjadi jembatan penghubung bagi tamu-tamu Allah menuju
Baitullah untuk melaksanakan umrah dan haji. Mihrab Qolbi Travel lebih
mengedepankan perihal ilmu manasiknya, penghayatan pelaksanaan
ibadahnya, setelah itu mempertimbangkan sisi bisnisnya. Karena
Indonesia paling banyak mengirimkan jamaah umran dan haji setiap
tahunnya, maka Mihrab Qolbi Travel terpanggil untuk dapat membantu
tamu-tamu Allah yang ingin menunaikan ibadah umrah maupun haji.
Mihrab Qolbi Travel sangat berharap anak negeri yang sudah
menginjakkan kakinya di Tanah Suci, maka akan kembali menjadi insan
atau hamba Allah yang bisa mengubah dirinya ke jalan yang jauh lebih
baik. Seperti misalnya, bagi seorang laki-laki yang akan menjadi suami,
37
ayah, karyawan dan sebagainya akan menjalani pola hidupnya berdasarkan
cara Allah. Seorang perempuan yang akan menjadi istri, ibu, anggota
masyarakat dan lain sebagainya, maka dia akan berpola dalam hidupnya
sebagaimana ridho Allah. Maksudnya ialah ketika seseorang baik laki-laki
ataupun perempuan yang sudah menginjakkan kakinya di Tanah Suci,
maka diharapkan dapat menjalankan hidupnnya jauh lebih baik lagi.
Karena orang yang berangkat ke Tanah Suci itu adalah karena diundang
oleh Allah, akan digugurkan segala dosa-dosanya, bersujud di pusat kiblat,
bertemunya dengan ruhnya Rasulullah di Masjid Nabawi. Maka paling
tidak dalam perjalanan ibadah tersebut kita harus meniatkan diri karena
Allah SWT.
Dari kontribusi tersebutlah Mihrab Qolbi Travel membuat tema
“Perjalana Suci Menuju Perubahan Hati”. Dengan kekuatan latar belakang
menyelenggarakan travel inilah membuat unsur-unsur perubahan hati ini
dibuat. Walaupun pada dasarnya perubahan hati sendiri merupakan usaha
maksimal dari jamaah itu sendiri dan hak Allah dalam memberikan
hidayah-Nya. Mihrab Qolbi sebagai travel hanya menyiapkan sarana.
Misalnya pada saat di Indonesia sebelum keberangkatan ke Tanah
Suci. Salah satu sarana yang disediakan oleh Mihrab Qolbi adalah
menyediakan manasik haji. Dimana, di dalam manasik haji itu akan ada
banyak materi-materi yang disampaikan sebagai bekal di Tanah Suci.
Dengan harapan bahwa jamaah haji Indonesia dapat menjadi jamaah haji
yang mandiri dalam melakukan ibadah dan menjadi haji yang
38
mabrur/mabruroh.29
Dengan latar belakang kekuatan tersebut, maka
Mihrab Qolbi Travel dibentuk untuk membantu tamu-tamu Allah yang
ingin melaksanakan perjalanan ibadah haji maupun umrah ke Tanah Suci
Mekkah Al-Mukarramah. Dan itulah yang menjadi latar belakang
berdirinya Mihrab Qolbi Travel.
B. Visi dan Misi
Setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Adapun visi dan misi pada Mihrab Qolbi
Travel ialah:
Visi:
Menjadikan Umroh dan Haji sebagai media perbaikan diri pada Allah
Azza wa Jalla, menuju pribadi taat dan bermanfaat.
Misi:
- Mengantarkan perubahan untuk perbaikan qolbu jamaah
- Menyelenggarakan manasik berkarakter ilmu dan
penghayatan sebagai dasar menuju perubahan
- Melakukan pendampingan ibadah dengan ilmu dan amal
dalam kebersamaan.
Berdasarkan visi yang dimiliki oleh Mihrab Qolbi Travel yaitu
menjadikan umrah dan haji sebagai media perbaikan diri pada Allah
menuju pribadi taat dan bermanfaat, membuat Mihrab Qolbi selalu
berusaha untuk memberikan ilmu serta penghayatan kepada jamaahnya
29
Ningrum Maurice, Direktur Utama, Latar Belakang Pendirian Mihrab Qolbi Travel,
Wawancara di Jakarta, pada tanggal 24 Febuari 2017.
39
agar dapat menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya. Untuk
mencapai visi tersebut tentu diperlukan misi atau langkah-langkah yang
harus dilakukan pada pelayanan di Mihrab Qolbi Travel agar tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai.
C. Struktur Mihrab Qolbi Travel
Setiap lembaga, baik lembaga formal maupun lembaga non formal
selalu mempunyai susunan kepengurusan. Adanya susunan kepengurusan
tersebut memang mempunyai tujuan yaitu agar setiap anggota yang ikut
bergabung dan mempunyai jabatn di susunan kepengurusan memahami
tentang tanggung jawab atas tugasnya masing-masing. Berikut ini adalah
susunan kepengurusan Mihrab Qolbi Travel:
1. Komisaris : H. Syafrullah Hasan Ismail
2. Direktur Utama : Hj. Ningrum Maurice
3. Sekretaris : Yana Soetardjo
4. General Manager dan Manajer Keuangan : H. Gun Gun
Wiguna
5. Manajer Operasional Haji, Umrah dan Divisi Visa : H. Maman
Abdurrahman
6. Manajer Pemasaran: Tedi Muhammad Setiadi
Untuk lebih jelasnya lihat pada gambar 3.1 di bawah ini.
40
Struktur Kepengurusan Mihrab Qolbi Travel
Gambar 3.1: Struktur Kepengurusan Mihrab Qolbi Travel
D. Program-program Mihrab Qolbi Travel
Mihrab Qolbi Travel memiliki program yang sudah terlaksana dan yang
belum terlaksana. Adapun perogram yang sudah terlaksana adalah sebagai
berikut:
1. Majelis Taklim (Bimbingan Pasca Haji)
Majelis Taklim atau bimbingan pasca haji ini dibuat untuk menjalin
tali silaturahmi antar jamaah dan Mihrab Qolbi Travel agar terus
H. Syafrullah Hasan Ismail
(Komisaris)
Tedi M.S
( Manajer Pemasaran)
H. Gun Gun Wiguna
(General Manager &
Manajer Keuangan)
Hj. Ningrum Maurice
( Direktur Utama)
H. Maman Abdurrahman
(Manajer Operasional Haji,
Umrah & Divisi Visa)
Yana Soetardjo
( Sekretaris)
41
berjalan dengan baik. Terdapat lima majelis taklim atau yang biasa
disebut dengan pengajian yaitu:
a. Pengajian Bulanan
b. Pengajian Muslimah Risalatunissa
c. Pengajian Reboan Mihrab Qolbi
d. Pengajin Bulanan
e. Pengajian Reuni Alumni Haji atau Umrah
2. Tikecting dan Provider Visa
Tiketing dan provider visa hanya berlangsung kurang lebih selama 3
tahun tahun 2013 sampai tahun 2015.
3. Program haji dengan ilmu dan penghayatan
Haji Khusus Reguler:
Pelaksanaan ibadah haji dengan visa haji reguler (menunggu
kuota haji sesuai ketersediaan Kementerian Agama RI)
Haji Khusus Furodah
Pelaksanaan ibadah haji dengan visa haji furodah
(melaksanakan haji pada tahun berjalan dengan visa pribadi
sesuai ketersediaan undangan pemerintah Saudi melalui
Muassasah)
Program yang belum terlaksana yaitu:
a. Tabungan Umrah
Tabungan Umrah ini dirancang untuk membantu calon jamaah
yang ingin melaksanakan ibadah umrah dan dapat memudahkan
42
para calon jamaah dalam hal pembayaran ibadah umrah. Tabungan
umrah ini bekerja sama dengan BSM.
b. Membuat Aplikasi Pendaftaran secara Online
Seiring berjalannya waktu, perubahan pola hidup manusia pun
dirasa semakin modern. Karena perubahan zaman tersebut, maka
Mihrab Qolbi Travel pun ingin membuat program yang
kebanyakan para pengusaha travel sudah mempunyai aplikasi
tersebut, yaitu aplikasi pendaftaran secara online. Aplikasi ini
dibuat dengan tujuan untuk memudahkan calon jamaah yang ingin
mendaftar, tetapi tidak ada waktu luang untuk datang ke Mihrab
Qolbi Travel.
E. Harapan dan Spirit dari Mihrab Qolbi Travel
Mihrab Qolbi Travel memiliki harapan dan spirit yang dibuat untuk
lebih mengedepankan semagat baik bagi Mihrab Qolbi sendiri maupun
bagi jamaah. Adapun harapan dan spirit dari Mihrab Qolbi Travel sebagai
berikut:
1. Berakhlak ahsan (baik)
2. Keluarga menjadi harmoni
3. Karier menjadi sukses barokah
4. Dermawan (sebagai pelita perubahan masalah sosial Islam)
Selain itu, Mihrab Qolbi Travel juga memiliki kelebihan yang lain
yaitu:
a. More Loving to Each Other (lebih saling mencintai satu sama lain)
b. More Caring to Customer (lebih perhatian ke kostumer)
43
c. More Profit in Zakat (lebih mengedepankan zakat)
d. More Benefit to Dhuafa (lebih banyak memberi manfaat ke kaum
dhuafa)
e. More Success in Business (lebih sukses dalam usahanya)
f. And More Tawadhu in Life (dan lebih tawadhu dalam hidup)
F. Pelayanan Unggulan Mihrab Qolbi Travel
Pelayanan unggulan yang dimiliki oleh Mihrab Qolbi Travel yaitu:
1. Pendampingan: 1 bus 1 pendamping dari tanah air dan selama di tanah
suci.
