STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI ...
Transcript of STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI ...
STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT
SANTRI MEMBACA AL-QURAN DI PONDOK MA’HAD AL-
AWWABIEN KELURAHAN TANJUNG PASIR
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
Guna Memperoleh Gelar Serjana Strata Satu (S1)
Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh:
MUHAMMAD HASBI ASIDIKI
NIM: 201172340
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT
SANTRI MEMBACA AL-QURAN DI PONDOK MA’HAD AL-
AWWABIEN KELURAHAN TANJUNG PASIR
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
Guna Memperoleh Gelar Serjana Strata Satu (S1)
Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh:
MUHAMMAD HASBI ASIDIKI
NIM: 201172340
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini, Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya
sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan hasil
karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmarnirahim...
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Dengan mengucap Alhamdulillahirrobil’alamin, rasa syukur teramat dalam dan tak terhingga diucapkan kepada Allah SWT, karena berkah, kebahagiaan, dan kelancaran yang selalu
diberikan-Nya pada saat mulai lelah selalu kuat serta berkat-Nya bisa sampai ke tahap ini. Kepada Rasulullah SAW, terimakasih karena telah menjadi sumber inspirasi dalam segala
tindakan dan langkah hidup.
Sebuah apresiasi untuk diri saya sendiri Muhammad Hasbi Asidiki. Terima kasih telah menjadi lebih berani dari yang ku percaya, lebih kuat dari yang terlihat dan lebih pintar dari yang pernah ku pikirkan. Terima kasih. Semoga kelak tetap jadi pribadi yang percaya diri,
senantiasa mawas diri dan selalu bersyukur pada sang Ilahi. Allah SWT.
Kado sederhana untuk yang tercinta yang tidak pernah putus doa, kasih sayang dan nasihatnyanya, kedua orang tuaku. Papa (Drs. Isa Hariyadi,) dan Mama (Eti Lizarni, BA)
serta saudara ku ( Fitri Hardiyanti M.Pd, Sari Hartini, S.Pd dan Alm, Surya Atma Wijaya, S.Pd) yang menjadi sumber kekuatanku. Terima kasih untuk semangat yang
disalurkan selama ini. Semoga kakak sehat selalu, dan semoga almarhum abang tenang disana.
Teruntuk dosen pembimbing skripsiku Ibu Dra. Siti Asiah, M.Pd dan Bapak Habib Muhammad, M.Ag. Dan semua dosen prodi Pendidikan Agama Islam. Ribuan ucapan
terima kasih tidak akan pernah cukup menggantikan waktu dan Ilmu yang Ibu Bapak berikan selama ini. Terima Kasih untuk segala perhatian, bimbingan, arahan, nasihat, dan semangat dari Bapak dan Ibu. Semoga kebaikan Bapak dan Ibu dibalas oleh Allah SWT. Aamiin...
Teruntuk kamu ( Nurhadisma, S.Farm) terima kasih telah menyemangatiku hingga akhir perjuangan skripsiku. Terima kasih selalu memberikan semangat, dukungan serta
nasehat. Terima kasih selalu ada . Semangat mengejar Studi Apotekernya dan semoga apa yang kita cita-citakan Tercapai. Aamiin.....
MOTTO
خيركم من تعلم القرآن وعلمه
(HR Bukhari)
Artinya: Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Al
Qur’an dan mengajarkannya (HR Bukhari)
KATA PENGANTAR
حيم حمن الر الر بسم الله
Alhamdulillah Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. yang telah mencurahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga Skripsi yang
berjudul: “Strategi Guru Ngaji dalam Meningkatkan Minat Santri Membaca Al-
Quran di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir ”. Dapat
penulis selesaikan.
Shalawat serta salam tidak lupa penulis kirimkan kepada Nabi Besar
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing umatnya kejalan
Islam dan Ilmu pengetahuan.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan
pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui
kolom ini penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph. D. selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku wakil Dekan I, Bapak Dr. Najmun Hayat, M.Pd.I
selaku wakil Dekan II, Ibu Dr. Yusria, M.Ag selaku wakil Dekan III Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Muklis, M. Pd. I. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam dan
Bapak Habib Muhammad, M.Ag. selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Dra. Siti Asiah, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing I dan bapak Habib
Muhammad, M.Ag selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan
waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam
menyelesaikan skripsiini.
6. Guru H.M.Amin Hudhori, S.Ag Selaku Ketua Yayasan Pondok Al-Awwabien Kota
Jambi yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
7. Ustadz Ahmad Ridho, S.E dan Par guru-guru Pengajian Al-Awwabien yang telah
banyak memberikan informasi guna mempermudah penulis memperoleh data di
lapangan.
8. Santriwan dan Santriwati Pondok Ma’had Al-Awwabien Tanjung Pasir Kota Jambi
yang telah memberi informasi guna mempermudah penulis memperoleh data di
lapangan.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2017 terutama sahabat kelas mahasiswa
PAI A angkatan 2017 yang telah berjuang bersama selama lebih dari 3 tahun.
10. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti hingga menjadi
kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal semua pihak
yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Jambi Desember 2020
Penulis
Muhammad Hasbi Asidiki
NIM: 201172340
ABSTRAK
Nama : Muhammad Hasbi Asidiki
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Judul : Strategi Guru Ngaji Dalam Meningkatkan Minat Santri Membaca Al-Quran di
Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi
Skripsi ini membahas tentang Strategi guru ngaji dalam meningkatkat minat
santri membaca al-quran di pondok ma’had al-awwabien Kelurahan Tanjung Pasir
Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif atau penelitian lapangan
yang bersifat deskriptif (menggambarkan dengan kata-kata). Masalah yang di teliti
mencakup 1). Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dalam membaca al-Quran di
Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi? 2). Bagaimana
minat santri dalam membaca al-quran di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan
Tanjung Pasir Kota Jambi? 3). Bagaimana strategi dan upaya guru ngaji dalam
meningkatkan minat santri membaca al-qur-an di Pondok Ma’had Al-Awwabien
Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi?. Permasalahan tersebut dibahas melalui studi
lapangan (diskriptif kualitatif) yang di laksanakan di Pondok Ma’had Al-Awwabien
Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi. Adapun datanya diperoleh dengan cara
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian: 1). Metode pembelajaran yang digunakan dalam
meningkatkan minat santri membaca al-quran di pondok ma’had al-awwabien
kelurahan Tanjung pasir Kota Jambi yaitu hampir semua ustadz dan ustadzah
menggunakan metode yang sama, di antaranya metode ceramah, metode drill, metode
tugas dan metode yang mendukung adalah metode pembiasaan, metode ketauladanan
dan metode hafalan. 2). Upaya yang dilakukan guru mengaji agar dapat
meningkatkan minat santri membaca al-quran yaitu diantaranya menjadikan kegiatan
belajar mengajar sebagai kegiatan yang menyenangkan, memiliki niat yang kuat dan
disiplin dalam menuntut ilmu. 3). Peran seorang guru mengaji di pondok ma’had al-
awwabien kelurahan Tanjung pasir yaitu sangat berperan penting sebagai motivator
dalam proses belajar-mengajar sehingga santri memiliki dorongan untuk belajar
membaca al-quran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Kata Kunci : Strategi, Meningkatkan, Minat, Santri.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..i
NOTA DINAS…………………………………………………………………ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………...iv
PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………………...v
PERSEMBAHAN……………………………………………………………..vi
MOTTO……………………………………………………………………….vii
KATA PENGANTAR………………………………………………………..viii
ABSTRAK…………………………………………………………………….x
DAFTAR ISI ................................................................................................. …xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….xiii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. ……1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................4
C. Batasan Masalah ................................................................................5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………….5
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... ……6
A. Kerangka Teori ..................................................................................6
B. Pelaksanaan Pengajian Al-Quran .....................................................17
C. Penelitian yang Relevan…………………………………………....21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. …...23
A. Lingkup Penelitian ........................................................................... .23
B. Jenis dan Sumber Data……………………………………………..23
C. Subjek Penelitian…………………………………………………...25
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………26
E. Metode Analisis Data………………………………………………27
F. Triangulasi Data (Uji Keterpercayaan Data)……………………….28
G. Jadwal Penelitian…………………………………………………...29
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ................................................ …....31
A. Temuan Umum di Pondok Ma’had Al-Awwabien ..............................31
1. Historis……………………………………………………………....31
2. Geografis………………………………………………….................32
3. Struktur Pengurus Pondok Ma’had Al-Awwabien………………….33
4. Keadaan Guru Pondok Ma’had Al-Awwabien……………………...35
5. Keadaan Santri Pondok Ma’had Al-Awwabien……………………..36
6. Inventaris Pengajian…………………………………………………40
B. Temuan Khusus di Pondok Ma’had Al-Awwabien……………….....41
1. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Al-Quran bagi Santri………..41
2. Minat Santri dalam Belajar Membaca Al-Quran……………………48
3. Strategi Guru dalam Meningkatkan Minat Santri untuk Membaca Al-
Quran………………………………………………………………..51
BAB V PENUTUP ........................................................................................ …….57
A. Kesimpulan......................................................................................…57
B. Saran-Saran ......................................................................................…58
C. Penutup……………….…………………………………………......58
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....59
DAFTAR TABEL
Tabel.1 Struktur Pengurus Pondok Ma’had Al-Awwabien .................................. 33
Tabel.2 Keadaan Guru Pondok Ma’had Al-Awwabien ........................................ 35
Tabel.3 Keadaan Santri Pondok Ma’had Al-Awwabien ....................................... 37
Tabel.4 Keadaan Umur Santri Pondok Ma’had Al-Awwabien ............................ 39
Tabel.5 Keadaan Jenis Kelamin Santri Pondok Ma’had Al-Awwabien ............... 40
Tabel.6 Keadaan Inventaris Pondok Ma’had Al-Awwabien ................................ 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 61
Lampiran 2 Daftar Responden .............................................................................. 63
Lampiran 3 Dokumentasi ...................................................................................... 64
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup..….…………………………………………..65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa
Ta’ala melalui malaikat Jilbril dan disampaikan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang penuh dengan hikmah, pengetahuan dan
kemukjizatan sehingga apabila dibaca dan diamalkan isi kandungan yang terdapat
di dalam al-Quran, akan mempengaruhi dan bisa menggugah orang untuk
mempelajarinya dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadi
amal ibadah yang tinggi nilainya, bahkan tidak akan bosan orang membaca dan
mendengarkannya.
Menurut Ghalap, al-Quran diturunkan tidak hanya sebagai pedoman bagi
manusia dalam satu aspek kehidupan, tetapi juga mencakup berbagai aspek
kehidupan umat manusia, baik yang menyangkut hubungan manusia dengan Allah
sebagai pencipta, maupun antara sesama manusia dengan lingkungannya . (Aflatun
Muchtar, 2013, hlm. 1-2)
Sebagaimana diketahui bahwa al-Quran adalah sebaik-baik bacaan bagi
orang-orang yang beriman baik pada waktu ketika dalam keadaan sedih ataupun
dalam keadaan gembira. Bahkan membaca al-Quran menjadi obat dan penawar
bagi orang yang sedang gelisah, sedih atau sedang ditimpa musibah, sebagaimana
firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dalam surah Al-Isra' ayat 82 yang berbunyi:
ين ن م ؤ م ل ة ل م ح ر اء و ف و ش ا ه آن م قر ن ال ل م زه ن ن و
ا ار ين إل خس م ال يد الظ ز ل ي و
Artinya: "Dan Kami turunkan dan Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian".
Sebagaimana telah sama-sama diketahui bahwa membaca al-Quran adalah
merupakan ibadah yang besar ganjaran pahalanya bagi yang membaca, mendengar,
apalagi jika dibaca dengan suara dan irama yang merdu.
Al-Quran dibaca karena fungsinya diturunkan sebagai petunjuk bagi orang
yang beriman dan mempercayai kebenaran al-Quran yang menjadi ketentuan dan
ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Perintah membaca al-Quran sebagaimana
yang ditegaskan dalam surat Al-Alaq, ayat 1-5 yang berbunyi:
لق ك ال ذي خ به م ر باسأ ر اق
لق ن ع ان م س ن ق ال ل خ
م ر ك ك ال ب ر أ و ر اق
م ل ق ال م ب ل الذي ع
م ل ع م ي ا ل ان م س ن م ال ل ع
Artinya : "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia
yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajarkan kepada manusia
dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya ".
1
Kegiatan anak dalam membaca al-Quran ini sudah banyak dilaksanakan
ditengah-tengah kehidupan masyarakat khususnya di kawasan Seberang Kota
Jambi. Namun yang menjadi persoalan disini, yaitu minat anak dalam membaca al-
Quran, banyaknya faktor yang mempengaruhi terutama dari lingkungan keluarga
dan masyarakat yang tidak memperhatikan pentingnya membaca al-Quran bagi
putra-putrinya. Seharusnya ketika usia anak ± 6 tahun sudah harus diajarkan cara
membaca al-Quran yang baik dan benar karena usia mereka termasuk ke dalam usia
muda yang banyak mengalami dan menghadapi masalah.
