Strategi implementasi

17
Strategi Implementasi Agus Dwiyanto MAP UGM

Transcript of Strategi implementasi

Page 1: Strategi implementasi

Strategi Implementasi

Agus Dwiyanto MAP UGM

Page 2: Strategi implementasi

Variabel yang penting dalam implementasi

¢  Konsentrasi kerugian ¢  Tersebar pada stakeholders yang luas

dan publik: ¢  protes masyarakat dan stakeholders akan meluas dan

keras; isu kebijakan bisa meluas pada hal-hal lain yang sebelumnya tidak terlalu menarik perhatian masyarakat luas; ancaman terhadap legitimasi rezim besar

¢  Kalau kapasitas rezim mengatasi resistensi terbatas, kebijakan seperti ini justru bisa memunculkan kebijakan yg bertolak belakang

¢  Misal: kenaikan harga BBM, menghasilkan subsidi BBM

Page 3: Strategi implementasi

Pemerintah: Reaksi publik tidak meluas tetapi menimbulkan resistensi dari birokrasi. Tergantung pada apakah reaksi dari birokrasi bisa menimbulkan implikasi yang meluas dampaknya pada publik. Kalau resistensi birokrasi menimbulkan gangguan kepentingan publik dan bisa memancing solidaritas masyarakat maka kelangsungan kekuasaan bisa terganggu.

Misal kasus Kebijakan mutasi pegawai di Kampar dan perlakuan Bupati pad guru yang reaksinya bisa menurunkan Bupati. Kebijakan perampingan birokrasi yang tidak menimbulkan reaksi publik yang luas

Konsentrasi Kerugian

Page 4: Strategi implementasi

Penyebaran Manfaat ¢  Terkonsentrasi Pada Pemerintah ¢  Banyak kebijakan publik yang manfaatnya

terkonsentrasi pada pemerintah kesulitan mencari dukungan dari publik. Misalnya, privatisasi, kenaikan harga BBM dan listrik, dsb.

¢  Isunya adalah bagaimana meyakinkan publik bahwa kebijakan itu pada akhirnya memberi manfaat pada publik? Kalau tidak, dalam Implementasi kebijakan bisa terganggu terutama kalau terjadi resistensi dari manajemen. Misal, kasus privatisasi Indosat

¢  Untuk memperoleh dukungan dari publik harus ada rasionalitas yang jelas dan kaitan yang erat dengan kepentingan publik

Page 5: Strategi implementasi

Penyebaran Manfaat ¢  Manfaat tersebar ke banyak

stakeholders: ¢  Kalau kerugian terkonsentrasi pada

pemerintah sementara manfaat tersebar pada banyak stakeholders dan masyarakat luas, maka dukungan terhadap kebijakan akan mudah diperoleh. Misalnya, kebijakan reformasi birokrasi pelayanan publik, transparansi, dan akuntabilitas pemerintahan.

¢  Kalau dukungan publik meluas maka dukungan publik bisa menjadi kekuatan yang bisa menekan resistensi birokrasi.

Page 6: Strategi implementasi

Dukungan Administratif dan Teknis ¢  Implementasi kebijakan akan relatif mudah

jika kebijakan tidak menuntut dukungan administratif dan teknis yang besar dan berkelanjutan. Misal, devaluasi dan kenaikan BBM

¢  Namun, jika kebijakan itu berinteraksi dengan masalah sosial lainnya, maka bisa saja muncul masalah baru yang bisa mengganggu kelangsungan kebijakan

Page 7: Strategi implementasi

Dukungan Administratif dan Teknis ¢  Jika kebijakan itu menuntut dukungan

administratif dan teknis yang kompleks, manfaat kebijakan belum bisa dirasakan oleh masyarakat sementara masalah implementasi mulai bermunculan. Misal, kebijakan otonomi daerah

¢  Dalam situasi seperti ini peran birokrasi sangat besar. Kapasitas mereka dalam mereformasi dirinya dan memberi dukungan teknis terhadap implementasi kebijakan sangat kritis

Page 8: Strategi implementasi

Partisipasi masyarakat dan stakeholders ¢  Kalau kebijakan publik membutuhkan

partisipasi stakeholders yang luas, masalah implementasi akan muncul. Sebaliknya, implementasi kebijakan menjadi sederhana kalau tidak membutuhkan keterlibatan stakeholders

¢  Jika manfaat kebijakan tidak jelas, mobilisasi stakeholders untuk mendukung implementasi akan sulit. Kalau manfaat kebijakan bisa segera dirasakan maka mobilisasi akan menjadi lebih mudah

Page 9: Strategi implementasi

Lamanya waktu yang diperlukan ¢  Kebijakan publik yang membutuhkan waktu

yang lamanya untuk mewujudkan tujuan akan cenderung memiliki masalah implementasi yang rumit. Kebijakan publik semacam ini cenderung menggeser konflik ke arena publik.

