Srs

3
Keadaan PTM di Kota Bengkulu Angka kejadian kasus baru Penyakit Tidak Menular di kota Bengkulu tahun 2012-2013memiliki pola susunan kasus penyakit terbanyak yang sama, masih didominasi kasus hipertensi, kecelakaan lalu lintas darat, dan asma. Terjadi penurunan insidensi Penyakit Tidak Menular di tahun 2013. Pada tahun 2012 insidensi Penyakit Tidak Menular adalah 3.501 kasus, dan pda tahun 2013 adalah sebanyak 3.284 kasus. Tabel. Insidensi kasus Penyakit Tidak Menular terbanyak di kota Bengkulu tahun 2012-2013 No Penyakit Tahun 2012 2013 Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 Hipertensi 1.744 49,81 % 1.652 50,30 % 2 Kecelakaan 1.010 28,84 % 943 28,71 % 3 Asma 386 11,04 % 356 10,84 % Penyakit Tidak Menular mengalami peningkatan 151 % dari tahun 2013. Insidensi Penyakit Tidak Menular di kota Bengkulu tahun 2014 adalah 8.251 kasus. Pada tahun 2014 juga terjadi perubahan susunan Penyakit Tidak Menular terbanyak. Hal ini karena terjadi peningkatan insidensi kasus Diabetes mellitus dan Stroke. Pada tahun 2013 insidensi Diabetes mellitus hanya 270 pasien, dan meningkat 6 kali lipat pada tahun 2014 menjadi 1.631 kasus. Insidensi Stroke juga mengalami peningkatan drastis dari 11 kasus pada tahun 2013 menjadi 795 kasus pada tahun 2014. Sehingga Penyakit Tidak Menular di kota Bengkulu mengalami perubahan susunan kasus terbanyak, yaitu Hipertensi 2.992 kasus (36,26 %), Diabetes mellitus 1.631 kasus (19,76 %), kecelakaan 1.420 kasus (17,21 %), dan Stroke 795 kasus (9,63 %). Persebaran Penyakit Tidak Menular yang menjadi penyebab kematian di kota Bengkulu tahun 2012-2013 memiliki kesamaan dalam susunan penyakit terbanyak. PTM yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah hipetensi, penyakit jantung, dan diabetes mellitus.

description

OK

Transcript of Srs

Page 1: Srs

Keadaan PTM di Kota Bengkulu

Angka kejadian kasus baru Penyakit Tidak Menular di kota Bengkulu tahun 2012-2013memiliki pola susunan kasus penyakit terbanyak yang sama, masih didominasi kasus hipertensi, kecelakaan lalu lintas darat, dan asma. Terjadi penurunan insidensi Penyakit Tidak Menular di tahun 2013. Pada tahun 2012 insidensi Penyakit Tidak Menular adalah 3.501 kasus, dan pda tahun 2013 adalah sebanyak 3.284 kasus.

Tabel. Insidensi kasus Penyakit Tidak Menular terbanyak di kota Bengkulu tahun 2012-2013

No PenyakitTahun

2012 2013Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 Hipertensi 1.744 49,81 % 1.652 50,30 %2 Kecelakaan 1.010 28,84 % 943 28,71 %3 Asma 386 11,04 % 356 10,84 %

Penyakit Tidak Menular mengalami peningkatan 151 % dari tahun 2013. Insidensi Penyakit Tidak Menular di kota Bengkulu tahun 2014 adalah 8.251 kasus. Pada tahun 2014 juga terjadi perubahan susunan Penyakit Tidak Menular terbanyak. Hal ini karena terjadi peningkatan insidensi kasus Diabetes mellitus dan Stroke. Pada tahun 2013 insidensi Diabetes mellitus hanya 270 pasien, dan meningkat 6 kali lipat pada tahun 2014 menjadi 1.631 kasus. Insidensi Stroke juga mengalami peningkatan drastis dari 11 kasus pada tahun 2013 menjadi 795 kasus pada tahun 2014. Sehingga Penyakit Tidak Menular di kota Bengkulu mengalami perubahan susunan kasus terbanyak, yaitu Hipertensi 2.992 kasus (36,26 %), Diabetes mellitus 1.631 kasus (19,76 %), kecelakaan 1.420 kasus (17,21 %), dan Stroke 795 kasus (9,63 %).