Oleh sebab itu, pada usia ini anak perlu dibina dan dibimbing agar semua problem
yang dihadapinya dapat teratasi dengan baik. Selanjutnya ketika mereka memasuki
jenjang usia dewasa telah mengalami gangguan yang cukup berarti, dengan demikian
diharapkan agar mereka bisa menjadi orang dewasa yang benar-benar mandiri
sebagaimana ditegaskan oleh Ibnu Mas'ud r.a dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Beliau bersabda: (Muh. Sjarief Sukandy, 2018, hlm.153)
Artinya: "Dari Ibnu Mas'ud, ia berkata; Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda: "Yang mengimami kaum itu hendaklah orang yang
paling pandai membaca kitab Allah ta'ala, dan apabila mereka dalam
itu sama, maka hendaklah yang paling mengerti tentang hal sunnah Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sama, maka yang paling dahulu hijrahnya,
dan kalau dalam hal hijrah juga sama, maka yang paling dahulu masuk
Islam". Dan kalau sebuah riwayat: "Umur (paling tua), dan janganlah
seseorang mengimami orang lain di tempat kekuasaannya, dan
janganlah duduk di rumahnya di tempat kehormatannya melainkan
dengan izinnya". (H.R. Muslim).
Berdasarkan pengamatan penulis di Kelurahan Tanjung Pasir, khususnya
terhadap pelaksanaan pengajian al-Quran di Pondok Ma’had Al-Awwabien, para
guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan pengajian tersebut. Hal ini
diindikasikan dengan anak suka bermain dan berbicara demgan temannya pada saat
belajar mengaji, dan bila disuruh menghafal ataupun mengulang bacaan al-Quran,
anak tidak mau melakukannya. Permasalahan lain yang dihadapi oleh guru ngaji di
Pondok Ma’had Al-Awwabien yakni kurangnya daya tangkap santri dalam belajar
al-Quran dan belum sepenuhnya memahami ilmu tajwid dan fasohah dalam bacaan
al-Quran. Hal tersebut menjadi faktor utama permasalahan guru dalam mengajar di
pondok al-awwabien.
Hal inilah yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian
mengenai: "Strategi Guru Ngaji dalam Meningkatkan Minat Santri Membaca
Al-Qur'an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota
Jambi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas penulis dapat menyimpulkan
beberapa masalah, yaitu:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dalam membaca al-Quran di Pondok
Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi?
2. Apa saja faktor penghambat minat santri dalam membaca al-Quran di Pondok
Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi?
3. Bagaimana solusi guru ngaji dalam meningkatkan minat santri membaca al-
qur-an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota
Jambi?
C. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam menjawab permasalahan-
permasalahan yang akan dikaji di atas, serta untuk mengatasi keterbatasan waktu
dan kemampuan, maka penulis memandang perlu memberi batasan masalah
penulisan skripsi ini. Penulis membatasi penelitian ini tentang Strategi Guru Ngaji
dalam meningkatkan minat santri membaca Al-Qur'an di Pondok Ma’had Al-
Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran Al-Qur'an di Pondok Ma’had
Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.
b. Ingin mengetahui minat santri dalam membaca Al-Qur'an di Pondok
Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.
c. Ingin mengetahui strategi guru dalam meningkatkan minat santri membaca
Al-Qur'an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota
Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
a. Sebagai pengembangan Khasanah Ilmu Pengetahuan bagi penulis.
b. Sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(SI) dalam Program Studi Pendidikan Pendidikan Agama Islam pada
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori
Untuk mempermudah pemahaman pada penelitian, terlebih dahulu
diketahui kerangka teorinya. Karena dari kerangka teori inilah kita bisa memulai
langkah untuk membahas permasalahan atas data-data yang diperoleh dilapangan,
kerangka teori ini merupakan landasan berpijak dan sekaligus merupakan kerangka
pemikiran yang melatarbelakangi berbagai bentuk pembahasan nantinya.
1. Strategi
Secara umum strategi mempunyai pengertian: “suatu garis besar haluan
untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentuan.
Dihubungkan dengan pembelajaran strategi bisa diartikan sebagai pola umum
atau kegiatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan”. (Trianto, 2016, hlm.85)
Menurut Newman dan Logan, dikutip dari Abin Syamsuddin Makmun
mengemukakan bahwa ada empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil
(output)dansasaran yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan
aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic
way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah yang akan
ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur dan patokan
ukuran untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut
adalah:
✓ Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni
perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
✓ Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran
yang dipandang paling efektif
✓ Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau
prosedur, metode dan teknik pembelajaran
Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan
atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan. (Abin Syamsuddin, 2015, hlm 75)
Kemampuan untuk melakukan sesuatu, mencari jalan keluar untuk
memenuhi dari kondisi yang kurang baik menjadi baik, sehingga tujuan atau
keinginan dapat tercapai sesuai program yang dibuat atau direncanakan.
(Mastuhu, 2017, hlm 54)
Beberapa upaya yang perlu dilakukan guru untuk meningkatkan minat
belajar anak antara lain:
1. Sejak usia dini, cermati berbagai kelebihan, keterampilan, dan kemampuan
yang nampak menonjol pada anak.
2. Bantu anak dalam meyakinkan dan fokus pada kelebihan dirinya.
3. Kembangkan konsep diri positif pada anak.
4. Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di
berbagai bidang.
5. Upayakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar dan
menekuni bidang –bidang yang menjadi kelebihannya.
6. Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap upaya yang dilakukan anak.
7. Jalin hubungan baik antara orang tua dan guru dengan anak.
Minat dapat muncul dalam diri seseorang apabila ada stimulasi dari luar
yang dapat dilihat dalam bentuk aktivitas. Di dalam proses pembelajaran baca
Al-Qur'an, salah satu peran Guru yang terpenting adalah melakukan upaya-
upaya dan menciptakan kondisi yang mengarah anak melakukan kegiatan
belajar membaca Al-Quran dengan baik dan benar.
2. Guru
Guru sebagai tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Guru juga orang yang berpengalaman dalam
bidang profesinya, dengan ilmu yang dimilikinya, guru dapat menjadikan anak
didik orang yang cerdas.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia guru diartikan sebagai “orang
yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar” (Anonim,
2015, hal 497) Selain itu guru dapat diartikan sebagai pendidik. Pendidik adalah
orang yang memikul tanggung jawab untuk mendidik. (Hasbullah, 2017, hlm
17)
Guru adalah sosok manusia yang harus ditiru. Predikat itu disandang dari
kala dia bangun sampai dia masuk peraduan. Peran tersebut juga akan sangat
terasa apabila sosok guru mengajar di desa-desa yang jauh dari kegiatan
manusia seperti di kota. (Zainal Aqib, 2016, hlm 3)
Sebagai seorang pendidik, guru harus memiliki karakteristik sebagai
pendidik yang dalam melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut:
a. Kematangan diri yang stabil. Memahami diri sendiri secara wajar dan
memiliki nilai-nilai kemanusiaan serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai
itu, sehingga ia bertanggung jawab sendiri atas hidupnya, atau tidak
menjadi beban orang lain.
b. Kematangan sosial yang stabil, dalam hal ini seorang pendidik dituntut
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masyarakatnya, dan
mempunyai kecakapan membina kerja sama dengan orang lain.
c. Kematangan professional (kemampuan mendidik), yakni menaruh
perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan
perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunakan cara-cara
mendidik.
Guru bukan saja seorang yang mentransfer ilmu pengetahuan begitu saja
kepada anak didik tanpa adanya landasan yang jelas. Seorang guru dituntut
untuk bekerja dan mendidik secara profesional dan juga harus membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, kriteria itu
harus dimiliki oleh seorang guru untuk mendapatkan hasil yang memuaskan
dalam pendidikan.
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak. Terutama dalam hal mengajarkan cara baca
al-Quran yang baik dan benar.” (Anonim, 2005)
Tanpa adanya keprofesionalan dalam melaksanakan proses pengajaran,
maka seorang guru tidak akan dapat menjalankan tugas mendidik dengan baik.
Guru adalah komponen proses belajar mengajar yang sangat penting, oleh
karena itu guru harus berperan aktif dan menjadikan kedudukannya sebagai
tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin
berkembang, guru merupakan kunci bagi berlangsungnya kegiatan pendidikan
walaupun tanpa kelas, gedung peralatan, dan sebagainya, proses pendidikan
masih dapat berjalan.
Guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang mentransfer
pengetahuan saja, akan tetapi juga sebagai pendidik yang mentransfer norma,
mengarahkan dan menuntut anak didik dalam belajar menuntut ilmu.
3. Meningkat
Yang dimaksud meningkat adalah suatu perubahan yang terdiri dari
rendah menjadi tinggi, dari tidak tahu menjadi tahu, dari kurang bisa menjadi
bisa dan seterusnya. (Anonim, KBBI. Hlm 643) Perubahan yang terjadi disini
adalah perubahan yang bersifat positif.
4. Minat
Menurut pengertian kamus umum Bahasa Indonesia yang dimaksud
dengan Minat adalah kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu: perhatian;
dan keinginan. (Anonim, hlm 656)
Menurut Encyclopedia of Psycology, minat dapat diartikan sebagai
faktor-faktor yang terdapat pada diri seseorang yang menyebabkan orang itu
tertarik atau menghindar dari berbagai benda, manusia atau kegiatan yang
terdapat dalam lingkungannya. (Nana Sudjana, 2015, hlm 207)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar anak, yaitu :
a. Faktor Intern, yaitu faktor yang ada pada diri anak itu sendiri. Faktor
ini terdiri dari:
1) Faktor psikologis
2) Faktor kelelahan
b. Faktor Ekstern, yaitu faktor yang berada di luar diri anak tapi ikut
menentukan minat belajar anak. Faktor ini terdiri dari:
1) Faktor keluarga
2) Faktor sekolah
3) Faktor masyarakat
Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
anak, maka akan mudahlah bagi kita unruk membangkitkan dan mengarahkan
minat belajar anak tersebut.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa anak lebih menyukai suatu hal daripada hal lain, dapat
pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik
memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar,
artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu.
Timbulnya minat besar di sebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan
yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik
serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung
menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan
menghasilkan prestasi rendah.
Bila suatu pelajaran tidak diminati, maka pelajaran tersebut tidak akan
dipelajari dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang diinginkan akan sulit
tercapai. Minat tidak seperti bakat, tidak diperoleh kemudian, karena itu minat
bisa dipengaruhi dan dikembangkan.
Ada beberapa faktor yang juga mempengaruhi minat baca anak sebagai
berikut:
a) Menanamkan cita-cita yang tinggi dalam jiwa anak-anak. Hal ini
dilakukan antara lain adalah:
1. Memberikan pengertian tentang hidup yang harus mempunyai cita-
cita. Hidup tanpa cita-cita adalah hidupnya robot.
2. Menceritakan riwayat hidup para Rasul/Nabi dan orang-orang besar
di dunia kepada anak. Karena anak ingin menyamakan dirinya dengan
orang-orang besar tersebut.
3. Menanamkan rasa beragama yang dalam kepada anak dan
mendorongnya untuk taat kepada agama lebih dari pada yang lainnya.
Karena agama menanamkan cita-cita yang tinggi kepada pemeluknya.
b) Menanamkan kesadaran, bahwa cita-cita hanyalah dapat dicapai dengan
perjuangan yang sungguh-sungguh dan memperjuangkan sesuatu cita-
cita sampai tercapai.
c) Membentuk jiwa suka berkorban. Hal ini dapat dilakukan antara lain
dengan:
1. Menanamkan kesadaran bahwa untuk perjuangan tercapainya suatu
cita-cita perlu kepada pengorbanan.
2. Membiasakan mernberikan sesuatu yang berharga kepada orang lain.
3. Bercerita tentang penderitaan orang lain. Sehingga timbul dalam
jiwanya rasa kasihan dan simpati.
Peran orang tua dalam membina dan menanamkan nilai-nilai kebaikan
kepada anak-anak diharapkan masa depan anak akan benar-benar menjadi anak
yang baik, anak yang beragama, berakhlak serta menjadi anak yang mempunyai
cita-cita tinggi, memiliki kepribadian dan jiwa sosial atau solidaritas.
Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat
terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta
memengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu
merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.
