isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

46
STEP 1 Unfamiliar Terms 1. Anthropologi Medis Antropologi medis adalah studi tentang pengaruh unsur- unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993). Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya saja. 2. PRECEDE dan PROCEED TEORI PRECED-PROCEED( Lawrence Green : 1991 ) Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor : Predisposing factors, terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai Enabling factors, tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas Reinforcing factors, terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku masyarakat Contoh : Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena : 1. Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf) 2. Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef ) 3. Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf) Secara matematis : B = f ( Pf, Ef, Rf )

Transcript of isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

Page 1: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

STEP 1

Unfamiliar Terms

1. Anthropologi Medis

Antropologi medis adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap

penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono,

1993). Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri

tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya

saja.

2. PRECEDE dan PROCEED

TEORI PRECED-PROCEED( Lawrence Green : 1991 )

Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor : Predisposing factors, terwujud

dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai Enabling factors, tersedianya

atau tidak tersedianya fasilitas Reinforcing factors, terwujud dalam sikap dan perilaku

petugas kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku masyarakat

Contoh : 

Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena :

1. Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf)

2. Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef )

3. Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf)

Secara matematis : B = f ( Pf, Ef, Rf )

3. Advokasi

Suatu kegiatan yang ditujukan kepada decision maker, untuk meyakinkan agar setiap

kebijakan yang dikeluarkan memperhatikan kesehatan. Pendekatan untuk mendapatkan

dukungan tentang kesehatan.

4. Promosi kesehatan

Proses meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatannya. Upaya memperkenalkan pelayanan kesehatan, yang tujuan akhirnya agar

masyarakat memiliki pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat.

5. Teori perilaku

Teori tentang perilaku hewan atau manusia.

Page 2: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

6. Kemitraan

Upaya kerjasama individu 1 dan lain untuk tujuan tertentu.

Page 3: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

STEP 2

Rumusan Masalah

1. Jelaskan Teori Perilaku menurut Lawrence Green?

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi, sasaran, sejarah, ruang lingkup promosi

kesehatan?

3. Apa saja langkah-langkah perencanaan promosi kesehatan?

4. Jelaskan terkait komunikasi promosi kesehatan?

5. Jelaskan terkait teori perubahan perilaku

Page 4: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

STEP 3

Brain Storming

1. Jelaskan terkait Teori Perilaku menurut Lawrence Green?

Teori ini menganalisis perilaku dari tingkat kesehatan. Perilaku dipengaruhi oleh :

a. Faktor predisposisi (Predisposition factor);

b. Faktor pendukung (Enable factor);

c. Faktor pendorong (Reinforcing factor).

Menurut Notoadmojo :

a. Knowledge;

b. Attitude;

c. Practice.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi, sasaran, sejarah, ruang lingkup promosi

kesehatan?

Strategi promosi kesehatan menurut WHO 1984 ada 3 yaitu :

a. Advokasi;

b. Dukungan sosial;

c. Pemberdayaan masyarakat.

Strategi promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) yaitu :

a. Kebijakn berwawasan kesehatan;

b. Lingkungan yang mendukung;

c. Reorientasi pelayanan kesehatan;

d. Keterampilan individu;

e. Gerakan masyarakat.

Sasaran promosi kesehatan ada 3 yaitu :

a. Primer;

b. Sekunder;

c. Tersier.

Ruang lingkup promosi kesehatan dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

a. Aspek perilaku sasaran pelayanan kesehatan;

Page 5: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

b. Tempat pelayanan promosi kesehatan atau tatanan;

c. Aspek tingkat pelayanan masyarakat.

3. Apa saja langkah-langkah perencanaan promosi kesehatan?

Langkah-langkah promosi kesehatan :

a. Menetapkan tujuan promosi kesehatan;

b. Menentukan sasaran promosi kesehatan;

c. Menyusun isi materi;

d. Menentukan metode promosi kesehatan;

e. Menentukan media promosi kesehatan;

f. Menentukan rencana evaluasi promosi kesehatan;

g. Menjadwalkan pelaksanaan.

4. Jelaskan terkait komunikasi promosi kesehatan?

Terdapat unsur-unsur komunikasi dalam promosi kesehatan yaitu komunikator,

komunikan, media dan pesan. Terdiri dari empat bentuk yaitu interpersonal, massa,

intrapersonal dan organisasi.

5. Teori Perubahan Perilaku

Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan

perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan

atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan yang

lainnya, banyak teori tentang perubahan perilaku.

