STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM...

93
STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM PERSPEKTIF FIQH, UU NO 1/1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy) Oleh : Dofir Nim : 105044101363 KONSENTRASI PERADILAN AGAMA PROGRAM STUDI AHWAL AS-SYAHSIYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

Transcript of STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM...

Page 1: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN

DALAM PERSPEKTIF FIQH, UU NO 1/1974 DAN KOMPILASI HUKUM

ISLAM

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy)

Oleh :

Dofir

Nim : 105044101363

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA PROGRAM STUDI AHWAL

AS-SYAHSIYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 2: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN

DALAM PERSPEKTIF FIQH, UU NO 1/1974 DAN KHI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Sarjana Syari’ah (S.Sy)

Nama : Dofir

Nim : 105044101363

Di bawah bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Umar al-Haddad, MA Sri Hidayati, M. Ag

NIP : 196809041994011001 NIP : 197102151997032002

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA

PROGRAM STUDI AHWAL AS-SYAHSIYAH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 3: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq Di Luar Pengadilan Perspektif Fiqh,

UU No 1 Tahun 1974 dan KHI, telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas

Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Maret 2010.

skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Ahwal Syakhshiyah.

Jakarta, 18 Maret 2010

Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP : 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Drs. H. A. Basiq Djalil. SH., MA (.............................................)

NIP : 195003061976031001

Sekretaris : Kamarusdiana, S.Ag., MH (.............................................)

NIP : 197202241998031003

Pembimbing I : Dr. Umar al-Haddad, MA (.............................................)

NIP : 196809041994011001

Pembimbing II : Sri Hidayati, M.Ag (.............................................)

NIP : 197102151997032002

Penguji I : Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag (.............................................)

NIP : 197112121995031001

Penguji II : Kamarusdiana, S.Ag., MH (.............................................)

: NIP : 197202241998031003

Page 4: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dofir

Nim : 105044101363

Semester/jurussan/prodi : 10/Peradilan Agama/Ahwal As-Syahsiyah

Fakultas : Syari’ah dan Hukum

Dengan ini mohon penundaan pembayaran kuliah semester sepuluh (10) yang

akan di bayarkan pada tanggal 04 Maret 2010 dengan segala dendanya.

Demikian atas perhatian dan kebijaksanaannya saya ucapkan terima kasih.

Mengetahui Jakarta 04

Maret 2010

A.N. Dekan

Pembantu dekan bidang administrasi

Dofir

105044101363

Dra. Hj. Hermawati

Nip: 150227408

Tembusan:

Yth Dekan (sebagai laporan)

Page 5: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

��� ا ا���� ا�����

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan

bimbingan dan petunjuk kepada kita, sehingga penulisan skripsi yang berjudul Status

Hukum Thalaq di Luar Pengadilan Perspektif Fiqh, UU No 1/1974 dan KHI untuk

syarat mendapatkan gelar starata 1 (S1) dapat dirampungkan. Dengan skripsi ini

mudah-mudahan bermanfaat bagi kita sekalian. amin. Shalawan dan salam marilah

kita tetap haturkan kepada Nabi kita, Nabi Muhammad SAW yang telah mengenalkan

kita pada agama islam.

Dengan telah selesainya skripsi ini saya juga ucapkan banyak-banyak

terimakasih kepada semua yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini baik

bantuan berupa do’a tenaga harta dan fikiran saya ucapkan Jaza Kumullah Biahsanal

Jaza terutama kepada:

1. Terima ksih yang sedalam-dalamnya kepada semua gura yang telah

memberikan pengetahuan sehingga saya bisa mendapatkan gelar S1, terutama

kepada K.H. Abdul Fatah Ahmad Faqih dan Drs. K.H. Tohir Abdurrahman.

2. Terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak dan Ibu saya yang telah

membesarkan, merawat, membingbing dan membiayai saya dalam menuntut

ilmu

Page 6: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

3. Terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada pembingbing skripsi saya Dr.

Umar al-Haddad, MA yang telah membingbing saya dalam penulisan skripsi

ini, dan trimaksih juga kepada Sri. Hidayati, S. Ag, MA selaku pembingbing

skripsi saya yang telah membingbing saya sehingga skripsi ini bisa

terselesaikan.

4. Terimaksih juga kepada seluruh pegawai Kampus Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah (UIN) dengan segala fasilitas yang diberikan.

Terakhir, kepada Allah AWT penulis mohon taufik dan hidayah-Nya, serta

memanjatkan rasa syukur atas telah selesainya penulisan skripsi ini, karena dengan

petunjuk dan lindungan-Nya jualah penulisan skripsi dapat diselesaikan. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan menjadi amal sholeh bagi penulis

disisi Allah. Amin.

Jakarta, 25 Februari 2010 M

10 Rabi’ul Awal 1431 H

Penulis

Page 7: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

D. Review Studi Terdahulu .............................................................. 7

E. Metode Penelitian ........................................................................ 9

F. Sistematika Penulisan .................................................................. 12

BAB II HUKUM THALAQ DALAM PERSPEKTIF FIQH ...................... 13

A. Pengertian dan Macam-macam Thalaq ........................................ 13

B. Rukun dan Syarat-syarat Thalaq .................................................. 24

C. Redaksi (sighat) Thalaq ............................................................... 27

BAB III PROSES PERCERAIAN DALAM PERSPEKTIF FIQH,

UU NO1 TAHUN 1974 DAN KHI .................................................. 30

A. Perspektif Fiqh ............................................................................. 30

B. Perspektif UU No 1 Tahun 1974................................................... 38

C. Perspektif Kompilasi Hukum Islam .............................................. 47

Page 8: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

BAB IV THALAQ DI LUAR PENGADILAN ............................................ 62

A. Status Hukum ............................................................................. 62

B. Saksi Thalaq . ............................................................................. 70

C. Analisis Penulis .......................................................................... 72

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 77

A. Kesimpulan .................................................................................. 77

B. Saran ........................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akad perkawinan dalam hukum Islam bukanlah perkara perdata semata, tapi

merupakan ikatan suci (mitsaqan ghalizha) yang terkait dengan keyakinan dan

keimanan kepada Allah sebagaimana Firman-Nya dalam surah An-Nisa’ [4] ayat 211.

Dengan demikian ada dimensi ibadah dalam sebuah perkawinan. Untuk itu

perkawinan itu harus dipelihara dengan baik sehingga bisa abadi dan apa yang

menjadi tujuan perkawinan dalam Islam yakni terwujudnya keluarga yang sakinah

mawaddah warahmah dapat terwujud. Tapi ada saat-saat dalam kehidupan manusia

ketika tak mungkin baginya melanjutkan hubungan yang akrab dengan pasangannya,

maka apa yang menjadi tujuan perkawinan kandas ditengah jalan. Syetan, musuh

yang nyata bagi manusia, memainkan peranannya pada puncak kebanggaan

peradaban manusia sehingga seringkali terjadi nasehat baik dan perundingan

bijaksana tidak berfungsi. Dalam keadaan demikian perkawinan tak mungkin lagi

dipertahankan, sehingga berpisah secara baik-baik dianggap lebih baik daripada

terseret berkepanjangan tak menentu, membuat rumah tangga dan keluarga bagaikan

neraka.

1 QS. An-Nisa’ [4] : 21: Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian

kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri, dan mereka (isteri-isterimu)

telah mengambil dari kamu Perjanjian yang kuat.

Page 10: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Sebenarnya putusnya perkawinan merupakan hal yang wajar saja, karena

makna dasar dari sebuah akad nikah adalah ikatan atau dapat juga dikatakan

perkawinan, pada dasarnya adalah kontrak.2 Konsekwensinya ia dapat bertahan dan

dapat pula terputus, salah satu sebab putusnya perkawinan adalah dengan jalan

thalaq.

Sebagai suatu ikatan, perkawinan harus diupayakan terjalin utuh. Dalam

keadaan yang tak dapat dihindarkan perceraian dibolehkan dengan alasan-alasan yang

diperbolehkan dan tidak bisa dihindarkan kecuali berpisah, tapi Allah sangat murka

terhadap perbuatan itu sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.

� ا���آ� (ق���� ا� ا� ال�� ا����ا���� و �3)روا$ ا�# داود وا�� م

Artinya: Perbuatan halal yang paling dimurkai Allah adalah thalaq. (HR.

Abu Daud dan Ibnu Majah dan disahehkan oleh Hakim)

Pada dasarnya putusnya sebuah perkawinan itu terjadi karena dua hal;

pertama karena kematian, dan kedua karena perceraian. Dalam hal putusnya

perkawinan karena perceraian, kemudian terdapat ketentuan perundangan di

Indonesia dan beberapa Negara muslim yang mensyaratkan adanya putusan

pengadilan. Islam menyerahkan hak cerai sepenuhnya terhadap suami, tapi Islam juga

tidak seotoriter itu, istri juga punya hak menuntut cerai terhadap suami ke pengadilan

ketika suami tidak memberikan nafkah lahir maupun batin bahkan menurut Mazhab

2 Lihat kembali Ahmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, Jakarta : Rajawali Pers, 1995,

3Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, Bulughu Al-Maram Min Adillatu Al-Ahkam, (Surabaya:

Al-Hidayah) h. 223

Page 11: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Hanafi ketika istri bersuamikan pria yang tidak memberikan nafkah lahir dan batin

atau mempunyai penyakit cacar yang merusak kebahagian rumah tangga maka dia

punya hak cerai langsung (tanpa melalui proses gugatan).4

Menurut ketentuan hukum Islam, thalaq adalah termasuk salah satu hak

suami, Allah menjadikan hak thalaq di tangan suami, tidak menjadikan hak thalaq itu

di tangan orang lain baik orang lain itu istri, saksi, ataupun Pengadilan sebagaimana

salah satu dari Firman Allah SWT di antaranya surah Al-Ahzab [33] ayat 495

Ibnu Qayyim berkata bahwa thalaq itu menjadi hak bagi orang yang menikah,

karena itulah yang berhak menahan istri, yaitu merujuknya. Suami tidak memerlukan

persaksian untuk mempergunakan haknya. Tidak ada riwayat dari Rasulullah SAW

dan para sahabatnya sesuatu yang menjadikan dalil dan alasan disyari’atkanya

persaksian thalaq.6

Terkait dengan masalah status thalaq di luar sidang Pengadilan Agama, bahsul

masail NU dalam Muktamar ke-28 di Yogyakarta Tahun 1989 telah memberikan

keputusan hukum bahwa thalaq adalah hak prerogatif suami yang bisa dijatuhkan

kapanpun dan dimanapun bahkan tanpa alasan sekalipun. Oleh karena itu apabila

suami belum menjatuhkan thalaq di luar Pengadilan Agama, maka thalaq yang

4 Thahir Al-Haddad, Wanita dalam Syariat dan Masyarakat, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993,

h. 94.

5 QS. Al-Ahzab [33] : 49: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-

perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya Maka

sekali-sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya. Maka

berilah mereka mut'ah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik- baiknya.

6 Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, Bogor: Kencana, 2003, h. 209.

Page 12: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

dijatuhkan di depan Hakim Agama itu dihitung thalaq yang pertama dan sejak itu

pula dihitung iddahnya. Jika suami telah menjatuhkan thalaq di luar Pengadilan

Agama, maka thalaq yang dijatuhkan di depan Hakim Agama itu merupakan thalaq

yang kedua dan seterusnya jika masih dalam waktu 'iddah raj'iyyah.7

Sedangkan Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam fatwanya yang disidangkan

pada hari Jum’at, 8 Jumadil ula 1428 H/ 25 Mei 2007 M memberikan sebuah putusan

bahwa perceraian harus dilakukan melalui proses pemeriksaan pengadilan, cerai

thalaq dilakukan dengan cara suami mengikrarkan thalaq-nya di depan sidang

Pengadilan dan cerai gugat diputuskan oleh hakim.8 Perceraian yang dilakukan di luar

sidang Pengadilan dinyatakan tidak sah. Pandangan NU dan Muhammadiyah di atas

mencerminkan suatu hal yang kontradiktif. Masing-masing memiliki metode istimbat

sendiri-sendiri

Di dalam UU No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan perceraian hanya dapat

dilakukan di depan sidang pengadilan, hal yang sama juga di jelaskan dalam KHI

yang mengharuskan thalaq ke pengadilan. Perceraian yang dilakukan kepengadilan

mempunyai kesan adanya saksi dalam thalaq sebagaimana yang dijelasakan dalam

Pasal 16 PP No 9 Tahun 1975 bahwa pengadilan hanya memutuskan untuk

mengadakan sidang pengadilan untuk menyaksikan perceraian, sedangkan di dalam

7 Abdul Aziz Masyhuri, Masalah Keagamaan jilid II, (Jakarta: Qultum Media 2004), cet, I h.

69-70.

8 Ahmad Azhar Basyir (Mantan Ketua Majelis Tarjih Muhammaddiyah), Thalaq di Luar

Pengadilan, Artikel diakses pada 26 juli 2009 dari http://blog.unila.ac.id

Page 13: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

fiqh jumhur ulama tidak mengharuskan adanya saksi, kecuali golongan syi’ah yang

mengharuskan adanya dua saksi dalam thalaq9. Pendapat ini didasarkan pada Firman

Allah SAW dalam surah At-Thalaq [65] ayat 2.10

Dengan adanya masalah seperti tersebut di atas penulis tertarik untuk meneliti

lebih jauh tentang sah tidaknya thalaq di luar Pengadilan dan perlukah saksi

terhadapa thalaq dalam pandangan Fiqh, UU No 1/1974 dan KHI dengan mengangkat

sebuah tema "Status Hukum Thalaq di Luar Pengadilan Dalam Perspektif Fiqh, UU

No 1/1974 dan KHI", karena disatu sisi (NU) mengatakan sah thalaq diluar proses

persidangan mulai saat itu iddahnya berlaku. Sedangkan Majelis Tarjih

Muhammaddiyah mengatakan thalaq harus melalui proses persidangan dan suami

mengikrarkan thalaq-nya didepan sidang Pengadilan baru iddahnya terhitung saat itu

dan Undang-undang sendiri mempunyai kesan adanya saksi thalaq yang

mengharuskan thalaq ke pengadilan

9 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, Terjemahan Masykur A.B, Afif

Muhammad Idrus Al-Khaff, (Jakarta: Lentera, 2007), cet, 6, h. 449

10 QS. At-Thalaq [65]: 2: Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah

mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi

yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah

diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa

kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.

Page 14: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penulis dalam penyusun skripsi ini, dengan tidak

mengurangi nilai pembahasan, maka penulis membatasi masalah dalam skripsi ini

hanya pada : “Status Hukum Thalaq di Luar Pengadilan dalam Perspektif Fiqh,

Undang-undang No 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam”, yang dimaksud

Fiqh adalah para ulama mazhab yang empat, Maliki, Hanafi, Syafi’i dan Hambali.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, masalah yang dibahas dalam skripsi ini, dapat

dirumuskan sebagai berikut :

a. Apakah sah thalaq yang dilakukan di luar pengadilan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian skripsi ini

adalah :

1. Mengetahui perbedaan antara pendapat Fiqh, UU No 1 Tahun 1974 dan

Kompilasi Hukum Islam (KHI) mengenai kedudukan sah tidaknya thalaq di

luar pengadilan.

Page 15: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

3. Mengetahui tentang kekuatan hukum mengikatnya antara Fiqh, UU No 1

Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam

D. Review Studi Terdahulu

Dari sekian banyak literatur skripsi fakultas syari’ah dan hukum yang ada di

perpustakaan penulis mengambil beberapa skripsi untuk melakukan perbandinagan

antara lain:

1. Cici Indriani, dengan judul skripsi Dampak Perceraian (cerai thalaq) Diluar

Prosedur Pengadilan Agama Terhadap Nafkah Iddah Dan Nafkah Anak

(Studi Kasus Di Desa Purwadadi Barat Kec. Purwadadi Subang), pada tahun

2006. Skripsi ini menjelaskan tentang adanya nafkah iddah dan nafkah anak

itu disebabkan jatuhnya thalaq baik thalaq yang dilakukan melalui proses

pengadilan atau tidak, tapi cerai yang dilakukan di luar pengadilan tidak

mengharuskan nafkah iddah dan nafkah anak, karena tidak terikat dengan

hukum

2. Mohd. Serajuddin bin Mokhtar dengan judul skripsi Terhadap Penyelesaian

Thalaq di Luar Sidang (Studi Kasus di Peradilan Agama Daerah Sik Kedah,

Malaysiya), pada tahun 2007. Skripsi ini menjelaskan bahwa masyarakat di

daerah Sik Kedah Malaysiaya mempunyai keyakinan thalaq dianggap sah

walau tanpa kepengadilan dengan berpedoman pada fikih, karena menurut

fiqh sah thalaq yang dijatuhkan di luar pengadilan dan masyarakat disana

Page 16: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

sangat sedikit melakukan perceraian kepengadilan, karena mereka

menganggap sah thalaq yang dilakukan di luar atau di dalam pengadilan.

