SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL...

16
PTPM, MENGEMBANGKAN POTENSI LOKAL Jendela > Hal 10 Sorowako, Sepenggal Kisah SOSOK > HAL 6 M. ARDHIYAT SYAM PUTRA SAYA TAK PERNAH BERKELAHI DI LUAR PERTANDINGAN KREASI > HAL 8 DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan - Presiden Direktur PT Vale, Nico Kanter disaksikan oleh Presiden Komisaris PT Vale Ricardo Carvalho, menyerahkan salinan buku Rencana Pengelolaan Sosial (RPS) PT Vale, kepada Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarma, saat peluncuran PTPM di Baruga BP4K, Malili, Selasa 21 Januari 2014. Laporan Utama > Hal 5 PTPM, Babak Baru Pengembangan Masyarakat Wawasan > Hal 7 Belum Saatnya Anak dan Remaja Berkendara Dongeng > Hal 9 Larika dan Pelajaran Berburu Dokter Menjawab > Hal 11 Gunakan Obat dengan Bijak

Transcript of SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL...

Page 1: SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT

PTPM, MENGEMBANGKAN POTENSI LOKAL

Jendela > Hal 10Sorowako, Sepenggal Kisah

SOSOK > HAL 6M. ARDHIYAT SYAM PUTRA

SAYA TAK PERNAH BERKELAHI DI LUAR PERTANDINGAN

KREASI > HAL 8DAUR ULANG

TAS DARI KAUS BEKAS

KOMUNITAS > HAL15RADIO AMATIR

ORARI LOKALSOROWAKO

E D I S I 4 , J A N U A R I 2 0 1 4 I 1 6 H A L A M A ND i p u b l i k a s i k a n o l e h D i v i s i K o m u n i k a s i P T Va l e I n d o n e s i a T b k

- T i d a k D i p e r j u a l b e l i k a n -

Presiden Direktur PT Vale, Nico Kanter disaksikan oleh Presiden Komisaris PT Vale Ricardo Carvalho, menyerahkan salinan buku Rencana Pengelolaan Sosial (RPS) PT Vale, kepada Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarma, saat peluncuran PTPM di Baruga BP4K, Malili, Selasa 21 Januari 2014.

Laporan Utama > Hal 5 PTPM, Babak Baru Pengembangan MasyarakatWawasan > Hal 7Belum Saatnya Anak dan Remaja Berkendara

Dongeng > Hal 9Larika dan

Pelajaran BerburuDokter Menjawab > Hal 11

Gunakan Obat dengan Bijak

Page 2: SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT

2 EDITORIAL V E R B E E K I E D I S I 4 , J A N U A R I 2 0 1 4

Pembaca yang budiman,

Program Terpadu Pengembang-an Masyarakat (PTPM) PT Vale telah memasuki babak baru yang penting. PTPM yang merupakan upaya kon-kret memadukan—sesuai nama-nya—dengan program pembangun-an pemerintah daerah ini pun resmi diluncurkan pada 21 Januari 2014 oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Timur, DPRD mewakili ma-syarakat dan PT Vale. PTPM adalah program yang di-sinergikan dengan Rencana Pem-bangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes). Lewat RPJMDes inilah kebutuhan pembangunan desa menjadi patokan kerja. PTPM sen-diri mengacu pada UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Semangat UU ini adalah mensinergikan upaya pemerintah dalam program pem-berdayaan masyarakat dengan pro-gram pengentasan kemiskinan lain-nya. Dengan PTPM, posisi masyarakat diharapkan semakin kuat, kelem-bagaan lokal semakin berkembang, mendorong pembangunan partisi-patif, dan memperkuat fungsi serta peran pemerintah lokal. Direktur External Relations and Corporate Affairs PT Vale Basrie Kamba mengatakan, PTPM meru-pakan babak baru untuk melihat sesuatu yang lebih baik daripada se-belumnya. “Inilah yang dinamakan sinergi atau kemitraan tiga pilar: pemerintah, masyarakat, dan peru-sahaan,” katanya. Secara garis besar, PTPM PT Vale mencakup tiga bidang. Pertama, bidang kesehatan dan ekonomi (UMKM). Kedua, bidang penguat-an dan peningkatan kapasitas yang meliputi pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan seni budaya. Ketiga, kontribusi strategis yang berupa, dukungan seni budaya, emergency respons, dan donasi. Pembaca, sebagaimana edisi-edi-si sebelumnya, Verbeek tetap me-nyajikan beragam tulisan yang pas sebagai bacaan keluarga. Khusus dalam rubrik “Wawasan”, sengaja kami ulas topik remaja dan kendara-an. Kasus kecelakaan yang menimpa Dul, putra musisi Ahmad Dhani, ki-ranya patut menjadi pelajaran dan perhatian kita bersama, terutama bagi orangtua. Kami juga menyajikan ulasan singkat mengenai sejarah Sorowako dan cerita rakyat. Semoga tulisan-tulisan yang kami tampilkan pada edisi ke-4 ini ber-manfaat bagi Anda.

Selamat membaca.

Redaksi

Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email ke:[email protected] atau kirimkan surat ke alamat redaksi.

@tabloidverbeekTabloid Verbeek

Salam untuk redaksi tabloid Verbeek. Sebagai seorang yang bermukim di wilayah pemberdayaan kehadiran tabloid ini sangat membantu, kehaus-an akan informasi dapat terobati. Selama ini sebagian besar masyarakat mendapatkan media umum cukup sulit, jika pun ada koran atau media yang terbit pada pagi hari, dibaca sore atau malam. Untuk itu, saya berharap Verbeek menjadi bacaan alternatif yang terbit secara rutin. Tapi, sebagai seorang yang memi-liki hobi motret, apakah Verbeek me-nyediakan ruang atau rubrik khususgaleri foto. Saya juga berharap tabloid ini memberikan kesempatan pada masyarakat untuk mengirimkan lapo-ran, ya semacam citizen report (lapo-ran dari pembaca) dan rubrik hobi. Terima kasih.Edy Tangke Layuk - Wasuponda Kami selalu berusaha untuk ter-bit secara rutin, dan tentu saja kami menerima kiriman naskah maupun foto dari pembaca. Kami menunggu kiriman tulisan dan foto dari Anda.

Salam untuk tabloid Verbeek. Hadirnya tabloid Verbeek di tengah-tengah masyarakat menurut saya me-rupakan berita yang menyenangkan. Setelah terbit selama tiga edisi, Verbeek memberikan kesempatan pada masya-rakat khususnya di wilayah pemberda-yaan untuk mengenali lebih jauh bu-daya dan informasi di sekitar. Ada liputan mengenai PTPM, so-sok yang menginspirasi, wawasan, keluarga, hingga sejarah dan buda-ya. Tak hanya itu, rubrik Pemda Me-nyapa juga merupakan langkah yang baik. Ini membuka akses komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Namun, saran saya, sebaiknya apakah redaksi Verbeek atau pihak Pemerintah menampilkan isu atau program-program sosialisasi yang penting diketahui oleh masyarakat. Sebab tak semua penduduk memiliki informasi dan akses menuju kantor pemerintah setempat. Ev Agussalim - Wasuponda Rubrik “Pemda Menyapa” memang kami sediakan sebagai sarana inter-aksi antara pemerintah daerah dan masyarakat. Pemda bisa mensosialisa-sikan program, kegiatan, maupun ke-bijakan.

Saya pertama kali membaca Tabloid Verbeek pada edisi kedua. Laporannya cukup beragam, tidak melulu soal perusahaan. Saya senang dengan kehadi-ran media seperti ini, sebab menyajikan beberapa artikel yang memberi inspirasi. Tak hanya itu, liputannya juga ter-update dengan baik. Saya berharap untuk edisi-edisi berikutnya redaksi membahas mengenai tradisi-tradisi yang ada di Luwu Timur, seperti makanan dan tempat-tempat wisata yang patut kunjungi, sekaligus menjadi promosi bagi daerah ini.Erni Afranisa Yani – Anggota SICMA, Sorowako Terima kasih telah membaca dan memberi masukan kepada Verbeek. Usulan Anda sangat bagus dan bermanfaat. Pembaca setia Verbeek dapat mengirim-kan naskah dan foto melalui [email protected]

Sejak terbit pertama kali hingga edisi ke-3, saya selalu membaca tabloid Verbeek. Saya senang dengan media ini. Sebab setiap rubrik mengulas konten yang berbeda. Ada cerita rakyat, karya, sejarah, sains, hingga pengetahuan secara umum. Saya kira, jika Verbeek terbit dengan reguler dan tepat waktu, bukan tidak mungkin media ini akan menjadi penyedia atau sumber informasi setiap kala-ngan. Untuk itu, kepada redaksi Verbeek skala penerbitan menjadi prioritas dan tepat waktu. Apakah setiap bulan atau dua bulan sekali. Achi – Sumasang Frekuensi terbit Verbeek akan kami padatkan dan teratur. Semoga Anda senantiasa mendapatkan informasi dan inspirasi dari Verbeek.

Yth. Redaksi Tabloid Verbeek Saya ingin menampilkan hasil jepretan, sekaligus kritik terhadap pra-sarana yang harus segera diperbaiki seperti :

1. Separator yang ada di pinggir jalan menuju ke atas air terjun Matabuntu amblas sehingga ada kemungkinan orang, terutama anak-anak, yang akan terjatuh ke bawah (dengan ketinggian sekitar 10 meter ketinggiannya). 2. Tempat berteduh yang sudah hilang atapnya dan ada beberapa yang hilang potongan besinya. 3. Rumah singgah yang ada di dekat air terjun sudah tidak layak alias jelek kelihatannya.4. Kebersihan yang masih perlu digalakkan terutama keberadaan tong sampah besar karena banyak sampah di sana sini. Rudjito HunnemanJl. G. Gamalama F 382, Nuha Sorowako, Luwu Timur Yang Bapak lakukan ini adalah bentuk dari citizen journalism dan kami sangat menghargai upaya Bapak dalam penyebarluasan informasi serta ber-peran aktif untuk perbaikan lingkungan.

Salah satu tempat berteduh di Mata Buntu. Foto: Rudjito Hunneman.

Redaksi Verbeek Pelindung: Dewan Direksi PT Vale I Penasihat: Basrie Kamba (Director of External Relations & Corporate Affairs)I Penanggungjawab: Teuku Mufizar Mahmud (GM Communications) I Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela I Editor: Busman Dahlan Shirat, Bayu Aji Suparam, Sohra, La Ode M. Ichman, Miftahuddin Hadilang, Andi Zulkarnain, Baso Haris, Takiuddin, Charles Christian, Iskandar Ismail I Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Maman Ashari, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati, Eko Rusdianto I Fotografer: Doni Setiadi I Desain & Layout: Sandy Pauling I Alamat Redaksi: Kantor Departemen External Relations, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan, HP. 0812 4321 2222

Page 3: SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT

3LAPORAN UTAMAE D I S I 4 , J A N U A R I 2 0 1 4 I V E R B E E K

Basrie Kamba: PTPM, Mengembangkan Potensi Lokal rogram Terpadu Pemberdayaan Masyarakat (PTPM) tidak serta- merta lahir. Ada serangkaian pro-ses yang akhirnya melahirkan program lima tahunan tersebut, terutama pro-ses belajar dari pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan di masa lalu. Tabloid Verbeek mendapat kesempatan untuk berdialog dengan Basrie Kamba, Direktur External Re-lations and Corporate Affairs PT Vale. Pak BK, demikian dia biasa disapa, menggagas konsep PTPM sejak awal tahun 2012. Pria penggemar sepeda, menyelam dan fotografi ini berkenan menerima Verbeek untuk menjelaskan mengenai latar belakang program yang dirancang untuk mewujudkan keman-dirian masyarakat dengan melibatkan, kemitraan tiga pilar, hingga visi jangka panjang PTPM. Semua terangkum da-lam tanya-jawab berikut ini.

Bagaimana awal tercetus gagasan untuk mewujudkan PTPM? Ketika saya bergabung dengan PT Vale pada bulan September 2011, saya melihat semua orang melancarkan ke-luhan terhadap program Comdev PT Vale, baik dari dalam perusahaan mau-pun dari luar perusahaan. Padahal tu-juannya baik, yakni memberdayakan masyarakat lokal agar nantinya bisa mandiri. Setelah beberapa lama saya pelajari, memang ada semacam benang kusut. Ibarat sebuah kapal, ada banyak ke-bocoran dan harus ditambal. Intinya adalah perusahaan tidak bisa berjalan sendiri menjalankan program Comdev, karena memang bukan ahlinya. Selama ini perusahaan “sok ahli”, padahal ber-daya dan mandiri adalah dua konsep yang tidak main-main dalam program pengembangan masyarakat. Jelas ini soal kapasitas. Pada Desember 2011 saya mengha-dap Bupati Luwu Timur untuk bertu-kar pikiran mengenai konsep program Comdev yang selama ini dijalankan perusahaan. Pendek kata, Pemda, per-usahaan, dan masyarakat penerima manfaat program harus berjalan ber-sama dan menjadi tiga pilar program Comdev yang baru.

Apa perbedaan mendasar antara Program Comdev dan PTPM? Bahwa pendekatan PTPM tidak lagi bersifat proyek, melainkan benar-benar program, yang memiliki siklus lima tahunan. Selama periode itu, kita merancang roadmap sambil terus me-lakukan perbaikan. Tentu awalnya timbul ketidaksesuaian pandangan baik di dalam maupun di luar peru-sahaan. Beberapa rekan kami melihat program sosial ini hanya dari angka, sisi anggaran. Pandangan ini tidak sa-lah, sementara kami melihat dari ber-bagai sisi, termasuk edukasi. Bagaimanapun, visi pengembangan masyarakat adalah menemukan atau menggali potensi lokal. Kita harus mencari orang-orang terbaik di dae-rah, yakni mereka yang ikhlas, tulus dan memiliki niat baik pada masya-rakat. Perusahaan tidak boleh datang

membagi-bagikan uang yang antara lain menciptakan ketergantungan dan proses edukasi yang salah.

