STRATEGI DAN USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN...

12
Riptek Vol. 6, No.I, Tahun 2012, Hal.:..... *) Pendahuluan Perubahan iklim yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan fenomena alamiah dan sudah menunjukkan tingkat ekstrimitas yang sangat tinggi serta menimbulkan dampak sosial ekonomi yang semakin memburuk. Perubahan iklim yang terjadi dihadapi oleh masyarakat nelayan dengan melakukan adaptasi secara alamiah. Dampak negatif yang terjadi mempengaruhi aktivitas nelayan penangkap ikan. Pendapatan nelayan penangkap ikan akan menurun karena nelayan tidak berani berlayar jauh dari pantai akibat tingginya gelombang laut. Akibat dari aktivitas nelayan menurun maka harga ikan laut melonjak tajam dan bisnis penangkapan ikan dapat merosot hingga 50 persen. Berbagai upaya yang dilakukan oleh masyarakat nelayan untuk meningkatkan kesejahteraannya terkadang justru menjebak mereka dalam ketergantungan dengan pihak lain sekaligus menempatkan diri pada posisi yang lemah. Kondisi seperti ini mengakibatkan potensi sumber daya alam kelautan dan perikanan yang melimpah hingga kini belum mampu dikelola dan dimanfaatkan secara optimal sehingga belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat nelayan. Tanggulsari merupakan kampung atau dukuh nelayan hasil relokasi (bedol kampung) dari kampung nelayan di wilayah pesisir utara Semarang Kota karena terdampak pembangunan. Kampung Tanggulsari ini berada di kelurahan Mangunharjo (salah satu kelurahan kategori miskin di Kota Semarang) Kecamatan Tugu Kota Semarang. Penghasilan masyarakat Tanggulsari mayoritas bergantung pada hasil laut dengan mata pencaharian sebagai nelayan. Sebagian bekerja sebagai buruh serabutan budi daya hasil laut dan tambak, dan sebagian kecil bekerja di bidang jasa. Tingkat pendidikan rata-rata rendah, banyak anak usia sekolah lebih memilih menjadi pemancing kepiting di tambak daripada duduk di bangku sekolah untuk belajar. Berdasarkan paparan tersebut, maka diperlukan adanya kajian yang lebih komprehensif dan mendalam tentang apa dan bagaimana kehidupan masyarakat nelayan Tanggulsari Kecamatan Tugu Kota Semarang dalam menghadapi dampak perubahan iklim untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap strategi dan usaha peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat nelayan Tanggulsari Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu Kota Semarang dalam menghadapi perubahan iklim. Kajian ini penting dilakukan untuk memberikan rekomendasi terkait dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan Tanggulsari melalui program pemberdayaan masyarakat. Tujuan dan Sasaran Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: 1) Kehidupan masyarakat nelayan Tanggulsari kecamatan Tugu Kota Semarang 2) Problematika yang dihadapi oleh masyarakat nelayan Tanggulsari untuk meningkatkan kesejahteraan hidup dalam menghadapi dampak perubahan iklim, dan upaya-upaya yang dilakukan guna menangani problematika tersebut. 3) Rumusan strategi dan usaha peningkatan kesejahteraan hidup nelayan Tanggulsari Mangunharjo Tugu Semarang dalam menghadapi perubahan iklim. Adapun sasaran yang dilakukan dalam mencapai tujuan penelitian ini antara lain: 1. Identifikasi dan pemetaan kehidupan masyarakat nelayan Tanggulsari. STRATEGI DAN USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN HIDUP NELAYAN TANGGULSARI MANGUNHARJO TUGU SEMARANG DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM Ali Imron HS *) Abstract Climate change presents some negative impacts on various aspects of life, including socio-economic impacts of fishing. Fishing communities have different characteristics with other communities. Improved standard of living does not necessarily make a person who happens to still be poor no longer poor. This increase is an indicator of the movement of a person's quality of life for the better livelihood of previous lives gradually, although still poor.This study uses a positivist approach to qualitative research methods. This study is a description of what and how the lives of fishing communities Tanggulsari district of Semarang in the face of climate change impacts to enhance their welfare. Key words: welfare, climate change, fisherman, Tanggulsari

Transcript of STRATEGI DAN USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN...

Page 1: STRATEGI DAN USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-content/uploads/2013/12/... · 2013-12-21 · potensi sumber daya alam kelautan dan ... Nelayan di

Riptek Vol. 6, No.I, Tahun 2012, Hal.:.....

*)

Pendahuluan

Perubahan iklim yang terjadi saat ini

sebenarnya merupakan fenomena alamiah dan

sudah menunjukkan tingkat ekstrimitas yang

sangat tinggi serta menimbulkan dampak sosial

ekonomi yang semakin memburuk. Perubahan

iklim yang terjadi dihadapi oleh masyarakat

nelayan dengan melakukan adaptasi secara

alamiah.

Dampak negatif yang terjadi

mempengaruhi aktivitas nelayan penangkap

ikan. Pendapatan nelayan penangkap ikan akan

menurun karena nelayan tidak berani berlayar

jauh dari pantai akibat tingginya gelombang laut.

Akibat dari aktivitas nelayan menurun maka

harga ikan laut melonjak tajam dan bisnis

penangkapan ikan dapat merosot hingga 50

persen.

Berbagai upaya yang dilakukan oleh

masyarakat nelayan untuk meningkatkan

kesejahteraannya terkadang justru menjebak

mereka dalam ketergantungan dengan pihak lain

sekaligus menempatkan diri pada posisi yang

lemah. Kondisi seperti ini mengakibatkan

potensi sumber daya alam kelautan dan

perikanan yang melimpah hingga kini belum

mampu dikelola dan dimanfaatkan secara

optimal sehingga belum memberikan kontribusi

yang signifikan terhadap peningkatan

kesejahteraan hidup masyarakat nelayan.

Tanggulsari merupakan kampung atau

dukuh nelayan hasil relokasi (bedol kampung)

dari kampung nelayan di wilayah pesisir utara

Semarang Kota karena terdampak

pembangunan. Kampung Tanggulsari ini berada

di kelurahan Mangunharjo (salah satu kelurahan

kategori miskin di Kota Semarang) Kecamatan

Tugu Kota Semarang.

Penghasilan masyarakat Tanggulsari

mayoritas bergantung pada hasil laut dengan

mata pencaharian sebagai nelayan. Sebagian

bekerja sebagai buruh serabutan budi daya hasil

laut dan tambak, dan sebagian kecil bekerja di

bidang jasa. Tingkat pendidikan rata-rata

rendah, banyak anak usia sekolah lebih memilih

menjadi pemancing kepiting di tambak daripada

duduk di bangku sekolah untuk belajar.

Berdasarkan paparan tersebut, maka

diperlukan adanya kajian yang lebih

komprehensif dan mendalam tentang apa dan

bagaimana kehidupan masyarakat nelayan

Tanggulsari Kecamatan Tugu Kota Semarang

dalam menghadapi dampak perubahan iklim

untuk meningkatkan kesejahteraan hidup

mereka.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan

kajian terhadap strategi dan usaha peningkatan

kesejahteraan hidup masyarakat nelayan

Tanggulsari Kelurahan Mangunharjo Kecamatan

Tugu Kota Semarang dalam menghadapi

perubahan iklim. Kajian ini penting dilakukan

untuk memberikan rekomendasi terkait dengan

peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan

Tanggulsari melalui program pemberdayaan

masyarakat.

