Standar Proses Paket C

9
Standar Proses Paket C 1. Cakupan standar proses Pendidikan Kesetaraan 2. Perencanaan pembelajaran 3. Pelaksanaan pembelajaran (tatap muka, tutorial, dan mandiri) 4. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran 5. Penilaian pembelajaran 6. Pengawasan pendidikan kesetaraan Perhitungan Beban Belajar 1. Struktur kurikulum Paket C 2. Satuan Kredit Kompetensi (SKK) 3. Beban belajar 4. Menyusun jadwal program Paket C 5. Menyusun kalender akademik Analisis SK-KD dan merumuskan indikator pencapaian kompetensi 1. Melakukan analisis terhadap SK dan KD tiap mata pelajaran 2. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi (IPK) tiap KD 3. Merumuskan materi dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran (tatap muka, tutorial, mandiri)

Transcript of Standar Proses Paket C

Page 1: Standar Proses Paket C

Standar Proses Paket C

1. Cakupan standar proses Pendidikan Kesetaraan

2. Perencanaan pembelajaran

3. Pelaksanaan pembelajaran (tatap muka, tutorial, dan mandiri)

4. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran

5. Penilaian pembelajaran

6. Pengawasan pendidikan kesetaraan

Perhitungan Beban Belajar

1. Struktur kurikulum Paket C

2. Satuan Kredit Kompetensi (SKK)

3. Beban belajar

4. Menyusun jadwal program Paket C

5. Menyusun kalender akademik

Analisis SK-KD dan merumuskan indikator pencapaian kompetensi

1. Melakukan analisis terhadap SK dan KD tiap mata pelajaran

2. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi (IPK) tiap KD

3. Merumuskan materi dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran (tatap muka, tutorial, mandiri)

4. Merumuskan nilai karakter terkait dengan KD yang hendak dicapai

Penyusunan Silabus dan RPP

Page 2: Standar Proses Paket C

1. Merumuskan kegiatan pembelajaran/jenis penilaian /alokasi waktu /sumber/bahan

2. Menyusun silabus berdasarkan hasil analisis SK dan KD dan rumusan di poin a

3. Menyusun RPP berdasarkan silabus

Setelah selesai kegiatan IHT, tutor mata pelajaran diberi penugasan

menyusun silabus sebanyak 16 mata pelajaran di luar mata pelajaran

keterampilan fungsional. Dengan demikian setelah selesai pelaksanaan

penyelenggara Paket C akan memiliki dokumen perencanaan

pembelajaran tingkatan 5 setara Kelas X SMA yang sesuai dengan bentuk

pembelajaran Paket C, yaitu tatap muka minimal 20%, tutorial minimal 30%

dan pembelajaran mandiri maksimal 50%.

IHT penilaian dilaksanakan bertujuan untuk (1) meningkatkan pemahaman

tentang penilaian hasil belajar Program Paket C, (2) menyamakan persepsi

dalam penyusunan soal Program Paket C.

Adapun materi IHT Penilaian adalah:

Rancangan Penilaian Hasil Belajar

1. Hakikat dan prinsip penilaian

2. Teknik dan instrumen penilaian

3. Prosedur dan mekanisme penilaian

4. Pengembangan indikator, kisi-kisi dan instrumen penilaian

Praktek Menyusun Instrumen Penilaian Hasil Belajar

1. Praktek pengembangan indikator penilaian

Page 3: Standar Proses Paket C

2. Praktek pengembangan kisi-kisi

3. Praktek pengembangan instrumen penilaian

Sebagaimana kegiatan IHT pembelajaran, setelah IHT penilaian tutor tiap

mata pelajaran diberi tugas untuk menyusun soal sesuai dengan kaidah

yang telah disampaikan dalam IHT.

Ketika kurikulum KTSP pertama kali diluncurkan pada tahun 2006, satuan

pendidikan formal sudah menyelenggarakan IHT semacam ini. Sehingga

dalam waktu tiga tahun (2009) penyusunan KTSP bisa diimplementasikan

oleh guru dan sekolah. Penyelenggaraan IHT dan workshop KTSP di

sekolah diikuti dengan bantuan (anggaran) dari pemerintah.

