Sosiologi Agama - UAS - Laporan Penelitian 'Pergerakan MHTI Dalam Menegakkan Khilafah Islamiyah'

20
LAPORAN PENELITIAN “Pergerakan MHTI dalam menegakkan Khilafah Islamiyah” Oleh: Vanny Rosa Marini (1113051000025) 1. Latar Belakang Menurut pamflet yang diberikan MHTI (Muslimah Hizbut Tharir Indonesia) ketika melakukan open house di Saung depan Perpustakaan Utama UIN pada 28 November lalu, menjelaskan bahwa Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik internasional yang berideologi Islam. Hizbut Tahrir berdiri pada tahun 1953 di al-Quds (Baitul Maqdis), Palestina. Gerakan yang menitikberatkan perjuangan membangkitkan umat di seluruh dunia untuk mengembalikan kehidupan Islam melalui tegaknya kembali Khilafah Islamiyah ini dipelopori oleh Syeikh Taqiyuddin an- Nabhani. Beliau adalah seorang ulama alumni al-Azhar, Mesir dan pernah menjadi hakim di Mahkamah Syariah di Palestina. Hizbut Tahrir kini telah berkembang ke seluruh negara Arab di Timur Tengah, termasuk di Afrika seperti Mesir, Libya, Sudan dan Aljazair juga ke Turki, Inggris, Perancis, Jerman, Austria, Belanda dan negara-negara Eropa lainnya hingga ke Amerika Serikat, Rusia, Uzbekistan, Tajikistan, Kirgistan, Pakistan, Malaysia, Australia sampai ke negara kita Indonesia. Hizbut Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an dengan merintis dakwah di kampus-kampus besar di seluruh Indonesia. Pada era 1990-an ide-ide dakwah Hizbut Tahrir merambah ke masyarakat melalui berbagai aktivitas dakwah di masjid, perkantoran, perusahaan, kampus dan perusahaan.

description

Merupakan laporan penelitian lapangan tentang bagaimana perjuangan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia dalam mendakwahkan umat (semua agama) akan urgensinya penerapan hukum-hukum Islam dalam bernegara

Transcript of Sosiologi Agama - UAS - Laporan Penelitian 'Pergerakan MHTI Dalam Menegakkan Khilafah Islamiyah'

Page 1: Sosiologi Agama - UAS - Laporan Penelitian 'Pergerakan MHTI Dalam Menegakkan Khilafah Islamiyah'

LAPORAN PENELITIAN“Pergerakan MHTI dalam menegakkan Khilafah Islamiyah”

Oleh: Vanny Rosa Marini (1113051000025)

1. Latar Belakang

Menurut pamflet yang diberikan MHTI (Muslimah Hizbut Tharir Indonesia) ketika

melakukan open house di Saung depan Perpustakaan Utama UIN pada 28 November lalu,

menjelaskan bahwa Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik internasional yang

berideologi Islam. Hizbut Tahrir berdiri pada tahun 1953 di al-Quds (Baitul Maqdis),

Palestina. Gerakan yang menitikberatkan perjuangan membangkitkan umat di seluruh

dunia untuk mengembalikan kehidupan Islam melalui tegaknya kembali Khilafah Islamiyah

ini dipelopori oleh Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani. Beliau adalah seorang ulama alumni al-

Azhar, Mesir dan pernah menjadi hakim di Mahkamah Syariah di Palestina.

Hizbut Tahrir kini telah berkembang ke seluruh negara Arab di Timur Tengah,

termasuk di Afrika seperti Mesir, Libya, Sudan dan Aljazair juga ke Turki, Inggris, Perancis,

Jerman, Austria, Belanda dan negara-negara Eropa lainnya hingga ke Amerika Serikat,

Rusia, Uzbekistan, Tajikistan, Kirgistan, Pakistan, Malaysia, Australia sampai ke negara kita

Indonesia.

Hizbut Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an dengan merintis dakwah di

kampus-kampus besar di seluruh Indonesia. Pada era 1990-an ide-ide dakwah Hizbut Tahrir

merambah ke masyarakat melalui berbagai aktivitas dakwah di masjid, perkantoran,

perusahaan, kampus dan perusahaan.

