Step 1.docx

25
Step 1 1. Furcation Involvment : Invasi penyakit periodontal pada percabangan akar dan merupakan indikasi kerusakan jaringan periodontal 2. Karies Profunda Perforasi : Karies yang telah mencapai pulpa. Step 2 1. Apa diagnosa yang tepat pada skenario tersebut ? 2. a. Apa saja macam-macam perawatan pulpa ? b. Perawatan pulpa apa yang sesuai dengan skenario ? 3. Apa saja tujuan dilakukan perawatan pulpa pada gigi sulung ? 4. Apa yang menyebabkan resorbsi akar pada gigi 85 dan pengaruhnya terhadap rencana perawatan ? Step 3 1. Diagnosa Berdasarkan : - Anamnesa : Sakit cekot-cekot sejak tiga hari yang lalu (spontan) - Gejala Klinis : Karies profunda perforasi, tes termis (+) 1

description

step1

Transcript of Step 1.docx

Step 11. Furcation Involvment : Invasi penyakit periodontal pada percabangan akar dan merupakan indikasi kerusakan jaringan periodontal2. Karies Profunda Perforasi : Karies yang telah mencapai pulpa.

Step 21. Apa diagnosa yang tepat pada skenario tersebut ?2. a. Apa saja macam-macam perawatan pulpa ?b. Perawatan pulpa apa yang sesuai dengan skenario ?3. Apa saja tujuan dilakukan perawatan pulpa pada gigi sulung ?4.Apa yang menyebabkan resorbsi akar pada gigi 85 dan pengaruhnya terhadap rencana perawatan ?Step 31. DiagnosaBerdasarkan : Anamnesa : Sakit cekot-cekot sejak tiga hari yang lalu (spontan) Gejala Klinis : Karies profunda perforasi, tes termis (+) Pemeriksaan RO : - Resorbsi akar >1/3 apikal tapi tidak >2/3 apikal Furcation involvement (-) Kelainan periapikal (-) Benih gigi permanen (+)Diagnosa sementara : Pulpitis Irreversibel2. Macam-macam perawatan pulpaa. Pulp Capping 1. Indirect Pulp CappingIndikasi : - Karies yang dalam, dimana lapisan dentin di atas pulpa sudah sedemikian tipisKontra Indikasi : Adanya resorbsi interna/eksterna Sakit spontan Resorbsi >1/3 apikal Ada tanda-tanda kondisi patologi klinis atau radiografis2. Direct Pulp CappingTerdapat pemberian bahan terapeutikIndikasi : Pulpa sudah terbuka Diameter perforasi tidak > 1 mm, biasanya dikarenakan kesalahan operator saat pengeburan ( iatrogenik )Kontra Indikasi : Terdapat sakit spontanb. PulpotomiPulpotomi merupakan pengambilan jaringan pulpa pada ruang pulpa yang terinfeksi, kemudian pemberian bahan atau obat-obatan seperti : formokresol dan gluteraldehid1. Pulpotomi VitalIndikasi : gigi sulung atau permanen muda yang masih vitalKontra Indikasi : Rasa sakit spontan Sistem imun rendah2. Pulpotomi DevitalIndikasi : Pasien tidak bersedia di anastesiDalam proses pulpotomi devital, obat yang digunakan adalah para formokresol3. Pulpotomi Non VitalIndikasi : Gigi sulung non vital akibat karies atau traumaPulpotomi sering dilakukan pada gigi sulung karena saluran akar pada gigi sulung lebih kompleks serta ukuran rongga mulut pada anak-anak lebih kecil. Pada pulpotomi dilakukan pengambilan jaringan pulpa hanya pada bagian koronal. Obat pulpotomi adalah formokresol. c. PulpektomiPulpektomi merupakan proses pengambilan seluruh jaringan pulpa.Indikasi : Gigi dengan pulpitis irreversibel Gigi masih bisa direstorasi tetap Resorbsi akar tidak >1/3 apikal Gigi dengan infeksi pulpa yang melebihi kamar pulpaKontra Indikasi : Mahkota tidak dapat direstorasi tetap Resorbsi akar interna Resorbsi akar > 1/3 apikal

Pulpektomi terdapat tiga macam :1. Pulpektomi vital2. Pulpektomi devital3. Pulpektomi non vital