Tujuan dan Sasaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

dan mendeskripsikan:

1) Kehidupan masyarakat nelayan Tanggulsari

kecamatan Tugu Kota Semarang

2) Problematika yang dihadapi oleh

masyarakat nelayan Tanggulsari untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup dalam

menghadapi dampak perubahan iklim, dan

upaya-upaya yang dilakukan guna

menangani problematika tersebut.

3) Rumusan strategi dan usaha peningkatan

kesejahteraan hidup nelayan Tanggulsari

Mangunharjo Tugu Semarang dalam

menghadapi perubahan iklim.

Adapun sasaran yang dilakukan dalam

mencapai tujuan penelitian ini antara lain:

1. Identifikasi dan pemetaan kehidupan

masyarakat nelayan Tanggulsari.

STRATEGI DAN USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN

HIDUP NELAYAN TANGGULSARI MANGUNHARJO TUGU

SEMARANG DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

Ali Imron HS*)

Abstract

Climate change presents some negative impacts on various aspects of life, including socio-economic impacts of

fishing. Fishing communities have different characteristics with other communities. Improved standard of living

does not necessarily make a person who happens to still be poor no longer poor. This increase is an indicator of

the movement of a person's quality of life for the better livelihood of previous lives gradually, although still

poor.This study uses a positivist approach to qualitative research methods. This study is a description of what

and how the lives of fishing communities Tanggulsari district of Semarang in the face of climate change impacts

to enhance their welfare.

Key words: welfare, climate change, fisherman, Tanggulsari

Page 2: STRATEGI DAN USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-content/uploads/2013/12/... · 2013-12-21 · potensi sumber daya alam kelautan dan ... Nelayan di

Strategi Dan Usaha Peningkatan Kesejahteraan

Hidup Nelayan Tanggulsari Mangunharjo Tugu

Semarang Dalam Menghadapi Perubahan Iklim (Ali Imron Hs)

2

2. Analisis problematika usaha peningkatan

kesejahteraan hidup.

3. Rekomendasi strategis peningkatan

kesejahteraan hidup nelayan Tanggulsari

dalam menghadapi perubahan iklim.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah

wilayah kampung nelayan Tanggulsari yang

terletak di Kelurahan Mangunharjo Kecamatan

Tugu dan sebagian masuk wilayah Kelurahan

Mangkangkulon Kecamatan Tugu Kota

Semarang. Ruang lingkup kajian pada penelitian

ini dibatasi pada pemetaan kehidupan

masyarakat nelayan Tanggulsari Kecamatan

Tugu Kota Semarang; strategi dan program

kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam

peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat

nelayan Tanggulsari Kecamatan Tugu Kota

Semarang.

TINJAUAN PUSTAKA

Masyarakat Nelayan

Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab

yaitu kata syaraka yang berarti ikut serta atau

berperan serta, saling bergaul, beriteraksi.1

Dalam istilah bahasa Inggris, masyarakat dikenal

dengan society (berasal dari kata latin, socius

yang berarti kawan). Koentjaraningrat

mendefinisikan masyarakat sebagai kumpulan

manusia yang saling berinteraksi satu sama lain.2

Menurut Hassan Sadly, masyarakat dipahami

sebagai suatu golongan besar atau kecil yang

terdiri dari beberapa manusia yang dengan atau

karena sendirinya bertalian secara golongan dan

pengaruh mempengaruhi satu sama lain.3 Sejalan

dengan beberapa pendapat tersebut, masyarakat

dipahami sebagai kelompok manusia yang saling

berinteraksi yang memiliki prasarana untuk

kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan

untuk mencapai tujuan bersama.4

Nelayan di dalam Ensiklopedi Indonesia

dinyatakan sebagai orang-orang yang secara aktif

melakukan kegiatan penangkapan ikan, baik

secara langsung maupun tidak langsung sebagai

mata pencahariannya.5 M.Khalil Mansyur

memahami nelayan lebih luas lagi, yaitu

masyarakat nelayan bukan berarti mereka yang

dalam mengatur hidupnya hanya mencari ikan di

1 Dalam bahasa Arab, perkumpulan manusia dalam sebuah kelompok dikenal dengan istilah mujtama`. 2 Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta, 1996, hal. 119-120 3 Hassan Sadly, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta: PT Pembangunan, 1980, hal. 31 4 Darmansyah, dkk, Ilmu Sosial Dasar, Surabaya: Usaha

Nasional, 1986, hlm. 80 5 Ensiklopedia Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru , 1983, hlm. 133

laut untuk menghidupi keluarganya akan tetapi

juga orang-orang yang integral dalam lingkungan

itu.6

Karakteristik Masyarakat Nelayan

Secara sederhana masyarakat nelayan

memiliki ciri khas yang berbeda dengan

masyarakat lainnya, diantaranya adalah:

1) Masyarakat nelayan memiliki sifat

homogen dalam hal mata pencaharian, nilai

dan kebudayaan, serta dalam sikap dan

tingkah laku.

2) Cenderung berkepribadian keras.

3) Memiliki sifat yang toleransi dengan

terhadap yang lainnya.

4) Memiliki gairah seksual yang relatif tinggi.

5) Hubungan sesama anggota lebih intim dan

memiliki rasa tolong menolong yang tinggi.

6) Dalam berbicara, suara cenderung

meninggi.7

Masyarakat desa pesisir secara umum lebih

merupakan masyarakat tradisional dengan

kondisi strata sosial ekonomi yang sangat

rendah.8 Pendidikan yang dimiliki masyarakat

pesisir secara umum rendah, dan sering

dikategorikan sebagai masyarakat yang biasa

bergelut dengan kemiskinan dan

keterbelakangan.9

Perubahan Iklim

Definisi perubahan iklim adalah

berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara

lain suhu dan distribusi curah hujan yang

membawa dampak luas terhadap berbagai

sektor kehidupan manusia (definisi dari

Kementerian Lingkungan Hidup, 2001).

Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya

sesaat tetapi dalam kurun waktu yang panjang.

LAPAN mendefinisikan perubahan iklim adalah

perubahan rata-rata salah satu atau lebih

elemen cuaca pada suatu daerah tertentu.10

Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim merupakan sesuatu yang

sulit untuk dihindari dan memberikan dampak

terhadap berbagai segi kehidupan. Dampak

ekstrem dari perubahan iklim terutama adalah

terjadinya kenaikan temperatur serta

pergeseran musim. Kenaikan temperatur

menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan

Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan

terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan

permukaan air laut.

6 M.Khalil Mansyur, Op.Cit., hlm. 148 7 Ibid., hlm. 34 8 Djoko Pramono, Budaya Bahar, Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2005, hal. 16-17 9 M.Khalil Mansyur, Op.Cit., hal. 149 10 Ibid

Page 3: STRATEGI DAN USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-content/uploads/2013/12/... · 2013-12-21 · potensi sumber daya alam kelautan dan ... Nelayan di

Riptek Vol. 6, No.I, Tahun 2012, Hal.:.....

3

Adapun dampak yang ditimbulkan oleh

adanya perubahan iklim adalah: 11

1) Dampak regional

Pada musim kemarau cenderung kering

dan salah satu dampaknya adalah

kebakaran lahan dan hutan sering terjadi.

Munculnya kondisi cuaca ekstrim yang

sering yang menimbulkan bencana banjir

bandang dan tanah longsor di beberapa

lokasi dalam beberapa tahun terakhir.

