STASIUN KIPM KELAS II MERAUKEmerauke.bkipm.id/e-doc/files/704162-LAKIP SKIPM MERAUKE.pdf · Merauke...

39
LAKIP STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) 2017 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEMANAN KELAS II MERAUKE

Transcript of STASIUN KIPM KELAS II MERAUKEmerauke.bkipm.id/e-doc/files/704162-LAKIP SKIPM MERAUKE.pdf · Merauke...

  • LAKIPSTASIUN KIPM KELAS II MERAUKE

    (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)

    2017

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

    BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEMANAN HASIL PERIKANAN

    STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEMANAN KELAS II MERAUKE

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya maka

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Stasiun KIPM Kelas II

    Merauke tahun 2017 ini dapat diselesaikan tepat waktu. LAKIP ini merupakan salah

    satu bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Stasiun KIPM Kelas II Merauke

    selama tahun 2017 dan merupakan sarana untuk melakukan evaluasi secara

    mandiri atas capaian kinerja Stasiun KIPM Kelas II Merauke baik yang telah berhasil

    maupun yang belum berhasil dicapai.

    Penyusunan LAKIP ini telah didasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

    2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan

    Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

    53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

    Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

    Dalam LAKIP ini diuraikan perencanaan kinerja Stasiun KIPM Kelas II

    Merauke beserta analisis capaiannya selama tahun 2017. Secara umum target

    kinerja Stasiun KIPM Kelas II Merauke telah berhasil dicapai dengan baik, meskipun

    masih terdapat beberapa indikator kinerja yang belum dapat tercapai. Dan ini akan

    digunakan sebagai bahan dalam merumuskan perencanaan, kebijakan dan langkah-

    langkah perbaikan untuk tahun berikutnya.

    Kami berharap agar LAKIP ini dapat bermanfaat sebagai umpan balik bagi

    seluruh pegawai di lingkungan Stasiun KIPM Kelas II Merauke dalam meningkatkan

    kinerja di masa yang akan datang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

    masing-masing.

    Merauke, Pebruari 2018

    Nikmatul Rochmah, S.ST.Pi.

  • ii

    IKHTISAR EKSEKUTIF

    Pembangunan perkarantinaan berkembang memasuki paradigma baru yaitu

    dari pendekatan menunjang kegiatan produksi dengan dimensi biologi, berkembang

    kepada pendekatan yang berdimensi ekonomi dengan substansi kesehatan dan

    keamanan pangan dalam konteks globalisasi perdagangan dunia.

    Secara umum, Stasiun KIPM Kelas II Merauke telah berhasil melaksanakan

    misi dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran dalam mendukung pembangunan

    karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan pada tahun 2017.

    Keberhasilan ini diukur berdasarkan pencapaian sasaran strategis dan indikator

    kinerja yang telah ditetapkan, pada berbagai perspektif balanced scorecard. Hal ini

    ditunjukkan dengan tercapainya target indikator kinerja utama Stasiun KIPM Kelas II

    Merauke pada tahun 2017 sebagai berikut:

    1. Pada persepektif pemangku kepentingan, dengan sasaran strategis

    meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan, diperoleh

    dari Pertumbuhan PDB perikanan sebesar 9,5%,

    2. Pada perspektif pelanggan, dengan sasaran strategis Terwujudnya

    pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan,

    indikator Persentase jumlah jenis penyakit ikan karantina yang dicegah

    penyebarannya antar zona 100%. Tahun 2017 Stasiun KIPM Kelas II Merauke

    ditargetkan dapat mencegah penyebaran HPIK antar zona dengan target 88%.

    Sampai dengan akhir tahun 2017 tidak terdapat adanya penolakan dari daerah

    tujuan yang disebabkan oleh adanya infeksi Hama dan Penyakit Ikan Karantina.

    Dengan demikian target 88% dapat direalisasikan dengan capaian 100%.

    3. Pada persepektif internal proses, dengan sasaran strategis terselenggaranya

    sistem perkarantiaan, mutu dan keamanan hayati ikan yang sesuai standar.

    Sertifikasi kesehatan ikan ekspor yang memenuhi persyaratan Negara tujuan

    menjadi salah satu indikator kinerja utama Stasiun KIPM Kelas II Merauke

    dengan target 1 sertifikat, namun pada tahun 2017 ini realisasi tidak dicapai

    karena banyaknya permasalahan terhadap UPI yang berada di wilayah

    kabupaten Merauke tersangkut kasus IUU Fishing.

    Untuk indikator jumlah sertifikasi kesehatan ikan domestik yang memenuhi

    persyaratan daerah tujuan menunjukkan hasil yang positif dimana target

  • iii

    sebanyak 582 sertifikat dapat direalisasikan sebesar 2.463 sertifikat, prosentase

    pencapaian 423,19%.

    Pada indikator Tenaga Fungsional PHPI dan Pengawas mutu yang lulus uji

    kompotensi dalam meningkatkan SDM yang kompenten tahun 2017 target tidak

    terealisasi karena adanya perubahan program dari BKIPM menjadi Assessmen

    Pegawai.

    4. Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan system perkarantinaan,

    mutu dan keamanan hayati ikan secara professional dan partisipatif.

    Sampai dengan akhir tahun 2017 tidak terjadi kasus out break penyakit ikan

    eksotik, hal ini dapat dilihat dari hasil pemantauan HPIK dan surveillance HPIK

    yang menunjukkan hasil negativ untuk penyakit ikan eksotik.

    5. Untuk indikator lokasi yang dipetakan dari penyebaran penyakit ikan karantina,

    Stasiun KIPM Kelas II Merauke ditargetkan dapat memantau 4 lokasi (Kab/Kota)

    yang termasuk dalam wilayah kerja. Sampai dengan akhir tahun 2017 telah

    dilakukan pemantauan HPI/HPIK di 4 lokasi, dengan demikian target 4 lokasi

    dapat direalisasikan dengan persentase 100%.

    Pada indikator persentase kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang

    diselesaikan pada tahun 2017 telah terealisasi seluruhnya (100%). Begitu pula

    dengan indikator lokasi yang terpetakan jenis dan agen hayati yang dilindungi,

    dilarang serta bersifat invasive juga telah terealisasi 100%.

    6. Pada persepektif pembelajaran dan pertumbuhan, dengan sasaran strategis

    Terwujudnya aparatur sipil negara BKIPM yang kompeten, profesional dan

    berintegritas, Indikator pada sasaran strategis ini adalah Indeks Kesenjangan

    Kompetensi Eselon IV, V dan staf di Stasiun KIPM Kelas II Merauke, dengan

    target >15%. Pencapaian dari target indikator adalah 15%, dengan tingkat

    capian 100%.

    Tersedianya manajemen pengetahuan BKIPM yang handal dan mudah

    diakses, Dalam mengukur indikator ini menggunakan aplikasi Manajemen

    Pengetahuan, dengan tujuan setiap user (pegawai) memiliki akses untuk

    mendistribusikan dan menerima informasi sehingga diharapkan setiap individu di

    lingkup Stasiun KIPM Kelas II Merauke memiliki pemahaman yang sama atas

    informasi yang dibagikan. Di tahun 2017 dari target >75% dapat terealisasi

    100% sehingga capaian 100%.

  • iv

    Terwujudnya birokrasi BKIPM yang efektif, efisien, dan berorientasi pada

    layanan prima, StasiunKIPM Kelas II Merauke menargetkan nilai kinerja

    reformasi birokrasi dengan target nilai BB (70-80). Hasil penilaian kinerja

    reformasi birokrasi Stasiun KIPM Kelas II Merauke pada tahun 2017 adalah BB,

    dengan demikian target dapat terealisasi 100%.

    Terkelolanya anggaran pembangunan BKIPM secara efisien dan akuntabel,

    indikator pertama adalah Nlai/skor AKIP Stasiun KIPM Kelas II Merauke.

    Pencapaian dari target indikator ini adalah Nilai AKIP A, dengan tingkat capian

    100%. Indikator kedua adalah Indeks integritas pelayanan public Stasiun KIPM

    Kelas II Merauke dengan target 8. Pencapaian dari target indikator adalah 8.3

    dengan tingkat capian 103,75%. Indikator ketiga adalah Efesiensi anggaran

    Stasiun KIPM Kelas II Merauke dengan target serapan 80-90%. Pencapaian dari

    target indikator adalah 100%. Kinerja keuangan Stasiun KIPM Kelas II Merauke

    tahun 2017 dilaksanakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.7.187.565.000.

