STATUS KEANEKARAGAMAN HAYATI
Transcript of STATUS KEANEKARAGAMAN HAYATI
STATUS KEANEKARAGAMANHAYATI
2020
JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi
LEMBAR PENGESAHAN
Judul :
STATUS KEANEKARAGAMAN HAYATI JOB TOMORI 2014 - 2020
Lokasi :
Lapangan Senoro & Tiaka JOB Pertamina Medco E&P Tomori Sulawesi.
Pelaksana :
Tim Keanekaragaman Hayati (KEHATI) JOB Pertamina Medco E&P Tomori Sulawesi
1. Mohammad Syakir (Koordinator)
2. Yudi Haryono
3. Andrina Rachmania
4. Ahmad Sodikun
5. Laode Mahmud
6. Enrico P Nurdin
Reviewed by : Approved by :
Agus Sudaryanto Kusmono
Ketua Tim II bidang KEHATI QHSE Senior Manager
PENDAHULUAN
Joint Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi atau JOB Tomori merupakan
salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah pengawasan SKK Migas yang
melakukan kegiatan operasi untuk sektor hulu migas di wilayah kerja Sulawesi Tengah
dengan tugas utama melakukan kegiatan eksplorasi dan produksi minyak & gas. Kontribusi
nyata JOB Tomori bagi pemerintah dimulai dengan diproduksikannya Minyak dari Lapangan
Tiaka pada tahun 2005 dengan puncak produksi sebesar 4,000 BOPD. Hingga April 2015,
produksi kumulatif dari Lapangan Tiaka sebesar 6.1 MMBO, dengan produksi harian rata-
rata saat ini 900 BOPD.
Program pelestarian lingkungan telah dijabarkan dalam kebijakan perusahaan JOB Tomori
yaitu pelestarian keanekaragaman hayati melalui integrasi aspek lingkungan dan sosial guna
memperbaiki dan meningkatan taraf hidup masyarakat yang bermukim disekitar wilayah
operasi JOB Tomori. Beberapa kegiatan konservasi dalam rangka peningkatan
keanekaragaman hayati sudah dilakukan sejak tahun 2010 yaitu Transplantasi Karang
lapangan Tiaka, Revegetasi Mangrove di sekitar wilayah lapangan Senoro, dan Konservasi
insitu Maleo di Tanjung Peo kabupaten Morowali Utara, dan yang terbaru di tahun 2020
adalah kegiatan Konservasi Serak Sulawesi yang merupakan inovasi program
Keanekaragaman hayati tahun ini.
Sejalan dengan kewajiban perusahaan dalam pemantauan lingkungan dimana telah
dilaksanakannya survei Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RPL) dengan konsisten dilakukan setiap tahun. Laporan kegiatan pelaksanaan
Transplantasi Karang yang bekerjasama dengan Universitas Tadulako, revegetasi Mangrove
yang bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyyah Luwuk dan Konservasi Maleo yang
bekerjasama dengan Universitas Tompotika serta Kegiatan Konservasi Serak Sulawesi yang
bekerjasama dengan program Community Development JOB Tomori.
Untuk kebutuan pemenuhan pelaporan kepihak-pihak terkait pelestarian keanekaragaman
hayati, tim Keanekaragaman Hayati JOB Tomori membuat laporan status keaneragaman
hayati tiap tahunnya mendapatkan trend kecenderungan perbandingan data
keanekaragaman hayati yang bersumber dari laporan kegiatan pelaksanaan Transplantasi
Karang, revegetasi Mangrove laporan Konservasi Maleo dan Laporan RKL-RPL, dimana
laporan ini diupdate setiap tahun untuk menggambarkan kesuksesan pelaksanaan kegiatan
TRANSPLANTASI TERUMBU KARANG
2020
1. PROGRAM TRANSPLANTASI KARANG
1.1. Kondisi Rona Awal Terumbu Karang
Pada kegiatan transplantasi karang, item yang ingin dikembangkan adalah jumlah jenis
dan kelimpahan ikan yang berasosiasi dengan karang yang di transplantasi. Sasaran lain
yaitu peningkatan persentasi penutupan tutupan karang. Hasil dari transplantasi karang
ini diharapkan bisa meningkatkan kelangsungan hidup (Survival Rate) anakan karang yng
di transplantasi. Dari hasil EBA (2012) dilaporkan bahwa kondisi awal status ikan karang
berjumlah 49 Jenis (tabel 1) dan tutupan karang serta Survival rate sebelum dilakukan
transplantasi sebesar 0 %. Sebelum dilakukan transplantasi karang, kondisi awal terumbu
karang Lapangan Tiaka didominasi oleh pecahan karang rubbles dan pasir (Gambar 1)
dengan kategori buruk yang mendominasi (tabel 2)
Tabel 1. Jenis ikan karang yang ditemukan di lokasi gosong Tiaka Lapangan Tiaka pada
tahun tahun 2010 (Sumber EBA, 2012)
Gambar 1. Kondisi terumbu karang di lokasi gosong Tiaka Lapangan Tiaka pada tahun 2010
Tabel 2. Hasil survei kondisi terumbu karang Lapangan Tiaka pada tahun tahun 2010
Dari hasil survey di tahun 2010 menunjukkan kondisi ekosistem terumbu karang sebagian
besar dalam kondisi memprihatinkan. Hal ini diduga diakibatkan oleh praktek penangkapan
ikan dengan tidak ramah lingkungan di masa lalu yang menggunakan bom sebagai alat
bantu penangkapan ikan.
Gambar 2. Ilustrasi penggunaan bom ikan di laut
1.2. Peningkatan Luasan Area Terumbu Karang
Dari hasil perhitungan peningkatan luasan area terumbu karang pada pelaksanaan
transplantasi karang di lapangan Tiaka sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2020 telah
berhasil meningkatkan luasan terumbu karang sebanyak 9350 m2. Dengan bertambahnya
area terumbu karang akan berdampak pada meningkatnya kualitas lingkungan terumbu
karang sebagaimana diketahui sebagai tempat berlindung, bertelur, dan mencari makan
bagi organisme perairan baik itu ikan maupun spesies lainnya.
Gambar 3. Grafik peningkatan tutupan area terumbu karang hasil pelaksanaan
Program transplantasi karang Lapangan Tiaka tahun 2013 – 2020
Gambar 4. Hasil transplantasi karang yang berhasil meningkatkan populasi dan
kelimpahan ikan di area terumbu karang lapangan Tiaka
1.3. Peningkatan Jumlah Spesies Ikan Karang
Pada tahun 2018 ini telah dilakukan lanjutan pelaksanaan transplantasi karang lapangan Tiaka
fase VI yang telah dimulai diakhir tahun 2017. Proses monitoringnya sudah memasuki tahap 3
dimana dilakukan perawatan pada nursery ground transplantasi karang. Indikator keberhasilan
program terlihat dari semakin meningkatnya jumlah kelimpahan dan jenis ikan karang yang
berasosiasi dengan karang hasil transplantasi. Total jenis ikan karang yang berhasil diidentifikasi
di tahun 2020 ini adalaj sebanyak 231 jenis.