Tidak seperti Hizbut Tahrir di negara lain, yang para anggota muslimah nya masih

menginduk ke anggota lelakinya ketika berdakwah, namun di dalam ruang lingkup Hizbut

Tahrir di beberapa negara termasuk Indonesia ternyata ada wadah sendiri untuk menaungi

para akhwat (perempuan)nya. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia atau yang biasa disebut

MHTI juga bergerak menyebarkan ide-ide dakwah di kampus, melakukan beberapa

kegiatan khusus akhwat seperti mentoring, diskusi, talk show, seminar dan lain-lain dalam

rangka membina mahasiswa menjadi sosok revolusioner yang berideologi Islam.

Page 2: Sosiologi Agama - UAS - Laporan Penelitian 'Pergerakan MHTI Dalam Menegakkan Khilafah Islamiyah'

Niat baik MHTI tak langsung bisa diterima mentah-mentah oleh masyarakat umum,

tak jarang berbagai predikat kurang baik atau pandangan miring terlanjur melekat dalam

tubuh MHTI. Banyaknya tudingan yang tidak mengenakkan pun rasanya sudah menjadi

‘makanan sehari-hari’ bagi mereka, aksi penolakkan dari saudara seiman pun tak jarang

mereka hadapi. Dari kalangan intelektual sampai masyarakat awam yang belum pernah

menerima materi dakwah MHTI bisa dipastikan langsung menganggap MHTI adalah

sekumpulan perempuan yang fanatik terhadap kehidupan Islam atau arab.

Karena jalan dakwah memang tidak dilengkapi dengan fasilitas layaknya hotel

bintang lima, namun adalah jalan terjal berbatu dan berduri yang hampir selalu ditemui.

Menegakkan Khilafah Islamiyah yang dirasa memang sulit atau bahkan mustahil bagi

sebagian orang tak menyurutkan semangat para pejuang muslimah ini. MHTI secara haqqul

yaqin dengan pertolongan dan izin Allah suatu saat Khilafah Islamiyah in sya Allah bisa

berdiri dengan kokoh. Yang terus mereka lakukan hanyalah berdakwah dengan cara

memberikan pemikiran-pemikiran yang diharapkan bisa menyadarkan umat supaya rindu

terhadap kehidupan yang bersistem islam namun tetap dengan jalan damai.

2. Metode Penelitian

Disini saya akan menggunakan metode penelitian kualitatif, menggali data dengan

cara observasi lapangan dan wawancara narasumber yang diharapkan akan memberi hasil

informasi dan laporan yang akurat.

3. Kerangka Teori

Beberapa indikator teori Karl Marx ialah mempelajari tentang kehidupan

berkelompok dimana dalam suatu kelompok tersebut ada tingkatan-tingkatan atau

stratanya serta mencari tahu adakah konflik dalam kelompok tersebut.

Dalam tema laporan ini yaitu “Pergerakan MHTI dalam menegakkan Khilafah

Islamiyah” merupakan relasi teori dari Karl Marx yang merupakan Marxisme dan Teori

Kritis. Teori kritis yaitu kritik atas teori yang terdiri dari: 1) Kritik terhadap teori marxian,

determinisme mekanistik yang tidak memusatkan pada aspek lain, seperti eliminasi sosial.

2) Kritik terhadap Positivisme, kehidupan sosial yang dilihat sebagai proses alamiah

Page 3: Sosiologi Agama - UAS - Laporan Penelitian 'Pergerakan MHTI Dalam Menegakkan Khilafah Islamiyah'

sehingga susah memasuki perubahan. 3) Kritik terhadap sosiologi, sosiologi tidak cukup

bisa memberikan perubahan kepada masyarakat karena terlalu ilmiah, pandangan yang

menghilangkan unsur individu.

4. Hasil Penelitian

4.1 Kegiatan Dakwah MHTI terkait Khilafah Islamiyah

Berawal pada tahun 2008 Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sepakat untuk memberi

jalan sendiri pada anggota muslimahnya untuk melakukan dakwah secara mandiri khusus

hanya kepada kaum perempuan di masyarakat luar pada semua level dan jenjang

pendidikan. MHTI merambah dakwah dari kampus-kampus, perkantoran, majelis ta’lim

ibu-ibu hingga ke sekolah-sekolah.