Menurut Anda, apa syarat utama bagi keberlanjutan PTPM? Modal utama program sosial adalah kepercayaan, keikhlasan, dan kerja keras. Sekali kita cederai, kepercaya-an itu jatuh dan sulit kita bangun lagi. Selain itu, harus ada konsistensi. Bila ada pergantian manajemen perusaha-an atau pemerintahan, program tetap berjalan seperti direncanakan. Pro-gram ini ibarat bekal bagi masyarakat. Jika besok lusa perusahaan tutup, kita sudah siap. PTPM adalah tanggung ja-wab sosial.

Mengapa program ini perlu meli-batkan tenaga konsultan? Setelah melakukan analisis, melihat dinamika di luar, melihat kemampu-an SDM kami, saya memastikan untuk mendatangkan tim ahli. Tidak bisa lagi "pasien" dikasih "Panadol" terus. Kami butuh "dokter" yang paham regulasi, teori, dan punya pengalaman yang matang. Bukan selebritas. Untuk itu, bersama beberapa camat, SKPD terka-it, beberapa anggota dewan, dan tokoh masyarakat, kami menelaah tiga calon konsultan. Dan nama A+ CSR justru bu-kan datang dari PT Vale.

Bagaimana tanggapan para stake-holder terhadap PTPM? Kami mendapat berbagai tanggapan. Umumnya positif. Ada yang bilang ini adalah "revolusi". Dan ada juga yang mengingatkan akan ada "dapur" ter-ganggu. Tapi saya percaya, niat baik akan selalu berakhir baik.

Bagaimana peran pemerintah da-lam pelaksanaan PTPM? Jika saya tracking ke belakang, kri-tik yang selalu muncul adalah Pemda dan masyarakat merasa tidak pernah dilibatkan. Salahkah kritik itu? Tentu tidak, karena itulah yang dirasakan. Namun setelah kita membuktikan ada-nya perubahan dan dengan hati yang tulus, semua pihak berbondong-bon-dong membantu dengan hati yang tu-lus juga. Pendek kata, kita perlu terus membangun kepercayaan. Yang pen-ting, kepercayaan kita bangun dengan harapan dan mimpi yang sama tetap jalan.

Saat ini PTPM sudah bergulir. Apa tanggapan Anda sejauh ini? Ibarat kapal yang sedang berlayar, kami bersama Pemda dan masyarakat penerima manfaat sudah melihat pu-lau tujuan. Kini bagaimana benar-benar menjaga jalurnya. Lima tahun pertama ini sangat critical, inilah episode yang sangat menentukan. Saya yakin, dengan dukungan dan niat baik dari masyara-kat 38 desa dan empat kecamatan, ini bukan barang yang sulit. Kita sudah membenahi kerusakan, dari papan bocor hingga layar. Dan kini kapal ini sudah berjalan perlahan untuk menentukan navigasi yang benar. Dalam kapal ini tiga pilar bekerja bersama.

Siapa nakhodanya? Ten-tu saja adalah Tim Koordi-nasi. Dari awal kita juga su-dah berkomitmen, siapa mencederai kepercayaan harus meninggalkan “ge-langgang”. Pahit memang, namun itu yang dibutuhkan. Kita tidak ingin melibatkanorang-orang yang tak me-miliki ketulusan. Saya kira pola ini juga akan kita terap-kan di Bahodopi dan Pomalaa.

Pandangan jika Comdev adalah cara untukmendapatkan dana bantuan melalui proposal sudah terlanjur tertanam. Bagaimana mengubah pandangan itu? Kalau masih ada yang menuntut pro-posal, kita anggap mereka belum pa-ham makna dari tanggung jawab sosial perusahaan. Yang paling utama per-usahaan bukanlah pihak yang datang untuk membagi-bagikan uang, meracuni masyarakat. Itu pendekatan yang keliru. Kami ingin masyarakat sadar bah-wa program ini tempat belajar untuk kemudian mengembangkan diri. Jika dalam pelaksanaannya ada riak, itu adalah dinamika. Berbeda pendapat itu indah tapi jangan memaksakan ke-hendak.

Menurut Anda, apa potensi yang pa-ling menonjol di wilayah terdampak operasi PT Vale ini? Sesuai dengan hasil studi kami,per-tanian adalah salah satu masa depan menjanjikan untuk Luwu Timur. Jadi kami mensinergikan program-pro-gram PTPM dengan program Agro-industri Pemda. Fokusnya dari segi capacity building. Saya lihat potensi ini bisa dikembangkan dengan cepat karena pada dasarnya masyarakat di empat kecamatan adalah masyarakat agrikultur. Sedikit saja dipoles, dilatih, saya jamin tidak ada produk yang di-buang, tidak bergantung semata-mata pada harga komoditas. Mudah-mudahan kita bisa ciptakan produk unggulan. Ambil misal, bagai-mana menghasilkan merica Bantilang yang berkualitas dan beraroma khas. Saya kira potensi lokal di sini banyak, tinggal perlu dikembangkan.

Bagaimana menyelaraskan PTPM dengan RPJMDes? Perusahaan adalah kontributor pembangunan. Kontributor itu sifat-nya bukan datang dengan sesuatu yang baru. Yang namanya program pendi-dikan dan kesehatan tentu sudah ada di pemerintah dan di setiap wilayah berbeda. Karena itu, kita melihat RPJ-MDes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa—Red.). Jadi tak ada lagi tumpang-tindih program, dana, waktu, dan pekerja-an. Jika besok ada lembaga lain yang ingin masuk, itu tidak masalah. Saya kira inilah yang dinamakan sinergi, kemitraan. Yang penting saling menja-

ga kepercayaan. Inilah yang membuat program menjadi sustainable, berdaya, dan mandiri.

Seberapa vital fungsi fasilitator? Saya kira inilah kader daerah di masa depan. Ketika para kader lokal tampil, urusan komunikasi tentu akan menjadi lebih mudah. Bisa saja rapat dan penjelasan dilakukan di bawah po-hon, dengan budaya dan bahasa sen-diri. Bagaimanapun, konsultan atau perusahaan tidak memiliki keahlian pendekatan yang menyamai orang lo-kal sendiri.

Sektor apa yang menjadi sasaran PTPM? Kesehatan, ekonomi, dan pendidik-an. Tapi yang utama adalah capacity building. Itulah ruhnya, yang selama ini tidak kita perkuat. Kita hanya mem-berikan modal. Padahal tanpa kapasi-tas marketing atau pengelolaan bisnis, modal pasti habis menguap. Selama ini, kan, masyarakat kebingungan mau bagaimana dan dibawa ke mana pro-duk-produknya.

Sejak awal Anda menjelaskan ten-tang perubahan konsep, perubahan paradigma. Adakah hal positif yang bisa dipetik dari pelaksanaan Com-dev tahun-tahun sebelumnya? Tentu ada. Ada banyak produk yang tangible. Kita membangun berbagai in-frastruktur, termasuk pembangunan akses jalan 65 km yang punya multip-lier effect begitu besar. Jalan raya ter-sebut menggerakkan ekonomi, trans-portasi, hingga pariwisata. Itu tidak bisa dinafikan. Saya tidak mengatakan pelaksanaan seluruh program Comdev yang lalu itu jelek semua. Tapi saya berpendapat bahwa pendekatannya yang memang harus berubah. Jika tidak diubah, kita tidak akan bisa mewujudkan keman-dirian masyarakat yang telah diharap-kan bersama. Melainkan menciptakan ketergantungan pada masyarakat. []

P

Page 4: SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT

4 LAPORAN UTAMA V E R B E E K I E D I S I 4 , J A N U A R I 2 0 1 4

Meriahnya Sosialisasi PTPM

Antusiasme Masyara-kat Sosialisasi PTPM.

GM Community Relations PT Vale Busman Dahlan Shirat saat memberikan penjelasan mengenai PTPM di aula kantor Bupati Luwu Timur.

PTPM adalah konsep untuk mencipta-kan masyarakat mandiri.

ada Jumat 8 November 2013, udara menjelang siang di Desa Kawata, Kecamatan Wasuponda, cukup sejuk. Di balai desa itu hadir sekitar 50 orang, mulai dari petani, perangkat desa, tokoh pemuda, hing-ga tokoh agama. Diskusi berjalan be-gitu antusias. Acapkali tangan-tangan mengacung untuk melayangkan per-tanyaan atau melontarkan ide. “Kami berharap dengan program baru yang bernama PTPM ini desa bisa menjadi lebih baik,” kata seorang di antara me-reka. Pendeta Yon Vaslin Kadama, salah seorang tokoh agama yang terpilih menjadi perwakilan Komite Desa un-tuk Rumah Tangga Miskin (RTM), me-ngatakan, PTPM adalah konsep yang menyenangkan. Dia melihat ada peru-bahan yang lebih baik dibanding pro-gram Comdev yang selama ini dijalan-kan. Menurut dia, pengidentifikasian ke-butuhan masyarakat yang diberikan kewenangannya pada Komite Desa un-tuk menentukan pemanfaatan melalui kajian RPJMDes (Rencana Pembangun-an Jangka Menengah Desa) akan sema-kin terfokus. Tidak asal memasukkan proposal permintaan bantuan. “Semua perangkat akan saling menjaga. Fasi-litator dan Komite Desa akan menjadi lebih bersinergi,” katanya. Di hari yang sama, tim sosialisasi PTPM juga menyambangi Desa Parum-panai, Kecamatan Wasuponda. Untuk mencapai desa, kendaraan harus meli-uk melalui jalan sempit yang di sisinya terdapat jurang. Parumpanai selama ini dijadikan teladan dalam berbagai kegiatan. Penduduknya yang ramah dan senang berbaur membuat kegiat-an desa senantiasa berjalan baik. Kepala Desa Parumpanai, Irsan me-ngatakan, meskipun sebagian besar masyarakatnya tak mengenyam pen-didikan, sikap saling menghormati dan menghargai terbangun dengan baik. “Kami tahu diskusi dengan warga Pa-

rumpanai akan selalu menyenangkan,” kata fasilitator kabupaten PTPM, Andi Narwis. Parumpanai dan Kawata hanya dua contoh desa pemberdayaan. Di wila-yah terdampak operasi PT Vale, ter-dapat 38 desa yang tersebar di empat kecamatan, yakni Nuha, Towuti, Wa-suponda, dan Malili. Minggu pertama Oktober hingga pertengahan Novem-ber 2013, Tim Koordinasi bersama fasilitator kabupaten, kecamatan, dan kader desa mengunjungi semua desa untuk mensosialisasikan PTPM. Setiap wilayah memiliki karakteris-tik sendiri. Di Kecamatan Wasuponda, diskusi berjalan alot, ada yang pro dan ada yang kontra. Begitu pula saat per-temuan di Towuti, aula kantor keca-matan dipenuhi warga dan hampir tak mampu menampungnya.

PTPM Berbeda PTPM adalah program dengan sis-tem yang berbeda dari Comdev PT Vale sebelumnya. Kini PTPM merang-kul unsur pemerintahan, dari bupati hingga dinas terkait untuk bersama membangun wilayah. “Alhamdulillah, semua kecamatan menyetujui konsep ini,” kata Andi Narwis. Direktur External Relations and Cor-porate Affairs PT Vale, Basrie Kamba, punya kiasan sendiri mengenai PTPM. Dia mengibaratkan program tersebut sebagai sebuah kapal yang saat ini dalam perbaikan, karena terdapat ba-nyak kebocoran. “Untuk membenahi itu, kita (perusahaan) tak bisa mela-kukannya sendiri, karena kita bukan pengambil keputusan. Maka dengan niat tulus, secara bersama kita meli-batkan pemerintah dan masyarakat. Kini kapal itu siap berlayar, namun ada yang belum percaya kapal itu be-nar-benar dapat mengarungi lautan. Itu wajar saja, tapi pelan-pelan akan semakin baik,” katanya. Camat Nuha, Kamal Rasyid menya-takan harapannya pada PTPM. Dia me-lihat ada upaya sungguh-sungguh dan sistematis dalam melakukannya. “Tim PTPM inilah yang nantinya membawa

daya dorong dan meyakinkan masya-rakat dengan kerja nyata. Jadi harus benar-benar kompak,” katanya. “Program ini akan berjalan dengan beberapa hambatan, tapi akan kita la-lui, dan harus dilalui,” lanjutnya. Sementara di Kecamatan Towuti, hujan pertanyaan dan kritikan me-warnai sosialisasi. Ada yang bernada pesimistis dan ada pula yang optimis-

P

tis. Kepala BPD Desa Asuli, Haeruddin mengatakan, PTPM ibarat program yang belum usai. “Pelibatan pemerin-tah akan semakin memperlebar jalur administrasi,” katanya. Sementara peserta lain menyatakan,PTPM bakal berjalan baik bila tim penggerak benar-benar memberikan pengawasan dan pendampingan bagi masyarakat. Misalnya, memberikan pelatihan tentang usaha yang sedang dijalaninya, seperti pemasaran dan pengolahan produk. Di Kecamatan Wasuponda, suasana sosialisasi juga meriah. Peserta berdis-kusi dengan baik, misalnya salah seo-rang menyatakan keraguannya pada PTPM akan berjalan lancar. Ada be-berapa faktor yang bisa menghambat, seperti pelibatan pemerintah dan ren-cana audit kegiatan. “Selama berlang-sungnya program CSR perusahaan, selalu dijanjikan audit, tapi tak pernah terlaksana. Makanya tak ada efek jera pada masyarakat,” katanya. GM Community Relations PT Vale, Busman Dahlan Shirat, menyatakan, akan dilakukan audit oleh tim indepen-den yang ditunjuk perusahaan dan pe-merintah. Komite Kecamatan dan Desa, juga dibekali ilmu audit sederhana. “Jika ada penyelewengan terkait hukum (menyangkut pidana) kita serahkan ke-putusannya pada kepolisian, yang telah menjadi kesepakatan bersama. Kita ti-dak akan mentolerirnya. Dan akan ada sanki tegas dari Tim PTPM,” katanya. []

Kerangka Kerja PTPM

PTPMPTPM

Program Mitra Desa Mandiri

(PMDM)

Pengembangan Kapasitas Institusi

Kontribusi Strategis

- Kesehatan- Pengembangan Ekonomi & UMKM

- Pendidikan- Kesehatan- Ekonomi- Seni Budaya

- Tanggap Darurat- Seni Budaya- Donasi

40% s/d

50%30%

s/d 40%

10% s/d

20%

Perkiraan Persentase Distribusi Anggaran

Perkiraan Persentase Distribusi Anggaran

Perkiraan Persentase Distribusi Anggaran

Page 5: SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT

5LAPORAN UTAMAE D I S I 4 , J A N U A R I 2 0 1 4 I V E R B E E K

Kepala Desa Wawondula Rusdi Upe, menyampaikan pendapat saat pertemuan bersama tim PTPM, di Aula Kecamatan Towuti.

