STRATEGI ADAPTASI MASYARAKAT NELAYAN DALAM …lib.unnes.ac.id/27737/1/3401412051.pdf · Jurusan...
Transcript of STRATEGI ADAPTASI MASYARAKAT NELAYAN DALAM …lib.unnes.ac.id/27737/1/3401412051.pdf · Jurusan...
i
STRATEGI ADAPTASI MASYARAKAT NELAYAN
DALAM MENGHADAPI KEMAJUAN ILMU
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
(STUDI KASUS NELAYAN DESA JETIS KECAMATAN
NUSAWUNGU KABUPATEN CILACAP)
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
Oleh:
Miftakhul Jannah
3401412051
JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Miftakhul Jannah
3401412051
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Ojo Rumongso Biso, Nanging Biso’o Rumongso.
Sura Dira Jayadinigrat, Lebur Dening Pangastuti.
Hiduplah seperti mata air. Jika kita memberi air yang jernih dan baik maka
kita akan dikelilingi orang baik. Jika kita memberi air yang keruh dan
kotor maka kita akan dikelilingi orang yang ingin kita jatuh. (Rudi
Habibie).
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya ini teruntuk:
1. Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan.
2. Ibu Muslichatun tercinta terimakasih atas kasih sayang, do’a yang selalu
engkau panjatkan, semangat yang tiada henti serta segala pengorbanannya.
3. Adik tersayang Farhan Fadilah Rido Cahyadi yang selalu menjadi motivasi
untuk terus berjuang.
4. Keluarga besar Mbah Ichwani untuk segala bentuk perhatian dan
dukungannya.
vi
SARI
Jannah, Miftakhul. 2016. Strategi Adaptasi Masyarakat Nelayan dalam
Menghadapi Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Studi Kasus Nelayan Desa
Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap). Skipsi. Jurusan Sosiologi dan
Antropologi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr.
Thriwaty Arsal, M, Drs. Adang Syamsudin Sulaha, M. Si. 108 halaman.
Kata Kunci: Strategi Adaptasi, Nelayan, Perkembangan IPTEK.
Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut perubahan di segala
aspek kehidupan. Seperti halnya dalam hal kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) bukanlah hal yang baru lagi dirasakan oleh masyarakat pada umumnya.
Kemajuan IPTEK juga dirasakan oleh masyarakat pesisir laut jawa khususnya
masyarakat nelayan di Desa Jetis dalam melakukan aktivitas keseharianya. Oleh
karena itu, strategi yang tepat guna mentransformasikan nelayan dalam rangka
menyesuaikan diri dengan laju perubahan teknologi sangat diperlukan. Penelitian ini
bertujuan untuk: 1) Mengetahui hambatan yang dialami oleh masyarakat nelayan
dalam menghadapi kemajuan IPTEK dan 2) Mengetahui strategi adaptasi yang
dilakukan oleh masyarakat nelayan dalam menghadapi kemajuan IPTEK di Desa
Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan
teori Adaptasi Budaya dari Julian H. Steward. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa
Jetis. Informan pada penelitian ini adalah nelayan, aparat desa, dan masyarakat Desa
Jetis. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan member
chek. Analisis data dalam penelitian terdiri atas pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan yang dialami masyarakat
nelayan dalam menghadapi kemajuan IPTEK yaitu disebabkan oleh faktor alam,
faktor modal, kenaikan BBM, pengoprsian alat tangkap, sulitnya mendapatkan bahan
maupun peralatan melaut dan kurangnya pengetahuan. Selain itu, bentuk strategi
adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat nelayan untuk meminimalisir hambatan
dalam menghadapi kemajuan IPTEK yaitu penganekaragaman alat tangkap ikan,
pembuatan peralatan mandiri, penganekaragaman pekerjaan, telah didirikanya
lembaga sosial berupa Koperasi, bantuan dari pemerintah dan adanya sistem sewa.
Saran 1) bagi masyarakat nelayan perlunya memiliki penguasaan aspek
informasi dalam hal cuaca, lokasi ikan dan teknologi. 2) Bagi pemerintah perlunya
kerjasama antara Departemen Kelautan dan Perikanan dengan pihak Badan
Meteorologi dan Geofisika (BMG) mengenai kondisi cuaca berdasarkan informasi
pemanfaatan teknologi, sehingga nelayan dapat memprediksi cuaca.
vii
ABSTRACT
Jannah, Miftakhul. 2016. Fishermen Community Adaptation Strategies in the Face
of the Advancement of Science and Technology (Case Study Fishermen Jetis , District
Nusawungu , Cilacap). Skipsi. Department of Sociology and Anthropology. Faculty
of Social Science. Semarang State University. Supervisor Dr. Thriwaty Arsal, M. Si,
Drs. Adang Syamsudin Sulaha, M. Si. 108 pages.
Keywords : Strategy Adaptation, Fishermen, development of science and
technology
The developments of the times the rapidly ask for change in all aspects of life.
As is the case in terms of progress science and technology ( science and technology )
is not something new again perceived by the public in general. The progress of
science and technology also perceived by coastal communities java sea especially the
fishermen in the village of Jetis in doing everyday activity. Therefore, proper strategy
to transform fishermen in order to adjust to the pace of technological change is
needed. This research aims to: 1) knowing barriers experienced by the community
fishermen in the face of progress and technology and 2) knowing adaptation
strategies done by the community fishermen in the face of progress and technology in
the Village of Jetis , Subdistricts Nusawungu, District Cilacap.