No SpesiesJumlah
IndividuNo Spesies
Jumlah
Individu
1 Abudefduf abdominalis 10 59 Chaetodon meyeri 2
2 Abudefduf sexfasciatus 40 60 Chaetodon raflesi 1
3 Acanthurus lineatus 5 61 Chaetodon trifasciatus 2
4 Acanthurus nigricauda 4 62 Chaetodon vagabundus 3
5 Acanthurus pyroferus 2 63 Cheilodipterus artus 40
6 Aeoliscus strigatus 5 64 Cheilodipterus quinguelineatus 12
7 Abudefduf vaigiensis 12 65 Chelinus trilobatus 2
8 Acanthurus auranticavus 4 66 Chelmon chrysogonus 2
9 Acanthurus nigrofuscus 5 67 Cheilodipterus macrodon 15
10 Aeoliscus strigatus 1 68 Chlorurus bleekeri 10
11 Amblyeleotris steinitzi 2 69 Chromis atripes 30
12 Amblyglyphidodon aureus 20 70 Chromis dimidiata 40
13 Amblyglyphidodon curacao 30 71 Chromis fumea 10
14 Amphyption chrysogaster 1 72 Chromis margaritifer 30
15 Amphyprion nigripes 2 73 Chromis ovalis 30
16 Amblyglyphidodon leucogaster 70 74 Chromis retrofasciata 20
17 Amblyglyphidodon orbicularis 70 75 Chromis ternatensis 20
18 Amblygobius phalaena 1 76 Chromis viridis 5
19 Amphyprion clarkii 5 77 Chromis xanthura 20
20 Amphyprion ocellaris 1 78 Chrysiptera hemicyanea 40
21 Anampses caeruleopunctatus 2 79 Chrysiptera parasema 30
22 Apogon aureus 10 80 Chrysiptera rollandi 40
23 Apogon compressus 5 81 Chrysiptera springeri 20
24 Apogon cyanosoma 20 82 Chrysiptera unimaculata 13
25 Apogon leptaacnthus 40 83 Cirrhitichthys falco 5
26 Alustomus chinensis 1 84 Coris gaimard 1
27 Apogon novemfasciatus 20 85 Cryptocentrus cinctus 5
28 Apogon properuptus 10 86 Ctenochaetus binotatus 2
29 Apogonichthyoides melas 4 87 Ctenochaetus striatus 1
30 Aspidontus taeniatus 1 88 Ctenochaetus flavicauda 4
31 Balistapus undulatus 2 89 Dascyllus aruanus 30
32 Blistoides viridescens 2 90 Dascyllus melanurus 7
33 Balistoides viridescens 2 91 Dascyllus melanotus 35
34 Bodianus loxozonus 2 92 Dascyllus reticulatus 40
35 Bodianus mesothorax 5 93 Dascyllus trimaculatus 15
36 Bothus pantherinus 3 94 Dendrochirus zebra 2
37 Caesio caerulaura 10 95 Dendrochirus sp 30
38 Caesio cuning 120 96 Epinephelus areolatus 1
39 Caesio teres 140 97 Epinephelus hexagonatus 3
40 Canthigaster velentini 1 98 Fistularia commersonii 4
41 Carangoides orthogrammus 1 99 Forcipiger flavissimus 5
42 Centropyge acanthops 20 100 Gnathodentex aureolineatus 2
43 Centryopyge sp 1 101 Halichoeres hortulanus 5
44 Centropyge bicolor 1 102 Halichoeres melanurus 8
45 Centropyge flavissimus 15 103 Halichoeres ornatissimus 5
46 Centropyge heraldi 17 104 Halichoeres sp1 4
47 Centropyge vroliki 10 105 Halichoeres trilobatus 8
48 Cephalopolis argus 3 106 Helcogramma sp 2
49 Cephalopolis leopardus 5 107 Helcogramma striata 8
50 Cephalopolis urodeta 3 108 Hemigymnus melapterus 5
51 Cetoscarus bicolor 2 109 Hemigymnus sexfasciatus 2
52 Chaetodon adiergatos 3 110 Hemigymnus sp 2
53 Chaetodon auriga 2 111 Heniochus acuminatus 10
54 Chaetodon bennetii 1 112 Heniochus chrysostomus 2
55 Chaetodon citrinellus 1 113 Heniochus singulsris 1
56 Chaetodon lunula 2 114 Heniochus varius 5
57 Chaetodon octofasciatur 2 115 Istigobies decoratus 4
58 Chaetodon lunulatus 4 116 Istigobies decoratus 8
Tabel 3. Hasil pemantauan keanekaragaman jenis ikan karang tahun 2020
No SpesiesJumlah
IndividuNo Spesies
Jumlah
Individu
117 Istigobies sp 2 175 Pomacentrus coelestis 4
118 Kyphosus vaigiensis 1 176 Pomacentrus grammorhyncus 15
119 Labroides dimidiatus 2 177 Pomacentrus moluccensis 80
120 Labroides pectoralis 4 178 Pomacentrus nigromanus 20
121 Lethrinus atkinsoni 2 179 Pomacentrus trilineatus 5
122 Lethrinus harak 5 180 Pomacentrus philippinus 5
123 Lethrinus harak 40 181 Pomacentrus vaiuli 2
124 Lethrinus ornatus 3 182 Premnas biaculeatus 2
125 Lethrinus semicinctus 5 183 Pseudanthias smithvanizi 20
126 Lethrinus sp. 4 184 Pseudanthias pleuritacnia 5
127 Lutjanus carponotatus 2 185 Pseudocheilinus octataenia 5
128 Lutjanus fulvus 2 186 Pseudochromis diadema 50
129 Lutjanus fulviflamma 4 187 Pseudochromis porphyreus 45
130 Lutjanus gibbus 10 188 Pseudochromis paccagnellae 17
131 Malacanthus latovittatus 2 189 Ptropogon Kauderni 191
132 Macolo niger 2 190 Pseudochromis splendens 10
133 Monotaxis heterodon 1 191 Ptereleotris evides 15
134 Monotaxis grandoculis 10 192 Pterois sphex 4
135 Monotaxis sp 2 193 Pterois volitans 7
136 Mulloidichthys flavolineatus 10 194 Pygoliptes diacanthus 2
137 Mulloidichthys vanicolensis 12 195 Rhinecanthus aculeatus 1
138 Myripristis adusta 3 196 Salarias jasciatus 2
139 Myripristis hexagona 10 197 Sargocentron caudimaculatum 10
140 Myripristis violacea 5 198 Sargocentron rutrum 3
141 Naso unicornis 25 199 Scaevius milii 2
142 Nemateleotris decora 5 200 Scarus flavipectoralis 2
143 Nemateleotris carberryi 40 201 Scarus niger 10
144 Nemateleotris decora 6 202 Scarus tricolor 15
145 Nemateleotrismagnifica 6 203 Scarus frenatus 2
146 Nemateleotris sp 5 204 Scarus ghobban 20
147 Nemateleotris sp1 10 205 Scarus oviceps 5
148 Neocirrhites armatus 2 206 Scarus strongycephalus 15
149 Neocirrhites sp 2 207 Scolopsis affinis 4
150 Neoglyphidodon nigroris 20 208 Scolopsis bilineata 6
151 Odonus niger 10 209 Scolopsis sp 10
152 Paracirrhites forsteri 5 210 Scolopsis frenatus 6
153 Paraluteres prionurus 2 211 Scolopsis sp1 12
154 Parapercis hexophthalma 2 212 Scolopsis margaritifer 4
155 Parapriacanthus ransonneti 15 213 Scolopsis monogramma 10
156 Parupeneus barberinus 4 214 Scorparnopsis oxycephalus 2
157 Parupeneus bifasciatus 3 215 Seriola lalandi 2
158 Parupeneus crassilabris 2 216 Siganus argenteus 4
159 Parupenenus sp 2 217 Siganus guttatus 1
160 Pempheris multiradiata 70 218 Siganus corallinus 5
161 Pentapodus affinis 2 219 Siganus puelloides 2
162 Pentapodus caninus 4 220 Siganus stellatus 2
163 Phemperis vaigiensis 10 221 Siganus vulpinus 4
164 Phemperis vanicolensis 40 222 Sphyraena sp 30
165 Plectorhinchus chaetodontoides 1 223 Synanceia horrida 1
166 Plectorhinchus lineatus 2 224 Synanceia variegatus 2
167 Plectorhinchus orientalis 2 225 Thalassoma jansenii 4
168 Plectorhinchusareolatus 1 226 Thalassoma lunare 5
169 Plectropomus laevis 4 227 Tylosurus crocodilus 5
170 Plectropomus maculatus 7 228 Valenciennea longipinnis 2
171 Plectropomus sp 5 229 Zanclus cornutus 14
172 Pomanthus sexriatus 2 230 Zebrasoma flavescens 5
173 Pomacentrus amboinensis 40 231 Zebrasoma scopas 5
174 Pomacentrus caeruleus 3
1.4. Peningkatan Jumlah Kelimpahan Ikan Karang
Keberhasilan program transplantasi karang bukan saja berhasil meningkatkan jumlah
jenis ikan karang pada ekosistem terumbu karang lapangan Tiaka tetapi juga diikuti oleh
meningkatnya kelimpahan atau jumlah individu dari ikan karang tersebut. Hal ini
berdampak positif bagi tangkapan nelayan yang memanfaatkan perairan sekitar
lapangan Tiaka sebagai fishing ground (Lahan pencarian) ikan. Di tahun 2020 ini terjadi
penurunan jumlah spesies dari 235 menjadi 231. Hal ini mungkin terjadi karena sifat ikan
yang terus bergerak sebagai hewan Nekton sehingga dalam proses monitoringnya
tergantung dari kondisi perairan dan jenis ikan yang ditemukan.
