STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN...

14
1 STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN BIRINGKASSI KABUPATEN PANGKEP DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA THE STATUS OF WATER QUALITY ENVIRONMENT OF BIRINGKASSI IN PANGKEP DISTRICT AND ITS ENVIRONMENTAL MANAGEMENT Nur Indah Sari Arbit 1 , Ambo Tuwo 2 , Farid Samawi 2 1 Universitas Cokroaminoto 2 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi: Nur Indah Sari Arbit Jl Perintis Kemerdekaan Km 9 (Komp Hartaco Jaya Blok A1/5 Makassar Sulawesi Selatan HP: 085299815119 Email: [email protected]

Transcript of STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN...

Page 1: STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/0ed98e3632bb4f70d8f987172da38214.pdf · Analisis data untuk kualitas lingkungan menggunakan Indeks ... pertambakan

1

STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN BIRINGKASSI KABUPATEN PANGKEP DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA

THE STATUS OF WATER QUALITY ENVIRONMENT OF BIRINGKASSI IN PANGKEP DISTRICT AND ITS ENVIRONMENTAL MANAGEMENT

Nur Indah Sari Arbit1, Ambo Tuwo2, Farid Samawi2

1Universitas Cokroaminoto

2Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi: Nur Indah Sari Arbit Jl Perintis Kemerdekaan Km 9 (Komp Hartaco Jaya Blok A1/5 Makassar Sulawesi Selatan HP: 085299815119 Email: [email protected]

Page 2: STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/0ed98e3632bb4f70d8f987172da38214.pdf · Analisis data untuk kualitas lingkungan menggunakan Indeks ... pertambakan

2

ABSTRAK

Perairan Biringkassi mempunyai peran penting bagi masyarakat di sekitarnya. perairan ini mendukung kegiatan perekonomian sehingga penting untuk tetap menjaga kualitas perairan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kualitas lingkungan di perairan Biringkassi dan strategi pengelolaannya. Pengamatan dilakukan pada bulan September (musim kemarau) dan Februari (musim hujan) dengan stasiun penelitian berjumlah 7 stasiun. Metode penelitian untuk kualitas lingkungan perairan menggunakan parameter fisika (suhu, pH, Kecepatan arus dan tekstur dasar), kimia (DO, BOD, COD) dan biologi (komposisi dan kepadatan Makrozoobentos) dengan masing-masing tiga kali ulangan tiap stasiun. Strategi pengelolaannya menggunakan metode wawancara dan pemberian kuesioner. Analisis data untuk kualitas lingkungan menggunakan Indeks Pencemaran, Indeks Ekologi dan untuk Strategi Pengelolaan menggunakan Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat). Hasil penelitian kualitas lingkungan menunjukkan indeks pencemaran berkisar 4.5472-9.6054 sehingga ini menunjukkan status lingkungan berada dalam keadaan tercemar ringan sampai sedang. Indeks ekologi makrozoobentos menunjukkan komposisi dan sebaran jenis yang mendominasi dari jenis Cerithidae cingulata kelas Gastropoda. Strategi pengelolaan yang dihasilkan adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai dampak pencemaran perairan, menurunkan limbah domestik dan pertambakan yang masuk ke perairan dan meningkatkan jumlah tumbuhan mangrove.

Kata Kunci: Perairan Biringkassi, Parameter, Analisis SWOT, Pengelolaan.

ABSTRACT

Waters biringkassi have an important role for the surrounding community. These waters support the activities of economy so important to keep the quality of these waters. Research is aimed to know the status of the quality of the environment in Biringkassi waters and strategies its management. The observation is made in september (dry season) and february (rainy season) to your station research 7 the station. A method of research to the environment waters quality use physical parameters (temperature, ph the speed of the current and the texture of basic), chemical, (DO. BOD, COD) and biologist (composition and density makrozoobentos) with each three times deut every station. Using methods interview its management strategy and the awarding of a questionnaire. Analysis of data to the environmental pollution, uses index the index of ecology to strategy and management training (strength, use analysis as well weakness, opportunity and threat). An research result of the environmental pollution show index 4.5472-9.6054 so this shows the status of the environment be in a state tainted light to moderate. Ecology makrozoobentos index showing composition and to scatter type who dominated of a kind of Cerithidae cingulata a class of Gastropoda. Management strategy that is produced is to increase knowledge of a community waters, concerning the impact of pollution lower domestic waste and embankment entering waters and increase the number of herbs mangrove.