MHTI mengaku dalam berdakwah tidaklah terikat waktu, bagi MHTI setiap waktu

adalah dakwah. Mereka berprinsip bahwa dakwah adalah sebagai poros kehidupan, semua

aktivitas selain dakwah itu selalu mengitari dakwah tersebut. Ber-amar ma’ruf nahi

munkar, memberi nasihat, berbicara santai sambil menyelipkan anjuran-anjuran syar’i

itulah dakwah, jadi berada dimanapun dan kapanpun bisa sambil berdakwah.

Namun dalam mengembangkan dakwah tersebut agar lebih luas dan lebih besar lagi

diadakan fokus dakwah tersendiri seperti dengan cara menyelenggarakan open house

sebulan sekali, kajian rutin atau talkshow di kampus-kampus, masyarakat, dan wilayah

lainnya dengan tujuan supaya kegiatan dakwah lebih terorganisir.

Dalam rangka membuka kesadaran rakyat untuk taat kepada hukum islam dan

membangun Khilafah Islamiyah Hizbut Tahrir Indonesia menggunakan beberapa media

contohnya official website yang sudah dilengkapi streaming kajian atau kegiatan yang

diselenggarakan HTI, buletin Al-Islam yang terbit setiap hari jum’at, majalah Al-Wa’ie,

tabloid Media Umat hingga radio HTI. Menurut pengamatan saya, para MHTI juga turut

membantu menyebarkan tabloid Al-Islam di setiap hari jumat. Mereka menaruh tabloid

tersebut dengan jumlah yang lumayan banyak pada spot-spot tertentu dan salah satu

tempatnya adalah di Area Akhwat Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 4: Sosiologi Agama - UAS - Laporan Penelitian 'Pergerakan MHTI Dalam Menegakkan Khilafah Islamiyah'

Banyaknya isu miring menyangkut dakwah MHTI yang kadang disebut utopis,

ekstrim bahkan fanatik akan Khilafah Islamiyah juga anggapan-anggapan tidak

mengenakkan yang sering datang bahkan dari sesama muslim tidak kemudian menciutkan

semangat para pejuang MHTI. Mereka hanya berusaha selalu meyakini bahwa dakwah

mereka tidaklah menyimpang atau berlebihan, mereka mengaku berdakwah dengan

mengikuti cara berdakwah yang dilakukan Rasulullah SAW dahulu. Rasulullah yang

menikmati perih dan sakitnya berdakwah tidak pernah gentar, ragu-ragu atau mundur.

Begitu pula dengan MHTI mereke cenderung tidak menghiraukan berbagai angin miring

yang menerpa sambil terus berusaha mencerdaskan umat, menyatukan pikiran dan

menyamakan pandangan bahwa mereka saudara seiman yang sedang rindu akan

kehidupan islam dan berusaha mengembalikannya.

MHTI hanya menyesalkan mengapa banyak orang Islam yang menganggap aneh

gerakan dakwah mereka, dimana sesama mulim seharusnya saling menghargai dan

mendukung bukannya saling bermusuhan. Musuh kita bukanlah sesama muslim, sesama

muslim tidak perlu saling menjatuhkan cara dakwah tiap-tiap golongan yang berbeda-beda

selama mereka masih dalam jalur ahlus sunnah wal jama’ah. Musuh umat muslim yang

sesungguhnyaadalah kafir harbi fi’lan yaitu kafir yang memerangi kaum muslim

menggunakan ghazwul fikr atau perang pemikiran yang menjajah umat Indonesia secara

halus sekali. Maka dari itu MHTI merasa perlu adanya upaya dakwah untuk mencerdaskan

dan menyadarkan umat tak terkecuali dengan membangun pola berpikir untuk

menerapkan hukum Islam secara totalitas yaitu dibawah naungan Khilafah Islamiyah.

Sampai saat ini diakui MHTI pelan tapi pasti semakin banyak masyarakat yang

antusias dengan dakwah mereka, semakin banyak masyarakat yang berkenan mengikuti

acara-acara mereka. MHTI kini juga mendapat respon positif dari para dosen UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terkait Khilafah Islamiyah yang dulunya menganggap mereka utopis.

Kini langkah MHTI selanjutnya tinggal semakin meyakinkan umat bahwa Khilafah bisa

berdiri tegak dengan cara menggambarkan konsepnya secara lebih jelas lagi. Saat ini

sedikit-sedikit namun pasti umat semakin sadar akan urgensi Khilafah Islamiyah.