Gambar 5. Grafik hasil pemantauan kelimpahan ikan asosiasi karang tahun 2014 – 2020
1.5. Peningkatan Indeks Keanekaragaman Hayati Ikan Karang
Seiring dengan bertambahnya jumlah jenis dan kelimpahan ikan karang di ekosistem
terumbu karang lapangan Tiaka maka secara otomatis juga akan meningkat indeks
keanekaragaman hayati di lokasi tersebut. Hal ini berdampak positif bagi status
keanekaragaman hayati bagi ekosistem perairan lapangan Tiaka khususnya ekosistem
terumbu karang. Dari hasil monitoring didapatkan terjadi sedikit peningkatan indeks
keanekaragaman hayati dari 6,67 di tahun 2019 menjadi 6,68. Meskipun dari kelimpahan
terjadi penurunan, tetapi dari hasil indeks Kehati ini menunjukkan terumbu karang di
Lapangan Tiaka mampu mempertahankan kondisi keanekaragaman hayatinya yang
tergolong sudah bagus.
Gambar 6. Grafik Indeks keanekaragaman hayati ikan karang pada program Transplantasi
karang tahun 2014 - 2020
1.6. Introdusir Banggai Cardinal Fish
Di tahun 2020 ini JOB Tomori kembali melakukan introdusir Banggai Cardinal Fish (BCF)
atau Ikan Capungan Banggai (Pterapogon kauderni) sebanyak 200 ekor. BCF adalah
species ikan endemik yang menjadi identitas masyarakat Kepulauan Banggai.
Dikarenakan bentuk tubuh dan warna ikan BCF sangat eksotis dan menarik, sehingga
sering dijadikan ikan hias akuarium dengan permintaan pasar yang cukup tinggi baik
pasar domestik maupun pasar internasional sebagaimana yang disebutkan bahwa ikan
akuarium air laut saat ini meningkat popularitasnya dengan estimasi nilai 90-300 juta US$
pertahun. Meskipun sudah berhasil dibudidayakan dengan skala terbatas, penangkapan
BCF ini masih terus dieksplotasi dari alam yang menyebabkan populasi di habitat aslinya
semakin terancam. IUCN (International Union for Conservation of Nature) sebuah badan
dunia yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam menetapkan BCF kedalam
daftar merah (Red list Species) untuk dilindungi. Dari hasil survey pelaksanaan
transplantasi karang sejak tahun 2010 sampai 2016 tidak ditemukan spesies BCF di sekitar
perairan lapangan Tiaka. Guna menambah populasi dan jumlah spesies khususnya hewan
endemic maka diinisiasi program introdusir BCF di lokasi transplantasi karang lapangan
Tiaka.
Gambar 7. Pelepasan BCF di area terumbu karang lapangan Tiaka
Gambar 8. Grafik peningkatan jumlah BCF yang dilepasliarkan di lokasi transplantasi
Karang Lapangan Tiaka
500
700891
1091
0
200
400
600
800
1000
1200
2017 2018 2019 2020
Grafik Pelepas-liaran Banggai Cardinal Fishdi Lapangan Tiaka
KONSERVASIMANGROVE
2020
2. PROGRAM KONSERVASI MANGROVE
Mangrove atau bakau merupakan salah satu tumbuhan tingkat tinggi yang mampu
beradaptasi dengan lingkungan laut. Definisi ekosistem mangrove merupakan vegetasi
pohon di daerah tropis yang terdapat di daerah intertidal (pasang surut) dan yang mendapat
pasokan air laut dan air tawar (payau). Ekosistem mangrove sangat penting untuk
dilestarikan terutama pada kawasan pesisir. Selain itu, mangrove memiliki fungsi dan
manfaat yang sangat besar, baik ditinjau secara fisik, kimia, biologi, ekonomi, bahkan wisata.
Secara fisik hutan mangrove dapat menjaga garis pantai agar tidak terjadi abrasi dan
menahan sedimen, tiupan angin dan menyangga rembesan air laut kedarat. Secara kimia
hutan mangrove mampu mengolah limbah, akibat pencemaran dan yang utama untuk
menghasilkan oksigen. Sedangkan secara biologi menyangkut rantai makanan, hutan
mangrove merupakan habitat biota organisme darat dan laut, sebagai daerah asuhan, dan
tempat menghasilkan bibit ikan, udang dan kepiting. Hutan mangrove juga dapat
memberikan sumber pendapatan ekonomi bagi warga disekitar kawasan ekosistem
mangrove. Selain itu sebagai fungsi wahana wisata dan sarana edukasi.
Setiap jenis tumbuhan mangrove termasuk jenis bakau (Rhizophora), Api-api (Avicenia), dan
Pedada (Sonneratia alba) memiliki kemampuan adaptasi yang berbeda-beda terhadap
kondisi lingkungaan seperti kondisi tanah, salinitas, temperatur, curah hujan dan pasang
surut. Hal ini menyebabkan terjadinya struktur dan komposisi tumbuhan mangrove dengan
batas-batas yang khas, mulai dari zona yang dekat dengan daratan sampai dengan zona
yang dekat dengan lautan, serta menyebabkan terjadinya perbedaan struktur tumbuhan
mangrove dari satu daerah dengan daerah lainnya.
2.1. Kondisi Rona Awal Mangrove CPP Senoro
Gambar 8
2.2. Perkembangan Penanaman Mangrove tahun 2020
Program Penanaman mangrove yang sudah dilakukan sejak tahun 2014 ini sampai tahun
2019 ini berjumlah sekitar 113 Ha dnegan total bibit pohon sekitar 143.000 bibit Mangrove.
