SPESIFIKASI TEKNIS JALAN.docx

download SPESIFIKASI TEKNIS JALAN.docx

of 28

Transcript of SPESIFIKASI TEKNIS JALAN.docx

SPESIFIKASI TEKNIS JALAN

1.PEKERJAAN PENDAHULUAN

1.1.MOBILISASI

Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan proyek, ini juga akan mencakup Demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang sesuai.Penyedia/pelaksana harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut.Sejauh mungkin Penyedia/Pelaksana berdasarkan Petunjuk direksi teknis harus menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan-kendaraan yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat proyek.Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan pada waktu lalu lintas sepi,dan truk-truk angkutan yang bermuatan harus ditutup dengan terpal.

Cakupan dari mobilisasi Peralatan ini meliputi :

a).Alat beratb).Peralatan peralatan kerjac).Pembuatan gudang d).Pembutan Papan Nama Proyek e).Dan lain sebagainya.

1.2.PENYIAPAN LAPANGAN

Penyedia harus menguasai lapangan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan dalam daerah proyek.

Penyedia/Pelaksana harus menyediakan material-material sesuai dengan item-item pekerjaan.

1.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN

Untuk menjamin kualitas, ukuran-ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar Penyedia harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana ditentukan, Staf teknik tersebut jika dan bila mana diminta harus mengatur pekerjaan lapangan dan mengorganisasi tenaga kerja Penyedia dan memelihara catatan-catatan serta dokumentasi proyek.

Sebelum pematokan dan pengukuran dilapangan (setting cut) Penyedia harus mempelajari gambar-gambar kontrak dan bersama-sama dengan direksi teknik mengadakan pemeriksaan daerah proyek, dan khusus mengukur/memasang lebar jalan, daerah milik jalan, dan gorong-gorong.

Pada daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan atau lapis permukaan harus dibangun satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus diukur serta penampang melintang diambil pada interval tertentu untuk menentukan kelandaian,kemiringan melintang dan untuk menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya konstruksi baru.

Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh direksi teknis.

1.4 STANDARD DAN MUTU BAHAN

-BATUBatu tersebut harus batu lapangan dengan pemukaan kasar atau batu sumber (quarry) kasar yang keras dalam kondisi baik, awet dan mutunya padat, tahan terhadap daya perusakan air, serta sepenuhnya cocok digunakan untuk pasangan batu.

-BAJA TULANGANBaja tulangan yang diperlukan adalah baja tulangan yang bermutu seperti yang diisyaratkan adalah mutu U 24 dengan karaktersistik 2.400kg/cm.Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm,yang telah dipijarkan lebih dahulu dan tidak bersepuh seng.Bahan-bahan lain yang digunakan kwalitasnya dalam spesifikasi ini harus mempunyai standart yang sesuai dengan SNI tentang bahan bahan tersebut.

2. PEKERJAAN DRAINASE

Pekerjaan drainase jalan yang dimaksud disini terdiri dari pembangunan saluran tepi jalan pembatas lahan, saluran tepi jalan dan gorong-gorong persegi.

Adalah satu persyaratan umum bahwa semua pekerjaan drainase tersebut harus diselesaikan dan harus sudah berfungsi sebelum pelaksanaan struktur perkerasan.

Ruang lingkup pekerjaan drainase meliputi saluran pembatas lahan, saluran tepi jalan dan gorong-gorong persegi yang dibangun sesuai dengan gambar rencana dan perencanaan dengan ukuran-ukuran yang ditunjukkan dan mematuhi spesifikasi saluran merupakan saluran tanah terbuka.

Gorong-gorong berupa gorong-gorong persegi beton bertulang atau Box Culvert yang mana ditentukan dalam kontrak.

2.1. PELAKSANAAN PEKERJAANLokasi, panjang dan kemiringan yang diperlukan dari semua saluran-saluran yang harus digali oleh Penyedia Jasa sesuai dengan rincian pelaksanaan yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan serta harus diperiksa dan mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.

2.1.1. GALIAN SALURANGalian Saluran sesuai dengan rencana dan ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dilapangan untuk menjamin bahwa satu permukaan yang baik dan memadai dapat diperoleh. Penggalian saluran menggunakan Excavator. Hasil Galian saluran diratakan di sebelah saluran. Elevasi galian dasar saluran yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda lebih dari 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap titik, dan harus cukup halus dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dan tanpa genangan bilamana alirannya kecil.Alinyemen saluran dan profil penampang melintang yang telah selesai dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau telah disetujui pada setiap titik.Sebelum setiap pelaksanaan pekerjaan dimulai pada setiap ruas dari kontrak, penyedia jasa harus melakukan survey pengukuran jika memungkinkan, melakukan pengikatan pada titik-titik tetap (benchmark) dan penetapan titik-titik pengukuran sepanjang kedua sisi jalan termasuk lokasi semua lubang penampung (catch pits) serta saluran pembuangan, baik dalam rangka menerima gambar rancangan dan data lapangan asli yang ditunjukkan di dalamnya sebagai yang telah akurat maupun akan mengajukan perbaikan yang diusulkan untuk persetujuan Direksi Pekerjaan. Jarak maksimum pembacaan setiap titik ketinggian haruslah 25 meter.. PELAKSANAAN PEKERJAAN SALURANa. Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan sebagaimana yang diperlukan untuk membentuk saluran baru sehingga memenuhi kelandaian yang ditunjukkan pada gambar yang disetujui dan memenuhi profil jenis saluran yang ditunjukkan dalam Gambar atau bilamana diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.b. Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan oleh penyedian Jasa sedemikian rupa sehingga dapat mencegah setiap dampak lingkungan yang mungkin terjadi, di lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.

2.1.2. PASANGAN BATU DENGAN MORTARPekerjaan ini mencakup pelapisan sisi atau dasar selokan dan saluran air, dan pembuatan apron(lantai golak), lubang masuk (entery pits) dengan menggunakan pasangan batu dengan mortar yang dibangun di atas suatu dasar yang telah disiapkan memenuhi garis, ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.Dalam beberapa hal, bilamana mutu batu dan bentuknya cocok serta mutu kerjanya tinggi, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan penggunaan pasangan batu dengan mortar (mortared stonework) sebagi pekerjaan pasangan batu (Stone masonry) untuk struktur dengan daya dukung yang lebih besar seperti gorong-gorong pelat, tembok kepala gorong-gorong dan tembok penahan tanah.

Toleransi Dimensi :a. Sisi muka masing-masing batu dari permukaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata pasangan batu dengan mortar di sekitarnya.b. Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda lebih dari 3 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan atau disetujui, juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang melintang yang ditentukan atau disetujuic. Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu mortal haruslah 20 cm

Pengajuan Kesiapan Kerjaa. Sebelum mulai mengunakan setiap bahan batu yang diusulkan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan dua contoh batu yang mewakili, masing-masing seberat 50 kg satu dari contoh batu akan disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama periode kontrak. Hanya batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan digunakan dalam pekerjaan.b. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh dimulai sebelum Direksi Pekerjaan menyetujui formasi yang telah disiapkan untuk pelapisan

Jadwal Kerjaa. Besarnya pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang dilaksanakan setiap satuan waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan untuk menjamin agar seluruh batu hanya dipasang dengan adukan yang barub. Bilamana pasangan batu dengan mortar digunakan pada lereng atau sebagai pelapisan selokan, maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal haruslah dibuat seolah-olah seperti tidak akan ada pasangan batu dengan mortar. Pemangkasan Tahap akhir hingga batas-batas yang ditentukan haruslah dilaksanakan sesaat sebelum pemasangan pasangan batu dengan mortar.

Bahan dan jaminan mutu1. Batua. Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh (sound), keras,awet,padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud.b. Mutu dan ukuran batu haru disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum digunakan. Batu untuk pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus berbentuk persegi.

PELAKSANAAN PEKERJAAN1. Penyiapan Formasi atau Pondasia. Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan sesuai dengan saluran air.b. Pondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari pasangan batu dengan mortar atau untuk struktur harus disiapkan sesuai dengan ketentuan galian.c. Landasan tembus air dan kantung saringan (filter pocket) harus disediakan bilamana disyarakatkan

2. Penyiapan Batua. Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan dengan adukan.b. Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.

3. Pemasangan lapisan Batua. Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.b. Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak terhadap lereng. Rongga yang terdapat diantara satu batu dengan lainnya harus diisi adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.c. Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan setelah pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku

4. Pelaksanaan Pasangan Batu dengan Mortar untuk Pekerjaan Struktura. Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit dimana terdapat kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan,harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan dengan adukan setebal 60% dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera memasangkan batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.b. Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, dan bilamana digunakan adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur dapat pula dibuat cetakanc. Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos harus diselesaikan dan dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu.d. Penimbunan Kembali di sekililing struktur yang telah selesai dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan.

2.1.3. GORONG-GORONG PERSEGI BETON BERTULANG.Pekerjaan ini terdiri dari pembangunan baru gorong-gorong Persegi beton bertulang, termasuk tembok kepala, bangunan inlet (masuk) dan outlet (pelepasan) serta pekerjaan- pekerjaan pelindung yang berkaitan dengan gerusan, semuanya sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi ini dan lokasinya ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.