3. Dede Rohyadi, dengan judul skripsi Perceraian di Luar Prosedur Peradilan

Agama di Kecamatan Sodong Hilir, Tasik Malaya dan Akibat Hukum, pada

tahun 2008. Skripsi ini menjelaskan bahwa di kecamatan sodong hilir hampir

semua perceraian di lakukan di luar pengadilan, karena mereka mengagap

perceraian adalah urusan keluarga yang harus ditutupi dan agama sendiri

memperbolehkannya.

4. M. Salman farisi, dengan judul skripsi Kedudukan Hukum Pengucapan Ikrar

Thalaq di Luar Pengadilan Agama (Studi Kasus di Pengadilan Agama

Jakarta Timur), pada tahun 2004. Skripsi menjelaskan pengucapan ikrar

thalaq di luar siding pengadilan itu sah menurut islam selama tidak

bertentangan dengan syari’at islam, tapi tidak mempunyai kekuatan hukum.

5. Ajid, dengan judul skripsi Persepsi Ulama Serang Tentang Cerai di Bawah

Tangan, pada tahun 2004. Skripsi ini memuat kesimpulan bahwa menurut

ulama cerai di luar pengadilan sah berdasarkan firman Allah SWT dalam

Surah Al-Baqarah (2) ayat 229:

�������� �� ��� � � �������� � ���� !"#$ ��% &⌧(�)*+ � �,���*-���. $

Artinya: Thalaq (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi

dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.

Page 17: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

� وس-� ,�ل+� ا�� ه�ی�ة ان ر�-+ �-� ا 4 ه� 4 وه�5�6 4 ا�23�ح ث�/ س#ل ا

11)روا$ ا�#داود. (وا���ق وا�� 78

Artinya: dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “tiga perkara

kesungguhannya dipandang benar, dan main-mainnya dipandang benar pula, yaitu:

nikah, thalaq dan ruju’ (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Tirmizi)

Sedangkan menurut pegawai pencatat nikah dan hakim pengadilan agama

tidak sah berdasarkan UU No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 39 ayat 1

Perbedaan skripsi hasil studi terdahulu dengan skripsi yang penulis tulis

terletak pada jenis penelitian, bahwasannya skripsi ini merupakan kajian kepustakaan

dan status hukum thalaq di luar pengadilan sedangkan skripsi hasil studi terdahulu

menggunakan kajian lapangan (studi kasus) dan membahas akibat dari thalaq di luar

pengadilan.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang di pakai penulis yaitu :

1. Jenis Penelitian

Tipe penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum normative dengan

pertimbangan bahwa bahan yang digunakan adalah analisis perbandingan Fiqh

dan Hukum Positif. Kajian Fiqh dengan mengambil beberapa literatur kitab klasik

dan buku yang merupakan hasil ijtihad ulama’ salaf maupun khalaf. Sedangkan

11 Al-‘Asqalani, Bulughu Al-Maram, h. 223

Page 18: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

kajian Hukum Positif mengacu kepada Undang-undang No. 1 Tahun 1974 dan

Kompilasi Hukum Islam (KHI).

2. Pendekatan

Dari jenis penelitian hukum normative, maka pendekatan yang dilakukan

adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konsep

(conceptual approach) dan pendekatan perbandingan (comparative approach).12

Pendekatan perundang-undangan dilakukan untuk meneliti bagaimana ketentuan

dan hal lain mengenai thalaq. Pendekatan konsep bertujuan sebagai penjelas

pemahaman berdasar konsep-konsep mengenai thalaq baik dalam Fiqh ataupun

Hukum Positif. Pendekatan perbandingan merupakan cara untuk mengetahui

bahwa di dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1974 thalaq harus melalui

pengadilan, sedangkan dalam Fiqh, thalaq tidak harus kepengadilan, hal inilah

yang nantinya berimplikasi terhadap status hukum thalaq itu sendiri.

3. Sumber Data

Sumber data penelitian ini terdiri dari :

12 Johnny Ibrahim., Teori dan Metodologi, Penelitian Hukum Normatif., (Malang; Bayumedia

Publishing, 2006), cet. Ke-2, h. 391

Page 19: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

a. Sumber data primer ; yaitu data-data yang berasal dari sumber-sumber

utama masalah penelitian ; materi-materi hukum dari UU Perkawinan No 1/1974,

KHI dan pendapat-pendapat mazhab fiqh.13

b. Sumber data sekunder ; yaitu data-data yang berasal dari sember-sumber

pendukung yang terkait dengan masalah yang diteliti, seperti kitab-kitab hukum

Islam, buku teks, pendapat forum kelompok atau kajian Islam, tokoh atau sarjana

yang berkompeten dibidang hukum islam.

c. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau

penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan sekunder14

seperti kamus

hukum, ensiklopedi, dan lain-lain.

4. Pengumpulan Data

Dari sumber data primer dan sekunder yang telah terkumpul, berdasarkan

masalah penelitian diatas, maka dikumpulkan lalu dirumuskan dan selanjutnya

dikaji secara komprehensif berdasarkan rumusan-rumusan yang diperoleh.

5. Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum

Pada fase ini biasa disebut sebagai pengolahan data, yaitu kegiatan untuk

mengadakan sistematisasi terhadap data-data yang terkumpul,15

baik sistemisasi

dari penelitian studi kepustakaan, perundang-undangan, artikel dan lain

13 Peter Mahmud Marzuki., Penelitian Hukum., (Jakarta; Kencana, 2008), cet. ke-4, h. 141 14 Johnny, Teori dan Metodologi, h. 392

15 Soerjono Soekanto., Pengantar Penelitian Hukum., (Jakarta; UI Press, 1986), h. 251

Page 20: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

sebagainya penulis uraikan dan hubungkan sedemikian rupa guna memperoleh

penyajian yang lebih sistematis sehingga bisa menjawab permasalahan mengenai

status hukum thalaq di luar pengadilan. Pengolahan data yang dilakukan secara

deduktif yaitu menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum

terhadap permasalahan konkrit berdasarkan penelitian. Selanjutnya bahan-bahan

yang diperoleh dianalisis untuk melihat keabsahan thalaq di luar ataupun yang

melalui pengadilan dan kedudukan saksi dalam thalaq.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang penulis pakai tersistem sebagai berikut:

Kata pengantar, daftar isi dan memuat beberapa beb yaitu:

Bab I Tentang Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Menjelaskan sekilas tentang thalaq yang berisikan tentang pengertian

thalaq, macam-macam thalaq, syarat-syarat thalaq, redaksi (sighat) thalaq

Bab III Menjelaskan proses perceraian yang berisikan tentang: Perspektif

Fiqh, UU No 1 Tahun 1974 dan KHI.

Bab IV Menjelaskan tentang hukum thalaq di luar Pengadilan yang memuat

tentang status hukum, kesaksian dalam thalaq dan analisis penulis.

Page 21: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Bab V Penutup yang memuat kesimpulan dan saran yang terakhir daftar

pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 22: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

BAB II

SEKILAS TENTANG THALAQ

A. Pengertian dan Macam-Macam Thalaq

1. Pengertian Thalaq

Kata “thalaq” secara harfiyah berarti “membuka ikatan” atau “membatalkan

perjanjian”16

jika kita hubungkan dengan putusnya perkawinan antara suami dan istri,

berarti mereka telah membuka ikatan yang pernah mengikat mereka berdua, yaitu

perkawinan atau mereka telah membatalkan perjanjian yang pernah mereka janjikan

dalam suatu perkawinan. Sedangkan secara terminologis ulama-ulama fiqh

memberikan rumusan yang berbeda–beda tapi esensinya sama. Seperti halnya Abi

Yahya Zakariya al-Anshari dalam kitabnya Fathu al-Wahhab merumuskan:17

�< +=4ا�23�ح �->; ا���ق ون�#$

Artinya: “Melepaskan ikatan perkawinan dengan lafadz thalaq dan

sepadannya”

Imam Taqiyuddin dalam kitabnya Kifayatu al-Akhyar merumuskan:18

اس� ��< ,�4ا�23�ح

Artinya: “Nama untuk tindakan melepaskan ikatan perkawinan”

16 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka

Progresif, 1997) edisi II 17 Abi Yahya Zakariya Al-Anshari, Fathu al-Wahhab bi Syarhi Minhaju at-Thullab, Beirut,

Juz II, h. 72

18 Taqiyuddin Abi Bakr Bin Muhammad Husaini, Kifayatu al-Akhyar, Beirut, Juz, II, h. 84

Page 23: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Dari rumusan yang di kemukakan Abi Yahya Zakariya al-Anshari dan Imam

Takiyuddin yang mewakili definisi yang diberikan kitab-kitab fiqh terdapat tiga kata

kunci yang menunjukkan hakikat dari perceraian:

Pertama: kata “melepaskan” mengandung arti bahwa thalaq itu melepaskan

sesuatu yang selama ini telah terikat, yaitu ikatan perkawinan.

Kedua: kata “ikatan perkawinan” yang mengandung arti bahwa thalaq itu

mengakhiri hubungan perkawinan yang terjadi selama ini. Bila ikatan perkawinan itu

memperbolehkan hubungan antara suami dan istri, maka dengan telah dibuka ikatan

itu status suami dan istri kembali kepada keadaan semula, yaitu haram.

Ketiga: dengan kata tha-la-qa dan sepadanya yang sama maksudnya dengan

itu mengandung arti bahwa putusnya perkawinan itu melalui suatu ucapan dan

ucapan yang digunakan itu adalah thalaq atau semaksud dengan itu, bila tidak dengan

ucapan tersebut maka putus dengan kematian.

Dalam Undang-undang No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, tidak dikenal

adanya istilah thalaq, tapi dikenal dengan istilah yang disebut “putusnya

perkawinan”. Undang-undang No 1 Tahun 1974 ini tidak menganal istalah thalaq,

karena Undang-undang ini masih terinterpensi dengan hukum barat Burgerlijk

Wetboek yang desubut dengan BW. Berbeda dengan KHI yang masih memakai

istilah thalaq dalam urusan perceraian walaupun di permulaan Bab, yaitu Bab XVI

masih menggunakan istilah “putusnya perkawinan, karena KHI tidak sepenuhnya

Page 24: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

mengadopsi dari kitab-kitab fiqh bahkan masih mengadopsi dari Undang-undang No

1 Tahun 1974 tentang perkawinan.

Di dalam KHI thalaq diartikan sebagai ikrar sumi sebagaimana yang terdapat

dalam Pasal 117

Thalaq adalah ikrar suami di depan sidang Pengadilan Agama yang menjadi

salah satu sebab putusnya perkawinan, dengan cara sebagaimana dimaksud

dalam pasal 129, 130 dan 131.

2. Macam-Macam Thalaq

Thalaq itu dapat dibagi-bagi dengan melihat kepada beberapa keadaan.

Dengan melihat kepada keadaan istri waktu thalaq itu diucapkan oleh suami, thalaq

itu ada dua macam:19

a. Thalaq Sunni

Abdurrahman Bin Muhammad Awad al-Jaziri dalam kitabnya al-Fiqhu Ala

al-Mazdahib al-Arba’ah mengatakan:20

م� آ�ن A@ زم� م��8 وآ�ن �48د م��8

Artinya: “Thalaq yang sudah ditentukan zaman dan bilangannya”

Yang dimaksud thalaq sunni adalah thalaq yang dijatuhkan suami yang sesuai

dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Yaitu seorang suami men-thalaq istrinya yang

19 Amir Syarifuddin, hukum perkawinan islam di Indonesia: antara fiqih munakahat dan

undang-undang perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2006), cet,I, h. 217

20 Abdurrahman Bin Muhammad Awad Al-Jaziri, al-Fiqhu Ala al-Mazahibil al-Arba’ah,

Darul Ibnu al-Haitsam, 1360-1299 Hijriyah,h. 974

Page 25: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

pernah dicampurinya dengan sekali thalaq di masa bersih dan belum ia sentuh

kembali semasa bersihnya.21

Sebagaimana firman Allah dalam Surah At-Thalaq (65)

ayat 1.

/012�34�5( �6789:� ;�< =>@�<4� BCD��#EF�

+, GHI<#0� � � JK0M+2# #� …… Artinya: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu Maka

hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya

(yang wajar)22

……………..” (QS. Al-Thalaq (65) : ayat 1)

Dalam UUP No 1 Tahun 1974 tidak menjelaskan tentang thalaq sunni, akan

tetapi dalam KHI Pasal 121 menjelasankan, “Thalaq sunny adalah thalaq yang

dibolehkan yaitu thalaq yang dijatuhkan terhadap isteri yang sedang suci dan tidak

dicampuri dalam waktu suci tersebut”.

b. Thalaq Bid’iy

Abdurrahman Bin Muhammad Awad al-Jaziri dalam kitabnya al-Fiqhu Ala

al-Mazdahib al-Arba’ah mengatakan:23

�/�/ �5=-Bء، أو�5� وه@ ���F، أون>�=-B إذا Artinya: “Ketika menthalaq istri dalam keadaan haid atau nifas atau thalaq

tiga”

21 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Alih Bahasa: Mohammad Thalib (Bandung: PT Alma’arif,

1980), jilid, 8, h. 42

22 Maksudnya: isteri-isteri itu hendaklah ditalak diwaktu suci sebelum dicampuri. tentang

masa iddah Lihat surat Al Baqarah ayat 228, 234 dan surat Ath Thalaaq ayat 4.

23 Al-Jaziri, al-Fiqhu, h. 975

Page 26: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Yang dimaksud dengan thalaq bid’iy adalah thalaq yang dijatuhkan suami

dengan menyalahi aturan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Yaitu seorang suami yang men-

thalaq istrinya dalam keadaan haid atau dalam keadaan nifas dan dalam keadaan suci

tapi digauli oleh suami dalam keadaan sucinya atau men-thalaq tiga kali dengan

sekali ucapan atau dengan secara terpisah-pisah24

sebagaimana Hadits riwayat Nasa’i,

Muslim dan Ibnu Majah.25

�-� ا : وA@ روای7 @J3-��+ Kآ�ذا�LA ،7=�-�M ،�F�ان ا�� +�، N-B ام�أة �� وه@ �

�ل=A �-وس �� . (م�$ A-��ا 58� /� ی�-=5�اذا�5Bت اووه@ ��م<: +-� �روا$ ا�3��ءوم�-� وا�� م

)وا�#دود

Artinya: Dalam sebuah riwayat dikatakan: bahwa Ibnu Umar men-thalaq

salah seorang istrinya di masa haid dengan sekali thalaq. Lalu Umar menyampaikan

hal itu kepada Nabi SAW. Maka beliu bersabda: suruhlah ia merujuknya, kemudian

bolehlah ia menthalaqnya jika telah suci atau ketika ia hamil (HR. Nasa’i, Muslim,

Ibnu Majah dan Abu Daud).

Tentang thalaq bid’i ini dapat pula ditemukan dalam KHI Pasal 122 sebagai

berikut: “Thalaq bid`i adalah thalaq yang dilarang, yaitu thalaq yang dijatuhkan pada

waktu isteri dalam keadaan haid, atau isteri dalam keadaan suci tapi sudah dicampuri

pada waktu suci tersebut”.

Dengan melihat kepada kemungkinan bolehnya si-suami kembali kepada

mantan istrinya, thalaq itu ada dua macam:26

1. Thalaq Raj’iy

24 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, h. 45

25 Al-Hafidz Bin Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram, Surabaya: Toko Kitab al-Hidayah, 773

Hijriayah, h. 223 26 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam, h. 220

Page 27: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Thalaq yang dijatuhkan oleh suami kepada istrinya yang telah dikumpulinya

betul-betul yang ia jatuhkan bukan sebagai ganti rugi dari mahar yang

dikembalikannya dan sebelumnya belum pernah ia menjatuhkan thalaq kepadanya

sama sekali atau baru sekali saja. Di sini tidak berbeda antara thalaq yang dinyatakan

dengan terusterang dan sindiran.27

Dasar dari hukum ini adalah firman Allah SWT

dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 229:

�������� �� ��� � � �������� � ���� !"#$ ��% &⌧(�)*+ � �,���*-���.

Artinya: “Thalaq (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi

dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik” (QS. al-Baqarah

(2) : ayat 229)

Maksudnya thalaq yang ditetapkan Allah sekali sesudah sekali. Dan suami

berhak merujuk istrinya dengan baik sesudah thalaq pertama, dan begitu pula ia

masih berhak merujuknya dengan baik sesudah thalaq kedua kalinya.28

Dalam UUP No 1 Tahun 1974 tidak ditemukan penjelasan tentang thalaq

raj’i, akan tetapi dalam KHI Pasal 118 dijelaskan sebagai berikut: “Thalaq Raj`i

adalah thalaq kesatu atau kedua, dimana suami berhak rujuk selama isteri dalam masa

iddah”.