This research uses the method the qualitative study by using the theory
adaptation culture of Julian H. Stewart. Research locations carried out in Village
Jetis. Informants interviewed in this research is a fisherman, village officials, and the
village community jetis. Technique data collection by using observation, interview,
and documentation. The validity of the data used was triangulation sources and
member chek. Analysis of data in research consists of data collection , reduction data
, presentation of data , and recovery conclusion.
The research results show that obstacles in the community fishermen in the
face of progress science and technology that is caused by natural factors, factors
capital, of fuel oil price increases, use instrument get, difficulty to obtain material as
well as equipment at sea and lack of knowledge. In addition, the form of strategy
example of an adaptation doing the fishermen to minimize obstacles in the face of
progress science and technology between in being bear instrument get fish, making
equipment independent, bear work, have erected social institutions of cooperatives,
assistance from government and rental system.
Advice 1) for the fishermen the need for having mastery of aspects
information in terms of weather, location fish and technology. 2) for the government
the need for cooperation between the ministry of maritime affairs and fisheries with
the meteorology and geophysics agency (BMG) of weather conditions based on
information the utilization of technology , so that fishermen can predict the weather.
viii
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat, rahmat
pertolongan dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Strategi Adaptasi Masyarakat Nelayan dalam Menghadapi Kemajua Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Studi Kasus Nelayan Desa Jetis, Kecamatan
Nusawungu, Kabupaten Cilacap)”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan di
waktu yang tepat tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rorkman, M. Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi
Strata 1 di Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M. A. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi di waktu yang tepat.
3. Kuncoro Bayu Prasetyo, S. Ant, M. A. Ketua jurusan Sosiologi dan
Antropologi yang telah memberikan saran, motivasi, dan memfasilitasi
konsultasi serta memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi di waktu yang tepat.
ix
4. Dr. Thriwaty Arsal, M. Si dan Drs. Adang Syamsudin Sulaha, M. Si. Dosen
Pembimbing penulis yang telah memberikan motivasi, telah sabar dan ikhlas
untuk memberikan, menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membimbing, dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5. Aparat Desa Jetis beserta seluruh warga masyarakat Desa Jetis, Kecamatan
Nusawungu, Kabupaten Cilacap yang telah memberikan informasi dan
memperkenankan penulis untuk melakukan penelitian.
6. Teman-teman tercinta Tuiy, Jauh, Sule, Jono, Andini, Jojo, Vera, Anisa terima
kasih atas segala pehartian dan pengertian kalian, canda tawa kalian, dukungan
kalian, kasih sayang kalian dan kebersamaan kalian selama ini.
7. Teman-teman Sos’Ant 2012 (Khusunya Rombel 1) dan teman-teman PPL SMA
N 2 Magelang terima kasih untuk pengalamannya, bahagia bisa menjadi bagian
dari kalian.
8. Semua pihak yang telah memberikan do’a, ilmu, pencerahan, dukungan dan
semangat dalam menyelesaikan skripsi.
Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan sumbangsih pengembangan ilmu
pengetahun di bidang sosial.
Semarang,
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................ I
PERSETUJUAN BIMBINGAN ............................................................ Ii
PENGESAHAN KELULUSAN............................................................. Iii
PERNYATAAN....................................................................................... Iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................... v
SARI.......................................................................................................... vi
ABSTRACT.............................................................................................. vii
PRAKATA................................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................. x
DAFTAR BAGAN.................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL.................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xv
BAB I : PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian................................................................... 5
E. Batasan Istilah ......................................................................... 6
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 9
A. Deskripsi Teoritis................................................................... 9
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan.................................... 11
C. Kerangka Berfikir................................................................... 18
BAB III: METODE PENELITIAN..................................................... 21
A. Latar Penelitian..................................................................... 21
B. Fokus Penelitian................................................................... 22
C. Sumber Data......................................................................... 22
D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data...................................... 31
E. Validitas Data........................................................................ 38
xi
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................. 45
A. Gambaran Umum Desa Jetis……........................................... 45
B. Hambatan Masyarakat Nelayan dalam Menghadapi
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi .……………..
53
C. Strategi Adaptasi yang Dilakukan Masyarakat Nelayan dalam
Menghadapi Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi….
72
BAB V: PENUTUP................................................................................. 91
A. Simpulan................................................................................... 91
B. Saran......................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 93
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Kerangka Berfikir.................................................................. 20
Bagan 2 Analisis Data Miles dan Huberman........................................ 41
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Peta Administratif Desa Jetis……………………………….
Kali Bodo…………………………………………………...
45
47
Gambar 3 Mesin Tempel…………………………………………........ 76
Gambar 4 Proses Pembuatan Jaring………………….……………..... 79
Gambar 5 Toko Berkah Laut……………………................................ 81
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar Informan Utama Penelitian...................................... 23
Tabel 2 Daftar Informan Pendukung Penelitian................................ 28
Tabel 3 Mata Pencaharian Masyarakat.............................................. 48
Tabel 4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Usia ....................... 49
Tabel 5 Tingkat Pendidikan Masyarakat……................................... 51
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian........................................................... 95
Lampiran 2 Pedoman Wawancara.......................................................... 96
Lampiran 3 Identitas Informan Penelitian.............................................. 104
Lampiran 4
Lampiran 5
Surat Ijin Penelitian............................................................
Surat Selesai penelitin…………………………………….
107
108
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sumber daya pesisir dan laut merupakan aset yang sangat penting bagi
kehidupan masyarakat yang tinggal disekitarnya. Masyarakat memanfaatkannya
untuk berbagai hal dalam memenuhi kebutuhan hidup. Laut tidak hanya
menyediakan potensi sumber perikanan yang besar namun, masyarakat juga
memanfaatkan laut sebagai media perhubungan, perdagangan, maupun sebagai
sumber bahan pangan masyarakat.