Membangun desa harus sesuai kebu-tuhan masyarakat.

abu, 6 November 2013, aula kantor Desa Balambano tampak sesak. Puluhan orang berkum-pul dan mendengarkan penjelasan mengenai Program Mitra Desa Man-diri (PMDM). Mereka terlihat antusi-as. Pertemuan tersebut merupakan sosialisasi yang dilakukan tim koor-dinasi Program Terpadu Pemberda-yaan Masyarakat (PTPM), fasilitator kabupaten, kecamatan, dan kader desa. “Saya kira ini adalah niat baik untuk menuju perubahan. Selama ini perusahaan dan pemerintah ja-lan sendiri mengenai kegiatan CSR. Sekarang kita lah, masyarakat, yang menentukan pembangunan kita,” kata Ketua Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Balam-bano, Khairullah. Secara garis besar, PTPM PT Vale mencakup tiga hal, pertama PMDM untuk kesehatan dan eko-

Rnomi (UMKM). Kedua, penguatan dan peningkatan kapasitas yang meliputi pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan seni budaya. Ketiga, kontribusi strate-gis mencakup emergency respons, do-nasi, dan seni budaya. GM Community Relations PT Vale, Busman Dahlan Shirat, mengatakan, pelaksanaan PTPM dilakukan dalam jangka waktu 5 tahunan. Khusus untuk PMDM, harus didasarkan dengan Ren-cana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes). “RPJMDes adalah dokumen yang berisi kebutuhan desa, untuk melihat arah pembangunannya, untuk itu PMDM harus mengikutinya,” katanya. Alur dan mekanisme PMDM menga-cu pada Undang-Undang Nomor 25 Ta-hun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang men-sinergikan upaya pemerintah dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakat dengan program pengen-tasan kemiskinan lainnya. Untuk itu, setiap program yang dijalankan akan memiliki acuan dan kebutuhan pem-

bangunan jangka panjang. Aturan itu, kata Busman, menjadi ke-kuatan masyarakat. Setiap desa mem-bentuk komite yang jadi perwakilan dari unsur pemerintah, masyarakat miskin, tokoh perempuan, dan pemuka masyarakat. Komite akan memberikan masukan dan usulan dalam melihat kebutuhan mendasar dalam RPJMDes. “Jadi peran komite sangat sentral, se-bab menjadi tim evaluasi dan auditor secara sederhana, kemudian mem-berikan laporan kelompok penerima manfaat yang melenceng dari aturan,” ujarnya. Mengapa PMDM harus berintegrasi dengan RPJMDes? Sekretaris Tim Ko-ordinasi PTPM yang juga sebagai Kepa-la BPMPD Luwu Timur, Andi Tabacina, mengatakan, integrasi tersebut menja-di pondasi atau langkah awal melihat peluang dan rencana kerja setiap wi-layah. “Jadi dari RPJMDes, komite dan masyarakat desa memutuskan bagian mana yang memerlukan pembiayaan dari pemerintah dan swasta. Jadi tak ada lagi tumpang tindih anggaran. Se-mua akan berjalan secara bersama,” katanya. Lebih daripada itu, konsep PMDM akan membuat posisi masyarakat se-makin kuat, kelembagaan lokal sema-kin berkembang, mendorong pemba-ngunan partisipatif, serta memperkuat fungsi dan peran pemerintah lokal. RPJMDes adalah dokumen pemandu dalam pembangunan desa. “RPJMDes itu dokumen sakral bagi penyelengga-raan pemerintah desa, dibuat melalui musyarah desa dan melibatkan semua elemen masyarakat,” kata Kepala Desa Parumpanai, Irsan. RPJMDes dan Rencana Pembangun-an Tahunan Desa (RKPD) akan me-

nampilkan jumlah rumah tangga miskin, peta desa, kebutuhan desa, potensi, usulan dan gagasan, hingga sosiogram kelembagaan. Dari data awal itulah, usulan kegiatan PMDM akan diarahkan. Kemudian dilaku-kan verifikasi, agar kegiatan tepat sasaran. Tahun ini PMDM menyalurkan anggaran sebanyak Rp350 juta per desa. Namun, bila dalam tahap pe-laksanaan kegiatan berjalan lan-car maka perusahaan akan melihat kembali skala prioritas. []

Membangun Desa Selaras RPJMDes

"RPJMDes adalah doku-men yang berisi kebutuh-an desa, untuk melihat arah pembangunannya, untuk itu PMDM harus mengikutinya,” B u s m a n D a h l a n S h i r at (G M Co m m u n i t y Re l at i o n s P T Va l e )

PTPM, Babak Baru Pengembangan MasyarakatProgram PTPM diluncurkan untuk mendukung pengembangan masya-rakat di Luwu Timur.

rogram kerjasama kemitraan tiga pilar antara Masyarakat, Pemerintah Daerah dan PT Vale dengan nama Program Terpadu Pe-ngembangan Masyarakat (PTPM) se-cara resmi diluncurkan pada Selasa, 21 Januari 2014, di baruga terbuka kantor Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K), Malili. Peluncuran PTPM ini dihadiri oleh ratusan peserta mulai dari kelompok tani, kepala desa, kepala kecamatan, SKPD terkait dan karyawan PT Vale. Semua tampak antusias. Penandatanganan nota kesepa-haman antara masyarakat diwakili Ketua DPRD Kabupaten Luwu Timur Sukman Saddike, Pemerintah Dae-rah oleh Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarma, dan perwakilan PT Vale oleh Presiden Direktur Niko Kanter. Penandatanganan ini juga di-saksikan langsung Presiden Komisa-ris PT Vale Ricardo Carvalho.

Bupati Luwu Timur, Andi Hatta Marakarma mengatakan, peluncuran program PTPM ini merupakan sejarah penting bagi daerah. “Ini adalah wujud dan itikad baik perusahaan untuk sa-ling menjaga dan saling mendukung,” katanya. Menurut dia, PTPM dibentuk mela-lui diskusi panjang melibatkan tenaga ahli. “Inilah hasil maksimal yang kita lakukan. Dilihat dari aspek ilmiah dan hukum. Inilah yang paling tepat, untuk saat ini,” ujarnya. Ricardo Carvalho saat memberikan sambutan mengatakan, PTPM adalah strategi untuk menciptakan masyara-kat yang berdaya, dan telah menjadi komitmen perusahaan. “Kami tidak akan bisa bekerja sen-diri. Peran dan partisipasi pemerintah daerah dan SKPD terkait, begitu juga elemen masyarakat, tokoh agama, to-koh pemuda, dan tokoh perempuan sangat menentukan sukses yang kita harapkan bersama," katanya. PTPM dilaksanakan dalam periode lima tahunan. Direncanakan melalui proses konsultatif dan komprehensif dengan semua pemangku kepenting-

an. Didasarkan melalui AMDAL, RKL/RPL, dan Rencana Jangka Panjang dan Menengah Pemerintah Daerah (PJMD). Sinergi pembiayaan antara PTPM dan Pemerintah Daerah juga mungkin dilakukan untuk saling melengkapi. Dari catatan Tim Koordinasi PTPM, usulan kegiatan dan verifikasi lapang-an sudah dilakukan. Sementara untuk perencanaan tahun 2014, beberapa desa sudah melakukan Musrembang.

“Jadi kami minta sedini mungkin, dipisahkan usulan PTPM dan APBD, agar tidak ada lagi program saling tumpang tindih,” kata Ketua Tim Ko-ordinasi Muhammad Abrinsyah. Setelah peluncuran PTPM, diada-kan pula Temu Tani se-Kabupaten Luwu Timur, yang mendatangkan ahli pertanian dari IPB melalui kon-sultan A+ CSR Indonesia. Dan diha-diri sekitar 300 peserta. []

P

Penandatangan nota kesepahaman PTPM dilakukan oleh ketua DPRD Luwu Timur Sukman Saddike, Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarma, dan Preseiden Direktur PT Vale Niko Kanter. Ikut menyaksikan Presiden Komisaris PT Vale Ricardo Carvalho dan Kajari Malili Ida Komang Ardhana.

Page 6: SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT

6 SOSOK V E R B E E K I E D I S I 4 , J A N U A R I 2 0 1 4

Muhammad Ardhiyat Syam Putra:

BIODATANama Lengkap : Muhammad Ardhiyat Syam Putra Nama Panggilan : DhiyatTempat Lahir : Sorowako, 14 Juni 2002Sekolah : SD YPS Singkole Sorowako, Kecamatan Nuha, Luwu TimurKelas : VI (Enam)Makanan Favorit : Nasi Goreng Ikan AsinBerat Badan : 39 kgKategori : Kumite/kata

ORANG TUAAyah : Arfah Syam Lamasang, S.Pd Ibu : Idayati, SESaudara : Afifah Zhaskia Rezky Syam Putri

PRESTASI1. Juara 1/Medali Emas Kumite Antar Pelajar se-YPS 2008.2. Juara 1/Medali Emas Kumite Poseni se-Luwu Timur 2009.3. Juara 1/Medali Emas Kumite Single Event se-Luwu Timur 2010.4. Juara 1/Medali Emas Kumite Kejuaran Karate Indonesia Timur 2012.5. Juara 1/Medali Emas Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Cibubur 2013.6. Juara 1/Medali Emas Kumite Pelajar Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Tingkat Provinsi se-Sulawesi Selatan 2013. 7. Juara 2/Medali Perak Kata Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Tingkat Nasional, Balikpapan, Kalimantan Timur, Juni 2013. 8. Juara 1/Medali Emas Kumite Kejurnas Karate Cup Sorowako Luwu Timur, September 2013.

Saya Tak Pernah Berkelahi di Luar PertandinganBerlatih keras dan disiplin menjadi kunci sukses Ardhiyat.

etiap sore, seorang anak selalu terlihat berlari kecil mengelili- ngi lapangan Persesos Sorowa-ko sebanyak lima kali putaran. Sete-lah itu, berpindah ke sudut lapangan untuk melakukan gerakan menen-dang, melompat-lompat kecil, atau meninju; gerakan beladiri karate. Dia, Muhammad Ardhiyat SyamPutra, seorang siswa kelas VI Sekolah Dasar YPS. Pemegang sabuk hitam Dan 3. Sapaan sehari-harinya Dhiyat. Badannya tegap, rambutnya berpo-tongan Mohawk. Dhiyat, anak pertama dari dua bersaudara pasangan Arfah Syam Lamasang dan Idayati. Dalam ling-kup keluarga Syam, karate bukanlah cerita baru. Ayah Ardhiyat, Arfah Syam, dan dua orang pamannya, Amran Syam dan Akbar Syam adalah mantan atlet nasional karate peraih medali emas. Sejak usia 5 tahun, Dhiyat mulai tertarik karate. Awalnya hanya ikut-ikutan latihan bersama ayahnya, mengenakan pakaian karate. “Sejak semula saya melihat kecepatan diamenangkap gerakan. Dan yang uta-ma ketenangannya,” kata Arfah Syam.

Kini berkat ketekunannya, Dhiyattelah menorehkan beberapa presta-si. Puluhan penghargaan dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional sudah diraihnya. Berlembar-lembar piagam dan medali jika dijejerkan akan menutupi meja ruang tamu ke-luarganya. Bagaimana Dhiyat melaku-kannya, berikut petikan wawancara-nya:

Kapan kamu pertama kali bertan-ding dalam event besar? Pertama kali bertanding skala besar di kota Palopo tahun 2012, untuk kumi-te Kejuaraan Karate Indonesia Timur. Saya dapat medali emas. Saya senang, karena orang mengenal saya anak dari Sorowako dan YPS.

Bagaimana persiapan kamu mengha-dapi setiap pertandingan? Saya latihan setiap hari. Setiap ba-ngun tidur saya melakukan push up an-tara 15-20 kali, dilanjutkan dengan me-mukul-mukul samsak. Sore hari saya lari-lari kecil.

Bila kamu bertanding, kamu tidak takut cedera? Saya sudah pernah mengalaminya. Tulang rusuk saya sudah pernah hampir patah. Mata saya lebam kena tinju. Sa-

kit, tapi saya tahan dan terus bertanding sampai selesai. Kalau bisa menga-lahkan lawan, maka semua sakit hilang. Saya yakin, luka atau cedera saat bertanding, tidak akan parah. Lebih pa-rah jika jatuh dari motor, atau berkelahi bebas.