2. Manasik haji dan umrah
3. Keberangkatan di Lounge
4. Program di Tanah Suci:
- Evaluasi ibadah haji maupun umrah
Evaluasi ini dilakukan ketika kegiatan dalam sehari selesai
dilakukan melalui tanya jawab secara langsung kepada
jamaah.
- Tausiyah setiap hari
Tausiyah diadakan setelah selesai sholat ashar. Tausiyah ini
dilakukan bertujuan untuk mempererat silaturahim antara
jamaah dengan pembimbing. Metode yang dilakukan juga
menggunakan metode tanya jawab agar para jamaah dapat
menanyakan secara langsung kepada pembimbing mengenai
masalah-masalah yang dihadapi selama di Tanah Suci.
44
G. Aspek Legal dan Perizinan Mihrab Qolbi Travel
Sebagai lembaga penyelenggara ibadah Haji dan Umroh yang taat
dan patuh kepada peraturan pemerintah, Mihab Qolbi Travel senantiasa
melengkapi aspek legalitas dan perizinan untuk keberlangsungan
kegiatannya.
Aspek legal dan perizinan Mihrab Qolbi Travel terdiri dari dua
belas perizinan yaitu sebagai berikut:
1. Akta Pendirian PT. Manajemen Qolbu Travel
2. Akta Perubahan Nama Perusahaan PT Manajemen Qolbu
Travel menjadi PT. Manajemen Mihrab Qolbi Travel
3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) an. PT. Manajemen Mihrab
Qolbi
4. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) an. PT. Manajemen
Mihrab Qolbi
5. Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) an. PT.
Manajemen Mihrab Qolbi
6. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) an. PT. Manajemen
Mihrab Qolbi
7. Surat Izin Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) an.
PT. Manajemen Mihrab Qolbi
8. Surat Izin Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) an. PT.
Manajemen Mihrab Qolbi
9. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
10. Sertifikat Keanggotaan HIMPUH
45
11. Sertifikat Keanggotaan ASITA
12. Sertifikat Keanggotaan IATA
*(Untuk nomor perizinan, Gambar Terlampir, lihat lampiran)
H. Program Usia Lanjut di Mihrab Qolbi Travel
Untuk program usia lanjut di Mihrab Qolbi Travel yaitu sebagai berikut:
1. Untuk soal haji, Mihrab Qolbi Travel berpedoman kepada peraturan
pemerintah
Yang terdapat dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 15 Tahun
2012 tentang penyelenggaraan ibadah haji khusus dan PMA No. 14
Tahun 2012 tentang penyelenggaraan ibadah haji reguler.
2. Untuk usia lanjut yang memang memerlukan perhatian khusus, Mihrab
Qolbi selalu berusaha agar dapat mengetahui secara detail keperluan-
keperluan jamaah haji usia lanjut. Mulai dari kesehatannya, keperluan
sehari-hari serta pendampingannya.
3. Pendamping bagi jamaah haji yang berusia lanjut memang sangat
diperlukan. Namun, ketika jamaah haji kesulitan dalam soal biaya
untuk mencari pendamping, maka Mihrab Qolbi Travel akan
memberikan solusi terbaik dalam memberikan pendamping. Jadi,
itulah beberapa program usia lanjut di Mihrab Qolbi Travel.
Adapun dibawah ini adalah profil jamaah haji Mihrab Qolbi Travel
tahun 2014-2016.
46
Profil Jamaah Haji Mihrab Qolbi Travel Tahun 1435 H / 2014 M
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki 18
Perempuan 19
Total 37
Tabel 3.2: Data Jamaah Haji MQ Travel Tahun 2014
Profil Jamaah Haji Mihrab Qolbi Travel Tahun 1436 H / 2015 M
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki 24
Perempuan 28
Total 52
Tabel 3.3: Data Jamaah Haji MQ Travel Tahun 2015
Profil Jamaah Haji Mihrab Qolbi Travel Tahun 1437 H / 2016 M
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki 30
Perempuan 29
Total 59
Tabel 3.4: Data Jamaah Haji MQ Travel Tahun 2016
I. Lokasi, Nomor Telpon dan Email Mihrab Qolbi Travel
Alamat kantor Mihrab Qolbi Travel yang berada di Jakarta terletak
di Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Tebet, Jakarta Selatan – Indonesia 12810.
Nomor telepon dan nomor fax kantor Mihrab Qolbi di Jakarta yaitu: Telp.
+62 21 83795216, Fax. +62 21 8302434. E-mail: [email protected].
Alamat Mihrab Qolbi yang berada di Bandung terletak di Jl.
Gegerkalong Hilir No. 143, Sukasari, Bandung – Indonesia 40135, Telp.
+62 22 2012004, Fax. +62 22 2005495, E-mail:
47
BAB IV
PEMBAHASAN
STRATEGI PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI USIA LANJUT
PADA MIHRAB QOLBI TRAVEL DI JAKARTA SELATAN
Strategi pelayanan calon jamaah haji usia lanjut pada Mihrab Qolbi Travel
di Jakarta Selatan akan tercapai dengan baik dan sesuai dengan harapan travel jika
terdapat strategi yang tepat. Dalam melayani jamaah haji khususnya jamaah haji
usia lanjut, tentunya harus memiliki strategi-strategi yang dapat membantu calon
jamaah haji usia lanjut dalam melaksanakan ibadah haji. Seperti yang sudah
diketahui sebelumnya, bahwa strategi adalah pilihan-pilihan tentang bagaimana
cara terbaik untuk mencapai misi organisasi.
Misi untuk Ibadah Haji yang dibuat oleh Mihrab Qolbi Travel adalah
menjalankan ibadah rukun Islam ke-5 sebagai wujud ketaatan kepada Allah Azza
wa Jalla, dengan memperbaiki:
1. Kebiasaan ibadah „hati‟, dan membangun karakter Mabrur Haji.
2. Harmoni keluarga dengan mengenali diri, pasangan, keturunan, orang
tua, pekerjaan dan kepemilikan.
Misi Mihrab Qolbi Travel adalah mengantarkan perubahan untuk
perbaikan qolbu jamaah dan berkontribusi dalam pembekalan manasik sebagai
layanan tulus. Strategi yang akan diberikan tentunya sangat bertujuan untuk
dapat memperbaiki qolbu (hati) calon jamaah haji sebelum melakukan
48
perjalanan ke Tanah Suci dan memberikan pelayanan yang tulus demi
tercapainya misi yang diharapkan oleh travel. Sesuai dengan misi yang
terdapat pada Mihrab Qolbi Travel, maka strategi yang diberikan untuk calon
jamaah haji usia lanjut adalah sebagai berikut:
A. Strategi Mihrab Qolbi Travel dalam Memberikan Pelayanan kepada
Calon Jamaah Haji Usia Lanjut
1. Dalam soal manasik haji, calon jamaah haji dikarantina selama 3
hari
Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke lima, di mana setiap
umat Muslim di muka bumi ini pasti memiliki keinginan untuk dapat
melaksanakan ibadah haji, mengunjungi rumah Allah (Baitullah).
Tetapi tidak semua umat Muslim yang ingin pergi ke Tanah Suci
Mekkah sudah memiliki pengalaman ataupun pengetahuan mengenai
tata cara melaksanakan ibadah haji yang baik dan benar. Untuk itu,
sebelum melakukan perjalanan ibadah haji ke Baitullah, maka
diperlukan bimbingan yang biasa disebut dengan istilah manasik haji.
Manasik haji yang dilakukan oleh Mihrab Qolbi Travel diterapkan
dengan mengkarantina calon jamaah haji selama 3 hari.
Manasik ini pula dilakukan di tempat yang terdapat sarana dan
prasarana untuk manasik haji. Selama 3 hari, calon jamaah haji
dikondisikan oleh Mihrab Qolbi Travel untuk melakukan aktivitas
yang sudah dijadwalkan oleh pihak travel. Di dalam pelaksanaan
manasik haji yang diselenggarakan oleh Mihrab Qolbi Travel ada 10
49
materi yang akan diberikan selama 3 hari tersebut. Adapun materinya
yaitu:
a. Materi tentang Perjalanan Haji
b. Materi tentang Fiqh Ibadah I
c. Materi tentang Fiqh Ibadah II (Fiqh Wanita)
d. Materi tentang Manasik Umroh
e. Materi tentang Manasik Haji
f. Praktek Manasik Umroh
g. Praktek Manasik Haji
h. Materi tentang Dialog Umrah dan Haji
i. Materi tentang Mengelola Sehat untuk Taat
j. Materi tentang Mabrur Selamanya.
Selama pemberian materi berlangsung, Mihrab Qolbi Travel akan
berusaha memberikan strategi yang mudah dipahami bagi calon
jamaah haji, baik bagi yang sudah memiliki pengalaman ataupun yang
belum memiliki pengalaman, terutama bagi calon jamaah haji usia
lanjut.
2. Mengenal karakter jamaah haji (kebiasaan)
Karakteristik jamaah haji usia lanjut dalam Bahasa Inggrisnya
disebut demainding (sangat menuntut), ingin selalu diperhatikan
seperti anak kecil dan itu adalah karakteristik yang sangat khusus yang
terjadi pada usia lanjut. Selama melaksanakan kegiatan ibadah haji,
jamaah haji yang berusia lanjut ingin selalu diperhatikan dalam segala
50
hal, misalnya selalu mengingatkan jamaah ketika masuk waktu sholat,
puasa senin-kamis dan lain sebagainya.
