Standar Isi Sains Merekomendasikan

download Standar Isi Sains Merekomendasikan

of 32

Transcript of Standar Isi Sains Merekomendasikan

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    1/32

    MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

    SERTIFIKASI GURU

    Oleh :

    PUTU SONIA VIRGAWATI PRATIWI 1313021040

    Semester/Kelas 2/A

    JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    SINGARAJA

    2014

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    2/32

    i

    PRAKATA

    Om Swastyastu,

    Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan

    Yang Maha Esa, karena atas rahmat beliaulah makalah yang berjudul Sertifikasi

    Gurudapat diselesaikan tepat pada waktunya.

    Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. I

    Wayan Satyasa, S.Pd M.Si selaku dosen pengampu mata Profesi Kpendidikan,

    atas arahan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis. Tidak lupa pula penulis

    mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang ikut andil dalam penyusunan

    makalah ini dan berbagai sumber yang penulis dapatkan.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

    sebab itu, penulis senantiasa membuka diri terhadap kritik dan saran yang

    membangun, untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan

    terimakasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

    Om Santih, Santih, Santih, Om

    Singaraja, 26 Mei 2014

    Penulis

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    3/32

    ii

    DAFTAR ISI

    PRAKATA ii

    DAFTAR ISI iii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang 1

    1.2 Rumusan Masalah 2

    1.3 Tujuan Penulisan 2

    1.4 Manfaat Penulisan 2

    1.5 Metode Observasi 2

    1.6 Waktu dan Tempat 3

    BAB II LANDASAN TEORI

    2. 1 Pengertian Guru 4

    2.2 Standards for Science Teacher Preparation 5

    2.3 Sertifikasi Guru 10

    2.3.1 Pengertian Serifikasi Guru 10

    2.3.2 Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Guru 11

    2.3.3 Kriteria dan Persyaratan Sertifikasi 12

    2.3.4 Prosedur Sertifikasi Guru 14

    2.3.5 Lembaga Penyelenggara Sertifikasi dan

    Penilai Sertifikasi 17

    BAB III PEMBAHASAN

    3.1Pelaksanaan Sertifikasi Guru di SMA Negeri 1 Kuta Utara 193.2 Implikasi Sertifikasi Guru terhadap Kinerja Guru 20

    BAB IV PENUTUP

    3.1 Simpulan 26

    3.2 Saran 26

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    4/32

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangMunculnya UU RI No.14 / 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD)

    tidak lain bertujuan untuk mewujudkan guru yang profesional, berkualitas,

    bermartabat, dan sejahtera. Hal ini dikarenakan keberadaan guru merupakan

    syarat mutlak untuk menciptakan sistem, iklim, dan praktik pendidikan yang

    berkualitas. Selama ini kualitas guru yang menyangkut berbagai kompetensi

    yang harus dimiliki seorang guru belum pernah diuji secara langsung,

    kalaupun ada hanya formalitas atasan untuk mengawasi kinerja guru secara

    sepintas. Akibatnya guru sebagai ujung tombak peningkatan kualitas

    pendidikan tidak terintervensi untuk meningkatkan kualitas mereka, baik yang

    berkaitan dengan penguasaan ilmu maupun pengajarannya.

    Salah satu amanat UUGD adalah Pemerintah melaksanakan sertifikasi

    guru yang bertujuan menstandarisasi kompetensi guru dan sekaligus

    memberikan angin segar bagi guru untuk mendapatkan tambahan penghasilan

    dalam bentuk tunjangan profesi 1 bulan gaji. Sertifikasi guru yang

    diamanatkan oleh UU No. 20 Tahun 2003 maupun UU No. 14 Tahun 2005

    juga merupakan jawaban atas permasalahan rendahnya kualitas guru di

    Indonesia. Harapannya melalui sertifikasi, kualitas guru terjamin, karena

    hanya guru yang profesional yang dapat memperoleh sertifikat pendidik dan

    diijinkan mengelola proses pembelajaran.

    Jika ditinjau dari tujuan sertifikasi memang sangat mulia, karena selain

    ingin meningkatkan kualitas guru, juga memperhatikan kesejahteraan mereka

    dengan cara pemberian tunjangan bagi yang lulus sertifikasi. Pemberiantunjangan ini sangat besar pengaruhnya dalam memotivasi guru untuk

    mengikuti ujian sertifikasi, mengingat selama ini kesejahteraan guru kurang

    mendapat perhatian dari Pemerintah.

    Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk menulis sebuah

    laporan yang berjudul Sertifikasi Guru yang mana nantinya akan kita

    jadikan pedoman untuk melangkah kedepan untuk menjadi tenaga penidik

    yang berkualitas.

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    5/32

    2

    1.2Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang

    akan dikaji pada makalah ini antara lain:

    1.2.1 Bagaimana pelaksanaan sertifikasi guru di Indonesia?1.2.2 Bagaimana implikasi sertifikasi guru terhadap kinerja para guru?

    1.3 Tujuan

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai

    dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

    1.3.1 Untuk mengetahui pelaksanaan sertifikasi guru di Indonesia.1.3.2 Untuk mengetahui implikasi sertifikasi guru terhadap kinerja para

    guru.

    1.4 Manfaat

    Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan laporan ini adalah sebagai

    berikut:

    1.4.1 Bagi Penulis

    Diharapkan mampu memberikan pengalaman bagi penulis dalam

    membuat laporan, mampu memberikan pemahaman lebih kepada

    penulis, serta mampu menyebarluaskan informasi mengenai

    Sertifikasi Guru.

    1.4.2 Bagi PembacaPembuatan makalah ini, diharapkan mampu memberikan informasi

    kepada pembaca mengenai Sertifikasi guru, dan dapat dijadikan

    sebagai sumber referensi dan pedoman dalam pelaksanaan segala

    sesuatu terhadap sertifikasi guru.

    1.5 Metode ObservasiAdapun metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan laporan ini

    adalah dengan melakukan wawancara secara langsung ke SMA Negeri 1 Kuta

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    6/32

    3

    Utara, dan melaksanakan wawancara dengan guru fisika yang sudah disertifikasi

    di SMA Negeri 1 Kuta Utara yang terlibat secara langsung dalam pengajaran di

    kelas.

    1.6 Waktu dan TempatPenulis melaksanakan wawancara langsung ke SMA negeri 1 KutaUtara

    pada Sabtu, 17 Mei 2014.

