Standar Kualitas Air.pdf

download Standar Kualitas Air.pdf

of 8

Transcript of Standar Kualitas Air.pdf

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    1/17

    BAB 2 ‐1 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

    2.1. UMUM 

    Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup.

    Lingkungan hidup yang sesuai akan mampu menunjang keberadaan dan konservasi

    organisme yang ada pada ekosistem. Proses ekosistem akan terus berjalan dengan teratur,

    kondisi ini akan terus bertahan manakala komponen-komponen ekosistem berada dalam

    keadaan keseimbangan dibanding dengan komponen biotik lainnya.

    Manusia merupakan komponen biotik yang mempunyai pengaruh ekologi terkuat di

    muka bumi ini, dengan kemampuannya untuk mengembangkan ilmu dan teknologi. Baik

     pengaruh yang memusnahkan komponen ekosistem maupun pengaruh yang sifatnya

    meningkatkan komponen biotik lainnya, akibatnya keseimbangan lingkungan menjadi

    terganggu. Hal ini semakin diperburuk oleh berbagai sikap manusia yang cenderung

    merusak lingkungan hidup seperti membakar hutan, memberantas hama dan penyakit

    dengan bahan kimia (pestisida/ herbisida) dan mengubah berbagai ekosistem alami

    menjadi ekosistem buatan yang diinginkan.

    Pencemaran dapat timbul akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan proses

     perubahan alami, namun ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang

    disebabkan oleh aktivitas manusia yang dapat dicegah dan dikendalikan, karena akibat dari

    kegiatan manusia pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tidak dapat

    dihindari, yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan

     pencemaran dan meningkatkan kesadaran serta kepedulian masyarakat terhadap

    lingkungan, agar tidak mencemari lingkungan. Lingkungan hidup disebut tercemar apabila 

    BAB

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    2/17

    BAB 2 ‐2 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

    dimasuki/ kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada makhluk

    hidup yang ada didalamnya.

    Pencemaran lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

     pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah dan lainnya. Air merupakan

    komponen lingkungan hidup yang paling rentan terhadap pencemaran. Pencemaran air

     berhubungan dengan masalah limbah yang tergantung pada sifat-sifat kontaminan,

    sehingga memacu pertumbuhan algae, penyakit, zat toxic dan lainnya. Pencemaran

    terhadap sumber air dapat terjadi secara langsung dari saluran pembuang atau buangan

    industri maupun secara tidak langsung melalui pencemaran air dari limpasan air dari

    limpasan dari daerah pertanian, perkebunan dan kawasan perkotaan.

    Penyebab utama pencemaran air adalah pembuangan limbah cair yang mengandung

    zat pencemar. Limbah pencemar yang berperan besar terhadap pencemaran air secara

    umum berasal dari limbah domestik, limbah industri dan limbah pertanian. Pencemaran air

    selalu berarti turunnya kualiatas/ mutu air sampai ketingkat tertentu, sehingga air tidak

    dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Hal ini berarti perlu ditetapkan Baku Mutu

    Air yang berfungsi sebagai tolak ukur untuk menentukan telah terjadinya pencemaran dan

     peruntukan air sesuai PP No. 20 Tahun 1990 tentang Pencemaran Air.

    Beberapa pokok yang ditentukan pada pengertian pencemaran air meliputi dasar-

    dasar kriteria sebagai berikut :

    a. Air pada suatu “Badan Air” baru dikatakan mengalami suatu pencemaran, bila

    kandungan bahan-bahan buangan (kontaminan) sampai pada tingkat/ konsentrasi

    tertentu dapat membahayakan fungsi badan air,

     b. Bahwa masing-masing fungsi air dalam “Badan Air” memiliki suatu standar

    kualitas yang ditetapkan lebih dahulu sebagai dasar penilaian apakah pencemaran pada

    Badan Air telah terjadi atau tidak. Jadi masing-masing Badan Air sesuai dengan

    fungsinya mempunyai standar kualitas tersendiri.

    c. Masing-masing standar kualitas/ mutu air perlu ditetapkan pula secara lokal,

    nasional dan internasional. Dasar-dasar pertimbangan yang digunakan untuk

     penentuan standar kualitas/ mutu air itu bermacam-macam tergantung dominasi

    sasaran yang dilindungi.

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    3/17

    BAB 2 ‐3 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

    Karena air memiliki jaringan aliran air yang luas (Hydrologicalycle), maka air yang

     berada di suatu tempat dapat berpindah dari Badan Air dan menyebar ke Badan Air yang

    lain di tempat yang lain. Yang termasuk dalam klasifikasi Badan Air adalah sungai, waduk,

    saluran air, danau, laut, rawa dan lainnya. Badan air didalam kehidupan sehari-hari

    dihubungkan dengan kepentingan manusia, maka sering Badan Air-Badan Air

    diklasifikasikan lagi menurut kepentingan kegunaan dihubungkan dengan kesehatan.

