STRATEGI KOMUNIKASI BKKBN PROVINSI BANTEN DALAM …

112
STRATEGI KOMUNIKASI BKKBN PROVINSI BANTEN DALAM PROSES PEMBENTUKAN KESADARAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana (S-1) Pada Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Disusun Oleh : Farah Airin 082090 KONSENTRASI ILMU HUBUNGAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG BANTEN 2012

Transcript of STRATEGI KOMUNIKASI BKKBN PROVINSI BANTEN DALAM …

1

STRATEGI KOMUNIKASI BKKBN PROVINSI BANTEN

DALAM PROSES PEMBENTUKAN KESADARAN

PROGRAM KELUARGA BERENCANA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana (S-1)

Pada Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Disusun Oleh :

Farah Airin

082090

KONSENTRASI ILMU HUBUNGAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG – BANTEN

2012

2

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Farah Airin

NIM : 6662082090

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Desember 1991

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul STRATEGI KOMUNIKSI BKKBN

PROVINSI BANTEN DALAM PROSES PEMBENTUKAN KESADARAN

PROGRAM KELUARGA BERENCANA adalah hasil karya saya sendiri, dan

seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan benar.

Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka

gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.

Serang, 26 Juni 2012

Farah Airin

3

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Farah Airin

NIM : 6662082090

Judul Skripsi : Strategi Komunikasi BKKBN Provinsi Banten

Dalam Proses Pembentukann Kesadaran Program

Keluarga Berencana.

Serang, Juni 2012

Skripsi ini telah siap untuk diujikan

Menyetujui,

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si

NIP : 197108242005011002

Pembimbing I

Nina Yuliana, S.Sos., M.Si.

NIP : 198106082005012001

Pembimbing II

Andin Nesia, S.Ik., M.Ik.

NIP : 198206062006042001

4

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : FARAH AIRIN

NIM : 082090

Judul Skripsi : STRATEGI KOMUNIKASI BKKBN PROVINSI BANTEN

DALAM PROSES PEMBENTUKAN KESADARAN

PROGRAM KELUARGA BERENCANA

Telah diuji di hadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang. tanggal 16 bulan

Juli Tahun 2012 dan dinyatakan LULUS,

Serang, 16 Juli 2012

Mengetahui,

Ketua Penguji :

Idi Dimyati, S.I.Kom,. M.I.Kom

NIP. 197810152005011001

……………………………….

Anggota :

Andin Nesia, S.IK,. M.I.Kom

NIP. 198206062006042001

……………………………….

Anggota :

Uliviana Restu H, S.Sos,. M.I.Kom

NIP. 1981077172006042003

……………………………….

Dekan FISIP UNTIRA

Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si.

NIP : 197108242005011002

Ketua Program Studi

Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si.

NIP. 197708112005122003

5

“Tuhan tidak suka dengan kebohongan, karena sekali berbohong akan

ada kebohongan selanjutnya, dan selanjutnya”(Farah Airin)

Skripsi ini kupersembahkan untuk Papah dan Mamah tercinta yang tidak pernah

berhenti sedetik pun untuk mencintai dan menyayangiku.

dan untuk pria terbaik setelah Papah yang berada disurga, abangku tercinta,

terimakasih telah mendoakan atas segalanya, aku yakin kau akan tersenyum diatas sana

melihat adik mu saat ini.

Serta untuk seluruh keluarga di Indonesia yang telah mengikuti program keluarga

berencana, semoga selalu menggunakan program ini dengan baik untuk lebih

menciptakan keluarga yang sejahtera.

iv

6

ABSTRAK

Kepadatan penduduk yang semakin hari semakin meningkat menimbulkan

masalah yang sangat besar, tetapi saat ini masih banyak masyarakat yang kurang

sadar akan program keluarga berencana yang digulirkan oleh BKKBN Provinsi

Banten. Program tersebut menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kepadatan

penduduk, itulah sebabnya BKKBN Provinsi Banten membentuk kesadaran

masyarakat agar mengikuti program KB. Terkait dengan hal tersebut, peneliti

tertarik untuk meneliti bagaimana strategi analisis khalayak, menyusun pesan,

metode, seleksi dan media yang dilakukan BKKBN Provinsi Banten dengan

menggunakan teori kategori sosial dan metode deskriptif kualitatif. Narasumber,

melalui snowball sampling sebagai tehnik pemilihan informan dalam BKKBN

Provinsi Banten adalah Kasubbag umum dan humas, Kasubbid Advokasi dan

KIE, Kasubid Kerjasama Kepengendalian Kependudukan.

Hasil dari penelitian ini adalah strategi komunikasi BKKBN Provinsi Banten

dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana dilakukan

melalui beberapa tahapan strategi, (1) BKKBN melakukan analisis khalayak

dengan melalui survey terlebih dahulu sebelum menyusun pesan dan memberikan

pesan, (2) BKKBN menyusun pesan secara deduktif, induktif, kronologis dan

topical, (3) BKKBN menyampaikan komunikasi dengan metode informatif,

edukasi, persuasif dan pengulangan (4) BKKBN melakukan seleksi terhadap

beberapa media berdasarkan khalayaknya, media yang digunakannya media cetak,

elektronik, dan online.

v

7

ABSTRACT

Population density is increasingly rising pose a huge problem, but now many

people are less aware of family planning programs are rolled out by the BKKBN

Province of Banten. Program into one of the solutions to reduce population

density, which is why the BKKBN Province of Banten form of public awareness in

order to follow the family planning program. Researcher interested to know how

audience analysis strategies, composing messages, methods, and media selection

are made BKKBN Banten of province using the theory of social categories and

qualitative descriptive methods. Source, through a snowball sampling as a

technique of selection of informants in Banten Province are head of sub-section

BKKBN general and public relations, head of the sub-area advocacy and KIE,

Head of Cooperation population control.

The results of this research is the communication strategy of BKKBN Province of

Banten in the process of establishing awareness of family planning programs is

done through several stages of the strategy, (1) BKKBN audience analysis

through surveys before composing messages and deliver messages, (2) BKKBN

composing messages deductively , inductive, chronological and topical, (3)

BKKBN deliver informative method of communication, education, persuasion and

repetition (4) BKKBN undertake a selection of some of the media on its audiences,

the media used in print, electronic, and online.

vi

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kekhadirat yang maha Agung pemilik alam

semesta yang menggenggam jiwa raga semua mahluk-Nya, Allah SWT, karena

atas segala ridho-Nya telah memberikan inspirasi dan dibukakan pikirannya dalam

mengerjakan skripsi ini tiada daya dan upaya tanpa-Nya. Tak lupa Salawat serta

salam semoga tersampaikan kepada sang revolusioner dunia, nabi Muhammad

SAW. Serta para sahabat dan pengikutnya sampai pada saat ini.

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan

strata satu (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan

Masyarakat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi yang berjudul “STRATEGI KOMUNIKASI BKKBN PROVINSI

BANTEN DALAM PROSES PEMBENTUKAN KESADARAN PROGRAM

KELUARGA BERENCANA”

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka

dari itu peneliti sangat mengharapakan kritik dan saran yang akan membantu

perbaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti juga ingin menyampaikan

ucapan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan serta bantuan dan

bimbingannya dalam proses penelitian dalam penyusunan skripsi ini kepada :

vii

9

1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.Pd. selaku Rektor Universitas

Sultang Ageng Tirtayasa

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultang Ageng Tirtayasa

3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

4. Ibu Nina Yuliana., S.Sos. M.Si. selaku dosen pembimbing I skripsi

yang sangat membantu dalam memberikan dukungan, arahan serta

masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Andin Nesia., S.IK. M.IK. selaku dosen pembimbing II yang

sangat membantu dalam memberikan dukungan, arahan serta masukan

untuk menyelesaikan skripsi ini

6. Bapak Idi Dimiyati M.Ikom selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan dukungan dan waktunya dalam setiap pergantian

semester.

7. Bapak / Ibu Dosen beserta staf Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Peneliti ucapkan terima kasih atas

ilmu yang telah dibagikan selama perkuliahan di Program Studi Ilmu

Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Bapak Ade Anwar (Kasubbid Advokasi dan KIE), Bapak Agus

Rakhmat (Kasubbag umum dan humas), Bapak Napis (Kasubid

Kerjasama Kepengendalian Kependudukan) dan seluruh bagian yang

berada di BKKBN Provinsi Banten, Terima kasih atas bantuan dan

kerjasama yang sangat hangat yang telah diberikan.

9. Terimakasih yang sangat luar biasa kepada Papah Iman Separianto dan

Mamah Siti Jumroh, yang selalu memberikan inspirasi, ketenangan,

serta kasih dan cintamu tidak akan pernah terbalas sampai kapanpun

olehku, Nothing more precious than both of you.

viii

10

10. Pria yang terbaik setelah papah, terimakasih abangku Jamzuri yugo

ramarianto, aku yakin kau selalu ada disampingku sampai pada saat ini

kita telah mempunyai alam yang berbeda.

11. Wanita tercantik setelah Mamah, Yuli Ramarianti dan Mila Azizah

terimakasih yang tak pernah lelah dan selalu mempunyai cara untuk

dapat terus mendukung untuk berlari mengejar cita-citaku, serta

terimakasih pada lelaki hebat yang bertanggung jawab atas istri dan

anaknya Agi Prasetyo, Johan Edris dan kedua pahlawan kecilku Rizky

Azzam Prasetyo, Maulana Abdul Aziz.

12. Babygirls Fitriani Fazriah, Retno Yuniar, Kinanthi Dyah Arini, Desta

Yessavioleta dan Yona Dian Puspita. Kalian wanita hebat dan perkasa!

Terimakasih atas doa, waktu, perhatian, dan dorongan yang sangat

hangat serta kasih sayang selama ini yang tak akan terlupa. Kalian

yang terbaik !

13. Sahabat-sahabatku Rona Galuh Sekardini, Erin Sabrina, Sarah Sherida,

Achi Pradipta, Debby Putri Saldi, Agry Dafira. Terimakasih atas

kesetiaan, perhatian dan kasih sayang kalian selama ini. serta teman –

teman SMAN 7 Tangerang lainnya.

14. Virly Andika yang selalu setia menemaniku dan selalu memberikan

semangat selama bertahun-tahun. Takan ada habisnya ucapan

terimakasihku padamu, pengorbananmu takan pernah terkalahkan.

15. Teman-teman yang hebat , Hizaz Juliyadi, Nugra Ahdilan, Ayah Adi,

Adis, A Eko, Patrick , Viqih, Adi “Geboy”, Andrianto dan kawan-

kawan Futsal serta teman-teman Kovikita, kalian sealalu membuat

ketenangan dan kebahagiaan.

16. Para penghuni kantin belakang, Iqbal, Rizky Pernando, Bangkit,

Teguh perdana, Siddqi, Petol, Isank “Ayung”, Aji Sisyil, Harry, Ajenk,

Detya, Nadia, Vella, Resty, Julinda, Rizky Ilhami serta keluarga

buatan atau terencana, Remorris, Irvan Yusuf, Alldila Putra

Pamungkas, Ignatius Daru, Anjas Wibowo, Terimaksih atas doa dan

semangatnya selama ini.

ix

11

17. Bapak Ridwan Edi selaku Senior Manager CSR dan PKBL PT Garuda

Indonesia (Persero) Tbk. Bapak Sasi Gunawan selaku pembimbing

lapangan Job Training dan staf CSR dan PKBL lainnya ( Bapak Adi

Pribadi, Bapak Ahmad Fadila dan Bapak Samson) dan juga seluruh

staf Corporate Communication PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

18. Keluarga Besar Abah dan Mama Jumi, Keluarga Besar Bapak Yoyok

dan Mama Sri, Ayah Trie dan Mama Budi, Ayah Dede dan Ibu Yesse

serta Papa Kuswandi dan Mama Nining, terima kasih atas doa serta

mengingatkan untuk selalu mengerjakan skripsi ini, semoga Allah

membalas kebaikan keluarga-keluarga keduaku yang mulia ini.

19. Harmony suara terindah yang pernahku dengar serta membuatku selalu

semangat dan tenang setiap kali mendengarkannya. Terima kasih telah

menciptakan rasa ini.

20. Teman-teman Humas dan Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi

2008. Terima kasih, kebersamaan dan pertemanan yang luar biasa

selama ini.

21. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang

membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari

Allah, terima kasih untuk segalanya. Semoga skripsi ini bermanfaat

bagi semua, khusunya bagi peneliti dan pihak yang berkepentingan.

Serang, Juli 2012

Peneliti

x

12

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ..... xi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. ..... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

..........................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 6

1.3 Identifikasi Masalah ................................................................................... 6

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7

1.5.1 Manfaat Penelitian Akademis ........................................................ 7

1.5.2 Manfaat Penelitian Praktis ............................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunikasi .............................................................................. 9

2.2 Komunikasi Publik ..................................................................................... 13

2.3 Strategi Komunikasi ................................................................................... 15

2.3.1 Peranan Komunikator Dalam Strategi Komunikasi ..................... 22

2.4 BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana) ............................. 24

2.5 Keluarga Berencana ................................................................................... 25

2.6 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 28

xi

13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian....................................................................................... 31

3.2 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 32

3.3 Key Informan ............................................................................................. 33

3.4 Analisis Data .............................................................................................. 35

3.5 Fokus Penelitian ......................................................................................... 38

3.6 Lokasi Penelitian dan Waktu ..................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ......................................................................... 40

..........................................................................................................................

4.1.1 Visi dan Misi BKKBN Provinsi Banten ..................................... 42

..............................................................................................................

4.1.2 Struktur Organisasi BKKBN Provinsi Banten ............................ 43

4.2 Deskripsi Data ............................................................................................ 44

4.3 Hasil Penelitian .......................................................................................... 46

4.3.1 Analisisi Khalayak yang dilakukan oleh BKKBN

Provinsi Banten .......................................................................... 51

4.3.2 Strategi Pesan yang dilakukan oleh BKKBN

Provinsi Banten ........................................................................... 57

4.3.3 Strategi Penggunaan Metode yang dilakukan

oleh BKKBN Provinsi Banten .................................................... 63

4.3.4 Strategi Seleksi dan Penggunaan Media yang dilakukan

oleh BKKBN Provinsi Banten .................................................... 68

4.4 Pembahasan ................................................................................................ 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 90

5.2 Saran ........................................................................................................... 92

5.2.1 Saran Teoritis ........................................................................... 92

5.2.2 Saran Praktis............................................................................. 93

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 94

LAMPIRAN .................................................................................................... 96

xii

14

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 30

Gambar 4.1 Bagan Analisis Khalayak ............................................................. 56

Gambar 4.2 Bagan Strategi Pesan .................................................................... 61 Gambar 4.3 Bagan Penggunaan Metode .......................................................... 66

Gambar 4.4 Seleksi Penggunaan Media........................................................... 71

Gambar 4.4.1 Logo BKKBN ........................................................................... 82

Gambar 4.4.2 Majalah BKKBN Provinsi Banten ............................................ 88

Gambar 4.4.3 Katalog BKKBN Provinsi Banten............................................. 88

Gambar 4.4.4 Stiker BKKBN Provinsi Banten ................................................ 89

Gambar 4.4.5 Iklan BKKBN………..………………………………………... 89

xiii

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keterangan Permohonan Izin Penelitian dari

Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNTIRTA.................96

Lampiran 2 : Surat telah melakukan penelitian dari BKKBN Provinsi

Banten .......................................................................................97

Lampiran 3 : Kartu Bimbingan.......................................................................98

Lampiran 4 : Pedoman Wawancara ...............................................................100

Lampiran 5 : Hasil Wawancara dengan Kasubbag umum dan humas

BKKBN Provinsi Banten ......................................................101

Lampiran 6 : Hasil Wawancara dengan Kasubbid Advokasi dan KIE

BKKBN Provinsi Banten .......................................................107

Lampiran 7 : Hasil Wawancara dengan Kerjasama Kepengendalian

Kependudukan BKKBN Provinsi Banten. ...............................117

Lampiran 8 : Uraian pekerjaan Kasubbag umum dan humas BKKBN

Provinsi Banten ......................................................................125

Lampiran 9 : Uraian pekerjaan Kasubbid Advokasi dan KIE BKKBN

Provinsi Banten ......................................................................134

Lampiran 10 : Uraian pekerjaan Kasubbid Kerjasama Kepengendalian

Kependudukan KIE BKKBN Provinsi Banten ..................... 143

Lampiran 11 : Struktur Organisasi BKKBN Provinsi Banten .........................146

Lampiran 12 : Curriculum vitae ......................................................................147

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kepadatan penduduk saat ini menjadi sebuah masalah yang sangat

penting, dengan semakin banyaknya penduduk, maka dapat menyebabkan

tidak tersedianya ruang yang cukup bagi semua orang untuk menyambung

hidup. Seperti, di desa tanah pertanian semakin menyempit karena harus

dibagi-bagi dengan saudara yang selalu bertambah jumlahnya. Dan akhirnya,

ketika pada generasi baru dan tanah sudah tak tercukupi lagi, orang di desa

pun pergi ke kota, sedangkan di kota mereka pun harus bersaing dengan

penduduk asli kota tersebut ataupun orang dari berbagai wilayah lainnya, Hal

tersebut menjadi bertambah padatnya penduduk di kota. Persaingan tersebut

tidak hanya untuk tempat tinggal, melainkan bersanging untuk mendapatkan

bahan makanan maupun bersaing untuk mendapatkan lapangan pekerjaan.

Saat ini sebagian besar orang pada umumnya sudah tidak keberatan lagi

dengan program mengontrol kelahiran atau program keluarga berencana

yang menjadi salah satu soslusi mengurangi kepadatan penduduk ini, tetapi

sayangnya masih kurang sekali kesadaran untuk melaksanakannya dan

dianggap tidak penting. Dasar pemikiran lahirnya program keluarga

berencana (KB) di Indonesia ini dengan adanya permasalahan kependudukan

2

tersebut. Aspek-aspek yang penting dalam kependudukan seperti, Jumlah

besarnya penduduk, Jumlah pertumbuhan penduduk, Jumlah kematian

penduduk, Jumlah kelahiran penduduk, dan Jumlah perpindahan penduduk,

Yang menurut Malthus Dalam “Essay on Population”, Malthus beranggapan

bahwa bahan makanan penting untuk kelangsungan hidup, nafsu manusia tak

dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan

makanan.Seharusnya, apabila masyarakat mau menyadari masalah

kependudukan dari dulu masalah ini sangat penting dan tidak kalahnya

pentingnya dengan masalah ekonomi, hukum, dan norma agama, mungkin

saat ini tidak akan terjadinya ledakan penduduk seperti saat ini.