Key Words: Biringkassi, Water Parameters, SWOT Analysis, Management.

Page 3: STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/0ed98e3632bb4f70d8f987172da38214.pdf · Analisis data untuk kualitas lingkungan menggunakan Indeks ... pertambakan

3

PENDAHULUAN

Perairan Biringkassi mempunyai peran penting bagi masyarakat di sekitarnya karena

sangat mendukung kegiatan perekonomian, sehingga tercipta kesejahteraan bagi masyarakat

itu sendiri. Mengingat pentingnya Perairan Biringkassi maka sangat penting untuk tetap

menjaga kualitas perairan tersebut, walaupun diindikasikan adanya pencemaran akibat

kegitan pembangunan di perairan tersebut tetapi diharapkan masih bisa diasimilasikan dan

dinetralisir oleh perairan tersebut sesuai KEPMEN LH No. Kep-51/MENLH/9/2004 tentang

Baku Mutu Air Laut.

Hasil Kajian Widyasari (2007), Penilaian tingkat pencemaran berdasar struktur

komunitas dengan metode ABC menunjukkan Stasiun hulu termasuk kategori tidak tercemar.

Stasiun Tonasa II dan perkotaan diindikasikasikan mengalami gangguan atau tercemar

ringan. Sedangkan di Stasiun muara sudah berada dalam kategori tercemar berat.

Menurut Ulfah (2011), muara Sungai Sigeri, muara Sungai Kalukue dan muara Sungai

Manjelling sudah tergolong tercemar ringan khususnya terhadap parameter TOC dan BOD,

Menurut Basri (2010), menunjukkan tingginya konsentrasi fosfat pada perairan di sekitar muara

sungai di Kabupaten Pangkep yaitu berkisar 0,41-0,74. Tingginya beban limbah organik yang

masuk ke dalam badan sungai telah mempengaruhi struktur komunitas makrozoobenthos dan

menurut Jumiarti (2009), struktur komunitas makrozoobentos pada muara sungai Pangkajene di

Kabupaten Pangkep tergolong tidak stabil yang diindikasikan oleh nilai indeks dominansi

makrozoobentos yang ditemukan tergolong dalam kategori tinggi. Adanya spesies yang dominan

pada suatu komunitas menandakan bahwa lingkungan yang ada tidak stabil sehingga hanya

organisme oportunis yang memiliki kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang mampu

bertahan (Odum, 1971).

Permasalahan dan isu yang ditemukan saat ini di Perairan Biringkassi adalah limbah yang

berada di perairan terbawa oleh arus dan kembali ke daratan tepatnya terakumulasi di daerah pesisir

sehingga terjadi degradasi lingkungan pesisir, dan dapat menyebabkan biota di daerah pesisir

terganggu. Berdasarkan uraian tersebut maka akan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui

status kualitas lingkungan di perairan Biringkassi dan strategi pengelolaannya.

Page 4: STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/0ed98e3632bb4f70d8f987172da38214.pdf · Analisis data untuk kualitas lingkungan menggunakan Indeks ... pertambakan

4

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Rencana Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Perairan Biringkassi Kab. Pangkep yang di lakukan

pada bulan September 2012-Februari 2013, dimana penetapan titik sampel sebanyak titik

pengamatan. Penempatan titik sampel didasarkan atas perkiraan beban pencemar dan

aktivitas yang terdapat disepanjang Periran Biringkassi seperti daerah pemukiman,

pertambakan dan pelabuhan.