    Serapan anggaran Stasiun KIPM Kelas II Merauke tahun 2017 sebesar

    Rp.6.781.874.347 dengan persentase 94.36%.

    Permasalahan yang dihadapi dan mempengaruhi pencapaian target kinerja,

    untuk selanjutnya akan menjadi perhatian utama dan akan dilakukan evalusasi

    guna merumuskan upaya-upaya ataupun alternatif pemecahan masalah,

    sehingga di tahun 2017 target kinerja utama yang telah ditetapkan dapat

    terealisasi.

  • v

    D A F T A R I S I

    KATA PENGANTAR.................................................................................................. i

    IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................ ii

    DAFTAR ISI ............................................................................................................. v

    DAFTAR TABEL ....................................................................................................... vi

    BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

    1.2. Tujuan ................................................................................................... 2

    1.3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Stasiun KIPM Kelas II Merauke ............ 2

    1.4. Sistematika dan Penyajian ..................................................................... 6

    BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA .............................................. 7

    2.1. Rencana Strategis 2015-2019 ............................................................... 7

    2.2. Tujuan Stategis ...................................................................................... 8

    2.3. Sasaran Strategis ................................................................................... 8

    2.4. Arah Kebijakan Stasiun KIPM Kelas II Merauke .................................... 9

    2.5. Rencana Kinerja Tahun 2017 ................................................................. 11

    2.6. Anggaran Stasiun KIPM Kelas II Merauke ............................................. 13

    BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2017 ................................................. 15

    3.1. Pengukuran Kinerja ................................................................................ 15

    3.2. Analisis dan Evaluasi Capaian Kinerja .................................................. 16

    BAB IV.

    PENUTUP ................................................................................................... 27

    LAMPIRAN

  • vi

    D A F T A R T A B E L

    Tabel 1. Target Kinerja Tahun 2017 ........................................................................ 12

    Tabel 2. Alokasi Pagu Stasiun KIPM Kelas II Merauke (RKKAL) Tahun 2017 ......... 14

    Tabel 3. Capaian Kinerja Stasiun KIPM Kelas II Merauke Tahun 2017 ................... 15

    Table 4. Realisasi Anggaran Per Jenis Kegiatan .................................................... 27

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 1

    Latar Belakang

    Pembangunan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan hasil

    perikanan dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) 2015 mempunyai

    peranan strategis dalam pembangunan kelautan dan perikanan dalam mendukung

    sektor kelautan dan perikanan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi nasional.

    Institusi Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan hasil perikanan

    merupakan ujung tombak pembangunan usaha kelautan dan perikanan di lini

    terdepan sebagai instrument perlindungan sumberdaya hayati perikanan dan akses

    perdagangan bagi produk-produk perikanan. Peranan strategis karantina ikan, mutu

    dan keamanan hasil perikanan diwujudkan dalam melindungi kelestarian sumberdaya

    perikanan dari ancaman hama penyakit ikan berbahaya, menjamin kesehatan, mutu

    dan keamanan hasil perikanan serta mengendalikan ekspor maupun impor hasil

    perikanan berbasis scientific barrier sesuai ketentuan peraturan perkarantinaan, mutu

    dan keamanan hasil perikanan.

    Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

    Kelas II Merauke adalah salah satu unit pelaksana teknis yang merupakan

    perpanjangan tangan tangan dari Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan

    Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM). Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan

    Perikanan nomor 25 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana

    Teknis Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan tugas dan

    fungsi yang diemban oleh Stasiun KIPM Kelas II Merauke yaitu melaksanakan

    pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK)

    ke/di/keluar wilayah Negara Republik Indonesia, Pengendalian Mutu dan Keamanan

    Hasil Perikanan, serta penerapan sistem manajemen mutu.

    Dalam rangka mewujudkan good governance sebagaimana telah ditetapkan

    dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat No. XI/MPR/1998 tentang

    Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme dan

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

    B AB I . P E N D AH U L U AN

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 2

    Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme serta sesuai dengan

    Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

    Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

    Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mana

    mewajibkan setiap instansi pemerintah untuk menyusun pelaporan kinerja.

    Pelaporan kinerja juga dimaksudkan sebagai media untuk mengkomunikasikan

    pencapaian kinerja terkait dengan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan keamanan

    Hasil Perikanan dalam satu tahun anggaran kepada masyarakat dan pemangku

    kepentingan lainnya. Sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja

    Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas II

    Merauke, maka disusun Pelaporan Kinerja Stasiun KIPM Kelas II Merauke.

    Tujuan

    Pelaporan Kinerja tahun 2017 ini di susun sebagai salah satu bentuk

    pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Stasiun Karantina Ikan,

    Pengendalian Mutu dan Keamanan hasil Perikanan Kelas II Merauke dalam tahun

    2015 dan juga sebagai bahan informasi kepada pihak pihak terkait tentang kinerja

    Stasiun KIPM Kelas II Merauke yang dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan

    perencanaan kinerja di masa mendatang.

    Kedudukan, Tugas dan Fungsi Stasiun KIPM Kelas II Merauke

    Sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor:

    PER.25/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

    Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Pasal 3

    menyebutkan bahwa Unit Pelaksana Teknis di bidang pelayanan operasional

    Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan mempunyai tugas

    melaksanakan pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit Ikan

    Karantina (HPIK) ke/di/keluar wilayah Negara Republik, pengendalian mutu, dan

    keamanan hasil perikanan, serta penerapan sistem manajemen mutu.

    Stasiun KIPM Kelas II Merauke mengemban tugas melaksanakan pencegahan

    masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan ke/di luar Wilayah Negara Republik

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 3

    Indonesia, serta penerapan system manajemen mutu. Di dalam melaksanakan tugas

    tersebut, Stasiun KIPM Kelas II Merauke menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

    a. Pelaksanaan pencegahan masuk dan tersebarnya HPIK dari Luar Negeri dan dari

    suatu area ke area lain Dalam Negeri atau keluarnya dari dalam wilayah Negara

    Republik Indonesia.

    b. Pelaksanaan pencegahan keluar dan tersebarnya HPI wilayah Negara Republik

    Indonesia yang dipersyaratkan Negara tujuan.

    c. Pelaksanaan tindakan karantina terhadap media pembawa hama dan penyakit

    ikan.

    d. Pelaksanaan pemantauan HPIK, mutu dan keamanan hasil perikanan;

    e. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian HPIK, Mutu dan Keamanan hasil

    perikanan

    f. Pelaksanaan inspeksi terhadap Unit Pengolahan Ikan (UPI) dalam rangka

    sertifikasi penerapan program manajemen mutu terpadu;

    g. Pelaksanaan surveilen HPIK, mutu dan keamanan hasil perikanan;

    h. Pembuatan koleksi media pembawa dan/atau HPIK;

    i. Pelaksanaan sertifikasi kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan;

    j. Pelaksanaan pengujian HPIK, mutu dan keamanan hasil perikanan;

    k. Penerapan sistem manejemen mutu pada laboratorium dan pelayanan

    operasional;

    l. Pengelolaan urusan keuangan, rumah tangga, dan tata usaha;

    Struktur organisasi Stasiun KIPM Kelas II Merauke sebagaimana tertuang dalam

    Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.25/MEN/2011 Pasal 1 ayat 2 dan

    Pasal 19 ayat 1 dan 2, terdiri dari:

    1. Kepala

    Stasiun KIPM Kelas II Merauke merupakan unit pelaksana teknis Badan

    Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan dipimpin oleh

    seorang kepala. Kepala Stasiun KIPM Kelas II Merauke adalah jabatan struktural

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 4

    Eselon Vb yang membawahi 3 Jabatan Struktural eselon Vb dan 1 (satu)

    kelompok Jabatan Fungsional.

    Kepala UPT bertanggung jawab dalam memimpin dan mengkoordinasikan

    bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk

    pelaksanaan tugas kepada bawahan. Disamping tanggung jawab tersebut, Kepala

    UPT melaksanakan hubungan tata kerja, antara lain:

    Menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam

    lingkungan satuan organisasi lingkungan Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan

    maupun dengan instansi lain di luar Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan

    sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

    Mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya masing-masing dan bila terjadi

    penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai

    dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Menerima dan mengolah laporan dari bawahan untuk dipergunakan sebagai

    bahan penyusunan laporan lebih lanjut sekaligus sebagai dasar memberikan

    petunjuk kepada bawahan.