J.Marbun mengatakan minat merupakan faktor perangsang yang kuat
untuk melakukan aktivitas yang timbul karena perasaan senang, bakat, cita-cita
dan perhatian. Sesuatu itu bermula dari adanya suatu kebutuhan, suatu yang
menarik minat menimbulkan dorongan kuat untuk melakukan aktivitas dengan
sungguh-sungguh. (J.Marbun, 2019, hlm 105)
Beberapa hal menurut Bunda Lucy dalam menemukan minat anak,
yaitu:
a. Kepekaan dan kejelian
Orang tua mungkin saja menemui kesulitan dalam mengenali minat
anak karena terkadang itu hanyalah kesenangan sesaat, untuk itu diperlukan
kepekaan dan kejelian dalam mengembangkan minatnya secara maksimal.
b. Pemahaman terhadap beberapa bidang minat
Sempitnya pemahaman orang tua terhadap minat anak juga sangat
berpengaruh, karena itu untuk melihat minat anak pada satu atau lebih
bidang tertentu, perlu diamati bagaimana anak menikmati bidang yang
diminatinya.
c. Observasi
Orang tua perlu melakukan observasi. Lakukanlah komunikasi
dengan anak untuk mengetahui sampai sejauh mana minat anak. Nantinya
akan terlihat apakah anak terlihat serius, main-main, ikutan temannya, atau
tidak berminat sama sekali (banya kesenangan sesaat).
d. Eksplorasi minat
Lakukan eksplorasi terhadap minatnya. Ketika si anak terlihat
antusias dan semangat dalam melakiikan aktivitasnya, besar kemungkinan
minatnya mengarah ke bakat yang dapat diarahkan lebih mendalam (tetapi
harus dilakukan uji coba terlebih dahulu).
e. Kembangkan bakat anak
Bila dilihat anak cukup berbakat dan berminat dalam satu bidang
tertentu, orang tua boleh mencarikan lembaga untuk meningkatkan potensi
minat anak tersebut. Namun, libatkanlah anak agar orang tua tidak
memaksakan kehendaknya. (Bunda Lucy, 2017, hlm 30)
5. Santri
Istilah Santri lebih kenal dengan kebudayaan para muslimin yang
memegang peraturan dengan keras dan biasanya tinggal bersama di daerah
pondok. Santri menurut Masjkur Anhari, yakni para siswa yang mendalami
ilmu-ilmu agama di pesantren, baik dia tinggal dipondok maupun pulang
setelah selesai waktu belajar.
Zamakhsyari Dhofir membagi dua kelompok sesuai dengan tradisi
pesantren yang diamatinya, yakni : 1. Santri mukim artinya para santri yang
menetap di pondok. Biasanya diberikan tanggung jawab mengurus kepentingan
pondok. 2. Santri kalong adalah santri yang selalu pulang setelah belajar. Para
santri yang belajar pada pesantren yang sama, biasa mempunyai solidaritas dan
kekeluargaan yang tinggi, baik antarsesama santri maupun dengan kiai mereka.
Kehidupan sosial yang berkembang diantara para santri ini menumbuhkan
sistem soal tersendiri. (Muchtarom, 2016, hlm 2)
6. Membaca Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang penuh dengan hikmah dan kemukjizatan
sehingga apabila dibaca dan dipahami kandungan yang terdapat di dalamnya
akan mempengaruhi dan juga bisa menggugah orang untuk mempelajarinya dan
mengamalkan dalam kehidupannya sehari-hari, serta merupakan amal ibadah
yang tinggi nilainya, bahkan tidak bosan-bosannya orang membaca dan
mendengarkannya.
Menurut Ghalap, Al-Qur'an diturunkan tidak hanya terbatas pada
pemberi pedoman dalam satu aspek kehidupan bagi kelompok tertentu saja,
tetapi juga mencakup berbagai aspek kehidupan umat manusia, baik yang
menyangkut hubungan manusia dengan Allah sebagai pencipta, maupun antara
sesama manusia dengan alam sekitarnya.
Membaca Al-Qur'an disebut juga Qira'at. Qira'at adalah ilmu mengenai
cara membaca lafadz-lafadz Al-Qur'an serta perbedaan cara membacanya
menurut versi orang yang mengamalkannnya.
Dengan definisi ini, jelas bahwa pembacaan ilmu Qira'at mengenai Al-
Qur'an adalah dari segi dialek pengucapannya yang memang diperbolehkan
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Agar mudah dan ringan dalam membacanya.
(Sya’ban, 2016, hlm 24)
Allah menyuruh kita membaca Al-Quran karena dengan membaca itu
suatu keharusan, dan membaca merupakan suatu proses pembelajaran
seseorang. Dengan membaca orang akan mengetahui suatu masalah, suatu
peristiwa yang selama ini belum diketahui.
Al-Qur'an di sampaikan kepada umat manusia dengan pemberitahuan
secara mutawatir, baik tulisannya ataupun lafadznya dari generasi ke generasi.
Ad-Darimi meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud dari Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam: (Sukandy, hlm 27)
Artinya: "Dan Abdullah bin Mas'ud r.a. telah bersabda Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam: Bacalah Al-Qur 'an karena Allah Ta'ala tidak
menyiksa hati yang menghayati Al-Qur'an. Dan sesungguhnya Al-
Qur'an ini adalah jamuan Allah, maka siapa yang masuk, masuk di
dalamnya, ia pun aman dan siapa mencintai Al-Qur'an, maka berilah
ia kabar gembira".
Membaca Al-Quran seharusnya dimulai sejak usia muda yang masa
kanak-kanak yang dimulai dari usia ± 6 tahun sudah mempelajari baca Al-
Qur'an. Pada masa-masa ini terkandung potensi belajar. Belajar membaca Al-
Qur'an lebih peka dan akan lebih lancar. Belajar membaca Al-Qur'an terutama
yang harus diperhatikan adalah hukum-hukum membacanya.
Para sahabat dan tabiin serta para ulama Amshar (Bagdad, Basrah,
Madman) dan imam-imam muslimin sesudah mereka sepakat atas kesunatan
membaguskan suara ketika membaca Al-Qur'an. Perkataan dan perbuatan
mereka mengenai hal itu sangat masyhur, seperti hadist: (Zaid Husein, 2013,
hlm 106)
Artinya : "Hiasilah Al-Qur 'an dengan suaramu".
Membaca Al-Qur'an sangat penting sekali karena yang dipelajari berupa
tajwid. Tajwid sebagai salah satu cara membaca dengan fasih sebutan setiap
hurufnya dan hukum-hukum membacanya.
Dalam membaca Al-Qur'an, kita dapat melihat bahwa Al-Qur'an punya
keistimewaan berupa gaya bahasa yang indah dan dapat membuat hati orang
yang keras atau kasar dapat menggugah hatinya untuk mendengarkan Al-Qur'an
apalagi jika dibaca dengan suara yang merdu dan indah.
Proses pemahaman Al-Qur'an itu sangat menentukan karena pada setiap
langkah kita terpanggil untuk memilih dan berhubungan dengan Allah.
Membaca Al-Qur'an yang didasari oleh hati yang tulus dan pasrah kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. (Quram Murad, 2012, hlm 5) Membaca Al-Qur'an harus
dengan benar, minimal huruf dan harakatnya dapat diucapkan dengan
sempurna. Setiap anak harus mencoba dengan sungguh-sungguh untuk belajar
membaca Al-Qur'an secara benar.
Selain membaca Al-Qur'an dengan benar disarankan belajar seni baca
Al-Qur'an (Qira'ah), agar dapat membaca kitab ini dengan suara yang merdu
dan menyenangkan, keindahan yang sebenarnya adalah keindahan yang diiringi
dengan perasaan takut kepada Allah di dalam hati. (Ibid, hlm 53)
Membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar bagi setiap anak pengajian
sangatlah dibutuhkan bagi setiap Mushallah maupun masjid yang ada di setiap
desa diharapkan dapat menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala terutama bagi anak-anak pengajian tersebut.
B. Pelaksanaan Pengajian Al-Qur'an
Setiap mukmin yang mempercayai Al-Qur'an, mempunyai kewajiban
dan tanggung jawab terhadap kitab sucinya itu. Di antara kewajiban dan
tanggung jawab itu ialah mempelajarinya dan mengajarkannya. Belajar dan
mengajarkan Al-Qur'an adalah kewajiban suci yang mulia. (Zainal Abidin,
2014, hlm 149)
Jadi belajar Al-Qur'an merupakan kewajiban yang utama bagi setiap
mukmin, begitu juga mengajarkannya. Belajar Al-Qur'an itu dapat dibagi
kepada beberapa tingkat, yaitu: belajar membacanya sampai lancar dan baik,
menurut kaedah-kaedah yang berlaku dalam Qira'at dan tajwid, belajar; arti dan
maksudnya sampai mengerti akan maksud-maksud yang terkandung di
dalamnya, dan terakhir belajar menghafalnya di luar kepala, sebagaimana yang
diajarkan oleh para sahabat pada masa Rasulullah, demikian pula pada masa
sekarang dibeberapa negeri Islam.
Menjadikan anak-anak dapat belajar Al-Qur'an mulai semenjak kecil
adalah kewajiban orang tuanya masing-masing. Berdosalah orang tua yang
mempunyai anak-anak, tetapi anak-anaknya tidak pandai membaca Al-Qur'an
tidak ada malu yang paling besar dihadapan Allah nantinya, bilamana anak-
anaknya tidak pandai membaca Al-Qur'an. Sebaliknya, tidak ada kegembiraan
yang lebih memuncak nantinya, bilamana orang tua dapat menjadikan anaknya
pandai membaca Al-Qur'an.
Pondok sebagai sarana atau tempat pelaksanaan belajar membaca Al-
Qur'an, baik yang baru belajar membaca maupun yang sudah mahir bacaannya.
Masyarakat Seberang Kota Jambi telah melaksanakan pengajian Al-Qur'an di
Masjid-masjid ataupun pondok mengaji yang diajar oleh seorang guru,
pengajian Al-Qur'an dimulai dari tingkat formula atau baru belajar membaca
dengan metode Iqra' sampai pada yang sudah lancar membaca dengan
menerapkan kaidah tajwid yang benar kepada anak.
Upaya atau cara dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran juga
dapat dilakukan oleh orang tua di rumah dimana anak diberikan pemahaman
tentang keberadaannya dalam mengikuti pengajian baca Al-Qur'an. Hal ini
secara rinci dilakukan dengan cara :
a. Orang tua selalu mengarahkan dan memberikan nasihat kepada anak untuk
belajar Al-Qur'an.
b. Memilih pendidikan yang baik bagi anak, mulai dari ngajinya, tempatnya,
gurunya dan lain sebagainya.
c. Memberikan hadiah dan hukuman kepada anak yang belajar Al-
Qur'an. (Zuhaili, 2017, hlm 17)
Membaca Al-Qur'an memiliki teknik membaca sebagai pengajian
disampaikan turun-temurun dari guru ke anak yang dimulai dari Nabi
Muhammad yang telah menerima pesan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Tujuan dari pengajian Al-Qur'an pada umat Islam atau khususnya pada
anak-anak adalah:
a. Agar anak mampu mernbaca Al-Qur'an dengan baik, benar dan tepat
makhraj hurufnya, panjang pendeknya, ghunnah dan lain sebagainya.
b. Agar anak suka dan senang membiasakan diri membaca Al-Qur'an
dengan baik
c. Agar anak dapat menghapal sejumlah surat-surat pendek dalam Al-
Qur'an yang di tetapkan dalam shalat sehari-hari.
d. Agar anak taat dan patuh kepada Allah SWT dalam melaksanakan
ibadahnya, seperti shalat, puasa, dan sebagainya sehinga merupakan
sebagian dari pengamalan dan penghayatan isi kandungan Al-
Qur'an. (Anonim, 2016, hlm 4)
Pada pembelajaran Al-Qur’an di Pondok atau Madrasah terdapat
beberapa strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan minat dan
kemampuan baca Al-Qur’an anak terkhusus untuk santri baru dan umumnya
untuk semua santri.
Adapun macam-macam Strategi Pembelajaran yang digunakan guru di
Pondok tersebut guna untuk meminimalisir santri yang kurang fasih baca Al
Qur’an diantaranya, berikut adalah penjelasan dari macam Strategi
pembelajaran Al-Qur’an menurut Zarkasyi adalah sebagai berikut: (Khozim, N.
2010, hlm 73)
1. Sistem sorogan atau individu (privat). Dalam prakteknya santri atau
siswa bergiliran satu persatu menurut kemampuan membacanya, (mungkin
satu,dua, atau tiga bahkan empat halaman).
2. Klasikal individu. Dalam prakteknya sebagian waktu guru
dipergunakan untuk menerangkan pokok-pokok pelajaran, sekedar dua atau
tiga halaman dan seterusnya, sedangkan membacanya sangat ditekankan,
kemudian dinilai perkembangannya.
3. Klasikal baca simak. Dalam prakteknya guru menerangkan pokok
pelajaran yang rendah (klasikal), kemudian para santri atau siswa pada
pelajaran ini dites satu persatu dan disimak oleh semua santri. Demikian
seterusnya sampai pada pokok pelajaran berikutnya.
Dari beberapa strategi pembelajaran Al-Qur’an diatas tidak terlepas dari
cara guru untuk menyampaikan pembelajaran agar tersampainya tujuan
pembelajaran tersebut.