Menentukan lokasi stasiun pengamatan dilakukan dengan memperhatikan keterwakilan

dari lokasi penelitian secara keseluruhan, dan untuk stasiun G yang mewakili air laut 1 km

dari ujung dermaga pelabuhan karena 1 km diindikasikan daerah yang tidak terlalu

dipengaruhi aktivitas pembangunan. Adapun penentuan stasiunnya, Stasiun A, di daerah

Muara Salo Pangkajene Terletak di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro. Stasiun B,

mewakili air tambak dekat PLTU Biringkassi. Stasiun C, mewakili daerah Saluran Pendingin

PLTU Biringkassi. Stasiun D, mewakili daerah pemukiman penduduk/ Dermaga Biringkassi.

Stasiun E, mewakili daerah sungai bagian hilir (dekat jembatan Leppangeng). Stasiun F,

mewakili air laut pada bagian ujung dermaga pelabuhan khusus Biringkassi. Stasiun G,

mewakili air laut 1 km dari ujung dermaga pelabuhan khusus Biringkassi. Pada setiap stasiun

dilakukan 3 kali ulangan pengambilan sampel.

Metode dan Pengumpulan Sampel

Metode yang digunakan untuk analisis kualitas perairan yaitu menggunakan parameter

fisika (suhu, pH, Kecepatan arus dan tekstur dasar), kimia (DO, BOD, COD) dan biologi

(Makrozoobentos) dan untuk pengelolaannya menggunakan metode wawancara.

Analisis Data

Analisis parameter fisika-kimia menggunakan indeks pencemaran dimana Perhitungan

indeks untuk indikator kualitas air sungai dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status

Mutu Air. Dalam pedoman tersebut dijelaskan antara lain mengenai penentuan status mutu

air dengan metoda indeks pencemaran (Pollution Index – PI).

Formula penghitungan indeks pencemaran adalah:

Pij=(푪풊/푳풊풋)푴

ퟐ ( 푪풊푳풊풋)푹ퟐ

Keterangan:(Ci/Lij)M =nilai maksimum dari Ci/Lij; (Ci/Lij)R = nilai rata-rata dari Ci/Lij

Page 5: STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/0ed98e3632bb4f70d8f987172da38214.pdf · Analisis data untuk kualitas lingkungan menggunakan Indeks ... pertambakan

5

Analisis parameter biologi menggunakan struktur komunitas makrozoobentos yang

meliputi komposisi sebaran jenis dan kepadatan makrozoobentos. Kepadatan dihitung

berdasarkan Bengen et al. (2004), sebagai berikut:

Keterangan: Y = Kepadatan (ind m-2); a = Jumlah Makroxoobentos per jenis (ind); b

= Luas bukaan grab (cm2) x Jumlah ulangan; 10.000 = Konversi dari cm2 ke m2 (Widyasari,

2007).

Analisis untuk strategi pengelolaan menggunakan Analisis SWOT. Data yang diperoleh

dari wawancara dan pemberian quisioner dianalisis meliputi aspek kependudukan, aspek

ekonomi, aspek sosial dan aspek lingkungan untuk memberikan gambaran tentang kondisi

perairan Biringkassi dari kegiatan pertanian, pertambakan, pemukiman dan industri

selanjutnya diklasifikasikan dalam data aktir eksternal dan data faktor internal sebagai dasar

dalam penyusunan strategi pengelolaan melalui analisis SWOT (Strength, Weaknesses,

Opportunity dan Threat), dengan menggunakan matriks SWOT.

baY

10000

Page 6: STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/0ed98e3632bb4f70d8f987172da38214.pdf · Analisis data untuk kualitas lingkungan menggunakan Indeks ... pertambakan

6

HASIL

Kondisi Perairan Berdasarkan Karakteristik Fisik Kimia

Pengamatan pengukuran parameter fisika dan kimia yang dilakukan selama penelitian

sebagai parameter pendukung kualitas air tersaji pada Tabel 1. Secara fisik- kimia di

perairan Biringkassi memiliki suhu air berkisar 29-37 Co.

Berdasar tabel 1 nilai rata-rata pada bulan september pH berkisar antara 7,02-7,21, hal ini

menunjukkan pH yang relatif netral sedangkan pH pada bulan februari berkisar dari 5,09 –

6,26.