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    7/32

    4

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1Pengertian GuruKamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan guru adalah orang yang

    pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Sedangkan Imran

    (Heranita, 2012) mengemukakan guru adalah jabatan atau profesi yang

    memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar,

    membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada

    pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

    menengah. Lebih lanjut menurut UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

    guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

    membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasipeserta didik

    pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

    pendidikan menengah. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang

    mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.

    Sejalan dengan pendapat-pendapat diatas definisi tentang guru juga

    diungkapkan Suparlan dalam bukunya Menjadi Guru Efektif (Heranita, 2012)

    menyatakan bahwa, guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait

    dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik

    spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. Namun,

    Suparlan juga menambahkan bahwa secara legal formal, guru adalah seseorang

    yang memperoleh surat keputusan (SK), baik dari pemerintah maupun pihak

    swasta untuk mengajar.

    Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahawa guru

    adalah seseorang yang telah memperoleh surat keputusan (SK) baik dari pihakswasta atau pemerintah untuk mengajar dan mendidik siswa pada pendidikan anak

    usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah, yang tujuan

    utamanya untuk mencerdaskan bangsa dalam semua aspek.

    Untuk mencerdaskan bangsa dalam semua aspek, maka diharapkan guru

    dapat besikap profesional. Guru yang professional adalah guru yang berkompeten.

    Kompeten artinya kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dan

    meemecahkan aneka masalah guna mencapai tujuan pendidikan. Seorang guru

    http://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didik
  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    8/32

    5

    yang kompeten ditandai dengan ahli dalam dibidangnya, menjiwai profesi yang

    dimiliki, memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional.

    Keempat kompetensi tersebut adalah adalh sebagai berikut:

    a) Kompetensi Pedagogik. Dalam Standar Nasional Pendidikan,penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa

    kompetensi pedagogik adalah kemapuan mengelola pembelajaran

    peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

    perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,

    dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

    berbagai potensi yang dimilikinya.

    b) Kompetensi Kepribadian. Dalam Standar Nasional Pendidikanpenjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang

    dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan

    kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,

    menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

    c) Kompetensi Profesioanal. Dalam Standar Nasional Pendidikanpenjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang

    dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan

    materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

    memungkinkan membimbing pesrta didik memenuhi standar

    kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

    d) Kompetensi Sosial. Dalam Standar Nasional Pendidikan,penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang

    dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru

    sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaulsecara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

    kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

    2.2 Standards for Science Teacher Preparation

    NSTA (2003) menetapkan 10 standar bagi persipan guru sains untuk

    mewujudkan guru yang profesional, meliputi standar isi (content), standar hakikat

    sains (nature of science), standar inkuiri (inquiry), standar isu (issues), standar

    keterampilan umum mengajar (general skills of teaching), standar kurikulum

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    9/32

    6

    (curriculum), standar komunitas sains (science in the community), standar

    penilaian (assesment), standar keamanan dan keselamatan (safety and welfare),

    serta standar pengembangan profesional (professional growth).

    1. Standar isi

    Standar ini merekomendasikan, bahwa guru sains harus memahami dan

    mengemukakan pengetahuan dan praktik sains secara aktual. Guru sains dapat

    menghubungkan dan menginterpretasikan konsep-konsep, ide-ide sains dan

    mengaplikasikannya di lapangan. Guru sains dapat melakukan penyelidikan

    ilmiah. Parameter persiapan guru sains yang memiliki standar isi, harus

    menunjukkan bahwa guru sains:

    a. Memahami dan berhasil menyampaikan konsep-konsep utama, prinsip-prinsip, teori-teori, hukum-hukum sains pada siswa serta membuat

    keterkaitan dalam aplikasi di lapangan.

    b. Memahami dan berhasil menyampaiakan kesatuan konsep sains padasiswa

    c. Memahami dan berhasil menyampaikan aplikasi sains dalam bidangteknologi dan kepentingan personal siswa

    d. Memahami penelitian dan berhasil merancang, melaksanakan, membuatlaporan serta mengevaluasi penyelidikan

    e. Memahami dan berhasil menggunakan matematika dalam prosespelaporan data, memecahkan masalah sains di lapangan

    2. Standar Hakikat SainsGuru sains harus mengajak siswa untuk membedakan sains dan non sains,

    memahami evolusi dan praktik sains sebagai usaha manusia, serta kritis dalam

    menganalisis tuntutan dalam sains. Parameter persiapan guru sains yang memiliki

    standar hakikat sains, harus menunjukkan bahwa guru sains:

    a. Memahami terhadap sejarah dan perkembangan sains serta evolusi sainsb. Memahami filosofi, asumsi, tujuan dan nilai-nilai yang membedakan sains

    dari teknologi

    c. Mengajak siswa berhasil dalam belajar hakikat sains, kritis dalammenganalisis kesalahan atau ketidak jelasan dalam sains.

    3. Standar Inkuiri

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    10/32

    7

    Guru sains mengajak siswa-siswanya belajar variasi metode inkuiri ilmiah

    dan aktif belajar melalui inkuiri ilmiah. Parameter persiapan guru sains yang

    memiliki standar inkuiri ilmiah, harus menunjukkan bahwa guru sains:

    a. Memahami proses, prinsip dan asumsi dari metode inkuiri dalammenemukan pengetahuan ilmiah

    b. Mengajak siswa berhasil mengembangkan inkuiri yang tepat dalammengembangkan konsep dan hubungan pengamatan, data dan kesimpulan

    secara ilmiah

    4. Standar IsuGuru sains harus siap untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan

    berkaitan dengan sains, teknologi dan isu-isu sains dalam masyarakat umum.

    Parameter persiapan guru sains yang memiliki standar isu-isu sains, harus

    menunjukkan bahwa guru sains:

    a Memahami pentingnya isu-isu sains di masyarakat berkaitan denganteknologi, menggunakan proses ilmiah dalam menganalisis dan membuat

    keputusan terkait dengan isu-isu sains tersebut

    b Mengajak siswa berhasil dalam menganalisis masalah, mempertimbangkanresiko, keuntungan dan pemecahan alternatif, menghubungkan isu-isu

    dengan pengetahuan, tujuan dan nilai-nilai mulia.