    Mengadakan rapat secara berkala dalam rangka evaluasi dan pemberian

    bimbingan kepada bawahannya

    2. Kepala Urusan Tata Usaha

    Kepala Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan keuangan,

    administrasi kepegawaian, persuratan, kearsipan, perlengkapan, dan rumah

    tangga.

    3. Petugas Tata Pelayanan

    Petugas Tata Pelayanan mempunyai tugas melakukan pengelolaan dan

    pelayanan laboratorium, instalasi, uji coba dan teknis operasional lapangan

    perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 5

    4. Petugas Pengawasan, Pengendalian dan Informasi

    Petugas Pengawasan, Pengendalian dan Informasi mempunyai tugas

    melakukan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-

    undangan perkarantinaan ikan, pemantauan daerah sebar hama dan penyakit ikan

    karantina, evaluasi kegiatan operasional perkarantinaan ikan, pengumpulan dan

    pengolahan data, informasi, dan dokumentasi tindakan karantina ikan, serta

    pelaporan kegiatan perkarantinaan ikan.

    5. Kelompok Jabatan Fungsional.

    Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan

    fungsional sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan

    peraturan perundang-undangan. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari jabatan

    fungsional Pengendali Hama dan Penyakit Ikan, serta jabatan fungsional lainnya

    berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang Koordinator

    jabatan fungsional yang kompeten dan ditunjuk oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis

    Karantina Ikan serta ditetapkan oleh Kepala Pusat Karantina Ikan. Kelompok

    jabatan fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi

    baik dalam lingkungan satuan organisasi lingkungan Unit Pelaksana Teknis

    Karantina Ikan maupun dengan instansi lain di luar Unit Pelaksana Teknis

    Karantina Ikan sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

    Masing-masing kelompok jabatan fungsional wajib mengikuti dan mematuhi

    petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing atau koordinator

    serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Dalam penyampaian

    laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada satuan-

    satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 6

    Sistematika dan Penyajian

    Sistematika dan isi laporan akuntabilitas kinerja Stasiun KIPM Kelas II Merauke

    merujuk pada aturan dan ketentuan yang berlaku sebagai berikut:

    1. Ringkasan Eksekutif: bagian ini menjelaskan gambaran secara ringkas tentang

    tujuan, sasaran dan capaian kinerja selama tahun 2017.

    2. BAB I. Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, tugas pokok

    fungsi dan struktur organisasi Stasiun KIPM Kelas II Merauke.

    3. BAB II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan muatan rencana

    Strategis Pembangunan Stasiun KIPM Kelas II Merauke 2015-2019 dan Rencana

    Kinerja Tahunan Stasiun KIPM Kelas II Merauke tahun 2017.

    4. BAB III, Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja

    berdasarkan penetapan kinerja sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap

    pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2017.

    5. BAB IV. Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari laporan akuntabilitas

    kinerja dan menguraikan keberhasilan dan kekurangan kinerja yang telah

    dilaksanakan berdasarkan kontrak kerja dan kegiatan anggaran tahun 2017,

    disamping menyampaikan saran yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa

    mendatang.

    6. Lampiran-lampiran, memuat data pendukung dalam bentuk tabel-tabel yang

    menjelaskan antara lain Bagan Organisasi Stasiun KIPM Kelas II Merauke,

    Rencana Strategis 2015-2019, serta Penetapan Kinerja Stasiun KIPM Kelas II

    Merauke.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 7

    2.1. RENCANA STRATEGIS 2015 – 2019

    Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Stasiun KIPM Kelas II Merauke telah

    menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang berorientasi pada hasil yang ingin di

    capai selama kurun waktu 4 (empat) tahun yaitu 2015-2019 dengan selalu

    memperhitungkan perubahan lingkungan. Rencana strategis ini memberikan arah dan

    sasaran yang jelas dalam upaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan system

    jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan.

    Stasiun KIPM Kelas II Merauke sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT)

    BKIPM mempunyai tanggung jawab dalam mendukung mewujudkan visi dan misi

    Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan hasil Perikanan serta

    sesuai dengan tugas, fungsi dan peran Stasiun KIPM Kelas II Merauke dalam

    mendukung pembangunan karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan hasil

    Perikanan, maka visi dan misi yang di emban Stasiun KIPM Kelas II Merauke 2015-

    2019 adalah sebagai berikut:

    Visi:

    “HASIL PERIKANAN YANG SEHAT BERMUTU, AMAN DAN TERPERCAYA”

    Makna dari visi dapat diuraikan sebagai berikut:

    Hasil perikanan: mengandung arti semua barang yang dihasilkan dari kegiatan yang

    berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan. Selanjutnya

    yang dimaksud dengan ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau

    sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan.

    Hasil perikanan yang sehat, bermutu dan aman konsumsi: mengandung arti hasil

    perikanan yang bebas dari hama penyakit ikan karantina (Sehat), memiliki kualitas

    teknis dengan persyaratan standart yang telah ditetapkan (Bermutu) dan tidak dalam

    ambang batas yang dapat membahayakan manusia (Aman Konsumsi)

    B AB I I . P E R E N C A N A A N D A N P E R J A N J I A N K I N E R J A

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 8

    Terpercaya: mengandung arti bahwa sertifikasi yang diterbitkan karantina ikan,

    pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan (HC dan HACCP) merupakan

    jaminan dan telah memenuhi syarat untuk diterima di pasar nasional dan

    interanasional.

    Misi

    1. “MEWUJUDKAN PRODUK PERIKANAN YANG BERDAYA SAING MELALUI PENJAMINAN

    PERSYARATAN MUTU PRODUK HASIL PERIKANAN”.

    2. “MEWUJUDKAN PENGELOLAANSUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG

    BERKELANJUTAN MELALUI PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT IKAN KARANTINA (HPIK)

    DAN JENIS AGEN YANG DILINDUNGI, DILARANG DAN DIBATASI”.

    3. “MEWUJUDKAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG SEJAHTERA, MAJU,

    MANDIRI MELALUI POLA KONSUMSI IKAN YANG BERMUTU SERTA BUDIDAYA IKAN YANG

    BEBAS DARI HAMA DAN PENYAKIT

    Tujuan pembangunan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil

    Perikanan merupakan penjabaran dari visi dan misi guna mendukung prioritas

    pembangunan kelautan dan perikanan. Tujuan pembangunan yang hendak dicapai

    dalam rangka mencapai sasaran program prioritas BKIPM adalah melindungi

    kelestarian sumber daya hayati perikanan dan kelautan dari Hama Penyakit Ikan

    Karantina (HPIK) dan jenis agen yang dilindungi, dilarang, dibatasi serta

    menjamin mutu hasil perikanan nasional

    Sasaran strategis dalam rangka mewujudkan pencapaian tujuan pembangunan

    Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yaitu:

    1. Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan;

    2. Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan;

    3. Terwujudnya pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang partisipatif,

    bertanggungjawab, dan berkelanjutan;

    4. Terselenggaranya sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hayati ikan yang

    sesuai standar;

    2.3. Sasaran Strategis

    2.2. Tujuan Strategis

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 9

    5. Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sistem perkarantinaan, mutu

    dan keamanan hayati ikan secara profesional dan partisipatif;

    6. Terwujudnya aparatur sipil negara Stasiun KIPM Kelas II Merauke yang kompeten,

    profesional dan berintegritas;

    7. Tersedianya manajemen pengetahuan Stasiun KIPM Kelas II Merauke yang

    handal dan mudah diakses;

    8. Terwujudnya birokrasi Stasiun KIPM Kelas II Merauke yang efektif, efisien, dan

    berorientasi pada layanan prima;

    9. Terkelolanya anggaran pembangunan Stasiun KIPM Kelas II Merauke secara

    efisien dan akuntabel.

    Cara mencapai tujuan dan sasaran atau strategi merupakan faktor penting

    dalam proses perencanaan strategik. Strategi merupakan rencana yang menyeluruh

    dan terpadu mengenai upaya-upaya yang meliputi penetapan kebijakan, program

    operasional serta kegiatan. Sebagai suatu alat dari strategi tersebut, kebijakan dan

    program akan memberikan arah dan kesatuan pandangan bagi setiap unsur

    organisasi dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran.

    Kebijakan Pembangunan Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu danKeamanan

    Hasil perikanan (BKIPM)

    Untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi Stasiun Karantina Ikan

    Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas II Merauke, maka strategi

    yang diterapkan memerlukan persepsi dan tekanan khusus dalam bentuk kebijakan.