Berdasarkan data yang dipublikasikan pada www.penduduk

Indonesia.com Jumlah penduduk Indonesia menurut kelompok umur, jenis

kelamin pada tahun 2005, mulai dari kelompok umur 4 tahun sampai 75

tahun keatas untuk laki-laki adalah 109.613.519 jiwa, sedangkan untuk

perempuan berjumlah 108.472.769 jiwa, dan total semuanya adalah

218.086.288 jiwa.1 Mengacu pada hasil sensus penduduk 2010 jumlah di

Povinsi Banten 10.632.166 jiwa dan laju pertumbuhan penduduk sebesar

2,78%.2

Kurangnya kesadaran masyarakat ini menjadi salah satu pemicu

kepadatan penduduk dan Program Keluarga Berencana sangat membantu

1 Bahan Makalah Keluarga Berencana 2010, Yang Diselenggarakan Oleh Departemen Kesehatan

RI, Jakarta, 1998 : 1.

2 Rakerda BKKBN Provinsi Banten tahun 2011

3

masyarakat dengan membatasi jumlah anak dalam berkeluarga. Menurut

Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai

Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang bertugas

melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan

keluarga sejahtera, Tingkat kelahiran penduduk Indonesia lebih besar dari

tingkat kematian tingkat kelahiran atau fertilitas.

Namun, kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia untuk

“Keluarga Berencana” Progam (Family Planning) ini tidak bisa sepenuhnya

dijadikan sebab population explosion. Lihat juga bagaimana dengan para

pemilik kebijakan yaitu pemerintah daerah atau lebih khususnya BKKBN

(Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional yang mempunyai

otoritas progam KB ini belum bisa secara maksimal mengemban amanat

betapa pentingnya progam KB, seperti tidak ada keutuhan lembaga atau

sistem dalam mengurusi progam KB. pemerintah). Memang kesadaran dari

masyarakat akan pentingnya KB umumnya sudah banyak yang tahu, tapi

hanya sebatas sekelompok orang tertentu (perkotaan) tetapi tidak untuk

masyarakat bawah (desa) apalagi dengan masyarakat miskin.

Dengan adanya otonomi daerah (otda) yang berisi kewenangan dari

Pusat yang sepenuhnya dilimpahkan pada satiap daerah termasuk otoritas

dalam progam KB seharusnya dapat mendukung sosialisasi yang

dilaksanakan di pedesaan dan juga di masyarakat miskin yang mempunyai

angka kesadaran yang lebih rendah untuk menggunakan alat kontrasepsi.

Padahal jumlah penduduk yang terus meledak akan menjadi ancaman serius

4

jika tidak diimbangi ketersediaan pangan dan lapangan kerja. Kendala yang

menyebabkan rendahnya kesadaran masyarakat dalam ber-KB ini karena

masyarakat mempunyai persepsi bahwa anak merupakan sumber investasi

dimasa depan, masyarakat belum menyadari bahwa pentingnya mengikuti

keluarga berencana, keengganan masyarakat miskin untuk menjangkau

tempat pelayanan KB dan tenaga lapangan yang masih minim.

Berdasarkan hal tersebut program keluarga berencana yang menjadi

salah satu solusi untuk mengurangi kepadatan penduduk diharapkan dapat

membuat masyarakat menyadari akan pentingnya program ini dan

tujuannya. Untuk mendukung gagasan mulia ini, BKKBN sebagai lembaga

yang bertanggung jawab secara langsung untuk melaksankannya tentu saja

harus memilki strategi-strategi yang dapat menunjang tercapainya tujuan

tersebut yang dengan hal ini menggunakan strategi komunikasi agar dapat

terwujud efektif dan efisien.

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul Dimensi-

dimensi Komunikasi menyatakan bahwa strategi komunikasi merupakan

panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan

manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan.

Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat

menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan,

dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu

tergantung dari situasi dan kondisi.3

Sedangkan menurut Anwar Arifin dalam buku „Strategi Komunikasi‟

menyatakan bahwa : Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan

3 Onong Uchjana Effendi, Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung, Alumni, 1981 : 84.

5

keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna

mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti

memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan

yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas.

Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara

memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri

khalayak dengan mudah dan cepat.4

Adapun tujuan dari srategi komunikasi Menurut R.Wayne Pace,

Brent D. Peterson Dan M. Dallas Burnett dalam bukunya Techniques For

Effective Communication, Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian

dalam berkomunikasi (To secure understanding) , bagaimana cara

penerimaan itu terus dibina dengan baik (To establish acceptance),

penggiatan untuk memotivasi (To motive action), bagaimana mencapai

tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi

tersebut (The goals which the communicator sought to achieve).5

Maka, apabila strategi komunikasi BKKBN Provinsi Banten

berjalan secara efektif dan dapat memanfaatkan otonomi daerah yang sudah

ditetapkan, dimana pemerintahan daerah jauh lebih tahu keadaan rakyatnya

dibanding pemerintahan pusat, pasti program KB jauh akan lebih maksimal

hasilnya. Selain memperbaiki pengelolaan dari pihak penyelenggara,

masyarakat juga tetap harus ikut berpartisipasi untuk membantu terciptanya

segala strategi baru yang akan diterapkan oleh pemrintah/lembaga yang

mengurusi progam KB untuk daerahnya.

4 Onong Uchjana Effendy.,M.A 1984:10.

5 Rosady Ruslan,Kiat Dan Strategi Kampanye Public Relations,Raja Grafindo

Persada,Jakarta,2002:37.

6

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut : “ bagaimana strategi komunikasi BKKBN dalam pembentukan

kesadaran program keluarga berencana ? “

1.2. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana identifikasi khalayak yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi

Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga

berencana?

2. Bagaimana menyusun pesan yang dibuat oleh BKKBN Provinsi Banten

dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana?

3. Bagaimana menentukan metode BKKBN Provinsi Banten dalam proses

pembentukan kesadaran program keluarga berencana?

4. Bagaimana seleksi dan penggunaan media yang dipilih oleh BKKBN

Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga

berencana?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

7

1. Khalayak yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi Banten dalam proses

pembentukan kesadaran program keluarga berencana

2. Menyusun pesan yang dibuat oleh BKKBN Provinsi Banten dalam proses

pembentukan kesadaran program keluarga berencana

3. Menentukan metode yang dipilih BKKBN Provinsi Banten dalam proses

pembentukan kesadaran program keluarga berencana

4. Seleksi dan penggunaan media yang dipilih oleh BKKBN Provinsi Banten

dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Dari hasil penelitian ini peneliti berusaha untuk memahami bagaimana

penerapan dari berbagai teori-teori komunikasi yang pernah peneliti dapatkan di

bangku kuliah, juga menunjukan relevansi penelitian dengan disiplin ilmu yang

lebih luas. Peneliti mencoba menghubungkan objek penelitian yang dianalisis

dengan suatu kerangka pemikiran. Sehingga melalui hasil akhir dari penelitian ini

diharapkan dapat memberikan pembuktian secara ilmiah mengenai strategi

komunikasi yang dilakukan BKKBN untuk membentuk kesadaran masyarakan

akan pentingnya keluarga berencana.

8

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau masukan

yang berguna bagi para praktisi BKKBN dalam membuat strategi komunikasi

untuk kesadaran masyarakat dalam program Keluarga Berencana dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dan diharapkan penelitian tersebut dapat

bermanfaat bagi lembaga BKKBN.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Komunikasi

Pada mulanya, komunikasi yang tetap hanya terdapat pada masyarakat

kecil, kelompok orang yang hidup berdekatan yang merupakan satu unit politik.

Tetapi sekarang, akibat dari kecepatan media informasi dan kompleksnya

berbagai macam hubungan, maka komunikasi menjadi hubungan semua orang.

Manusia sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial, memiliki dorongan

ingin tahu, ingin maju, dan berkembang, maka salah satu sasarannya adalah

berkomunikasi. Karenanya komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi

kehidupan manusia. Dalam pepatah asing berbunyi : “Nature gave us two ears

and only mounth, so that we could listen twice as much as we speak”.6

Dalam kata lain pepatah tersebut mengajak kita lebih banyak mendengar

dari pada berbicara (komunikasi). Berbicara itu mudah, tetapi berkomunikasi

dengan baik tidak mungkin demikian halnya. Berbicara saja belum dapat

menjamin apa yang dibicarakan itu dapat sampai kepada yang akan diharapkan

memperolehnya. Komunikasi memberikan sesuatu kepada orang lain dengan

kontak tertentu atau dengan mempergunakan sesuatu alat. Banyak komunikasi

6 Widjaja, Komunikasi (Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat), Bumi Aksara, Jakarta, 2008 : 5.

10

terjadi dan berlangsung tetapi kadang-kadang tidak tercapai kepada sasaran

tentang apa yang dikomunikasikan itu. Dimungkinkan adanya komunikasi yang

baik antara pemberi pesan dan penerima pesan apabila terjalin persesuaian

diantara keduanya.

Komunikasi juga diartikan sebagai sebuah proses pengalihan pesan

(message) secara timbal balik dari seseorang komunikator kepada seorang

komunikan. Kata komunikasi atau communications dalam bahasa inggris berasal

dari kata latin communis yang berarti “sama” , communico, comminicatio, atau

communicare, yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama

(communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata

komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip.

Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau seuatu pesan

dianut secara sama.7

Menurut, Evertt M. Rogers “ komunikasi adalah proses dimana seatu ide

dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk

mengubah tingkah laku mereka.” Sedangkan menurut Bernard barelson dan gary

A. Steiner, “ komunikasi adalah transmisi, informasi, gagasan, emosi,

keterlampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan symbol-simbol, kata-kata,

gambar, figure, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang

biasanya disebut komunikasi.” Selain itu menurut Gerald R. Miller “komunikasi

7 . Deddy Mulyana, ilmu komunikasi suatu pengantar, remaja rosda karya, bandung,2000:41

11

terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima atau

lebih, dengan maksud untuk mempengaruhi perilaku penerima.8

Dalam istilah yang sederhana komunikasi adalah proses penyampaian

pengertian antar individu. Semua masyarakat manusia dilandasi kapasitas manusia

untuk menyampaikan maksud, hasrat, perasaan, pada pokoknya, komunikasi

adalah pusat minat dari situasi perilaku dimana suatu sumber menyampaikan

suatu pesan kepada seseorang penerima dengan tujuan mempengaruhi perilaku si

penerima.9

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan

bahwa komunikasi itu penting untuk konsep diri, akulturasi – diri, untuk

kelangsungan hidup, untuk memperoleh kalangsungan hidup, untuk memperoleh

kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi

yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan oranglain. Melalui

komunikasi kita berkerjasama dengan anggota masyarakat ( keluarga, kelompok

belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan Negara keseluruhan) untuk

mencapai tuan bersama.10

Dalam berkomunikasi ada tujuannya seperti yang dikatakan oleh onong

uchjana adalah untuk menimbulkan :

8 Evertt M.Rogers, Bernard Barelson dan Gary A. Steiner, Geralnd R. Miller, dalam deddy mulyana, ibid hal,62

9 H. Frazier Moore,hubungan masyarakat,remaja rosda karya,bandung,1981:78.

10 Deddy Mulyana,Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,Remaja Rosda Karya,Bandung,2000:5.

12

1. Perubahan pendapat (opinion change)

2. Perubahan sosial (social change)

3. Perubahan perilaku (behavior change)

4. Perubahan sikap (attitude change)

Selain tujuan ada fungsi komunikasi yang harus kita ingat yaitu :

1. Menyampaikan informasi (to infrom)

2. Mendidik (to educated)

3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence).11

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpukan bahwa komunikasi dapat

mengubah atau mempengaruhi orang lain dan juga mengubah perilaku mereka

sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Oleh karena itu semakin

banyak kesamaan persepsi khalayak dengan komunikatornya, maka komunikasi

yang dilakukan dapat dikatakan efektif dan apabila dari kesamaan persepsi

tersebut dapat menimbulkan perubahan sikap sesuai dengan keinginan

komunikatornya itu dapat menjadi indikator bahwa komunikasi yang dilakukan

sudah mencapai keberhasilan. Dengan adanya komunikasi yang efektif hal

tersebut dapat mengubah masyarakat untuk mempunyai kesadaran mereka akan

pentingnya keluarga berencana.

Peneliti beranggapan bahwa penelitian strategi komunikasi BKKBN

Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga

11 onong uchajana effendi., ilmu komunikasi dan praktek, remaja rosda karya,bandung,2003:8

13

berencana sangat relevan dengan pengertian serta tujuan dan fungsi komunikasi.

Dalam penelitian ini peneliti berupaya meneliti bagaimana perubahan pendapat,

sosial, perilaku, sikap masyarakat dan bagaimana BKKBN Provinsi Banten

menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, mempengaruhi, serta strategi

komunikasi yang digunakan BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan

kesadaran program keluarga berencana.

2.2. Komunikasi Publik

Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang

berbeda dalam organisasi atau yang diluar organisasi, secara tatap muka atau

melalui media. Tujuan dari komunikasi publik untuk memberikan informasi

kepada sejumlah besar orang mengenai organisasi dan untuk menjalin hubungan

antara organisasi dengan masyarakat diluar organisasi seperti pemakai jasa

organisasi, pemakai hasil produksi organisasi dan masyarakat umumnya.

Pemberian informasi kepada publik bertujuan untuk mengubah sikap

publik terhadap informasi yang diberikan misalnya bertambah kepercayaan orang

atau kesan baik orang terhadap organisasi tersebut.12

Adapun organisasi yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah BKKBN sebagai instansi yang bertugas

untuk melaksanakan program keluarga berencana dan keluarga sejahtera.

Komunikasi Publik dapat diakukan oleh siapa pun, dapat pula dilakukan

oleh seorang komunikator publik profesional. Mereka yang termasuk

12 Arni, Muhammad, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2008 :197-198

14

Komunikator Publik Profesional antara lain, manager dan staf PR/Humas,

wartawan, penyiar radio, presenter, penyaji ramalan cuaca, dan sebagainya.13

Komunikasi Publik adalah penyampaian pesan (message), berupa ide atau

gagasa, informasi, ajakan, dan sebagainya kepada orang banyak. Sarananya, bisa

media massa, bisa pula melalui orasi pada rapat umum atau aksi demonstrasi,

blog, situs jejaring sosial, kolom komentar di website/blog, e-mail, milis, SMS,

surat, surat pembaca, reklame, spanduk, atau apa pun yang bisa menjangkau

publik. Yang pasti, Komunikasi Publik memerlukan keterampilan komunikasi

lisan dan tulisan agar pesan dapat disampaikan secara efektif dan efisien.

Komunikasi publik juga dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan

seperti adanya kelompok - kelompok didalam masyarakat yang bersifat primer

dan sekunder menjadi wadah orang-orang untuk saling berinteraksi dan menukar

informasi serta dapat mengubah perilaku seseorang didalamnya.

Kelompok primer Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi

sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam

kehidupan. Sedangkan menurut Goerge Homan kelompok primer merupakan

sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang acapkali berkomunikasi

dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung

(bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan

sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain. Kelompok sekunder Jika interaksi

13 http://romeltea.com/komunikasi-publik-public-communication di akses pada hari Senin,

tanggal 20 februari 2012, pukul 03.00 wib

15

sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan.

Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektiv. Misalnya: partai politik,

perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.14

Sebagai mana yang telah di uraikan diatas, berkaitan dengan penelitian ini

peneliti menganggap bahwa komunikasi yang dilakukan oleh BKKBN untuk

memberikan informasi kepada public tidak hanya langsung tetapi juga melalui

kelompok-kelompok yang bersifat primebhr dan sekunder.

2.3. Strategi Komunikasi

Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen

(management) untuk mencapai suatu tujuan.15

Perencanaan merupakan awal dari

suatu kegiatan, bagaimana tidak tanpa perencanaan lebih dulu kegiatan

komunikasi, seseorang komunikator perlu merencanakan terlebih dahulu

mengenai pesan komunikasi yang akan ditujukan kepada sasaran komunikan.

Sebagai seorang komunikator sebelum melakukan kegiatan komunikasi perlu

adanya pemahaman terlebih dahulu mengenai bagaimana proses komunikasi

berlangsung.16

Berdasarkan pengertian diatas strategi komunikasi merupakan paduan dari

perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajeman komunikasi

(cummonucation management) untuk mencapai suatu tujuan. Perencanaan yang

14 Soerjono, Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajagrafindo, Jakarta, 1982 : 102

15 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, Bandung : Rosda, 2001:74.

16 Ibid, hal 33

16

juga tidak kalah pentingnya yang perlu memperoleh perhatian agar komunikasi

yang dilancarkan sesuai sasaran yang ingin dicapai adalah menentukan siapa yang

akan menjadi komunikator. Pesan komunikasi akan memperoleh perhatian dan

dapat dan mempengaruhi komunikan apabila informasi yang disampaikan

komunikator terdapat menarik dan terdapat kesamaan-kesamaan. Begitu juga

kepercayaan komunikan akan terbentuk apabila komunikator mempunyai

kredibilitas terhadap apa yang dikomunikasikan. Jadi jelas bahwa daya tarik

seseorang komunikator dan komunikaktor kredibilitas memegang peranan penting

dalam melancarkan komunikasi. Yang dalam penelitian ini BKKBN menjadi

komunikator dan masyarakat menjadi komunikannya.

Onong Uchjana Effendy menjelaskan bahwa strategi komunikasi

mempunyai fungsi untuk menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat

informatif, persuasif, dan instruktif, secara sistematis kepada sasaran untuk

memperoleh hasil yang optimal dan menjembatani kesenjangan budaya akibat

kemudahan diperolehnya dan dioperasionalkannya media massa yang begitu

ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai – nilai budaya.17

Beliau juga

mengemukakan beberapa komponen dalam strategi komunikasi, antara lain18

:

17 Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek) Bandung : Remaja Rosda karya.