3. Tujuan Perawatan Pulpa Mempertahankan lengkung gigi Mencegah tanggal prematur Mempertahankan fungsi estetik Mempertahankan ruang untuk gigi pengganti Sebagai space maintener alami Mencegah infeksi karies lebih lanjut ( apabila karies bertambah parah maka perawatan semakin kompleks sedangkan untuk perawatan gigi anak harus sesederhana mungkin.4. Penyebab Resorbsi Akar Gigi 85 dan Pengaruhnya terhadap Rencana PerawatanResorbsi akar pada gigi 85 dapat bersifat fisiologis atau patologis. Fisiologis karena adanya benih gigi pengganti dan bersifat patologis karena resorbsi interna atau adanya keradangan pada pulpa.Resorbsi akar sangat berpengaruh terhadap rencana perawatan pulpa. Hal ini berkaitan dengan indikasi dan kontra indikasi, misalnya pada perawatan pulpektomi yang terdapat kontra indikasi berupa resorbsi akar >1/3 apikal.

Step 4 (Mapping)

DiagnosaPulpotomiPulp CappingRencana PerawatanPulpektomiProsedur PerawatanRestorasi

Step 51. Mampu memahami dan menjelaskan diagnosa yang tepat pada skenario.2. Mampu memahami dan menjelaskan macam-macam perawatan pulpa dan perawatan pulpa yang sesuai pada skenario. 3. Mampu memahami dan menjelaskan prosedur perawatan yang sesuai dengan diagnosa pada skenario.Step 71. Diagnosa yang Tepat pada SkenarioDiagnosa pada skenario tidak berbeda dari diagnosa yang disebutkan dalam step 3, yaitu pulpitis irreversibel. Hal ini didasarkan pada : Anamnesa : Sakit cekot-cekot sejak tiga hari yang lalu (spontan) Gejala Klinis : Karies profunda perforasi, tes termis (+) Pemeriksaan RO : Resorbsi akar >1/3 apikal tapi tidak >2/3 apikalDiagnosis banding dari gejala klinis, anamnesa serta pemeriksaan radiologi pada sekenario dapat berupa pulpitis reversible dan nekrosis pulpa parsialis. Apabila dilihat dari gejala klinis pada skenario, yaitu tes termis (+) gejala tersebut mirip dengan pulpitis reversible. Selain itu, keadaan gigi yang sudah dalam keadaan karies profunda perforasi dengan tes termis (+) , dapat pula didiagnosa sebagai nekrosis pulpa parsialis. Hanya saja pada nekrosis pulpa parsialis seringkali dilakukan tes vitalitas berupa tes miller bukan tes termis.Berikut ini merupakan keterangan tentang pulpitis reversibel, pulpitis irreversible dan nekrosis pulpa yang dapat membantu untuk membedakan ketiganya dalam menentukan suatu diagnosis yang tepat. Diagnosis penyakit pulpa didasarkan pada tanda dan gejala klinis oleh karena sedikit atau tidak adanya korelasi antara data histologik penyakit pulpa dan gejalanya. Diagnosis penyakit pulpa sebagai berikut : 1. Pulpitis Reversibel.Pulpitis reversibel merupakan inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika penyebabnya dihilangkan, inflamasi akan menghilang dan pulpa akan kembali normal. Stimulus ringan seperti karies insipien, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur operatif, kuretase periodontal yang dalam, dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka adalah faktor yang dapat mengakibatkan pulpitis reversibel.Diagnosis pulpitis reversibel didasarkan pada pengamatan terhadap gejala pasien dan berdasarkan tes klinis. Aplikasi cairan dingin dan panas, atau makanan manis atau masam dapat menyebabkan nyeri sementara yang tajam. Jika stimulus ini dihilangkan, nyeri akan segera hilang. Sebuah gigi yang menderita pulpitis reversibel secara normal bereaksi terhadap perkusi, palpasi, dan mobilitas serta pada pemeriksaan radiografi jaringan periapikal normal1. Pulpitis Irreversibel.Pulpitis irreversibel merupakan perkembangan dari pulpitis reversibel. Kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif, terganggunya aliran darah pada pulpa akibat trauma, dan pergerakan gigi dalam perawatan ortodonsi dapat menyebabkan pulpitis irreversibel. Pulpitis irreversibel merupakan inflamasi parah yang tidak akan dapat pulih walaupun penyebabnya dihilangkan. Nyeri pulpitis irreversibel dapat berupa nyeri tajam, tumpul, lokal, atau difus dan berlangsung hanya beberapa menit atau berjam-jam. Aplikasi stimulus eksternal seperti termal dapat mengakibatkan nyeri berkepanjangan. Jika inflamasi hanya terbatas pada jaringan pulpa dan tidak menjalar ke periapikal, respon gigi terhadap tes palpasi dan perkusi berada dalam batas normal.Secara klinis, pulpitis irreversibel dapat bersifat simtomatik dan asimtomatik. Pulpitis irreversibel simtomatik merupakan salah satu jenis pulpitis irreversibel yang ditandai dengan rasa nyeri spontan. Spontan berarti bahwa stimulus tidak jelas. Nyeri spontan terus menerus dapat dipengaruhi dari perubahan posisi tubuh. Pulpitis irreversibel simtomatik yang tidak diobati dapat mereda jika sirkulasi dibuat untuk eksudat inflamasi. Sedangkan pulpitis irreversibel asimtomatik merupakan jenis lain dari pulpitis irreversible dimana eksudat inflamasi yang dengan cepat dihilangkan. Pulpitis irreversibel asimtomatik yang berkembang biasanya disebabkan oleh karies yang besar atau trauma sebelumnya yang mengakibatkan rasa sakit dalam durasi yang lama.Diagnosis pulpitis irreversibel biasanya ditemukan suatu kavitas dalam yang meluas ke pulpa atau suatu karies di bawah tumpatan.