    Kebijakan adalah pedoman pelaksanaan tindakan-tindakan tertentu, yang merupakan

    kumpulan keputusan menentukan strategi yang akan dilaksanakan.

    Arah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mendukung

    kebijakan nasional dalam 5 tahun kedepan, terkait pengembangan perkarantinaan

    ikan adalah “Prosustainability”. Kebijakan Stasiun KIPM Kelas II Merauke disesuaikan

    dengan arah Kebijakan BKIPM. Adapun Kebijakan BKIPM yang dilakukan meliputi :

    2.4. Arah Kebijakan Stasiun KIPM Kelas II Merauke

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 10

    1. Pengelolaan sumber daya perikanan secara berdaulat dan berkelanjutan.

    Pengelolaan sumberdaya harus dilakukan dengan berwawasan lingkungan dan

    berkelanjutan. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah masuk dan tersebarnya

    hama dan penyakit ikan karantina karantina serta jenis agen hayati yang

    dilindungi, dilarang, dan dibatasi yang dapat menggagalkan produksi perikanan

    dan memusnahkan keanekaragaman sumberdaya hayati perikanan. Oleh karena

    itu, diperlukan upaya melalui strategi:

    a. Pencegahan penyebaran penyakit ikan eksotik ke dalam wilayah RI, dan

    pencegahan penyebaran penyakit ikan karantina antar zona dalam wilayah RI

    b. Pengawasan jenis agen hayati yang dilindungi, dilarang, dan dibatasi di

    exit/entry point ekspor, impor, maupun antar area.

    2. Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk perikanan sebagai upaya untuk

    pemantapan sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan (quality and

    safety assurance) hasil perikanan melalui strategi

    a. Pengembangan sistem pencegahan dan penyebaran penyakit ikan karantina,

    pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan yang sesuai standar

    melalui:

    • Sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit

    Pengolahan Ikan

    • Sertifikasi kesehatan ikan ekspor yang memenuhi persyaratan negara

    tujuan

    • Sertifikasi kesehatan ikan domestik yang memenuhi persyaratan daerah

    tujuan

    • Sertifikasi penerapan Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB) pada Unit

    Usaha Pembudidayaan Ikan (UUPI)

    • Registrasi Unit Pengolahan Ikan di negara mitra

    • Penerapan sistem traceability rantai pasok bahan baku pada Unit

    Pengolahan Ikan (UPI)

    • Konsistensi penerapan sistem manajemen mutu (ISO 9001), sistem dan

    sistem layanan laboratorium (ISO 17025)

    b. Harmonisasi sistem penjaminan Mutu yang Implementatif

    • Harmonis sistem, perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

    dengan negara mitra (MoU/MRA) serta negara tujuan ekspor lainnya

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 11

    • Penyelesaian penanganan kasus ekspor hasil perikanan

    3. Pelaksanaan reformasi birokrasi dan tata kelola, akan dilaksanakan melalui

    strategi:

    a. Pengelelolaan sumber daya manusia berbasis kompetensi (Competency Based

    Human Resource Management);

    b. Perbaikan pelayanan publik melalui penerapan Standar Pelayanan;

    c. Peningkatan kemudahan akses dan transparansi informasi publik;

    d. Penerapan manajemen berbasis kinerja dan efektivitas pengelolaan anggaran.

    Rencana kinerja Tahun 2017, yang disusun dengan pendekatan balance

    scorecard, merupakan penjabaran lebih lanjut Rencana Stratetgis Stasiun KIPM

    Kelas II Merauke 2015-2019 yang dilaksanakan secara bertahap dan

    berkesinambungan. Pada tingkat Stasiun KIPM Kelas II Merauke diimplementasikan

    dalam penetapan target kinerja Tahun 2017 dan peta strategi (strategy map) Stasiun

    KIPM Kelas II Merauke Tahun 2017. Selanjutnya secara berjenjang target kinerja

    Stasiun KIPM Kelas II Merauke tersebut diturunkan (cascading process) ke tingkat

    eselon V sampai dengan tingkat individu.

    Target kinerja Stasiun KIPM Kelas II Merauke tahun 2017 yang berisi sasaran

    strategis, indikator kinerja dan targetnya, serta peta strategi Stasiun KIPM Kelas II

    Merauke tahun 2017 telah dirinci ke dalam masing-masing perspektif sebagaimana

    table 1 berikut ini.

    2.5. Rencana Kinerja 2017

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 12

    Tabel 1. Target Kinerja tahun 2017

    SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

    STAKEHOLDER PERSPEKTIVE

    1 Terwujudnya kesejahteraan

    masyarakat KP

    1 Pertumbuhan PDB perikanan 9,5

    COSTUMER PERSPEKTIVE

    2 Terwujudnya kedaulatan

    dalam pengelolaan sumber

    daya kelautan dan perikanan

    2 Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan kelautan dan perikanan

    76%

    3 Jumlah pulau-pulau kecil yang mandiri 15

    4 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 13

    SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

    6 Terselenggaranya

    pengendalian dan

    pengawasan system

    perkarantinaan, mutu dan

    keamanan hayati ikan secara

    professional dan partisipatif

    21 Persentase penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang diselesesaikan

    95%

    22 Lokasi yang teridentifikasi jenis ikan yang dilindungi, dilarang dan/atau bersifat invasif

    1

    23 Lokasi yang diidentifikasi dari penyebaran penyakit ikan karantina (lokasi)

    4

    LEARNING AND GROWTH PERSPEKTIVE

    7 Terwujudnya aparatur sipil

    negara BKIPM yang kompeten,

    professional dan berintegritas

    24 Indeks kompetensi dan integritas BKIPM 77%

    8 Tersedianya manajemen

    pengetahuan BKIPM yang

    handal dan mudah diakses

    25 Persentase unit kerja BKIPM yang menerapkan

    system manajemen pengetahuan yang terstandar

    80%

    9 Terwujudnya birokrasi

    BKIPM yang efektif, efisien,

    dan berorientasi pada layanan

    prima

    26 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BKIPM A (87)

    10 Terkelolanya anggaran

    pembangunan BKIPM secara

    efisien dan akuntabel

    27 Nilai kinerja anggaran BKIPM Baik (83%)

    28 Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup

    BKIPM

    100%

    2.6. Anggaran Stasiun KIPM Kelas II Merauke

    Rencana Kerja dan Anggaran Stasiun KIPM Kelas II Merauke tahun 2017 di

    arahkan untuk mencapai target-target kinerja pembangunan karantina ikan

    pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan yang sudah di targetkan. Alokasi

    anggaran Stasiun KIPM Kelas II Merauke tahun anggaran 2017 semula sebesar Rp.

    6.903.845.000,- (enam milyar sembilan ratus tiga juta delapan ratus empat puluh lima

    ribu rupiah), namun sepanjang tahun anggaran 2017 telah dilakukan 3 (tiga) kali revisi

    DIPA dan pagu anggaran untuk Stasiun KIPM Kelas II Merauke naik menjadi Rp.

    7.187.565.000,- (tujuh milyar seratus delapan puluh tujuh ribu lima ratus enam puluh

    lima ribu rupiah),

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 14

    Strategi Kebijakan anggaran yang diterapkan oleh Stasiun KIPM Kelas II

    Merauke untuk mewujudkan target-target kinerja tersebut diantaranya dengan

    mereview kembali kegiatan-kegiatan prioritas sehingga alokasi anggaran yang

    tersedia dapat efektif, efesien dan akuntabel. Alokasi anggaran kegiatan disajikan

    dalam Tabel 2 di bawah ini.

    Tabel 2. Alokasi Pagu Stasiun KIPM Kelas II Merauke (RKKAL)Tahun 2017

    No Alokasi Belanja Pagu Awal Pagu Revisi

    1 Belanja Pegawai 2.243.566.000.00 2.442.566.000.00

    2 Belanja Barang 2.533.843.000.00 2.555.463.000.00

    3 Belanja Modal 2.126.436.000.00 2.189.536.000.00

    Total 6.903.845.000.00 7.187.565.000.00

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 15

    3.1. Pengukuran Kinerja

    Pengukuran capaian kinerja Tahun 2017 merupakan bagian dari

    penyelenggaraan Akuntabilitas kinerja yang di perjanjikan tahun 2017 dan

    membandingkanya dengan target yang diperjanjikan dalam dokumen penetapan

    kinerja tahun 2016. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan

    Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun

    2010, yang menitik beratkan pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran strategis,

    Stasiun KIPM Kelas II Merauke menyempurnakan rumusan sasaran strategis dan

    indikator kinerja utama (IKU) ke dalam empat perspektif.

    Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas capaian

    IKU dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam

    dilakukan terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali factor

    penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun 2015 dan

    atau tahun-tahun selanjutnya (performance improvement). Sesuai dengan renstra

    Stasiun KIPM Kelas II Merauke tahun 20115-2019, kinerja sasaran strategis

    merupakan resultante kinerja Stasiun KIPM Kelas II Merauke.

    Capaian atas 16 indikator kinerja Stasiun KIPM Kelas II Merauke yang

    menunjukkan capaian sasaran strategis secara ringkas di sajikan pada Tabel 3 berikut

    ini.

    Tabel 3. Capaian kinerja Stasiun KIPM Kelas II Merauke tahun 2017.

    NO IKU TARGET REALISASI CAPAIAN

    1. Pertumbuhan PDB Perikanan s/d Triwulan IV 7 8.96 % 128 %

    2. Persentase jumlah jenis ikan karantina yang

    dicegah peyebarannya antar zona (%)

    88% 100% 100 %

    3. Sertifikan Kesehatan ikan ekspor yang memenuhi

    persyaratan negara tujuan

    1 0 0 %

    B a b I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A T A H U N

    2 0 1 5

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 16

    NO IKU TARGET REALISASI CAPAIAN

    4. Sertifikan Kesehatan ikan domestik yang

    memenuhi persyaratan daerah tujuan

    582 2.463 423,19 %

    5. Tenaga Fungsional PHPI dan Pengawas mutu yang lulus uji kompotensi (orang)

    4 0

    0 %

    6. Persentase penyakit ikan eksotik yang dicegah masuk kedalam wilayah RI (%)

    77% 100 % 100 %

    7. Lokasi yang dipetakan dari penyebaran penyakit ikan karantina (lokasi)

    4 4 100 %

    8. Persentase kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang diselesaikan (%)

    90% 100 % 100 %

    9. Lokasi yang terpetakan jenis dan agen hayati yang dilindungi, dilarang serta bersifat invasive (lokasi)

    1 1 100 %

    10. Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon IV dan V

    lingkup Stasiun KIPM Kelas II Merauke

    >15 % 15 % 100 %

    11. Indeks pemanfaatan informasi karantina ikan pengendalian mut dan keamanan hasil perikanan berbasis TI (%)

    > 75% 100% 100%

    12. Indeks Reformasi Birokrasi Stasiun KIPM Kelas II Merauke

    BB BB 100 %

    13. Nilai/skor SAKIP Stasiun KIPM Kelas II Merauke Nilai AKIP A Nilai AKIP A 100 %

    14. Indeks integritas pelayanan publik Stasiun KIPM Kelas II

    Merauke

    8 8.3 103.75 %

    15. Efisiensi anggaran Stasiun KIPM Kelas II Merauke 80-90 % 94,36% 100 %

    3.2. Analisis Dan Evaluasi Capain Kinerja

    1. Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan

    Kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan menjadi fokus utama

    dalam pencapaian visi dan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang

    didukung dengan keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan BKIPM.

    Pencapaian sasaran strategis ini di ukur melalui dua indikator yaitu: Indeks

    Kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan (IKMKP) dan Produk Domestik

    Brotu (PDB). Produk Domestik Brotu (PDB) sektor kelautan dan perikanan di tahun

    2017 ditargetkan dapat mencapai 9,5%.

    Produk Domestik Bruto Perikanan adalah PDB diartikan sebagai nilai

    keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu wilayah dalam

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 17

    jangka waktu tertentu, biasanya PDB disajikan setiap satu tahun sekali, dengan

    melihat pengertian tersebut maka PDB Kelautan dan Perikanan (KP) adalah nilai

    keseluruhan barang dan jasa yang terkait dengan Kelautan dan Perikanan yang

    diproduksi dalam satu wilayah negara Indonesia.

    2. Terwujudnya pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang

    partisipatif, bertanggungjawab dan berkelanjutan.

    Pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang partisipatif,

    bertanggungjawab dan berkelanjutan merupakan salah satu sasaran strategis

    Badan Karantina Ikan Pengendalian mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang

    telah ditetapkan untuk mendukung pencapaian visi dan misi Kementerian Kelautan

    dan Perikanan.

    Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamana Hasil Perikanan

    bertanggungjawab atas beberapa indikator untuk pencapaian sasaran strategis

    tersebut diantaranya: Persentase peningkatan PNBP BKIPM Kelas II Merauke,

    Unit Pengolahan Ikan yang memenuhi persyaratan ekspor (unit) dan Presentase

    jumlah jenis penyakit ikan karantina yang dicegah penyebarannya antar zona.

    Pencegahan penyebaran Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK)

    merupakan salah satu indikator kinerja utama yang menjadi tugas dan

    tanggungjawab Stasiun KIPM Kelas II Merauke. Penyebaran HPIK di wilayah

    Negara Republik Indonesia harus dikendalikan guna menjaga kelestarian dan

    keberlanjutan sumberdaya ikan yang terdapat di Indonesia, khususnya di

    kabupaten Merauke.

    Tahun 2017 Stasiun KIPM Kelas II Merauke ditargetkan dapat mencegah

    penyebaran HPIK antar zona dengan target 80%. Tentunya target ini cukup berat

    mengingat cukup banyaknya komoditi perikanan yang masuk dan keluar di

    wilayah kerja Stasiun KIPM Kelas II Merauke serta meningkatnya frekuensi

    lalulintas komoditi perikanan. Sampai dengan akhir tahun 2017 tidak terdapat

    adanya penolakan dari daerah tujuan yang disebabkan oleh adanya infeksi Hama

    dan Penyakit Ikan Karantina. Dengan demikian target 80% dapat direalisasikan

    dengan capaian 100% atau jika diprosentasekan mencapai 125%.

    Pencapaian yang baik ini terjadi karena penerapan strategi yang tepat

    dalam upaya Pencegahan penyebaran Hama dan Penyakit Ikan Karantina antar

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 18

    zona seperti penguatan pengawasan di pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran,

    peningkatan teknik dan metoda pemeriksaan/identifikasi HPIK serta penerapan

    sistim jaminan mutu pada laboratoriu Stasiun KIPM Kelas II Merauke Melalui

    akreditasi ISO 17025:2008.

    3. Terselenggaranya Sistem Perkarantinaan, Mutu Dan Keamanan Hayati Ikan

    yang Sesuai Standar

    Terselenggaranya sistim perkarantinaan, mutu dan kemanan hayati ikan

    sesuai standar dilakukan untuk mewujudkan visi Badan Karantina Ikan,

    Pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan yaitu Hasil perikanan yang

    sehat bermutu, aman dan terpercaya.

    Beberapa indikator terselenggaranya sistim perkarantinaan, mutu dan

    kemanan hayati ikan sesuai standar yaitu: Sertifikat kesehatan ikan ekspor yang

    memenuhi persyaratan negara tujuan, Sertifikat kesehatan ikan domestik yang

    memenuhi persyaratan daerah tujuan, dan Tenaga Fungsional Pengendali Hama

    Penyakit Ikan (PHPI) dan Pengawas Mutu (Wastu) yang lulus uji kompetensi .

    A. Sertifikasi Kesehatan Ikan Ekspor yang memenuhi persyaratan Negara tujuan

    Peningkatan volume dan nilai ekspor komoditi perikanan dapat dilakukan

    dengan meingkatkan kepercayaan negara tujuan ekspor terhadap mutu dan

    kesehatan produk perikanan yang diekspor. Sejalan dengan hal tersebut maka

    BKIPM menerapkan sistim jaminan kesehatan ikan dan sisitim jaminan mutu dan

    keamanan hasil perikanan untuk meminimalkan timbulnya hama dan penyakit

    ikan karantina serta penurunan mutu yang dapat berakibat pada penolakan

    produk ekspor komoditi perikanan Indonesia.

    Sertifikasi kesehatan ikan ekspor yang memenuhi persyaratan Negara

    tujuan menjadi salah satu indikator kinerja utama Stasiun KIPM Kelas II Merauke.

