STARTER_MOTOR_INDUKSI_ROTOR_LILIT_new.docx
-
Upload
fandy-aditya-pradana -
Category
Documents
-
view
221 -
download
4
Transcript of STARTER_MOTOR_INDUKSI_ROTOR_LILIT_new.docx
STARTER MOTOR INDUKSI ROTOR LILIT
(SLIP-RING)
TUGAS MATA KULIAH DESAIN INSTALASI
Disusun Oleh :
Deli khalifatur Qomariah 1431120120Elsa Rizki Mas’unnah 1431120019Fandy aditya Pradana 1431120004
Giffari arfian
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2014
1. Pengertian • Motor rotor lilit atau motor cincin geser (slip-ring), seperti namanya rotor motor dililit
dengan lilitan kawat berisolasi yang serupa dengan lilitan strator. Lilitan rotor
dihubungkan bintang (Y) dan ujung lilitan dihubungkan dengan resistansi luar melalui
cincin-slip yang terpasang pada poros rotor. Pengontrol dengan variasi resistansi dalam
sirkit rotor adalah untuk mengatur kecepatan dan percepatan motor.
• Motor slipring atau sering disebut motor rotor lilit termasuk motor induksi 3 phasa
dengan rotor belitan dan dilengkapi dengan slipring yang dihubungkan dengan sikat
arang ke terminal. Motor slipring dirancang untuk daya besar.
• Resistansi luar dimasukkan dalam sirkit rotor ketika motor di-start. Penambahan
resistansi pada sirkit rotor selama periode start menghasilkan torsi start tinggi. Jika motor
melakukan percepatan, resistansi luar beragsur-angsur dikurangi. Dengan caraini torsi
motor dikendalikan sehingga selama periode start tersedia nilai torsi maksimum. Cincin
slip di short-kan ketika motor mencapai kecepatan penuh.
• Starter motor slip-ring terdiri dari kontaktor utama (main contactor) yang
menghubungkan sirkit primer (belitan stertor) dengan line dan atau atau lebih kontaktor
percepatan bertahap (step contactor) untuk memindahkan resistansi keluar dari sirkit rotor
secara berangsur-angsur.
2. Karakteristik Motor Slip Ring
Resistansi luar dimasukkan dalam sirkit rotor ketika motor di-start, penambahan
resistansi pada sirkit rotor selama periode start menghasilkan torsi start tinggi. Jika motor
melakukan percepatan, resitansi luar berangsur-angsur dikurangi. Dengan cara ini torsi
motor dikendalikan sehingga selama periode start tersedia torsi maksimum. Cincin slip-
ring dihubung-pendekkan ketika motor mencapai kecepatan penuh.
Contoh karakteristik motor slipring dengan tiga tahap :
Grafik momen motor rotor lilit dengan empat tahapan. Tahap pertama yang saat Q1 kondisi ON
dan Q2+Q3+Q4 posisi OFF. maka rangkaian tahanan rotor besarnya maksimum, besarnya arus
starting 1,5 In sampai beberapa saat ke tahap kedua. Tahap kedua Q2 kondisi ON dan Q3+Q4
posisi OFF, arus starting 1,5 In menuju In sampai tahap ketiga. Tahap ketiga Q3 kondisi ON
dan Q4 posisi OFF, arus starting kembali ke posisi 1,5 In dan terakhir posisi tahap keempat saat
Q4 ON semua resistor dihubungsingkatkan, dan motor slipring bekerja kondisi nominal.
Resistansi rotor luar dibuat bertahap dengan tujuh tahapan. Saat
tahap-1 nilai resistor maksimum kurva torsi terhadap slip, berikutnya tahap 2, 3, 4, 5, 6 dan
tahap 7. Antara tahap 1 sampai tahap 7 selisih slip sebesar ∆s. Dengan demikian pengaturan
resistor rotor juga berfungsi mengatur putaran rotor dari putaran rendahsaat tahap-1 menuju
putaran nominal pada tahap-7.
3. Konstruksi Motor Slip Ring
4. Pengasutan pada motor slip ring
Motor slipring pada terminal box memiliki sembilan terminal, enam terminal terhubung
dengan tiga belitan stator masing-masing ujungnya (U1-U2, V1-V2 dan W1-W2), tiga
terminal (K-L-M)terhubung ke belitan rotor melalui slipring. Ada tiga cincing yang
disebut slipring yang terhubung dengan sikat arang. Sikat arang ini secara berkala harus
diganti karena akan memendek karena aus. Pengasutan rotor lilit
belitan rotor yang ujungnya terminal K-L-M dihubungkan dengan resistor luar yang besarnya
bisa diatur. Dengan mengatur resistor luar berarti mengatur besarnya resistor total yang
merupakan jumlah resistansi rotor dan resistansi luar (Rrotor+ Rluar), sehingga arus rotor I2
dapat diatur.
Ketika resistor berharga maksimum, arus rotor yang mengalir minimum,
sekaligus memperbaiki faktor kerja motor. Kelebihan pengasutan rotor lilit yaitu
diperoleh torsi starting yang tinggi, dengan arus starting yang tetap terkendali.