2) Dampak terhadap pertanian

Meningkatnya frekuensi kekeringan dan

banjir diperkirakan akan memberikan

dampak negatif pada produksi lokal,

terutama pada sektor penyediaan pangan

di daerah subtropis dan tropis. Terjadinya

perubahan musim di mana musim kemarau

menjadi lebih panjang.

3) Dampak terhadap kenaikan air laut.

Kenaikan temperatur menyebabkan es dan

gletser di Kutub Utara dan Selatan

mencair. Peristiwa ini menyebabkan

terjadinya pemuaian massa air laut dan

kenaikan permukaan air laut. Hal ini

membawa banyak perubahan bagi

kehidupan di bawah laut, seperti

pemutihan terumbu karang dan punahnya

berbagai jenis ikan.

4) Dampak terhadap kesehatan.

Faktor iklim berpengaruh terhadap risiko

penularan penyakit tular vektor seperti

demam berdarah dengue (DBD) dan

malaria.

5) Dampak terhadap sumber daya air.

Pada pertengahan abad ini, rata-rata aliran

air sungai dan ketersediaan air di daerah

subpolar serta daerah tropis basah

diperkirakan akan meningkat sebanyak 10 -

40%. Sementara di daerah subtropis dan

daerah tropis yang kering, air akan

berkurang sebanyak 10 - 30% sehingga

daerah-daerah yang sekarang sering

mengalami kekeringan akan semakin parah

kondisinya.

6) Dampak terhadap Ekosistem

Kemungkinan punahnya 20 - 30% spesies

tanaman dan hewan bila terjadi kenaikan

suhu rata-rata global sebesar 1,5 -2,5 0C.

Meningkatnya tingkat keasaman laut

karena bertambahnya karbondioksida di

atmosfer diperkirakan akan membawa

dampak negatif pada organisme-organisme

laut seperti terumbu karang serta spesies-

spesies yang hidupnya bergantung pada

organisme tersebut.

7) Dampak Sektor Lingkungan

Dampak terhadap penataan ruang dapat

terjadi antara lain apabila penyimpangan

11 Disampaikan oleh Murdiyarso sebagaimana dikutip oleh

LAPAN. Lihat http://iklim.dirgantara-lapan.or.id/index.php?option=com

iklim berupa curah hujan yang cukup tinggi,

memicu terjadinya gerakan tanah (longsor)

yang berpotensi menimbulkan bencana

alam.

8) Dampak pada Sektor Ekonomi

Semua dampak yang terjadi pada setiap

sektor tersebut di atas pastilah secara

langsung akan memberikan dampak

terhadap perekonomian Indonesia akibat

kerugian ekonomi yang harus ditanggung.

9) Dampak pada pemukim perkotaan

Kenaikan muka air laut antara 8 hingga 30

centimeter juga akan berdampak parah

pada kota-kota pesisir seperti Jakarta dan

Surabaya yang akan makin rentan terhadap

banjir dan limpasan badai.

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan dilahirkan dari bahasa

Inggris, yakni empowerment, yang mempunyai

makna dasar „pemberdayaan‟, di mana „daya‟

bermakna kekuatan (power). Bryant & White

(1987)12 menyatakan pemberdayaan sebagai

upaya menumbuhkan kekuasaan dan wewenang

yang lebih besar kepada masyarakat miskin.

Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Moelyarto13 mengemukakan ciri-ciri

pendekatan pengelolaan sumber daya lokal yang

berbasis masyarakat, meliputi:

1. Keputusan dan inisiatif untuk memenuhi

masyarakat setempat dibuat di tingkat

lokal, oleh masyarakat yang memiliki

identitas yang diakui peranannya sebagai

partisipan dalam proses pengambilan

keputusan.

2. Fokus utama pengelolaan sumber daya

lokal adalah memperkuat kemampuan

masyarakat miskin dalam mengarahkan

asset yang ada dalam masyarakat setempat

untuk memenuhi kebutuhannya.

3. Toleransi yang besar terhadap adanya

variasi. Oleh karena itu mengakui makna

pilihan individual, dan mengakui proses

pengambilan keputusan yang dengan

sentralistik.

4. Budaya kelembagaannya ditandai oleh

adanya organisasi- organisasi yang otonom

dan mandiri, yang saling berinteraksi

memberikan umpan balik pelaksanaan

untuk mengoreksi diri pada setiap jenjang

organisasi.

5. Adanya jaringan koalisi dan komunikasi

antara para pelaku dan organisasi lokal

12 Sebagaimana dikutip di http://www.pemberdayaan.com/pemberdayaan/konsep-pemberdayaan-membantu-masyarakat-agar-bisa-menolong-

diri-sendiri.html 13 Sebagaimana dikutip di http://www.pemberdayaan.com/pembangunan/pemberdayaa

n-masyarakat-dan-pembangunan-berkelanjutan.html

Page 4: STRATEGI DAN USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-content/uploads/2013/12/... · 2013-12-21 · potensi sumber daya alam kelautan dan ... Nelayan di

Strategi Dan Usaha Peningkatan Kesejahteraan

Hidup Nelayan Tanggulsari Mangunharjo Tugu

Semarang Dalam Menghadapi Perubahan Iklim (Ali Imron Hs)

4

yang otonom dan mandiri, yang mencakup

kelompok penerima manfaat, pemerintah

lokal, lokal dan sebagainya.

Kesejahteraan Hidup Masyarakat

Kesejahteraan hidup masyarakat dipahami

sebagai kesejahteraan sosial. Kesejahteraan

sosial ini mempunyai konotasi yang bermacam-

macam. Orang awam mengartikan

“kesejahteraan sosial sebagai suatu situasi dan

kondisi pribadi dan sosial yang menyenangkan”.

Ada ungkapan dalam bahasa Jawa “gemah ripah

loh jinawi, tata tentrem, kerto raharjo. Nandur

kang sarwo tukul, dodol kang sarwo tinuku”. Atau

ungkapan lain yang religius “baldatun toyyibatun

wa robbun ghofur”. Ada pula yang

menggambarkan dengan kalimat “segala sesuatu

yang serba beres”. Tidak ada hambatan,

gangguan dan halangan, sehingga semuanya

berjalan lancar. Ada pula ungkapan dalam bahasa

inggris “everything is running well”. Semuanya itu

adalah ungkapan-ungkapan tentang arti

kesejahteraan sosial yang hidup dalam

masyarakat sebagai suatu kondisi hidup dan

kehidupan yang baik.

Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial:

“Kesejahteraan Sosial adalah kondisi

terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan

sosial warga negara agar dapat hidup layak dan

mampu mengembangkan diri, sehingga dapat

melaksanakan fungsi sosialnya”.

Terdapat beberapa indikator peningkatan

kesejahteraan hidup masyarakat, di antaranya

adalah 1)adanya kenaikan penghasilan secara

kuantitatif, 2)adanya kesehatan keluarga yang

lebih baik secara kualitatif, 3)adanya investasi

ekonomis keluarga berupa tabungan.

Peningkatan kesejahteraan hidup ini tidak

serta merta membuat seseorang yang kebetulan

masih miskin menjadi tidak miskin lagi.

Peningkatan kesejahteraan hidup ini merupakan

suatu indikator adanya pergerakan kualitas

hidup seseorang setapak demi setapak untuk

penghidupan yang lebih baik lagi dari kehidupan

sebelumnya, meskipun masih dalam posisi

dibawah garis kemiskinan.