    Namun dalam realisasinya pada tahun 2017 ini tidak dapat direalisasikan, karena

    telah dikeluarkannya surat pembekuan terhadap UPI yang ada di wilayah

    Kabupaten Merauke yang tersangkut kasus IUU Fisihing.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 19

    B. Sertifikat kesehatan ikan domestik yang memenuhi persyaratan daerah tujuan

    Sertifikasi kesehatan ikan domestik yang memenuhi persyaratan daerah

    tujuan menjadi salah satu indikator kinerja utama Stasiun KIPM Kelas II Merauke

    dengan target 582 sertifikat pada tahun 2017. Parameter yang dijadikan sebagai

    indikator keberhasilan pada indikator kinerja utama tersebut adalah jumlah

    sertifikat kesehatan ikan yang diterbitkan oleh Stasiun KIPM Kelas II Merauke

    dibandingkan dengan jumlah sertifikat kesehatan ikan yang mengalami

    penolakan, penahanan dan pemusnahan dikarenakan belum terpenuhinya

    persyaratan daerah tujuan dan kemungkinan adanya infeksi Hama Penyakit Ikan

    Karantina (HPIK) pada komoditi perikanan yang telah disertifikasi.

    Hasil pengukuran kinerja untuk indikator jumlah sertifikasi kesehatan ikan

    domestik yang memenuhi persyaratan daerah tujuan menunjukkan hasil yang

    positif dimana target sebanyak 582 sertifikat dapat direalisasikan sebesar 2.463

    sertifikat, prosentase pencapaian 423,19 %.

    Pencapaian positif yang diraih oleh Stasiun KIPM Kelas II Merauke tidak

    lepas dari penerapan sistim jaminan kesehatan ikan di Unit Usaha Pembudidaya

    Ikan secara konsisten dan penerapan sistim jaminan mutu melalui sertifikasi ISO

    17025 tahun 2008 pada Laboratorium Stasiun KIPM Kelas II Merauke.

    Penerapan sistim jaminan tersebut memperkecil resiko tersebarnya Hama dan

    Penyakit Ikan Karantina yang dapat berimbas pada penolakan, penahanan

    ataupun pemusnahan di daerah tujuan.

    C. Tenaga Fungsional Pengendali Hama Penyakit Ikan (PHPI) dan Pengawas

    Mutu (Wastu) yang lulus uji kompetensi

    Ketersediaan suberdaya manusia yang kompoten sangat penting dalam

    menunjang kelancaran kegiatan operasional di bidang karantina ikan, mutu dan

    keamanan hasil perikanan serta kemanan hayati ikan. Standarisasi SDM melalui

    uji kompotensi sangat penting dilakukan, mengingat tantangan dan beban kerja

    yang semakin meningkat. Namun pada tahun 2017, BKIPM tidak

    menyelenggarakan Uji Kompetensi sehingga indikator ini tidak bisa direalisasikan.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 20

    4. Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sistem perkarantinaan,

    mutu dan keamanan hayati ikan secara profesional dan partisipatif

    Terselenggaranya pengendaliandan pengawasan sistem perkarantinaan,

    mutu dan keamanan hayati ikan secara profesional dan partisipatif merupakan

    salah satu sasaran strategis yang memiliki peran penting dalam pencapaian visi

    dan misi BKIPM.

    Beberapa indikator Terselenggaranya pengendaliandan pengawasan sistem

    perkarantinaan, mutu dan keamanan hayati ikan secara profesional dan

    partisipatif adalah Persentase penyakit ikan eksotik yang dicegah masuk ke dalam

    wilayah RI, Persentase penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan,

    keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang diselesesaikan, Lokasi yang

    terpetakan jenis agen hayati yang dilindungi, dilarang dan bersifat invasive dan

    Lokasi yang dipetakan dari penyebaran penyakit ikan karantina.

    A. Persentase penyakit ikan eksotik yang dicegah masuk ke dalam wilayah RI

    Meningkatnya arus lalulintas komoditi perikanan di Kabupaten Merauke

    tentunya akan berpotensi masuknya penyakit ikan eksotik melalui kegiatan

    domestic maupun importasi komoditi perikanan melalui Negara PNG yang

    dilakukan secara resmi maupun secara illegal.

    Target indikator kinerja persentase penyakit ikan eksotik yang dicegah

    masuk ke wilayar RI khususnya di Kabupaten Merauke ditetapkan sebesar 77%.

    Untuk merealisasikan target tersebut maka strategi yang dilakukan oleh Stasiun

    KIPM Kelas II Merauke adalah dengan melakukan penguatan pengawasan dan

    pengendalian di pintu-pintu pemasukan yang memungkinkan dilakukannya

    pemasukan komoditi perikanan, khususnya di bandar Udara Merauke, Pelabuhan

    Laut Merauke dan Wilayah Perbatasan RI – PNG.

    Penguatan pengawasan di pintu-pintu pemasukan dilakukan untuk

    mencegah masuknya penyakit ikan eksotic ke wilayah negara republik indonesia,

    khususnya di Kabupaten Merauke. Sampai dengan akhir tahun 2017 tidak terjadi

    kasus out break penyakit ikan eksotik, hal ini dapat dilihat dari hasil pemantauan

    HPIK yang menunjukkan hasil negativ untuk penyakit ikan eksotik. Dengan

    demikian target 77% dapat dipenuhi dengan persentase 100%.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 21

    B. Lokasi yang dipetakan dari penyebaran penyakit ikan karantina

    Salah satu tujuan untuk pencapaian visi mewujudkan Hasil perikanan yang

    sehat, bermutu, aman dan terpercaya yaitu dengan menginventarisasi HPI/HPIK

    dan sebarannya. Langkah-langkah strategis yang dilakukan adalah dengan

    melaksanakan kegiatan pemantauan HPI/HPIK pada lokasi-lokasi yang telah

    ditentukan dan menyediakan bahan dan keperluan dalam rangka kegiatan

    pemantauan. Out put dari kegiatan pemantauan HPI/HPIK adalah tersedianya

    peta daerah sebar HPI/HPIK Kabupaten Merauke yang masuk dalam wilayah

    kerja Stasiun KIPM Kelas II Merauke.

    Pemantauan hama penyakit ikan/hama penyakit ikan karantina merupakan

    kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Stasiun KIPM Kelas II Merauke. Kegiatan

    pemantauan HPI/HPIK untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi jenis-jenis

    hama penyakit ikan/hama penyakit ikan karantina dan daerah sebarannya di

    kabupaten Merauke yang masuk dalam wilayah kerja Stasiun KIPM Kelas II

    Merauke.

    Kegiatan pemantauan HPI/HPIK dilaksanakan setiap tahun, sehingga peta

    penyebaran Hama penyakit ikan/hama penyakit ikan karantina yang masuk dalam

    wilayah kerja Stasiun KIPM Kelas II Merauke selalu dilengkapi dan diperbaharui

    setiap tahunnya. Kegiatan pemantauan hama penyakit ikan/hama penyakit ikan

    karantina dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pada musim penghujan dan musim

    kemarau.

    Stasiun KIPM Kelas II Merauke ditargetkan dapat memantau 4 lokasi

    (Kab/Kota) yang termasuk dalam wilayah kerja. Sampai dengan akhir tahun 2017

    telah dilakukan pemantauan HPI/HPIK di 4 lokasi, dengan demikian target 4 lokasi

    dapat direalisasikan dengan persentase 100%. Target kinerja dapat teralisasi

    karena adanya dukungan SDM yang mumpuni, pralatan dan bahan laboratorium

    yang lengkap serta ketersediaan teknik dan metoda pemeriksaan HPI/HPIK yang

    mampu diterapkan dengan baik oleh para pejabat fungsional PHPI.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 22

    C. Persentase penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati

    ikan dan sistem mutu yang diselesesaikan

    Frekuensi lalulintas komoditi perikanan yang cukup tinggi baik yang

    dilalulintaskan keluar maupun masuk dari/ke Kabupaten Merauke, tentunya akan

    memperbesar peluang masuk/keluar dan tersebarnya Hama Penyakit Ikan

    Karantina (HPIK). Dengan demikian diperlukan konsistensi dan komitmen yang

    kuat dari petugas karantina ikan dalam melakukan kegiatan pengawasan secara

    optimal terhadap seluruh komoditi perikanan yang akan dilalulintaskan.

    Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya peran karantina ikan dalam

    upaya pengendalian hama dan penyakit ikan karantina di Kabupaten Merauke

    sudah cukup baik, namun tidak menjamin bahwa pelanggaran terkait dengan

    sistim perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan tidak terjadi lagi.

