Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

download Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

of 26

Transcript of Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    1/26

    STANDAR DAN NORMA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

    PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

    Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Perumahan dan Permukiman

    Oleh :

    Antusias N (I0609003)

    Dedy Syarifudin (I0609010)

    Rina Wulandari (I0609025)

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    2/26

    2 | P a g e

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan

    Permukiman, kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan

    lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai

    lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung

    perikehidupan dan penghidupan. Sedangkan permukiman sendiri adalah bagian dari

    lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai

    prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di

    kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Dalam proses perencanaan dan pembangunan

    baik permukiman maupun kawasan permukiman, perlu disesuaikan dengan standar-standar

    atau acuan-acuan normatif serta norma-norma yang telah ditentukan oleh pemerintah baik

    daerah maupun pusat.

    Standar-standar atau acuan-acuan normatif serta norma-norma yang telah ditentukan

    oleh pemerintah baik daerah maupun pusat tersebut hendaknya dijalankan dengan baik agartercipta permukiman yang layak huni serta berkelanjutan. Namun, standar, acuan, dan norma

    yang telah dibuat ini kini sering diabaikan dan dilanggar, banyak para pengembang

    perumahan yang membangun perumahan tidak sesuai dengan standar yang ada, khususnya di

    aspek sarana, prasarana, dan utilitas umum. Para pengembang perumahan ini terpaksa

    melakukan hal-hal tersebut dengan alasan profit. Sebagai contoh, banyak perumahan-

    perumahan dengan unit terbatas dan tidak menyediakan ruang terbuka hijau sesuai dengan

    standar. Padahal jika kita mengetahui, ruang terbuka hijau sangat berfungsi dalam menjaga

    keseimbangan ekologi.

    Pembangunan kawasan permukiman selain sebagai kebutuhan dasar juga merupakan

    faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat, mutu kehidupan serta kesejahteraan

    masyarakat, sehingga perlu direncanakan dan dikembangkan secara terpadu dan terarah, serta

    berkelanjutan.

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    3/26

    3 | P a g e

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    2.1.Ketentuan Umum Dalam Merencanakan Kawasan Permukiman

    Beberapa ketentuan umum yang harus dipenuhi dalam merencanakan kawasan permukiman

    adalah :

    Perencanaan kawasan permukiman harus dilakukan sesuai dengan rencana tata

    ruang wilayah.

    Pemanfaatan ruang untuk kawasan peruntukan permukiman harus sesuai dengan

    daya dukung tanah setempat dan harus dapat menyediakan lingkungan yang sehat

    dan aman dari bencana alam serta dapat memberikan lingkungan hidup yang sesuai

    bagi pengembangan masyarakat, dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi

    lingkungan hidup.

    Kawasan permukiman harus memiliki sarana, prasarana, dan utilitas umum serta

    terjangkau oleh sarana transportasi umum

    Kawasan permukiman harus didukung dengan ketersediaan fasilitas-fasilitas

    pelayanan jasa dan perdagangan, pemerintahan, kesehatan, pendidikan, dan agama.

    Kawasan permukiman tidak mengganggu fungsi lindung dan upaya pelestarian SDA.

    2.2.Ketentuan Teknis

    a. Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan kawasan permukiman:

    1. Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%);

    2. Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh penyelenggara

    dengan jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air antara 60 L/org/hari

    100liter/org/hari;

    3. Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi, abrasi);

    4. Drainase baik sampai sedang;

    5. Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/waduk/ danau/ mata air/saluran

    pengairan/rel kereta api dan daerah aman penerbangan;

    6. Tidak berada pada kawasan lindung;

    7. Tidak terletak pada kawasan budi daya pertanian/penyangga;

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    4/26

    4 | P a g e

    8. Menghindari sawah irigasi teknis.

    (Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 41 /PRT/M/2007 Tentang Pedoman

    Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya)

    2.3.Peraturan Lain yang Terkait

    Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, perencanaan

    tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang

    terbuka hijau yang luas minimalnya sebesar 30% dari luas wilayah kota. Di dalam

    PerMen PU Nomor:05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan

    Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan dijelaskan lebih rinci lagi bahwa ruang

    terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH Privat. Proporsi RTH

    pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari 20% ruang

    terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau privat. Proporsi 30%

    merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota, baik

    keseimbangan sistem hidrologi dan keseimbangan mikroklimat, maupun sistem

    ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan

    masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota.

    Permen PU No.63 Tahun 1993 Pasal 8 tentang penetapan garis sempadan sempadan

    sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan pada ayat (5) disebutkan bahwa

    sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter, garis sempadan

    ditetapkan sekurang kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada

    waktu ditetapkan.