Mihrab Qolbi Travel juga selalu menerapkan hal-hal tersebut
kepada jamaah haji usia lanjut. Mengenal karakter seseorang sangat
penting untuk mengetahui bagaimana sikap yang harus kita lakukan
ketika menghadapi orang tersebut. Dalam hal ini, seorang karyawan
travel ataupun pembimbing jamaah harus mengetahui terlebih dahulu
bagaimana karakter dari jamaah haji usia lanjut sebelum memberikan
pelayanan. Setelah mengetahui karakternya, maka bisa dengan mudah
menghadapi jamaah usia lanjut dan dapat memberikan pelayanan yang
terbaik, sehingga jamaah haji merasa puas.
Strategi yang dilakukan selanjutnya adalah mengenal karakter
jamaah haji. Setelah dilakukan manasik haji selama 3 hari, maka pihak
travel dapat mengenal karakter ataupun kebiasaan dari calon jamaah
haji tersebut. Mihrab Qolbi Travel harus mengenal karakter calon
jamaah hajinya, terutama bagi calon jamaah haji yang berusia lanjut.
Misalnya, kebiasaan apa yang dimiliki oleh calon jamaah haji. Karena
untuk memperlakukan orang yang berusia lanjut tidak sama dengan
kita memperlakukan orang yang masih muda.
Orang yang masih muda mayoritas mudah beradaptasi dengan
tempat tinggal dan suasana yang baru (Kota Mekkah dan Madinah)
seperti di hotel. Untuk yang berusia lanjut, cenderung lambat untuk
beradaptasi, karena pada umumnya calon jamaah haji usia lanjut mau
diperlakukan sama seperti dimana dia tinggal (Indonesia). Sudah jelas
51
berbeda mengenai kondisi antara Kota Mekkah-Madinah dengan
kondisi Indonesia, tidak semua calon jamaah haji dapat dengan mudah
beradaptasi dengan keadaan dan kondisi di sana terutama bagi jamaah
haji yang berusia lanjut.
Seperti halnya dari soal makanan bagi yang memiliki penyakit
tertentu misalnya diabetes, maka pihak travel dapat memberikan
informasi kepada pihak hotel maupun pihak penerbangan agar
membedakan makanannya, tidak disama ratakan dengan jamaah haji
yang lain. Oleh karena itu, diperlukan pelayanan yang khusus untuk
jamaah haji usia lanjut agar dapat dengan nyaman melakukan ibadah
haji di sana.
3. Memberikan pendamping kepada calon jamaah haji usia lanjut
Dalam menjalan kegiatan-kegiatan ibadah haji di Kota Mekkah dan
Madinah bagi jamaah haji yang berusia lanjut tentu membutuhkan
pendamping. Mihrab Qolbi Travel menyediakan pendamping bagi
jamaah yang usia lanjut. Tetapi, jika ada keluarga yang berangkat haji
di tahun yang sama maka boleh untuk dijadikan pendamping jamaah
haji yang usia lanjut. Bagi jamaah haji yang memiliki riwayat sakit
yang dapat dikatakan cukup berisiko, Mihrab Qolbi Travel
menyarankan pihak keluarga yang harus menjadi pendamping jamaah
tersebut. Pemerintah juga memberikan peraturan bagi calon jamaah
haji usia lanjut dan berisiko tinggi maka sangat diperlukan
pendamping.
52
Selain diberikan prioritas keberangkatan, calon jamaah haji usia
lanjut pun dapat berangkat ke Tanah Suci bersama seorang
pendamping. Untuk masalah pendamping ini, Kementerian Agama pun
memberlakukan syarat khusus, yaitu:
a. Syarat pertama, calon jemaah haji yang berusia lanjut
diwajibkan membuat surat permohonan pendamping yang
ditujukan kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota,
lalu melakukan verifikasi berkas, untuk selanjutnya dibuatkan
surat usulan Kanwil untuk dilanjutkan ke Dirjen Pelaksanaan
Haji dan Umroh.
b. Syarat kedua, calon pendamping harus memiliki hubungan
keluarga langsung, contohnya suami, istri, anak kandung, atau
adik kandung. Syarat tersebut harus dibuktikan dengan
menyertakan kartu keluarga, akta nikah, serta akta kelahiran.
c. Syarat terakhir yang harus dipenuhi calon pendamping adalah
mendaftar di provinsi yang sama dengan jamaah haji usia lanjut
yang didampinginya.30
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004
tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut
Usia.31
Dalam Pasal 3 ayat (1) disebutkan upaya peningkatan
kesejahteraan sosial bagi usia lanjut itu meliputi:
a) Pelayanan keagamaan
b) Pelayaan kesehatan
30
https://umroh.travel/cara-mempercepat-keberangkatan-haji-bagi-lansia/, di akses pada
14 Maret 2017, pukul 19. 56. 31
www.hukumonline.com
53
c) Pelayanan kesempatan kerja
d) Pelayanan pendidikan dan pelatihan
e) Pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam
penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana
f) Pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum
g) Bantuan sosial
Dengan melihat peraturan pemerintah tersebut, pada point (a)
pelayanan keagamaan, dalam hal memberikan pendamping bagi
calon jamaah haji usia lanjut agar dapat melaksanakan ibadah haji
dengan baik juga merupakan salah satu pelayanan yang sangat
dibutuhkan bagi jamaah haji yang berusia lanjut. Selain itu, ada
juga dalam pasal 7 juga disebutkan,
Pelayanan keagamaan dan mental spiritual bagi usia lanjut
meliputi:
- Bimbingan beragama;
- Pembangunan sarana ibadah dengan penyediaan aksesibilitas
bagi usia lanjut.
Dalam hal ibadah haji, diperlukan bimbingan beragama kepada
calon jamaah haji yang berusia lanjut. Bimbingan agama tersebut
dapat dilakukan seperti dalam manasik haji maupun melalui
majelis-majelis yang diadakan sebelum keberangkatannya ke
Tanah Suci. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman
mengenai ibadah haji, mulai dari pengertian ibadah haji, tata cara
54
melakukan ibadah haji sampai kepada maksud dan tujuan dari
ibadah haji tersebut.
Pembangunan sarana ibadah sangat diperlukan bukan saja
untuk orang yang sudah berusia lanjut, tetapi untuk semua
kalangan baik dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Untuk
yang berusia lanjut, pembangunan sarana ibadah dilengkapi dengan
fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan kemudahan usia lanjut
dalam melakukan ibadahnya. Seperti halnya ketika mereka
melakukan ibadah haji di Tanah Suci, fasilitas untuk jamaah haji
yang usia lanjut sudah disediakan oleh Pemerintah Arab Saudi
untuk memudahkan dalam melakukan rangkaian ibadah haji.
4. Memenuhi permintaan jamaah
Strategi yang diberikan Mihrab Qolbi Travel kepada calon jamaah
haji salah satunya adalah dengan memenuhi permintaan jamaah.
Khususnya bagi jamaah haji usia lanjut, jika membutuhkan kursi roda
untuk keperluan sehari-hari selama ibadah haji maka pihak travel
berusaha akan memenuhi permintaan jamaah.
Dalam memenuhi permintaan jamaah, maka sebelumnya perlu
dilakukan perumusan strategi. Dimana terdapat langkah-langkah dalam
melakukan perumusan strategi yaitu:
a. Melakukan analisis lingkungan internal
Analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan dari perusahaan tersebut. Dalam
konteks haji umrah yang diselenggarakan melalui sebuah
55
perusahaan yang disebut travel, tentu perlu diketahui juga apa
saja kekuatan dan kelemahan dari travel tersebut. Seperti yang
sudah kita ketahui bahwa kekuatan merupakan kondisi internal
positif di dalam sebuah perusahaan untuk mengatasi
kelemahan. Sedangkan kelemahan itu sendiri adalah kondisi
internal negatif yang dapat menghambat sebuah perusahaan
dalam mencapai tujuannya.
Mihrab Qolbi Travel melakukan analisis lingkungan
internal dengan cara mencari tahu apa yang menjadi masalah
utama bagi calon jamaah yang telah mendaftar. Mengetahui
secara spesifik, seperti misalnya ada calon jamaah
membutuhkan kursi roda dari keberangkatan di Jakarta sampai
di Tanah Suci, maka pihak travel dapat memberikan solusinya.
Setelah mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki,
maka Mihrab Qolbi Travel dapat memenuhi permintaan jamaah
sesuai dengan kekuatan yang dimiliki dalam travel tersebut.
Sedangkan untuk kelemahannya, Mihrab Qolbi akan selalu
memperbaiki agar dapat memberikan pelayanan yang lebih
baik lagi kepada calon jamaah haji serta dapat memberikan
kepuasan sehingga menimbulkan loyalitas kepada calon jamaah
haji yang lainnya.
b. Melakukan analisis lingkungan eksternal
Setelah mengetahui kekuatan dan kelemahan dari
perusahaan atau travel tersebut, maka langkah selanjutnya
56
adalah melakukan analisis lingkungan eksternal. Dimana
analisis lingkungan eksternal ini bertujuan untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman yang ada di luar
perusahaan. Dalam dunia travel yang sedang marak seperti
sekarang ini, sangat penting untuk melakukan analisis
lingkungan eksternal. Begitu banyaknya perusahaan travel yang
mengurusi haji dan umrah, sudah seharusnya kita mengetahui
apa yang akan menjadi peluang bahkan ancaman bagi travel
yang dijalani.