Di tahun 2020 ini direncanakan akan ditanam sebanyak 10.000 bibit pohon lagi tetapi
karena adanya pembatasan akses dan aturan protocol covid 19 di masa pandemi ini maka
untuk kegiatan tahun ini belum dilaksanakan sampai menunggu waktu pandemi membaik.
Tabel 4. Tabel jumlah pohon yang ditanam oleh JOB Tomori tahun 2014 sampai tahun
2020
Gambar 9. Grafik total jumlah pohon yang ditanam oleh JOB Tomori tahun 2014 – 2020
No Tahun Jumlah Pohon Jarak Tanam (m) Luasan (m2)Luasan
(Ha)Keterangan
1 2014 16500 1 x 2 33000 3,3 Sudah ditanam
2 2015 50600 3 x 3 455400 45,54 Sudah ditanam
3 2016 6000 1 x 2 12000 1,2 Sudah ditanam
4 2017 30000 3 x 3 270000 27 Sudah ditanam
5 2018 20000 3 x 3 180000 18 Sudah ditanam
6 2019 20000 3 x 3 180000 18 Sudah ditanam
7 2020 10000 3 x 3 90000 9 Direncanakan
Sudah ditanam Direncanakan
2.3. Indeks Keanekaragaman Hayati di wilayah Konservasi Mangrove
Indeks keanekaragaman Hayati di wilayah konservasi Mangrove memberi gambaran
tingkat keanekaragaman fauna dan flora yang mendiami dan berasosiasi dengan tanaman
Mangrove ini. Di tahun 2019 Indeks keanekaragaman hayati mulai di data dengan bekerja
sama dengan YAyasan Wahana Hijau Lingkungan. Hasil dari perhitungan tersebut
didapatkan sebesar 2,34. Di tahun 2020 ini kembali dilakukan survey dan perhitungan
indeks Kehati yang dilakukan oleh Konsultan PT. Jihanum Karya Energi dan mendapatkan
indeks Kehati sebesar 2,43. Hasil ini menunjukkan perbaikan kwalitas keanekaragaman
hayati yang ada di wilayah konservasi JOB Tomori.
Tabel 5. Hasil perhitungan nilai indeks keanekaragaman hayati lokasi Mangrove tahun 2019
No. Nama Latin/Ilmiah Family Jumlah RumusIndeks
Dominansi (Di)
1 Aegiciras floridum Myrsinaceae 3 -0,045227057 0,98
2 Avicennia officinalis Avicenniaceae 3 -0,045227057 0,98
3 Bruguiera gymnorrhiza Rhizophoraceae 34 -0,243702168 11,07
4 sonneratia alba Sonneratiaceae 27 -0,21380226 8,79
5 Heritiera littoralis Sterculiaceae 5 -0,067058792 1,63
6 Lumnitzera littorea Combretaceae 7 -0,086210304 2,28
7 Nypa Fruticans Myrtaceae 23 -0,194140493 7,49
8 Rhizophora apiculata Rhizophoraceae 45 -0,28146038 14,66
9 Rhizophora mucronata Rhizophoraceae 31 -0,231526635 10,10
10 Rhizophora stylosa Rhizophoraceae 47 -0,2873124 15,31
11 Xylcarpus granatum Meliaceae 4 -0,056554442 1,30
12 Sonneratia caseolaris Sonneratiaceae 19 -0,172201194 6,19
13 Ceriops tagal Rhizophoraceae 12 -0,126720825 3,91
14 Ceriops zippeliana Rhizophoraceae 0 0,00
15 Rhizophora stylosa Rhizophoraceae 47 -0,2873124 15,31
307 -2,338456405 100
2,338456405
Jumlah
Keanekaragaman Jenis (H')
KONSERVASIBURUNGMALEO
2020
Tabel 6. Hasil perhitungan nilai indeks keanekaragaman hayati lokasi Mangrove tahun
2020
Gambar 10. Grafik perbandingan indeks keanekaragaman hayati lokasi konservasi
Mangrove antara tahun 2019 dan tahun 2020
No. Nama Latin/Ilmiah Family Jumlah Rumus
Indeks
Dominansi
(Di)
1 Aegiciras floridum Myrsinaceae 6 -0,05757 1,33
2 Avicennia officinalis Avicenniaceae 60 -0,26865 13,33
3 Bruguiera gymnorrhiza Rhizophoraceae 51 -0,24677 11,33
4 sonneratia alba Sonneratiaceae 31 -0,1843 6,89
5 Heritiera littoralis Sterculiaceae 12 -0,09665 2,67
6 Lumnitzera littorea Combretaceae 10 -0,08459 2,22
7 Nypa Fruticans Myrtaceae 18 -0,12876 4,00
8 Rhizophora apiculata Rhizophoraceae 40 -0,21514 8,89
9 Rhizophora mucronata Rhizophoraceae 57 -0,26172 12,67
10 Rhizophora stylosa Rhizophoraceae 55 -0,2569 12,22
11 Xylcarpus granatum Meliaceae 11 -0,09072 2,44
12 Sonneratia caseolaris Sonneratiaceae 21 -0,14302 4,67
13 Ceriops tagal Rhizophoraceae 19 -0,13363 4,22
14 Rhizophora stylosa Rhizophoraceae 59 -0,26638 13,11
450 -2,4348 100
2,434797
Jumlah
Keanekaragaman Jenis (H')
3. PROGRAM KONSERVASI MALEO
Upaya konservasi burung maleo menjadi perhatian baik daerah, nasional maupun internasional.
Kondisi tersebut sangat dimungkinkan karena selain maleo hidup pada habitat tertentu, juga
Burung maleo (Macrocephalon maleo) telah masuk dalam salah satu spesies yang terancam
punah.
Upaya konservasi dimulai dari penjagaan ketat pada kawasan-kawasan yang sangat berpotensi
sampai pada proteksi akan burung maleo pada wilayah-wilayah yang belum terjangkau melalui
undang-undang, peraturan Menteri sampai pada Peraturan Daerah.
Dalam usaha konservasi burung maleo khususnya di Sulawesi tengah, pemerintah telah
melakukan upaya konservasi in situ, salah satunya dengan menetapkan kawasan Lore Lindu
(Kabupaten Donggala) sebagai Taman Nasional (TNLL) dan Suaka Margasatwa Bakiriang (SMB)
Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah, sebagai wilayah konservasi yang didalamnya
mencakup pelestarian satwa endemik burung maleo.
Usaha konservasi yang dilakukan selama ini mengalami beberapa hambatan diantaranya adalah,
terjadinya kerusakan habitat (habitat degradation) yang menyebabkan perubahan bentuk
struktur habitat, yakni pengurangan luas dan kualitas habitat, terjadinya kantong-kantong
habitat (habitat fragmentation) oleh karena pembalakan liar dan ulah masyarakat yang tidak
bertanggungjawab, ini dapat menyebabkan isolasi demografi dan genetik pada burung maleo
dan spesies lainnya, sehingga dengan mudah mendapat ancaman kepunahan, hilangnya habitat
(habitat loss) oleh karena alih fungsi hutan menjadi pemukiman masyarakat dan perkebunan.
Ketidakberhasilan tersebut disebabkan sulitnya pelaksanaan hokum (law enforcement) oleh
karena berbagai pertimbangan sosial lainnya dan kurangnya kesadaran masyarakat (society
awareness) terhadap pelestarian lingkungan.