    Beberapa jenis kualitas/ mutu air yang perlu untuk kegunaan praktis sehari-hari

    antara lain :

    a. Standar kualitas air minum (nasional maupun internasional).

     b. Standar kualitas/ mutu air baku.

    c. Standar kualitas/ mutu air untuk rekreasi dan tempat-tempat pemandian umum.

    d. Standar kualitas/ mutu air yang dihubungkan dengan bahan buangan dari industri

    (waste water effluent).

    e. Standar kualitas/ mutu air sungai (stream standard), masih membedakan standar-

    standar berdasarkan kegunaannya. Air sungai yang digunakan sebagai sumber air baku

    Perusahaan Air Minum (PAM atau HIPPAM) berbeda dengan kualitas/ mutu air yang

    digunakan sebagai media atau sumber hayati (pertanian dan atau peternakan). 

    2.2. AIR LIMBAH

    2.2.1. Pengertian Air Limbah 

    Air limbah adalah kombinasi dari zat cair yang telah digunakan untuk

     berbagai kebutuhan (air sisa atau air buangan). Air limbah berasal dari pemukiman,

    institusi, fasilitas sosial, kawasan industri, areal pertanian, kawasan perkebunan dan

    lainnya. Air diindikasikan tercemar apabila terjadi penyimpangan dari kualitas

    normal air tersebut. Kondisi normal ini tergantung dari manfaat air misalnya air

    untuk air baku, air minum, air irigasi dan lainnya, juga tergantung asal sumber air

    yaitu mata air, danau, sungai, waduk, sumur, air hujan atau lainnya. 

    2.2.2. Sumber Asal Air Limbah 

    Data kualitas/ mutu air dapat digunakan sebagai identifikasi sumber air

    limbah, memperkirakan jumlah rata-rata air limbah dari berbagai jenis sumber 

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    4/17

    BAB 2 ‐4 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

    limbah antara lain perumahan, industri, pertanian, perkebunan, peternakan dan

    lainnya. 

    1. Air Limbah Rumah Tangga 

    Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyrakat adalah perumahan dan

    daerah perdagangan. Adapun sumber lainnya yang tidak kalah pentingnya

    adalah daerah perkantoran atau lembaga dan fasilitas rekreasi serta fasilitas

    social/ umum lainnya.

    Jumlah rata-rata aliran limbah untuk berbagai sumber limbah dicantumkan

    dalam Tabel 2-1. 

    Tabel 2.1. : Aliran air limbah domestik  

     No Daerah Sumber Limbah Unit Jumlah Aliran(l/Unit/Hr)

    1 Pemukiman Hotel Orang 190

    Rumah biasa Orang 280

    Rumah mewah Orang 380

    2 Perdagangan Kantor Pekerja 55

    Pusat Perbelanjaan Pekerja 40

    Rumah Makan Pengunjung 10

    3 Kelembagaan Rumah Sakit Tempat Tidur 650

    Sekolah Siswa 80

    Sekolah & Asrama Siswa 280

    4 Rekreasi Perkemahan Orang 120

    Kolam Renang Pengunjung 40 

    2. Air Limbah Industri 

    Jumlah air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi, tergantung dari

     jenis dan besar kecilnya industry, pengawasan proses industry, variasi

     penggunaanair dan derajad pengolahan air limbah.

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    5/17

    BAB 2 ‐5 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

    3. Air Limbah Rembesan dan Tambahan 

    Sesaat turun hujan di suatu daerah, maka air yang turun secara cepat akan

    mengalir masuk ke dalam saluran pembuang (drainase). Banyak saluran

    drainase yang digabung dengan saluran pembuang limbah, dengan demikian

    akan menjadi tambahan air limbah yang perlu diperhitungkan. 

    4. Alir Limbah Pertanian 

    Air sungai yang tercemar limbah pertanian (pupuk dan pestisida) akan

    menurunkan kualitas air, ekosistem sungai menjadi terganggu, menimbulkan

    masalah kesehatan masyarakat yang memanfaatkan air sungai secara langsung

    dan bertambahnya biaya pengolahan air oleh perusahaan air minum serta

    terganggunya industri perikanan. 

    5. Bahan Buangan Zat Kimia 

    Bahan buangan zat kimia banyak parameternya, tetapi yang dimasukkan dalam

    kelompok bahan kimia pencemar meliputi bahan kimia anorganik dan bahan

    organik. 