1. Nekrosis Pulpa Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang dapat diakibatkan oleh pulpitis irreversibel yang tidak dirawat atau terjadi trauma yang dapat mengganggu suplai darah ke pulpa.Nekrosis pulpa dapat berupa nekrosis sebagian (nekrosis pulpa parsialis) dan nekrosis pulpa totalis. Nekrosis parsial menunjukkan gejala seperti pulpitis irreversibel dengan nyeri spontan, kurang bereaksi terhadap tes termal, namun masih terdapat reaksi saat dilakukan tes miller sedangkan nekrosis total tidak menunjukkan gejala dan tidak ada respon terhadap tes vitalitas yang dilakukan seperti tes termis, tes kavitas dan tes miller.

2. Macam-macam Perawatan Pulpa dan Perawatan Pulpa yang sesuai dengan SkenarioPerawatan gigi sulung mempunyai beberapa tujuan yang diantara lainnya ialah:1. Mempertahankan gigi2. Mencegah tanggal prematur3. Mempertahankan lengkung gigi4. Menghilangkan infeksi dan radang kronis5. Mempertahankan fungsi estetik6. Mempertahankan fungsi mastikasi7. Mempertahankan fungsi fonetik8. Mengurangi rasa sakit atau tidak nyaman

1. PulpotomiIndikasi Pulpotomi Secara umum Indikasi perawatan pulpotomi adalah perforasi pulpa karena proses karies atau proses mekanis pada gigi sulung vital, tidak ada pulpitis radikular, tidak ada rasa sakit spontan maupun menetap, panjang akar paling sedikit masih dua pertiga dari panjang keseluruhan, tidak ada tanda-tanda resorpsi internal, tidak ada kehilangan tulang interradikular, tidak ada fistula, perdarahan setelah amputasi pulpa berwarna pucat dan mudah dikendalikan (Budiyanti, 2006). Selain itu indikasinya adalah anak yang kooperatif, anak dengan pengalaman buruk pada pencabutan, untuk merawat pulpa gigi sulung yang terbuka, merawat gigi yang apeks akar belum terbentuk sempurna, untuk gigi yang dapat direstorasi .Secara terperinci, untuk masing-masing jenis pulpotomi adalah sebagai berikut :a. Pulpotomi Vital 1. Gigi sulung dan gigi tetap muda vital, tidak ada tanda tanda gejala peradangan pulpa dalam kamar pulpa.2. Terbukanya pulpa saat ekskavasi jaringan karies / dentin lunak prosedur pulp capping indirek yang kurang hati hati, faktor mekanis selama preparasi kavitas atau trauma gigi dengan terbukanya pulpa.3. Gigi masih dapat dipertahankan / diperbaiki dan minimal didukung lebih dari 2/3 panjang akar gigi.4. Tidak dijumpai rasa sakit yang spontan maupun terus menerus.5. Tidak ada kelainan patologis pulpa klinis maupun rontgenologis.b. Pulpotomi Devital 1. Gigi sulung dengan pulpa vital yang terbuka karen karies atau trauma.2. Pada pasien yang tidak dapat dilakukan anestesi.3. Pada pasien yang perdarahan yang abnormal misalnya hemofili.4. Kesulitan dalam menyingkirkan semua jaringan pulpa pada perawatan pulpektomi terutama pada gigi posterior.5. Pada waktu perawatan pulpotomi vital 1 kali kunjungan sukar dilakukan karena kurangnya waktu dan pasien tidak kooperatif. c. Pulpotomi