Dalam penanggulangan masalah kemiskinan

melalui program bantuan langsung tunai (BLT)

BPS telah menetapkan 14 (empat belas) kriteria

keluarga miskin, seperti yang telah

disosialisasikan oleh Departemen Komunikasi

dan Informatika (2005), rumah tangga yang

memiliki ciri rumah tangga miskin, yaitu 1)Luas

lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2

per orang; 2) Jenis lantai bangunan tempat

tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan;

3)Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari

bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok

tanpa diplester; 4)Tidak memiliki fasilitas buang

air besar/bersama-sama dengan rumah tangga

lain; 5)Sumber penerangan rumah tangga tidak

menggunakan listrik.; 6)Sumber air minum

berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/

sungai/ air hujan; 7)Bahan bakar untuk memasak

sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak

tanah; 8)Hanya mengkonsumsi daging/ susu/

ayam satu kali dalam seminggu; 9)Hanya

membeli satu stel pakaian baru dalam setahun;

10)Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali

dalam sehari; 11)Tidak sanggup membayar biaya

pengobatan di puskesmas/ poliklinik; 12)Sumber

penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani

dengan luas lahan 0, 5 ha. Buruh tani, nelayan,

buruh bangunan, buruh perkebunan, atau

pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah

Rp 600.000 per bulan; 13)Pendidikan tertinggi

kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak

tamat SD/hanya SD; dan 14)Tidak memiliki

tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai

Rp 500.000, seperti: sepeda motor (kredit/non

kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang

modal lainnya.

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kampung

nelayan Tanggulsari Kelurahan Mangunharjo

Kecamatan Tugu Kota Semarang. Karena

kampung Tanggulsari ini berada di sisi timur

Sungai Plumbon dan bersebelahan dengan

Kampung Pondoksari Kelurahan Mangkangkulon

yang berada di sisi barat Sungai Plumbon, maka

lokasi penelitian ini juga melebar di wilayah

sekitarnya. Melebarnya lokasi penelitian ini

perlu dilakukan karena aktifitas sosial ekonomi

budaya dua kampung ini berinteraksi jadi satu.

Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan

positivistik yaitu suatu penelitian yang

menggunakan teori-teori dan kajian literatur

sebagai dasar pertimbangan penelitian yang

dilakukan, untuk selanjutnya dikomparasikan

dengan temuan-temuan yang ada di lapangan.

Metode yang digunakan adalah metode

penelitian kualitatif, yaitu dengan cara menggali

data dan informasi lapangan secara luas, agar

ditemukan berbagai fenomena sesuai variabel

penelitian ini dan dapat terungkap secara

mendalam sehingga pertanyaan penelitian akan

mampu terjawab.

Metode Pengumpulan Data

Peneliti berusaha untuk memotret data

dan fenomena yang ada secara utuh dan padu

dengan menggunakan metode observasi

partisipatif. Data yang dihimpun dalam

Page 5: STRATEGI DAN USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-content/uploads/2013/12/... · 2013-12-21 · potensi sumber daya alam kelautan dan ... Nelayan di

Riptek Vol. 6, No.I, Tahun 2012, Hal.:.....

5

penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data-data primer meliputi:

1) Dokumen-dokumen resmi yang memuat

laporan kegiatan pemberdayaan masyarakat

nelayan Tanggulsari Kelurahan

Mangunharjo.

2) Temuan-temuan yang berupa hasil

wawancara dengan warga masyarakat

nelayan Tanggulsari terkait usaha mereka

untuk meningkatkan kesejahteraan hidup

dalam menghadapi perubahan iklim.

Data sekunder meliputi 1)Buku, jurnal dan

laporan hasil penelitian terdahulu yang

membahas tentang program pemberdayaan

masyarakat nelayan dan dampak perubahan

iklim; dan 2)Pendapat para ahli yang relevan

dengan permasalahan yang diangkat dalam

penelitian ini.

Untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik informasi dokumentasi.

Teknik berikutnya adalah wawancara yang

mendalam terhadap para nelayan Tanggulsari

dan stakeholder yang terkait. Jumlah responden

ditetapkan menggunakan teknik snow-ball.

Metode Analisis

Data kualitatif yang telah diperoleh dalam

penelitian ini, kemudian akan dianalisis secara

diskriptif kualitatif guna menggambarkan tingkat

kemampuan masyarakat nelayan Tanggulsari

dalam beradaptasi lingkungan, tingkat

kesejahteraan, aktifitas sosial, aktifitas ekonomi,

gaya hidup, problematika kehidupan, dan

ketahanan hidup mereka.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Geografis Tanggulsari

Tanggulsari merupakan salah satu

perkampungan yang terletak di Kelurahan

Mangunharjo Kecamatan Tugu Kota Semarang.

Kelurahan Mangunharjo ini merupakan salah

satu kelurahan kategori miskin di Kota

Semarang. Status miskin kelurahan Mangunharjo

ini dipengaruhi oleh situasi kondisi Kampung

Tanggulsari. Kampung Tanggulsari ini

menempati tanah persawahan eks bengkok

seluas +/- 4 hektar di pinggir Sungai Plumbon

yang berjarak +/- 1,5 km dari garis pantai dan

berjarak +/- 3,5 km dari jalan raya Semarang

Kendal km 15,9.

Tanah persawahan yang dijadikan sebagai

perumahan warga Tanggulsari ini merupakan

tanah yang ketinggian permukaannya sama

dengan sawah yang ada di kanan kirinya. Tidak

ada peninggian tanah ketika proses

pembangunan pada waktu itu. Oleh karena itu

kampung Tanggulsari ini termasuk rawan banjir.

Seiring dengan perkembangan waktu, warga

meninggikan rumah hunian masing-masing

dengan beaya mandiri. Belum semua warga

mampu meninggikan rumah mereka karena

keterbatasan ekonomi.

Kampung yang terdiri dari 1 RW ini

merupakan RW V kelurahan Mangunharjo dan

secara geografis terpisah jauh dari kampung lain

yang ada di kelurahan Mangunharjo Kecamatan

Tugu. Sebelah timur berbatasan dengan

Kampung Ngebruk (Kelurahan Mangunharjo)

berjarak +/- 1 km terpisahkan tambak dan

sawah, sebelah selatan berbatasan dengan

Kampung Pondoksari (Kelurahan

Mangkangkulon) berjarak +/- 750 m terpisahkan

sawah, sebelah barat terdapat Sungai Plumbon

dan tambak (tidak ada perkampungan) sebelah

utara terdapat tambak sampai laut berjarak +/-

1,5 km (tidak ada perkampungan).