¢  Analis kebijakan harus bisa merancang kebijakan yang tujuannya jangka panjang menjadi lebih mudah dirasakan manfaatnya dalam jangka pendek

Page 10: Strategi implementasi

Apa yang harus diperhatikan untuk menilai risorsis politik? ¢  Seberapa besar legitimasi pemerintah? Jarang sekali

pemerintah jatuh karena sebuah isu kebijakan. Pemerintah biasanya jatuh karena akumulasi kekecewaan terhadap serangkaian kebijakan

¢  Apakah kebijakan berdiri sendiri atau terkait dengan kebijakan tidak populer lainnya? Kalau berdiri sendiri relatif lebih mudah mengatasinya

¢  Seberapa besar otonomi dimiliki oleh pemerintah? Kalau otonomi pemerintah terbatas karena kelangsungannya tergantung pada kelangengan dari koalisi yang ada maka kemampuan memobilisasi risorsis politik tergantung pada seberapa jauh kebijakan itu mengganggu kepentingan mitra koalisi

Page 11: Strategi implementasi

Apa yang harus diperhatikan untuk menilai risorsis politik? ¢  Apakah ada konsensus dari elit politik untuk

memberi dukungan terhadap kebijakan itu? ¢  Apa reaksi media, pemodal, sektor swasta,

militer, dan pemuka agama terhadap kebijakan itu?

¢  Kalau ada dukungan elit politik dan respon berbagai stakeholder diatas positif dukungan politik bisa dimobilisir dengan relatif mudah dan cepat

Page 12: Strategi implementasi

Lokasi

¢  Apakah pendukung dan penentang kebijakan terkonsentrasi atau tersebar. Kalau terkonsentrasi maka peran mereka dalam memberi dukungan politik atau sebaliknya akan mudah dan cepat dilakukan.

¢  Mereka yang tinggal di kota mudah mengakses informasi dan karena mudah dimobilisir dukungannya daripada yang di pedesaan. Kemampuan memobilisir dengan cepat memiliki pengaruh psikologis yang besar dalam membentuk opini publik

Page 13: Strategi implementasi

Organisasi

¢  Kelompok yang terorganisir akan mudah digerakan dan memberi respon yang cepat terhadap kebijakan

¢  Kelompok yang terorganisir biasanya memiliki sistim komunikasi internal dan struktur kepemimpinan yang efektif

¢  Sistim komunikasi dan kepemimpinan ini akan dapat dengan cepat membentuk persepsi dan sikap mereka terhadap kebijakan

Page 14: Strategi implementasi

Kondisi sosial ekonomi

¢  Mereka yang terdidik dan memiliki status ekonomi yang baik memiliki akses terhadap informasi lebih besar dan cepat

¢  Mereka juga lebih mampu membaca kebijakan, apakah menguntungkan atau merugikan, karena sikap mereka terhadap kebijakan menjadi semakin jelas

¢  Analis harus bisa memperkirakan sikap dari berbagai kelompok terhadap kebijakan dan mencari cara untuk bisa memobilisasi dukungan untuk menyukseskan implementasi kebijakan

Page 15: Strategi implementasi

Sumberdaya Birokrasi: Keuangan, manajerial, dan teknis

¢  Sumberdaya keuangan: ¢  anggaran pemerintah selalu terbatas, namun sering

ada peluang utk memobilisir anggaran dari yg tidak terpakai; kemampuan utk menjalin hubungan dg penguasa anggaran sangat penting

¢  Menjalin hubungan dg donor; dukungan dari donor sering menjadi insentif utk mendorong reformasi kebijakan; donor sering ingin memperoleh kredit dari reformasi

¢  Relatif mudah digerakan dan tidak perlu waktu yang lama

Page 16: Strategi implementasi

¢  Sumberdaya manajerial: dukungan manajerial dlm bentuk pengerahan personalia, pengendalian anggaran, dan dukungan dari sistim birokrasi sangat

¢  Kemampuan menggerakan birokrasi untuk mendukung implementasi kebijakan sangat kritis karena birokrasi agen pelaksana yang paling penting

¢  Birokrasi relatif bisa digerakan dengan lebih cepat dibandingkan dengan sektor swasta

¢  Training dan sosialisasi dalam birokrasi diperlukan supaya ada predisposisi yang positif terhadap kebijakan baru

Page 17: Strategi implementasi

¢  Dukungan Teknis: kemampuan teknis sangat penting dalam mendukung implementasi. Misal, dalam implementasi Otda, kemampuan legal drafting, analisis dan rancang bangun organisasi, analisis kebijakan, kecakapan politik dan negosiasi, dan kewirausahaan sangat penting perannya dalam keberhasilan otda

¢  Untuk membangun kemampuan teknis sering memperlukan waktu yang agak lama

¢  Perubahan mindset dan pelatihan perlu dilakukan