Page 5: Sosiologi Agama - UAS - Laporan Penelitian 'Pergerakan MHTI Dalam Menegakkan Khilafah Islamiyah'

Metode dakwah MHTI adalah dengan menyalurkan pemikiran-pemikiran yang

terkonsep jelas, rencana kedepan MHTI adalah ingin semakin menggambarkan sistem

Khilafah dalam segala bidang seperti politik, ekonomi, pendidikan secara tuntas dan detail

dengan lebih massive dan lebih besar lagi kepada masyarakat dengan harapan masyarakat

bisa mempunyai gambaran langsung tentang sistem Islam dan semakin rindu akan

berdirinya sistem Islam secara totalitas.

Indikator teori yang saya temukan dalam tema ini ialah sebagai berikut, Hizbut

Tahrir adalah suatu tingkat tertinggi dalam organisasi ini dimana ia menaungi Hizbut Tahrir

dari seluruh negara termasuk HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), dibawah HTI ada sebuah

tempat lagi yang khusus menaungi para muslimahnya yaitu MHTI. Pergerakan MHTI dalam

menegakkan Khilafah Islamiyah tidak selalu berjalan mulus namun seringkali menuai

berbagai pandangan miring dan protes yang menyebabkan sebuah konflik-konflik kecil

walaupun beberapa konflik tersebut tidak berbuntut panjang.

4.2 Sasaran Dakwah MHTI

Islam sebagai agama yang kaffah yang tidak hanya mengatur masalah ibadah dan

muamalah namun mengatur serta sampai ke masalah-masalah pribadi manusia juga

termasuk didalamnya membatasi pergaulan antara lelaki dan perempuan supaya tidak

terlalu dekat yang dimana dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah. Berangkat dari situ

sehingga Islam mensyariatkan interaksi terpisah antara lelaki dan perempuan kecuali jika

ada uzur yang syar’i. Di dalam ruang lingkup Hizbut Tahrir Indonesia juga ternyata benar-

benar ingin menerapakan syariat Islam tersebut sehingga MHTI mengadakan dakwah

secara terpisah sendiri hanya kepada masyarakat perempuan dan generasinya. Karena

diharapkan ketika MHTI sudah berfokus berdakawah hanya kepada perempuan, bisa

mencakup lebih banyak objek dakwah.

Perempuan adalah ummu wa robbatul bait yaitu ibu (atau calon) dan pengatur

rumah tangga juga sebagai pencetak generasi. Seorang pencetak generasi haruslah cerdas

dalam memahami agamanya sendiri, memilki keilmuan yang tinggi dan berkualitas supaya

bisa mencetak keturunan yang berkualitas pula. Karena alasan kepedulian inilah MHTI ingin

Page 6: Sosiologi Agama - UAS - Laporan Penelitian 'Pergerakan MHTI Dalam Menegakkan Khilafah Islamiyah'

bisa lebih dekat dengan para wanita di luar sana supaya mendekat kepada Allah, taat

kepada hukum-hukumnya demi menjadikan wanita sebagai pemroduksi generasi yang

berkualitas. Dengan cara seperti itu MHTI bisa lebih fokus kepada masalah seputar

kewanitaan dan membantu para wanita menyelesaikan problemnya dengan cepat, benar

dan syar’i. MHTI lebih lanjut sering membahas isu-isu khusus kewanitaan yang sedang

berlangsung yang biasanya tidak diketahui oleh kaum laki-laki sehingga ketika isu-isu

seputar wanita itu muncul sebuah permasalahan MHTI bisa dengan mudah mengetahui

dan bisa dengan langsung membantu mencarikan jalan keluarnya. MHTI ingin menjadikan

wanita sebagai generasi yang cerdas dalam membina keluarga yang berlandaskan hukum-

hukum Islam.

MHTI berusaha menyampaikan dakwah dengan menggunakan asupan-asupan

pemikiran yang berdasarkan al-Qur’an dan Hadits secara damai tanpa kekerasan atau

pemaksaan kepada semua level masyarakat. Hingga saat ini MHTI memiliki beberapa

kontak penanggung jawab dari berbagai jamaah dari kalangan intelektual atau

cendekiawan, siswa dan mahasiswa, majelis ta’lim, rohis rumah sakit, hingga para calon

legislatif. Dengan memperbanyak link dari semua kalangan masyarakat akan

mempermudah jalan MHTI dalam memerikan materi dakwah sehingga ketika hendak

mengadakan acara dakwah bisa dengan mudah tinggal menghubungi penanggung jawab

suatu komunitas masing-masing dan kegiatan bisa segera dilangsungkan.