Standar RujukanStandar Nasional Indonesia (SNI) AASHTO M170-70 : Reinforced Concrete Culvert, Storm Drain, and Sewer pipe.

Jadwal Pekerjaan

a. Pekerjaan gorong-gorong atau drainase beton tidak boleh dimulai sampai persetujuan tertulis Direksi Pekerjaan dan lingkup pekerjaan telah terbit.b. Seperti yang disyaratkan, drainase harus dalam kondisi opersional dan berfungsi secara efektif sebelum pekerjan galian atau timbunan dilaksanakan. Dengan demikian gorong-gorong harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum pekerjaan timbunan dimulai, terkecuali jika penyedia jasa dapat menyediakan drainase yang memadai dengan membuat pekerjaan sementara yang khusus.c. Sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi ini, pekerjaan persiapan tanah dasar atau pekerjaan pelapisan ulang, baik pada jalur lalu lintas maupun pada bahu jalan, tidak boleh dimulai sebelum gorong-gorong, tembok kepala dan struktur minor lainnya yang terletak di bawah elevasi tanah dasar selesai dikerjakan.

Bahan1. LandasanBahan berbutir kasar untuk landasan drainase beton2. BetonBeton yang digunakan untuk pekerjaan struktur ini sesui dengan ketentuan3. Baja Tulangan Untuk BetonSeluruh baja tulangan yang digunakan dalam pekerjan ini harus memenuhu ketentuan SNI

PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Penggalian dan persiapan parit serta pondasi untuk drainase beton dan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Seksi 3.1 dari sepesifikasi ini, dan yang khususnya dengan pasal 3.1.2.3 ( Spesifikasi 2010), Galian untuk struktur pipa.b. Bahan untuk landasan harus ditempatkan sesuai dengan ketentuan Seksi 2.4 Spesifikasi ini dan yang khususnya dengan pasal 2.4.3.2 ( Spesifikasi 2010), Pemasangan Bahan Landasan.c. Penimbunanan Kembali dan pemadatan sekeliling dan di atas gorong-gorong beton harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan mendetail dalam Seksi 3.2, Timbunan, dengan menggunakan bahan yang memenuhi ketentuan yang diberikan untuk timbunan pilihan. Bahan harus terdiri dari tanah atau kerikil yang bebas dari gumpalan lempung dan bahan-bahan tetumbuhan serta yang tidak mengandung batu yang tertahan pada ayakan 25 mm.d. Alat-alat berat untuk pemindahan tanah pemadatan atau maksud-maksud semacam tidak diizinkan berdiri atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 meter dari ujung parit terbuka atau galian pondasi terkecuali struktur telah selesai dipasang dan ditutup dengan paling sedikit 60 cm urugan dipadatkan

3. PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, timbunan, penyiapan badan jalan dan pembersihan lahan. untuk pekerjaan stabilitas dan pembuangan tanah longsoran untuk galian bahan kontruksi ataupun pembuangan bahan-bahan buangan dan pada umumnya pembentukan kembali daerah jalan, sesuai dengan spesifikasi ini dan dalam pemenuhan yang sangat bertanggungjawab terhadap batas lahan, kelandaian dan potongan melintang yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

3.1. PELAKSANAAN PEKERJAANPekerjaan tanah harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi gangguan terhadap bahan-bahan dibawah dan diluar batas galian yang ditentukan sebelumnya.Dimana batu, lapisan keras atau tidak dapat dihancurkan lainnya ditemukan berada di atas garis formasi untuk saluran yang dilapisi, atau pada ketinggian permukaan untuk perkerasan dan bahu jalan atau di atas bagian dasar galian pondasi struktur, bahan tersebut harus digali sedalam 20 cm sampai satu permukaan yang merata dan halus.Tidak ada runcingan-runcingan batu akan ditinggalkan menonjol dari permukaan dan semua bahan-bahan yang lepas-lepas harus dibuang. Profil Galian yang telah ditetapkan harus dikembalikan dengan pengerukan kembali dan dipadatkan dengan bahan pilihan.

3.1.1. GALIAN BIASAPekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukkan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini.Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian cadas muda, galian batu, galian struktur, galian sumber bahan ( borrow excavation), galian perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir, dan galian pekerasan beton, serta pembuangan bahan galian biasa yang tidak terpakai seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Toleransi Dimensia. Pemotongan permukaan lereng yang telah selesai tidak boleh berbeda dari garis profil yang disyaratkan melampui 10 cm untuk tanah dan 20 cm untuk batu di mana pemecahan batu yang berlebihan tak dapat terhindarkan.b. Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan beraspal dan/atau perkerasan beton tidak boleh berbeda lebih tingi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm pada setiap titik.c. Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.

PELAKSANAAN PEKERJAAN a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan gambar rincian semua bangunan sementara yang diusulkan untuk digunakan seperti penyanggaan, penguatan, cofferdam (bendungan sementara),dinding pemutus aliran rembesan(cut off) dan bangunan-bangunan untuk pembelokan sementara aliran sungai serta harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan atas gambar-gambar sebelum melakukan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh bangunan bangunan yang diusulkan tersebut.b. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan untuk timbunan atau setip bahan yang tidak disetujui Direksi Pekerjaan menjadi bahan urugan yang cocok harus dibuang dan diratakan dalam lapisan-lapisan tipis oleh Penyedia di luar daerah milik jalan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaanc. Penyedia akan bertanggungjawab untuk semua penyelenggaraan dan biaya-biaya bagi pembuangan bahan-bahan lebihan bahan tidak cocok, temasuk pengangkutannya.

PENGAMANAN PEKERJAAN GALIANSelama pekerjaan penggalian, kemiringan galian yang stabil yang mampu menyangga bangunan bangunan,struktur atau mesin-mesin disekitarnya harus dijaga sepenuhnya serta harus dipasang penyanggan dan penguat yang memadai bila permukaan galian tidak ditahan dengan cara lain dapat menjadi titik stabil.Alat-alat berat untuk pemindahan tanah pemadatan atau maksud-maksud semacam tidak diizinkan berdiri atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 meter dari ujung parit terbuka atau galian pondasi terkecuali struktur telah selesai dipasang dan ditutup dengan paling sedikit 60 cm urugan dipadatkan.Bendungan sementara ,dinding pemotong aliran rembesan (cut off) atau sarana yang lain mengeluarkan air dari galian, harus didesain secara baik dan cukup untuk menjamin tidak terjadinya roboh mendadak ,dimungkinkan mampu mengalirkan secara cepat bahaya banjir pada struktur.Semua galian terbuka harus dipasang penghalang yang memadai untuk menghindari tenaga kerja atau lain lainnya jatuh dengan tidak sengaja kedalam galian dan setiap galian terbuka di dalam daerah badan jalan atau bahu jalan sebagai tambahan harus diberi marka/tanda peringatan pada malam hari dengan drum dengan di cat putih dengan lampu merah PELAKSANAAN PEKERJAANa. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi gangguan terhadap bahan-bahan dibawah dan diluar batas galian yang ditentukan sebelumnya. Dimana batu ,lapisan keras atau tidak dapat dihancurkan lainnya ditemuka berada di atas garis formasi untuk saluran yang dilapisi,atau pada ketinggian permukaan untuk perkerasan dan bahu jalan atau di atas bagian dasar galian pondasi struktur, bahan tersebut harus digali sedalam 20 cm sampai satu permukaan yang merata dan halus.b. Tidak ada runcingan-runcingan batu akan ditinggalkan menonjol dari permukaan dan semua bahan-bahan yang lepas-lepas harus dibuang. Profil Galian yang telah ditetapkan harus dikembalikan dengan pengerukan kembali dan dipadatkan dengan bahan pilihan.c. Setiap bahan beban di atas harus disingkirkan dari tebing yang tidak stabil sebelum penggalian dan talud tebing harus dipotong menurut sudut rencana talud. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi harus dibuatkan saluran cut off (penutup aliran rembesan) dan saluran pada kaki tebing sebagaimana ditunjukkan pada gambar rencana. Daerah-daerah yang baru selesai digali secepatnya harus segera dilindungi juga dengan penempatan lempengan rumput atau tanam tanaman lain yang disetujui Penyedia harus menjaga galian tersebut bebas dari air dan harus melengkapi dengan pompa-pompa peralatan dan tenaga kerja serta membuat air tempat mengumpul, saluran sementara, atau tanggul sementara seperlunya untuk mengeluarkan atau membuang air dari daerah daerah sekitar galian.

3.1.2. TIMBUNAN Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam seksi ini harus dibagi menjadi tiga jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan, dan timbunan pilih berbutir di atas tanah rawa.

Toleransi Dimensia. Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui.b. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.c. Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil yang ditentukan.d. Timbunan selain dari lapisan penompang di atas tanah lunak tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.