    2.2.3. Analisis Sifat-Sifat Air Limbah

    1. Sifat Fisik Air Limbah 

    Penentuan derajad kekotoran/ pencemaran air sangat dipengaruhi oleh adanya

    sifat-sifat fisik yang mudah terlihat secara visual diantaranya kandungan zat

     padat, kejernihan, bau, warna dan temperature. Jumlah endapan terdiri dari

     benda-benda yang mengendap, terlarut dan tercampur. Untuk melakukan

     pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan mengadakan pemisahan air limbah

    dengan memperhatikan besar kecilnya partikel yang terkandung didalamnya. 

    2. Sifat Biologi Air Limbah 

    Pemeriksaan biologis di dalam air dan air limbah untuk memisahkan apakahada bakteri-bakteri pathogen yang berada dalam air limbah. Pemeriksaan

     biologi ini diperlukan untuk mengukur kualitas air, terutama untuk air yang

    digunakan untuk air baku (air bersih) dan air untuk rekreasi air (kolam renang

    dan lainnya).

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    6/17

    BAB 2 ‐6 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

    3. Sifat Kimia Air Limbah 

    Kandungan bahan kimia yang ada dalam air limbah sangat merusak

    lingkungan. Bahan kimia organic terlarut dapat menyerap oksigen yang akan

    menimbulkan rasa dan menimbulkan bau pada air bersih.

    Bahan kimia penting yang ada dalam air limbah diklasifikasikan sebagai

     berikut : 

    a. Bahan Anorganik  

    Beberapa komponen anorganik dari air limbah dan air alami digunakan

    sebagai parameter peningkatan dan pengawasan kualitas/ mutu air. Bahan

     buangan anorganik pada umumnya pada umumnya berupa limbah yang

    tidak dapat membusuk oleh mikro-organisme. Apabila bahan anorganik

    terlarut dalam air, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di dalam

    air.

    Kandungan bahan anorganik meliputi : 

    ·  Klorida, nitrogen dan sulfat berasal dari limbah air sisa aktivitas manusia,

    serta fosfat dari deterjen. 

    ·  Karbonat dan bikarbonat, biasanya terdapat dalam bentuk garam kalsium

    dan magnesium. 

    ·  Zat toksik berupa unsur-unsur logam yaitu Timbal (Pb), Arsen (As),

    Kadmium (Cd), Air Raksa (Hg), Tembaga (Cu), Krom (Cr), dan Seng

    (Zn). Hampir semua unsure-unsur logam ini berasal dari air limbah

    industri. 

    b. Bahan Organik  

    Pada umunya kandungan bahan organik dalam air limbah antara 40 - 60 %

    adalah protein, 25 – 50 % karbohidrat dan 10 % lemak atau minyak. Secaranormal limbah organic tersusun dari unsure-unsur C, H, O dan dalam hal-

    hal tertentu mengandung N, S, P dan Fe.

    Senyawa-senyawa organik pada umumnyatidak stabil dan mudah dioksidasi

    secara biologik dan kimiawi menjadi senyawa stabil, antara lain

    mengandung CO2 dan H2O. Proses inilah yang menyebabkan konsentrasi

    Oksigen terlarut dalam air menurun dan hal ini menyebabkan permasalahan

     bagi biota air (makhluk hidup dalam air). Untuk mengukur kandungan

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    7/17

    BAB 2 ‐7 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

     bahan organic dalam air diukur dengan mengukur kebutuhan jumlah

    Oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan-bahan organik dalam

    air limbah. 

    2.2.4. Komponen Pencemaran Air 

    Penyebab utama pencemaran air adalah pembuangan limbah cair/ air

    limbah yang mengandung zat pencemar yang mengganggu keseimbangan

    lingkungan, terutama ekosistem air (sungai). Komponen pencemar air

    dikelompokkan sebgai berikut : 

    1. Bahan Buangan Padat 

    Bahan buangan padat dimaksud adalah bahan buangan berbentuk padat, baik

    yang kasar maupun halus. Apabila bahan padat dibuang/ terbuang ke dalam

     badan air (sungai), maka kemungkinan yang akan terjadi adalah : 

    a. Pelarutan Bahan Buangan Padat oleh Air 

    Pelarutan bahan buangan padat di dalam air akan disertai perubahan warna

    air. Air yang mengandung larutan pekat dan berwarna gelap akan

    mengurangi masuknya sinar matahari ke dalam badan air. Akibatnya

     proses fotosintesis tanaman air akan terganggu yang akan berpengaruh

    terhadap jumlah oksigen terlarut dalam air. 

    b. Pengendapan Bahan Buangan Padat di Dasar Badan Air 

    Jika bahan buangan padat berbutir kasar (butiran besar) dan berat serta

    tidak larut dalam air, maka bahan buangan tersebut akan mengendap di

    dasar badan air. Endapan ini akan mempengaruhi kapasitas tampungan

     badan air dan mempengaruhi pemanfaatan air. 