    Permen Perindustrian RI No 35/M-IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman Teknis

    Kawasan Industri, BAB II Mengenai Konsepsi Kawasan Industri dijelaskan bahwa

    lokasi kawasan industri mempunyai jarak ideal minimal dari permukiman 2 (dua) Km.

    SNI-3242-2008 Tentang Pengelolaan Sampah Permukiman dijelaskan bahwa

    lembaga atau organisasi yang mengelola sampah adalah pihak swasta, organisasi

    kemasyarakatan, dan jika mengeluarkan sampah B3 ditangani khusus oleh lembaga

    tertentu. Pola pengelolaan sampah adalah sebagai berikut, sampah dari sumber (rumah

    tangga) ditampung pada 2 tempat sampah, tempat sampah organik dan tempat sampah

    anorganik. Penampungan sampah dapat dilakukan scara individual atau secara

    komunal. Sampah organik dilakukan pengomposan oleh warga penghasil sampah,

    sedangkan sampah anorganik ditampung di tempat sampah. Sampah yang terkumpul

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    5/26

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    6/26

    6 | P a g e

    (Sumber : SNI 03 - 1733 - 2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan

    di Perkotaan)

    Kriteria dan batasan teknis

    1. Penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan baru 40% - 60% dari luas lahan

    yang ada, dan untuk kawasan-kawasan tertentu disesuaikan dengan karakteristik

    serta daya dukung lingkungan;

    2. Kepadatan bangunan dalam satu pengembangan kawasan baru perumahan tidak

    bersusun maksimum 50 bangunan rumah/ha dan dilengkapi dengan utilitas umum

    yang memadai;

    3. Memanfaatkan ruang yang sesuai untuk tempat bermukim di kawasan peruntukan

    permukiman di perdesaan dengan menyediakan lingkungan yang sehat dan aman

    dari bencana alam serta dapat memberikan lingkungan hidup yang sesuai bagi

    pengembangan masyarakat, dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi

    lingkungan hidup;

    4. Kawasan permukiman harus dilengkapi dengan :

    Prasarana Jalan di dalam permukiman untuk pergerakan manusia dan kendaraan

    serta berfungsi sebagai akses keluar masuk kedalam kawasan permukiman serta

    menghubungkan kawasan permukiman dengan kawasan-kawasan lain. Jaringan

    jalan di dalam permukiman menurut fungsinya adalah jalan lokal dan jalan

    lingkungan dalam sistem jaringan jalan sekunder. (SNI 03-2853-1995, SNI 03-

    2446-1991,SNI 03.6967-2003)

    Sistem pembuangan air limbah (SNI 03 - 1733 -2004 tentang Tata Cara

    Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan)

    Saluran pembuangan air hujan sehingga kawasan permukiman bebas dari

    genangan. Kemudian dilengkapi pula dengan sumur resapan air hujan (SNI 03 -

    2453 -2002 tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan)untuk

    Lahan Pekarangan

    Prasarana air bersih yang memenuhi syarat baik kuantitas maupun kualitasnya.

    Kapasitas minimal sambungan rumah tangga adalah 60 liter/orang/hari dan

    sambungan kran umum adalah 30 liter/orang/hari.

    Sistem pembuangan sampah (SNI 03 - 3242 -1994 tentang Tata Cara Pengelolaan

    Sampah di Permukiman)

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    7/26

    7 | P a g e

    Standar Penyediaan Kebutuhan Sarana Pendidikan.

    Tabel 1. Kebutuhan sarana pendidikan pada kawasan peruntukan permukiman

    No Jenis

    Sarana

    Jumlah

    penduduk

    pendukun

    g (jiwa)

    Kebutuhan per

    satuan sarana

    Standar

    (m2/jiw

    a)

    Kriteria

    Luas

    lantai

    minimal

    (m2)

    Luas

    lahan

    minimal

    (m2)

    Radius

    Pencapaia

    n (m)

    Lokasi dalam

    Penyelesaian

    1. Taman

    Kanak-

    kanak

    1.250 216 500 0,28 500 Ditengah

    kelompok

    warga, tidak

    menyeberang

    jalan raya,

    bergabung

    dengan taman

    sehingga terjadipengelompokka

    n kegiatan

    2. Sekolah

    Dasar

    1.600 633 2.000 1,25 1.000

    3. SMP 4.800 2.282 9.000 1.88 1.000 Dapat dijangkau

    dengan

    kendaraan

    umum,

    disatukan

    dengan lapangan

    olahraga, tidak

    harus selalu di

    pusatlingkungan

    4. SMA 4.800 3.835 12.500 2,6 3.000

    5. Taman

    Bacaan

    2.500 72 150 0,09 1.000 Ditengah

    kelompok

    warga, tidak

    menyeberang

    jalan

    lingkungan.