Standar RujukanStandar Nasional Indonesia ( SNI) :SNI 1966:2008: Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan indeks Plastisitas tanahSNI 1967:2008: Cara Uji Penentuan Batas Cair untuk TanahSNI 1742:2008: Cara Uji Kepadatan Ringan untuk TanahSNI 1743:2008: Cara Uji Kepadatan Berat untuk TanahSNI 2828:2011: Cara Uji Densitas Tanah di lapangan dengan alat KonusSNI 03-1744-1989: Metode Pengujian CBR LaboratoriumSNI 3423:2008: Cara Uji Analissi ukuran butir tanahSNI 03-6795-2002: Metode Pengujian untuk menentukan tanah ekspansifSNI 03-6797-2002: Tata cara klasifikasi tanah dan campuran tanah agregat untuk konstruksi jalanSNI-03-6371-2000: Tata Cara Pengklasifikasian tanah dengan cara unifikasi tanah.

PELAKSANAAN PEKERJAANa. Untuk setiap timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan seksi dari spesifikasi ini, penyedia jasa harus menyerahkan pengajuan kesiapan di bawah ini kepada Direksi Pekerjaan sebelum setiap persetujuan untuk memulai pekerjaan disetujui oleh Direksi Pekerjaan:i. Gambar detail penampang melintang yang menunjukan permukaan yang telah dipersiapkan untuk penghamparan timbunan;ii. Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan bahwa pemadatan pada permukaan yang telah disiapkan untuk timbunan yang akan dihampar cukup memadai, bilamana diperlukan menurut pasal 3.2.3(1) b. Penyedia Jasa harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada Direksi Pekerjaan paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan pertama kalinya sebagai bahan timbunanc. Penyedian Jasa harus menyerahkan hasil pengujian kepadatan dan hasil pengukuran permukaan dan data survey yang menunjukkan bahwa toleransi permukaan yang syaratkan dalam bentuk tertulis kepada Direksi Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan, dan sebelum mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan, tidak diperkenankan menghampar bahan lain di atas pekerjaan timbunan.

BahanTimbunan Biasaa. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa terdiri dari bahan galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanenb. Tanah timbunan berasal dari lokasi yang dikerja.c. Bahan untuk timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang mempunyai sifat-sifat tanah yang mengandung organic seperti jenis tanah OL,OH dan Pt dalam system USCS serta tanah yang mengandung daun-daunan, rumput-rumputan, akar dan sampah.

Penghamparan dan pemadatan Timbunana. Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaanb. Penyedia Jasa harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk membantu drainase badan jalan dari setiap curahan air. Hujan dan juga harus menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik.c. Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.d. Bilamana timbunan akan dibangun di atas permukaan tanah dengan kelandaian lereng lebih dari 10% ditempatkan di atas permukaan lama atau pembangunan timbunan baru, maka lereng lama akan dipotong sampai tanah yang keras dan bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadatan dan beropersi.e. Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefisinikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.f. Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menu ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. g. Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yan sulit dimasuki oleh alat pemadat normal harus dihamparkan dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakaan pemadat mekanis.h. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapisan timbunan yang dipadatkan sesuai dengan SNI 2828 :2011 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka penyedia jasa harus memperbaiki pekerjaan sesuai dengan pasal 3.2.1. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Tetapi Harus tidak boleh berselang lebih dari 200 m

3.1.3. PENYIAPAN BADAN JALANPekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama untuk penghamparan lapis pondasi Agregat, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, Lapis Pondasi Semen Tanah atau Lapis Pondasi Beraspal di daerah jalur lalu lintas (termasuk jalur tempat perhentian dan persimpangan) yang tidak ditetapkan sebagai pekerjaan pengembalian kondisi dan di daerah bahu jalan baru yang bukan di atas timbunan baru akibat pelebaran lajur lalu lintas.

Toleransi Dimensi Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari yang disyaratkan atau disetujui. Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki kelandaian yang cukup, untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari air permukaan.

PELAKSANAAN PEKERJAANa. Pengajuan yang berhubungan dengan galian dan timbunan harus dibuat masing-masing untuk seluruh galian dan timbunan yang dilaksanakan untuk penyiapan badan jalan.b. Penyedia Jasa harus menyerahkan hasil pengujian kepadatan dan hasil pengukuran permukaan dan data survey yang menunjukkan bahwa toleransi permukaan yang syaratkan dalam bentuk tertulis kepada Direksi Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan, dan sebelum mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan, tidak diperkenankan menghampar bahan lain di atas tanah dasar atau permukaan jalan.c. Bilamana permukaan tanah dasar disiapkan terlalu dini tanpa segera diikuti oleh penghamparan lapis pondasi bawah, maka permukaan tanah dasar dapat menjadi rusak. Oleh karena itu, luas pekerjaan penyiapan tanah dasar yang tidak dapat dilindungi pada setiap saat harus dibatasi sedemikian rupa sehinga daerah tersebut yang masih dapat dipelihara dengan peralatan yang tersedia dan penyedia jasa harus mengatur penyiapan tanah dasar dan penempatan bahan perkerasan dimana satu dengan lainnya berjarak cukup dekat.d. Tanah dasar pada setiap tempat haruslah mempunyai daya dukung minimum sebagiamana yang diberikan dalam gambar, atau sekurang-kurangnya mempunyai CBR minimum 6 % jika tidak disebutkan.

BahanTanah dasar dapat dibentuk dari timbunan biasa, timbunan pilihan, lapisan pondasi agregat atau darinase porous, atau tanah asli di daerah galian. Bahan yang digunakan dalam setiap hal haruslah sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, dan sifat-sifat bahan yang disyaratkan untuk bahan yang dihampar dan membentuk tanah dasar haruslah seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi.

3.1.4. PEMBERSIHAN LAHAN.Pembersihan dan pengupasan lahan harus terdiri dari pembersihan semua pohon dengan diameter lebih kecil dari 15 cm, pohon-pohon yang tumbang,halangan-halangan, semak-semak, tumbuhan-tumbuhan lainnya, sampah, dan semua bahan yang tidak dikehendaki, dan harus termasuk pembongkaran tunggul, akar dan pembuangan semua ceceran bahan yang diakibatkan oleh pembersihan dan pengupasan. Pekerjaan ini juga harus termasuk penyingkirkan dan pembuangan struktur-struktur yang menghalangi, menggangu atau sebaliknya menghalangi pekerjaan kecuali bilamana disebutkan lain dalam spesifikasi ini atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Pengajuan Kesiapan kerja dan pencatatanPenyedia Jasa harus menerima gambar penampang melintang Kontrak maupun mengajukan kepada Direksi Pekerjaan sebelum memulai pekerjaan, perbaikan-perbaikan terinci terhadap gambar penampang melintang yang menunjukan permukaan tanah sebelum pengoperasian pembersihan dan pengupasan, atau setiap pemotong pohon yang akan dilaksanakan.

Pengaman PekerjaanPenyedia jasa harus menanggung semua tanggungjawab untuk memastikan keselamatan para pekerja yang melaksanakan pembersihan, pengupasan dan pemotongan pohon, serta keselamatan publik.

PELAKSANAAN PEKERJAANa. Pembersihan dan pengupasan lahan untuk semua tanaman/pohon yang berdiameter kurang dari 15 cm diukur 1 meter dari muka tanah, harus dilaksanakan sampai batas-batas sebagaimana yang ditunjukan dalam gambar atau diperintahkan Direksi Pekerjaan.b. Pada daerah galian, semua tunggul dan akar harus dibuang sampai kedalaman tidak kurang dari 50 cm di bawah permukaan akhir dari tanah dasar.c. Pada daerah di bawah timbunan, di mana tanah humus atau bahan yang tidak dikendaki dibuang atau yang ditetap untuk dipadatkan, semua tunggul dan akar harus dibuang sampai kedalaman sekurang-kurangnya 30 cm di bawah permukaan tanah asli atau 30 cm di bawah alas dari lapis permukaan yang paling bawah.

4. LAPISAN PONDASI AGREGAT1. UmumPekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemorosesan, pengangkutan, penghamparan, pembahasan dan pemdatan agregat di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam gamabar atau sesuai dengan perintah Direksi pekerjaan, dan memelihara lapis pondasi agregat yang telah selesai sesuai dengan yang disyaratkan. Pemrosesan harus meliputi, bila perlu, pemecahan, pengayakan, pemisahan, pencampuran dan operasi lainnya yang perlu untuk menghasilakn suatu bahan yang memenuhi ketentuan dari speifikasi ini.