2. Thalaq Ba’in

27 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, h. 60

28 Ibid., h. 60

Page 28: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Yaitu thalaq yang ketiga kalinya, thalaq sebelum istri dikumpuli, dan thalaq

dengan tebusan oleh istri kepada suaminya.29

Dalam Bidayatu al-Mujtahid Ibnu

Rusyd berkata: Para ulama sepakat, thalaq ba’in hanya terjadi dalam thalaq sebelum

disetubuhi sebelumnya tidak pernah di-thalaq, Mereka sepakat bahwa bilangan

thalaq yang merupakan thalaq ba’in yaitu tiga kali thalaq dilakukan laki-laki

merdeka sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 229:

�������� �� ��� � � Artinya: “Thalaq (yang dapat dirujuki) dua kali” (QS. al-Baqarah (2) ayat

229)

Kemudian mereka berbeda pendapat tentang thalaq tiga yang hanya

diucapkan sekali, bukan kejadiannya yang tiga kali.30

Thalaq Ba’in ini terbagi pula

kepada dua macam:31

a. Ba’in Sughra, ialah thalaq yang suami tidak boleh ruju’ kepada mantan

istrinya, tetapi ia dapat kawin lagi dengan nikah baru tanpa melalui muhallil.

Yang termasuk ba’in sughra itu adalah sebagai berikut:

Pertama: Thalaq yang dilakukan sebelum istri digauli oleh suami. Thalaq

dalam bentuk ini tidak memerlukan iddah. Oleh karena itu, maka tidak ada

29 Ibid., h. 68 30 Abdurrahman. Haris Abdullah, Terjemah Bidayatul Mujtahid, (Semarang: CV. Asy Syifa,

1990), cet, I, h. 478-480

31 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam, h. 221-222

Page 29: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

kesempatan untuk ruju’, sebab ruju’ hanya dilakukan dalam masa iddah. Hal ini

sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Ahzab (33) ayat 49:

/012�34�5( 5OP#Q�D �RH:5�BC ;�< =>@ $5U

#V�!F#� �☺�� X> > +, GH�☺Y�<4� ,#� �Z[\ Q ��%

JK GH��]☺ � ]☺ � [^C$ � +,�_�`��5a *,#� b!+2# /05c�d25@ � �

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi

perempuan- perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum

kamu mencampurinya Maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu

yang kamu minta menyempurnakannya (QS. al-Ahzab (33) ayat 49)

Kedua: Thalaq yang dilakukan dengan cara tebusan dari pihak istri atau yang

disebut khulu’. Hal ini dapat dipahami dari isyarat firman Allah dalam surah Al-

Baqarah (2) ayat 229:

�������� �� ��� � � �������� � ���� !"#$ ��% &⌧(�)*+ � �,���*-���. $ efB� dZ#5 g [^I\ � ��% ��Ch i�3 � D+☺#�

+, GH�☺@� �BC jk�h⌧� lf�< ��% D � ( g mf�% ]☺`7<( ]`��2-

kD � ��� � nCo�"pq mf�% Brh7<( ]`��2� kD e⌧ � ]]!Fs

]☺0[)��5 Brh#� *^]25Y�� t#-�. $ ]&��#� �`��2� kD e⌧ �

]G��25Y � u ,5�B� +2] 5Y5( ]`��2� kD ]&v4� �3�w3 � ^ G

5�Hr����I� Artinya: “Thalaq (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi

dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi

kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka,

kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah.

jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-

Page 30: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan

oleh isteri untuk menebus dirinya.32

Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah

kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka

Itulah orang-orang yang zalim. (QS. al-Baqarah ayat 229)

Ketiga: Perceraian melalui putusan hakim di pengadilan atau yang disebut

fasakh.

b. Ba’in Kubra, yaitu tidak memungkinkan suami ruju’ kepada mantan istrinya.

Dia hanya boleh kembali kepada istrinya setelah istrinya itu kawin dengan

laki-laki lain dan bercerai pula dengan laki-laki itu dan habis masa iddahnya.

Yang termasuk thalaq ba’in kubra adalah sebagai berikut:

Pertama: Istri yang telah di-thalaq tiga kali, atau thalaq tiga. Thalaq tiga

dalam pengertian thalaq ba’in itu yang disepakati oleh ulama adalah thalaq tiga yang

diucapkan secara terpisah dalam kesempatan yang berbeda antara satu dengan lainnya

diselingi oleh masa iddah. Termasukny thalaq tiga itu ke dalam kelompok ba’in

kubra itu adalah sebagaimana yang dikatakan Allah dalam surah Al-Baqarah (2) ayat

230:

��� � ]_ <4� e⌧ � dZ#5�� x% D y,#� �2 5. u6zn]- ]⌧p$F � Q{,�]|

x�B)[}⌧~ $ ��� � ]_ <4� e⌧ � ]]B:s D]☺0[)��5a ��%

D] ]sB)5�5( Artinya: “Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah Talak yang kedua),

Maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga Dia kawin dengan suami yang

lain. kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, Maka tidak ada dosa bagi

32 Ayat Inilah yang menjadi dasar hukum khulu' dan penerimaan 'iwadh. Kulu' Yaitu

permintaan cerai kepada suami dengan pembayaran yang disebut 'iwadh

Page 31: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali. (QS. al-Baqarah

ayat 230)

Kedua: Istri yang bercerai dari suaminya melalui proses li’an. Berbeda

dengan bentuk pertama mantan istri yang di-li’an itu tidak boleh sama sekali

dinikahi, meskipun sesudah diselingi oleh adanya muhallil, menurut jumhur ulama.

Penjelasan thalaq ba’in dapat pula ditemukan dalam KHI Pasal 119 dan 120

sebagai berikut: Pasal 119 KHI

1. Thalaq Ba`in Shughraa adalah thalaq yang tidak boleh dirujuk tapi boleh

akad nikah baru dengan bekas suaminya meskipun dalam iddah.

2. Thalaq Ba`in Shughraa sebagaimana tersebut pada ayat (1) adalah :

a. thalaq yang terjadi qabla al dukhul;

b. thalaq dengan tebusan atahu khuluk;

c. thalaq yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama.

Pasal 120 KHI

Thalaq Ba`in Kubraa adalah thalaq yang terjadi untuk ketiga kalinya. Thalaq

jenis ini tidak dapat dirujuk dan tidak dapat dinikahkan kembali, kecuali

apabila pernikahan itu dilakukan setelah bekas isteri, menikah degan orang

lain dan kemudian terjadi perceraian ba`da al dukhul dan hadis masa

iddahnya.

Thalaq ditinjau dari segi ucapan yang digunakan terbagi kepada dua macam,

yaitu:33

33 Amir Syarifuddin, , Hukum Perkawinan Islam, h. 225

Page 32: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

1. Thalaq Tanjiz, yaitu thalaq yang dijatuhkan suami dengan menggunakan

ucapan langsung, tanpa dikaitkan kepada waktu, baik menggunakan ucapan

sharih atau kinayah. Dalam bentuk ini thalaq terlaksana segera setelah suami

mengucapkan ucapan thalaq tersebut.

2. Thalaq Ta’liq, yaitu thalaq yang dijatuhkan suami dengan menggunakan

ucapan yang pelaksanaannya di gantungkan kepada sesuatu yang terjadi

kemudian, baik menggunakan lafaz sharih atau kinayah. Seperti ucapan

suami: “bila ayahmu pulang dari luar negeri engkau saya thalaq”. Thalaq

seperti ini baru terlaksana secara efektif setelah syarat yang digantungkan

terjadi.

Thalaq Ta’liq ini berbeda dengan taklik thalaq yang berlaku di beberapa

tempat yang diucapkan oleh suami segera setelah ijab qabul dilaksanakan. Taklik

thalaq itu adalah sebentuk perjanjian dalam perkawinan yang di dalamnya disebutkan

beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suami. Jika tidak memenuhinya, maka si

istri yang tidak rela dengan itu dapat mengajukannya ke pengadilan sebagai alasan

untuk perceraian.

Thalaq dari segi siapa yang secara langsung mengucapkan thalaq itu dibagi

kepada dua macam:34

1. Thalaq Mubasyir, yaitu thalaq yang langsung diucapkan sendiri oleh suami

yang menjatuhkan thalaq, tanpa melalui perantara atau wakil.

34 Ibid., h. 226

Page 33: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

2. Thalaq Tawakil, yaitu thalaq yang pengucapannya tidak dilakukan sendiri oleh

suami, tetapi dilakukan oleh orang lain atas nama suami. Bila thalaq itu

diwakilkan pengucapannya oleh suami kepada istrinya, seperti ucapan suami:

“saya serahkan kepadamu untuk men-thalaq dirimu”, secara khusus disebut

thalaq tafwidh (melimpahkan).

B. Rukun dan Syarat-syarta Thalaq

Rukun dan syarta thalaq ialah unsur pokok yang harus ada dalam thalaq dan

terwujudnya thalaq tergantung ada dan lengkapnya unsur-unsur dimaksud, rukun

thalaq ada empat sebagai berikut:35

1. Suami

Yang memiliki hak thalaq dan yang berhak menjatuhkanya, selain suami

tidak berhak menjatuhkannya oleh karena thalaq itu bersifat menghilangkan ikatan

perkawinan, maka thalaq tidak mungkin terwujud kecuali setelah nyata adanya akad

perkawinan yang sah.

Abu Ya’la dan al-Hakim meriwayatkan Hadist dari Jibril bahwa Rasulullah

SAW bersabda:

K-48 م� Pا NQ+Pح و� )روا$ ا�# ی�BP36 .)�-8ق اP�48 ن2

35 Al-Jaziri, Al-Fiqhu, h. 968

36 Al-Asqalani, Bulughul Maram, h. 227

Page 34: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Artinya; Tidak ada thalaq kecuali setelah akad perkawinan dan tidak ada

pemerdekaan kecuali setelah ada pemilikan. (HR. abu Ya’la dan al-Hakim)

Untuk sahnya thalaq, suami yang menjatuhkan thalaq di syaratkan:

a. Berakal. Suami yang gila tidak sah menjatuhkan thalaq yang dimaksud

dengan gila dalam hal ini adalah hilang akal atau rusak akal karena sakit,

termasuk kedalamnya sakit pitan, hilang akal karena sakit panas atau sakit

ingatan karena rusak syaraf otaknya.

b. Baligh. Tidak dapat jatuh thalaq yang dinyatakan oleh orang yang belum

dewasa. Dalam hal ini ulama Hanabila mengataka bahwa thalaq oleh anak

yang sudah mumayyiz kendati umur anak itu kurang dari sepuluh tahun

asalkan ia telah mengenal arti thalaq dan mengetahui arti akibatnya, thalaq-

nya dipandang jatuh.

c. Atas kemauan sendiri. Yang dimaksud atas kemauan sendiri disini ialah

adanya kehendak pada diri suami untuk menjutuhkan thalaq itu dan

dijatuhkan atas pilihan sendiri, bukan dipaksa orang lain.

2. Istri.

Masing-masing suami berhak menjatuhkan thalaq terhadap istri sendiri. Tidak

dipandang jatuh thalaq yang dijatuhkan terhadap istri orang lain. Untuk sahnya

thalaq, bagi istri yang di-thalaq disyaratkan sebagai berikut:

Page 35: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

a. Istri itu masih tetap berada dalam perlindungan kekuasaan suami. Istri yang

menjalani masa iddah thalaq raj’i dari suaminya oleh hukum islam dipandang

masih berada dalam perlindungan kakuasaan suami. Bila dalam masa itu

suami menjatuhkan thalaq lagi, dipandang jatuh thalaq-nya sehingga

menambah jumlah thalaq yang dijatuhkan dan mengurangi hak thalaq yang

dimiliki suami. Dalam thalaq ba’in hal itu tidak terjadi, karena istri tidak lagi

dalam tanggungan suaminya.

b. Kedudakan istri yang di-thalaq itu harus berdasarkan atas akad perkawinan

yang sah menurut syara.

3. Sighat Thalaq

Sighiat Thalaq ialah kata-kata yang diucapkan oleh suami terhadap istrinya

yang menunjukkan thalaq, baik itu sharih (jelas) maupun kinayah (sindiran), baik

berupa ucapan atau lisan, tulisan, isyarat bagi suami tuna wicara ataupun dengan

mewakilkan pada orang lain.

4. Qashdu (Sengaja)

Qashdu ialah bahwa dengan ucapan thalaq itu memang dimaksudkan oleh

yang mengucapkannya untuk thalaq, bukan untuk maksud lain. Oleh karena itu, salah

ucap yang tidak dimaksudkan untuk thalaq dipandang tidak jatuh thalaq, seperti

suami memberikan sebuah salak kepada istrinya, tapi ia keliru mengucapkannya

Page 36: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

seperti: “ini sebuah thalaq untukmu”, seharusnya ia mengatakan: “ini sebuah salak

untukmu”, maka tidak dipandang jatuh thalaq.

Berkenaan dengan rukun dan syarat thalaq Undang-undang tidak ada yang

mengaturnya baik UUP No 1 Tahun 1974, PP No 9 Tahun 1975 dan UUPA No 7

Tahun 1989 ataupun KHI.

C. Redaksi (sighat Thalaq)

Sighat thalaq menjadi pembicaraan luas kalangan ulama dalam hal ucapan

thalaq. Dari segi ucapan thalaq ulama membaginya menjadi dua, yaitu:

1. Lafaz Sharih, yaitu ucapan yang secara jelas digunakan untuk ucapan thalaq.

2. Lafaz Kinayah, yaitu ucapan sindirin untuk menceraikan istri.

Ulama sepakat ucapan thalaq yang mengandung lafaz sharih tidak perlu

diiringi dengan niat, artinya dengan telah keluar ucapan itu jatuhlah thalaq meskipun

dia tidak meniatkan apa-apa atau meniatkan yang lain dari thalaq dengan syarat orang

yang mengucapkan apa yang diucapkan mengerti dengan ucapan itu. Bila ucapan itu

menggunakan lafaz kinayah disyaratkan adanya niat dalam arti bila tidak disertai

dengan niat tidak terjadi thalaq.

Page 37: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Ulama berbeda pendapat dalam menetapkan lafaz-lafaz mana yang sharih dan

lafaz-lafaz yang termasuk kinayah. Menurut ulama Syafi’iyah yang termasuk lafaz

sarih itu ada tiga, yaitu: اق، س�اح�A ،ق�B atau yang berakar kepada tiga kata

tersebut. Alasan yang digunakan oleh ulama ini adalah bahwa ketiga lafaz tersebut

digunakan dalam Al-Qur’an untuk tujuan thalaq.37

Contoh lafaz thalaq adalah

firman Allah dalam surah At-Thalaq (65) ayat 1:

/012�34�5( �6789:� ;�< =>@�<4� BCD��#EF�

+, GHI<#0� � � JK0M+2# #� …… Artinya: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu Maka

hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya

(yang wajar)

Contoh penggunaan lafaz firaq adalah firman Allah dalam surah An-Nisa (4)

ayat 130:

��<B� Q�}⌧"5Y5( �,�( �D ]⌧I� ,#E� t#-#Y] ]� u 5�Q⌧yB� �D

� p�jB� �☺`p$]-

Artinya: jika keduanya bercerai, Maka Allah akan memberi kecukupan

kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya. dan adalah Allah Maha Luas

(karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana.

Contoh penggunaan lafaz sarih adalah firman Allah dalam surah Al-Baqarah

(2) : ayat 229:

�������� �� ��� � � �������� � ���� !"#$ ��% &⌧(�)*+ � �,���*-���.

37 Ibid., h. 987

Page 38: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Artinya: “Thalaq (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi

dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik (QS. Al-Baqarah

(2) : ayat 229

Jumhur ulama termasuk Imam Malik, ulama Hanabilah, Hanafiyah dan

lainnya berpendapat bahwa lafaz yang sharih untuk maksud thalaq hanyalah satu

yaitu lafaz tha-la-qa dan yang berakar kepadanya. Alasan mereka adalah bahwa lafaz

yang berlaku untuk thalaq dan tidak berlaku untuk lainnya hanyalah lafaz thalaq.

Sedangkan lafaz-lafaz dalam bahasa tertentu yang merupakan terjemahan dari lafaz

sharih, seperti lafaz “cerai” dalam bahasa melayu dapat menjadi ucapan sharih bagi

orang yang berbahasa melayu itu. Untuk maksud itu tidak diperlukan adanya niat.38

Adapun lafaz kinayah adalah lafaz yang selain thalaq (menurut ulam jumhur)

atau selain tiga lafaz yang dikemukakan oleh Syafi’iyah adalah lafaz kinayah, selama

lafaz itu ada kemungkinan menjangkau kepada makanan perceraian. Bila sama sekali

tidak menjangkau kepada maksud perceraian tidak dapat dijadikan ucapan thalaq

meskipun diniatkan untuk maksud thalaq, seperti ucapan “makanlah kamu”. Lebih

lanjut Imam Malik membagi kinayah kepada dua,39

yaitu: Zhahirah yang berarti

menurut lahirnya untuk tujuan perceraian, seperti lafaz fa-ra-qah dan sa-ra-ha. Dan

Kinayah Khafiyuah dengan arti ada kemungkinan digunakan untuk perceraian.

