statigrafi potensi mineral bantu

download statigrafi potensi mineral bantu

of 3

description

geolistrik

Transcript of statigrafi potensi mineral bantu

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1 KEADAAN UMUM 2.1.1 Lokasi Penelitian Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas wilayah seluruhnya mencapai 506,9 Km2 dan merupakan 15,91% dari seluruh luas wilayah Propinsi DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 0744'04" 0800'27" Lintang Selatan dan 11012'34" - 11031'08" Bujur TimurKabupaten Bantul secara administratif terdiri dari 17 kecamatan, 75 desa dan 933 pedukuhan. Desa-desa di Kabupaten Bantul dibagi lagi berdasarkan statusnya menjadi desa pedesaan (rural area) dan desa perkotaan (urban area). Kecamatan Dlingo mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87 Km2.Sedangkan jumlah desa dan pedukuhan yang terbanyak terdapat di Kecamatan Imogiri dengan delapan desa dan 72 pedukuhan. Berdasarkan RDTRK dan Perda mengenai batas wilayah kota, maka status desa dapat dipisahkan sebagai desa perdesaan dan perkotaan. Secara umum jumlah desa yang termasuk dalam wilayah perkotaan sebanyak 41 desa, sedangkan desa yang termasuk dalam kawasan perdesaan sebanyak 34 desa.Kabupaten Bantul sendiri merupakan wilayah yang berada pada dominasi struktur geologiYoungMerapi Volcanic (Quartenary)bagian tengah danVolcanic (Miocine dan oligo-micine)pada bagian timur.

Peta Administrasi Kabupaten Bantul

Penelitian endapan pasirbesi dilakukan di wilayah pesisir selatan Kabupaten Bantul. Panjang daerah penelitian mengikuti arah garis pantai yaitu sekitar 3,8 kilometer, yang berawal dari Sungai opak ke arah barat hingga Desa Srigading. Sedangkan lebar daerah penelitian sekitar 1 kilometer, dengan arah tegak lurus garis pantai menuju daratan hingga batas jalan Daendels. Dengan demikian, daerah penelitian endapan pasirbesi menempati luas sekitar 3,8 Km2 dari wilayah pesisir selatan Kabupaten Bantul. Lokasi penelitian terletak di wilayah Kecamatan Sanden tepatnya di Desa Srigading, Dusun Ngepet. 2.1.2 Tata Guna Lahan Lokasi PenelitianBerdasarkan pengamatan langsung di lokasi penelitian, maka diperoleh gambaran pemanfaatan lahan secara rinci. Sebagian besar lahan di lokasi penelitian telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan penduduk. Pemanfaatan tersebut antara lain untuk keperluan pertanian dan pemukiman. Sedangkan pemanfaatan yang lain adalah sebagai pendukung keperluan pertanian dan pemukiman. Selain itu, juga terdapat lahan yang dimanfaatkan menjadi area penambangan pasir oleh rakyat.

2.2 KONDISI GEOLOGI 2.2.1 Geologi RegionalBerdasarkan geologi regional Yogyakarta (P3G, 1995), sebagian besar lokasi penelitian endapan pasir besi terletak pada endapan Aluvium dan sebagian kecil pada endapan Gunungapi Merapi Muda bagian selatan (Lampiran A.2). Kedua endapan tersebut merupakan endapan yang terbentuk pada zaman kuarter dan berada di sepanjang sungai besar dan dataran pantai. Endapan Aluvium dibatasi oleh endapan Gunungapi Merapi Muda di bagian Timur dan Utara, formasi Sentolo dibagian Utara dan Barat, dan Formasi Kebobutak di bagian Barat.Berdasarkan regional Yogyakarta dapat diketahui bahwa batuan sumber endapan pasirbesi sangatlah banyak dan meluas dari Utara hingga Selatan Kabupaten Kulon Progo. Batuan sumber tersebut tersusun dalam satuan formasi yang banyak mengandung mineral besi. Keberadaan batuan sumber berasal dari produk aktivitas gunungapi pada zaman Tersier hingga Kuarter. Dengan demikian, keberadaan batuan sumber tergabung dalam beberapa satuan yaitu formasi Kebobutak (Tmok), endapan Breksi Gunungapi (Qb), endapan Gunungapi Sumbing Tua (Qsmo), endapan Gunungapi Merapi Tua (Qmo), endapan Gunungapi Sumbing Muda (Qsm), endapan Gunungapi Merbabu (Qme), endapan Gunungapi Merapi Muda (Qmi), endapan Kerucut Abu (Qcc), endapan Longsoran (na), batuan dasit (da), batuan andesit (a), dan batuan diorit (dr)2.2.4 StratigrafiBerdasarkan geologi regional Yogyakarta, wilayah Kabupaten Kulon Progo ditempati oleh satuan formasi, batuan terobosan, dan endapan Kuarter. Satuansatuan tersebut dari tua ke muda adalah sebagai berikut (Gambar 2.5):