Nilai rata-rata BOD pada bulan september berkisar 1,44-4,16 mg.l-1 sedangkan pada

bulan februari berkisar antara 5,23 – 9,10 mg.l-1. Nilai rata-rata COD pada bulan

september berkisar 42-236 mg.l-1 sedangkan pada bulan februari nilai rata-rata COD

berkisar 209-1044 mg.l-1.

Nilai Oksigen Terlarut (Tabel1) hasil pengukuran pada bulan september berkisar antara

4,04-5,05 sedangkan pada bulan Februari berkisar antara 3,98-5,66. Nilai rata-rata kekeruhan

dari hasil penelitian berdasar tabel1 pada bulan september berkisar dari 2,04-30 NTU,

sedangkan pada bulan februari berkisar 28,3-48,4 NTU, kekeruhan tertinggi berada pada

stasiun D.

Nilai rata-rata salinitas pada bulan september berkisar 32-33. Nilai salinitas tertinggi

berada pada stasiun F-G, sedangkan pada bulan februari nilai rata-rata salinitas berkisar 27-29.

Salinitas tertinggi berada pada stasiun F-G. Nilai rata-rata kecepatan arus setiap stasiun pada

bulan september berkisar dari 0,06-0,13 m/s sedangkan pada bulan februari berkisar 0,08-

0,32 m/s..

Tipe substrat dasar perairan yang diperoleh di setiap stasiun yaitu stasiun A-C-F-G

yang berada di sekitar pelabuhan Biringkassi memiliki tipe substrat lempung berdebu

sedangkan stasiun B-D-E yang daerah sekitar pemukiman masyarakat memiliki tipe

substrat lempung liat berdebu.

Indeks Pencemaran

Kondisi perairan tiap parameter untuk semua stasiun memiliki hasil yang bervariasi sehingga

untuk menarik kesimpulan secara umum digunakan Indeks Pencemaran yang berdasarkan pada

kondisi fisik dan kimia perairan. Nilai Indeks Pencemaran yang diperoleh untuk setiap stasiun

dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 7: STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/0ed98e3632bb4f70d8f987172da38214.pdf · Analisis data untuk kualitas lingkungan menggunakan Indeks ... pertambakan

7

Kondisi Perairan Berdasarkan Karakteristik Biologi

Berdasarkan hasil identifikasi Makrozoobentos yang ditemukan di perairan Biringkassi

Kabupaten pangkep diperoleh 9 Spesies yang berasal dari 4 Kelas dan 3 Filum. Pada bulan

September dan Februari Komposisi terbesar dari kelas Gastropoda (Tabel 3). Komposisi

tertinggi di stasiun C didominasi oleh jenis Ceritidae cingulata pada bulan September sebesar

87 % dan bulan Februari 78 %. Kepadatan tertinggi pada bulan September dan Februari

berada di Stasiun C yaitu ada pada jenis Cerithidae cingulata yang termasuk ke dalam class

Gastropoda.

Strategi Pengelolaan

Berdasarkan kondisi lingkungan yang terdiri dari kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman yang ada maka dapat dibuat matrik SWOT yang ditunjukkan pada Tabel 4.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menunjukkan status lingkungan berada dalam keadan tercemar ringan

sampai sedang dan strategi pengelolaan yang dihasilkan adalah Meningkatkan pengetahuan

masyarakat mengenai dampak pencemaran perairan, menurunkan limbah domestik, pertanian

dan pertambakan masuk ke perairan dan meningkatkan jumlah tumbuhan mangrove.

Berdasarkan parameter fisika kimia suhu tertinggi pada bulan september dan februari

sebesar 37 C˚ berada pada stasiun C yang mewakili daerah Saluran Pendingin PLTU

Biringkassi. Hal ini disebabkan air pendingin utama dalam hal ini air laut merupakan media

pendingin untuk menyerap panas laten uap bekas dari turbin yang mengalir ke dalam

kondensor. Menurut Hutabarat dan Evans (1985), suhu adalah merupakan salah satu faktor

yang penting bagi kehidupan organisme di lautan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas

metabolisme maupun perkembangbiakan organisme tersebut.