1992. Hal 27

18 Ibid hal : 35

17

1. Mengenali sasaran komunikasi

Sebelum melancarkan komunikasi perlu dipelajari siapa saja yang akan

menjadi sasaran komunikasi. Mengenali sasaran komunikasi bergantung

pada tujuan komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar

mengetahui (dengan metode informatif) atau agar komunikan melakukan

tindakan tertentu (metode persuasif atau instruktif).

2. Pemilihan media komunikasi

Untuk mencapai sasaran komunikasi komunikator harus dapat memilih

salah satu atau gabungan dari beberapa media komunikasi, tergantung

pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik

yang akan digunakan. Pemilihan media komunikasi di sini yang digunakan

dalam berkomunikasi berupa bahasa.

3. Pengkajian tujuan pesan komunikasi

Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang

harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik

instruksi. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan dan lambang. Isi pesan

komunikasi bisa satu, tetapi lambang yang digunakan bisa bermacam-

macam. Lambang yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan isi pesan

adalah bahasa, gambar, warna dan lain – lain. Pesan dalam bahasa yang

disampaikan ini bisa berupa pesan verbal dan pesan non verbal. Pesan

yang berbentuk verbal ini berupa pesan yang dapat diuraikan dalam bentuk

18

kata–kata yang biasa diwujudkan dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Sedangkan pesan yang berupa non verbal ini berbentuk gerak tubuh,

ekspresi wajah, tekanan suara, bau dan lainnya.

Dalam bukunya strategi komunikasi, sebuah pengantar ringkas Arifin

menawarkan strategi-strategi komunikasi sebagai berikut:19

1. Mengenal Khalayak

Mengenal khalayak haruslah langkah pertama bagi komunikator dalam

usaha komunikasi yang efektif . sebagaimana telah dijelaskan bahwa

dalam proses komunikasi, khalayak itu sama sekali tidak pasif, melainkan

aktif, sehingga antara komunikator dan komunikan bukan saja terjadi

saling hubungan, tetapi juga saling mempengaruhi. Artinya khalayak

dapat dipengaruhi, oleh komunikator tetapi komunikator juga dapat

dipengaruhi oleh komunikan atau khalayak.

Dalam proses komunikasi, baik komunikator maupun khalayak

mempunyai kepentingan yang sama. Tanpa persamaan kepentingan,

komunikasi tak mungkin berlangsung. Justru itu, untuk berlangsungnya

suatu komunikasi dan kemudian tercapainya hasil yang positif, maka

komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak

terutama dalam pesan, metode, dan media. Menurut Schoenfeld

sebagaimana dikutip oleh Arifin mengemukakan klasifikasi khalayak

sebagai berikut:20

19 Anwar Arifin. Strategi Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringkas. Bandung : Armico 1994. hal : 64

20 Ibid hal : 29

19

Inovator ataupun penemu ide adalah orang-orang yang kaya akan

akan ide baru, dan karenanya mudah atau sukar menerima ide baru

orang lain.

Early adopters atau barang yang cepat bersedia untuk mencoba apa

yang dianjurkan kepadanya.

Early Majority atau kelompok orang-orang yang mudah menerima

ide-ide baru asal saja sudah diterima oleh orang banyak.

Mayority atau kelompok dalam jumlah terbanyak yang menerima

atau menolak ide baru, terbatas pada suatu daerah.

Non-adopters ataupun orang-orang yang tidak suka menerima ide

baru dan mengadakan perubahan-perubahan atas pendapatnya yang

semula.

Mengenal pengaruh kelompok dan nilai-nilai kelompok, memang

merupakan hal yang harus dikenal dan diteliti oleh komunikator untuk

menciptakan komunikasi yang efektif, sebab manusia hidup dari kelompok

dan pengenalan manusia adalah hal yang sangat penting karena manusia

merupakan unsure yang paling penting dalam proses komunikasi.

2. Menyusun Pesan

Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya

dalam perumusan strategi, ialah menyusun pesan, yaitu menentukan tema

dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan

tersebut, ialah mampu membangkitkan perhatian, sebagaimana yang telah

dijelaskan bahwa manusia dalam saat yang bersamaan terkadang

dirangsanng oleh banyak pesan dari berbagai sumber, tetapi tidaklah

semua rangsangan itu dapat mempengaruhi khalayak, maka haruslah

melalui pintu perhatian terlebih dahulu untuk dapat mencapai efektifitas

20

dari pesan tersebut. Adapun cara-cara pengorganisasian pesan antara lain

adalah sebagai berikut:21

a. Deduksi : Inti pokok pesan kita sampaikan terlebih dahulu baru

kemudian penjelasan-penjelasan serta perincian-perincian

menyusul diberikan.

b. Induksi : Kebalikan dari deduksi. Yang disampaikan pertama kali

adalah uraian-uraian, detil-detil dari suatu gagasan yang

susunannya mengarah pada suatu kesimpulan yang diberikan pada

akhir kegiatan komunikasi.

c. Kronologis : Pesan komunikasi disampaikan menurut urutan waktu

terjadinya peristiwa.

d. Spasial : Pesan komunikasi disampaikan menurut urutan tempat.

e. Topikal : Pesan komunikasi disampaikan menurut urutan prioritas

tertentu. Dari yang penting ke kurang penting, dari yang tidak

menarik ke menarik, dari konsep / pengertian yang sudah dikenal

ke yang asing. Dapat berlaku pula sebaliknya.

f. Kausal : Disini pesan komunikasi disajikan dengan urutan ”sebab”

kemudian ”akibat” atau sebaliknya.

3. Menetapan metode

Seperti telah disinggung, bahwa mencapai efektivitas dari suatu

komunikasi selain akan tergantung dari kemantapan isi pesan yang di

selaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka juga akan

turut dipengaruhi oleh metode-metode penyampaian pesan. Strategi

menetapkan metode berguna untuk membantu mengefektifkan sebuah

strategi sebelumnya menjadi lebih efektif. Arifin menawarkan

beberapa metode komunikasi, yaitu:22

21 Nina Winangsih Syam. Dadang Sugiana. Perencanaan pesan dan media. Jakarta : Pusat

penerbitan Universitas Terbuka. 2004. Hal : 1.22

22 Ibid Anwar Arifin. hal : 84

21

a. Redundancy (Repetition)

Adalah mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang

pesan kepada khalayak. Manfaat lainnya, ialah bahwa khalayak

tidak akan mudah melupakan hal yang penting yang disampaikan

berulang-ulang itu.

b. Canalizing

Proses canalizing ialah memahami dan meneliti pengaruh

kelompok terhadap individu atau khalayak. Untuk berhasilnya

komunikasi ini, maka haruslah dimulai dari memenuhi nilai-nilai

dan standar kelompok dan mayarakat dan secara berangsur-angsur

merubahnya ke arah yang dikehendaki.

c. Informatif

Dalam dunia komunikasi massa dikenal salah satu bentuk pesan

yang bersifat informatif, yaitu suatu bentuk isi pesan, yang

bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan (metode)

memberikan penerangan.

d. Persuasif

Persuasif berarti, mempengaruhi dengan jalan membujuk. Dalam

hal ini khalayak digugah baik pikirannya, maupun dan terutama

perasaanya.

e. Edukatif

Metode edukatif, sebagai salah satu cara mempengaruhi khalayak

dari suatu pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan

dalam bentuk pesan yang berisi: pendapat-pendapat, fakta-fakta

dan pengalaman-pengalaman.

f. Kursif

Kursif berarti mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa.

Dalam hal ini khalayak dipaksa, tanpa perlu berfikir lebih banyak

lagi, untuk menerima gagasan-gagasan atau ide-ide yang

dilontarkan. Oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi

pendapat-pendapat juga berisi ancaman-ancaman.

4. Seleksi dan Penggunaan Media

Penggunaan media sebagai alat penyalur ide, dalam rangka merebut

perhatian masyarakat pada abad ini, adalah suatu keharusan. Sebab

selain media massa dapat menjangkau jumlah besar khalayak, juga

dewasa ini rasanya kita tak dapat lagi hidup tanpa surat kabar, radio,

film, televisi bahkan internet. Dan agaknya alat-alat tersebut kini betul-

betul telah muncul sebagai alat komunikasi massa yang sejati yang

22

selain berfungsi sebagai alat penyalur, juga mempunyai fungsi sosial

yang kompleks.

Sebagaimana dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi yang ingin

dilancarkan, kita harus selektif, dalam arti menyesuaikan keadaan dan

kondisi khalayak, maka dengan sendirinya dalam penggunaan media

pun, harus demikian pula. Kapan harus menggunakan media

konvensional dan kapan harus menggunakan media baru Hal ini karena

masing-masing media tersebut mempunyai kemampuan dan

kelemahan-kelemahan tersendiri sebagai alat.

Seperti telah diuraikan sebelumnya dan sesuai dengan tujuan dari

penelitian ini, peneliti ingin mengetahui secara seksama bagaimana strategi

komunikasi yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi Banten untuk dapat

membentuk kesadaran masyarakat untuk mengikuti program Keluarga Berencana

dengan mencari jawaban melalui penjelasan yang telah diungkapkan Effendy dan

Arifin.

2.3.1 Peranan Komunikator Dalam Strategi Komunikasi

Dalam strategi komunikasi peranan komunikator sangatlah penting. Strategi

komunikasi harus luwes sedemikian rupa sehingga komunikator sebagai

pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang

mempengaruhi. Faktor-faktor yang berpengaruh bisa terdapat pada komponen

media atau komponen komunikan, sehingga efek yang diharapkan tak kunjung

tercapai.

23

Para ahli komunikasi cenderung untuk sama-sama berpendapat bahwa dalam

melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan pendekatan apa yang disebut

A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure.

A-A Procedure ini sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang

disingkat AIDDA. Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Hasrat),

Decision (Keputusan), Action (Kegiatan). Terkait pada objek penelitian ini

sebagai berikut :

A - attention = Menarik perhatian masyarakat akan program

keluarga berencana BKKBN.

I - interest = Membangkitkan minat masyarakat akan

pentingnya keluarga berencana.

D - desire = Menumbuhkan hasrat masyarakat untuk

mengikuti program keluarga berencana.

D - decision = Membuat keputusan untuk melakukan

program keluarga berencana.

A - action = Melakukan penggiatan program keluarga

berencana BKKBN.

Proses pentahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi

hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hubungan ini

komunikator harus menimbulkan daya tarik23

.

23 Onong, Uchjana Effendi. 2000, Ilmu, Teori, Dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti,

Bandung. Hal 303-304

24

Hal tersebut membuat kefektifan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh

kemampuan berkomunikasi, tetapi juga ditentukan oleh komunikator yaitu

BKKBN Provinsi Banten karena ialah pengutara pikiran dan perasaanya dalam

membentuk pesan untuk membuat masyarakat sebagai komunikan menjadi tahu

atau berubah sikap, pendapat, serta perilakunya.

2.4. BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana)

Secara singkat BKKBN dimulai dari suatu organisasi yang murni berstatus

swasta pada tahun 1957, kemudian berkembang menjadi organisasi semi

pemerintahaan pada tahun 1968 dan pada tahun 1970 menjadi organisasi resmi

pemerintah sebagai pelaksana dan pengelola program KB nasional sampai dengan

era baru saat ini. Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional ,disingkat

BKKBN, adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang bertugas

melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga

sejahtera.

Menurut Bpk.Ade Anwar “Di Provinsi banten sendiri BKKBN (Badan

Kependudukan Keluarga Berencana) merupakan kepanjangan tangan dari

BKKBN Pusat. Artinya, walaupun merupakan organisasi pemerintah, BKKBN

Provinsi banten bukan merupakan organisasi yang berada di bawah naungan

pemeritahan provinsi banten secara langsung karena baik program maupun

anggaran kegiatan BKKBN provinsi banten tidak berasal dari APBD maupun

APBN provinsi banten”.24

2.5. Keluarga Berencana

24 Hasil wawancara dengan Kabag. advokasi dan KIE di BKKBN Provinsi Banten

25

Tahun 1960-an banyak pihak yang khawatir tentang dampak negative dari

angka pertumbukhan penduduk dan akibat tingginya fertilitas di Negara-negara

berkembang termaksud Indonesia. Berbagai survey menunjukan bahwa banyak

perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, tetapi tidak ingin mamakai alat

kontrasepsi lagi. Dengan ditemukannya alat dan obat kontrasepsi yang murah dan

dapat menjangkau kebutuhan sebagian besar Negara yang sedang berkembang,

maka keluarga berencana adalah cara terbaik untuk menjawab permasalahan

pertumbuhan penduduk.

Program keluarga berencana dilaksanakan atas dasar suka- rela serta tidak

bertentangan dengan agama, kepercayaan dan moral Pancasila. Dengan demikian

maka bimbingan, pendidikan serta pengarahan amat diperlukan agar masyarakat

dengan kesadarannya sendiri dapat menghargai dan, menerima pola keluarga kecil

sebagai salah satu langkah utama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Oleh

karena itu pelaksa-naan program keluarga berencana tidak hanya menyangkut

masalah tehnis medis semata-mata, melainkan meliputi berbagai segi penting lainnya

dalam tata hidup dan kehidupan masyarakat.25

Keluarga Berencana adalah salah satu program yang digalakkan

pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia. Hal ini

disebabkan jumlah penduduk Indonesia menduduki posisi nomor empat terbanyak

di dunia. Jika tidak dikendalikan, maka ledakan penduduk ini akan menjadi

sebuah masalah sosial yang bisa mengganggu pembangunan bangsa. Program

25 www.bappenas.go.id/get-file-server/node/7082/

26

Keluarga Berencana ini merupakan sebuah program yang berada di bawah

pengawasan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Lembaga tersebutlah yang mengelola dan mengatur pelaksanaan program

Keluarga Berencana bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya dengan

mengkampanyekan program Keluarga Berencana atau KB. Masyarakat diajak

untuk mengikuti program KB, agar jumlah keluarga bisa dikendalikan. Macam-

macam alat KB diperkenalkan dan masyarakat diberikan keleluasaan untuk

memilih alat kontrasepsi mana yang sesuai dengan pilihan mereka.

Beberapa macam alat kontrasepsi dalam program keluarga berencana ini di

antaranya adalah pil KB, Spiral, vasektomi, suntik, IUD dan juga Kondom.

Sasaran penggunaan alat KB ini adalah para pasangan muda dan ibu yang baru

melahirkan. Kepada mereka, program keluarga dikenalkan sejak dini dengan

harapan mereka bisa ikut mensukseskan program tersebut.

Untuk meningkatkan kualitas keluarga yang memiliki balita dilaksanakan

juga program Bina Keluarga Balita (BKB). Program BKB yang telah dicanangkan

sejak tahun 1980-an merupakan suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan keluarga dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak

secara optimal melalui interaksi orangtua dan anak. Bila di Posyandu terdapat

Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk melihat pertumbuhan anak, maka dalam BKB

terdapat Kartu Kembang Anak (KKA) melihat perkembangan keterampilan dan

kecerdasan anak.

27

Untuk keluarga yang memiliki remaja usia 6-21 tahun (belum menikah)

dapat disediakan program kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR). BKR adalah

kegiatan yang dilakukan keluarga,khusunya orangtua atau keluarga lainnya untuk

meningkatkan pembinaan tumbuh kembang remaja secara baik dan terarah dalam

rangka pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Pada kegiatan ini

yang terpenting adalah bagaimana orangtua dapat mengasuh anak yang

mengalami masa puber.

Dan bagi keluarga yang mempunyai Lansia dapat mengikuti program Bina

Keluarga Lansia (BKL). BKL adalah wadah kegiatan yang dilakukan oleh

keluarga yang memiliki lansia untuk mengetahui, memahami, dan mampu

membina kondisi dan masalah lanjut usia dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan lanjut usia.26

Sesuai dengan perjalanan paradigma program pembangunan secara umum,

program keluarga berencana diarahkan pada beberapa tujuan pembangunan

sebagai berikut:

1. Menurunkan angka pertumbuhan penduduk melalui penurunan angka

kelahiran agar meningkatkan strandar kehidupan masyarakat.

2. Meningkatakan kesehatan dan kualitas hidup perempuan dengan

membantu mereka mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan

aborsi.

26 http://banten.bkkbn.go.id

28

3. Memajukan hak-hak pasangan dan perempuan (kesetaraan gender)

untuk membantu keluarga sesuai dengan kebebasan dan tanggung

jawab yang dituangkan dalam hak-hak reproduksi dan sosial.27

2.6. Kerangka Berpikir

BKKBN adalah Badan Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia

yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan

keluarga sejahtera.

BKKBN mempunyai program KB yang merupakan salah satu pelayanan

kesehatan preventif yang paling dasar utama dari wanita. Program ini sangat

membantu masyarakat dengan membatasi jumlah anak dalam berkeluarga dari

tingkat kelahiran suatu penduduk yang sekarang lebih besar dari tingkat kematian.

Program KB ini juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kepadatan

penduduk yang menjadi masalah penting bagi setiap orang pada saat ini.

Dan untuk mengubah pola pikir masyarakat dari keluarga besar yang

kurang terurus, kepada keluarga kecil yang sejahterah. Dengan demikian mereka

mau mengatur dan membatasi jumlah kelahiran anak yang pada akhirnya dapat

menurunkan laju pertumbuhan penduduk yang nasional.

Agar tujuan tersebut dapat dicapai dengan mengubah pola pikir

masyarakat dan perilaku lainnya BKKBN Provinsi Banten menggunakan strategi

27 Agus joko piyoto dan pande mate kutanegara, keluarga berencana dan kesehartan reproduksi,

pustaka pelajar, 2010 : 24.

29

– strategi komunikasinya yang sebagai mana dijelaskan pada Arifin Anwar,

pendekatan strategi tersebut terdiri dari analisis khalayak, strategi pesan, strategi

penentuan metode komunikasi serta strategi seleksi dan penggunaan media.