3.1. Kondisi Rona Awal wilayah konservasi Maleo
Sejak tahun 2019 JOB Tomori melakukan konservasi ex-situ dengan memelihara 1 pasang
Maleo dari hasil peneluran alami yang dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam
(BKSDA) Propinsi Sulawesi Tengah. Di tahun 2020 ini JOB Tomori kembali bekerjasama
dengan BKSDA dan menggandeng Universitas Tadulako Palu untuk melakukan penetasan
dengan incubator dan melakukan perlindungan lokasi peneluran Maleo di Taman Swaka
Margasatwa Bankiriang.
Gambar 12. Lokasi Peneluran alami Maleo di TSM Bankiriang kabupaten Banggai
Gambar 11
Untuk kerjasama dengan Universitas Tadulako ini dilakukan penetasan buatan didalam
mesin inkubatot. Sebanyak 15 telur maleo yang ditetaskan. Setelah dipelihara dan dijaga
selama kurang lebih 2 bulan akhirnya berhasil menetas 13 telur dan hanya 12 ekor Maleo
yang berhasil survive dan siap untuk dilepas-liarkan.
Gambar 13. Telur yang subur dan menetas setalah di Inkubasi selama 2 bulan
3.2. Indeks Keanekaragaman Hayati wilayah konservasi Maleo
Di tahun 2020 ini perhitungan indeks keanekaragaman hayati (H’) dilakukan
di lokasi konservasi Maleo Taman Suaka Margasatwa Bankiriang yang
bekerjasama dengan konsultan PT. Jihanum Karya Energi. Untuk hasil
perhitungan tersebut tersaji di pada table dibawah berikut ini :
No Nama lokal Nama Ilmiah Family Jumlah Rumus Indeks Dominansi (Di)
1 Enau Arenga pinnata Areceae 43 -0,117506865 3,507340946
2 Kemiri Aulerites mollucana Euphorbiaceae 9 -0,03607552 0,734094617
3 Pulai Alstonia spectabilis Apocynaceae 24 -0,077000815 1,957585644
4 Mahoni Swetinia mahagoni Maliaceae 7 -0,029493649 0,57096248
5 Pinang merah Areca vestiaria Gisekke Arecacea 17 -0,059323882 1,386623165
6 Kelapa Cocos nucifera L Arecaceae 32 -0,095158922 2,610114192
7 Pandan Pandanus sarasinorum Pandanaceae 12 -0,045284882 0,978792822
8 Aren Arenga undulatifolia Becc Areceae 41 -0,11363421 3,344208809
9 nangka Artocarpus heterophyllus Moraceae 23 -0,074590874 1,876019576
10 Marantaripa Buchanania arborescens Blume Anacardiaceae 7 -0,029493649 0,57096248
11 Kenanga Cananga odorata (Lamk) Annonaceae 5 -0,022439128 0,407830343
12 Dango Carallia brachiata (Lour) Rhizopraceae 9 -0,03607552 0,734094617
13 Cemara laut Casuarina equisetifolia Casuarinaceae 42 -0,115580249 3,425774878
14 Benuang Duabanga mollucana Blume Sonneratiaceae 19 -0,064579437 1,549755302
15 Empo Garuga floribunda Burseraceae 11 -0,042291831 0,897226754
16 Mangga Mangifer indica Anacardiaceae 17 -0,059323882 1,386623165
17 Api-api Avicennia alba Avicenniaceae 52 -0,134040748 4,241435563
18 Nipa-Nipa Nypa fruticans Myrtaceae 47 -0,12502784 3,83360522
19 Lenggadai Bruguiera parviflora Rhizophoraceae 55 -0,139257619 4,486133768
20 Bakau Rhizopora mucronata Rhizophoraceae 42 -0,115580249 3,425774878
21 Bakau Kayu Bruguiera cylndrica Rhizophoraceae 45 -0,121303616 3,670473083
22 Bakau Minyak Rhizopora apiculata Rhizophoraceae 47 -0,12502784 3,83360522
23 Bangko Rhizophora stylosa Rhizophoraceae 52 -0,134040748 4,241435563
24 Posi-posi Sonneratia alba Sonneratiaceae 53 -0,135795001 4,323001631
25 Serak Sulawesi Tyto rosenbergii Tytonidae 1 -0,005800581 0,081566069
26 Cabak kota Caprimulgus affinis Caprimulgidae 7 -0,029493649 0,57096248
27 Belekok sawah Abeola speciosa Ardeidae 12 -0,045284882 0,978792822
28 Delimukan zamrud Chalcopaps indica Columbidae 7 -0,029493649 0,57096248
29 Kuntul kecil Egretta garzetta Ardeidae 24 -0,077000815 1,957585644
30 Cucak kutilang Pycnonotus qurigaster Phycnonocydae 9 -0,03607552 0,734094617
31 Madu sriganti Nectarinia jugularis Nectarinidae 7 -0,029493649 0,57096248
32 Madu kelapa Anthereptes malacensis Nectariniidae 11 -0,042291831 0,897226754
33 Walet polos Collocelia vanicorensis Apodidae 11 -0,042291831 0,897226754
34 cabai panggul kelabu Dicaeum celebicum Dicaidae 1 -0,005800581 0,081566069
35 Srigunting jambul rambutDicrurus hottentetus Dicruridae 5 -0,022439128 0,407830343
36 Wiwik kelabu Cacomantis merulinus Cuculidae 2 -0,010470416 0,163132137
37 Bubut alang alang Centropus bengalensis Cuculidae 1 -0,005800581 0,081566069
38 Kapas sayap putih Lalage sueurii Campegphagidae 1 -0,005800581 0,081566069
39 Gemak loreng Turnix suscitator Turnicidae 1 -0,005800581 0,081566069
40 Raja udang meninting Alsedo meninting Alcedinidae 1 -0,005800581 0,081566069
41 Kepodang sungu Not udintified 1 -0,005800581 0,081566069
42 Wiwik uncuing Cacomantis sepuleralis Cuculidae 1 -0,005800581 0,081566069
43 Serindit sulawesi Loriculus stigmatus Psittaculidae 2 -0,010470416 0,163132137
44 Kupu Barong Papilio memnon papilionidae 13 -0,048209882 1,060358891
45 Kupu Liar Hypolimnas bolina Nymphalidae 4 -0,01867934 0,326264274
46 Kupu Mimik Widuri Neptis hylas Nymphalidae 9 -0,03607552 0,734094617
47 Kupu Ilalang Papilio demoleus Papilionidae 1 -0,005800581 0,081566069
48 Kupu Barong Acraea terpsicore Nymphalidae 11 -0,042291831 0,897226754
49 Kupu Ketapang Appias libythea Pieridae 12 -0,045284882 0,978792822
50 Kupu telur Hypolimas misippus Nymphalidae 5 -0,022439128 0,407830343
51 Kupu Ketapang Mellitus symentus Licanidae 2 -0,010470416 0,163132137
52 Barong Papilio memnon Papilionidae 7 -0,029493649 0,57096248
53 Kupu Ketapang Hypolimnas bolina Nymphalidae 8 -0,032835697 0,652528548
54 kupu-kupu Neptis hylas Pieridae 9 -0,03607552 0,734094617
55 Kupu-kupu Jeruk Papilio demoleus Nymphalidae 23 -0,074590874 1,876019576
56 Kupu-kupu Jingga Acraea terpsicore Licanidae 11 -0,042291831 0,897226754
57 kupu Liar Appias libythea Nymphalidae 9 -0,03607552 0,734094617
58 Kupu Mimik Widuri Hypolimas misippus Papilionidae 4 -0,01867934 0,326264274
