STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

61
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM JALAN NASIONAL 2014 STATISTIK BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 1 5/20/15 5:00 AM

Transcript of STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Page 1: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGAKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

JALAN NASIONAL

2014STATISTIK

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 1 5/20/15 5:00 AM

Page 2: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

PETA JARINGAN JALAN DI INDONESIA

DITJEN BINA MARGA - KEM. PU

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 1-2 5/20/15 5:00 AM

Page 3: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Puji dan Syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunianya Direktorat Jenderal Bina Marga, dalam hal ini Sub Direktorat Pengembangan Sistem dan Evaluasi Kinerja Direktorat Bina Program pada tahun 2014 telah mengeluarkan Buku Statistik Jalan Nasional yang merupakan

salah satu representasi program penyelenggaraan Jalan Nasional di Indonesia.

Dalam visi dan misi Direktorat Jenderal Bina Marga tertuang bahwa Direktorat Jenderal Bina Marga harus mampu menyediakan jaringan jalan yang handal terpadu dan berkelanjutan yang dapat men-dukung perkembangan ekonomi dan sosial masyarakat di Indonesia. Oleh sebab itu penyelenggaraan jalan khususnya Jalan Nasional diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat melalui peningkatan aksesibilitas dan mobilitas.

Data yang disajikan dalam buku ini merupakan data yang dikumpulkan dari Interurban Road Management System (IRMS). Data IRMS didapatkan dari survai jalan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja P2JN setiap tahunnya. Jumlah panjang nasional sesuai dengan SK Menteri Pekerjaan Umum Nomor 630/KPTS/M/2009 sepanjang 38.569,82 Km. Dalam buku ini juga direpresentasikan bahwa kondisi Jalan Nasional meningkat setiap tahunnya sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 yang menunjukkan pen-ingkatan kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga dalam peyelenggaraan jalan.

Buku Statistik Jalan Nasional Tahun 2014 dapat dijadikan sebagai salah satu informasi kondisi Jalan Nasional dan karakteristik jalan lainnya secara rata-rata nasional maupun per propinsi. Informasi tersebut dapat digunakan untuk penentuan kebijakan dalam kegiatan planning, programming, dan budgeting di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga .

Kami harapkan dengan tersusunnya buku ini dapat memberikan gambaran mengenai kondisi Jalan Nasional di Indonesia yang dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pengambilan kebijakan, serta memberikan manfaat yang optimal bagi para stake-holder yang berkepentingan.

Jakarta, April 2015Ir. Syarkowi, M.Sc.

Kasubdit Pengembangan Sistem dan Evaluasi Kinerja Direktorat Bina Program

Direktorat Jenderal Bina Marga

KATA PENGANTAR

statistik Jalan Nasional 2014 IIstatistik Jalan Nasional 2014I

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 1-2 5/20/15 5:00 AM

Page 4: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2 Permasalahan Dalam Sistem Manajemen Data Jalan1.3 Validasi Data1.4 Metode Survai

2. REKAPITULASI STATISTIK JALAN NASIONAL TAHUN 2010-20142.1 Panjang Jalan Nasional Tahun 2010-2014 2.2 Kondisi Jalan Nasional Tahun 2010-2014 2.3 Tipe Permukaan Perkerasan Jalan2.4 Lebar Jalan2.5 Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR/AADT) 2.6 Kapasitas Jalan dan Volume Lalu Lintas2.7 Tingkat Kepadatan Jalan

3. REKAPITULASI STATISTIK JALAN NASIONAL TAHUN 20143.1 Statistik Panjang dan Fungsi Jalan Nasional Tahun 2014 3.2 Statistik Kondisi Jalan Nasional Tahun 20143.3 Statistik Tipe Perkerasan Permukaan Jalan Nasional Tahun 20143.4 Statistik Lebar Jalan Nasional Tahun 20143.5 Statistik Lalu Lintas Harian Rata-rata Jalan Nasional Tahun 2014 (LHR/AADT)

4. KESIMPULAN DAN SARAN

II

III

23568

1214152124283134

383942454749

52

statistik Jalan Nasional 2014 IVstatistik Jalan Nasional 2014III

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 3-4 5/20/15 5:00 AM

Page 5: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

LAMPIRAN1. Panjang Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas2. Kondisi Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas3. Tipe Perkerasan Permukaan Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas4. Lebar Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas5. Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR/AADT) dan Persentase Golongan Kendaraan pada Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas6. Kapasitas Jalan dan Volume Lalu-Lintas Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas7. Tingkat Kepadatan Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas

DAFTAR TABELTabel 2.1.1 Panjang Jalan Nasional per Propinsi Tahun 2010-2014Table 2.2.1 Nilai IRI Rata-rata Tahun 2010-2014Tabel 2.2.2 Nilai Structural Distress Index (SDI) Jalan Nasional Tahun 2010-2014Tabel 2.4.1 Lebar Perkerasan Jalan Rata-rata Per Provinsi Tahun 2010-2014Tabel 2.5.1 Lalu Lintas Harian Rata-rata Per Provinsi Tahun 2010-2014Tabel 2.6.1 Kapasitas Jalan Nasional pada Tahun 2010-2014Tabel 2.7.1 Tingkat Kepadatan Jalan (VC Ratio) pada Jalan Nasional Tahun 2010-2014Tabel 3.1 Panjang Jalan Nasional Menurut Fungsi Jalan Per Provinsi Tahun 2014Tabel 3.2. Kondisi Jalan Nasional pada Tahun 2014Tabel 3.3 Panjang Jalan Nasional berdasarkan Tipe Perkerasan Jalan pada Tahun 2014Tabel 3.4 Panjang Jalan Nasional Berdasarkan Lebar Perkerasan Tahun 2014Tabel 3.5 Lalu Lintas Harian Rata-rata Jalan Nasional Tahun 2014

DAFTAR GRAFIKGrafik 2.2.1 Rata-rata Nilai IRI pada Jalan Nasional Tahun 2010-2014Grafik 2.2.2 Persentase Panjang Jalan Nasional dengan Kondisi Mantap Tahun 2010-2014Grafik 2.2.3 Persentase Panjang Kondisi Jalan Berdasarkan IRI pada Jalan Nasional Tahun 2010-2014Grafik 2.2.4 Persentase Kemantapan Jalan Nasional Berdasarkan Fungsi Kelas Jalan Tahun 2010-2014Grafik 2.3.1 Persentase Panjang Tipe Permukaan Perkerasan Jalan Nasional Tahun 2010-2014Grafik 2.4.1 Persentase Panjang Jalan Nasional Berdasarkan Lebar Perkerasan Tahun 2010-2014Grafik 2.4.2 Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan Nasional Tahun 2010-2014Grafik 2.4.3 Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan Nasional berdasarkan Fungsi Jalan Tahun 2010-2014Grafik 2.5.1 Lalu Lintas Harian Rata-rata (AADT) dan Persentase Golongan Kendaraan Ringan dan Berat Tahun 2010-2014Grafik 2.6.1 Rata-rata Kapasitas Kendaraan pada Jalan Nasional Tahun 2010-2014Grafik 2.6.2 Rata-rata Volume Lalu Lintas pada Jalan Nasional Tahun 2010-2014Grafik 2.7.1 Rata-rata Nilai VC-Ratio pada Jalan Nasional Tahun 2010-2014

statistik Jalan Nasional 2014 VIstatistik Jalan Nasional 2014V

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 5-6 5/20/15 5:00 AM

Page 6: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang1.2 Permasalahan Dalam Sistem Manajemen Data Jalan1.3 Validasi Data1.4 Metoda Survai

statistik Jalan Nasional 2014 2

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 1-2 5/20/15 5:00 AM

Page 7: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

1.1 LATAR BELAKANG

Kementerian Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Bina Marga melaksanakan penyelenggaraan Jalan sesuai den-gan kewenangannya.

Jalan Nasional secara umum memiliki status sebagai jalan arteri maupun kolektor primer dalam suatu sistem jaringan jalan. Sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 Direktorat Jenderal Bina Marga telah melakukan pembangunan, rehabil-itasi, dan pemeliharaan jalan nasional.

Seiring dengan perkembangan dalam pemerintahan sela-ma lebih kurang lima tahun terakhir ini, terutama berkaitan kepentingan penentuan kebijakan penanganan jalan serta be-ralihnya fungsi jalan daerah menjadi Jalan Nasional maupun sebaliknya, maka dipandang perlu untuk menginventarisasi dan menganalisis data statistik jalan yang ada saat ini sesuai dengan wilayah kewenangan pemerintah pusat Inventarisasi dan analisis tersebut akan dituangkan dalam buku Statistik Jalan Nasional Tahun 2014 ini.

Direktorat Jenderal Bina Marga selaku instansi pemerintah pusat yang melayani kepentingan publik dalam hal penye-lenggaraan pekerjaan umum di bidang jalan, menyadari bah-wa ketersediaan informasi tentang jaringan jalan di Indonesia sangat dibutuhkan oleh stakeholder terkait, dan bahkan mas-yarakat luas. Di samping itu, ketersediaan informasi tersebut juga sangat dibutuhkan oleh Ditjen Bina Marga sendiri secara internal dalam proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang jalan di Indonesia, baik un-tuk perencanaan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

Buku Statistik Jalan Nasional Tahun 2014 memuat berbagai informasi mengenai karakteristik jalan seperti kondisi jalan, tipe perkerasan jalan,kepadatan jalan yang tertuang dalam volume capacity ratio (VCR), kecepatan dan waktu tempuh ra-ta-rata, lalu lintas harian rata-rata per provinsi, jenis kendaraan dan jumlah kendaraan menurut golongan kendaraan.

Jalan Lingkar Nagreg

statistik Jalan Nasional 2014 4statistik Jalan Nasional 20143

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 3-4 5/20/15 5:00 AM

Page 8: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

F.O Kalibanteng, Semarang F.O Kalibanteng, Semarang

1.2 PERMASALAHAN DALAM SISTEM MANAJEMEN DATA JALAN

• Sering terjadi keterlambatan dalam proses penyam-paian data hasil survey jalan dan jembatan.

• Masih lemahnya teknik penguasaan lapangan mau-pun pemahaman terhadap metode dan tata cara sur-vai, baik dengan cara penggunaan alat maupun cara manual.

1.3 VALIDASI DATA

Sesuai dengan SK Menteri Pekerjaan Umum Nomor 630/KPTS/M/2009 Jalan Nasional sepanjang 38.569,82 Km Data da-lam SK Menteri tentang Status dan Fungsi jalan memuat sejumlah ruas –ruas jalan yang disahkan statusnya oleh menteri sebagai jalan nasional. Jalan-jalan tersebut ada yang sebelumnya sudah merupakan Jalan Nasional dan ada juga yang belum berstatus jalan nasional, bisa berstatus jalan Provinsi, Kabupaten atau non-status (jalan baru).

Data dalam IRMS didapatkan melalui survai yang dilakukan oleh Ditjen Bina Marga khususnya Satker P2JN dan perangkat-nya di masing-masing wilayah Provinsi. Satker P2JN melakukan survai kondisi jalan (roughness dan RCS) sebanyak 2 kali setahun dan survai lalu lintas sebanyak setahun sekali serta survai data jalan lainnya berupa data geometrik jalan (lebar jalan, tipe perkerasan dll) kedalam data RNI. Data tersebut kemudian diverifikasi dan kemudian di input ke dalam sistem IRMS. Selanjutnya data dikirim ke Balai yang berkaitan untuk dikumpulkan bersama data dari Satker-satker P2JN lainnya dalam satu Balai sekaligus untuk verifikasi ulang. Dari Balai data dikirimkan ke masing-masing Direktorat Wilayah I, II, dan III untuk diverifikasi kembali dan kemudian hilir data adalah Subdit Pengembangan Sistem dan Evaluasi Kinerja, Direktorat Bina Program.

• Fungsi proses kaderisasi belum berjalan dengan baik serta keterbatasan jumlah SDM yang tersedia.

• Lemahnya fungsi koordinasi maupun perbedaan persepsi berkaitan dengan masalah pendataan jalan maupun jembatan diantara pihak-pihak terkait Sat-ker/P2JN, Balai dan Wilayah (c.q. Sisdal Wilayah).

statistik Jalan Nasional 2014 6statistik Jalan Nasional 20145

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 5-6 5/20/15 5:00 AM

Page 9: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

1. Melaksanakan survai jalan :• ROUGHNESS (2x setahun)• RCS (2x setahun)• TRAFFIC (1x setahun)• RNI (perlu dilakukan updating

data bila terjadi perubahan geometris jalan)

2. Melakukan verifikasi data hasil survai lapangan

3. Data hasil survai lapangan diin-put ke aplikasi SMD

4. Validasi/verifikasi data hasil in-puting

5. Mengirimkan data SMD ke BALAI

1. Melakukan pengumpulan data dari SMD dari masing-masing P2JN, selanjutnya digabung/diimport ke databse IRMS BALAI

2. Melakukan proses pengolahan data IRMS berdasarkan wilayah BALAI

3. Validasi/verifikasi hasil prosesing IRMS

4. Mengirimkan data SMD IRMS yang telah di validasi/verifikasi ke Direktorat Wilayah

1. Melakukan pengumpulan data SMD dari masing-masing BALAI, selanjutnya digabung/diimport ke databse IRMS Direktorat Wilayah

2. Mengirimkan data SMD IRMS yang valid ke Direktorat Bina Program

1. Melakukan pengumpulan data SMD yang valid dari seluruh Direktorat Wilayah untuk diga-bung/diimport ke databse IRMS Nasional

1. Melakukan proses pengolahan data IRMS secara Nasional

2. Mendistribusikan hasil run-ning IRMS ke BALAI, Direktorat Wilayah dan P2JN

SATKER / P2JN BALAI SISDAL / WILAYAH DIT. BINA PROGRAM& DIT. BINA TEKNIK

Juni(Minggu ke-1 dan ke-2)

Desember(Minggu ke-1 dan ke-2)

Juni(Minggu ke-3)

Desember(Minggu ke-3)

Juni(Minggu ke-4) B-06

Desember(Minggu ke-4) B-12

Maret Awal - Mei Akhir

Sept Awal - Nov AkhirSM-2

SM-1

Melalui alur pelaporan data Jalan Nasional dimaksud, diharapkan memperoleh kualitas data yang baik dan berkualitas, dalam upaya untuk menunjang fungsi manajemen pada kegiatan perencanaan, pemrograman dan penganggaran Jalan Nasional di Bina Marga.