Tentang kinayah khafiyah yang tidak jelas, mrnurut Imam Malik dapat

digunakan untuk ucapan thalaq, namun untuk itu diperlukan niat, sebagaimana yang

38 Amir Syarifuddin, , Hukum Perkawinan Islam, h. 210

39 Al-Jaziri, al-Fiqhu, h. 989

Page 39: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

berlaku dikalangn Syafi’iyah tentang lafaz kinayah zhahiriyah. Jumhur ulama

berpendapat kinayah khafiyah tidak dapat dijadikan ucapan thalaq meskipun

diniatkan.

Page 40: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

BAB III

PROSES PERCERAIAN PERSPEKTIF FIQH, UU NO 1/1974 DAN KHI

A. Perspektif Fiqh

Ada beberapa hal yang bisa menjadi sebab putusnya perkawinan, dan hal ini

sudah pernah dibahas ulama terdahulu di dalam lembaran kitab-kitab fiqh. Menurut

Imam Malik sebab-sebab putusnya perkawinan adalah thalaq, khulu’, khiyar atau

fasakh, syiqaq, nusyuz, ila’ dan zihar. Sedangkan Imam Syafi’i mengatakan sebab-

sebab putusan perkawinan adalah thalaq, khulu’, fasakh, syiqaq, nusyuz, ila’, zihar

dan li’an.40

Thalaq ialah menghilangkan ikatan perkawinan sehingga setelah hilangnya

ikatan perkawinan itu istri tidak lagi halal bagi suaminya kecuali suami kembali lagi

pada mantan istrinya dan ini terjadi terhadap thalaq raj’i yaitu thalaq satu dan dua

sedangkan thalaq ba’in yaitu tiga dimana suami tidak bisa kembali lagi kecuali

mantan istrinya sudah bersuami lagi kemudian cerai dengan suaminya barulah suami

yang pertam boleh kembali lagi pada mantan istrinya (ba’in kubra) atau dengan akad

yang baru ( ba’in sughra).

40 Khairuddin Nasution, Status Wanita di Asea Tenggara: Studi Terhadap Perundang-

Undangan Perkawinan Muslim Kontemporer Di Indonesia Dan Malaysiaya, seri INIS XXXIX,

Jakarta: 2002, h. 203

Page 41: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Khulu’ ialah penyerahan harta yang dilakukan oleh istri untuk menebus

dirinya dari ikatan suami.41

Dasar hukumnya adalah firman Allah SWT surah Al-

Baqarah (2) ayat 229 dan Hadits Nabi riwayat Bukhari dan Nasa’i dari Ibnu Abbas.

��� � nCo�"pq mf�% Brh7<( ]`��2� kD e⌧ � ]]!Fs

]☺0[)��5 Brh#� *^]25Y�� -�. Artinya: “Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat

menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang

bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya42

(QS. Al-Baqarah (2) :

229)

R��=A �-وس ��-+ ��-� ا�- ��س��� رس#ل ا�-S �� T�, �� R���RF ام�اة / : ی� رس#ل ا�ل =A س�مPا �A�<2دی� و�32@ اآ�$ ا�Pو N-V �A ��-+ WQ+ا�� وس-� م�-+ �-� ا رس#ل ا

R���؟ ,Q=4ی� �� وس-�. ن�8: ا�Mدی� +-��-+ �-� ا �ل رس#ل ا=A : �5=-Bا��4ی=7 و >J,ا7=�-�M) .��رى وا�3�ZJروا$ ا��F(43

Artinya; Istri Tsabit bin Qais bin Syammas datang kepada Rasulullah SAW.

sambil berkata: “hai Rasulullah saya tidak mencela akhlak dan agamanya, tetapi aku

tidak ingin mengingkari ajaran islam”. Maka jawab Rasulullah SAW.: “maukah

kamu mengembalikan kebunnya (tsabit, suaminya)?” ia. “maka Rasulullah SAW

bersabda : “terimalah (tsabit) kebun itu dan thalaq ia satu kali.” (HR. Bukhari dan

Nasa’i)

Ketika istri ingin bercerai dengan suaminya dengan jalan khulu’ maka istri

harus mengembalikan maskawin yang pernak diberikan suami kepadanya sebagai

tebusan atas dirinya dari ikatan suami.

41 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, alih bahasa Masykur A.B, Afif

Muhammad Idrus Al-Khaff, Jakarta: lentera, 2007, cet, 6, h. 456. Lihat juga Muhammad Thalib

terjemahan Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq. 42 Ayat Inilah yang menjadi dasar hukum khulu' dan penerimaan 'iwadh. Kulu' Yaitu

permintaan cerai kepada suami dengan pembayaran yang disebut 'iwadh.

43 Al-Asqalani, Bulughul Maram, h. 228

Page 42: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Fasakh ialah batalnya perkawinan di sebabkan rusak atau tidak sahnya

perkawinan yang dilangsungkan karena tidak memenuhi salah satu syarat atau salah

satu rukun perkawinan, atau sebab lain yang datang kemudian setelah akad

perkawinan yang membatalkan kelangsungannya perkawinan.44

Contoh fasakh karena syarat-syarat yang tidak terpenuhi dalam akad perkawinan:

1. Setelah akad nikah ternyata istri adalah saudara sepersusuan.

2. Suami-istri masih kecil diakadkan oleh selain ayah atau kakeknya,

kemudian setelah dia dewasa ia berhak untuk meneruskan ikatan

perkawinannya dahulu itu atau mengakhirinya. Khiyar ini disebut khiyar

balig. Jika yang dipilih mengakhiri ikatran suami istri, maka hal ini

disebut fasakh akad.

Contoh fasakh karena hal-hal mendatang setelah akad:

Bila salah seorang dari suami-istri murtad dari islam dan tidak mau

kembali sama sekali. Maka akadnya fasakh (batal) disebabkan kemurta-

dan yang terjadi belakangan.

Pisahnya suami-istri akibat fasakh berbeda daripada thalaq, sebab thalaq ada

thalaq raj’i dan thalaq ba’in. selain itu, pisahnya suami-istri karena thalaq dapat

mengurangi bilangan thalaq. Adapun pisahnya suami-istri karena fasakh, maka hal ni

tidak berarti mengurangi bilangan thalaq cukup dengan akad baru dan suami tetap

mempunyai kesempatan tiga kali thalaq.

44 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Alih Bahasa: Mohammad Thalib (Bandung: PT Alma’arif ,

1980), jilid, 8, h. 133

Page 43: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Syiqaq berarti perselisihan antara suami dan istri sehingga antara suami-istri

terjadi pertentangan pendapat dan pertengkaran yang menjadi dua pihak yang tidak

mungkin dipertemukan dan kedua belah pihak tidak dapat mengatasinya. Kecuali

dengan hakam (juru damai)45

sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nisa’ (4)

ayat 35:

��<B� >@�"pq � <#� Br0���5. �H �] [. �

�☺ $]- *,#E� t#%�G�% �☺ $]-B� *,#E� D]_��G�% ��< D]2(M}(

☯ ���*{�< ��#��BH( �D D]☺0 ��`5.

Artinya: dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya,

Maka kirimlah seorang hakam46

dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari

keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud Mengadakan

perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. (QS. An-Nisa’ (4) :

35)

Ayat di atas mengisyaratkan untuk mengangkat hakim (juru damai) diantara

suami-istri yang sedang berselisih, agar dapat perselisihan itu menemukan jalan yang

terbaik bagi keduanya.

Nusyuz bermakna kedurhakaan yang dilakukan seorang istri terhadap

suaminya. Hal ini bisa terjadi dalam bentuk perintah, penyelewengan dan hal-hal

yang dapat mengganggu keharmonisan rumah tangga47

seperti istri tidak mau diajak

45 Ibid., 122

46

Hakam ialah juru pendamai.

47 Amiur Nuruddin. Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia,(Studi Kritis

Perkembangan Hukum Islam dari Fiqh, UU No 1/1974 sampai KHI), Jakarta: Kencana, 2004, edisi I,

h.209

Page 44: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

ketempat tidur. Berkenaan dengan hal ini Allah memberikan tuntunan bagaimana

mengatasi nusyuz istri yang terdapat dalam surah An-Nisa’ (4) ayat 43:

67n���B� 5�H � (�� JK G]|HI� � JK GH�I# � +, G�}I�GB� ��O

K�pse�]☺�� +, GH.�)*B� � ��� � [^I\B: �% e⌧ � �HC[& �

+,0[)��5 �⌧h�\]� Artinya: “wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya,

48 Maka

nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah

mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari

jalan untuk menyusahkannya.49

(QS. An-Nisa’ (4) : 43)

Berangkat dari surah An-Nisa ayat 34 Al-Qur’an memberikan opsi sebagai

berikut:

a. Istri diberi nasehat dengan cara yang ma’ruf agar ia segera sadar terhadap

kekliruan yang diperbuat.

b. Pisah ranjang. Cara ini bermakna sebagai hukuman psikologis bagi istri

dan dalam kesendiriannya tersebut ia dapat melakukan koreksi diri

terhadap kekliruannya.

c. Apabila dengan cara ini tidak berhasil, langkah berikutnya adalah memberi

hukuman fisik dengan cara memukulnya yang tidak membahayakan si

istri.

48 Nusyuz: Yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak isteri seperti

meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.

49 Maksudnya: untuk memberi peljaran kepada isteri yang dikhawatirkan pembangkangannya

haruslah mula-mula diberi nasehat, bila nasehat tidak bermanfaat barulah dipisahkan dari tempat tidur

mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah dibolehkan memukul mereka dengan pukulan yang tidak

meninggalkan bekas. bila cara pertama telah ada manfaatnya janganlah dijalankan cara yang lain dan

seterusnya.

Page 45: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Zhihar yang berarti “punggung” maksudnya: suami berkata kepada istrinya:

“engkau seperti punggung ibuku”. Dalam kitab Fathul Bari dikatakan: khusus disebut

punggung saja dan bukan anggota badan lainnya, karena umumnya punggung tempat

tunggangan. Karena itu tempat tunggangan disebut punggung. Lalu perempuan

kemudian diserupakan dengan punggung sebab ia jadi tunggangan laki-laki.50

Dasar

hukumnya adalah firman Allah dalam surah Al-Mujaadalah (58) ayat 2:

5OP#Q�D 5��}�_� I( ^C$:#� ,#E� >�_�D���/� 9� JK G

>�_#@�]_9�w% � ��< >�_Y�]_9�w% mf�< d#k4��� >�_5U*2 �B� u [^09c�<B� 5�HC�HI<Bh � �}⌧\F� q,#E� 7�[H <�� Fd�|B�

Artinya: “orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu,

(menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) Tiadalah isteri mereka itu ibu

mereka. ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. dan

Sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu Perkataan mungkar

dan dusta. (QS. Al-Mujadalah (58) : 2)

Para ulama mazhab (Maliki, Hanafi, Syafi’i dan Hambali) sepakat bahwa,

apabila seoarang laki-laki menziher istrinya, maka laki-laki itu tidak halal lagi

mencampuri istrinya sampai dia memerdekakan budak. Kalau dia tidak mampu, dia

harus berpuasa dua bulan berturut-turut. Kalau tidak mampu pula, maka dia harus

memberi makan enam puluh orang miskin.51

dasar hukum yang mereka ambil ialah

firman Allah dalam surah Al-Mujadalah ayat [58] 3-4:

50 Sabiq, Fiqh Sunnah, h. 123

51 Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, h. 494

Page 46: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

5OP#Q�DB� 5��}�_� I( ,#� [^07�D���/� �^ > 5���`H 5(

]☺#� �HC� Q }(M} 5Y � &/5& QBd ,#E� �Z[\ Q ��% X�D]☺5@5( u

[.C$#�j ; 1�H�I5H � t#-�. u �DB� ]☺�. 5�H �]☺ � �)}�&]q

. ,]☺ � >�� *2p_ g �Bhp� � �O�P5}[�⌧� �O�] �.5Y5@� ,#�

�Z[\ Q ��% X�D]☺5@5( � ,]☺ � >�� *�#�5Y�!� �] *�� � 5O�#�Yp� F:`p$�#� u ]&#�j ; �H:#� Y#�

kD�. t#%�DH��BdB� u 1 ��#�B� �`��2� kD $ q,(M}#"� $��#�B� �⌧h5 ~n�#��% .

Artinya: “orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka

hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, Maka (wajib atasnya)

memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur.

Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha mengetahui apa yang

kamu kerjakan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), Maka (wajib atasnya)

berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang

tidak Kuasa (wajiblah atasnya) memberi Makan enam puluh orang miskin.

Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. dan Itulah hukum-

hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih. (QS. Al-

Mujadalah (58) : 3-4)

Ila’ adalah sumpah seorang suami dengan nama Allah untuk tidak menggauli

istrinya.52

Dasarnya adalah firman Allah dalam surah Al-Baqarah (2) ayat 226-227:

5OP#Q�#�� 5�HC� ( ,#� [^�_�D���/� ��1.5} �

#/] 5.[d�% �}0*¢�% � ��� � �£CD � 9��� � �D ⌦dHI"⌧~ �>h#-�d

. ��<B� �H�5¥5 5������� 9��� � �D ��h#"⌧¦ �>`��5a .

Artinya: “Kepada orang-orang yang meng-ilaa' isterinya53

diberi tangguh

empat bulan (lamanya). kemudian jika mereka kembali (kepada isterinya), Maka

52 Ibd., h. 498

Page 47: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan jika mereka

ber'azam (bertetap hati untuk) talak, Maka Sesungguhnya Allah Maha mendengar

lagi Maha mengetahui. (QS. Al-Baqarah (2) : 226-227)

Seluruh mazahib sepakat bahwa, ila’ dipandang jatuh manakala suami

bersumpah untuk tidak mencampuri istrinya seumur hidup, atau untuk masa lebih dari

empat bulan. Apabila suami mencampuri istri dalam waktu empat bulan itu (sesudah

ia bersumpah), maka dia harus membayar kafarat, dan hilanglah untuk melanjutkan

perkawinan.. Kafarat yang dimaksud adalah memberi makan sepuluh orang miskin,

memberi pakian kepada mereka, atau memerdekakan budak, jika tidak bisa dia boleh

berpuasa selama tiga hari.54

Li’an ialah sumpah yang diucapkan oleh suami ketika ia menuduh istrinya

berbuat zina dengan mendatangkan empat saksi atau bersumpah empat kali dengan

nama Allah dan pada sumpah yang kelima ia mengucapkan bahwa ia akan dilaknat

oleh Allah kalau tuduhannya itu dusta, jika tidak bisa mendatangkan empat orang

saksi.55

sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nur (24) ayat 6-7:

5OP#Q�DB� 5�H�[}5( [^�_]sjB��|�% > �B� ,C$5( [^§¨b

£CD]2/0I¢ lf�< [^�_��I"U�% C!]2�]_5� � >#G#25��% ��5.[d�% ©^j]2�B�⌧� kD�. J x-4U�< q,#☺ �

1ª�#Q#2�X�� . /��#☺� (�«B�

53 Meng-ilaa' isteri Maksudnya: bersumpah tidak akan mencampuri isteri. dengan sumpah ini

seorang wanita menderita, karena tidak disetubuhi dan tidak pula diceraikan. dengan turunnya ayat ini, Maka suami setelah 4 bulan harus memilih antara kembali menyetubuhi isterinya lagi dengan

membayar kafarat sumpah atau menceraikan. 54 Ibib., h. 498-499

55 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Alih Bahasa: Mohammad Thalib, h. 135

Page 48: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

9��% �VB: � kD #-�h��5 ��< 5�Q⌧y q,#� 5O��.7h� $�� .

Artinya: “Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), Padahal

mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, Maka persaksian

orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, Sesungguhnya Dia adalah

Termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa la'nat Allah

atasnya, jika Dia Termasuk orang-orang yang berdusta56

(QS. An-Nur (24) : 6-7)

B. Perspektif UU No 1 Tahun 1974

Putusnya perkawinan yang dalam kitab fiqh disebut thalaq diatur secara

cermat dalam UU Perkawinan, PP No 9 Tahun 1975 sebagai aturan pelaksanaan dari

UU Perkawinan dalam Pasal 38 UU Perkawinan menjelaskan bentuk putusnya

perkawinan dengan rumusan: Perkawinan dapat putus karena: a. kematian; b.

perceraian; dan c. atas keputusan Pengadilan

Dalam Undang-undang perkawina perceraian hanya dapat dilakukan di depan

sidang pengadilan dan perceraian dapat terjadi setelah Pengadilan Agama berusaha

dan tidak berhasil mendamaikannya, dan bila memenuhi alasan-alasan, bahwa antara

suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri. Hal ini juga

dijelaskan dalam UUP No 1 Tahun 1974 Pasal 39

Pasal 39 UUP

(1). Perceraian hanya dapat dilakukan didepan Sidang Pengadilan setelah

Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan

kedua belah pihak.

56 Maksud ayat 6 dan 7: orang yang menuduh Istrinya berbuat zina dengan tidak mengajukan

empat orang saksi, haruslah bersumpah dengan nama Allah empat kali, bahwa Dia adalah benar dalam

tuduhannya itu. kemudian Dia bersumpah sekali lagi bahwa Dia akan kena laknat Allah jika Dia

berdusta. Masalah ini dalam fiqih dikenal dengan Li'an.

