STANDAR PENGELOLAAN SUMBER DAYA TEKNOLOGI INFOMATIKA

12
PAPER STANDAR PENGELOLAAN SUMBER DAYA TEKNOLOGI INFOMATIKA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit Sistem Dosen pengampu : M. Mustaqim, S. T Oleh : Septri Kismarini 12650002 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

description

STANDAR PENGELOLAAN SUMBER DAYA TEKNOLOGI INFOMATIKA

Transcript of STANDAR PENGELOLAAN SUMBER DAYA TEKNOLOGI INFOMATIKA

PAPER STANDAR PENGELOLAAN SUMBER DAYA TEKNOLOGI INFOMATIKADisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit SistemDosen pengampu : M. Mustaqim, S. T

Oleh :Septri Kismarini12650002

TEKNIK INFORMATIKAFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA2015STANDAR PENGELOLAAN SUMBER DAYA TEKNOLOGI INFOMATIKA

1. ITIL (The IT Insfrastrutur Library)Dikembangkan oleh The Office of Government Comerce (OGC), yang merupakan suatu badan di bawah pemerintah Inggris, bekerja sama dengan IT Service Management Forum (ITSMF). ITIL merupakan suatu framework pengelolaan layanan TI yang sudah diadopsi sebagai standar industri pengembangan industri perangkat lunak di sunia. Dikembangkan pertama kali pada akhir tahun 1980. ITIL merupakan serangkaian dokumen yang digunakan untuk membantu implementasi dari sebuah kerangka kerja untuk pengelolaan layanan teknologi informasi. Kerangka kerja mendefinisikan bagaimana pengelolaan layanan yang terintegrasi, berbasiskan proses, dan praktik-praktik terbaik yang diterapkan di dalam organisasi. Yang pada awalnya diharapkan untuk memperbaiki pengelolaan layanan TI di pemerintahan Inggris. Tapi, karena merupakan kerangka kerja, maka penerapannya tetap relevan untuk segala jenis bisnis atau organisasi yang dimiliki ketergantungan pada insfrastruktur TI. Framework ITIL ini berguna untuk menjembatani antara scope bisnis dengan scope teknologi dan membaginya menjadi 7 set fokus, yaitu: 1. Dukungan layanan : menggambarkan komponen-komponen yang berkaitan dengan penyediaan stabilitas dan fleksibilitas untuk layanan TI.2. Penghantaran layanan : mendeskripsikan proses yang dibutuhkan untuk menghantarkan layanan TI yang berkualitas dan efektif secara biaya, mencakup pengelolaan ketersediaan, pengelolaan kapasitas, pengelolaan keberlangsungan layanan TI, pengelolaan tingkat layanan, dan pengelolaan untuk layanan TI. 3. Pengelolaan keamanan : mencakup keamanan dari penyedia layanan dan mengidentifikasikan bagaimana pengelolaan keamanan berhubungan dengan petugas keamanan TI.4. Perspektif bisnis : mencakup isu-isu yang berkaitan dengan TI yang harus dihadapi oleh manajer di bisnis itu. 5. Pengelolaan insfrastruktur ICT : mencakup pengelolaan layanan jaringan, pengelolaan operasi, pengelolan pemrosesan lokal, instalasi komputer dan penerimaan dan pengelolaan sistem. 6. Pengelolaan aplikasi : mencakup dukungan siklus hidup perangkat lunak, pengujian dari layanan TI dan perubahan bisnis dengan penenekanan pada kebutuhan yang jelas, definisi dan implementasi dari solusi untuk memenuhi kebutuhan bisnis pengguna.7. Perencanaan untuk mengimplmentasikan pengelolaan layanan : mencakup cara bagaimana memulai ITIL dalam organisasi dan membantu organisasi dalam mengidetifikasi kekuaran dan kelemajannya. Tujuan ITIL dibagi menjadi 3: a. Menyelaraskan layanan TI dengan kebutuhan sekarang dan yang akan datang dari bisnis dan pelanggannya. b. Memperbaiki kualitas layanan-layanan TIc. Mengurangi biaya jangka panjang dari pengelolaan layanan-layanan tersebut. Standar ITIL fokus padapelayanan custmer dan tidak menyertakan proses penyelarasan strategi perusahaan terhadap strategi yang dikembangkan.

2. ISO/ IEC 17799Dikembangkan oleh The International Organisation for Standardisation (ISO) dan The Internasional Electrotecnical Commission (IEC). Dirilis pertama kali pada bulan Desember tahun 2000. ISO/ IEC 17799 ini memiliki tujuan untuk memperkuat 3 elemen dasar keamanan informasi, yaitu:a. Confidentiality : memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh yang berhak.b. Integrity : menjaga akurasi dan selesainya informasi dan metode pemrosesan.c. Availability : memastikan bahwa user yang terotorisasi mendapatkan akses kepada informasi dan aset yang terhubung dengannya ketika memerlukan.ISO/ IEC 17799 ini terdiri dari 10 domain :1. Security policy, memberikan panduan dan masukan pengelolaan dalam meningkatkan keamanan informasi. 2. Organisational security, memfasilitasi pengelolaan keamanan informsi dalam organisasi. 3. Asset classification and control, melakukan inventarisasi aset dan melindungi aset tersebut dengan efektif. 4. Personel security, meminimalisasi resiko human error, pencurian, pemalsuan atau penggunaan peralatan yang tidak selayaknya. 5. Phisical and environment security, menghindarkan violatin, deteriotation atau disruption dari data yang dimiliki.6. Communication and operations management, memastikan penggunaan yang baik dan selayaknya dari alat0alat pemrosesan informasi. 7. Access control, mengontrol akses informasi 8. System development and maintenance, memastikan bahwa keamanan telah terintegrasi dalam sistem informasi yang ada. 9. Bussiness continuity management, meminimalkan dampak dari terhentinya proses bisnis dan melindungi proses-proses perusahaan yang mendasar dari kegagalan dan kerusakan yang besar.10. Compliance, menghindarkan terjadinya tindakan pelanggaran ats kuhum, kesepakatan atau kontrak, dan kebutuhan keamanan.