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

KEPADATAN PENDUDUK

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode penelitian

BKKBN

KELUARGA BERENCANA

STRATEGI

KOMUNIKASI

Analisis

khalayak Strategi pesan

Strategi

penggunaan

metode

Strategi

seleksi dan

penggunaan

media

Bagaimanan BKKBN

menentukan siapa saja

yang menjadi

khalayak BKKBN

Provinsi Banten

dalam proses

pembentukan program

keluarga berencana

Bagaimana pesan

komunikasi yang

dibuat oleh

BKKBN dalam

proses

pembentukan

program keluarga

berencana

Metode yang di

gunakan BKKBN

Provinsi Banten

dalam proses

pembentukan

kesadaran

program keluarga

berencana

Media yang

digunakan

BKKBN dalam

proses

pembentukan

kesadaran

program keluarga

berencana

31

Metode penelitian deskriptif ini menggunakan pendekatan kualitatif yang

dapat dilakukan dengan wawancara langsung dan mendalam menggali berbagai

data dan informasi yang tidak bisa dijangkau dengan pertanyaan-pertanyaan

dalam kuesioner.28

Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atas peristiwa.

Penelitian ini tidak hanya mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji

hipotesis atau membuat prediksi.

Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada

masa sekarang. Karena banyak sekali ragam penyelidikan demikian,metode

penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai

teknik deskriptif. Diantaranya ialah penyelidikan yang menuturkan, menganalisis,

dan mengklasifikasi ; penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik

interview, angket, observasi, atau dengan teknik test ; studi kasus, studi

komperatif, studi waktu dan gerak, analisis kualitatif, studi kooperatif atau

operasional.29

Penelitian deskriptif ditujukan untuk :

1. Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang

ada.

28 Frank Jefkins, Public Relations, Erlangga, 1995: 258

29 Winarno, Surakhmad, Pengantar Penellitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 1982 : 139.

31

32

2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek

yang berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah

yang belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan

keputusan pada waktu yang akan dating.30

3.2. Tehnik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan

penulis menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Data primer

Untuk mendapatkan data yang diinginkan, dalam penelitian ini penulis

melakukan wawancara mendalam ( indepth interview) terhadap orang yang

berkompeten dilingkungan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) yaitu Kasubbag Umum dan Humas Kasubbid, Advokasi dan KIE,

Kerjasama Kepengendalian Kependudukan. Sehingga dapat diperoleh data-data

yang dibutuhkan untuk melakukan suatu analisis dalam penelitian ini.

2. Data sekunder

30 Jalaludin, Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2000 :25.

33

Merupakan pengumpulan data yang diperlukan dalam bentuk yang sudah berupa

publikasi, dalam ini penulis mendapatkan sejumlah data yang diperlukan dengan

cara :

a. Studi kepustakaan, berupa buku, arsip, dan dokumen lainnya yang terikat

dengan pembentukan kesadaran akan keluarga berencana dari BKKBN

Provinsi Banten guna kelengkapan data dalam penelitian ini.

3.3. Key Informan

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh

spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga

elemen, yaitu : tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas(activity) yang

berinteraksi secara sinergis31

. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai

obyek penelitian yang ingin diketahui apa yang akan terjadi didalamnya.

Pada istilah kualitatif juga tidak menggunakan istilah sampel. Sampel pada

penelitian kualitatif disebut sebagai informan atau objek penelitian, yaitu orang-

orang yang dipilih diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan penelitian.

Namun dalam penelitian kali ini peneliti menyebutnya sebagai informan.

Informan adalah seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting

tentang suatu objek32

.

Adapun key informan dalam penelitian ini adalah :

31 Sugiono.2008.Metode PenelitianKuantitatif, KualitatifdanR&D.Jakarta :Alfabet. Hal 215

32 Rachmat Kriyantono.2008.Teknis PraktisRisetKomunikasi.Jakarta :KencanaPrenada hal 296

34

1. Drs. Agus Rahmat, selaku Kasubbag Umum dan Humas di BKKBN Provinsi

Banten.

2. Drs. Ade Anwar, Karena beliau selaku Kasubbid, Advokasi dan KIE.

3. Nafis, selaku Kasubid, Kerjasama Kepengendalian Kependudukan.

Adapun alasan peneliti memilih ketiga informan tersebut karena ketiganya

dianggap memahami dan memliki informasi terkait strategi komunikasi BKKBN

Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga. (1)

Karena beliau yang membuat, menjalankan, serta menginformasikan program

Keluarga Berencana kepada masyarakat. (2) Beliau yang memberikan penerangan

kepada masyarakat tentang keluarga berencana dan juga memberikan pelayanan

KIE (komunikasi, informasi, edukasi) kepada masyarakat. (3) salah satu informan

yang mengerti tentang kepadatan penduduk di Provinsi Banten.

Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

teknik snowball sampling. Teknik ini merupakan teknik penentuan subjek yang

awalnya berjumlah kecil kemudian berkembang semakin banyak. Orang yang

dijadikan informan pertama diminta memilih atau menunjuk orang lain untuk

dijadikan informan lagi, begitu seterusnya.33

Jadi awalnya peneliti hanya memilih

satu informan yang kemudian dimintai saran untuk mengarahkann informan

selanjutnya.

3.4. Analisis Data

33 Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif.Kualitatif, Bandung : R&D Alfabeta. 2008. Hal 157

35

Berdasarkan data yang diperoleh, penulis akan mendeskripsikan dengan

menganalisisnya secara kualitatif, artinya penelitian mengenai kualitas suatu

informasi disini adalah mengenai strategi BKKBN dalam proses pembentukan

kesadaran keluarga berencana. Analisis data adalah proses penyederhanaan data

kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan interpretasikan.34

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan model Milles and Huberman, mengemukakan bahwa aktifitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh35

Aktifitas analisis

data,yaitu :

a. Data reduction (reduksi data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci, mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal – hal yang penting dicari tema dan

polanya.

b. Data display ( penyajian data )

34 Sofian Effendi & Christ Manning Dalam Masri Singrimbun, Metode Penelitian Survey LP3ES,

Jakarta, 1989 : 263

35 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif. Bandung : R&D Alfabeta. 2008. hal. 220

36

Setelah data direduksi ,maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat ,bagan,hubungan

antar kategori dan lainnya. Yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks

yang bersifat naratif. Penyajian data merupakan upaya

penyusunaan, pengumpulan informasi ke dalam suatu matrik

atau konfigurasi yang mudah dipahami. Konfigurasi semacam

ini akan memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Kecenderungan kognitif manusia adalah

penyederhanaan informasi yang komplek ke dalam suatu

bentuk yang dapat dipahami secara gamblang. Penyajian data

yang sederhana dan mudah dipahami adalah cara utama untuk

menganalisis data deskriptif kualitatif yang valid. Penyajian ini

bisa dalam bentuk matrik, grafik atau bagan yang dirancang

untuk menghubungkan informasi. Penyajian data yang peneliti

lakukan adalah mengenai strategi komunikasi BKKBN

Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program

keluarga berencana.

c. Conclusion drawing / verification

37

Dalam hal ini setelah dilakukan reduksi data,da menyajikan

data yang didapat dari lapangan maka langkah terakhir adalah

penarikan kesimpulan verifikasi terhadap data – data yang ada.

,Data inilah yang kemudian disusun ke dalam satuan-satuan,

kemudian dikategorikan sesuai dengan masalah-masalahnya.

Data tersebut dihubungkan dan dibandingkan antara satu sama

lain sehingga mudah ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari

sikap permasalahan yang ada.36

Kesimpulan yang ingin peneliti

sampaikan adalah mengenai strategi komunikasi BKKBN

Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program

keluarga berencana.

Dalam penelitian kualitatif ini adapun analisa data yaitu Triangulasi dilakukan

secara bersamaan dengan pengumpulan data, dengan prosedur penelitian sebagai

berikut37

:

a. Analisa data dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan data,

interprestasi data dan membuat narasi laporan.

b. Analisa dan kualitatif selalu didasarkan kepada upaya-upaya

“mengurangi” data dan menginterprestasikannya.

c. Menyajikan kembali data dalam bentuk tabel.

36 Matthew B. Milles, A Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah Tjejep Rohendi

Rosidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press. 1992 . Hal 25

37 Umar, Husein, Metode Riset Komunikasi Organisasi, Gramedia, Jakarta, 2002 :50.

38

d. Mengidentifikasi proses pengkatagorian data.

Prosedur penelitian dilakukan agar hasil yang didapat memiliki kualitas yang

memenuhi syarat reabilitas, yaitu mendapatkan hasil yang tetap sama dari

pengumpulan data yang dilakukan pada waktu berbeda dan validitas, yaitu

ketepatan dalam mengukur konsep teori yang dianut dan bukan konsep lain.38

3.5. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Identifikasi khalayak yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi

Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga

berencana.

2. Menyusun pesan yang dibuat oleh BKKBN Provinsi Banten dalam

proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana.

3. Menentukan metode BKKBN Provinsi Banten dalam proses

pembentukan kesadaran program keluarga berencana.

4. Seleksi dan penggunaan media yang dipilih oleh BKKBN Provinsi

Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga

berencana.

3.6. Lokasi Penelitian dan Waktu

38 Jamiludin, Ritongn, Riset Kehumasan, Grafindo, Jakarta, 2004 : 29.

39

Penelitian ini dilakukan di lembaga/instansi BKKBN yang terletak di

Serang Jl. Raya palima pakupatan No.2 Provinsi Banten – 42171. Dengan tujuan

untuk menggambarkan strategi komunikasi yang dilakukan BKKBN Provinsi

Banten dalam membentuk kesadaran masyarakat akan Program Keluarga

Berencana. Adapun rencana prlaksanaan penelitian ini akan berlangsung selama

kurang lebih 30 hari.

BAB IV

40

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Pada tahun 1957 BKKBN dimulai dari suatu organisasi yang murni

berstatus swasta kemudian berkembang menjadi organisasi semi pemerintahaan

pada tahun 1968 dan pada tahun 1970 menjadi organisasi resmi pemerintah

sebagai pelaksana dan pengelola program KB nasional sampai dengan era baru

saat ini. Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional ,disingkat BKKBN,

adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang bertugas

melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga

sejahtera.

Kini di Provinsi banten BKKBN berubah nama menjadi “Badan

Kependudukan Keluarga Berencana” yang menangani tentang kependudukan di

Provinsi Banten sendiri. BKKBN juga merupakan kepanjangan tangan dari

BKKBN Pusat. Artinya, walaupun merupakan organisasi pemerintah, BKKBN

Provinsi banten bukan merupakan organisasi yang berada di bawah naungan

pemeritahan provinsi banten secara langsung karena baik program maupun

anggaran kegiatan BKKBN provinsi banten tidak berasal dari APBD maupun

APBN provinsi banten.

Adapun tujuan dan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan dari

BKKBN Provinsi banten antara lain:

A. Tugas Pokok

40

41

Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana

dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

B. Fungsi

Adapun fungsi dari BKKBN Provinsi Banten ini antara lain

adalah sebagai berikut :

Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Keluarga

Berencana dan Keluarga Sejahtera.

Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN.

Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah,

swasta, LSOM dan masyarakat dibidang Keluarga Berencana dan

Keluarga Sejahtera.

Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum

dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan

tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,

persandian, perlengkapan dan rumah tangga

C. Kewenangan

Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya.

Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung

pembangunan secara makro.

Perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan

angka kematian ibu, bayi dan anak.

42

Penetapan sistem informasi dibidangnya.

Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, yaitu :

o Perumusan dan pelaksanaan kegiatan tertentu dibidang

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

o Perumusan pedoman pengembangan kualitas keluarga

4.1.1. Visi Misi

Visi

Visi program keluarga berencana pada era baru di tetapkan menjadi

“Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015”. Visi ini di maksudkan untuk

menekan laju pertumbuhan yang semakin meningkat di Provinsi Banten serta

mewujudkan keluarga yang sejahtera dan memiliki jumlah anak yang ideal,

berwawasan ke depan, tanggung jawab dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

Misi

Adapun Misi dari BKKBN Provinsi Banten yaitu “Mewujudkan

Pembangunan Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga

Kecil Bahagia Sejahtera” BKKBN Provinsi Banten yakin akan mewujudkan

misi bersebut dari program keluarga berencana yang di gulirkan oleh instansi

ini yang membuat keluarga kecil sejahtera dibandingkan dengan keluarga

besar yang kurang terurus. Dengan demikian masyarakat juga akan

43

mempunyai wawasan yang lebih luas lagi untuk Provinsi Banten yang

berkaitan dengan kependudukannya sendiri.

4.1.2 Struktur Organisasi BKKBN Provinsi Banten

- Kepala BKKBN Provinsi Banten, membawahi :

Sekretaris Utama, membawahi :

1. Subbagian perencanaan

2. Subbagian Umum dan Humas

3. Subbagian Keuangan dan BMN

4. Subbagian Kepegawaian dan Hukum

5. Subbagian Administrasi dan pengawasan

Bidang pengendalian penduduk, membawahi :

1. Subbagian Penetapan Paramenter Kependudukan

2. Subbagian Pendidikan Kependudukan

3. Subbagian Analisis Dampak Kependudukan

Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, membawahi :

1. Subbidang Kesertaan KB Jalur Pemerintah dan Swasta

2. Subbidang Bina Wilayah Kesertaan KB Jalur dan Sasaran Khusus

3. Subbidang Kesehatan Reproduksi

Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga,membawahi:

1. Subbidang Bina Keluarga Balita Anak dan Ketahannan Keluarga

Lansia

2. Subbidang Bina Ketahanan Remaja

3. Subbidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

44

Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi, membawahi :

1. Subbidang Advokasi dan KIE

2. Subbidang Hubungan Antar Lembaga dan Bina Lini Lapangan

3. Subbidang Data dan Informasi

Bidang Pelatihan dan Pengembangan, membawahi :

1. Subbidang Tata Operasional

2. Subbidang Program dan Kerjasama

3. Subbidang Penyelenggaraan dan Evaluasi

4.2 Deskripsi Data

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi

BKKBN Provisi Banten dalam proses kesadaran Program Keluarga Berencana.

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara

dengan cara peneliti datang langsung dan menanyakan tentang strategi

komunikasi BKKBN Provinsi Banten dalam proses kesadaran Program Keluarga

Berencana, mencangkup bagaimana analisis khalayak, strategi penyusunan pesan,

penggunaan metode komunikasi, serta strategi seleksi dan penggunaan media

yang dilakukan. Serta menggunakan studi kepustakaan, berupa arsip, dan

dokumen yang terikat dengan pembentukan kesadaran akan keluarga berencana

dari BKKBN Provinsi Banten guna kelengkapan data dalam penelitian ini.

Wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara mendalam pada

tanggal 25 April 2012 dan 10 mei 2012. Peneliti melakukan wawancara dengan

Kasubid.Advokasi dan KIE, Kasubag.Umum dan Humas, serta

45

Kasubid.Kerjasama Kepengendalian Kependudukan. Dalam wawancara tersebut,

peneliti mendapatkan data atau informasi berupa bagaimana strategi komunikasi

BKKBN dalam proses pembentukan kesadaran program Keluarga berencana.

Pada wawancara tersebut, peneliti menyiapkan sejumlah pertanyaan. Merekam

jawaban atau informasi yang didapatkan dari informan dan menulis hal-hal yang

penting. Daftar pertanyaan dan jawaban dari narasumber dapat dilihat di lembar

lampiran.

Hasil wawancara langsung yang peneliti lakukan dengan key informan

merupakan data primer dan data sekunder. Data-data yang diperoleh dari hasil

wawancara langsung kepada informan dan hasil dokumentasi, serta study

documenter dikategorisasikan sesuai dengan identifikasi masalah. Data mana saja

yang termasuk kedalam analisis khalayak, strategi menyusun pesan,

distribusi/metode penyampaian pesan dan strategi seleksi dan pemilihan media.

Lalu data tersebut dijabarkan secara jelas dan terbuka sehingga dengan demikian

dapat disimpulkan hasil dari penelitian mengenai strategi BKKBN Provinsi

Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana.

4.3 Hasil Penelitian

Peneliti akan menguraikan hasil penelitian pada bab ini, yaitu mengenai

strategi komunikasi BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan

46

kesadaran program keluarga berencana. Adapun hasil penelitian ini berdasarkan

wawancara mendalam, study documenter dan dokumentasi. Berikut ini adalah

profil key informan dalam penelitian ini :

1. Ade Anwar

Beliau merupakan kepala Bagian Advokasi dan KIE BKKBN Provinsi

Banten. Yang berkelahiran di bandung, 5 desember 1965. Dan kini

mempunyai tempat tinggal di Serang tepatnya di Taman Graha Asri

Blok i 5 No.8. Beliau mempunyai tugas di BKKBN Provinsi Banten

yaitu memberikan pelayanan KIE kepada masyarakat yang terkait

dengan Program Keluarga Berencana. Adapun kontak yang dapat

dihubungi :

Office : (0254) 7038650

Mobile : +6287771343209

Email : ade_an [email protected]

2. Agus Rakhmat

Beliau dilahirkan di kuningan, pada tanggal 23 Agustus 1960. Alamat

yang ditinggalkan saat ini kemang pusri – Serang Banten. Beliau

berkerja di BKKBN Provinsi Banten dan mempunyai jabatan sebagai

Kasubag. Umum dan Humas. Tugas beliau di BKKBN Provinsi

Banten yaitu, melakukan pelayanan kepada umum administrasi,

47

perkantoran, terhadap pegawai, lingkungan, dll. Serta memberikan

penerangan kepada masyarakat tentang program keluarga berencana.

Office : (0254) 7038650

Mobile : +6287871271947

Email : [email protected]

3. Napis

Didalam bidang kepengendalian kependudukan BKKBN Provinsi

Banten Beliau mempunyai jabatan didalamnya sebagai Kasubid.

Kerjasama Kepengendalian Kependudukan. Yang bertugas melakukan

penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi

pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria

serta pemantauan dan evaluasi di bidang kerjasama pendidikan

kependudukan. Beliau lahir diSerang, 15 desember 1965.