Pengembangan membaca Al-Qur'an pada anak-anak dapat di lakukan
melalui belajar membaca aksara Al-Qur'an. Anak harus bisa membaca Al-
Qur'an dan murtal (mengenal ilmu tajwid). Setelah melalui pendidikan dan
pengembangan membaca aksara Al-Qur'an anak dapat mengenal ilmu tajwid,
nama lagu, cara mengeluarkan suara yang baik sehingga membedakan lagu dan
macam-macam variasi, sehingga anak dapat tampil di masyarakat, baik melalui
peringatan hari-hari besar Islam maupun dalam perlombaan Musabaqoh
Tilawatil Quran. Adapun metode pengajaran baca Al-Qur'an yang dapat
dilakukan melalui:
a. Sistem CBSA (cara belajar siswa aktif). Sistem ini memang
menerima kesungguhan anak dalam menguasai dan menyerap
pelajaran yang diberikan, sehingga anak menjadi mengerti dan
paham, yang mengoptimalkan siswa.
b. Membiasakan anak untuk membaca Al-Qur’an secara lancar sehingga
mudah untuk belajar Al-Qur'an.
c. Rumah/kelompok, dalam sistem ini pengajian seni baca Al-Qur'an
anak dan guru harus berhadapan langsung. Hal ini adalah untuk
memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada waktu
anak membaca Al-Qur'an dengan irama dan lagu. (Anonim, 2004, hlm 3)
Berbagai cara yang dapat digunakan untuk memberantas buta huruf
dalam membaca Al-Qur'an melalui bermacam-macam pendidikan antara lain :
a. Melalui Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKA)
b. Melalui Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA)
c. Melalui Kursus cepat belajar membaca Al-Qur'an (Zuhaili, hlm 27)
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu
(peneliti-penelitian lain) yang terkait dengan penelitian ini pada aspek
fokus/tema yang diteliti. Di bawah ini adalah penelitian yang memiliki
keterkaitan dengan penelitian yang penulis teliti, yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Eldaferi, pada tahun 2011 dengan judul:
“Upaya Guru dalam meningkatkan minat anak membaca al-quran di Masjid
al-Akrom Desa Penerokan Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari.”
Adapun pokok masalahnya adalah ;
(1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dalam membaca Al-Qur'an di
Masjid al-Akrom Desa Penerokan Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang
Hari?
(2) Bagaimana minat anak didik dalam membaca Al-Qur'an di Masjid al-
Akrom Desa Penerokan Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari?
(3) Bagaimana upaya Guru dalam meningkatkan minat anak didik membaca
Al-Qur'an di Masjid al-Akrom Desa Penerokan Kecamatan Bajubang
Kabupaten Batang Hari?
2. Penelitian yang dilakukan oleh Khoirul Anwar, pada tahun 2010 dengan
judul “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menumbuhkan Motivasi
Belajar Membaca Al-Quran di MTs Langkap Srengat Blitar”.
Pokok masalahnya adalah:
(1) Strategi Guru PAI menumbuhkan motivasi belajar membaca al-quran pada
siswa di MTs Negeri Langkapan Srengat Blitar
(2) Faktor-faktor yang menjadi pendorong dan penghambat dalam upaya guru
PAI menumbuhkan motivasi belajar membaca al-quran pada siswa
(3) Upaya guru PAI menumbuhkan motivasi belajar membaca al-quran pada
siswa di MTs Negeri Langkapan Srengat Blitar.
Demikian penelitian-penelitian terdahulu yang menurut peneliti kajian
yang lebih kurangnya hampir sama dengan penelitian yang akan penulis
lakukan, letak kesamaannya yaitu pada pendekatan penelitiannya yakni
kualitatif, dan metode pengumpulan datanya berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi. Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian dahulu yaitu
lebih fokus kepada penelitian, teori dan pengecekan keabsahan data.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Illayati, pada tahun 2019 dengan judul:
“Strategi Guru PAI Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Quran
Siswa Kelas X SMKN 1 Blitar.” Adapun pokok masalahnya adalah ;
(1) Bagaimana Metode Guru PAI dalam Meningkatkan Kemampuan Baca
Tulis Al-Quran siswa kelas X SMKN 1 Blitar?
(2) Bagaimana Implikasi dari Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan
Kemampuan baca tulis Al-Quran siswa kelas X SMKN 1 Blitar?
(3) Bagaimana hambatan dari Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan
Kemampuan baca tulis Al-Quran siswa kelas X SMKN 1 Blitar?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan
Tanjung Pasir. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. Masalah utama
penelitian ini adalah; Strategi Guru Ngaji dalam Meningkatkan Minat Santri
Membaca Al-Quran di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data.
Jenis Data yang digunakan dalam peneltian ini terdiri dari data primer
dan data skunder :
a. Data Primer.
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau
petugas-petugasnya) dari sumber pertamanya. (Sumadi, 2018, hlm 36)
Data primer diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara dengan
guru agama dan santri di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung
Pasir Kota Jambi.
Data yang termasuk dalam data primer tersebut adalah :
1. Pelaksanaan pembelajaran dalam membaca Al-Qur'an di Pondok Ma’had
Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.
2. Minat santri dalam membaca Al-Qur'an di Pondok Ma’had Al-
Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.
3. Strategi Guru Ngaji dalam meningkatkan minat Santri membaca
Al-Quran di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir
Kota Jambi.
b. Data Sekunder.
Data sekunder adalah data yang telah tersusun dalam bentuk dokumen-
dokumen.
Data ini diperoleh melalui dokumentasi Pondok Ma’had Al-
Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi. Data yang termasuk dalam
data sekunder tersebut adalah :
1. Historis dan Geografis Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan
Tanjung Pasir Kota Jambi.
2. Strukutur Organsisi Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung
Pasir Kota Jambi.
3. Keadaan Guru Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir
Kota Jambi.
4. Keadaan murid atau santri Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan
Tanjung Pasir Kota Jambi.
5. Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Ma’had Al-Awwabien
Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.
2. Sumber Data.
Sumber data dalam penelitian ini :
❖ Guru ngaji Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir
Kota Jambi
❖ Santri Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota
Jambi.
C. Subjek Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh penelitian
untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitan kualitatif
tidak dikenal konsep keterwakilan contoh sample dalam rangka generalisasi yang
berlalu bagi populasi. (Faisal Ananda Arfa, 2015, hlm 38)
Populasi dalam penelitian ini adalah guru ngaji Pondok Ma’had Al-
Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.
“Sample dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana memilih
informasi yang mantap dan terpercaya mengenai elemen-elemen yang ada
yang dilakukan secara purpossive yaitu atas dasar apa yang kita ketahui
tentang variasi-variasi elemen yang ada. Dalam penentuan sampel akan
digunakan pengambilan sample dengan cara snow ball sampling artinya
proses penyebaran sample secara beranting yakni proses penyebaran
sample yang seibarat bola salju, yang pada mulanya kecil kemudian
semakin besar dalam proses bergulir mengelinding”.
Berdasarkan pendapat di atas maka sebagai responden ditetapkan guru
ngaji Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir. Sedangkan
sebagai informan lain ditetapkan santri ngaji Pondok Ma’had Al-Awwabien
Kelurahan Tanjung Pasir, yang melalui wawancara, observasi dan mengamati
secara langsung proses pembelajaran yang dilakukan di Pondok Ma’had Al-
Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi, agar dapat memberikan
informasi yang akurat dalam penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data di lapangan, maka penulis menggunakan beberapa
metode yaitu :
✓ Metode Observasi
Observasi yaitu memperhatikan sesuatu dengan mata atau pengamatan
meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatau objek dengan
menggunakan seluruh alat indera (Suharsimi Arikunto, 2016, hlm 128)
Observasi yang penulis lakukan disini adalah observasi partisipan yaitu
dimana yang menjalankan penelitian terjun langsung dan berkecimpung
bersama objek penelitian (responden) yang akan diteliti. Data yang ingin
didapatkan melalui metode ini adalah : Pelaksanaan pembelajaran dalam
membaca Al-Qur'an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir
Kota Jambi, Minat santri dalam membaca Al-Qur'an di Pondok Ma’had Al-
Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi, dan Strategi Guru Ngaji
dalam meningkatkan minat santri membaca Al-Qur'an di Pondok Ma’had Al-
Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.
✓ Metode Wawancara.
Metode wawancara adalah : Mendapatkan informasi dengan cara bertanya
langsung kepada responden. (Burhan Bungin, 2016, hlm 145)
Metode wawancara ini penulis gunakan dengan melakukan tanya jawab
langsung dengan responden untuk mendapatkan keterangan-keterangn, dan
penjelasan-penjelasan untuk lebih memperkuat data yang diperoleh. Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang; Pelaksanaan
pembelajaran dalam membaca Al-Qur'an di Pondok Ma’had Al-Awwabien
Kelurhan Tanjung Pasir Kota Jambi, Minat anak didik dalam membaca Al-
Qur'an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi,
dan Strategi Guru dalam meningkatkan minat santri membaca Al-Qur'an di
Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.
✓ Metode Dokumentasi.
Metode dokumenatsi ialah : “Mencari data mengenai hal-hal atau fariabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya”. (Suharsimi Arikunto, 2016, hlm 198)
Metode dokumentsi ini digunakan untuk mendapatkan data-data sekunder
yang dapat mendukung penelitian ini. Metode dokumentasi ini penulis gunakan
untuk memperoleh data-data berupa catatan-catatan dan dokumentasi lainnya
tentang keadaan Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota
Jambi.
Data yang akan didapatkan melalui metode dokumentasi ini adalah data
tentang:
1. Historis dan Geografis Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung
Pasir Kota Jambi.
2. Strukutur organsisi Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir
Kota Jambi.
3. Keadaan Guru Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota
Jambi.
4. Keadaan murid Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir
Kota Jambi.
5. Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan
Tanjung Pasir Kota Jambi.
E. Metode Analisis Data
Analisis data penelitian ini menggunakan data bersifat kualitatif yang akan
dianalisa dengan non statistik yaitu berupa uraian kalimat yang dapat dipahami,
analisa ini menggunakan pola sebagai berikut:
a. Analisis Domain.
“Analisis domain biasanya dilakukan untuk memperoleh gambaran-
gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan relative menyeluruh tentang
apa yang tercakup di suatu fokus atau pokok permasalahan yang tengah
diteliti”. (Sanafiah Faisal, 2019, hlm 91)
Melalui analisis domain tersebut, penulis ingin mendapatkan suatu
pemasalahan yang sifatnya umum dan menyeluruh dari permasalahan yang
telah dirumuskan dalam penelitian ini.
b. Analisis Taksonomi
Taksanomi adalah : “Tidak hanya terfokus pada domain tertentu yang
sangat berguna dalam upaya mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena atau
focus yang menjadi sasaran semua penelitian”.
Berdasarkan analisa taksonomi disini, penulis mengemukakan dan
membahas suatu permasalahan yang lebih mendalam, dan mengarah kepada
pembahasan yang lebih khusus guna untuk diambil suatu kesimpulan.
c. Analisis Komponensial
Analisa komponensial ini dilakukan setelah penelitian memiliki cukup
banyak fakta/informasi dari hasil wawancara dan observasi.
Analisis Komponensial ini penulis gunakan setelah penulis
menggunakan analisa domain yang merupakan jawaban yang paling domain
yakni mengenai Strategi Guru Ngaji dalam Meningkatkan Minat Santri
Membaca Al-Quran di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir
Kota Jambi.
F. Trianggulasi
Trianggulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu. Keperluan pengecekan data
sebagai perbandingan terhadap data itu. Tehnik trianggulasi yang paling digunakan
ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. (Lexy Maleong, 2018, hlm 178)
Menurut Paton dan Maleong, trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif, hal ini dapat dicapai dengan
jalan :
✓ Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
✓ Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi.
✓ Menbandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
✓ Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang sipil dan pemerintah.
✓ Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang
berkaitan.
Berdasarkan tehnik trianggulasi tersebut diatas, maka dimaksud untuk
mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh dilapangn tentang:
Strategi Guru Ngaji dalam Meningkatkan Minat Santri Membaca Al-Qur'an di
Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.
F. Jadwal Penelitian
Untuk lebih memudahkan penelitian ini, maka kegiatan penelitian ini dibagi
menjadi tiga tahap yaitu :
✓ Tahap pertama, meliputi kegiatan penyusunan proposal, perbaikan proposal,
penyusunan instrument penelitian, dan penyusunan izin riset atau penelitian.
✓ Tahap kedua, pengumpulan data lapangan sejalan dengan analisa tahap awal.
✓ Tahap ketiga, menganalisa data, selanjutnya menyusun hasil data penelitian,
penulisan laporan akhir, dan analisis.
No JENIS KEGIATAN
BULAN
MINGGU I MINGGU II MINGGU III MINGGU IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
TAHAP I
1. Penyusunan Proposal V
2. Perbaikan Proposal V
3. Penyusunan
Instrumen Penelitian
Data
V
4. Penyusunan izin riset
atau penelitian
V
TAHAP II
1. Pengumpulan data
lapangan
V V
2. Analisa tahap awal
TAHAP III
1. Menyusun hasil data
penelitian
V
2. Penulisan laporan
akhir
V
3. Analisa data V
4. Penggandan V
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum di Pondok Ma’had Al-Awwabien
1. Historis
Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kecamatan
Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi berdiri pada tahun 2014. Pada awalnya
bangunan Pondok tersebut masih sangat sederhana. Selayaknya pondok yang
tidak berlapiskan dinding hanya menggunakan tirai bambu, masih berbentuk
panggung dan kemudian pada tahun 2018 hingga sekaranh bangunan pondok
tersebut mulai berangsur-angsur direnovasi dan bertambah jumlah gedungnya.
Pada awalnya, pengajian antara maghrib dan isya sudah lama diadakan pada
tahun 1991 dan dilaksanakan di masjid nurul islam, jumlah guru pengajar di
pengajian tersebut masih berjumlah 10 orang dengan jumlah anak didik lebih
kurang 90 orang, terdiri dari 60 orang putra dan 30 orang putri.