3. COSO (Committee of Sponsoring Organisation of the Treadway Commission)Didirikan oleh sebiah organisasi di Amerika yang berdedikasi untuk meningkatkan kualitas pelaporan finansial mencakup etika bisnis, kontrol internal dan corporate governance. Didirikan pada tahun 1985 dan bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang menunjukkan ketidaksesuaian dalam pelaporan finansial. Keuntungan dari implementasi COSO framework adalah :a. CEO perusahaan Australia yang menerapkan SEC dan mereka yang memerukan standar Sarbanes-Oxley test section 302 dan 402.b. CEO perusahaan Austraia yang menjdia bagian SEC dan mungkin memerlukan layanan kantor pusat untuk bebrapa tes.c. Manajer kunci dan auditor internal y bekerja untuk organisasi di atasnya dan memerlukan bantuan informasi dari CEO.d. Manaher senior yang memerlukan kepastian organisasi, apakah telah memiliki sistem kontrol internal untuk menyediakan kemampuan memasarkan dan meningkatkan harga saham. Kerangka kerja COSO terdiri atas 3 dimensi :a. Komponen kontrol COSO : mengitegrsikan 5 komponen yaitu monitoring, information and comunikations, control actives, riks assessment, dan control environment.b. Sasaran kontrol internal, dikatogorikan menjadi : Operation : efisiensi dan efektifitas operasi dalam mencapai sasaran bisnis yang juga meliputi tujuan performansi dan keuntungan. Financial reporting : perdiapan pelaporan anggaran finansial yang dapat dipercaya. Compliance : pemenuhan hukum dan aturan yang dapat dipercaya.c. Unit/ aktifitas terhadap organisasi, mengidentifiksikasikan unit/ aktifitas pada organisasi yang menghubungkan kontrol internal yang menyangkut keseluruhan organisasi dan semua bagian-bagiannya, serta seharsnya diimplementasikan terhadap unit-unit dan aktifitas organisasi.

4. COBIT (Control Objectives for Information and related Technology)Dikembangkan oleh IT Governance Institute, sebuah organisasi yang melakukan studi tentang moel pengelolaan TI yang berbasis di Amerika Serikat. Cobit ini berorientasi pada bisnis dan didesain serta dikerjakan tidak hanya ole user dan auditor, tapi juga sebuah panduan komprehensif bagi pihak manajemen maupun pemilik bisnis proses tersebut. Cobit framework terdiri atas 4 domain utama :a. Plan and organise, fokus pada proses perencanaan dan penyelarasan strategi TI dengan strategi perusahaan. b. Acquire an implement, fokus pada proses pemilihan, pengadaan, dan penerapan teknologi informasi yang digunakan. c. Deliver and support, fokus pada proses pelayanan TI dan dukungan teknisnya.d. Monitor ans evaluate, fokus pada proses pengawasan dan mengevaluasi pengelolaan TI pada organisasi. Cobit mempunyai model kematangan juga (manutiry model), yang berfungsi untuk mengontrol proses-proses TI sehingga suatu organisasi dengan menggunakan metode penilaian proses-proses TI yang dimilikinya dari skala non-existent sampai dengan optimal. Maturity model ini akan memetakan current status dari organisasi untuk melihat posusu organisasi saat ini, current status dari kebanyakan industri daat ini untuk perbandingan, current status dari standar international untuk perbandingan tambahan, strategi organisasi dalam rangka perbaikan, level yang ingin dicapai oleh organisasi.

Ukuran lain dari COBIT : Critical Succes Factors (CSF), yaitu mendefinisikan hal-hal atau kegiatan penting yang dapar digunakan manajemen untuk dapat mengontrol proses-proses TI di organisasinya. Key goal indicators (KGI), mendefinisikan ukuran-ukuran yang akan memberikan gambaran pada manajemen. Apakah proses-proses TI yang sudah ada telah memenuhi kebutuhan kriteria informasi ketersediaan informasi yang diperlukan dalam mendukung kebutuhan bisnis, tidak ada resiko integritas dan rahasia data, efisiensi biaya dari proses dan operasi yang dilakukan, konfirmasi reliabilitas, efektifits, dan compliance. Key performance indicators (PKI), mendefinisikan ukuran-ukuran untuk menentukan kinerja proses-proses TI dilakukan untuk mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. KPI mempunyai indikator kapabilitas, pelaksanaan, dan kemampuan sumber daya TI.

Sumber :0301-01-Ita-Ernala-Kaban.pdf