Gambar 1

Peta Kelurahan Mangunharjo diantara 7

kelurahan se-Kecamatan Tugu

Gambar 2

Peta Kecamatan Tugu (Nomor 16)

diantara 16 kecamatan se-Kota

Semarang

Kependudukan dan Mata Pencaharian

Warga masyarakat Tanggulsari terdiri dari

197 Kepala Keluarga (KK) tergabung dalam 1

Rukun Warga (RW) yang terdiri dari 3 Rukun

Tetangga (RT). Mereka mendiami sebuah

pemukiman yang sangat padat, terdiri dari tiga

blok deretan rumah atau gang sempit. Adapun

Page 6: STRATEGI DAN USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-content/uploads/2013/12/... · 2013-12-21 · potensi sumber daya alam kelautan dan ... Nelayan di

Strategi Dan Usaha Peningkatan Kesejahteraan

Hidup Nelayan Tanggulsari Mangunharjo Tugu

Semarang Dalam Menghadapi Perubahan Iklim (Ali Imron Hs)

6

data kependudukan Tanggulsari Mangunharjo

sebagai berikut:

Tabel 1

Data Kependudukan Tanggulsari

Warga masyarakat Tanggulsari yang

bekerja di sektor nelayan (baik sebagai buruh

nelayan atau nelayan pengusaha) hampir

semuanya merupakan golongan tua (kaum

bapak). Untuk golongan muda lebih suka

memilih bekerja di sektor wiraswasta dan buruh

bangunan. Keadaan seperti ini merupakan suatu

ancaman terhadap kelestarian nelayan untuk

jangka panjang ke depan, dan berdampak buruk

terhadap industri perikanan.

Bagi masyarakat Tanggulsari, peranan

kepala rumah tangga yang harus menghidupi

keluarganya dipegang oleh ayah atau suami, yang

bekerja langsung sebagai nelayan atau lainnya.

Para wanita, sebagai seorang isteri mereka tidak

hanya tinggal diam di dalam rumah, tetapi

mereka juga membantu perekonomian keluarga.

Para isteri tersebut bekerja sebagai

pedagang ikan segar dan juga ikan panggang

(baik di Pasar Mangkang, Pasar Karangayu dan

juga Pasar Pagi Kaliwungu maupun keliling

kampung), usaha budi daya hasil laut

(memanggang ikan, membuat kerupuk,

membuat terasi), dan juga menjadi karyawan.

Bagi yang mempunyai modal cukup, mereka

menjadi pengepul ikan hasil tangkapan laut dan

juga mengolah kepiting dan rajungan untuk

dikirim ke perusahaan eksportir di Semarang.

Ketika hasil tangkapan ikan di laut mulai

sepi, biasanya kapal atau perahu dinaikkan di

daratan untuk di perbaiki dan juga dicat. Para

wanita ikut serta membantu suami mereka dan

juga mengontrol jaring-jaring yang robek dan

sekaligus menjahitnya atau menyulamnya

kembali.

Dengan melihat gigihnya semangat para

wanita nelayan ini, sebenarnya pemberdayaan

ekonomi keluarga bisa dimulai dari ibu-ibu

nelayan. Perlu dicarikan model yang terbaik

untuk pelatihan, pembinaan dan pendampingan

kegiatan peningkatan ekonomi keluarga

masyarakat nelayan Tanggulsari yang berbasis

pada kaum ibu.

Gambar 3

Kapal/perahu milik nelayan ini berlabuh

di kanan kiri Sungai Plumbon yang

dangkal. Dangkalnya Sungai Plumbon ini

berdampak pada bertambahnya

pengeluaran nelayan, yaitu biasanya hasil

tangkapan dibongkar di dekat bekas TPI

Kodya kemudian diangkut dengan

angkutan darat.

Kebutuhan para nelayan terhadap bahan

bakar minyak (BBM) solar untuk melaut

merupakan biaya produksi yang paling dominan

bagi nelayan. Para nelayan sangat membutuhkan

subsidi BBM ini untuk kelangsungan hidup

mereka dalam melaut. Di Tanggulsari

sebenarnya sudah ada tempat penimbunan dan

penjualan bahan bakar solar yang di kelola oleh

sebuah Koperasi Unit Desa (KUD), akan tetapi

tidak berjalan. Ketersediaan BBM untuk

keperluan melaut nelayan dengan harga subsidi

khusus nelayan akan berdampak positif terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan

Tanggulsari.

Persoalan lalu lintas kapal di Sungai

Plumbon juga menimbulkan persoalan baru bagi

para pemilik tambak, karena tanggul tambak

banyak yang rusak tergerus gelombang air yang

dimunculkan oleh gerakan laju kapal-kapal. Ada

dua opsi hasil musyawarah, yaitu pertama agar

laju perahu/kapal dari dan ke laut agar melaju

dengan kecepatan yang sangat rendah sehingga

gelombang air yang ditimbulkan tidak terlalu

besar dan berdampak pada kerusakan tanggul

tambak. Kedua, semua perahu/kapal harus

berhenti di dermaga bekas TPI Kodya (berjarak

200 dari bibir pantai, dan berjarak 1 km dari

rumah nelayan Tanggulsari). Meskipun demikian,

dalam prakteknya mereka masih terjadi selisih

dan terkadang menimbulkan ketegangan di

antara kedua belah pihak.

N

O

WILAY

AH

KK

USIA ∑ PRODU

KTIF

NON

PRODUKTIF

1 RT 01 55 KK 151 50 201

2 RT 02 77 KK 192 81 273

3 RT 03 65 KK 122 72 194

JUMLAH 197 KK 465 203 668

Page 7: STRATEGI DAN USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-content/uploads/2013/12/... · 2013-12-21 · potensi sumber daya alam kelautan dan ... Nelayan di

Riptek Vol. 6, No.I, Tahun 2012, Hal.:.....

7

Gambar 4

Gelombang air yang dihasilkan oleh lalu

lintas perahu seperti inilah yang

menimbulkan dampak negatif bagi

kerusakan tanggul tambak di kanan kiri

Sungai Plumbon. Usaha perbaikan

tanggul dengan menggunakan buis beton

dan juga trucuk bambu kurang efektif

menahan hantaman gelombang air.

Sebagian wilayah sudah ditanami dengan

pohon bakau sebagai pilihan alternatif

jangka panjang untuk mengurangi

dampak negatif gelombang air tersebut

dan sekaligus sebagai sarang ikan di

sepanjang Sungai Plumbon

Kondisi Kemasyarakatan

Masyarakat Tanggulsari juga dikenal

sebagai masyarakat yang memiliki solidaritas

yang tinggi, sistem bantu-membantunya ini

merupakan cara untuk menyelesaikan pekerjaan

yang berat. Kesadaran untuk saling membantu

sesamanya buka karena semata suka berbakti

sesamanya melainkan karena adanya rasa saling

membutuhkan dalam jiwa kenelayanannya.

Rasa kebersamaan ini merupakan suatu

potensi yang harus diperhatikan dalam upaya

peningkatan kesejahteraan hidup mereka.

Sehingga alternatif yang diberikan sebagai

bentuk kepedulian sosial itu lebih terarah dan

memberikan ketentraman serta kesejahteraan

bagi warga kampung nelayan Tanggulsari.

Kondisi Sosial Keagamaan

Kehidupan sosial keagamaan juga

mewarnai keseharian masyarakat Tanggulasari.

Berbagai macam kegiatan ritual keagamaan

mewarnai kehidupan masyarakat nelayan ini.

Kegiatan sosial ritual keagamaan di antaranya

adalah:

1. Manaqiban, yaitu kegiatan ritual dengan

membaca kitab manaqib Syekh Abdul Qodir

Jailani. Kegiatan manaqib ini diselenggarakan

setiap tanggal 11 bulan qomariyah dan diikuti

oleh kaum bapak sebagian masyarakat

Tanggulsari di masjid.

2. Mauludan barzanji, yaitu kegiatan ritual

keagamaan dengan membaca kitab barzanji

maulid Nabi Muhammad saw. Kegiatan ini

diselenggarakan setiap satu minggu sekali yaitu

setiap Kamis siang oleh para ibu masyarakat

Tanggulsari dan bertempat di masjid.