    Sosialisasi secara berkelanjutan baik secara formal maupun non formal terus

    dilakukan untuk meningkatkan kesdaran masyarakat Kabupaten Merauke akan

    pentingnya ketaatan kepada aturan karantina ikan, mutu dan keamanan hasil

    perikanan serta keamanan hayati ikan untuk kelestarian sumberdaya ikan yang

    kita miliki.

    Pada tahun 2017 terdapat 5 (lima) kasus pelanggaran tindakan karantina

    yang telah diselesaikan oleh Stasiun KIPM kelas II Merauke. Empat Kasus

    tersebut merupakan pelanggaran penerapan PERMEN KP. No. 56 Tahun 2016

    tentang Larangan penangkapan dan/atau Pengeluaran Lobster, Kepiting dan

    Rajungan dari wilayah Negara Republik Indonesia. Satu kasus merupakan

    pelanggaran berupa pemasukan media pembawa yang tidak dilengkapi sertifikat

    kesehatan ikan dan produk perikanan domestic. Kelima kasus pelanggaran

    tindakan karantina tersebut telah diselesaikan dengan tuntas sehingga persentase

    realisasi yang ditargetkan dari 90% telah tercapai dengan nilai persentasi 100%.

    D. Lokasi yang terpetakan jenis agen hayati yang dilindungi, dilarang dan bersifat

    invasive

    Jenis agen hayati yang dilindungi, dilarang dan bersifat invasive merupakan

    sumberdaya ikan yang harus dikendalikan dan dikelola dengan baik untuk

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 23

    kelestarian sumberdaya ikan yang ada di Indonesia. Umumnya ikan yang bersifat

    invasive merupakan jenis ikan yang berasal dari luar negeri, bersifat predator kuat

    atau kompetitor bagi ikan asli indonesia.

    Pemetaan Jenis agen hayati yang dilindungi, dilarang dan bersifat invasive

    sangat penting dilakukan sebagai data dasar dalam penentuan strategi

    pengendaliannya. Tahun 2017 Stasiun KIPM Kelas II Merauke ditargetkan dapat

    melakukan pemetaan di 4 lokasi yaitu disentral pasar penyedia komoditi

    perikanan/budidaya, kolektor/penghobies, penjual ikan hias dan perairan umum di

    Perairan Rawa Yum, Kampung Semangga Distrik Semangga, Kabupaten

    Merauke, Propinsi Papua. Dengan demikian target yang dibebankan dapat

    direalisasikan 100%.

    5. Terwujudnya aparatur sipil negara BKIPM yang kompeten, profesional dan

    berintegritas

    Sasaran strategis Tersedianya ASN Stasiun KIPM Kelas II Merauke yang

    Kompeten dan Profesional merupakan salah satu sasaran strategis yang menjadi

    prioritas. Hal ini dilakukan karena ketersedian ASN yang kompoten dan

    profesional memiliki peran yang penting dalam pencapaian visi dan misi yang

    telah ditetapkan. Sasaran stretegis ini memiliki satu indikator yaitu Indeks

    Kompotensi dan Integritas Pegawai Stasiun KIPM Kelas II Merauke.

    Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan

    kemampuan dan pengetahuan, sedangkan integritas adalah kecenderungan

    untuk sikap yang patuh pada aturan dan norma. Variabel yang digunakan untuk

    mengukur indeks kompetensi adalah hasil assesement dan uji kompotensi.

    sedangkan variable integritas pegawai di Stasiun KIPM Kelas II Merauke yaitu

    nilai SKP, tingkat kehadiran dan kepatuhan penyampaian Laporan Hasil

    Kekayaan Aparatur Sipil Negara/Pejabat Negara (LHKASN/LHKPN).

    Stasiun KIPM Kelas II Merauke ditargetkan dapat memenuhi kompotensi

    dan integritas dengan target 65%. Hasil perhitungan indeks kompotensi dan

    integritas Pegawai Stasiun KIPM Kelas II Merauke dengan menggabungkan

    seluruh indikator pendukung menghasilkan nilai 95%. Dengan nilai indeks

    kompotensi dan integritas yang baik dari hasil penilaian yang telah dilakukan

    menjadi modal penting bagi Stasiun KIPM Kelas Merauke dalam melakukan

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 24

    pengembangan dan inovasi dalam rangka peningkatan kinerja dan pelayanan

    kepada customer.

    6. Tersedianya Manajemen Pengetahuan Stasiun KIPM Kelas II Merauke yang

    handal dan mudah diakses

    Sasaran strategis Tersedianya manajemen pengetahuan Stasiun KIPM

    Kelas II Merauke yang handal dan mudah diakses didukung dengan indikator

    persentase wilayah kerja Stasiun KIPM Kelas II Merauke yang menerapkan sistem

    manajemen pengetahuan yang terstandar. Adapun indikator kinerja utamanya

    adalah Indeks pemanfaatan informasi karantina ikan pengendalian mutu dan

    keamanan hasil perikanan berbasis TI (%)

    Dalam mengukur indikator ini menggunakan aplikasi Manajemen

    Pengetahuan, dengan tujuan setiap user (pegawai) memiliki akses untuk

    mendistribusikan dan menerima informasi sehingga diharapkan setiap individu di

    lingkup Stasiun KIPM Kelas II Merauke memiliki pemahaman yang sama atas

    informasi yang dibagikan. Di tahun 2017 dari target 80% dapat terealisasi 100%

    nilai tersebut diperoleh dari jumlah user wilayah kerja lingkup Stasiun KIPM Kelas

    II Merauke yang telah mengintegrasikan manajemen pengetahuan dalam

    penggunaan aplikasi berbagi informasi dan data.

    Penggunaan sistim aplikasi baik bersifat on-line maupun off-line sudah sejak

    lama digunakan di seluruh unit pelaksana teknis BKIPM. Khusus di Stasiun KIPM

    Kelas II Merauke penggunaan aplikasi on-line dalam pelaksanaan tugas dan fungsi

    di bidang karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan juga telah diterapkan

    di wilayah kerja Sota dan Pelabuhan laut Merauke dan Bandara Mopah Merauke.

    7. Terwujudnya birokrasi BKIPM yang efektif, efisien, dan berorientasi pada

    layanan prima

    Dalam mewujudkan birokrasi Stasiun KIPM yang efektif, efisien dan

    berorientasi pada layanan prima maka Stasiun KIPM Kelas II Merauke

    Menetapkan satu Indikator Kinerja Utama yaitu Nilai Kinerja reformasi birokrasi.

    indikator kinerja penerapan reformasi birokrasi sebagai salah satu upaya

    peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa karantina ikan, mutu dan keamanan

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 25

    hasil perikanan. Adapun indikator kinerja utamanya adalah Nilai Kinerja Reformasi

    Birokrasi Stasiun KIPM Kelas II Merauke.

    Reformasi birokrasi dapat diartikan sebagai perubahan secara mendasar,

    baik mind set, maupun culture set penyelenggara negara dari mentalitas, yang

    bersifat mengawasi, mengontrol dan menguasai masyarakat (colonial paradigm),

    menjadikan penyelenggara Negara (birokrasi) yang pro kepada Good public

    service serta tata kelola pemerintahan yang dapat meminimalisir terjadinya

    tindakan KKN baik pada tingkat suprastruktur dan infrastruktur penyelenggara

    Negara, dan penegakan supremasi hukum.

    Secara umum tujuan reformasi birokrasi adalah mewujudkan kepemerin-

    tahan yang baik, didukung oleh penyelenggaraan Negara yang professional, bebas

    Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

    sehingga tercapai pelayanan prima. Guna mencapai tujuan tersebut dilakukan

    dengan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, sumberdaya manusia,

    akuntabilitas dan pelayanan umum.

    Stasiun KIPM Kelas II Merauke menargetkan nilai kinerja reformasi birokrasi

    dengan target nilai A (87%). Hasil penilaian kinerja reformasi birokrasi Stasiun

    KIPM Kelas II Merauke pada tahun 2017 adalah A, dengan demikian target dapat

    terealisasi 100%.