Kamu pernah berhadapan dengan lawan yang lebih besar? Pernah. Itu pertandingan di Cibubur (Kejurnas Karate Cibubur tahun 2013; Dhiyat meraih medali emas). Lawan saya besar. Saya lihat, dia lebih tinggi daripada saya. Badannya tegap. Namunsaya tidak sedikit pun takut. Jadi saya lawan saja, dan saya menang.

Bagaimana dengan pergaulan di sekolah, apakah teman-temanmu takut? Tidak. Saya banyak teman. Saya se-ring main-main dengan mereka. Saya suka punya banyak teman.

Jika kamu diganggu teman, apakah kamu berkelahi? Tidak pernah. Saya tidak pernah ber-kelahi di luar pertandingan. Ayah sayaselalu mengingatkan. Setiap latihan pun selalu mengucap-kan sumpah kara-te. Salah satu isi sumpah karate ialah tidak diper-kenankan berke-lahi di luar per-tandingan, kecu-ali dalam keada-an sangat terdesak.

S

Apakah kamu pernah merasa jeng-kel dengan temanmu? Pernah, tapi saya menghindar. Sayatidak mau berkelahi. Kalau saya ber-kelahi, saya melanggar sumpah kara-te, walaupun saya yakin bisa menga-lahkan mereka. Bagaimana dengan prestasi seko-lah? Apakah orang tua menuntut-mu? Tidak pernah. Ayah dan Ibu tidak pernah memaksa saya. Yang penting saya rajin. Tapi saya juga selalu beru-saha jadi anak pintar. Saat ini saya mendapat peringkat 5 di kelas. Saya mau naik menjadi tiga besar, jadi saya juga berusaha belajar,sama dengan latihan karate.

Bagaimana cara kamu mengatur jadwal? Kalau pulang sekolah saya istirahat. Biasanya saya nonton pertandinganRafael Agaef di Youtube—Rafael Agaef atlet dari Azerbaijan, juara dunia karate tiga kali. Kalau tidak, saya tidur. Sore saya bangun dan lari bersama ayah di lapangan Persesos. Malam saya belajar.

Bagaimana bila malam, apakah kamu tidak belajar karena capek? Saya sudah terbiasa. Kalau tidak lari-lari sore malah cepat capek dan loyo. Malam sebelum tidur saya se lalu belajar 1 jam. []

Page 7: SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT

JULI 2013

7WAWASAN

Belum Saatnya Anak dan Remaja BerkendaraSecara fisik, kemampuan berpikir, hing-ga emosi mereka belum siap.

asih segar dalam ingatan kita kecelakaan lalu-lintas yang te- rus diberitakan di berbagai me-dia selama berminggu-minggu. Anak bungsu seorang musisi menjadi “ak-tor” kecelakaan yang menewaskan 6 orang. Si anak baru berusia 13 tahun. Dia bukan satu-satunya anak di bawah umur yang sudah mengemudikan sen-diri kendaraannya. Sang ayah dan ibu juga bukan satu-satunya pasangan orangtua yang memiliki anak di bawahumur dan sudah berkendara. Dalam keseharian, kita sering menjumpai anak usia SMP, bahkan SD, yang sudah mengendarai kendaraan bermotor. Para psikolog mendefinisikan masa remaja adalah masa peralihan dari ma-sa anak-anak ke dewasa dengan ren-tang usia 12-21 tahun. Pada masa itu, proses pematangan fisik dan psiko-logis terjadi usia 12-15 tahun adalah masa remaja awal, usia 15-18 tahun merupakan masa remaja pertengahan, dan remaja akhir adalah masa ketika seseorang berusia 18-21 tahun. Be-berapa faktor yang membuat remaja tidak semestinya diberi kesempatan mengemudikan kendaraan bermotor, antara lain:

1. Fisik Ukuran fisik anak dan remaja tidak sesuai dengan sebagian besar desain kendaraan bermotor yang diperuntuk-kan bagi orang dewasa. “Sebuah kenda-raan dirancang untuk orang dewasa, bukan anak. Jadi jika seorang anak me-ngendarai kendaraan bermotor, itu su-dah tidak pas dan banyak kesulitan. Misalnya pijakan kaki belum sampai ke tanah saat mengendarai motor,” ka-ta Kepala Korps Lantas (Kakorlantas) Polri, Inspektur Jenderal Polisi Pudji Hartanto.

2. Kognitif atau kemampuan berpikir Remaja memiliki kemampuan terba-tas untuk melihat, menganalisis, dan menyimpulkan kondisi lalu lintas. Ke-terbatasan ini menyebabkan anak ti-dak bisa berstrategi saat berlalu lintas. “Mengendarai kendaraan bermotor tidak hanya berjalan lurus saja, tetapi juga menemui tanjakan, turunan, jalan tidak rata, serta berpapasan dengan kendaraan lain. Kognitif anak belum matang, ,” kata Irjenpol Pudji. Dalam keterdesakan pilihan, orang dewasa dalam sekejap bisa berpikir untuk me-ngerem mobilnya demi menghindarkan

M

diri dari kecelakaan. Sementara rema-ja, besar kemungkinan mereka belum bisa mengambil keputusan dengan cepat.

3. Emosi Anak di bawah 17 tahun bukan tidak memiliki keterampilan mengemudikankendaraan. Namun mereka belum de-wasa secara mental. Mereka labil, tidakpaham konsekuensi, dan panik. Mere-ka mudah tersulut emosi. Dalam ber-kendara, mereka bisa jadi menyepele-kan rambu, jarak berlalu lintas aman, kecepatan kendaraan, rasa kantuk, dan sebagainya.

“Secara hukum, tentu ada alasan me-ngapa seseorang baru diperbolehkan mendapat SIM setelah berusia 17 ta-hun. Secara psikologis, anak-anak seu-mur itu masih labil perkembangan emo-sinya. Mereka lebih mudah lelah dan kurang cermat mengambil keputusan,”kata Yunita Gama Wibowo, psikolog klinis anak dan remaja dari Personal Growth.

Peran Orangtua Kecelakaan lalu lintas di Indonesia oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dinilai sebagai pembunuh terbesar ke-tiga, setelah penyakit jantung koroner dan tuberkulosis. Disebutkan sebanyak67 persen korban kecelakaan lalu lin-tas berada pada usia produktif, dengan korban terbanyak dari kelompok anak-anak dan remaja. Untuk itu, banyak hal yang bisa Anda lakukan dari rumah

untuk melindungi anak dari bahaya ber-kendara. Pertama, komunikasi. “Bangun ikatanemosional antara orangtua dan anak melalui komunikasi berlandaskan cin-ta. Anak perlu mendapatkan perhatian sehingga terbangun kepercayaan pada orangtua. Setelah terbentuk ikatan yang kuat dan anak menaruh percaya, orangtua lebih mudah mengajarkan hal-hal baik kepada anak. Komunikasi juga memungkinkan orangtua mema-hami setiap fase pertumbuhan psiko-logis dan fisik remajanya,” jelas Elly Risman, psikolog dan pakar pengasuh-an anak dari Kita Dan Buah Hati Foun-dation. Kedua, orang tua sebagai teladan. Psikolog dari Universitas Indonesia,Muhammad Rizal mengatakan, integri-tas orangtua terkait dengan apa yang di-lakukannya. Jika Anda melarang anak membawa motor dengan alasan anak belum punya SIM, apakah Anda sendi-ri sudah punya SIM yang masih berla-ku? “Anak lebih percaya pada perilaku orangtua daripada kata-katanya. Keti-ka orangtua mengendarai motor tanpa helm, kemungkinan besar anak akan melakukan hal yang sama,” kata Rizal.

Ketiga, sayang anak itu harus, tapi: Rasa sayang kerap meluluhkan hati orangtua. Misalnya karena melihat anak tetangga dibelikan motor dan anak Anda merengek minta dibelikan motor sebagai hadiah kelulusan SMP. “Apabila anak sudah cukup usia, sudah layak mengikuti tes kepemilikan SIM, dan Anda punya cukup uang, tidak ada

EDISI 4J A N U A R I 2 0 1 4

V E R B E E K

salahnya mengabulkan. Jika anak anda masih di bawah umur, tolak dengan te-gas atau tunda dengan alasan yang je-las,” kata Rizal. Keempat, ajarkan sejak dini. Ti-dak ada salahnya memperkenalkan anak dengan rambu-rambu lalu-lintas dan marka jalan sejak dini. Anda bisa melakukannya sambil mendongeng. Didi Hardianto, praktisi keselamatan berkendara yang juga mantan pem-balap nasional, menjelaskan, sejak dini anak-anak harus dikenalkan dengan keselamatan berkendara. “Mengemudi adalah aktivitas berisiko tinggi, Anak dan remaja sebaiknya diberi wawasan tentang bahaya di jalan dan cara ber-kendara yang aman,” kata Didi. Ketika anak menginjak usia remaja awal dan remaja pertengahan, ajarkan seputar teknik berkendara aman. Ke-tika Anda sedang menyetir, jelaskan pentingnya sabuk keselamatan, jangan ngebut, jangan mengemudi dalam kon-disi kelelahan atau mengantuk, dan ja-ngan menerima telepon atau mengetik SMS saat mengemudi. Tak lupa, orang-tua juga perlu senantiasa menguta-makan keamanan berkendara, karena sampai kapan pun orangtua sebaiknya tetap menjadi teladan bagi anak. []

Sebelum membolehkan anak berkendara, sebaiknya orang tua memberikan pemahaman mengenai rambu dan aturan lalu lintas.

M A N FA AT K A N T E K N O LO G I

Penggunaan telepon genggam saat berkendara bisa membawa petaka. Be-rikut 3 aplikasi yang bisa digunakan un-tuk menghentikan panggilan dan peng-gunaan SMS ketika sedang berkendara.

1. Drive Off Aplikasi yang dibuat oleh salah satuperusahaan asuransi ini otomatis men-deteksi kecepatan kendaraan. Jika ke-cepatan mencapai 10 mph, secara oto-matis aplikasi akan mematikan bebera-pa fitur yang akan mengganggu aktivi-tas mengemudi, termasuk menghenti-kan panggilan dan SMS yang masuk. Aplikasi gratis ini bisa diunduh penggu-na OS Android.

2. Drive Mode Aplikasi otomatis aktif setelah mobil bergerak dengan kecepatan lebih dari25 mph. Aplikasi ini memiliki fitur yangmampu menanggapi semua SMS dan email yang masuk secara otomatis, mem-biarkan pengirim tahu bahwa penerima sedang mengemudi. Semua notifikasidan nada dering dinonaktifkan semen-tara. Setiap panggilan masuk ke telepon akan langsung dialihkan ke voice-mail. Aplikasi Drive Mode ini gratis dan terse-dia untuk ponsel Android dan BlackBerry.

3. Drive Scribe Aplikasi DriveScribe memonitor kece-patan kendaraan dan memblok SMS ser-ta panggilan saat berkedara. Aplikasi gra-tis ini tersedia di Android dan iPhone.

tribun

new

s.com

asbin

dro.w

ordp

ress.com

Page 8: SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT

J U L I 2 0 1 3

8 KREASI

EDISI 4J A N U A R I 2 0 1 4

V E R B E E K

Tas dari Kaus BekasTidak perlu dijahit dan hanya perlu waktu 10 menit.

ika Anda punya kaus yang sudah ti- dak terpakai tapi bentuknya masih bagus dan bahannya cukup kuat, ja-ngan buru-buru dibuang. Kaus bekasitu dapat dialihfungsikan menjadi tascantik yang bisa Anda pakai bepergian.Si kecil juga bisa membuatnya, karena tidak memerlukan keterampilan menja-hit. Namun Anda tetap perlu mengawa-si, karena proses pembuatannya me-merlukan gunting serta peniti. Dua mo-del tas ini bisa Anda coba sekaligus. Se-lamat berkreasi.

Tas Lubang Bawah Seperti namanya, tas ini menyisakan lubang di bagian alas. Mungkin Anda tidak bisa membawa benda yang ter-lalu kecil. Namun untuk menemani be-lanja, tas ini sudah cocok.

Alat & Bahan - Kaus - Gunting - Peniti

Cara Membuat1. Potong bagian lengan agak ke dalam dari jahitan kelim lengan. Usahakan membuat potongan selurus mungkin.2. Buat tiga tali panjang dari sisa kain lengan dengan lebar masing-masing 1,5 cm. Tarik tali lalu kendurkan agar bentuknya agak keriting. Anda bisa membuat lebih dari tiga seba- gai cadangan.3. Potong leher kaus sebagai bukaan tas. Bukaan bisa berbentuk setengah lingkaran atau bentuk V. Pastikan po- tongan Anda cukup besar agar benda- benda berukuran besar bisa masuk ke dalam tas.4. Buat lubang vertikal pada jahitan kelim bawah kaus seperti pada gam- bar. Lubang bisa berjumlah 1, 2, 3, atau lebih. Semakin banyak lubang yang Anda buat, ruang kosong pada bagian bawah tas semakin kecil. Kali ini kita buat 3 lubang. Usahakan ja- rak antar lubang sama.5. Pasang peniti pada salah satu ujung tali yang sudah Anda buat pada lang- kah nomor 2.6. Mulailah memasukkan tali menggu- nakan bantuan peniti, mengelilingi jahitan kelim. Lakukan untuk ketiga lubang.7. Tarik tali dengan kuat, lalu ikat. 8. Jika Anda membuat 3 lubang, begini- lah hasilnya.9. Agar tas kreasi Anda semakin kuat, ikat tali dari lubang pertama ke tali dari lubang kedua, dan seterusnya hingga seluruh tali saling terikat An- da bisa membuat ikatan pita di dalam maupun di luar tas. Jika Anda memu- tuskan untuk membuat pita menju- ntai, hasilnya seperti ini.10. Kreasi tas sudah selesai. Dan hanya membutuhkan beberapa menit. Mudahkan?