Non-vital 1. Gigi sulung non vital akibat karies atau trauma.2. Gigi sulung yang telah mengalami resorpsi lebih dari 1/3 akar tetapi masih diperlukan sebagai space maintainer.3. Gigi sulung yang telah mengalami dento alveolar kronis.4. Gigi sulung patologik karena abses akut, sebelumnya abses harus dirawat dahulu.Kontra Indikasi Pulpotomi Secara umum kontraindikasi pulpotomi adalah sakit spontan, sakit pada malam hari, sakit pada perkusi, adanya pembengkakan, fistula, mobilitas patologis, resorpsi akar eksternal patologis yang luas, resorpsi internal dalam saluran akar, radiolusensi di daerah periapikal dan interradikular, kalsifikasi pulpa, terdapat pus atau eksudat serosa pada tempat perforasi, dan perdarahan yang tidak dapat dikendalikan dari pulpa yang terpotong. Selain itu, kontraindikasinya adalah pasien yang tidak kooperatif, pasien dengan penyakit jantung kongenital atau riwayat demam rematik, pasien dengan kesehatan umum yang buruk, kehilangan tulang pada apeks dan atau di daerah furkasi.Secara terperinci, untuk masing-masing jenis pulpotomi adalah sebagai berikut :a. Pulpotomi Vital 1. Rasa sakit spontan.2. Rasa sakit terutama bila diperkusi maupun palpasi.3. Ada mobiliti yang patologi.4. Terlihat radiolusen pada daerah periapikal, kalsifikasi pulpa, resorpsi akar interna maupun eksterna.5. Keadaan umum yang kurang baik, di mana daya tahan tubuh terhadap infeksi sangat rendah.6. Perdarahan yang berlebihan setelah amputasi pulpa.b. Pulpotomi Devital 1. Kerusakan gigi bagian koronal yang besar sehingga restorasi tidak mungkin dilakukan.2. Infeksi periapikal, apeks masih terbuka.3. Adanya kelainan patologis pulpa secara klinis maupun rontgenologis.

2. Pulp CappingPulp capping bertujuan untuk mempertahankan vitalitas pulpa dengan menempatkan selapis material proteksi/terapeutik yang sesuai, baik secara langsung pada pulpa yang terbuka berdiameter kurang lebih 1 mm atau di atas lapisan dentin yang tipis dan lunak. Bahan yang dipakai Ca(OH)2 yang mempunyai khasiat merangsang odontlobast membentuk dentin reparatif. Teknik pulp capping ada dua cara :1. Pulp Capping IndirectPemberian bahan terapitik pada dentin yang terinfeksi di atas pulpa pada kavitas yang dalam, dimana pulpa belum terbuka. Indikasi :1) Karies yang dalam, dimana lapisan dentin di atas pulpa sudah sedemikian tipis.2) Tanpa adanya gejala inflamasi.Kontra Indikasi :1) Adanya rasa sakit spontan.2) Adanya tanda tanda kondisi patologi klinis maupun radiografis.

a. Riwayat sakit pulpa. Rasa sakit spontan dan berdenyut. Rasa sakit karena rangsangan.b. Gambaran patologis pulpa. Resorpsi interna. Kalsifikasi pada pulpa. Radiolusen di daerah furkasi atau periapikal. Penebalan periodontal membrane di daerah apikal. Resorpsi akar pada gigi sulung mencapai 2/3 akar atau lebih.c. Perubahan jaringan periodonsium yang berhubungan dengan pulpa. Kegoyangan gigi. Perdarahan gingiva.

