Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

23
RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation 4 June 2018 1 Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan Petani Dokumen untuk Konsultasi Publik 4 Juni 2018

Transcript of Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

Page 1: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

1

Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan Petani Dokumen untuk Konsultasi Publik 4 Juni 2018

Page 2: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

2

Daftar Isi

Daftar Isi 1. Pendahuluan ....................................................................................................................... 4

2. Cakupan Keberlakuan Standar Petani ................................................................................ 6

3. Unit Sertifikasi..................................................................................................................... 8

4. Kriteria Kelayakan ............................................................................................................... 9

5. Prinsip dan Kriteria Standar .............................................................................................. 10

6. Peningkatan Terus Menerus, Kepastian dan Verifikasi .................................................... 16

7. Kredit Petani ..................................................................................................................... 18

8. Kesimpulan: Skenario untuk menggabungkan pelibatan petani, kepastian, dan kredit ke dalam sistem tunggal yang utuh .............................................................................................. 22

Page 3: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

3

Pendefinisian Istilah

P&C Generik: Dokumen Prinsip dan Kriteria (Prinsip dan Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Kelapa Sawit Lestari 2013) yang berlaku saat ini untuk produksi minyak kelapa sawit pekebun besar dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS), sebagaimana telah disetujui Majelis Umum tahun 2013, yang saat ini tengah dalam proses revisi dan terbuka bagi konsultasi publik. Standar Petani RSPO: Keseluruhan proses dan semua unsur yang secara bersama-sama mewakili penyederhanaan agar semakin banyak petani yang masuk dalam sistem RSPO. Perkebunan Petani: Perorangan atau keluarga (besar) yang memproduksi kelapa sawit di ‘petak lahan’ atau ‘lahan milik’ tunggal atau beberapa perorangan, yang berada di bawah ambang batas yang saat ini ditentukan RSPO (50 ha atau ambang batas sesuai interpretasi nasional). Unit Sertifikasi: Unit yang memegang sertifikat RSPO, pada saat ini adalah kelompok petani, semua anggota, dan manajer kelompoknya.

Page 4: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

4

1. Pendahuluan

Pada bulan Juni 2017, Dewan Gubernur (Board of Governor/BoG) RSPO menyetujui Strategi Petani RSPO yang di dalamnya terdapat komitmen RSPO untuk mengembangkan beberapa pendekatan baru untuk mendukung semakin banyaknya petani yang masuk dalam sistem RSPO. Strategi ini memiliki tiga tujuan, termasuk di dalamnya Tujuan 2, “Meningkatkan jumlah petani yang masuk dalam sistem RSPO melalui penyederhanaan pendekatan sertifikasi dan pelibatan proaktif dengan percontohan seperti pendekatan yurisdiksional”.1 Pada bulan September 2017, Teori Perubahan (Theory of Change/ToC) RSPO mulai diberlakukan sehingga semakin menekankan pengakuan RSPO bahwa keikutsertaan petani melalui pendekatan partisipatif merupakan hal yang mendasar bagi organisasi ini dalam mencapai dampak yang dikehendakinya. Oleh karena itu, dan sesuai dengan tinjauan P&C RSPO yang saat ini masih dalam proses untuk ‘P&C generik’ yang berlaku bagi pekebun besar dan PKS, maka dibentuklah Kelompok Sementara untuk Petani (Smallholder Interim Group/SHIG) guna mengembangkan rekomendasi untuk pendekatan yang direvisi dalam rangka mengikutsertakan petani melalui penyederhanaan standar RSPO. SHIG tengah mengembangkan standar petani yang disederhanakan ini dengan mempertimbangkan kesesuaian dengan hal-hal berikut ini. 1. Strategi Petani RSPO. 2. ToC RSPO. 3. Dokumen P&C generik yang mengatur praktik-praktik yang diharapkan dari PKS dan pekebun,

termasuk di dalamnya hal-hal yang dipersyaratkan terkait dengan basis pasoknya. 4. Revisi-revisi yang muncul dari Tinjauan P&C, termasuk revisi pada struktur, terminologi dan

acuan bagi tanggung jawab bersama. 5. Komitmen ‘Tanpa Deforestasi, Tanpa Gambut, Tanpa Eksploitasi’ (No Deforestation, No Peat, No

Exploitation atau NDPE) yang diadopsi oleh industri minyak kelapa sawit.

1.1 Gambaran Umum: Unsur-Unsur Kunci dalam Usulan Standar Petani RSPO

Dokumen ini menyajikan usulan Standar RSPO untuk Sertifikasi Petani, yang merupakan pekerjaan yang terus berkembang di mana revisi dan keputusan lainnya masih dikerjakan oleh SHIG. Pendekatan yang disederhanakan mencakup prosedur masuk yang lebih mudah, proses yang lebih sederhana untuk mencapai dan memverifikasi kepatuhan, dan dukungan (diberikan dari RSPO dan dari PKS serta pasar) seraya melangkah mencapai kemajuan. Pengembangan standar petani dipandu oleh adanya kebutuhan untuk mencapai keseimbangan antara kepastian dijunjung tingginya persyaratan utama keberlanjutan dan pemberian dukungan agar semakin banyak petani yang ikut serta (lih. Strategi Petani RSPO untuk penyajian prinsip pedoman yang disepakati secara lebih terperinci). Standar Sertifikasi Petani RSPO yang telah direvisi mencakup serangkaian prinsip dan kriteria (P&C) yang terpisah, yang hanya berlaku bagi petani, dengan mempertimbangkan realitas konteks dan kebutuhan petani. Pendekatan standar petani yang disederhanakan ini secara keseluruhan terdiri dari 5 (lima) unsur kunci yang didefinisikan sebagai berikut.