Kegiatan membaca Al-Qur’an tersebut telah dilaksanakan sejak tahun
1991 yang diketuai oleh Bapak Alm. Anwar Effendi. Kegiatan mengaji Al-
Qur’an ini masih berjalan hingga sekarang dan pengajian ini pada awalnya
tidak mengambil biaya dari santri yang mengaji di Pondok Ma’had Al-
Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir. akan tetapi dengan kesepakatan bersama
antara pengurus, guru dan para orang tua santri maka dibuatlah uang infak yang
bertujuan untuk operasional pondok dan keperluan pondok lainnya. Serta
bertujuan agar para orang tua santri ikut berpartisipasi dalam beramal untuk
kemajuan pondok ma’had al-awwabien.
Pada pengajian itu, para santri tidak hanya belajar mengaji Al-Qur’an
saja, melainkan juga diajarkan tentang mengaji Iqra’, mengaji Al-Qur’an
beserta ilmu tajwidnya dan cara membaca yang benar, belajar ibadah shalat,
mengaji kitab kuning dan kitab arab melayu, belajar membaca Al-Qur’an
dengan seni baca Al-Qur’an dan belajar hadrah dan marawis. Tujuannya agar
santri lebih termotivasi belajar al-Qur’an. Santri yang ikut belajar mengaji di
Pondok Ma’had al-awwabien ini telah mencapai 128 orang santri dengan 11
orang jumlah guru mengaji. Sampai sekarang jumlah anak yang mengaji di
Pondok Mahad al-awwabien telah mengalami peningkatan.
Pelaksanaan membaca Al-Qur’an di pondok al-awwabien dilaksanakan
setiap hari terkecuali pada malam jum’at. Para santri sebelum sholat maghrib
harus sudah ada di pondok mahad al-awwabien untuk melakukan sholat
maghrib berjamaah, setelah itu baru mulai pelaksanaan mengaji Al-Qur’an.
Baru setelah selesai mengaji mereka melakukan sholat isya berjama’ah
kemudian mereka pulang dengan teratur dan rapi.
2. Geografis
Pondok Ma’had al-awwabien terletak di Kelurahan Tanjung Pasir
Kecamatan danau teluk Kota Jambi dengan batas-batasan sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk
b. Sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk
c. Sebelah barat berbatasan dengan sungai
d. Sebelah timur berbatasan dengan jalan raya
3. Struktur Pengurus Pondok Ma’had Al-Awwabien
Struktur organisasi merupakan tolak ukur dalam suatu lembaga organisasi,
baik lembaga pendidikan maupun lembaga lain. Organisasi yang baik dapat
menunjukkan kegiatan yang baik, juga merupakan pendukung dalam pelaksanaan
segala program kerja organisasi tersebut. Pengajian di Pondok mahad al-awwabien
telah memiliki struktur organisasi pengajian, sama hal dengan organisasi
kemasyarakatan lainnya. Secara operasional struktur organisasi ini telah
mempunyai tugas dan wewenang masing-masing.
Demi kelancaran dan kesuksesan suatu kegiatan diperlukan persiapan
perencanaan yang baik, untuk itu dibutuhkan struktur kepengurusan yang mantap
dan terencana sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Mengenai struktur
pengurus pengajian di Pondok mahad al-awwabien kelurahan tanjung pasir dapat
dilihat pada skema berikut ini :
STRUKTUR ORGANISASI PENGURUS PENGAJIAN
PONDOK MA’HAD AL-AWWABIEN TANJUNG PASIR TAHUN
2020/2021
(Sumber: Dokumentasi Pondok Ma’had Al-Awwabien tahun 2020/2021)
KETUA
Ahmad Ridho
SEKRETARIS
Anugrah Nurcholik
BENDAHARA
Alfan Shobri
Seksi Agama
Muammar
Seksi Humas
A. Yusuf
Seksi
Kebersihan
Hafidz Aldin
Seksi
Perlengkapan
M. Fajri
GURU
1. Ahmad Ridho
2. Alfan Shobri
3. Muhafizin
4. Anugrah Nurholik
5. M. Fajri
6. Hafidz aldin
7. Hidayatullah Rido
8. Marwan
9. Abdullah Yusuf
10. Mu’ammar
4. Keadaan Guru Pondok Ma’had Al-Awwabien
Guru merupakan suatu komponen yang penting dalam penyelenggaraan
pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih,
meneliti, mengembangkan, mengelola, dan memberikan pelayanan teknis dalam
bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga kependidikan adalah tenaga pengajar
yang tugas utamanya adalah mengajar.
Sebagai tenaga pengajar, maka dia harus memiliki kemampuan
professional dalam proses pembelajaran. Dengan kemampuan itu, guru dapat
melaksanakan perannya yakni sebagai fasilitator, pembimbing, penyedia
lingkungan, komunikator, dan sebagai model yang mampu memberikan contoh
yang baik.
Adapun mengenai keadaan guru pengajian yang mengajar di Pondok
Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung pasir Kota Jambi dapat dilihat pada
table berikut ini :
Tabel 2 : Keadaan Guru di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung
Pasir
(Sumber: Dokumentasi Pondok Ma’had Al-Awwabien tahun 2020/2021)
No. Nama Guru Keterangan
1 Muhammad Ridho Guru mengaji Al-Qur’an dan ketua pengurus
2 Alfan Shobri Guru mengaji Al-Qur’an dengan tilawah
3 Muhafizin Guru mengaji Al-Qur’an dan juz’amma
4 Anugrah Nurcholik Guru mengaji Al-Qur’an Iqra’
5 Muammar Guru mengaji Al-Qur’an
6 Abdul Hafidz A Guru mengaji Al-Qur’an
7 Abdullah Yusuf Guru mengaji Al-Qur’an Guru Hadrah
8 Hidayatullah Ridho Guru mengaji Al-Qur’an
9 M. Marwan Guru mengaji Al-Qur’an
10 Mukhlis Guru mengaji Al-Qur’an
11 M. Fajri Guru mengaji Al-Qur’an
5. Keadaan Santri Pondok Ma’had Al-Awwabien
Santri atau anak didik merupakan suatu komponen masukan dalam system
pendidikan yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan sehingga menjadi
manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Peserta didik juga merupakan anggota masyarakat yang sedang disiapkan
menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat dia
berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya dan masyarakat yang
lebih luas.
Adapun mengenai keadaan Santri yang mengikuti pengajian di Pondok
Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 3 : Keadaan Santri di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung
Pasir
Dokumentasi Pondok Ma’had Al-Awwabien tahun 2020
No. Nama Anak No. Nama Anak
1 Achmad Reyhan Al-Azzam 41 Raziq Hanan Setiawan
2 Adam 42 M. Riski Alfarelly
3 Ahmad Alvin Maulidhani 43 M. Rizki Al-Munawwar
4 Ahmad Bagaskara Dwi Putra 44 M. Royhan
5 Ahmad Julio Ramadhan 45 M. Salim As Syatiri
6 Ahmad Mubarok 46 M. Sauqi Saputra
7 Ahmad Rafli Fatlullah 47 M. Sultan
8 Alfi Fakhri 48 M. Yasir Al Farizi
9 Habibi Ramadhan 49 M. Zaldi Al Fazri
10 Ifat As Syarief Irawan 50 M. Zam-Zami Maulana
11 M. Afgan Hasan Al-Bana 51 M. Zikri Al Iqrom
12 M. Afri Naldi 52 M. Zukhair Akif Shalih
13 M. Akbar Al Farizi 53 Muammar Abdullah
14 M. Alfarizi 54 Nadhief Ramadhan Lubis
15 M. Alif 55 Rd. Maulana Firmansyah
16 M. Alif Rahman 56 Rd. Muhammad Naufal
17 M. Alif Rizqi Hidayatullah
57 Rd.Muhammad Syabil Zunnurain
18 M. Anugrah Fabio Irawan 58 Rd. Syahrah Sahdiah Yudha
19 M. Ari Apriansya 59 Revaldo Syahri
20 M. Arwani Alhapiz 60 Riski Febriansyah
21 M. Aufa Payyan 61 Said M. Nabil
22 M. Baihaqi Alfasrisyi 62 Subhan Al-Makhdor
23 M. Bayquni 63 Sultan Salahudin Al Ayyubi
24 M. Darul Qhutni Hasibuan 64 Waliparoh Idika Muaddin
25 M. Dito Pratama 65 Afaf Sausan
26 M. Dzakwan Azzam 66 Aira Mustika Atik
27 M. Faizan Halim 67 Alisya Balqis Al Kaf
28 M. Fakhri Ramadhan 68 Anggia Wulandari
69 M. Faraz Hawwari Azzam 85 Annisa Aprillia Putri
70 M. Fariz 86 Annisa Malaika Putri
71 M. Gibran Al Farizi 87 Aqila Putri Nazhifa
72 M. Habiburrahman Al-Aziz 88 Aura Indah Rizkyiah
73 M. Hajjaj 89 Azkia Putri Nadhira
74 M. Hasbi Budiman 90 Azzahra Nabila Putri
75 M. Ibnu Aqila 91 Dinda Azzahrah
76 M. Izzam Al Hafidz 92 Hanifatul Hikmah
77 M. Miftahul Arzaq 93 Harisa Nuril Hikmah
78 M. Nur Aqika 94 Hidayati Khusaena
79 M. Nurdaffa 95 Inayah
80 M. Qianu 96 Jihan Aulia Qothrunnada
81 M. Raafi Azhar 97 Julia Aldina Hafizah
82 M. Raihan Al Fatih 98 Khairun Najwa Lubis
83 M. Rasya Al Muhibbi 99 Kholisatun Nabila
84 M. Rayhan 100 Maudiyah Aisyah Putri
101 Miftahurrahma 115 Raisa Fahira
102 Nadila Enjelita 116 Raisyah Rasanjani
103 Naila Ramadhani 117 Raja Hastifani Putri
104 Naja Munhiro 118 Ratu Hazrah Irawan
105 Najla Humairoh 119 Rizka Ferdika
106 Nayla Putri Oktandriana 120 Rts. Fitri
107 Nazira Ulayya Marsya 121 Rts. Nur Hikmah
108 Neysilla Putri Salsabillah 122 Rts. Robiatul Aprilia Putri
109 Nur Aisyah Wijaya 123 Siti Khairunnisa
110 Nur Qaireen Azzak 124 Sy. Almida Khayrunnisa Al Kaf
111 Nurul Chintia 125 Wardah Zuzairi Syawalany R.
112 Paiga Naswa Pahira 126 Yasmin Aurora
113 Putri Zhafira 127 Zahra Khoirunnisa
114 Qanita Putri Aprilia 128 Zhafira Wijaya
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah santri yang mengaji di
Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi mencapai 128
santri. Selanjutnya mengenai usia santri yang mengaji di sana dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4 : Keadaan Umur Santri di Pengajian Pondok Ma’had Al-Awwabien
Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi
(Sumber: Dokumentasi Pondok Ma’had Al-Awwabien tahun 2020/2021)
No. Usia Jumlah Keterangan
1 5-6 tahun 50 orang Iqra’
2 7-18 tahun 78 orang Al-Qur’an
Jumlah 128 orang
Selanjutnya keadaan jenis kelamin anak didik yang mengaji di pengajian
Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir adalah seperti terlihat
pada table di bawah ini :
Tabel 5 : Keadaan Jenis Kelamin Santri di Pengajian Pondok Ma’had Al-
Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi
(Sumber: Dokumentasi Pondok Ma’had Al-Awwabien tahun 2020/2021)
NO. Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan Lk & Pr
1 70 orang 58 orang 128 orang
6. Inventaris Pengajian
Untuk mendukung semangat para anak didik agar lebih bersemangat dalam
belajar, maka telah disediakan beberapa peralatan yang menjadi inventaris Pondok
Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir.
Peralatan yang ada di Pondok Ma’had Al-Awwabien diperoleh dari
swadaya masyarakat, Jama’ah majelis al-awwabien dan lainnya, wakaf dari
masyarakat sekitar dan sumbangan dari sukarelawan. Untuk lebih jelasnya
keadaan barang inventaris Pondok Ma’had al-awwabien kelurahan tanjung pasir
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6 : Keadaan Inventaris Pengajian di Pondok Ma’had Al-Awwabien
Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi
(Sumber: Dokumentasi Pondok Ma’had Al-Awwabien tahun 2020/2021)
No. Nama Barang Inventaris Jumlah Keterangan
1 Sajadah 8 lembar Baik
2 Al-Qur’an 40 buah Baik
3 Papan tulis 4 buah Baik
4 Hadrah dan Marawis 10 buah Baik
5 Iqra’ 10 buah Baik
6 Juz ‘Amma 5 buah Baik
7 Sound System 3 buah Baik
8 Microfone 2 buah Baik
Tabel di atas dapat memberi gambaran keadaan inventaris Pondok Ma’had
Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir yang memang perlu dimiliki untuk
menunjang proses pembelajaran bagi santri di Pondok Awwabien sehingga dapat
berjalan dengan baik dan lancar. Sehingga santri mendapatkan fasilitas yang
dibutuhkan dalam pembelajaran, dalam proses pendidikan terkait dengan fasilitas
seperti inventaris yang dimiliki Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung
Pasir Kota Jambi.