2. Toleransi Dimensi dan Elevasia. Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan Tabel 5.1.1.(1), dengan toleransidi bawah ini :

Tabel 5.1.1.(1) Toleransi Elevasi Permukaan Relatif Terhadap Elevasi rencanaBahan dan Lapisan Pondasi AgregatToleransi Elevasi Permukaan relative terhadap elevasi rencana

Lapisan Pondasi Agregat kelas B digunakan Lapis POndasiBawah ( hanya permukaan atas dari Lapiasan Pondasi Bawah+ 0 cm-2 cm

Permukaan Lapis Pondasi Agregat kelas A untuk Lapis Resap Penikat atau Pelaburan (Perkerasan atau Bahu Jalan)+ 0 cm-1 cm

b. Pada permukaan semua Lapis Pondasi Agregat tidak boleh terdapat ketidakrataan yang dapat menampung air dan semua punggung (camber) permukaan itu harus sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gamabr.c. Tebal total minimum lapis Pondasi Agregat tidak boleh kurang 1 cm dari tebal yang disyaratkan.d. Tebal minimum Lapis Pondasi Agregat kelas A tidak boleh kurang 1 cm dari tebal yang disyaratkan.e. Pda permukaan Lapis Pondasi Agregat kelas A yang disiapkan untuk lapisan resap pengikat atau pelaburan permukaan, bilamana semua bahan yang terlepas harus dibuang dengan sikat yang keras, maka penyimpangan maksimum pada kerataan permukaan yang diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m, diletakkan sejajar atau melintang sumbu jalan, maksimum 1 cm.

3. Standar RujukanSNI 03-1744-1989: Metode Pengujian CBR LaboratoriumSNI 03-4141-96: Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan butir-butir mudah Pecah dalam agregatSNI 1743:008: Cara Uji Kepdatan Berat untuk TanahSNI 1967 :2008: Cara Uji Penentuan Batas Ciar TanahSNI 1966 :2008: Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas TanahSNI 2417:2008: Cara Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles

4. Pengajuan kesiapan Kerjaa. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekrjaan berikut di bawah ini paling sedikit 21 hari sebelum tanggal yang diusulkan delam penggunaan setiap bahan untuk pertama kalinya sebagai Lapisan Pondasi Agregatb. Penyedia jasa harus mengirim berikut di bawah ini dalam bentuk tertulis kepada Direksi Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan dan sebelum persetujuan diberikan untuk penghamparan bahan lain di atas Lapis Pondasi Agregat

5. Cuaca Yang diijinkan untuk BekerjaLapis Pondasi agregat tidak boleh ditempatkan, dihamparkan, atau dipadatkan sewkatu turun hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan atau bila kadar air bahan jadi tidak berada dalam rentang yang ditentukan.

Bahan

1. Kelas Lapis Pondasi AgregatTerdapat 3 kelas yang berbeda dari Lapis Pondasi Agregat yaitu Kelas A, Kelas B dan Kelas S. Pada umumnya Lapis Pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis Pondasi Atas untuk lapisan di bawah lapisan beraspal, dan Lapisan Pondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapisan Pondasi Bawah. Lapisana pOndasi Agregat Kelas S digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup.

2. Fraksi Agregat KasarAgregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel tau pecahan batu atau kerikil yang keras dan awet. Bahan yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan.Bilamana agregat kasar berasal dari kerikil makan untuk Lapisan Pondasi Agregat Kelas A mempunya 100% berat aregat kasar dengan angularitas 95/90* dan untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas B yang berasal dari kerikil mempunyai 60% berat agregat kasar dengan angularitas 95/90**95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90% agreat kasar mempunyai muka bidan pecah dua atau lebih.

3. Fraksi Agregat HalusAgregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir alami atau batu pecah halus dan partikel halus lainnya. Fraksi bahan yang lolos ayakan No.200 tidak boleh melampuai dua per tiga fraksi bahan yang lolo ayakan NO. 40.

4. Sifat-sifat bahan yang disyaratkanSeluruh lapisan Pondasi Agregat harus bebas dari bahan organic dan gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan dalam tabel 5.1.2.(1) dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 5.1.2.(2).Ukuran AyakanPersen Berat Yang lolos

ASTM(MM)Kelas AKelas BKelas S

250100

11/237,510088-95100

125,079-8570-8589-100

3/89,5044-5830-6555-90

No.44,7529-4425-5540-75

No. 102,017-3015-4026-59

No.400,4257-178-2012-33

No.2000,0752-82-84-22

Tabel 5.1.2.(2) Sifat-sifat Lapisan Pondasi AgregatSifat-sifatKelas AKelas BKelas S

Abrasi dari Agregat Kasar ( SNI 2417:2008)0-40 %0-40%0-40%

Indek Plastisitas (SNI 1966:2008)0-66-124-15

Hasil kali Indek Plastisitas dng.% Lolos Ayakan No. 200Maks. 25--

Batas Cair (SNI 1967:2008)0-250-350-35

Bagian Yang Lunak (SNI03-4141-1996)0-5 %0-5%0- 5%

CBR (SNI 03-1744-1989)Min 90%Min 60%Min 50%

PELAKSANAAN PEKERJAAN1. Penghamparan dan Pemadatan

a. Penghamparan akhir LPB sampai ketebalan dan kemiringan melintang jalan yang diminta, harus dilaksanakan dengan kelonggaran penurunan ketebalan kira-kira 15% untuk pemadatan lapisan-lapisan lapis pondasi bawah. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir, masing-masing lapisan harus dipadatkan sampai lebar penuh lapis pondasi bawah perkerasan, dengan menggunakan mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban pneumatic atau peralatan pemadatan lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi bawah akan bergerak secara gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata. Pada bagian-bagian superelevasi, kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah ke bagian jalan yang lebih tinggi. Setiap ketidak-teraturan atau bagian ambles yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meratakan dengan menambahkan bahan lapis pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dan ketinggian yang benar.Bagian-bagian yang sempit di sekitar kereb atau dinding yang tidak dapat dipadatkan dengan mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui.c. Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% kurang dari kadar air optium sampai 1% lebih dari kadar air optium dengan penyemprotan air atau pengeringanseperlunya,dan bahan lapis pondasi bawah harus dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang disyaratkan pada seluruh ketebalan tiap lapisan dan mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang di tetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB0111)d. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali digunakan peralatan khusu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.e. Segera setealah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadatan yang cocok dan memadai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, Hingga kepadatan paling sedikit 100% dari kepadatan keriang maksimum modifikasi seperti yang ditentukan oleh SNI 1743 :2008, Metode df. Direksi Perkajaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas stastis beroda baja dianaggap mengakibatkan kerusakan atau degradasy berlebihan dari Lapis Pondasi Agregat.

2. Pengujian

a. Jumlah data pendudkung pengujian bahan yan diperlukan untuk persetujuan awal harus seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaa, namun harus mencakup seluruh jenis pengujian yang disyaratkan.b. Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa, menggunakan SNI 2827 : 2008. Pengujian harus dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh Direksi Pekrjaan, tetapi tidak boelh berselang dari 200m

4.3. LAPIS ASPAL RESAP PENGIKAT (PRIME COAT AND TACK COAT)Untuk Lapis aspal resap pengikat (prime coat), pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian suatu bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang tepilih di atas satu lapis pondasi jalan atau permukaan perkerasan tanpa lapis penutup yang sudah disiapkan, untuk menutup permukaan tersebut yang akan menyediakan adhesi (pelekatan)untuk satu lapis permukaan beraspal seperti penetrasi macadam, lapis tipis aspal beton panas(lataston HRS) atau lapisan permukaan beraspal lainnya.

Standar RujukanSNI 2432:2011: Cara Uji Daktilitas AspalSNI 2434:2011: Cara Uji titik lembek Asal dengan alat cincin dan bolaSNI 2488:2011: Cara Uj iPenetrasi AspalSNI03-3642-1994:MetodePengujian Kadar residu aspal emulsi dengan penyulinganSNI03-3643-1994: Aspal emulsi tertahan saringan No.20SNI03-3644-1994: Metode Pengujian Jenis Muatan Partikel Aspa emulsiSNI4798:2011: Spesifikasi Aspal emulsi kationikSNI03-4799-1998: Spesifikasi Aspal Cair Tipe Penguapan SedangSNI03-6721-2002: Metode Pengujian keketalan Aspal Cair dan aspal emulsi denan alat sayboltSNI 6832:2011: Spesifikasi Aspal emulsi anionic

AASHTO :AASHTO M20-70 (2004): Penetration Graded Asphalt cementAASHTO M10-03: Emulsified AsphaltAASHTO T44-03: Solubility of Bituminous MaterialsAASHTO T59-01(2005): Testing emulsified Asphalt

British Standarts:BS 3403: Industrial Tachometers

Kondisi Cuaca yang diijikan untuk bekerjaLapisan Resap Penikat Harus disemprot hanya pda permukaan yang kerin atau mendekati kering, dan lapisan perekat harus disemprot hanya pada permukaan yang benar-benar keriang. Penyemprotan Lapis resap pengikat atau lapis perekat tidak boleh dilaksanakan waktu angin kencang,hujan atau akan turun hujan.

Bahan Lapis Resep Pengikata. Aspal emulsi reaksi sedang (medium setting) atau reaksi lambat (slow setting) yang memenuhi SNI 03-4789-1998.b. Aspal semen Pen 60/70, memenuhi AASHTO M20, diencerkan dengan minyak tanah (kerosene).