Sementara itu, pendidikan kesetaraan sosialisasi dan sejenis kegiatan IHT

atau workshop kurang intensif dilakukan. Penyelenggara Paket C baru

diberi bantuan untuk IHT/workshop setelah enam tahun dari pendidikan

formal. Itu pun ketika kurikulum akan berganti.

Mudah-mudahan ketika kurikulum berganti nanti (kurikulum 2013),

pendidikan kesetaraan tidak perlu menunggu lama lagi untuk mendapatkan

sosialisasi, IHT atau sejenis workshop di tingkat satuan pendidikan.

Page 4: Standar Proses Paket C

Pengantar           Salah satu program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan (PMPTK) pendidikan nonformal adalah pelatihan tutor Paket C setara SMA yang diselenggarakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kulon Progo dengan salah satu materi tentang strategi pembelajaran Kejar Paket C Setara SMA berbasis pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).            Sebagaimana diketahui bahwa Menteri Pendidikan Nasional telah mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2003 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Pada peraturan menteri yang pertama hal-hal penting yang dikemukakan antara lain tentang materi minimal, kompetensi minimal, dan kompetensi lulusan minimal. Sedangkan pada peraturan menteri yang kedua diuraikan tentang standar kompetensi minimal lulusan, standar kompetensi lulusan (SKL) satuan pendidikan, kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran.            Untuk meningkatkan keberfungsian Kejar Paket C Setara SMA maka dalam rangka memenuhi unsur kesetaraan, pelaksanaan Kejar Paket C harus memperhatikan juga ketentuan-ketentuan yang ada dalam dua peraturan menteri tersebut di atas. Untuk maksud itu maka kepada para tutor diberikan pelatihan strategi pembelajaran Kejar Paket C Setara SMA baik teori maupun prakteknya. 

Proses Pendidikan dan Strategi Pembelajaran           Dilihat dari strategi pembelajaran, proses pendidikan mencakup tiga hal penting yaitu pendidik (Tutor), proses pembelajaran, dan peserta didik (warga belajar). Dalam konsep ini proses pendidikan itu tidak lain adalah proses interaksi aktif antara pendidik dan peserta didik melalui proses pembelajaran. Strategi pembelajaran mengacu pada proses pendidikan seperti itu yang akan mencakup tujuan belajar yang ingin dicapai, pelaku pembelajar, isi atau kegiatan pembelajaran, proses kegiatan pembelajaran, dan sarana belajar yang diperlukan. Dengan demikian strategi pembelajaran dapat dikatakan sebagai pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan pembelajaran.            Pada sisi lain, strategi pembelajaran itu tidak lain adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Secara lebih konkrit dan operasional, strategi pembelajaran sering diberi pengertian sebagai pendekatan, metode dan teknik, media, sumber belajar, pengelompokkan peserta didik untuk mewujudkan interaksi edukasi antara pendidik dengan peserta didik, antar peserta didik, dan antara peserta didik dengan lingkungannya, serta upaya pengukuran terhadap proses, hasil, dan/atau dampak kegiatan pembelajaran (Sudjana, 2005:6). 

Kegiatan Pembelajaran           Terdapat banyak macam kegiatan pembelajaran yang dikenal sepanjang sejarah perkembangan strategi pembelajaran. Pada tahap awal dikenal kegiatan pembelajaran yang berupa magang yaitu kegiatan pembelajaran yang paling tua di dunia, dan bentuk kegiatan pembelajaran magang pada umumnya masih bertahan sampai sekarang. Magang semula adalah kegiatan pembelajaran peserta didik secara perorangan telah dikembangkan menjadi kegiatan pembelajaran peserta didik secara kelompok yang muncul sejak abad pertengahan yang dilakukan terutama oleh perkumpulan serikat-serikat sekerja. Pada perjalanan kemudian dengan semakin berkembangnya serikat kerja, magang sebagai kegiatan pembelajaran

