Sospol Money Politik

5
Politik uang atau politik perut adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum. Politik uang sering terjadi di masa-masa menjelang Pemilihan Umum (Pemilu), dan politik uang diartikan sebagai semua tindakan yang disengaja oleh seseorang atau kelompok dengan memberi atau menjanjikan materi kepada seseorang supaya menggunakan hak pilihnya untuk memilih calon tertentu atau dengan sengaja menerima atau memberi dana kampanye dari atau kepada pihak-pihak tertentu Pembelian hak pilih bisa dilakukan menggunakan uang atau barang. Politik uang merupakan sebuah bentuk pelanggaran kampanye. Politik uang umumnya dilakukan simpatisan, kader atau bahkan pengurus partai politik menjelang hari H pemilihan umum. Praktik politik uang dilakukan dengan cara pemberian berbentuk uang, sembako antara lain beras, minyak dan gula kepada masyarakat dengan tujuan untuk menarik simpati masyarakat agar mereka memberikan suaranya untuk partai yang bersangkutan. Politik uang juga dapat diartikan sebagai jual beli suara pada proses politik dan kekuasaan dan tindakan membagi- bagikan uang baik milik pribadi atau partai untuk mempengaruhi suara pemilih (vooters). Pengertian ini secara umum ada kesamaan dengan pemberian uang atau barang kepada seseorang karena memiliki maksud politik yang tersembunyi dibalik pemberian itu. Jika maksud tersebut tidak ada, maka pemberian tidak akan dilakukan juga. Praktik semacam itu jelas bersifat ilegal dan merupakan kejahatan. Konsekuensinya para pelaku apabila ditemukan bukti-bukti terjadinya praktik politik uang akan terjerat undang- undang anti suap.

description

sp

Transcript of Sospol Money Politik

Page 1: Sospol Money Politik

Politik uang atau politik perut adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum. Politik uang sering terjadi di masa-masa menjelang Pemilihan Umum (Pemilu), dan politik uang diartikan sebagai semua tindakan yang disengaja oleh seseorang atau kelompok dengan memberi atau menjanjikan materi kepada seseorang supaya menggunakan hak pilihnya untuk memilih calon tertentu atau dengan sengaja menerima atau memberi dana kampanye dari atau kepada pihak-pihak tertentu

Pembelian hak pilih bisa dilakukan menggunakan uang atau barang. Politik uang merupakan sebuah bentuk pelanggaran kampanye. Politik uang umumnya dilakukan simpatisan, kader atau bahkan pengurus partai politik menjelang hari H pemilihan umum. Praktik politik uang dilakukan dengan cara pemberian berbentuk uang, sembako antara lain beras, minyak dan gula kepada masyarakat dengan tujuan untuk menarik simpati masyarakat agar mereka memberikan suaranya untuk partai yang bersangkutan.

Politik uang juga dapat diartikan sebagai jual beli suara pada proses politik dan kekuasaan dan tindakan membagi-bagikan uang baik milik pribadi atau partai untuk mempengaruhi suara pemilih (vooters). Pengertian ini secara umum ada kesamaan dengan pemberian uang atau barang kepada seseorang karena memiliki maksud politik yang tersembunyi dibalik pemberian itu. Jika maksud tersebut tidak ada, maka pemberian tidak akan dilakukan juga. Praktik semacam itu jelas  bersifat ilegal dan merupakan kejahatan. Konsekuensinya para pelaku apabila ditemukan bukti-bukti terjadinya praktik politik uang akan terjerat undang-undang anti suap.

II.2 Politik Uang di Indonesia

 Money Politic

(politik uang) bukanlah hal baru dalam pemilihan umum di Indonesia meskipun telah di atur sanksinya dalam Undang-Undang, namun  budaya politik uang bukanlah hal yang mudah untuk dihentikan. Sebagian besar masyarakat pun menganggap itu adalah suatu hal biasa dalam pemilu. Padahal implikasi dari politik uang bisa merugikan masyarakat sendiri. Misalnya saja, jika masyarakat memilih caleg (calon legislatif) yang memberinya uang (suap) dan caleg tersebut terpilih, maka tidak menutup kemungkinan caleg terpilih tersebut akan melakukan tindak pidana korupsi. Karena sudah jelas bahwa moralnya kurang baik. Dan ada motivasi atau alasan lain yakni uang hasil korupsi itu sebagai “uang ganti rugi” atau “uang balik modal” atas biaya-biaya yang ia keluarkan untuk melakukan kampanye dan politik uang (suap) oleh sang caleg terpilih saat menjabat.

Page 2: Sospol Money Politik

Akhirnya rakyatpun merugi yang tidak sebanding, dan saat kasusnya terkuak masyarakat akan menghujat pejabat yang telah dipilihnya itu. Masyarakat kebanyakan akan memilih calon pemimpin atau legislatif yang memberinya uang atau lebih banyak uang. Karena bisa saja semua caleg member suap kepadanya namun berbeda-beda nominalnya, maka masyarakat akan memilih caleg yang memberinya uang dengan nominal paling banyak. Saat pilkades misalnya, dalam satu wilayah desa warga mendapat suap dari para tim sukses kampanye atau kader di desa tersebut yang mendata warga dan meminta warga untuk memilih caleg yang dikehendaki kader-kader tersebut.  Namun dalam pelaksanaan politik uang ini, kita tidak dapat sepenuhnya menyalahkan masyarakat. Karena tawaran materi selalu datang dari para calon legislatif maupun dari calon kepala desa.