2. Pulp Capping Direct.Pemberian bahan terapitik / medikamen pada daerah pulpa yang terbuka untuk merangsang terbentuknya barrier atau dentin reparatif yaitu dentin barrier atau calcific barrier.Indikasi :1) Pulpa vital terbuka kecil (pin point) seujung jarum karena kesalahan waktu preparasi kavitas atau ekskavasi jaringan dentin lunak. 2) Terbukanya pulpa kecil (pin point) dengan diameter kurang dari 1 mm. 3) Untuk gigi tetap muda pembentukan akar dan apeks belum sempurna.Kontra indikasi :Kontra indikasi pada pulp capping direk sama dengan kontra indikasi pulp capping indirek. Evaluasi :Pemeriksaan ulang perawatan dilakukan minimal 4 6 minggu.Perawatan berhasil : Tidak ada keluhan subyektif. Gejala klinis baik. Pada gambaran radiografik terbentuk dentin barrier pada bagian pulpa yang terbuka. Tidak ada kelainan pulpa dan periapikal

3. PulpektomiDefinisiPengambilan seluruh jaringan pulpa dari kamar pulpa dan saluran akar. Pada gigi molar sulung pengambilan seluruh jaringan secara mekanis tidak memungkinkan sehubungan bentuk morfologi saluran akar yang kompleks.Pulpektomi dapat dilakukan dengan 3 cara :1) Pulpektomi vital.2) Pulpektomi devital.3) Pulpektomi non vital.Indikasi1) Gigi sulung dengan infeksi melebihi kamar pulpa pada gigi vital atau non vital. 2) Resorpsi akar kurang dari 1/3 apikal.3) Resorpsi interna tetapi belum perforasi akar.4) Kelanjutan perawatan jika pulpotomi gagal.Kontra Indikasi1) Bila kelainan sudah mengenai periapikal.2) Resorpsi akar gigi yang meluas.3) Kesehatan umu tidak baik.4) Pasien tidak koperatif.5) Gigi goyang disebabkan keadaan patologis

Pulpektomi terdapat tiga macam :1. Pulpektomi vital2. Pulpektomi devital3. Pulpektomi non vital

Perbedaan pulpektomi dan pulpotomi dapat dilihat dari tabel berikut :PulpotomiPulpektomi

Pengambilan jaringan pulpa hanya pada kamar pulpa .Pengambilan seluruh jaringan pulpa dari kamar pulpa dan saluran akar.

Pada skenario ini , apabila melihat indikasi serta kontra indikasi pada setiap jenis perawatan pulpa, jenis perawatan yang sesuai adalah pulpotomi vital mengingat diagnosa dari kasus tersebut adalah pulpitis irreversibel yang seharusnya lebih tepat dilakukan perawatan pulpektomi namun karena telah terjadi resorbsi akar yang melebihi 1/3 apikal sehingga dikontraindikasikan melakukan perawatan pulpektomi.Perawatah pulpotomi adalah suatu perawatan dengan cara memotong tanduk pulpa sampai ruang pulpa dengan tujuan untuk memfiksasi dan menjaga saluran akar agar tetap vital dan steril. Selain itu, pulpotomi devital juga bisa menjadi pilihan. Hal ini menjadi pertimbangan apabila pasien tidak ingin dianastesi atau alergi terhadap bahan anastetikum. Perbedaan antara pulpotomi vital dan pulpotomi devital adalah pada saat kunjungan ke dua. Pulpotomi devital tidak memerlukan bahan anastetikum lagi saat akan melakukann perawatan sedangkan pasien dengan perawatan pulpotomi vital perlu dianastesi lagi sebelum dilakukan perawatan. Namun pulpotomi vital bisa dilakukan dalam satu kali kunjungan.