Alur Pelaporan dan Verifikasi Data Jalan Nasional

1.4 METODE SURVAI

Dalam mencatat kondisi jalan Diperlukan suatu metode yang tepat dan terukur, baik dilakukan dengan cara penggunaan alat survai maupun cara visual dengan tujuan mendapatkan data yang berkualitas.

AKUNTABEL

Cara perolehan data dilakukan melalui metode terukur (sesuai

tata cara survai) agar hasilnya bisa dipertanggungjawabkan

KESINAMBUNGAN

Diperlukan SDM yang ahli dan pengalaman dalam Survai, serta perlu adanya alih pengetahuan

atau proses kaderisasi

DATA

EFISIEN

Pemantauan Alat Bantu Survai harus tepat, cara kalibrasi alat maupun cara pemeliharaan

alat tersebut

KONSISTEN

Data yang disampaikan harus sesuai aturan (relevant)

atau harus sesuai proses bisnis yang ditetapkan

AKURAT

Data yang disampaikan harus benar sesuai fakta data lapangan

TEPAT WAKTU

Penyimpanan data survai tidak boleh terlambat

(sesuai schedule)

DATA

Metode yang tepat dan terukur dalam Survai Kondisi Jalan

statistik Jalan Nasional 2014 8statistik Jalan Nasional 20147

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 7-8 5/20/15 5:00 AM

Page 10: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Jalan Lintas Barat Sulawesi1. Mencatat ketidakrataan Permukaan Jalan (IRI) a. Menggunakan Alat - Naasra - Romdas - Roughometer - Hawkeye

b. Menggunakan Visual ( Metode RCI )

2. Mencatat data kondisi struktur jalan (SDI) , diantaranya :

Retak-Retak (Crack)

Lubang

Amblas (Deformasi)

Bekas Roda (Wheel Ruts)

Kerusakan Tepi

Naasra /Romdas(--> Nilai BI)

Dipstick (--> Nilai IRI)

KALIBRASI

Roughometer (--> Nilai IRI)

Hawkeye

SURVAI

SURVAI KONDISI JALAN

statistik Jalan Nasional 2014 10statistik Jalan Nasional 20149

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 9-10 5/20/15 5:00 AM

Page 11: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

BAB 2REKAPITULASISTATISTIK JALAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2014

2.1 Panjang Jalan Nasional Tahun 2010-2014 2.2 Kondisi Jalan Nasional Tahun 2010-2014 2.3 Tipe Permukaan Perkerasan Jalan2.4 Lebar Jalan2.5 Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR/AADT) 2.6 Kapasitas Jalan dan Volume Lalu Lintas2.7 Tingkat Kepadatan Jalan

statistik Jalan Nasional 2014 12statistik Jalan Nasional 201411

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 11-12 5/20/15 5:00 AM

Page 12: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

REKAPITULASI STATISTIK JALAN NASIONAL TAHUN 2010-2014

Direktorat Jenderal Bina Marga selalu mengupayakan untuk mendukung perkembangan ekonomi melalui penyelengga-raan jalan yang baik. Salah satunya dengan mendukung ter-bukanya wilayah dan perkembangan Pulau-pulau utama di In-donesia, seperti Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.

2.1 PANJANG JALAN NASIONAL TAHUN 2010-2014

Jumlah panjang nasional pada tahun 2010-2014 dalam buku ini sesuai dengan SK Menteri Pekerjaan Umum Nomor 630/KPTS/M/2009 Jalan Nasional sepanjang 38.569,82 Km. Daftar panjang Jalan Nasional per propinsi dapat dilihat pada tabel 2.1.

NONOMOR

PROPINSINAMA

PROPINSI

PANJANG JALAN (SESUAI SK)

Dalam Meter

1 01 ACEH 1.803,35

2 03 SUMUT 2.249,64

3 06 SUMBAR 1.212,89

4 09 RIAU 1.134,47

5 10 KEPRI 334,00

6 11 JAMBI 936,48

7 13 BENGKULU 783,87

8 15 SUMSEL 1.444,26

9 16 BABEL 509,59

10 17 LAMPUNG 1.159,57

11 20 DKI Jakarta 142,65

12 21 BANTEN 476,49

13 22 JABAR 1.351,13

14 24 JATENG 1.390,57

15 26 D.I.Yogja 223,16

16 28 JATIM 2.027,01

17 30 KALBAR 1.664,55

NONOMOR

PROPINSINAMA

PROPINSI

PANJANG JALAN (SESUAI SK)

Dalam Meter

18 32 KALTENG 1.714,83

19 34 KALTIM 2.118,17

20 36 KALSEL 866,09

21 40 BALI 535,23

22 42 NTB 632,17

23 44 NTT 1.406,68

24 50 SULUT 1.319,23

25 51 GORONTALO 606,70

26 52 SULTENG 2.181,95

27 53 SULBAR 571,98

28 54 SULSEL 1.722,86

29 56 SULTRA 1.397,05

30 60 MALUKU 1.066,65

31 61 MLKU UTAR 511,89

32 62 PAPUA 2.111,44

33 63 PAPUA BARAT 963,24

TOTAL 38.569,82

Tabel 2.1 Panjang Jalan Nasional per Propinsi

Dukungan terhadap perkembangan wilayah di pulau tersebut dengan dibukanya lintas-lintas utama di pulau tersebut untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah serta meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas. Buku ini merepresentasikan pan-jang jalan di Indonesia beserta kondisi serta informasi lain pada Jalan Nasional di Indonesia.

Jalan Lingkar Nagreg

statistik Jalan Nasional 2014 14statistik Jalan Nasional 201413

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 13-14 5/20/15 5:00 AM

Page 13: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

2.2 KONDISI JALAN NASIONAL TAHUN 2010-2014

Kondisi jalan dapat dilihat dari nilai tingkat kekasaran per-mukaan jalan yang dinyatakan dengan IRI (International Roughness Index), yaitu besaran yang menyatakan nilai keti-dakrataan permukaan, yaitu panjang kumulatif turun naiknya permukaan per satuan panjang. Secara matematis dinyatakan sebagai perbandingan antara panjang jalan yang rusak / ber-lubang (dengan besaran meter) terhadap panjang jalan total dalam satu ruas.

Biasanya IRI dinyatakan dalam meter turun naik per kilometer panjang jalan (m/km). Semakin besar nilai IRI-nya, maka se-makin buruk keadaan permukaan jalannya.

Nilai IRI diperoleh dengan melakukan survai pengumpulan data kerataan jalan menggunakan alat Walking Profilometer, Dipstick, dan Straight Beam. Adapun prinsip pengujian ketida-krataan permukaan dengan alat NAASRA dan ROMDAS dilaku-kan dengan merekam naik turunnya gardan kendaraan kemu-dian dicatat oleh sebuah counter khusus yang menghasilkan nilai Bump Integrator (BI) yang kemudian dikorelasikan den-gan nilai IRI.

Sedangkan untuk jalan tidak beraspal atau rusak berat nilai IRI diperoleh dari nilai Riding Comfort Index.

Table 2.2.1 Nilai IRI Rata-rata Tahun 2010-2014

NO. PROP

NAMAPROPINSI

IRI (M/KM)

2010 2011 2012 2013 2014

01 ACEH 4,50 5,41 4,06 4,54 4,38

03 SUMUT 7,31 5,12 5,10 6,48 6,56

06 SUMBAR 4,96 5,04 4,84 4,67 4,23

09 RIAU 4,32 5,02 5,46 4,23 4,13

10 KEPRI 5,25 7,53 4,48 3,29 3,51

11 JAMBI 5,88 4,25 4,55 4,59 2,78

13 BENGKULU 4,69 4,52 4,03 4,16 4,27

15 SUMSEL 6,02 5,07 4,91 4,47 3,91

16 BABEL 4,78 5,12 3,00 2,91 3,84

17 LAMPUNG 4,69 4,57 4,38 5,56 5,01

20 DKI Jakarta 5,64 5,57 4,74 4,86 5,63

21 BANTEN 7,84 5,60 4,82 4,13 5,64

22 JABAR 4,94 4,20 4,03 4,16 4,54

24 JATENG 6,57 4,61 5,01 4,13 3,91

26 D.I.Yogja 5,56 4,71 3,48 3,37 4,08

28 JATIM 4,13 4,85 5,00 3,73 3,31

30 KALBAR 6,40 3,27 3,90 4,40 3,66

NO. PROP

NAMAPROPINSI

IRI (M/KM)

2010 2011 2012 2013 2014

32 KALTENG 8,79 7,00 5,98 5,81 5,35

34 KALTIM 5,72 5,31 5,45 5,03 4,91

36 KALSEL 4,18 3,34 3,13 2,92 2,87

40 BALI 4,33 3,43 3,48 3,50 3,45

42 NTB 6,52 4,77 3,64 3,26 3,09

44 NTT 5,04 4,77 4,28 4,13 3,81

50 SULUT 8,42 5,37 5,44 5,58 5,00

51 GORONTALO 3,11 4,07 3,80 5,72 4,40

52 SULTENG 4,56 4,93 5,98 4,35 4,67

53 SULBAR 4,24 3,94 3,63 3,66 3,76

54 SULSEL 4,42 4,59 3,70 3,89 4,50

56 SULTRA 7,25 6,75 6,26 5,07 4,64

60 MALUKU 6,87 6,28 5,18 4,22 3,38

61 MALUKU UTARA

5,61 4,14 3,73 3,12 2,52

62 PAPUA 9,92 7,08 7,80 6,88 6,91

63 PAPUA BARAT 8,00 10,25 8,97 6,00 6,42

Tabel 2.2.1 menampilkan nilai IRI rata-rata Jalan Nasional di masing-masing provinsi di Indonesia. Terlihat dari tabel tersebut ra-ta-rata jaringan jalan di Indonesia (kecuali Papua dan Papua Barat) telah memiliki IRI di bawah 8 pada setiap tahunnya dan mayori-tas di masing-masing provinsi nilai IRI rata-rata terus menurun.

Jalan Tol Cipularang Jalan Tol Jagorawi

statistik Jalan Nasional 2014 16statistik Jalan Nasional 201415

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 15-16 5/20/15 5:00 AM

Page 14: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Grafik 2.2.1 Rata-rata Nilai IRI pada Jalan Nasional Tahun 2010-2014 Grafik 2.2.2 Persentase Panjang Jalan Nasional dengan Kondisi Mantap Tahun 2010-2014

Catatan: Nilai rata-rata dalam buku ini merupakan rata-rata dengan pembobotan panjang jalan.

Nilai IRI rata-rata secara nasional mengalami penurunan dari 5,96 pada tahun 2010 menjadi 4,52 pada tahun 2014. Hal ini menun-jukkan bahwa kinerja penyelenggaraan Jalan Nasional di Indonesia semakin baik.

Dalam buku ini, kondisi jalan di interpretasikan melalui nilai IRI nya sebagai berikut:

KRITERIA JALAN ASPHAL- Baik IRI <=4- Sedang IRI >4 dan IRI <=8- Rusak Ringan IRI >8 dan IRI <=12- Rusak Berat IRI >12

KRITERIA JALAN TANAH/KERIKIL- Baik IRI <=10- Sedang IRI >10 dan IRI <=10 - Rusak Ringan IRI >12 dan IRI <=16 - Rusak Berat IRI >16

KRITERIA JALAN PENMAC- Baik IRI <=8- Sedang IRI >8 dan IRI <=10- Rusak Ringan IRI >10 dan IRI <=12- Rusak Berat IRI >12

Secara keseluruhan pada tahun 2014 Direktorat Jenderal Bina Marga telah mencapai target kemantapan jalan sebesar 93,95%. Persentase kemantapan jalan mengalami peningkatan setiap tahunnya.Pada tahun 2010, persentase kondisi Jalan Nasional se-besar 82,27% mantap, meningkat menjadi 82,77% mantap pada tahun 2011 dan terus meningkat sampai 93,95% mantap pada tahun 2014.

TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014

KONDISI KEMANTAPAN JALAN NASIONAL

82,27 87,72 90,82 92,95 93,95

70 %

75 %

80 %

85 %

90 %

95 %

2010 2011 2012 2013 2014

82,27 %

87,72 %

90,82 %

92,95 %93,95 %

Table 1

TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014

RATA-RATA NILAI IRI

5,96 5,22 5,01 4,70 4,52

0

1,4

2,8

4,2

5,6

7

2010 2011 2012 2013 2014

0

1,5

3

4,5

6

2010 2011 2012 2013 2014

5,96

5,225,01

4,74,52

Sumber : Ditjen Bina Marga

statistik Jalan Nasional 2014 18statistik Jalan Nasional 201417

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 17-18 5/20/15 5:00 AM

Page 15: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

87,48%  90,71%   94,40%   94,68%   95,25%  

77,83%  85,17%   87,78%   91,48%  

92,84%  

0%  

20%  

40%  

60%  

80%  

100%  

120%  

2010   2011   2012   2013   2014  

Panjang  Sesuai  Fun

gsi  Jalan  (%

)  

Tahun  Data  

Kemantapan  Jalan  ARTERI   Kemantapan  Jalan  KOLEKTOR  

0%  

20%  

40%  

60%  

80%  

100%  

120%  

2010   2011   2012   2013   2014  

Panjang  Ko

ndisi  Ja

lan  (%

)  

Tahun  Data  

Rusak  Berat   Rusak  Ringan   Sedang   Baik  

Total  Panjang  Jalan  Nasional  (SK-­‐2009)  :  38,569.82  Km  

Grafik 2.2.3 Persentase Panjang Kondisi Jalan Berdasarkan IRI pada Jalan Nasional Tahun 2010-2014

Grafik 2.2.4 Persentase Kemantapan Jalan Nasional Berdasarkan Fungsi Kelas Jalan Tahun 2010-2014

Penilaian kondisi permukaan jalan juga dapat dilihat dari per-bandingan antara nilai IRI dan SDI, berdasarkan Manual Sur-vey Kondisi Jalan Tahun 2011 pada tabel disamping berikut:

Adapun nilai SDI Jalan Nasional di masing-masing provinsi di Indonesia dapat dilihat pada tabel 2.2.2.

IRISDI

< 50 50 - 100 100 - 150 > 50

< 4 GOOD FAIR FAIR POOR

4 - 8 FAIR FAIR POOR POOR

8 - 12 POOR POOR VERY POOR VERY POOR

> 12 VERY POOR VERY POOR VERY POOR VERY POOR

Tabel 2.2.2 Nilai Structural Distress Index (SDI) Jalan Nasional Tahun 2010-2014

NO.PROP

NAMA PROPINSI

SDI

2010 2011 2012 2013 2014

01 ACEH 6,60 42,85 25,25 25,69 4,38

03 SUMUT 44,12 53,79 52,48 96,07 6,56

06 SUMBAR 56,62 57,97 34,65 31,42 4,23

09 RIAU 53,43 56,09 53,55 11,28 4,13

10 KEPRI 11,59 19,49 15,06 4,24 3,51

11 JAMBI 3,59 24,35 30,13 24,28 2,78

13 BENGKULU 35,71 37,55 40,55 35,17 4,27

15 SUMSEL 33,25 27,12 15,54 27,12 3,91

16 BABEL 13,48 35,73 6,18 2,13 3,84

17 LAMPUNG 10,68 15,16 29,38 16,93 5,01

20 DKI Jakarta 10,37 3,36 4,94 2,57 5,63

21 BANTEN 8,14 23,27 3,69 31,26 5,64

22 JABAR 16,22 15,23 6,35 3,84 4,54

24 JATENG 17,26 52,18 16,29 12,71 3,91

26 D.I.Yogja 14,04 23,31 14,73 7,43 4,08

28 JATIM 17,00 20,55 36,44 18,47 3,31

30 KALBAR 9,13 33,26 9,81 25,10 3,66

NO.PROP

NAMA PROPINSI

SDI

2010 2011 2012 2013 2014

32 KALTENG 16,55 18,05 17,84 10,15 5,35

34 KALTIM 73,37 64,07 34,51 31,78 4,91

36 KALSEL 5,45 3,76 24,62 9,56 2,87

40 BALI 9,01 5,84 10,26 11,42 3,45

42 NTB 41,25 34,10 13,99 3,37 3,09

44 NTT 20,99 24,11 3,40 4,09 3,81

50 SULUT 11,66 11,87 23,98 18,66 5,00

51 GORONTALO 24,61 20,07 40,38 30,11 4,40

52 SULTENG 31,19 20,37 43,51 30,39 4,67

53 SULBAR 38,56 8,83 4,25 3,86 3,76

54 SULSEL 39,68 58,05 15,83 10,92 4,50

56 SULTRA 30,86 75,42 48,50 48,51 4,64

60 MALUKU 30,45 25,43 32,08 28,41 3,38

61 MALUKU UTARA

20,43 34,04 11,41 5,93 2,52

62 PAPUA 7,93 38,41 43,03 9,76 6,91

63 PAPUA BARAT 19,62 21,51 20,40 11,50 6,42

Sumber : Ditjen Bina Marga

statistik Jalan Nasional 2014 20statistik Jalan Nasional 201419

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 19-20 5/20/15 5:00 AM

Page 16: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

2.3 TIPE PERMUKAAN PERKERASAN JALAN

Perkerasan jalan adalah tipe konstruksi yang membentuk wu-jud fisik jalan meliputi baik lapisan permukaan, lapisan pon-dasi atas, lapisan pondasi bawah, dan lapisan tanah.

Guna dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan, maka konstruksi perkerasan jalan haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu yang dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok seperti yang diuraikan di bawah ini:

1. Syarat berlalu lintasKonstruksi perkerasan lentur dipandang dari keaman-an dan kenyamanan berlalu lintas haruslah memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut:a) permukaan yang rata, tidak bergelombang, tidak

melendut dan tidak berlubangb) permukaan cukup kaku, sehingga tidak mudah beru-

bah bentuk akibat beban yang bekerja di atasnyac) permukaan cukup kesat, memberikan gesekan yang

baik antara ban dan permukaan jalan sehingga tidak mudah selip

d) permukaan tidak mengkilap, tidak silau jika kena sinar matahari.

2. Syarat kekuatan strukturalKonstruksi perkerasan jalan dipandang dari segi ke-mampuan memikul dan menyebarkan beban, haruslah memenuhi syarat-syarat:a) ketebalan yang cukup sehingga mampu menyebar-

kan beban/muatan lalu lintas ke tanah dasarb) kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah mere-

sap ke lapisan di bawahnyac) permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hu-

jan yang jatuh di atasnya dapat cepat dialirkand) kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa

menimbulkan deformasi yang berarti.

Tipe permukaan jalan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu Aspal dan Non-aspal. Sedangkan mas-ing-masing kelompok jenis perkerasan tersebut dapat diklas-ifikasikan lagi sebagai berikut:

A. Perkerasan Aspal, meliputi:• Hot Roll Sheet (HRS)

Jenis perkerasan ini dikenal juga sebagai lapis tipis aspal beton (Lataston), merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi timpang, min-eral pengisi (filler) dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas. Tebal padat antara 2,5 – 3 cm.

• Natural aggregate compacted asphalt surface (Nacas)Nacas sering disebut juga sebagai laburan aspal (Buras). Perkerasan ini merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal taburan pasir dengan ukuran butir maksi-mum 3/8 inchi.

• Asphalt Concrete (AC)Jenis perkerasan ini disebut juga lapis aspal beton (Laston), merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan

yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi menerus, dicampur, dan dipadatkan pada suhu tertentu.

• Buton Aspal (Butas)

• Penetrasi Macadam (PenMac)Penetrasi macadam atau lapen merupakan lapis per-kerasan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pe-ngunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan di atasnya dan dipadat-kan lapis demi lapis. Di atas lapen ini biasanya diberi la-buran aspal dengan agregat penutup. Tebal lapisan satu lapis dapat bervariasi dari 4 – 10 cm.

• Single Bituminuous Sub-base Treatment (SBST)Jenis perkerasan ini disebut juga lapisan aspal satu la-pis (Burtu), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam, dengan tebal maksimum 2 cm.

• Double Bituminuous Sub-base Treatment (DBST)Jenis perkerasan ini disebut juga lapisan aspal dua la-pis (Burda), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan dengan tebal padat maksimum 3,5 cm.

B. Perkerasan Non-Aspal,meliputi: • Telford

Konstruksi perkerasan ini terdiri dari batu pecah beruku-ran 15/20 sampai 25/30 yang disusun tegak. Batu-batu kecil diletakkan di atasnya untuk menutupi pori-pori yang ada dan memberikan permukaan yang rata.

F.O Jamin Ginting, Medan

statistik Jalan Nasional 2014 22statistik Jalan Nasional 201421

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 21-22 5/20/15 5:00 AM

Page 17: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

• GravelKonstruksi perkerasan ini terbuat dari kerikil yang dis-usun secara padat.

Grafik 2.3.1 Persentase Panjang Tipe Permukaan Perkerasan Jalan Nasional Tahun 2010-2014

TAHUN ASPHAL PENMAC TANAH/ KERIKIL

2010 88,26 2,34 9,40

2011 89,12 2,46 8,42

2012 89,81 2,32 7,87

2013 93,32 2,04 4,63

2014 94,61 1,50 3,89

0 %

25 %

50 %

75 %

100 %

2010 2011 2012 2013 2014

3,894,637,878,429,4

1,52,042,322,462,34

94,6193,3289,8189,1288,26

ASPHAL PENMAC TANAH/ KERIKILTotal Panjang Jalan Nasional (SK-2009) : 38,569.82 Km

Dalam buku ini tipe perkerasan jalan diklasifikasikan menjadi 3 tipe sesuai dengan mayoritas tipe perkerasan jalan yang umum ditemui di Indonesia, yaitu Aspal, Penmac, dan Tanah/Kerikil.

Mayoritas tipe perkerasan permukaan jalan di Indonesia adalah Aspal sedangkan sebagian kecil lainnya adalah Penetrasi Macadam dan Tanah/Kerikil. Persentase perkerasan aspal terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 persentase aspal sebesar 88% dan terus meningkat hingga mencapai 95% pada tahun 2014.

• EarthJenis konstruksi perkerasan ini berupa jalan tanah yang dipadatkan.

2.4 LEBAR JALAN

Lebar perkerasan jalan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi keadaan lalu lintas pada suatu ruas jalan. Vari-abel ini menentukan besarnya kapasitas suatu jalan, dimana idealnya semakin besar lebar perkerasan jalan, maka semakin besar pula kapasitas suatu jalan untuk dialiri sejumlah kenda-raan dalam satu waktu.

Dalam statistik jalan ini, lebar perkerasan jalan diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu sebagai berikut:

1. Jalan raya : Lebar >=14 meter2. Jalan sedang: Lebar antara 7-14 meter 3. Jalan kecil : Lebar antara 5-7 meter, dan 4. Jalan sub standar: Lebar < 5m.

Data-data yang terdapat dalam IRMS pada dasarnya merupa-kan data yang dimasukkan dari hasil survai lapangan pada tiap-tiap segmen dari masing-masing ruas jalan, dimana pan-jang segmen jalan antara ruas yang satu dengan ruas yang lain dapat saja berbeda bergantung pada tingkat detail data yang ingin didapatkan.

Dalam satu ruas jalan, lebar perkerasan jalan antara satu seg-men dengan segmen yang lain juga bisa berbeda. Oleh karena itu, dalam menampilkan data lebar perkerasan jalan dilakukan rata-rata terbobot terhadap panjang segmennya.

statistik Jalan Nasional 2014 24statistik Jalan Nasional 201423

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 23-24 5/20/15 5:00 AM

Page 18: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Grafik 2.4.1 menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun, mayoritas Jalan Nasional merupakan jalan raya dengan lebar lebih dari 14 m. Persentase Jalan Nasional yang masuk dalam kategori jalan raya pada tahun 2010 adalah 44% dan mengalami sedikit perubahan setiap tahunnya hingga pada tahun 2014 persentase jalan raya adalah 46%. Sedangkan jalan sub standar pada tahun 2010 menca-pai 5% pada tahun 2013 dan 2014. Sedangkan nilai rata-rata lebar perkerasan Jalan Nasional dari tahun 2010 sampai 2014 terus mengalami peningkatan sebagaimana dapat dilihat pada grafik tabel 2.4.1 dan grafik 2.4.2.