Memang respon yang diterima masyarakat berbeda-beda, jika dalam suatu daerah

tidak pernah mendapat materi dakwah MHTI dan yang sampai kepada mereka hanyalah

berita miringnya bisa jadi membutuhkan waktu yang lama untuk meyakinkan masyarakat

pada daerah tersebut untuk mempercayai ajaran-ajaran yang dibawa MHTI. Namun bisa

juga didaerah lain yang jarang tersentuh pemikiran islam dan sedang rindu akan kehidupan

islam atau komunitas tersebut sudah sering terkontak dengan MHTI bisa juga dengan

mudah menerima dakwah MHTI. Dengan interaksi yang terus-menerus diharapkan semakin

menghilangkan asumsi negatif masyarakat terhadap MHTI.

MHTI juga berharap dengan pendekatan seperti itu bisa semakin meyakinkan

masyarakat umum akan urgensinya penerapan hukum Islam secara menyeluruh dengan

Page 7: Sosiologi Agama - UAS - Laporan Penelitian 'Pergerakan MHTI Dalam Menegakkan Khilafah Islamiyah'

menegakkan Khilafah Islamiyah. MHTI tidak pernah memaksakan kepada setiap masyarakat

untuk turut bergabung dalam kegiatan dakwah MHTI, dan tidak pernah memaksa kepada

tiap individu yang pernah mengikuti kegitatan MHTI untuk juga memilih jalan untuk

berdakwah bersama mereka. Paling tidak ketika masyarakat sudah paham bahwa hukum

Islam harus dilaksanakan secara menyeluruh, mereka sudah bisa menanamkan pemikiran-

pemikiran yang islami tersebut kegenerasi-generasi mereka yang selanjutnya,

membentengi diri dan keluarga dari ghazwul fikr atau perang pemikiran yang sekuler,

pluralis atau liberal. Karena yang terpenting bagi MHTI adalah masyarakat meskipun tidak

tergabung dengan MHTI mereka sudah tercerdaskan dan semakin sadar bahwa kita harus

memiliki satu visi dan tujuan yang sama yaitu memperjuangkan hukum-hukum Islam yang

wajib diterapkan secara totalitas, menegakkan syariah secara kaffah dan tidak setengah-

setengah dibawah naungan khilafah demi menggapai ridho dari Allah SWT untuk

kelangsungan kehidupan beramasyarakat yang baik di dunia dan terlebih di akhirat nanti.

Indikator teori yang saya temukan dalam tema ini ialah sebagai berikut, ketika MHTI

menggelar kajian dakwah tentang Khilafah Islamiyah disauatu daerah yang belum pernah

mereka datangi, belum pernah mendapat pengetahuan tentang Khilafah Islamiyah dan

hanya mendengar kabar miring tentang MHTI maka saat itulah konflik muncul. Bisa

dimungkinkan terjadinya perang pemikiran, aksi saling bantah ataupun protes.

4.3 Langkah-langkah MHTI dalam mewujudkan berdirinya Khilafah Islamiyah

MHTI mengaku langkah-langkah untuk perwujudan Khilafah Islamiyah mereka

mencontoh beberapa tahapan yang dilakukan Rasulullah dulu yaitu yang pertama adalah

tatsqif atau pembinaan.

Untuk menegakkan khilafah kita butuh adanya perubahan sistem, namun

perubahan sistem itu tidak akan terjadi jika individu-individu dalam negara ini tidak

memahami Islam. Perubahan sistem bisa terjadi jika masyarakat sudah memahami betul

tentang pemikiran islam, jika masyarakat bisa bersatu menjadi satu visi dan tujuan serta

berpikir untuk menegakkan sistem yang sama dan sudah menginginkan sistem Khilafah,

Page 8: Sosiologi Agama - UAS - Laporan Penelitian 'Pergerakan MHTI Dalam Menegakkan Khilafah Islamiyah'

maka kita tinggal meminta kekuasaan itu dan perubahan sistem akan sangat mungkin

untuk segera dilakukan.

