Spektrofotometri Serapan Atom

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makalah Spektrofotometri Serapan Atom perlu diberikan kepada semua mahasiswa Teknik Kimia umumnya dan Teknik Energi khusunya. Yang mulai dipelajari dari semester 2 untuk membekali mereka dengan kemampuan logis,kritis dan kreatif serta kemampuan akan kerja sama. Di industry-industri modern spektrofotometri ini sangat umum digunakan baik industri perminyakan maupun industri non-perminyakan. Aplikasi spektrofotomrti Serapan Atom ini sangat luas baik untuk analisis kualitatif maupun analisis kuantitatif. Penggunaan paling penting pada spektrofotometri serapan atom ialah untuk penentuan unsur-unsur logam dan metalloid berdasarkan penyerapan absorpsi radiasi pada atom-atom bebas. Serta analisi spektrofotometri serapan atom ini merupakan teknik analisis kuantitafif dari unsur-unsur yang pemakainnya sangat luas di berbagai bidang karena prosedurnya selektif, spesifik, biaya analisisnya relatif murah, sensitivitasnya tinggi (ppm-ppb), dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, waktu analisis sangat cepat dan mudah dilakukan. Teknik Spektrofotometri Serapan Atom menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini disebabkan karena sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan, asalkan katoda berongga

description

dddddddd

Transcript of Spektrofotometri Serapan Atom

Page 1: Spektrofotometri Serapan Atom

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Makalah Spektrofotometri Serapan Atom perlu diberikan kepada semua mahasiswa

Teknik Kimia umumnya dan Teknik Energi khusunya. Yang mulai dipelajari dari semester 2

untuk membekali mereka dengan kemampuan logis,kritis dan kreatif serta kemampuan akan

kerja sama. Di industry-industri modern spektrofotometri ini sangat umum digunakan baik

industri perminyakan maupun industri non-perminyakan.

Aplikasi spektrofotomrti Serapan Atom ini sangat luas baik untuk analisis kualitatif

maupun analisis kuantitatif. Penggunaan paling penting pada spektrofotometri serapan atom

ialah untuk penentuan unsur-unsur logam dan metalloid berdasarkan penyerapan absorpsi

radiasi pada atom-atom bebas. Serta analisi spektrofotometri serapan atom ini merupakan

teknik analisis kuantitafif dari unsur-unsur yang pemakainnya sangat luas di berbagai bidang

karena prosedurnya selektif, spesifik, biaya analisisnya relatif murah, sensitivitasnya tinggi

(ppm-ppb), dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, waktu

analisis sangat cepat dan mudah dilakukan.

Teknik Spektrofotometri Serapan Atom menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini

disebabkan karena sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan unsur yang

ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat

dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. Spektrofotometri Serapan atom

ini dapat digunakan untuk mengukur logam sebanyak 61 logam.

B.     Rumusan Masalah

a.       Apa itu Spektrofotometri Serapan Atom ?

b.      Komponen-komponen apa saja yang terdapat pada Spektrofotometri Serapan Atom ?

c.       Cara Kerja Spktrofotometri Serapan Atom ?

d.      Penerapan Spektrofotometri Serapan Atom ?

Page 2: Spektrofotometri Serapan Atom

BAB II

ISI

A.    Pengertian dan Latar Belakang AAS

Spektrometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang pengukurannya

berdasarkan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap oleh spesi atom atau

molekul analit. Salah satu bagian dari spektrometri ialah Spektrometri Serapan Atom (SSA),

merupakan metode analisis unsur secara kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan

penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan

bebas. Sejarah SSA berkaitan erat dengan observasi sinar matahari. Pada tahun 1802

Wollaston menemukan garis hitam pada spektrum cahaya matahari yang kemudian diselidiki

lebih lanjut oleh Fraunhofer pada tahun 1820. Brewster mengemukakan pandangan bahwa

garis Fraunhofer ini diakibatkan oleh proses absorpsi pada atmoser matahari. Prinsip absorpsi

ini kemudian mendasari Kirchhoff dan Bunsen untuk melakukan penelitian yang sistematis

mengenai spektrum dari logam alkali dan alkali tanah. Kemudian Planck mengemukakan

hukum kuantum dari absorpsi dan emisi suatu cahaya

Menurutnya, suatu atom hanya akan menyerap cahaya dengan panjang gelombang

tertentu (frekwensi), atau dengan kata lain ia hanya akan mengambil dan melepas suatu

jumlah energi tertentu, (ε = hv = hc/λ). Kelahiran SSA sendiri pada tahun 1955, ketika

publikasi yang ditulis oleh Walsh dan Alkemade & Milatz muncul. Dalam publikasi ini SSA

direkomendasikan sebagaimetode analisis yang dapat diaplikasikan secara umum Weltz,

1976).

