sponsssssssssss

13
Spons (Callyspongia sp) Sebagai Antioksidan Indonesia adalah negara bahari dengan potensi kandungan organisme yang sangat besar dan sampai saat ini relatif belum dimanfaatkan sebagai sumber bahan bioaktif. Organisme laut yang merupakan sumber bioaktif baru adalah spons laut. Spons merupakan salah satu komponen biota penyusun terumbu karang yang mempunyai potensi bioaktif yang belum banyak dimanfaatkan. Bahkan persentase keaktifannya diketahui lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan darat. Kemajuan dibidang pengembangan metode dan sarana analisis kimia serta uji aktivitas biologi termasuk uji efek atau aktivitas farmakologi, telah memungkinkan dalam beberapa tahapan tertentu dapat dilakukan isolasi, identifikasi, struktur malekul, dan penentuan aktivitas atau efek farmakologi dari senyawa molekul bioaktif spons laut. Akhir-akhir ini peneliti kimia memperlihatkan perhatian pada spons akan kandungan senyawa bahan alam yang dikandungnya yang banyak dimanfaatkan dalam bidang farmasi dengan harga yang sangat mahal. Ekstrak metabolit yang diketahui memiliki sifat aktivitas seperti : sitotoksik, antitumor, antioksidan, anti HIV, antifungi dan lain-lain. Pembentukan senyawa bioaktif pada spons sangat ditentukan oleh prekursor berupa enzim, nutrien serta hasil simbiosis dengan biota lain yang mengandung senyawa bioaktif seperti bakteri,

Transcript of sponsssssssssss

Page 1: sponsssssssssss

Spons (Callyspongia sp) Sebagai Antioksidan

Indonesia adalah negara bahari dengan potensi kandungan organisme yang

sangat besar dan sampai saat ini relatif belum dimanfaatkan sebagai sumber bahan

bioaktif.

Organisme laut yang merupakan sumber bioaktif baru adalah spons laut.

Spons merupakan salah satu komponen biota penyusun terumbu karang yang

mempunyai potensi bioaktif yang belum banyak dimanfaatkan. Bahkan persentase

keaktifannya diketahui lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang

dihasilkan oleh tumbuhan darat.

Kemajuan dibidang pengembangan metode dan sarana analisis kimia serta uji

aktivitas biologi termasuk uji efek atau aktivitas farmakologi, telah memungkinkan dalam

beberapa tahapan tertentu dapat dilakukan isolasi, identifikasi, struktur malekul, dan

penentuan aktivitas atau efek farmakologi dari senyawa molekul bioaktif spons laut.

Akhir-akhir ini peneliti kimia memperlihatkan perhatian pada spons akan

kandungan senyawa bahan alam yang dikandungnya yang banyak dimanfaatkan dalam

bidang farmasi dengan harga yang sangat mahal. Ekstrak metabolit yang diketahui

memiliki sifat aktivitas seperti : sitotoksik, antitumor, antioksidan, anti HIV, antifungi dan

lain-lain.

Pembentukan senyawa bioaktif pada spons sangat ditentukan oleh prekursor

berupa enzim, nutrien serta hasil simbiosis dengan biota lain yang mengandung

senyawa bioaktif seperti bakteri, kapang dan beberapa jenis dinoflagellata yang dapat

memacu pembentukan senyawa bioaktif pada hewan tersebut. Senyawa bioaktif yang

termasuk yaitu :

(a) senyawa antimikroba,

(b) senyawa aktif secara fisiologi (sinyal kimia)

(c) senyawa aktif secara farmakologi

(d) senyawa sitotoksik dan antitumor;

Dalam hal penelitian mengenai kandungan senyawa yang terdapat pada biota,

kini penelitian ini cenderung lebih meningkat pada spons daripada biota lainnya.

Kecenderungan naik itu disebabkan antara lain oleh :

Page 2: sponsssssssssss

a) Bahan percobaan spons yang relatif mudah didapat,

b) Tipe struktur molekul metabolit pada spons dan aktivitasnya yang lebih seragam

c) Kemampuan biosintesis metabolit sekunder yang lebih luas pada spons.