Nilai pH terendah berada di stasiun C, menurut Pescod (1973) pH suatu perairan

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain oleh suhu, salinitas, dan aktivitas

fotosintensis.Nilai tertinggi BOD sebesar 4,16 mg.l-1 berada pada stasiun B, ini

menunjukkan pada stasiun B yang mewakili tambak dekat PLTU Biringkassi

menyumbang materi organik yang tinggi sehingga mempengaruhi BOD sedangkan

pada bulan februari kandungan BOD tertinggi pada Stasiun D yang berada di Dermaga

Biringkassi. Tingginya kadar BOD diindikasikan oleh besarnya masukan bahan organik dari

lingkungan sekitarnya seperti air sungai dan kegiatan pertambakan. Aktifitas sehari-hari

masyarakat (seperti kegiatan MCK) dan buangan domestik masyarakat diduga ikut

mempengaruhi kandungan bahan organik.

Page 8: STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/0ed98e3632bb4f70d8f987172da38214.pdf · Analisis data untuk kualitas lingkungan menggunakan Indeks ... pertambakan

8

Nilai tertinggi COD berada di stasiun D yaitu daerah dermaga sehingga dapat

diindikasikan banyak terdapat kandungan bahan organik dan bahan pencemar lainnya

yang tidak dapat atau sulit terurai secara biologis oleh mikroorganisme.

Nilai DO terendah berada pada Stasiun D yang mengindikasikan stasiun ini sudah dalam

kategori sudah tercemar. Menurut Ulfah (2011) Stasiun pemukiman dan areal pertambakan

memiliki nilai DO yang rendah berkisar antara 4.47 ppm sehingga stasiun ini sudah dalam

kategori sudah tercemar.

Kekeruhan tertinggi pada bulan September berada pada stasiun C hal ini diindikasikan

adanya kegiatan pendingin PLTU dan berdampingan dengan aktivitas pertambakan

sedangkan pada bulan februari kekeruhan tertinggi berada pada stasiun D hal ini diduga

banyaknya masukan limbah domestik dari pemukiman penduduk, bahan-bahan

tersuspensi, bahan organik makro (sampah) yang terbawa oleh air hujan dan masukan

dari sungai. Nilai kekeruhan di stasiun E juga cukup tinggi karena dipengaruhi aliran

air dari hulu sungai. Di stasiun B kekeruhan juga cukup tinggi karena dipengaruhi

aliran air sungai dan aktivitas pertambakan.

Nilai salinitas tertinggi berada pada stasiun F-G, tapi melihat dari nilai rata-rata

salinitas di setiap stasiun tergolong tinggi, karena didindikasikan pada saat pasang banyak

menerima pengaruh dari laut sedangkan pada bulan februari salinitas tertinggi berada pada

stasiun F-G. Terlihat perbedaan salinitas pada bulan september, musim kemarau memiliki

salinitas yang tinggi dibandingkan bulan februari, musim hujan. Nybakken (1992) menyatakan

bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi sebaran salinitas di laut diantaranya yaitu

pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran air tawar dari sungai.

Kecepatan arus pada bulan februari (musim hujan) lebih tinggi dibandingkan

kecepatan arus pada bulan september (musim kemarau). Kecepatan arus tertinggi berada di

stasiun E karena pada saat pengambilan sampel distasiun tersebut dipengaruhi cuaca

mendung dan tiupan angin yg kencang sehingga mempengaruhi kecepatan arus. Menurut

Nontji (2002) Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan

oleh tiupan angin, karena perbedaan dalam densitas air laut, atau disebabkan oleh gerakan

gelombang.

Pada sedimen liat berdebu biasanya kandungan oksigen lebih sedikit dibandingkan

dengan substrat yang lebih kasar. Hal ini disebabkan karena pada sedimen yang ukuran

partikelnya lebih halus tidak akan terdapat rongga-rongga yang akan memungkinkan

terjadinya pertukaran air yang lebih intensif, pertukaran air ini akan mengakibatkan tidak

terjadinya distribusi gas oksigen terlarut.

