SPO PEMBESARAN Litopenaeus Vannamei

19
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PEMBESARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) Oleh: SUMINO (0310060911) Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME, berkat rahmat dan karunia-Nya Standar Prosedur Operasional Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) ini dapat terselesaikan dengan baik. SPO ini dipersiapkan sebagai bahan acuan/pedoman bagi pembudidaya udang vannamei dalam menjalankan usaha pembesaran udang vannamei di tambak. SPO ini terdiri dari 6 bagian yaitu mulai dari Persiapan tambak, Penebaran benur, Manajemen pakan, Manajemen Kualitas Air, Pengendalian Hama dan Penyakit, dan Penanganan Pemanenan. Kritik dan saran demi perbaikan sangat dibutuhkan guna kesempurnaan penyusunan SPO ini. Semoga SPO ini dapat bermanfaat bagi pembudidaya udang vannamei untuk pembangunan budidaya perikanan yang berkelanjutan.

description

SPO Budidaya Udang Vannamei

Transcript of SPO PEMBESARAN Litopenaeus Vannamei

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)PEMBESARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei)Oleh: SUMINO (0310060911)Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME, berkat rahmat dan karunia-Nya Standar Prosedur Operasional Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) ini dapat terselesaikan dengan baik. SPO ini dipersiapkan sebagai bahan acuan/pedoman bagi pembudidaya udang vannamei dalam menjalankan usaha pembesaran udang vannamei di tambak.SPO ini terdiri dari 6 bagian yaitu mulai dari Persiapan tambak, Penebaran benur, Manajemen pakan, Manajemen Kualitas Air, Pengendalian Hama dan Penyakit, dan Penanganan Pemanenan.Kritik dan saran demi perbaikan sangat dibutuhkan guna kesempurnaan penyusunan SPO ini. Semoga SPO ini dapat bermanfaat bagi pembudidaya udang vannamei untuk pembangunan budidaya perikanan yang berkelanjutan.

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DIAGRAM ALUR STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PEMBESARAN UDANG VANNAMEISPO 01 Persiapan TambakSPO 02 Penebaran BenurSPO 03 Manajemen PakanSPO 04 Manajemen Kualitas AirSPO 05 Pengendalian Hama dan PenyakitSPO 06 Penanganan PanenDIAGRAM ALUR STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)PEMBESARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei)I. Tujuan

Agar Pembudidaya menerapkan cara pembesaran udang vannamei yang baik, dan benar serta ramah lingkungan sehingga menjamin kemanan pangan hasil produksi budidaya perikanan.II. SasaranHasil Produksi budidaya perikanan terjamin, keamanan pangan dan keramahan lingkungan sehingga mutu komoditas unggul.III. Diagram Prosedur

PERSIAPAN TAMBAKSPO 01Tanggal Terbit :

Revisi :

Tanggal Revisi :

Paraf :

I. Tujuan

Menghasilkan wadah budidaya berupa tambak yang siap digunakan untuk budidaya udang vannamei serta dapat mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang vannamei.

II. Sasaran

Tersedianya wadah budidaya berupa tambak yang siap digunakan untuk budidaya udang vannamei.III. Penanggung jawab

Bagian ProduksiIV. Ruang Lingkup

a. Pengeringan tambakb. Pengapuranc. Pemupukand. Pengisian air1. Metode Kerja

1.1 Alat

Cangkul

Ember1.2 Bahan

kaporit 100 ppm kapur pupuk 1.3 Prosedur

1.3.1 Pengeringan tambaka. Pengeringan dilakukan selama 10 hari atau sampai tanah terlihat retak-retak atau bergantung pada musim.b. Pengeringan bertujuan untuk memutus siklus hidup pathogen dengan cara menghambat sistem tranmisinya, menguapkan gas-gas beracun seperti H2S, dan membantu mikroba melakukan penguraian bahan organik.1.3.2 Pengapuran a. Pengukuran pH dan potensial redoks tanah untuk penentuan dosis pengapuran.b. Pengapuran tahap I 50% dari dosis, dengan cara disebar merata kemudian tanah dibalik (dicangkul sedalam 20 25 cm) .c. Pengapuran tahap II 50% dari dosis disebar merata1.3.3 Pemupukana. Masukkan air ketambak sehingga tambak menjadi macak-macak kemudian dilakukan pemupukan dengan pupuk urea (150 kg/ ha), pupuk kandang (2000 kg/ ha).b. Pemupukan susulan dilakukan pada saat tambak sudah diisi air dengan ketinggian tertentu, serta melihat kondisi kualitas air.1.3.4 Pengisian aira. Pengisian air dilakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak telah rampung dan air dimasukkan ke dalam tambak secara bertahap (70 cm).b. Ketinggian air tersebut dibiarkan dalam tambak selama 2-3 minggu sampai kondisi air betul-betul siap ditebari benur udang.c. Tinggi air di petak pembesaran diupayakan 1,0 m.PENEBARAN BENURSPO 02Tanggal Terbit :

Revisi :

Tanggal Revisi :

Paraf :

I. Tujuan

Mempertahankan kelangsungan hidup dan menekan mortalitas benur yang ditebar serta mencegah masuknya hama dan penyakit yang mungkin terbawa oleh benur ke dalam tambak.