1. Teori Stimulus-Organisme-Respon (S-O-R)

2. Teori Festinger (Dissonance Theory)

3. Teori Fungsi

4. Teori Kurt Lewis

Page 6: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

STEP 4

Penjelasan Lengkap

1. Jelaskan terkait Teori Perilaku menurut Lawrence Green?

Teori ini menganalisis perilaku dari tingkat kesehatan. Perilaku dipengaruhi oleh :

a. Faktor predisposisi (Predisposition factor);

Merupakan faktor internal yang ada pada diri individu, keluarga, kelompok, atau

masyarakat yang mempermudah individu untuk berperilaku yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

b. Faktor pendukung (Enable factor);

Yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas

atau sarana-sarana kesehatan.

c. Faktor pendorong (Reinforcing factor)

Faktor yang menguatkan perilaku, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas

kesehatan, teman sebaya, orang tua yang merupakan kelompok referensi dari perilaku

masyarakat.

Menurut Notoadmojo :

a. Knowledge;

b. Attitude;

c. Practice.

TEORI PERILAKU

PERILAKU

Definisi: Perilaku merupakan respon atau reaksi yang ditunjukkan oleh individu dalam

menghadapi respon dari luar, bentuknya berupa kegiatan atau aktivitas manusia yang dapat

diamati maupun tidak. Menurut Notoatmodjo, perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a.Perilaku tertutup (covert behavior): Perilaku tertutup (covert behavior) merupakan bentuk

respon seseorang yang sifatnya tertutup, respon yang diberikan masih terbatas pada perhatian,

persepsi, pngetahuan / kesadaran dan sikap, sehingga belum dapat diamati secara jelas.

Misalnya, seorang wanita penjaja seks tahu tentang pentingnya skrining IMS secara rutin.

Page 7: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

b.Perilaku terbuka (overt behavior): Pada perilaku terbuka, respon yang ditunjukkan dalam

menanggapi stimulus sudah dapat diamati secara nyata dengan suatu tindakan (practice).

Misalnya, WPS melakukan skrining IMS secara rutin ke Klinik ASA PKBI.

Domain Perilaku: Ada dua hal yang menyebabkan perbedaan perilaku seseorang dengan

orang yang lain dengan pemberian stimulus yang sama. Hal tersebut disebut dengan

determinan perilaku, diantaranya:

a.Determinan internal, merupakan karakteristik seseorang yang sifatnya bawaan, misalnya

tingkat kecerdasan, emosi, jenis kelamin, dan sebagainya.

b.Determinan eksternal, merupakan lingkungan individu, baik lingkungan fisik, sosial

budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Biasanya determinan eksternal lebih dominan.

Indikator Perubahan Perilaku: Kegiatan penyuluhan, pendampingan dan usaha lain yang

dilakukan oleh ASA PKBI merupakan usaha untuk melakukan perubahan perilaku pada WPS

dari perilaku yang kurang sehat ke perilaku yang lebih sehat dengan melakukan skrining IMS

yang merupakan deteksi dini terhadap IMS. Untuk mengukur keberhasilan, dapat dilihat dari:

a.Pengetahuan: Untuk melakukan perubahan perilaku yang kurang sehat ke perilaku sehat,

maka seseorang harus tahu alasan ‘apa’ dan ‘mengapa’ dari apa yang dilakukannya, sehingga

bisa menimbang keuntungan atau manfaat dan kerugian yang diperoleh dari perubahan

perilaku tersebut. Pengetahuan yang perlu ditekankan, diantaranya:

1)Pengetahuan tentang penyakit yang berhubungan misalnya tentang IMS, meliputi

penyebab IMS, gejala atau tanda IMS, cara pengobatan dan cara mendapatkan layanan

pengobatan dan perawatan, cara penularan, dan cara pencegahan IMS.

2)Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat, dalam konteks

IMS beberapa hal yang perlu diketahui adalah bagaimana cara penggunaan kondom yang

benar, cara menjaga kebersihan diri, menghindari Douching Vagina atau sejenisnya,

mengenali pasangan seksual akan tanda-tanda IMS, dll.

3)Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan, misalnya dengan memanfaatkan skrining

IMS di klinik ASA PKBI. Sikap: Sikap merupakan penilaian seseorang terhadap stimulus

atau objek, dalam hal ini merupakan penilaian WPS tehadap anjuran melakukan pemeriksaan

skrining secara rutin yaitu 2 minggu sekali. Tindakan (practice): Tindakan atau practice,

merupakan tahapan akhir dari proses perubahan perilaku, diharapkan bahwa seseorang

Page 8: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

setelah tahu, menilai dan menyikapi, maka seseorang tersebut akan melakukan suatu

tindakan.