3. Yasinan tahlil, yaitu kegiatan ritual keagamaan

dengan membaca surat Yasin dan juga bacaan

tahlil. Kegiatan ini diikuti oleh kaum bapak

setiap malam jum`at bertempat di masjid.

Kondisi Pendidikan

Bagi masyarakat Tanggulsari, antara

ekonomi dan pendidikan masyarakatnya sama-

sama lemah dan nampak tidak berdaya.

Bagaimana mereka akan mandiri dalam

pengertian mampu untuk meningkatkan

kesejahteraan dirinya sendiri, kalau mereka

sendiri ternyata rata-rata tingkat

pendidikannnya rendah. Hal ini terlihat dalam

daftar tabel usia produktif berdasarkan tingkat

pendidikan sebagai berikut:

Tabel 2

Usia Produktif

Berdasarkan Tingkat Pendidikan14

Berdasarkan data tersebut nampak bahwa

masyarakat Tanggulsari 51 % dari usia produktif

adalah berpendidikan SD, sedangkan 15 % tidak

lulus SD. Jelaslah bahwa pendidikan warga

masyarakat Tanggulsari adalah berpendidikan

rendah, dan hal ini tentu berdampak pada

tingkat kemandirian mereka dalam berbagai

bidang.

Bagi masyarakat Tanggulsari, mereka

sekolah hanya mempunyai target bisa baca dan

bisa tulis saja. Bahkan bagi mereka, bisa bekerja

bukan dikarenakan sekolah yang tinggi, tapi lebih

lebih disebabkan oleh pengalaman berinteraksi

dengan komunitas mereka sendiri sesama kaum

nelayan. Pendidikan bagi mereka lebih tepat

14

Data diolah dari beberapa sumber yaitu data BPS, data statistik kelurahan Mangunharjo, dan data buku administrasi PKK kelurahan Mangunharjo tahun 2010

NO

RT

LULUS JENJANG PENDIDIKAN

JUMLAH

(%)

SD

SLTP

SLTA

S1

S2

S3

TIDAK /

PERNAH

SEKOLAH

SD

1 01

(55

KK)

97 32 6 - 16 151

(32 %)

2 02

(77

KK)

92 44 34 - 22 192

(42 %)

3 03

(65

KK)

46 31 12 - 33 122

(26 %)

JUMLAH

(197 KK)

235

(51

%)

107

(23

%)

52

(11

%)

- 71

(15 %)

465

(100 %)

Page 8: STRATEGI DAN USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-content/uploads/2013/12/... · 2013-12-21 · potensi sumber daya alam kelautan dan ... Nelayan di

Strategi Dan Usaha Peningkatan Kesejahteraan

Hidup Nelayan Tanggulsari Mangunharjo Tugu

Semarang Dalam Menghadapi Perubahan Iklim (Ali Imron Hs)

8

apabila diarahkan ke pendidikan model kejuruan

atau pelatihan yang aplikatif.

Warga masyarakat yang berpendidikan

tamat SLTA sejumlah 11 %, dan mereka tidak

mempunyai minat sedikitpun untuk bekerja di

sektor perikanan atau nelayan. Mereka lebih

senang untuk bekerja sebagai karyawan di

beberapa perusahaan swasta / pabrik yang ada

di sekitar Mangkang dan sekitarnya. Hal ini

sangat memprihatinkan dan membutuhkan

pemikiran serta penanganan yang serius.

Kondisi Ekonomi Masyarakat

Perekonomian pada masyarakat

Tanggulsari tidak terlepas dari pengaruh

perkembangan ekonomi kampung Tanggulsari

beberapa tahun sebelumnya, pertambahan

penduduk dan kebijakan-kebijakan pemerintah

yang telah diambil selama ini. Semua ini telah

memberikan pengaruh pada irama kehidupan

masyarakat Tanggulsari dengan tingkat yang

tentunya berbeda-beda. Dalam proses ini ada

yang meningkat dan juga tidak jarang ada yang

menurun bergeser ke bawah. Selain itu juga

karena para nelayan Tanggulsari ini masih

rendah tingkat pengetahuan kelautannya,

kepemilikan modal, serta manajemen usaha

perikanan yang dimilikinya. Jumlah masyarakat

Tanggulsari yang bekeja di sektor nelayan lebih

nampak sangat dominan dibandingkan dengan

pekerjaan lainnya. Oleh karena itu

perekonomian masyarakat Tanggulsari secara

umum dipengaruhi oleh hasil penangkapan ikan.

Pengkajian Tindakan Pemecahan Masalah

Ditemukan beberapa permasalahan yang

terjadi di kampung nelayan Tanggulsari.

Selanjutnya peneliti paparkan dalam diagram

sebagai berikut:

Tabel 3

Permasalahan yang Terjadi Di Kampung Nelayan Tanggulsari

N

o Masalah Penyebab Potensi

Alternatif Tindakan

Pemecahan Masalah 1 2 3 4 5

1 Ancaman kelestarian

profesi nelayan di masa

yang akan datang.

Banyak generasi muda

yang tidak tertarik

untuk menjadi nelayan,

mereka lebih memilih

kerja sebagai karyawan

Pekerjaan nelayan yang

ada saat ini kurang bisa

menjanjikan masa

depan mereka

Profesi nelayan

sudah dilakukan

secara turun

temurun

Sumber daya alam

melimpah

Dukungan stake

holder

Perlu pemberian

motivasi, pembinaan,

pelatihan dan

pendampingan khusus

bagi generasi muda

untuk bekerja di sektor

nelayan dan budi daya

hasil laut.

2 Masyarakat kurang

memperhatikan

Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS):

Buang air besar

(BAB) di Sungai

Plumbon

Ditemukan banyak

jentik nyamuk di

saluran

Limbah rumah

tangga

menimbulkan

aroma yang

mengganggu

Posyandu balita dan

lansia tidak optimal

Kurang sadar arti

pentingnya

kesehatan,

Keluarga sibuk

dengan urusan

mencari nafkah

Tidak adanya tokoh

yang

memperhatikan

kondisi kesehatan

masyarakat.

Terdapat beberapa

kelompok kegiatan

warga sebagai media

komunikasi efektif:

Keagamaan, seperti

tahlilan, maulid, dan

manaqib

PKK

Perlu penyuluhan dan

optimalisasi kader

penggerak Forum

Kesehatan Desa (FKD),

PKK

3 Tanggul batas tambak

rusak. Tambak tidak di

kelola, dibiarkan

mangkrak dan kurang

dimanfaatkan.

Terkena dampak banjir

dan abrasi. Masyarakat

kurang terbiasa dengan

budi daya tambak selain

bandeng dan udang

Terdapat ratusan

hektar tambak.

Terdapat kelompok

budi daya rumput

laut, dan budi daya

ikan/ kepiting

Dapat dimanfaatkan

untuk budi daya

rumput laut,

pembesaran kepiting

sistem keramba,

dengan menyewa

murah tambak-tambak

Page 9: STRATEGI DAN USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-content/uploads/2013/12/... · 2013-12-21 · potensi sumber daya alam kelautan dan ... Nelayan di

Riptek Vol. 6, No.I, Tahun 2012, Hal.:.....