II. Sasaran

Tersebarnya benur udang nila yang sehat dan berkulitas unggul.

III. Penanggung Jawab

Bagian Produksi

IV. Ruang Lingkup

a. Syarat Benurb. Aklimatisasi Benur1. Metode Kerja

1.1 Alat

Alat pengukur kualitas air1.2 Bahan

Benur probiotik1.3 Prosedur Kerja

1.3.1 Syarat Benura. Menebar benur yang teruji bebas penyakit (SPF = Spesifik Pathogen Free)

1.3.2 Aklimatisasi benura. Memasukkan kantung plastik benur kedalam tambak yang telah dibatasi oleh tali/ selang, supaya kantung tidak tersebar.b. Biarkan kantung benur terapung selam 5 menit atau sampai kantung berkeringat dalam keadaan masih tertutup.c. Buka kantung benur dan tambah air sedikit demi sedikit.d. Ukur salinitas dan suhu di dalam kantung maupun tambak perhatudang apakah perbedaannya sudah kecil.e. Perhatudang tingkah laku benur pada umumnya jika perbedaan suhu dan salinitas air kantung dan tambak sudah tidak terlalu tinggi, maka benur mulai aktif berenang.f. Tumpahkan benur dari kantung plastik secara perlahan-lahan kedalam tambak. Selanjutnya kantung plastik dibilas dengan air tambak 1-2 kali agar tidak ada benur yang tertinggal.

MANAJEMEN PAKAN

SPO 03Tanggal Terbit :

Revisi :

Tanggal Revisi :

Paraf :

I. Tujuan

Memastikan pakan yang diberudang dapat dikonsumsi dan benur yang dipelihara dapat mencapai ukuran panen yang diinginkan dalam waktu yang ditentukan.

II. Sasaran

Tersebarnya pakan secara merata dan pertumbuhan udang dapat tercapai.

III. Penanggung Jawab

Bagian Produksi.IV. Metode Kerja

1.1 Alat Alat tulis Kalkulator Timbangan Jala Ancho Ember Gayung 1.2 Bahan Pakan Suplemen tambahan Probiotik 1.3 Prosedur kerjaa. Menggunakan pakan yang berkualitas.b. Penyimpanan pakan harus benar untuk menjaga kualitas pakan dengan menyediakan gudang pakan tersendiri, kondisi tidak lembab dan mempunyai sirkulasi udara yang baik. Bagian dasar untuk menumpuk pakan diberi kayu dan penumpukan sak maksimal 8 sak.c. Mencegah kurang pakan dan pakan berlebih dengan program pemberian pakan, pengamatan nafsu makan benur udang di ancho dan melakukan sampling pertumbuhan dimulai pada DOC 50 dan persepuluh hari berikutnya hingga panen.d. Mencatat jumlah pemberian pakan.e. Melakukan program pemberian pakan.f. Melakukan perhitungan kontrol pertumbuhan untuk menentukan dosis pakan. ABW= Berat udang sampling

Jumlah udang sampling

ADG= ABW II (gram) ABW I (gram)

T (hari)

SR

= Jumlah udang yang hidup x 100%

Jumlah tebar

Biomassa= Padat tebar awal x SR x ABW

1.000

FR= Biomassa x FR

MANAJEMEN KUALITAS AIR

SPO 04Tanggal Terbit :

Revisi :

Tanggal Revisi :

Paraf :

I. Tujuan

Untuk mengetahui nilai parameter kualitas air dari awal pemeliharaan hingga akhir pemeliharaan.

II. Sasaran

Kualitas air tetap terjaga dan apabila terjadi perubahan kualitas air tidak sesuai normal maka dapat dikendalikan.

III. Penanggung Jawab

Bagian pengendali mutu

IV. Ruang Lingkup

a. Persiapan Air

b. Monitoring Kualitas Air

c. Pemeliharaan Kualitas Air

1. Metode Kerja

1.1 Alat

Alat pengukur kualitas air (DO, suhu, pH, salinitas , kecerahan) Alat tulis

1.2 Bahan

kaporit 30 ppm fermentasi (katul sebanyak 50 kg, tetes 30 ltr, ragi 1,2 kg, probiotik 2,5 ltr) dolomit probiotik super NB biosul1.3 Prosedur