Sehingga hal-hal kecil yang bisa dilakukan MHTI mulai dari hal yang paling

sederhana adalah membina individu-individu tersebut, karena dengan membina individu,

individu itu akan tercerdaskan dan semakin taat dengan hukum-hukum Allah, semakin

paham dengan sistem Islam. MHTI membina para individu tersebut dengan selalu

mengingatkan untuk Sholat Malam, memperbanyak tilawah al-Qur’an, perbanyak

membaca buku-buku Islam. Setelah memahami buku-buku Islam, barulah memhami buku

lain sehingga para individu bisa meng-compare dan menemukan pemikiran sendiri.

Sehingga seorang individu tadi tidak hanya mempunyai kedekatan dengan Allah tapi juga

mempunyai pikiran yang lebih global yang bisa menguntungkan banyak ummat. Setelah

satu individu sudah dengan mudah dibimbing, akan ada gerakan pembinaan yang lebih

besar lagi yaitu dengan pembinaan masyarakat.

Yang kedua yaitu interaksi dakwah kepada umat dengan betul-betul masuk

ketengah-tengah umat dengan aksi pencerdasaan secara besar-besaran. Selain

menggambarkan sistem islam, juga akan diperlihatkan tentang kerusakan sistem demokrasi

yang berjalan saat ini, menjelaskan kerusakan sistem demokrasi itu dibagian mana saja

sehingga umat akan semakin sadar bahwa sistem pemerintahan yang sedang berjalan saat

ini tengah bobrok karena tidak berlandaskan al-Qur’an dan Hadits yang kemudian

diharapkan dari umat adalah kerinduan mereka berkehidupan dibawah sistem Islam.

Setelah melewati tahapan pertama dan kedua, dan ketika umat sudah bersatu

membentuk suatu pergerakan yang besar dalam satu pemikiran, satu perasaan dan satu

tujuan untuk menerapkan syariat Islam secara total, maka itulah saatnya melangkah

kepada tahapan yang ketiga yaitu tatbiqul ahkam atau penerapan hukum. Tahapan ini

merupakan awal kebangkitan umat Islam, tahapan ini adalah awal kehidupan baru Daulah

Islamiyah yang telah dinanti-nantikan oleh Hizbut Tahrir yang tersebar di seluruh negara.

Saat ini HTI telah mencapai tahapan kedua akhir, yaitu tahapan dimana tinggal

menunggu naik selangkah lagi menuju ke tahapan ketiga yaitu penerapan hukum. Karena

dari Hizbut Tahrir skala internasional sudah semakin banyak orang-orang yang

Page 9: Sosiologi Agama - UAS - Laporan Penelitian 'Pergerakan MHTI Dalam Menegakkan Khilafah Islamiyah'

menginginkan diterapkannya Khilafah Islamiyah termasuk dari kalangan orang-orang barat.

MHTI yakin-seyakin yakinnya meskipun dirasa sulit untuk membangun Daulah Islamiyah

namun suatu saat Islam akan kembali berjaya dan memimpin dunia. Yang bisa mereka

lakukan sekarang sembari menunggu tahapan terakhir tersebut hanyalah terus berdakwah

dengan tetap mengikuti cara Rasulullah yang dinilai ampuh dan menyerahkan hasilnya

kepada Allah SWT.

Indikator teori yang saya temukan dalam tema ini ialah sebagai berikut, MHTI dalam

melakukan pembinaan memulai dari ruang lingkup yang paling kecil yaitu kepada individu

kemudian meningkat ke ruang lingkup yang lebih besar lagi yaitu terjun langsung ke

tengah-tengah masyarakat dengan aksi pencerdasan secara massive.

4.4 Sistem keanggotaan MHTI

Berbeda dengan organisasi lain, MHTI benar-benar menginginkan para anggotanya

sebagai pejuang sejati yang cerdas bukan sekedar ikut-ikutan atau main-main ketika ingin

bergabung dengan MHTI. Sehingga untuk menjadi anggota MHTI ada proses pencerdasan

atau pembelajaran terlebih dulu yang biasanya dilakukan dengan mentoring. Seorang

individu akan diberi pelajaran-pelajaran keislaman, dibekali pemikiran-pemikiran yang

sesuai hukum-hukum Islam, diberi pengetahuan secara intensif. Jadi ketika individu sudah

dianggap mumpuni dan ilmu nya cukup maka ia dipersilahkan untuk memilih masuk

kedalam keanggotaan MHTI atau tidak. Karena syarat menjadi anggota MHTI adalah orang

yang sudah paham betul dengan pemikiran Islam, kemudian jika dia sudah paham betul

dengan Hizbut Tahrir baru ia bisa bergabung.