4.Faktor perilaku Notoatmodjo menjelaskan bahwa berdasarkan teori perilaku dari

Lawrence Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu:

a.Faktor predisposisi (Predisposing Factor): Faktor predisposisi meliputi pengetahuan,

sikap terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan seseorang, sistem nilai yang dianut, tingkat

pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya persepsi yang dapat memfasilitasi atau

menghindarkan motivasi untuk berubah. Contoh: para WPS yang yang tidak melakukan

pemeriksaan skrining secara rutin memiliki kepercayaan bahwa sebelum ada tanda-tanda

yang nyata terhadap adanya IMS, maka skrining tidak begitu penting.

b.Faktor pemungkin (Enabling Factor): Faktor pemungkin meliputi ketrampilan, sumber-

sumber, atau hambatan-hambatan yang dapat membantu atau menghindarkan perubahan

perilaku yang diinginkan. Faktor ini ditunjukkan seperti adanya sarana atau rintangan,

fasilitas-fasilitas, sumber-sumber perseorangan atau komunitas contohnya pendapatan atau

asuransi kesehatan, hukum dan undang-undang. Ketrampilan juga merupakan faktor

pemungkin yang dibutuhkan untuk terjadinya perilaku yang diinginkan.

c.Factor penguat (Reinforcing Factor): Faktor ini meliputi sikap dan perilaku dari petugas

kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, termasuk juga undang-undang dan peraturan

yang terkait dengan kesehatan sebagai penguat. Meliputi penerimaan pujian atau

penghargaan, dan feed back yang diterima oleh individu dari orang lain yang dapat

mendorong atau menghambat untuk melanjutkan perilaku.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi, sasaran, sejarah, ruang lingkup

promosi kesehatan?

Strategi promosi kesehatan menurut WHO 1984 ada 3 yaitu :

a. Advokasi;

Kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu/mendukung terhadap sesuatu

yang diinginkan.

b. Dukungan sosial;

Kegiatan untuk mencapai tujuan dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat.

c. Pemberdayaan masyarakat.

Menempatkan/mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan kesehatan.

Page 9: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

Strategi promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) yaitu :

a. Kebijakan berwawasan kesehatan;

Kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan yang berwawasan kesehatan.

Setiap kebijakan pembangunan di bidang apa saja harus mempertimbangkan dampak

kesehatannya bagi masyarakat. Misal : seorang akan mendirikan pabrik/industri, maka

sebelumnya dilakukan analisis dampak lingkungan.

b. Lingkungan yang mendukung;

Kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendkung

yang ditujukan pada : pemimpin organisasi, masyarakat, pengelola tempat-tempat

umum.

Kegiatan-kegiatan organisasi diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap

lingkungan, baik lingkungan fisik dan non-fisik yang mendukung kesehatan

masyarakat.

c. Reorientasi pelayanan kesehatan;

d. Keterampilan individu;

e. Gerakan masyarakat.

Sasaran promosi kesehatan ada 3 yaitu :

a. Primer;

Sesuai misi pemberdayaan masyarakat contoh kepala keluarga, anak sekolah, ibu hamil.

b. Sekunder;

Sesuai dengan dukungan sosial contoh tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama.

c. Tersier.

Sesuai dengan advokasi contoh pembuat kebijakan mulai dari pusat sampai daerah.

Ruang lingkup promosi kesehatan dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

a. Aspek perilaku sasaran pelayanan kesehatan;

b. Tempat pelayanan promosi kesehatan atau tatanan;

c. Aspek tingkat pelayanan masyarakat.

3. Apa saja langkah-langkah perencanaan promosi kesehatan?

Langkah-langkah promosi kesehatan :

a. Menetapkan tujuan promosi kesehatan;

b. Menentukan sasaran promosi kesehatan;

Page 10: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

c. Menyusun isi materi;

d. Menentukan metode promosi kesehatan;

e. Menentukan media promosi kesehatan;

f. Menentukan rencana evaluasi promosi kesehatan;

g. Menjadwalkan pelaksanaan.

4. Jelaskan terkait komunikasi promosi kesehatan?

Unsur-unsur komunikasi :

a. Komunikator

Orang yang memberikan sumber informasi.

b. Komunikan

Orang yang menerima dan mengolah informasi.

c. Pesan

Pesan informasi yang disampaikan oleh komunikator ke komunikan.

d. Media

Alat penyampaian yang digunakan oleh komunikator ke komunikan.