B. Temuan Khusus di Pondok Ma’had Al-Awwabien
1. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Al-Qur’an bagi Santri
Pelaksanaan proses pendidikan adalah salah satu upaya untuk menumbuh
kembangkan seluruh aspek pribadi dalam mempersiapkan suatu kehidupan
yang mulia dan berhasil dalam masyarakat. Begitu pula dengan pelaksanaan
proses pembelajaran Al-Qur’an. Kegiatan pembelajaran membaca Al-Qur’an
merupakan pendidikan informal yang dapat dilakukan di rumah oleh orang tua
anak sendiri atau guru mengaji (ustadz), ataupun dapat pula diadakan di masjid-
masjid atau pondok dengan bantuan guru mengaji sebagai pengajarnya
(ustadz).
Kegiatan pengajian Al-Qur’an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan
Tanjung Pasir yang telah dilaksanakan sudah bertahun-tahun lamanya dan juga
telah mendapat dukungan dari pihak orang tua, guru serta para tokoh
masyarakat setempat. Tujuan dari kegiatan pengajian tersebut adalah untuk
meningkatkan kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an.
Hasil wawancara peneliti dengan Guru Ridho, selaku guru yang mengajar
Al-Qur’an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir, beliau
menyatakan bahwa :
“Pelaksanaan kegiatan pengajian santri di Pondok Ma’had Al-
Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir sangat semarak antara maghrib dan
isya mulai dari pukul 18.00 WIB s/d 20.00 WIB setiap hari kecuali
Jum’at. Hal ini ditandai dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan,
materi yang diajarkan adalah belajar membaca AlQur’an”. (Wawancara
Guru Ridho 8 Oktober 2020)
Pelaksanaan kegiatan pengajian Al-Qur’an bagi anak-anak kurang
mendapat dukungan dari para orang tua, sehingga anak-anak kurang
memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Hal ini sesuai dengan
hasil observasi penulis di lapangan bahwa kegiatan pengajian Al-Qur’an di
Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir banyak diikuti santri
tetapi anak-anak banyak yang bermain diwaktu pelajaran dimulai. (Wawancara
Guru Ridho 8 Oktober 2020)
Diantara kurikulum Islam, dalam pendidikan ini adalah mengajari anak-
anak untuk membaca aksara Al-Qur’an sejak dari kecil. Hal itu dikarenakan
bahwa Al-Qur’an dapat membangun perilaku dan akhlak, memelihara lisan,
mengokohkan aqidah serta menjamin masa depan anak. Adapun hal ini sesuai
dengan apa yang disampaikan oleh Ustad Shobri, selaku guru yang mengajar
Al-Qur’an sebagai berikut ini :
“Adapun tujuan pembelajaran pengajian Al-Qur’an bagi anak-anak
adalah agar mereka bisa membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan fasih dan
benar. Ini adalah langkah awal atau pelajaran dasar yang harus
dilakukan anak sebelum ia dianjurkan untuk menghafal Al-Qur’an.
Dalam pembelajaran Al-Qur’an, paling tidak bisa memberikan
pemahaman bahwa anak harus memiliki keimanan terhadap kitab-kitab
/ wahyu Allah SWT. Serta mampu menerapkan dalan kehidupan sehari-
hari dan menjadi Al-Qur’an sebagai pedoman hidup”. (Wawancara
Ustadz Shobri 8 Oktober 2020)
Kegiatan pengajian Al-Qur’an pada santri di Pondok Ma’had Al-
Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir telah berlansung cukup lama. Tujuan
kegiatan pengajian itu adalah untuk meningkatkan kemampuan santri dalam
membaca Al-Qur’an. Diantara kurikulum Islam dalam pendidikan adalah
mengajari anak membaca Al-Qur’an dari kecil. Karena Al-Qur’an membangun
perilaku dan akhlak, juga memelihara lisan, mengokohkan aqidah serta
menjamin masa depan anak didik.
Wawancara penulis dengan Ustadz Cholik, salah satu guru mengaji di
Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir yang mengatakan
bahwa :
“Kondisi pengajian anak di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan
Tanjung Pasir berjalan dengan baik dan lancar. Anak-anak yang mengaji
dikelompokkan sesuai dengan tingkatan kepandaian anak didik tersebut
seperti, tingkatan anak didik yang masih iqra’ dikelompokkan dengan
iqra’, tingkatan anak didik yang sudah Al-Qur’an dikelompokkan
dengan Al-Qur’an. Guru yang mengajar hanya memperhatikan anak
didik. Meskipun berjalan dengan lancar tetapi masih banyak anak didik
yang tidak datang”. (Wawancara Ustadz Cholik, 8 Oktober 2020)
Sebagaimana pengamatan penulis di Pondok Ma’had Al-Awwabien
Kelurahan Tanjung Pasir, pengajian dilakukan dengan membagi pada 2
kelompok belajar. Pertama, kelompok yang baru belajar iqra’. Kelompok
pertama ini diikuti oleh santri yang baru bisa membaca aksara Al-Qur’an, yang
mengeja untuk membaca Al-Qur’an. Kelompok pertama ini terdiri dari santri
yang telah diajarkan pengetahuan awal dalam membaca Al-Qur’an dan anak-
anak sudah mengetahui baris-baris huruf-huruf sehingga tidak merasa kesulitan
dengan apa yang dibacanya. Kelompok kedua yaitu kelompok santri yang
membaca Al-Qur’an. Kelompok ini sudah diajarkan cara-cara membaca Al-
Qur’an dengan hukum-hukum membaca Al-Qur’an seperti ilmu tajwid.
(Observasi, 08 Oktober 2020)
Mempelajari Al-Qur’an tidak hanya sekedar membaca, tetapi membaca
dengan lancar dan mengetahui hukum bacaan Al-Qur’an. Namun dengan
membaca yang disertai dengan hukum bacaan Al-Qur’an adalah merupakan
bagian dari ibadah. Karena itu tujuan mempelajari Al-Qur’an adalah sebagai
upaya untuk mempersiapkan bagi generasi muslim terhadap persoalan yang
muncul dalam tatanan masyarakat. Namun tujuan tersebut tidak sekedar
membimbing membaca Al-Qur’an yang benar tetapi bagaimana mempelajari
Al-Qur’an dengan materi-materi yang dapat dimengerti.
Adapun materi yang diajarkan dalam membaca Al-Qur’an di Pondok
Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir yaitu mulai dari belajar iqra’
BAB 1,2,3,4,5,6 dan membaca Al-Qur’an tentang hukum bacaannya atau
tajwidnya. Untuk pelajaran ilmu tajwid ini diberikan oleh guru khususnya untuk
santri yang sudah mengenal huruf dan lancar membaca Al-Qur’an. Pelajaran
tajwid ini diberikan sebelum mereka memulai membaca Al-Qur’an kemudian
murid lansung mempraktekkan dalam bacaannya.
Hasil wawancara penulis dengan Ustad Yusuf, selaku salah seorang guru
yang mengajar di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir,
beliau mengatakan :
“Adapun materi yang kami ajarkan dalam belajar membaca Al-Qur’an
di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir yaitu mulai
dari pengenalan huruf-huruf hijaiyah, cara menyambung huruf,
mempelajari panjang pendeknya bacaan dari memasukkan tanda baca
dan hukum bacaannya seperti Izhar, Idgham, Ikhfa, Iqlab dan hukum
bacaan lainnya”. (Wawancara Ustad Yusuf, 09 Oktober 2020)
Hasil observasi peneliti di lapangan memperkuat pendapat tersebut. Pada
saat peneliti di lapangan, terlihat guru yang sedang mengajar membaca Al-
Qur’an sedang menyampaikan materi tentang bacaan Izhar. (Observasi, 09
Oktober 2020)
Berdasarkan hasil wawancara dan juga observasi peneliti di atas dapatlah
dipahami bahwa materi pelajaran ilmu Tajwid merupakan sarana yang sangat
penting untuk dipelajari santri agar mereka dapat membaca Al-Qur’an dengan
lancar dan memahami hukum-hukum bacaannya. Hal tersebut agar mereka
tidak sembarangan dalam membaca Al-Qur’an. Seperti kebanyakan yang
diketahui bahwa banyak anak-anak lancar membaca Al-Qur’an akan tetapi
tidak tahu mad-mad dalam bacaannya terlebih lagi dengan cara menghafalkan
huruf-huruf diantara hukum-hukumnya.
Adapun mengenai metode yang digunakan oleh guru mengaji di
Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir beraneka ragam sesuai
dengan kebutuhan materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru yang
bersangkutan. Metode pembelajaran tersebut juga harus didukung dengan
berbagai pendekatan persuasif terhadap peserta didik. Hal ini dikarenakan
kebanyakan santri di Pondok Awwabien tersebut kebanyakan masih anak-anak
dan lebih suka bermain. Sebagaimana hal nya yang dituturkan oleh Guru Ridho,
ketua pengurus PAMI Awwabien. Beliau mengatakan bahwa :
“Metode pembelajaran yang kami gunakan dalam kegiatan pembelajaran
mengaji Al-Qur’an di Pondok Awwabien ini tidak terlepas dari metode-
metode seperti metode iqro’, Tanya jawab, demontrasi, menghafal,
disamping mengupayakan metode-metode lain yang akrab dengan
kondisi peserta didik. Oleh karena itu, terutama dalam penyusunan guru
dengan rangkaian materi pelajaran yang dipilih, metode tersebut kami
sesuaikan dengan lingkungan Pondok dan kondisi peserta didik dengan
melihat sejauh mana aspek-aspek yang ada di lingkungan pengajian
yang dapat diterapkan dengan baik”. (Wawancara Guru Ridho, 09
Oktober 2020)
Pengamatan peneliti di Pondok Awwabien dimana proses pengajian
berlansung, para peserta didik diberi waktu oleh guru untuk membaca dan
menghafal Al-Qur’an yang telah diberikan oleh guru sebelum mereka belajar
mengaji menghadap kepada guru. Anak didik belajar bersama-sama dengan
temannya untuk mengingat hukum bacaan tajwid, yang telah diajarkan oleh
guru. (Observasi, 09 Oktober 2020)
Hasil wawancara dengan Ustad Aldin, salah seorang guru yang
mengajar di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir, yang
mengatakan :
“Anak didik di Pondok Awwabien ini sebelum mereka mengaji mereka
kami tugaskan untuk menghafal Al-Qur’an yang telah kami berikan,
tujuannya adalah agar mereka cepat memahami pelajaran yang telah
diberikan. Kemudian bagi anak yang tidak dapat menghafal, akan kami
beri sanksi yaitu membaca berulang-ulang kali setelah teman-temannya
selesai mengaji, sehingga mereka tidak dapat waktu untuk istirahat”.
(Wawancara Ustad Aldin, 09 Oktober 2020)
Wawancara di atas menjelaskan bahwa metode menghafal untuk
kegiatan belajar membaca Al-Qur’an merupakan salah satu metode yang cocok
karena dengan metode tersebut diharapkan anak didik cepat dapat menguasai
materi yang telah diajarkan oleh guru mengaji mereka.
Hasil observasi di lapangan membuktikan pada saat proses pengajian
di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir berlansung, dengan
metode menghafal tersebut, maka guru yang mengajar dapat memahami
perbedaan masing-masing anak. Sebagai contohnya, anak yang kurang lancar
membaca Al-Qur’an maka materi yang diberikan tidak terlalu banyak. Berbeda
dengan anak yang telah lancar membaca Al-Qur’an, maka anak tersebut diberi
materi yang lebih sesuai dengan kapasitas pemahamannya. (Observasi, 10
Oktober 2020) Hal tersebut akan dapat menciptakan suasana belajar yang
penuh dengan kenyamanan serta terasa tidak ada beban yang memberatkan bagi
anak-anak didik yang belajar mengaji.
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap aktifitas santri dalam
mengaji Al-Qur’an, terlihat bahwa mereka sangat antusias dalam mengikuti
pelajaran. Namun sebagian ada juga anak-anak yang hanya bermain-main saja
sehingga timbul keributan disaat pelajaran. Meskipun demikian terlihat guru
selalu berupaya untuk mengendalikan keadaan dengan memberikan metode
mengajar yang sefesifik mungkin serta tidak membosankan. (Observasi, 10
Oktober 2020)
Wawancara peneliti dengan salah seorang santri di Pondok Ma’had
Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir bernama Mubarak yang mengatakan :
“Saya cukup senang mengaji, saya tidak pernah dimarahi saat
mengikuti pelajaran membaca Al-Qur’an. Kalau sekedar ditegur ada
tetapi itu tidak mempengaruhi saya untuk terus mengaji di Pondok ini,
karena bagi saya mengaji itu sangat penting. Dengan mengaji, saya
dapat mengetahui hukum-hukum bacaan Al-Qur’an”. (Wawancara
Santri, 11 Oktober 2020)
Begitu pula halnya dengan apa yang disampaikan oleh Ustadz
Muammar, selaku guru mengaji di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan
Tanjung Pasir. Beliau mengatakan :
“Anak didik kami memang kami ajarkan metode menghafal sebelum
mereka tampil mengaji satu persatu. Tujuannya agar mereka cepat dapat
mengetahui dan menguasai materi yang telah kami ajarkan. Sebelum
kami terapkan metode ini, memang amat banyak anak didik yang tidak
dapat membaca dan mengingat pelajaran yang telah diajarkan sehingga
kami cukup kuwalahan terhadap mereka karena jika kami mengajar
dalam waktu yang cukup lama, banyak anak-anak yang tidak kebagian
untuk maju satu persatu. Akhirnya dengan metode seperti ini anak bisa
cepat mengenal bacaannya dan mereka tampil tidak memakan waktu
yang lama karena mereka sudah lancar dan paham”. (Wawancara Ustad
Muammar, 11 Oktober 2020)
Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa keinginan anak
untuk belajar memang sudah ada. Dengan adanya proses belajar menghafal
sebelum anak tampil mengaji itu menunjukkan bahwa anak punya kemauan
yang kuat untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Selain itu,
kegiatan menghafal seperti demikian dapat menjadikan proses belajar membaca
Al-Qur’an terlaksana dengan tertib.