1 Strategi Petani RSPO.

Page 5: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

5

1) Cakupan keberlakuan: Menentukan siapa yang dapat menerapkan Standar Petani RSPO

sebagai sarana untuk mendapatkan sertifikasi RSPO, yang menjadi sasaran keberlakuan standar petani tersebut (lih. Bagian 2).

2) Kelayakan: Jika Standar Petani RSPO berlaku, maka petani perlu memenuhi kriteria kelayakan. Kriteria ini dimaksudkan untuk menghilangkan praktik-praktik terburuk dalam konteks sosial dan lingkungan. Setelah petani menunjukkan bahwa mereka memenuhi kriteria kelayakan, maka mereka akan ‘masuk’ ke dalam sistem RSPO dan dapat mengikuti proses sertifikasi berdasarkan Standar Petani RSPO (lih. Bagian 4).

3) Unit sertifikasi: Menjelaskan apa yang dimaksud dengan kelompok petani dalam konteks standar petani (lih. Bagian 3).

4) Peningkatan terus menerus: Pendekatan bertahap di mana petani dipandu melalui proses untuk menunjukkan kemajuan yang telah dibuat untuk mencapai sasaran akhir

hingga memenuhi kepatuhan penuh terhadap semua P&C standar petani

(Bagian 5 dan 6). 5) Kredit petani: Menyediakan akses lebih cepat untuk mendapatkan insentif agar petani

mengikuti sertifikasi berdasarkan Standar Petani RSPO. Petani dapat menghasilkan kredit petani (sehingga mendapatkan insentif tunai) sebelum mencapai kepatuhan penuh terhadap P&C secara sepenuhnya (lih. Bagian 7).

Gambar di bawah ini menjelaskan unsur-unsur tersebut secara berurutan melalui gambar yang memperlihatkan kesalingterkaitannya.

Gambar 1 Gambaran umum proses lengkap Standar Petani RSPO

Page 6: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

6

2. Cakupan Keberlakuan Standar Petani Bagian ini akan menjelaskan petani mana saja yang dapat menerapkan Standar Petani RSPO sebagai sarana untuk mengikuti sertifikasi RSPO.

1. Standar Petani RSPO hanya berlaku bagi petani mandiri. Untuk tujuan keberlakuan, semua petani yang bukan petani plasma dianggap sebagai petani mandiri.

Petani plasma didefinisikan sebagai berikut. o Perorangan/petani/pemilik lahan atau perwakilannya yang tidak memiliki

kekuasaan pengambilan keputusan dalam operasi dan praktik produksi di atas lahan tersebut; dan/atau

o Perorangan/petani/pemilik lahan yang tidak memiliki kebebasan untuk memilih

bagaimana cara memanfaatkan lahannya, jenis tumbuhan yang ditanam, dan bagaimana cara mengelolanya (apa dan bagaimana cara mereka dalam mengorganisir, mengelola dan membiayai lahan tersebut)

2. Luas keseluruhan kawasan produksi kelapa sawit petani mandiri perorangan harus:

a) lebih kecil dari atau sama dengan ukuran ambang batas luasan produksi kelapa sawit petani sebagaimana ditentukan dalam Interpretasi Nasional (contohnya 25 ha atau kurang untuk Indonesia dan 75 ha atau kurang untuk Ekuador); atau

b) jika Interpretasi Nasional tidak menentukan ambang batas, maka kawasan produksi kelapa sawit harus lebih kecil dari atau sama dengan 50 ha.

3. Selain dari poin-poin ini, interpretasi nasional dapat mengatur kriteria lebih lanjut

untuk menentukan cakupan keberlakuan standar petani ini pada tingkat nasional selama standar dimaksud tetap menjaga kesesuaian dengan Strategi Petani RSPO.

4. Petani plasma dikecualikan dari penggunaan Standar Petani RSPO, akan tetapi dapat menggunakan sarana lainnya guna mendapatkan sertifikat RSPO (bersama dengan PKS atau perusahaan perkebunan, dsb.)

5. Standar Petani RSPO berlaku bagi petak lahan yang ada saat ini dan penanaman baru.

Tabel 1 Contoh jenis petani dan indikasi terkait apakah standar petani RSPO berlaku terhadap mereka

Kemungkinan skenario petani (di semua keadaan, lahan produksi kurang dari 50 ha)

Cakupan keberlakuan Standar Petani RSPO

Keterangan

1. Petani terikat kontrak dengan PKS yang menjadi dasar bagi diterimanya pendampingan teknis, pinjaman untuk input, dan harga yang menguntungkan, sementara petani berkomitmen menjual TBSnya ke PKS tersebut. Petani tetap memegang kewenangan untuk mengambil keputusan terkait jenis tanaman apa saja yang dibudidayakan serta melakukan sebagian besar pekerjaan.

Berlaku; petani dapat memperoleh sertifikat berdasarkan Standar Petani RSPO

Contohnya adalah di Honduras. Catatan: Jika kontrak pinjaman dengan PKS mewajibkan petani untuk hanya membudidayakan kelapa sawit DAN mengatur praktik produksi, di mana ini berarti petani memiliki keterbatasan pilihan dalam membudidayakan tanaman lain selama masa pinjaman, maka standar petani tidak berlaku.