    Sumber : SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Di

    Perkotaan

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    8/26

    8 | P a g e

    Standar Penyediaan Kebutuhan Sarana Kesehatan

    Tabel 2. Kebutuhan sarana kesehatan pada kawasan peruntukan permukiman

    No Jenis

    sarana

    Jumlah

    penduduk

    pendukun

    g

    (jiwa)

    Kebutuhan per

    satuan sarana

    Standar

    (m2/jiw

    a)

    Kriteria

    Luas

    lantai

    min

    (m2)

    Luas

    lahan

    min

    (m2)

    Radius

    pencapai

    an (m)

    Lokasi dan

    penyelesaian

    1 Posyandu 1.250 36 60 0,048 500 Di tengah kel

    tetangga.

    Tidak

    menyeberang

    jalan raya.2 Balai

    Pengobata

    n

    Warga

    2.500 150 300 0,12 1.000

    3 BKIA /Klinik

    Bersalin

    30.000 1.500 3.000 0,1 4.000 Dapatdijangkau

    dengan

    kendaraan

    umum4 Puskesmas

    Pemb &

    Balai

    Pengobata

    n Lingk

    30.000 150 300 0,006 1.500

    5 Puskesmas

    dan

    BalaiPengobata

    n

    120.000 420 1.000 0,008 3.000

    6 Tempat

    Praktek

    Dokter

    5.000 18 - - 1.500

    7 Apotik /

    Rumah

    Obat

    30.000 120 250 0,025 1.500

    Sumber : SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Di

    Perkotaan

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    9/26

    9 | P a g e

    Standar Penyediaan Kebutuhan Sarana Ruang Terbuka, Taman, dan Lapangan

    Olahraga

    Tabel 3. Kebutuhan sarana ruang terbuka, taman, dan lapangan olahraga pada kawasan

    peruntukan permukiman

    No Jenis Sarana Jumlahpenduduk

    pendukung

    (jiwa)

    KebutuhanLuas lahan

    min (m2)

    Standar(m2/jiwa) Radiuspencapaian

    (m)

    Kriteria Lokasidan penyelesaian

    1 Taman /

    Tempat main

    250 250 1 100 Di tengah

    kelompok

    tetangga

    2 Taman /

    Tempat main

    2.500 1.250 0.5 1.000 Di pusat kegiatan

    lingkungan

    3 Taman dan

    Lapangan

    OlahRaga

    30.000 9.000 0,3 Sedapat mungkin

    berkelompok

    dengansarana pendidikan

    4 Taman dan

    Lapangan

    Olah

    Raga

    120.000 24.000 0,2 Terletak di jalan

    utama

    Sedapat mungkin

    berkelompok

    dengan

    sarana pendidikan

    5 Jalur Hijau - - 15m Terletak

    menyebar

    6 Kuburan /

    Pemakaman

    Umum

    120.000 2.000 Mempertimbangk

    an radius

    pencapaian

    dan area yang

    dilayani

    Sumber : SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Di

    Perkotaan

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    10/26

    10 | P a g e

    Standar Penyediaan Kebutuhan Sarana Perdagangan dan Niaga

    Tabel 4. Kebutuhan sarana perdagangan dan niaga pada kawasan peruntukan

    permukiman

    No Jenis

    Sarana

    Jumlah

    penduduk

    pendukun

    g

    (jiwa)

    Kebutuhan per

    satuan sarana

    Standar

    (m2/jiwa

    )

    Kriteria

    Luas

    lantai

    min

    (m2)

    Luas

    lahan

    min

    (m2)

    Radius

    pencapaia

    n (m)

    Lokasi dan

    penyelesaian

    1 Toko /

    Warung

    250 50

    (termasu

    k

    gudang

    100

    (bila

    berdiri

    sendiri)

    0,4 300 Di tengah

    kelompok

    tetangga.

    Dapat

    merupakan

    bagian dari

    sarana lain2 Pertokoan 6.000 1.200 3.000 0,5 2.000 Di pusat

    kegiatan sub

    Lingkungan.

    KDB 40%.

    Dapat

    berbentuk P

    & D.

    3 Pusat

    Pertokoan

    + Pasar

    Lingkungan

    30.000 13.500 10.000 0,33 Dapat

    dijangkau

    dengan

    kendaraanumum

    4 Pusat

    Perbelanja

    an dan

    Niaga

    (toko +

    pasar +

    bank +

    kantor)

    120.000 36.000 36.000 0,3 Terletak di

    jalan utama.