    5. Standar Keterampilan MengajarGuru sains menciptakan komunitas untuk memberi fasilitas pada perbedaan

    kharakteristik siswa dalam belajar. Guru sains menggunakan dan

    mempertimbangkan variasi manajemen kelas, pengelompokkan, aksi, strategi dan

    metodologi. Parameter persiapan guru sains yang memiliki standar keterampilan

    umum mengajar, harus menunjukkan bahwa guru sains:a. Memvariasikan aksi, strategi dan metode dalam pembelajaran guna

    mengembangkan keterampilan ganda dan tingkat pemahaman siswa.

    b. Berhasil mengembangkan pembelajaran sains dengan perbedaankemampuan, kebutuhan, minat dan latar belakang siswa

    c. Berhasil mengorganisasi dan mengajak siswa dalam pembelajarankolaborasi menggunakan strategi pembelajaran kelompok siswa.

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    11/32

    8

    d. Berhasil menggunakan piranti teknologi, meliputi teknologi komputeruntuk mengakses sumber, mengumpulkan dan memproses data serta

    memfasilitasi pembelajaran science.

    e. Memahami dan membangun keyakinan awal, pengetahuan, pengalamandan minat siswa secara efektif.

    f. Menciptakan dan mengatur keselamatan psikologi dan sosial sertalingkungan pembelajaran yang sportif

    6. Standar KurikulumGuru sains merencanakan dan menciptakan kurikulum yang aktif, koheren

    dan efektif serta konsisten dengan tujuan yang mengacu pada standar. Parameter

    persiapan guru sains yang memiliki standar kurikulum, harus menunjukkan bahwa

    guru sains:

    a. Memahami standar kurikulum dan dapat mengidentifikasi, mengakses,serta menciptakan sumber dan aktivitas pendidikan sains yang konsisten

    dengan standar.

    b. Menerncanakan dan mengimplementasikan kurikulum berbasis standardalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan siswa

    7. Standar Komunitas SainsGuru sains menghubungkan bidang ilmu sains dengan masyarakat lokal dan

    regional menyangkut dengan pembuat keputusan serta menggunakan sumber

    individual, institusional, alam dalam masyarakat untuk kepentingan pembelajaran

    sains. Parameter persiapan guru sains yang memiliki standar masyarakat sains,

    harus menunjukkan bahwa guru sains:

    a. Mengidentifikasi cara-cara untuk menghubungkan sains denganmasyarakat (pembuat keputusan) dan menggunakan sumber-sumbermasyarakat untuk mengembangkan pembelajaran sains

    b. Mengajak siswa berhasil dalam aktivitas yang berhubungan dengansumber-sumber sains dan pembuat keputusan di masyarakat atau untuk

    memberikan pemecahan permasalahan-permasalahan penting di

    masyarakat.

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    12/32

    9

    8. Standar PenilaianGuru sains menyusun dan menggunakan strategi penilaian yang efektif

    untuk menentukan latar belakang dan hasil belajar siswa serta memfasilitasi

    perkembangan kemampuan intelektual, sosial dan personal siswa. Parameter

    persiapan guru sains yang memiliki standar penilaian, harus menunjukkan bahwa

    guru sains:

    a. Menggunakan strategi penilaian beragam sesuai tujuan pembelajaranb. Menggunakan hasil penilaian untuk memandu dan memodifikasi

    pembelajaran lingungan kelas dan proses penilaian.

    c. Menggunakan hasil penilaian untuk menganalisis dan melakukanrefleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan

    9. Standar Keamanan dan KeselamatanGuru sains mengorganisasikan lingkungan pembelajaran yang aman dan

    efektif untuk mewujudkan keberhasilan siswa dalam belajar. Parameter persiapan

    guru sains yang memiliki standar keamanan dan keselamatan sains, harus

    menunjukkan bahwa guru sains:

    a. Memahami responsibilitas legal dan etika pembelajaran sains gunakeselamatan siswa, melindungi makhluk hidup dan mengelola bahan-

    bahan pembelajaran di lingkungan.

    b. Mengetahui dan mempraktikkan keselamatan dan kesejahteraan dalampembelajaran (keselamatan kerja laboratorium dan penggunakan sumber

    belajar di lingkungan dengan tetap menjaga kelestariannya),

    c. Mengetahui prosedur keselamatan, mengatur peralatan keselamatandalam pembelajaran sains

    d.

    Memperlakukan semua makhluk hidup dan sumber belajar alam denganselalu memikirkan kelestariannya.

    10.Standar Pengembangan ProfesionalGuru sains secara terus menerus berusaha pengembangkan kemampuan

    personal, profesional. Parameter persiapan guru sains yang memiliki standar

    pertumbuhan profesional, harus menunjukkan bahwa guru sains:

    a. Aktif dan terus menerus mengambil kesempatan mengembangkanprofesional dan kepemimpinan

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    13/32

    10

    b. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran agar semakin berkembangprofesionalismenya

    c. Menggunakan informasi dari siswa tentang pembelajaran yang sudahdilakukan untuk terus menumbuhkan profesionalismenya

    d. Berinteraksi secara efektif dengan teman sejawat, orang tua dan siswaserta masyarakat untuk peningkatan profesionalismenya.

    2.3Sertifikasi Guru2.3.1 Pengertian Serifikasi GuruBerdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 sertifikasi adalah

    proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan

    sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan

    kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Berdasarkan pengertian

    tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu pemberian pengakuan

    bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan

    pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang

    diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru

    adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan

    penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat

    pendidik (Mulyasa, 2008).

    Sertifikasi guru juga merupakan pemenuhan kebutuhan untuk

    meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi

    dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat

    kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sertifikasi guru

    merupakan proses uji kompetensi bagi calon atau guru yang ingin memperoleh

    pengakuan dan atau meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya.Representasi pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam

    sertifikasi kompetensi adalah sertifikat kompetensi pendidik. Sertifikat ini

    sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi

    standar untuk melakuakn pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang

    pendidikan tertentu.

    Dengan demikian serifikasi guru adalah sebuah upaya peningkatan mutu

    guru dibarengi dengan penigkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    14/32

    11

    dapat meningktakn mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di indonesia

    secara berkelanjutan. Bentuk penigkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan

    profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang telah memiliki sertifikat

    pendidik.

    Berdasarkan kepentingan tersebut, maka dalam Undang-Undang Guru dan

    Dosen (UUGD) dengan tegas dirumuskan pada pasal 16, bahwa pemerintah

    memberikan tujangan profesi guru yang diangkat oleh pemerintah pada

    tingkatan masa kerja dan kulaifikasi yang sama. Undang-undang Guru dan

    Dosen mengamanatkan bahwa pendidik dan pekerja profesional yang berhak

    mendapatkan hak-hak sekaligus kewajiban profesional. Dengan demikian

    pendidik diharpakan mangabdi secara total pada profesinya dan dapat hidup

    layak dari profesi tersebut.