59 Kupu Ketapang Mellitus symentus Nymphalidae 5 -0,022439128 0,407830343
60 Kupu Malas Neptis hylas Nymphalidae 4 -0,01867934 0,326264274
61 Kupu telur Hypolimnas bolina Papilionidae 7 -0,029493649 0,57096248
62 Kupu Arktris putih Pieris angelika Nymphalidae 7 -0,029493649 0,57096248
63 Kupu Ilalang Melanitis leda Pieridae 8 -0,032835697 0,652528548
64 Capung australia Ortherum caledonicum Ortherum 11 -0,042291831 0,897226754
65 Capung badak Ortherum sabina Ortherum 21 -0,069662955 1,712887439
66 Capung rambu Coenagrionidae Agriocnemis 24 -0,077000815 1,957585644
67 capung air tawar Agriocnemis pygmea ortherum 21 -0,069662955 1,712887439
68 Kepiting Bakau Ortherum testaceum Pieridae 32 -0,095158922 2,610114192
69 Laba-laba Scylla. Sp Fortunidae 33 -0,097304364 2,691680261
70 Ular Anareus diadematus Inachidae 12 -0,045284882 0,978792822
71 Kalomang Ferdonia leucobalia Elapidae 18 -0,061974328 1,468189233
72 Ikan Glodok Paguroidea. Sp Paguroidea 12 -0,045284882 0,978792822
73 Nyamuk Perithalamus. Sp Gobiidae 18 -0,061974328 1,468189233
74 Kumbang Aedes aegepty Culicidae 17 -0,059323882 1,386623165
75 Semut Hitam Asiatic rhinoceros carabidae 23 -0,074590874 1,876019576
76 Semut Hitam Lasius niger Formicidae 9 -0,03607552 0,734094617
77 Jumlah 1226 -3,936963428 100
3,936963428Keanekaragaman Jenis (H')
Tabel 7. Hasil perhitungan nilai indeks keanekaragaman hayati lokasi konservasi Maleo
Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman hayati didapatkan nilai
sebesar 3,93. Dari hasil ini kondisi keanekaragaman hayati di lokasi
konservasi Maleo Bankiriang tergolong dalam kondisi Baik.
No Nama lokal Nama Ilmiah Family Jumlah Rumus Indeks Dominansi (Di)
1 Enau Arenga pinnata Areceae 43 -0,117506865 3,507340946
2 Kemiri Aulerites mollucana Euphorbiaceae 9 -0,03607552 0,734094617
3 Pulai Alstonia spectabilis Apocynaceae 24 -0,077000815 1,957585644
4 Mahoni Swetinia mahagoni Maliaceae 7 -0,029493649 0,57096248
5 Pinang merah Areca vestiaria Gisekke Arecacea 17 -0,059323882 1,386623165
6 Kelapa Cocos nucifera L Arecaceae 32 -0,095158922 2,610114192
7 Pandan Pandanus sarasinorum Pandanaceae 12 -0,045284882 0,978792822
8 Aren Arenga undulatifolia Becc Areceae 41 -0,11363421 3,344208809
9 nangka Artocarpus heterophyllus Moraceae 23 -0,074590874 1,876019576
10 Marantaripa Buchanania arborescens Blume Anacardiaceae 7 -0,029493649 0,57096248
11 Kenanga Cananga odorata (Lamk) Annonaceae 5 -0,022439128 0,407830343
12 Dango Carallia brachiata (Lour) Rhizopraceae 9 -0,03607552 0,734094617
13 Cemara laut Casuarina equisetifolia Casuarinaceae 42 -0,115580249 3,425774878
14 Benuang Duabanga mollucana Blume Sonneratiaceae 19 -0,064579437 1,549755302
15 Empo Garuga floribunda Burseraceae 11 -0,042291831 0,897226754
16 Mangga Mangifer indica Anacardiaceae 17 -0,059323882 1,386623165
17 Api-api Avicennia alba Avicenniaceae 52 -0,134040748 4,241435563
18 Nipa-Nipa Nypa fruticans Myrtaceae 47 -0,12502784 3,83360522
19 Lenggadai Bruguiera parviflora Rhizophoraceae 55 -0,139257619 4,486133768
20 Bakau Rhizopora mucronata Rhizophoraceae 42 -0,115580249 3,425774878
21 Bakau Kayu Bruguiera cylndrica Rhizophoraceae 45 -0,121303616 3,670473083
22 Bakau Minyak Rhizopora apiculata Rhizophoraceae 47 -0,12502784 3,83360522
23 Bangko Rhizophora stylosa Rhizophoraceae 52 -0,134040748 4,241435563
24 Posi-posi Sonneratia alba Sonneratiaceae 53 -0,135795001 4,323001631
25 Serak Sulawesi Tyto rosenbergii Tytonidae 1 -0,005800581 0,081566069
26 Cabak kota Caprimulgus affinis Caprimulgidae 7 -0,029493649 0,57096248
27 Belekok sawah Abeola speciosa Ardeidae 12 -0,045284882 0,978792822
28 Delimukan zamrud Chalcopaps indica Columbidae 7 -0,029493649 0,57096248
29 Kuntul kecil Egretta garzetta Ardeidae 24 -0,077000815 1,957585644
30 Cucak kutilang Pycnonotus qurigaster Phycnonocydae 9 -0,03607552 0,734094617
31 Madu sriganti Nectarinia jugularis Nectarinidae 7 -0,029493649 0,57096248
32 Madu kelapa Anthereptes malacensis Nectariniidae 11 -0,042291831 0,897226754
33 Walet polos Collocelia vanicorensis Apodidae 11 -0,042291831 0,897226754
34 cabai panggul kelabu Dicaeum celebicum Dicaidae 1 -0,005800581 0,081566069
35 Srigunting jambul rambutDicrurus hottentetus Dicruridae 5 -0,022439128 0,407830343
36 Wiwik kelabu Cacomantis merulinus Cuculidae 2 -0,010470416 0,163132137
37 Bubut alang alang Centropus bengalensis Cuculidae 1 -0,005800581 0,081566069
38 Kapas sayap putih Lalage sueurii Campegphagidae 1 -0,005800581 0,081566069
39 Gemak loreng Turnix suscitator Turnicidae 1 -0,005800581 0,081566069
40 Raja udang meninting Alsedo meninting Alcedinidae 1 -0,005800581 0,081566069
41 Kepodang sungu Not udintified 1 -0,005800581 0,081566069
42 Wiwik uncuing Cacomantis sepuleralis Cuculidae 1 -0,005800581 0,081566069
43 Serindit sulawesi Loriculus stigmatus Psittaculidae 2 -0,010470416 0,163132137
44 Kupu Barong Papilio memnon papilionidae 13 -0,048209882 1,060358891
45 Kupu Liar Hypolimnas bolina Nymphalidae 4 -0,01867934 0,326264274
46 Kupu Mimik Widuri Neptis hylas Nymphalidae 9 -0,03607552 0,734094617
47 Kupu Ilalang Papilio demoleus Papilionidae 1 -0,005800581 0,081566069
48 Kupu Barong Acraea terpsicore Nymphalidae 11 -0,042291831 0,897226754
49 Kupu Ketapang Appias libythea Pieridae 12 -0,045284882 0,978792822
50 Kupu telur Hypolimas misippus Nymphalidae 5 -0,022439128 0,407830343
51 Kupu Ketapang Mellitus symentus Licanidae 2 -0,010470416 0,163132137
52 Barong Papilio memnon Papilionidae 7 -0,029493649 0,57096248
53 Kupu Ketapang Hypolimnas bolina Nymphalidae 8 -0,032835697 0,652528548