1.3.1 Persiapan Air

a. Pengisian air pada petak budidaya dan tandon hingga mencapai ketinggian optimal (1,2 1,4 m)b. Biarkan 2 -5 hari untuk monitor porositas lahanc. Sterilisasi air dengan kaporit 30 ppm untuk membunuh udang liar dan kepiting.d. Pemberian fermentasi untuk pemupukan plankton dan memberudang sediaan bakteri pengurai. Bahan dan cara pembuatan fermentasi adalah sebagai berikut untuk tambak 1000 m2 membutuhkan katul sebanyak 4 kg, tetes 400 ltr, ragi 5 sendok makan, samponin 120 g, super NB 2 liter dan air secukupnya. Semua bahan dicampur rata dan didiamkan serta ditutup rapat (tanpa aerasi) hingga 2 hari hingga berbau seperti tape.e. Plankton tumbuh ditandai dengan kecerahan awal antara 50-70 cmf. Dilakukan pengukuran parameter kualitas air (DO, suhu, pH, salinitas , kecerahan)g. Bila telah sesuai maka dapat dilakukan penebaran benur1.3.2 Monitoring Kualitas Aira. Monitoring kualitas air dilakukan secara rutin setiap hari (pagi dan sore)b. Mencatat hasil pengukuran kualitas airc. Kualitas air yang diukur meliputi : Do (Dissolved Oxygen = oksigen terlarut), suhu, salinitas, pH, kecerahan.d. Transparansi 5080 cm pada saat tebar, 25-40 cm saat pemeliharaan dan kepadatan plankton 104-105 sel/ml

e. Mencatat perlakuan yang diberudang1.3.3 Pemeliharaan Kualitas Air

a. Pengelolaan kualitas air pasca bulan pertama lebih terkonsentrasi pada proses pemeliharaan kecerahan, stabilitas warna air, dan menjaga kebersihan dasar tambakb. Untuk mempertahankan alkalinitas dan menaikkan pH dilakukan pengapuran untuk mempertahankan alkali pengapuran dengan dolomit dengan dosis antara 3-15 ppm antara 3-5 hari sekali. Jika alkali rendah (biasanya pada saat musim hujan) pengapuran dilakukan setiap hari. Untuk menaikkan pH dapat digunakan kapur bangunan atau kaptanc. Untuk menguraudang nitrit, gas H2S dan amoniak yang tinggi dapat dilakukan dengan :

Pergantian air atau penambahan air secara bertahap

Pemberian Probiotik (0.3-1 ppm) Sipon : membersihkan kotoran dasar tambak Membersihkan buih di permukaan airPENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

SPO 05Tanggal Terbit :

Revisi :

Tanggal Revisi :

Paraf :

I. Tujuan

Sebagai pedoman untuk mengontrol kesehatan benur agar tidak terserang hama dan penyakit yang akan menyebabkan kematian.

II. Sasaran

Kesehatan udang akan terjaga.III. Penanggung Jawab

Bagian pengendali mutu.IV. Ruang Lingkup

a. Pencegahan penyakitb. Pengamatan visualc. PenangananV. Metode Kerja

5.1 Bahan

vitamin C biosul supen NB5.2 Prosedur

a. Melakukan pengawasan dan pengukuran serta pengaturan kualitas dan kuantitas air tambak secara rutin.b. Melakukan pemeliharaan dan penanganan udang sebaik mungkin, misalnya pada saat sampling harus menggunakan alat dan cara yang sedemikian rupa sehingga tidak membuat udang menjadi stress.c. Memberudang pakan yang tepat dosis, mutu, jenis, dan ukuran pakan.d. Menghindari adanya bahan-bahan yang membuat pencemaran air.e. Mengamati kondisi kesehatan udang yang dirasa mencurigakan, melakukan pemeriksaan udang yang sakit lalu lakukan pengobatan dengan jenis obat yang tepat.f. Jika ada udang yang kedapatan sakitnya sudah parah, maka ambilah udang tersebut dan amankan dari udang-udang sehat lainnya.g. Melakukan tindakan pencegahan dan tingkatkan kesehatan udang yang kita pelihara dengan lakukan vaksinasi, pemberian imunostimulan dan pemberian vitamin C setiap 2 sampai 3 bulan sekali.PENANGANAN PANEN

SPO 06Tanggal Terbit :

Revisi :

Tanggal Revisi :

Paraf :

I. Tujuan

Pedoman dalam pengangan panen agar udang tetap hidup, sehat dan kualitas tetap terjaga tanpa mengalami kemunduran mutu. Untuk menjamin bahwa persiapan panen udang dilakukan sebaik-baiknya dan menghindari kerusakan udang yang akan dipanen.II. Sasaran

Dihasilkannya udang nila yang bermutu dan berkualitas tinggi.III. Penanggung Jawab

Bagian Produksi.IV. Metode Kerja

1.1 Alat

jala bak penampungan timbangan atk1.2 Prosedur

a. Beberapa hari sebelum dipanen udang harus tidak diberi pakan, lama waktunya tergantung pada ukuran benur yang akan dipanen dan akan didistribusikan.b. Sebelum melakukan pemanenan, mempersiapkan peralatan untuk mendukung pelaksanaan pemanenan.

c. Alat-alat tangkap, atau wadah-wadah penampungan sebelumnya harus ditreatment atau disucihamakan.

d. Menyiapkan suplai air penampungan yang bersih.

e. Melakukan pemanenan udang pada temperatur yang cukup sejuk yaitu pada pagi atau sore hari.

f. Melakukan penangkapan dengan alat tangkap dan cara yang benar.

g. Menghindari penangkapan udang yang tergesa-gesa.Penanganan Panen

Pengendalian Hama dan Penyakit

Manajemen Kualitas Air

Manajemen Kualitas Air

Penebaran Benur

Persiapan Tambak

Manajemen Pakan