5. Nameplate Motor Slip-Ring
Data teknis motor rotor lilit dalam name plate menjelaskan informasi : Tegangan stator 400 V Arus stator 178 A Daya input 100 KW Faktor kerja 0,89 Putaran 1460 Rpm Ferkuensi 50 Hz Tegangan rotor 245 V Arus rotor 248 A Indek proteksi 44 Klas isolasi F
BAB II Diagram Sirkit
2.1 Sirkit Daya 2.2 Sirkit Kendali
Cara Kerja Rangkaian
a) Posisi CB close.b) Operasikan dengan cara menekan S2.c) Kontak KM1 bekerja, 3 kontak utama pada jalur 2 close. Menyebabkan motor bekerja
dan KA1 teraliri arus. Motor bekerja dalam keadaan arus nominal dan torsinya rendah.d) Karena KA1 adalah timer on delay, maka beberapa saat kemudian kontak KA1 67-68
pada jalur 11 close.e) KM11 teraliri arus dan bekerja, 3 kontak utama pada jalur 6 close. Motor bekerja
dengan keadaan arus lebih rendah dan torsi lebih tinggi. f) Kontak KM 11 13-14 pada jalur 12 close menyebabkan KA2 Timer on delay teraliri
arus dan bekerja. Beberapa saat kemudian kontak KA2 pada jalur 13 close. Menyebabkan KM12 bekerja dan lampu indikator H1 teraliri arus dan menyala.
g) KM12 teraliri arus dan bekerja, menyebabkan 3 kontak utama pada jalur 4 close. Motor bekerja dengan keadaan arus minimal, dan torsi maksimal.
h) Pada ujung rangkaian resistansi, rangkaian di shortkan. Hal ini agar pada saat terjadi tegangan penuh, maka kecepatan motor maksimal.
i) Kontak KM 12 21-22 pada jalur 12 open. Sehingga KM 11 dan KA 2 berhenti bekerja. Kontak KA2 67-68 pada jalur 13 open. Dan kontak KM 12 13-14 pada jalur 14 close, berfungsi sebagai pengunci. Lampu H1 tetap menyala.
j) Ketika S2 dilepas, maka sistem tetap bekerja. KM 1 sebagai pengunci.k) Ketika terjadi beban lebih, maka kontak F2 95-96 pada jalur 9 open, dan kontak F2 97-
98 jalur 14 close. Menyebabkan lampu indikator H2 menyala.
3 Kesimpulan
Pengasutan slipring termasuk pengasutan dengan menambahkan tahanan pada rangkaian
rotornya, hanya bisa dilakukan pada motor 3 phasa jenis rotor lilit. Dengan mengatur
besaran tahanan rotor, arus, dan torsi starting dapat diatur besarnya.
4 Referensi
4.1 Manaf, Abdul. 2011. Desain Instalasi Listrik II, Malang.
4.2 http://www.ops-ecat.schneider-electric.com/cut.CatalogueRetrieverServlet/
CatalogueRetrieverServlet?
fct=get_element&env=publish&scp_id=Z000&el_typ=rendition&cat_id=DesignerV4&m
aj_v=2&min_v=9&nod_id=0000000017&doc_id=H465850&frm=pdf&usg=&dwnl=true
b
• Permulaan Resistance sekunder.•• Perlawanan Starter sekunder terdiri dari kontaktor untuk beralih stator dan
serangkaian resistor yang diterapkan pada rangkaian rotor dan secara bertahap mengurangi nilai sebagai motor berakselerasi dengan kecepatan penuh. Rotor biasanya akan korslet setelah motor dengan kecepatan penuh. Nilai resistor dipilih untuk memberikan profil torsi diperlukan dan ukuran untuk mengusir kekuatan tergelincir selama start. Resistor sekunder dapat resistor logam seperti resistor luka, resistor piring atau resistor cor, atau mereka dapat menjadi resistor cair terdiri dari larutan garam atau soda kaustik atau serupa, asalkan ada massa termal cukup untuk menyerap kerugian total tergelincir selama start.
•• Untuk memilih nilai-nilai resistor, Anda perlu mengetahui tegangan frame dan
hubungan pendek arus. Torsi maksimum terjadi sekitar pada titik di mana reaktansi rotor sama dengan resistansi terminasi. Tahap akhir dari perlawanan harus selalu dirancang untuk torsi maksimum dekat dengan kecepatan penuh untuk mencegah langkah yang sangat besar di saat ini ketika korslet tahap akhir perlawanan. Jika satu tahap digunakan dan torsi maksimum terjadi pada kecepatan 50%, maka motor dapat mempercepat kecepatan 60%, tergantung pada beban. Jika rotor itu korsleting pada kecepatan ini, motor akan menarik arus yang sangat tinggi (biasanya sekitar
1400% FLC) dan menghasilkan sangat sedikit torsi, dan kemungkinan besar akan kios!
4. Diagram Sirkita. Sirkit Daya b. Sirkit Kendali