Tas Rumbai Tampilan cantik membuat tas ini cocok dibawa saat piknik maupun acara santai lainnya.

Alat & Bahan- Kaus- Gunting- Penggaris

10.

9.

8.

7.

6.

4.

3.

2.

1.

5.

Cara Membuat1. Potong lengan, leher, dan jahitan kelim bawah kaus.

2. Dengan penggaris, buat rumbai ver- tikal dengan panjang 10-15 cm dan lebar 2 cm.

3. Tahan bagian pangkal rumbai dan ta- rik ujungnya hingga longgar. Ulangi untuk semua rumbai.

4. Buat ikat mati di setiap pasangan rumbai, bagian depan dan belakang.

5. Tas cantik Anda siap menemani keceriaan piknik keluarga. []

leethal.n

ettealouan

dsw

eetpea.w

ordp

ress.com

Page 9: SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT

JULI 2013

9DONGENGV E R B E E K

Larika dan Pelajaran Berburu

Larika dan Pelajaran Berburu

yahdan, tersebutlah seorang lelaki muda gagah perkasa bernama Larika. Dia bercita-cita menjadi pemburu yang andal. Ayahnya senang mendengar cita-cita anaknya itu. Maka sang ayah melatih Larika berburu. Setelah dirasa cukup cakap, berangkatlah Larika berburu ke belantara hutan di Sorowako. Ayahnya memberikan dia sebuah tombak dan sebuah keranjang. Le-laki gagah itu memasuki hutan dan menapaki semak-belukar. Dia merayapi tebing-tebing batu dan menyebarangi anak-anak su-ngai. Tak sedikit pun Larika punya rasa takut. Sebaliknya, ia merasa senang berada di alam bebas. ”Oh alam yang indah, ini aku datang,” katanya. Mata Larika awas dan telinga-nya peka. Tapi sayang, kemam-puan fisiknya itu tak sebanding dengan kecerdasannya sebagai seorang pemburu. Ketika sampai di hutan, dia me-lihat seekor rusa besar sedang ti-dur. Larika menghampirinya, tapi binatang itu tak jua bergerak. Un-tuk membuktikan binatang itu ma-sih hidup, Larika menggantung-kan keranjang buruannya di tan-duk si rusa. Namun si rusa tetap saja diam.

Karena masih pe- nasaran, Larika pun membakar ekor si rusa. Kon- tan saja rusa itu kaget dan lari tunggang-lang- gang. Larika membu- runya tapi tak lagi terkejar. Sesampai di rumah tanpa hasil, ayahnya berta nya. “Mana hasil buruanmu Larika?” tanya ayahnya. “Tidak dapat, Ayah,” jawab Larika. “Bukankah di tengah hutan banyak binatang buruan? Lantas ke mana pula keranjangmu?” tanya ayahnya lebih lanjut. Maka dengan polos Larika mence-ritakan apa yang sudah diperbuat-nya terhadap si rusa. “Anakku, yang harus kau lakukanadalah membunuh rusa itu dan me-masukkannya ke keranjang buruan,” ujar ayahnya. “Baiklah Ayah jika harus demiki-an. Akan kuperhatikan pesan Ayah,” kata Larika tegas. Beberapa hari kemudian, Larika kembali berburu. Kali i ni dia berte-mu sekawanan lebah dengan sarang-nya yang amat besar. Dengungan suara lebah itu membuat hati Larika terpikat. Di dekatinya sarang lebah itu. Larika kemudian memukul-mu-kul sarang lebah itu dan memasuk-annya ke dalam keranjang. Melihat sarangnya diambil, lebah-lebah itu pun menyerang Larika. Sekembalinya di rumah, ayahnya semakin bingung. Dia bertanya, “Ke-

napa seluruh tubuhmu benjol-ben-jol begitu? Adakah orang yang me-mukulmu anakku,” kata sang ayah. “Tidak ada, Ayah.” Larika kemu-dian menceritakan kembali apa yang telah diperbuatnya di hutan. “Anakku, kalau sarang lebah, seba-iknya itu yang dibakar atau diasapi. Yang lain boleh kau pukul. Ini ada-lah pelajaran berburumu yang ke-dua,” kata ayahnya. Meski dua kali berbuat kesalahan, tekad Larika menjadi seorang pem-buru andal tidak surut. Kali ini dia menemukan sekumpulan tanaman jamur. Karena teringat pesan ayah-nya, jamur-jamur itu dipukulnya hingga hancur. Sesampai di rumah, ayah Larika hanya bisa geleng-geleng kepala me-lihat anaknya membawa tanaman jamur yang sudah hancur. “Jamur itu makanan lezat, Nak. Kalau seper-ti itu, lebih baik dibawa pulang, ja-ngan dipukul-pukul,” kata ayahnya. Tetap pantang menyerah, kali ini Larika menemukan pohon mangga dengan buahnya yang lebat. Tanpa berpikir panjang, Larika langsung memanjat pohon itu, mengambil buahnya, memasukkannya ke ke-ranjang buruannya, dan membawa-nya pulang. Setiba di rumah, Larika membuka keranjangnya dengan wajah bangga.“Wah, kali ini kamu membawa ha-sil, Nak. Tapi, alamaakk, dari mana kamu mengambil mangga-mangga ini,” tanya ayahnya.

“Saya mengambil buah ini di ke-bun orang. Banyak sekali buahnya,Ayah. Besok akan kuambilkan lagi,”jawab Larika. “Buah ini milik orang lain, Nak. Kamu tidak boleh mengambilnya tanpa izin. Ini namanya mencuri,” kata sang ayah. “Tapi pesan Ayah waktu itu, jika menemukan sesuatu harus diam-bil dan dibawa ke rumah,” jawab Larika lagi. Ayahnya semakin pusing. Maka dia memutuskan Larika tak usah lagi belajar berburu. Dia khawatir Larika akan mengambil barang milik orang lain. Sebagai peng-ganti, dia meminta Larika untuk belajar bertani. Akhirnya Larika pun belajar ber-tani. Ternyata dia sukses menja-lankan pekerjaan barunya itu. []

Cerita Rakyat dari SorowakoDituturkan oleh: Nurtolu

EDISI 4J A N U A R I 2 0 1 4

S

Page 10: SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT

Sejarah Sabun

10 AHA!

JENDELA

V E R B E E K I E D I S I 4 , J A N U A R I 2 0 1 4

Proses pembuatan sabun masa lalu dilakukan dengan tenaga manusia. Kini, sabun diproduksi dengan bantuan teknologi mesin.

boein

g.com

Salah satu lukisan dinding dari masa kerajaan Mesir yang menggambarkan penggunaan sabun.

MEMBUAT SABUN SEDERHANA

Bahan Membuat 1 Kg Sabun 1. Minyak sawit/minyak goreng 379 gram2. Minyak kelapa 310 gram3. Air 266 gram4. Soda Api 108 gram5. Parfum biang 15 ml6. Potongan sabun warna-warni (berben- tuk kotak-kotak kecil 1 cm x 1 cm)

Alat 1. Masker untuk melindungi pernapasan.2. Kacamata agar larutan tidak mengenai mata3. Sarung tangan untuk mencegah iritasi4. Wadah plastik5. Timbangan dengan skala terkecil 1 atau 5 gram 6. Sendok stainless steel atau plastik untuk mencampur larutan7. Cetakan9. Kain untuk menutup cetakan10. Mixer

Cara Membuat 1. Timbang semua bahan dengan tepat. Gunakan sarung tangan saat menim- bang kaustik soda.2. Panaskan campuran minyak sawit dan minyak kelapa sampai suhu 60O

C.3. Masukan kaustik soda ke dalam air. Bila ada uapnya jangan sampai terhirup.4. Masukan campuran kaustik soda dan air ke dalam minyak pada suhu 55O C.5. Aduk dengan mixer hingga mengental (kurang lebih 15-20 menit).6. Masukan parfum. Aduk selama 1 menit.7. Campurkan potongan sabun kecil.8. Tuang ke cetakan. Diamkan 1-2 hari.9. Keluarkan sabun, potong sesuai selera. Masukan ke dalam kardus kue yang telah dibolongi sedikit untuk ventilasi.10. Diamkan sabun selama 30 hari sebelum digunakan. Kemas menggunakan plastik berperekat dan kertas supaya aromanya tidak menguap.

Pada masa lalu sabun hanya berbentuk kotak, padat dan lebih keras.

>

Pernahkah Anda membayangkan mandi tanpa menggunakan sabun?

edikitnya setiap orang mandi satu kali sehari. Bukan tanpa alasan, mandi membuat badan kita segar, menghilangkan bau, kotoran, dan ku-man pada tubuh. Bahan-bahan yang terkandung da-lam sabun telah dimanfaatkan sejak 2.800 SM? Dalam Papirus Eber, atau dokumen kesehatan Mesir Kuno tahun 1.500 SM, digunakan ramuan dari kom-binasi minyak hewani atau nabati garamalkali (saponifikasi) untuk menyebuh-kan penyakit kulit dan membersihkan badan. Saponifikasi dari bahasa Latin “sa-po”, artinya soap atau sabun.

Literatur lainnya disebutkan pulaoleh Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi, kimiawan Persia, adalah pe-racik pertama ramuan sabun modern. Pada saat penemuan itu, sabun sudah berbentuk padat dan cair. Sentra pem-buatannya di Kufah, Basrah, dan Nablus di Palestina. Di Inggris, seperti ditulis John A. Huntdalam “A Short History Soap”, catatan

Bristol Company of Soapmakers ta-hun 1562-1642 menunjukkan, lebih dari 180 orang terlibat dalam bisnis sabun. Penguasa Perancis Raja Louis XIV justru bersikap keras kepada pem-buat sabun. Raja pernah menjatuhkan hukuman mati dengan pisau guillotine pada tiga orang pembuat sabun karena membuat kulit raja iritasi. Saat revolusi industri abad ke-19, in-dustri sabun makin berkembang, tapi dengan pajak tinggi. Dan tahun 1852 Inggris dan Prancis menghilangkan pa-jak sabun untuk meningkatkan stan-dar hidup bersih dan sehat. Dan sabun akhirnya jadi komoditas semua orang. Bagaimana dengan Indonesia? Sebe-lum sabun, masyarakat Nusantara man-di menggosokan lempeng batu halus untuk menyingkirkan kotoran di tubuh.Untuk mendapatkan kulit halus dan ha-

rum ditaburkan kuntum mawar, mela-ti, kenanga, sirih, dan minyak zaitun dalam wadah penampungan air. Saat Perang Pasifik berlangsung, sa-bun jadi barang langka dan mahal di Indonesia. Tahun 1943, militer Jepangturun tangan memberikan pelatihan cara membuat sabun. Kini, sabun telah menjadi barang ke-butuhan sehari-hari. Berdasarkan sur-vei Departemen Kesehatan2012, Indonesia tergolong ne-gara yang malas cuci tangan pakai sabun. Padahal, sejak 2008, Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan 15 Ok-tober sebagai Hari Cuci Ta-ngan Pakai Sabun Sedunia. []

DISARIKAN DARI LAPORAN MAJALAH HISTROIA ONLINE:

http://historia.co.id/artikel/budaya/816// Majalah-Historia/ Membilas_Sejarah_Sabun.

Sorowako, Sepenggal Kisah Sejak dulu masyarakat Sorowako hi-dup rukun dan penuh toleransi.

agaimana Sorowako—sebuah desa kecil—di ujung timur Su- lawesi Selatan itu bersolek diri,dari kampung terpencil menjadi kotadengan ragam masyarakat? Jika berjalan dari Malili ke Sorowa-ko akan melewati jalan lebar ber-aspal, Sungai Larona, tebing, dan pepohonan rindang. Jalur cepat itu dibangun sekitar tahun 1970-an un-tuk lalu lintas kendaraan tambang. Tapi pada tahun 1950-an Malili-Sorowako ditempuh lewat rute yang panjang dan melelahkan dengan ber-jalan kaki. Ketua Kerukunan Wawai-nia Asli Sorowako (KWAS), Nurtolu mengatakan, dari Sorowako harus mendaki ke Kopatea, menembus pe-gunungan ke Desa Wasuponda, ke Desa Kawata, Desa Tole-tole, kemu-dian melingkar ke Ussu, lalu ke Ma-lili. Lama perjalanan hingga dua hari. Untuk jalur pintas, menerobos pe-gunungan Sorowako ke Wasuponda, Balambano, Karebbe lalu Malili. Jalur

ini cukup sulit, sebab terdapat jurang dan tebing licin. Pada masa itu, penghasilan utama masyarakat Sorowako adalah bertanidan mencari hasil hutan seperti damardan rotan. Yang dijual ke Malili untuk kebutuhan sehari-hari, seperti membeli ikan, hingga garam. Nurtolu beberapa kali mengangkutdamarnya ke Malili. Setiap 25 kg Da-mar,untuk membeli pakaian, gula, ga-ram, kopi, dan kebutuhan kecil lainnya. Warga Sorowako juga bekerja sebagai nelayan di Danau Matano.