9

N

o Masalah Penyebab Potensi

Alternatif Tindakan

Pemecahan Masalah 1 2 3 4 5

yang tidak diolah oleh

pemiliknya

4 Biaya produksi untuk

melaut sangat tinggi

Harga BBM (solar,

minyak tanah) relatif

mahal

Pernah ada KUD

khusus menangani

penyaluran BBM ke

nelayan;

Sudah ada stasiun

tanki BBM di

tanggulsari;

Terdapat ormas,

LSM, PNPM BKM

Optimalisasi peran

KUD yang telah ada;

Atau membentuk

semacam Pos Ekonomi

Rakyat (PER) yang

bergerak di bidang

distribusi BBM dengan

harga khusus dari

pertamina

5 Rendahnya tingkat

pendidikan, Jarak tempuh

sekolah yang cukup

jauh

Kurangnya motivasi

untuk belajar

Lingkungan kurang

mendukung

Banyak program

beasiswa,

Banyak program

pelatihan, kursus-

kursus dari

pemerintah

PNPM BKM

perlu fasilitator untuk

hubungkan warga

dengan lembaga

pendidikan.

erlu dibuka

pembelajaran non

formal di lingkungan

nelayan Tanggulsari.

Perlu pusat

pembelajaran

terstruktur di

Tanggulsari,

semacam PKBM,

dan sejenisnya.

6 Tanggul tambak di

sepanjang alur Sungai

Plumbon rusak

Lalu lintas perahu

nelayan di Sungai

Plumbon dari dan ke

laut setiap hari

Terdapat lokasi eks TPI

Kodya di dekat laut Optimalisasi TPI

Kodya, untuk

pendaratan hasil

tangkapan laut

Perahu nelayan

tidak boleh sampai

ke Tanggulsari,

cukup standby di

TPI Kodya

7 Di musim paceklik

hutang belanja ke

warung dan hutang

uang rentenir, padahal

ketika musim panen

hasil tangkapan laut

sangat melimpah.

Ketika musim

panen melimpah,

mereka tidak

menabung dan

cenderung

berperilaku

konsumtif tidak

terkendali

Ada UPK BKM

Mangunharjo

Ada BMT NU

Sejahtera

Ada BKK

kecamatan

Ada BRI Unit

Ada Swamitra Mina

Perlu jemput bola

door to door dari

lembaga keuangan

agar nelayan rajin

menabung ketika

musim panen, dan

memberikan

pinjaman lunak

ketika paceklik

Perlu pendampingan

pola hidup, dan gaya

hidup nelayan

8 Beaya pemeliharaan

perahu, alat tangkap

dan mesin cukup mahal

Tidak ada toko

sparepart yang

representatif di

wilayah Mangkang

dan sekitarnya;

PNPM BKM

Banyak lembaga

keuangan di sekitar

wilayah Mangkang

Perlu

pengembangan

kelompok usaha

bersama (KUB)

9 Kepemilikan modal

usaha sangat terbatas.

Nelayan hutang modal

untuk biaya melaut dan

hasil tangkapan di jual

Kesulitan akses ke

lembaga keuangan

Ada stigma negatif,

kredit macet

PNPM BKM

Program CSR

perusahaan

Kelompok

pengajian ibu-ibu

Perlu motivasi dan

pendampingan

manajemen

keuangan nelayan,

dan gaya hidup

Page 10: STRATEGI DAN USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-content/uploads/2013/12/... · 2013-12-21 · potensi sumber daya alam kelautan dan ... Nelayan di

Strategi Dan Usaha Peningkatan Kesejahteraan

Hidup Nelayan Tanggulsari Mangunharjo Tugu

Semarang Dalam Menghadapi Perubahan Iklim (Ali Imron Hs)

10

N

o Masalah Penyebab Potensi

Alternatif Tindakan

Pemecahan Masalah 1 2 3 4 5

kepada yang memberi

pinjaman dengan harga

yang relatif lebih murah

dari harga pasar

sebagai media

komunikasi

nelayan

Perlu dibentuk dan

pendampingan

terhadap

kelompok-

kelompok kecil

nelayan

Strategi dan Usaha Peningkatan

Kesejahteraan Hidup

Strategi dan usaha peningkatan kesejahteraan

hidup masyarakat nelayan Tanggulsari Mangunharjo

dapat dilakukan melalui:

1. Strategi peningkatan penghasilan melalui

peningkatan produktifitas. Diupayakan adanya

peningkatan kemampuan pengelolaan sumber daya,

memperoleh peluang dan perlindungan untuk

memperoleh hasil yang lebih baik dalam berbagai

kegiatan ekonomi, sosial budaya maupun politik.

Peningkatan kemampuan pengelolaan sumberdaya

yang dapat dilakukan di antaranya adalah melalui

pemanfaatan lahan tambak rusak yang sangat luas di

wilayah sekitar kampung Tanggulsari. Tambak

rusak yang disebabkan oleh banjir rutin tahunan

dan juga abrasi laut ini memang sudah tidak

memiliki tanggul-tanggul batas sebagaimana

lazimnya tambak. Lebih dari seratus hektar tambak

ini biasanya untuk budidaya bandeng dan udang.

Karena tanggul tambak jebol rusak akhirnya banyak

dibiarkan begitu saja oleh para pemiliknya. Tambak-

tambak ini dapat dimanfaatkan dengan budidaya

rumput laut atau budidaya ikan sistem keramba.

2. Strategi pengurangan beban kebutuhan dasar

masyarakat. Diupayakan adanya pengurangan beban

biaya akses pendidikan dan kesehatan. Infrastruktur

yang mempermudah dan mendukung kegiatan

sosial ekonomi masyarakat Tanggulsari.

Pengurangan beban kebutuhan dasar masyarakat

nelayan Tanggulsari dapat dilakukan di antaranya

melalui subsidi BBM yang secara khusus

diperuntukkan bagi nelayan. Optimalisasi peran

koperasi dan lembaga keuangan di sekitar

Mangkang. Biaya kesehatan sudah ter-cover melalui

Jamkesmas maupun Askeskin. Perlu penanganan

secara khusus terutama kesehatan balita dan lansia

di Tanggulsari melalui posyandu.

3. Strategi peningkatan kepedulian dan kerjasama

stakeholder dalam membantu pemberdayaan

masyarakat nelayan Tanggulsari. Hal ini dapat

dilakukan dengan pelibatan koperasi-koperasi,

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), pos

daya, perguruan tinggi, dan juga lembaga swadaya

masyarakat yang relevan. Program Gerdu Kempling

mestinya langsung menyentuh ke tingkat rumah

tangga masyarakat Tanggulsari dengan program

pendampingan. Karena nelayan Tanggulsari

mempunyai karakteristik yang berbeda dengan

masyarakat pada umumnya maka program

pemberdayaan masyarakat nelayan Tanggulsari

harus melibatkan warga sebagai pelaku, bukan

sebagai penonton.

4. Strategi peningkatan kerjasama kelompok yang

berbasis pada bidang usaha sejenis. Hal ini dapat

dilakukan melalui pembentukan dan pendampingan

Kelompok Usaha Bersama (KUB) dalam kelompok-

kelompok kecil. Perlu ada pemetaan terhadap

masyarakat nelayan Tanggulsari. Pemetaan ini

penting untuk membentuk kelompok-kelompok

kecil yang mempunyai bidang usaha sejenis.

Berbagai kegiatan ekonomis masyarakat di

Tanggulsari masih berjalan sendiri-sendiri secara

individual. Perlu ada kelompok usaha bersama

berbasis pada bentuk usaha yang sejenis.