    2. Bahan Buangan Organik  Bahan buangan organik pada umumnyaa berupa limbah yang dapat membusuk

    mikroorganisme. Dengan bertambahnya populasi di dalam badan air, maka

    akan menimbulkan berkembangnya bakteri yang berlebih dan berbahaya bagi

    manusia.

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    8/17

    BAB 2 ‐8 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

    3. Bahan Buangan Anorganik  

    Bahan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat terurai oleh

    mikroorganisme. Apabila bahan limbah ini masuk ke dalam badan air, maka

    akan terjadi peningkatan jumlah ion-ion logam di dalam air. 

    4. Bahan Buangan Lemak/ Minyak  

    Minyak tidak larut larut dalam air, melainkan akan mengapung di permukaan

    air. Bahan minyak dipermukaan air menghalangi masuknya sinar matahari ke

    dalam badan air, sehingga mengganggu kehidupan organisme/ biota air.  

    2.3. AIR BAKU DAN KLASIFIKASI MUTU AIR

    2.3.1. Air Baku

    1. Syarat Kualitas Air Baku 

    Berdasarkan  PP No.16 tahun 2005, Air baku untuk air minum rumah tangga

    yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang berasal dari sumber air

     permukaan, cekungan air tanah dan air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu

    sebagai air baku untuk air minum.

    Berdasarkan  PP No. 416 tahun 1990 Tentang Syarat – Syarat Dan

    Pengawasan Kualitas Air, syarat air untuk air minum adalah air yang

    kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum sedangkan

    untuk berbagai kepentingaan yang lain ditetapkan standar kualitas air yang

     berbeda. Pada penggolongan parameter kualitas air disajikan sebagai berikut : 

    ·  Golongan A : Air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu. 

    ·  Golongan B : Air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui

    suatu pengolahan. 

    ·

      Golongan C : Air untuk perikanan dan peternakan. 

    ·  Golongan D : Air untuk pertanian dan usaha perkotaan, Industri dan PLTA. 

    2.3.2. Klasifikasi Mutu Air 

    Dalam Pasal 8 Ayat 1 Bab II Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang

    Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air disebutkan bahwa

    klasifikasi mutu air badan air ditetapkan 4 (empat) kelas mutu air yaitu klasifikasi

    mutu air kelas 1 sampai dengan mutu air kelas 4, secara lebih terperinci diuraikan

    sebagai berikut.

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    9/17

    BAB 2 ‐9 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

    Gol A Gol B Gol C Gol D 

    1 Bau ‐ ‐ ‐ ‐ ‐

    2 Jumlah zat pada terl arut Mgl/L 1000 1000 1000 1000

    3 Keke ruhan Skala NTU 5

    4 Rasa ‐

    5 Warna Skala TCU 15

    6 Suhu °C suhu udara

    7 Daya Hantar Listrik Umhos/cm 2250

    1 Air raksa Mg/lt 0.001 0.001 0.002 0.005

    2 Aluminium Mg/lt 0.2 ‐

    3 Arsen Mg/lt 0.005 0.05 1 1

    4 Barium Mg/lt 1 1

    5 Besi Mg/lt 0.3 5

    6 Flori da Mg/lt 0.5 1.5 1.5

    7 Kadmium Mg/lt 0.005 0.01 0.01 0.01

    8 Kesadahan CaCo3 Mg/lt 500

    9 Klorida Mg/lt 250 600 0.003

    10 Kromium vale nsi 6 Mg/lt 0.005 0.05 0.05 1

    11 Mangan Mg/lt 0.1 0.5 2

    12 Natri un Mg/lt 200 60

    13 Nitrat sebagai N Mg/lt 10 10

    14 Nitrit sebagai N Mg/lt 1 1 0.06

    15 Perak Mg/lt 0.05

    16 pH 6.5 ‐ 8.5 5.0 ‐ 9.0 6.0 ‐ 9.0 5.0 ‐ 9.0

    17 Selenium Mg/lt 0.01 0.01 0.05 0.05

    18 Seng Mg/lt 5 5 0.02 2

    19 Siani da Mg/lt 0.1 0.1 0.02

    20 Sulfat Mg/lt 400 400

    21 Sulfi da sebagai H2S Mg/lt 0.05 0.1 0.002 0.1

    22 Tembaga Mg/lt 1 1 0.03 1

    23 Timbal Mg/lt 0.05 0.01 0.03

    24 Oksigen Terlarut (DO) Mg/lt ‐ ≥ 6 > 3 

    25 Nikel Mg/lt ‐ 0.5

    26 SAR (Sodium Abortion Ratio) Mg/lt ‐ 1.5 ‐ 2.5 

    Kadar Maximum

    Fisika

    Kimia Anorganik

    No Parameter Satuan

    1. Klasifikasi Mutu Air Kelas 1 

    Yang termasuk Klasifikasi Mutu Air Kelas 1 adalah air yang dapat digunakan

    untuk air baku air minum dan atau peruntukan lain yang menyatakan mutu air

    yang sama dengan kegunaan tersebut. 