Lingkungan pesisir berkaitan erat dengan kehidupan nelayan. Laut dan
nelayan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Secara umum nelayan
diartikan sebagai orang yang secara aktif melakukan penangkapan ikan di
perairan umum atau di laut. Sedangkan menurut Kusnadi (2009: 27) masyarakat
nelayan adalah masyarakat yang hidup, tumbuh, dan berkembang di kawasan
pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara wilayah darat dan laut. Sebagai suatu
sistem masyarakat yang membentuk kesatuan sosial. Mereka juga memiliki
sistem nilai dan simbol-simbol kebudayaan sebagai referensi perilaku sehari-hari.
Faktor kebudayaan ini menjadi pembeda masyarakat nelayan dari kelompok
sosial lainnya yang hidup didaerah pegunungan, lembah atau dataran rendah, dan
perkotaan.
2
Menurut Kusnadi (2002:13) nelayan merupakan salah satu bagian dari
anggota masyarakat yang mempunyai tingkat kesejahteraan paling rendah.
Dengan kata lain, masyarakat nelayan adalah masyarakat paling miskin
dibanding anggota masyarakat subsisten lainnya. Suatu ironi bagi sebuah Negara
Maritim seperti Indonesia bahwa ditengah kekayaan laut yang begitu besar
masyarakat nelayan merupakan golongan masyarakat yang paling miskin.
Kompas (6/4/2015), menghasilkan temuan bahwa nelayan khususunya di
wilayah Muara Angke, Jakarta Utara, mengalami kemiskinan kronis. Potret
kemiskinan tersebut terlihat dari masih banyaknya nelayan tradisional yang
menggunakan kapal rata-rata berbobot 5 gross ton dan panjang sekitar 6 meter
(kapal terkecil). Tidak hanya itu, keadaan demikian diperkuat dengan adanya
permukiman nelayan yang hanya berukuran 4 meter x 4 meter, dibangun dengan
topangan pilar-pilar bambu dengan dinding terbuat dari tripleks, berlantai papan
dan beratap seng.
Gambaran kondisi kemiskinan nelayan juga dapat dilihat dari kondisi fisik
berupa kualitas pemukiman nelayan. Umumnya kampung-kampung nelayan
dapat diidentifikasikan dengan lingkungan hidup kumuh serta rumah yang sangat
sederhana, yaitu berdinding bambu, berlantai tanah, serta dengan fasilitas dan
keterbatasan perabot rumah tangga. Selain gambaran fisik, identifikasi lain yang
menonjol di kalangan nelayan miskin adalah rendahnya tingkat pendidikan,
rendahnya pengetahuan, pola konsumsi sehari-hari, dan tingkat pendapatan yang
diperoleh nelayan. Walaupun terdapat beberapa rumah yang tampak megah
3
dengan fasilitas yang memadai, hal demikian merupakan rumah-rumah pemilik
perahu, pedagang perantara atau pedagang ikan.
Sebagian besar nelayan Indonesia adalah nelayan tradisional dengan
tingkat pendidikan yang relative rendah. Akses nelayan terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi masih sangat terbatas, baik karena kemampuan
yang dimiliki nelayan atau sarana dan prasarana yang kurang memadahi.
Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut perubahan disegala
aspek kehidupan, dalam memperbaiki taraf kehidupan manusia senantiasa
melakukan berbagai usaha, karena strategi adaptasi yang dilakukan oleh nelayan
memungkinkan nelayan mengatur persoalan-persoalan spesifik seperti
menurunya hasil tangkapan ikan yang diperoleh. Strategi adaptasi tidak hanya
bermanfaat untuk menyelamatkan perekonomian nelayan namun juga menjaga
ekosistem laut dan pesisi agar tetap lestari.
Strategi adaptasi nelayan dipandang sebagai hal yang terkait dengan
kemampuan respon masyarakat terhadap lingkungan, sossil budaya, politik, serta
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bukanlah hal yang baru lagi dirasakan oleh
masyarakat pada umumnya, kemajuan IPTEK juga dirasakan oleh masyarakat
pesisir laut jawa khususnya masyarakat nelayan di Desa Jetis, Kecamatan
Nusawungu, Kabupaten Cilacap dalam melakukan aktivitas keseharianya.
Melihat fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk menulis skripsi
dengan penelitian yang berjudul “Strategi Adaptasi Masyarakat Nelayan
4
dalam Menghadapi Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Studi
Kasus Nelayan Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap)”.
Tujuan dari penelitian ini adalah: Pertama, mengetahui hambatan yang dialami
masyarakat nelayan dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Kedua, mengetahui
strategi yang dilakukan oleh masyarakat nelayan dalam menghadapi kemajuan
IPTEK.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Hambatan seperti apa yang dialami masyarakat nelayan dalam
menghadapi kemajuan IPTEK di Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu,
Kabupaten Cilacap?
2. Bagaimana strategi adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat nelayan
dalam menghadapi kemajuan IPTEK di Desa Jetis, Kecamatan
Nusawungu, Kabupaten Cilacap?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui hambatan masyarakat nelayan dalam menghadapi kemajuan
IPTEK di Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap.
5
2. Mengetahui strategi adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat nelayan
dalam menghadapi kemajuan IPTEK di Desa Jetis, Kecamatan
Nusawungu, Kabupaten Cilacap.
D. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan di atas, adapun manfaat yang diperoleh dari
penelitian ini baik teoritis maupun praktis adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan memperkaya referensi dalam bidang pendidikan
sosiologi dan antropologi khususnya pada mata pelajaran sosiologi
kurikulum 2013 kelas XI Semester 1 pada bab 2 mengenai masalah
sosial.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan yang
lebih luas kepada pembaca dalam upaya untuk pengembangan disiplin
ilmu, khususnya Pendidikan Sosiologi yang menyangkut tentang
strategi adaptasi masyarakat nelayan dalam menghadapi kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi di Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu,
Kabupaten Cilacap.
c. Menjadi salah satu bahan perbandingan apabila penelitian yang serupa
dilakukan pada waktu mendatang dan dapat memberikan sumbangan
penetahuan bagi peneliti selanjutnya.
6
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi nelayan diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam
menyelesaikan hambatan serta melakukan upaya dalam menghadapi
kemajun IPTEK.
b. Bagi masyarakat khususnya Desa Jetis diharapkan dapat memberikan
informasi tentang strategi adaptasi masyarakat dalam menghadapi
kemajuan IPTEK.
c. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumbangan pikiran bagi
pemerintah setempat untuk dijadikan landasan pengambilan
kebijakan dalam pengembangan kesejahteraan masyarakat,
khususnya masyarakat nelayan.
E. BATASAN ISTILAH
Batasan istilah ini bertujuan untuk mempertegas ruang lingkup
permasalahan serta bertujuan agar penelitian menjadi lebih terarah, maka
istilah-istilah dalam judul penelitian ini diberi batasan, yaitu:
1. Strategi Adaptasi
Strategi adaptasi yaitu sebuah pilihan tindakan yang bersifat rasional
dan efektif sesuai dengan konteks lingkungan sosial ekonomi, serta
ekologi dimana penduduk tersebut tinggal. Pemilihan tindakan yang
kontekstual tersebut dimaksudkan untuk mengalokasikan sumberdaya
yang tersedia di lingkungan guna mengatasi tekanan-tekanan sosial
7
ekonomi. Dengan demikian mereka tetap dapat melangsungkan hidupnya
(Kusnadi, 2000:7).
Jadi strategi adaptasi merupakan sebuah upaya atau tindakan
terencana yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk dapat
menanggulangi masalah yang dihadapi dengan keadaan lingkungan fisik
sekitar dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Strategi adaptasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
usaha atau cara yang dilakukan oleh masyarakat nelayan di Desa Jetis,
Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap dalam menghadapi masalah-
masalah yang menjadi kendala dalam menghadapi kemajuan IPTEK.
2. Masyarakat
Masyarakat adalah golongan besar atau golongan kecil yang terdiri
dari beberapa manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian
secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain (Shadily,
1993:47).
Sedangkan menurut Linton (dalam Soekanto, 2006: 22) menyatakan
bahwa, “Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang hidup
dan cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri sebagai suatu
kesatuan sosial dengan batas-bata yang dirumuskan dengan jelas”.
Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa
Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap.
8
3. Nelayan
Nelayan, menurut Undang-undang Perikanan nomor 45 tahun 2009
(dalam Satria, 2015: 26) merupakan orang yang mata pencahariannya
melakukan penangkapan ikan. Nelayan adalah seseorang atau masyarakat
yang segala aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir.
Atau mereka yang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian
mereka. Pekerjaan menangkap ikan merupakan pekerjaan yang penuh
resiko dan umumnya hanya dapat dikerjakan oleh laki-laki. Penulis lebih
menekankan kepada nelayan laki-laki karena dalam pengoprasian
teknologi penangkap ikan dilakukan oleh laki-laki. Kondisi sosial
ekonomi dan budaya masyarakat nelayan ditandai dengan rendahnya
tingat pendapatan (kemiskinan), tingkat angka kelahiran (fertilisasi),
tingkat pendidikan yang rendah, kesehatan yang buruk, budaya konsumtif
dan pola tindakan berdasarkan kebiasaan (custom). Masyarakat nelayan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat nelayan Desa
Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DESKRIPSI TEORITIS
Teori yang digunakan dalm penelitian ini adalah teori ekologi budaya
yang dikemukakan oleh Julian H. Steward, menjelaskan bagaimana interaksi
antara kebudayaan dan lingkungan dapat dianalisis dalam kerangka sebab-akibat
(Ahimsa-Putra, 1994:3). Adaptasi mengacu pada proses interaksi antara
perubahan yang ditimbulkan oleh organisme pada lingkungannya dan perubahan
yang ditimbulkan oleh lingkungan dan organisme. Penyesuaian dua arah seperti
ini perlu agar semua bentuk kehidupan dapat bertahan hidup termasuk manusia
(dalam Haviland, 1985: 3).
Menurut Steward (dalam Poerwanto, 2005:68) cultural ecology yaitu
sebuah ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk hidup menyesuaikan
diri dengan suatu lingkungan geografi tertentu. Terdapat bagian inti dari sistem
budaya yang sangat responsif terhadap adaptasi ekologis. Karenanya, berbagai
proses penyesuaian terhadap tekanan ekologis, secara langsung akan dapat
mempengaruhi unsur-unsur inti dari suatu struktur sosial.