    Termasuk

    sarana parkir

    sesuai

    ketentuan

    yang

    berlaku

    Sumber : SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Di

    Perkotaan

    Standar teknis penyelenggaraan keterpaduan PSU kawasan perumahan standar teknis yang

    digunakan yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) dan pedoman teknis meliputi :

    1) Prasarana Jalan.

    Salah satu prasarana penting yang harus disediakan secara baik dan terpadu adalah

    prasarana jalan, khususnya jalan di kawasan perumahan yang juga merupakan

    bagian penting dari suatu kota dalam Sistem Jaringan Jalan Sekunder.

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    11/26

    11 | P a g e

    Jaringan jalan di kawasan perumahan menurut fungsinya adalah jalan lokal dan jalan

    lingkungan dalam system jaringan jalan sekunder.

    Jaringan jalan pada kawasan perumahan dibagi ke dalam 5 bagian yaitu, jalan lokal

    sekunder I, Jalan lokal sekunder II, Jalan lokal sekunder III, Jalan Lingkungan I, danjalan lingkungan II.

    Wewenang penyelenggaraan jalan pada kawasan perumahan ini adalah Pemerintah

    Kabupaten Kota yang dilaksanakan oleh Bupati/ Walikota, karena sistem jaringan

    jalan tersebut merupakan bagian dalam system jaringan jalan sekunder. Dalam hal

    pemerintah kabupaten/ kota belum mampu membiayai pembangunan jalan yang

    menjadi tanggung jawabnya secara keseluruhan, maka pemerintah kabupaten/ kota

    dapat minta bantuan Kantor Menpera, berupa stimulan melalui program

    pengembangan kawasan siap bangun dan lingkungan siap bangun serta kawasan

    khusus.

    Didalam standar teknis penanganan jalan kawasan perumahan dijelaskan bagaimana

    cara membangun jalan-jalan tersebut, prototipe konstruksi jalan, parameter

    perencanaan, perencanaan dimensi minimal ideal jalan kawasan, termasuk saluran

    drainase yang berfungsi untuk mengeringkan jalan.

    Standar teknis bidang ini antara lain : SNI 03.6967 2003

    Pedoman penentuan standar pelayanan minimal (SPM) berdasarkan Kepmen

    Kimpraswil No. 534/KPTS/M/2001 menjelaskan mengenai standar pelayanan jalan

    lingkungan adalah panjang jalan 40 60 m/Ha dengan lebar 2 5 m, tingkat

    pelayanan adalah kecepatan rata rata kendaraan 15 s/d 20 km/jam. Kualitas jalan

    adalah sebagai akses ke semua bagian kota dengan mudah.

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    12/26

    12 | P a g e

    BAB III

    STUDI KASUS

    Kami mengambil contoh kasus di Perumahan Mojosongo Berseri 1 (Perum MB1) yang

    terletak di Dukuh Debegan RT 03 RW 01 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres. Adapun

    lokasi Perum MB1 dapat dijelaskan berdasarkan gambar berikut.

    Gambar 1: Letak Perum MB1 jika dilihat dari UNS

    Perum MB 1

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    13/26

    13 | P a g e

    Gambar 2: Lokasi Perum MB1

    3.1. Sejarah dan Keadaan Perum Mojosongo Berseri 1

    Perum MB1 berdiri pada tanggal 9 Juli tahun 1999 jam 09.00 WIB atau bersamaan dengan

    lepasnya Timor Timur dari NKRI. Keberadaan perum ini merupakan hasil dari program

    konsolidasi lahan yang ditawarkan oleh Bank Dunia. Karena warga kompak sepakat untuk

    diadakan konsolidasi lahan, maka walikota saat itu menyetujui tawaran dari Bank Dunia

    untuk dilaksanakannya program tersebut.

    Perum MB1 terletak di tepi Sungai Kalianyar dengan sempadan sungai dibangun jalan

    lingkungan dan dibatasi dengan talut yang berketinggian 4 meter. Perum MB1 mempunyai 51

    unit rumah yang masing

    masing berluas 35 m2dan dilengkapi dengan fasilitas masjid dan

    kios khusus bagi warga perum MB1. Fasilitas masjid berada di tengah tengah perum

    sedangkan fasilitas kios terletak di sisi sebelah timur perum, atau tepatnya terletak di sebelah

    Selatan Pasar Mojosongo.