Office : (0254) 7038650

Mobile : -

Email : [email protected]

Kepadatan penduduk yang semakin meningkat di Provinsi Banten setiap

tahunnya membuat masyarakat menjadi cemas akan terjadinya ledakan penduduk

Provinsi ini tetapi tidak semua masyarakat yang mempedulikan ledakan penduduk

ini bahkan mereka menganggap masalah ini adalah masalah pemerintah bukan

masalah mereka, inilah yang menjadi permasalahan Negara ini kurangnya

kesadaran dan informasi masyarakat tentang kepadatan penduduk yang dialami

Negara Indonesia.

48

Saat ini, seharusnya masyarakat menyadari bahwa dengan adanya ledakan

penduduk ini, mereka harus menyiapkan dana lebih untuk biaya pendidikan, biaya

kesehatan dan belum lagi semakin tingginya angka pengangguran dan angka

kriminalitas yang kian membumbung. Hal tersebut sesuai dengan peryataan Napis

selaku Kasubid. Kerjasama Kepengendalian Kependudukan. dalam wawancara

dengan peneliti :

“Di masyarakat ini masih banyak masyarakat yang tidak

memperdulikan kependudukan dapat menjadi masalah, banyak

masyarakat kita menganggap ledakan penduduk,

pengangguran, dll. bukan masalah mereka tetapi masalah

pemerintah, dan yang di salahkan pemerintah. Jadi kesadaran

masyarakat yang seharusnya mengetahui betul tentang

kepadatan penduduk dengan jumlah penduduk yang besar itu

konsekuensinya biaya pendidikan harus di sediakan, biaya

kesehatan, lapangan kerja, itu semua perlu di pikirkan oleh

mereka.Yang bisa menjadi kriminalitas dengan latar

belakangnya ekonomi.”39

Begitu pula dengan pernyataan Ade Anwar selaku Kasubag.Umum dan

Humas yang menyatakan bahwa :

“Kesadaran masyarakat terutama di desa masih relatif rendah.

Berbeda dengan orang yang hidup di perkotaan, mereka lebih

peka terhadap informasi dan memiliki pemikiran yang lebih

terbuka dan ditunjang juga dengan tingkat ekononi dan

pendidikan yang lebih tinggi tidak seperti orang di pedesaan

yang masih berpikir kolot dan juga memiliki latarbelakang

pendidikan yang kurang serta tingkat perekonomian keluarga

yang rendah.”40

Ade anwar juga menambahkan :

39 Wawancara dengan Napis selaku Kasubid. Kerjasama Kepengendalian Kependudukan BKKBN

Provinsi Banten, pada tanggal 10 Mei 2012

40 Wawancara dengan Ade Anwar selaku Kasubag.Umum dan Humas BKKBN Provinsi Banten pada tanggal 25 April 2012

49

“Kami sadar bahwa masyarakat pedesaan acapkali tidak ingin

menggunakan alat kontrasepsi atau bergabung dengan program

KB dikarenakan terhambat biaya serta kurangnya informasi

yang mereka dapatkan, tidak seperti masyarakaat perkotaan

yang dapat mengakses informasi dengan cepat dan dimana

saja.”41

Untuk memperkuat pernyataan sebelumnya, Napis selaku Kasubid.

Kerjasama Kepengendalian Kependudukan menyatakan :

“Pada tahun 2000 penduduknya itu 8,1 juta. Kemudian pada

tahun 2010 menjadi 10,644,30 juta, jadi laju pertumbuhannya

78%, per tahun, luas banten 9.18,864 KM, jadi kepadatan

penduduknya 1.180 orang/KM, jadi itu semua sudah padat

apalagi tangerang. LPP terbesar ada di kota tangerang 4,24%.

Dan terendah si kota pandeglang 1,26, bayangkan saja

penduduknya di tangereng saja 4,24 penduduk dan setiap

tahunnya bertambah sekian juta.”42

Tentu saja angka ini bukanlah angka yang kecil dan tidak dapat terus

dibiarkan karena akan berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi daerah dan

juga ekonomi Negara. Untuk itulah BKKBN sebagai lembaga yang memiliki

tanggung jawab untuk membentuk kesadaran masyarakat mengenai Program KB

sebagai salah satu langkah mengatasi ledakan penduduk. Uraian di atas juga

memperlihatkan bahwa masalah kesadaran penduduk akan adanya ledakan

penduduk ini memang masih cukup rendah dan mereka belum benar-benar

menyadari dampak negatif yang ditimbulkan oleh ledakan penduduk ini.

41 Ibid Ade Anwar 42 Wawancara dengan Napis selaku Kasubid. Kerjasama Kepengendalian Kependudukan BKKBN

Provinsi Banten, pada tanggal 10 Mei 2012

50

BKKBN menyadari hal ini dengan baik dan percaya bahwa strategi

komunikasi dapat menjadi alat untuk membentuk kesadaran masyarakat akan

pentingnya program KB. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ade

Anwar selaku Kasubid Advokasi dan KIE BKKBN Provinsi Banten :

“Strategi komunikasi merupakan salah satu “jembatan” kami

dalam melakukan setiap kegiatan dan mensukseskan program

KB dalam rangka menekan angka ledakan penduduk

khususnya di Provinsi Banten. Kami menyadari bahwa kami

membutuhkan sebuah alat untuk dapat mengkomunikasikan

dan mengakomodir setiap informasi agar dapat membangun

kesadaran masyarakat tentang pentingnya program KB,

karena itulah kami membutuhkan strategi komunikasi yang

baik untuk mencapai tujuan tersebut. Kami percaya, semakin

baik pengelolaan strategi yang kami lakukan, maka hasil yang

kami akan dapakan juga akan berbanding lurus dengan hal

tersebut.”43

Senada dengan pernyataan Ade Anwar, Kabag Humas BKKBN Provinsi

Banten, Agus Rakhmat menyatakan :

“Strategi komunikasi memiliki peran yang penting dalam

proses pembentukan kesadaran program KB karena strategi

komunikasi dapat menjadi senjata dalam mencapai tujuan

yang telah dirumuskan BKKBN sebelumnya. Strategi

komunikasi dapat menentukan kemana arah setiap program

yang akan dijalankan.”44

Berdasarkan uraian diatas dapat kita lihat bagaimana pentingnya strategi

komunikasi dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana

kepada masyarakat yang menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kepadatan

43 Wawancara dengan Ade Anwar selaku Kasubag.Umum dan Humas BKKBN Provinsi Banten pada

tanggal 25 April 2012

44 Ibid Ade Anwar

51

penduduk di Provinsi Banten khususnya. Mengacu pada konsep yang ditemukan

oleh Arifin Anwar maka strategi komunikasi dapat ditelaah berdasarkan analisis

khalayak, Strategi penyusunan pesan, strategi penentuan metode komunikasi dan

strategi seleksi dan pemilihan media.

4.3.1. Analisis Khalayak Yang Dilakukan Oleh BKKBN Provinsi

Banten

Sebelum komunikasi berlangsung, salah satu hal yang harus

dilakukan adalah mempelajari siapa saja yang akan menjadi sasaran

komunikasi (khalayak). Mengenali sasaran tergantung dengan tujuan

komunikasi apa yang ingin dicapai. Dalam proses pembentukan kesadaran

program Keluarga Berencana, melakukan analisis khalayak itu sangat

penting. Dari analisis khalayak kita dapat mengetahui bagaimana cara

yang harus dilakukan BKKBN untuk berkomunikasi atau memberikan

informasi mengenai program Keluarga Berencana kepada khalayak

banyak atau pun sedikit. Hal ini sesuai dengan peryataan Ade Anwar :

“… pentingnya mengetahui khalayak ini agar pesan-pesan

yang kita berikan bisa dapat di terima oleh masyarakat

sekitarnya dan bisa dimengerti”45

Ade Anwar juga menambahkan :

“khalayak itu sangat penting untuk kita ketahui terlebih

dahulu sebelum mensosialisasikan program KB ini, jadi

yang kami lakukan sebelum sosialisasi kami lakukan survey

terlebih dahulu. Survey ini dilakukan dengan cara

berkoordinasi dengan BKKBN yang ada di tingkat

Kabupaten dan Kota yang meruapkan wilayah dari

45 Ibid Ade Anwar

52

Provinsi Banten. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan

data awal, setelah itu BKKBN Provinsi Banten melalui tim

survey akan melakukan peninjauan langsung ke daerah-

daerah yang dijadikan sasaran program KB.”46

Hal ini senada dengan pernyataan yang di berikan oleh Napis

selaku bagian pengendalian kependudukan di Provinsi Banten juga

menyatakan bahwa :

“Analisis khalayak disini tergantung dengan segmentasi

sasarannya. Segmentasi khalayak itu harus diketahui

terlebih dahulu.”47

Berdasarkan peryataan diatas, bahwa BKKBN Provinsi banten

sebelum mengenal khalayak mereka melakukan survey terlebih dahulu

sebelum mensosialisasikan program keluarga berencana kepada

masyarakat. Dan sangat jelas bahwa mereka sangat mementingkan untuk

melakukan analisis khalayak sebagai langkah pertama mereka untuk

melaksanakan program tersebut.

Dalam melakukan survey, seperti pernyataan Ade Anwar di atas,

BKKBN melakukannya melalui koordinasi dengan BKKBN Kabupaten

serta Kota yang ada di Provinsi Banten, diantaranya : Kab. Serang, Kota

Serang, Kab. Pandeglang, Kab. Tangerang, Kota Tangerang dan Kota

Cilegon. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk lebih mudah mendapatkan

data dan juga lebih mudah untuk melakukan pendekatan melalui petugas

BKKBN yang ada di Kabupaten dan Kota.

46 Ibid Ade Anwar

47 Wawancara dengan Napis selaku Kasubid. Kerjasama Kepengendalian Kependudukan BKKBN

Provinsi Banten, pada tanggal 10 Mei 2012

53

Dengan adanya survey tersebut juga, lembaga ini menjadi tahu

bagaimana khalayaknya dan bagaimana cara atau melalui apa informasi

tersebut dapat tersampaikan. Contohnya seperti, di Serang yang umumnya

bersifat agamis maka BKKBN melakukan pendekatan kepada masyarakat

melalui pemuka agama dan tokoh masyarakat karena masyarakat yang

agamis akan lebih mendengarkan atau lebih mempercayai tokoh

masyarakat atau tokoh agama sendiri. Hal tersebut sesuai dengan

peryataan Ade anwar yaitu :

“Apabila masyarakatnya agamis seperti di Serang ini kita

melakukan pendekatan kepada tokoh agama dan tokoh

masyarakat disini agar mereka dapat membantu

mensosialisasikan program KB ini dan memberikan

pengertian tentang pentingnya mengikuti program

keluarga berencana dalam perkumpulannya seperti sedang

ber dakhwa, ceramah, dll. Dari tokoh agama dan tokoh

masyarakat ini cendrung di dengarkan oleh masyarakat di

sekitar serang ini dan lebih dipercayai oleh mereka yang

terkait dengan program keluarga berencana”48

Hal sama diungkapkan oleh Agus Rakhmat selaku bagian Umum

dan Humas BKKBN Provinsi Banten yang menyatakan bahwa :

“Dibanten ini kental dengan darah yang agamis, tentu

kami mendekati ulama untuk sasaran khalayak. Didinas

kamipun sering ada pertemuan dengan tokoh agama dan

tokoh masyarakat. Kami sering mengadakan pertemuan

dengan mereka, jadi kami dengan mereka mengharapkan

48 Wawancara dengan Ade Anwar selaku Kasubag.Umum dan Humas BKKBN Provinsi Banten pada

tanggal 25 April 2012

54

menyampaikan program KB tersebut dalam pengajian,

majelis ta’lim, ceramah khotbah, dan pada kegiatan2

muslimah ada NU, FATAYAI, IMTIA, dll. seperti itu

pendekaatan yang kami lakukan kepada masyarakat di

Banten khususnya di serang”49

Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat itu bersifat

heterogen, seperti di serang bersifart agamis namun di kota lain bersifat

praktis maka BKKBN dalam membentuk kesadaran masyarakatnya sangat

penting melihat bagaimana segmentasi khalayaknya dan mempunyai cara

yang berbeda untuk menyampaikan informasinya sesuai dengan

khalayaknya. Berikut penjelasan dari Ade Anwar :

“Masyarakat pada dasarnya bersifat heterogen. Oleh

karena itu kami melihat bagaimana segmentasi sasaran

kami terlebih dahulu. Seperti masyarakat di desa dan di

kota ini sangat berbeda oleh karena itu kami melakukan

survey terlebih dahulu. Dan kami bedakan

penyampaiannya walaupun tetap satu informasi.”

Adapun klasifikasi khalayak BKKBN Provinsi Banten terbagi

menjadi dua, yaitu khalayak primer dan khalayak sekunder dimana

khalayak primer BKKBN sesuai dengan program – program yang

berkaitan dengan program Keluarga Berencana seperti BKB (bina

keluarga balita) untuk orang tua dan anak balitanya, BKR (bina keluarga

remaja) untuk remaja, BKL (bina keluarga lansia) untuk keluarga lansia.

Dan khalayak sekundernya adalah masyarakat umum mulai dari pelajar,

49 Wawancara dengan Agus Rakhmat selaku bagian Umum dan Humas BKKBN Provinsi Banten

pada tanggal 30 April 2012

55

mahasiswa, sampai berkeluarga, baik wanita maupun pria. Berikut adalah

penjelasan dari Agus Rakhmat mengenai hal tersebut :

“khalayak BKKBN disini itu untuk semua orang yang

menginginkan mengikuti program Keluarga Berencana,

Apabila di kasifikasikan di sekolah2 ada pic remaja dan

mahsiswa seperti pendekatan2 tersebut dan dengan

sendirinya mereka mengetahu apa itu program KB itu

bagian dari sekunder khalayak kami. Dan primernya

seperti dengan kami ada BKR (Bina keluarga remaja),

BKB (Bina Keluarga Balita), BKL (Bina Keluarga Lansia).

Dan saat ini masyarakat sudah mengetahui program KB

karena semakin berkembangnya pengetahuan setiap

orang”50

Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa analisis

khalayak bagi BKKBN Provinsi Banten ini sangat penting, langkah awal

yang dilakukan oleh BKKBN dalam mensosialisasikan program keluarga

berencana yaitu dengan cara menganalisis sasarannya atau khalayaknya

melalui survey terlebih dahulu agar dapat mengenal khalayak terlebih

dahulu dan tidak ada kesalahan komunikasi dan pesan tersebut pun dapat

di terima oleh khalayak.

Berikut adalah operasionalisasi atau display langkah analisis

khalayak yang dilakukan oleh BKKBN :

4.1 Bagan Analisis Khalayak

50 Ibid Agus Rakhmat

Membuat Tim Survey

Melakukan Survey

Analisis Khalayak

56

Sumber : Hasil Penelitian dan dimodifikasi oleh Peneliti

Keterangan :

Pengumpulan data dari BKKBN Kabupaten dan Kota. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui jumlah populasi di setiap daerah,

selain itu koordinasi semacam ini juga penting untuk membangun

sinergisitas dalam bekerja antara BKKBN Provinsi Banten dengan

BKKBN Provinsi maupun Kota.

Membuat Tim Survey. Tim survey ini merupakan gabungan antara

petugas BKKBN Provinsi Banten dengan BKKBN disetiap

Kabupaten dan Kota. Hal ini bertujuan untuk mengetahui dan

memahami karakter dan kultur masyarakat di setiap daerah.

BKKBN Provinsi Banten yakin bahwa para petugas BKKBN yang

ada di Kota dan Kabupaten lebih mengenal seperti apa masyarakat

57

yang tinggal disana, dengan begitu akan lebih mudah mengetahui

dan menganalisis khalayak yang akan dijadikan sasaran dalam

menciptakan kesadaran akan program KB ini.

Melakukan Survey. Survey dilakukan untuk memvalidasi data

yang telah didapatkan dari setiap BKKBN Kota dan Kabupaten,

untuk mengetahui secara langsung bagaimana karakter

masyarakatnya sehingga dapat diketahui bagaimana pesan yang

akan disampaikan, menggunakan metode apa dan melalui media

apa. Dengan begitu, maka BKKBN Provinsi Banten akan memiliki

gambaran yang jelas tentang seperti apa masyarakat yang menjadi

khalayak mereka dalam menyampaikan program KB.

4.3.2 Strategi Pesan Yang Dilakukan Oleh BKKBN Provinsi Banten

Komunikasi tidak akan terjadi tanpa adanya pesan, karena pesan

merupakan salah satu unsur komunikasi yang paling penting. Sebelum

menyusun pesan komunikator harus sudah mengenal khalayaknya terlebih

dahulu dari mulai bahasa sampai pada budayanya. Dengan demikian

menyusun pesan dapat dilakukan. sebagaimana yang di utarakan oleh Ade

Anwar :

“Setelah kami tahu bagaimana khalayak kita dari

bahasanya sampai pada budayanya barulah kita dapat

menyusun pesan”51

51 Wawancara dengan Ade Anwar selaku Kasubag.Umum dan Humas BKKBN Provinsi Banten pada

tanggal 25 April 2012

58

Dalam menyusun pesan BKKBN Provinsi Banten mempunyai

banyak cara dengan salah satunya mereka selalu memberikan pembinaan

terlebih dahulu kepada komunikator sebelum memberikan informasi atau

pesan kepada komunikan dalam hal ini adalah petugas BKKBN dan

khalayak / masyarakat. Hal tersebut telah dilontarkan kembali oleh Ade

Anwar yaitu :

“Banyak cara yang ditempuh dalam rangka memberikan

kesadaran masyarakat akan keluarga berencana.