    Tabel 2.2. : Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    10/17

    BAB 2 ‐10 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

    Gol A Gol B Gol C Gol D

    Kimia Organik 

    1 Aldrin dan Deildrin Mg/lt 0.0007 0.017

    2 Benzona Mg/lt 0.01

    3 Benso (e) Pyrene Mg/lt 0.00001

    4 Chlordane (total isomer) Mg/lt 0.0003

    5 Chlordane Mg/lt 0.03 0.003

    6 2,4 D Mg/lt 0.1

    7 DDT Mg/lt 0.03 0.042 0.002

    8 Detergent Mg/lt 0.5

    9 1,2 Dichloroethane Mg/lt 0.01

    10 1,1 Dichloroethane Mg/lt 0.0003

    11 Heptachlor heptachlor epox ide Mg/lt 0.003 0.01812 Hexachl orobenzene Mg/lt 0.00001

    13 Lindane Mg/lt 0.004 0.056

    14 Metoxychlor Mg/lt 0.03 0.035

    15 Pentachloropenol Mg/lt 0.01

    16 Pestisida total Mg/lt 0.1

    17 2,4,6 Trichlorophe nol Mg/lt 0.01

    18 Zat Organik (KMnO4 Mg/lt 10

    19 Edrin Mg/lt ‐ 0.001 0.004

    20 Fenol Mg/lt ‐ 0.002 0.001

    21 Karbon kloroform ekstrak Mg/lt ‐ 0.0522 Minyak dan lemak Mg/lt ‐ Nihil 1

    23 Organofosfat dan carbanat Mg/lt ‐ 0.1 0.1

    24 PCD Mg/lt ‐ nihi l

    25 Senyawa aktif biru metilen Mg/lt ‐ 0.5 0.2

    26 Toxaphe ne Mg/lt ‐ 0.005

    27 BHC Mg/lt ‐ 0.21

    Mirobiologi

    1 Koliform tinja Jml/100ml 0 2000

    2 Total Koliform Jml/100ml 3 10000

    Radioaktif

    1 Gross Alpha Activity B.q/L 0.1 0.1 0.1 0.1

    2 Gross Beta Activity B.q/L 1.0 1.0 1.0 1.0 

    No Parameter SatuanKadar Maximum

    2. Klasifikasi Mutu Air Kelas 2 

    Air yang diperuntukkannya dapat digunakan untuk sarana/ prasarana rekreasi air,

     pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air yang mengairi pertamanan dan

    atau peruntukkaan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan

    tersebut.

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    11/17

    BAB 2 ‐11 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

    3. Klasifikasi Mutu Air Kelas 3 

    Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,

     peternakan, air untuk mengairi pertamanan dan atau peruntukkan lain yang sama

    dengan kegunaan tersebut. 

    4. Klasifikasi Mutu Air Kelas 4 

    Air yang oeruntukkannya dapat digunakan untuk mengairi pertamanan dan atau

     peruntukkan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan

    tersebut. 

    2.4. PARAMETER KUALITAS AIR

    2.4.1. Parameter Fisika

    1. Zat Padat Tersuspensi/ Total Suspemded Solid (TSS) 

    Turbiditas berupa kekeruhan yang diakibatkan bermacam-macam aktifitas.

    Erosi lahan dibawa aliran air memasuki badan air (sungai/ danau/ waduk),

    menyebabkan kekeruhan air dalam badan air. Kekeruhan disebabkan oleh

     partikel-partikel kecil dan koloid. Akibat dari kekeruhan oleh partikel terlarut

    maupun tidak terlarut adalah berkurangnya intensitas sinar matahari yang dapat

    menembus badan air. Sehingga Oksigen berkurang dan akhirnya proses

    fotosintesis berkurang. Zat padat tersuspensi (TSS) dapat diukur, TSS adalah

    material yang dapat dipisahkan dari sample (contoh) air dengan penyaringan

    menggunakan saringan kertas/ fiberglass. TSS terdiri dari lempung, lumpur, zat

    organik, plankton dan zat-zat halus lainnya. 

    2. Zat Padat Terlarut/ Total Disolved Solid 

    Residu terlarut/ Total Disolved Solid (TDS) adalah zat padat terlarut yang

    tembus saringan/ lolos filter, sehingga pemeriksaan residu atau limbah terlarut(disolved) merupakan kelanjutan pemeriksaan residu atau limbah tersuspensi.

    Residu yang tembus filter tersebut diuapkan dan dikeringkan pada temperatur

    103 – 1050 C, sisa pengeringan adalah limbah fraksi sangat halus yang terlarut

    dalam air. 