Dalam pemilihan anggota siapa saja yang telah mengikuti kegiatan mentoring

mempunyai kesempatan yang sama untuk masuk kedalam tubuh MHTI dan berdakwah

bareg. Lamanya waktu mentoring tidak mempengaruhi cepat atau tidaknya seseorang bisa

masuk kedalam MHTI. Semua tergantung komitmen dan kesungguhan tiap individu yang

ingin bergabung, siapa yang punya keinginan kuat dan komitmen harus berusaha

mendalami ilmu islam. Dalam perekrutan anggota tidak ada waktu yang secara resmi

Page 10: Sosiologi Agama - UAS - Laporan Penelitian 'Pergerakan MHTI Dalam Menegakkan Khilafah Islamiyah'

menyatakan perekrutan secara berkala, jadi siapapun yang ingin menimba ilmu di MHTI

kapanpun bisa langsung menghubungi para anggota MHTI.

MHTI percaya semua level masyarakat dari segala jenjang pendidikan ketika ia

sudah mempunyai pemikiran kuat tentang Islam mereka memiliki potensi yang sama besar

untuk menegakkan Khilafah Islamiyah bersama-sama, sehingga semua masyarakat dari

segala umur boleh bergabung dalam gerakan dakwah ini.

Namun, struktur keanggotaan MHTI sama saja seperti organisasi yang lain yang

memiliki ketua hanya lebih simple saja dari segi jumlahnya dan tidak terlalu terstruktur

secara formal. Di dalam suatau chapter atau bagian daerah hanya ada satu PJ (Penanggung

Jawab) yang bertugas sebagai manajemen sekaligus ketua atau pengontrol tiap chapter.

Dalam pemilihan penanggung jawab juga tidak berdasarkan lama atau tidak nya ia

menjadi anggota, namun berdasarkan pemikiran karena memang MHTI mengandalkan

pada kekuatan pemikiran. jika dirasa seseorang sudah kuat pemikirannya tentang hukum-

hukum Islam dan mampu menjalankan amanah sebagai penanggung jawab maka ia bisa

langsung menjabat sebagai penanggung jawab.

Anggota yang lain bertugas mengatur kegiatan-kegiatan dakwah MHTI,

menghubungi penanggung jawab dari tempat-tempat yang akan dikunjungi,

mempersiapkan kebutuhan konsumsi dan peralatan, mengumpulkan massa, menyebarkan

flyer atau pamflet. Semuanya dilakukan bersama-sama tanpa ada pembagian fungsi lebih

khusus lagi. Karena memang struktur keanggotaan MHTI hanya ada satu penanggung

jawab dan sisanya adalah anggota biasa. Namun semuanya memiliki tanggung jawab yang

sama serta harus memiliki komitmen kuat dalam satu misi dan visi yaitu mencerdaskan

umat dalam rangka membangun kesadaran akan pentingnya penegakkan hukum-hukum

islam secara sempurna dibawah naungan Khilafah.

Indikator teori yang saya temukan dalam tema ini ialah sebagai berikut, di dalam

MHTI tentunya terdapat struktur keanggotan namun hanya terdiri dari 2 tingkatan yaitu

Ketua (atau Penanggung Jawab) dan sisanya adalah anggota.

Page 11: Sosiologi Agama - UAS - Laporan Penelitian 'Pergerakan MHTI Dalam Menegakkan Khilafah Islamiyah'

4.5 Masyarakat di luar MHTI memandang kegiatan dakwah MHTI dalam upaya

menegakkan Khilafah Islamiyah

Tidak semua orang-orang dari kalangan yang lebih ‘alim menyetujui gerakan

dakwah MHTI, saya ambil contoh orang ‘alim dari kalangan intelek yaitu salah satu dosen