Sebelumnya kami ada pembinaan petugas jadi sebelum

informasi atau pesan tersebut di berikan kepada

masyarakat kita meklakukan pembinaan petugas dulu disini

“satu kata, satu bahasa”52

Penyampaian pesan yang dilakukan BKKBN dengan berbagai

macam cara yang salah satunya, menggabungkan teks dan gambar yang di

sampaikan melalui media luar ruang atau media lainnya. Adapun contoh

pesan yang dimuat oleh BKKBN yang sekiranya sudah diketahui oleh

semua orang yaitu logo BKKBN “dua anak lebih baik” Yang mempunyai

arti bahwa dua anak lebih baik dan terurus di bandingkan dengan anak

banyak yang tidak terurus. Seperti yang dinyatakan oleh Ade Anwar :

“Salah satu contoh pesan kami seperti pada logo kami

“dua anak lebih baik” itu juga bagian dari pesan kita. dari

kalimat yang singkat itu mempunyai pesan yang baik

didalamnya dan cukup dapat dimengerti oleh semua orang

yang melihat atau membacanya. Dan berharap masyarakat

dasar bahwa lebih baik hanya mempunyai dua anak yang

terurus di bandingkan dengan anak banyak tetapi tidak

52 Ibid Ade Anwar

59

terurus. Dengan kesadaran mereka, mereka dapat

menggunakan KB”53

BKKBN juga selalu memanfaatkan acara atau moment untuk

menyisipkan pesan – pesan yang di bentuk oleh BKKBN terkait dengan

keluarga berencana. Hal ini seirama dengan peryataan Agus Rakhmat :

“Pesan yang kami buat juga dapat melalui lomba atau

memanfaatkan moment tertentu yang di buat oleh BKKBN

didalamnya bermuatan untuk mensosialisaikan program

KB. Seperti penyampaian pesan dengan gambar, tangan

dengan dua jari dan tulisan “dua anak lebih baik”54

.

Pesan yang di berikan BKKBN mengenai program Keluarga

Berencana kepada masyarakat tidak hanya sekedar informasi melainkan

juga memberikan edukasi untuk masyarakat. Agar masyarakat mempunyai

pengetahuan yang luas tentang keluarga berencana dan juga membuat

masyarakat sadar untuk mengikuti program keluarga berencana dengan

kesadarannya sendiri. Seperti peryataan Ade Anwar selaku kasubid,

Advokasi dan KIE :

“Pesan yang kami berikan kepada masyarakat tentunya

berkaitan dengan program yang di selenggarakan BKKBN

yaitu keluarga berencana, tetapi kami di disini tidak hanya

memberikan informasi kepada masyarakat bahwa

pentingnya mengikuti program KB tetapi kita juga

memberikan pengetahuan tentang KB agar mereka

mempunyai pengetahuan yang luas tentang KB dan mereka

akan mempunyai kesadaran untuk menggunakan KB

dengan sendirinya”

53 Ibid Ade Anwar

54 Wawancara dengan Agus Rakhmat selaku bagian Umum dan Humas BKKBN Provinsi Banten

pada tanggal 30 April 2012

60

Berdasarkan uraian di atas, bahwa di dalam BKKBN Provinsi

Banten mempunyai bagian advokasi dan KIE (komunikasi informasi dan

edukasi). melalui bagian ini pengambil kebijakan yang berhubungan

dengan menyusun pesan juga dapat dilakukan. Karena advokasi dan KIE

ini tidak hanya memberikan informasi tetapi juga ada nilai – nilai edukasi

yang di berikan oleh bagian ini kepada masyarakat khususnya pada

generasi muda saat ini harus mengetahui betul tentang bahaya narkoba,

sex, HIV dan AIDS. Hal tersebut serupa dengan pernyataan Napis, bahwa:

“Berhubungan dengan menyusun pesan program keluarga

berencana Kalau di BKKBN ini kepada pengambil

kebijakan melalui advokasi dan KIE (komunikasi informasi

dan edukasi) jadi bukan hanya sekedar informasi tetapi

ada nilai-nilai edukasi dan komunikasi yang di berikan

oleh advokasi dan KIE ini. Seperti edukasi yang di berikan

ke remaja adalah bahaya sexsualitas, narkoba, HIV AIDS.

Tiga hal tersebut yang selalu kita berikan kepada remaja di

Provinsi Banten.”55

Di dalam BKKBN dalam menyusun pesan sangat memperhatikan

khalayak nya karena menurut mereka “satu kata, satu bahasa” itu sangat

berarti dengan adanya persamaan tersebut komunikasi akan menjadi

efektif dan pesan yang disampaikan akan di mengerti dan di terima baik

oleh khalayak.

Di bawah ini merupakan opersional langkah-langkah strategi pesan

yang dilakukan oleh BKKBN :

55 Wawancara dengan Napis selaku Kasubid. Kerjasama Kepengendalian Kependudukan BKKBN

Provinsi Banten, pada tanggal 10 Mei 2012

61

Bagan 4.2 Strategi Pesan

Sumber : Hasil Penelitian dan dimodifikasi oleh Peneliti

Keterangan :

Menentukan tujuan dibuatnya pesan, untuk apa dan kepada siapa

pesan disampaikan. Hal ini dilakukan agar pesan sampai dengan

tepat kepada sasaran

Pesan

Menentukan tujuan

dibuatnya pesan

Menyiapkan komunikator

Merumuskan pesan yang

akan disampaikan

Penyusunan pesan

62

Memilih media apa yang akan digunakan. Media yang akan

digunakan akan turut menentukan bagaimana sebuah pesan

berbunyi. Dalam media luar ruang, bahasa pesan akan lebih singkat

dan jelas, serta diberi ilustrasi gambar dan ukurannya besar. Pada

media elektronik seperti radio, kekuatan naskah pesan akan sangat

dominan dan memiliki peran penting. Sedangkan pada televisi,

pesan yang disampaikan lebih singkat daripada radio, namun

menggunakan visualisasi berupa video.

Merumuskan pesan yang akan disampaikan. Tim BKKBN akan

membuat sebuah kegiatan baik itu berupa seminar ataupun

penyuluhan sebagai sarana penyampaian pesan. Pesan-pesan yang

akan disampaikan, dirumuskan berdasarkan "satu kata satu

bahasa".

Penyusunan pesan. Pesan dapat disusun sesuai kebutuhan, yakni

bisa deduktif, bisa juga induktif, kronologis dan topikal.

Tergantung pada acara/kegiatan yang akan diselenggarakan. Selain

itu, pesan disusun menggunakan pendekatan AIDDA.

4.3.3. Strategi Penggunaan Metode Yang Dilakukan Oleh BKKBN

Provinsi Banten

Seperti telah di uraikan di atas, bahwa mencapai efektifitas dari

suatu komunikasi selain akan tergantung dari kemantapan isi pesan, yang

di selaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka peneliti akan

63

menggambarkan strategi komunikasi yang digunakan BKKBN Provinsi

Banten dalam pembentukan kesadaran program keluarga berencana ke

dalam beberapa tahapan strategi, dimana pada pembahasan kali ini akan di

uraikan bagaimana strategi penggunaan metode komunikasi yang di

gunakan oleh BKKBN Provinsi Banten dalam mensosialisasikan program

KB atau penyampaian tujuan dari isi pesan kepada khalayak.

Dengan adanya metode komunikasi maka tujuan akan lebih mudah

tercapai, yang dikarenakan dapat dilihat dari segi pelaksanaannya dan

bentuk pernyataannya atau isi pesan dan bentuk pesan sesuai dengan

tujuannya. Hal ini serupa dengan peryataan Agus Rakhmat :

“Metode juga merupakan hal yang penting bagi kami, dari

sini kami dapat menentukan atau melaksanakan pesan

yang sudah dibuat untuk khalayaknya , metode yang kami

gunakan tidak hanya satu melainkan bermacam – macam

informatif salah satu metode yang kami gunakan untuk

memberikan informasi kepada masyarakat dan

mendapatkan timbal balik dari informasi tersebut biasanya

berupa pernyataan dari mereka.”56

Hal ini juga dinyatakan oleh Ade Anwar selaku Kasubid Advokasi

dan KIE yang menyatakan bahwa :

“Metode yang kami gunakan pertama informatif yaitu

memberikan informasi kepada masyarakat tentang

pentingnya program keluarga berencana”57

56 Wawancara dengan Agus Rakhmat selaku bagian Umum dan Humas BKKBN Provinsi Banten

pada tanggal 30 April 2012

57 Wawancara dengan Ade Anwar selaku Kasubag.Umum dan Humas BKKBN Provinsi Banten pada

tanggal 25 April 2012

64

Berdasarkan uraian diatas, bahwa BKKBN memakai metode

informatif yang salah satunya digunakan oleh lembaga ini untuk

menyampaikan pesan kepada khalayaknya. Tetapi tidak hanya metode

informatif saja yang digunakannya untuk membuat kesadaran masyarakat

mengikuti program keluarga berencana. BKKBN juga menggunakan

Metode persuasif untuk mengajak masyarakat ber-KB , Metode edukatif

untuk memberikan pengatahuan yang luas kepada masyarakat tentang

pentingnya mengikuti keluarga berencana, dan redundancy atau

pengulangan untuk membuat masyarakat teringat dan sadar arti

pentingnya keluarga berencana dengan begitu tujuan tersebut dapat mudah

tercapai. Yang hal ini juga di ungkapkan oleh Ade Anwar :

“Selain mengunakan metode informatif kita juga

menggunakan metode persuasif yang dimana kita mengajak

masyarakat untuk mengikuti program keluarga berencana,

didalam metode ini kita tidak memaksa masyarakat, tetapi

mangajak masyarakat untuk mengikuti program tersebut.

Dan metode edukatif juga kita gunakan di setiap pesan

yang kami berikan agar masyarakat mengetahui dengan

jelas arti pentingnya program keluarga berencana dan

untuk membuat masayarat selalu mengingat pesan tersebut

ada juga kami menggunakan metode pengulangan agar

pesan tersebut tidak akan terlupakan dari benak

masyarakat dan tujuan pesan kami dapat tecapai”58

Hal tersebut juga Senada dengan pernyataan Napis selaku

pengendalian penduduk, yang menyatakan bahwa :

“Metode edukatif sangat penting di gunakan dalam

BKKBN Provinsi Banten karena masyarakat di Banten ini

harus menjadi masyarakat yang berkualitas tinggi dalam

58 Ibid Ade Anwar

65

arti lain harus diarahkan, khususnya pada genre (generasi

remaja), jangan sampai menikah pada usia dini, karena

semakin banyak orang yang menikah muda maka semakin

banyak bayi yang akan keluar dan penduduk yang akan

semakin banyak. Maka pentinglah para remaja untuk

mempunyai pendidikan yang tinggi dan menjadi

masyarakat berkualitas diBanten. Edukasi saja mungkin

tidak cukup, jadi kami juga menggunakan metode persuasif

untuk menunjang masyarakat Banten yang berkualitas dan

mengajak masyarakat untuk mengikuti program keluarga

berencana, dan di perkuat oleh metode redundancy atau

pengulangan agar dapat selalu teringat dengan arti

pentingnya program keluarga berencana”59

Hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa metode komunikasi

yang digunakan BKKBN Provinsi Banten dalam strategi komunikasinya

selalu mengacu pada siapa yang akan menjadi komunikan atau penerima

pesannya, hal tersebut dapat mempermudah pencapaian tujuan pesan

tersebut dan BKKBN tidak hanya menggunakan satu metode untuk

mensosialisasikan program keluarga berencana, artinya tidak hanya

menggunakan metode informatif, melainkan menggunakan metode

persuasif,edukasi dan redundancy demi tercapainya tujuan pesan tersebut.

Berikut ini adalah opersional dari langkah-langkah strategi

penggunaan metode yang dilakukan oleh BKKBN :

Bagan 4.3 Strategi Penggunaan Metode

59 Wawancara dengan Napis selaku Kasubid. Kerjasama Kepengendalian Kependudukan BKKBN

Provinsi Banten, pada tanggal 10 Mei 2012

Membujuk

Tujuan Pesan

Menanamkan

dalam ingatan

Memberikan informasi Mendidik

66

Sumber : Hasil Penelitian dan dimodifikasi oleh Peneliti

Keterangan :

Tujuan pesan merupakan hal penting dari strategi penggunaan

metode karena langkah awal dalam menentukan sebuah metode

komunikasi adalah dengan terlebih dahulu memetakan apa saja

yang menjadi tujuan dari pesan yang akan disampaikan oleh

BKKBN kepada khalayaknya.

Tujuan pesan BKKBN dalam hal diantaranya adalah, untuk

memberikan informasi yang cukup kepada masyarakat, cukup

maksudnya adalah memberikan semua informasi yang dibutuhkan,

dari mulai apa itu KB, apa saja alat kontrasepsi, bagaimana cara

67

ber-KB hingga manfaat KB bagi kehidupan mereka. Mendidik,

tujuan pesan yang disampaikan oleh BKKBN Provinsi Banten

yang kedua adalah untuk mendidik masyarakat, melalui pesan-

pesan tersebut diharapkan masyarakat akan memiliki pengetahuan

lebih akan KB. Menanamkan dalam ingatan, pesan dibuat untuk

menjadi top of mind sehingga akan selalu ingat tentang apa yang

disampaikan oleh BKKBN. Yang keempat adalah untuk

membujuk, BKKBN melalui pesan-pesan komunikasinya berupaya

untuk dapat membujuk khalayak melakukan apa yang mereka

harapkan.

Langkah selanjutnya adalah menentukan penggunaan metode

komunikasi apa yang akan digunakan dengan mengacu pada tujuan

pesan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil penelitian, BKKBN mengakomodasi keempat

tujuan pesan di atas melalui : metode infomatif untuk pesan-pesan

yang bersifat infomasi, metode edukatif untuk pesan-pesan yang

bertujuan mendidik, metode redundancy digunakan untuk

menyampaikan pesan yang bersifat pengulangan dan metode

persuasif digunakan untuk pesan yang bertujuan membujuk

khalayak.

4.3.4 Strategi Seleksi Dan Penggunaan Media Yang Dilakukan Oleh

BKKBN Provinsi Banten

68

Di era modern seperti sekarang ini, perkembangan media

memberikan kemudahan untuk melakukan komunikasi termasuk dalam

mensosialisasikan program keluarga berencana dari BKKBN. Strategi

seleksi dan pemilihan media diperlukan menentukan media apa tepat

digunakan sebagai perantara pesan dapat disampaikan dari komunikator

kepada komunikan yang dalam hal ini adalah BKKBN Provinsi Banten

kepada khalayaknya. Media saat ini berbagai macam bentuk baik cetak

maupun elektronik serta media luar ruang media tersebut juga dapat efektif

apabila dilakukan secara kontinyu.

Seperti yang diungkapkan oleh Ade Anwar yaitu :

“ Semakin berkembangnya media di Negara kita menjadi

semakin dekat dan merasa tidak bisa lepas dari media

setiap harinya. Maka media ini menjadi salah satu bagian

dari strategi komunikasi untuk mencapai tujuan BKKBN

Provinsi Banten yaitu membentuk kesadaran masyarakan

akan pentingnya program keluarga berencana”60

Berdasarkan hasil penelitian, media komunikasi yang digunakan

oleh BKKBN Provinsi Banten dalam pembentukan program keluarga

berencana mencangkup beberapa jenis, diantaranya adalah :

Televisi

Poster

Film

Radio

60 Wawancara dengan Ade Anwar selaku Kasubag.Umum dan Humas BKKBN Provinsi Banten pada

tanggal 25 April 2012

69

Koran

Iklan

Katalog

Media luar ruang ( spanduk, billboard, dll)

Media online ( website, blog,dll)

Berbagai macam media yang digunakan oleh BKKBN Provinsi

Banten ini dalam melakukan komunikasi ini menjadi bukti bahwa media

mempunyai peran yang begitu besar dalam lembaga ini. Demikian yang di

katakan oleh Agus Rakhmat :

“Media menjadi hal yang sangat penting pada saat ini,

dengan media kami dapat memberikan informasi kepada

masyarakat dengan lebih cepat dan mudah karena media

sebagai salah satu alat yang dapat di akses masyarakat

dimana saja dan kapan saja seperti media online, cetak,

serta luar ruang. Kami juga menjalin kerjasama dengan

media contohnya seperti media cetak di banten ini kami

menjalin kerjasama dengan Koran Radar Banten yang

dimana dihalaman pertamanya selalu ada logo dari kami

“dua anak lebih baik.”61

Hal tersebut di perkuat oleh peryataan dari Napis, bahwa :

“Media yang kami gunakan salah satunya media luar

ruang kita menggunakan seperti billboard, spanduk, dll

tetapi pada moment2 saja, itu yang kita lakukan kemudian

melalui media televisi, melalui media cetak, dan kita

kerjasama dengan Koran radar banten. Dengan adanya

media kami merasa menjadi lebih mudah untuk mencari

informasi di dalam BKKBN ini sendiri, dan saya yakin

masyarakat pun merasakan hal yang sama”62

61 Wawancara dengan Agus Rakhmat selaku bagian Umum dan Humas BKKBN Provinsi Banten

pada tanggal 30 April 2012

62 Wawancara dengan Napis selaku Kasubid. Kerjasama Kepengendalian Kependudukan BKKBN

Provinsi Banten, pada tanggal 10 Mei 2012

70

Menurut hasil penelitian, menggunakan media harus seleksi dan

mengetahui bagaimana khalayaknya agar tidak ada kesalahan dalam

menggunakan media, saat ini media internet menjadi media yang cukup

efektif dan lebih dominan dibandingkan dengan media lainnya karena

dengan media internet masyarakat dapat lebih mudah mendapatkan

informasi terlebih lagi pada masyarakat perkotaan yang cendrung bersifat

praktis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Napis bahwa :

“Media massa seperti internet sepertinya lebih dominan

ketika melakukan komunikasi kepada masyarakat karena

dapat mudah di akses terlebih di perkotaan akan cendung

lebih menggunakan media ini.tetapi bukan berarti media

lain juga tidak penting, semua media ikut serta dalam

kepentingan pencapai tujuan ini. Kami juga tidak asal

menggunakan media ada seleksi yang kami gunakan

seperti kami harus mengetahui khalayak nya terlebih

dahulu, media mana yang cocok untuk di gunakan

khalayak tertentu”63

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bagaimana pentingnya

media dalam strategi komunikasi BKKBN dalam pembentukan kesadaran

program keluarga berencana dan dapat dilihat pula bagaimana strategi –

strategi yang di gunakan oleh BKKBN termasuk strategi seleksi dan

pemilihan media yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan khalayak pada

saat komunikasi berlangsung.