Kebijakan yang perlu dilakukan untuk

mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat

nelayan Tanggulsari Mangunharjo diantaranya

adalah:

1. Perlu adanya peningkatan kapasitas dan sumber

daya manusia (SDM) yang terlatih dan terampil.

Kegiatan yang dilakukan dengan melakukan

pelatihan-pelatihan terstruktur dan terprogram,

beasiswa, jaminan pemeliharaan kesehatan,

penanggulangan gizi buruk, pengadaan air bersih,

pembangunan dan rehabilitasi MCK, perbaikan

kualitas jalan dan lingkungan permukiman, dan

pembangunan sarana prasarana.

2. Perlu diupayakan perluasan kesempatan kerja.

Kegiatan yang dilakukan berupa peningkatan

kesempatan kerja, pelatihan dan peningkatan

ketrampilan tenaga kerja, dan pemberdayaan

tenaga kerja padat karya produktif.

3. Perlu peningkatan peran serta masyarakat.

Peningkatan peran serta masyarakat ini dapat

dilakukan melalui kegiatan pengabdian masyarakat

di perguruan tinggi (misalnya KKN), peran serta

organisasi kemasyarakatan.

4. Perlu peningkatan perlindungan sosial yang

meliputi bantuan pelayanan KB, fasilitasi bantuan

kepada masyarakat, dan yang sejenisnya.

Page 11: STRATEGI DAN USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-content/uploads/2013/12/... · 2013-12-21 · potensi sumber daya alam kelautan dan ... Nelayan di

Riptek Vol. 6, No.I, Tahun 2012, Hal.:.....

11

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan paparan yang telah peneliti

uraikan pada sub bab dan bab terdahulu, peneliti

simpulkan sebagai beikut:

1. Kehidupan masyarakat nelayan Tanggulsari

dapat dilihat dari berbagai aspek:

1)Masyarakatan nelayan Tanggulsari memiliki

solidaritas yang tinggi. 2)Kehidupan

keagamaannya tidak seberapa berkualitas.

Tingkat pemahaman dan pengamalan

keagamaannya beda satu sama lainnya. 3)Para

nelayan Tanggulsari masih rendah tingkat

pengetahuan kelautannya, terbatas kepemilikan

modal, serta masih rendah manajemen usaha

perikanan.

2. Problematika yang dihadapi oleh masyarakat

nelayan Tanggulsari untuk meningkatkan

kesejahteraan hidup, di antaranya adalah:

1)Masyarakat kurang memperhatikan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 2)Biaya

produksi untuk melaut sangat tinggi.

3)Keterbatasan dan lemahnya akses terhadap

sumber-sumber pembiayaan usaha yang murah.

4)Rendahnya pengetahuan kelautan,

manajemen, dan budi daya tangkapan hasil laut.

5)Rusaknya lingkungan wilayah kawasan

tangkapan ikan.

3. Rumusan strategi dan usaha peningkatan

kesejahteraan hidup masyarakat nelayan

Tanggulsari Mangunharjo dapat dilakukan

melalui: 1)Diupayakan adanya peningkatan

kemampuan pengelolaan sumber daya,

memperoleh peluang dan perlindungan untuk

memperoleh hasil yang lebih baik. 2)Diupayakan

adanya pengurangan beban biaya akses

pendidikan dan kesehatan. 3)Strategi

peningkatan kepedulian dan kerjasama

stakeholder dalam membantu pemberdayaan

masyarakat nelayan Tanggulsari. 4)Strategi

peningkatan kerjasama kelompok yang berbasis

pada bidang usaha sejenis.

Rekomendasi

Peneliti merekomendasikan sebagai berikut:

1. Perlu adanya peningkatan kapasitas dan sumber

daya manusia (SDM) yang terlatih dan terampil.

Kegiatan yang dilakukan dengan melakukan

pelatihan-pelatihan terstruktur dan terprogram,

beasiswa, jaminan pemeliharaan kesehatan,

penanggulangan gizi buruk, pengadaan air bersih,

pembangunan dan rehab MCK, perbaikan kualitas

jalan dan lingkungan permukiman, dan

pembangunan sarana prasarana.

2. Perlu diupayakan perluasan kesempatan kerja.

Kegiatan yang dilakukan berupa peningkatan

kesempatan kerja, pelatihan dan peningkatan

ketrampilan tenaga kerja, dan pemberdayaan

tenaga kerja padat karya produktif.

3. Perlu peningkatan peran serta masyarakat.

Program pemberdayaan masyarakat yang

dilaksanakan di Tanggulsari Mangunharjo agar

menggandeng ormas Nahdlatul Ulama (NU)

setempat.

4. Perlu peningkatan perlindungan sosial yang

meliputi bantuan pelayanan KB, fasilitasi bantuan

kepada masyarakat, dan yang sejenisnya.

5. Perlu memperbaiki atau memperkuat tanggul

tambak sepanjang alur Sungai Plumbon. Hal ini

penting untuk mengurangi dampak kerusakan

tanggul akibat lalu lintas perahu/kapal yang keluar

masuk dari laut ke Kampung Tanggulsari.

6. Perlu pemanfaatan puluhan hektar lahan tambak

yang telah rusak tanggul batasnya di wilayah

sekitar Kampung Tanggulsari. Pemanfaatan lahan ini

dapat berupa budi daya ikan dengan sistem

keramba dan juga dengan budidaya rumput laut.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih disampaikan kepada

WaliKota Semarang dan Kepala Bappeda Kota

Semarang yang telah memberikan dana kegiatan

penelitian melalui Bidang Penelitian dan

Pengembangan Bappeda Kota Semarang tahun

2011.

DAFTAR PUSTAKA

Darmansyah, dkk, 1986. Ilmu Sosial Dasar.

Surabaya: Usaha Nasional.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,. 1989.

Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Pramono, Djoko. 2005. Budaya Bahar, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Ensiklopedia Indonesia. 1983. Jakarta: Ichtiar Baru.

Sadly, Hassan. 1980. Sosiologi Untuk Masyarakat

Indonesia, Jakarta: PT Pembangunan.

Kartono, Kartini. 1992. Pengantar Ilmu Mendidik

Teoritis (Apakah Pendidikan Masih Diperlukan).

Jakarta: Mandar Maju.

Koentjaraningrat. 1990. Beberapa Pokok Antropologi

Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.

Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi,

Jakarta: Rineka Cipta.

Kusnadi. 2003. Polemik Kemiskinan Nelayan.

Yogyakarta: LkiS.

Mansyur, M. Khalil. 1984. Sosiologi Masyarakat Kota

dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional Indonesia.

Page 12: STRATEGI DAN USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN …bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-content/uploads/2013/12/... · 2013-12-21 · potensi sumber daya alam kelautan dan ... Nelayan di

Strategi Dan Usaha Peningkatan Kesejahteraan

Hidup Nelayan Tanggulsari Mangunharjo Tugu

Semarang Dalam Menghadapi Perubahan Iklim (Ali Imron Hs)

12

Hasan, Muhammad Tolhah. 1987. Islam Dalam

Perspektif Sosial Budaya. Jakarta: Galasi

Nusantara.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu

Pengantar. Jakarta: Rajawali.

Tim LIPI, Ary Wahyono, dkk, 2002. Pemberdayaan

Masyarakat Nelayan. Yogyakarta: LkiS.