54 kupu-kupu Neptis hylas Pieridae 9 -0,03607552 0,734094617
55 Kupu-kupu Jeruk Papilio demoleus Nymphalidae 23 -0,074590874 1,876019576
56 Kupu-kupu Jingga Acraea terpsicore Licanidae 11 -0,042291831 0,897226754
57 kupu Liar Appias libythea Nymphalidae 9 -0,03607552 0,734094617
58 Kupu Mimik Widuri Hypolimas misippus Papilionidae 4 -0,01867934 0,326264274
59 Kupu Ketapang Mellitus symentus Nymphalidae 5 -0,022439128 0,407830343
60 Kupu Malas Neptis hylas Nymphalidae 4 -0,01867934 0,326264274
61 Kupu telur Hypolimnas bolina Papilionidae 7 -0,029493649 0,57096248
62 Kupu Arktris putih Pieris angelika Nymphalidae 7 -0,029493649 0,57096248
63 Kupu Ilalang Melanitis leda Pieridae 8 -0,032835697 0,652528548
64 Capung australia Ortherum caledonicum Ortherum 11 -0,042291831 0,897226754
65 Capung badak Ortherum sabina Ortherum 21 -0,069662955 1,712887439
66 Capung rambu Coenagrionidae Agriocnemis 24 -0,077000815 1,957585644
67 capung air tawar Agriocnemis pygmea ortherum 21 -0,069662955 1,712887439
68 Kepiting Bakau Ortherum testaceum Pieridae 32 -0,095158922 2,610114192
69 Laba-laba Scylla. Sp Fortunidae 33 -0,097304364 2,691680261
70 Ular Anareus diadematus Inachidae 12 -0,045284882 0,978792822
71 Kalomang Ferdonia leucobalia Elapidae 18 -0,061974328 1,468189233
72 Ikan Glodok Paguroidea. Sp Paguroidea 12 -0,045284882 0,978792822
73 Nyamuk Perithalamus. Sp Gobiidae 18 -0,061974328 1,468189233
74 Kumbang Aedes aegepty Culicidae 17 -0,059323882 1,386623165
75 Semut Hitam Asiatic rhinoceros carabidae 23 -0,074590874 1,876019576
76 Semut Hitam Lasius niger Formicidae 9 -0,03607552 0,734094617
77 Jumlah 1226 -3,936963428 100
3,936963428Keanekaragaman Jenis (H')
KONSERVASISERAK SULAWESI
2020
4. PROGRAM KONSERVASI SERAK SULAWESI
Indonesia sudah sejak lama dikenal sebagai Negara agraris yang terkenal dengan slogan
swasembada pangannya. Pemerintah mencanangkan program ekstensifikasi dan intensifikasi
pada lahan pertanian untuk menggenjot produksi pertanian seiring dengan mengingkatnya
kebutuhan masyarakat akan produk-produk pertanian khususnya makanan pokok, salah
satunya adalah besar yang dikenal sebagai makanan pokok mayoritas masyarakat Indonesia.
Beberapa propinsi dikenal sebagai lumbung padi Indonesia yang tersebar di pelosok-pelosok
desa.
Ancaman yang paling serius yang dialami oleh para petani dalam pengolahan lahan pertanian
adalah serangan hama tikus yang merajalela. Hama ini sangat mengancam petani karena bisa
merusak tanaman padi, merusak dan memakan jagung tanpa tersisa yang mengakibatkan
kerugian. Karena pada masyarakat pedesaan seperti contohnya di daerah Demak biasanya
melakukan sistem tanam tanaman padi, jagung serta kacang. Hama dan tikus selalu menjadi
kegelisahan dari petani yang ada di daerah tersebut. Masyarakat desa ini hanya menggunakan
sistem gropyokan, racun atau pestisida dan setrum tikus. Hal demikian belum membuahkan
hasil yang maksimal. Karena, dalam berbagai kasus pengendalian tikus dengan racun justru tidak
tepat sasaran sehingga banyak hewan bermanfaat lain yang menjadi korban. Bahkan manusia
pun dapat menjadi korban dari racun tersebut. Selain penggunaan racun tidak sedikit pula
petani yang bahkan sampai menggunakan setrum listrik yang dipasang dari rumah atau setrum
dari diesel yang dinyalakan dan dipasang di area sawah. Hal tersebut kiranya lebih banyak
mengeluarkan biaya dan tenaga yang lebih ekstra dan tentunya menimbulkan resiko pula.
Padahal, sesungguhnya yang dicari dalam produksi pertanian ini adalah bagaimana
mendapatkan biaya yang seefektif mungkin untuk mendapatkan hasil yang semaksimal
mungkin tanpa efek samping yang merugikan lingkungan.
JOB Tomori sebagai salah satu perusahaan migas yang beroperasi di kabupaten Banggai
senantiasa melakukan inovasi pada setiap pelaksanaan program kerjanya khususnya yang
berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah kerja JOB Tomori.
Salah satu inovasi tersebut adalah dengan menginisiasi program pengendalian hama tikus
dengan memanfaatkan burung hantu (Tyto sp) yang diimplementasikan pada program
pemberdayaan masyarakat di JOB Tomori. Adapun tujuan dari program ini adalah untuk
meningkatkan produktivitas lahan pertanian masyarakat khususnya para petani yang menjadi
mitra binaan program pemberdaan masyarakat JOB Tomori.
4.1. Rona Awal kondisi lokasi konservasi Serak Sulawesi
Program konservasi Serak Sulawesi ini sudah diinisiasi sejak tahun 2018 dan
implementasinya berjalan di tahun 2019 merupakan hasil kerjasama divisi QHSE dan
Community Development . Sebelum dijalankannya program ini di wilayah tersebut
marak terjadi perburuan liar dari burung Serak Sulawesi ini. Ditemukan juga Serak
Sulawesi banyak tertangkap jarring burung Belibis. Untuk menyelamatkan Serak
Sulawesi yang luka tersebut maka dibangunah rumah karantina guna memulihkan
kondisi Serak Sulawesi yang tertangkap dan terluka untuk kemudian dilepasliarkan
kembali kea lam untuk menjalankan fungsinya sebagai predator pengontrol
keseimbangan lingkungan.
Gambar 13. Rumah Karantina bagi burung Serak Sulawesi di Desa Sumberharjo
kecamatanMoilong Kabupaten Banggai
4.2. Indeks Keanekaragaman Hayati wilayah konservasi Serak Sulawesi
Survey yang dilakukan oleh tim Konsultan mendapatkan data indeks keanekaragaman
hayati di lokasi konservasi Serak Sulawesi ini dengan nilai 3,83. Nilai ini mengindikasikan
bahwa kondisi status keanekargaman hayati di lokasi tersebut tergolong TINGGI. Hal ini
bisa dimaklumi karena wilayahnya merupakan areal persawahan dan kebun yang masih
memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang cukup tinggi.
