Step by Step Mike21

32
4.3 Step by Step Pemodelan dengan Mike 21 Flow Model Hydrodynamic Step 1 Digitasi peta batimetri laut dan digitasi batas darat di lokasi yang telah ditentukan (Tambakboyo-Tuban) dengan software AutoCAD. Save as file digitasi ke format *.dxf, sehingga terdapat dua file (darat.dxf dan laut.dxf)

description

Panduan Software MIKE

Transcript of Step by Step Mike21

Page 1: Step by Step Mike21

4.3 Step by Step Pemodelan dengan Mike 21 Flow Model Hydrodynamic

Step 1

Digitasi peta batimetri laut dan digitasi batas darat di lokasi yang telah ditentukan (Tambakboyo-Tuban) dengan software AutoCAD. Save as file digitasi ke format *.dxf, sehingga terdapat dua file (darat.dxf dan laut.dxf)

Kemudian dengan software converter gratis, convert file *.dxf ke format *.xyz. Sehingga sekarang telah tersedia dua file, yaitu darat.xyz dan laut.xyz.

Page 2: Step by Step Mike21

Step 2

File à new à file à mike zero à mesh generator à ok

Step 3

Tentukan workspace projection atau UTM zone (UTM Tuban= 49) à ok

Step 4

Data à import boundary à tuban digitasi darat.xyz à open

Page 3: Step by Step Mike21

Step 5

Tampilan digitasi daratan Tuban yang harus dirapikan

Step 6

Ketika bentuk daratan sudah dirapikan dengan mengatur nodes, vertices, dan polygon, selanjutnya akan dibuat boundary pemodelan untuk batas laut. Untuk kestabilan pemodelan, lebih baik menggunakan bentuk boundary setengah lingkaran. Node-node dibuat menyerupai setengah lingkaran hingga setelah redistribusi vertical (klik kanan pada arc à redistribute arc à 200 à ok) bentuk boundary akan lebih smooth

Page 4: Step by Step Mike21

Step 7

Pemberian nama kode boundary. Klik arc à properties à arc property (land= code 1 ; sea = code 2; sea= code 3)

Page 5: Step by Step Mike21

Step 8

Untuk memasukkan data kedalaman laut (batimetri)

Data à import scatter data à add à tuban digitasi batimetri à apply à close

Berikut hasil import data kedalaman laut

Page 6: Step by Step Mike21

Step 9

Mesh à triangulateà maximum element area = 1500000 à triangulateSmallest allowable angel = 27Maximum number of nodes =100000

Mesh à smooth mesh à number of itteration = 30 à ok

Mesh à interpolate à interpolation method = natural neighbour = size of bounding windows 1000% beyond convex hull à interpolate à close

Mesh à export mesh à export as = mesh file à file name = input.mesh à ok

Mesh à export mesh à export as = dfsu file à file name= output.dfsu à ok

Step 10

Membuat time series file untuk input elevasi kondisi pasang surut di Tuban

Page 7: Step by Step Mike21

File à new à file à mike zero à time series.dfs0 à blank time series à ok à file properties à ok

untuk file properties, kita set tanggal dan jam mulai pemodelan, dalam pemodelan ini rentang waktu adalah tiap jam mulai 1 Januari 2009 pukul 01:00:00 hingga 16 Januari 2009 pukul 00:00:00 sehingga terdapat 360 jumlah time step Kemudian item information, type data adalah “surface elevation”

Dari data elevasi muka air pada rentang waktu tersebut, kemudian dicopy ke kolom yang tersedia, hingga keluarlah tampilan grafik elevasi muka air di sebelah kiri berikut. Save à pasut hd.dfs0 à ok à close

Step 11

Memasukkan data ke hydrodinamics module untuk disimulasikan

File à new à file à mike 21 à flow model FM (.m21fm) à ok

Page 8: Step by Step Mike21

Checklist input untuk simulasi yang harus diselesaikan

Klik domain à mesh & bathymetry à open mesh file = input run.mesh à open

Page 9: Step by Step Mike21

Setting periode simulasi menyesuaikan data pasut menurut rentang waktu yang telah ditentukan sebelumnya