Bentuk-bentuk komunikasi :

a. Intrapersonal;

Komunikasi pada diri orang itu sendiri dalam menanggapi informasi dari luar.

b. Interpersonal;

Komunikasi secara langsung face to face antara dua orang. Contoh : konseling.

c. Komunikasi massa;

Komunikasi kepada orang banyak dalam sekali waktu.

d. Organisasi.

Program-program kesehatan, terutama yang terkait dengan PHBS perlu selalu

disosialisasikan secara terus menerus, hal ini dikarena perubahan tingkah laku

kadang-kadang hanya dapat terjadi dalam kurun waktu yang relative lama. Dari

pengalaman bertahun-tahun pelaksanaan promosi atau penyuluhan kesehatan

masyarakat mengalami berbagai hambatan dalam rangka mencapai tujuannya, yaitu

mewujudkan perilaku hidup sehat bagi masyarakat. Dari penelitian-penelitian yang

ada terungkap meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi

tentang kesehatan, namun perilaku kesehatan masyarakat masih rendah.

Page 11: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

Dari berbagai aspek terkait dalam Promosi Kesehatan yang perlu mendapatkan

perhatian secara seksama adalah tentang metode dan alat peraga yang

digunakan dalam promosi kesehatan. Dengan metode yang benar dan

penggunaan alat peraga yang tepat sasaran, maka materi atau bahan isi yang perlu

dikomunikasikan dalam promosi kesehatan akan mudah diterima, dicerna dan

diserap oleh sasaran, sehingga kesadaran masyarakat akan PHBS lebih mudah

terwujud.

Panduan ini merupakan sebuah buku pegangan bagi fasilitator kesehatan atau

petugas promosi kesehatan lainya yang mempunyai peran memberikan informasi

dan pelajaran ketrampilan bagi masyarakat sasaran dalam hal perikau hidup

bersih dan sehat. Buku ini berisi tentang metode, media promosi kesehatan,

serta bagaimana cara membuat media grafis promosi kesehatan, sehingga

mereka mampu membuat media sesuai dengan kearifan local.

PROMOSI KESEHATAN

Promosi kesehatan adalah upaya mempengaruhi masyarakat agar

menghentikan perilaku beresiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku

yang aman atau pelaing tidak beresiko rendah. Program Promosi Kesehatan tidak

di rancang ”di belakang meja”. Supaya efektif, program harus dirancang berdasarkan

realitas kehidupan sehari-hari masyarakat sasaran setempat.

Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar

merubah perilakunya, yaitu : (i) Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat

hidup masyarakat yang melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya

sumber air bersih yang lebih dekat; (ii) Pengertian yaitu bila perilaku yang baru

masuk akal bagi masyarakat dalam konteks pengetahuan lokal, (iii)

Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh

agama) setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan

dan (iv) Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya

kemampuan untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna

sesuai dengan potensi yang di miliki.

Program promosi menekankan aspek ”bersama masyarakat”. Maksudnya

adalah (i) bersama dengan masyarakat fasilitator mempelajari aspek-aspek

penting dalam kehidupan masyarakat untuk memahami apa yang mereka

kerjakan, perlukan dan inginkan, (ii) bersama dengan masyarakat fasilitator

Page 12: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

menyediakan alternatif yang menarik untuk perilaku yang beresiko misalnya jamban

keluarga sehingga buang air besar dapat di lakukan dengan aman dan nyaman serta

(iii) bersama dengan masyarakat petugas merencanakan program promosi kesehatan

dan memantau dampaknya secara terus-menerus.

Page 13: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

Seseorang belajar melalui panca inderanya. Setiap indera ternyata berbeda pengaruhnya

terhadap hasil belajar seseorang, sebagai mana gambaran berikut :

Oleh karena itu seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan baik apabila ia

menggunakan lebih dari satu indera

METODE PROMOSI KESEHATAN

Jenis Metode Promosi Kesehatan

Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik

Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi.

Ber d asar k an Teknik Kom u nikasi

a. Metode penyuluhan langsung.

Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau

bertatap muka dengan sasaran. Termasuk di sini antara lain :

kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD), pertemuan di balai

desa, pertemuan di Posyandu, dll.

b. Metode yang tidak langsung.

Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan

secara tatap muka dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan

Page 14: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

pesannya dengan perantara (media). Umpamanya publikasi

dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dsb

Ber d as ar k an J uml a h S a s a r an Y a ng Di ca p ai

a. Pendekatan PERORANGAN

Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung

maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan,

antara lain : kunjungan rumah, hubungan telepon, dan lain-

lain

b. Pendekata

K

ELOMPOK

Dalam

pendekatan

ini petugas

promosi

b

erhubungan

dengan

sekolompok

sasaran.