    3. Alkalinitas 

    Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan asam tanpa penurunan pH

    larutan. Sama dengan larutan buffer, alkalinitas merupakan pertahanan air 

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    12/17

    BAB 2 ‐12 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

    terhadap proses peng-asam-an. Alkaliniti merupakan hasil reaksi-reaksi

    terpisah dalam larutan, sehingga merupakan analisa makro yang

    menggabungkan beberapa reaksi, dinyatakan dalam mg/ ltr CaCO3. Pada air

    alami, Alkaliniti sebagian besar disebabkan oleh Bikarbonat, Karbonat dan

    Hidroksida. 

    2.4.2. Parameter Kimia

    1. Biological Oxygen Demand (BOD) 

    BOD atau Kebutuhan Oksigen Biologi adalah suatu analisa empiris yang

    mencoba mendekati proses yang terjadi dalam air, untuk menentukan jumlah

    oksigen yang dibutuhkan bakteri untuk menguraikan (mengoksidasi) semua zat

    organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi dalam air.

    Keuntungan dalam analisa BOD adalah pengukuran langsung atas jumlah

    Oksigen yang dibutuhkan oleh organisme dalam proses metabolisme alami.

    Sedangkan gangguan yang terdapat dalam analisa BOD yaitu : 

    a. Proses Nitrifikasi 

    Proses Nitrifikasi dapat mulai terjadi didalam botol BOD setelah 2 – 10

    hari, NH3 Amoniak berubah menjadi Nitrat (NO3-) lewat Nitrat (NO2

    -)

    oleh bakteri tertentu. 

    b. Perlambatan Pertumbuhan Bakteri 

    Zat beracun dapat memperlambat pertumbuhan bakteri (memperlambat

    reaksi BOD) bahkan dapat membunuh bakteri. Sehingga hanya sebagian

    kecil bakteri yang aktif dalam oksidasi limbah organik dan BOD yang

    tercatat dalam penelitian akan lebih rendah dari yang sebenarnya terjadi.  

    c. Kemasukan atau Kehilangan Oksigen tak Terdeteksi 

    Harus dicegah terjadinya masukan atau keluarnya Oksigen selama prosesinkubasi, agar Oksigen tercatat benar-benar jumlah Oksigen yang

    diperlukan untuk proses Oksidasi. 

    d. Ketersediaan Nutrien 

     Nutrien merupakan salah satu unsur yang diperlukan bagi kehidupan

     bakteri-bakteri. Nutrien terbentuk dari berbagai macam garam (Fe, K, Mg

    dan lain-lain). Air buangan penduduk dan air sungai biasanya mengandung

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    13/17

    BAB 2 ‐13 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

    cukup Nutrien, tetapi bila terjadi kekurangan maka perlu ditambahkan

    untuk mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan bakteri. 

    2. Chemical Oxygen Demand (COD) 

    COD adalah jumlah kebutuhan Oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk

    mengoksidasi zat-zat organik dalam air, dimana pengoksidsian menggunakan

    K 2Cr 2O7 sebagai sumber Oksigen. Angka COD merupakan ukuran bagi

     pencemaran zat-zat organik yang secara alamiah dapat terisolasi melalui proses

    mikrobiologis ayng mengakibatkan berkurangnya Oksigen terlarut dalam air.

    Keuntungan pengujian COD dibandingkan pengujian BOD yaitu :

    a. Analisa COD hanya memerlukan waktu sekitar 3 jam, sedangkan analisa

    BOD memerlukan waktu 5 hari.

     b. Untuk analisa COD antara 50 s/d 800 mg/ ltr tidak dibutuhkan

     pengenceran sample, sedangkan analisa BOD selalu membutuhkan

     pengenceran.

    c. Tingkat ketelitian Test COD adalah 2 atau 3 kali lebih akurat dari Test

    BOD.

    d. Gangguan yang bersifat racun pada Test BOD, tidak menjadi

     permasalahan pada Test COD.

    Test COD hanya merupakan suatu analisa yang menggunakan reaksi Oksidasi

    Kimia yang menirukan Oksidasi Biologis (yang sebenarnya terjadi di alam).

    Sehingga merupakan pendekatan proses dan Test COD tidak dapat

    membedakan antara zat-zat yang sebenarnya terjadi oksidasi dan tidak terjadi

    oksidasi. 

    3. Oksigen Terlarut/ Disolved Oxygen (DO) 

    Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar kehidupan tanaman dan hewan(biota) dalam air. Kelangsungan hidup makhluk hidup dalam air tergantung

    dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi Oksigen minimal yang

    dibutuhkan untuk kehidupan.

    Derajat kandungan Oksigen dalam air sangat bervariasi dan sangat tidak stabil.