Dalam menganalisis lingkungan eksternal, Mihrab Qolbi
Travel berkoordinasi dengan pihak Arab Saudi, pihak Airlines.
Dalam hal misalnya ketika pesawat yang digunakan
mengharuskan untuk transit, maka pihak travel berkoordinasi
untuk mempersiapkan berbagai keperluan di Bandara transit.
Selain itu, misalnya ada permintaan dari calon jamaah untuk
diberikan kamar VIP, pihak travel pun sudah membuat SOP
(Standar Operasional Prosedur) untuk jamaah anak-anak, usia
lanjut, dan dewasa. Hal ini tentu menjadi salah satu bagian dari
memenuhi permintaan jamaah.
Mihrab Qolbi Travel merupakan salah satu dari ratusan
travel yang berdiri di daerah DKI Jakarta, tepatnya di Jakarta
Selatan. Tentu akan banyak ancaman yang dihadapi, karena
banyak sekali travel-travel yang ada di Jakarta Selatan selain
Mihrab Qolbi. Bukan saja ancaman, tetapi terdapat juga
57
peluang jika pihak travel dapat dengan cermat mengamati
situasi dan kondisi yang sedang dibutuhkan oleh setiap calon
jamaah haji yang akan melaksanakan perjalanan ke Tanah Suci
Mekkah. Ketika pihak travel mampu memenuhi permintaan
calon jamaah, baik ketika masih berada di Tanah Air maupun
ketika telah sampai di Tanah Suci bahkan sampai kembali lagi
ke Tanah Air, maka akan membangun sebuah kepercayaan bagi
jamaah haji kepada travel tersebut. Setiap travel pasti
mempunyai cara tersendiri dalam memberikan pelayanan untuk
memenuhi permintaan jamaah.
c. Mengembangkan visi dan misi yang jelas
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Mihrab Qolbi Travel
memiliki visi dan misi untuk program haji sebagai berikut:
Visi:
Meraih kebanggaan Allah Azza wa Jalla di puncak Arafah.
Misi:
Menjalankan ibadah rukun Islam ke-5 sebagai wujud ketaatan
kepada Allah Azza wa Jalla, dengan memperbaiki:
1) Kebiasaan ibadah „hati‟, dan membangun karakter mabrur
haji.
2) Harmoni keluarga dengan mengenali diri, pasangan,
keturunan, orang tua, pekerjaan dan kepemilikian.32
32
Dokumen Mihrab Qolbi Travel, Company Profile, tahun 2017.
58
Setelah melakukan analisis lingkungan internal dan
eksternal, maka perlu bagi sebuah perusahaan maupun travel
mempunyai visi dan misi yang jelas. Visi adalah tujuan atau
cita-cita yang harus dicapai, sedangkan misi adalah langkah-
langkahnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dapat dilihat dengan jelas bahwa visi dari Mihrab Qolbi meraih
kebanggaan Allah Azza wa Jalla di puncak Arafah.
Dalam pengembangannya, maka visi dan misi tersebut
perlu diimplementasikan. Implementasi yang dilakukan Mihrab
Qolbi yang pertama adalah pada saat di Jakarta, sebelum
berangkat maka dipastikan calon jamaah dapat mengerti dan
memahami mengenai haji ataupun umrah. Hal ini dilakukan
dengan memberikan bimbingan manasik kepada calon jamaah,
dibimbing dengan ustadz ataupun ustadzah yang
berpendidikan. Kedua, sesuai dengan tag line Mihrab Qolbi
yaitu haji dan umrah dengan ilmu dan penghayatan. Hal ini
didapat melalui bimbingan manasik maupun dari majelis-
majelis yang ada di Mihrab Qolbi Travel. Dari sinilah cara
pengembangan visi dan misi yang dilakukan oleh pihak Mihrab
Qolbi Travel.
d. Menyusun sasaran dan tujuan perusahaan
Memenuhi permintaan jamaah dapat dilakukan ketika
perusahaan sudah menyusun sasaran dan tujuan dari
perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan sasaran di sini
59
adalah calon jamaah haji yang telah mendaftarkan diri untuk
pergi ke Tanah Suci dengan menggunakan jasa travel. Seperti
Mihrab Qolbi Travel yang mempunyai tujuan yaitu untuk
menjadikan haji dan umrah sebagai media perubahan dan
perbaikan qolbu seorang hamba.
e. Merumuskan pilihan-pilihan strategik dan memilih strategi tang
tepat
Perumusan strategi dirasa sangat penting bagi sebuah
perusahaan ataupun travel. Karena dengan adanya strategi,
maka perusahaan ataupun travel dapat mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Setelah melakukan perumusan strategi, maka
perlu juga dilakukan pemilihan strategi yang tepat. Dalam
menentukan pilihan-pilihan strategi yang tepat untuk dapat
mencapai misi, sasaran dan tujuan yang telah ditentukan,
Mihrab Qolbi melakukannya dengan cara berdasarkan riset
ataupun survey yang diberikan langsung kepada jamaah dalam
bentuk kuisioner.
Setelah mendapatkan jawaban kuisioner dari para jamaah,
kemudian kuisioner tersebut dijadikan sebagai bahan untuk
membuat strategi baru agar dapat memenuhi permintaan
jamaah. Dalam memberikan pelayanan kepada calon jamaah
haji, Mihrab Qolbi Travel memiliki beberapa strategi yang
dilakukan untuk melayani jamaah. Khususnya bagi jamaah haji
yang berusia lanjut, Mihrab Qolbi Travel akan memberikan
60
pelayanan khusus untuk membantu jamaah yang berusia lanjut
dalam menjalankan ibadahnya.
B. Langkah-langkah yang dilakukan Mihrab Qolbi Travel dalam
Melayani Jamaah Usia Lanjut untuk Melakukan Ibadah Haji
1. Selalu menjalin komunikasi kepada jamaah
Komunikasi memang sangat penting bagi semua orang dalam
menjalankan kehidupan sehari-harinya. Tanpa komunikasi, tidak akan
terjalin hubungan yang baik. Di dalam pelaksanaan haji dan umrah
yang melibatkan sebuah perusahaan ataupun travel untuk membantu
masyarakat dalam menyelenggarakan ibadah haji maupun ibadah
umrah, tentunya harus menjalin komunikasi yang baik antara calon
jamaah haji dengan karyawan travel. Demi mencapai kepuasan kepada
pelanggan, maka pihak travel harus selalu bertanya apa yang
diinginkan atau dibutuhkan oleh jamaah haji. Misalnya dalam hal
pelayanan (service). Pada bab sebelumnya sudah dibahas mengenai
pengertian pelayanan yaitu sebuah tindakan yang diberikan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberikan kepuasan dan
mencapai maksud yang diinginkan.
Untuk memberikan pelayanan yang baik, maka sangat dibutuhkan
adanya komunikasi yang aktif antara jamaah dengan karyawan travel
ataupun dengan pembimbing ibadahnya. Ketika komunikasi kepada
jamaah berjalan dengan baik, maka akan sangat membantu pihak travel
dalam memberikan pelayanan yang baik kepada para jamaahnya
61
tersebut. Pelayanan tersebut diberikan pada saat masih berada di Tanah
Air, saat menjelang keberangkatan ke Tanah Suci dan sampai
kepulangannya kembali ke Tanah Air. Pada saat jamaah haji masih
berada di Tanah Air, pelayanan yang diberikan kepada jamaah ialah
dengan diselenggarakannya manasik haji untuk para calon haji atau
tamu-tamu Allah yang akan berkunjung ke Baitullah.
Di era modern seperti sekarang ini, seiring perkembangan zaman
khususnya pada tekhnologi informasi dan komunikasinya, Mihrab
Qolbi pun mempunyai cara tersendiri untuk menjalin komunikasi
kepada jamaah dengan cara membuat grup di sosial media untuk
mempermudah calon jamaah haji ketika ingin bertanya kepada pihak
travel atau pembimbing haji.
2. Memantau pergerakan jamaah haji
Berkomunikasi dengan baik kepada jamaah haji terutama bagi
jamaah haji yang berusia lanjut bertujuan agar dapat selalu memantau
pergerakan jamaah haji. Sejak melakukan pendaftaran, mengikuti
manasik, ketika keberangkatan menuju Tanah Suci, selama berada di
Tanah Suci sampai pada kepulangannya ke Tanah Air. Hal-hal itu
sangat penting dilakukan karena untuk mengetahui bagaimana
perkembangan jamaah haji. Ketika berada di Tanah Suci selama
melakukan rangkaian kegiatan ibadah haji, perlu dipantau sejak dari
jamaah haji keluar hotel sampai kembali ke hotel. Untuk membimbing
jamaah haji, Mihrab Qolbi Travel menggunakan Ustadz/Ustadzah yang
dapat memperlakukan jamaah haji usia lanjut seperti orang tua sendiri.
62
Dalam mengurusi jamaah haji yang berusia lanjut terdapat nilai
tambah bagi Mihrab Qolbi Travel sendiri yaitu memperlakukan jamaah
haji yang berusia lanjut seperti orang tua sendiri. Adapun perbedaan
yang dimiliki Mihrab Qolbi Travel dalam memilih pembimbing untuk
para jamaah, yaitu menggunakan ustadz/ustadzah yang berumur relatif
muda. Tujuannya adalah untuk lebih mudah dalam membangun
kedekatan ataupun keakraban antara jamaah haji dengan
pembimbingnya. Karena terkadang bagi jamaah haji yang berusia
lanjut merasa tidak enak atau sungkan ketika pembimbingnya lebih tua
dari mereka. Memilih ustadz/ustadzah yang berumur relatif muda
adalah merupakan salah satu langkah-langkah Mihrab Qolbi dalam
melayani jamaah.