Beberapa

metode

penyuluhan

yang

masuk

dalam

ketegori ini

antara lain

: Pertemuan,

Demostrasi,

Diskusi

kelompok,

Pertemuan

FGD, dan

Page 15: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

lain-lain

c. Pendekatan

masal

Petugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus

kepada sasaran yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam

golongan ini adalah : Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran

tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film, dll

B e r d a sarkan I n de r a P e n e r i ma

a. Metode MELIHAT/MEMPERHATIKAN. Dalam hal ini pesan

diterima sasaran melalui indera penglihatan, seperti : Penempelan

Poster, Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan Koran dinding,

Pemutaran Film

b. Metode PENDENGARAN. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran

melalui indera pendengar, umpamanya : Penyuluhan lewat radio,

Pidato, Ceramah, dll

c. Metode “KOMBINASI”. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara

(dilihat, didengar, dicium, diraba dan dicoba)

Kelebihan dan kekurangan masing-masing metode

Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah adalah suatu hubungan langsung antara penyuluh dengan

masyarakat sasaran dan keluarganya di rumah ataupun ditempat biasa

mereka berkumpul. Biasanya kegiatan ini disebut anjang sono, anjang karya,

dsb.

Cara melakukannya dengan memperhatikan hal-hal

seperti berikut :

-. Ada maksud dan tujuan

tertentu

Page 16: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

- Tepat waktunya dan tidak membuang-

buang waktu

- Rencanakan beberapa kunjungan berurutan untuk

menghemat waktu

- Kunjungi pula sasaran yang jauh dan

terpencil

- Metode ini untuk memperkuat metode-metode lainnya atau bila metode-

metode lainnya tidak mungkin

Selama berkunjung harus diingat hal-hal

seperti :

- Membicarakan soal-soal yang menarik

perhatian

- Biarkan keluarga sasaran berbicara sebanyak-banyaknya dan jangan

memotong pembicaraannya

- Bicara bila keluarga sasaran itu ingin

mendengarkannya

- Bicara dalam gaya yang menarik

sasaran

- Pergunakan bahasa umum yang mudah, bicara pelan-pelan

dan suasana menyenangkan

- Harus sungguh-sungguh dalam

pernyataan

- Jangan memperpanjang

mempersilat lidah

- Biarkan keluarga sasaran merasa sebagai pemrakarsa gagasan

yang baik

- Harus jujur dalam mengajar maupun

belajar

- Meninggalkan keluarga sasaran sebagai

kawan

- Catat tanggal kunjungan, tujuan, hasil

dan janji

- Membawa surat selebaran, brosur, dsb untuk diberikan kepada keluarga

sasaran. Ini akan menjalin persahabatan

Page 17: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

Kelebihan metode ini

adalah :

- Mendapat keterangan langsung perihal masalah-masalah

kesehatan

- Membina

persahabatan

- Tumbuhnya kepercayaan pada penyuluh bila anjuran-

anjurannya diterima

- Menemukan tokoh-tokoh masyarakat yang

lebih baik

- Rintangan-rintangan antara penyuluh dengan keluarga sasaran

menjadi kurang

- Mencapai juga petani yang terpencil, yang terlewat oleh

metode lainnya

- Tingkat pengadopsian terhadap perilaku kesehatan yang baru

lebih tinggi

Keterbatasannya

adalah :

- Jumlah kunjungan yang mungkin dilakukan

adalah terbatas

- Kunjungan-kunjungan yang cocok bagi keluarga sasaran dan penyuluh

adalah terbatas sekali

- Kunjungan yang terlalu sering pada satu keluarga sasaran akan

menimbulkan prasangka pada keluarga lainnya

Pertemuan Umum

Pertemuan umum adalah suatu pertemuan dengan peserta campuran

dimana di sampaikan beberapa informasi tertentu tentang kesehatan untuk

dilaksanakan oleh masyarakat sasaran.

Cara melakukannya dengan perencanaan dan persiapan yang

baik, seperti :

Page 18: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

- Rundingkan dahulu dengan orang-orang

yang terkait

- Konsultasi dengan tokoh-tokoh setempat dan buatlah agenda acara

sementara

- Jaminan kedatangan para nara sumber lainnya (bila

diperlukan)

- Usahakan ikut sertanya semua golongan di

tempat itu.