Hidup Penuh Toleransi Di pesisir Matano, warga Sorowako tidak hidup sendiri. Mereka berdam-pingan dengan masyarakat adat Dongi. Saat ini, warga Dongi menetap di wila-yah Kopatea, dan sebagian lagi di Keca-matan Wasuponda. Mayoritas orang Dongi memeluk aga-ma Nasrani, dan orang Sorowako me-meluk Islam. Kehidupan terjalin de-ngan begitu baik. Dalam keseharian, orang Sorowako dan Dongi saling bantu dan bergotong royong. Kebun-

kebun mereka bahkan selalu bersisi-han agar saling jaga dari hama bina-tang. “Ibarat kata, orang Sorowako dan Dongi sudah satu piring,” kata Nurtolu.

Masa PergolakanOrang Sorowako dan Dongi perlahan mulai terpisah ketika terjadi pembe-rontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) antara tahun 1955-1965, pimpinan Kahar Muzakkar. Hal yang sama juga diungkapkan Mahade Tosalili. Menurutnya, teror menyebar ke mana-mana. Orang Dongi mengungsi ke berbagai tempat, mulai

dari Malili, Mangkutana, hingga Su-lawesi Tengah. Orang Sorowako me-milih Kampung Soluro seberang Da-nau Matano selama 11 tahun. Di Solu-ro, kehidupan bergerak lamban. Ma-kan seadanya. Sementara Sorowako dibumihanguskan. “Sedih sekali, jangan mi lagi ada kisah seperti itu, biarlah kami orang tua yang merasakannya,” katanya. Itulah sepenggal kisah Sorowako, yang kini tumbuh menjadi kota kecil yang penuh geliat. Penduduk yang makin beragam, namun kerukunan dan toleransi tetap ada. []

BPemandangan kota Sorowako saat dipotret dari udara beberapa waktu lalu.

egyp

t-beau

tyand

fitnessm

alta.com

S

Page 11: SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT

11DOKTER MENJAWAB

SAFETY

E D I S I 4 , J A N U A R I 2 0 1 4 I V E R B E E K

Gunakan Obat dengan BijakOleh dr Kristiawan Basuki (Occupational Health Specialist RS Inco)Agar terhindar dari praktik penggu-naan obat berlebihan, pasien perlu membekali diri dengan informasi yang tepat.

enggunaan obat secara rasional atau rational use of medicine (RUM) merupakan kampanye Badan Kesehatan Dunia (WHO) yangdisebarkan ke seluruh dunia, terma-suk di Indonesia. Saat ini, ada lebih dari 15.000 merek obat beredar di Indonesia, dan sekitar 6.000 di anta-ranya diperkirakan tidak rasional. Untuk itu, penggunaan obat secararasional mensyaratkan pasien menda-patkan obat yang tepat, dosis tepat, durasi cukup, dan murah. Penyalahgunaan obat yang paling sering ditemui adalah pemberian ter-lalu banyak obat atau polifarmasi, penggunaan antibiotik dan obat sun-tik, pemberian obat tidak sesuai pan-duan klinis, dan pasien “mengobati” dirinya sendiri. WHO mencontohkan, di negara berkembang, kurang dari 60% anak yang terkena diare akut mendapat oralit, sementara lebih da-ri 40% justru diberi antibiotik yang sebenarnya tidak perlu. Penggunaan obat tidak tepat mem-bawa banyak dampak negatif, di an-taranya kualitas terapi menurun. Aki-batnya, angka kesakitan dan angkakematian meningkat, risiko efek sam-ping meningkat, dan biaya mening-kat pula. Demi terhindar dari peng-obatan yang tidak rasional, lakukan langkah yang tepat.

1. Tepat Pemahaman Jangan artikan kunjungan ke dok-ter sebagai upaya minta obat. Kun-jungan ke dokter perlu dipahami se-

P bagai upaya konsulta- si dan diskusi menca- ri kejelasan penyebab sakit dan upaya me- minta diagnosis. Pasi- en sebaiknya tahu ka pan harus ke dokter sehingga ter- hindar dari kondisi mondar-mandir ke dokter.

2. Tepat Diagnosis Jika Anda pergi ke dokter, mintalah informasi sejelas mungkin tentang di-agnosis penyakit Anda. Sedangkan jika Anda langsung membeli obat bebas di apotek, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan apoteker.

3. Tepat Memilih Obat Pemberian obat harus berdasarkan diagnosis yang tepat, terbukti manfa-at dan keamanannya, serta mudah di-dapatkan. Jenis obat yang akan diguna-kan pasien jumlahnya seminimal mung-kin. Mintalah informasi lengkap kepa-da dokter seputar obat-obatan yang Anda dapatkan. Saat membeli obat be-bas, perhatikan komponen obat, indi-kasi, kontraindikasi, dosis, peringatan, efek samping, dan cara penyimpanan.

4. Tepat Indikasi Pasien diberikan obat dengan indi-kasi yang benar sesuai diagnosis dok-ter. Jika Anda mendapat antibiotik tan-pa bukti bahwa sakit Anda disebabkan oleh bakteri, tanyakan lebih lanjut.

5. Tepat Kondisi Ceritakan kondisi dan riwayat kese-hatan Anda saat berkonsultasi ke dok-ter. Riwayat alergi, kelainan ginjal ataukerusakan hati, serta kondisi khusus misalnya hamil atau sedang menyusui, perlu diketahui dokter. Anak-anak, ter-utama bayi dan balita, serta lansia ju-ga memerlukan penanganan yang ber-beda.

6. Tepat DosisDosis obat juga harus disesuaikan de-ngan usia, berat badan, maupun ke-lainan tertentu. Anda boleh bertanya kepada dokter, apakah dosis obat yang diberikan sudah tepat.

7. Tepat Cara, Frekuensi, dan Durasi Pemberian Misalnya balita Anda belum bisa menelan obat tablet, maka mintalah

obat dalam bentuk sirup. Khusus untuk puyer, pasien atau orangtua pasien sebaiknya menanyakan apa saja komponen obat di dalamnya dan tanyakan kegunaan serta efek samping tiap komponen. Selain itu, jika obat harus dikonsumsi tiga kali sehari selama 3-5 hari, patuhi atur-an tersebut demi keberhasilan peng-obatan dan menghindari resistensi.

8. Tepat Harga Anda perlu tahu bahwa pengguna-an obat tanpa indikasi, atau keadaan yang sama sekali tidak memerlukan obat, atau memberi obat dengan harga mahal tanpa alasan merupa-kan bentuk pembebanan terhadap pasien. Anda berhak meminta obat generik dengan manfaat yang sama dengan obat paten.

9. Tepat Informasi Obat bukan satu-satunya cara un-tuk sembuh. Sebagai contoh, pasien hipertensi tidak hanya harus minum obat, melainkan perlu menjaga pola makan.

10. Waspada Efek Samping Pasien berhak mengetahui, ada je-nis obat yang menimbulkan kantuk,jantung berdebar, mual, dan sebagai-nya. Selain membuat pasien lebih waspada, kepatuhan minum obat ju-ga meningkat. Jika Anda tahu efek sampingobat yang Anda minum membuat urin menjadi merah, Anda tentu sudah siap dan tidak akan menghentikan konsumsi obat. []

Mengenal Rambu Lalu LintasOleh Tim EHS Department PT Vale

ASebelum belajar mengendarai ken-daraan sebaiknya Anda memahami rambu lalu lintas. pakah Anda seorang yang ak- tif berkendara, baik untuk ke- giatan sehari-hari, untuk uru-san kerjaan, atau bahkan untuk hobi?Apakah Anda pernah melihat anak-

anak dan rekan memacu kendaraan melebihi kecepatan tertentu dan me-langgar rambu lalu lintas? Di hampir seluruh dunia, sebagian besar rambu lalu lintas menggunakan simbol yang sama. Rambu dan atur-an tersebut untuk meminimalkan dan mencegah angka kecelakaan. Di Indo-nesia, pada tahun 2012, menurut catat-an Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, sebanyak 29.654 orang meninggal aki-bat kecelakaan lalu lintas. Dengan kata lain, sekitar 2.471 orang meninggal setiap bulannya akibat kecelakaan lalu lintas, atau 82 orang setiap harinya. Pada Tahun 2013, dari Januari hing-ga Juni, setiap hari terjadi 244 kasus kecelakaan. Ironisnya, hampir 20% dari jumlah kasus itu melibatkan rema-ja di bawah usia 16 tahun. Untuk itu, sebaiknya Anda membe-

rikan perhatian dan penjelasan untuk menjaga keluarga dan rekan. Berikut beberapa aturan yang harus dan be-nar-benar dipahami sebelum memutus-kan untuk berkendara.

1. Pastikan calon pengendara telah cu- kup usia untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM), yakni 17 tahun. 2. Pastikan calon pengendara sudah mengerti aturan berkendara. 3. Jika perlu, sebaiknya calon pengen- dara dimasukkan kelas pelatihan kendaraan agar pemahamannya se- makin baik.4. Selalu mengingatkan pengendara dan jangan bosan untuk hati-hati dan ti dak memacu kendaraan melebihi kecepatan tertentu dan ugal-ugalan.5. Sebaiknya dampingi rekan dan kelu- arga saat awal-awal berkendara.

6. Sebagai orang yang sudah me- ngerti berikan contoh yang baik.

Hal yang paling penting adalah memberikan pemahaman untuk dapat dan mampu membaca setiap rambu lalu lintas di setiap sisi jalan. Sebab peletakkan rambu memiliki fungsi masing-masing. Misalnya, tanda di-larang parkir, tanda dilarang menda-hului, tanda berhenti, zebra cross, ti-kungan berliku, tikungan tajam dan lain-lain. Rambu lalu lintas yang se-ring kita jumpai dibagi menjadi tiga kelompok yakni:

1. Rambu peringatan untuk suatu bahaya.2. Rambu larangan dan amar perintah.3. Rambu yang diberikan untuk pe tunjuk. []

apotikm

elawai.com

Page 12: SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT

12 PEMDA MENYAPA V E R B E E K I E D I S I 4 , J A N U A R I 2 0 1 4

Bupati Lutim Ikuti Training Leadership di Negeri Kanguru

Program pelatihan kepemimpinan di-laksanakan untuk menciptakan pelu-ang dan inovasi. Bupati Luwu Timur, Andi Hatta Marakarma, sebelumnya telah mengikuti program "Executive Education Course on Transforming

Leaders (EECTL)" kerjasama Kemen-terian Dalam Negeri dengan Harvard Kennedy School Indonesia Program tahun 2012. Pada tahun 2013, Bupati Luwu Ti-mur kembali mengikuti program "Le-adership in Goverment for Senior Go-verment Executive Managers" di La

S

Trobe University, Australia. Keberangkatan Bupati Luwu Timur ke Negeri Kanguru ini didampingi Budiman, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnaker-transos) Kabupaten Luwu Timur. Kepala Disnakertransos, Budiman yang dihubungi via telepon, Jum-at mengatakan, pelatihan leadership ini dilakukan di dua tempat, yakni La Trobe University di Bendigo serta di Melbourne, Australia. Pelatihan ini di-laksanakan sejak tanggal 3 hingga 15 November 2013. Beberapa materi yang diajarkan, katanya, antara lain konsep utama kepemimpinan, teori kepemimpinan yang baik, studi kasus penerapan ke-pemimpinan yang baik di lapangan, serta inovasi maupun kreativitas ke-pemimpinan kepala daerah dalam ber-improvisasi memajukan pembangun-an melalui kebijakan, strategi, dan pelaksanaan kebijakan di lapangan.

Meskipun program berlangsung relatif singkat, materi yang disam-paikan oleh La Trobe University da-pat menjadi referensi untuk meng-analisis berbagai tantangan yang dihadapi daerah serta dapat dikem-bangkan oleh para peserta melalui inovasi dan kreativitas di masing-masing wilayah kerjanya. Di samping itu, sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia, pemahaman tentang Aus-tralia akan menjadi dan sangat pen-ting dikembangkan, agar hubungan antar negara semakin baik. Bahkan menjajaki peluang kerja sama bagi kedua belah pihak untuk memaju-kan daerah. Untuk pembiayaan program kerja sama selama di La Trobe University, Australia, biaya perjalanan pulang-pergi bersumber dari Anggaran Pen-dapatan dan Belanja Daerah asal pe-serta. (Humas Pemda Lutim) []

Kecamatan Wasuponda: Desa Parumpanai Sabet Dua Penghargaan dari PNPMKegotongroyongan senantiasa diuta-makan di Desa Parumpanai. esa Parumpanai, Kecamatan Wasuponda, tahun ini meneri- ma dua penghargaan sekaligus dari Program Nasional Pemberda-yaan Masyarakat (PNPM), yakni ka-tegori Performa dan Sinergitas Desa serta kategori Dukungan Pemerintah Desa. Penghargaan PNPM ini diberikan kepada 11 kepala desa di seluruh Kabupaten Luwu Timur, sebagai bentuk keberhasilan dan dukungan semua lapisan masyarakat dalam mewujudkan program nasional. Ke-pala Desa Parumpanai, Irsan HS, mengatakan, penghargaan tersebut merupakan motivasi dan hasil kerja keras seluruh masyarakat desa. “Di Parumpanai, warga desa akan senan-tiasa berjalan bersama bila program benar-benar untuk orang banyak,” katanya. Selama program PNPM berjalan, seluruh warga Desa Parumpanai me-nerima dengan baik. Ada banyak hal yang telah dilakukan dalam program tersebut, termasuk membuka akses jalan tani, membuat saluran irigasi,

Dhingga jembatan. Tahun ini, Desa Parumpanai mene-rima dana bergulir yang dikelola oleh desa sendiri. Menurut Irsan, dana ber-gulir itu diberikan untuk membantu petani dan rumah tangga miskin se-bagai bantuan modal. “Kami bersama masyarakat bersama-sama mengguna-kan bantuan dan mengawasinya. Ha-silnya, setiap orang yang memanfaat-kannya sampai sekarang tak ada yang menunggak,” ujarnya. Selain itu, dilakukan pula pemba-ngunan sarana pipa air bersih. Pro-gram ini dijalankan bersama masya-rakat setempat. PNPM menyediakan pipa untuk alat penunjang, sementara masyarakat desa secara swadaya dan bergotong royong menggali tempat penimbunan pipa dan mengangkut materialnya. Selama ini, masyarakat Parumpanai menggunakan air sumur dan memanfaatkan air sungai. Parumpanai adalah desa yang bera-da di atas gunung, aksesnya dijangkau dengan kendaraan roda dua dan em-pat. Luasnya mencapai 231 km per-segi, delapan dusun, dengan 800 KK. Penduduknya sebagian besar bekerja di sektor pertanian: menggarap sawah dan kebun. []

Kepala Desa Parumpanai, Irsan, memperlihatkan piagam perhargaan dari PNPM di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.