    2.3.2 Tujuan dan Manfaat Sertifikasi GuruPada dasarnya pelaksanan sertifikasi guru mempunyai banyak tujuan dan

    manfaat (Sujanto dalam Rukhayati, 2008).

    a. Tujuan Sertifikasi Guru1. Menentukan kelayakan guru sebagai agen pembelajaran.2. Sebagai agen pembelajaran berarti guru menjadi pelaku dalam

    proses pembelajaran. Guru yang sudah menerima sertifikat pendidik

    dapat diartikan sudah layak menjadi agen pembelajaran.

    3. Meningkatkan proses dan mutu pendidikan4. Mutu pendidikan antara lain dapat dilihat dari mutu siswa sebagai

    hasil proses pembelajaran. Mutu siswa ini diantaranya ditentukan

    dari kecerdasan, minat, dan usaha siswa yang bersangkutan. Guru

    yang bermutu dalam arti berkualitas dan profesional menentukanmutu siswa.

    5. Meningkatkan martabat guru.6. Dari bekal pendidikan formal dan juga berbagai kegiatan guru yang

    antara lain ditunjukkan dari dokumentasi data yang dikumpulkan

    dalam proses srtifikasi maka guru akan menstransfer lebih banyak

    ilmu yang dimilikikepada siswanya. Secara psikologis kondisi

    tersebutakan meningkatkan martabat guru yangn bersangkutan.

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    15/32

    12

    7. Meningkatkan profesionalisme8. Guru yang profesional antara lain dapat ditentukan dari pendidikan,

    pelatihan, pengembangan diri dan berbagai aktivitas lainnya yang

    terkait dengan profesinya. Langkah awal untuk menjadi profesional

    dapat ditempuh dengan mengikuti sertifikasi guru.

    b. Manfaat Sertifikasi Guru1. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang merugikan citra

    profesi guru.Guru yang telah mempunyai sertifikat pendidik harus

    dapat menerapkan proses pembelajaran dikelas sesuai dengan teori

    dan praktik yang telah teruji.

    2. Melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidakberkualitas dan profesional. Sekolah yang mempunyai mutu

    pendidikan baik ditentukan dari mutu guru dan mutu proses

    pembelajaran di kelas. Dengan sertifikasi, mutu guru diharapkan

    akan meningkat sehingga meningkatkan mutu sekolah. Pada

    akhirnya, masyarakat dapat menilai kualitas sekolah berasarkan

    mutu pendidikannya.

    3. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi guru. Hasil sertifikasi diantaranya dapat digunakan sebagai cra untuk menentukan imbalan

    yang sesuai dengan prestasinya, yaitu berupa tunjangan profesi.

    Cara ini dapat menghindarkan dari praktik ketidakadilan, misalnya

    guru yang berprestasi hanya mendapat imbalan kecil. Dengan

    demikian, kesejahteraan guru dapat meningkat sesuai dengan

    prestasi yang diraihnya. Namun satu hal yang perlu ditekankan

    adalah bahwa tunjangan profesi bukan menjadi tunjangan utamaserrtifikasi. Tunjangan profesi merupakan konsekuensi logis yang

    menyertai kompetensi guru.

    2.3.3 Kriteria dan Persyaratan Sertifikasi1. Persyaratan Umum

    a. Guru yang belum memiliki sertifikat pendidik dan masih aktif mengajar disekolah di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kecuali

    guru Pendidikan Agama. Sertifikasi bagi guru Pendidikan Agama dan

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    16/32

    13

    semua guru yang mengajar di madrasah diselenggarakan oleh Kementerian

    Agama dengan kuota dan aturan penetapan peserta dari Kementerian

    Agama (Surat Edaran Bersama Direktur Jenderal PMPTK dan Sekretaris

    Jenderal Departemen Agama Nomor SJ/Dj.I/Kp.02/1569/ 2007, Nomor

    4823/F/SE/2007 Tahun 2007).

    b. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV)dari program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki izin

    penyelenggaraan.

    c. Guru yang BELUM memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila pada30 November 2013:

    1) sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20tahun sebagai guru, atau

    2) mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatifsetara dengan golongan IV/a (dibuktikan dengan SK kenaikan

    pangkat).

    d. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas dengan ketentuan:1) diangkat menjadi pengawas satuan pendidikan sebelum berlakunya

    Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (1

    Desember 2008), dan

    2) memiliki usia setinggi-tingginya 50 tahun pada saat diangkatsebagai pengawas satuan pendidikan.

    e. Sudah menjadi guru pada suatu satuan pendidikan (PNS atau bukan PNS)pada saat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

    ditetapkan tanggal 30 Desember 2005.

    f.

    Guru bukan PNS pada sekolah swasta yang memiliki SK sebagai guru tetapminimal 2 tahun secara terus menerus dari penyelenggara pendidikan (guru

    tetap yayasan), sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus

    memiliki SK dari Bupati/Walikota

    g. Pada tanggal 1 Januari 2015 belum memasuki usia 60 tahun.h. Sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari

    dokter. Jika peserta diketahui sakit pada saat datang untuk mengikuti PLPG

    yang menyebabkan tidak mampu mengikuti PLPG, maka LPTK berhak

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    17/32

    14

    melakukan pemeriksaan ulang terhadap kesehatan peserta tersebut. Jika

    hasil pemeriksanaan kesehatan menyatakan peserta tidak sehat, LPTK

    berhak menunda atau membatalkan keikutsertaannya dalam PLPG.

    i. Memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK).

    2. Persyaratan Khusus untuk Guru yang mengikuti Pemberian Sertifikatsecara Langsung (PSPL)

    a. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikanyang memiliki kualifikasi akademik magister (S-2) atau doktor (S-3) dari

    perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi

    yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang

    diampunya, atau guru kelas dan guru bimbingan dan konseling atau

    konselor, dengan golongan sekurang-kurangnya IV/b atau yang memenuhi

    angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b.

    b. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikanyang memiliki golongan serendah-rendahnya IV/c atau yang memenuhi

    angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c.