2. Petani adalah bagian dari basis pasok TBS bersertifikat dari suatu PKS dan dapat

Berlaku; petani dapat memperoleh sertifikat

Papua Nugini

Page 7: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

7

menerima pendampingan teknis, pinjaman untuk input perkebunan dan harga yang menguntungkan dari PKS. Petani ini tetap memiliki kewenangan penuh untuk mengambil keputusan terkait lahannya, jenis tanaman yang dibudidayakan, dan melakukan sebagian besar pekerjaan.

berdasarkan Standar Petani RSPO

3. PKS memberikan dukungan teknis kepada petani melalui asosiasi/koperasi dan petani berkewajiban untuk menyerahkan TBS melalui asosiasi/koperasinya untuk kemudian dijual ke PKS tersebut. Petani ini tetap memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan terkait lahannya, jenis tanaman yang dibudidayakan, dan melakukan sebagian besar pekerjaan.

Berlaku; petani dapat memperoleh sertifikat berdasarkan Standar Petani RSPO.

4. Petani tidak memiliki kewajiban tertulis apa pun dengan PKS dan tidak mendapatkan dukungan dari PKS. Petani memiliki kebebasan menentukan kepada siapa TBSnya akan dijual.

Berlaku; petani dapat memperoleh sertifikat berdasarkan Standar Petani RSPO

5. Petani memiliki PKS, secara sendiri ataupun bersama-sama, akan tetapi tidak ada kewajiban tertulis bagi petani untuk menjual ke PKS meskipun pada praktiknya petani menjual ke PKS. PKS tidak memiliki kendali manajemen atas keputusan atau operasi petani.

Berlaku; petani dapat memperoleh sertifikat berdasarkan Standar Petani RSPO

Contohnya adalah Ghana dan Peru.

Catatan: PKS dan pekebun dapat memilih apakah akan mendapatkan sertifikat bersama sebagai PKS yang memiliki basis pasok sesuai P&C generik.

6. PKS memiliki kendali manajemen terhadap kawasan petani perorangan yang telah ditanami dan dapat menegakkan keputusan terkait praktik produksi dan tanaman yang akan ditanam.

TIDAK berlaku: produksi TBS harus mendapatkan sertifikat di bawah sertifikasi P&C generik PKS.

Sebagai contoh, petani plasma di Indonesia dan petani plasma Felda di Malaysia

7. Petani memiliki lahan dan menyewakan lahan tersebut kepada perusahaan yang memiliki PKS dan telah membangun kelapa sawit di tanah yang disewakan tersebut. Petani tidak terlibat dalam operasi perkebunan apa pun di atas lahan tersebut dan menerima dividen berdasarkan hasil produksi dari lahannya. Dalam kontrak sewa dengan petani, petani melimpahkan pengambilan keputusan dalam operasi tersebut kepada perusahaan pengelola PKS.

TIDAK berlaku. Produksi TBS harus mendapatkan sertifikat di bawah sertifikasi P&C generik PKS.

Sebagai contoh, ada beberapa kasus di Ghana dan Liberia. Kepemilikan kolektif juga dapat diterapkan, dengan mengikuti logika yang sama.

Page 8: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

8

3. Unit Sertifikasi

Standar Petani RSPO mencoba menghindari sifat yang preskriptif (mengatur) ataupun eksklusif, akan tetapi menerima beberapa pendekatan yang praktis dan biasa dilakukan. Salah satunya yang berkaitan dengan kebutuhan akan sertifikasi kelompok petani secara kolektif. o Yang menjadi unit sertifikasi adalah kelompok petani yang mencakup satu manajer

kelompok dan semua (100%) anggotanya. o Manajer kelompok dapat berbentuk PKS, organisasi ataupun perorangan. o Kelompok dapat memiliki anggota dalam jumlah berapa pun, bahkan dapat pula hanya satu. o Kelompok harus merupakan badan yang didirikan secara legal (didefinisikan berdasarkan

konteks nasional).

Page 9: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

9

4. Kriteria Kelayakan Untuk dapat berpartisipasi dalam Standar Petani RSPO, pertama-tama petani harus menunjukkan bahwa mereka memenuhi lima kriteria kelayakan sebagai berikut. Kelima kriteria ini dimaksudkan agar tetap berfokus pada keikutsertaan petani sekaligus memastikan dijunjung tingginya persyaratan utama keberlanjutan.

1. Anggota kelompok petani perorangan mampu menunjukkan bahwa mereka memiliki hak, legal ataupun adat, untuk memanfaatkan lahan.2

2. Perkebunan/lahan milik berlokasi di areal-areal yang berada di luar kawasan yang diklasifikasikan sebagai taman nasional atau kawasan lindung, sebagaimana diatur oleh hukum nasional.

3. Jika akan ada penanaman baru, petani berkomitmen bahwa mereka akan berkonsultasi dengan kelompok masyarakat adat dan masyarakat setempat, di mana konsultasi dimaksud akan disesuaikan dengan kondisi setempat, dan memastikan dihormatinya hak dan kepentingan dari para pihak terdampak. (Untuk diperhatikan, penggunaan istilah yang tepat masih menunggu hasil dari diskusi terkait Tanpa Deforestasi dan Prosedur Penanaman Baru (NPP) untuk petani).

4. Petani berkomitmen untuk tidak menggunakan api dalam menyiapkan penanaman kembali (peremajaan kebun) atau untuk keperluan manajemen limbah.