Pengembangan metode spektrometri serapan atom (AAS) baru dimulai sejak tahun

1955, yaitu ketika seorang ilmuwan Australia, Walsh (1955) melaporkan hasil penelitiannya

tentang penggunaan “hollow cathode lamp” sebagai sumber radiasi yang dapat menghasilkan

radiasi panjang gelombang karakteristik yang sangat sesuai dengan Spektrofotometri Serapan

Atom.

Pada tahun yang sama Alkemade dan Milatz (1955) melaporkan bahwa beberapa jenis nyala

dapat digunakan sebagai sarana untuk atomisasi sejumlah unsur. Oleh karena itu, para

ilmuwan tersebut dapat dianggap sebagai “Bapak Spektrofotometri Serapan Atom “.

Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pertama kali dikembangkan oleh

Walsh Alkamede, dan Metals (1995). SSA ditujukan untuk mengetahui unsur logam renik di

dalam sampel yang dianalisis. Spektrofotometri Serapan Atom didasarkan pada penyerapan

energi sinar oleh atom-atom netral dalam keadaan gas, untuk itu diperlukan kalor / panas.

Page 3: Spektrofotometri Serapan Atom

Alat ini umumnya digunakan untuk analisis logam sedangkan untuk non logam jarang sekali,

mengingat unsure non logam dapat terionisasi dengan adanya kalor, sehingga setelah

dipanaskan akan sukar didapat unsure yang terionisasi. Pada metode ini larutan sampel

diubah menjadi bentuk aerosol didalam bagian pengkabutan (nebulizer) pada alat AAS

selanjutnya diubah ke dalam bentuk atom-atomnya berupa garis didalam nyala.

Metode SSA spesifikasinya tinggi yaitu unsure-unsur dapat ditentukan meskipun

dalam campuran.Pemisahan, yang penting untuk hampir-hampir semua analisis basah, boleh

dikatakan tidak diperlukan, menjadikan Spektrofotometri Serapan Atom sederhana dan

menarik. Kenyataan ini, ditambah dengan kemudahan menangani Spektrofotometri Serapan

Atom modern, menjadikan analisis rutin dapat dilakukan cepat dan ekonomis oleh tenaga

laboratorium yang belum terampil.

B.     Hukum Dasar

Hukum Dasar pada Spektrofotometri Serapan Atom ini ialah “Hukum Lambert-Beer”.

a.       Hukum Lambert :

“Bila suatu sumber sinar monokromatik melewati medium transparan, maka

intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan bertambahnya ketebalan medium yang

mengabsorpsi.”Hukum ini menyatakan bahwa bila cahaya monokromatik melewati medium

tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya ketebalan, berbanding lurus

dengan intensitas cahaya. Ini setara dengan menyatakan bahwa intensitas cahaya yang

dipancarkan berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya ketebalan medium yang

menyerap. Atau dengan menyatakan bahwa lapisan manapun dari medium itu yang tebalnya

sama akan menyerap cahaya masuk kepadanya dengan fraksi yang sama.”

b.      Hukum Beer :

“Intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara eksponensial dengan

bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap sinar tersebut“. Sejauh ini telah dibahas

absorbsi cahaya dan transmisi cahaya untuk cahaya monokromatik sebagai fungsi ketebalan

lapisan penyerap saja. Tetapi dalam analisis kuantitatif orang terutama berurusan dengan

larutan. Beer mengkaji efek konsentrasi penyusun yang berwarna dalam larutan, terhadap

transmisi maupun absorbsi cahaya. Dijumpainya hubungan yang sama antara transmisi dan

konsentrasi seperti yang ditemukan Lambert antara transmisi dan ketebalan lapisan, yakni

Page 4: Spektrofotometri Serapan Atom

intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya

konsentrasi zat penyerap secara linier.