Syarat syarat pekerjaan.

a) Tidak boleh ada bahan aspal yang dibuang kedalam saluran tepi,parit atau jalan air.b) Permukaan permukaan struktur,pohon pohon atau hak milik disekitar permukaan jalan yang sedang dilapisi harus dilindungi dari kerusakan akibat pekerjaan penyemprotan aspal.c) Penyedia harus menyediakan dan memelihara dilapangan dimana aspal sedang dipanaskan, alat pengendalian dan pencegahan kebakaran yang memadai ,dan juga peralatan dan sarana untuk pertolongan pertama.d) Kecuali diperoleh satu pengalihan ( alternatif) lalulintas, pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan satu jalur lalu lintas,dengan diadakan pengaturan pengendalian lalu lintas sehingga mendapatkan persetujuan dari Direksi teknik.

Penyedia harus bertangung jawab terhadap semua konsekuensi (akibat) lalu lintas yang terlalu dini di izinkan melewati lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pelekat yang baru dipasang dan harus melindungi permukaan tersebut.

Toleransi Peralatan Distributaor Aspal

Tachometer pengukur: 1.5 persen dar skla putaran penuh sesuai ketentuanKecepatan kendraan BS 3403Tachometer pengukur: 1.5 persen dar skla putaran penuh sesuai ketentuanKecepatan putaran pompa BS 3403Pengukur Suhu: 5 0C, rentang 0-250 0C, minimum garis tengah arloji 70 mmPengukuran volume atau: 2 persen dari total volume tangki, nilai maksimum Tongkat celup garis skala ongkat celup 50 liter

PELAKSANAAN PEKERJAAN1. Penyiapan permukaan yang akan disemprot aspala. Apabila pekerjaan lapis resap pengikat dan lapis perekat akan dilaksanakan pada permukaan perkerasan jalan yang ada atau bahu jalan yang ada, semua kerusakan perkerasan maupun bahu jalan harus diperbaiki.b. Sebelum penyemprotan aspal dimulai,permukaan harus dibersihakan dengan memakai sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi keduanya.c. Pembersihan harus dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot

2. Takaran dan temperatur pemakaian bahan aspala. Penyedia jasa harus melakukan percobaan lapangan di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan tingkay takaran yang tepat (literpermeter persegi) da percobaan tersebut akan diulangi sebagai mana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, bila jenis dari permukaan yang akan disemprot atau jenis dari bahan aspal berubahb. Lapis resap Pengikat 0,4 sampai 1,3 liter permeter persegi untuk lapis Pondasi Agregat tanpa bahan pengikat.c. Temperatur penyemprotan harus sesuai dengan table 6.1.4 (1), kecuali diperintahkan lain oleh direksi pekerjaan.Tabel 6.1.4.(1) Takaran Pemakaian Lapis PerekatJenis AspalTakaran (liter per meter persegi) pda

Permukaan Baru atau Aspal atau Beton LamaPermukaan Porous dan Terekpos CuacaPermukaan Berbahan Pengikat Semen

Aspal Cair0,150,15-0,350,2-1,0

Aspal Emulsi0,200,20-0,500,2-10

Aspal Emulsi yang diencerkan (1:1)0,400,40-1,000,4-2,0

Aspal Emulsi Modifikasi0,200,20-0,500,2-1,0

Tabel 6.1.4.(2) Temperatur PenyemprotanJenis AspalRentang Suhu Penyemprotan

Aspal Cair,25-30 pph mnyak tanah110 100C

Aspal cair,80-85 pph minyak tanah (MC-30)45 100C

Aspal emulsi,emulsi modifikasi atau aspal emulsi yang diencerkanTdak dipanaskan

Pelaksanaan Penyemprotan

a. Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprotan harus diukur dan ditandai. Khususnya untuk Lapis Resep Pengikat, batas-batas lokasi yang disemprot harus ditandai dengan cat atau benang.b. Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka bahan aspal harus disemprotkan dengan batang penyemprotan dengan kadar aspal yang diperintahkan, kecuali jika penyemprotan dengan distributor tidaklah paktis untuk okasi yang sempit, Direksi Pekerjaan dapat menyetujui pemakaian pnyemprotan aspal tangan (hand sprayer)c. Bila diperintahkan, bahwalintasan penyemprotan bahan aspal harus satu lajur atau setangah lebar jalan dan harus ada bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar 20 cm sepajang sisi-sisi lajur yang bersebelahan. Sambungan memanjang selebar 20 cm ini harus dibiarkan terbuka dan tidak boleh tertutp oleh lapisan berikutnya sampa lintasan penyemprotan di lajur yang bersebelahan telah selesai dilaksanakan. Demikian pula lebar yang telah ditetapkan, hal ini dimaksudkan agar tepi permukaan yan ditetapkan tetap mendapat semprotan dari tiga nosel, sama seperti permukaan yang lain.d. Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan yang cukup kedap. Penyemprotan harus mulai dan dihentikan sampai seluruh batas bahan pelindung tersemprot, dengan demikian seuruh nosel bekerja dengan benar pada sepanjang bidang jalan yang akan disemprot.e. Penyemprotan harus segera dihentikan jika ternyata ada ketdaksempurnaan peralatan semprot pada saat beroperasi.f. Setelah pelaksanaan penyemprotan, khususnya untukLapis Perekat, bahan aspal yang berlebihan dan terenang di atas permukaan yang telah disemprot harus diratakan dengan menggunakan alat peadat roda karet, sikat ijuk atau alat penyapu dari karet.

Pengedalian mutu dan Penujian di Lapangana. Dua liter contoh aspal yang akan dihamparkan harus diambil dari distributor aspal, masing-masing pada saat awal penyemprotan dan pada saat menjelang akhir penyemprotan.b. Gradasi agregat peutup (blotter material) harus dajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan sebelum agreat tersebut digunakan.c. Catatan harian yang terinci mengenai pelaksanaaan penyemprotan permukaan, termasuk pemakaian bahan aspal pada setiap lintasan penyemprotan dan takaran pemakaian yang tercapai.

4.4. ATB ( ASPHALT TREARED BASE )

UmumPekrjaan yang terdiri dari penyediaan pekerjaaan asphalt mixing plant, equipment dengna material serta pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan pemsangan dan penghamparan lapisan aspal treared Base (ATB) sesuai dengan tebal lapisan sesui dengna gambar, ketentuan dan syarta kontrak serta sesuai dengan spesifikasi ini.

Bahana. AspalJenis aspal yang digunakan untuk pekerjaan jalan masuk bandara tebelian sesuai dengan konadisi iklim di Indonesia adalah AC 60/70 dengan kualitas import.Prosentasi berat aspal yang diergunakan pada campuran aspal treared base harus berdasarkan hasil analisa saringan agregat dan percobaan campuran sebagaimana yang termuat dalam Job Mix Formula yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.Jenis Spesifikasi dan suhu campuran untuk aspal Kualitas Import adalah sebagai berikut: Penetration grade 60-70 Spesification ASTM D 946 Kadar Parafin kurang dari 2 % Mixing Temperature ditentukan berdasarkan tes viscositas atau biaya 1500 C - 1600 C

Tabel Persyaratan Aspal Keras Pen 60No.Jenis PengujianMetode PengujianSpesifikasiSatuan

minmax

1.Penetrasi pada 250, 100 g, 5 detikASTM D 5 - 9560700,1 mm

2.Titik LembakASTM D 36 - 8648560 C

3.Titik Nyala (COC)ASTM D 92 - 90232-0 C

4.Daktilitas pada 25 0 C, 5 cm/menitASTM D 113 - 86100-cm

5.Berat JenisASTM D 70 - 821,011,06-

6.Kelarutan dalam C2HCI3ASTM D 202499-%

7.Kehilangan berat (TFOT)ASTM D 1754 - 94-0,2%

8.Penetrasi setelah TFOTASTM D 5 - 9580-% asli

9.Daktilitas setelah TFOTASTM D 36 - 86100-cm

10.Kadar ParafinSNI 03-3639-199402%

Dengan memperhatikan kondisi setempat, terutama iklim/suhu untuk daerah-daerah yang temperature udaranya lebih rendah dari 250C, dapat digunakan alternative bahan aspal dengan nilai penetrasi yang lebih besar dari AC 60/70 dengan persetujuan pejabatn Pembuat Komitmen.