Page 5: Standar Proses Paket C

kelompok mengalami perubahan bentuk menjadi pelatihan (training) yang dikenal seperti sekarang ini (Sudjana, 2005:7).            Mengenai pelatihan itu sendiri lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa pelatihan merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik di tempat atau panti pelatihan yang tersedia atau disediakan untuk kegiatan pelatihan seperti di tempat kerja, kantor, bangunan umum, dan sekolah. Pada perkembangan kemudian, kegiatan pembelajaran sering dilakukan dalam ruangan khusus yang disebut kelas yang memiliki keuntungan yang berupa, pertama, pembelajaran di kelas lebih efektif karena didukung oleh fasilitas, alat bantu, dan situasi pembelajaran yang kondusif, kedua, hubungan antara pendidikan dan peserta didik dengan bahan belajar dan lingkungan belajar semakin jelas. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pelatihan sebagai pengembangan dari magang merupakan pembelajaran peserta didik secara bekelompok yang memiliki karakteristik tersendiri dan umumnya dilakukan di dalam ruangan atau ruang kelas pada tempat pelatihan.            Pembelajaran di dalam kelas merupakan pengembangan lebih lanjut dari kegiatan belajar magang dan pelatihan. Pembelajaran di dalam kelas berkembang sangat pesat di dunia pendidikan formal yang kemudian diikuti pengembangannya di dunia pendidikan nonformal. Pada tahap lebih lanjut pembelajaran di dalam kelas didampingi oleh pembelajaran mandiri melalui berbagai fasilitas modul pembelajaran sehingga kemudian dikembangkan pula apa yang disebut pembelajaran jarak jauh. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan, membawa perkembangan pembelajaran dengan memanfaatkan media internet, maka dikenal kemudian dengan e-learning (belajar melalui pemanfaatan internet dan sejenisnya).            Dalam konteks pendidikan kesetaraan, model pembelajaran atau layanan pembelajaran dikembangkan bervariasi sesuai kemajuan teori pembelajaran dan kebutuhan peserta didik. Dikenal dalam pendidikan kesetaraan: (1) model layanan pembelajaran langsung yaitu layanan pembelajaran secara langsung, (2) lumbung sumber belajar yaitu nasra sumber sebagai pemandu komunitas dalam menggerakan pendidikan kesetaraan, (3) pangkalan belajar yaitu tempat mangkal para tutor keliling, kelas berjalan, atau motor pembelajaran yang menghubungkan titik-titik penyangga, (4) layanan pendidikan bergerak atau kelas berjalan sebagai pelayanan pendidikan dengan sistem jemput bola yang dilakukan oleh tutor pada peserta didik dari suatu tempat ke tempat yang lain, dan (5) E-learning yaitu pembelajaran pendidikan kesetaraan secara on-line sebagai alternatif bagi peserta didik yang relatif sulit untuk bertemu langsung dengan tutor atau meninggalkan tempat kerjanya (Ella Yulaelawati, 2007). 

Teori Pembelajaran           Strategi pembelajaran berkait pula dengan teori-teori pembelajaran. Oleh karena itu perlu dibahas-ulang mengenai teori pembelajaran dalam kaitannya dengan strategi pembelajaran. Teori pembelajaran dan strategi pembelajaran berangkat dari asumsi dasar bahwa manusia itu pasif sebagai obyek yang akan bergerak atau memunculkan respons bila terjadi adanya stimulus. Di sisi lain, manusia itu aktif sebagai subyek dimana selalu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga dengan demikian terbentuklah kegiatan belajar sebagai suatu cara perubahan tingkah laku seseorang yang disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja dan merupakan hasil interaksi dengan lingkungannya. Dalam kaitan dengan proses belajar ini muncullah kemudian berbagai teori belajar yang dikenal seperti teori koneksionisme, kondisioning, gestalt, dan teori medan.             Tulisan ini tidak bermaksud untuk menjelaskan satu per satu teori belajar itu. Tetapi yang ingin disampaikan adalah terjadinya berbagai perkembangan teori belajar yang kemudian berpengaruh pada prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip belajar inilah yang penting untuk diketahui melalui tulisan ini. Ada sejumlah prinsip belajar yang perlu diketahui yaitu (1) perkembanagan kognitif, (2) mekanisme stimulus-respon-penguatan dalam pembentukan dan perubahan tingkahlaku, (3) pandangan humanis dimana belajar merupakan kebutuhan peserta didik, (4) pandangan

Page 6: Standar Proses Paket C

andragogi dimana belajar itu adalah keterlibatan peserta didik, (5) pendangan reformasi sosial yang menekankan pentingnya kesadaran kritis dalam belajar, (6) pandangan perubahan sikap yaitu berubahnya keyakinan, perasaan, dan perilaku, (7) pandangan belajar yang menekankan pada masalah-proyeksi-aktualisasi diri, (8) pandangan belajar sebagai bagian esensial dari pemberdayaan, dan (9) pandangan belajar sebagai pembelajaran prima (Sudjana, 2005).            Prinsip-prinsip belajar tersebut di atas selalu memiliki kaitan dengan kegiatan pembelajaran secara keseluruhan dimana kegiatan pembelajaran itu adalah (1) interaksi antara proses dan hasil, (2) belajar keterampilan, (3) belajar pengetahuan yang berupa informasi dan konsep), (4) belajar sikap yaitu perubahan minat, nilai, pendapat, dan prasangka, dan (5) belajar itu adalah kemampuan pemecahan masalah. 