Dalam hal ini, masih di kembangkan penelitian mengenai alkaloid khususnya

pada spons untuk dijadikan sebagai bahan farmasi (obat-obatan) selain dari

pemanfaatan dalam bidang industry. Salah satunya senyawa alkaloid Vinkristin,

dimana senyawa ini dapat bereaksi dalam menghentikan pertumbuhan sel yang liar

atau sebagai antikanker dan mungkin juga bisa sebagai antioksidan.

Antioksidan dan Radikal Bebas

Antioksidan merupakan aktivitas radikal bebas terhadap beberapa penyakit

degeneratif seperti jantung dan kanker (boer, 2000), merupakan substansi yang

diperlukan oleh tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang

ditimbulkan oleh radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektrolit yang dimiliki

radikal bebas dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal

bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif.

Radikal bebas ini merupakan jenis oksigen yang memiliki tingkat reaktif yang

tinggi dan secara alami ada di dalam tubuh sebagai hasil dari reaksi biokimia tubuh.

Radikal bebas ini terdapat di lingkungan sekitar kita yang berasal dari polusi udara,

asap tembakau, penguapan alcohol yang berlebihan, bahan pengawet dan pupuk, sinar

ultra violet, sinar-X dan ozon.

Radikal bebas merupakan sebuah tantangan dimana dia dapat merusak sel

tubuh apabila tubuh kekurangan zat antioksidan atau saat tubuh kelebihan radikal

bebas. Hal ini menyebabkan berkembangnya sel kanker, penyakit hati, arthritis,

katarak, dan penyakit degenerative lainnya, bahkan mempercepat proses penuaan.

Dalam sistem kerjanya, radikal bebas dapat merusak membran sel serta

merusak dan merubah DNA. Merubah zat kimia dalam tubuh dapat meningkatkan

resiko terkena kanker serta merusak dan menonaktifkan protein.

Page 3: sponsssssssssss

Callyspongia sp

Callyspongia sp merupakan salah satu spons yang memiliki aktivitas

antioksidan yang paling kuat dibandingkan Geliodes fibulata, Clatharia australiensis,

agelas sp dan oceanapia sp (hanani, et al, 2005).

Penelitian yang dilakukan oleh Endang Hanani, Abdul Mun’im dan Ryany

Sekarini yakni dengan cara menguji aktivitas antioksidan, dan mengidentifikasinya.

Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan 2 cara, yaitu metode DPPH dan

Tiosianat.

Metode DPPH

Pada metode ini, tim peneliti mengekstrak Callyspongia sp dan dilarutkan dalam

methanol dan dibuat dalam beberapa konsentrasi (10, 30, 50 dan 70 ppm),

Ditambahkan pula 500µl larutan DPPH 1mM pada masing-masing tabung reaksi.

Inkubasi pada suhu 37°C selama 30 menit lalu serapannya diukur pada panjang

gelombang 515nm. Untuk kontrol positif digunakan vitamin C dan BHT dan hitung

nilai IC50 dengan menggunakan rumus regresi.

Metode tiosianat

Pada metode ini, ekstrak Callyspongia sp 500 µl ditambahkan secara berturut-turut

2,5 ml larutan buffer fosfat 0,2M, 2,5 ml larutan asam linoleat, 1,0 ml air suling dan

0,25 ml larutan AAPH 46,6 mM dalam etanol 40%. Inkubasi pada suhu 50°C.

Larutan uji sebanyak 0,1 ml ditambah dengan 0,1 ml larutan besi (II) klorida 20mM

dalam HCl 3,5%, 0,1 ml larutan ammonium tiosianat 10% dan dicukupkan

volumenya dengan etanol 75% menjadi 10 ml. Homogen kan dengan vortex,

setelah 3 menit serapannya diukur pada panjang gelombang 500 nm. Kemampuan

aktivitas antioksidan dilihat dari rendahnya resapan yang terbentuk terhadap

kontrol.

Selain itu, dilakukan pula pemeriksaan kandungan kimia menggunakan pereaksi

kimia. Identifikasi kandungan kimia dalam ekstrak dilakukan terhadap senyawa-

senyawa seperti steroid/triterpenoid, alkaloid, flavanoid, dan antrakuinon.

Page 4: sponsssssssssss

Pemeriksaan kandungan kimia dilakukan dengan menggunakan KLT, larutan

pengembang yang digunakan adalah campuran methanol-NH4OH, dengan larutan

deteksi Dragendorff dan DPPH.