Dari kedua hukum tersebut terbentuklah “Hukum Lambert-Beer”.

Dimana : A = absorbs

Io = intensitas sinar mula-mula

It = intensitas sinar yang diteruskan

a = absortivitas

b = panjang jalan sinar

c = konsentrasi atom yang mengabsorpsi sinar

Baik hukum Lambert maupun hukum Beer harus dilakukan pada sinar monokromatis.

C.    Prinsip Dasar Spektrofotometri Serapan Atom

Spektrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitafif dari

unsur-unsur yang pemakainnya sangat luas di berbagai bidang karena prosedurnya selektif,

spesifik, biaya analisisnya relatif murah, sensitivitasnya tinggi (ppm-ppb), dapat dengan

mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, waktu analisis sangat cepat dan mudah

dilakukan. AAS pada umumnya digunakan untuk analisa unsur, spektrofotometer absorpsi

atom juga dikenal sistem single beam dan double beam layaknya Spektrofotometer UV-VIS.

Sebelumnya dikenal fotometer nyala yang hanya dapat menganalisis unsur yang dapat

memancarkan sinar terutama unsur golongan IA dan IIA. Umumnya lampu yang digunakan

adalah lampu katoda cekung yang mana penggunaanya hanya untuk analisis satu unsur saja.

Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap

cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Metode

serapan atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak bergantung pada temperatur.

Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu unit teratomisasi, sumber radiasi, sistem

pengukur fotometerik. Teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini disebabkan

karena sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan

karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan,

asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. AAS dapat digunakan untuk mengukur

logam sebanyak 61 logam.

Page 5: Spektrofotometri Serapan Atom

Sumber cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang berasal dari

elemen yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel yang

telah teratomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui monokromator.

Chopper digunakan untuk membedakan radiasi yang berasal dari sumber radiasi, dan radiasi

yang berasal dari nyala api. Detektor akan menolak arah searah arus (DC) dari emisi nyala

dan hanya mengukur arus bolak-balik dari sumber radiasi atau sampel.

Atom dari suatu unsur pada keadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut

akan menyerap energi dan mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat energi

yang lebih tinggi atau tereksitasi. Jika suatu atom diberi energi, maka energi tersebut akan

mempercepat gerakan elektron sehingga elektron tersebut akan tereksitasi ke tingkat energi

yang lebih tinggi dan dapat kembali ke keadaan semula. Atom-atom dari sampel akan

menyerap sebagian sinar yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Penyerapan energi oleh atom

terjadi pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom

tersebut. 

Secara lebih rinci dapat dijelaskan seperti berikut ini :

Sampel analisis berupa liquid dihembuskan ke dalam nyala api burner dengan bantuan

gas bakar yang digabungkan bersama oksidan ( bertujuan untuk menaikkan temperatur )

sehingga dihasilkan kabut halus. Atom-atom keadaan dasar yang berbentuk dalam kabut

dilewatkan pada sinar dan panjang gelombang yang khas. Sinar sebagian diserap, yang

disebut absorbansi dan sinar yang diteruskan emisi. Penyerapan yang terjadi berbanding lurus

dengan banyaknya atom keadaan dasar yang berada dalam nyala. Pada kurva absorpsi,

terukur besarnya sinar yang diserap, sdangkan kurva emisi, terukur intensitas sinar yang

dipancarkan.

Sampel yang akan diselidiki ketika dihembus ke dalam nyala terjadi peristiwa berikut secara

berurutan dengan cepat :

1. Pengisatan pelarut yang meninggalkan residu padat.

2. Penguapan zat padat dengan disosiasi menjadi atom-atom penyusunnya, yang

mula-mula

akan berada dalam keadaan dasar.

3. Atom-atom tereksitasi oleh energi termal (dari) nyala ketingkatan energi lebih

tinggi.

