SOSIOSFIR

44
1 SOSIOSFIR

description

SOSIOSFIR. Sosiosfir. Lingkungan yang tercipta akibat interaksi antar manusia secara menalar. Pola pikir seseorang: Sikap, pengetahuan, kepercayaan dan norma. Pola pikir  menentukan perilaku. Perilaku juga dipengaruhi oleh: sumber daya dan pendapat panutan masy. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of SOSIOSFIR

Page 1: SOSIOSFIR

1

SOSIOSFIR

Page 2: SOSIOSFIR

2

Sosiosfir

Lingkungan yang tercipta akibat interaksi antar manusia secara menalar.

Pola pikir seseorang:

Sikap, pengetahuan, kepercayaan dan norma.

Pola pikir menentukan perilaku

Page 3: SOSIOSFIR

3

Perilaku juga dipengaruhi oleh: sumber daya dan pendapat panutan masy.

Pengalaman dan sumber daya terus berubah perilaku berubah

Kemampuan sosial hewan diturunkan secara genetis berupa instink

Manusia: perilaku sosial tidak diturunkan secara genetis, tetapi didapat setelah lahir karena kontak sosial

Page 4: SOSIOSFIR

4

Sosiosfir dan Kesehatan

Penyakit kejiwaan

Budaya dan penyakit:

- Menunjang kesehatan

- Netral: penggunaan ornamen untuk menjaga kesehatan

- Tidak menunjang kesehatan: perilaku tidak higienis

Page 5: SOSIOSFIR

5

Demografi

Membahas ttg: Jumlah penduduk (sensus)

Pertumbuhan penduduk laju pertumbuhan penduduk (r: rata2 pertumb. pend/tahun)

Piramida penduduk

Penyebaran penduduk

Page 6: SOSIOSFIR

6

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk

Alamiah: angka kelahiran > angka kematian

Non Alamiah: perpindahan penduduk

Page 7: SOSIOSFIR

7

Piramida Penduduk

Komposisi penduduk:

• Sumber daya manusia

• Dasar pengambilan kebijakan

• Studi komparatif antar daerah

• Proses demografi

Page 8: SOSIOSFIR

Piramida penduduk

8

1970

1980

19902000

Page 9: SOSIOSFIR

Pertumbuhan penduduk

• Rumus pertumbuhan geometrik, angka pertumbuhan penduduk ( rate of growth atau r ) sama untuk setiap tahun, rumusnya:   

Pt = P0 (1+r)t

Dimana

• P0 adalah jumlah penduduk awal

• Pt adalah jumlah penduduk t tahun kemudian

• r adalah tingkat pertumbuhan penduduk • t adalah jumlah tahun dari 0 ke t.

9

Page 10: SOSIOSFIR

10

Penyebaran Penduduk

• Urbanisasi

• Transmigrasi

Page 11: SOSIOSFIR

• Indikator Persebaran Penduduk. • Kepadatan penduduk berkaitan dengan daya dukung

(carrying capacity) suatu wilayah. Indikator yang umum dipakai adalah Rasio Kepadatan Penduduk (density ratio) yaitu rasio yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau berapa banyaknya penduduk per kilometer persegi pada tahun tertentu.

• Rumus   Jumlah penduduk

Rasio kepadatan penduduk = ------------------------------

  Luas wilayah (km2)

 

11

Page 12: SOSIOSFIR

12

Parameter Sosiofir

• CDR (Crude Death Rate): Indonesia: thn 1980: 7,9/1000 penduduk thn 1990: 7,5/1000 pendudukKondisi pelayanan kesehatan

• CBR (Crude Birth Rate): Indonesia: thn 1980: 28,7/1000 penduduk thn 1990: 25,3/1000 penduduk

Page 13: SOSIOSFIR

13

• IMR (Infant Mortality Rate): Indonesia: thn 1980: 112/1000 kelahiran hidup thn 1990: 74/1000 kelahiran hidup thn 2001: 50/1000 kelahiran hidup

Kualitas lingkungan tempat tinggal bayi, sanitasi dan pelayanan air bersih, pemukiman, gizi, kesejahteraan ibu, imunisasi

• Usia harapan hidup (eo): Indonesia: thn 1980: 50 th laki2 54 th perempuan thn 2001: 65,92 th laki2 69,90 th perempuan