Page 13: SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT

13PEMDA MENYAPAE D I S I 4 , J A N U A R I 2 0 1 4 I V E R B E E K

Kecamatan Nuha: Desa Sehat MatanoDi Desa Matano, setiap lembaga berpe-ran dan mendapatkan hak suara.

elalui serangkaian seleksi pan- jang, dari tingkat kecamatan hingga kabupaten, akhirnya Desa Matano menjadi perwakilan desa sehat Kabupaten Luwu Timur untuk lomba Program Terpadu Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Terpilihnya Desa Mat-ano karena beberapa faktor, seperti ke-aktifan kelompok dasawisma, sanitasi

Myang berfungsi baik, partisipasi Posyan-du, hingga pemanfaatan pekaranganuntuk tanaman yang berguna. Tak hanya itu, pola hidup sehat ma-syarakat di Desa Matano nilai utama. Di Matano, sepanjang mata meman-dang tak akan menemukan genangan air yang bisa mengembangbiakkan nyamuk. Hal ini, kata Sekretaris Keca-matan Nuha, Manase, sebagai bukti ke-sadaraan masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan. Desa Matano berada di pesisir Danau Matano dan untuk menjangkaunya harus menggu-nakan perahu sekitar 45 menit dari So-rowako. Saat tim monitoring tingka pro- vinsi menyambangi Desa Matano dan mengunjungi 100 rumah yang menjadi model rumah sehat, mereka

berdecak kagum. Mereka menelisik ke-bersihan dapur hingga penggunaan jam-ban. Setelah melihat rumah sehat, tim mengunjungi Posyandu. Mengecek persediaan obat dan keaktifan ma-syarakat. Di Desa Matano, penguatan dan keterlibatan kaum perempuan sangat baik. Mereka bahkan ambil ba-gian saat dilakukan musyawarah desa. Faktor lainnya, komunikasi dan koordinasi dengan semuatokoh masyarakat sangatterjaga. Keamanan danketertiban di Desa Ma-tano sangat baik. Seo-rang penduduk menga-takan, hampir sepan-jang tahun di Desa Matano tak ada keributan

antar-pemuda. Singkat kata, Matanoadalah desa yang aman dan tentram. Secara umum, P2WKSS memiliki dela-pan program, yakni menanggulangi ke-miskinan dan kelaparan, mewujudkan pendidikan untuk semua, mendorong kesadaran gender dan pemberdaya-an perempuan, mengurangi kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan AIDS serta penya kit menular, memastikan kelesta- rian lingkungan hidup, dan mengembangkan kemitraan global. []

Kecamatan Malili: Puncak Indah Wakili Luwu Timur dalam Lomba Desa SIAGA

Desa Puncak Indah telah memprak-tikkan budaya hidup sehat.

etelah berhasil menyisihkan 10 desa dari 11 kecamatan dan ke lurahan se-Kabupaten Luwu Ti-mur beberapa waktu lalu, Desa Pun-cak Indah Kecamatan Malili menjadi wakil Kabupaten Luwu Timur dalam Lomba Desa SIAGA tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Pada Selasa, 10 September 2013, tim penilai tingkat provinsi sudah melakukan kunjungan lapangan, di-dampingi Wakil Bupati Luwu Timur Ir. H. Muhammad Thoriq Husler, Ca-mat Malili Andi Habil Unru, serta para Kepala SKPD dan masyarakat Desa Puncak Indah. Kompetisi desa SIAGA ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Luwu Timur nomor 174/VI/Tahun 2013

Stentang Penetapan Pemenang Lom-ba Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013. Desa SIAGA merupakan salah satu program nasional bidang kesehatan yang inisiatifnya muncul dari masya-rakat. Tujuan program ini adalah mem-bangun keadaan dan kesadaran ma-syarakat sebagai wujud kepedulian. Mampu mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehat-an masyarakat, seperti kurang gizi, penyakit menular, kejadian luar bia-sa, dan bencana dengan memanfaat-kan potensi setempat secara gotong royong sesuai dengan Kepmenkes No. 564/Menkes/SK/VII/2006. Dalam melakukan penilaian, salah satu indikator penting desa SIAGA adalah sudah terbangunnya kerja sama kemasyarakatan, sosial, dan

lingkungan antara semua forum. Pe-rangkat desa dan lembaga swadaya ma-syarakat menciptakan kesiapan dalam menghadapi keadaan. Kerja sama antara forum akan men-jadikan desa SIAGA memiliki hubungan harmonis, seperti BKB (Bina Keluarga Balita), BKL (Bina Keluarga Lansia), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Posyandu, serta Satgas Bencana dengan koordinasi dan pembinaan oleh instan-si/dinas terkait di tingkat kecamatan dan kabupaten. Salah satu kegiatan yang berjalan de-ngan baik di Desa Puncak Indah adalah senam sehat untuk ibu hamil dan lansia setiap bulan. Camat Malili, Andi Habil Unru, mengatakan, secara umum, tan-pa ada perlombaan masyarakat Malili sejak lama telah mempraktikkan pene-rapan desa SIAGA dalam kehidupan se-hari-hari. []

Page 14: SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT

14 KEMITRAAN V E R B E E K I E D I S I 4 , J A N U A R I 2 0 1 4

Dirintis atas kerja sama Pemerintah Kabupaten, PT Vale, dan lembaga swa-daya masyarakat.

alah satu indikator kesuksesan pembangunan adalah tingkat ke sehatan para lanjut usia (lansia). Menurut data Badan Pusat Statistik2009, umur harapan hidup para Lan-sia di Indonesia meningkat, yakni dari 68,6 tahun pada 2004 men-jadi 70,6 tahun 2009. Sedangkan dalam catatan Kemen-terian Koordinator Kesejahteraan Masyarakat, sejak 2010 telah terjadi ledakan jumlah lansia. Disebutkan, persentase penduduk lansia menca-pai 9,77 persen (2010) atau mencapai hampir 23 juta jiwa. Angka itu menempatkan Indonesiadengan jumlah lansia terbesar ke em-pat dunia setelah Cina, India, dan Je-pang. Sedangkan pada 2020 jumlah lansia Indonesia akan menembus 11,34% (28,8 juta orang). Tentu fenomena ini mengundang tantangan. Di satu sisi, usia hidup ma-nusia Indonesia bertambah, namun di

Ssisi lain para lansia perlu kesehatan yang terjaga. Sedangkan selama ini, dalam mindset orang Indonesia, lansia merupakan kelompok rentan yang hanya menjadi tanggungan keluarga, masyarakat, dan negara. Padahal bila lansia itu sehat, mereka dapat mandiri bahkan produktif. Maka pada 2009 silam, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kese-hatan, Kementerian Koordinator Kese-jahteraan Rakyat, dan Komisi Nasional Lanjut Usia (Komnas Lansia) menca-nangkan program yang dapat diterap-kan secara nasional untuk mengawal para lansia agar hidup layak dan sehat, yakni Posyandu Lansia. Di Luwu Timur, Posyandu Lansia te-lah dirintis di Desa Nikkel, Kecamatan Nuha tahun 2010. Aktivitas ini perta-ma kali dirintis bersama oleh Dinas Kesehatan Luwu Timur, LSM Hulu, PT Vale, Royal Medica, dan Puskesmas Ke-camatan Nuha. Dukungan PT Vale be-rupa pelatihan kader Posyandu Lansia, meyediakan KMS Posyandu Lansia dan penyediaan laboratorium sederhana. ”Meski Posyandu Lansia ini berada

di Desa Nikkel setiap tanggal 5 bulan-nya, warga lansia dari desa lain boleh berkunjung,” ujar Elva Hendarsin, Ko-ordinator Posyandu lan-sia Desa Nik-kel. Keberadaan Posyandu ini, tambah Elva, karena dari lima desa di Keca-matan Nuha, jumlah lansia terbanyak berada di Nikkel. ”Dalam pendataan kami, ada sekitar 500 orang lansia di Desa Nikkel,” tambah Elva. Layanan apa saja yang dimiliki Pos-yandu Lansia ini? Tentunya yang men jadi prioritas adalah yang berhubu-ngan dengan kesehatan. Mulai dari pengecekan kesehatan, pemberian vi-tamin dan makanan tambahan, hingga rekomendasi pengobatan ke RS Inco bila Posyandu Lansia tidak bisa mena-ngani. ”Layanan kesehatannya seperti pengecekan tekanan darah, kadar gula, dan berat badan,” ujar Elva. Selain itu, Posyandu Lansia juga ke-rap memberikan pembinaan dan pe-nyuluhan kesehatan. ”Materi yang di-berikan, misalnya, tentang pola hidup bersih sehat (PHBS), pengetahuan te-ntang penyakit degeneratif, dan wa-wasan lain yang diperlukan seorang lansia,” ujar Siskasofita Hatam, Health Education Officer PT Vale.

Sadar ke Posyandu Untuk memvariasikan kegiatan, se-tiap tiga bulan sekali, Posyandu Lansiamenggelar senam bersama. Setelah itu dibarengi dengan pemberian makanan dan vitamin tambahan. Setelah Posyandu Lansia ini berjalan selama tiga tahun terakhir, menurut Elva, tingkat kesehatan lansia semakin baik. ”Kesehatan mereka lebih baik, dan yang terpenting adalah kesadaran para lansia untuk datang ke Posyandu semakin baik,” tambah Elva. Meski demikian, menurut Elva dan Siska, akses Posyandu Lansia masih perlu lebih baik sehingga peminatnya lebih banyak. Jumlah kunjungan lansia setiap kali Posyandu digelar masih di angka 40-70 orang. []

Posyandu Lansia Desa Nikkel

Tetap Sehat di Usia Senja

Pemeriksaan rutin untuk para lansia akan membantu kontrol kesehatan setiap bulan.

P E R S I A PA N B AG I P R A - U S I A L A N J U T

K E S E H ATA N• Latihanfisik/olahragateratursesuai kemampuan.• Pengaturangizi/dietseimbang: diet rendah garam, gula, dan lemak, perbanyak sayur dan buah, minum susu tanpa lemak dan tinggi kalsium.• Lakukanpemeriksaankesehatan teratur. Minimal 6 bulan sekali.• Tetapmemeliharapenampilandiri yang rapi dan bersih.

E KO N O M I• Mempersiapkantabunganharitua.• Mengikutiasuransi.• Berwirausaha.

S O S I A L• Meningkatkanimandantakwa.• Setiadenganpasanganyangsah.• Kegiatansosialdikelompoklanjut usia dan masyarakat.• Sediakanwakturekreasi.• Tetapmengembangkanhobi.

PERILAKU YANG DIANJURKAN BAGI LANSIA

1. Mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa.2. Mau menerima keadaan, sabar, dan meningkatkan rasa percaya diri.3. Menjalani hubungan yang baik de- ngan keluarga dan sesama.4. Melakukan olahraga ringan setiap hari.5. Makan sedikit tapi sering pilihan menu makanan yang sesuai serta banyak minum.6. Berhenti merokok dan minum mi- numan keras. 7. Minumlah obat sesuai dengan an- juran dokter/petugas kesehatan.8. Mengembangkan hobi sesuai kemampuan diri.9. Tetap bergairah dan memelihara kehidupan seks.10. Memeriksan kesehatan dan gigi secara teratur.

MASALAH KESEHATAN YANG BERHUBUNGAN

DENGAN PRA-USIA LANJUT

1. Tekanan darah tinggi.2. Penyakit jantung.3. Penyakit pembuluh darah.4. Kegemukan (obesitas).5. Diabetes.6. Penyakit otot dan sendi. 7. Psikologis.8. Penurunan daya penglihatan, pen- dengaran, fungsi kunyah, massa otot, dan tingkat kebugaran tubuh.

S u m b e r : Ke m e n te r i a n Ke s e h at a n d a n B u ku Pa n d u a n Po s ya n d u L a n s i a Ko m n a s L a n s i a , 2 0 1 0 .

Posyandu Lansia Desa Nikkel.

Di posyandu lansia, para pe-serta melakukan tes tekanan darah, asam urat, hingga pe-riksa gula darah. Posyandu ini dilaksanakan setiap bulan.