Page 49: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

(2). Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami

isteri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri.

(3). Tatacara perceraian didepan sidang Pengadilan diatur dalam peraturan

perundangan tersendiri.

Kemudian dalam PP No 9 Tahun 1975 Pasal 19 sebagai pelaksanaan dari

undang-undang No 1 Tahun 1974 sebagai berikut:

Pasal 19 PP

Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi, dan

lain sebagainya yang sukar disembuhkan;

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-

urut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain

diluar kemampuannya;

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman

yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak yang lain;

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak

dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri;

f. Antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran

dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

Tata cara perceraian bila dilihat dari aspek subjek hukum atau pelaku yang

mengawali terjadinya perceraian dapat dibagi dalam dua aspek sebagai berikut:57

57 Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Sniar Grafika, 2006), cet, I, h.

80

Page 50: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

1. Cerai Thalaq (suami yang bermohon untuk perceraian)

Apabila suami mengajukan permohonan kepengadilan untuk menceraikan

istrinya, kemuadian sang istri menyetujuinya disebut cerai thalaq. Mengenai hal

pengajuan permohonan cerai thalaq kepengadilan PP No 9 Tahun 1975 mengaturnya

dalam Pasal 14.

Pasal 14 PP:

Seorang suami yang telah melangsungkan perkawinan menurut agama Islam,

yang akan menceraikan isterinya, mengajukan surat kepada Pengadilan di

tempat tinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa ia bermaksud

menceraikan isterinya disertai dengan alasan-alasannya serta meminta kepada

Pengadilan agar diadakan sidang untuk keperluan itu.

Dalam hal tempat pengajuan gugatan perceraian yang daerah hukumnya

meliputi tempat tergugat (istri) terdapat pada Pasal 20 PP No 9 Tahun 1975 sebagai

pelaksanan dari UUP No 1 Tahun 1974.

Pasal 20 PP:

1. Gugatan perceraian diajukan oleh suami atau isteri atau kuasanya kepada

Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat.

2. Dalam hal tempat kediaman tergugat tidak jelas atau tidak diketahui atau

tidak mempunyai tempat kediaman yang tetap, gugatan perceraian

diajukan kepada Pengadilan di tempat kediaman penggugat.

3. Dalam hal tergugat bertempat kediaman di luar negeri, gugatan perceraian

diajukan kepada Pengadilan di tempat kediaman penggugat. Ketua

Pengadilan menyampaikan permohonan tersebut kepada tergugat melalui

Perwakilan Republik Indonesia setempat.

Page 51: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Setelah permohonan cerai thalaq diajukan ke Pengadilan Agama, Pengadilan

Agama melakukan pemeriksaan mengenai alasan-alasan yang menjadi dasar

diajukannya permohonan tersebut.58

Hal itu diatur dalam Pasal 15 PP No 9 Tahun

1975.

Pasal 15 PP:

Pengadilan yang bersangkutan mempelajari isi Surat yang dimaksud dalam

Pasal 14, dan dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari

memanggil pengirim Surat dan juga isterinya untuk meminta penjelasan

tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan maksud perceraian itu.

Dalam hal pemeriksaan permohonan gugatan perceraian, dilakukan dalam

sidang tertutup setelah hakim mendamaikan dan tidak dicapai perdamaian itu. Hal ini

dijelaskan dalam Pasal 33 PP No 9 Tahun 1975.

Pasal 33 PP:

Apabila tidak dapat dicapai perdamaian, pemeriksaan gugatan perceraian

dilakukan dalam sidang tertutup.

Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan oleh Hakim selambat-lambatnya

30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya berkas atau surat gugatan perceraian. Dalam

menetapkan waktu mengadakan sidang pemeriksaan gugatan perceraian perlu

diperhatikan tenggang waktu pemanggilan dan diterimanya panggilan tersebut oleh

penggugat maupun tergugat atau kuasa mereka. Apabila tergugat bertempat kediaman

58 Ibid., h. 80

Page 52: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

di luar negeri, sidang pemeriksaan gugatan perceraian ditetapkan sekurang-kurangnya

6 (enam) bulan terhitung sejak dimasukkannya gugatan perceraian pada Kepaniteraan

Pengadilan. Selanjutnya PP No 9 Tahun 1975 mengharuskan kehadiran suami atau

istri datang sendiri atau mewakilkan kepada kuasanya dalam hal pemeriksaan gugatan

perceraian. Hal ini diatur dalam Pasal 30.

Pasal 30 PP:

Pada sidang pemeriksaan gugatan perceraian, suami dan isteri datang sendiri

atau mewakilkan kepada kuasanya.

Setelah permohonan gugatan perceraian di ajukan kepengadilan yang meliputi

daerah hukum tergugat dan telah diperiksa oleh hakim dan hal itu layak untuk

disidangkan maka pengadilan memanggil penggugat dan tergugat atau kuasanya

untuk melakukan sidang pengadilan. Pemanggilan penggugat dan tergugat atau

kuasanya guna diadakan sidang pengadilan diatur dalam Pasal 26 dan 27 PP No 9

Tahun 1975 sebagai berikut:

Pasal 26 PP:

1. Setiap kali diadakan sidang Pengadilan yang memeriksa gugatan

perceraian, baik penggugat maupun tergugat atau kuasa mereka akan

dipanggil untuk menghadiri sidang tersebut.

2. Bagi Pengadilan Negeri panggilan dilakukan oleh juru sita; bagi

Pengadilan Agama panggilan dilakukan oleh Petugas yang ditunjuk oleh

Ketua Pengadilan Agama.

Page 53: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

3. Panggilan disampaikan kepada pribadi yang bersangkutan. Apabila yang

bersangkutan tidak dapat dijumpainya, panggilan disampaikan melalui

Lurah atau yang dipersamakan dengan itu.

4. Panggilan sebagai dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dan disampaikan

secara patut dan sudah diterima oleh penggugat maupun tergugat atau

kuasa mereka selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum sidang dibuka.

5. Panggilan kepada tergugat dilampiri dengan salinan surat gugatan.

Pasal 27 PP:

1. Apabila tergugat berada dalam keadaan seperti tersebut dalam Pasal 20

ayat 2. panggilan dilakukan dengan cara menempelkan gugatan pada

papan pengumuman di Pengadilan dan mengumumkannya melalui satu

atau beberapa surat, kabar atau mass media lain yang ditetapkan oleh

Pengadilan.

2. Pengumuman melalui surat kabar atau surat-surat kabar atau mass media

tersebut ayat (1) dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dengan tenggang waktu

satu bulan antara pengumuman pertama dan kedua.

3. Tenggang waktu antara panggilan terakhir sebagai dimaksud ayat (2)

dengan persidangan ditetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan.

4. Dalam hal sudah dilakukan panggilan sebagai dimaksud dalam ayat (2)

dan tergugat atau kuasanya tetap tidak hadir, gugatan diterima tanpa

hadirnya tergugat, kecuali apabila gugatan itu tanpa hak atau tidak

beralasan.

Page 54: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Jika tergugat bertempat tinggal di luar negeri maka panggilan disampaikan

melalui Perwakilan Republik Indonesia setempat.

2. Cerai Gugat (istri yang bermohon untuk bercerai)

Cerai gugat adalah ikatan perkawinan yang putus sebagai akibat permohonan

yang diajukan oleh istri ke Pengadilan Agama, yang kemuadian termohon (suami)

menyetujui, sehingga Pengadilan Agama mengabulkan permohonan dimaksud. Oleh

karena itu, khulu’ termasuk cerai gugat. Khulu’ adalah perceraian yang terjadi atas

permintaan istri dengan memberikan tebusan atau uang iwad kepada dan atas

persetujuan suaminya.59

Cerai gugat di atur dalam Pasal 73 UUPA sebagai berikut:

Pasal 73 UUPA

(1) Gugatan perceraian diajukan oleh istri atau kuasanya kepada

pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman

penggugat, kecuali apabila penggugat dengan sengaja meningggalkan

tempat kediaman bersama tanpa izin tergugat.

(2) Dalam hal penggugat bertempat kediaman di luar negeri, gugatan

perceraian diajukan kepada pengadilan yang daerah hukumnya

meliputi tempat kediaman tergugagt.

(3) Dalam hal penggugat dan tergugat bertempat kediaman di luar negeri,

maka gugatan diajukan kepada pengadilan yang daerah hukumnya

meliputi perkawinan mereka dilangsungkan atau ke Pengadilan

Agama Jakarta Pusat.

59 Ibid., h. 81

Page 55: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Adapun tindakan hukum selama proses perkara di pengadilan berlangsung,

menghindari berbagai kemungkinan hal-hal yang bersifat negative di antara suami

istri. Hal ini diatur pada Pasal 24 PP No 9 Tahun 1975.

Pasal 24 PP

(1) Selama berlangsungnya gugatan perceraian atas permohonan penggugat

atau tergugat atau berdasarkan pertimbangan bahaya yang mungkin

ditimbulkan, Pengadilan dapat mengizinkan suami-isteri tersebut untuk

tidak tinggal dalam satu rumah.

(2) Selama berlangsungnya gugatan perceraian atas permohonan penggugat

atau tergugat, Pengadilan dapat :

a. Menentukan nafkah yang harus ditanggung oleh suami;

b. Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin pemeliharaan dan

pendidikan anak;

c. Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin terpeliharanya barang-

barang yang menjadi hak bersama suami-isteri atau barang-barang

yang menjadi hak suami atau barang-barang yang menjadi hak isteri.

Gugatan tersebut gugur apabila suami atau istri meninggal sebelum adanya

putusan pengadilan mengenai gugatan perceraian itu. Namun bila terjadi perdamaian,

tidak dapat diajukan gugatan perceraian baru berdasarkan alasan yang ada dan telah

diketahui oleh penggugat sebelum perdamaian tercapai. Upaya perdamaian dimaksud

memungkinkan terjadi, mengingat ia tidak dibatasi pada sebelum pemeriksaan

perkara, namun dapat diupayakan setiap kali sidang. Lain halnya bila tidak tercapai

perdamaian, pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan dalam sidang tertutup.60

60 Ibid., h. 83

Page 56: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Jika sidang pemeriksaan gugatan percerauan dilakakan secara tertutup,

putusan pengadilan mengenai gugatan perceraian diucapkan dalam sidang terbuka

untuk umum. Perceraian dianggap terjadi, beserta segala akibat hukumnya terhitung

sejak putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap. Oleh karena itu,

kehadiran pihak-pihak yang berperkara atau kuasanya menjadi factor penting demi

kelancaran pemeriksaan perkara di persidangan. Hal ini diuraikan dalam Pasal 34 PP

No 9 Tahun 1975.

Pasal 34 PP:

(1) Putusan mengenai gugatan perceraian diucapkan dalam sidang terbuka.

(2) Suatu perceraian dianggap terjadi beserta segala akibat-akibatnya terhitung

sejak saat pendaftarannya pada daftar pencatatan kantor pencatatan oleh

Pegawai Pencatat, kecuali bagi mereka yang beragama Islam terhitung

sejak jatuhnya putusan Pengadilan Agama yang telah mempunyai

kekuatan hukum yang tetap.

Sesudah perkara perceraian diputuskan dalam sidang terbuka untuk umum,

maka salinan putusan dikirim kepada pihak-pihak yang terkait. Hal ini dijelasakan

dalam Pasal 35 PP No 9 Tahun 1975.

Pasal 35 PP:

(1) Panitera Pengadilan atau Pejabat Pengadilan yang ditunjuk berkewajiban

mengirimkan satu helai salinan putusan Pengadilan sebagaimana

dimaksud Pasal 34 ayat (1) yang telah mempunyai kekuatan hukum yang

tetap/yang telah dikukuhkan, tanpa bermeterai kepada Pegawai Pencatat

Page 57: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

ditempat perceraian itu terjadi, dan Pegawai Pencatat mendaftar putusan

perceraian dalam sebuah daftar yang diperuntukkan untuk itu.

(2) Apabila perceraian dilakukan pada daerah hukum yang berbeda dengan

daerah hukum Pegawai Pencatat dimana perkawinan dilangsungkan, maka

satu helai salinan putusan dimaksud ayat (1) yang telah mempunyai

kekuatan hukum yang tetap/telah dikukuhkan tanpa bermeterai dikirimkan

pula kepada Pegawai Pencatat tempat perkawinan dilangsungkan dan oleh

Pegawai Pencatat tersebut dicatat pada bagian pinggir dari daftar catatan

perkawinan, dan bagi perkawinan yang dilangsungkan di luar negeri,

salinan itu disampaikan kepada Pegawai Pencatat di Jakarta.

(3) Kelalaian mengirimkan salinan putusan tersebut dalam ayat (1) menjadi

tanggungjawab Panitera yang bersangkutan apabila yang demikian itu

mengakibatkan kerugian bagi bekas suami atau isteri atau keduanya.

C. Perspektif Kompilasi Hukum Islam (KHI)

KHI juga tampaknya mengikuti alur yang digunakan oleh UUP No 1 Tahun

1974, walaupun pasal-pasal yang digunakan lebih banyak yang menunjukan aturan-

aturan yang lebih rinci. KHI memuat masalah Putusnya Perkawinan pada Bab XVI.

Pasal 113 dinyatakan:

Perceraian dapat putus karena:

a. Kematian,

b. Perceraian dan

c. atas putusan pengadilan.

Page 58: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Kemudian diuraikan dalam Pasal 114 sebagai berikut: “Putusnya perkawinan

yang disebabkan karena perceraian dapat terjadi karena thalaq atau berdesarkan

gugatan perceraian”

Berbeda dengan UU Perkawinan yang tidak mengenal istilah thalaq, KHI

menjelaskan yang dimaksud dengan thalaq pada Pasal 117.

Pasal 117 KHI:

Thalaq adalah ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi

salah satu sebab putusnya perkawinan, dengan cara sebagaimana dimaksud

dalam pasal 129, 130, dan 131.

Berkenaan dengan perceraian harus dilakukan di depan sidang Pengadilan

Agama dinyatakan pada pasal 115.

Pasal 115 KHI:

Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama setelah

Pengadilan Agama tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua

belah pihak.

Sedangkan yang berkenaan dengan alasan-alasan terjadinya perceraian

dijelaskan secara luas pada Pasal 116.

Pasal 116 KHI:

Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi

dan lain sebagainya yang

b. Salah satu pihak mninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-

turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain

diluar kemampuannya;

Page 59: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman

yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak lain;

e. Sakah satu pihak mendapat cacat badab atau penyakit dengan akibat tidak

dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau isteri;

f. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah

tangga;

g. Suami melanggar taklik talak.

h. Peralihan agama tau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak

rukunan dalam rumah tangga.

Berangkat dari Pasal 116 ini, ada tambahan dua sebab perceraian dibanding

dengan Pasal 19 PP Tahun 1975, yaitu suami melanggar taklik thalaq dan murtad.

Yang dimaksud taklik thalaq KHI menjelaskan pada Pasal 1 huruf (e)

denganpenjelasan:

Taklik thalaq ialah perjanjian yang diucapkan calon mempelai pria setelah

akad nikah yang dicantumkan dalam Akta Nikah berupa Janji thalaq yang

digantungkan kepada suatu keadaan tertentu yang mungkin terjadi dimasa

yang akan datang;

Mengenai hal pengajuan permohonan cerai thalaq (suami) kepengadilan yang

meliputi tempat tinggal tergugat (istri) KHI mengaturnya dalam Pasal 129:

Pasal 129 KHI:

Page 60: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Seorang suami yang akan menjatuhkan talak kepada isterinya mengajukan

permohonan baik lisan maupun tertulis kepada Pengadilan Agama yang

mewilayahi tempat tinggal isteri disertai dengan alasan serta meminta agar

diadakan sidang untuk keperluan itu.

Mengenai permohonan cerai gugat yang di ajukan istri kepengadilan yang

wilayah hukumnya meliputi tempat istri terdapat dalam Pasal 132

Pasal 132:

1. Gugatan perceraian diajukan oleh isteri atau kuasanya pada Pengadilan

Agama,. Yang daerah hukumnya mewilayahi tempat tinggal penggugat

kecuali isteri meninggalkan tempat kediaman

2. Dalam hal tergugat bertempat kediaman diluar negeri, Ketua Pengadilan

Agama memberitahukan gugatan tersebut kepada tergugat melalui

perwakilan Republik Indonesia setempat.

Pengadilan Agama dapat mengabulkan atau menolak permohonan tersebut,

dan terhadap keputusan tersebut dapat diminta upaya hukum banding dan kasasi

Kompilasi Hukum Islam membedakan cerai gugat dengan khulu’. Namun

demikian, ia mempunyai kesamaan dan perbedaan di antara keduanya. Persamaannya

adalah keinginan untuk bercerai datangnya dari pihak istri. Adapun perbedaannya,

yaitu cerai gugat tidak selamanya membayar uang iwad (uang tebusan), sedangkan

khulu’ uang iwad (uang tebusan) menjadi dasar akan terjadinya khulu’ atau

perceraian. Khulu’ dimaksud, diatur dalam Pasal 148 KHI.