63 Ibid Napis

71

Di bawah ini merupakan opersional langkah-langkah strategi pesan

yang dilakukan oleh BKKBN :

Bagan 4.4 Strategi Seleksi dan Penggunaan Media

Sumber : Hasil Penelitian dan dimodifikasi oleh Peneliti

Keterangan :

Khalayak merupakan hal yang penting dalam penentuan media

yang akan di gunakan oleh BKKBN Provinsi Banten, dalam hal ini

BKKBN mengetahui khalayak terlebih dahulu sebelum pesan

tersebut disampaikan melalui media.

Media luar ruang

Khalayak

Media internet Media cetak Media elektronik

Media

Seleksi Media

Penggunaan media

72

Setelah khalayak tersebut di ketahui barulah media tersebut

digunakan sesuai dengan karakteristik khalayaknya. Media tersebut

dapat digunakan melalui :

- Media cetak (Koran, majalah, pamflet)

- Media elektronik (televisi, radio,folder)

- Media internet (website, blog)

- Media luar ruang (spanduk,billboard,poster)

Dengan adanya media – media tersebut dan setelah mengetahui

khalayaknya seperti apa barulah media ini di seleksi dan

ditempatkan sesuai dengan khalayaknya apabila khalayaknya di

perkotaan dapat menggunakan Media internet karena khalayak di

perkotaan lebih bersifat praktis, dan apabila di daerah atau di

perdesaan lebih cocok menggunakan, meida luar ruang, seperti

dibagikannya folder ke masyarakat desa, memasang poster di

puskesmas, billboard di pinggir-pinggir jalan.

Penggunaan media sudah dapat dilakukan apabila sudah

mengetahui khalayak dan mengehatui media yang akan digunakan

agar tidak ada kesalahan dalam penggunaan media tersebut untuk

menyampaikan tujuan pesan dari BKKBN Provinsi Banten.

4.4 Pembahasan

73

Dalam pembahasan ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian

mengenai bagaimana strategi komunikasi BKKBN Provinsi Banten dalam proses

pembentukan kesadaran program keluarga berencana dengan mengacu pada

rumusan masalah dan fokus penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya. Setiap

lembaga/ instansi tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai, begitu pula dengan

instansi pemerintahan/lembaga resmi yang mengurusi tentang permasalahan

perencanaan keluarga yaitu BKKBN Provinsi Banten yang bertujuan untuk

membentuk kesadaran masyarakat akan arti pentingnya program keluarga

berencana, Dengan permasalahan kependudukan di Provinsi Banten ini Program

keluarga berencana juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi laju

bertumbuhan penduduk di Provinsi Banten dengan cara mengaplikasikan program

– program yang di buat oleh BKKBN tersebut.

Untuk proses pembentukan kesadaran masyarakat akan program keluarga

berencana diperlukan beberapa strategi dari BKKBN Provinsi Banten, dimana

salah satunya yaitu strategi komunikasi yang berfungsi sebagai penghubung antara

BKKBN Provinsi Banten dengan masyarakat serta instansi lainnya yang memiliki

visi dan misi ataupun kewenangan yang serupa, Menurut Anwar Arifin strategi

komunikasi adalah :

keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan

dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi

komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang

dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di

masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi

komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai

komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri

khalayak dengan mudah dan cepat.64

64 Anwar Arifin. Strategi komunikasi : sebuah pengantar ringkas. Bandung: Armico. 1994. Hal 59

74

Dalam memahami hal tersebut peneliti terjun langsung dan mengamati

bagaimana strategi komunikasi tersebut di aplikasikan kedalam beberapa bentuk

strategi oleh BKKBN dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga

berencana. mengacu pada konsep yang telah di kemukakan oleh Arifin Anwar,

bahwa strategi komunikasi dibagi menjadi empat, diantaranya adalah analisis

khalayak, strategi menyusun pesan, strategi penggunaan metode, serta strategi

seleksi dan pemilihan media.

Analisis Khalayak

Langkah awal dalam komunikasi yang efektif bagi komunikator yaitu

dengan cara mengenal khalayak dalam hal ini BKKBN Provinsi Banten selaku

lembaga resmi yang menangani kependudukan dan keluarga di Provinsi Banten

dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana harus

mengenali khalayaknya terlebih dahulu dan harus mengetahui bagaimana

karakteristik dari khalayak tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan

oleh cangara, Bahwa: “Kenal lah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam

berkomunikasi. Karena mengetahui dan memahami karakteristik

penerima (khalayak), berarti suatu peluang untuk mencapai keberhasilan

komunikasi”65

65 Anwar Arifin. Strategi komunikasi : sebuah pengantar ringkas. Bandung: Armico. 1994. Hal 60

75

Komunikator maupun khalayak mempunyai kepentingan yang sama dalam

proses komunikasi. Tanpa persamaan kepentingan, komunikasi tidak mungkin

berlangsung. Karna itu, untuk berlangsungnya komunikasi dan kemudian

tercapainya tujuan yang sama, maka komunikator harus menciptakan persamaan

kepentingan dengan khalayak terutama dalam pesan, metode, dan media. Untuk

menciptakan persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator harus mengenal

khalayaknya yang dapat dilakukan dengan menganalisis siapa yang akan menjadi

sasaran dari komunikator yang akan kita lakukan.

Adapun klasifikasi khalayak menurut schoenfeld sebagaimana dikutip oleh

Arifin antara lain adalah :66

Inovator ataupun penemu ide adalah orang-orang yang kaya akan

akan ide baru, dan karenanya mudah atau sukar menerima ide baru

orang lain.

Early adopters atau barang yang cepat bersedia untuk mencoba apa

yang dianjurkan kepadanya.

Early Majority atau kelompok orang-orang yang mudah menerima

ide-ide baru asal saja sudah diterima oleh orang banyak.

Mayority atau kelompok dalam jumlah terbanyak yang menerima

atau menolak ide baru, terbatas pada suatu daerah.

Non-adopters ataupun orang-orang yang tidak suka menerima ide

baru dan mengadakan perubahan-perubahan atas pendapatnya yang

semula.

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti

menemukan bahwa BKKBN Provinsi Banten melakukan analisis khalayak

berdasarkan kepada klasifikasi khalayak yang di kemukan diatas, khalayak

BKKBN Provinsi Banten berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara termasuk

kedalam inivator dan mayority karena BKKBN Provinsi banten dibagun langsung

66 Ibid 29

76

oleh BKKBN Pusat dan BKKBN juga berada disetiap kota maka selalu inovatif

dan dapat diterima ide-ide baru yang ditawarkan, selain itu BKKBN Provinsi

banten kelompok – kelompok khalayknya dimana setiap kelompoknya pasti

mempunyai sifat yang berbeda-beda karena pada dasarnya sifat hanya mengenal

khayalak begitu bersifat heterogen.

Adapun cara BKKBN Provinsi Banten mengenal khalayaknya, menurut

hasil penelitian yaitu dengan melalui survey terlebih dahulu sebelum memberikan

informasi atau pesan kepada khalayknya. Survey yang dilakukan BKKBN

Provinsi Banten ini dilakukan dengan cara berkordinasi dengan BKKBN yang

berada ditingkat Kabupaten dan Kota yang merupakan wilayah dari Provinsi

Banten seperti pada Kab.Serang, Kota.serang, Kab.Pandeglang, Kab.Tangerang,

Kota Tangerang dan Kota Cilegon. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ade

Anwar selaku Kasubid Advokasi dan KIE BKKBN Provinsi Banten :

“… Survey ini dilakukan dengan cara berkoordinasi dengan

BKKBN yang ada di tingkat Kabupaten dan Kota yang meruapkan

wilayah dari Provinsi Banten. Hal ini bertujuan untuk

mendapatkan data awal, setelah itu BKKBN Provinsi Banten

melalui tim survey akan melakukan peninjauan langsung ke

daerah-daerah yang dijadikan sasaran program KB.”

Berdasarkan uraian tersebut, dengan adanya kordinasi maka BKKBN

Provinsi Banten menjadi lebih mudah untuk mendapatkan data dan juga lebih

mudah untuk melakukan pendekatan melalui petugas BKKBN yang berada di

Kabupaten dan Kota tersebut. Kemudian ketika BKKBN Provinsi Banten ini

sudah mendapatkan data dari BKKBN kabupaten dan Kota barulah BKKBN

Provinsi Banten ini melakukan survey langsung ke daerah – daerah yang menjadi

sasaran program KB.

77

Dengan adanya survey tersebut, BKKBN Provinsi Banten menjadi tahu

bagaimana khalayaknya dan bagaimana cara atau melalui apa informasi tersebut

dapat tersampaikan. Adapun contoh survey yang dilakukan BKKBN Provinsi

Banten ini seperti survey yang dilakukan di serang yang umumnya bersifat

agamis, dalam hal ini BKKBN Provinsi Banten melakukan pendekatan kepada

masyarakat melalui pemuka agama dan tokoh masyarakat karena masyarakat

yang agamis akan lebih mendengarkan atau lebih mempercayai tokoh masyarakat

atau tokoh agamanya sendiri. Seperti yang dijelaskan oleh Agus Rakhmat selaku

bagian Umum dan Humas BKKBN Provinsi Banten yang menyatakan bahwa :

“Dibanten ini kental dengan darah yang agamis, tentu kami

mendekati ulama untuk sasaran khalayak. Didinas kamipun sering

ada pertemuan dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat. Kami

sering mengadakan pertemuan dengan mereka, jadi kami dengan

mereka mengharapkan menyampaikan program KB tersebut dalam

pengajian, majelis ta’lim, ceramah khotbah, dan pada kegiatan2

muslimah ada NU, FATAYAI, IMTIA, dll. seperti itu pendekaatan

yang kami lakukan kepada masyarakat di Banten khususnya di

serang”67

Hal serupa juga dijelaskan oleh Ade Anwar :

“Apabila masyarakatnya agamis seperti di Serang ini kita

melakukan pendekatan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat

disini agar mereka dapat membantu mensosialisasikan program

KB ini dan memberikan pengertian tentang pentingnya mengikuti

program keluarga berencana dalam perkumpulannya seperti

sedang ber dakhwa, ceramah, dll. Dari tokoh agama dan tokoh

masyarakat ini cendrung di dengarkan oleh masyarakat di sekitar

67 Wawancara dengan Agus Rakhmat selaku bagian Umum dan Humas BKKBN Provinsi Banten

pada tanggal 30 April 2012

78

serang ini dan lebih dipercayai oleh mereka yang terkait dengan

program keluarga berencana”68

Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa analisis khalayak bagi

BKKBN Provinsi Banten ini sangatlah penting, langkah awal yang dilakukan oleh

BKKBN dalam mensosialisasikan program keluarga berencana yaitu dengan cara

menganalisis sasarannya atau khalayaknya melalui survey terlebih dahulu agar

dapat mengenal khalayaknya terlebih dahulu dan tidak ada kesalahan proses

komunikasi dan pesan pun dapat di terima oleh khalayak dengan baik.

Strategi pesan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan

memberikan pertanyaan kepada key informan menunjukan bahwa BKKBN

Provinsi Banten melakukan strategi penyusunan pesan berdasarkan pada tujuan

untuk apa pesan tersebut dibuat dan siapa yang akan menjadi khalayaknya.

Adapun cara – cara pengorganisasian pesan menurut Winangsih dan Sugiana

antara lain adalah sebagai berikut :69

a. Deduksi : Inti pokok pesan kita sampaikan terlebih dahulu baru

kemudian penjelasan-penjelasan serta perincian-perincian

menyusul diberikan.

b. Induksi : Kebalikan dari deduksi. Yang disampaikan pertama kali

adalah uraian-uraian, detil-detil dari suatu gagasan yang

susunannya mengarah pada suatu kesimpulan yang diberikan pada

akhir kegiatan komunikasi.

68 Wawancara dengan Ade Anwar selaku Kasubag.Umum dan Humas BKKBN Provinsi Banten pada

tanggal 25 April 2012

69 Nina Winangsih Syam. Dadang Sugiana. Perencanaan pesan dan media. Jakarta : Pusat

penerbitan Universitas Terbuka. 2004. Hal : 1.22

79

c. Kronologis : Pesan komunikasi disampaikan menurut urutan waktu

terjadinya peristiwa.

d. Spasial : Pesan komunikasi disampaikan menurut urutan tempat.

e. Topikal : Pesan komunikasi disampaikan menurut urutan prioritas

tertentu. Dari yang penting ke kurang penting, dari yang tidak

menarik ke menarik, dari konsep / pengertian yang sudah dikenal

ke yang asing. Dapat berlaku pula sebaliknya.

f. Kasual : disini pesan komunikasi disajikan dengan urutan “sebab”

kemudian “akibat” atau sebaliknya.

Dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana di

Provinsi Banten ini BKKBN mengorganisasikan pesan melalui beberapa cara.

Pertama ketika BKKBN melakukan komunikasi dengan masyarakat, mereka

melakukan pendekatan deduktif dengan cara memaparkan inti permasalahan atau

ide terlebih dahulu, baru setelah itu menyampaikan hal – hal rinci yang bersifat

lebih detail. Pengorganisasian pesan dengan cara ini juga dapat dilihat ketika

BKKBN menyampaikan pesan tentang laju pertumbuhan yang semakin

meningkat di provinsi Banten ini dan kemudian berlanjut kepada salah satu solusi

untuk menekan laju pertumbuhan penduduk tersebut yaitu ber-KB dan di

jelaskannya program yang di miliki BKKBN serta memberitau betapa pentingnya

mengikuti program keluarga berencana.

Kedua, BKKBN berupaya membuat pesan dengan cara induktif dalam

beberapa kegiatan seperti seminar, talkshow,serta penyuluhan tentang KB dengan

tujuan untuk langsung dapat menjelaskan informasi atau pesan langsung pada

poko permasalahan baru setelah itu menyajikan kesimpulan. Ketiga

pengorganisasian pesan dengan cara kronologis atau berdasarkan pada urutan

waktu. Cara ini membutukan waktu cukup lama untuk menyajikannya karena

pesan jenis ini haya dapat kita lihat di poster, spanduk, banner, yang telah di buat

80

oleh BKKBN Provinsi Banten. Pada pengamatan peneliti juga melihat sendiri

berbagai spanduk atau banner berada di pinggir – pinggir jalan sekitar kota serang

yang membentuk pola pesan yang berbeda –beda dan dapat dikatakan hal tersebut

adalah salah satu daya tarik bagi siapapun yang melihat spanduk atau banner

tersebut.

Selanjutnya pengorganisasian pesan dengan cara tropical, penyusunan

pesan komunikasi secara tropical ini disampaikan menurut unrutan prioritas

tertentu, dari yang penting kekurang penting, dari yang tidak menarik ke menarik,

hal ini dilakukan agar tidak terjadi ledakan informasi yang berlebihan jika di

sampaikan secara bersamaan. Selain itu agar khalayak menjadi lebih tertarik

dengan menumbuhkan rasa penasaran ketika pesan yang disampaikan secara

kontinyu.

Penggunaan bahasa juga salah satu dari strategi pesan yang mereka

lakukan sesuai dengan pernyataan Ade Anwar yaitu “Satu kata, satu bahasa”

dapat dikatakan BKKBN sangat memperhatikan hal tersebut karena menurut

mereka apabila satu bahasa akan lebih cepat informasi yang di terima oleh

khalayak dan akan menjadi efektif komunikasi tersebut, oleh karena itu didalam

BKKBN Provinsi Banten terdapat pembinaan petugas, sebelum komunikator

memberikan informasi kepada komunikan, seorang komunikator di dalam

BKKBN di berikan pengarahan atau pembinaan terlebih dahuhlu agar tidak

diketemukan dengan kesalahan kata atau bahasanya dalam pemberian informasi

atau pesan kepada komunikan.

81

Penyampaian pesan yang dilakukan BKKBN dengan berbagai macam cara

yang telah diuraikan diatas, penyampaian pesan juga digunakan melalui

menggabungkan teks dan gambar yang di sampaikan melalui media luar ruang

atau media lainnya. Adapun contoh pesan yang dimuat oleh BKKBN yang

sekiranya sudah diketahui oleh semua orang yaitu logo BKKBN “dua anak lebih

baik”. Hal tersebut di ungkapkan oleh Ade Anwar selaku Kasubag.Advokasi dan

KIE BKKBN Provinsi Banten :

“Salah satu contoh pesan kami seperti pada logo kami “dua anak

lebih baik” itu juga bagian dari pesan kita. dari gambar yang

dapat dilihat ada seorang ibu, ayah dan dua orang anak. Dapat

diketahuiter dapat pesan yang baik didalamnya dan cukup dapat

dimengerti oleh semua orang yang melihatnya. Dan berharap

masyarakat dasar bahwa lebih baik hanya mempunyai dua anak

yang terurus di bandingkan dengan anak banyak tetapi tidak

terurus. Dengan kesadaran mereka, mereka dapat menggunakan

KB”70

Berikut adalah salah satu contoh gambar penyampaian pesan dari logo

BKKBN Provinsi Banten:

70 Wawancara dengan Ade Anwar selaku Kasubag.Umum dan Humas BKKBN Provinsi Banten pada

tanggal 25 April 2012

82

4.4.1 Contoh gambar logo BKKBN

Berdasarkan uraian diatas, BKKBN Provinsi Banten juga melakukan

pendekatan yang dimulai dari membangkitkan perhatian (Attention) masyarakat

sampai dengan melakukan kegiatan (Action). Karena syarat utama dalam

mempengaruhi khalayak dari pesan ialah membangkitkan perhatian. Pendekatan

ini dapat di sebut dengan pendekatan AIDDA yaitu :

Attention (Perhatian)

Interest (Minat)

Desire (Hasrat)

Decision (Keputusan)

Action (Kegiatan).

Mengacu pada pendekatan diatas dan merujuk pada hasil penelitian

BKKBN dimulai dengan membangkitkan perhatian khalayak akan program

keluarga berencana, kemudian menumbuhkan minat dan kepentingan sehingga

khalayak memiliki hasrat untuk menerima pesan yang telah dibuat oleh BKKBN

dengan mengikuti program keluarga berencana dan akhirnya mengambil

keputusan untuk mengikuti program keluarga berencana dan untuk

mengamalkannya dalam tindakan yaitu memakai alat KB.