    Pada effluen (buangan limbah cair industri atau domestik) yang belum diolah,

    derajat kandungan Oksigen antara 1 s/d 2 mg/ ltr, bandingkan dengan

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    14/17

    BAB 2 ‐14 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

    kandungan Oksigen limbah cair yang sudah diolah ± 10 mg/ ltr, sehingga air

    limbah yang sudah diolah boleh dibuang ke perairan (badan air) umum.

    Konsentrasi DO yang terlalu rendah pada suatu perairan (badan air) akan

    mengakibatkan ikan dan hewan air yang membutuhkan O2 akan mati. Pada air

    yang tercemar (nilai konsentrasi BOD dan atau COD tinggi) akan

    menyebabkan kada Oksigen terlarut dalam air semakin rendah. 

    4. Sulfat (SO4-) 

    Ion Sulfat adalah salah satu Anion yang terjadi dalam air alami. Ion ini

    merupakan salah satu kriteria penting dalam sistem penyediaan air bersih untuk

    masyarakat, karena pengaruh pencucian perut pada manusia apabila

    konsentrasi ion Sulfat cukup tinggi.  US Public Healt Srevice menetapkan batas

    nilai tertinggi 250 mg/ ltr dalm air yang akan dikonsumsi manusia.

    Ion Sulfat salah satu kriteria penting dalam penyediaan air bersih untuk umum

    dan industri, sebab secara langsung merupakan unsur yang menimbulkan 2

    (dua) masalah serius yang sering muncul yaitu masalah bau dan korosi pipa

     baja. Korosi perpipaan baja disebabkan dari reduksi Sulfat menjadi Hidrogen

    Sulfida dalam kondisi anaerob.

    Asam Sulfat (H2SO4) merupakan asam kuat yang dapat bereaksi dengan

    logam-logam (perpipaan baja) yang disebut proses korosi. Sedangkan masalah

     bau disebabkan terbentuknya H2S, yang merupakan gas yang berbau tidak

    sedap.

    Efek lain dari ion Sulfat adalah timbulnya efek laksatif yang dapat terjadi pada

    konsentrasi tinggi (600 – 1000 mg/ ltr), dimana ion Mg+2

    dan Na+

    merupakan

    kation yang dapat bereaksi dengan SO4-. Efek laksatif yang ditimbulkan dari

    terbentuknya Na2SO4 dan MgSO4 adalah timbulnya rasa mual dan inginmuntah.

    Konsentrasi standar maksimal yang ditetapkan ole Dep. Kes. RI untuk SO4-2

    adalah sebesar 200 – 400 mg/ ltr. 

    5. Klorida 

    Klorida merupakan zat kimia yang sering dipakai dalam proses pengolahan air

     bersih, karena harganya murah dan mempunyai daya densifeksi yaitu

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    15/17

    BAB 2 ‐15 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

    kemampuan membasmi bakteri atau mikro-organisme (ammuba, ganggang dan

    lainnya).

    Konsentrasi 250 mg/ ltr merupakan batas maksimum konsentrasi yang dapat

    menimbulkan rasa asin. Konsentrasi Klorida dalam air dapat meningkat secara

    tiba-tiba apabila terjadi kontak (pencampuran) dengan air bekas/ limbah/

     buangan.

    Kotoran manusia terutama urine mengandung Klorida dalam jumlah yang kira-

    kira sama dengan jumlah Klorida yang dikonsumsi melalui makanan dan

    minuman. Selain dari limbah domestik (limbah/ buangan dari manusia), air

     buangan industri biasanya mengandung Klorida dalam jumlah besar.

    Klorida dalam konsentrasi layak adalah yang tidak berbahaya bagi manusia. 

    US Public Healt Service  menyatakan Klorida sebaiknya dibatasi sampai 250

    mg/ ltr dalam air yang akan digunakan untuk air bersih (untuk umum). Klorida

    dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan. Unsur ion Klorida dapat

     berikatan dengan ion Na+

    menyebabkan rasa asin dan dapat merusak pipa air

    (korosi). Konsentrasi maksimal Klorida dalam air yang ditetapkan standar

     persyaratan yang dianjurkan oleh Dep. Kes. RI adalah 200 mg/ ltr dan 600 mg/

    ltr sebagai konsentrasi maksimal yang diijinkan. 

    6. pH 

     pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan dengan indikator

    konsentrasi ion Hidrogen (H+). Indikator ion Hidrogen merupakan faktor utama

    dalam reaksi kimia karena :

    a. H+

    selalu ada keseimbangan dinamik dengan air (H2O) yang membentuk

    semua reaksi kimia yang berkaitan dengan masalah pencemaran air,

    dimana sumber ion Hidrogen (H

    +

    ) tidak pernah habis. b. H

    +tidak hanya berbentuk molekul H2O saja, tetapi juga merupakan unsur

    senyawa yang lain, sehingga hampir semua reaksi kimia terdapat ion

    Hidrogen (H+). Konsentrasi ion Hidrogen dalam air menunjukkan kualitas

    air atau tingkat pencemaran air limbah.