    2.3.4 Prosedur Sertifikasi Guru

    Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru

    Pasal 65 huruf b dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun

    2009 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, sertifikasi bagi guru dalam jabatan

    untuk memperoleh sertifikat pendidik dilaksanakan melalui pola: (1) uji

    kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio, dan (2) pemberian sertifikat

    pendidik secara langsung.Penilaian portofolio dilakukan melalui penilaian terhadap kumpulan

    dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Komponen penilaian portofolio

    mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3)

    pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5)

    penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya

    pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman

    organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    18/32

    15

    dengan bidang pendidikan. Pemberian sertifikat pendidik secara langsung

    dilakukan melalui verifikasi dokumen.

    Penilaian portofolio dan pemberian sertifikat pendidik secara langsung

    kepada peserta sertifikasi guru dilakukan oleh Rayon LPTK Penyelenggara

    Sertifikasi Guru yang terdiri dari LPTK Induk dan LPTK Mitra dikoordinasikan

    oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG).

    Penjelasan alur sertifikasi guru dalam jabatan adalah sebagai berikut.

    3. Uji Kompetensi dalam Bentuk Penilaian Portofolioa. Guru dalam jabatan peserta sertifikasi guru yang memenuhi persyaratan,

    menyusun portofolio.

    b. Portofolio yang telah disusun kemudian diserahkan kepada dinaspendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan provinsi (peserta guru

    SLB) untuk diteruskan kepada Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi

    Guru untuk dinilai.

    c. Penilaian portofolio dilakukan oleh 2 (dua) asesor yang relevan danmemiliki Nomor Induk Asesor (NIA).

    d. Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi guru dapatmencapai angka minimal kelulusan dan memenuhi persyaratan

    kelulusan, maka dinyatakan lulus dan memperoleh sertifikat pendidik.

    e. Apabila skor hasil penilaian portofolio telah dapat mencapai angkaminimal kelulusan dan memenuhi persyaratan kelulusan, namun secara

    administrasi masih ada kekurangan maka peserta harus melengkapi

    kekurangan tersebut (melengkapi administrasi atau MA).

    f. Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi guru belummencapai angka minimal kelulusan, maka Rayon LPTK menetapkanalternatif sebagai berikut.

    1) Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi pendidik untukmelengkapi kekurangan portofolio (misal melengkapi substansi atau

    MS bagi peserta yangmemperoleh skor 841 s/d 849). Apabila dalam

    kurun waktu tertentu yang ditetapkan Rayon LPTK peserta tidak

    mampu melengkapi akan diikutsertakan dalam Pendidikan dan

    Latihan Profesi Guru (PLPG).

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    19/32

    16

    2) Mengikuti PLPG yang mencakup empat kompetensi guru dandiakhiri dengan uji kompetensi. Penyelenggaraan PLPG dilakukan

    berdasarkan proses baku sebagaimana tertuang dalam RambuRambu

    Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Peserta yang lulus

    uji kompetensi memperoleh Sertifikat Pendidik. Jika peserta belum

    lulus, diberi kesempatan ujian ulang dua kali (untuk materi yang

    belum lulus). Peserta yang tidak lulus pada ujian ulang kedua

    dikembalikan ke dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas

    pendidikan provinsi untuk dilakukan pembinaan/peningkatan

    kompetensi.

    4. Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsunga. Guru yang berkualifikasi akademik S2/S3 dan sekurang-kurangnya

    golongan IV/b atau guru yang memiliki golongan serendahrendahnya

    IV/c mengumpulkan dokumen.

    b. Dokumen yang telah disusun kemudian diserahkan kepada dinaspendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan provinsi untuk

    diteruskan ke LPTK penyelenggara sertifikasi guru sesuai wilayah

    rayon dengan surat pengantar resmi.

    c. LPTK penyelenggara sertifikasi guru melakukan verifikasi dokumen.Verifikasi dokumen dilakukan oleh 2 (dua) asesor yang relevan dan

    memiliki Nomor Induk Asesor (NIA) dengan mengacu pada rubrik

    verifikasi dokumen.

    d. Apabila dokumen yang dikumpulkan oleh peserta dinyatakanmemenuhi persyaratan, maka kepada peserta diberikan sertifikat

    pendidik. Sebaliknya, apabila dokumen yang dikumpulkan tidakmemenuhi persyaratan, maka peserta dikembalikan ke dinas pendidikan

    di wilayahnya (kabupaten/kota/provinsi) dan diberi kesempatan untuk

    mengikuti sertifikasi guru melalui uji kompetensi dalam bentuk

    penilaian portofolio.

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    20/32

    17

    2.3.5 Lembaga Penyelenggara Sertifikasi dan Penilai Sertifikasi

    Sertifikasi guru diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga

    Kependidikan (LPTK) yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Menteri Pendidikan

    Nasional. Dasar hukum dari penyelenggaraan sertifikasi ini sesuai dengan

    Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 11 ayat 2 yang berbunyi:

    sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang

    memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan

    ditetapkan oleh pemerintah.

    Pergurun Tinggi penyelenggara sertifikasi dapat dilakukan oleh perguruan

    tinggi negeri atau swasta. Persyaratan perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi

    adalah (a) mempunyai program studi pengadaan tenaga kependoidikan yang

    terakreditasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. (b) ditetapkan oleh Menteri

    Pendidikan Nasional.

    Kekecualian penyelenggaraan sertifikasi terjadi untuk guru-guru pengajar

    mata pelajaran muatan local, guru TIK, guru kelautan dan guru pariwisata.Untuk

    peserta sertifikasi dari kelompok tersebut, penyelenggaraanya dilakukan oleh

    LPTK dalamrayon setempat bekerjasama dengan perguruan tinggi lain baik dari

    dalam rayon maupun diluar rayon.

    Sementara untuk guru agama, baik yang diangkat Depdiknas, Depag

    maupun Pemda, mereka harus mengikuti sertifikasi guru agama yang

    diselenggarakan oleh Departemen Agama dan mendaftarkan diri ke Kandepag.

    Guru yang mengikuti sertifikasi dinilai oleh asesor. Asesor ini akan menilai

    dan membuat keputusan terhadap nilai, mutu dan penilaian lain terhadap dokumen

    persyaratan sertifikasi. Penilaian yang dilakukan asesor didasarkan kompetensi

    guru peserta sertifikasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.Asesor diseleksi dan dipilih oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi.

    Rector dari penyelenggara sertifikasi yang akan menetapkan asesor tersebut.