Tabel Material Aspal AlternatifSpesifikasi Grade

Penetration Grade ASTM D 946Viscosity Grade ASTM D 3381Keterangan

40-50AC-5AR-1000Aspal PG 60-70 pada umumnya cocok untuk kondisi iklim tropis. Namun dimungkinkan untuk menggunakan aspal dengan spesifikasi pada table ini dengan memperhatikan kondisi setempat, terutama iklim/suhu

60-70AC-10AR-2000

85-100AC15AR-4000

100-120AC-20AR-8000

120-150AC-30AC-40

b. AgregatAgregat harus terdiri dari batu pecah, screenings, bahan lain, butir-butiran, material-material yang disetujui yang mempunyai sifat dan kualitas yang sama dan mememnuhi semua persyaratan bila dicampur dalam batas gradasi tersebut di atas. Agregat kasar harus terdiri dari bahan yang bersifat tahan aus/keras dan bebas dari lapisan (coatings) yang melekat dan sesui ketentuan-ketentuan dari persyaratan A.S.T.M. D-692-79, A.S.T.M. D-693-77. Course agregat bila di test berdasarkan Los Angeles Abrassion Test, harus tidak boleh hilang lebih dari 25%Untuk Bandar udara yang direncanakan menampung pesawat terbang narrow body maka untuk course agregat proses Pemecah batu harus memenuhi syarat-syarat (tertinggal) pada saringan No.8 sebagai berikut :1) Minimum 75% dari berat butiran yang mempunyai bentuk minimum tiga muka bidang pecah2) 100% dari berat butiran dengan satu atau lebih muka bidang pecah3) Penelitian material sebagai berikut :a) Sand equivaleny minimum 65% bila diuji dengan ASTM D.2419-74b) Kotoran organic maximum 3% bila diuji dengan ASTM C.40-79c) Mix design aspal beton dengan method marshall memenuhi syarat seperti ayat 23.1. bila diuji dengan ASTM D. 1559-79d) Tidak boleh menampakkan adanya tanda-tanda bercerai-berai/desintergration bilamana diadakan percobaan lima kali dengan Sodium Sulphate Soundness Test mempergunakan A.S.T.M C. 88 dengan jumlah kehilangan lebih besar dari 9% dan bila diadakan Magnesium Sulphate Soundness Test pada material tidak boleh lebih dari 12 %.Bagian dari material yang tertinggal dari saringan No. 8 disebut Course Agregat dan bagian yang lewat saringan No. 8 disebut Fine Agregat, dan material lewat saringan No. 200 disebut sebagai Fillter.Bagian dari fien agreat, termasuk Fillter yang lewat saringan No. 40 harus mempunyai plasticity Index tidak lebih dari 6%, seperti ditentukan A.S.T.M D.424, dan liquid limit tidak boleh lebih dari 25% bila diuji dengan A.S.T.M D423. Sebelum penerimaan terakhir dari agregat yang diinginkan sifat-sifat letak dari agregat tersebut stripping harus ditentukan.Dengan dilakukan persiapan dari paving mixture yang sesuai dengan spesifikasi berikut. Sesudah pencampuran dilakukan lalu disebarkan/ dipasang dalam laisan yang lepas dan tipis dan dibiarkan di udara selama 224 jam sebelum di test, ukuran sample test tersebut dalam botol gelas bersih, ditutup dengan tutup yang rapat. Sample test harus ditutupi seluruhnya, air distalasi dengan temperature antara 27 dan 28 derajat celcius. Botol dan isinya harus dibiarkan dalam waktu24 jam, kemudian contoh harus dikocok kuat-kuat untuk waktu 15 menit. Contoh campuran harus diuji untuk strippingnya. Bila percobaan stripping terlihat adanya lapisan aspal terlepas dari permukaan agregat, maka perlu penggunaan anti strip agens atau agregat tersebut tidak boleh digunakan.

Table Ketentuan Agregat KasarPengujianstandarNilai

Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan Sodium Sulphate Soundness Test untuk surface courseASTM C 88Maks. 10%

Kekekalan bentuk agreat terhadap larutan Sodium Sulphate Soundness Test untuk base courseASTM C 88Maks. 12%

Partikel PipihASTM D 4791Maks 25 %

Partikel LonjongASTM D 4791Maks 10 %

Tabel Ketentuan Agregat HalusPengujianStandarNilai

Material Lolos Saringan No.200ASTM C. 40-79Maks. 3%

Plasticity indexASTM D 4318Maks 6 %

Liquid limitASTM D 4318Maks 25 %

Agregat halus tidak boleh mengandung pasir alami lebih dari 15% terhadap total berat agregat. JIka digunakan, pasir alami harus memenuhi persyatan ASTM D 1073 dan harus memiliki plasticity index mak 6 % dan liquid limit mak 25 % bila diuji sesuia dengan ASTM D 4318. Agregat halus harus memiliki nilai sand equivalent minimum 65% bila diuji sesuai dengan ASTM D 2419. Agregat halus tidak boleh mengandung pasir alami lebih dari 15% terhadap total berat agregat sesuai persyarata ASTM D 1073. Kotora organic max 3 % bila diuji dengan ASTM C. 4079

c. Gradasi AgregatGradasi agregat untuk aspal Tretared Base sebagi berikut :Saringan A.S.T.MLolos Saringan Persentase Terhadap Berat

ATB

Max 1

1 (25.0 mm)100

(19.0 mm)82-100

(12.5 mm)70-90

3/8 (9.5 mm)60-82

No.4 (4.75 mm)42-70

No. 1030-60

No.4015-40

No.808-26

No. 2003-8

GradasiGradasi yang ditentukan terakhir di dalam batas yang itetapkan dalam table tersebut harus dipilih merat dari dipilih merata dari yang cource sampai fine dan tidak boleh dari batas terendah dari suatu sieve sampai batas tertinggi dari sieve-sieve yang berdekatan atau sebaliknya.

Marshall method MixtureKontraktor harus mengerjakan Job Mix Formua Menurut metodemarshall dengan ketentuan dan batsa seperti berikut:Tabel Pengujian MarshallTest PropertyATB

Number of Blows75

Stability (MIN)1800 lbs

Flow (MAX)4 mm

Flow (MIN)2 mm

Voids total Mix %3-5

Voids Filled With Bitumen %76 -82

TemperaturTemperatur untuk mixing dan pemadatan pada prinsipnya didapatkan dari hasil tes viscositas aspal, secara umum untuk AC 60/70 temperatur mixing dan pemadatansebagai berikut :Mixing temperature : Aspal cement 149 C - 160 C.: Agregat 160 C - 170 C. Temperature agregat tak boleh lebih dari 14 C diatas temperature aspal cement.Laying temperature: Antara 135 C - 155 CRolling temperature: Seperlunya untuk memperoleh field density yang dimaksud tetapi tidak boleh kurang dari 122 C .(sesuai hasil trial compaction).Berikut Toleransi yang diberikan terhadap Job Mix Formula telah disetujui oleh PejabatPembuat Komitmen.

Tabel Job Mix ToleransiToleransiPlus atau Minus

Agregat passing sieve No. 8 to 1004%

Agregat passing sieve No. 4 and large7%

Agregat passing sieve No. 100 and No. 2002%

Kepadatan / DensityKepadatan dari lapisan Bituminous yang dipadatkan dari semua campuran yang direncanakan dalam penyesuaian dengan metode marshall dapat dihubungkan dengan"Job Mix Density", apabila tidak lebih darl 10 % berat dari jumlah agregat telah tertahan pada saringan 1 inch. "Job Density" dilaksanakan dengan pembuatan darl contoh - contoh "Job mix" yang disetujui 6 standard Marshall Specimen, menentukan beratnva titik berat khusus masing- masing dan membandingkan dengan arti nilai dari keenam. Tiap hasil yang berbeda lebih darl 0,015 sebanyak max 2 hasil percobaan dan persyaratan maka harus ditolak dan hasil-hasil sisa lainnya menjadi "Job Mix Density" Absolute density ditentukan sebagai berikut : 10Absolute density = % Agg. By weight + % Bituminous. By weight SP.gr.agg.SP.Gr.bitIni semua harus tunduk pada Pejabat Pembuat Komitmen dan metode penggilasan yang telah disetujui sebelum pencampuran mixing atau laying dilanjutkan. Density control dari lapisan marshall method didapatkan dengan pengambilan dua contoh dari tiap base dan surface cource paling sedikit satu kali setiap 4 jam dan tidak kurang dari dua kali sehari, dan kepadatannya ditentukan. Nilai rata-rata didapatkan dari dua contoh dari daerah yang sama diambil sebagai fielddensity dari lapisan yang dipadatkan. Field density harus sedemikian rupa sehingga dari dua puluh deretan nilai rata rata dimaksud, harus tidak lebih dari tiga hasil dibawah 98 % dari Job Mix Density atau 94 % dari absolute density. Bahan yang tidak memenuhi persyaratan harus dibuang dan diganti. Contoh-contoh boleh juga dipakai untuk menentukan ketebalannya.