Page 6: Spektrofotometri Serapan Atom

D.    Bagian-bagian Spektrofotometri Serapan Atom

a.       Lampu Katoda

Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda memiliki

masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsur yang

akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji, seperti lampu katoda Cu, hanya

bisa digunakan untuk pengukuran unsur Cu. Lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu

         Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1 unsur 

         Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran beberapa logam sekaligus, hanya

saja harganya lebih mahal. 

Soket pada bagian lampu katoda yang hitam yang lebih menonjol digunakan untuk

memudahkan pemasangan lampu katoda pada saat lampu dimasukkan ke dalam soket pada

AAS. Bagian yang hitam ini merupakan bagian yang paling menonjol dari ke-empat

besilainnya. 

Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk memberikan energi sehingga unsur

logam yang akan diuji, akan mudah tereksitasi. Selotip ditambahkan, agar tidak ada ruang

kosong untuk keluar masuknya gas dari luar dan keluarnya gas dari dalam, karena bila ada

gas yang keluar dari dalam dapat menyebabkan keracunan pada lingkungan sekitar.

Cara pemeliharaan lampu katoda ialah bila setelah selesai digunakan, maka lampu dilepas

dari soket pada main unit AAS, dan lampu diletakkan pada tempat busanya di dalam

kotaknya lagi, dan dus penyimpanan ditutup kembali. Sebaiknya setelah selesai penggunaan,

lamanya waktu pemakaian dicatat.

b.      Tabung Gas

Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas

asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20000K, dan ada juga tabung gas

yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran suhu ± 30000K.

regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk pengaturan banyaknya gas yang akan

dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator.

Merupakan pengatur tekanan yang berada didalam tabung. Pengujian untuk pendeteksian

bocor atau tidak nya tabung gas tersebut yaitu dengan mendekatkan telinga kedekat regulator

gas dan diberi sedikit air untuk pengecekkan. Bila terdengar suara atau udara, maka

Page 7: Spektrofotometri Serapan Atom

menendakan bahwa tabung gas bocor, dan ada gas yang keluar. Hal lainnya yang bisa

dilakukan yaitu dengan memberikan sedikit air sabun pada bagian atas regulator dan dilihat

apakah ada gelembung udara yang terbentuk.Bila ada,maka tabung gas tersebut positif bocor.

Sebaiknya pengecekkan kebocoran, jangan menggunakan minyak, karena minyak akan dapat

menyebabkan saluran gas tersumbat. Gas didalam tabung dapat keluar karena disebabkan di

dalam tabung pada bagian dasar tabung berisi aseton yang dapat membuat gas akan mudah

keluar dan gas juga memiliki tekanan.

c.       Ducting

Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa

pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian luar pada

atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar.

Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada AAS, diolah sedemikian rupa di dalam ducting,

agar polusi yang dihasilkan tidak berbahaya.

Cara pemeliharaan ducting, yaitu dengan menutup bagian ducting secara horizontal, agar

bagian atas dapat tertutup rapat, sehingga tidak akan ada serangga atau binatang lainnya yang

dapat masuk ke dalam ducting. Karena bila ada serangga atau binatang lainnya yang masuk

ke dalam ducting , maka dapat menyebabkan ducting tersumbat.

Penggunaan ducting yaitu, menekan bagian kecil pada ducting kearah miring, karena bila

lurus secara horizontal, menandakan ducting tertutup. Ducting berfungsi untuk menghisap

hasil pembakara yang terjadi pada AAS, dan mengeluarkannya melalui cerobong asap yang

terhubung dengan ducting.

d.      Kompresor

Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat

iniberfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh AAS, pada waktu

pembakaran atom. Kompresor memiliki 3 tombol pengatur tekanan, dimana pada bagian

yang kotak hitam merupakan tombol ON-OFF, spedo pada bagian tengah merupakan besar

kecilnya udara yang akan dikeluarkan, atau berfungsi sebagai pengatur tekanan, sedangkan

tombol yang kanan merupakan tombol pengaturan untuk mengatur banyak/sedikitnya udara

yang akan disemprotkan ke burner.