    Asesor ada beberapa Kriteria yang harus dipenuhi sebagai berikut:

    1. WNI dengan profesi sebagai dosen, guru atau instruktur senior,widyaiswara dan pengawas yang mempunyai sertifikat pendidik

    2. Sehat jasmani dan rohani3. Berkomitmen dan bersedia melakukan penilaian secara objektif.

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    21/32

    18

    4. Pendidikan minimum S25. Berpengalaman mengajar, melatih dan membimbing guru atau calon guru

    di bidang yang sesuai minimum 5 tahun terakhir.

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    22/32

    19

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1Pelaksanaan Sertifikasi Guru di SMA Negeri 1 Kuta UtaraBerdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakuakan di SMA Negeri 1

    Kuta Utara dengan salah seorang guru fisika menyatakan bahwa sertifikasi guru

    dalam pelaksanaannya dapat dikatakan mensejahterakan guru yang bersangkutan.

    Hal ini dikarenakan guru yang bersartifikasi pada hakikatnya adalah guru yang

    memang benar memiliki kemampuan maupun pengalaman lebih dibidangnya.

    Beliau mengungkapkan bahwa guru yang berhak untuk mendapatkan sartifikatpendidik adalah guru yang memenuhi persyaratan sebagai berikut memiliki ijazah

    S-1, baik kepribadian maupun nonkepribadian, dan lulus tes seleksi yang

    diselenggarakan oleh LPTK penyelenggara, PNS, minimal 8 tahun masa

    pengabdian, kuota masing-masing daerah. Guru yang sudah bersertifikasi

    diharapkan mamppu meningkatkan profesionalismenya yakni salah satu

    kompetensi guru dari 4 kompetensi yang ada Pedagogik, profesional, sosial,

    kepribadian. Dengan alasan-alasan inilah yang melatarbelakangi bahwa guru yang

    bersertifikasi Guru yang sudah sertifikasi merupakan guru yang diangggap

    professional dan berkompeten di bidangnya, sehingga kepada guru tersebut

    diberikan tunjangan profesi sebesar 1x gaji pokok, sedangkan guru yang belum

    mempunyai sertifikasi guru belum dikatakan professional dan belum mendapat

    tunjangan profesi.

    Dampak dari adanya sertifikasi guru terhadap kinerja guru adalah dengan

    adanya sertifikasi ini, guru memiliki ada tanggung jawab baru, ditambah dengan

    adanya tunjangan yang lebih, maka guru akan berusaha untuk lebih professional

    karena hal itu. Selain itu dengan adanya sartifikasi guru juga harus dituntut untuk

    mengajar dengan lebih professional terutama dalam hal materi yang mereka

    sajikan terkaita dengan disiplin ilmu mereka masing-masing ucap guru tersebut.

    Selain itu guru harus mampu menyampaikan materi lebih mendalam kepada siswa

    dibandingkan sebelum dia bersertifikasi. Materi yang mendalam tidak dan jangan

    sampai melebar kemateri yang lain.

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    23/32

    20

    Terkait dengan hal yang sama para guru mulai besemangat melanjutkan

    pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (s2) untuk menambah bekal pengetahuan

    mereka. Dengan adanya tunjangan sertifikasi, banyak guru yang

    memanfaatkannya untuk kepentingan pendidikan. Namun, ada juga guru yang

    tidak menggunakannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

    tinggi (s2), karena lebih mementingkan kebutuhan keluargannya.

    Dalam praktiknya pelaksanaan sartifikasi guru ini belum maksimal dan

    optimal utamanya dalam hal pembagian jam pelajaran yang mengharuskan guru

    bersertifikasi untuk mengajar 24 jam perminggu. Dalam hal ini yang guru tidak

    mendapat jam pelajran 24 jam di sekolah utamanya diharuskan untuk mencari

    jadwal pelajaran tambahan di sekolah lain dengan tetap mementingkan sekolah

    utmanya dan tidak mengganggu jadwal mengajarnya disekolah utama. Untuk ini

    guru yang bersertifikasi diharapkan untuk pintar dalam mengatur jadwal

    pelajarannya hingga mencapai waktu yang dipersyaratkan. Untuk menyiasati hal

    tersebut di sekolah kami diberlakukan sistem keadilan. Sistem keadilan yang

    dimaksud ada dua tipe, tipe pertama adalah misalkan guru fisika di sekolah kami

    berjumlah 3 orang yang bersertifikasi. Maka pembagian jam pelajaran harus

    dibagi rata sesuai dengan jumlah kelas yang terdapat di sekolah kami dan

    kekuranganya dicari disekolah lain. Tipe kedua adalah tipe senioritas, maksudnya

    adalag guru yang bersertifikasi adalah 3 orang, dari ketiga orang tersebut dilihat

    umur dan masa kerja atau pengabdiannya, guru yang umurnya lebih tua dan masa

    kerjanya yang lebih panjang maka dia yang harus didahulukan untuk mengejar

    sejumlah jam yang telah dipersyaratkan 24 jam, selanjutnya untuk guru yang di

    sesuaikan dan kekuranganya dicari disekolah lain.

    Kendala lain yang saya rasakan adalah ketidak lancaranan penerimaantunjangan sertifikasi. Hal ini dikarenakan masih saja ada beberapa teman saya dan

    saya sendiri yang tunjangannya tersendat yakni 3 bulan sekali.

    3.2Implikasi Sertifikasi Guru terhadap Kinerja GuruImplementasi sertifikasi guru dalam bentuk penilaian portofolio ini kemudian

    menimbulkan polemik baru. Banyak para pengamat pendidikan yang

    menyangsikan keefektifan pelaksanaan sertifikasi dalam rangka meningkatkan

    kinerja guru. Bahkan ada yang berhipotesis bahwa sertifikasi dalam bentuk

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    24/32

    21

    penilaian portofolio tak akan berdampak sama sekali terhadap peningkatan kinerja

    guru, apalagi dikaitkan dengan peningkatan mutu pendidikan nasional. Hal ini

    berkaitan dengan temuan-temuan dilapangan bahwa adanya indikasi kecurangan

    dalam melengkapi berkas portofolio oleh para guru peserta sertifikasi.

    Kecurangan dengan memalsukan dokumen portofolio itu memang ada.