    Air limbah dengan pH tidak netral (terlalu asam atau basa) akan menyulitkan

     proses biologik, sehingga menyulitkan usaha penjernihan air.

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    16/17

    BAB 2 ‐16 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

    7. Nitrat dan Nitrit 

    Secara bersama-sama Nitrogen dan Fosfor dapat meningkatkan pertumbuhan

    algae dan gulma (tumbuhan air). Tingginya kandungan Nitrogen dalam air di

     badan air menimbulkan pertumbuhan algae yang tidak terkontrol yang disebut

     blooming algae. Pertumbuhan algae yang berlebih mengurangi penetrasi sinar

    matahari dan re-Oksigenasi yang menimbulkan kekurangan Oksigen dan

    menciptakan kondisi anaerob.

    Dalam badan air Nitrogen (N) terdapat dalam bermacam bentuk senyawa,

    tergantung bilangan oksidasinya (BO), sebagai NH3 (BO = -3), N2 (BO = 0),

     NO2- (BO = +3) dan NO3

    - (BO = +5).

     Nitrogen Kjeldahl adalah merupakan jumlah dari Nitrogen Organik dan

     Nitrogen Anorganik yang terdapat dalam larutan. Beberapa senyawa organik

    yang nengandung Nitrogen dalam keadaan teroksidasi tidak dapat dianalisa

    melalui penguraian Amoniak, sehingga perlu dilakukan analisis Nitrogen

    Kjeldahl.

    Gas N2 merupakan hasil suatu reaksiyang sulit untuk bereaksi lebih lanjut. Gas

     Nitrogen menguap dari larutan dalam bentuk gelembung gas, karena kadar

    kejenuhannya agak rendah. Gas Nitrogen juga diserap oleh air dari udara dan

    digunakan oleh ganggang dan beberapa jenis bakteri untuk pertumbuhan.

     Nitrat dan Nitrit merupakan bentuk Nitrogen teroksidasi yang merupakan hasil

    reaksi biologik dari NH3 melalui proses Nitrifikasi. Nitrat adalah bentuk

    senyawa Nitrogen stabil yang merupakan salah satu unsur penting untuk

    sintesis protein tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pada konsentrasi tinggi Nitrat

    dapat mempercepat pertumbuhan ganggang yang tak terbatas (eutrofikasi) dan

     berakibat menurunnya konsentrasi DO (Disolved Oxygen/ Oksigen terlarut).Sedangkan Nitrit adalah bentuk senyawa Nitrogen yang tidak stabil dan

    merupakan keadaan sementara dalam proses oksidasi antara Amoniak dan

     Nitrat yang dapat terjadi dalam Instalasi Pengolah Air (IPA) limbah.

    Amonium NH4+

    adalah wujud dari Amoniak (NH3+

    ) pada pH rendah. Amoniak

    dalam air permukaan berasal dari air kencing, tinja dan dari oksidasi zat

    Organik (HaO bCc Nd) yang secara mikrobiologik berasal dari buangan

     penduduk, industri maupun air alami.

  • 8/19/2019 Standar Kualitas Air.pdf

    17/17

    BAB 2 ‐17 

    LAPORAN KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

    DETAIL DESAIN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU TERSEBAR DI PROVINSI GORONTALO

    Dalam sistem pengolahan air, Nitrifikasi merupakan proses biologik dimana

    terjadi oksidasi ion Amonium menjadi bentuk Nitrit dan Nitrat. Dalam

     pengolahan air secara biologik, bahan Organik yang mengandung Nitrogen

    dalam bentuk Ammonia berfungsi sebagai sumber energi bagi bakteri

     Nitrifikasi. Proses Nitrifikasi berlangsung dalam 2 tahap yaitu : 

    a. Tahap Nitrifikasi 

    Tahap Nitrifikasi merupakan tahapan dimana terjadi oksidasi dari

    Ammonium (NH4+) menjadi ion-ion Nitrit (NO2

    -) yang dilakukan bakteri

     Nitrosomonas dengan reaksi sbb :

    2 NH4+ + 3 O2 nirosomonas ---> 2 NO2

    - + 2 H2O + 4 H+ 

    b. Tahap Nitratifikasi 

    Tahap oksidasi ion Nitrit menjadi Nitrat (NO3-) yang dilakukan oleh

     bakteri Nitrobacter dengan reaksi berikut :

    2 NO2- + O2 nitrobacter -----> 2 NO3

    -