3. Merawat jamaah dan membantu secara fisik ketika sholat,
manasik, thawaf
Sholat merupakan ibadah yang sangat penting bagi seluruh umat
Muslim di dunia. Meskipun dalam keadaan sakit, sholat masih menjadi
kewajiban yang harus dikerjakan oleh seorang Muslim dan Muslimat.
Allah pun memberikan keringanan (rukhsoh), bagi hamba-Nya yang
mengalami kesulitan dalam melakukan ibadah sholat. Sholat memang
membutuhkan kekuatan fisik, kekhusyu‟an serta kenyamanan dalam
menjalankannya. Dalam menunaikan ibadah haji, tidak semua jamaah
memiliki ketahanan fisik yang kuat. Terutama bagi jamaah haji yang
sudah berusia lanjut. Pada saat jamaah haji yang berusia lanjut akan
menunaikan ibadah haji, tidak semuanya memiliki pendamping. Ada
63
kalanya hanya seorang diri. Untuk masalah pendamping itu sendiri,
Mihrab Qolbi akan berusaha memintakan pendamping terutama dari
keluarganya.
Walaupun secara aturan jamaah haji usia lanjut sudah terdaftar
lebih dahulu, sedangkan calon pendamping hajinya baru mendaftarkan
diri. Pihak travel dapat mengajukan ke Kementerian Agama untuk
menyamakan jadwal keberangkatan antara calon jamaah haji usia
lanjut dengan calon pendampingnya tersebut. Di Arab Saudi juga
sudah tersedia KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia) yang akan
membantu para jamaah haji sakit ataupun jamaah haji usia lanjut. Tim
KKHI membimbing jamaah haji seperti tayamum, wudhu, sholat dan
lain sebagainya. Memang bukan hal yang mudah ketika tim KKHI
mengurusi jamaah haji yang sakit dan jamaah haji yang berusia lanjut.
Dibutuhkan kesabaran dalam melayani jamaah haji tersebut. Untuk
memberikan pelayanan yang terbaik terdapat ciri-ciri pelayanan yang
baik yaitu:
a. Faktor manusia yang memberikan pelayanan tersebut. Dalam
hal merawat serta membantu secara fisik bagi jamaah haji yang
sakit dan jamaah haji berusia lanjut, sangat diperlukan tim
khusus untuk memberikan pelayanan kepada jamaah dengan
baik. Tim tersebut dalam melayani jamaah harus memiliki
kemampuan melayani secara tepat dan cepat. Di samping itu,
juga harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, sopan
64
santun, ramah dan bertanggung jawab penuh terhadap
jamaahnya.
b. Pelayanan yang baik juga harus diikuti oleh faktor tersedianya
sarana dan prasarana yang mendukung kecepatan, ketepatan
dan keakuratan pekerjaan. Sarana dan prasarana yang dimiliki
harus dilengkapi oleh kemajuan teknologi terkini. Sarana dan
prasarana tersebutlah yang akan membantu mempermudah
proses pelayanan kepada jamaah haji. Jadi dapat dikatakan
kedua faktor tersebut saling menunjang satu sama lainnya.
4. Pelayanan katering
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa usia lanjut sebagai tahap
akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang
akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan
merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Dalam aspek biologi
usia lanjut identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan semakin
rentannya tubuh terhadap serangan berbagai penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Kebutuhan biologis bagi jamaah haji yang
berusia lanjut meliputi kebutuhan pelayanan kesehatan, makanan yang
bergizi, pakaian dan tempat tinggal. Jamaah haji usia lanjut yang
menunaikan ibadah haji di Tanah Suci membutuhkan waktu kurang
lebih 40 hari. Selama menunaikan ibadah haji, soal makanan pun
(katering) menjadi hal yang harus dipikirkan, khususnya pelayanan
makanan untuk usia lanjut.
65
Bagi calon jamaah haji usia lanjut yang rentan memiliki penyakit
beresiko tinggi, akan diberikan pelayanan khusus dari pihak
kateringnya baik saat di hotel ataupun pesawat. Dari sejak awal jamaah
haji mendaftar haji, Mihrab Qolbi Travel akan menanyakan kepada
calon jamaah riwayat penyakit apa yang dimiliki oleh calon jamaah
haji, makanan apa yang boleh dan tidak boleh dimakan. Setelah
mengetahui apa yang menjadi kebutuhan jamaah, maka Mihrab Qolbi
akan bekerja sama dengan pihak hotel dan airlines untuk membedakan
makanannya bagi jamaah haji tersebut.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan hasil penelitian tentang Strategi
Pelayanan Calon Jamaah Haji Usia Lanjut pada Mihrab Qolbi Travel,
maka dapat disimpulkan beberapa hal yang merupakan jawaban dari
rumusan masalah, sebagai berikut:
1. Strategi Mihrab Qolbi Travel dalam memberikan pelayanan kepada
calon jamaah haji usia lanjut. Adapun beberapa strategi yang
diterapkan oleh Mihrab Qolbi Travel yaitu:
Dalam soal manasik haji, calon jamaah haji dikarantina selama 3 hari,
mengenal karakter jamaah haji (kebiasaan), memberikan pendamping
kepada calon jamaah haji usia lanjut, dan memenuhi permintaan
jamaah. Strategi-strategi tersebut dilakukan untuk dapat memberikan
pelayanan terbaik kepada semua calon jamaah haji terutama bagi calon
jamaah haji yang berusia lanjut.
2. Langkah-langkah yang dilakukan Mihrab Qolbi Travel dalam
Melayani Jamaah Usia Lanjut untuk Melakukan Ibadah Haji ialah
sebagai berikut: Selalu menjalin komunikasi kepada jamaah,
memantau pergerakan jamaah haji, merawat jamaah dan membantu
sholat secara fisik ketika sholat, manasik, thawaf serta pelayanan
katering untuk jamaah usia lanjut. Salah satu yang membuat jamaah
haji merasa nyaman dan diperhatikan ketika selalu terjalinnya
komunikasi dengan baik dan lancar antara pihak travel dengan calon
67
jamaah haji. Ketika adanya rasa saling terbuka dan percaya maka akan
menimbulkan loyalitas dari jamaah haji dan dapat memberikan
kepuasan kepada jamaah haji yang menggunakan jasa Mihrab Qolbi
Travel.
B. Saran
Pelayanan merupakan suatu perbuatan seseorang ataupun organisasi untuk
memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Khususnya di zaman
modern seperti sekarang ini, pelayanan menjadi salah satu hal yang sangat
penting terutama bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti
Mihrab Qolbi Travel. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka
penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk Mihrab Qolbi Travel disarankan untuk tetap menerapkan
strategi pelayanan kepada calon jamaah haji usia lanjut seperti yang
selama ini telah dijalankan. Karena bagi jamaah haji yang berusia
lanjut memang sangat dibutuhkan perhatian serta pelayanan yang
khusus dalam menjalankan ibadah haji.
2. Untuk para peniliti khususnya di bidang haji dan umrah disarankan
agar dapat membantu para pengelola travel haji dan umrah. Karena
dengan adanya penelitian, maka masalah-masalah yang dihadapi
seputar urusan haji dan umrah dapat ditemukan solusinya.
3. Untuk mempermudah bagi calon jamaah haji dalam memperoleh
informasi mengenai haji maupun umrah, maka disarankan Mihrab
Qolbi Travel mengiklankan produk-produk haji dan umrah di media
68
cetak seperti koran/majalah mapun di media sosial seperti membuat
pendaftaran secara online.
69
DAFTAR PUSTAKA
A Stainer, George dan John Minner. Tanpa Tahun. Manajemen Strategik.
(Jakarta: Erlangga).
Ayuningtyas, Dumilah. 2013. Perencanaan Strategis Untuk Organisasi
Pelayanan Kesehatan. (Jakarta: Rajawali Pers).
Departemen Pendidikan Nasional, 2002. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”.
(Jakarta: Balai Pustaka).
Diah, Ayu. 2012. “Evaluasi Proses Pelaksanaan Program Eldery Day Care
Service Tahun 2012 di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Dharma Bekasi
Timur,” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas
Indonesia).
Dokumen Mihrab Qolbi Travel, Company Profile,Tahun 2017.
Hartono, Harimurti. 2010. Waitinglist Nasional Upaya Memperkecil
Kemudharatan Masa Penantian Keberangkatan Haji: Dinamika dan
Perspektif Haji Indonesia, (Jakarta: Direktorat Penyelenggaraan Haji dan
Umrah).
Hubeis, Musa dan Mukhamad Najib. 2008. Manajemen Strategik dalam
Pengembangan Daya Saing Organisasi, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo).
Ibn Musfir az-Zahrani, Nashir. 2004. Indahnya Ibadah Haji. (Jakarta: Qisthi
Press, 2004), h. 118
Kasmir. 2005. Etika Customer Service. (Jakarta: PT. Raja Grapindo).
Kardiman, A.M. Tanpa Tahun. Pengantar Ilmu Manajemen. (Jakarta: PT.
Pronhalindo)
Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. (Malang:
Tanpa Penerbit)
Kottler, Philip. 1994. Marketing Management: Analisis Planning Implementation
and Control Figh Edition New Jersey: (Prentice Hall).