    8. Terkelolanya anggaran pembangunan Stasiun KIPM Kelas II Merauke secara

    efisien dan akuntabel

    Akuntabilitas adalah kemampuan organisasi untuk memberikan jawaban

    kepada pihak yang memberikan amanat atau mandat. Semua unit organisasi,

    apakah dipilih atau ditunjuk, dikatakan akuntabel ketika mereka mampu

    menjelaskan dan mempertanggungjawabkan semua tindakan/kegiatan yang

    mereka lakukan, dan menerima sanksi untuk tindakan yang tidak layak (tidak dapat

    dipertanggungjawabkan). Azas akuntabilitas diartikan bahwa setiap kegiatan dan

    hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat

    dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan

    tertinggi mengenai kemampuan (keberhasilan atau kegagalan) setiap pimpinan

    instansi pemerintah/unit kerja dalam melaksanakan misi, tugas pokok, fungsi, dan

    kewenangannya.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 26

    Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban keberhasilan atau kegagalan

    misi dan visi instansi pemerintah dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah

    ditetapkan melalui seperangkat indikator kinerja. Dalam konteks AKIP ini, instansi

    pemerintah diharapkan dapat menyediakan informasi kinerja yang dapat dipahami

    dan digunakan sebagai alat ukur keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian

    tujuan dan sasaran tersebut.

    Indikator terkelolanya anggaran pembangunan Stasiun KIPM Kelas II

    Merauke secara efisien dan akuntabel yaitu Nilai kinerja anggaran Stasiun

    Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas II

    Merauke.

    Nilai Kinerja Anggaran diperoleh dari perhitungan aspek implementasi yang

    terdiri dari penyerapan anggaran, konsistensi, capaian keluaran dan tingkat

    efisiensi. Nilai AKIP Stasiun KIPM Kelas II Merauke tahun 2017 telah terealisasi

    sesuai dengan yang ditargetkan yaitu dengan Skor AKIP yaitu A.

    Alokasi anggaran untuk mendukung tugas dan fungsi Stasiun KIPM Kelas II

    Merauke tahun 2017 sebesar Rp. 7.187.565.000. Sampai dengan akhir Tahun

    Anggaran 2017 telah realisasi sebesar Rp. 6.781.874.347 atau mencapai 94.36%.

    Realisasi penyerapan anggaran Stasiun KIPM Kelas II Merauke tahun 2017 per

    jenis belanja disajikan pada tabel 4.

    Table 4. Realisasi Anggaran Per Jenis Kegiatan

    No Jenis Belanja Target Alokasi Realisasi Persentase Realisasi

    Persentase Fisik

    1 Belanja Pegawai 2,442,566,000 2,357.489.773 96.52 100

    2 Belanja Barang 2,555,463,000 2,414,532,574 94.49 100

    3 Belanja Modal 2,189,536,000 2,009,852,000 91.79 100

    Total 7,187,565,000 6,781,874,347 94.36 100

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 27

    Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan atas capaian dan akuntabilitas kinerja

    tahun 2017, seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan Stasiun KIPM Kelas II

    Merauke telah berhasil mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana

    strategis. Keberhasilan pelaksanaan dalam mendukung pengembangan karantina

    ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan merupakan hasil kerja keras

    dan kerjasama dari seluruh unit pegawai Stasiun KIPM Kelas II Merauke dengan

    semua pihak yang terkait guna mewujudkan harapan untuk mensejahterakan

    masyarakat kelautan perikanan melalui lalu lintas hasil perikanan yang memenuhi

    system jaminan kesehatan ikan serta system jaminan mutu dan keamanan hasil

    perikanan.

    Keberhasilan di atas merupakan hasil dari penyelesaian kendala/hambatan yang

    terjadi selama tahun 2017 antara lain:

    1. Masih belum selarasnya beberapa indikator kinerja utama (IKU) dengan manual

    IKU yang ada, termasuk juga dalam metode cascading, sehingga pada saat

    pengukuran capaian IKU dapat berpotensi pada pengukuran IKU yang kurang

    akurat.

    2. Kurang optimalnya koordinasi dan integrasi pelaksanaan program dan kegiatan

    antara pusat, daerah dan instansi lintas sectoral.

    3. Adanya pemotongan dan revisi DIPA dan RKA-KL sehingga beberapa kegiatan

    pelaksanaanya relatif terhambat. Hal ini secara tidak langsung mengakibatkan

    penyerapan anggaran menjadi lamban pada semester pertama dan meningkat

    secara tajam di akhir semester kedua.

    Hambatan/ kendala tersebut di atas telah diantisipasi melalui pelaksanaan

    beberapa kegiatan seperti:

    1. Evaluasi setiap triwulan dalam rangka koordinasi dan pelaporan perkembangan

    pelaksanaan program dan kegiatan Stasiun KIPM Kelas II Merauke.

    2. Pengusulan revisi secara kolektif agar mempercepat proses penyelesainya.

    B a b I V P E N U T U P

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 28

    3. Koordinasi secara intensif dengan ULP dalam rangka percepatan pelaksanaan

    kegiatan.

    Secara garis besar, beberapa saran dan rekomendasi yang dapat diberikan

    terkait dengan permasalahan-permasalahan dalam pencapaian target sasaran yang

    telah ditetapkan dan sebagai langkah antisipatif dalam pelaksanaan kegiatan

    mendatang antara lain:

    1. Perlu adanya perencanaaan program dan kegiatan yang lebih baik dan terukur

    dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait.

    2. Perlu adanya koordinasi dan integrasi pelaksanaan program dan kegiatan antar

    pusat, daerah dan instansi lintas sektoral secara intensif dan berkelanjutan agar

    kegiatan dapat terlaksana dengan baik sesuai perencanaan.

    3. Perlunya penajaman target indikator kinerja utama Stasiun KIPM Kelas II

    Merauke, mengingat terdapat beberapa IKU yang tingkat capaian tahun 2017

    melebihi target yang ditetapkan tahun 2017.

    4. Perlu dilakukan perbaikan dan penyempurnaan IKU Stasiun KIPM Kelas II

    Merauke untk periode 2015-2019, termasuk juga dalam metode cascading ke level

    atau unit bawahnya.

    5. Mendorong untuk melaksanakan kegiatan dan anggaran sesuai dengan rencana

    yang telah ditetapkan, secara periodik melakukan rekonsiliasi data dan

    menyampaikan kemajuan pelaksanaan kegiatan dan anggaran.

    6. Ketersediaan anggaran yang belum memadai menjadi penyebab pelaksanaan

    dalam mendukung pengembangan karantina ikan, pengendalian mutu dan

    keamanan hasil perikanan belum optimal.

    7. Memberikan reward and punishmen untuk setiap pegawai di lingkungan Stasiun

    KIPM Kelas II Merauke dalam pencapaian kinerja dan pelaksanaan anggaran.

    8. Melakukan pembinaan secara intensif terhadap pegawai Stasiun KIPM Merauke.

    Dengan melihat kecenderungank ondisi dimasa mendatang, dalam mendukung

    pembangunan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan tidak

    hanya membutuhkan anggaran tapi juga diperlukan berbagai upaya terobosan dan

    inovasi teknologi, serta penyesuaian terhadap tuntutan dan dinamika sosial ekonomi

    masyarakat. Arah kebijakan pengembangan karantina ikan, pengendalian mutu dan

    keamanan hasil perikanan mengacu kepada agenda dan prioritas pembangunan

    nasional dalam kerangka Pembangunan jangka Menengah (RPJM) tahun 2015-2019.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 29

    Akhirnya laporan akuntabilitas kinerja Stasiun KIPM Kelas II Merauke tahun

    2017 ini diharapkan dapat menjadi pertanggung jawaban tertulis kepada pemangku

    kepentingan serta dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

    dalam perencanan sehingga terbentuknya pemerintahan yang baik

    (goodgovernance). Selain itu, laporan ini juga diharapkan jadi salah satu sumbangan

    penting dalam penyusunan dan implementasi Rencana Kerja (Operation plan),

    Rancana Kinerja (Performance plan), rencana anggaran (Financial Plan) Strategic

    Plan) di lingkungan Stasiun KIPM Kelas II Merauke di masa mendatang.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 30

    Lampiran I.

    STRUKTUR ORGANISASI

    STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL

    PERIKANAN KELAS II MERAUKE

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2017

    STASIUN KIPM KELAS II MERAUKE 31

    Lampiran 2.

    PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU,

    DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

    Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan

    berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini :

    Nama : Nikmatul Rochmah

    Jabatan : Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil

    Perikanan Kelas II Merauke

    Selanjutnya disebut pihak pertama

    Nama : Rina

    Jabatan : Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil

    Perikanan

    Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua

    Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran

    perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah

    ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target

    kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

    Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi

    terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam

    rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

    Pihak Kedua Kepala Badan Karantina Ikan,

    Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan

    Rina

    Jakarta, November 2016 Pihak Pertama

    Kepala Stasiun KIPM Kelas II Merauke

    Nikmatul Rochmah

  • Page 1Page 2