5. Petani berkomitmen untuk tidak menggunakan buruh anak. (Usia minimum pekerja sebagaimana diatur dalam interpretasi atau hukum nasional harus dipatuhi, dan anak di bawah usia 18 tidak diperkenankan melakukan pekerjaan apa pun yang berbahaya bagi kesehatan, keselamatan atau moral anak (contohnya pekerjaan yang melibatkan penggunaan bahan berbahaya, penyemprotan, pengangkatan beban berat, dan panen). Selain itu, bahkan jika anak anggota keluarga bekerja di perkebunan petani, maka waktu kerjanya tetap harus dibatasi di luar jam sekolah, akhir pekan atau libur, dan tidak diperkenankan mengganggu kegiatan sekolah atau pendidikan.

Kelima kriteria kelayakan ini dipadukan dengan Prinsip dan Kriteria dari Standar Petani RSPO dan diberikan warna latar hijau pada Tabel 1 di Bagian 5.

2 Rincian dari apa yang dianggap legal dan jenis bukti apa yang diminta RSPO akan ditentukan dan akan memasukkan pertimbangan untuk berbagai konteks, baik lokal maupun nasional.

Page 10: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

10

5. Prinsip dan Kriteria dalam Standar Bagian ini menjelaskan usulan prinsip dan kriteria (P&C) dari Standar Petani RSPO. Pada saat ini, teks kalimatnya hanya mencakup P&C, sementara draf indikator tengah dikembangkan. Usulan Standar Petani RSPO terdiri dari enam prinsip sebagai berikut. 1. Prinsip 1-5 mewakili praktik-praktik yang berkaitan dengan persyaratan keberlanjutan untuk

produksi kelapa sawit yang bersih dari deforestasi dan eksploitasi, yang harus dipatuhi petani

2. Prinsip 6 menjelaskan perbaikan-perbaikan dalam praktik yang mendasar bagi perkebunan yang baik dan profesionalisasi petani untuk menyediakan manfaat nyata bagi mata pencaharian mereka.

a. Praktik-praktik sebagaimana dijelaskan dalam Prinsip 6 dimaksudkan untuk menghasilkan manfaat yang dapat ditunjukkan bagi petani, memberikan insentif kepada petani agar masuk ke dalam sistem RSPO dan mendorong agar mereka tetap tergabung di dalamnya karena mereka mengalami kenaikan produktivitas dan keuntungan dari apa yang mereka investasikan, yakni tenaga kerja dan aset lahan.

b. Kinerja dalam pelaksanaan Prinsip 6 tidak dipantau ataupun dinilai dengan cara yang sama dengan dalam Prinsip 1-5; melainkan, yang digunakan adalah serangkaian ukuran yang tergantung pada konteks petani dan kelompok secara spesifik yang mungkin digunakan. Ini bukanlah semata indikator kepatuhan, akan tetapi juga harus ada pelaporan tentang ukuran yang disepakati bersama.3

3. Kriteria yang diberikan warna latar hijau dalam tabel di bawah ini adalah kriteria kelayakan yang

telah dijelaskan pada Bagian 4 di atas. Kriteria ini perlu dipenuhi agar memenuhi persyaratan untuk masuk pertama kalinya ke dalam proses sertifikasi Standar Petani RSPO.

4. Penting untuk diperhatikan bahwa petani juga akan memiliki akses terhadap dukungan melalui sistem RSPO untuk membantu mereka mematuhi beberapa dari kriteria tersebut. Namun demikian, dukungan dimaksud bukanlah merupakan bagian dari standar petani semata, dan akan dijelaskan secara terpisah oleh RSPO sebagai bagian dari pelaksanaan Strategi Petani RSPO secara lebih luas (Tujuan 1).

Keenam prinsip dalam usulan Standar Petani RSPO tersebut dijabarkan sebagai berikut. 1. Legalitas, Penghormatan terhadap Hak atas Tanah dan Kesejahteraan Masyarakat 2. Tanggung Jawab Lingkungan, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Konservasi Keanekaragaman

Hayati 3. Praktik Perkebunan Berkelanjutan 4. HAM dan Hak Pekerja 5. Transparansi dan Ketertelusuran 6. Manfaat Pencaharian Jangka Panjang

3 Maksud dalam hal ini bukanlah menargetkan hasil tertentu secara spesifik berupa lulus atau gagal; melainkan, menggunakan pendekatan lain yang berbeda untuk mengukur kemajuan yang dicapai. Contoh yang mungkin adalah petani, berdasarkan swapenilaian (self-assessment), menentukan sasaran kelompoknya atau sasaran perkebunan miliknya sendiri, agar memperoleh dukungan dari sistem RSPO, jika ia dapat memberikan rencana tindakan yang jelas tentang bagaimana cara memenuhi sasaran-sasaran yang ditentukannya sendiri tersebut. Hal ini berarti bahwa kepatuhan terhadap Prinsip 6 tidak akan diukur berdasarkan hasil (contohnya mencapai hasil panen yang lebih banyak), sehingga berbeda dari Prinsip 1-5.

Page 11: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

11

Tabel 2 Usulan Prinsip dan Kriteria untuk Standar Petani

Prinsip Kriteria Unsur Utama yang akan Dimasukkan pada Tingkat Indikator (belum dikembangkan)

1. Legalitas, Penghormatan terhadap Hak atas Tanah dan Kesejahteraan Masyarakat

1.1 Petani perorangan dapat menunjukkan hak pemanfaatan lahan tersebut sesuai hukum positif yang berlaku atau hukum adat.4

• Tidak diperebutkan secara resmi atau bertentangan dengan peraturan yang ada.

• Bukti verbal dapat diterima untuk

konteks-konteks tertentu yang spesifik.