Hasil dan Pembahasan

Pada tabel 1 terlihat bahwa ternyata ekstrak Callyspongia sp mempunyai nilai

IC50 sebesar 41,21 µg/ml. hal ini menunjukan bahwa ekstrak tersebut mempunyai

aktivitas antioksidan yang kuat, karena mempunyai nilai IC50 kurang dari 200µg/ml. bila

dibandingkan dengan Vitamin C dan BHT, aktivitas antioksidan Callyspongia sp masih

masih rendah. Namun ini masih berupa ekstrak kasar, sehingga kemungkinan

senyawa murni yang dikandung memiliki aktivitas peredaman radikal bebas lebih kuat

dibandingkan ekstraknya.

Sedangkan pada gambar 1, hasil uji dengan metode tiosianat terlihat tidak ada

perbedaan aktivitas. Pengukuran aktivitas antioksidan pada metode ini berdasarkan

pada daya penghambatan terbentuknya senyawa-senyawa radikal yang bersifat reaktif.

Pada pengamatan jam ke-4, kontrol negatif menunjukkan serapan sebesar 0,415,

sedangkan ekstrak Callyspongia sp mempunyai serapan 0,133, vitamin C dan BHT

masing-masing 0,132 dan 0,146. Hal ini berarti bahwa ekstrak Callyspongia sp. mampu

Page 5: sponsssssssssss

menghambat hasil oksidasi asam linoleat maupun mereduksi radikal bebas. Hasil uji

statistic (anava searah dengan nilai α 0,05) menunjukkan bahwa ketiga larutan yang

diuji tidak memperlihatkan perbedaan aktivitas antioksidan yang bermakna.

Tabel 2 menunjukan bahwa hasil identifikasi kimia menunjukan bahwa ekstrak

Callyspongia sp mengandung senyawa alkaloid. Pengujian dengan KLT

memperlihatkan adanya bercak dengan Rf 0,33. Bercak ini memberikan warna jingga

dengan pereaksi Dragendorff, yang berarti bahwa bercak tersebut merupakan senyawa

golongan alkaloid. Dan pada uji dengan DPPH bercak ini memberikan aktivitas

peredaman radikal bebas. Hal ini jelas menunjukan bahwa senyawa yang terkandung

pada Callyspongia sp dan berpotensi sebagai peredam radikal bebas (antioksidan)

adalah senyawa golongan alkaloid.

Page 6: sponsssssssssss

Kelebihan dan kekurangan yang dapat di ambil dari kedua metode yang

dilakukan dalam menguji aktivitas antioksidan pada sponge yaitu dalam metode DPPH

proses percobaan cukup mudah dan biaya yang diperlukan cukup murah karena tidak

terlalu banyak membutuhkan bahan kimia. Selain itu hasil yang didapat peka dan

hanya membutuhkan sedikit sampel.

Senyawa antioksidan akan bereaksi dengan radikal DPPH melalui

mekasnisme donasi atom hydrogen sehingga menyebabkan terjadinya peluruhan

warna DPPH dari ungu menjadi kuning.

Sedangkan metode tiosianat cukup mahal karena melihat adanya beberapa

bahan yang digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan. Penggunaan AAPH

bertujuan untuk mempercepat oksidasi asam karena merupakan penginduksi

pembentukan radikal bebas. Umumnya berupa peroksida lipid.

Pencarian senyawa-senyawa antioksidan ini masih sangat diperlukan karena

masih kurang referensi mengenai senyawa antioksidan yang sebenarnya sangat

dibutuhkan. Melihat semakin kompleks nya aktivitas manusia yang bisa langsung

maupun tidak langsung berhubungan dengan zat kimia dan zat-zat beracun yang ada di

sekitar kita.

Sebagai contoh yakni ancaman yang ditimbulkan dari terbakarnya PLTN yang

ada di Jepang akibat adanya gempa tsunami. Pencemaran reactor nuklir ini bisa jadi

akan mengakibatkan adanya mutasi gen dan juga tersebarnya zat radikal bebas yang

dapat memcu terjadinya penyakit jantung dan kanker.

Sebenarnya masih banyak lagi pemanfaatan spons di dunia farmasi karena

senyawa yang terkandung sangat bermanfaat sekali, selain adanya alkaloid ada pula

senyawa bioaktif lain seperti triterpen, saponin, furano dan masih banyak lagi yang

lainnya.

Aplikasi Pada Kesehatan

Dengan diketahuinya potensi yang ada pada spons berdasarkan penelitian

diatas maka sangat jelas sekali bahwa bahan-bahan yang terkandung bisa dijadikan

sebagai bahan dasar dalam pembuatan obat (farmasi), dan juga bisa dijadikan sebagi

obat dalam bidang pangan.

Page 7: sponsssssssssss

Spons dapat dijadikan sebagai obat suplemen, karena dengan

mengkonsumsinya secara rutin dengan dosis yang sudah di tentukan setidaknya akan

mengurangi resiko terjangkitnya penyakit, karena telah diketahui bahwa dari radikal

bebas ini dapat menyebabkan beberapa penyakit yang cukup parah seperti kanker,

katarak, dan beberapa penyakit degeneratif lainnya.

Banyak kasus penyakit yang timbul dan itu sebagian besar disebabkan oleh

pola makan (konsumsi). Bisa kita bandingkan antara umur masyarakat di Jepang, dan

suku Eskimo, Jepang dengan makanan yang dikonsumsi sebagian besar dari laut,

sayur, kacang-kacangan serta kebiasaannya dalam minum teh, suku eskimol yang

hidupnya tidak lepas dari konsumsi ikan, jarang sekali ditemukan sebagai penderita

jantung.

Jika dilihat dari mekanisme kerja antioksidan dalam bidang kesehatan, ada

dua fungsi yang berperan yaitu yang pertama merupakan fungsi utama dari antioksidan,

sebagai pemberi atom hydrogen secara cepat ke radikal lipida (antioksidan primer) dan

yang kedua (fungsi sekunder) memperlambat laju autooksidasi dengan berbagai

mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai autooksidasi dengan pengubahan

radikal lipida ke bentuk yang lebih stabil.

Proses penuaan dan penyakit degeneratif seperti kanker kardiovaskuler,

penyumbatan pembuluh darah yang meliputi hiperlipidemik, aterosklerosis, stroke, dan

tekanan darah tinggi serta terganggunya sistem imun tubuh dapat disebabkan oleh

stress oksidatif.

Stress oksidatif adalah keadaan tidak seimbangnya jumlah oksidan dan

prooksidan dalam tubuh. Pada kondisi ini, aktivitas molekul radikal bebas atau reactive

oxygen species (ROS) dapat menimbulkan kerusakan seluler dan genetika.

Kekurangan zat gizi dan adanya senyawa xenobiotik dari makanan atau lingkungan

yang terpolusi akan memperparah keadaan tersebut.

Bila umumnya masyarakat Jepang atau beberapa masyarakat Asia jarang

mempunyai masalah dengan berbagai penyakit degeneratif, hal ini disebabkan oleh

menu sehat tradisionalnya yang kaya zat gizi dan komponen bioaktif. Zat-zat ini

mempunyai kemampuan sebagai antioksidan, yang berperan penting dalam

Page 8: sponsssssssssss

menghambat reaksi kimia oksidasi, yang dapat merusak makromolekul dan dapat

menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Pada intinya, semua resiko penyakit yang ditimbulkan oleh radikal bebas

(sebagian telah disebutkan diatas) dapat dikurangi dengan mengkonsumsi antioksidan

dalam jumlah yang cukup dan kini antioksidan alami asli dari laut dapat diperoleh dari

spons.

Page 9: sponsssssssssss

DAFTAR PUSTAKA

Hanani, Endang, dkk. 2005. Identifikasi Senyawa Antioksidan dalam Spons Callyspongia sp dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. II. Depok : UI Press

Scheuer, Paul J. 1994. Produk Alami Lautan dari Segi Kimiawi dan Biologi. Penerjemah Dra. Koensoemardiyah, Apt.SU. IKIP Semarang Press : Semarang

Suparno. 2005. Kajian Bioaktif Spons Laut (Porifera : Demospongiae) Suatu peluang Alternatif Pemanfaatan Ekosistem Karang Indonesia dalam Bidang Farmasi. Bogor : IPB Press.