Maurice, Ningrum. Marketing Manajer, Latar Belakang Pendirian Mihrab Qolbi
Travel, Wawancara di Jakarta, pada tanggal 24 Febuari 2017.
Moenir, A.S. 2000. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. (Jakarta: Bumi
Aksara).
70
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni (Jakarta:
Rineka Cipta).
Puspita Sari, Endah. 2002. “Penerimaan Diri pada Lanjut Usia Ditinjau Dari
Kematangan Emosi” Universitas Gajah Mada.
Setyosari, Punaji. Tanpa Tahun. Metode Penelitian Pendidikan dan
Pengembangan. (Jakarta: Kencana).
Siagian, Sindang. 1986. Analisa Serta Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi.
(Jakarta: PT. Gunung Agung).
Sri Wahyudi, Agustinus. 1996. Manajemen Strategik. (Jakarta: Binarupa Aksara).
Supratikno, Hendrawan . 2003. Advanced Strategic Management: Back to Basic
Approach. (Jakarta: PT. Gravindo Utama).
Supratikno, Hendrawan dkk. 2005. Advanced Strategic Management. (Jakarta:
PT. Gramedia Pusaka Utama).
Tjiptono, Fandy. 2005. Strategi Bisnis. (Yogyakarta: ANDI).
INTERNET
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial. “Lanjut Usia”, artikel diakses pada 21
Januari 2017 pukul 19.22dari
http://rehsos.kemsos.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pi
d=6.
https://umroh.travel/cara-mempercepat-keberangkatan-haji-bagi-lansia/, di akses
pada 14 Maret 2017, pukul 19. 56.
Undang-undang Online. “Undang-undang Kesejahteraan Lansia nomor 13 tahun
1998,” artikel diakses pada 21 Januari 2017 pukul 19.32 dari
file:///C:/Users/Acer/Downloads/Undang-undang-tahun-1998-13-
98%20(3).pdf.
www.hukumonline.com.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Aspek Legal dan Perizinan Mihrab Qolbi Travel
Akta Pendirian Perseroan Terbatas
PT MANAJEMEN QOLBU
TRAVEL
No. 3 Tanggal 5 Juli 2002
Notaris : Siti Mardiah Mubarik, S.H.
Akta Perubahan Nama Perusahaan PT.
Manajemen Qolbu Travel Menjadi
PT. Manajemen Mihrab Qolbi
No. 08 Tanggal 16 Mei 2011
Notaris : Yaseer Arafat, SH, Mkn
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) an.
PT. Manajemen Mihrab Qolbi
No.101117915885
Tanggal 17 September 2015 – 20
September 2020
Tanda Daftar Usaha Pariwisata
(TDUP) an. PT. Manajemen Mihrab
Qolbi
No.556/Herr TFUP-
0030/DISBUDPAR/2014 Tanggal 8
April 2016 hingga 13 Mei 2017
Surat Keterangan Domisili Perusahaan
(SKDP)
an. PT. Manajemen Mihrab Qolbi
No. 33/DP/X/2014
Tanggal 27 Oktober 2014
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
an. PT. Manajemen Mihrab Qolbi
No. 0049/IUP-UB/IX/2015/BPPT
Tanggal 8 September 2015 – 8 September
2020
Surat Izin Penyelenggara Perjalanan
Ibadah Umrah (PPIU)
an. PT. Manajemen Mihrab Qolbi
No. D/92 Tahun 2016
Tanggal 29 Februari 2016 hingga 29
Februari 2019
Surat Izin Penyelenggara Ibadah Haji
Khusus (PIHK)
an. PT. Manajemen Mihrab Qolbi
No. D/471/2014 Tanggal 25 Juli 2014
hingga 25 Juli 2017
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No. 02.244.004.4-428.000
Sertifikat Keanggotaan HIMPUH No. Anggota : 113/HIMPUH/2010
Sertifikat Keanggotaan ASITA No. Anggota : 0201/IX/DPP/2002
Sertifikat Keanggotaan IATA No. HO 15-3 1173 0 Tahun 2012
HASIL WAWANCARA
Nama : Bapak Tedi M.S
Jabatan : Manager Marketing
Tanggal Wawancara : 03 Februari 2017
Tempat : Mihrab Qolbi Travel
1. A: Chairunnisa
Bolehkah saya bertanya tentang bagaimana strategi Mihrab Qolbi Travel
dalam memberikan pelayanan kepada calon jamaah haji usia lanjut?
B: Pak Tedi
Strategi Mihrab Qolbi Travel ialah dalam soal manasik haji, calon jamaah
haji dikarantina selama 3 hari. Mengenali kebiasaan jamaah. Misalnya dari
soal makanan, bagi yang mempunyai penyakit diabetes bisa dibedakan, tidak
disama ratakan dengan jamaah lain. Handling, misalnya penggunaan kursi
roda pada saat di Arab Saudi untuk keperluan dalam melaksanakan ibadah.
Bagi pemerintah, untuk calon jamaah haji usia lanjut yang berisiko tinggi
diperlukan pendamping. Pihak Mihrab Qolbi menyediakan, tetapi bisa juga
dari keluarga. Misalnya, jamaah yang mempunyai riwayatsakit jantung, itu
disarankan keluarga yang menjadi pendamping. Dan berusaha untuk
memenuhi permintaan jamaah.
2. A: Chairunnisa
Apa saja langkah-langkah yang dilakukan Mihrab Qolbi Travel dalam
melayani jamaah usia lanjut untuk melakukan ibadah haji?
B: Pak Tedi
Langkah-langkahnya yaitu yang penting komunikasi dengan jamaah
terjalin dengan baik. Dengan komunikasi pihak travel dapat mengetahui yang
diperlukan bagi jamaahnya, misalnya dari makanan baik di hotel ataupun
pesawat. Mihrab Qolbi Travel juga berusaha selalu memantau pergerakan
jamaah mereka. Membuat jamaah haji merasa nyaman dengan pelayanan yang
diberikan.
3. A: Chairunnisa
Ibu/Bapak bolehkah saya tahu menurut Ibu/Bapak sendiri bagaimana
karakteristik usia lanjut?
B: Pak Tedi
Karaktaristik usia lanjut menurut Mihrab Qolbi ialah dalam Bahasa
Inggrisnya disebut demainding (sangat menuntut), maunya diperhatikan
layaknya anak kecil. Dan itu adalah karakteristik yang sangat khusus pada usia
lanjut. Membuat mereka nyaman selama berada di sana. Ingin selalu
diingatkan dalam setiap kegiatan, misalnya dalam waktu sholat ataupun soal
puasa senin kamis.
4. A: Chairunnisa
Apa yang menjadi nilai tambah bagi Mihrab Qolbi Travel ketika
memberikan pelayanan kepada calon jamaah haji usia lanjut?
B: Pak Tedi
Nilai tambahnya adalah Mihrab Qolbi menggunakan ustadz/ustadzah yang
memang dapat memperlakukan jamaah usia lanjut seperti orang tua sendiri.
Mihrab Qolbi juga memilih ustadz/ustadzah yang relatif muda, dikarenakan
untuk lebih mudah menjalin kedekatan antara pembimbing dengan jamaah.
Karena terkadang, jamaah haji yang berusia lanjut merasa tidak enak atau
sungkan ketika pembimbingnya lebih tua dari mereka.
5. A: Chairunnisa
Adakah layanan khusus yang diberikan oleh Mihrab Qolbi Travel
kepada calon jamaah usia lanjut?
B: Pak Tedi
Layanan khusus yang diberikan ialah ketika memberikan pelayanan
kepada jamaah yang sepuh, maka Mihrab Qolbi Travel harus bertindak seperti
keluarganya jamaah itu sendiri. Karena pihak keluarganya telah menitipkan
atau dengan kata lain memberikan kepercayaan pada Mihrab Qolbi Travel
untuk berangkat haji menggunakan jasa kami. Dan itu juga merupakan
amanah. Apapun kejadian di sana akan kami kabarkan kepada pihak
keluarganya.
6. A: Chairunnisa
Sejauh ini keistimewaan apakah dari pemerintah untuk jamaah yang
berusia lanjut?
B: Pak Tedi
Keistimewaannya adalah mereka dapat lompat antrian atau dengan kata
lain diprioritaskan. Calon jamaah haji usia lanjut juga bisa meminta
pendamping.
7. A: Chairunnisa
Usia berapa yang diutamakan oleh pemerintah untuk calon jamaah haji
usia lanjut dapat dengan cepat menunaikan ibadah haji?
B: Pak Tedi
Usia yang diutamakan oleh pemerintah ialah usia 60 tahun ke atas. Karena
melihat waiting list yang semakin panjang, maka pemerintah Arab Saudi
sedang mengupayakan penambahan fasilitas di Masjidil Haram.
Jakarta, 03 Februari 2017
Tedi Muhammad Setiadi
HASIL WAWANCARA
Nama : Bunda Ningrum Maurice
Jabatan : Direktur Utama
Tanggal Wawancara : 24 Febuari 2017
Tempat : Mihrab Qolbi Travel
8. A: Chairunnisa
Bagaimana latar belakang atau sejarah berdirinya Mihrab Qolbi Travel?