Page 14: SOSIOSFIR

14

Penyakit Bawaan Sosiosfir

Karena kebiasaan atau budaya:

Penyakit Menular: Yang ditularkan dari orang ke orang; penyakit fekal-oral; lewat media air, udara, makanan, dan vektor

Penyakit tidak menular: gaya hidup

Page 15: SOSIOSFIR

PENYAKIT Malnutrisi

Minuman keras

Merokok Kurang OR

Tekanan hidup

Pencemaran Udara

-Kardio-vaskuler

-Jantung

-Hipertensi

XX

XX

XX

XX

XX

XX

X

X

XX

XX

XX

XX

XX

XX

Kanker-colorectal

- paru-paru

XX

XX X

Cirrhosis XX

Diabetes XX XX XX XX

15

Page 16: SOSIOSFIR

16

Pencegahan Penyakit Bawaan Sosiosfir

• Perubahan perilaku

Kesadaran Stimulasi

MotivasiPerubahan Perilaku

Page 17: SOSIOSFIR

17

Peran Wanita

• Berperan besar dalam pendidikan di rumah

• Wanita perlu pengetahuan yang baik

Page 18: SOSIOSFIR

18

Pengelolaan Sosiosfir

Usaha yang dapat dilakukan:

• Administratif: peraturan

• Pendidikan

• Pelayanan

Page 19: SOSIOSFIR

MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN SANITASI

b. Biaya fasilitas air bersih dan sanitasi seringkali terlalu tinggi bagi masyarakat pedesaan , sehinga perlu dicari teknologi biaya rendah yang tepat-guna.

a. Kesadaran akan manfaat air bersih sangat rendah, pelayanan kesehatan dan ketersediaan pangan yang bermutu juga sangat rendah; kesemuanya membantu meningkatkan resiko akan terjadinya epidemi penyakit bawaan air .

Page 20: SOSIOSFIR

d. Kelembagaan di pedesaan sangat lemah, juga tenaga terampil sangat kurang.

c. Kebiasaan dan kepercayaan yang menghambat pendayagunaan air bersih dan sanitasi lebih sulit diubah bila dibandingkan teradap masyarakat miskin di perkotaan .

Page 21: SOSIOSFIR

Kesemuanya ini menyebabkan sulitnya perkembangan penyediaan air bersih ( pab ) dan sanitasi yang telah ada. Oleh karena itu faktor-faktor tersebut di atas patut diperhatikan dalam penanganan penyediaan air bersih dan sanitasi di pedesaan ( 1 ).

Page 22: SOSIOSFIR

Definisi Pendidikan HigieneMembagi informasi dengan ( calon ) pemakai, bagaimanamendapatkan manfaat yang sebesar-besarnaya dari pengelolaan air buangan (pab) dan sanitasi.

MANFAAT

• Kesehatan• Sosial – Ekonomi• dll.

DAMPAK PADA BALITA

• Angka sakit• Penyebab kematian < 1 tahun : 16 % karena DIARE <, > 1 tahun : 26 % karena DIARE

Page 23: SOSIOSFIR

Usaha KelompokRuang lingkup pendidikan kesehatan dapat dirangkum kembali sbb :

• Pemakai harus tahu tentang penyakit bawaan air,

– Jenisnya

– Kerugian yang disebabkannya

– Bagaimana mencegahnya

• Mereka harus tahu bagaimana mengatasi penyakit tersebut ,

yang antara lain tentunya bagaimana mendapatkan fasilitas

pab dan sanitasi

• Bagaimana cara pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas

yang diperlukan

Page 24: SOSIOSFIR

• Bagaimana menyimpan dan menggunakan air

bersih

• Bagaimana menggunakan fasilitas yang tersedia

• Bagaimana memelihara kesehatan diri dan

sekitarnya

• Harus pula diketahui keuntungan yang dapat

diperoleh dari adanya fasilitas tersebut,

disamping keuntungan kesehatan.

Page 25: SOSIOSFIR

Strategi

• Multidisiplin

• Bottom Up

• Jangka Panjang

Page 26: SOSIOSFIR

Memahami MasyarakatKelompok ini perlu bekerja sebelum proyek pab masuk ke daerah.