Strategi Penggunaan Metode

83

Dalam proses mengkomunikasikan pesan dari komiunikator kepada

komunikan penggunaan metode menjadi tahap yang penting dan tidak bisa

dilakukan tanpa melihat pada tujuan mengapa dan kepada siapa pesan itu akan

disampaikan. Agar penggunaan metode ini dapat membuat pesan menjadi efektif,

maka di butuhkan strategi yang memetakan bagaimana seharusnya metode

penyampaian pesan ini dilakukan. Dari hasil penelitian BKKBN Provinsi Banten

menggunakan beberapa metode penyampaian pesan diantaranya :.

a. Metode informatif adalah suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan

mempengaruhi khalayak dengan jalan (metode) memberikan

penerangan.71

Menggunakan metode ini mencoba mempengaruhi

khalayak dengan cara memberikan penerangan tentang BKKBN

Provinsi banten, tentang program – program keluarga berencana, apa

saja programnya, bagaimana cara penggunaannya dan informasi

lainnya yang dianggap menarik perhatian sasaran. Sebagaimana yang

dijelaskan oleh Agus Anwar, bahwa :

“Metode juga merupakan hal yang penting bagi kami, dari

sini kami dapat menentukan atau melaksanakan pesan

yang sudah dibuat untuk khalayaknya , metode yang kami

gunakan tidak hanya satu melainkan bermacam – macam

informatif salah satu metode yang kami gunakan untuk

memberikan informasi kepada masyarakat dan

mendapatkan timbal balik dari informasi tersebut biasanya

berupa pernyataan dari mereka.”72

71 Anwar Arifin. Strategi Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringkas. Bandung : Armico 1994 hal : 84

72 Wawancara dengan Agus Rakhmat selaku bagian Umum dan Humas BKKBN Provinsi Banten

pada tanggal 30 April 2012

84

Jadi, metode ini dapat dikatakan sebagai langkah awal dalam

strategi penggunaan metode penyampaian pesan yang dilakukan oleh

BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran

program keluarga berencana.

b. Metode edukasi dengan tujuan memberikan pengetahuan yang lebih

kepada khalayak, karena BKKBN tidak hanya mensosialisasikan

program keluarga berencana melainkan memberikan pendidikan

kepada khalayak agar mempunyai wawasan yang luas tentang

kependudukan, serta tentang bagaimana cara memiliki keluarga yang

sejahtera dan bahagia yang dapat berdampak positif bagi mereka yang

menjalankannya. Hal tersebut Senada dengan pernyataan Napis selaku

pengendalian penduduk, yang menyatakan bahwa :

“Metode edukatif sangat penting di gunakan dalam

BKKBN Provinsi Banten karena masyarakat di Banten ini

harus menjadi masyarakat yang berkualitas tinggi dalam

arti lain harus diarahkan, khususnya pada genre (generasi

remaja), jangan sampai menikah pada usia dini, karena

semakin banyak orang yang menikah muda maka semakin

banyak bayi yang akan keluar dan penduduk yang akan

semakin banyak. Maka pentinglah para remaja untuk

mempunyai pendidikan yang tinggi dan menjadi

masyarakat berkualitas diBanten.”73

.

c. Metode Redundancy atau repetition Adalah mempengaruhi khalayak

dengan jalan mengulang-ulang pesan kepada khalayak. Manfaat

lainnya, ialah bahwa khalayak tidak akan mudah melupakan hal yang

73 Wawancara dengan Napis selaku Kasubid. Kerjasama Kepengendalian Kependudukan BKKBN

Provinsi Banten, pada tanggal 10 Mei 2012

85

penting yang disampaikan berulang-ulang itu. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan Ade Anwar :

“… dengan membuat masayarat selalu mengingat pesan

dari Keluarga berencana kami menggunakan metode

pengulangan atau redundancy agar pesan tersebut tidak

akan terlupakan dari benak masyarakat dan tujuan pesan

kami dapat tecapai”

Saat ini banyak orang yang tidak merhatikan perkembangan di

sekitarnya, maka BKKBN juga memakai metode ini yang bertujuan

agar khalayak dapat selalu mengingat pesan atau informasi yang di

buat oleh BKKBN karena pesan ini berlangsung secara berulang –

ulang.

d. Metode terakhir yaitu metode persuasif yang bertujuan mempengaruhi

dengan jalan membujuk. Dalam hal ini khalayak digugah baik

pikirannya, maupun perasaannnya dari masyarakat yang tidak

mengikuti program keluarga berencana sampai mengikuti program

keluarga berencana dan sadar akan pentingnya keluarga berencana.

Senada dengan pernyataan Agus Rakhmat :

“Metode persuasif yang selalu digunakan oleh kami

melalui metode ini kami mengajak masyarakat untuk

mengikuti program keluarga berencana demi tercapainya

tujuan bersama”

Berdasarkan uraian diatas bahwa dari empat metode tersebut digunakan

dalam strategi komunikasi BKKBN Provinsi Banten untuk dapat mempermudah

tercapainya tujuan pesan dan dapat di ketahui BKKBN tidak hanya menggunakan

satu metode, melainkan empat metode ini yaitu metode informatif untuk

memberikan informasi kepada khalayak, metode edukasi membuat masyarakat

86

yang berkualitas tinggi dan mempunyai pengetahuan yang tentang KB, metode

redundancy yang bertujuan untuk melekatkan pikiran masyarakat tentang program

keluarga berencana dengan cara berulang – ulang, dan metode persuasif untuk

membujuk masyarakat mengikuti program keluarga berencana.

Strategi Seleksi dan Penggunaan Media

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan, BKKBN Provinsi Banten

sangat menyadari betapa media mempunyai peran penting atas keberhasilannya

menyebarkan informasi dengan cepat dan cukup terbilang efektif tanpa harus

bertemu secara langsung komunikasi dan informasi tetap berlangsung secara baik.

Berdasarkan uraian diatas media dalam proses komunikasi yaitu, alat yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada komunikan, media

yang digunakan dalam berkomunikasi bermacam – macam, tergantung dari

konteks komunikasi yang berlangsung dalam proses komunikasi tersebut.

Adapun saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram yang termasuk

dalam media komunikasi antarpribadi. Adapun media yang digunakan oleh

BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga

berencana, adalah :

a. Media cetak (katalog, majalah, stiker, poster, dan surat kabar)

b. Media elektronik (radio, film, dan video)

c. Media baru atau internet, website, blog.

Media tersebut dipilih berdasarkan seleksi dengan memilih media sesuai

dengan siapa khalayaknya, apa tujuan yang ingin disampaikan melalui pesan

87

komunikasi, dengan apa metode komunikasi tersebut dilakukan. Seperti hal yang

yang dilakukan oleh BKKBN mempunyai perbedaan dalam menggunakan media

kepada masyarakat di desa dan di kota. Di kota masyarakatnya sangat praktis dan

dapat diketahui di kota tingkat pendidikannya lebih tinggi dan mereka dapat

memilih media sendiri untyuk mencari informasi, sedangkan di desa media yang

mereka gunakan kurang cukup luas contoh salah satunya mereka mungkin hanya

menggunakan media cetak seperti surat kabar, dan media lain yang mudah

ditemukan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan oleh Napis :

“Media massa seperti internet sepertinya lebih dominan ketika

melakukan komunikasi kepada masyarakat karena dapat mudah di

akses terlebih di perkotaan akan cendung lebih menggunakan

media ini.tetapi bukan berarti media lain juga tidak penting,

semua media ikut serta dalam kepentingan pencapai tujuan ini.

Kami juga tidak asal menggunakan media ada seleksi yang kami

gunakan seperti kami harus mengetahui khalayak nya terlebih

dahulu, media mana yang cocok untuk di gunakan khalayak

tertentu”74

Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat bagaimana pentingnya media

dalam strategi komunikasi BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan

kesadaran program keluarga berencana dan dapat dilihat juga begitu sangat

selektifnya BKKBN dalam menggunakan media yang cocok untuk sasarannya

agar tidak terjadi dalam kesalahan memilih media dan pesan atau informasi

menjadi tidak sampai dan tidak efektif yang dikarenakan dari kesalahan tersebut

maka BKKBN sangat selektif dengan media yang akan di gunakan sesuai dengan

khaklayaknya.

74 Wawancara dengan Napis selaku Kasubid. Kerjasama Kepengendalian Kependudukan BKKBN

Provinsi Banten, pada tanggal 10 Mei 2012

88

Berikut adalah contoh dari media yang digunakan BKKBN Propinsi

Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana :

4.4.2 Majalah BKKBN Provinsi Banten 4.4.3 Katalog program BKB

BKKBN Provinsi Banten

4.4.4 Stiker BKKBN Provinsi Banten

89

4.4.5 Gambar Iklan BKKBN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti di BKKBN Provinsi

Banten, mengenai strategi komunikasi BKKBN Provinsi Banten dalam proses

pembentukan kesadaran program keluarga berencana, maka peneliti dapat

memberikan kesimpulan sebagai berikut :

90

1. Analisis khalayak

Mengenal khalayak merupakan bagian utama BKKBN Provinsi

Banten ini, Khalayak BKKBN Provinsi Banten berdasarkan hasil

pengamatan dan wawancara termasuk kedalam inivator dan mayority

karena BKKBN Provinsi banten dibagun langsung oleh BKKBN Pusat

dan BKKBN juga berada disetiap kota maka selalu inovatif dan dapat

diterima ide-ide baru yang ditawarkan. Analisis khalayak yang

dilakukan BKKBN Provinsi Banten ini melalui survey terlebih dahulu

sebelum memberikan informasi atau pesan kepada khalayaknya.

2. Strategi pesan

Strategi pesan yang di lakukan oleh BKKBN Provinsi Banten dengan

mengorganisasikan pesan secara deduktif, induktif, kronologis, dan

topikal. Penggunaan bahasa juga sangat diperhatikan oleh BKKBN

Provinsi Banten yaitu “satu kata, satu bahasa”. Pembinaan petugas

juga dilakukan oleh BKKBN Provinsi Banten sebelum memberikan

informasi atau pesan kepada khalayaknya dengan begitu tujuan mereka

akan lebih mudah dicapai.

3. Strategi penggunaan metode

Strategi penggunaan metode dalam proses pembentukan kesadaran

program keluarga berencana dilakukan dengan beberapa metode dan

mengkombinasi metode tersebut diantaranya adalah, metode

informatif, metode edukasi, metode redundancy dan metode persuasif.

Tujuan dari penggunaan metode ini yaitu membuat pesan menjadi

90

91

lebih efektif. Dengan memberikan informasi mengenai program

keluarga berencana, memberikan edukasi dan mengajak khalayaknya

melakukan apa yang diinginkan oleh BKKBN Provinsi Banten serta

mencoba menanamkan gagasan atau ide melalui pengulangan ketika

sebuah pesan disampaikan.

4. Strategi seleksi dan penggunaan media

Seleksi dan penggunaan media dilakukan sesuai dengan khalayaknya

sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dari tujuan yang ingin dicapai.

Media yang dilakukan oleh mereka dapat dikategorikan kedalam tiga

jenis diantaranya adalah media cetak (katalog, majalah, stiker, poster,

surat kabar), media elektronik (radio, film, video), dan media baru atau

internet (website, blog). Media tersebut dipilih berdasarkan seleksi

dengan memilih media yang sesuai dengan khalayak, tujuan yang ingin

disampaikan melalui pesan komunikasi, dan metode komunikasi.

5.2 Saran

Peneliti telah menyimpulkan hasil penelitian yang berdasarkan identifikasi

maslah terlebih dahulu. Selanjutnya peneliti membuat beberapa saran yang

diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi BKKBN Provinsi Banten

khususnya dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana.

berikut adalah saran – saran tersebut :

5.2.1 Saran Teoritis

92

1. Ilmu komunikasi dapat melahirkan cara-cara atau tahap untuk

membantu proses pembentukan kesadaran dalam diri

seseorang, kelompok atau masyarakat. sehingga hal ini dapat

diaplikasikan oleh sebuah lembaga resmi ataupun tidak resmi

yang memiliki tujuan untuk menciptakan kesadaran bagi diri

khalayaknya.

2. Sebuah lembaga harus lebih mengetahui sasaran segmentasi

khalayaknya yang menjadi langkah awal untuk proses

tercapainya tujuan dari lembaga tersebut.

3. lembaga dapat lebih mengembangkan potensi dari focus kerja

dan tujan yang telah dibuat, karena apabila focus kerja tersebut

dilakukan secara konsisten serta sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai maka dampaknya akan baik pula bagi lembaga

tersebut.

5.2.2 Saran Praktis

1. Dapat dijadikan bahan rujukan atau referensi bagi peneliti lain

dalam penelitian selanjutnya, khususnya dalam strategi

komunikasi lembaga resmi atau tidak resmi dalam proses

pembentukan kesadaran khalayknya.

2. BKKBN Provinsi Banten harus mempunyai tenaga kerja yang

lebih banyak lagi agar kegiatan atau program – program di

dalam BKKBN dapat berjalan secara kontinyu atau terus

93

menerus demi tercapainya tujuan dari BKKBN Provinsi

Banten.

3. BKKBN Provinsi Banten melalui beberapa unit atau bagian

yang dimilikinya harus mempunyai inovasi atau terobosan baru

khususnya dalam pembentukan kesadaran masyarakat

mengenai program keluarga berencara yang telah digulirkan

yang menjadi salah satu solusi untuk menekan laju

pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di Provinsi

Banten.

4. BKKBN Provinsi Banten diharapkan lebih peka kepada

masyarakat yang masih kurang kesadarannya dalam mengikuti

program keluarga berencana dan selalu mempunyai cara agar

masyarakat mengerti dan mengetahui arti pentingnya program

keluarga berencana.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber :

Agus Joko Piyoto Dan Mate Kuta Negara. 2010. Keluarga Berencana Dan

Kesehatan Reproduksi, Pustaka Pelajar.

Arifin, Anwar. 1994. Strategi Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringkas.Bandung :

Armico

Bahan Makalah Keluarga Berencana 2010, Yang Diselenggarakan Oleh

Departemen Kesehatan RI,Jakarta,1998:1.

94

Effendi, onong uchajana. 2003. ilmu komunikasi dan praktek, bandung : remaja

rosda karya.

Effendi, Onong Uchjana. 1981. Dimensi-dimensi komunikasi. Bandung, Alumni

Effendi, Onong Uchjana. 2000, Ilmu, Teori, Dan Filsafat Komunikasi, Citra

Aditya Bakti, Bandung.

Effendi, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi, Bandung :

Citra Aditya Bakti.

Effendi,Onong Uchjana. 2001. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, Bandung :

Rosda.

Husein,Umar. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi, Jakarta : Gramedia.

Iriantara,Yosal. 2004. Manajegen Strategi Public Relations, PT. Ghalia Indonesia.

Jamiludin, Ritongn. 2004. Riset Kehumasan, Jakarta : Grafindo.

Jefkins, Frank. 1995. Public Relations, Erlangga.

Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknis PraktisRisetKomunikasi. Jakarta : Kencana

Prenada.

Lukiati, Komala. 2009. Ilmu Komunikasi, Widya Padjajaran.

Matthew B. Milles, A Michael Huberman.1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta :

Universitas Indonesia Press

Moore, H. Frazier. 1981. hubungan masyarakat, bandung : remaja rosda karya.

Muhammad,Arni. 2008. Komunikasi Organisasi, Jakarta : Bumi Aksara.

Mulyana Deddy. 2000. ilmu komunikasi suatu pengantar, Bandung : remaja rosda

karya.

Nina, Wingsih Syam. Danang, Sugiana. 2004. Perencanaan Pesan dan Media.

Jakarta : Universitas Terbuka.

Rachmat,Jalaludin. 2000. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : PT Remaja

Rosda Karya.

rohim,syaiful. 2009. teori komunikasi perspektif,ragam,&aplikasi.

94

95

Ruslan Rosady. 2002. Kiat Dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta :

Raja Grafindo Persada.

Sigman, Stuart. 1987. Social Communication. New York: Lexington Books

Soekanto,Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajagrafindo.

Sofian Effendi & Christ Manning Dalam Masri Singrimbun, 1989. Metode

Jakarta : Penelitian Survey LP3ES,

Sugiono.2008.Metode PenelitianKuantitatif, KualitatifdanR&D.Jakarta : Alfabet.

Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penellitian Ilmiah, Bandung : vt0p

Tarsito.

Uchjana, Onong. 2004. Dinamika Komunikasi, Remaja Rosdakarya.

Widjaja. 2008. Komunikasi (Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat), Jakarta :

Bumi Aksara.

Sumber Lain :

Rakerda BKKBN Provinsi Banten tahun 2011.

www.bappenas.go.id

http://banten.bkkbn.go.id

http:/id.shvoong.com/penduduk-indonesia

http://romeltea.com/komunikasi-publik-public-communication

96

CURRICULUM VITAE

PERSONAL INFORMATION

Name : Farah Airin

Place, Date of Birth : Jakarta, December 09 1991

Address : Jl. Alap – Alap Blok A 28 No.10 RT/RW

05/07 Kunciran Mas indah – Tangerang

Religion : Islam

Sex/Status : Female/Single

Height/Weight :160 cm/ 48 kg

Cell Phone : 085692044074

E – Mail : [email protected]

FORMAL EDUCATION BACKGROUND

2008 - Present : University of Sultan Ageng Tirtayasa –

Serang Banten

2005 – 2008 : SMAN 7 Tangerang (Senior High School)

2002 – 2005 : SMPN 3 Tangerang (Junior High School)

1996 – 2002 : SDN Pinang 7 Tangerang (Elementary

school)

97

INTEREST

Lay-Out Design, Photography, Music, Sport, Movie Making, Cooking,

Etc.

EXPERIENCES

2011 : Job Training CSR & PKBL Garuda Indonesia

ADDITIONAL INFORMATIONS

1. Familiar to use and operate either DSLR photo camera or video camera.

2. Able to operate an application software such as :

Microsoft Office

Adobe photoshop

Corel Draw

Nuendo

Cool Edit

Movie Maker