Page 15: SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT

15KOMUNITASE D I S I 4 , J A N U A R I 2 0 1 4 I V E R B E E K

Orari Lokal Sorowako

Membantu komunikasi di daerah-dae-rah pelosok, membina calon amatir, hingga membantu komunikasi penye-lenggaraan Pemilu.

i tengah era telepon genggam yang semakin canggih dan ja- mak penggunaannya seperti saat ini, eksistensi radio panggil se-bagai alat komunikasi tidak lantas hi-lang. Apalagi bagi para penghobinya yang biasa disebut amatir radio. Di Sorowako, mereka tergabung dalam Orari Lokal Sorowako (Orlok Soro-wako). Aktivitas mereka tidak hanya nge-break alias ngobrol dan mengumpan informasi melalui radio panggil. Me-reka juga mendukung pemerintah dalam menyiapkan alat komunikasi radio panggil di daerah-daerah pelo-sok dan melakukan regenerasi bagi kaum muda. “Keahlian teman-teman di radio panggil membuat kami se-ring diandalkan banyak pihak untuk membantu membangun instalasi radio panggil maupun pembinaan teknis,” ujar Sekretaris Orari Lokal Sorowako, Samsul Rizal. Beberapa pihak yang mereka ban-tu saat ini, misalnya, Kecamatan Nu-ha yang ingin membangun instalasi radio di lima dusun terpencil, di an-taranya Dusun Bonepute, Landangi, dan Matano. “Sekarang ada arah-an dari pemerintah agar aparatnya menggunakan radio untuk komuni-kasi. Bukan HP, karena beberapa daerah sulit mendapat jaringan se-lular,” kata Samsul. Selain itu, Orlok Sorowako membi-na sekitar 20 orang anggota Tim SAR LIGAS untuk mendapat keterampil-an radio panggil. “Bagi tim SAR, ra-dio panggil sangat berguna dalam tindakan penyelamatan atau situasi darurat. Maka itu, kami melatih me-reka yang saat ini masih berstatus calon amatir,” timpal anggota Orlok Sorowako, Syaiful Amsal yang akrab disapa Ipung ini. Orlok Sorowako juga mendukung pembentukan Orlok Malili beberapatahun silam. Sebelum lahirnya Kabu-paten Luwu Timur, area Malili me-rupakan anggota Orlok Sorowako.

D

Selanjutnya, karena Malili kemudian menjadi ibukota kabupaten Luwu Ti-mur, anggota amatir radio di Malili me-mutuskan untuk membuat Orlok danberdiri mandiri. “Anggota Orlok Malili saat ini sangat berkembang. Kami ber-syukur ketika itu turut ambil bagian dalam pembentukannya,” ujar Samsul.

Bermula dari Eksplorasi Orlok Sorowako terbentuk 30 Mei 1983, sekaligus menjadi Orlok perta-ma dan tertua di daratan Sulawesi Se-latan, berbarengan dengan Orlok Pare-Pare. Orlok Sorowako berada di fre-kuensi 145.050 MHz. Orlok Sorowako meliputi area Wawondula dan Wasu-ponda. Anggotanya mencapai 329 orang dengan anggota aktif mencapai 160 breaker. Kata Rizal, lahirnya Orlok Sorowako tidak lepas dari keberadaan PT Vale (ketika itu masih bernama PT Inco). Pasalnya, beberapa founding father-nya merupakan pekerja di perusahaan tambang nikel tersebut. Di antaranya Eddy Supardjo, Jose A. Rizal, dan Jack Mawuntu. “Pak Eddy dan Pak Jose me-rupakan pilot pesawat eksplorasi PT Inco waktu itu. Merekalah yang me-ngenalkan amatir radio, yang pertama kali menggelar pelatihan, dan merin-tis organisasi ini,” ujar Samsul. Radio juga menjadi andalan komunikasi para pekerja PT Inco waktu itu. “Mereka menggunakan radio untuk kebutuhan eksplorasi. Karena waktu itu belum ja-man HP,” ungkap Samsul. Fungsi radio hingga saat ini juga ti-dak ditanggalkan para pekerja PT Vale.Apalagi bagi mereka yang bekerja diarea eksplorasi, keamanan dan keter-tiban (polisi atau DSS), pemadam ke-bakaran, navigasi bandara udara, dan paramedis. Radio tetap lebih diandal-kan ketimbang telepon genggam. “Awalnya, radio hanya untuk kebu-tuhan eksplorasi. Soalnya radio lebih praktis dan memiliki jangkauan yang lebih baik,” ujar Ipung.

Bankom dan Ham Festival Soal menyebar informasi, anggota Orlok Sorowako tak perlu diragukan.Radio yang selalu stand by di tangan, kerap diandalkan di beberapa kegiat-

an. Misalnya, sebagai Bankom (Bantu-an Komunikasi) ketika penyelengga-raan Pemilihan Umum. Tercatat, enam Pemilu nasional ter-akhir (sejak 1987 hingga 2009), ratu-san anggota Orlok Sorowako terjun menjadi Bankom, baik secara spontan maupun terencana. ”Bankom ini yang membantu meng-update perolehan suara di daerah-daerah pelosok dan koordinasi antar-panitia penyelengga-ra,” ungkap Samsul. Terkait Bankom, beberapa anggota Orlok juga direkrut sebagai anggota Bankompol (bantuan komunikasi po-lisi) yang bertugas sebagai first alert dan pemberi informasi keamanan dan ketertiban di Luwu Timur. Selain itu,

Orlok Sorowako juga kerap menyi-arkan kabar dan informasi terkait ke-butuhan darurat yang memerlukan respons cepat. Misalnya, ketika terjadi gempa, orang hilang, kebakaran, kece-lakaan lalu lintas, dan sebagainya. Orlok Sorowako juga aktif meng-gelar dan menghadiri acara temu muka atau Field Day dan Ham Fes-tival. Event terakhirnya pada Ham Festival di Bali (2006) dan di Jakarta pada 2012. Apa agenda Orlok Sorowako selan-jutnya? ”Dalam waktu dekat kami akan menggelar musyawarah lokal sebagai agenda daerah dan untuk menggairahkan kembali kepengu-rusan,” ujar Samsul. []

SEJARAH AMATIR RADIO DI INDONESIA Orang-orang yang mempunyai hobi di bidang teknik transmisi radio dan elektronika akrab dengan media spektrum gelombang. Kare-na spektrum gelombang yang merupakan salah satu sumber daya alam, maka kegiatan ini diatur dan diawasi oleh badan-badan telekomunikasi di setiap negara. Di Indonesia orari bermula di Jakarta dan Jawa Barat, diprakarsai oleh kaum muda. Tahun 1965, mahasiswa publisistik dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia membuat ”radio perjuangan” bernama Radio Ampera. Setelah itu, bermunculan radio amatir lainnya seperti Radio Fakultas Tek-nik Universitas Indonesia, Radio Angkatan Muda, Kayu Manis, dan Draba. Namun semuanya belum ada izin, sebab amatir radio belum diatur peme-rintah. Tahun 1966 dibentuklah Persatuan Radio Amatir Djakarta yang ke-mudian menjadi pelopor kelahiran Orari, seperti Willy A. Karamoy, Ismet Hadad, dan Rusdi Saleh. Dan tahun 1967 lahirlah Peraturan Presiden No. 21 yang mengatur tentang kegiatan radio amatir di Indonesia. Di usianya yang ke-42 tahun, Orari telah memiliki 32 perwakilan tingkat daerah dan 367 tingkat lokal di seluruh Indonesia. Orari adalah bagian dari International Amateur Radio Union (IARU). Sehingga regulasinya pun patuh terhadap peraturan International Telecommunication Union (ITU).

Sekretariat Orari Lokal SorowakoJl. Gamalama No.8.PO BOX 115 Sorowako, Sulawesi Selatan, 92984.

Page 16: SOSOK - vale.com · DAUR ULANG TAS DARI KAUS BEKAS KOMUNITAS > HAL15 RADIO AMATIR ORARI LOKAL SOROWAKO EDISI 4, JANUARI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT

16 EVENTV E R B E E K

EDISI 4J A N U A R I 2 0 1 4

Bantilang Gelar Pesta Panen

Perputaran uang perdagangan meri-ca di Desa Bantilang, mencapai Rp10 miliar setiap minggu. atusan orang berkumpul pada sebuah tenda besar di lapangan desa, berbagai macam pe-nganan terhidang di empat meja besar. “Saya bersyukur. Inilah wu-jud kegembiraan kita karena Tuhan masih memberikan rahmat dan alam yang subur untuk kita semua,” kata Arifin, Kepala Desa Bantilang. Jika sebelumnya Bantilang me-laksanakan pesta panen dengan se-derhana, maka pada Sabtu 18 Janu-ari 2014, sebuah acara yang meriah dilakukan di lapangan dan dihadiri Bupati Luwu Timur Andi Hatta Ma-rakarma, Wakil Bupati Luwu Timur Muhammad Thorig Husler, Camat Towuti Muhammad Salman, unsur kepolisian, penyuluh pertanian ke-camatan dan kabupaten, SKPD, dan Direktur Eksternal Relations and Corporate Affairs PT Vale Basri Kamba. Bantilang adalah salah satu dari 18 desa di Kecamatan Towuti, Luwu Timur. Desa ini terletak di seberang Danau Towuti. Untuk menjangkau-nya bisa menggunakan perahu sela-ma 1,5 jam atau melalui jalur darat selama 3 jam dari Timampu. Sejak beberapa tahun lalu, Banti-lang dikenal sebagai primadona atau sentra perkebunan merica. Di desa inilah merica terhampar sejauh mata memandang, di punggung-punggung bukit, ataupun di halaman belakang rumah. Saat melakukan perjalanan menyusuri jalan desa, beberapa orang terlihat sedang menjemur merica. “Merica membawa kebahagiaan bagi kami. Dan untuk itulah kami menjaga

dan merawatnya,” kata Arifin. Merica, bagi Arifin, adalah sebu-ah gerakan. Dia bersama perangkat desa mengeluarkan Peraturan Desa (Perdes) tentang wajib tanam merica minimal 50 pohon. "Jika sebelumnya, banyak orang yang mengandalkan hasil penjualan kayu secara ilegal, sejak saat itu sebagian besar beralih menjadi petani merica. Dalam kurun 2007-2010, kegiatan pertanian merica menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari program Comdev PT Vale (saat itu PT Inco)," kata Miftahuddin Hadilang, salah seorang tim inti PTPM. Hasil budidaya tanaman merica ini menggembirakan. Angka kemiskinan menurun, penerima bantuan Raskin tinggal beberapa orang. Bahkan per-kelahian di kalangan anak muda yang dulu kerap terjadi, kini semua beru-bah. “Sejak ada merica, ndak ada mi berkelahi. Karena sibuk berkebun,” kata Rais, seorang petani merica.

Seminar Merica Sehat Tak hanya menggelar pesta panen, masyarakat Bantilang pun mengada-kan seminar untuk mengetahui bu-didaya merica yang baik. Seminar ini terlaksana atas kerja sama Pemerin-tah Daerah melalui tenaga penyuluh dan PT Vale yang mendatangkan seo-rang pakar pertanian dari IPB melalui konsultan A+ CSR Indonesia. Arifin mengatakan, beberapa tahun terakhir penyakit mulai muncul, se-perti akar busuk, kanker batang, dan beberapa lainnya. Dengan kemampu-an sederhana, masyarakat melakukan eksperimen untuk menaklukkan hama penyakit. Namun, semua sia-sia. Jadi tak ada pilihan selain membuka lahan baru, padahal hal itu memerlukan wak-

Rtu dan tenaga yang besar. Mendengar keluhan itu, Bupati Luwu Timur, Andi Hatta Marakarma menga-takan akan mencari solusi terbaik. “Se-minar dan pelatihan yang dilaksanakan ini adalah bagian dari menjawab dan mencari solusi,” katanya. Selama ini, kerjasama tiga pilar an-tara masyarakat, pemerintah, dan per-usahaan melalui program PTPM dihar-dapat menjangkau dan benar-benar mengerti kebutuhan masyarakat, ter-utama dalam bidang pertanian. “Kami sadar, tenaga penyuluh di Kabupaten dan Kecamatan sangat kurang. Untuk itu, melalui perusahaan kami ucapkan terima kasih telah mendatangkan pa-kar pertanian, semoga setelah seminar dan pelatihan kita dapatkan cara pe-nanggulan penyakit ini,” tambahnya.

Rp10 Miliar Perminggu Desa Bantilang memiliki kontur ta-nah yang beragam, dari mulai tanah yang landai untuk pertanian sawah dan tanah berbukit. Di desa ini, sekitar 90 persen penduduknya berprofesi se-bagai petani merica. Catatan Pemerintah Desa, setelah program pengembangan dan pembe-

rian bantuan modal usaha dari pe-merintah dan perusahaan, petani mampu menghasilkan 8 hingga 10 ton merica per-hektar. “Sebelumnya, dengan pengolahan lahan seadanya kami hanya mampu menghasilkan 4 ton merica per-hektar,” katanya. Dengan hasil produksi yang me-limpah, para petani dan perangkat desa membuat koperasi agar ha-sil panen dan harga jual terjaga. Di Bantilang, perputaran perdagangan merica mencapai Rp10 miliar per minggu. “Perputaran uang ini cukup tinggi. Kami berharap pemerintah mendatangkan kantor BPD di Banti-lang, agar masyarakat dapat menge-lola uangnya,” lanjut Arifin. Menurut Andi Hatta, itu dapat di-wujudkan. Apalagi Kabupaten Luwu Timur sebagai pemegang saham terbesar BPD Sulselbar setelah Pe-merintah Provinsi Sulawesi Selat-an. Keberadaan lembaga keuangan menjadi penting di Bantilang kare-na jarak menuju Wawondula, seba-gai ibukota kecamatan, cukup jauh. Kendala transportasi melalui jalur penyeberangan hanya dua kali seha-ri menyulitkan mobilitas warga. []

Pesta panen Desa Bantilang.

Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarma dan Wakil Bupati Luwu Timur Muhammad Thoriq Husler, menyalami warga Desa Bantilang, saat perayaan pesta panen, Sabtu 18 Januari 2014.

"Merica membawa kebahagiaan bagi kami. Dan untuk itulah kami menjaga dan merawatnya,” A r i f i n ( Ke p a l a D e s a B a n t i l a n g, Ke c a m at a n Tow u t i )