Tim sudah harus tahu data apa yang diperlukan untuk memahami masyarakat

calon pemakai , yang antara lain adalah sbb. ( 6 ) :

• keadaan sumber-sumber air , fasilitas yang paling

tepat guna untuk daerah tersebut secara teknis

• Kebiasaan masyarakat setempat mengambil,

memakai dan menyimpan air, kebiasaan buang air

besar, persepsi tentang penyakit, kepercayaan yang

berhubungan dengan perilaku sanitasi ini.

Page 27: SOSIOSFIR

• Adakah kebiasaan, kepercayaan atau sikap yang

mendukung, netral, ataupun menghambat untuk

mendapatkan manfaat kesehatan dari pab dan sanitasi

• Adakah faktor-faktor pada masyarakat yang patut

diperhatikan dalam penentuan lokasi, jenis, bentuk

fasilitas

• Tingkat melek hurup dan pengetahuan masyarakat

tentang pab dan sanitasi

• Adakah tenaga terampil, bahan bangunan, lembaga

yang dapat melanjutkannya kegiatan ini apabila

konstruksi telah selesai?

• bagaimana masyarakat setempat dapat berpatisipasi

dalam kegiatan pendidikan ?

Page 28: SOSIOSFIR

Dari pengetahuan, dan data yang terkumpul,

kelompok selanjutnya secara bersama dapat

membahas cara terbaik untuk merencanakan,

melaksanakan dan mengoperasikan pab, sanitasi

dan pendidikan kesehatan.

Page 29: SOSIOSFIR

Perubahan• Alamiah

• Direncanakan

BERUBAH :• Jangka panjang • Usia muda lebih mudah• Kebiasan yang perlu diubah - dipilih yang

merugikan

Page 30: SOSIOSFIR

30

PropinsiPerdesaan

Sendiri Bersama Umum Tidak ada Jumlah

Nanggroe Aceh Darussalam 80,60 7,90 4,28 7,21 100,00

Sumatera Utara 51,38 14,31 20,90 13,42 100,00

Sumatera Barat 52,82 21,53 13,12 12,53 100,00

Riau 48,75 8,20 7,02 36,04 100,00

Jambi 52,64 14,95 5,03 27,39 100,00

Sumatera Selatan 48,05 19,03 4,31 28,61 100,00

Bengkulu 70,83 15,94 5,98 7,25 100,00

Lampung 75,05 16,75 2,40 5,80 100,00

Bangka Belitung 41,76 34,99 18,54 4,71 100,00

DKI Jakarta - - - - -

Jawa Barat 52,39 20,82 21,18 5,61 100,00

Jawa Tengah 50,71 28,37 14,56 6,37 100,00

D I Yogyakarta 52,03 25,04 6,48 16,45 100,00

Jawa Timur 50,22 28,01 15,03 6,74 100,00

Banten 46,69 23,50 17,92 11,89 100,00

Sumber: BPS: Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004

Fasilitas Air Minum

Page 31: SOSIOSFIR

31

PropinsiPerdesaan

Sendiri Bersama Umum Tidak ada Jumlah

Bali 46,70 22,81 15,17 15,33 100,00

Nusa Tenggara Barat 24,27 38,89 30,42 6,42 100,00

Nusa Tenggara Timur 10,13 27,28 48,72 13,87 100,00

Kalimantan Barat 15,68 3,71 4,59 76,02 100,00

Kalimantan Tengah 23,51 7,10 2,75 66,64 100,00

Kalimantan Selatan 35,06 15,19 16,61 33,14 100,00

Kalimantan Timur 41,64 7,56 9,34 41,46 100,00

Sulawesi Utara 41,51 29,88 22,17 6,44 100,00

Sulawesi Tengah 44,17 21,47 19,47 14,89 100,00

Sulawesi Selatan 35,03 33,53 18,43 13,02 100,00

Sulawesi Tenggara 40,77 28,07 20,82 10,34 100,00

Gorontalo 27,19 41,90 21,15 9,76 100,00

Maluku 16,34 18,42 57,18 8,06 100,00

Maluku Utara 26,31 33,46 29,57 10,66 100,00

Papua 19,88 15,19 15,35 49,58 100,00

Sumber: BPS: Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004

Page 32: SOSIOSFIR

32

Sumber Air Minum di Kalimantan Barat (2006)