    Perum MB1

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    14/26

    14 | P a g e

    Ganbar 3: Letak Perum MB1di tepi Sungai Kalianyar

    Gambar 4: Fasilitas masjid dan kios yang ada

    3.2. Fasilitas Pendidikan

    Secara umum, fasilitas pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi / akademi mudah

    didapat. Jarak terdekat fasilitas TK adalah 375 meter di sebelah barat Perum MB1. Fasilitas

    TK ini tepatnya terletak di Desa Bibis Baru RT 05 RW 03, Kelurahan Nusukan, Kecamatan

    Banjarsari. Fasilitas SD terdekat berada di kawasan Akademi Uang dan Bank (AUB)

    Surakarta. Jarak yang ditempuh untuk mencapai SD tersebut kurang lebih 625 meter. Fasilitas

    SMP terdekat terletak di sebelah timur RS Dr. Oen dengan jarak kurang lebih 250 meter dari

    Perum MB1. SMA N 1 dan SMA N 2 Surakarta yang berjarak kurang lebih 940 meter

    terletak di sebelah Barat Daya. Fasilitas SMK terdekat yaitu SMK Kristen 4 dengan jarak

    kurang lebih 625 meter di sebelah selatan perum MB1. Kemudian terdapat tiga Perguruan

    Tinggi / Akademi dalam radius 875 meter, yaitu Universitas Tunas Pembangunan (875 m) di

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    15/26

    15 | P a g e

    sebelah Barat Laut, Akademi Uang dan Bank ( 625 m) Barat Laut, dan AKPER Panti Kosala

    (312 m) di sebelah selatan. Sedangkan UNS berjarak 2.250 meter disebelah timur perum.

    3.3.Fasilitas Kesehatan

    Fasilitas kesehatan di sekitar Perum MB1 juga sangat mudah di dapat. Terdapat RS Dr. Oen

    di sebelah selatan perum dengan jarak kurang lebih 130 meter. Kemudian terdapat juga

    RSUD Dr. Moewardi yang berjarak kurang lebih 750 meter disebelah tenggara. Selain itu

    didukung pula dengan PMI yang terletak di depan RSUD Dr. Moewardi.

    3.4.Fasilitas Perdagangan

    Fasilitas perdagangan sangat mudah ditemui di Perum MB1. Di sebelah Timur atau di depan

    kios perum terdapat Pasar Mojosongo. Pasar ini merupakan pusat perdagangan di daerah

    Mojosongo.

    3.5.Prasarana dan Utilitas Umum

    Seluruh prasarana jalan yang ada di dalam lingkungan perum berupa jalan paving block

    dengan lebar kurang lebih 3,5 meter. Sempadan jalan hanya setengah meter dan ada pula

    yang tidak bersempadan dan langsung berbatasan dengan drainase. Dengan lebar tersebut

    tidak ada kendala yang berarti bagi sepeda motor ataupun mobil pribadi untuk masuk-keluar

    area perum. Letak perumahan yang strategis menyebabkan mudahnya aksesibilitas baik

    menuju perum maupun ke pusat / daerah kota lain di Surakarta. Perum MB1 terletak di

    sebelah Barat Jalan BrigJend Katamso yang merupakan salah satu jalur utama di Kota

    Surakarta.

    Gambar 5: Keadaan jalan

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    16/26

    16 | P a g e

    Dalam pembangunannya, pihak pengembang tidak menyediakan RTH baik publik maupun

    privat, padahal penyediaan RTH ini sangat penting bagi keseimbangan ekologi. Walaupun

    tidak terdapat RTH umum, di perum tersebt terdapat komunal yang terletak di sebelah selatan

    jalan yang ada di tepi Sungai Kalianyar.Komunal ini sering digunakan bagi warga untuk

    ngobrol atau sekedar mencari kesejukan.

    Secara umum penyediaan utilitas umum seperti jaringan listrik, drainase, dan air bersih

    (PDAM) sudah dijalankan dengan baik. Tidak ada masalah yang cukup berarti dari utilitas

    umum tersebut. Drainase yang ada cukup lebar dan dalam untuk mengalirkan limpasan air

    hujan bagi daerah diatasnya karena lahan di lingkungan perum MB1 sedikit landai ke arah

    tepi sungai. Berdasarkan warga perum yang kami wawancarai, tidak ada masalah dalam

    drainase ketika hujan deras tiba, begitu juga dengan sungai di sampingnya tidak akan meluap.

    Selain itu, penyediaan air bersih melalui PDAM juga berjalan lancar, hanya saja dulu ada

    konflik disisi pembayaran secara kolektif, namun hal itu akhirnya diselesaikan dengan

    penggunaan dan pembayaran secara pribadi.