    Program sertifikasi guru yang selama ini dilaksanakan belum dapat

    dikatakan sebagai media untuk menjamin kualitas pendidikan, kalaupun ada, itu

    bukanlah yang utama. Jika program sertifikasi guru itu dimaksudkan untuk

    meningkatkan prestasi guru dan meningkatkan kualitas pendidikan, maka

    pemilihan calon peserta sertifikasi itu mestinya acuan utamanya adalah kualifikasi

    dan prestasi calon peserta sertifikasi, dengan tanpa mempertimbangkan aspek

    usia, masa kerja, dan kepangkatan. Ketika penentuan calon perserta yang

    dijadikan acuan adalah golongan, masa kerja, apalagi usia, maka tidak secara

    otomatis calon peserta yang memenuhi persyaratan memiliki kualifikasi dan

    prestasi yang menunjang peningkatan kualitas pedidikan. Apalagi para peserta

    yang lolos program sertifikasi adalah mereka yang telah berusia di atas empat

    puluh delapan tahun, maka kemungkinan yang terjadi adalah kesulitan-kesulitan

    dalam mengikuti perkembangan dunia pendidikan dan teknologi informatika.

    Padahal, era sekarang adalah era perubahan dan era teknologi yang selalu berubah

    begitu cepat.

    Program sertifikasi guru ternyata berdampak positif terhadap kinerja para

    guru yang telah mendapatkan sertifikat pendidik. Ada peningkatan dalam aspek

    kedisiplinan kerja dan kedisiplinan administratif akademik. Para guru yang telah

    mendapatkan sertifikat ternyata cukup disiplin dalam mengajar (jam datang dan

    pulang), aktif mengikuti berbagai kegiatan akademik di sekolah seperti upacarabendera, rapat-rapat, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), pembimbingan

    siswa, dan kegiatan ekstrakurikuler. Mereka juga cukup memperhatikan

    kedisiplinan administrasi akademik, seperti rencana pelaksanaan pembelajaran

    (RPP), mengupayakan media pembelajaran, mengisi daftar hadir kerja. Proses

    peningkatan kinerja para guru yang telah mendapat sertifikat tersebut bukan serta

    merta secara otomatis terjadi, namun berkat dukungan, arahan dan peran kepala

    sekolah. Pada awalnya, mereka juga belum menyadari sepenuhnya bahwa

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    25/32

    22

    konskwensi dari sertifikat pedidik yang diikuti dengan tunjangan profesi tersebut

    diikuti dengan kinerja yang tinggi. Hal ini terjadi karena tradisi budaya kerja yang

    telah melekat tidak serta merta dapat berubah dengan adanya tunjangan profesi.

    Untuk melahirkan budaya kerja yang baru, seseorang perlu beradaptasi dengan

    budaya baru tersebut dan kesanggupan individu untuk beradaptasi dengan budaya

    baru yang berbeda-beda, ada yang bekerja cepat dan ada pula yang bekerja

    lambat. Jika individu dipaksa untuk merubah budaya kerja yang lama diganti

    dengan budaya yang baru, dimana banyak nilai-nilai budaya yang berbeda dari

    sebelumnya maka individu tersebut akan mengalami tekanan kerja (stress kerja)

    yang akan mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja. Dalam hal ini

    diperlukan kebijaksanaan dari pimpinan dalam mendampingi dan mengawal

    perubahan budaya kerja bagi anggota organisasi.

    Perubahan budaya kerja yang terjadi dalam waktu yang singkat, biasanya

    tidak kuat bertahan lama. Hal ini terjadi karena individu tidak menyadari

    sepenuhnya substansi dari perubahan budaya itu, namun jika perubahan budaya

    kerja terjadi agak lamban, dimana individu mendapat kesempatan untuk

    menginternalisasikan nilai-nilai budaya yang baru, hal demikian biasanya budaya

    tersebut dapat bertahan lebih lama.

    Perubahan kinerja para guru di SMA N 1 Kuta Utara tidak terjadi secara

    serta merta namun melalui proses yang agak lamban. Hal ini terbukti dengan

    masih munculnya perilaku-perilaku lama yang kurang sesuai dengan tuntutan,

    misalnya kurang disiplin dan kurang tertib administrasi. Perubahan demikian,

    diharapkan akan bertahan lama karena adanya proses penyadaran individu akan

    substansi dan tuntutan perubahan itu sendiri. Jika dikaitkan dengan teori law of

    effect, maka individu cenderung akan mengulangi suatu perbuatan sebagai akibatdari suatu perbuatan tersebut menyenangkan dirinya. Sebaliknya, individu

    cenderung tidak akan menggulangi perbuatannya, jika ternyata akibat yang

    ditimbulkan dari perbuatan itu tidak menyenangkan baginya. Dalam hal ini

    tunjangan profesi merupakan daya ikat yang menjadikan individu cenderung

    melakukan apapun agar tunjangan itu tetap diperolehnya dengan meningkatkan

    kinerjanya.

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    26/32

    23

    Pada sisi lain, program sertifikasi guru kurang berdampak positif terhadap

    kinerja para guru yang belum mendapatkannya. Artinya mereka biasa-biasa saja

    dalam bekerja, tidak terjadi peningkatan yang berarti akibat program sertifikasi

    guru. Hal ini terjadi karena program sertifikasi adalah program paket yang

    datangnya tidak bisa diraih secara kompetitif, namun jatah panggilan dari dinas

    pendidikan. Seseorang akan mendapat jatah panggilan sertifikasi jika sudah saat

    nya, bukan karena prestasi kerja hari ini sebagai prioritas utama pemanggilan

    calon peserta. Menurut Kepala sekolah dan beberapa guru yang belum

    mendapatkan sertifikat pendidik, mereka merasa biasa-biasa saja dalam bekerja,

    tidak terpengaruh oleh adanya program sertifikasi pendidik, apalagi yang

    golongan dan masa kerjanya masih rendahan. Mereka masih jauh dari

    panggilan. Oleh karena itu mereka bekerja seperti biasanya.

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    27/32

    24

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    1.

    2.

    4.2 Saran

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    28/32

    25

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    4.2 Saran

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    29/32

    26

    LAMPIRAN HASIL WAWANCARA

    Data hasil observasi :

    Nama Narasumber :

    Sertifikasi Tahun :

    1. Menurut Bapak, guru yang profesional itu seperti apa?Guru profesional itu adalah guru yang mamou mengemas keempat

    kompetensi guru dalam dirinya, sehingga dia disegani oleh semua orang.