Grafik 2.4.1 Persentase Panjang Jalan Nasional Berdasarkan Lebar Perkerasan Tahun 2010-2014

TAHUN JALAN RAYA (>=14 M)

JALAN SEDANG (7 - 14 M)

JALAN KECIL (5 - 7 M)

JALAN SUB STANDAR (<5 M)

2010 4.67 22.71 44.39 28.24

2011 4.98 23.13 42.65 29.24

2012 4.87 23.13 44.93 27.07

2013 5.21 25.28 43.01 26.50

2014 5.62 24.84 45.85 23.68

0 %

10 %

20 %

30 %

40 %

50 %

60 %

2010 2011 2012 2013 2014

23,6826,527,07

29,2428,24

45,8543,01

44,9342,6544,39

24,8425,2823,1323,1322,71

5,625,214,874,984,67

JALAN RAYA (>=14 M) JALAN SEDANG (7 - 14 M)JALAN KECIL (5 - 7 M) JALAN SUB STANDAR (<5 M)

Total Panjang Jalan Nasional (SK-2009) : 38,569.82 Km

Tabel 2.4.1 Lebar Perkerasan Jalan Rata-rata Per Provinsi Tahun 2010-2014

NO NO. PROP

NAMA PROPINSI

LEBAR PERKERASAN JALAN (M)

2010 2011 2012 2013 2014

1 01 ACEH * 6,15 6,15 6,27 6,48 6,75

2 03 SUMUT * 6,29 6,29 6,31 6,61 6,64

3 06 SUMBAR * 6,23 6,23 6,23 6,23 6,23

4 09 RIAU * 6,68 6,68 6,68 7,05 7,07

5 10 KEPRI * 6,34 6,34 7,77 7,77 8,66

6 11 JAMBI * 6,33 6,33 6,33 6,36 6,52

7 13 BENGKULU 5,91 5,91 5,91 5,98 5,99

8 15 SUMSEL * 7,24 7,24 7,24 7,24 7,24

9 16 BABEL * 6,31 6,31 6,31 6,31 6,31

10 17 LAMPUNG * 6,85 6,85 6,85 6,85 6,87

11 20 DKI JKT * 19,37 19,37 19,5 19,5 19,5

12 21 BANTEN * 7,06 7,06 7,31 7,31 7,31

13 22 JABAR * 9,3 9,3 9,46 9,46 9,47

14 24 JATENG * 9,7 9,7 10,09 10,16 10,23

15 26 DI.YOGJA 9,81 9,86 11,24 11,57 11,7

16 28 JATIM 8,16 8,16 8,16 8,16 8,47

17 30 KALBAR * 5,93 5,97 5,98 5,98 5,98

18 32 KALTENG * 5,34 5,34 5,35 5,43 5,43

NO NO. PROP

NAMA PROPINSI

LEBAR PERKERASAN JALAN (M)

2010 2011 2012 2013 2014

19 34 KALTIM * 5,88 5,88 5,88 6,05 6,4

20 36 KALSEL 6,68 6,82 6,97 7,00 7,14

21 40 BALI * 7,96 7,96 7,96 9,1 9,1

22 42 NTB 5,62 6,03 6,37 6,68 6,81

23 44 NTT * 5,12 5,12 5,6 5,72 5,93

24 50 SULUT 5,3 5,57 5,57 5,57 5,67

25 51 GORONTALO 5,56 5,56 5,56 5,62 5,87

26 52 SULTENG * 4,85 4,85 4,97 5,08 5,15

27 53 SULBAR 5,47 5,79 5,79 6,16 6,31

28 54 SULSEL * 6,22 6,22 6,37 6,4 6,6

29 56 SULTRA * 5,23 5,23 5,23 5,23 5,61

30 60 MALUKU * 4,85 4,85 5,03 5,19 5,49

31 61 MALUKU UTARA *

4,61 4,61 5,22 5,58 6,04

32 62 PAPUA * 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00

33 63 PAPUA BARAT 4,48 4,48 4,61 4,94 4,94

RATA-RATA INDONESIA 6,75 6,78 6,97 7,11 7,25

Lebar perkerasan jalan rata-rata secara nasional, baik Jalan Nasional dengan fungsi sebagai jalan arteri maupun kolektor juga men-galami kenaikan setiap tahunnya, seperti ditunjukkan pada grafik 2.4.3.

Catatan : * Beberapa data menggunakan data tahun sebelumnya, karena data tidak lengkap (belum tervalidasi)

statistik Jalan Nasional 2014 26statistik Jalan Nasional 201425

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 25-26 5/20/15 5:00 AM

Page 19: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Grafik 2.4.2 Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan Nasional Tahun 2010-2014

Grafik 2.4.3 Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan Nasional berdasarkan Fungsi Jalan Tahun 2010-2014

Total Panjang Jalan Nasional (SK-2009) : 38,569.82 Km

TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014

RATA-RATA LEBAR PERKERASAN

6.40 6.45 6.48 6.59 6.70

6.406.45

6.48

6.59

6.70

6.206.256.306.356.406.456.506.556.606.656.706.75

2010 2011 2012 2013 2014

Lebar  P

erkerasn  Jalan  (M

)

Tahun  Data

Rata-­‐Rata  Lebar  Perkerasan  Jalan(2010  -­‐ 2014)

6,30

6,40

6,50

6,60

6,70

2010 2011 2012 2013 2014

6,4

6,456,48

6,59

6,7

2010 2011 2012 2013 2014

RATA-RATA LEBAR JALAN ARTERI

7.23 7.20 7.33 7.41 7.54

RATA-RATA LEBAR JALAN KOLEKTOR

5.70 5.81 5.75 5.89 5.99

0

2

4

6

8

2010 2011 2012 2013 2014

5,7 5,81 5,75 5,89 5,99

7,23 7,2 7,33 7,41 7,54

RATA-RATA LEBAR JALAN ARTERI RATA-RATA LEBAR JALAN KOLEKTOR 2.5 LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA (LHR/AADT)

Lalu lintas harian rata-rata tahunan (Annually Average Dailly Trafic / AADT) merupakan besaran yang menyatakan volume arus lalu lintas per hari. Disebut sebagai rata-rata tahunan karena nilai AADT ini didapatkan dari hasil rata-rata besarnya volume arus lalu lintas per hari tersebut dalam setahun. Nilai AADT ini dinyatakan dengan besaran “kendaraan per hari” (Kend/Hr).

Data AADT digunakan dalam proses perencanaan jalan sebagai masukkan dalam penentuan desain geometri, tebal per-kerasan, evaluasi ekonomi di bidang jalan dan informasi bagi instansi atau masyarakat umum. AADT dihitung pada sebuah

segmen jalan untuk satu tahun dibagi dengan jumlah hari pada tahun tersebut, sehingga didefinisikan sebagai jumlah volume lalu lintas harian rata-rata pada suatu tahun. Secara ideal data AADT seharusnya disurvai untuk setiap hari dengan menghitung volume lalu lintas yang melalui suatu segment jalan, namun hal ini tidak mungkin dilakukan mengingat ke-terbatasan sumber daya. Oleh karena itu dilakukan pendekat-an dengan mensurvai lalu lintas dengan pos tertentu dengan durasi waktu 16 jam atau 40 jam. Kemudian untuk perhitun-gan akhir dari AADT maka hasil volume survai tersebut dibagi dengan faktor yang sudah ditentukan untuk suatu area (urban atau bukan).

F.O Pasar Gebang, Cirebon

statistik Jalan Nasional 2014 28statistik Jalan Nasional 201427

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 27-28 5/20/15 5:00 AM

Page 20: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Tabel 2.5.1 Lalu Lintas Harian Rata-rata Per Provinsi Tahun 2010-2014

NO NO. PROP

NAMA PROPINSI

LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA (SMP)

2010 2011 2012 2013 2014

1 01 ACEH 3.512 2.882 2.797 3.294 3.529

2 03 SUMUT 5.823 6.223 6.256 7.255 7.209

3 06 SUMBAR 5.994 6.531 6.168 6.388 5.994

4 09 RIAU 6.828 5.451 4.835 4.375 4.499

5 10 KEPRI 7.451 8.191 8.388 8.324 7.406

6 11 JAMBI * 3.134 3.134 3.107 3.892 3.711

7 13 BENGKULU 3.813 2.644 2.550 2.086 1.954

8 15 SUMSEL 7.870 8.602 8.521 6.073 6.119

9 16 BABEL 8.607 10.048 9.670 9.670 9.499

10 17 LAMPUNG 5.259 4.940 4.791 5.652 5.731

11 20 DKI JKT 56.712 56.712 56.712 54.319 64.497

12 21 BANTEN * 14.644 44.574 44.475 18.359 26.280

13 22 JABAR 22.839 25.911 23.325 28.281 25.243

14 24 JATENG 12.591 14.498 14.262 21.685 16.728

15 26 DI.YOGJA 9.961 6.734 6.759 13.013 12.873

16 28 JATIM 14.931 17.789 13.535 13.598 13.083

17 30 KALBAR * 2.337 4.984 5.087 9.856 9.902

NO NO. PROP

NAMA PROPINSI

LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA (SMP)

2010 2011 2012 2013 2014

18 32 KALTENG 1.241 1.462 1.424 1.239 1.066

19 34 KALTIM 1.570 1.989 1.650 1.297 1.682

20 36 KALSEL 2.844 5.423 4.870 3.474 4.006

21 40 BALI 12.675 19.685 13.704 15.280 26.564

22 42 NTB 1.950 2.313 2.316 11.591 11.576

23 44 NTT * 2.611 5.377 4.179 7.053 6.089

24 50 SULUT 5.313 4.166 4.278 6.426 6.426

25 51 GORONTALO 2.106 2.509 2.590 3.903 3.903

26 52 SULTENG 1.006 920 919 1.397 1.490

27 53 SULBAR 1.754 1.755 1.801 2.795 2.795

28 54 SULSEL 3.989 4.464 4.214 6.670 6.377

29 56 SULTRA 1.493 1.558 1.413 1.654 1.512

30 60 MALUKU 1.315 1.536 1.262 2.151 2.661

31 61 MALUKU UTARA *

1.706 1.706 1.563 2.338 3.966

32 62 PAPUA * 2.635 2.635 2.674 3.103 3.103

33 63 PAPUA BARAT

617 640 658 753 753

Nilai LHR/AADT masing-masing provinsi pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.5.1. Sedangkan nilai AADT rata-rata secara nasional dapat dilihat pada grafik 2.5.1. Grafik 2.5.1. juga menunjukkan persentase golongan kendaraan ringan dan berat dimana kurang lebih 80% dari jenis kendaraan yang melintasi Jalan Nasional merupakan kendaraan ringan. Nilai lalu lintas harian meningkat setiap tahun. Pada tahun 2010 nilai LHR secara nasional adalah 5949 smp dan meningkat pada tahun 2014 menjadi 6840 smp.

Grafik 2.5.1 Lalu Lintas Harian Rata-rata (AADT) dan Persentase Golongan Kendaraan Ringan dan Berat Tahun 2010-2014

TAHUN GOL. KEND. BERAT (GOL. 5B S/D GOL. 7C)

GOL. KEND. RINGAN (GOL. 2 S/D GOL. 5A)

2010 78.80 21.20

2011 80.24 19.76

2012 79.88 20.12

2013 79.47 20.53

2014 79.55 20.45

0 %

25 %

50 %

75 %

100 %

2010 2011 2012 2013 2014

GOL. KEND. BERAT (GOL. 5B S/D GOL. 7C) GOL. KEND. RINGAN (GOL. 2 S/D GOL. 5A)

Catatan : * Beberapa data menggunakan data tahun sebelumnya, karena data tidak lengkap (belum tervalidasi)

statistik Jalan Nasional 2014 30statistik Jalan Nasional 201429

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 29-30 5/20/15 5:00 AM

Page 21: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

2.6 KAPASITAS JALAN DAN VOLUME LALU LINTAS

Kapasitas Jalan adalah arus lalu-lintas maksimum yang dapat dipertahankan (tetap) pada suatu bagian jalan dalam kondisi tertentu (misalnya: rencana geometrik, lingkungan, komposisi lalu-lintas dan sebagainya. Catatan: Biasanya dinyatakan da-lam kend/jam atau smp/jam).

Tabel 2.6.1 Kapasitas Jalan Nasional pada Tahun 2010-2014

NO NO.PROP

NAMAPROPINSI

KAPASITAS JALAN (smp/jam)

2010 2011 2012 2013 2014

1 01 ACEH 2.589 2.665 2.687 2.765 2.871

2 03 SUMUT 2.721 3.089 3.094 2.844 2.862

3 06 SUMBAR 2.709 2.710 2.709 2.706 2.703

4 09 RIAU 3.345 3.404 3.398 3.036 3.153

5 10 KEPRI 2.804 3.559 3.485 3.522 3.556

6 11 JAMBI 2.956 2.688 2.688 2.712 2.780

7 13 BENGKULU 2.469 2.470 2.469 2.505 2.510

8 15 SUMSEL 3.010 3.022 3.021 3.023 3.015

9 16 BABEL 2.567 2.623 2.623 2.816 2.613

10 17 LAMPUNG 2.703 2.701 2.701 2.709 2.710

11 20 DKI Jakarta 8.054 7.993 6.948 6.999 6.975

12 21 BANTEN 3.116 3.017 3.256 3.254 3.262

13 22 JABAR 4.130 4.018 4.080 4.080 4.079

14 24 JATENG 4.068 4.032 4.163 4.179 4.217

15 26 D.I.Yogja 4.443 4.571 5.012 5.174 5.316

16 28 JATIM 3.553 3.545 3.542 3.540 3.628

17 30 KALBAR 2.545 2.480 2.477 2.539 2.538

18 32 KALTENG 2.331 2.329 2.334 2.351 2.319

NONO.

PROPNAMA

PROPINSIKAPASITAS JALAN (smp/jam)

2010 2011 2012 2013 2014

19 34 KALTIM 2.489 2.490 2.464 2.563 2.687

20 36 KALSEL 2.921 2.954 3.049 3.133 3.222

21 40 BALI 3.446 3.446 3.453 3.635 3.636

22 42 NTB 2.415 2.495 2.647 2.825 2.878

23 44 NTT 2.537 2.174 2.446 2.516 2.593

24 50 SULUT 2.181 2.368 2.369 2.379 2.478

25 51 GORON-TALO

2.275 2.286 2.286 2.382 2.509

26 52 SULTENG 1.981 2.237 2.145 2.183 2.220

27 53 SULBAR 2.372 2.548 2.547 2.720 2.768

28 54 SULSEL 2.661 2.649 2.760 2.762 2.847

29 56 SULTRA 2.164 2.164 2.242 2.164 2.385

30 60 MALUKU 2.025 2.068 2.090 2.149 2.287

31 61 MALUKU UTARA

1.983 1.983 2.267 2.388 2.590

32 62 PAPUA 2.537 2.539 2.540 2.569 2.569

33 63 PAPUA BARAT

1.819 1.820 1.893 2.057 2.057

Tujuan dari parameter kapasitas jalan adalah agar bisa diketa-hui apakah volume lalu lintas yang ada pada suatu segmen jalan dapat ditampung sesuai dengan kapasitasnya, sehingga tidak terjadi kemacetan atau dengan kata lain kapasitas jalan merupakan volume maksimum yang bisa dilalui oleh suatu kendaraan dengan tidak mengalami kemacetan.