Page 9: STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/0ed98e3632bb4f70d8f987172da38214.pdf · Analisis data untuk kualitas lingkungan menggunakan Indeks ... pertambakan

9

Dari hasil perhitungan indeks pencemaran kondisi fisik dan kimia diperoleh bahwa

Stasiun A, B, C, D, dan F sudah masuk dalam kategori tercemar sedang, dan stasiun E dan G

termasuk dalam kategori tercemar ringan sesuai dengan TabelII Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup. Nomor : 115 Tahun 2003 tentang penentuan status mutu air dengan

Metoda indeks pencemaran dimana 1,0 < PIj ≤ 5,0 termasuk dalam golongan tercemar ringan

dan 5,0 < PIj ≤ 10 termasuk dalam golongan tercemar sedang.

Besarnya komposisi Gastropoda, ini disebabkan kondisi lingkungan sesuai dengan

kehidupannya. Menurut Hutchinson (1993) dalam Suwarno (2000), Gastropoda merupakan

hewan yang dapat hidup dan berkembang dengan baik pada berbagai jenis substrat yang

memiliki kesediaan makanan dan kehidupannya selalu dipengaruhi oleh kondisi fisik kimia

perairan seperti, suhu, pH maupun oksigen terlarut. Selain itu, gastropoda masih memiliki

sedikit kemampuan bergerak dan dapat menempel pada substrat yang keras seperti bebatuan

di sungai.

jenis Cerithidae cingulata yang termasuk ke dalam class Gastropoda banyak

ditemukan di empang dan stasiun C berada di Saluran Pendingin PLTU Biringkassi ini

memiliki lokasi yang dekat dengan empang dengan penciri suhu yang tinggi sehingga suhu

mempengaruhi aktivitas metabolisme dan perkembangbiakan organisme tersebut.

Stasiun A pada bulan Februari di temukan Capitella capitata dari kelas Polychaeta

dan stasiun E di temukan jenis Corbula macgillivrayi dari kelas bivalvia dan dengan

komposisi 100% ini disebabakan hanya ditemukan satu jenis di stasiun tersebut. Menurut

Widyasari (2007) di Muara Sungai Pangkajene dan Muara sungai Boyong yaitu kelas

polychaeta dicirikan oleh jenis Capitella capitata. Jenis ini mempunyai kemampuan untuk

bertahan hidup pada kondisi baik maupun kondisi yang ekstrim (DO rendah).

Strategi pengelolaannya dampak pembangunan terhadap lingkungan di perairan

Biringkassi Kabupaten Pangkep, antara lain (a) Meningkatkan produksi perikanan budidaya

(b) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang budidaya ramah lingkungan (c)

Mengupayakan penggunaan pupuk organik dalam budidaya perikanan (d) Meningkatkan

produksi dengan sistem budidaya semiintensif (e) Meningkatkan jumlah tumbuhan mangrove

(f) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang dampak pencemaran (g) Mengelola

limbah panas dari pembangkit listrik pelabuhan (h) Meningkatkan pengetahuan masyarakat

mengenai mitigasi bencana (i) Menurunkan limbah domestik masuk ke perairan (j) Menekan

penggunaan kayu bakar dari mangrove.

Page 10: STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/0ed98e3632bb4f70d8f987172da38214.pdf · Analisis data untuk kualitas lingkungan menggunakan Indeks ... pertambakan

10

KESIMPULAN DAN SARAN

Status kualitas lingkungan menunjukkan status lingkungan berada dalam keadan

tercemar ringan sampai sedang. Strategi pengelolaan yang dihasilkan adalah Meningkatkan

pengetahuan masyarakat mengenai dampak pencemaran perairan, menurunkan limbah

domestik, pertanian dan pertambakan masuk ke perairan dan meningkatkan jumlah tumbuhan

mangrove. Untuk melihat lebih jauh status kualitas perairan dan makrozoobentos, perlu

menganalisis beberapa logam berat dan parameter lain terkait aktivitas pembangunan

sepanjang perairan Biringkassi.