Page 33: SOSIOSFIR

33

Metoda pembuangan tinja setempat (Depkimpraswil, 2005)

Tangki Kolam/Sawah sungai/danau Lobang tanah pantai/kebon lainnya Jumlah

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Wilayah

2001 2002 2003 2001 2002 2003 2001 2002 2003 2001 2002 2003 2001 2002 2003 2001 2002 2003 2001 2002 2003

Sumatera 31,26 41,00 42,57 3,29 3,31 3,29 17,87 18,13 15,98 26,27 28,01 29,04 4,97 6,36 6,41 5,88 3,19 2,72 89 100 100

Jawa + Bali 52,86 52,44 54,13 5,32 5,35 5,44 18,57 17,30 15,37 16,39 18,24 18,81 4,48 5,48 5,07 2,38 1,19 1,17 100 100 100

Kalimantan 31,06 29,95 36,99 1,13 0,79 1,01 31,44 32,56 25,32 27,96 29,77 31,09 5,41 4,28 3,09 3,02 2,66 2,51 100 100 100

Sulawesi 37,73 36,51 47,48 1,10 1,32 0,97 12,76 15,27 11,48 23,33 22,47 21,88 20,13 17,47 14,50 4,95 6,96 3,70 100 100 100 NTT, NTB, Maluku, Papua

16,94 52,30 37,22 1,25 0,52 1,45 8,95 10,86 12,21 15,83 22,04 25,11 10,48 8,75 18,88 6,56 5,52 5,13 60 100 100

Indonesia Barat 38,78 42,79 45,50 3,57 3,52 3,59 20,83 20,73 17,63 23,15 24,94 25,87 4,89 5,64 5,28 3,99 2,38 2,14 95 100 100 Indonesia Timur 27,33 44,41 42,35 1,18 0,92 1,21 10,86 13,06 11,84 19,58 22,26 23,49 15,31 13,11 16,69 5,76 6,24 4,41 80 100 100

Indonesia 40,06 39,65 43,87 6,02 5,79 5,52 23,48 22,93 20,12 21,81 23,83 23,32 5,19 5,55 5,12 3,44 2,25 2,05 100 100 100

Page 34: SOSIOSFIR

34

Cakupan pelayanan Sarana dan Prasarana Air Limbah Domestik di Indonesia Tahun 2000 (Depkimpraswil, 2005)

On-site (28,10%)PERKOTAAN (37,52%)

PERDESAAN(36,50%)

AKSES KE PS&S ALNASIONAL100%

CATATAN: RASIO PENDUDUK KOTA DAN DESA MENURUT BPS 2000 ADALAH 42% :58%\(*) KONDISI TAHUN 2000

Off-site (1,26%)

On-site (21,96%)

Off-site (0%)

Sebagian besar tidak berfungsi dengan baik karena

pemeliharaannya belum memadai misalnya: belum

secara reguler disedot lumpurnya

Tanpa diolah (8,16%)

Tanpa diolah (14,54%)

TIDAK TERDETEKSI (25,98%)

Page 35: SOSIOSFIR

35

Fasilitas pembuangan tinja di Kalimantan Barat (2006)

Page 36: SOSIOSFIR

36

Peran Serta Masyarakat (Belajar dari Bangkok, Maret 2006)

RECYCLING BANK

Page 37: SOSIOSFIR

37

RECYCLING BANK

• Dikembangkan di pemukiman kelas menengah bawah

• Organisasi: Kelompok masyarakat (umumnya ibu-ibu)

• Keuntungan: penghasilan tambahan bagi masyarakat s.d 400 bath (Rp.100.000)/minggu bagi setiap KK

Page 38: SOSIOSFIR

38RECYCLING BANK

Page 39: SOSIOSFIR

39

Page 40: SOSIOSFIR

40

Sampah Organik EM (Effective Microrganism)

Page 41: SOSIOSFIR

41

EM skala besar

Page 42: SOSIOSFIR

42

Perbaikan kualitas air kanal dengan

EM

Page 43: SOSIOSFIR

43

Page 44: SOSIOSFIR

44