Page 19: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

Hal-hal perlu

diperhatikan :

- Rapat diselenggarakan ditempat yang letaknya strategis, dengan

penerangan dan udara yang segar

- Waktu yang dipilh adalah waktu luang

masyarakat

- Pada siang hari, bila tempat-tempat tinggal orang

berjauhan

- Tepat memulai dan mengakhiri

pertemuan

- Perhatikan ditujukan kepada tujuan pertemuan dengan memberikan

kesempatan untuk berdiskusi. Hindari pertengkaran pendapat

- Anjuran mempergunakan alat-alat

peraga

- Usaha-usaha menarik perhatian, menggugah hai dan

mendorong kegiatan

- Memberikan penghargaan kepada semua golongan

yang hadir

- Libatkan tokoh-tokoh masyarakat

setempat

- Usahakan kegiatan lanjutan

(bila ada)

- Berikan selembaran-selembaran yang sesuai dengan materi yang

didiskusikan

Kelebihan metode ini

adalah :

- Banyak orang yang

dicapai

- Menjadi tahap persiapan untuk metode

lainnya

- Perkenalan pribadi dapat

ditingkatkan

- Segala macam topik/judul dapat

diajukan

Page 20: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

- Adopsi suatu anjuran secara

murah/sedikit biaya

Kekurangan /

keterbatasannya :

- Tempat dan sarana pertemuan tidak selalu

cukup

- Waktu untuk diskusi biasanya

terbatas sekali

- Pembahasan topik sedikit lebih sulit karena peserta yang hadir

adalah campuran

- Kejadian-kejadian di luar kekuasaan seperti cuaca buruk, dsb dapat

mengurangi jumlah kehadiran

Pertemuan Diskusi ( Kelompok Diskusi

Terfokus )

Pertemuan diskusi adalah untuk kelompok yang lebih kecil atau lebih

sedikit pesertanya yaitu berkisar 12-15 orang saja. Harus ada partisipasi

yang baik dari peserta yang hadir. Biasanya dipergunakan untuk menjelasan

suatu informasi yang lebih rinci dan mendetail serta pertukaran pendapat

mengenai perubahan perilaku kesehatan. Keberhasilan pertemuan FGD

banyak tergantung dari petugas penyuluh untuk :

- Memperkenalkan soal yang dapat perhatian

para peserta

- Memelihara perhatian yang terus menerus dari

para peserta

- Memberi kesempatan kepada semua orang untuk mengemukakan

pendapatnya dan menghindari dominasi beberapa orang saja

- Membuat kesimpulan pembicaraan-pembicaraan dan menyusun

saran-saran yang diajukan

- Berikan bahan-bahan informasi yang cukup agar peserta sampai

pada kesimpulan yang tepat.

Page 21: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

Demonstrasi cara atau

percontohan

Demontrasi adalah memperlihatkan secara singkat kepada suatu kelompok

bagaimana melakukan suatu perilaku kesehatan baru. Metode ini lebih

menekankan pada bagaimana cara melakukannya suatu perilaku kesehatan.

Kegiatan ini bukan lah suatu percobaan atau pengujian, tetapi sebuah

usaha pendidikan. Tujuannya adalah untuk meyakinkan orang-orang

bahwa sesuatu perilaku kesehatan tertentu yang dianjurkan itu adalah

Page 22: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

berguna dan praktis sekali bagi masyarakat. Demonstrasi ini

mengajarkan suatu ketrampilan yang baru.

Cara melakukannya dengan segala perencanaan dan persiapan yang

diperlukan, seperti :

- Datang jauh sebelum kegiatan di mulai untuk memeriksa peralatan dan

bahan yang diperlukan

- Mengatur tempat sebaik mungkin, sehingga semua peserta dapat

melihatnya dan ikut

dalam diskusi

- Demonstrasi dilakukan tahap demi tahap sambil membangkitkan

keinginan peserta untuk bertanya-tanya

- Berikan kesempatan pada wakil peserta untuk mencoba ketrampilan

perilaku yang baru

- Berikan selebaran yang cepat (brosur, dll) yang bersangkutan dengan

demostrasi itu

Anjuran :

- Pilihlah topik yang berdasarkan keperluan masyarakat

- Demonstrasi dilakukan tepat masanya

- Pengumuman yang luas sebelum waktunya untuk menarik banyak

perhatian dan peserta

- Pergunakan alat-alat yang mudah di dapat orang

- Hilangkan keraguan-raguan, tetapi hindarikan pertengkaran mulut

- Hargai cara-cara yang biasa dilakukan masyarakat

Kelebihan / keuntungan metode ini :