    Gambar 6: Jaringan drainase yang ada

    3.6.Manajemen Pengelolaan Sampah

    Pengelolaan sampah yang terjadi disana adalah sebagai berikut. Sampah yang dihasilkan oleh

    warga ditampung dalam satu tempat sampah yang diletakkan di depan rumah. Dalam

    prosesnya tidak terjadi pemisahan dan pengolahan sampah yang ada. Setelah terkumpul,

    sampah yang ada setiap dua hari sekali diambil oleh pengumpul sampah yang disewa oleh

    organisasi masyarakat yang ada. Dari sini, pengumpul sampah memindahkan sampah yang

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    17/26

    17 | P a g e

    terkumpul di gerobaknya ke TPS terdekat. Tidak terjadi pengelolaan sampah selanjutnya

    yang diatur oleh lembaga tertentu di sana, hanya pemulung-pemulung sekitar yang memilih

    sampah yang masih dapat dijual. Setelah itu, sampah yang masih bercampur antara organik

    dan anorganik dibuang ke TPA Putri Cempo Mojosongo.

    3.7. Berdekatan Dengan Pabrik Plastik

    Keberadaan pabrik plastik disebelah barat perum merupakan salah satu kekurangan dari

    Perum MB1. Pabrik plastik tersebut disamping mengeluarkan limbah yang berdampak pada

    lingkungan perum dan sekitarnya, juga mengeluarkan bau yang tudak enak. Pembangunan

    pabrik yang tidak melibatkan persetujuan dari masyarakat sekitar, menyebabkan timbul

    konflik di kemudian hari dan belum terselesaikan hingga saat ini. Adapun lingkungan yangterkena dampak adalah warga Bibis Baru RT 05 RW 03 Kelurahan Nusukan, Kecamatan

    Banjarsari, warga Krajan RT 01 dan RT 02 RW 01 Kelurahan Mojosongo, dan warga Perum

    MB1 RT 03 RW 01 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres. Dalam hal ini dampak

    terberat dialami oleh warga Dukuh Krajan, sedangkan warga Perum MB1 hanya pasrah

    karena mereka berpikiran siapa yang lebih beruang merekalah yang menang.

    Gambar 7: Persebaran Fasum Fasos di Sekitar Perum MB1

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    18/26

    18 | P a g e

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1. Lokasi Lahan Perum MB1

    Dari penjelasan diatas bahwa lahan Perum MB1 terletak di area sempadan Sungai Kalianyar.

    Kawasan perum tersebut terletak ditepi sungai dan tidak menyisakan sempadannya. Padahal

    jika kita melihat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 41/PRT/M/2007 Tentang

    Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya, bahwa karakteristik lokasi dan kesesuaian

    lahan kawasan permukimantidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/waduk/

    danau/ mata air/saluran pengairan/rel kereta api dan daerah aman penerbangan. Ditambah

    dengan Permen PU No.63 Tahun 1993 Pasal 8 tentang penetapan garis sempadan sempadan

    sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan pada ayat (5) disebutkan bahwa sungai

    yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter, garis sempadan ditetapkan

    sekurang kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

    Selain memakan sempadan sungai, warga terkait juga dapat dipastikan mempunyai rasa

    khawatir jika suatu saat Sungai Kalianyar meluap karena faktor tertentu.Menurut Peraturan

    Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 41 /PRT/M/2007 Tentang Pedoman Kriteria Teknis

    Kawasan Budi Daya, lahan Perum MB1 sedikit agak landai namun kelandaian ini kurang dari

    25% sehingga masih sesuai untuk dibangun kawasan permukiman. Dari penjelasan diatas

    lokasi pembangunan perum yang memakan sempadan sungai merupakan suatu tindakan yang

    melanggar peraturan yang ada.

    4.2.SaranaPrasaranaUtilitas Umum

    Di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 41 /PRT/M/2007 Tentang Pedoman

    Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya disebutkan bahwa lahan atau lokasi kawasan

    permukiman mempunyai ketersediaan sumber air tanah maupun air yang diolah oleh

    penyelenggara dengan jumlah yang cukup (untuk air PDAM suplai air antara 60 L/org/hari

    100 liter/org/hari). Juga disebutkan bahwa lahan kawasan permukiman mempunyai drainase

    yang baik sampai sedang. Jika kedua hal tersebut kami bandingkan dengan hasil wawancara

    langsung kami dengan warga Perum MB1 maka tidak terdapat selisih yang jauh. Hal ini

    berarti kebutuhan air bersih bagi warga Perum MB1 terpenuhi dengan baik melalui PDAM

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    19/26

    19 | P a g e

    dan drainase yang ada mampu mengalirkan arus air hujan meskipun deras. Namun sayang

    saluran drainase yang ada masih dicampur dengan saluran pembuangan limbah domestik.

    Begitu juga dalam hal jaringan listrik. Tidak ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan listrik

    bagi warga Perum MB1.