Menurut Kaplan dan Manner (2002: 102) adaptasi tidak dapat terlepas dari
ekologi budaya. Suatu ciri dalam ekologi budaya ialah perhatian mengenai
adaptasi pada dua tataran: pertama, sehubungan dengan cara sistem budaya
beradaptasi terhadap lingkungan totalnya, dan kedua, sebagai konsekuensi
10
adaptasi sistemik atau dapat diartikan bahwa perhatian terhadap cara institusi
dalam suatu budaya beradaptasi atau saling menyesuaikan diri. Lingkungan dan
teknologi bukan satu-satunya faktor yang menentukan cara hidup suatu
masyarakat. Organisasi dan politik juga akan berpengaruh atas penerapan suatu
teknologi. Unsur-unsur kebudayaan yang sangat menentukan cara hidup suatu
masyarakat disebut dengan inti kebudayaan, misal berupa teknik-teknik
bereproduksi dan pengetahuan mengenai sumberdaya, termasuk di dalamnya
adalah pola pengarahan tenaga (Poerwanto, 2005: 72-73).
Adaptasi dengan lingkungan tidak lepas dari ekologi kebudayaan, yaitu
studi tentang hubungan antara kebudayaan-kebudayaan tertentu dengan
lingkungannya. Menurut Steward (dalam Haviland, 1985:11) terdapat tiga
prosedur dalam sebuah ekologi budaya yaitu:
a. Hubungan antara teknologi suatu kebudayaan dengan lingkungannya harus
dianalisis, dengan pertanyaannya adalah sampai seberapa jauh efektifnya
kebudayaan yang bersangkutan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk
keperluan pangan dan perumahan anggotanya.
b. Pola tata kelakuan yang berhubungan dengan teknologi dalam kebudayaan
harus dianalisis, dengan pertanyaan bagaimana anggota kebudayaan yang
bersangkutan melakukan tugasnya yang harus dikerjakan untuk bertahan
hidup.
c. Hubungan pola tata kelakuan dengan unsur-unsur lain dalam sistem budaya
yang bersangkutan, dengan pertanyaannya adalah bagaimana pekerjaan yang
11
mereka lakukan untuk bertahan hidup itu mempengaruhi sikap dan
pandangan anggotanya dan bagaimana hubungan antara kegiatan sosial
dengan hubungan pribadi mereka.
Menurut Steward, bahwa hubungan antara kebudayaan dan alam
sekitarnya juga dapat dijelaskan melalui aspek-aspek tertentu dalam suatu
kebudayaan, sekalipun alam sekitarnya belum tentu akan berpengaruh terhadap
kebudayaan dari suatu suku-bangsa. Steward juga mnekankan bahwa hubungan
kebudayaan dengan alam lingkungan, dengan memberikan pula gambaran akan
adanya perbedaan kebudayaan suatu kelompok (Poerwanto, 2005: 71). Berbagai
penjelasan mengenai ekologi budaya dapat disimpulkan bahwa dalam analisis
Steward memandang adanya hubungan timbal balik antara manusia dengan alam
atau lingkungan dimana masyarakat tinggal erat kaitanya dengan teknologi dalam
suatu kebudayaan. Teknologi yang digunakan oleh manusia untuk beradaptasi
dengan lingkunganya juga akan mempengaruhi kebudayaan yang ada pada
lingkungan tersebut.
B. KAJIAN HASIL-HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
Berbagai hasil penelitian tentang hubungan patron klien di masyarakat
nelayan sudah banyak dilakukan. Penulis melakukan penelitian dengan
memfokuskan pada strategi adaptasi masyarakat nelayan dalam menghadapi
kemajuan IPTEK (studi kasus nelayan Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu,
12
Kabupaten Cilacap). Beikut adalah beberapa penelitian terkait yang sudah pernah
dilakukan:
Penelitian terdahulu mengenai strategi adaptasi nelayan telah dilakukan
oleh Helmi dan Satria (2012) dengan judul “Strategi Adaptasi Nelayan terhadap
Perubahan Ekologis”. Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan ekologis di
kawasan ini diakibatkan oleh berbagai bentuk pemanfaatan sumberdaya pesisir
yang cenderung eksploitatif. Bentuk perubahan ekologis dilihat dari kerusakan
mangrove dan terumbu karang. Strategi adaptasi yang diterapkan oleh rumah
tangga nelayan berbeda-beda dan tidak hanya terbatas pada satu jenis adaptasi
saja. Rumah tangga nelayan mengkombinasikan berbagai macam pilihan adaptasi
sesuai sumberdaya yang dimilikinya. Berdasarkan hasil observasi di lokasi
penelitian, pilihan-pilihan adaptasi yang dilakukan oleh nelayan antara lain:
menganekaragamkan sumber pendapatan, memanfaatkan hubungan sosial,
memobilisasi anggota rumah tangga, melakukan penganekaragaman alat tangkap,
dan melakukan perubahan daerah penangkapan serta melakukan strategi lainnya,
yakni berupa penebangan hutan mangrove sacara ilegal dan mengandalkan
bantuan-bantuan dari berbagai pihak. Perubahan ekologis yang terjadi di
kawasan Pulau Panjang meliputi dua aspek, yakni perubahan ekosistem
mangrove dan perubahan ekosistem terumbu karang.
Persamaan penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan penelitian ini
yaitu sama-sama memiliki fokus mengenai strategi adaptasi yang dilakukan oleh
nelayan dalam menyikapi masalah yang ada. Sama-sama mengkaji wilayah
13
pesisir, dan sama-sama menggunakan metode penelitian kulitatif. Sedangkan
perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Helmi dan Satria dengan
penelitian yang penulis lakukan yaitu terletak pada lokasi yang berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Helmi dan Satria yaitu di Desa Pulau Panjang,
Keamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bambu, Kalimantan Selatan.