Persebaran Penyakit Tidak Menular yang menjadi penyebab kematian di kota Bengkulu tahun 2012-2013 memiliki kesamaan dalam susunan penyakit terbanyak. PTM yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah hipetensi, penyakit jantung, dan diabetes mellitus.

No PenyakitTahun

2012 2013Jumlah Kasus Persentase Jumlah Kasus Persentase

1 Hipertensi 39 26,53 % 38 28,57 %2 Penyakit Jantung 30 20,40 % 28 21,05 %3 Diabetes Melitus 25 17,06 % 22 16,54 %

Penyakit PTM yang menjadi penyebab kematian di kota Bengkulu pada tahun 2014 mengalami perubahan dari sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kasus stroke. Sehingga menyebabkan peningkatan kasus stroke yang mengakibatkan kematian. Pada tahun 2014, angka PTM penyebab

Page 2: Srs

kematian terbanyak adalah stroke dengan 46 kasus (23,83 %), hipertensi 37 kasus (19,17 %), dan penyakit jantung 32 kasus (16,58 %).

Berdasarkan pencatatan kematian menggunakan SRS ( Sample Registration System ), dengan sampel UPTD. Puskemas Sukamerindu, Penyakit Tidak Menular menjadi penyebab kematian terbanyak. Angka kematian di Puskemas Sukamerindu pada tahun 2014 adalah 96 kasus, dan 71,87 % disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. Penyakit Tidak Menular terbanyak yang menyebabkan kematian adalah Hipertensi 32,72 %, Stroke 27,27 %, dan Diabetes Melitus 13,63 %.

SRS (Sample Registration System) merupakan suatu kegiatan memantau registrasi vital dalam daerah yang ditentukan sebagai sampel untuk menggambarkan keadaan vital saat ini yang berjalan hanya pada pencatatan kelahiran, adapun pada pencatatan kematian belum banyak dilakukan.

Alasan utama melakukan SRS adalah :

- UU No 36/2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa system informasi kesehatan diperlukan dan di selenggarakan melalui kerja sama antar sektor,

- Statistik kematian dan keterangan medis penyebab kematian yang berasal dari fasilitas kesehatan (RS) pada saat ini masih kurang memadai,karena terbatasnya cakupan pengguna RS,

- Informasi sebab kematian tidak dicakup dalam system pencatatan saat ini hanya jumlah peristiwa kematian,

SRS merupakan informasi dasar yang dibutuhkan untuk menyusun kebijakan, menetapkan prioritas dan pengembangan program intervensi ( kesehatan dan non kesehatan) : promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative serta sebagai pedoman alokasi sumber daya. Serta, SRS dapat menjadi dasar untuk monitoring dan evaluasi efektivitas suatu program.

Pada wilayah kerja Puskesmas Perawatan Betungan kota Bengkulu, Penyakit Tidak Menular terbanyak pada tahun 2012 Sindrom Dispepsia 735 kasus (peringkat ke-4 penyakit terbanyak di Puskesmas), Nyeri Kepala 364 kasus, Penyakit Sendi 355 kasus, dan Hipertensi 322 kasus. Pada tahun 2014, Sindrom Dispepsia masih merupakan Penyakit Tidak Menular terbanyak di Puskesmas Perawatan Betungan, sebanyak 952 kasus (15,68 %, penyakit ke-2 terbanyak di Puskesmas Perawatan Betungan). Selain itu, terdapat penyakit sendi 479 kasus (7,96 %), nyeri kepala 243 kasus (4,03 %), dan kecelakaan 213 kasus (3,53 %).