Pasal 148 KHI:

Page 61: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

1. Seorang isteri yang mengajukan gugatan perceraian dengan jalan

khuluk, menyampaikan permohonannya kepada Pengadilan Agama

yang mewilayahi tempat tinggalnya disertai alas an atau alasan-

alasannya

2. Pengadilan Agama selambat-lambatnya satu bulan memanggil isteri dan

suaminya untuk didengar keterangannya masing-masing

3. Dalam persidangan tersebut Pengadilan Agama memberikan penjelasan

tentang akibat khuluk, dan memberikan nasehat-nasehatnya.

4. Setelah kedua belah pihak sepakat tentang besarnya iwadl atau tebusan,

maka Pengadilan Agama memberikan penetapan tentang izin bagi

suami untuk mengikrarkan talaknya didepan sidang Pengadilan Agama.

Terhadap penetapan itu tidak dapat dilakukan upaya banding dan kasasi

5. Penyelesaian selanjutnya ditempuh sebagaimana yang diatur dalam

pasal 131 ayat (5)

6. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan tentang besarnya tebusan atau

iwadl Pengadilan Agama memeriksa dan memutuskan sebagai perkara

biasa.

Kemudian pemeriksaan permohonan yang diajukan penggugat ataupun

tergugat dipelajari oleh Pengadilan Agama yang bersangkutan untuk mengetahui

layak tidaknya gugatan tersebut disidangkan, di atur dalam Pasal 113:

Pasal 131 KHI:

(1) Pengadilan Agama yang bersangkutan mempelajari permohonan

dimaksud Pasal 129 dan dalam waktu selambat-lambatnya tiga puluh

hari memanggil pemohon dan istrinya untuk meminta penjelasan tentang

segala sesuatu yang berhubungan dengan maksud menjatuhkan talak.

Page 62: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

(2) Setelah Pengadilan Agama tidak berhasil menasehati kedua belah pihak

dan ternyata cukup alasan untuk menjatuhkan talak serta yang

bersangkutan tidak mungkin lagi hidup rukun dalam rumah tangga,

Pengadilan Agama menjatuhkan keputusannya tentang izin bagi suami

untuk mengikrarkan talak.

(3) Setelah keputusan mempunyai kekuatan hukum tetap, suami

mengikrarkan talaknya di depan sidang Pengadilan Agama, dihadiri oleh

istri atau kuasanya.

(4) Bila suami tidak mengucapkan ikrar talak dalam tempo 6 (enam) bulan

terhitung sejak putusan Pengadilan Agama tentang izin ikrar talak

baginya mempunyai kekuatan hukum tetap, maka hak suami untuk

mengikrarkan talak gugur dan ikatan perkawinan tetap utuh.

(5) Setelah sidang penyaksian ikrar talak, Pengadilan Agama membuat

penetapan tentang terjadinya talak rangkap empat yang merupakan bukti

perceraian bagi bekas suami dan istri.

Helai pertama beserta surat ikrar talak dikirimkan kepada Pegawai Pencatat

Nikah yang mewilayahi tempat tinggal suami untuk diadakan pencatatan,

helai kedua dan ketiga masing-masing diberikan kepada suami istri, dan helai

keempat disimpan oleh Pengadilan Agama.

Selanjutnya Pasal 141 menjelaskan:

1. Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan oleh hakim selambat-

lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya berkas atau surat

gugatan perceraian

2. Dalam menetapkan waktu sidang gugatan perceraian perlu diperhatian

tentang waktu pemanggilan dan diterimanya panggilan tersebut oleh

penggugat maupun tergugat atau kuasa mereka

Page 63: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

3. Apabila tergughat berada dalam keadaan seperti tersebut dalam pasal 116

huruf b, sidang pemeriksaan gugatan perceraian ditetapkan sekurang-

kurangnya 6 (enam) bulan terhitung sejak dimasukkanya gugatan

perceraian pada Kepaniteraan Pengadilan Agama.

Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan oleh hakim selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari setelah diterimanya berkas atau surat gugatan perceraian. Dalam

menetapkan waktu sidang gugatan perceraian perlu diperhatian tentang waktu

pemanggilan dan diterimanya panggilan tersebut oleh penggugat maupun tergugat

atau kuasa mereka. Apabila salah satu pihak mninggalkan pihak lain selama 2 (dua)

tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal

lain diluar kemampuannya, sidang pemeriksaan gugatan perceraian ditetapkan

sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan terhitung sejak dimasukkanya gugatan

perceraian pada Kepaniteraan Pengadilan Agama.

Pada sidang pemeriksaan gugatan perceraian, suami isteri datang sendiri atau

mewakilkan pada kuasanya. Dalam hal suami atau isteri mewakilkan, untuk

kepentingan pemeriksaan, hakim dapat memerintahkan yang bersangkutan untuk

hadir sendiri dan dalam pemeriksaan gugatan perceraian hakim berusaha

mendamaikan kedua belah pihak selama perkara belum diputuskan, usaha

mendamaikan dapat dilakukan pada setiap sidang selama perkara belum diputuskan.

Apabila terjadi perdamaian, maka tidak dapat diajukan gugatan perceraian baru

berdasarkan alasan atau alasan-alasan yang ada sebelum perdamaian dan telah

diketahui oleh penggugat pada waktu dicapainya perdamaian. Hal ini di jelaskan pada

Page 64: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Pasal 142, 143 dan 144. Jika perdamaian yang dilakukan hakim tidak tercapai, maka

pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan dalam sidang tertutup

Adapun tindakan hukum selama proses perkara di pengadilan berlangsung,

menghindari berbagai kemungkinan hal-hal yang bersifat negatif di antara suami istri.

Hal ini diatur dalam Pasal 136.

Pasal 136 KHI:

1. Selama berlangsungya gugatan perceraian atas permohonan penggugat atau

tergugat berdasarkan pertimbangan bahaya yang mungkin ditimbulkan,

Penghadilan Agama dapat mengizinkan suami isteri tersebut untuk tidak

tinggal dalam satu rumah.

2. Selama berlangsungnya gugatan perceraian atas permohonan penggugat

atau tergugat, Pengadilan Agama dapat:

a. Menentukan nafkah yang harus ditanggung oleh suami;

b. Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin terpeliharanya barang-

barang yang menjadi hak bersama suami isteri atau barang-barang yang

menjadi hak suami atau barang-barang

Pasal 137 KHI menjelaskan, gugatan tersebut gugur apabila suami atau istri

meninggal sebelum adanya putusan pengadilan mengenai gugatan perceraian itu.

Namun bila terjadi perdamaian, tidak dapat diajukan gugatan perceraian baru

berdasarkan alasan yang ada dan telah diketahui oleh penggugat sebelum perdamaian

tercapai. Upaya perdamaian dimaksud memungkinkan terjadi, mengingat ia tidak

dibatasi pada sebelum pemeriksaan perkara, namun dapat diupayakan setiap kali

Page 65: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

sidang. Lain halnya bila tidak tercapai perdamaian, pemeriksaan gugatan perceraian

dilakukan dalam sidang tertutup

Dalam setiap kali diadakan sidang Pengadilan Agama, baik penggugat

maupun tergugat, atau kuasanya akan dipanggil untuk menghadiri sidang trersebut.

Panggilan dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh ketua Pengadilan Agama

dengan melampirkan surat gugatan. Panggilan tersebut di lakukan secara patut dan

disampai kepada penggugat ataupun tergugat, bila tidak ditemukan disampaikan

melalui lurah atau yang sederajat. Hal ini diatur secara lengkap pada Pasal 138 dan

139

Pasal 138 KHI:

1. Apabila tempat kediaman tergugat tidak jelas atau tergugat tidak

mempunyai tempat kediaman yang tetap, panggilan dilakukan dengan cara

menempelkan gugatanpada papan pengumuman di Pengadilan Agama dan

mengumumkannya melalui satu atau bebrapa surat kabar atau mass media

lain yang ditetapkan oleh Pengadilan Agama.

2. Pengumuman melalui surat kabar atau surat-siurat kabar atau mass media

tersebut ayat (1) dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dengan tenggang waktu

satu bulan antara pengumuman pertama

3. Tenggang dwaktu antara penggilan terakhir sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dengan persidangan ditetapkan sejurang-kurangnya 3 (tiga) bulan.

4. Dalam hal sudah dilakukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan

tergugat atau kuasanya tetap tidak hadir, gugatan diterima tanpa hadirnya

tergugat, kecuali apabila gugatan itu tanpa hak

Page 66: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Pasal 139 KHI:

1. Apabila tempat kediaman tergugat tidak jelas atau tergugat tidak

mempunyai tempat kediaman yang tetap, panggilan dilakukan dengan cara

menempelkan gugatan pada papan pengumuman di Pengadilan Agama

dan mengumumkannya melalui satu atau beberapa surat kabar atau

messmedia lain yang ditetapkan oleh Pengadilan Agama.

2. Pengumuman melalui surat kabar atau surat-surat kabar atau massmedia

tersebut ayat (1) dilakukan sebanyak 2 (2) kali dengan tenggang waktu

satu bulan antara pengumuman pertama dan kedua.

3. Tenggang waktu antara panggilan terakhir sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dengan persidangan ditetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga)

bulan.

4. Dalam hal sudah dilakukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan

tergugat atau kuasanya tetap tidak hadir, gugatan diterima tanpa hadirnya

tergugat, kecuali apabila gugatan itu tanpa hak atau tidak beralasan.

Jika tergugat berada di luar negeri maka panggilan disampaikan melalui

Perwakilan Republik Indonesia setempat. Suatu perceraian dianggap terjadi beserta

akibat-akibatnya terhitung sejak jatuhnya putusan Pengadilan Agama yang telah

mempunyai kekuatan hukum yang tetap, putusan tersebut dilakukan dalam sidang

terbuka. Setelah perkara cerai itu diputus maka panitera menyampaikan salinan surat

putusan tersebut kepada suami istri, atau kuasanya, kemudian disampaikan pada

Pegawai Pencatat Nikah tampa bermaterai yang mewilayahi tempat tergugat (istri).

Page 67: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Dalam UUP No 1 Tahun 1974 dan PP No 9 Tahun 1975 tidak mengenal

adanya khulu’ tapi KHI menjelasakan apa yang dimaksud dengan khulu’ pada Pasal 1

huruf (i) sebagai berikut:

Pasal 148 KHI:

1. Seorang isteri yang mengajukan gugatan perceraian dengan jalan khuluk,

menyampaikan permohonannya kepada Pengadilan Agama yang

mewilayahi tempat tinggalnya disertai alas an atau alasan-alasannya

2. Pengadilan Agama selambat-lambatnya satu bulan memanggil isteri dan

suaminya untuk didengar keterangannya masing-masing

3. Dalam persidangan tersebut Pengadilan Agama memberikan penjelasan

tentang akibat khuluk, dan memberikan nasehat-nasehatnya.

4. Setelah kedua belah pihak sepakat tentang besarnya iwadl atau tebusan,

maka Pengadilan Agama memberikan penetapan tentang izin bagi suami

untuk mengikrarkan talaknya didepan sidang Pengadilan Agama. Terhadap

penetapan itu tidak dapat dilakukan upaya banding dan kasasi

5. Penyelesaian selanjutnya ditempuh sebagaimana yang diatur dalam pasal

131 ayat (5)

6. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan tentang besarnya tebusan atau iwadl

Pengadilan Agama memeriksa dan memutuskan sebagai perkara biasa.

Permohonan crai kepengadilan berdasarkan alasan:61

1. Permohonan cerai karena melalaikan kewajiban. Menurut UUP No 1 Tahun 1974

Pasal 34 ayat (3) ada dijelaskan, jika istri melalaikan kewajiban, suami dapat

mengajukan gugatan kepada pengadilan. Sedangkan menurut Kompilasi Hukum

Islam seperti yang dimuat dalam Pasal 7 ayat (5) ada dinyatakan, jika suami atau istri

61 Nuruddin dan Azhari, Hukum Perdata Islam, h. 224-228

Page 68: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

melalaikan kewajibannya, masing-masing dapat mengajukan gugatan kapada

Pengadilan Agama.

2. Permohonan cerai dengan alasan berbuat zina atau pemadat. Berkenaan dengan

masalah ini dimuat dalam PP No 9 Tahun 1975 Pasal 19 huruf (a) yang berbunyi,

“salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain

sebagainya yang sukar disembuhkan. Senada dengan alasan di atas, Kompilasi

Hukum Islam juga menegaskan seperti terdapat dalam Pasal 116 huruf (a) yang

berbunyi, “perceraian dapat terjadi karena salah satu pihak berbuat zina atau menjadi

pemabuk, pemadat penjudi, dan lain sebagainya yang tidak dapat disembuhkan.

3. Permohonan cerai berdasarka alasan meninggalkan suami atau istri selama 2 tahun

berturut-turut tanpa izin dan alasan yang sah. Alasan ini dimuat dalam PP No 9

Tahun 1975 Pasal 19 huruf (b) yang menyatakan “ salah satu pihak meninggalkan

pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak yang lain tanpa alasan

yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya”. Sedangkan KHI Pasal 116

huruf (b) berbunyi, “salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun

berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di

luar kemampuannya”.

4. Permohonan cerai dengan alasan mendapat hukuman penjara 5 tahun atau lebih.

Alasan ini dijelasakan pada PP No 9 Tahun 1975 Pasal 19 huruf (c) yang berbunyi, “

salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih

Page 69: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

berat setelah perkawinan berlangsung”. Selanjutnya dalam KHI Pasal 116 huruf (c)

dijelasakan, “salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau

hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung”.

5. Permohonan cerai berdasarkan alasan melakukan kekejaman atau penganiayaan

berat yang membahayakan pihak lain. Dalam PP No 9 Tahun 1975 Pasal 19 huruf (d)

di jelaskan, “salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak lain”. Adapun dalam KHI Pasal 116 huruf (d) juga dijelaskan,

“salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak lain”.

6. Permohonan cerai berdasarkan alasan mendapat cacat badan atau penyakit dengan

akibat tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai istri. Hal ini dimuat dalam PP No 9

Tahun 1975 Pasal 19 huruf (e) yang berbunyi, ”salah satu pihak mendapat cacat

badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajiban sebgai suami

istri”. Dalam KHI Pasal 16 huruf (e) dinyatakan, “salah satu pihak mendapat cacat

badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami

istri”.

7. Permohonan cerai berdasarkan alasan terus menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran. Berdasarkan dengan alasan ini dijelaskan pada PP No 9 Tahun 1975

Pasal 19 huruf (f) yang berbunyi, “antara suami dan istri terus-menerus terjadi

perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam

Page 70: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

rumah tangga”. Selanjutnya KHI Pasal 116 huruf (f) juga dijelaskan, “antara suami

dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan

akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga”.

8. Permohonan cerai dengan alasan murtad. Dalam KHI Pasal 116 huruf (h) dengan

tegas dinyatakan, “peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya

ketidakrukunan dalam rumah tangga”. Menarik untuk dianalisis lebih lanjut, UUP

No 1 Tahun 1974 tidak memuat murtad sebagai salah satu sebab atau alasan

perceraian. Ironisnya, ada kesan KHI kendati ada menyebut murtad sebagai alasan

perceraian, namun alasan tersebut dikaitan dengan adanya kalimat, “yang

menyebabkan terjadinya ketidakrukunan dalam rumah tangga”.

9. Permohonan cerai dengan alasan syiqaq. Dalam UUPA No 7 Tahun 1989 Pasal 76

dijelaskan, “ apabila gugatan perceraian didasarkan atas alasan syiqaq, maka untuk

mendapatkan putusan perceraian harus didengar keterangan saksi yang berasal dari

keluarga atau orang-orang yang dekat suami istri. Pada ayat (2) ada dinyatakan,

“Pengadilan setelah mendengar keterangan saksi tentang sifat persengketaan antara

suami istri dapat mengangkat seorang atau lebih dari keluarga masing-masing pihak

ataupun orang lain untuk menjadi hakam”.

10. Permohonan cerai dengan alasan li’an. Alasan ini dapat ditemukan dalam Pasal

87 ayat (1) UUPA No 7 Tahun 1989 yang berbunyi, “Apabila permohonan atau

gugatan cerai diajukan atas alasan salah satu pihak melakukan zina, sedangkan

Page 71: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

pemohon atau penggugat tidak dapat melengkapi bukti-bukti dan termohon atau

tergugat menyanggah alasan tersebut, dan Hakim berpendapat bahwa permohonan

atau gugatan itu bukan tiada pembuktian sama sekali serta upaya peneguhan alat

bukti tidak mungkin lagi diperoleh baik dari pemohon atau penggugat maupun dari

termohon atau tergugat, maka Hakim karena jabatannya dapat menyuruh pemohon

atau penggugat untuk bersumpah”.