Pembelajaran Partisipatif           Salah satu model pembelajaran yang berkembang pada saat ini adalah pembelajaran partisipatif yang menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, baik keterlibatan dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Pembelajaran partisipatif berjalan atas dasar prinsip (1) kebutuhan belajar, (2) berorientasi pada tujuan, (3) berpusat pada peserta didik, dan (4) menekankan pentingnya pengalaman belajar.            Selain itu, pembelajaran partisipatif sebagai kegiatan pembelajaran juga memperhatikan prinsip proses stimulus dan respons yang di dalamnya mengandung unsur-unsur kesiapan belajar, latihan, dan munculnya pengaruh pada terjadinya perubahan tingkah laku. Pembelajaran partisipatif sebagai kegiatan belajar lebih memperhatikan kegiatan-kegiatan individual dan mengutamakan kemampuan pendidik, menekankan pentingnya pengalaman dan pemecahan masalah, dan memfokuskan pada manfaat belajar bagi peserta didik.            Bagaimana menyusun rancangan dan strategi pembelajaran partisipatif? Berikut ini adalah langkah-langkah penting yang harus dilakukan dalam menyusun rancangan dan strategi pembelajaran partisipatif yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran pendidikan kesetaraan:

1. Melakukan asesmen kebutuhan belajar;2. Memilih pokok bahasan;3. Mengenali karakteristik peserta didik;4. Mengidentifikasi materi5. Merumuskan tujuan belajar;6. Merancang kegiatan pembelajaran7. Memilih alat bantu;8. Menentukan fasilitas dan sumber lain;9. Mempersiapkan evaluasi proses dan hasil;10. Melaksanakan test.

Proses menyusun rancangan dan strategi pembelajaran partisipatif harus dilakukan secara bersama antara pendidik dan peserta didik terutama dalam hal-hal yang menyangkut: (1) menciptakan iklim belajar bersama, (2) menyusun kelompok belajar, (3) mendiagnosis kebutuhan belajar, (4) menyusun tujuan belajar, (5) merancang pengalaman belajar, (6) melakukan kegiatan pembelajaran, dan (7) menilai proses dan hasil kegiatan pembelajaran.

Menyusun Strategi Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan           Oleh penyelenggara para peserta diminta untuk menyusun dan menyiapkan strategi pembelajaran pendidikan kesetaraan khususnya untuk Kejar Paket C setara SMA dengan berbasis pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Bagaimana menyusunnya? Mengacu pada KTSP para peserta dalam menyusun strategi pembelajaran pendidikan kesetaraan hendaknya memperhatikan dua hal penting yaitu standar isi dan standar

Page 7: Standar Proses Paket C

kompetensi minimal lulusan. Pada standar isi, peserta dapatlah mengenali dan merumuskan (1) kompetensi lulusan minimal, (2) kompetensi minimal, dan (3) materi minimal. Sedangkan pada yang kedua peserta dapatlah menyusun dan mengenali bagian-bagian penting berikut ini (1) standar kompetensi lulusan pada tingkat satuan pendidikan, (2) standar kompetensi lulusan pada kelompok mata pelajaran, dan (3) standar kompetensi lulusan mata pelajaran. Dengan mengenali dan menyusun dua hal pokok tersebut di atas, kemudian secara rinci para peserta dapat menyusun strategi pembelajaran pendidikan kesetaraan, khusus Kejar Paket C setara SMA yang lebih tepat guna. Daftar Pustaka Abdul Majid. 2005. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Ella Yulaelawati. 2007. Pendidikan Kesetaraan. Power Point. Makalah disampaikan dalam Seminar Sosialisasi Pendidikan Kesetaraan, Magelang, 15 Februari 2007.