3. Prosedur Perawatan PulpaPerawatan pulpa yang sesuai dengan diagnose kasus pada scenario adalah Pulpotomi vital atau pulpotomi devital.Pulpotomi vital merupakan tindakan pengambilan jaringan pulpa bagian koronal yang mengalami inflamasi dengan melakukan anastesi sebelum prosedur perawatan dilakukan dan kemudian diberi pasta antiseptik untuk mempertahankan vitalitas pulpa bagian radikuler. Sedangkan pulpotomi devital dilakuan devitalisasi pulpa terlebih dahulu, untuk gigi sulung biasanya menggunakan pasta para formaldehid, sehingga pada kunjungan berikutnya tidak lagi dianastesi sebelum melakukan perawatan pulpotomi. Teknik pulpotmi vital dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ataupun dua kali kunjungan. Sedangkan pulpotomi devital dilakukan dalam dua kali kunjungan. Berikut teknik pulpotomi vital :1. Satu kali kunjungana Asepsisb Anastesi localc Isolasi daerah kerjad Semua kotoran pada kavitas gigi dan jaringan karies disingkirkan.e Pembukaan atap pulpa dengan bur fissure steril dan semprotan air pendinginf Pemotongan jaringan pulpa dalam kamar pulpa sampai sebatas orifice atau diatasnya dengan menggunakan ekskavator tajam atau dengan bur kecepatan rendahg Irigasi dengan aquadest untu membersihkan dan mencegah masuknya sisa-sisa dentin ke dalam jaringan pulpa bagian radikulerh Apabila terjadi perdarahan setelah pemotongan pulpa, dapat dikontrol dengan kapas kecil yang dibasahi aquadest, kemudian diletakkan di atas pulpa hingga perdarahan terhenti.i Orifice diberi formokresol dengan menggunakan cotton pellet steril yang dibasahi formokresol selama 3-5 menit. Pemberian formokresol cukup sedikit saja, cotton pellet jangan terlalu basah.j Setelah 5 menit cotton pellet tadi diangkat, pada kamar pulpa terlihat warna coklat tua atau kehitaman akibat proses fiksasi oleh formokresol.k Kemudian tutup dengan pasta campuran eugenol dan formokresol dengan perbandingan 1:1 dengan ZnO powder.l Kemudian diatasnya direstorasi tetap.2. Dua kali kunjunganApabila pada saat pemotongan pulpa terjadi perdarahan terus-menerus, maka dapat dilakukan dua kali kunjungan perawatana Kunjungan pertama Pulpa yang terus menerus mengalami perdarahan setelah dilakukan pemotongan, ditekan dengan cotton pellet steril yang dibasahi sedikit dengan formokresol. Ditutup dengan tambalan sementarab Kunjungan kedua (sesudah 7 hari) Tambalan sementara dibongkar lalu cottong pellet yang mengandung formokresol diambil dari kamar pulpa Orifice diberi pasta campuran eugenol dan formokresol dengan perbandingan 1:1 dengan ZnO powder. Kemudian diatasnya direstorasi tetap.

Gambar 1. Langkah-langkah Perawatan Pulpotomi Vital Formokresol Satu Kali Kunjungan.1. Ekskavasi karies, 2. Buang atap kamar pulpa, 3. Buang pulpa di kamar pulpa dengan ekskavator, 4. Pemotongan pulpa di orifis dengan bor bundar kecepatan rendah, 5. Pemberian formokresol selama 5 menit, 6. Pengisian kamar pulpa dengan campuran zinc oxide dengan formokresol dan eugenol, 7. Gigi yang telah di restorasi.

Berikut teknik pulpotomi devital :Perawatan pulpotomi devital membutuhkan waktu dua kali kunjungan.1. Kunjungan pertamaa Asepsis dan isolasi daerah kerjab Semua kotoran pada kavitas gigi dan jaringan karies disingkirkanc Pasta devital para formaldehid dengan cotton pellet diletakkan di atas pulpad Tutup dengan tambalan sementara, hindari tekanan pada pulpa,e Pemberian obat analgesic bila timbul rasa sakit pada malam hari (pasien/orang tua diinstruksikan)

2. Kunjungan kedua (sesudah 7-10 hari)a Diperiksa apakah ada keluhan rasa sakit atau bengkakb Diperiksa perkusi, tekanan dan kegoyangan gigic Isolasi daerah kerjad Tambalan sementara dibuka, cotton pellet dan paste disingkirkane Buka atap pulpa dan potong pulpa yang mati dalam kamar pulpaf Tutup bagian pulpa yang telah dipotong dengan pasta campuran eugenol dan formokresol dengan perbandingan 1:1 dengan ZnO powder.g Kemudian diatasnya direstorasi tetap.

DAFTAR PUSTAKA

Andlaw RJ, Rock WP. Perawatan gigi anak: A manual of paedodontics. 2nd ed. Alih Bahasa. Agus Djaya. Jakarta: Widya Medika, 1992: 107-113. Finn, S B. 1973. Clinical Pedodontics. 4th.Ed. Philadelphia,London, and Toronto:W.B. Saunders Company. Grossman,L I, Oliet.S,Del Rio. 1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Ed.11. Alih Bahasa, Rafiah Abiyono.Jakarta:EGC. Kennedy DB. Konservasi Gigi Anak: Paediatric Operative Dentistry. 3rd ed. Alih Bahasa. Narlan Sumawinata. Jakarta: EGC, 1993: 260-261 Http://dentalresource.org.Pediatric Dental Health. Diakses tanggal 18 September 2013. Http://www.aapd.org. clinical Guidline on Pulp Therapy for Primary and Young Permanent Teeth. Diakses tanggal 18 September 2013.

15