1.2 Petani dan petak lahan/lahan miliknya berlokasi di areal-areal yang berada di luar kawasan yang diklasifikasikan sebagai taman nasional atau kawasan lindung, sebagaimana diatur oleh hukum nasional, regional atau lokal.

1.3 Petani menghormati hak masyarakat sekitarnya untuk memanfaatkan dan mengakses lahan dan sumber daya, khususnya masyarakat yang termasuk populasi rentan seperti perempuan dan masyarakat adat.

1.4 Tidak adanya konflik lahan, kecuali jika persyaratan untuk proses penyelesaian konflik yang dapat diterima sedang dilaksanakan (termasuk penyelesaian keluhan).

• Definisi ‘dapat diterima’

• Harus dapat diterima oleh semua pihak

yang terlibat.

1.5 Untuk penanaman baru

Catatan: Aturan untuk penanaman baru oleh petani harus didefinisikan lebih lanjut sesuai dengan hasil diskusi tentang NPP untuk petani dan diskusi yang masih berjalan seputar ‘tanpa deforestasi’.

4 Untuk diperhatikan, ini dapat berbeda dari bukti kepemilikan lahan dan tunduk pada dokumen Interpretasi Nasional.

Page 12: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

12

2. Tanggung Jawab Lingkungan, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Konservasi Keanekaragaman Hayati

Untuk petak lahan yang ada saat ini:

2.1 Jika unit sertifikasi berada di kawasan yang diidentifikasi sebagai kawasan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) dan dibuka setelah tahun 2005, maka unit sertifikasi harus menyusun rencana dan praktik mitigasi (akan dibahas lebih lanjut) untuk meminimalkan dampak negatif lebih lanjut pada NKT, dan memelihara atau meningkatkan NKT yang sudah ada saat ini.

• Petani mengetahui lokasi kawasan-kawasan NKT.

• Kesadaran akan praktik pengelolaan

terbaik untuk NKT.

2.2 Jika unit sertifikasi berada di lahan gambut, maka subsidensi (pelesakan) tanah gambut harus diminimalkan melalui praktik pengelolaan terbaik, termasuk pengelolaan air dan tutupan lahan.

• Dilaksanakannya praktik pengelolaan terbaik RSPO untuk kelapa sawit yang dibudidayakan di atas tanah gambut.

• Perlunya menyelesaikan fakta bahwa

praktik pengelolaan terbaik perlu diterapkan oleh kelompok dan tidak dapat dilakukan hanya pada tingkat petak lahan perorangan

2.3 Petani tidak menggunakan api dalam persiapan penanaman kembali (peremajaan kebun) atau untuk keperluan manajemen limbah

Untuk penanaman baru:

2.4 Tidak ada penanaman baru atau perluasan perkebunan petani yang dilakukan di hutan primer, kawasan NKT5 [hutan sekunder/jenis X] sejak [tanggal batas]; Catatan: akan dibahas lebih lanjut, dan penggunaan istilah yang tepat akan diatur lebih lanjut sesuai dengan hasil diskusi tentang NPP untuk petani serta diskusi-diskusi lainnya yang masih berjalan seputar ‘tanpa deforestasi’.

• Kawasan NKT diidentifikasi, dikelola dan ditingkatkan

2.4 Tidak ada penanaman baru di atas gambut, berapa pun kedalamannya.

• Komitmen petani

5 RSPO akan memberikan dukungannya kepada petani dengan upaya-upaya ini melalui penyediaan perangkat seperti App dan papan instrumen NKT untuk petani (HCV for smallholder App and Dashboard) yang telah dikembangkan RSPO.

Page 13: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

13

2.5 Tidak ada penggunaan api untuk membuka lahan atau mempersiapkan penanaman baru.

• Komitmen petani

3. Praktik perkebunan berkelanjutan

3.1 Petani menggunakan bahan kimia perkebunan dengan cara yang tidak membahayakan kesehatan atau lingkungan, termasuk di dalamnya penggunaan, penyimpanan dan pembuangan bahan kimia perkebunan beserta wadahnya secara bertanggung jawab.

• Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dilaksanakan secara bertahap.

• Acuan untuk tidak menggunakan pestisida seperti paraquat; teks khusus yang akan disesuaikan dengan Indikator 4.6.4 P&C generik.

3.2 Zona penyangga tepian sungai dilindungi dan dikelola untuk meminimalkan risiko erosi dan kontaminasi dari bahan kimia perkebunan yang memengaruhi kualitas air di bagian hilir.

3.3 Untuk kelapa sawit yang ditanam di lereng curam, harus dilakukan praktik konservasi tanah (contohnya penggunaan tumbuhan penutup tanah, pembuatan terasering, dan pemasangan penghalang erosi (contohnya tembok konservasi, rorak, dsb.)

• Pendefinisian lereng curam

4. HAM dan Hak Pekerja

4.1 Tidak ada penggunaan pekerja paksa.

4.2 Upah dan kondisi kerja para pekerja sesuai dengan persyaratan minimum yang diatur oleh hukum yang berlaku, standar wajib industri dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) (hanya berlaku bagi pekerja yang diupah) sebagaimana diatur dalam hukum nasional.

• Upah yang diberikan memenuhi, sekurangnya, standar dalam hukum yang berlaku secara nasional atau patokan industri.

• Bukti bahwa pekerja mengerti besaran

yang diterimanya untuk lembur dan mendapat bayaran jika bekerja lembur.