Page 11: STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/0ed98e3632bb4f70d8f987172da38214.pdf · Analisis data untuk kualitas lingkungan menggunakan Indeks ... pertambakan

11

DAFTAR PUSTAKA

Basri, H., 2010. Pola Sebaran Secara Horisontal Nitrat dan Fosfat Pada Perairan Sekitar Hutan Mangrove di Kecamatan Bungoro Kabupaten pangkep. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas.

Bengen, D. G. (2004). Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta Prinsip Pengelolaannya. Pusat kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, IPB. Bogor.

Hutabarat, S dan S.M. Evans. 1985. Pengantar Oceanografi. UI Press, Jakarta.Jumiarti, (2009). Struktur Komunitas Makrozoobentos pada Daerah Perlindungan Mangrove di Muara Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas.

Nontji, A., (2002). Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta Nybakken, J W. 1992. Biologi Laut suatu Pendekatan Ekologis. M. Eideman,

Koesbiono, dan DG Bengen, Penerjemah; Jakarta PT. Gramedia. Terjemahan dari: Marine Biological : An Ecological Approach.

Odum,(1971). Fundamentals of Ecology. Philadelphia : W.B. Saunders Company Pescod, M.B., (1973). Investigation of ration effluent and stream of tropical countries.

Bangkok. AIT. 59 hal Suwarno, L., (2000). Struktur Komunitas Makrozoobentos sebagai Indikator Kualitas

Lingkungandi Hulu Sungai Cimanuk, Garut, Jawa Barat. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Fakultas Perikanan Ilmu Kelautan, ITB.

Ulfah, Y., (2011). Status Pencemaran Dan Indeks Ekologi Annelida Sebagai Bioindikator Pencemaran Lingkungan Pada Muara Sungai Di Kabupaten Pangkep. Tesis tidak diterbitkan. Makassar: Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

Widyasari, (2007). Struktur Komunitas dan Persebaran Makrozoobentos sebagai Bioindikator degradasi Lingkungan Perairan Sungai Pangkajene, Kab. Pangkajene dan Kepulauan. Tesis tidak diterbitkan. Makassar: Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

Page 12: STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/0ed98e3632bb4f70d8f987172da38214.pdf · Analisis data untuk kualitas lingkungan menggunakan Indeks ... pertambakan

12

Tabel 1. Parameter fisika dan kimia

PARAMETE

R

SEPTEMBER FEBRUARI BAKU MUTU

KETERANGAN A B C D E F G A B C D E F G

I. FISIKA Suhu 29 29 37 29 30 30 31 30 32 37 29 32 32 32 28-30 Kepmen LH 2004 Kekeruhan 30 2,04 41 14,63 17,26 10,18 7,07 28,3 47,4 43,9 48,4 47,36 40,83 40,83 >5 Kepmen LH 2004 Salinitas 32 34 33 34 32 33 33 27 27 27 27 28,0 29,00 29,00 33-34 Kepmen LH 2004 Kecepatan Arus

0,11

0,12 0,06 0,09 0,13 0,10 0,08 0,15 0,13 0,08 0,08 0,32 0,24 0,13

Tekstur dasar

LEMPUNG

BERDEBU

LEMPUNG

LIAT

BERDEB

U

LEMPUNG

BERDEB

U

LEMPUN

G LIAT BERDEB

U

LEMPUN

G LIAT BERDEB

U

LEMPUN

G BERDEB

U

LEMPUNG

BERDEB

U

LEMPUNG

BERDEB

U

LEMPUNG

LIAT

BERDEB

U

LEMPUNG

BERDEB

U

LEMPUNG

LIAT

BERDEB

U

LEMPUN

G LIAT BERDEB

U

LEMPUN

G BERDEB

U

LEMPUN

G BERDEB

U

II. KIMIA pH 7,0

2 7,18 7,16 7,03 7,14 7,16 7,21 5,45 5,21 5,09 5,75 6,25 6,26 6,26 7-8,5 Kepmen LH 2004