    Gambar 8: Saluran drainase yang masih dicampur dengan limbah domestik

    4.3.Fasilitas Sosial-Umum

    Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 41 /PRT/M/2007 Tentang

    Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya, di dalam Ketentuan Umum Dalam

    Merencanakan Kawasan Permukiman disebutkan bahwa kawasan permukiman harus

    memiliki sarana, prasarana, dan utilitas umum serta terjangkau oleh sarana transportasi

    umum. Kawasan permukiman harus didukung dengan ketersediaan fasilitas-fasilitas

    pelayanan jasa dan perdagangan, pemerintahan, kesehatan, pendidikan, dan agama.

    Kemudian dari tabel tabel standar penyediaan fasilitas perkotaan dapat kita ketahui bahwa

    setiap fasilitas perkotaan mempunyai kriteria tertentu agar dapat diakses oleh warga sekitar.

    Dalam Bab III sudah dijelaskan bahwa Perum MB1 terletak sangat dekat dengan Pasar

    Mojosongo ( fasilitas jasa dan perdagangan), fasilitas pendidikan berupa TK yang berjarak

    375 meter, SD berjarak 250 meter, SMP berjarak 250 meter, SMA berjarak 940 meter, SMK

    berjarak 625 meter, Perguruan Tinggi 875 meter dan 2.250 meter, dan akademi 312 meter

    merupakan jarak yang tidak melebihi standar yang telah ditetapkan. Jarak jarak tersebut

    merupakan jarak terdekat yang bisa ditempuh bagi warga Perum MB1 untuk menikmati

    fasilitas perdagangan dan pendidikan.

    Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang bahwa dalam

    kegiatan merencanakan wilayah kota harus menyediakan minimal 30% untuk ruang terbuka

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    20/26

    20 | P a g e

    hijau (RTH). Peraturan ini lebih diperjelas lagi dengan PerMen PU Nomor: 05/PRT/M/2008

    Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

    bahwa RTH 30% tersebut 20% darinya merupakan RTH Publik dan 10% darinya merupakan

    RTH Privat. Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan

    ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan keseimbangan mikroklimat, maupun

    sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan

    masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota. Hal inilah yang tidak

    disediakan oleh pihak pengembang di awal pembangunan Perum MB1. Hanya terdapat

    rentetan pohon hijau di sepanjang jalan tepi sungai yang juga terdapat komunal disana.

    4.4.Manajemen Pengelolaan Sampah

    Secara urutan proses, pengelolaan sampah yang ada di Perumahan MB1 sesuai denganSNI-

    3242-2008 Tentang Pengelolaan Sampah Permukiman. Hal-hal seperti pemisahan sampah

    organik dan anorganik di sumber penghasil sampah, pengomposan, pemilahan di TPS tidak

    sesuai dengan SNI yang ada.

    4.5.Dekat Pabrik

    Berdasarkan Permen Perindustrian RI No 35/M-IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman Teknis

    Kawasan Industri, BAB II Mengenai Konsepsi Kawasan Industri dijelaskan bahwa lokasi

    kawasan industri mempunyai jarak ideal minimal dari permukiman 2 (dua) Km. Selain itu,

    pabrik juga harus memiliki amdal dalam proses pembangunannya. Terkait dengan pabrik

    yang terletak disamping Perum MB1, keberadaan pabrik diawal operasinya menimbulkan

    masalah bagi lingkungan sekitar. Baik limbah maupun bau dari kegiatan pabrik telah

    menimbulkan protes dari warga sekitar. Namun setelah itu pabrik mengadakan amdal.

    Walaupun sudah melakukan amdal an diskusi dengan warga sekitar, konflik dengan segenap

    warga sampai sekarang belum terselesaikan dengan baik.

    Berikut adalah tabel pembanding keseuaian eksisting di lapangan dengan aturan terkait.

    Kondisi Aturan Pembahasan

    Kawasan perum

    tersebut terletak ditepi

    sungai dan tidak

    menyisakan

    sempadannya

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :

    41/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Kriteria

    Teknis Kawasan Budi Daya menjelaskan

    bahwa kawasan permukiman tidak berada

    pada wilayah sempadan sungai / pantai /

    Tidak sesuai

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    21/26

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    22/26

    22 | P a g e

    Kondisi Aturan Pembahasan

    Fasilitas Pendidikan :

    TK berjarak 375meter,

    SD berjarak 250meter,

    SMP berjarak 250

    meter,

    SMA berjarak 940

    meter,

    SMK berjarak 625

    meter,

    Perguruan Tinggi

    875 meter dan 2.250

    meter, dan akademi

    312 meter

    Fasilitas Kesehatan yaitu

    Apotek berjarak 375

    meter

    RS Dr. Oen dengan

    jarak kurang lebih

    130 meter.