Trial CompactionSebelum dilaksanakan pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus melakukan uji pemadatan diluar area yang akan dikerjaan dengan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Uji pemadatandimaksudkan untuk mengetahui jumlah lintasan optimum sehingga tercapai nilai kepadatan lapangan sesuai dengan yang disyaratkan. Luas area untuk uji pemadatan minimal 3 m x 30m yang dibagi menjadi 3 segmen, dimana perbedaan tiap segmen adalah pada jumlah lintasan pemadatan. Selanjutnya dari hasil uji pemadatan apabila sudah memenuhi persyaratan, maka dijadikan dasar dalam pelaksanaan. Namun apabila hasil uji pemadatan tidak memenuhi persyaratan, maka uji pemadatan dapat di ulang kembali. Setelah "Job Mix" mendapatkan persetujuan, harus dilaksanakan uji coba/trial compaction didaerah yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen dengan menggunakan campuranini untuk menetapkan method penggilasan (rolling) yang dikehendaki untuk menghasilkan kepadatan yang di persyaratkan. Daerah percobaan minimum seluas 3 m x 30 m. Tiga contoh harus diambil dari daerah percobaan yang dipadatkan dan kepadatan yang dipersyaratkan untuk setiap contoh tidak kurang dari 99 % dari "Job Mix Density" atau tidak kurang dari 95% dari Absolute density. Apabila kepadatan lapangan / field density yang diperlukan tidak memenuhi prosedur pemadatan yang harus disyaratkan daerah-daerah percobaan selanjutnya disediakan dan dilakukan pengujian sampai hasil memenuhi persyaratan.

Pembatasan Berkenaan Dengan CuacaSetiap lapisan dapat dilaksanakan hanya apabila kondisi permukaan dalam keadaan kering dan apabila cuaca tidak hujan basah.

Bituminous Batch Mixing Planta. Persyaratan bagi semua plantMixing plant dan peralatan pendukung lainnya harus mempunyai kapasitas kerja seluruhnya disesuaikan dengan scope pekerjaannya dan diatur dapat melayani pekerjaan konstruksi bitumen yang dimaksudkan, dan peralatan tersebut harusdikalibrasi terlebih dahulu oleh pemberi pekerjaan untuk menghasilakan kualitasmaupun kuantitas yang optimal.1) Skala Timbangan Skala ketetapan harus sampai 0,5 % dari pda beton yang diperlukan.2) Equipment untuk Bituminous materialTangki-tangki untuk memanasi dan menampung material yang diinginkan dengan cara telah ditentukan sedemikian rupa sehinga nyala api tidak ssampai menjilat tangki. 3) Pengisian Drier Plant harus dilengkapi dengan alat mekanis yang dengan ceermat menuangkan agregat ke dalam drier agar hasilnya sama begitu pula temperaturnya.4) Drier Plants disertai satu atau beberapa drier selang yang selalu mengaduk agreat selama proses heating dan drying. Drier harus dibuat sdemikian rupa sehingga granular serta contentnya lebih rendah dan mempunya angka lebih kecil 0,5 % dan untuk menaikan granular ke temperature yang tetap bagi pemansan binder.

5) Screens Dalam hal ini harus disediakan plant screen yang dpay memisahkan / menyaring semua agregat baik proporsi dan ukuran yang telah ditentukan dan mempunya kapsitas normal lebih besar dari kaspistas maksimum mixer screen untuk aspat hormix max 16) Bins Plant Harus dilengkapi dengan storage ins yang berkapasitas cukup melayani mixer yang sedang bekerja dengan kapasitas maximal.7) Unit Bituminous Control Harus disusahkan sebaik-baiknya untuk menentukan persentase aspal dan pada campuran dengan cara menimbang ataupin mengukurnya.8) Termometric Equipment Sebuah thermometer khusus dengan skala yang cukup harus ditempatkan di pipa pengaliran aspal dekat pipa pengisi/charging valve dari mixer unit.9) Dust CollectorPlant harus dilengkapi dengan suatu dust collector untuk mengalirkan atau mengembalikan denga teratur semua atau sebagian bahan ke dalam hot elevator.10) Persyaratan KeamananHarus disediakan tenaga yang cukup aman ke mixer platform dan sampling point dan tangga berpaar ke bagian plant unit yang lain harus dipasang di tempat-tempat yan diperlukan padawaktu plant bekerja.

b. Persyaratan bagi batching plant1) Weight box atau hopper Alat ini harus dilengkapi dengan alat enimbang yang teliti untuk setiap jenis ukuran agregat dalam suatu weight box atau hopper yang cukup besarya untuk menampung satu bacth penuh.2) Bituminous Control Alat pengukur bahan aspal harus mempunya ketelitian sampai dengan 0,5%.3) Mixer Bacth mixer harus dari type yang mengaduk secara merat / homogeny sesui job mix tolerance.4) Pengawasan waktu pengadukan/control of mixing time.Untuk Mengasi pekrjaandalam suatu proses pengadukan/missing cycle, harus dipasang suatu time lock yang teliti yang akab menutupterus weight box gate sampai mixer gate terbuka pada waktu proses selesai satu proses5) Bahan BakarBahan bakar yang dipergunakan batching plant dalam memproduksi campuran aspal hotmix harus menggunakan bahan bakar minyak / tidak diperbolehkan menggunakan bahan bakar batu bara.

Bituminous Pavers / Aspal FinisherBituminous pavers harus mempunyai tenaga penggerak sendiri dan dilengkapi dengan screed atau strike off bilamana perlu dilengkapi dengan alat pemanas dan harus dilengkapi automatic level serta Alat ini harus dapat menebarkan dan meratakan lapisan lapisan Bituminous plant mix material sesuai tebal, kemiringan, kerataan yang ditentukan.

Rollers Roller yang harus disediakan adalah three wheel rollers, dual tandem rollers, three axle wheel roller, pneumatic tire rollers.

Persiapan Bituminous MixtureJangka waktu ini tergantung pada mix design dan mixing plant yang dipergunakan. Cara menghitung mixing time dalam continous mixer adalah membagi berat isi seluruh mixer selagi bekerja dengan berat mixer yang dihasilkan tiap detiknya. Mixing time ini seconds Pugmil dead capacity in kilogram Pugmil output in kilogram persiapan.

Pengangkutan Dan Penyimpanan / Delivery Aspal HotmixSetiap kali dimuati harus ditutup dengan kanvas atau semacamnya yang cukup ukuran dantebalnya untuk menghindari debu ataupun pengaruh cuaca. Campuran aspal hotmix harus dihamparkan pada temperature antara 140 C - 160 C atau sesuai dengan hasil uji viscositas campuran aspal hotmix harus sampai di tempat pelaksanaan pada temperature dalam tolerance yang diijinkan dalam Job Mix Formula yang telah disetujui.

Penghamparan Dan PelaksanaannyaA. Persiapan dan PelaksanaanSebelum campuran aspal hotmix dihamparkan, maka permukaan lapisan yang ada harus dibersihkan dari material yang terlepas dengan sweeper yang dilengkapi blower atau sapu lidi sesui petunjuk pejabat pembuat komitmen.hanya diijinkan menghampar campuran ATB di atas lapisan kering, yang dalam keadaan baik dan hanya pda waktu cuaca baik.

B. Machine Spreading Setelah sampai ditempat pelaksanaan ATB diasukkan/ditungkan kedalam bituminous paver dan segera dihamparkan selebar yang telah ditetapkan. Selanjutnya digilas dengan tinggi lapisan yang merata sehingga bila pekeraan seleasa akan memenhi tebal yang ditetapkan dan sesui dengan grade yang ditetap.

PemadatanPada jalur hamparan pertama penggilasan dimulai pada kedua tepinya dan diteruskan kearah tengah jalur. Pada jalur yang dihamparkan berikutnva, penggilasan dimulai dari sisi sebelah luar menuju ke arah jalur yang telah selesai dipadatkan. Selanjutnya sisi lainnya digilas dan diteruskan menuju ketengah jalur tersebut. Pemadatan pertama / initial rolling harus dilaksanakan memanjang, dengan steel wheel rollers berat total 8 - 10 ton. tidak boleh lebih dari 10 ton, roller harus dipadatkan dengan lintasan berulang - ulang / panjang lintasan bolak - balik dari rollers senantiasa harus cukup lambat untuk menghindarkan terjadinya displacement dari hotmix dengan kecepatan max 2.5 Km/jam. Harus dilakukan field density test paling sedikit 2 kali sehari dan field density ditetapkanmenurut A.S.T.M. Mencegah melekatnya aspal pada rollers maka roda-rodanya harusdibasahi dengan teratur namun kebanyakan air maupun oli juga tidak diperbolehkan.Rollers harus dirawat dengan baik dan dijalankan oleh pengemudi yang cakap danberpengalaman. Rollers harus dijalankan terus sedapat mungkin sehingga semua bagian pavement mendapat cukup tanpa menunjukan perpindahan secepat mungkin dimana temperature campuran aspal hotmix masih panas, Intermediate rolling diikuti alat pneumatic rollers dengan operaring, weight tiap ban sebesar 300 psi sampai 450 psi dan berat total minimum 10 ton, dengan gilasan paling sedikit 8 gilasan. Final rolling dikerjakan dengan two wheel tandem atau three axle tandem sewaktu aspal concrete masih cukup panas untuk menghilangkan jejak dari rollers. Berat steel wheelrollers minimum 12 ton dan digilas sampai permukaan menunjukan texture yang uniform, rapat dan licin. Pada tempat - tempat yang tak dapat dilalui rollers, campuran aspal hotmix harus dipadatkan sepenuhnya dengan hand stampers.