Faktor yang menyebabkan politik uang

1. Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah

Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, semakin tinggi pula tingkat kesadaran demokrasinya. Di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan tingkat  pendidikan rendah dapat dengan mudah di pengaruhi dan di manfaatkan oleh para oknum berpendidikan tinggi yang tidak bertanggung jawab terhadap  pendidikannya. Mereka seharusnya membantu untuk mensejahterakan dengan modal bekal pendidikan yang mereka miliki, namun mereka justru memanfaat masyarakat untuk mendapatkan kekuasaan dan akhirnya merugikan masyarakat.

2. Keterbatasan materi

suap dari para caleg dianggap merupakan suatu rezeki besar oleh masyarakat. Namun, bagi masyarakat yang cukup menyadari buruknya politik uang mungkin justru tidak akan memilih caleg yang menyuap dirinya meskipun menerima uangnya. Tapi, yang terjadi dalam masyarakat desa kita adalah masih mempertahankan budaya “perkewuh” dalam hal ini, yaitu “Sudah diberi uang, ya harus berterimakasih dengan cara memilih.” pikir mereka. Padahal seharusnya masyarakat melaporkan hal tersebut kepada pihak yang berwenang. Pemilihan umum di Indonesia sebenarnya berazaskan LUBER JURDIL (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil) yang menunjukkan idealisme demokrasi yang sesungguhnya untuk memilih wakil rakyat yang benar-benar akan memimpin dan mampu mensejahterakan masyarakat.

3. Pengaruh-pengaruh tokoh masyarakat kepada pengikut-pengikutnya yang setia

Dalam pendekatan money politik ini para calon biasanya mendekati para tokoh masyarakat tersebut dengan mengharapkan akan mendapatkan suara-suara dari para pengikut tokoh masyarakat tersebut. Tentu saja tidak hanya pendekatan yang berdasarkan sebuah silaturahmi, tetapi bagaimana memberi sesuatu yang bersifat non materi tapi lebih bersifat kepada fisik, seperti pendirian-pendirian bangunan guna kepentingan tokoh masyarakat tersebut.

Page 3: Sospol Money Politik

4. Keinginan untuk memperoleh jabatan

Keinginana seseorang untuk meperoleh jabatan di pemerintahan membuatnya akan melalukan segala untuk menjadikannya duduk di kursi pemerintahan. Misalnya dengan money politik, seberapapun uang yang akan seseorang keluarkan tidak akan jadi masalah karena keinginan yang kuat. Yang terpenting seserang tersebut dapat menarrik perhatian dan empatti masyarakat untuk memilihnya sebagai pejabat pemerintahan.

5. Bakal calon bersikap ragu-ragu

Keragu-raguan yang ada dalam bakal calon dapat menyeabkan calon tersebut mealkukan money pilitik. Biasanya mereka takut tidak mendapat suara terbanyak dalam pemilu sehingga mereka tidak dapat menjabat di kursi pemerintahan

Dampak Money politik

1. Korupsi

Merupakan dampak terbesar dari adanya praktek politik uang, karena ini merupakan salah satu cara para pejabat yang terpilih untuk mengembalikan biaya-biaya pada saat pemilu adalah dengan cara korupsi.Atau bisa kita katakan korupsi dilakukan untuk mengembalikan modal yang telah di investasikan ketika melakukan kampanye..

2. Merusak tatanan  Demokrasi

Dalam konsep demokrasi kita kenal istilah dari rakyat, oleh rakyat,dan ntuk rakyat.Ini berarti rakyat berhak menentukan pilihannya kepada calon yang di khendakinya tanpa ada intervensi dari pihak lain.

Namun dengan adanya praktek pplitik uang maka semua itu solah dalam teori belaka.Karena masyarakat terikat oleh sebuah parpol yang memeberinya uang dan semisalnya. Karena sudah diberi uang masyarakat merasa berhutang budi kepada parpol yang memberinya uang tersebut, dan satu-satunya cara untuk membalas jasa tersebut adalah dengan memilih/mencoblos parpol tersebut.Sehingga motto pemilu yang bebas, jujur, dan adil hanya sebuah kata-kata yang terpampang di tepi-tepi jalan tanpa pernah di realisasikan.

3. Akan makin tingginya biaya politik

Dengan adanya praktek politik uang , maka sebuah parpol di tuntuk untuk lebih memeras kantong, mengingat sudah terbiasanya masyarakat dengan pemberian uang dan barang lainnya

Page 4: Sospol Money Politik

atau bias kita katakan parpol yang lebih banyak mengeluarkan biaya akan keluar menjadi pemenang. Oleh karena itu parpol-parpol tersebut akan berusaha memberikan uang dan semisalnya kapada masyarakat melebihi parpol pesaingnya, agar masyarakat memilihnya.