4.3 Tidak ada penggunaan buruh anak, di mana praktik butuh anak didefinisikan sebagai pekerjaan yang berbahaya bagi kesehatan, keselamatan atau moral anak, atau pekerjaan yang mengganggu kebutuhan pendidikan sekolah mereka jika

• Anak anggota keluarga diperkenankan untuk bekerja di perkebunan petani,

Page 14: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

14

demikian. (Usia minimum buruh anak sebagaimana diatur dalam interpretasi nasional atau hukum nasional)

selama pekerjaan dilakukan di luar jam sekolah, tidak mengganggu pendidikan, bukan merupakan pekerjaan yang berbahaya (contohnya pekerjaan dengan bahan berbahaya, peralatan berbahaya, penyemprotan, beban berat, panen, dsb.) dan selalu di bawah pengawasan orang dewasa.

4.4 Pekerja, tanpa dibeda-bedakan, diberikan hak dan peluang untuk mengajukan pengaduan kepada pihak ketiga yang terkait (contohnya RSPO, pemerintah daerah, dsb.).

• Mekanisme (akan dibahas lebih lanjut).

4.5 Semua orang yang bekerja di unit sertifikasi/perkebunan/lahan milik (termasuk di dalamnya pekerja yang diupah dan anggota keluarga yang tidak diupah) memiliki akses terhadap tempat kerja yang aman dan sehat, termasuk (jika memungkinkan) kondisi tempat tinggal yang aman.

• Ditawarkannya pelatihan kesehatan dan keselamatan yang semestinya.

• Pekerja perempuan tidak dipaksa

melakukan tugas-tugas di luar kemampuan fisik yang mereka sendiri nyatakan kesanggupannya.

4.6 Semua orang yang bekerja di unit sertifikasi/perkebunan/lahan milik (termasuk di dalamnya pekerja yang diupah dan anggota keluarga yang tidak diupah) memiliki akses terhadap pelatihan dan peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, dan persediaan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dasar yang sesuai dengan konteksnya, guna memastikan kondisi kerja yang aman dan sehat.

• Akan diatur dalam panduan tentang tingkat minimal dalam pelatihan K3, peralatan dan P3K.

4.7 Semua orang yang bekerja di unit sertifikasi/perkebunan/lahan milik (termasuk di dalamnya pekerja yang diupah dan anggota keluarga yang tidak diupah) memiliki akses terhadap air minum yang aman.

Page 15: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

15

5. Komitmen terhadap Transparansi dan Ketertelusuran (Traceability)

5.1 Petani perorangan telah memetakan perkebunannya, yang turut mencakup informasi tentang ukuran, jenis pemanfaatan lahan, dan catatan hasil panen (perkiraan/rata-rata).

• Tingkat seberapa rinci dan jenis catatan (akan dibahas lebih lanjut)

5.2 Petani perorangan menjaga catatan penjualan TBS-nya.

6. Manfaat mata pencaharian jangka panjang

6.1 Petani memiliki rencana peningkatan terus-menerus berdasarkan penilaian kesenjangan (gap assessment) untuk memprioritaskan kawasan-kawasan kunci yang membutuhkan peningkatan.

• Peningkatan hasil panen

• Pemupukan

6.2 Kemampuan petani dalam melaksanakan praktik perkebunan yang baik di kebunannya meningkat.

6.3 Petani meninjau kinerja unit produksinya secara rutin.

• Memahami dan mengelola kesenjangan yang ada.

• Menetapkan sasaran.

6.4 Keaksaraan/pemahaman finansial petani terhadap manajemen keuangan meningkat.

• Hal ini dapat mencakup tabungan dan persiapan untuk penanaman kembali (peremajaan kebun).

Page 16: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

16

6. Peningkatan Terus Menerus, Kepastian dan Verifikasi Untuk mendukung keikutsertaan petani, Standar Petani memperkenalkan suatu pendekatan bertahap bagi petani guna menunjukkan peningkatan terus menerus hingga tercapainya kepatuhan penuh (lih. Gambar 1). Ini mencakup fitur-fitur sebagai berikut:

Peningkatan Terus Menerus

• Standar Petani RSPO mencakup dua tonggak capaian menengah (disebut sebagai Tonggak Capaian A dan B).

• Setiap tonggak capaian mewakili sebagian kriteria dari P&C Standar Petani RSPO yang disajikan pada Bagian 5. Kriteria yang perlu dipenuhi untuk Tonggak Capaian A dan B berturut-turut adalah yang telah ditentukan dan yang akan ditentukan.

• Adapun Tonggak Capaian C sama dengan kepatuhan penuh terhadap Standar Petani RSPO.

• Tonggak-tonggak capaian ini harus dipenuhi selama periode tertentu, yang masih harus ditentukan (untuk sementara ini, diasumsikan ada waktu satu tahun antara tonggak yang satu dengan lainnya)

Kepastian dan Verifikasi

• Standar Petani RSPO mencakup penilaian dan verifikasi pada setiap tahap prosesnya, termasuk di dalamnya kelayakan, Tonggak Capaian A, Tonggak Capaian B, dan kepatuhan penuh.

• Jenis penilaian dan tingkat verifikasi beragam mengikuti tingkat kepastian yang dipersyaratkan.

• Jenis penilaian dan tingkat-tingkat verifikasi mencakup: i) swapenilaian6; ii) pihak kedua7; dan iii) penilaian pihak ketiga8.

Gambar 2 di bawah ini menyajikan tiga skenario yang beragam, mulai dari maksimalnya

pengikutsertaan petani hingga maksimalnya kepastian yang didapatkan.