Sedangkan penelitian yang penulis lakukan yaitu di Desa Jetis, Keamatan
Nusawungu, Kabupaten Cilacap. Perbedaan lainnya yaitu perubahan disebabkan
oleh ekologis. Sedangkan yang penulis teliti yaitu perubahan yang disebabkan
oleh perubahan alam kemajuan IPTEK.
Jurnal tentang strategi nelayan oleh Priyo (2015) dengan judul “Strategi
Nelayan Kapal Motor dalam Menghadapi Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak
Solar di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya” menghasilkan
penelitian bahwa, kebijakan menaikan bbm solar berdampak diikuti oleh
kelangkaanya, sehingga membebani oprasional atau penghasilan melaut.
Persoalaan hidup nelayan semakin bertambah, dan terpaksa menjalani pekerjaan
sampingan sebagai buruh industri pengolahan ikan, maupun menjadi buruh
bangunan. Strategi nelayan menjalani pekerjaan utama, meliputi: (1) mengurangi
armada penangkapan ikan; (2) mengganti jenis motor dan peralatan tangkap yang
lebih sederhana; dan (3) mengurangi frekuensi melaut. Sedangkan strategi
nelayan menjalani pekerjaan sampingan, meliputi: (1) mengembangkan
diversifikasi mata pencaharian, yakni menjalani pekerjaan sebagai nelayan dan
14
berusaha di bidang lainnya, seperti berdagang; dan (2) pemberdayaan modal
sosial, melalui peningkatan hubungan perkumpulan arisan.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Priyo dengan penelitian yang
penulis lakukan yaitu sama-sama ingin mengetahui bagaiman strategi adaptasi
yang dilakukan oleh nelayan dalam menyikapi masalah yang ada dan sama-sama
menggunakan metode penelitian kulitatif. Sedangkan perbedaan terletak pada
fokus permasalahan yang diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh Priyo lebih
memfokuskan pada permasalahan kenaikan harga BBM solar sedangkan yang
penulis teliti yaitu lebih memfokuskan pada permaslahan kemajuan IPTEK.
Selain itu juga terdapat perbedaan pada lokasi penelitian, penelitian yang penulis
lakukan yaitu di Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sagala dkk, (2014) yang dituangkan
dalam jurnal berjudul “Strategi Adaptasi Nelayan terhadap Dampak Perubahan
Lingkungan (Studi Kasus: Pemanfaatan Teknologi Penangkapan Ikan Laut)”
menghasilkan temuan bahwa, adaptasi yang dilakukan oleh nelayan berupa
pemanfaatan teknologi untuk bertahan dan meningkatkan produksi ikan tangkap
dalam menghadapi tekanan dampak perubahan dan variabilitas iklim. Teknologi
telah dimanfaatkan oleh nelayan perikanan tangkap (seperti kapal, alat tangkap,
serta geoinformasi dan komunikasi) dalam beradaptasi terhadap dampak
perubahan iklim. Sejauh ini, terdapat beberapa tantangan berupa keterbatasan
kepemilikan finansial dan lemahnya akses finansial untuk terus meningkatkan
kapasitas adaptasi menggunakan teknologi. Selain itu penyediaan modal saja
15
tidak cukup untuk mendorong peningkatan pemanfaatan teknologi untuk
adaptasi, tetapi penting juga adanya upaya-upaya menguatkan kapasitas
masyarakat dalam mengakses modal tersebut seperti pendampingan penguatan
kolektifitas kelompok nelayan dan pendampingan teknis (technical assistance)
dalam pembuatan proposal sampai pemanfaatan modal.
Persamaan dari hasil penelitian diatas yaitu sama-sama mengkaji
mengenai strategi yang dilakukan oleh nelayan, sama-sama menggunakan
pendekatan kulitatif, serta sama-sama membahas mengenai teknologi yang
digunakan oleh nelayan dalam mencari ikan. Sedangkang perbedaanya terletak
pada fokus kajiannya, penelitian yang dilakukan oleh Sagala, dkk. Lebih
memfokuskan pada dampak yang disebabkan oleh perubahan lingkugan
sedangkan penelitian yang penulis lakukan yaitu lebih memfokuskan pada
pengaruh kemajuan IPTEK. Serta lokasi penelitian yang berbeda yaitu di Desa
Jetis Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap.
Penelitian tentang hambatan yang dihadapi oleh nelayan oleh Darling
(2014) dalam penelitiannya yang dituangkan dalam sebuah jurnal internasional
yang berjudul “Assessing the Effect of Marine Reserves on Household Food
Security in Kenyan Coral Reef Fishing Communities” penelitian ini dilakukan
pada komunitas masyarakat nelayan pesisir di Kenya, Afrika Timur
menghasilakan temuan bahwa cadangan sumber daya yang terkandung dalam
laut tidak mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga nelayan, yang diukur
dengan konsumsi protein, keragaman diet dan strategi mengatasi makanan.
16
Sebaliknya, ketahanan pangan sangat dipengaruhi oleh hasil dari mata
pencaharian nelayan dan kekayaan rumah tangga nelayan itu sedniri. Semakin
banyak hasil yang dipeoleh dari kegiatan melaut, maka ketahan pangan rumah
tangga nelayan akan semakin baik. Sumber daya yang terkandung dalam laut
sebenarnya sangat besar, akan tetapi tidak semua masyarakat memiliki modal
baik material maupun pengetahuan untuk mengoptimalkan pendapatan
melautnya sehingga ketahan pangan rumah tangga nelayan relatif rendah.