Selanjutnya pada ayat (2), " Pihak termohon atau tergugat diberi kesempatan

pula untuk meneguhkan sanggahannya dengan cara yang sama”. Berikutnya dalam

Pasal 88 ayat (1) UUPA dijelaskan, ” Apabila sumpah sebagaimana yang dimaksud

dalam Pasal 87 ayat (1) dilakukan oleh suami, maka penyelesaiannya dapat

dilaksanakan dengan cara li'an”. Berikutnya ayat (2), “Apabila sumpah sebagaimana

yang dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) dilakukan oleh istri maka penyelesaiannya

dilaksanakan dengan hukum acara yang berlaku”.

Penjelasan yang sama juga dapat ditemukan dalam Pasal 125 dan 126 KHI

yang berbunyi, “Li`an menyebabkan putusnya perkawinan antara suami isteri untuk

selama-lamnya”. Pada Pasal 126, “Li`an terjadi karena suami menuduh isteri berbuat

zina dan atau mengingkari anak dalam kandungan atau yang sudah lahir dari

isterinya, sedangkan isteri menolak tuduhan dan atau pengingkaran”.

Selanjutnya berkenaan dengan tata cara li’an di atur dalam Pasal 127 KHI

sebagai berikut:

Page 72: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

a. Suami bersumpah empat kali dengan kata tuduhan zina dan atau

pengingkaran anak tersebut diikuti sumpah kelima dengan kata-kata “laknat

Allah atas dirinya apabila tuduhan dan atau

b. Isteri menolak tuduhan dan atau pengingkaran gtersebut dengan sumpah

empat kali dengan kata “tuduhan dan atau pengingkaran tersebut tidak

benar”, diikuti sumpah kelima dengan kata-kata murka Allah atas dirinya

:tuduhan dan atau pengingkaran tersebut benar”;

c. Tata cara pada huruf (a) dan huruf (b) tersebut merupakan satu kesatuan

yang tak terpisahkan;

d. Apabila tata cara huruf (a) tidak diikuti dengan tata cara huruf (b) maka

dianggap tidak terjadi li`an.

Page 73: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

BAB IV

THALAQ DI LUAR PENGADILAN

A. Status Hukum

Diskursus tentang perceraian menurut perundang-undangan di Indonesia

sebenarnya masih menimbulkan tanda tanya besar. Hal ini disebabkan oleh besarnya

peran yang dimiliki lembaga peradilan untuk menentukan putus tidaknya sebuah

perkawinan. Sebagaimanan yang telah diungkapkan di muka, baik UUP No 1 Tahun

1974, PP No 9 Tahun 1975 dan KHI begitu juga UUPA No 7 Tahun 1989 semuanya

menyatakan bahwa: Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan

setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha tidak berhasil mendamaikan kedua

belah pihak.

Dalam kaitan hal ini Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam fatwanya yang

disidangkan pada hari Jum’at, 8 Jumadil ula 1428 H/ 25 Mei 2007 M memberikan

sebuah putusan bahwa perceraian harus dilakukan melalui proses pemeriksaan

pengadilan, cerai thalaq dilakukan dengan cara suami mengikrarkan thalaq-nya di

depan sidang Pengadilan dan cerai gugat diputuskan oleh hakim. Alasan mereka

adalah bahwa: Penjatuhan thalaq di depan sidang pengadilan bertujuan untuk

mewujudkan kemaslahatan berupa perlindungan terhadap institusi keluarga dan

perwujudan kepastian hukum dimana perkawinan tidak dengan begitu mudah

Page 74: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

diputuskan. Pemutusan harus didasarkan kepada penelitian apakah alasan-alasannya

sudah terpenuhi. Dengan demikian thalaq yang dijatuhkan di depan pengadilan

berarti thalaq tersebut telah melalui pemeriksaan terhadap alasan-alasannya melalui

proses sidang pengadilan.

Perceraian dapat terjadi karena permohonan suami kepada Pengadilan untuk

menyaksikan ikrar thalaq yang disebut cerai thalaq atau karena gugatan isteri yang

disebut cerai gugat. Untuk melakukan perceraian harus ada alasan yang cukup.

Meskipun termasuk ke dalam wilayah hukum privat, persoalan cerai sesungguhnya

juga menyangkut kepentingan luas, yakni ketentraman rumah tangga, nasib anak-

anak yang orang tuanya bercerai, bahkan menyangkut kepentingan lebih luas lagi,

yaitu tentang kepastian dalam masyarakat apakah suatu pasangan telah berpisah atau

masih dalam ikatan perkawinan. Oleh karena itu perceraian tidak dapat dilakukan

secara serampangan. Sebaliknya harus dilakukan pengaturan sedemikian rupa agar

terwujud kemaslahatan dan ketertiban di dalam masyarakat. Dalam hadist Nabi SAW

dinyatakan bahwa perceraian itu adalah suatu hal yang halal tetapi sangat dibenci

oleh Allah. Nabi SAW bersabda,

� ا���آ� (ا��� ا���ل ا�� ا ا���ق���� و �62 )روا$ ا�#داود وا�� م

Suatu yang halal yang paling dibenci oleh Allah SWT adalah thalaq [HR. Abu Dawud

dan al-Baihaqi].

62Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, Bulughu Al-Maram Min Adillatu Al-Ahkam, (Surabaya:

Al-Hidayah) h. 223

Page 75: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Artinya perceraian jangan dianggap enteng dan dipermudah-mudah karena

peceraian itu sangat dibenci oleh Allah meskipun halal. Wujud dari tidak

mengenteng-entengkan perceraian itu adalah bahwa ia hanya dapat dilakukan bila

telah terpenuhi alasan-alasan hukum yang cukup untuk melakukannya. Di samping

itu harus dilakukan melalui pemeriksaan pengadilan untuk membuktikan apakah

alasannya sudah terpenuhi atau belum. Oleh karena itulah ijtihad hukum Islam

moderen, seperti tertuang dalam Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (Ps.115)

misalnya, mewajibkan prosedur perceraian itu melalui pengadilan; dan bahwa

perceraian terjadi terhitung sejak saat perceraian itu dinyatakan di depan sidang

Pengadilan (KHI, Ps.123). Memang dalam fiqh klasik, suami diberi hak yang luas

untuk menjatuhkan thalaq, sehingga kapan dan di manapun ia mengucapkannya,

thalaq itu jatuh seketika. Keadaan seperti ini dipandang dari sudut pemeliharaan

kepentingan keluarga, kepastian hukum dan ketertiban masyarakat tidak mewujudkan

maslahat bahkan banyak merugikan terutama bagi kaum wanita (isteri). Oleh karena

itu demi terwujudnya kemaslahatan, maka perceraian harus diproses melalui

pengadilan. Jadi di sini memang ada perubahan hukum, yaitu dari kebolehan suami

menjatuhkan thalaq kapan dan di manapun menjadi keharusan menjatuhkannya di

depan sidang pengadilan. Perubahan hukum semacam ini adalah sah

sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang berbunyi:

P63ی���M �23ا]�2�م ����Qا�6م�ن

63 Abdul Aziz Muhammad Azami. Qawaid al-Fiqhiyyah, Darul Hadits al-Qahirah.

Page 76: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Artinya: Tidak diingkari perubahan hukum karena perubahan zaman [Qawaid

al-Figh hlm. 19].

Ibnu al-Qayyim menyatakan64

: “Perubahan fatwa dan perbedaannya terjadi

menurut perubahan zaman, tempat, keadaan, niat dan adat istiadat” ( I'lam al-

Muwaqqi'in, Juz III, hlm. 3).

K.H. Ahmad Azhar Basyir (mantan Ketua Majelis Tarjih dan Ketua PP

Muhammadiyah), mengenai masalah ini, menyatakan: Perceraian yang dilakukan di

muka pengadilan lebih menjamin persesuaiannya dengan pedoman Islam tentang

perceraian, sebab sebelum ada keputusan terlebih dulu diadakan penelitian tentang

apakah alasan-alasannya cukup kuat untuk terjadi perceraian antara suami-istri.

Kecuali itu dimungkinkan pula pengadilan bertindak sebagai hakam sebelum

mengambil keputusan bercerai antara suami dan istri. [Hukum Perkawinan Islam, h.

83-84].

Pada bagian lain dalam buku yang sama K.H. Ahmad Azhar menjelaskan

lebih lanjut, Untuk menjaga agar perceraian jangan terlalu mudah terjadi, dengan

pertimbangan maslahat mursalah tidak ada keberatannya apabila diambil ketentuan

dengan jalan Undang-undang bahwa setiap perceraian apapun bentuknya diharuskan

melalui pengadilan.65

Selain dari itu dapat pula ditegaskan bahwa penjatuhan thalaq

di luar sidang pengadilan, mengingat mudarat yang ditimbulkannya, harus dilarang

64 Abi Abdullah Muhammad Bin Abi Bakr Bin Ayyubi al-Ma’ruf Bi Ibni Qayyim Al-

jauziyah,I’lam al-Muwaqqi’in, Saudi Arabiyah, juz III

65 Ahmad Azhar Basyir (Mantan Ketua Majelis Tarjih Muhammaddiyah), Thalaq di Luar

Pengadilan, Artikel diakses pada 26 juli 2009 dari http://blog.unila.ac.id

Page 77: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

dan dinyatakan tidak sah berdasarkan prinsip sadduz-zari'ah [menutup pintu yang

membawa kepada kemudaratan]. Dari apa yang dikemukakan di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa,

- Perceraian harus dilakukan melalui proses pemeriksaan pengadilan: cerai thalaq

dilakukan dengan cara suami mengikrarkan thalaqnya di depan sidang pengadilan,

dan cerai gugat diputuskan oleh hakim;

- Perceraian yang dilakukan di luar sidang pengadilan dinyatakan tidak sah.

Bagi umat Islam aturan mengenai perceraian ini merupakan ganjalan yang

relatif masih besar atau sekurang-kurangnya masih menjadi tanda tanya yang belum

terjawab, karena dirasakan tidak sejalan dengan kesadaran hukum yang selama ini

berkembang, yaitu aturan fiqh. Aturan fiqh menginzinkan perceraian atas dasar

kerelaan kedua belah pihak, atau atas inisiatif suami atau juga inisiatif istri secara

sepihak, bahkan perceraian boleh dilakukan tanpa campur tangan lembaga peradilan.

Menurut ketentuan hukum islam, thalaq adalah termasuk salah satu hak

suami. Allah menjadikan hak thalaq di tangan suami, tidak menjadikan hak thalaq di

tangan orang lain baik itu istri, saksi ataupun pengadilan. Sebagaimana firman Allah

dalam surah Al-Ahzab (33) : ayat 49:

/012�34�5( 5OP#Q�D �RH:5�BC ;�< =>@ $5U

#V�!F#� �☺�� X> > +, GH�☺Y�<4�

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi

perempuan- perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka (QS. al-

Ahzab (33) ayat 49)

Page 78: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Islam memberikan hak thalaq hanya kepada laki-laki saja. Karena ia yang

lebih bersihkeras untuk melanggengkan tali perkawinannya yang dibiayainya dengan

hartanya begitu besar, sehingga kalau dia mau cerai atau kawin lagi ia perlu

membiayainya lagi dalam jumlah yang sama atau lebih besar.

Para ulama mazhab fiqh Malik, Hanafi, Syafi’i dan Hambali sepakat bahwa

suami yang berakal, balig dan bebas memilih, dialah yang boleh menjatuhkan thalaq

dan thalaqnya di pandang sah meskipun main-main dalam pengucapan thalaqnya

berdasarkan hadits dari Abi Hurairah:

�ل, �3+ � وس-�: +� ا�� ه�ی�ة ر\� ا�-+ 4 ث 4 ه��/, ,�ل رس#ل ا \-� ا

� ا���آ� (.وا�� 78, وا���ق, ا�23�ح: وه�5�6 4���66)روا$ ا]ر�78 اP ا�3���F و

Artinya: dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “tiga perkara

kesungguhannya dipandang benar, dan main-mainnya dipandang benar pula, yaitu:

nikah, thalaq dan ruju’ (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Tirmizi)

Mengenai hal thalaq yang dilakukan kepengadilan ulama mazhab fiqh

berbeda pendapat dalam dalam hal boleh tidaknya thalaq kepengadilan sebagaimana

yang akan dijelaskan dibawah ini67

:

Imam Malik, Syafi’i dan Ahmad Ibnu Hambal membolehkan perceraian

dengan putusan pengadilan, jika istri menuntutnya, karena tidak diberikannya nafkah

pokok dan suami tidak mempunyai simpanan harta. Alasan-alasan bagi pendapat ini

sebagai berikut:

66 Al-‘Asqalani, Bulughu Al-Maram, h. 223 67 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, h. 87-89.

Page 79: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

1. Suami berkewajiban memelihara istrinya dengan baik atau mencerainya

dengan baik, karena Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah [2] ayat 229:

�������� � ���� !"#$ ��% &⌧(�)*+ � �,���*-���.

Artinya: Thalaq (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi

dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik

efB� +, GHC$p��C FdB)p ���25@ 5Y#�� u ,5�B� [Z] �"5(

]&#�j ; *2 < � q>�� � -���"5U

Artinya: Dan janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan,

karena dengan demikian kamu Menganiaya mereka[145]. Barangsiapa berbuat

demikian, Maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.

2. Jika diakui bahwa pengadilan boleh menjatuhkan thalaq karena cacat suami,

maka karena alas an nafkah sebenarnya dapat dikatakan lebih membahayaka

dan menyakitkan istri dari pada cacat tersebut.

Imam Hanafi berpendapat bahwa tidak boleh pengadilan menjatuhkan thalaq

karena alasannafkah, baik dikarenakan suami tidak mau memberinya atau karena

berat dan tidak mampu. Pendapat ini didasarkan pada firman Allah dalam surah Al-

Thalaq [65] ayat 7

�#"Fh#� � ; &/] ]� ,#E� t#-#@] ]� � ,5�B� Bd#2 Q #-�h��5 x- Q�|d �#"Fh�� � D+☺#� -� �BC �D u ef �#0� $( �D ���"5U mf�< D5� ]_� �BC u

Z] *�B`]� �D ]2 5. �)*+ :)*+�

Artinya: hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut

kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah

Page 80: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada

seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan

memberikan kelapangan sesudah kesempitan.

Dalam hal thalaq di luar pengadilan ulama NU juga mengeluarkan fatwanya

yang berbeda dari Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam bahsul masailnya yang ke-28

di Yogyakarta Tahun 1989 dengan memberikan keputusan bahwa thalaq adalah hak

progresif suami yang bisa dijatuhkan kapan dan dimanapun bahkan tanpa alasan

sekalipun. Oleh karena itu apabila suami belum menjatuhkan thalaq di luar

Pengadilan Agama, maka thalaq yang dijatuhkan di depan Hakim Agama itu dihitung

thalaq yang pertama dan sejak itu pula dihitung iddahnya. Jika suami telah

menjatuhkan thalaq di luar Pengadilan Agama, maka thalaq yang dijatuhkan di depan

Hakim Agama itu merupakan thalaq yang kedua dan seterusnya jika masih dalam

waktu 'iddah raj'iyyah.68

Mereka berpedoman pada kitab-kitab fiqh, diantaranya ialah

I’anat at-Thalibin dan Bughyatul Mustarsyidin dll.

Berdasarkan fatwa NU diatas yang mendasari fatwanya pada kitab-kitab fiqh

terdahulu thalaq itu sah walaupun tanpa melalui proses pengadilan dan memang tidak

ada suatu ayat yang mengharuskan thalaq melalui proses pengadilan, yang ada

hanyalah pengangkatan hakam untuk mendamaikan katika suami istri bersiteru

sebagaimana firman-Nya dalam surah An-Nisa [4] ayat 35

68 Abdul Aziz Masyhuri, Masalah Keagamaan jilid II, (Jakarta: Qultum Media 2004), cet, I h.

69-70.

Page 81: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

��<B� >@�"pq � <#� Br0���5. �H �] [. �

�☺ $]- *,#E� t#%�G�% �☺ $]-B� *,#E� D]_��G�% ��< D]2(M}(

☯ ���*{�< ��#��BH( �D D]☺0 ��`5. $ 9��< �D 5�Q⌧y

�☺`��5 :)}�&]q �M�� Artinya: Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya,

Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari

keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan,

niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha

mengetahui lagi Maha Mengenal. QS. An-Nisa [4]: 35.

B. Saksi Thalaq

Sebagaimana yang telah diatur dalam UU Perkawinan bahwa perceraian

hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah Pengadilan Agama tidak

berhasil menasehati kedua belah pihak dan ternyata cukup alasan untuk menjatuhkan

thalaq serta yang bersangkutan tidak mungkin lagi hidup rukun dalam rumah tangga,

kemudian pengadilan Agama menjatuhkan keputusannya tentang izin bagi suami

untuk mengikrarkan thalaq.

Terkait dengan persoalan thalaq yang mengharuskan kepengadilan

mempunyai implikasi adanya saksi dalam thalaq yaitu “pengadilan”, seperti yang

dijelaskan dalam Pasal 16 PP No 9 Tahun 1975

Pengadilan hanya memutuskan untuk mengadakan sidang pengadilan untuk

menyaksikan perceraian yang dimaksud dalam Pasal 14 apabila memang

terdapat alasan-alasan seperti yang dimaksud dalam Pasal 19 Peraturan

Page 82: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Pemerintah ini, dan Pengadilan berpendapat bahwa antara suami isteri yang

bersangkutan tidak mungkin lagi didamaikan untuk hidup rukun lagi dalam

rumah tangga.