Bagian pada belakang kompresor digunakan sebagai tempat penyimpanan udara setelah usai

penggunaan AAS. Alat ini berfungsi untuk menyaring udara dari luar, agar bersih.posisi ke

kanan, merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri meerupakan posisi tertutup. Uap air yang

Page 8: Spektrofotometri Serapan Atom

dikeluarkan, akan memercik kencang dan dapat mengakibatkan lantai sekitar menjadi basah,

oleh karena itu sebaiknya pada saat menekan ke kanan bagian ini, sebaiknya ditampung

dengan lap, agar lantai tidak menjadi basah., dan uap air akan terserap ke lap. 

e.       Burner

Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner

berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar tercampur merata,

dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan merata. Lobang yang berada pada

burner, merupakan lobang pemantik api, dimana pada lobang inilah awal dari proses

pengatomisasian nyala api.

Perawatan burner yaitu setelah selesai pengukuran dilakukan, selang aspirator dimasukkan ke

dalam botol yang berisi aquabides selama ±15 menit, hal ini merupakan proses pencucian

pada aspirator dan burner setelah selesai pemakaian. Selang aspirator digunakan untuk

menghisap atau menyedot larutan sampel dan standar yang akan diuji. Selang aspirator

berada pada bagian selang yang berwarna oranye di bagian kanan burner. Sedangkan selang

yang kiri, merupakan selang untuk mengalirkan gas asetilen. Logam yang akan diuji

merupakan logam yang berupa larutan dan harus dilarutkan terlebih dahulu dengan

menggunakan larutan asam nitrat pekat. Logam yang berada di dalam larutan, akan

mengalami eksitasi dari energi rendah ke energi tinggi. Nilai eksitasi dari setiap logam

memiliki nilai yang berbeda-beda. Warna api yang dihasilkan berbeda-beda bergantung pada

tingkat konsentrasi logam yang diukur. Bila warna api merah, maka menandakan bahwa

terlalu banyaknya gas. Dan warna api paling biru, merupakan warna api yang paling baik.

f.       Buangan pada Spektrofotometri Serapan Atom

Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan terpisah pada

AAS. Buangan dihubungkan dengan selang buangan yang dibuat melingkar sedemikian rupa,

agar sisa buangan sebelumnya tidak naik lagi ke atas, karena bila hal ini terjadi dapat

mematikan proses pengatomisasian nyala api pada saat pengukuran sampel, sehingga kurva

yang dihasilkan akan terlihat buruk.

Tempat wadah buangan (drigen) ditempatkan pada papan yang juga dilengkapi dengan lampu

indicator. Bila lampu indicator menyala, menandakan bahwa alat AAS atau api pada proses

pengatomisasian menyala, dan sedang berlangsungnya proses pengatomisasian nyala api.

Selain itu, papan tersebut juga berfungsi agar tempat atau wadah buangan tidak tersenggol

Page 9: Spektrofotometri Serapan Atom

kaki. Bila buangan sudah penuh, isi di dalam wadah jangan dibuat kosong, tetapi disisakan

sedikit, agar tidak kering.

E.     Teknik-teknik Analisi pada Spektrofotometri Serapan Atom

1.      Metode Standar Tunggal

Metode ini sangat praktis karena hanya menggunakan satu larutan standar

yang telah diketahui konsentrasinya (Cstd). Selanjutnya absorbsi larutan standar (Asta) dan

absorbsi larutan sampel (Asmp) diukur dengan spektrometri. Dari hukum Beer diperoleh:

Astd=ɛ. B. Cstd Asmp=ɛ. B.Csmp

ɛ.B = Astd/Cstd ɛ.B = Asmp/Csmp

sehingga :

Astd/Cstd = Csmp/Asmp ->  Csmp = (Asmp/Astd) x Cstd

Dengan mengukur absorbansi larutan sampel dan standar, konsentrasi larutan sampel dapat

dihitung.

2.      Metode Kurva Kalibrasi

Dalam metoda kurva kalibrasi ini, dibuat seri larutan standar dengan berbagai

konsentrasi dan absorbansi dari larutan tersebut di ukur dengan masih SSA. Selanjutnya

membuat grafik antara konsentrasi (C) dengan absorbansi (A) yang akan merupakan garis

lurus melewati titik nol dengan slope= ɛ. B atau slope =a.b, konsentrasi larutan sampel diukur

dan di intropolasi ke dalam kurva kalibrasi atau dimasukan ke dalam persamaan regresi linear

pada kurva kalibrasi.