Gambar 2 Peningkatan Terus Menerus dan Tingkat Verifikasi

6 Dapat mencakup komitmen tertulis, daftar pengecekan yang telah diisi, tinjauan sejawat, dsb. 7 Pemverifikasi pihak kedua, sebagai contohnya, dapat mencakup PKS, asosiasi, koperasi, manajer kelompok atau LSM. 8 Audit pihak ketiga dilakukan oleh auditor independen yang diakreditasi RSPO.

Page 17: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

17

Page 18: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

18

7. Kredit Petani RSPO memandang bahwa pendekatan hasil revisi terhadap sertifikasi petani harus memberikan insentif material kepada petani agar turut serta dalam sistemnya. Untuk itu, diusulkan untuk memodifikasi sistem yang ada saat ini untuk menghasilkan ‘kredit’ berdasarkan TBS lestari bersertifikat yang dihasilkan oleh petani mandiri. Sistem yang ada saat ini dijelaskan dalam Gambar 3. Catatan: Perdagangan Minyak Kelapa Sawit Lestari Bersertifikat (Certified Sustainable Palm Oil/CSPO) yang dapat dilacak secara fisik masih akan didukung di dalam sistem ini untuk keadaan-keadaan di mana hal ini dapat dilakukan.

Latar belakang: Sistem penjualan kredit yang ada saat ini untuk petani Gambar di bawah ini menyajikan prinsip-prinsip dasar sistem kredit PalmTrace.

Gambar 3 Ringkasan Sistem Perdagangan Saat Ini (PalmTrace)

Pada sistem yang ada saat ini, petani dapat memperoleh kredit RSPO (dalam bentuk sertifikat) berdasarkan volume total TBS lestari bersertifikat mereka. Satu ton TBS dikonversi menjadi ton Minyak Kelapa Sawit Mentah Lestari Bersertifikat (Certified Sustainable Crude Palm Oil/CSPO) menggunakan Tingkat Ekstraksi Minyak (OER) awal sebesar 20%. OER awal juga terdapat pada minyak inti sawit atau bungkil inti sawit (lih. Gambar). Oleh karena itu, 1 ton TBS lestari bersertifikat = 0,20 ton CSPO = 0,2 sertifikat. Kemudian petani dapat menjual sertifikat yang diterimanya untuk ‘volume konversi dari TBS ke minyak kelapa sawit’ kepada pembeli yang berminat melalui pasar terbuka (PalmTrace) dan langsung menerima dan mendapatkan manfaat dari jumlah yang dibayarkan oleh pembeli premi. Manfaat secara keseluruhan dari penggunaan sistem kredit untuk petani dan pembeli adalah sebagai berikut.

• Pembeli menjadi dapat memberikan dukungan langsung kepada petani dalam produksi minyak kelapa sawit lestari dengan memberikan imbalan melalui pembelian kredit.

• Memberikan kesempatan kepada petani yang mungkin tidak memiliki akses terhadap pasar fisik produk kelapa sawit lestari bersertifikat agar tetap dapat masuk dan mendapat manfaat dari produksi dan penjualan TBS lestari bersertifikat.

• Menawarkan peluang kepada semua anggota RSPO, termasuk pihak manufaktur dan pengecer

produk akhir agar dapat memenuhi komitmen terjadwal mereka untuk penggunaan semua (100%) produk kelapa sawit lestari bersertifikat dengan membeli kredit RSPO berdasarkan rasio satu banding satu.

Page 19: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

19

Berikut ini disajikan dua opsi alternatif untuk revisi sistem ini. Keduanya dikembangkan dari sistem kredit PalmTrace yang saat ini digunakan oleh petani mandiri yang menghasilkan TBS lestari bersertifikat9 (lih. http://rspocredits.org/index.html). Baik Opsi 1 maupun Opsi 2 sama-sama mendorong masuknya petani ke dalam sistem RSPO melalui akses lebih awal terhadap manfaat keuangan bagi petani. Berdasarkan kedua opsi tersebut, tonggak capaian sebagaimana disebutkan di atas (Tonggak Capaian A dan Tonggak Capaian B) berfungsi sebagai titik pengecekan untuk menilai kemajuan yang dibuat. Perbedaan antara kedua opsi tersebut adalah sebagai berikut.

• Opsi 1 mewakili pendekatan bertahap untuk memberikan insentif kepada petani untuk membuat kemajuan untuk mencapai tonggak capaian berikutnya. Dari waktu ke waktu, petani akan mendapatkan akses terhadap kredit dalam jumlah lebih banyak dengan cara menunjukkan peningkatan yang terus menerus. Pembeli kredit petani akan memberikan penghargaan terhadap peningkatan yang telah dicapai.

• Opsi 2 mewakili untuk memberikan insentif kepada petani agar masuk ke dalam sistem ini dengan cara memberikan mereka akses terlebih dahulu terhadap premi penuh sedari awal. Jika petani tidak dapat menunjukkan kemajuannya, maka mereka akan kehilangan akses mendapatkan premi. Pembeli kredit petani berinvestasi dalam kemajuan di masa yang akan datang.

Opsi 1 - Pendekatan bertahap untuk menghasilkan kredit, di mana rasio perbandingan TBS dan minyak dikaitkan dengan tonggak capaian

• Petani mendapatkan kredit yang sebanding dengan pemenuhan kriteria yang diwakili oleh tonggak capaian tertentu (contohnya Tonggak Capaian A dan B).