No. of time step = 359 (karena dimulai dari nol)

Time step interval = 1 hour = 3600 sec

Simulation start date = 01/01/2009 01:00:00

Simulation end date = 16/01/2009 00:00:00

Pemilihan modul untuk pengerjaan simulasi. Dalam hal ini menggunakan hydrodynamic module dan particle tracking module

Page 10: Step by Step Mike21

Solution Technique

Untuk PC dengan kemampuan standar, sebaiknya memilih “Low order, fast algorithm”. Maximum time step disesuaikan dgn data pasang surut, dimana data yang saya dapat per jam (3600 s), untuk minimum tipe step optional.

Density

Untuk densitas air laut di lokasi digunakan barotropic sebagai input default mike 21. Input default digunakan karena keterbatasan data yang ada

Page 11: Step by Step Mike21

Eddy Viscosity

Digunakan nilai default karena keterbatasan data

Bed Resistance

Digunakan nilai default karena keterbatasan data

Page 12: Step by Step Mike21

Coriolis Forcing

Digunakan nilai default karena keterbatasan data

Page 13: Step by Step Mike21

Wind Forcing

Berdasarkan data yang didapat, diketahui bahwa arah angin dominan dari barat laut (3150) dengan kecepatan tertinggi 11,716 m/s

Tidal Potential

Perhitungan tidal potential menggunakan operasi default mike 21

Initial Condition

Seperti kondisi di lokasi, bahwa elevasi permukaan bervariasi akibat terjadi pasang surut

Page 14: Step by Step Mike21

Boundary Condition

Yang ter-meshing adalah lokasi laut yang akan dianalisa

Page 15: Step by Step Mike21

Boundary Code 3

Boundary Code 2

Page 16: Step by Step Mike21

Outputs

Tulis nama output simulasi, misal “ouput 2” kemudian klik “go to” untuk mengedit input untuk simulasi

Melengkapi “ouput spesification”

File type : 2D horizontal

Output format: area series

Melengkapi output simulasi yang diinginkan dengan cara mencentang opsi-opsi basic variable dan additional variables yang tersedia

Page 17: Step by Step Mike21

klik tab Run à run simulation

tunggu proses running hingga selesaikemudian lihat hasilnya di checklist outputs à result à view

Step 12

Memasukkan data ke particle tracking module

Page 18: Step by Step Mike21

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Hydrodynamic Simulation (Kondisi Eksisting Lokasi)

5.1.1 Surface Elevation

Pada detik ke = 0

Pada detik ke = 1

Page 19: Step by Step Mike21

5.1.2 Still Water Depth

Pada detik ke = 0

Pada detik ke = 1

Page 20: Step by Step Mike21

5.1.3 U Velocity

Pada detik ke = 0

Pada detik ke = 1

Page 21: Step by Step Mike21

5.1.4 V Velocity

pada detik ke = 0

Pada detik ke = 1

Page 22: Step by Step Mike21

5.1.5 Current Speed

Pada detik ke = 0

Pada detik ke = 1

Page 23: Step by Step Mike21

5.1.6 Current Direction

Pada detik ke = 0

Pada detik ke = 1

Page 24: Step by Step Mike21

5.1.7 Wind U Velocity

Pada detik ke = 0

Pada detik ke = 1

Page 25: Step by Step Mike21

5.1.8 Wind V Velocity

Pada detik ke = 0

Pada detik ke = 1

Page 26: Step by Step Mike21

5.1.9 Eddy Viscosity

Pada detik ke = 0

Pada detik ke = 1

Page 27: Step by Step Mike21

5.2 After Dredging Simulation (Kondisi ketika material pengerukan dibuang di lokasi)

5.2.1 Pollutant Concentration

Pada detik ke = 0

Pada detik ke = 1

Page 28: Step by Step Mike21

5.2.2 Surface Elevation

Pada detik ke = 0

Pada detik ke = 1