Jalan Tol Ungaran - Bawean

statistik Jalan Nasional 2014 32statistik Jalan Nasional 201431

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 31-32 5/20/15 5:00 AM

Page 22: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Grafik 2.6.1 Rata-rata Kapasitas Kendaraan pada Jalan Nasional Tahun 2010-2014

Grafik 2.6.2 Rata-rata Volume Lalu Lintas pada Jalan Nasional Tahun 2010-2014

Dari kedua grafik di atas terlihat bahwa secara nasional kapasitas meningkat dari tahun 2010 sampai tahun 2014 yang artinya ada pembangunan baik pembangunan jalan baru ataupun pelebaran. Selanjutnya, tidak terjadi peningkatan volume lalu lintas yang signifikan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Terlihat pada grafik bahwa pada tahun 2010 nilai rata-rata volume kend-araan/jam secara nasional adalah 702 kendaraan/jam, mengalami peningkatan sedikit menjadi 768 kendaraan/jam pada tahun 2011, kemudian turun sedikit pada tahun 2012 dan meningkat sampai 863 kendaraan/jam dan 856 kendaraan/jam pada tahun 2013 dan tahun 2014.

2010 2011 2012 2013 2014

2.727 2.759 2,790 2.806 2.858

2,675

2,75

2,825

2,9

2010 2011 2012 2013 2014

2,727

2,759

2,792,806

2,858

2010 2011 2012 2013 2014

702 768 714 863 856

0

225

450

675

900

2010 2011 2012 2013 2014

702768

714

863 856

2.7 TINGKAT KEPADATAN JALAN

Tingkat kepadatan jalan merupakan variabel penting dalam perencanaan dan pengawasan dalam pembinaan jalan. Dalam hal ini parameter yang dipergunakan dalam melihat tingkat kepadatan jalan adalah VC. VC (Volume per Capacity) mer-upakan ukuran atau derajat kejenuhan suatu segmen jalan. Dengan kata lain VC adalah perbandingan antara volume lalu lintas dibandingkan dengan kapasitas yang miliki suatu seg-men jalan.

Tujuan VC dihitung adalah untuk mengetahui apakah jalan tersebut sudah melewati kapasitas yang direncanakan yang ditandai dengan adanya kemacetan.

Berikut ini adalah cara menghitung VC :VC = Volume / Capacity (Kapasitas Jalan)Volume yang dimaksud adalah volume arus lalu lintas rata-ra-ta yang telah dikonversi menjadi volume satuan masa pen-umpang (SMP) tiap jam (PCEH).

Untuk melihat atau memperkirakan apakah suatu ruas jalan dinilai sudah memiliki tingkat kepadatan yang tinggi atau be-lum, pengguna jalan dapat menafsirkannya dari nilai VC suatu ruas jalan dengan ketentuan berikut : jika VC < 1, maka belum terjadi kemacetan pada jalan tersebut dan sebaliknya jika VC > 1, maka sudah terjadi kemacetan pada jalan tersebut.

Persimpangan tak sebidang Lamongan

statistik Jalan Nasional 2014 34statistik Jalan Nasional 201433

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 33-34 5/20/15 5:00 AM

Page 23: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Dari tabel 2.7.1 di atas dapat terlihat bahwa sebagian besar jalan-Jalan Nasional di berbagai wilayah di Indonesia masih memiliki rasio volume dan kapasitas yang rendah yang didominasi nilai VC < 0,4. Namun, di beberapa provinsi provinsi-provinsi di Pulau Jawa telah menunjukkan indikasi bahwa kepadatan jalan sudah mulai meningkat (VC> 0,4), terutama di provinsi DKI, nilai VCR sudah mencapai lebih dari 1. Dari tabel 2.7.1 juga dapat diketahui, bahwa di provinsi Bengkulu, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat tidak memiliki jalan dengan kapadatan yang tinggi. Adapun Nilai rata-rata VC Ratio secara nasional dapat dilihat pada grafik 2.7.1.

Tabel 2.7.1 Tingkat Kepadatan Jalan (VC Ratio) pada Jalan Nasional Tahun 2010-2014

NONO.

PROPNAMA

PROPINSITINGKAT KEPADATAN JALAN (VCR)

2010 2011 2012 2013 2014

1 01 ACEH 0,36 0,24 0,22 0,21 0,15

2 03 SUMUT 0,19 0,21 0,21 0,28 0,30

3 06 SUMBAR 0,23 0,25 0,24 0,32 0,31

4 09 RIAU 0,18 0,15 0,14 0,14 0,15

5 10 KEPRI 0,36 0,30 0,30 0,31 0,27

6 11 JAMBI 0,59 0,20 0,20 0,25 0,16

7 13 BENGKULU 0,19 0,15 0,14 0,07 0,08

8 15 SUMSEL 0,21 0,29 0,29 0,17 0,18

9 16 BABEL 0,28 0,34 0,32 0,42 0,32

10 17 LAMPUNG 0,24 0,24 0,24 0,25 0,28

11 20 DKI Jakarta 1,33 0,86 0,97 1,42 1,60

12 21 BANTEN 0,55 0,73 0,76 0,68 0,76

13 22 JABAR 0,48 0,53 0,50 0,61 0,60

14 24 JATENG 0,41 0,46 0,44 0,59 0,53

15 26 D.I.Yogja 0,47 0,36 0,34 0,53 0,49

16 28 JATIM 0,44 0,52 0,41 0,41 0,43

17 30 KALBAR 0,12 0,26 0,27 0,54 0,49

NONO.

PROPNAMA

PROPINSITINGKAT KEPADATAN JALAN (VCR)

2010 2011 2012 2013 2014

18 32 KALTENG 0,05 0,05 0,05 0,05 0,04

19 34 KALTIM 0,06 0,07 0,07 0,05 0,07

20 36 KALSEL 0,20 0,29 0,24 0,20 0,21

21 40 BALI 0,41 0,61 0,44 0,47 0,68

22 42 NTB 0,10 0,19 0,18 0,55 0,54

23 44 NTT 0,12 0,47 0,37 0,41 0,34

24 50 SULUT 0,20 0,18 0,19 0,27 0,19

25 51 GORONTALO 0,16 0,14 0,15 0,24 0,14

26 52 SULTENG 0,10 0,11 0,11 0,16 0,16

27 53 SULBAR 0,13 0,13 0,13 0,22 0,22

28 54 SULSEL 0,18 0,20 0,19 0,35 0,34

29 56 SULTRA 0,10 0,11 0,10 0,12 0,09

30 60 MALUKU 0,04 0,05 0,04 0,10 0,10

31 61 MLKU UTAR 0,35 0,15 0,12 0,17 0,30

32 62 PAPUA 0,23 0,15 0,16 0,19 0,19

33 63 PAPUA BARAT 0,03 0,03 0,03 0,04 0,04

Grafik 2.7.1 Rata-rata Nilai VC-Ratio pada Jalan Nasional Tahun 2010-2014

2010 2011 2012 2013 2014

22.42 24.01 22.27 27.58 26.67

0,7

0,14

0,21

0,28

2010 2011 2012 2013 2014

22,42 %24,01 %

22,27 %

27,58 %26,67 %

Dari grafik di atas terlihat bahwa sejak tahun 2010 sampai tahun 2014 nilai VC-Ratio masih berada di bawah 0,3 yang artinya belum terjadi kemacetan pada Jalan Nasional secara rata-rata.

statistik Jalan Nasional 2014 36statistik Jalan Nasional 201435

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 35-36 5/20/15 5:00 AM

Page 24: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

3.1 Statistik Panjang dan Fungsi Jalan Nasional Tahun 2014 3.2 Statistik Kondisi Jalan Nasional Tahun 20143.3 Statistik Tipe Perkerasan Permukaan Jalan Nasional Tahun 20143.4 Statistik Lebar Jalan Nasional Tahun 20143.5 Statistik Lalu Lintas Harian Rata-rata Jalan Nasional Tahun 2014 (LHR/AADT)

BAB 3REKAPITULASISTATISTIK JALAN NASIONAL TAHUN 2014

statistik Jalan Nasional 2014 38

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 37-38 5/20/15 5:00 AM

Page 25: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

3.1 STATISTIK PANJANG DAN FUNGSI JALAN NASIONAL TAHUN 2014

Sesuai Undang-Undang No.38 Tahun 2004 tentang Jalan diklasifikasikan jalan berdasarkan peruntukkannya, sistemnya, statusnya dan fungsinya. Berdasarkan fungsinya jalan diklas-ifikasikan menjadi jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan jalan lingkungan.

Berdasarkan payung hukum tersebut, Jalan Arteri didefi-nisikan sebagai jalan umum yang berfungsi melayani angku-tan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-ra-ta tinggi, dan jumlah masuk dibatasi secara berdaya guna.

Sedangkan Jalan Lingkungan didefinisikan sebagai jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri per-jalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. Dalam statistik jalan ini lingkup pembahasan dibatasi pada jalan dengan status nasional, karena itu kelas fungsi jalan yang termasuk dalam Jalan Nasional hanya kelas jalan arteri dan jalan kolektor.

Hal ini sesuai dengan pengertian Jalan Nasional sendiri dalam aturan yang sama sebagai jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer (yaitu sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengemban-gan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan) yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.

NO NO.PROP

NAMAPROPINSI

TOTALPANJANG

(KM)

PANJANG (KM)

ARTERI KOLEKTOR

1 01 Aceh 1.803,35 538,25 1.265,10

2 03 Sumut 2.249,64 1.149,31 1.100,33

3 06 Sumbar 1.212,89 675,10 537,79

4 09 Riau 1.134,47 791,16 343,31

5 10 Kepri 334,00 132,01 201,99

6 11 Jambi 936,48 729,03 207,45

7 13 Bengkulu 783,87 167,93 615,94

8 15 Sumsel 1.444,26 1.097,44 346,83

9 16 Babel 509,59 0,00 509,59

10 17 Lampung 1.159,57 475,57 684,00

11 20 DKI Jakarta 142,65 109,34 33,31

12 21 Banten 476,49 105,70 370,79

13 22 Jabar 1.351,13 808,01 543,12

14 24 Jateng 1.390,57 991,89 398,69

15 26 D.I.Yogja 223,16 114,80 108,36

16 28 Jatim 2.027,01 950,99 1.076,02

17 30 Kalbar 1.664,55 791,66 872,89

18 32 Kalteng 1.714,83 819,49 895,35

NO NO.PROP

NAMAPROPINSI

TOTALPANJANG

(KM)

PANJANG (KM)

ARTERI KOLEKTOR

19 34 Kaltim 2.118,17 331,66 1.786,51

20 36 Kalsel 866,09 343,55 522,53

21 40 Bali 535,23 196,76 338,47

22 42 Ntb 632,17 488,70 143,48

23 44 Ntt 1.406,68 1.024,63 382,05

24 50 Sulut 1.319,23 372,92 946,32

25 51 Gorontalo 606,70 337,56 269,14

26 52 Sulteng 2.181,95 675,65 1.506,30

27 53 Sulbar 571,98 216,11 355,87

28 54 Sulsel 1.722,86 933,45 789,40

29 56 Sultra 1.397,05 470,47 926,59

30 60 Maluku 1.066,65 41,32 1.025,33

31 61 Maluku Utara

511,89 - 511,89

32 62 Papua 2.111,44 1.102,80 1.008,64

33 63 Papua Barat 963,24 752,76 210,48

TOTAL 38.569,82 17.735,98 20.833,84

Tabel 3.1 Panjang Jalan Nasional Menurut Fungsi Jalan Per Provinsi Tahun 2014

Sedangkan Jalan Kolektor adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri per-jalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

Adapun jalan Lokal sebagaimana dimaksud dalam UU No.38 Tahun 2004 tersebut, merupakan jalan umum yang berfung-si melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Jalan Lintas Barat Sulawesi

statistik Jalan Nasional 2014 40statistik Jalan Nasional 201439

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 39-40 5/20/15 5:00 AM

Page 26: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Jalan Underpass Dewaruci, Bali

Jalan Underpass Dewaruci, Bali

Tabel 3.1 menunjukkan perbandingan antara jumlah panjang Jalan Nasional fungsi arteri dengan fungsi kolektor relatif yang hampir setara. Disamping itu, tabel tersebut juga menunjuk-kan bahwa di Provinsi Bangka Belitung dan Maluku Utara tidak terdapat Jalan Nasional dengan fungsi arteri.

Hal ini dapat dimengerti jika memperhatikan letak provinsi tersebut yang merupakan kepulauan yang tentunya tidak be-gitu mengandalkan jaringan lintas darat untuk komutasi da-lam jumlah besar.

Keadaan itu sangat berbeda bila dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan yang umumnya berada di pulau-pulau besar yang terdiri dari banyak provinsi dan pusat kegiatan sehingga

komutasi lintas darat dalam jumlah besar dapat terjadi, seh-ingga diperlukan jaringan jalan yang dapat melayani angku-tan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh dan kecepatan rata-rata tinggi, dalam hal ini jalan dengan fungsi arteri.

Jika diklasifikasikan sesuai Pulau (Lampiran 1), maka terlihat Pulau Sumatera memiliki Jumlah Jalan Nasional terbesar yaitu ±29 %,disusul oleh Pulau Sulawesi (± 20%), Pulau Kaliman-tan (± 16%), dan Pulau Jawa (± 14%). Berdasarkan Wilayah, Wilayah II Memiliki persentase panjang jalan terbesar, yaitu 37,72 %,disusul oleh Wilayah III sebesar 32,29%,dan Wilayah I sebesar 29,99%. Sedangkan berdasarkan Balai, persentase panjang Jalan Nasional terpanjang dimiliki oleh Balai VII dan Balai VI (± 16% dan ±15%) adapun persentase terkecil dimili-ki oleh Balai X dan XI (± 4%).