    2. Apa saja upaya dalam meningkatkan keprofesionalan seorang guru?Dengan program sertifikasi/PLPG, dengan mengadakan evaluasi kinerja

    guru misalnya program UKG (Uji Kompetensi Guru), dan sebagainya.

    3. Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru, guru diharuskanuntuk bersertifikasi. Apa yang Bapak ketahui tentang sertifikasi guru?

    Dari sepengetahuan saya, Sertifikasit merupakan pengahrgaan yang

    diberikan kepada profesi guru dalam rangka peningkatan professional dan

    kualitas guru.

    4. Menurut Bapak? guru yang bagaimana yang berhak mendapatkansertifikasi?

    Guru yang berhak untuk mendapat sertifikasi adalah guru yang memang

    professional dibidangnya, guru yang sudah berpengalaman, dan sudah

    dikatakan memiliki dedikasih kerja atau memiliki pengabdian dibidangnya

    utamanya dalam hal masa kerja.

    5. Saat bapak mengikuti sertifikasi, tahun berapa, dimana, dan berapa lamamengikuti program sertifikasi guru?

    6.

    Kegiatan apa saja yang Bapak lakukan saat mengikuti programsertifikasi?

    7. Saat bapak mengikuti sertifikasi, apa saja persyaratan yang harusdipenuhi dan bapak ikut jalur apa?

    Karena saya mengikuti sertifikasi pada jalur portofolio, maka persyaratan

    waktu itu yaitu : SK mengajar, pemenuhan jam mengajar (24 jam), sertifikat,

    piagam, kelengkapan ijazah, dan terpenting yaitu karya tulis.

    8. Proses apa saja yang bapak lalui untuk mendapat sertifikasi?

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    30/32

    27

    9. Apa tujuan atau manfaat dari sertifikasi guru terhadap kinerja guru?Manfaat dan tujuan : untuk kedisiplinan, pemenuhan kelengkapan persiapan

    guru sebelum mengajar (RPP), pemenuhan jam mengajar guru yang ideal.

    Dari sudut pandang lain, guru yang bersetifikasi berarti dia memiliki

    tanggung jawab baru untuk mempertahankan dan meningkatkan

    profsionalismenya sebagai guru, sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai

    motivasi diri dalam hal proses pembelajaran, apakah materi yang diberikan

    lebih mendalam, cara mengajarnya yang lebih banyak menggunakan alat

    peraga dari sebelumnya dan lain-lain.

    10. Apa harapan ke depan mengenai sertifikasi guru?Sertifikasi guru kedepan diharapkan benar-benar mampu mencerminkan

    seorang guru yang profesional dan mampu memotivasi guru lainnya untuk

    meningkatkan kemampuan mengajarnya, karena terdapat penghargaan

    seperti peningkatan gaji bagi guru profesional bersertifikasi.

    11. Bagaimana tanggapan Ibu mengenai guru yang sudah sertifikasi denganyang belum sertifikasi?

    Untuk di sekolah sini, mengingat guru-guru yang diterima rata-rata memiliki

    kredibilitas ynag baik dalam mengajar, jadi saya kira kompetensinya tidak

    jauh berbeda. Namun, diperlukan motivasi untuk mengikuti sertifikasi.

    12.Apa perbedaan yang signifikan yang terdapat pada guru yang sudahtersertifikasi dengan yang belum tersertifikasi?

    Perbedaan yang paling mendasar adalah perbedaan dalam hal tunjangan.

    Hal ini dikarenakan menerut pemantauan saya selama ini guru yang sudah

    tersertifikasi merupakan guru yang diangggap professional di bidangnya,

    sehingga kepada guru tersebut diberikan tunjangan profesi sebesar 1x gajipokok, sedangkan guru yang belum mempunyai sertifikasi guru belum belum

    mendapat tunjangan profesi.

    13.Kendala apa saja yang bapak hadapi dalam pelaksanaan sertifikasi guruselama ini?

    Kendalanya adalah pemenuhan jam 24 jam perminggu. Dalam hal ini yang

    guru tidak mendapat jam pelajran 24 jam di sekolah utamanya diharuskan

    untuk mencari jadwal pelajaran tambahan di sekolah lain dengan tetap

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    31/32

    28

    mementingkan sekolah utmanya dan tidak mengganggu jadwal mengajarnya

    disekolah utama. Kendala lain yang saya rasakan adalah ketidak lancaranan

    penerimaan tunjangan sertifikasi. Hal ini dikarenakan masih saja ada

    beberapa teman saya dan saya sendiri yang tunjangannya tersendat yakni 3

    bulan sekali.

    14.Bagaimana cara menyiasati hal tersebut?Untuk menyiasati hal tersebut di sekolah kami diberlakukan sistem keadilan.

    Sistem keadilan yang dimaksud ada dua tipe, tipe pertama adalah misalkan

    guru fisika di sekolah kami berjumlah 3 orang yang bersertifikasi. Maka

    pembagian jam pelajaran harus dibagi rata sesuai dengan jumlah kelas yang

    terdapat di sekolah kami dan kekuranganya dicari disekolah lain. Tipe kedua

    adalah tipe senioritas, maksudnya adalag guru yang bersertifikasi adalah 3

    orang, dari ketiga orang tersebut dilihat umur dan masa kerja atau

    pengabdiannya, guru yang umurnya lebih tua dan masa kerjanya yang lebih

    panjang maka dia yang harus didahulukan untuk mengejar sejumlah jam

    yang telah dipersyaratkan 24 jam, selanjutnya untuk guru yang di sesuaikan

    dan kekuranganya dicari disekolah lain.

  • 7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan

    32/32

    DAFTAR PUSTAKA

    Mulyasa, H. E. 2011.Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara.

    Wilujeng, Insih. 2003. Redesain Kurikulum S1Pendidikan IPA menuju Standards

    For Secondary Science Teacher Preparation. Dalam Http//:

    Http://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdf:diakses 26 Mei 2014.

    Janawi. 2011.Kompetensi Guru Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.

    Lembaran Negara Republik Indonesia.2003.Undang-Undang Republik Indonesia

    Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam

    Http://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdf:diakses 26 Mei 2014.

    Lembaran Negara Republik Indonesia.2005.Undang-Undang Republik Indonesia

    Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Dalam

    Http://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdf:diakses 26 Mei 2014.

    NSTA. 2003. Standards for Science Teacher Preparation. Revised 2003

    Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

    Jakarta: Balai Pustaka.

    http://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdfhttp://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdfhttp://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdfhttp://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdfhttp://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdfhttp://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdf