Standar Rumah Sakit Gamma 12, Dr Ekorini (Pengganti Dr. Kus)

8
E.G12/L.G09 | Exam Week 111 Standar Akreditasi KARS versi 2012 Kars adalah Komisi Akreditasi RS. Akreditasi RS 2012 telah secara resmi diluncurkan pada tanggal 1 Maret 2012 lalu oleh Menkes. Untuk versi 2012 ini, KARS mengadopsi penuh standar akreditasi rumah sakit versi JCI (Joint Commission International) ditambah tiga point MDGs (Millenium Development Goals). Standar Akreditasi KARS versi 2012 terdiri dari : 1. Standar pelayanan berfokus pada pasien 2. Standar manajemen RS 3. Sasaran keselamatan pasien 4. Sasaran MDGs (Turunnya angka kematian ibu, turunnya angka kematian bayi, turunnya penularan HIV/Aids dan turunnya angka kesakitan TB). Standar Akreditasu KARS versi 2012 tercantum dalam Keputusan Dirjen BUK HK 02.04/I/2790/11 tentang Standar Akreditasi RS. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Nine life-saving patient safety solutions(WHO Patient Safety, 2007) Terdapat Sembilan Solusi Live-Saving Keselamatan Pasien Rumah Sakit, yaitu : 1. Perhatikan nama, rupa dan ucapan obat yang mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM) dan membingungkan staf pelaksana adalah salah satu penyebab yang paling sering dalam kesalahan obat (medication error) dan ini merupakan suatu keprihatinan di seluruh dunia) Standar Rumah Sakit dr. Ekorini Listiowati M. Kes Pengganti dr. Kusbaryanto, M. Kes

description

Re

Transcript of Standar Rumah Sakit Gamma 12, Dr Ekorini (Pengganti Dr. Kus)

Page 1: Standar Rumah Sakit Gamma 12, Dr Ekorini (Pengganti Dr. Kus)

E.G12/L.G09 | Exam Week 111

Standar Akreditasi KARS versi 2012

Kars adalah Komisi Akreditasi RS. Akreditasi RS 2012 telah secara resmi diluncurkan pada tanggal 1 Maret 2012 lalu oleh Menkes. Untuk versi 2012 ini, KARS mengadopsi penuh standar akreditasi rumah sakit versi JCI (Joint Commission International) ditambah tiga point MDGs (Millenium Development Goals). Standar Akreditasi KARS versi 2012 terdiri dari : 1. Standar pelayanan berfokus pada pasien 2. Standar manajemen RS 3. Sasaran keselamatan pasien 4. Sasaran MDGs (Turunnya angka kematian ibu, turunnya

angka kematian bayi, turunnya penularan HIV/Aids dan turunnya angka kesakitan TB).

Standar Akreditasu KARS versi 2012 tercantum dalam Keputusan Dirjen BUK HK 02.04/I/2790/11 tentang Standar Akreditasi RS.

Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit

“Nine life-saving patient safety solutions” (WHO Patient Safety, 2007)

Terdapat Sembilan Solusi Live-Saving Keselamatan Pasien Rumah Sakit, yaitu : 1. Perhatikan nama, rupa dan ucapan obat yang mirip (Nama

Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM) dan membingungkan staf pelaksana adalah salah satu penyebab yang paling sering dalam kesalahan obat (medication error) dan ini merupakan suatu keprihatinan di seluruh dunia)

Standar Rumah Sakit dr. Ekorini Listiowati M. Kes

Pengganti dr. Kusbaryanto, M. Kes

Page 2: Standar Rumah Sakit Gamma 12, Dr Ekorini (Pengganti Dr. Kus)

E.G12/L.G09 | Exam Week 112

2. Pastikan identitas pasien (sebelum melakukan suatu tindakan harus dipastikan identitas pasien, agar tidak terjadi kesalahan alam memberi tindakan).

3. Komunikasikan secara benar saat serah terima pasien 4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar 5. Kendalikan cairan elektrolit pekat 6. Pastikan akurasi pemberian obat 7. Hindari salah kateter dan salah sambung selang (tube) 8. Gunakan alat injeksi satu kali pakai (supaya mencegah terjadinya penularan infeksi) 9. Tingkatkan kebersihan tangan utk pencegahan inos (infeksi nosokomial/ infeksi yang

terjadi di RS) lakukan cuci tangan dengan sabun/alkohol

Strategi KARS 2012 dalam menjaga keselamatan pasien

Terdapat 6 Outline/ strategi KARS 2012 dalam menjaga keselamatan pasien, yakni : 1. Ketepatan identifikasi pasien 2. Peningkatan komunikasi efektif 3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai 4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi 5. Pengurangan resiko infeksi 6. Pengurangan resiko pasien jatuh

Ketepatan identifikasi pasien

Sebelum melakukan suatu prosedur ke pasien, baik itu pemeriksaan, transfusi, terapi, pembedahan, dll dokter harus memastikan identitas pasien. Kapan dokter melakukan identifikasi. Cross check identitas pasien?

1. Pasien yang menggunakan 2 identitas (harus dipastikan identitas sebenarnya, jenis kelaminnya)

2. Identifikasi sebelum pemberian obat, darah dan produk darah 3. Identifikasi sebelum pengambilan darah atau spesimen lain 4. Identifikasi sebelum tindakan

Peningkatan komunikasi efektif

Di dalam prakteknya dokter-perawat-dan tenaga kerja di RS merupakan 1 tim, sehingga dibutuhkan komunikasi yang efektif. Contoh dokter yang jaga shift pagi akan digantikan oleh dokter jaga shift malam, maka perlu komunikasi yang efektif dan jelas supaya tidak terjadi kesalahan dalam pemberian tindakan ke pasien.

Page 3: Standar Rumah Sakit Gamma 12, Dr Ekorini (Pengganti Dr. Kus)

E.G12/L.G09 | Exam Week 113

Bagaimana cara komunikasi yang efektif? 1. Perintah lisan atau telepon ditulis oleh penerima perintah 2. Perintah lisan atau telepon dibacakan kembali oleh penerima perintah (dilakukan

cross check supaya mengurangi resiko kesalahpahaman) 3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah (supaya tidak

terjadi kesalahpahaman)

Peningkatan keamanan obat

Pemberian obat oleh apoteker kadang kala tidak sesuai dengan resep yang seharusnya, hal ini dapat disebabkan oleh NORUM / LASA (nama obat, rupa obat yang mirip). Sehingga penting untuk dilakukan Identifikasi, lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat.

Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi

Supaya tidak terjadi medical error, dokter harus cermat, teliti dan berhati-hati dalam melakukan suatu prosedur.

1. Pemberian tanda lokasi operasi dengan melibatkan pasien 2. Checklist verifikasi pre-operasi (tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien) 3. Time out

Pengurangan resiko infeksi

Untuk mengurangi resiko infeksi nosokomial dapat dilakukan 2 hal di bawah ini : 1. Program handhygiene (kapan harus mencuci tangan? 1Cuci tangan dilakukan segera

setelah sampai di tempat praktek, 2sebelum meninggalkan tempat praktek, 3sebelum memeriksa pasien, 4sebelum dan sesudah memberikan pengobatan lokal, 5sebelum dan sesudah memakai sarung tangan, 6sebelum dan sesudah menyentuh instrumen/alat/benda yang mungkin terkontaminasi darah/cairan tubuh/setelah menyentuh jaringan mukosa, 7sesudah memeriksa darah/urin/feses, dan 8sesudah keluar dari kamar mandi)

2. Pencegahan dan pengendalian infeksi

Pengurangan risiko pasien jatuh

1. Menerapkan proses asesmen awal dan asesmen ulang 2. Langkah-langkah mengurangi risiko jatuh 3. Keberhasilan pengurangan risiko jatuh

Page 4: Standar Rumah Sakit Gamma 12, Dr Ekorini (Pengganti Dr. Kus)

E.G12/L.G09 | Exam Week 114

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Pencegahan dan pengendalian penyakit merupakan Standar Manajemen RS – PPI. Strategi Pencegahan & pengendalian Infeksi sesuai KARS :

1. Kepemimpinan dan organisasi 2. Fokus dari program 3. Prosedur isolasi 4. Teknik pengamanan dan handhygiene 5. Integrasi program dengan PMKP 6. Pendidikan staf tentang program

Kepemimpinan dan organisasi

Satu/lebih individu mengawasi program Ada mekanisme koordinasi PPI Melibatkan dokter, perawat dan nakes lain Terdapat Peraturan perundangan, pedoman, panduan, prosedur dan standar

Ada program komprehensif PPI Ada kegiatan surveillance Sistem investigasi outbreak Semua area pelayanan di RS Semua area staf Semua area pengunjung

Ruang isolasi utk pasien diduga penyakit menular Pemisahan pasien menular, resiko tinggi dan immunosuppressed Ruangan bertekanan negatif (HEPA filter)

Identifikasi situasi penggunaan sarung tangan, masker dan pelindung mata Identifikasi situasi prosedur cuci tangan, disinfeksi tangan atau disinfeksi

permukaan Mengadopsi pedoman handhygiene dari sumber yang berwenang

Page 5: Standar Rumah Sakit Gamma 12, Dr Ekorini (Pengganti Dr. Kus)

E.G12/L.G09 | Exam Week 115

Penggunaan indikator dan pengukuran masalah infeksi Membandingkan angka kejadian infeksi dg RS lain Hasil monitoring dan evaluasi disampaikan ke pimpinan

Page 6: Standar Rumah Sakit Gamma 12, Dr Ekorini (Pengganti Dr. Kus)

E.G12/L.G09 | Exam Week 116

Mengikutsertakan seluruh staf, pasien dan keluarga Memberikan pendidikan tentang PPI kepada staf, pasien dan keluarga

Manajemen Fasilitas dan Keselamatan

Standar Manajemen RS - MFK menurut KARS 2012 Rencana keselamatan dan keamanan (bahaya/risiko, kehilangan, pengrusakan) Rencana penanganan bahan berbahaya (bahan radioaktif, limbah Rencana manajemen emergensi (wabah, bencana) Rencana penanggulanan kebakaran (properti dan penghuninya)

Hospital and Housing, Sanitation, Patient Safety

a. Definisi Patient safety (keselamatan pasien) Patient safety merupakan bidang ilmu kesehatan baru yang menekankan pada pelaporan, analisis dan mencegah terjadinya kesalahan medis/ medical error yang dapat merugikan kesehatan. Patient safety adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di RS menjadi lebih aman. Resiko tindak medik 1. Kejadian tidak diharapkan (adverse event) misal kematian, kecacatan, dll 2. Nyaris cedera (Near miss) 3. Atachment (risk)

Tujuan patient safety adalah tidak boleh ada/ mencegah adanya pasien yang menjadi cedera dengan upaya keselamatan

b. Faktor yang mempengaruhi hasil akhir pelayanan medik 1. Perjalanan dan komplikasi penyakit 2. Resiko pengobatan 3. Resiko tindakan medik 4. Efek samping tindakan pengobatan 5. Keterbatasan fasilitas 6. Kecelakaan medik (medical accident) 7. Kesalahan medik (medical error) 8. Kelalaian medik (medical negligence) 9. Malpraktek medik

Page 7: Standar Rumah Sakit Gamma 12, Dr Ekorini (Pengganti Dr. Kus)

E.G12/L.G09 | Exam Week 117

c. Faktor-faktor kejadian tidak diharapkan 1. Kurang/ tidak ada SOP 2. Pesan-pesan yang tumpang tindih 3. Pelatihan yang tidak berkesinambungan 4. Kurangnya perhatian 5. Toleransi kesalahan 6. Ketinggalan teknologi 7. Pemeliharaan yang kurang baik 8. Beban kerja yang berlebih 9. Kurangnya supervisi 10. Pengetahuan umum yang kurang sehingga terjadi tindakan tidak aman karena

kesalahan, tidak melakukan apa yang seharusnya, dan pelanggaran.

d. Near Miss atau nyaris cedera (NC) Adalah suatu kejadian akibat melakukan tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Ommission) sehingga dapat membuat pasien cedera. Namun pasien beruntung sehingga pasien tidak mendapat cedera yang serius (nyaris cedera). Contoh pasien yang menerima obat kontra indikasi tapi tidak timbul reaksi obat karena pasien beruntung, atau misal seorang pasien akan diberi obat dengan overdosis lethal, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan (pasien nyaris celaka akibat overdosis), atau pasien terlanjur diberi obat yang overdosis tapi diketahui secara dini dan segera diberi antidotumnya (nyaris saja celaka akibat overdosis).

e. Kejadian yang tidak diharapkan (KTD) atau Adverse Effect Adalah suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien akibat melakukan tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Ommission) bukan karena underlying disease atau kondisi pasien.

Tahun 2000, institute of medicine, AS dalam “TO ERR IS HUMAN, Building a Safer Health System” melaporkan bahwa dalam pelayanan pasien rawat inap di RS terdapat sekitar 3-16% Kejadian tidak diharapkan (KTD)

Tahun 2004, WHO mencanangkan Worlld Alliance for Patient Safety, yaitu sebuah program bersama dengan berbagai negara untuk meningkatkan keselamatan pasien di RS

Tujuan 1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS 2. Meningkatkan akuntabilitas RS terhadap pasien dan masyarakat 3. Menurunnya KTD di RS

Page 8: Standar Rumah Sakit Gamma 12, Dr Ekorini (Pengganti Dr. Kus)

E.G12/L.G09 | Exam Week 118

4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD

Tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS 1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, “Ciptakan kepemimpinan dan

budaya yang terbuka dan adil” 2. Pimpin dan dukung staff anda, “bangunlah komitmen dan fokus yang kuat & jelas

tentang keselamatan pasien di RS anda” 3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko, “kembangkan sistem & proses

pengelolaan resiko, serta lakukan identifikasi & assessment hal potensial yang bermasalah”

4. Kembangkan sistem pelaporan, “pastikan staff anda agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian/insiden serta RS mengatur pelaporan kepada KKP-RS”

5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien, “kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien”

6. Belajar dan bernagi pengalaman tentang keselamatan pasien “dorong staff anda untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.”

7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien, “Gunakan informasi yang ada tentang kejadian/ masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan”

Alhamdulillah