3.2 STATISTIK KONDISI JALAN NASIONAL TAHUN 2014

Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab 2, kondisi jalan dapat dihitung berdasarkan nilai IRI (International Roughness Index), yaitu besaran ukuran yang menyatakan nilai ketida-krataan permukaan, yaitu panjang kumulatif turun naiknya permukaan per satuan panjang.

Secara matematis dinyatakan sebagai perbandingan antara panjang jalan yang rusak / berlubang (dengan besaran meter) terhadap panjang jalan total dalam satu ruas. Biasanya IRI din-yatakan dalam meter turun naik per kilometer panjang jalan (m/km). Semakin besar nilai IRI-nya, maka semakin buruk keadaan permukaan jalannya.

statistik Jalan Nasional 2014 42statistik Jalan Nasional 201441

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 41-42 5/20/15 5:00 AM

Page 27: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Tabel 3.2. Kondisi Jalan Nasional pada Tahun 2014 Tabel 3.2. Kondisi Jalan Nasional pada Tahun 2014

NO.PROP

NAMAPROPINSI

TOTALPANJANG

(KM)

PANJANG KONDISI JALAN (KM - %) KEMANTAPAN(KM - %)

BAIK % SEDANG % RUSAK RINGAN % RUSAK

BERAT % MANTAP %

01 Aceh 1.803,35 1.267,80 70,30% 438,54 24,32% 24,42 1,35% 72,60 4,03% 1.706,34 94,62%

03 Sumut 2.249,64 452,62 20,12% 1.353,75 60,18% 222,17 9,88% 221,10 9,83% 1.806,37 80,30%

06 Sumbar 1.212,89 784,16 64,65% 386,83 31,89% 27,83 2,29% 14,07 1,16% 1.170,99 96,55%

09 Riau 1.134,47 800,93 70,60% 253,57 22,35% 29,86 2,63% 50,10 4,42% 1.054,50 92,95%

10 Kepri 334,00 325,48 97,45% 8,51 2,55% 0,00 0,00% 0,00 0,00% 334,00 100,00%

11 Jambi 936,48 814,09 86,93% 106,64 11,39% 12,54 1,34% 3,21 0,34% 920,72 98,32%

13 Bengkulu 783,87 514,42 65,63% 226,89 28,95% 23,78 3,03% 18,78 2,40% 741,31 94,57%

15 Sumsel 1.444,26 1.011,46 70,03% 377,14 26,11% 44,46 3,08% 11,20 0,78% 1.388,60 96,15%

16 Babel 509,59 351,85 69,05% 156,54 30,72% 1,10 0,22% 0,10 0,02% 508,39 99,76%

17 Lampung 1.159,57 485,59 41,88% 606,38 52,29% 32,70 2,82% 34,90 3,01% 1.091,97 94,17%

20 DKI Jakarta 142,65 25,15 17,63% 116,89 81,95% 0,60 0,42% 0,00 0,00% 142,05 99,58%

21 Banten 476,49 103,65 21,75% 332,84 69,85% 27,00 5,67% 13,00 2,73% 436,49 91,61%

22 Jabar 1.351,13 826,57 61,18% 499,28 36,95% 16,11 1,19% 9,17 0,68% 1.325,86 98,13%

24 Jateng 1.390,57 887,81 63,85% 462,15 33,23% 39,24 2,82% 1,37 0,10% 1.349,96 97,08%

26 D.I.Yogja 223,16 151,07 67,70% 70,59 31,63% 1,50 0,67% 0,00 0,00% 221,66 99,33%

28 Jatim 2.027,01 1.599,61 78,91% 404,76 19,97% 21,24 1,05% 1,40 0,07% 2.004,36 98,88%

30 Kalbar 1.664,55 1.320,93 79,36% 232,00 13,94% 55,19 3,32% 56,44 3,39% 1.552,93 93,29%

32 Kalteng 1.714,83 1.008,51 58,81% 562,66 32,81% 94,66 5,52% 49,01 2,86% 1.571,16 91,62%

34 Kaltim 2.118,17 1.292,49 61,02% 695,38 32,83% 78,56 3,71% 51,74 2,44% 1.987,87 93,85%

36 Kalsel 866,09 735,60 84,93% 111,59 12,88% 13,05 1,51% 5,85 0,68% 847,18 97,82%

NO.PROP

NAMAPROPINSI

TOTALPANJANG

(KM)

PANJANG KONDISI JALAN (KM - %) KEMANTAPAN(KM - %)

BAIK % SEDANG % RUSAK RINGAN % RUSAK

BERAT % MANTAP %

40 Bali 535,23 460,81 86,10% 74,32 13,89% 0,10 0,02% 0,00 0,00% 535,13 99,98%

42 NTB 632,17 585,58 92,63% 44,50 7,04% 1,41 0,22% 0,69 0,11% 630,08 99,67%

44 NTT 1.406,68 1.015,16 72,17% 361,05 25,67% 26,91 1,91% 3,56 0,25% 1.376,21 97,83%

50 Sulut 1.319,23 580,46 44,00% 650,11 49,28% 33,40 2,53% 55,26 4,19% 1.230,57 93,28%

51 Gorontalo 606,70 323,00 53,24% 251,72 41,49% 19,88 3,28% 12,10 1,99% 574,71 94,73%

52 Sulteng 2.181,95 1.143,31 52,40% 891,49 40,86% 92,92 4,26% 54,22 2,49% 2.034,80 93,26%

53 Sulbar 571,98 378,85 66,23% 188,93 33,03% 4,20 0,73% 0,00 0,00% 567,78 99,27%

54 Sulsel 1.722,86 929,34 53,94% 700,18 40,64% 64,13 3,72% 29,20 1,70% 1.629,53 94,58%

56 Sultra 1.397,05 835,46 59,80% 438,36 31,38% 68,11 4,87% 55,13 3,95% 1.273,82 91,18%

60 Maluku 1.066,65 952,10 89,26% 74,15 6,95% 12,30 1,15% 28,10 2,63% 1.026,25 96,21%

61 Maluku Utara

511,89 496,79 97,05% 14,20 2,77% 0,30 0,06% 0,60 0,12% 510,99 99,82%

62 Papua 2.111,44 769,89 36,46% 1.101,21 52,15% 83,34 3,95% 156,99 7,44% 1.871,10 88,62%

63 Papua Barat 963,24 683,05 70,91% 127,82 13,27% 31,36 3,26% 121,01 12,56% 810,87 84,18%

TOTAL 38.569,82 23.913,60 62,00% 12.320,97 31,94% 1.204,36 3,12% 1.130,90 2,93% 36.234,56 93,95%

Tabel 3.2. menunjukkan persentase kemantapan Jalan Nasional di tiap provinsi berdasarkan nilai IRI. Dalam tabel 3.2 terlihat bahwa setiap provinsi telah memiliki Jalan Nasional dengan persentase 80%. Tabel 3.2 juga menunjukkan bahwa setiap propinsi kecuali propinsi Maluku dan Maluku Utara telah memiliki prosentase kemantapan jalan lebih dari 90%.

statistik Jalan Nasional 2014 44statistik Jalan Nasional 201443

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 43-44 5/20/15 5:00 AM

Page 28: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

3.3 STATISTIK TIPE PERKERASAN PERMUKAAN JALAN NASIONAL TAHUN 2014

Secara garis besar tipe perkerasan permukaan jalan di Indone-sia terbagi dalam tiga kelompok besar,yaitu Aspal, Penetrasi Macadam, dan Tanah/Kerikil.

NO.PROP

NAMAPROPINSI

TOTAL PANJANG

(KM)

TIPE PERKERASAN JALAN (KM - %)

ASPHALT % PENMAC % TANAH %

01 Aceh 1.803,35 1.750,45 97,07% 0,00 0,00% 52,90 2,93%

03 Sumut 2.249,64 2.158,64 95,95% 0,00 0,00% 91,00 4,05%

06 Sumbar 1.212,89 1.212,89 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

09 Riau 1.134,47 1.083,47 95,50% 0,00 0,00% 51,00 4,50%

10 Kepri 334,00 334,00 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

11 Jambi 936,48 936,48 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

13 Bengkulu 783,87 783,87 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

15 Sumsel 1.444,26 1.444,26 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

16 Babel 509,59 509,59 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

17 Lampung 1.159,57 1.159,57 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

20 DKI Jakarta 142,65 142,65 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

21 Banten 476,49 473,89 99,45% 1,60 0,34% 1,00 0,21%

22 Jabar 1.351,13 1.351,13 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

24 Jateng 1.390,57 1.390,57 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

Tabel 3.3 Panjang Jalan Nasional berdasarkan Tipe Perkerasan Jalan pada Tahun 2014

NO.PROP

NAMAPROPINSI

TOTAL PANJANG

(KM)

TIPE PERKERASAN JALAN (KM - %)

ASPHALT % PENMAC % TANAH %

Tabel 3.3 Panjang Jalan Nasional berdasarkan Tipe Perkerasan Jalan pada Tahun 2014

26 D.I.Yogja 223,16 223,16 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

28 Jatim 2.027,01 2.027,01 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

30 Kalbar 1.664,55 1.599,75 96,11% 0,00 0,00% 64,80 3,89%

32 Kalteng 1.714,83 1.321,19 77,04% 0,70 0,04% 392,94 22,91%

34 Kaltim 2.118,17 1.925,22 90,89% 0,00 0,00% 192,95 9,11%

36 Kalsel 866,09 866,09 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

40 Bali 535,23 535,23 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

42 NTB 632,17 632,17 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

44 NTT 1.406,68 1.406,68 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

50 Sulut 1.319,23 1.281,12 97,11% 38,11 2,89% 0,00 0,00%

51 Gorontalo 606,70 606,70 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

52 Sulteng 2.181,95 2.152,32 98,64% 17,03 0,78% 12,60 0,58%

53 Sulbar 571,98 571,98 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

54 Sulsel 1.722,86 1.655,78 96,11% 67,07 3,89% 0,00 0,00%

56 Sultra 1.397,05 1.278,59 91,52% 33,39 2,39% 85,07 6,09%

60 Maluku 1.066,65 1.037,45 97,26% 3,40 0,32% 25,80 2,42%

61 Maluku Utara 511,89 511,89 100,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

62 Papua 2.111,44 1.499,29 71,01% 242,31 11,48% 369,84 17,52%

63 Papua Barat 963,24 626,02 64,99% 175,96 18,27% 161,26 16,74%

TOTAL 38.569,82 36.489,10 94,61% 579,58 1,50% 1.501,15 3,89%

Tabel 3.3 menunjukkan rata-rata Jalan Nasional yaitu sebesar kurang lebih 95% merupakan jalan dengan tipe perkerasan aspal. Sedangkan perkerasan jenis Penetrasi Macadam sebe-sar 1.5 % dan perkerasan tanah/kerikil hanya sekitar 4%.

statistik Jalan Nasional 2014 46statistik Jalan Nasional 201445

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 45-46 5/20/15 5:00 AM

Page 29: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

3.4 STATISTIK LEBAR JALAN NASIONAL TAHUN 2014

Dalam statistik jalan ini, lebar perkerasan jalan diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu kelas jalan dengan lebar < 5 m, klas jalan dengan lebar 5 – 7 m, klas jalan dengan lebar 7 – 14 m, klas jalan dan klas jalan dengan lebar > 14 m.

Dari tabel 3.4 terlihat pola distribusi panjang Jalan Nasional berdasarkan lebar perkerasan jalan menunjukkan bahwa dari wilayah barat di Indonesia umumnya Jalan Nasional didom-inasi dengan lebar perkerasan 7-14 m atau termasuk jalan sedang.