Pelaksanaan pengajaran membaca Al-Qur’an membutuhkan interaksi
yang cukup baik antara guru dan anak didiknya. Jika ingin mendapatkan hasil
yang sempurna pada proses pembelajaran Al-Qur’an, maka interaksi antara
guru dan anak didiknya pun harus sempurna. Disamping interaksi, pemilihan
metode yang tepat juga sangat mendukung keberhasilan proses pembelajaran
Al-Qur’an. Melalui pemilihan metode yang tepat tersebut, proses pembelajaran
membaca Al-Qur’an secara tidak lansung dapat membangkitkan semangat serta
memotivasi anak untuk mengikuti pelajaran mengaji. Sebagai guru yang dapat
menentukan keberhasilan, guru harus dapat mengetahui kearah mana kita dapat
meningkatkan aktifitas belajar yang tepat.
Berdasarkan penuturan-penuturan hal di atas, dapat kita ketahui bahwa
pelaksanaan pengajaran membaca Al-Qur’an selain dapat meningkatkan
pengetahuan siswa mengenai Al-Qur’an, juga sebagai sarana untuk
menanamkan pada diri anak rasa keimanan kepada Allah SWT. Agar mereka
menjadi generasi yang shaleh dan shalehah serta bertanggung jawab terhadap
persoalan umat di masa yang akan datang.
2. Minat Santri dalam Belajar Membaca Al-Qur’an
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan dan
menumbuhkan seluruh aspek pribadi dalam mempersiapkan suatu kehidupan
yang berhasil di masyarakat. Pendidikan yang paling terpenting adalah proses
pembelajaran. Sebab kegiatan pembelajaran tersebut merupakan kegiatan yang
inti. Berhasil tidaknya tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh peserta didik.
Proses pembelajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan sebab
keduanya adalah penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat
dan kebutuhan anak, akan menarik perhatiannya. Dengan demikian, mereka
akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan proses pembelajaran disuatu
tempat ataupun instansi.
Minat merupakan suatu kecenderungan jiwa kepada sesuatu karena kita
merasa ada kepentingan terhadap sesuatu. Jadi minat adalah pernyataan anak
yang lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya. Bila seorang anak
berminat mempelajari suatu pelajaran, mereka jelas akan berupaya untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik dari pelajaran tersebut. Minat akan
membantu seseorang untuk mempelajari dan mengembangkan minat itu pada
sesuatu. Pada dasarnya minat dapat membantu seorang anak dalam
mempelajari sesuatu. Selanjutnya kita akan melihat bagaimana keadaan anak
dalam belajar membaca Al-Qur’an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan
Tanjung Pasir melalui penuturan guru-guru di pengajian tersebut.
Wawancara kepada Guru Ridho, selaku ketua pengurus PAMI
Awwabien sekaligus salah seorang guru mengaji di Pondok Awwabien
tersebut. Beliau mengatakan :
“Kuantitas anak di sini cukup banyak. Maka jika membicarakan tentang
minat, yang ada ialah tidak merata secara baik minat belajar anak untuk
ikut pengajian membaca Al-Qur’an. Hal ini dapat kita lihat pada
pengajian yang sedang berlansung dimana santri tidak keseluruhan bisa
aktif mengikuti pengajian yang diberikan, sebab masih ada beberapa anak
yang kurang serius didalam mengikuti pengajian tersebut”. (Wawancara
Guru Ridho, 15 Oktober 2020)
Selanjutnya wawancara kepada Ustadz Fajri, selaku guru mengaji
lainnya yang mengatakan :
“Ada sebagian anak yang kurang serius dalam mengikuti pengajian
membaca Al-Qur’an, sehingga terlihat anak tersebut tidak begitu
memikirkan hasil dari apa yang dipelajarinya untuk masa depan mereka.
Hal ini yang membuat saya berupaya semaksimal mungkin untuk
membahas kepada guru-guru dan wali murid ketika ada suatu
pertemuan, agar mendapatkan solusi yang terbaik untuk kepentingan
kita bersama terutama santri”. (Wawancara Ustad Fajri, 15 Oktober
2020)
Wawancara lain kepada guru yang bernama Ustadz Shobri selaku guru
pengajian Al-Qur’an di Pondok Awwabien. Beliau mengatakan bahwa :
‘Minat merupakan hal yang mendasar dari jiwa anak yang harus
diperhatikan bersama, baik oleh guru, orang tua maupun dari anak itu
sendiri. Menyangkut masalah minat anak dalam mengikuti pengajian
membaca Al-Qur’an di Pondok Awwabien ini, maka dapat dijelaskan
bahwa minat anak belum begitu baik sebagaimana yang diharapkan.
Namun bukan berarti itu tidak ada sama sekali, bahkan minat belajar
anak pada waktu tertentu sudah cukup baik walaupun belum
semaksimal mungkin sebagaimana yang diharapkan”. (Wawancara
Ustad Shobri, 16 Oktober 2020)
Demikian hasil wawancara peneliti terhadap sejumlah guru yang
mengajar di Pondok awwabien yang dimintai keterangannya terhadap minat
belajar anak dalam membaca Al-Qur’an di Pondok Ma’had Al-Awwabien
Kelurahan Tanjung Pasir.
Anak-anak yang berminat dapat dilihat dari tingkah laku mereka baik
di rumahnya maupun di tempat pengajian mereka. Tanda-tanda yang dapat
dilihat misalnya saja, memiliki keinginan yang kuat, rasa percaya diri yang
tinggi dan sering mengulang-ulang pelajaran di rumah. Begitu pula dengan
anak-anak yang kurang berminatpun dapat dilihat dari kebiasaannya yang
belajarnya sering asal-asalan, kurang memiliki rasa percaya diri serta jarang
mengulang pelajaran di rumah bahkan jarang pergi ke tempat pengajian.
Hasil wawancara dengan seorang santri bernama Muhammad Salim
yang mengatakan bahwa :
“Kurangnya minat kami dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur’an
dikarenakan banyaknya pengaruh dari luar. Orang tua kami pun kurang
memberikan motivasi atau dorongan untuk kami, sehingga kami pun
lebih senang bermain bersama teman-teman”. (Wawancara Santri, 18
Oktober 2020)
Selanjutnya peneliti berminat untuk mewawancarai salah seorang
orang tua santri yang mengaji di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan
Tanjung Pasir yang bernama Subhan dan beliau mengatakan bahwa :
“Menurut saya, pembelajaran Al-Qur’an memang penting. Tetapi
kebanyakan saya lihat anak-anak sekarang terpengaruh oleh lingkungan.
Saya selaku orang tua menyerahkan sepenuhnya kepada guru yang
mengajar. Jadi saya kurang memperhatikan perkembangan anak saya
dalam membaca Al-Qur’an” (Wawancara Wali Santri, 18 Oktober
2020)
Hasil observasi yang diamati oleh peneliti bahwa minat santri dalam
mengikuti pengajian Al-Qur’an sangat kurang sekali dikarenakan kurangnya
motivasi dari orang tua, kurangnya kemauan anak dalam mengikuti pengajian
Al-Qur’an, dan belajar anak pun hanya asal-asalan saja. Dalam belajar anak
juga kurang menyimak dengan baik dan lebih senang bermain daripada belajar.
(Observasi, 19 Oktober 2020)
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
di pengajian Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir, minat
anak terhadap pengajian Al-Qur’an tidak begitu baik sehingga hal ini
menyebabkan pengajian Al-Qur’an tidak sepenuhnya kondusif. Oleh sebab itu,
hal semacam itu perlu adanya upaya-upaya yang cukup baik dari orang–orang
yang profesional sehingga pengajian membaca Al-Qur’an tidak lagi dianggap
hal yang kecil. Perlu adanya semacam dorongan dan motivasi yang kuat dari
para profesional demi menunjang keberhasilan yang menjadi harapan bersama
baik dari pihak guru maupun orang tua anak serta anak yang bersangkutan itu
sendiri.
3. Strategi Guru dalam Meningkatkan Minat Santri untuk Membaca Al-
Qur’an
Demi meningkatkan minat anak agar termotivasi untuk mengaji Al-
Qur’an khususnya santri di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung
Pasir, menurut hasil observasi peneliti terhadap strategi ustadz dan juga
ustadzah di sana diantara lain adalah para ustadz ataupun ustadzah memberikan
quiz pertanyaan dan di kelompokkan antara laki-laki dan perempuan dan
mereka bersaing sehingga tim yang menang akan diberi hadiah baik uang
maupun berbentuk barang, lalu guru meningkatkan latihan kepada anak didik
dari segi hafalan dan lainnya, para ustadz dan ustadzah berupaya mengajar
dengan baik, berupaya meningkatkan disiplin belajar, dan memberikan
motivasi kepada santri agar santripun menjadi respect terhadap guru yang
mengajar dan menambah kuat ikatan antara guru dan santri sehingga
terbentuknya minat dari santri untuk belajar.
Berikut ini penjelasan mengenai strategi yang harus dilakukan oleh
para guru kepada santri yang mengaji di Pondok Ma’had Al-Awwabien
Kelurahan Tanjung Pasir.
1. Memberi quiz pertanyaan dengan motivasi hadiah
Sebagian langkah untuk meningkatkan minat santri dalam membaca
dan belajar al-qur’an adalah dengan memberikan hadiah. Hadiah adalah
sesuatu hal yang amat disenangi banyak orang terutama dari kalangan anak
usia 7-18 tahun. Dengan hadiah biasanya seseorang termotivasi untuk
senantiasa meningkatkan kemampuannya terutama dalam hal yang mereka
inginkan. Oleh karena itu, para guru dan ustadz disana berinisiatif untuk
membuat sebuah permainan ataupun melontarkan pertanyaan dari apa yang
mereka sampaikan sebelumnya lalu para santri menjawab dari pertanyaan
tersebut sehingga ada ketertarikan dari santri untuk saling berlomba dalam
menjawab pertayaan guru.
Untuk mengetahui tanggapan peserta didik atas strategi guru tersebut
maka penulis mewawancarai salah satu santri yang bernama Akif, yang
mengatakan bahwa :
“ Saya sangat senang belajar mengaji disini karena tidak hanya sekedar
mengaji melainkan ada hiburan juga seperti quiz, bermain hadrah dan
marawis serta ustadz-ustadzah disini baik-baik suka memberi hadiah tidak
suka marah-marah dan peduli terhadap kami “ (Wawancara Santri, 20
November 2020)
2. Memberi nasehat kepada Santri
Pengamatan peneliti bahwa ustadz dan juga ustadzah di Pondok
Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir melakukan upaya seperti
memberi sedikit nasehat setiap habis pengajian. Mereka melakukan itu
semua agar dalam jiwa santri di pengajian itu tercipta rasa cinta dan senang
terhadap membaca Al-Qur’an, sehingga mereka dapat membaca Al-Qur’an
dengan baik dan disertai dengan hukum-hukum bacaannya.
3. Meningkatkan latihan membaca kepada Santri
Untuk menunjang kegiatan membaca Al-Qur’an, maka santri harus
giat berlatih. Tanpa adanya latihan maka sangatlah sulit untuk memperoleh
pemahaman. Untuk itu, santri harus banyak diberi latihan membaca Al-
Qur’an.
Hal yang dikemukakan oleh Ustadzah Shinta, sebagai seorang guru
pengajian di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir,
Mengatakan :
“Sebagai guru, kami biasanya memberikan latihan kepada anak-
anak. Karena tanpa dilatih dan dibiasakan, sulit bagi anak untuk
mempercepat belajar membaca Al-Qur’an. Oleh karena itu, melatih
anak dengan menganjurkan anak untuk berlatih terus menerus setelah
kami beri nasehat, kami upayakan untuk meningkatkan kemampuan
anak dalam membaca Al-Qur’an”. (Wawancara Ustazah Shinta, 20
Novemver 2020)
Senada dengan yang disampaikan oleh salah seorang murid di
pengajian Pondok Awwabien yang mengatakan :
“Saya selalu diberikan latihan untuk mengulang-ulang bacaan Al-
Qur’an dengan demikian saya bisa belajar lebih banyak lagi. Dengan
berlatih terus menerus, saya bisa lancar membaca Al-Qur’an”.
(Wawancara Santri, 20 November 2020)
Dapat diambil sebuah pemahaman berdasarkan hasil wawancara di
atas,bahwamelalui kegiatan latihan dapat mendukung anak dalam mempercepat
pelaksanaan pembelajaran bacaan Al-Qur’an di Pondok Ma’had Al-Awwabien
Kelurahan Tanjung Pasir.