No Nama Jenis Nama Latin Family Jumlah Rumus Indeks Dominansi (Di)
1 Jati Putih Gmelina arborea Lamiaceae 9 -0,035727666 0,725221595
2 Kelapa Cocos nucifera L Arecaceae 47 -0,123977183 3,787268332
3 Mangga Mangifera indica Anacardicae 29 -0,087779961 2,336825141
4 Mahoni Swietenia mahagoni Meliaceae 10 -0,03884841 0,805801773
5 Aren Arenga Pinnata Areceae 57 -0,141495106 4,593070105
6 Jati super Tectona grandis Lamiaceae 32 -0,094322305 2,578565673
7 pandanus Pandanus sarasinorum Pandanaceae 23 -0,073914671 1,853344077
8 sukun Arthocarpus altilis Moraceae 27 -0,083280878 2,175664786
9 Nangka Artocarpus heterophyllus Moraceae 19 -0,063985046 1,531023368
10 bambu Bamboo sp Bambuceae 30 -0,089987318 2,417405318
11 Jambu biji Psidium guajava Myrtaceae 41 -0,112662473 3,303787268
12 Johar Senna siamea Fabaceae 27 -0,083280878 2,175664786
13 Tamrindus Tamanrindus indica Fabaceae 33 -0,096451614 2,65914585
14 Kopi-kopi Leucaena leucocepala Fabaceae 47 -0,123977183 3,787268332
15 Langsat Lasium domesticum Meliaceae 21 -0,069026718 1,692183723
16 Jambu Mente Anacardium occidentale anacardiceae 17 -0,058773417 1,369863014
17 Coklat Theobrama cacao malavaceae 37 -0,104731612 2,981466559
18 Johar Senna siamea Fabaceae 42 -0,114594789 3,384367446
19 Pakis Pandanus sarasinorum Pandanaceae 36 -0,102695841 2,900886382
20 kayu jawa Lanne coromandelica Anacardicae 23 -0,073914671 1,853344077
21 paku-pakuan Marsilea crenata pteropsida 25 -0,078662308 2,014504432
22 Api-api (sia-sia) Avicennia lanata Avicenniaceae 49 -0,127607391 3,948428687
23 Kandeka Bruguiera gymonrrhiza Rhizophoraceae 36 -0,102695841 2,900886382
24 Nipah Nypa fruticans Myrtaceae 47 -0,123977183 3,787268332
25 Berus mata buaya Bruguiera hainessi Rhizophoraceae 19 -0,063985046 1,531023368
Tabel 8. Hasil perhitungan nilai indeks keanekaragaman hayati lokasi konservasi Serak
Sulawesi
No Nama Jenis Nama Latin Family Jumlah Rumus Indeks Dominansi (Di)
26 Tanjang Bruguiera parviflora Rhizophoraceae 41 -0,112662473 3,303787268
27 Bangka itam Rhizopora mucronata Rhizophoraceae 39 -0,108738384 3,142626914
28 Bakau minyak Rhizopora apiculata Rhizophoraceae 42 -0,114594789 3,384367446
29 Belekok sawah Abeola speciosa Ardeidae 3 -0,014565013 0,241740532
30 Madu sriganti Cinnirys gabularis Nectariniidae 4 -0,018492759 0,322320709
31 Cucak kutilang Pycnonotus aurigaster Pycnonocydae 6 -0,025778791 0,483481064
32 cekakak sungai Halcyon chloris Alcedinidae 2 -0,010363458 0,161160355
33 bubut alang-alang centropus bengalensis Cuculidae 4 -0,018492759 0,322320709
34 serindit sulawesi Loriculus stigmatus Psittaculidae 1 -0,005740268 0,080580177
35 Bondol taruk Lonchura moluca Estrildidae 2 -0,010363458 0,161160355
36 Madu kelapa Anthereptes malacensis Nectariniidae 16 -0,05609778 1,289282836
37 Walet polos Collocelia vanicorensis Apodidae 5 -0,022216901 0,402900886
38 Cabai panggul kelabu Dicaeum celebicum dicaidae 4 -0,018492759 0,322320709
39 Remetuk laut Gerigone sulphurea acanthisidae 2 -0,010363458 0,161160355
40 Gagak hutan Corvus enca Corvidae 2 -0,010363458 0,161160355
41 Kupu Barong Papilio memnon papilio 10 -0,03884841 0,805801773
42 Kupu Liar Neptis hylas Nymphalidae 7 -0,029205752 0,564061241
43 Kupu Mimik Widuri Pieris angelika Pieridae 1 -0,005740268 0,080580177
44 Kupu Ilalang Melanitis leda Nymphalidae 1 -0,005740268 0,080580177
45 Kupu Barong Papilio memnon papilionidae 8 -0,032517204 0,644641418
46 Kupu Ketapang Mellitus symentus Licanidae 3 -0,014565013 0,241740532
47 Kupu telur Hypolimnas bolina Nymphalidae 1 -0,005740268 0,080580177
48 Tikus Rattus nunoorvegicus Muridae 6 -0,025778791 0,483481064
49 Kadal Lasertilia. Sp Scincidae 32 -0,094322305 2,578565673
50 ular Sawah Malayophiton reticulatus Phytonidae 4 -0,018492759 0,322320709
51 Semut Hitam Lasius niger Formicidae 9 -0,035727666 0,725221595
52 Semut Merah Solenopsis. Sp Formicidae 17 -0,058773417 1,369863014
53 Lintah Hirudo medicinalis Annelida 32 -0,094322305 2,578565673
54 Belalang Dissorteira carolina Arthropoda 9 -0,035727666 0,725221595
55 Nyamuk Aedes aegepty Culicidae 4 -0,018492759 0,322320709
56 Keong Pila ampullacea Ampullariidae 27 -0,083280878 2,175664786
57 katak sawah Fejervarya cancivora Ranidae 3 -0,014565013 0,241740532
58 Jangkrik Gryllydae. sp Gryllidae 5 -0,022216901 0,402900886
59 Cacing Lumbricus terrestris Lumbricidae 9 -0,035727666 0,725221595
60 Ayam Ghallus ghallus Phasianidae 43 -0,116507917 3,464947623
61 Belut Monoterus albus Synbrancidae 6 -0,025778791 0,483481064
62 katak tegalan Fajervarya limnocharis Ranidae 7 -0,029205752 0,564061241
63 Kodok wudu Duttaphrynud melanosticus Bufonidae 12 -0,044855112 0,966962127
64 Biawak Varanus. sp Varanidae 2 -0,010363458 0,161160355
65 Cicak Pohon Cyrtodactylus deveti Gekkonidae 6 -0,025778791 0,483481064
66 Bunglon kampur Calotes versicolor Agamidae 4 -0,018492759 0,322320709
67 Kodok Buduk Duttaphrynus melanostictus Bufonidae 5 -0,022216901 0,402900886
68 Katak Tegalan Fejervarya limnocharis Dicroglossidae 12 -0,044855112 0,966962127
1241 -3,83552192 100
3,83552192
Jumlah
Keanekaragaman Hayati (H')
PENUTUP
Demikianlah laporan status keenderungan Keanekaragaman hayati tahun 2020 ini
dibuat sebagai gambaran akan kinerja dan pencapaian program KEHATI JOB Tomori
sebagai bahan informasi bagai para pemangku kepentingan dan stake serta share holder
JOB Tomori. Semoga apa yang kami lakukan bisa menjadi nilai tambah positif bagi
keberlangsungan kehidupan fauna dan satwa yang berada disekitar lokasi operasi JOB
Tomori dan bermanfaat baik secara langsung ataupun tidak langsung bagi lingkungan
dan masyarakat sekitar.