B: Bunda Ningrum
Yang menjadi latar belakang berdirinya Mihrab Qolbi adalah karena
merasa terpanggil. Mihrab Qolbi ingin berkontribusi sebagai penyelenggara
travel haji dan umrah, bukan saja hanya sebagai media travel, tetapi sangat
ingin menjadi media atau jembatan bagi tamu-tamu Allah menuju Baitullah
untuk melaksanakan haji dan umrah agar lebih mengedepankan perihal ilmu
manasiknya, penghayatan pelaksanaan ibadahnya. Setelah itu baru
mempertimbangkan sisi bisnisnya. Karena Indonesia paling banyak
mengirimkan jamaah haji dan umrah. Mihrab Qolbi sangat berharap anak
negeri yang sudah menginjakkan kakinya di Tanah Suci kembali menjadi
insan atau hamba Allah yang bisa mengubah dirinya ke jalan yang jauh lebih
baik. Misalnya laki-laki yang akan menjadi seorang suami, ayah, karyawan
akan mengalami pola hidupnya berdasarkan cara Allah. Perempuan akan
menjadi istri, ibu, ataupun angota masyarakat maka dia akan berpola
bagaimana Ridho Allah. Karena pergi Tanah Suci itu yang pertama karena
memang diundang oleh Allah, yang kedua akan digugurkan dosa-dosanya,
yangketiga dapat bersujud di pusat kiblat dan yang terakhir bertemu dengan
ruhnya Rasulullah di Masjid Nabawi. Paling tidak dalam perjalanan ibadahnya
jamaah meniatkan diri karena Allah. Jika niat karena Allah, maka Allah akan
terima, Allah Ridho dan dapat kembali menjadi manusia yang lebih baik baik.
Dari kontribusi tersebut, maka Mihrab Qolbi membuat tema adalah
“perjalanan suci menuju perubahan hati”. Itu bukan hanya sekedar slogan.
Dengan kekuatan latar belakang menyelenggarakan travel inilah membuat
unsur-unsur perubahan hati ini disajikan. Walaupun sebetulnya adalah itu
usaha maksimal jamaah itu sendiri dan hak Allah dalam memberikan hidayah.
Mihrab Qolbi sebagai travel hanya menyiapkan sarana. Misalnya pada saat di
Indonesia Mihrab Qolbi menyediakan bimbingan manasik haji untuk para
calon jamaah. Yang paling penting adalah niat karena Allah. Jangan
mendahulukan dunia baru akhirat. Memohon agar diampunkan segala
dosanya. Dunia tanpa Allah itu berat. Menuju perubahan hati itu sesuatu yang
harus didapati, yang membungkus semua jabatan, harta dan semua keinginan.
Dalam esensinya, haji diundang oleh Allah. Pahala berlipat ganda, salam yang
terjawab langsung oleh Rasulullah. Apapun yang Allah SWT berikan, dalam
keadaan apapun, apakah kita mampu untuk ikhlas. Untuk meningkatkan
tingkat keikhlasan di Tanah Suci.
9. A: Chairunnisa
Bagaimana strategi Mihrab Qolbi dalam memberikan pelayanan kepada
calon jamaah haji usia lanjut?
B: Bunda Ningrum
Strategi Mihrab Qolbi Travel dalam melayani usia lanjut adalah:
- Harus didampingi oleh keluarganya, tidak dibiarkan sendiri
- Harus mengetahui riwayat sakitnya
- Memilih hotel yang dekat.
10. A: Chairunnisa
Apa saja langkah-langkah yang dilakukan Mihrab Qolbi Travel dalam
melayani jamaah usia lanjut untuk melakukan ibadah haji?
B: Bunda Ningrum
Langkah-langkahnya yaitu mengusulkan kepada Kementerian Agama
untuk menyegarakan keberangkatannya dikarenakan faktor usia.
11. A: Chairunnisa
Ibu bolehkah saya tahu menurut Ibu/Bapak sendiri bagaimana
karakteristik usia lanjut?
B: Bunda Ningrum
Karaktaristik usia lanjut menurut saya karakteristiknya dapat dilihat dari
usianya dan kondisi fisiknya serta kesehatannya.
12. A: Chairunnisa
Apa yang menjadi nilai tambah bagi Mihrab Qolbi Travel ketika
memberikan pelayanan kepada calon jamaah haji usia lanjut?
B: Bunda Ningrum
Nilai tambahnya ialah seperti berkhidmat kepada orang tua.
13. A: Chairunnisa
Adakah layanan khusus yang diberikan oleh Mihrab Qolbi Travel
kepada calon jamaah usia lanjut?
B: Bunda Ningrum
Layanan khusus yang diberikan adalah dengan memperhatikan sakitnya,
menyampaikan kepada pihak airlines agar bisa duduk di seat paling depan,
memfasilitasi kebutuhannya di pesawat dan memprioritaskan transportasinya.
14. A: Chairunnisa
Sejauh ini keistimewaan apakah dari pemerintah untuk jamaah yang
berusia lanjut?
B: Bunda Ningrum
Keistimewaanya sejauh ini yaitu dengan mempercepat keberangkatannya.
Jakarta, 24 Febuari 2017
Bunda Ningrum Maurice
HASIL WAWANCARA
Nama : Bapak Tedi M.S
Jabatan : Manager Marketing
Tanggal Wawancara : 31 Maret 2017
Tempat : Mihrab Qolbi Travel
15. A: Chairunnisa
Bagaimana Mihrab Qolbi Travel dalam melakukan analisis lingkungan
internal?
B: Pak Tedi
Dalam menganalisis lingkungan internal, yang dilakukan Mihrab Qolbi
adalah mencari tahu apa problem utama dari jamaah secara spesifik. Misalnya
ada jamaah yang harus memakai kursi roda dari Jakarta sampai di Tanah Suci,
dari soal makanan dan lain sebagainya.
16. A: Chairunnisa
Ketika sudah melakukan analisis lingkungan internal, lalu bagaimana
Mihrab Qolbi menganalisis lingkungan eksternalnya?
B: Pak Tedi
Setelah kita melakukan analisis lingkungan internal dan mengetahui apa-
apa saja yang dibutuhkan oleh jamaah, maka Mihrab Qolbi Travel akan
mencari tahu terlebih dahulu bagaimana solusi terbaik dari permasalahan
calon jamaahnya. Ketika sudah mendapatkan solusi, maka analisis selanjutnya
adalah berkoordinasi dengan pihak airlines, pihak hotel. Misalnya pesawat
yang digunakan mengharuskan jamaah untuk transit, maka akan dipersiapkan
keperluannya di bandara transit tersebut. Ataupun dengan pihak hotel ada
permintaan VIP soal kamar dan lain-lain.
17. A: Chairunnisa
Bagaimana cara Mihrab Qolbi dalam mengembangkan visi dan misinya?
B: Pak Tedi
Seperti yang sudah diketahui, bahwa visi dari Mihrab Qolbi adalah untuk
perubahan hati. Cara pengembangannya adalah yang pertama yaitu ketika di
Jakarta, diadakan bimbingan manasik haji. Sebelum berangkat ke Tanah Suci
dipastikan terlebih dahulu mereka paham tentang apa itu haji dan umrah. Yang
kedua, Mihrab Qolbi Travel juga menggunakan ustadz-ustadz yang
berkualitas, berpendidikan agar dapat membantu para calon jamaah haji.
Ketiga, sesuai dengan tag line Mihrab Qolbi yaitu haji dan umrah denga
ilmu, juga merupakan salah satu pengembangan dari visi. Selama di sana pun
akan diadakan tausiah-tausiah. Dan setelah selesai haji dan umrah, ada
majelis-majelis yang diadakan oleh Mihrab Qolbi yang bertujuan untuk
menjalin tali silaturahim dengan para jamaah haji.
18. A: Chairunnisa
Cara apa sajakah yang dilakukan Mihrab Qolbi dalam melakukan
pemilihan strategi?
B: Pak Tedi
Berdasarkan riset atau survey. Jamaah diberikan kuisioner yang berisi
kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan jamaah bersama Mihrab Qolbi. Dan
hasil dari kuisioner itulah diolah kemudian dijadikan sebagai data untuk
membuat strategi.
19. A: Chairunnisa
Apa saja program yang belum terlaksana dan yang sudah terlaksana di
Mihrab Qolbi Travel ini?
B: Pak Tedi
Program yang belum terlaksana adalah tabungan umrah yang akan
diadakan oleh Mihrab Qolbi bekerja sama dengan BSM dan aplikasi
pendaftaran secara online. Sedangkan untuk program yang sudah terlaksana
selain haji dan umrah adalah majelis taklim, ticketing dan provider visa.
Jakarta, 31 Maret 2017
Tedi Muhammad Setiadi
HASIL WAWANCARA
Nama : Bapak Tedi M.S
Jabatan : Manager Marketing
Tanggal Wawancara : 25 April 2017
Tempat : Mihrab Qolbi Travel
20. A: Chairunnisa
Apa yang dilakukan Mihrab Qolbi Travel ketika harus merawat jamaah
haji untuk sholat?
B: Pak Tedi
Di saat jamaah haji yang berusia lanjut menunaikan ibadah haji sendiri,
misalnya ibunya saja atau bapaknya saja. Mihrab Qolbi akan berusaha untuk
mencarikan pendamping dari pihak keluarga. Meskipun secara aturan jamaah
yang berusia lanjut sudah terdaftar terlebih dahulu, sedangkan calon
pendamping baru daftar, hal itu bisa mengajukan kepada Kementerian Agama
tentang porsi pendamping untuk jamaah usia lanjut tersebut. Yang terpenting
calon pendamping sudah daftar dan sudah mempunyai nomor porsi. Dalam
rangkaian ibadah, biasanya jika ada pendamping jamaah usia lanjut akan
didampingi untuk sholat dan kegiatannya selalu bareng.