Terdapat persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Darling
dengan penelitian yang penulis teliti yaitu sama-sama mengkaji mengenai
permasalahan yang ada dalam masyarakat nelayan. Sedangkan perbedaanya
terletak pada metode yang digunakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Darling yaitu menggunakan metode penelitian kuantitatif, sedangkan penelitian
yang penululis lakuakan yaitu menggunakan metode kualitatif. Perbedaa tidak
hanya terletak pada penggunaan metode, melainkan juga pada tempatnya.
Penelitian tersebut dilakukan di Kenya, Afrika Timur. Sedangkan penelitian ini
dilakukan pada masyarakat nelayan yang ada di Desa Jetis, Kecamatan
Nusawungu, Kabupaten Cilacapa.
Penelitian mengenai strategi nelayan lainnya dilakukan oleh Eddy, Tyler
D, dkk. (2010) yang kemudian dituangkan dalam jurnal internasional yang
berjudul “Applying Fishers' Ecological Knowledge to Construct Past and Future
Lobster Stocks in the Juan Fernández Archipelago, Chile”. Penelitian ini
mejelaskan bahwa didalam laut terdapat potensi lobster yang melimpah, akan
17
tetapi masyarakat tidak dapat memanfaatkan secara maksimal. Hal demikian
yang menyebabkan masyarakat nelayan tergolong dalam masyarakat miskin.
Kemiskinan diperkuat dengan banyaknya angka usia produktif yang tidak
memiliki pekerjaan tetap bahkan menganggur. Keadaan cuaca atau iklim yang
tidak menentu yang akan berpengaruh pada menurunya jumlah pendapatan yang
diperoleh.
Kondisi demikan mendorong masyarakat bersamaan dengan pemerintah
memikirkan bagaimana cara mengentaskan angka kemiskinan yang terjadi pada
masyarakat nelayan, sehinga terciptalah keadaan masyarakat yang sejahtera.
Strategi yang digunakan yaitu dengan cara membentuk manajemen kelautan
berbasis masyarakat yang nantinya akan mensosialisasikan mengenai
pengetahuan ekologi pada masyarakat nelayan, membangun kembali populasi
lobster, memperbaharui alat-alat tangkap, serta memberikan perlindungan
konservasi untuk spesies laut endemik nunsantara lainnya.
Penelitian yang dilakuakan oleh Eddy, Tyler D, dkk. memiliki kesamaan
dengan penelitian ini, persamaanya yaitu sama-sama membahas mengenai
kemiskinan yang dialami oleh masyarakat nelayan, strategi yang dilakukan oleh
masyarakat nelayan untuk mengatasi masalah, metode penelitian yang digunakan
yaitu metode kualitatif, sedangkan yang membedakan adalah dilakukan di
temapat yang berbeda.
18
C. KERANGKA BERFIKIR
Kerangka berfikir dalam penelitian ini menjelaskan kajian utama dari
penelitian, faktor-faktor kunci, variable-variabel yang berhubungan antara
dimensi yang disusun dalam bentuk narasi atau grafis, sebagai pedoman kerja,
baik dalam menyusun metode pelaksanaan di lapangan maupun pembahasan
hasil penelitian “Strategi Adaptasi Masyarakat Nelayan dalam Menghadapi
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Studi kasus Nelayan Desa Jetis,
Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap)”.
Jetis merupakan desa yang terletak di sepanjang pesisir pantai selatan.
Kondisi alam yang demikian membawa pengaruh terhadap cara hidup
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menggantungkan
hidup mereka pada sumber daya alam yang ada disekitarnya, salah satunya yaitu
sebagai nelayan.
Teknologi tangkap ikan yang digunakan oleh masyarakat nelayan dalam
aktivitas mencari ikan di laut terdapat dua jeni yaitu alat yang masih tadisional
dan teknologi yang lebih modern. Adanya Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) menuntut para nelayan untuk mengikuti arus perkembangan
yang ada, misalnya saja dalam hal penggunaan teknologi penangkap ikan.
Seiring dengan perubahan alam yang terjadi serta adanya kemajuan IPTEK, kini
masyarakat sudah mulai meninggalkan alat tradisonal dan sebagian besar sudah
beralih dengan menggunakan teknologi yang lebih modern.
19
Masyarakat nelayan beradaptasi dengan adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada. Proses adaptasi yang dilakukan oleh
masyarakat nelayan tidaklah mudah. Masyarakat mengalami hambatan yaitu
berkaitan dengan faktor alam, faktor modal, kenaikan harga BBM, pengoprasian
alat tangkap, akses peralatan melaut, serta kurangnya pengetahuan masyarakat
nelayan. Masyarakat berusaha untuk mengatasi adanya hambatan yang dialami
dengan melakukan strategi adaptasi. Strategi adaptasi yang dilakukan oleh
masyarakat nelayan adalah dengan cara: Penganekaragaman alat tangkap,
pembuatan peralatan mandiri, penganekaragaman pekerjaan, didirikanya koprasi,
adanya bantuan dari pemerintah serta adanya sistem sewa alat tangkap ikan.
Penelitian ini dikaji dengan menggunakan teori ekologi budaya yang
dikemukakan oleh Julian H. Steward. Kerangka berfikir dalam penelitian ini
akan menjelaskan mengenai pelaksanaan di lapangan maupun pembahasan hasil
penelitian “Strategi Adaptasi Masyarakat Nelayan dalam Menghadapi Kemajuan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Studi kasus Nelayan Desa Jetis, Kecamatan
Nusawungu, Kabupaten Cilacap)”.