JointA. Umum Mixtures pda joint harus sesui dengan persyaratan dan mempunyai texture, kepadatan, kelicinan sama dengan bagian-bagian lain yang ada. Dalam pelaksanaan semua joint, harus disusahkan untuk menyatukan dengan jalur yang berdekatan setinggi yang telah ditetapkan dari jalur itu.B. TranservePelaksanaan Jlaur sedapat mungkin/continue. Roller hanya akan melewati bagian yang tidak tertutp dan tranverse joint jika penghamparan jalur terputus. Pada sambungan melintang dipadatkan 2 arah ( melintang dan memanjang) supaya tidak terjadi gelombang.C. Longitudinal Joint Joint-joint pada longitudinal joint type hot join, maka untuk maksud ini pemadatan setiap jalur harus disiapkan selebar 30 cm, pada tepinya sepanjang jalur yang akan dihubungkan dengan jalur lainnya yang berdekatan, pada daerah ini pemdatan dilaksankan bersama-sama jalan berikut yang berdekatan.

Membuat Edges / Shaping EdgesSelama permukaan dipadatkan dan diratakan, kontraktor harus melaksanakan seteliti mungkin, bagian luar dari pinggiran pavement sesuai persyaratan. Pinggiran tersebut harus dibentuk sama tinggi waktu campuran aspal hotmix masih panas dengan garu atau besi yang rata dan dipadatkan dengan taper / penumbuk atau dengan lain metode yang memenuhi syarat.

Sampling PavementKomposisi kepadatan dan kerapatan / density pavement ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, kontraktor harus mengambil sample yang cukup dari pavement yang sudah selesai dengan menggunakan coredrill. Setiap hari harus mengambil sample, kontraktor harus mengganti bagian pavement yang diambil samplenya dan perbaikannya dilaksanakan oleh kontraktor tanpa memungut biaya. Jika komposisi dan kepadatan tidak memenuhi batas-batas toleransi yang ditentukan, harus diadakan perbaikan sedemikian rupa sehingga persyaratan terpenuhi.

Tanggung Jawab Kontraktor Atas Bahan Aspal Dan Agregat Sampling Dan TestingSetiap lebih kurang 4 (empat) jam dalam mixing periodes, suatu sample dari agregat diambil dari tiap hot bin dan gradingnya ditentukan bersama combined grading. Combined grading ini diperiksa menurut grading "Job mix" yang ditetapkan. Tambahan sample dari bahan adukan mixed material diambil ditempat mixing setiap paling sedikit 4 (empat) jam dan sekurang -kurangnya 2 kali sehari untuk percobaan Marshall Speciment. Grading analysis dari agregat dan bitument content determination (penentuan kadar bitumen) dilaksanakan pada material yang diambil dari sample yang sama. Hasil setiap analisa harus diberikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dalam 4 (empat) jam sampling dalam setiap penyesuaian yang ternyata diperlukan harus dilaksanakan segera atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Diijinkan untuk melanjutkan, membawa mixed materials dari plant setelah adanya adjustment dan pernyataan hasilnya diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

Pengendalian MutuA. Umum Pengujian Permukaan Perkerasan Ketentuan Kepadatan1) Kepadatan semua jenis campuran aspal yang telah dipadatkan, seperti yangn ditentukan dalam AASHTO T 166, tidak boleh kurang dari 98 % untuk semuacampuran aspal lainnya.2) Cara Pengambilan benda uji campuran aspal dan pemadatan benda uji di laboratorium masingmasing harus sesui dengan AASHTO T 168 dan SNI-06-2489-1991 untuk ukuran butir maksimum 25 mm atau ASTM D 5581 untuk ukuran maksmum 50 mm3) Kontraktor dianggap telap memenuhi kewajibannya dalam memadatkan campuran aspal bilamana kedatan lapisan yang telah dipadatkan sama atau lebih besar dariilai-nilai yang diberikan.

Tabel Ketentuan KepadatanKepadatan yang disyaratkan (% JSD)Jumlah benda uji perpengujianKepadatan Minimum rata-rata (%JSD)Nilai minimum setiap pengujian tunggal (% JSD)

983-45698,198,398,59594,994,8

Pengambilan benda uji campuran aspal Pengambilan benda uji umumnya dilakukan di instalasi pecampuran aspal AMP, tetapi Pejabat Pembuat Komitmen dapat memerintahkan pengambilan benda uji di lokasi penghamparan bilamana terjadi segregasi yan berlebihan selama pengangkutan dan penghamparan campuran aspal.Pengendalian ProsesFrekuensi minimum pengujian yang diperlukan dari kontraktor untuk maksud pengendalian proses harus seperti yang ditunjukkan dalam table dibawah ini atau sampai dapat diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Contoh yang diambil dari penghamparan campuran aspal setiap hari harus dengan cara yang diuraikan diatas. Enam cetakan Marshall harus dibuat dari setiap contoh. Benda uji harus dipadatkan pada temperature yang disyaratkan dan jumlah tumbukan yang disyaratkan. Kepadatan benda uji rata-rata dari semua cetakan Marshall yang dibuat setiap hari akan menjadi Kepadatan Harian.Konsultan pengawas harus memerintahkan kontraktor untuk mengulangi proses campuran rancangan dengan biaya Kontraktor sendiri bilamana kepadatan Marshall Harian rata-rata setiap produksi selama empat hari berturut-turut berbeda 1% dari Kepadatan Standar Kerja (JSD).

Untuk mengurangi kuantitas bahan terhadap resiko dari setiap rangkaian pengujian, Kontraktor dapat memilih untuk mengambil contoh di atas ruas yang lebih panjang (yaitu, pada suatu frekuensi yang lebih besar) dari yang diperlukan.

Table Pengendalian Mutu

PengujianFrekwensi Pengujian

Aspal :

Aspal berbentuk drum3 Dari jumlah drum

Aspal curah Setiap tangki aspal

Jenis Pengujian aspal drum dan curah Mencangkup :Penetrasi dan Titik Lembek

Agregat

Abrasi dengan mesin Los Angeles5000 m3

Gradasi agregat yang ditambahkan ke tumpukan1000 m3

Gradasi agregat dari penampung panas (hotbin)250 m3 (min. 2 pengujuan per hari)

Nilai setara pasir (sand equivalent)250 m3

Campuran :

Suhu di AMP dan suhu saat sampai di lapanganSetiap batch dan pengiriman

Gradasi dan kadar aspal200 ton (min. 2Pengujian per hari

Kepadatan, stabilitas, kelelahan, Marshall Quo-tient, rongga dalam campuran pd. 75 tumbukan200 ton (min.2Pengujian per hari)

Rongga dalam campuran pd. Kepadatan MembalSetiap 3000 ton

Campuran Rancangan (Mix Design)Setiap perubahanagregat/rancangan

Pemeriksaan dan pengujian RutinPemreriksaan dan pengujian rutin akan dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Konsultan Pengawas untuk menguji pekerjaan yang sudah diselesaikan sesuai toleransi dimensi, mutu bahan, kepadatan pemadatan dan setiap ketentuan yang disebutkan dalam seksi ini. Setiap bagian pekerjaan, yang menurut hasil pengujian tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus diperbaiki sedemikian rupa sehingga setelah diperbaiki, pekerjaan tersebut memenuhi semua ketentuan yang disyarakan, semua biaya pembokaran, pembuangan, pergantian bahan maupun perbaikan dan pengujian kembali menjadi beban Kontraktor.

Pengambilan Benda Uji Inti Lapisan BeraspalKontraktor harus menyediakan mesin bor pengambilan benda uji ini (core) yang mampu memotong benda uji ini berdiameter 4 maupun 6 pada lapisan beraspal yang telah selesai dikerjakan, biaya exstraksi benda uji inti untuk pengendalian proses harus sudah termasuk ke dalam harga satuan Kontraktor untuk pelaksanaan perkerasan lapis beraspal dan tidak dibayar secara terpisah.

Pengujian Pengendalian Mutu Campuran Aspal1) Kontraktor harus menyimpan catatan seluruh pengujian dan catatan tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas tanpa keterlambatan.2) Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas hasil dan catatan pengujian berikut ini, yang dilaksanakan setiap hari produksi, beserta lokasi penghamparan yang sesuai :a) Analisa ayakan (cara basah), paling sedikit dua contoh agregat dari setiappenampung panas.b) Temperatur campuran saat pengambilan contoh di instalasi pencampur aspal (AMP) maupun di lokasi penghamparan (satu per jam).c) Kepadatan Marshall Harian dengan detil dari semua benda uji yang diperiksa.d) Kepadatan hasil pemadatan di lapangan dan persentase kepadatan lapangan relatif terhadap Kepadatan Campuran Kerja (Job Mix Density) untuk setiap benda uji inti (core).e) Stabilitas, kelelehan, Marshall Quotient, paling sedikit dua contoh.f) Kadar aspal dan gradasi agregat yang ditentukan dari hasil ekstraksi kadar aspal paling sedikit dua contoh. Bilamana cara ekstraksi sentrifugal digunakan maka koreksi abu harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan SNI03-3640-1994.SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN JALAN MASUK BANDARA (Tahap 1) 29