4. Guru berupaya mengajar dengan baik
Dalam pelaksanaan pengajaran, guru harus memiliki metode yang
bagus serta respon yang aktif dari anak didiknya yang kurang aktif dalam
pengajian. Guru harus menampilkan sikap yang baik dan menyenangkan serta
harus menghindarkan sikap-sikap yang kurang disenangi oleh anak didik
seperti selalu marah, bicara kasar, suka membentak dan sifat pilih kasih.
Dampaknya hal seperti itu akan mengakibatkan hubungan guru dan anak didik
menjadi tidak baik.
Wawancara penulis kepada salah seorang guru di pengajian Pondok
Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir bernama Marwan yang
mengatakan :
“Selaku guru kami selalu berupaya untuk bersikap baik terhadap
anak didik dalam arti menjadikan anak didik sebagai objek dalam
proses pembelajaran dan sekaligus menjadi orang yang terdekat
terhadap mereka. Dengan demikian anak didik tidak merasa seperti
diasingkan oleh para guru yang mengajar di Pondok Awwabien ini”.
(Wawancara Ustad Marwan, 21 November 2020)
Selanjutnya, wawancara terhadap salah satu guru lain yang
mengatakan :
“Sikap positif terhadap anak selalu kami tunjukkan agar dapat
membuat suasana belajar yang nyaman. Selain itu kami juga
memberikan beberapa metode dalam membaca Al-Qur’an yang baik,
mendiskusikan tentang apa yang membuat mereka senang belajar Al-
Qur’an. Hal itu semua demi tercapainya hasil belajar yang baik yang
diharapkan oleh para guru dan orang tua mereka”. (Wawancara, 21
November 2020)
Guru yang baik harus mempunyai banyak pengalaman, sebab dengan
adanya pengalaman guru dapat menghadapai anak-anak didik yang berbeda
karakter dan sikap. Demikian juga dengan aspek fisik mereka. Tentu saja pada
aspek intelektualnya juga berbeda. Hal ini terlihat pada ransangan mereka
terhadap pelajaran yang diberikan. Ada yang cepat menerima ada yang lambat.
Oleh karena itu guru harus pandai-pandai menghadapi hal yang demikian agar
tidak terjadi kesalah pahaman dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan
baik.
5. Berupaya meningkatkan disiplin belajar
Pelaksanaan membaca Al-Qur’an dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan. Anak-anak didik sebelum sholat maghrib harus sudah
ada di Pondok Awwabien untuk melakukan sholat maghrib berjamaah, setelah
itu baru mulai pelaksanaan mengaji Al-Qur’an. Baru setelah selesai mengaji
mereka melakukan sholat isya berjama’ah kemudian mereka pulang dengan
teratur dan rapi.
Hasil observasi penulis di lapangan menemukan bahwa disiplin anak-
anak diwajibkan untuk mengikuti baca Al-Qur’an telah mulai cukup tinggi.
Terbukti dengan kepatuhan anak-anak kepada guru jika mereka diperintah
untuk mengulang pelajaran dan datang tepat waktu. (Observasi, 22 November
2020) Dengan demikian, dengan adanya disiplin waktu dalam mengaji Al-
Qur’an akan dapat meningkatkan minat dan juga memotivasi anak didik
dalam mengaji Al-Qur’an.
Wawancara penulis kepada salah seorang guru di pengajian Pondok
Awwabien bernama Ustadz Fajri, beliau mengatakan :
“Motivasi dan saran yang diberikan para guru di pengajian Pondok
Awwabien ini adalah penting. Karena tanpa dukungan moril dan
motivasi adalah sebagian tanggung jawab kita semua kepada anak
pengajian di sini. Agar selalu disiplin dan terus dapat memberikan
pemahaman kepada anak didik tentang arti bisa membaca Al-Qur’an.
Bahwa dengan membaca Al-Qur’an akan mendapatkan pahala serta
dapat mengembangkan kreativitasnya yang selalu akan memperoleh
prestasi yang baik. Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan
oleh guru di pengajian ini dalam meningkatkan membaca Al-Qur’an”.
(Wawancara Ustad Fajri, 22 November 2020)
Upaya guru dalam memberikan arahan bisa sebagai motivator bagi
santri. Karena santri perlu diberi semangat, pujian serta dukungan penuh agar
mereka disiplin ketika belajar dan semangat demi masa depannya. Dengan
demikian, guru yang bertindak sebagai motivator diharapkan benar-benar
memperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak. Guru juga selalu harus
membantu santri dalam meningkatkan motivasi belajar membaca Al-Qur’an.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan uraian di atas, maka penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pembelajaran membaca Al-Qur’an yang dilakukan oleh guru di
Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir dapat memberikan
santri pengetahuan mengenai hukum-hukum bacaan Al-Qur’an dan dapat
membaca Al-Qur’an dengan baik dan lancar.
2. Minat santri dalam mengikuti pembelajaran membaca Al-Qur’an masih rendah.
Hal ini dikarenakan banyaknya pengaruh dari luar dan kurangnya motivasi
Orang tua kepada anak, sehingga anak lebih senang bermain pada saat
melaksanakan kegiatan pengajian.
3. Strategi yang dilakukan guru dalam meningkatkan minat serta motivasi santri
dalam membaca Al-Qur’an diantaranya selalu memberi nasehat kepada santri,
Memberikan quiz pertanyaan berhadiah, meningkatkan latihan kepada santri,
berupaya mengajar dengan baik, meningkatkan disiplin belajar dan
memberikan motivasi kepada santri.
B. Saran- saran
Dalam kesempatan ini, ada beberapa saran yang penulis ingin sampaikan
diantaranya :
1. Diharapkan kepada ketua pengurus Pondok Ma’had Al-Awwabien dan guru
dapat memberikan pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat dan bakat
anak pengajian Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir dan
dapat mengembangkan kreativitas yang ada pada diri anak agar berguna bagi
masyarakat.
2. Diharapkan para orang tua santri terutama yang berada di lingkungan
Kelurahan Tanjung Pasir untuk lebih meningkatkan lagi dalam memberikan
motivasi kepada anak-anaknya dan selalu memperhatikan anak-anaknya dalam
pembelajaran membaca Al-Qur’an.
3. Para Santri atau anak didik di pengajian Pondok Ma’had Al-Awwabien
Kelurahan Tanjung Pasir yang belajar membaca Al-Qur’an untuk selalu
meningkatkan prestasi dan menghormati guru, kurangi bermain-main dalam
belajar dan semangatlah selalu agar kelak menjadi anak yang sukses.
C. Penutup
Alhamdulillah kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Yang telah
memberikan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan karya ilmiah (skripsi) ini.
Selanjutnya tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah
ini. Selanjutnya hanya do’a yang dapat penulis kirimkan, semoga segala
pengorbanan yang diberikan mendapat balasan pahala dari Allah Subhanahu Wa
Ta’ala. Dengan harapan bahwa semua pihak dapat memberikan sumbang sarannya
demi kesempurnaan penulisan dan isi skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan
petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita semua. Aaamiin.. Ya Robbal ‘Aalamiin..
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Nashih Ulwan. 2015. Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta: Pustaka
Armani.
Abidin Zainal. 2016. Seluk Beluk Al-Qur'an. Jakarta : Rineka Cipta.
Al Hamid Zaid Husein. 2013. Adab dan Tata Cara Menjaga Al-Qur'an. Jakarta:
Pustaka Amani.
Anonim. 1993. Pedoman Pengajian Al-Quran Bagi Anak-anak. Jakarta: Dirjen
Bimas Islam.
Aqib Zainal. 2016. Menjadi Guru Profesional Berstnadar Internastional.
Bandung: Yrama Widya.
Arikunto Suharsimi. 2016. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Bunda Lucy. 2017. Mendidik Sesuai dengan Minat dan Bakat Anak, Cet. 8,
Jakarta: Tangga Pustaka.
Faisal Sanafiah. 2019. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar Dan Aplikasi. Jakarta
:Widya Karya.
Hasbullah. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ismail Sya'ban Muhammad. 2016. Mengenai Qira'at Al-Qur'an. Semarang: Toha
Putra Semarang.
J. Marbun. 2019. Minat Baca dan Upaya Menumbuhkannya di Sekolah-sekolah,
Jakarta: Rineka Cipta.
Khozim, N. 2010. Strategi Pembelajaran Al-Qur'an Dalam Meningkatkan
Kualitas Bacaan Al-Qur'an Santri Di Pondok Pesantren Al-Fatich Surabaya
(Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
Lexy Maleong. 2018. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Mastuhu. 2017. Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Dalam
Abad 27. Jakarta : Satria Insanin.
Muchtar Aflatun. 2013. Tunduk Kepada Allah. Jakarta: Khazanah Baru.
Muhtarom Zaini. 2016. Santri dan Abangan di Jawa. Jakarta: INIS; Insonesia
Netherlands Cooporation In Islamic Studies.
Quram Murad. 2012. Generasi Qur'ani. Surabaya: Risalah Gusti.
Ramayulis. 2014. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
Sudjana Nana. 2015. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Algasindo.
Sukandy, Muh. Sjarief. 2018. Terjemah Bulughul Maram. Bandung: Alma'arif.
Syamsuddin Abin. 2015. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Rosda Karya Remaja.
Trianto. 2016. Model Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta : Prestasi Pustaka.
Zuhaili Muhammad. 2017. Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, Jakarta:
Ba'adillah Press.
STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI
MEMBACA AL-QURAN DI PONDOK MA’HAD AL-AWWABIEN
KELURAHAN TANJUNG PASIR KOTA JAMBI
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
1. Wawancara
a. Ketua Pengajian Ma’had Al-Awwabien
1) Bagaimana sejarah awal mulanya terbentuk pengajian al-quran?
2) Siapa saja guru-guru yang pertama kali mengajar?
3) Berapa jumlah awal anak murid yang belajar mengaji al-quran?
4) Apa penyebab berpindahnya pengajian dari masjid ke pondok al-
awwabien?
5) Bagaimana pelaksanaan pengajian al-quran di pondok ma’had al-
awwabien?
b. Guru-guru pengajian Ma’had Al-Awwabien
1) Apa tujuan pembelajaran pengajian bagi santri pondok awwabien?
2) Bagaimana dengan kondisi pengajian bagi santri pondok awwabien?
3) Bagaimana sistem pengajian dan materi yang di sampaikan kepada
santri pondok awwabien?
4) Apa metode yang diajarkan dalam pengajian al-quran di pondok
awwabien ini?
5) Bagaimana minat santri dalam belajar mengaji di pondok awwabien ini?
6) Bagaimana cara agar anak murid betah dan senang dalam belajar
mengaji?
7) Seperti apa bentuk dukungan yang diberikan kepada santri agar mereka
senang dalam belajar mengaji?
c. Santri Pengajian Pondok Ma’had Al-Awwabien
1) Apa yang anda rasakan selama mengaji di pondok ma’had awwabien?
2) Seperti apa pembelajaran yang diberikan oleh guru pondok awwabien ?
2. Observasi
1) Perhatian dan dukungan dari orang tua kepada anak yang mengaji di
pondok awwabien.
2) Bentuk perhatian orang tua terhadap anak yang mengaji di pondok
awwabien
3) Kegiatan pengajian yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan
minat santri dalam mengaji al-quran.
4) Antusias santri dalam belajar mengaji al-quran di pondok ma’had al-
awwabien.
5) Disiplinnya santri dalam menimba ilmu di pondok awwabien mulai cukup
tinggi.
3. Dokumentasi
1) Struktur organisasi pengurus pengajian pondok ma’had al-awwabien
2) Keadaan guru yang mengajar di pondok ma’had al-awwabien
3) Keadaan santri yang belajar di pondok ma’had al-awwabien
4) Keadaan umur santri yang mengaji di pondok ma’had al-awwabien
5) Keadaan inventaris sarana dan prasarana pengajian di pondok ma’had al-
awwabien.
DAFTAR RESPONDEN
No. Nama Keterangan
1 Muhammad Ridho Ketua Pengajian Pondok Awwabien
2 Alfan Shobri Guru Pengajian Pondok Awwabien
3 Muammar Guru Pengajian Pondok Awwabien
4 Anugrah Nurcholik Guru Pengajian Pondok Awwabien
5 Abdullah Yusuf Guru Pengajian Pondok Awwabien
6 Abdul Hafidz A Guru Pengajian Pondok Awwabien
7 Ahmad Mubarak Santri Pengajian Pondok Awwabien
8 Muhammad Salim Santri Pengajian Pondok Awwabien
9 Zuhair Akif Santri Pengajian Pondok Awwabien
10 Marwan Guru Pengajian Pondok Awwabien
11 M. Fajri Guru Pengajian Pondok Awwabien
DOKUMENTASI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Muhammad Hasbi Asidiki
Tempat/Tanggal Lahir: Jambi, 08 Januari 2000
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. K. H. KMS. M. SALEH RT 02 TANJUNG PASIR
Nama Orang Tua
Ayah : Drs. Isa Hariyadi
Ibu : Eti Lizarni, BA
Riwayat Pendidikan
Sekolah Dasar : SD Negeri 03/IV
lulus tahun 2011
Sekolah Menengah Pertama : MTs AS’AD Kota Jambi
lulus tahun 2014
Sekolah Menengah Umum : MAS AS’AD Kota Jambi
lulus tahun 2017
Perguruan Tinggi : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Tahun 2017 - 2021