20
Keterangan: Hubungan
Bagan 1: Kerangka Berfikir
Masyarakat Nelayan di Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap
Strategi adaptasi yang dilakukan
masyarakat nelayan dalam
menghadapi kemajuan IPTEK
Penggunaan teknologi tangkap ikan
Kemajuan IPTEK
Modern Tradisional
Hambatan yang dihadapi
masyarakat nelayan dalam
menghadapi kemajuan IPTEK
Teori Ekologi Budaya (Julian H. Steward)
91
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan penjelasan mengenenai penelitian pada bab IV,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hambatan yang dialami masyarakat nelayan dalam mengahadapi
kemajuan IPTEK di Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten
Cilacap diantaranya yaitu 1) Faktor alam; 2) Faktor modal; 3)
Kenaikan BBM; 4) Pengoprsian alat tangkap; 5) Sulitnya
mendapatkan bahan maupun peralatan melaut; dan 6) Kurangnya
pengetahuan.
2. Strategi adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat nelayan dalam
menghadapi kemajuan IPTEK di Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu,
Kabupaten Cilacap diantaranya yaitu 1) Penganekaragaman alat
tangkap ikan; 2) Pembuatan peralatan mandiri; 3) Penganekaragaman
pekerjaan; 4) Telah didirikanya lembaga sosial berupa Koperasi; dan
5) Bantuan dari pemerintah dan; 6) Adanya sistem sewa alat tangkap
ikan.
92
B. SARAN
1. Bagi masyarakat nelayan: hendaknya menyikapi adanya kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah dengan lebih membuka diri dari adanya
perubahan yang ada. Misalnya dengan cara mematuhi adanya
peraturan yang dibuat oleh pemerintah tentang adanya larangan
penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan. Perlunya
masyarakat nelayan memiliki penguasaaan aspek informasi dalam hal
cuaca, lokasi ikan dan teknologi.
2. Bagi pemerintah: Perlunya kerjasama antara Departemen Kelautan dan
Perikanan dengan pihak Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
mengenai perkiraan cuaca dalam jangka watu yang bersifat menengah
maupun panjang, sehingga nelayan dapat memprediksikan kondisi
cuaca, dengan demikian waktu tangkap dan lokasi tangkap sudah bisa
nelayan rencanakan sebelum melaut. Pemberian informasi mengenai
perkembangan cuaca beserta dasar prediksinya merupakan asupan
berharga bagi masyarakat nelayan, karena akan menjadi keuntungan
bagi nelayan disamping mereka memahami ilmu kebaharian
tradisional yang sifatnya turun temurun yang terus dilestarikan, juga
pemahaman dasar mengenai kondisi cuaca berdasarkan informasi
pemanfaatan akan teknologi.
93
DAFTAR PUSTAKA
Ahimsa-Putra, H.S. 1994. Antropologi Ekologi: Beberapa Pendekatan dan
Perkembangannya dalam Masyarakat Indonesia. Majalah Ilmu-Ilmu Sosial
Indonesia. Jilid XX No.4: Jakarta.
Darling, Emily S. 2014. Assessing the Effect of Marine Reserves on Household Food
Security in Kenyan Coral Reef Fishing Communities. Scholarly Journals.
Vol.9, No.11. Nov: Kenya, East Africa. (diaskes pada tanggal 13 Januari
2016).
Eddy, Tyler D, dkk. 2010. Applying Fishers' Ecological Knowledge to Construct Past
And Future Lobster Stocks in the Juan Fernández Archipelago, Chile.
Scholarly Journals. Vol. 5. Nov: Chile. (diaskes pada tanggal 13 Januari
2016).
Haviland, W.A. 1985. Antropologi Jilid 2. Terjemahan Rg. Soekadijo. Jakarta:
Erlangga.
Helmi, Alfian dan Arif Satria. 2012. Strategi Adaptasi Nelayan terhadap Perubahan
Ekologis. Jurnal Makara Sosial Humaniora. Vol. 16. No. 1. Hal. 68-78.
Fakultas Ekologi Manusia: Institut Pertanian Bogor. (diaskes pada tanggal 10
Januari 2016).
Joesron, Tati Suhartati. 2005. Manajemen Strategik Koperasi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Kaplan, D dan Robert A. Manners. 2002. Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kusnadi. 2000. Nelayan: Strategi Adaptasi Dan Jaringan Sosial. Bandung:
Humaniora Utama Press.
-----. 2002. Konflik Sosial Nelayan. Yogyakarta: LKiS.
-----. 2009. Keberdayaan nelayan & dinamika ekonomi pesisir. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Milles, M.B. dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI
Press.
Poerwanto, H. 2005. Kebudayaan dan Lingkungan: Dalam Perspektif Antropologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
94
Priyo, Andreas Panji. 2015. Strategi Nelayan Kapal Motor dalam Menghadapi
Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Solar di Kecamatan Sungai Kakap,
Kabupaten Kubu Raya. Jurnal S-1 Sosiatri. Vol. 4. No. 3. Sep: Universitas
Tanjungpura Pontianak. (diaskes pada tanggal 10 Januari 2016).
Sagala, S. dkk. 2014. Strategi Adaptasi Nelayan terhadap Dampak Perubahan
Lingkungan (Studi Kasus: Pemanfaatan Teknologi Penangkapan Ikan Laut).
Jurnal Penataan Ruang ITS. Bandung: Institut Teknologi Bandung. (diaskes
pada tanggal 10 Januari 2016).
Satria, Arif. 2015. Pengantar sosiologi masyarakat pesisir. Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.
Shadily, Hasan. 1993. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Soekanto, Suryono. 2006. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo.
http://www.getscoop.com/berita/kemiskinan-nelayan-kronis/ (diakses pada tanggal 25
Januari 2016 pukul 15.30 WIB).
108
LAMPIRAN 5