- Cara mengajar ketramilan yang efekif

- Merangsasang kegiatan

- Menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri

Kekurangan / keterbatasannya :

- Memerlukan banyak persiapan, peralatan dan ketrampilan

- Merugikan bila demonstrasi dilaksanakan dengan kualitas yang buruk

Page 23: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

MEDIA PROMOSI KESEHATAN

Pengertian

Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu

untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau

dicium, untuk

memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi

Kegunaan

Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan

papan tulis dengan photo dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga,

baik secara kombinasi maupun tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu

:

• Alat peraga harus mudah dimengerti oleh

masyarakat sasaran

• Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima

oleh sasaran

Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-

keuntungan :

• Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir. Dengan

contoh yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat bahwa salah tafsir

atau salah pengertian tentang bentuk plengsengan dapat dihindari.

Page 24: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

• Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.

• Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang

mengesankan.

• Dapat menarik serta memusatkan perhatian.

• Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.

Jenis / Macam Media

Alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar :

Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati.

Merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah serta cepat

dikenal, mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat. Tetapi alat peraga ini

kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke mana-mana sebagai alat bantu

mengajar.

Termasuk dalam macam alat peraga ini

antara lain :

• Benda sesungguhnya, misalnya tinja di kebun, lalat di

atas tinja, dsb

• Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang telah diawetkan seperti

cacing dalam botol pengawet, dll

• Sample yaitu contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan

seperti oralit, dll

Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya.

Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi

kesehatan. Hal ini dikarena menggunakan benda asli tidak memungkinkan,

misal ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dll. Benda tiruan

dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen,

plastik dan lain-lain.

Gambar/Media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dll.

Page 25: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

Poste

r

Adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan

sedikit kata-kata. Kata-kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan

dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster

biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak

dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman,

dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun,

gambar atau photo.

Poster terutama dibuat untuk mempengaruhi orang banyak, memberikan

pesan singkat. Karena itu cara pembuatannya harus menarik, sederhana dan

hanya berisikan satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah

poster yang mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang

melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak.

Lea

flet

Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat

yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana.

Ada beberapa yang disajikan secara berlipat.

Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentan suatu masalah,

misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi

tentang diare dan penecegahannya, dan lain-lain. Leaflet dapat diberikan atau

disebarkan pada saat pertemuan- pertemuan dilakukan seperti pertemuan

FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat

dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy.

Page 26: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

Gambar alat optik. seperti photo, slide, film, dll

Phot

o

Sebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan

dalam bentuk :

a. Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan,

menggambarkan suatu cerita, kegiatan dan lain-lain. Dikumpulkan dalam

sebuah album. Album ini bisa dibawa dan ditunjukan kepada masyarakat

sesuai dengan topik yang sedang di diskusikan. Misalnya album photo yang

berisi kegiatan-kegiatan suatu desa untuk merubah kebiasaan BABnya

menjadi di jamban dengan CLTS sampai mendapat pengakuan resmi dari

Bupati.

b. Dokumentasi lepasan. Yaitu photo-photo yang berdiri sendiri dan tidak

disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok persoalan

atau titik perhatian. Photo ini digunakan biasanya untuk bahan brosur,

leaflet, dll

Slid

e

Slide pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau grup. Slide ini

sangat effektif untuk membahas suatu topic tertentu, dan peserta dapat

mencermati setiap materi dengan cara seksama, karena slide sifatnya dapat

diulang-ulang

F

ilm

Film lebih kearah sasaran secara masal, sifatnya menghibur namun

bernuansa edikatif.

Page 27: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

5. Teori perubahan perilaku

Definisi

Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu

aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai

bentangan yang sangat luas, mencakup: berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan

sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan

emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat

dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik

dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.

Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut

dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat

dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku

makhluk hidup termasuk perilaku manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah

konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk

selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah kondisi atau lahan untuk perkembangan

perilaku tersebut.

Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial :

1.        Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari

suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.

2.        Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya

merubah perilaku.

3.        Perilaku itu sendiri.

Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan

dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan

sarana dan petugas kesehatan. Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor

seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi

untuk memperkecil kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, dan adanya

kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan.

Perubahan Perilaku

Page 28: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan

perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan

atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan yang

lainnya, banyak teori tentang perubahan perilaku.

1.        Teori Stimulus-Organisme-Respon (S-O-R)

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku

tergantung pada kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunikasi dengan

organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources).