Mengenai hal ini golongan ahli fiqh yang dahulu maupun yang kemudian

berpendapat bahwa thalaq sah tanpa di persaksikan dihadapan orang lain. Sebab

thalaq adalah termasuk hak suami. Ia tidak memerlukan kepada bukti untuk

menggunakan haknya ini. Dan tidak ada keterangan dari Nabi maupun para

shahabatnya yang menunjukkan adanya keperluan saksi dalam menjatuhkan thalaq,69

tetapi ahli fiqh golongan Syi’ah Imamiyah berlainan dengan pendapat diatas. Meraka

berkata: mempersaksikan thalaq itu menjadi syarat sahnya thalaq. Alasan mereka

yaitu firman Allah dalam surah At-Thalaq [65] 2

;�� � q,���5. +,�_��]s�% +, GHC$p����3 � ��} ]☺�. ��% +, GH Qd � &�} ]☺�.

���20*¢�%B� *¥B� ; ­�*25 >C$:#E� �H�☺`#Q�%B�

�!]2�]_©�� �D u [^I\#�j ; I�5H( t#-�. ,5� 5�Q⌧y ®K#� ( kD�.

#¯[HBh��B� M}pq@] u ,5�B� ��¢Y5( �D Z] �_ g x%�D

Q☯,5}�(⌧

Artinya: Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah

mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah

dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan

kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang

beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya

Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. QS. At-Thalaq [65] 2

69 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, h. 33

Page 83: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Perintah untuk membuat persaksian ini, dikemukakan sesudah pembicaraan

tentang thalaq dan kebolehan ruju’. Maka yang tepat adalah bahwa persaksian itu

dimaksudkan bagi thalaq. Disebutnya persaksian sebagai alasan dapat memberi

nasehat bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Sebab, tampilnya para

saksi yang adil tidak akan bisa dilepaskan dari pemberian nasehat yang baik yang

ditujukan kepada suami istri, yang bisa menjadi jalan keluar dalam persoalan thalaq

yang amat dibenci Allah itu.70

Dalam kalangan sahabat yang berpendapat dalam mempersaksikan thalaq

hukumnya wajib dan merupakan syarat sahnya thalaq, adalah: Ali bin Abi Thalib

Imran bin Khusain, dan kalangan tabi’in: Muhammad Al-Baqir, Ja’far Shadiq, dan

anak-anak mereka dari tokoh-tokoh kelurga Rasulullah, Atha’, Ibnu Jurait dan Ibnu

Sirin.71

C. Analisis Penulis

Menurut analisis penulis, aturan-aturan perceraian yang terdapat dalam

perundang-undangan Indonesia seperti undang-undang PA, PP No 9 tahun 1975 dan

KHI, begitu juga UUPA masih mengandung beberapa persoalan mendasar,

kendatipun dalam penjelassan pasal-pasalnya tertulis pernyataan” cukup jelas”.

Persoalan yang cukup krusial untuk di diskusikan lebih lanjut adalah tentang posisi

70 Muhammad Jawad mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, h. 449.

71 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, h. 34.

Page 84: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

pengadilan agama didalam memutuskan perkawinan. Bagi penulis, mencermati pasal-

pasal yang menyangkut perceraian, maka ada delapan kesimpulan yang dapat ditarik.

Pertama, Kehadiran pengadilan adalah untuk meluruskan segala tindakan

yang melenceng untuk disesuikan dengan ajaran Islam.

Kedua, Dengan melalui proses pengadilan diharapkan penggunaan hak thalaq

agar dilakukan secara benar dan diterapkan hanya dalam kondisi darurat.

Ketiga, Pengadilan sebenarnya berfungsi sebagai hakam seperti yang

dianjurkan oleh syari’at Islam.

Keempat, Pengadilan diharapkan dapat berperan menjamin hak-hak masing-

masing pihak sebagai akibat dari perceraian, misalnya jaminan ganti rugi dalam

thalaq dan mut’ah.

Kelima, Perceraian itu dilakukan oleh pihak sendiri, dalam hal ini dengan cara

pengucapan ikrar (pernyataan) thalaq oleh suami. Pengadilan hanya berfungsi

menyaksikan dan memberi keterangan tentang telah terjadinya perceraian.

Keenam, Perceraian di pengadilan menjadikan pengadilan sebagai saksi yang

harus dilakukan di depan sidang pengadilan. Jadi penyaksian perceraian diluar sidang

pengadilan tampaknya tidak diizinkan.

Ketujuh, Secara impilisit bisa dikatakan bahwa perceraian seperti disebutkan

diatas baru boleh dan baru sah dilakukan setelah ada izin dari pengadilan.

Kedelapan, Perceraian dianggap terjadi sejak thalaq diucapakan suami di

depan pengadilan tersebut. Dari kedelapan hal ini tampaknya yang paling dominan

Page 85: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

adalah izin (keputusan) pengadilan yang baru diberikan setelah ada keyakinan

terpenuhinya alasan-alasan perceraian.

Sedangkan mantan ketua Majelis Tarjih Muhammaddiyah KH. Ahmad Azhar

Basyir yang tidak mengesahkan thalaq di luar pengadilan menjadi taukid tersendiri

terhadap UU Perkawinan yang mengharuskan thalaq kepengadilan72

KH. Ahmad Azhar Basyir melihat masalah ini dari sudut kemaslahatan berupa

perlingdungan terhadap institusi keluarga dan perwujudan kepastian hukum baik

anak, harta dan status perkawinan mereka, apakah sudah cerai atau tidak.

Dengan kemaslahatan tersebut KH. Ahmad Azhar Basyir (mantan ketua

majelis tarjih muhammaddiyah) telah mengantisipasi terhadap kemudaratan yang bisa

ditimbulkan akibat perceraian tersebut, yaitu hal-hal yang tidak di inginkan.

Bagi penulis mencermati pendapat KH. Ahmad Azhar Basyir (mantan ketua

majelis tarjih muhammaddiyah) ada empat kesimpulan yang bisa di petik

1 Pengharusan thalaq melalui proses pengadilan hanya untuk kemaslahatan

terhadap institusi keluarga dengan kata lain status suami-istri menjadi jelas

kalau mereka sudah erpisah dengan adanya bukti akte cerai, begitu juga status

anak-anak mereka.

2 Mencegah kemudaratan yang bisa ditimbulkan setelah perceraian seperti

halnya pengasuhan anak, pembagian harta dan lain sebagainya.

3 Adanya bukti ketaan terhadap UU yang di bentuk Negara

72 Ahmad Azhar Basyir (Mantan Ketua Majelis Tarjih Muhammaddiyah), Thalaq di Luar

Pengadilan, Artikel diakses pada 26 juli 2009 dari http://blog.unila.ac.id.

Page 86: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

4 Dengan tidak mengesahkannya thalaq di luar pengadilan, para suami tidak

semerta-merta menjatuhkan thalaq demi menjaga hak-hak wanita. Hal ini

sejalan dengan keingin terbentuknya UU Perkawinan

Sedangkan fiqh memberikan hak sepenuhnya terhadap suami untuk

menjatuhkan thalaq kapan dan dimanapun walaupun hai itu dengan main-main

sebagaimana hadits dari Abu Hurairah yang diriwayatkan Ahmad, Abu Daud, Ibnu

Majah dan Tirmizi “ada tiga perkara kesungguhannya di anggap benar dan main-

mainnya juga di anggap benar yaitu Nikah, Thalaq dan Rujuk”73

Fiqh tidak memberikan sebuah institusi atau lembaga untuk menjatuhkan

thalaq, kecuali bagi istri yang menuntut haknya seperti nafkah lahir atau batin yag

tidak diberikan suami dengan mengadukannya kepada hakim, akan tetapi hak cerai

tetap hak suami

Lebih lanjut ulama NU dalam bahsul masailnya yang ke-28 di Yogyakarta

Tahun 1989 di jelaskan dalam bukunya Abdul Aziz Masyhuri, Masalah Keagamaan

jilid II, membolehkan (sah) thalaq diluar pengadilan, karena thalaq hak suami bukan

hak pengadilan. Jika suami mengikrarkan thalaq di pengadilan, maka di anggap jatuh

thalaq dua, jika suami telah menjatuhkan thalaq satu di luar pengadilan. Analisis

penulis terhadap pendapat ini cenderung terhadap:

1. Thalaq merupakan hak mutlak suami yang diberikan Allah kepada laki-laki

73 Al-‘Asqalani, Bulughu Al-Maram, h. 223

Page 87: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

2. Tidak perlunya lembaga untuk menjatuhkan thalaq, karena fiqh sudah

mengaturnya, baik sebelum atau sesudah perceraian.

3. Fiqh juga tidak memperbolehkan penjatuhan thalaq dengan tanpa alasan.

4. Fiqh juga mempermudah proses perceraian ketimbang UU Perkawinan

Terkait dengan saksi thalaq, UU Perkawinan yang mengharuskan thalaq

kepengadilan mempunyai indikasi adanya saksi dimana seorang suami harus

mengikrarkan thalaqnya di depan hakim Pengadilan Agama. Hal ini menjadi

khilafiyah ulama fiqh ada ynag mengharuskan adanya saksi thalaq yaitu golongan

syi’ah, selain syi’ah tidak mengharuskan adanya saksi thalaq, karena cukup istri yang

mendengar dan memahaminya. Mengenai hal ini ada dual hal yang perlu digaris

bawahi:

1. Ulama fiqh yang memperbolehkan saksi thalaq, cenderung untuk memperkuat

terjadinya thalaq dimana si A dan si B sudah berpisah, sedangkan yang

menganggap tidak perlu adanya saksi thalaq cenderung terhadap masalah

rumah tangga yang tidak perlu di beritahukan pada orang lain.

2. Adanya saksi thalaq mengurangi kemungkinan pengingkaran terhadap

perceraian itu sendiri, jika saksi tidak ada, maka bisa terjadi pengingkaran.

Page 88: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang penulis kemukakan pada bab terdahulu, terkait dengan

status hukum thalaq diluar pengadilan, penulis menyimpulkan bahwa, thalaq di luar

pengadilan tidak sah menurut perspektif UU No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) sekalipun fiqh mengatakan sah thalaq di luar

pengadilan, tapi tidak mempunyai kekuatan dalam hukum positif.

Dalam UU No 1 Tahun 1974, Kompiulasi Hukum Islam dan Fiqh dapat

diambil intisari dari beberapa penjelasan pada bab-bab terdahulu terkait dengan

thalaq sebagai berikut:

1. Thalaq hanya bisa dilakukan setelah keduanya sudah didamaikan.

2. Adanya alasan untuk menjatuhkan thalaq sebagaimana yang terdapat pada

Pasal 39 ayat (2) UU No 1 Tahun 1974 yang dijelaskan pada Pasal 19 PP No

9 Tahun 1975 begitu juga Kompilasi Hukum Islam yang dijelaskan pada Pasal

116 begitu juga fiqh seperti yang dijelaskan dalam KHI.

3. Undang-undang No 1 Tahun 1974, Kompilasi Hukum Islam dan Fiqh sama-

sama memberikan hak terhadap istri untuk menuntut cerai terhadap suaminya,

yang dalam istilah UU No 1 Tahun 1974 disebut cerai gugat. Sedangkan

dalam istilah Kompilasi Hukum Islam dan Fiqh disebut khuluk.

Page 89: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

4. Adanya persyaratan thalaq melalui pengadilan, terkait dengan persyaratan

saksi thalaq. Dalam hal ini mayoritas ulama berpendapat bahwa di dalam

thalaq tidak disyaratkan adanya saksi thalaq. Sedengakan UU No 1 Tahun

1974 dan Kompilasi Hukum Islam memberikan penjelasan bahwa pengadilan

hanya menyaksikan ikrar thalaq yang diucapkan suami terhadap istrinya.

B. SARAN

1. Bagi ummat Islam janganlah sekali-kali menjatuhkan thalaq di luar pengadilan

walaupun hal itu (thalaq) yang dilakukan di luar pengadilan diperbolehkan,

tapi untuk lebih kehati-hatian dan lebih menjamin kepastian hukum thalaq itu

sendiri dan untuk mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan setelah

perceraian. Untuk itucerai harus dilakukan kepengadilan.

2. Bagi ulama yang berpendapat sah thalaq di luar pengadilan jangan sampai

menafikan atau mengenyampingkan UU perkawinan dan jangan bersifat

otoriter terhadap fatwa yang dijadikan landasan hukum sahnya thalaq di luar

pengadilan sehingga mempermudah terjadinya thalaq, karena thalaq yang

dilakukan di luar pengadilan terkesan mempermudah terjadinya thalaq.

3. Bagi aparatur pemerintah yang membuat UU, jangan jadikan UU khususnya

UU Perkawinan terkesan kurang efektif dikarenakan masih ada sebagian

ummat Islam yang melakukan thalaq di luar pengadilan. Maka dari itu

Page 90: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

perlunya penegasan hukum seperti sanksi bagi yang melakukan thalaq di luar

pengadilan.

Page 91: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim.

Abdurrahman, Haris Abdullah. Terjemah Bidayatul Mujtahid, (Semarang: CV Asy

Syifa, 1990), cet, I.

Abidin, Slamet, Aminuddin. Fiqih Munakahat, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999),

cet, ke-1.

Abubakar, al-Yasa. Ihwal Perceraian di Indonesia: Perkembangan Pemikiran dari

Undang-Undang Perkawinan Sampai Kompilasi Hukum Islam, (bagian

kedua) dalam Mimbar Hukum, No . 41 Tahun. X 1999, (Jakarta: Al-Hikmah

dan DITBINBAPERA Islam, 1999),

Ali, Zainuddin. Hukum Peradilan Islam di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006),

cet, I.

Anshari, Al, Abi Yahya Zakariya. Fathu al-Wahhab Bisyarhi Minhaju al-

Thullab,Bairut juz II.

Asqalani, Al, al-Hafidz Ibnu Hajar. Bulughul Maram, (Surabaya: Al-Hidayah).

Azami, Abdul Aziz Muhammad. Qawaid al-Fiqhiyyah, Darul Hadits al-Qahirah.

Basyir, ahmad azhar. Thalaq di Luar Pengadilan, Artikel diakses pada 26 juli 2009

dari http://digilib.uin-suka.ac.id.

Ghazaly, Abd. Rahman. Fiqh Munakahat, (Bogor: Kencana, 2003), cet. Ke-1.

Hadad, Al, Tahir. Wanita dalam Syariat dan Msyarakat, (Jakarta: Pustaka Firdaus,

1993).

Husaini, Taqiyuddin Abi Bakr Bin Muhammad. Kifayatu al-Akhyar, Bairut, juz II

Ibrahim, Johny. Teori dan Metodologi Hukum Normatif, (Malang: Bayu Media

Publising, 2006), cet, 2.

Jauziyah, Al, Abi Abdullah Muhammad Bin Abi Bakr Bin Ayyubi al-Ma’ruf Bi Ibni

Qayyim. I’lam al-Muwaqqi’in, Saudi Arabiyah, juz III.

Page 92: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq

Jaziry, Al, Abdurrahman Bin Muhammad Awad. Al-Fiqh ‘Ala Al-Mzahibil Al-

Arba’ah, Darul Ibnu Al-Haitsam.

KHI, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Fokusmedia, 2005), cet, 1.

Kuzari, Ahmad. Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta: rajawali pers, 1995).

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2008), cet, 4.

Masyhuri, Abdul Aziz. Masalah Keagamaan, (Jakarta: Qultum Media, 2004), jilid II,

cet, I.

Mughniyah, Muhammad Jawad. Fiqih Lima Mazhab, Terjemahan A.B, Masykur,

Muhammad Afif, Al-Khaf Idrus. (Jakrta: Lentera, 2007), cet ke-6, edisi

lengkap.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir, Kamus Arab Indonesia, (Surabaya: Pusta

Progresif, 1997), edisi II.

Nasution, Khairuddin. Status Wanita di Asia Tenggara: Studi Terhadap Perundang-

Undangan Perkawinan Muslim Kontemporer di Indonesia dan Malaysia,

Seri INIS XXXIX, (Jakarta: 2002).

Nuruddin, Amiur, Tarigan, Azhari Akmal. hukum perdata islam di Indonesia, Studi

Kritis Perkembangan Hukum islam dari Fikih, UU No 1/1974 sampai KHI,

(Jakarta: kencana, 2006), cet, ke-3.

Rasjidi, Lili. Hukum Perkawinan dan Perceraian di Malaysia dan Indonesia,

(Bandung: Alumni,1982).

Sabiq, Sayyid. Fiqh Al-Sunnah, Alih bahasa, Thalab Muhammad. (Bandung: PT.

Alma’arif, 1980), jilid 8.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Pres,1986).

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqh Munakahat

dan UU Perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2006), cet, I.

Undang-Unadang No 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Page 93: STATUS HUKUM THALAQ DI LUAR PENGADILAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1960/1/DOFIR... · PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Status Hukum Thalaq