3.      Metode Adisi Standar

Metode ini dipakai secara luas karena mampu meminimalkan kesalahan yang

disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkungan (matriks) sampel dan standar. Dalam metode

ini dua atau lebih sejumlah volume tertentu dari sampel dipindahkan ke dalam labu takar.

Satu larutan diencerkan sampai volume tertentu kemudiaan larutan yang lain sebelum diukur

absorbansinya ditambah terlebih dahulu dengan sejumlah larutan standar tertentu dan

diencerkan seperti pada larutan yang pertama. Menurut hukum Beer akan berlaku hal-hal

berikut:

Ax = k.Ck                         AT = k(Cs+Cx

Dimana:

Page 10: Spektrofotometri Serapan Atom

Cx = konsentrasi zat sampel

Cs       = konsentrasi zat standar yang ditambahkan ke larutan sampel

Ax        = absorbansi zat sampel (tanpa penambahan zat standar)

AT       = absorbansi zat sampel + zat standar

Jika kedua rumus digabung maka akan diperoleh Cx = Cs + {Ax/(AT-Ax)}

Konsentrasi zat dalam sampel (Cx) dapat dihitung dengan mengukur Ax dan AT dengan

spektrometri. Jika dibuat suatu seri penambahan zat standar dapat pula dibuat grafik antara

AT lawan Cs garis lurus yang diperoleh dari ekstrapolasi ke AT = 0, sehingga diperoleh:

Cx = Cs x {Ax/(0-Ax)} ; Cx = Cs x (Ax/-Ax)

Cx = Cs x (-1) atau Cx = -Cs

Salah satu penggunaan dari alat spektrofotometri serapan atom adalah untuk metode

pengambilan sampel dan analisis kandungan logam Pb di udara. Secara umum pertikulat

yang terdapat diudara adalah sebuah sistem fase multi kompleks padatan dan partikel-partikel

cair dengan tekanan uap rendah dengan ukuran partikel antara 0,01 – 100 μm.

G.    Keunggulan dan Kekurangan Spektrofotometri Serapan Atom

         Keunggulan dari Spektrofotometri Serapan Atom :

1.      Selektivitas dan kepekaan tinggi, karena dapat menentukan unsur dengan kadar ppm hingga

ppb.

2.      Cepat dan pengerjaannya relatif sederhana.

3.      Tidak diperlukan pemisahan unsur logam.

         Kekurangan dari Spektrofotometri Serapan Atom :

1.      Analisis tidak simultan.

2.      Larutan cuplikan harus berbentuk larutan siap ukur dan cukup encer.

3.      Keterbatasan jenis lampu katoda karena harganya yang sangat mahal

Page 11: Spektrofotometri Serapan Atom

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari makalah yang telah kami sajikan dapat disimpulkan bahwa :

                Spektrofotometri Serapan Atom adalah metode analisis unsur secara kuantitatif yang

pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh

atom logam dalam keadaan bebas.

                Pada analisis spektrofotometri Serapan Atom menggunakan Hukum Lambert-Beer dimana :

Log Io / It = a x b x c dan A = a x b x c

                Bagian-bagian pada Spektrofotometri Serapan Atom adalah lampu katoda, tabung gas,

ducting,compressor, burner.

                Pada analisis ini menggunakan 3 metode yaitu :

a.       Metode standar tuggal dimana hanya menggunakan satu larutan standar yang telah diketahui

konsentrasinya (Cstd)

b.      Metode kurva kalibrasi yaitu dibuatlah seri larutan standar dengan berbagai konsentrasi dan

absorbansi dari larutan tersebut di ukur dengan spektrofotometri ini

c.       Metode adisi standar dimana metode ini mampu meminimalkan kesalahan yang disebabkan

oleh perbedaan kondisi lingkungan (matriks) sampel dan standar.

                Pada Spektrofotometri Serapan Atom ini juga terdapat keunggulan dan kekurangan.

Dimana salah satu keunggulannya yaitu tidak diperlukannya pemisahan unsure logam dan

salah satu kekurangannya yaitu analisis tidak simultan