Proses perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan belajar,

proses tersebut menggambarkan bagaimana belajar pada individu yang terdiri dari :

a.         Stimulus (rangsangan) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau

ditolak.

b.         Apabila stimulus telah mendapat perhatian organisme (diterima) maka ia

mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.

c.          Setelah itu organisme mengelolah stimulus tersebut sehingga terjadi

kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

d.         Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka

stimulus tersebut mempunya efek tindakan dari individu tersebut (perubahan

perilaku).

Perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus-Organisme-Respons.

a.         Perubahan perilaku terjadi dengan cara meningkatkan atau memperbanyak

rangsangan (stimulus).

b.         Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran

(learning process).

c.          Materi pembelajaran adalah stimulus.

2.        Teori Festinger (Dissonance Theory)

Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara

sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance). Apabila

terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi

ketidak seimbangan (dissonance).

Page 29: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan

melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya

kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).

Rumus perubahan perilaku menurut Festinger:

Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang

seimbang dengan elemen tidak seimbang.

Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena ketidak

seimbangan antara keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran perikasa hamil).

3.        Teori Fungsi

Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu terjadi

karena adanya kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan

perubahan perilaku seseorang apabila stimulus tersebut dapat mengerti dalam konteks

kebutuhan orang tersebut. Oleh sebab itu stimulus atau obyek perilaku harus sesuai

dengan kebutuhan orang (subyek).

Prinsip teori fungsi yakni:

a.         Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek).

b.         Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi lingkungan (bila

hujan, panas).

c.          Perilaku sebagai penerima obyek dan memberikan arti (respons terhadap

gejala sosial).

d.         Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab

situasi (marah, senang).

4.        Teori Kurt Lewis

Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku adalah merupakan suatu keadaan

yang seimbang antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan

(restraining forces). Perubahan perilaku itu dapat berubah apabila terjadi

ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut.

Sehingga ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang

yakni :

a.         Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan tetap.

b.         Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.

Page 30: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

c.          Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.

Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku

a.         Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi

perubahan alam (lingkungan) secara alamiah.

b.        Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang

direncanakan oleh yang bersangkutan.

c.         Kesiapan berubah (readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya

proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini

berbeda pada setiap individu.

Faktor Pembentuk Perilaku

Prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :

a.       Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

b.      Faktor-faktor pendukung (enebling factors), yang terwujud dalam lingkungan

fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan,

misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

c.       Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan

perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi

dari perilaku masyarakat.

Berdasarkan 3 faktor determinan perilaku tersebut, maka kegiatan promosi kesehatan

sebagai pendekatan perilaku hendaknya diarajkan kepada 3 faktor tersebut:

a.         Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepaada faktor predisposisi adalah

pemberian informasi atau pesan kesehatan dan penyuluhan kesehatan.

b.        Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor pemungkin

(enabling) adalah memberdayakan masyarakat melalui pengorganisasian atau

pengembangan masyarakat.

c.         Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor penguat

(reinforcing) adalah berupa pelatihan-pelatihan kepada para tokoh masyarakat, baik

formal maupun non formal.

Page 31: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada

kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan

lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini

merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia.

Prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :

a.       Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

b.      Faktor-faktor pendukung (enebling factors), yang terwujud dalam lingkungan

fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan,

misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

c.       Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan

perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi

dari perilaku masyarakat.

Page 32: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

STEP 5

Learning Objective

1. Jelaskan teori teori perilaku

2. Jelaskan anthropologi medis secara singkat

Page 33: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

STEP 6

Belajar Mandiri

Bambang Sutomo, Dosen Poltekkes Semarang, Magister Promkes Undip.

Dachroni, Drs, MPH. 2003. Buku Panduan Straegi Promosi Kesehatan di Indonesia. Jakarta

Selatan : Sudin Kesehatan Masyarakat.

DepartemenKesehatanRI,PusatPromosiKesehatan. 2008.

PedomanPengelolaanPromosiKesehatanDalamPencapaianPHBS. Jakarta.

DepartemenKesehatanRI,PusatPromosiKesehatan. 2008.

PanduanPelatihanKomunikasiPerubahanPerilakuUntukKIBBLA. Jakarta.

DepartemenKesehatanRI,PusatPromosiKesehatan.

2004.PengembanganMediaPromosiKesehatan.Jakarta.

Dorland. 1998. Buku Saku Kedokteran. EGC. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Reprositori USU. Sejarah Promosi Kesehatan dan Sejarah Piagam Ottawa.

Yasamas. 2006. Sejarah Promosi Kesehatan.

Page 34: isi laptor sken3 step 1-6 ikkom kel 11.docx

STEP 7

Diskusi Panel