    RSUD Dr.

    Moewardi dan PMI

    berjarak kurang lebih

    750 meter

    SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara

    Perencanaan Lingkungan Perumahan di

    Perkotaan menjelaskan bahwa:

    TK beradius 500 meter, SD beradius1000 meter,

    SMP beradius 1000 meter,

    SMA/SMK beradius 3000 meter

    SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara

    Perencanaan Lingkungan Perumahan di

    Perkotaan menjelaskan bahwa apotek

    beradius 1.500 meterdan dapat dijangkau

    dengan kendaraan umum.

    Sesuai

    Sesuai

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    23/26

    23 | P a g e

    Kondisi Aturan Pembahasan

    RTH tidak disediakan

    oleh pihak pengembang

    di awal pembangunan

    Perum MB1, hanya

    terdapat rentetan pohonhijau di sepanjang jalan

    tepi sungai yang

    jugaterdapatkomunaldisana

    Pemakaman umum

    terletak dekat SD

    Debegan sekitar 250

    meter dari Perum MB!

    Prasarana jalan yang ada

    di Perumahan MBI

    selebar 3,5 meter dengansempadan 0,5 meter.

    Perumahan MBI ini

    memiliki aksesibilitas

    sangat baik untuk

    mencapai sarana

    perkotaan yang ada.

    Sampah yang dihasilkan

    oleh warga ditampungdalam satu tempat

    sampah yang diletakkan

    di depan rumah. Dalam

    prosesnya tidak terjadi

    pemisahan dan

    pengolahan sampah yang

    ada. Setelah terkumpul,

    sampah yang ada setiap

    dua hari sekali diambil

    oleh pengumpul sampah

    yang disewa oleh

    Undang-Undang No. 26 Tahun 2007

    tentang Penataan Ruang

    Dalam kegiatan merencanakan

    wilayah kota harus menyediakan

    minimal 30% untuk ruang terbukahijau (RTH).

    PerMen PU Nomor: 05/PRT/M/2008

    Tentang Pedoman Penyediaan dan

    Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di

    Kawasan Perkotaan

    RTH 30% tersebut 20% darinya

    merupakan RTH Publik dan 10% darinya

    merupakan RTH Privat. Proporsi 30%

    merupakan ukuran minimal untuk

    menjamin keseimbangan ekosistem kota,

    baik keseimbangan sistem hidrologi dan

    keseimbangan mikroklimat, maupun

    sistem ekologis lain yang dapat

    meningkatkan ketersediaan udara bersih

    yang diperlukan masyarakat, serta

    sekaligus dapat meningkatkan nilai

    estetika kota

    Pedoman penentuan standar pelayanan

    minimal (SPM) berdasarkan Kepmen

    Kimpraswil No. 534/KPTS/M/2001menjelaskan mengenai standar pelayanan

    jalan lingkungan adalah panjang jalan 40

    60 m/Ha dengan lebar 2 5 m, tingkat

    pelayanan adalah kecepatan rata rata

    kendaraan 15 s/d 20 km/jam. Kualitas

    jalan adalah sebagai akses ke semua

    bagian kota dengan mudah.

    Menurut SNI-3242-2008 bahwa lembaga

    atau organisasi yang mengelola sampahadalah pihak swasta, organisasi

    kemasyarakatan, dan jika mengeluarkan

    sampah B3 ditangani khusus oleh

    lembaga tertentu. Pola pengelolaan

    sampah adalah sebagai berikut, sampah

    dari sumber (rumah tangga) ditampung

    pada 2 tempat sampah, tempat sampah

    organik dan tempat sampah anorganik.

    Penampungan sampah dapat dilakukan

    scara individual atau secara komunal.

    Sampah organik dilakukan pengomposan

    Tidak sesuai

    Sesuai

    Tidak Sesuai

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    24/26

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    25/26

  • 8/11/2019 Standar Dan Norma Dalam Perencanaan Pembangunan Permukiman

    26/26

    26 | P a g e

    SUMBER DATA :

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 41/PRT/M/2007 Tentang Pedoman

    Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya

    SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan DiPerkotaan

    Peraturan Menteri PU Nomor:05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan

    Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

    UndangUndang No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

    Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 34 /Permen/M/2006 Tentang

    Pedoman Umum Penyelenggaraan Keterpaduan Prasarana, Sarana Dan Utilitas (PSU)

    Kawasan Perumahan.

    Permen PU No.63 PRT Tahun 1993

    Permen Perindustrian RI No 35/M-IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman Teknis

    Kawasan Industri

    Wawancara Langsung dengan warga Perum BM1 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan

    Jebres