• Jika memenuhi kriteria tonggak capaian pertama (Tonggak Capaian A), petani akan mendapatkan kredit yang setara dengan 33% dari OER standar per sistem PalmTrace.

o 33% dari 20% OER = berlaku OER 6,6%

• Jika memenuhi kriteria tonggak capaian berikutnya (Tonggak Capaian B), petani akan mendapatkan kredit 66% dari OER standar per sistem PalmTrace).

o 66% dari 20% OER = berlaku OER 13,2%

• Jika memenuhi 100% dari P&C (Tonggak Capaian C), maka petani akan mendapatkan OER normal secara penuh, yakni 20% per sistem PalmTrace.

Gambar 4 Pendekatan Bertahap: kredit petani sebanding dengan kemajuan yang ditunjukkan

9 Saat ini, TBS lestari bersertifikat dapat dihasilkan oleh petani yang memenuhi persyaratan dan Prinsip dan Kriteria (P&C) sistem sertifikasi kelompok TBS RSPO.

Page 20: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

20

Opsi 2 - Akses di muka/awal terhadap kredit, dihasilkan ketika petani pertama kali memasuki sistem. Kredit yang dibeli akan mendukung peningkatan petani di masa yang akan datang dan bukan memberikan penghargaan bagi peningkatan di masa lalu.

Petani yang telah memasuki sistem akan mulai menghasilkan kredit, pertama-tama setelah menunjukkan bahwa mereka memenuhi kriteria kelayakan (Bagian 4), menyelesaikan pra-penilaian, dan menandatangani pernyataan untuk berkomitmen melakukan peningkatan/kemajuan hingga kepatuhan sepenuhnya. Petani mendapatkan kredit dengan cara mengonversi volume TBS unit produksinya menjadi CSPO/CSPKO dengan menggunakan OER standar dari PalmTrace, yang besarnya saat ini adalah 20% untuk CSPO. Sistem pemastian untuk memverifikasi peningkatan terus menerus memastikan agar petani terus meningkatkan dan mempertahankan akses terhadap kredit. Hal ini dilakukan dengan cara menunjukkan kepatuhan terhadap tonggak capaian yang telah ditentukan sebelumnya (yakni Tonggak Capaian A, B, dan kepatuhan penuh).

Jika petani tidak dapat menunjukkan kemajuan dengan mencapai tonggak capaian selanjutnya dalam jangka waktu tertentu, akses terhadap kredit akan ditangguhkan dan pada akhirnya dihentikan.

Manfaat utama opsi ini adalah menyediakan insentif berwujud bagi petani agar dapat masuk ke dalam sistem ini dan terus meningkatkan diri, karena mereka telah memiliki akses terhadap premi (insentif keuangan) yang akan hilang jika mereka tidak dapat menunjukkan kemajuan.

Page 21: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

21

Gambar 5 Kredit petani setelah memasuki sistem RSPO

Page 22: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

22

8. Kesimpulan: Skenario untuk menggabungkan pelibatan petani, kepastian, dan kredit ke dalam sistem tunggal yang utuh

Dua opsi yang disajikan di bawah ini bertujuan untuk menggabungkan berbagai unsur sebagaimana dijelaskan pada Bagian 6 dan 7 ke dalam satu sistem yang utuh untuk memverifikasi kinerja petani dan mengeluarkan kredit:

i. Skenario pertama didasarkan pada pemberian insentif dan tingkat kepastian yang sebanding/proporsional (Gambar 6). Petani hanya bergantung pada verifikasi pihak ketiga pada titik akhir dalam menunjukkan kepatuhan penuh (Tonggak Capaian C). Ini berarti petani menghasilkan kredit yang sebanding dengan tonggak capaian yang mereka penuhi. Karakteristik skenario ini adalah sebagai berikut.

o Insentif yang proporsional terkait dengan tonggak capaian yang dipenuhi. o Tidak adanya verifikasi pihak ketiga hingga tercapainya kepatuhan penuh. o Pertumbuhan insentif yang bergantung pada peningkatan yang dicapai. Hal ini

dikarenakan kredit yang meningkat dapat diklaim setelah memenuhi tonggak capaian berikutnya.

o Lebih lemahnya kepastian dipenuhinya kriteria pada tonggak capaian menengah. o Lebih tingginya kepastian agar tercapainya kepatuhan penuh terhadap semua P&C

Standar Petani RSPO.

Gambar 6 Kredit yang sebanding dengan tonggak capaian yang dipenuhi

ii. Skenario kedua didasarkan pada keyakinan bahwa cara paling efektif bagi RSPO dalam menyelesaikan misinya adalah memprioritaskan pelibatan petani, dan cara terbaik untuk mencapai ini adalah dengan cara menyediakan insentif keuangan yang kuat untuk petani sedini mungkin, sekaligus memastikan dijunjung tingginya persyaratan keberlanjutan minimal yang utama (yang didefinisikan sebagai persyaratan kelayakan; Gambar 7). Petani

Page 23: Standar RSPO untuk Sertifikasi, Dukungan dan Keikutsertaan ...

RSPO Smallholder Standard Document for Public Consultation

4 June 2018

23

diberikan insentif untuk mencapai tonggak capaian berikutnya demi mempertahankan akses terhadap kredit. Karakteristik skenario ini adalah sebagai berikut.

o Insentif awal/di muka bagi petani dengan memperoleh pendapatan tambahan di awal yang disebabkan adanya penjualan kredit petani

o Kebutuhan di awal akan verifikasi pihak ketiga o Insentif untuk terus-menerus melakukan peningkatan agar tidak kehilangan akses

terhadap pendapatan tambahan. o Tingginya pemastian untuk dipenuhinya kriteria yang ada.

Gambar 7 Kredit dan pemastian setelah masuk dalam sistem