21. A: Chairunnisa
Apakah Mihrab Qolbi siap membantu secara fisik misalnya pada saat
thawaf, sa’i?
B: Pak Tedi
Tentu Mihrab Qolbi akan membantu. Misalnya pada saat thawaf biasanya
untuk jamaah berusia lanjut yang menggunakan kursi roda tersedia jalur
khusus di Arab Saudi. Bisa juga pada saat thawaf jamaah akan digandeng oleh
pendamping dari jamaah tersebut.
22. A: Chairunnisa
Bagaimana dengan pelayanan makan/katering untuk jamaah haji usia
lanjut?
B: Pak Tedi
Dilihat dari kondisi jamaah usia lanjut tersebut. Jika memungkinkan
jamaah bisa ikut bergabung makan di ruang makan hotel makan akan diajak.
Tetapi jika kondisinya tidak memungkinkan untuk makan di ruang makan,
maka akan disediakan dan dibawakan ke dalam kamar jamaah tersebut. Dari
awal sejak manasik haji, Mihrab Qolbi sudah mencari tahu makanan seperti
apa dan bagaimana yang dapat diberikan kepada jamaah haji usia lanjut,
karena berkaitan dengan kesehatan jamaah tersebut. Tidak hanya pada saat di
hotel tetapi juga pada saat keberangkatan di pesawat.
23. A: Chairunnisa
Bagaimana sistem keberangkatan dan kepulangan jamaah haji di Mihrab
Qolbi Travel sendiri?
B: Pak Tedi
Untuk Mihrab Qolbi Travel sendiri penerbangannya adalah Reguler-
Internasional berbeda dengan penerbangan haji reguler. Mihrab Qolbi
biasanya merequest khusus kepada airlinesnya. Kalau untuk haji berbeda saat
kepulangan dan keberangkatannya dengan umrah. Prosesinya lebih lama kalau
untuk haji. Untuk keberangkatan tidak semua tim Mihrab Qolbi turun
langsung, tetapi untuk kepulangan tim Mihrab Qolbi seluruhnya turun untuk
membantu para jamaah.
Jakarta, 25 April 2017
Tedi Muhammad Setiadi
Jamaah Haji Mihrab Qolbi Travel tahun 1435 H/2014 M
No. Nama Usia
Jamaah
& Jenis
Kelamin
L P
1. Achmad Fauzih Matiyan 36
2. Agus Sujiyarto Sutadi 47
3. Andriana Anwar Suud 45
4. Bambang Untung Sudibyo 58
5. Darlis Adnan Sidi 57
6. Daryanto Supanto Atmo 50
7. Dedy Sahputra Sutani 44
8. Dewi Sayekti Soejoed 79
9. Dian Alanudin Wahab 35
10. Dodi Setyono Budiyono 43
11. Edi Sulistyo Gladiantoputro 47
12. Endah Yuliadina Achmad Djazuli 43
13. Erika Fermi Rianto 43
14. Erwin Prima Arya 51
15. Fadlah Bakri Samin 55
16. Gun Gun Wiguna 46
17. Hari Laksono Soetomo 48
18. Lukiana Linurdin Abdurachim 45
19. Markiswati Suhardjo Sudaryo 57
20. Mastupah Kartubi Hakim 58
21. Merry Utami Azhar 39
22. Muhammad Agung Asnawi 48
23. Muhammad Yusuf Bakhtiar 25
24. Mujiyoto Asmopawiro Asmarejo 59
25. Ni Nyoman Sukranadi 44
26. Nurani Rahmi Ahadiningrum 45
27. Nurjaya Salman Adam 62
28. Nurlen Muhammad Nur 68
29. Rudy Setiawan Mochamad Syarief 48
30. Sri Handayani Marto Harjono 45
31. Sri Sekarwati Badar 40
32. Suwaidah Lela Binti Sabang Nasir 52
33. Triyani Susilowati Binti Soemanto 55
34. Yulinsa Yunus Djafar 45
35. Yunita Girindra Wim Kusman 50
36. Yuyung Syahendra Girindra 51
37. Zainuddin Tika Nau 42
Jamaah Haji Mihrab Qolbi Travel Tahun 1436 H/2015 M
No. Nama Usia
Jamaah
& Jenis
Kelamin
L P
1. Aam Amiruddin 49
2. Andrian Norman Manan 52
3. Arief Sanjaya Djajadihardja 47
4. Epon Suhandi Widarta 81
5. Hananto Winahju Wibowo 48
6. Hendy Kurniawan Kadarisman 45
7. Herawaty Soenardy Koko 41
8. Herni Oktavia Reyhadi 37
9. Juliah Wahyu Sudia 59
10. Leo Rayandhi Santosa 40
11. Neneng Diah Herawati 53
12. Opy Sofia Harun 61
13. Rehani Sempurnawati Djunia 37
14. Rendra Supriyanto Achmad 62
15. Sudarmi Sastro Sudarmo 61
16. Sugijo Karyo Pawiro 71
17. Suwarna Enju Endo 63
18. Tedi Gunadi Achmad 57
19. Wennya Indrasari Uju Tadjuri 45
20. Maman Abdurrahman Muhtar 49
21. Ahmad Rosyidin Mawardi 39
22. Abdul Yazidhan Hamidhan 59
23. Adat Ginting Senan 52
24. Anggrini Rukmi Widjajati 51
25. Arief Alfanto Supadmo 37
26. Badri Taufani Mundjani 58
27. Basnita Suryadi Basyar 48
28. Budi Santoso Suntoro 40
29. Cholifah Azizah Remadiwijaya 73
30. Cris Tribowo Supratono 40
31. Endah Marwani Sigit Sumarsono 54
32. Henny Herawati Sabrini 44
33. Litta Dorang Lasangka 42
34. Luthfi Subagio Koesoemowardono 44
35. Mohammad Faisal Khadafi 39
36. Nadra Ernest Purbasari 40
37. Neneng Cusilawati Subani 39
38. Nofrizal Bagindo Ahmadin 44
39. Noor Hariyanthi Wagiman 41
40. Novharti Baharudin Khatib 44
41. Nurlaely Chusnaity Mahfud 37
42. Paul Riley 60
43. Prihantoni Wagiman Isman 45
44. Rasmita Surbakti Ngasami 52
45. Rosidah Abidin Zainal 39
46. Ruzilas Rasyid Umar 61
47. Sesmi Betris Usman Uyub 46
48. Sigit Sumarsono Sugito 52
49. Sunarti Jasmiarto Miarji 47
50. Suwarsih Wiro Mihardjo 67
51. Wahyuni Kabul Djoko 51
52. Wisraihany Isa Yazidhan 56
No. Nama Usia
Jamaah
& Jenis
Kelamin
L P
1. Aam Surya Kumala 53
2. Al Muallif Mudjiono Muhroni 52
3. Anggraeny Susetyowati Sutidjan 44
4. Beni Jaya Riley 18
5. Chadijah Suryani Nasution 41
6. Dedy Hermawan Bambang
Hermanto
29
7. Dedy Iskandar Rusman 42
8. Dwi Winarni Kartikawati 49
9. Edi Fairuzzabadi Daud 49
10. Endang Widya Wardhani 60
11. Erni Yuliyanti Soemarijanto 38
12. Hafni Eri Syafri Yamin 50
13. Heru Susanto Samadi 47
14. Iis Karwati Waksona 56
15. Iyan Suryana Subita 45
16. Kamidal Kariyo Wiyono 60
17. Kasmuni Saroni Waryat 48
18. Lestari Andalucia Umarudin 45
19. Lilis Farida Rahmi 42
20. Markiz Yudiawan Zakir 44
Jamaah Haji Mihrab Qolbi Travel Tahun 1437 H/2016 M
21. Mohamad Alamudin Binjati 46
22. Muhammad Andi Ikhwan 43
23. Nanay Rosiawati Samsuri 37
24. Nimah Aiyidah Muaz 61
25. Nur Qomariyanti Kosim 42
26. Nur Wahyu Dhinianto 48
27. Nuril Chusna Mahmudi 44
28. Nurul Musqari Bustam 39
29. Rachmadsyah Achmad Dani 54
30. Ratu Sarah Zelika 29
31. Retno Hapsari Goembiro Azis 44
32. Rezky Komala Dewi 45
33. Riana Dewi Oentoeng Soeprapto 46
34. Setyo Sarwanto Moersidik 60
35. Sri Susanti Ronny 38
36. Suria Abdi Muhammad
Asmowijoyo
46
37. Suyitno Atmowijoyo Asmowijoyo 54
38. Syahrial Hakim Idris Thobat 46
39. Willi Ferdiansah Nandang 38
40. Zainab Muhammad Bilfaqih 52
41. Zuharnis Zainudin Sakur 68
42. Zulaihah Sri Purwani 42
43. Ema Hulina Wissaputri Sitepu 46
44. Dadang Hoerudin Daud 39
45. Dany Budiman Usman Kusumah 45
46. Eri Nerlita Binti Sastro 53
47. Futje Rosita Barat Iskandar 59
48. Herman Djamaan Bin Djamaan 60
49. Intan Arianti Arif Wello 43
50. Sukamto Rabikin Tjokro Atmodjo 62
51. Arwin Budiman Abdul Razak 45
52. Cholid Rusyadi Janis 45
53. Erwin Nazar Ibrahim 43
54. Haryadi Eko Trismianto 49
55. Nata Sopian Sabrani 57
56. Ratna Adrijani Hartin 44
57. Risna Khatib Sulaiman 39
58. Rita Susanti Toto 44
59. Viera Maulida Arifin 42