Tabel 3.4 Panjang Jalan Nasional Berdasarkan Lebar Perkerasan

Tabel 3.4 Panjang Jalan Nasional Berdasarkan Lebar Perkerasan

NO. PROP

NAMA PROPINSI

TOTAL PANJANG

(KM)

PANJANG KLASIFIKASI JALAN (KM - %)

Jalan Raya (>=14 m) %

Jalan Sedang

(7 - 14 m)% Jalan Kecil

(5 - 7 m) %Jalan Sub Standar (<5 m)

%

01 Aceh 1.803,35 64,73 3,59% 602,59 33,41% 759,30 42,10% 376,75 20,89%

03 Sumut 2.249,64 123,88 5,51% 576,01 25,60% 911,03 40,50% 638,72 28,39%

06 Sumbar 1.212,89 33,09 2,73% 283,23 23,35% 651,19 53,69% 245,39 20,23%

09 Riau 1.134,47 37,88 3,34% 439,21 38,72% 601,09 52,98% 56,29 4,96%

10 Kepri 334,00 62,04 18,57% 159,02 47,61% 90,83 27,20% 22,10 6,62%

11 Jambi 936,48 19,56 2,09% 261,74 27,95% 591,78 63,19% 63,40 6,77%

13 Bengkulu 783,87 3,20 0,41% 51,16 6,53% 572,17 72,99% 157,34 20,07%

15 Sumsel 1.444,26 58,53 4,05% 963,11 66,69% 422,62 29,26% 0,00 0,00%

16 Babel 509,59 9,32 1,83% 88,67 17,40% 335,05 65,75% 76,55 15,02%

17 Lampung 1.159,57 63,77 5,50% 543,78 46,89% 328,94 28,37% 223,08 19,24%

20 DKI Jakarta 142,65 122,63 85,97% 15,87 11,12% 4,15 2,91% 0,00 0,00%

NO. PROP

NAMA PROPINSI

TOTAL PANJANG

(KM)

PANJANG KLASIFIKASI JALAN (KM - %)

Jalan Raya (>=14 m) %

Jalan Sedang

(7 - 14 m)% Jalan Kecil

(5 - 7 m) %Jalan Sub Standar (<5 m)

%

21 Banten 476,49 31,74 6,66% 155,63 32,66% 250,66 52,61% 38,45 8,07%

22 Jabar 1.351,13 296,35 21,93% 651,23 48,20% 281,73 20,85% 121,84 9,02%

24 Jateng 1.390,57 467,71 33,63% 871,20 62,65% 51,66 3,72% 0,00 0,00%

26 D.I.Yogja 223,16 73,33 32,86% 143,41 64,26% 6,42 2,88% 0,00 0,00%

28 Jatim 2.027,01 264,89 13,07% 1.389,68 68,56% 372,44 18,37% 0,00 0,00%

30 Kalbar 1.664,55 17,41 1,05% 97,03 5,83% 1.106,25 66,46% 443,87 26,67%

32 Kalteng 1.714,83 14,35 0,84% 47,77 2,79% 845,25 49,29% 807,46 47,09%

34 Kaltim 2.118,17 51,21 2,42% 307,41 14,51% 1.592,54 75,18% 167,02 7,88%

36 Kalsel 866,09 51,19 5,91% 126,10 14,56% 651,14 75,18% 37,65 4,35%

40 Bali 535,23 56,78 10,61% 430,14 80,37% 48,31 9,03% 0,00 0,00%

42 NTB 632,17 12,55 1,99% 183,17 28,97% 431,21 68,21% 5,24 0,83%

44 NTT 1.406,68 8,02 0,57% 120,33 8,55% 862,22 61,29% 416,11 29,58%

50 Sulut 1.319,23 14,23 1,08% 140,65 10,66% 643,19 48,75% 521,17 39,51%

51 Gorontalo 606,70 3,75 0,62% 133,33 21,98% 189,06 31,16% 280,55 46,24%

52 Sulteng 2.181,95 7,19 0,33% 53,59 2,46% 887,70 40,68% 1.233,47 56,53%

53 Sulbar 571,98 0,00 0,00% 112,44 19,66% 458,74 80,20% 0,80 0,14%

54 Sulsel 1.722,86 163,72 9,50% 114,52 6,65% 1.136,31 65,96% 308,30 17,89%

56 Sultra 1.397,05 6,88 0,49% 67,96 4,86% 705,89 50,53% 616,32 44,12%

60 Maluku 1.066,65 7,18 0,67% 72,83 6,83% 386,53 36,24% 600,11 56,26%

61 Maluku Utara

511,89 0,00 0,00% 15,46 3,02% 472,01 92,21% 24,42 4,77%

62 Papua 2.111,44 11,55 0,55% 350,76 16,61% 801,30 37,95% 947,83 44,89%

63 Papua Barat 963,24 10,48 1,09% 13,53 1,40% 234,19 24,31% 705,04 73,19%

TOTAL 38.569,82 2.169,13 5,62% 9.582,55 24,84% 17.682,88 45,85% 9.135,26 23,68%

Sedangkan di wilayah Timur Indonesia didominasi dengan lebar perkerasan jalan 5– 7 m atau termasuk jalan kecil.

Tabel 3.4 juga menunjukkan bahwa Provinsi-provinsi di Pulau Jawa (Kecuali Banten dan Jawa Barat) dan Bali sudah tidak ter-dapat Jalan Sub Standar. Sedangkan secara rata-rata Nasional, mayoritas Jalan Nasional adalah jalan Sedang dan jalan kecil.

statistik Jalan Nasional 2014 48statistik Jalan Nasional 201447

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 47-48 5/20/15 5:00 AM

Page 30: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

3.5 STATISTIK LALU LINTAS HARIAN RATA- RATA JALAN NASIONAL TAHUN 2014 (LHR/AADT)

Lalu lintas harian rata-rata tahunan (Annually Average Dailly Trafic / AADT) merupakan besaran yang menyatakan volume arus lalu lintas per hari. Nilai AADT ini didapatkan dari hasil rata-rata besarnya volume arus lalu lintas per hari tersebut da-lam setahun dan dinyatakan dengan besaran “kendaraan per hari” (Kend/Hr).

Dalam Table 3.5 ditampilkan data AADT tiap propinsi di Indo-nesia. Dapat dilihat bahwa nilai AADT terbesar berada di Pulau Jawa dan Bali. Sedangkan AADT terkecil berada pada provinsi Papua,yaitu 753 kendaraan/hari.

NO.PROP

NAMAPROPINSI

TOTAL PANJANG

(KM)

TOTAL AADT RATA-RATA BERDASARKAN GOLONGANTOTAL AADT RATA-RATA

KENDARAAN RINGAN

(GOL 2 - GOL 5A)%

KENDARAAN BERAT

(GOL 5B - GOL 7C)%

NO.PROP

NAMAPROPINSI

TOTAL PANJANG

(KM)

TOTAL AADT RATA-RATA BERDASARKAN GOLONGANTOTAL AADT RATA-RATA

KENDARAAN RINGAN

(GOL 2 - GOL 5A)%

KENDARAAN BERAT

(GOL 5B - GOL 7C)%

01 Aceh 1.803,35 2.837,76 80,41% 691,26 19,59% 3.529,02

03 Sumut 2.249,64 5.672,64 78,68% 1.536,80 21,32% 7.209,45

06 Sumbar 1.212,89 4.752,03 79,28% 1.242,11 20,72% 5.994,14

09 Riau 1.134,47 3.018,48 67,10% 1.480,23 32,90% 4.498,70

10 Kepri 334,00 6.854,58 92,56% 551,05 7,44% 7.405,63

11 Jambi 936,48 1.917,43 51,68% 1.793,09 48,32% 3.710,52

13 Bengkulu 783,87 1.586,72 81,18% 367,77 18,82% 1.954,49

15 Sumsel 1.444,26 4.091,86 66,87% 2.027,06 33,13% 6.118,92

16 Babel 509,59 6.883,17 72,46% 2.615,48 27,54% 9.498,65

17 Lampung 1.159,57 3.927,85 68,53% 1.803,37 31,47% 5.731,22

Tabel 3.5 Lalu Lintas Harian Rata-rata Jalan Nasional Tahun 2014

Tabel 3.5 Lalu Lintas Harian Rata-rata Jalan Nasional Tahun 2014

20 DKI Jakarta 142,65 59.542,83 92,32% 4.954,45 7,68% 64.497,27

21 Banten 476,49 24.352,98 92,67% 1.927,19 7,33% 26.280,17

22 Jabar 1.351,13 21.267,19 84,25% 3.976,19 15,75% 25.243,39

24 Jateng 1.390,57 9.961,25 59,55% 6.766,64 40,45% 16.727,89

26 D.I.Yogja 223,16 10.377,72 80,62% 2.494,92 19,38% 12.872,64

28 Jatim 2.027,01 9.931,92 75,91% 3.151,52 24,09% 13.083,43

30 Kalbar 1.664,55 8.958,76 90,48% 942,80 9,52% 9.901,56

32 Kalteng 1.714,83 692,38 64,93% 374,04 35,07% 1.066,42

34 Kaltim 2.118,17 1.421,03 84,48% 261,15 15,52% 1.682,18

36 Kalsel 866,09 2.964,70 74,00% 1.041,78 26,00% 4.006,48

40 Bali 535,23 23.727,56 89,32% 2.836,82 10,68% 26.564,38

42 NTB 632,17 9.977,51 86,19% 1.598,06 13,81% 11.575,57

44 NTT 1.406,68 4.895,25 80,40% 1.193,60 19,60% 6.088,85

50 Sulut 1.319,23 3.662,16 85,50% 621,15 14,50% 4.283,30

51 Gorontalo 606,70 1.881,32 80,89% 444,47 19,11% 2.325,78

52 Sulteng 2.181,95 1.156,30 77,61% 333,55 22,39% 1.489,86

53 Sulbar 571,98 2.054,38 73,50% 740,88 26,50% 2.795,26

54 Sulsel 1.722,86 5.354,68 83,96% 1.022,65 16,04% 6.377,34

56 Sultra 1.397,05 1.214,74 80,32% 297,62 19,68% 1.512,36

60 Maluku 1.066,65 1.507,40 56,64% 1.153,73 43,36% 2.661,13

61 Maluku Utara 511,89 3.667,64 92,49% 297,98 7,51% 3.965,63

62 Papua 2.111,44 2.929,32 94,40% 173,89 5,60% 3.103,21

63 Papua Barat 963,24 571,78 75,94% 181,11 24,06% 752,89

Sedangkan berdasarkan golongan kendaraan, dapat dilihat mayoritas kendaraan yang melewati Jalan Nasional di mas-ing-masing provinsi adalah kendaraan ringan (Jenis kenda-raan pribadi dan mini bus).

AADT digunakan dalam proses perencanaan jalan sebagai ma-sukkan dalam penentuan desain geometri, tebal perkerasan, evaluasi ekonomi di bidang jalan dan informasi bagi instansi atau masyarakat umum.

statistik Jalan Nasional 2014 50statistik Jalan Nasional 201449

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 49-50 5/20/15 5:00 AM

Page 31: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

KESIMPULANDAN SARAN

statistik Jalan Nasional 2014 52

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 51-52 5/20/15 5:00 AM

Page 32: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

KESIMPULAN DAN SARAN

Beberapa kesimpulan terhadap penyelenggaraan sistem ma-najemen Jalan Nasional antara lain adalah:

1. Pada akhir tahun 2014 kondisi kemantapan Jalan Nasi-onal tercapai 93,95 % jalan dalam kondisi mantap dari target 94 % (Renstra 2010 - 2014).

2. Dalam pelaksanaan survai kondisi tahun 2014 Subdit

Pengembangan Sistem dan Evaluasi Kinerja (PSEK) telah melakukan uji petik di beberapa sampel Jalan Nasional di beberapa Propinsi. Hasil uji petik tersebut menunjukan sebagian besar sampel data IRI tidak ber-beda antar IRI semester 1 dengan IRI uji petik dengan

menggunakan Hawkeye. Uji petik akan lebih optimal bila dilaksanakan Balai karena akan mencakup wilayah yang lebih luas, selain uji petik dibutuhkan supervisi survai mulai dari pelaksanaan dan pengolahan data hasil survai.

3. Data Inventaris seperti lebar jalan dan data lalu lin-tas dalam database IRMS belum dapat sepenuhnya mengambarkan kondisi di lapangan. Oleh karena itu, peningkatan kualitas data inventaris dan lalu lintas menjadi penting karena setiap tahunnya selalu ada pekerjaan pelebaran yang sangat terkait kedua data tersebut.

4. Pada akhir tahun 2014 kondisi kemantapan jembatan di Jalan Nasional adalah 88,37 % kondisi jembatan da-lam kondisi mantap. Kedepannya seharusnya kondisi mantap jembatan lebih besar daripada kondisi mantap jalan.

5. Beberapa masalah dalam pengumpulan data jalan adalah belum berjalannya semua proses validasi dan verifikasi data jalan oleh Balai dan Direktorat Wilayah, dan terbatasnya SDM di lingkungan DJBM yang men-guasai IRMS baik dari pelaksanaan survai dan pengola-han data.

Jembatan Kelok 9, Sumbar

statistik Jalan Nasional 2014 54statistik Jalan Nasional 201453

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 53-54 5/20/15 5:00 AM

Page 33: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

LAMPIRAN1. Panjang Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas2. Kondisi Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas3. Tipe Perkerasan Permukaan Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas4. Lebar Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas5. Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR/AADT) dan Persentase Golongan Kendaraan pada Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas6. Kapasitas Jalan dan Volume Lalu-Lintas Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas7. Tingkat Kepadatan Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas

statistik Jalan Nasional 2014 56

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 55-56 5/20/15 5:00 AM

Page 34: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Lampiran 1Panjang Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-LintasTotal Panjang Jalan Nasional (SK-2009) : 38,569.82 Km

Prosentase Panjang Jalan Nasional Berdasarkan Pulau

Prosentase Panjang Jalan Nasional Berdasarkan Balai

Prosentase Panjang Jalan Nasional Berdasarkan Wilayah

Prosentase Panjang Jalan Nasional Berdasarkan Lintas Pulau Sumatera

Prosentase Panjang Jalan Nasional Berdasarkan Lintas Pulau Jawa

Prosentase Panjang Jalan Nasional Berdasarkan Lintas Pulau Kalimantan

statistik Jalan Nasional 2014 58statistik Jalan Nasional 201457

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 57-58 5/20/15 5:00 AM

Page 35: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Lampiran 2Kondisi Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas

Prosentase Panjang Kemantapan Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Pulau)

Prosentase Panjang Kondisi Jalan Nasional Berdasarkan Nilai IRI Tahun 2014 (Per Pulau)

Prosentase Panjang Jalan Nasional Berdasarkan Lintas Pulau Nusa Tenggara

Prosentase Panjang Jalan Nasional Berdasarkan Lintas Pulau Sulawesi

Prosentase Panjang Jalan Nasional Berdasarkan Lintas Pulau Papua

Prosentase Panjang Jalan Nasional Berdasarkan Lintas Pulau Maluku

statistik Jalan Nasional 2014 60statistik Jalan Nasional 201459

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 59-60 5/20/15 5:00 AM

Page 36: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Rata-rata Nilai IRI Tahun 2014 (Per Pulau)