DO 4,44

4,08 4,04 4,04 4,6 5,04 4,52 4,35 4,12 4,01 3,98 4,59 5,23 5,66 >5 Kepmen LH 2004

BOD 1,68

4,16 1,44 3,28 3,2 3,44 1,68 9,02 7,71 8,32 9,1 6,32 5,23 5,45 20 Kepmen LH 2004

COD 220 141 215 236 70 85 42 374 642 505 1044 209 268 252 25,00 PP 82 Tahun 2001

Page 13: STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/0ed98e3632bb4f70d8f987172da38214.pdf · Analisis data untuk kualitas lingkungan menggunakan Indeks ... pertambakan

13

Tabel 2. Indeks Pencemaran pada semua stasiun pengamatan

STASIUN INDEKS PENCAMARAN STATUS

A 7.2363 Tercemar sedang B 6.6971 Tercemar sedang C 9.0311 Tercemar sedang D 9.6054 Tercemar sedang E 4.8567 Tercemar ringan F 5.2356 Tercemar sedang G 4.5472 Tercemar ringan

Tabel 3. Komposisi Makrozoobentos

Jenis Organisme KOMPOSIS JENIS (%) STASIUN

SEPTEMBER FEBRUARI A B C D E F G A B C D E F G

Polychaeta Capitella capitata 33 33 0 0 0 0 50 100 0 0 50 0 0 0 Bivalvia Dosinia contusa 33 33 0 0 0 0 0 0 50 0 0 0 0 0 Corbula macgillivrayi 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100 0 0 Balanus sp 0 0 4 50 33 50 0 0 0 13 0 0 0 0 Anadara sp 0 0 0 33 0 0 50 0 0 0 0 0 0 0 Gastropoda Nerita sp 0 0 2 0 0 0 0 0 0 8 50 0 0 0 Ceritidae cingulata 0 0 87 0 0 0 0 0 0 78 0 0 0 0 Melanoides granifera 0 0 8 0 67 50 0 0 0 0 0 0 0 0 Malacostraca Pagurus sp 0 33 0 17 0 0 0 0 50 3 0 0 0 0

Page 14: STATUS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/0ed98e3632bb4f70d8f987172da38214.pdf · Analisis data untuk kualitas lingkungan menggunakan Indeks ... pertambakan

14

Tabel 4. Matrik SWOT strategi pengelolaan perairan Biringkassi.

KONDISI LINGKUNGAN KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

1. Luasnya hasan budidaya tambak (66,07%)

2. Tingginya keinginan masyarakat untuk menjaga lingkungannya (72,14%)

1. Meningkatnya jumlah penduduk di daerah pesisir (68,74%)

2. Penggunaan pupuk anorganik pada budidaya tambak (70,71%)

3. Tingkat pendidikan rendah (78,57%) 4. Pengetahuan penduduk mengenai lingkungan

rendah (70%) 5. Budidaya tambak menggunakan sistem

tradisional (65%) 6. Masyarakat menggunakan kayu bakau untuk

kayu bakar (69%)

PELUANG (O) 1. Meningkatnya kebutuhan hasil perikanan

(65%) 2. Meningkatnya permintaan produk

perikanan berkualitas (78,57%)

STRATEGI S-O 1. Meningkatkan produksi perikanan

budidaya 2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang budidaya ramah lingkungan.

STRATEGI W-O 1. Mengupayakan penggunaan pupuk organik

dalam budidaya perikanan. 2. Meningkatkan produksi dengan sistem

budidaya semiintensif.

ANCAMAN (T) 1. Banjir (72,86%) 2. Pencemaran lingkungan perairan oleh

pelabuhan dan pertambakan(69,46%) 3. Kerusakan ekosistem mangrove (68,21%)

STRATEGI S-T 1. Meningkatkan jumlah tumbuhan

mangrove. 2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang dampak pencemaran. 3. Mengelola limbah panas dari pembangkit

listrik pelabuhan

STRATEGI W-T 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat

mengenai mitigasi bencana 2. Menurunkan limbah domestik masuk ke

perairan. 3. Menekan penggunaan kayu bakar dari

mangrove.