Kemantapan Jalan Nasional Berdasarkan Fungsi Kelas Jalan tahun 2014 (Per Pulau)

Prosentase Panjang Kemantapan Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Wilayah)

Prosentase Panjang Kondisi Jalan Nasional Berdasarkan Nilai IRI Tahun 2014 (Per Wilayah)

statistik Jalan Nasional 2014 62statistik Jalan Nasional 201461

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 61-62 5/20/15 5:00 AM

Page 37: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Rata-rata Nilai IRI Tahun 2014 (Per Wilayah) Prosentase Panjang Kemantapan Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Wilayah)

Kemantapan Jalan Nasional Berdasarkan Fungsi Kelas Jalan tahun 2014 (Per Wilayah) Prosentase Panjang Kondisi Jalan Nasional Berdasarkan Nilai IRI Tahun 2014 (Per Wilayah)

statistik Jalan Nasional 2014 64statistik Jalan Nasional 201463

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 63-64 5/20/15 5:00 AM

Page 38: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Rata-rata Nilai IRI Tahun 2014 (Per Balai) Prosentase Panjang Kemantapan Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Provinsi)

Kemantapan Jalan Nasional Berdasarkan Fungsi Kelas Jalan tahun 2014 (Per Balai) Prosentase Panjang Kondisi Jalan Nasional Berdasarkan Nilai IRI Tahun 2014 (Per Provinsi)

statistik Jalan Nasional 2014 66statistik Jalan Nasional 201465

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 65-66 5/20/15 5:00 AM

Page 39: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Rata-rata Nilai IRI Tahun 2014 (Per Provinsi)

Kemantapan Jalan Nasional Berdasarkan Fungsi Kelas Jalan tahun 2014 (Per Provinsi)

Prosentase Panjang Kemantapan Jalan Nasional Tahun 2014 (Lintas Pulau Sumatera)

Prosentase Panjang Kondisi Jalan Nasional Berdasarkan Nilai IRI Tahun 2014 (Lintas Pulau Sumatera)

statistik Jalan Nasional 2014 68statistik Jalan Nasional 201467

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 67-68 5/20/15 5:00 AM

Page 40: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Prosentase Panjang Kemantapan Jalan Nasional Tahun 2014 (Lintas Pulau Jawa)

Prosentase Panjang Kondisi Jalan Nasional Berdasarkan Nilai IRI Tahun 2014 (Lintas Pulau Jawa)

Prosentase Panjang Kemantapan Jalan Nasional Tahun 2014 (Lintas Pulau Kalimantan)

Prosentase Panjang Kondisi Jalan Nasional Berdasarkan Nilai IRI Tahun 2014 (Lintas Pulau Kalimantan)

statistik Jalan Nasional 2014 70statistik Jalan Nasional 201469

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 69-70 5/20/15 5:00 AM

Page 41: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Prosentase Panjang Kemantapan Jalan Nasional Tahun 2014 (Lintas Pulau Nusa Tenggara)

Prosentase Panjang Kondisi Jalan Nasional Berdasarkan Nilai IRI Tahun 2014 (Lintas Pulau Nusa Tenggara)

Prosentase Panjang Kemantapan Jalan Nasional Tahun 2014 (Lintas Pulau Sulawesi)

Prosentase Panjang Kondisi Jalan Nasional Berdasarkan Nilai IRI Tahun 2014 (Lintas Pulau Sulawesi)

statistik Jalan Nasional 2014 72statistik Jalan Nasional 201471

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 71-72 5/20/15 5:01 AM

Page 42: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Prosentase Panjang Kemantapan Jalan Nasional Tahun 2014 (Lintas Pulau Maluku)

Prosentase Panjang Kondisi Jalan Nasional Berdasarkan Nilai IRI Tahun 2014 (Lintas Pulau Maluku)

Prosentase Panjang Kemantapan Jalan Nasional Tahun 2014 (Lintas Pulau Papua)

Prosentase Panjang Kondisi Jalan Nasional Berdasarkan Nilai IRI Tahun 2014 (Lintas Pulau Papua)

statistik Jalan Nasional 2014 74statistik Jalan Nasional 201473

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 73-74 5/20/15 5:01 AM

Page 43: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Lampiran 3Tipe Perkerasan Permukaan Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas

Prosentase Panjang Tipe Permukaan Perkerasan Jalan Tahun 2014 (Per Pulau)

Prosentase Panjang Tipe Permukaan Perkerasan Jalan Tahun 2014 (Per Wilayah)

Prosentase Panjang Tipe Permukaan Perkerasan Jalan Tahun 2014 (Per Balai)

Prosentase Panjang Tipe Permukaan Perkerasan Jalan Tahun 2014 (Per Provinsi)

statistik Jalan Nasional 2014 76statistik Jalan Nasional 201475

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 75-76 5/20/15 5:01 AM

Page 44: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Prosentase Panjang Tipe Permukaan Perkerasan Jalan Tahun 2014 (Lintas Pulau Sumatera)

Prosentase Panjang Tipe Permukaan Perkerasan Jalan Tahun 2014 (Lintas Pulau Jawa)

Prosentase Panjang Tipe Permukaan Perkerasan Jalan Tahun 2014 (Lintas Pulau Kalimantan)

Prosentase Panjang Tipe Permukaan Perkerasan Jalan Tahun 2014 (Lintas Pulau Nusa Tenggara)

statistik Jalan Nasional 2014 78statistik Jalan Nasional 201477

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 77-78 5/20/15 5:01 AM

Page 45: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Prosentase Panjang Tipe Permukaan Perkerasan Jalan Tahun 2014 (Lintas Pulau Papua)Prosentase Panjang Tipe Permukaan Perkerasan Jalan Tahun 2014 (Lintas Pulau Sulawesi)

Prosentase Panjang Tipe Permukaan Perkerasan Jalan Tahun 2014 (Lintas Pulau Maluku)

statistik Jalan Nasional 2014 80statistik Jalan Nasional 201479

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 79-80 5/20/15 5:01 AM

Page 46: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Lampiran 4Lebar Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas

Prosentase Panjang Klasifikasi Jalan Tahun 2014 (Per Pulau)

Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan Berdasarkan Fungsi Kelas Jalan tahun 2014 (Per Pulau)

Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan (Per Pulau)

Prosentase Panjang Klasifikasi Jalan Tahun 2014 (Per Wilayah)

statistik Jalan Nasional 2014 82statistik Jalan Nasional 201481

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 81-82 5/20/15 5:01 AM

Page 47: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan Berdasarkan Fungsi Kelas Jalan tahun 2014 (Per Wilayah)

Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan (Per Wilayah)

Prosentase Panjang Klasifikasi Jalan Tahun 2014 (Per Balai)

Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan Berdasarkan Fungsi Kelas Jalan tahun 2014 (Per Balai)

statistik Jalan Nasional 2014 84statistik Jalan Nasional 201483

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 83-84 5/20/15 5:01 AM

Page 48: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan (Per Balai)

Prosentase Panjang Klasifikasi Jalan Tahun 2014 (Per Provinsi)

Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan Berdasarkan Fungsi Kelas Jalan tahun 2014 (Per Provinsi)

Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan (Per Provinsi)

statistik Jalan Nasional 2014 86statistik Jalan Nasional 201485

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 85-86 5/20/15 5:01 AM

Page 49: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan (Lintas Pulau Sumatera)

Prosentase Panjang Klasifikasi Jalan Tahun 2014 (Lintas Pulau Sumatera)

Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan (Lintas Pulau Jawa)

Prosentase Panjang Klasifikasi Jalan Tahun 2014 (Lintas Pulau Jawa)

statistik Jalan Nasional 2014 88statistik Jalan Nasional 201487

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 87-88 5/20/15 5:01 AM

Page 50: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan (Lintas Pulau Kalimantan)

Prosentase Panjang Klasifikasi Jalan Tahun 2014 (Lintas Pulau Kalimantan)

Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan (Lintas Pulau Nusa Tenggara)

Prosentase Panjang Klasifikasi Jalan Tahun 2014 (Lintas Pulau Nusa Tenggara)

statistik Jalan Nasional 2014 90statistik Jalan Nasional 201489

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 89-90 5/20/15 5:01 AM

Page 51: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan (Lintas Pulau Sulawesi)

Prosentase Panjang Klasifikasi Jalan Tahun 2014 (Lintas Pulau Sulawesi)

Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan (Lintas Pulau Maluku)

Prosentase Panjang Klasifikasi Jalan Tahun 2014 (Lintas Pulau Maluku)

statistik Jalan Nasional 2014 92statistik Jalan Nasional 201491

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 91-92 5/20/15 5:01 AM

Page 52: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Rata-rata Lebar Perkerasan Jalan (Lintas Pulau Papua)

Prosentase Panjang Klasifikasi Jalan Tahun 2014 (Lintas Pulau Papua)

Prosentase Total Golongan Kendaraan Ringan dan Berat Tahun 2014 (Per Pulau)

Prosentase Total Golongan Kendaraan Ringan dan Berat Tahun 2014 (Per Wilayah)

Lampiran 5Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR/AADT) dan Persentase Golongan Kendaraan pada Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas

statistik Jalan Nasional 2014 94statistik Jalan Nasional 201493

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 93-94 5/20/15 5:01 AM

Page 53: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Prosentase Total Golongan Kendaraan Ringan dan Berat Tahun 2014 (Per Balai)

Prosentase Total Golongan Kendaraan Ringan dan Berat Tahun 2014 (Per Provinsi)

Prosentase Total Golongan Kendaraan Ringan dan Berat Tahun 2014 (Lintas Pulau Sumatera)

Prosentase Total Golongan Kendaraan Ringan dan Berat Tahun 2014 (Lintas Pulau Jawa)

statistik Jalan Nasional 2014 96statistik Jalan Nasional 201495

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 95-96 5/20/15 5:01 AM

Page 54: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Prosentase Total Golongan Kendaraan Ringan dan Berat Tahun 2014 (Lintas Pulau Kalimantan)

Prosentase Total Golongan Kendaraan Ringan dan Berat Tahun 2014 (Lintas Pulau Nusa Tenggara)

Prosentase Total Golongan Kendaraan Ringan dan Berat Tahun 2014 (Lintas Pulau Sulawesi)

Prosentase Total Golongan Kendaraan Ringan dan Berat Tahun 2014 (Lintas Pulau Nusa Maluku)

statistik Jalan Nasional 2014 98statistik Jalan Nasional 201497

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 97-98 5/20/15 5:01 AM

Page 55: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Prosentase Total Golongan Kendaraan Ringan dan Berat Tahun 2014 (Lintas Pulau Papua) Rata-rata Kapasitas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Pulau)

Rata-rata Volume Lalu-Lintas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Pulau)

Lampiran 6Kapasitas Jalan dan Volume Lalu-Lintas Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas

statistik Jalan Nasional 2014 100statistik Jalan Nasional 201499

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 99-100 5/20/15 5:01 AM

Page 56: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Rata-rata Kapasitas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Wilayah)

Rata-rata Volume Lalu-Lintas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Wilayah)

Rata-rata Kapasitas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Balai)

Rata-rata Volume Lalu-Lintas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Balai)

statistik Jalan Nasional 2014 102statistik Jalan Nasional 2014101

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 101-102 5/20/15 5:01 AM

Page 57: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Rata-rata Kapasitas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Provinsi)

Rata-rata Volume Lalu-Lintas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Provinsi)

Rata-rata Kapasitas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Lintas Pulau Sumatera)

Rata-rata Volume Lalu-Lintas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Lintas Pulau Sumatera)

statistik Jalan Nasional 2014 104statistik Jalan Nasional 2014103

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 103-104 5/20/15 5:01 AM

Page 58: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Rata-rata Kapasitas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Lintas Pulau Jawa)

Rata-rata Volume Lalu-Lintas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Lintas Pulau Jawa)

Rata-rata Kapasitas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Lintas Pulau Kalimantan)

Rata-rata Volume Lalu-Lintas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Lintas Pulau Kalimantan)

statistik Jalan Nasional 2014 106statistik Jalan Nasional 2014105

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 105-106 5/20/15 5:01 AM

Page 59: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Rata-rata Kapasitas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Lintas Pulau Nusa Tenggara)

Rata-rata Volume Lalu-Lintas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Lintas Pulau Nusa Tenggara)

Rata-rata Kapasitas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Lintas Pulau Sulawesi)

Rata-rata Volume Lalu-Lintas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Lintas Pulau Sulawesi)

statistik Jalan Nasional 2014 108statistik Jalan Nasional 2014107

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 107-108 5/20/15 5:01 AM

Page 60: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Rata-rata Kapasitas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Lintas Pulau Maluku)

Rata-rata Volume Lalu-Lintas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Lintas Pulau Maluku)

Rata-rata Kapasitas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Lintas Pulau Papua)

Rata-rata Volume Lalu-Lintas (Kend/Jam) Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Lintas Pulau Papua)

statistik Jalan Nasional 2014 110statistik Jalan Nasional 2014109

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 109-110 5/20/15 5:01 AM

Page 61: STATISTIK JALAN NASIONAL 2014 - Kementerian PUPR

Lampiran 7Tingkat Kepadatan Jalan Nasional Per-provinsi, Per-Balai, Per-Wilayah, dan Per-Lintas

Rata-rata VC Ratio Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Pulau)

Rata-rata VC Ratio Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Wilayah)

Rata-rata VC Ratio Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Balai)

Rata-rata VC Ratio Jalan Nasional Tahun 2014 (Per Provinsi)

statistik Jalan Nasional 2014 112statistik Jalan Nasional 2014111

BUKU STATISTIK JALAN NASIONAL.indd 111-112 5/20/15 5:01 AM