UIN yang memberi pernyataan bahwa golongan yang berkoar-koar ingin menegakkan

Khilafah Islamiyah adalah mereka yang tidak tau sejarah peradaban islam. Beliau

mengingatkan jangan sekali-kali melupakan sejarah tidak lupa beliau menceritakan betapa

bobroknya sistem Khilafah sepeninggal Rasulullah dan Khulafa al-Rasyidin. Yaitu para

khalifah yang sukanya berjudi, mabuk-mabukan dan main wanita. Hingga kini dosen

tersebut menganggap bahwa demokrasi adalah sistem yang best of the best untuk

Indonesia dan dunia. Menurut beliau, sistem Khilafah adalah sistem pemerintahan yang

otoriter dimana warga tidak akan mempunyai hak bebas untuk berdemokrasi. Beliau juga

menyatakan bahwa sistem Khilafah yang benar hanya pada saat masa kepemerintahan

Rasulullah dan Khulafa al-Rasyidin yang sangat dekat dengan demokrasi namun dosen

tersebut tidak menjelaskan lebih lanjut sistem seperti apa yang dinyatakan persis dengan

demokrasi.

Masih dari jajaran dosen UIN, ada seorang dosen lagi yang menyatakan bahwa

terlepas dari pemerintahan Rasulullah dan Khulafa al-Rasyidin sistem Khilafah yang ‘benar’

hanya pada tiga masa kepemerintahan yaitu Al-Ma’mun, Harun al-Rasyid dan Umar bin

Abdul Aziz. Sisanya adalah para khalifah yang ‘melenceng’ dari syariat islam.

Begitu pula dengan masyarakat umum yang belum pernah menerima materi

dakwah yang dibawa oleh MHTI masih cenderung menganggap MHTI adalah sebuah

golongan pergerakan para perempuan yang utopis dan fanatik. Karena belum pernah

menerima materi dakwah MHTI maka mereka ini masih belum pro terhadap berdirinya

Khilafah Islamiyah, masyarakat masih menganggap bahwa sistem Islam dibawah naungan

Khilafah adalah sistem pemerintahan yang otoriter karena hanya ada satu kepemerintahan

untuk semua sistem termasuk ekonomi, pendidikan, hukum dan lain-lain.

MHTI yang menginginkan hukum-hukum Islam diterapkan secara totalitas

menyatakan bahwa tidak akan bisa sistem Islam berjalan secara sempurna tanpa adanya

Page 12: Sosiologi Agama - UAS - Laporan Penelitian 'Pergerakan MHTI Dalam Menegakkan Khilafah Islamiyah'

Khilafah Islamiyah dan menegakkan Khilafah Islamiyah merupakan salah satu cara untuk

menjalankan syariat Islam secara sempurna. Masyarakat di luar masih menganggap

pernyataan tersebut tidak bisa dijadikan hujjah karena merupakan pendapat yang

subyektif.

Seorang mahasiswi UIN menyatakan bahwa mendukung berdirinya Khilafah

Islamiyah tidak termasuk menerapkan syariat secara sempurna karena didalam dua sumber

hukum syara’ yaitu al-Qur’an dan Hadits tidak terdapat nash atau teks yang secara jelas

menyatakan bahwa sebuah negara harus mendirikan pemerintahan dengan sistem Khilafah

Islamiyah.

MHTI sendiri mengakui bahwa memang didalam al-Qur’an dan Hadits tidak ada dalil

yang secara khusus dan spesifik menyatakan bahwa sebuah negara harus menjadikan

Khilafah Islamiyah sebagai sistem pemerintahannya, namun ada banyak ayat-ayat al-Qur’an

yang menyiratkan bahwa menerapkan hukum dan sistem Islam secara totalitas adalah

wajib. Contohnya adalah pada surah an-Nisaa’ ayat 13 yang artinya “Itulah batas-batas

(hukum) Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan RasulNya, Dia akan memasukkannya

kedalam surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya.

Dan itulah kemenangan yang agung.” Dan pada surah al-Ma’idah ayat 1 yang artinya

“Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan yang Dia kehendaki.” Dan dalam

salah satu kaidah ushul fiqh, perintah mengerjakan sesuatu berarti perintah pula

mengerjakan wasilah-wasilahnya. Disini yang berlaku sebagai wasilah yaitu Khilafah

Islamiyah itu sendiri yang akan mengantarkan kepada pemberlakuan syariat Islam secara

totalitas.

MHTI juga mengingatkan kita bahwa hukum-hukum Allah harus dipatuhi tanpa

terkecuali jika kita tidak ingin menjadi orang yang munafik, berdalil menggunakan surah an-

Nisaa’ ayat 61 yang artinya “Dan apabila dikatakan kepada mereka, ‘Marilah (patuh)

kepada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul.’ (niscaya) engkau

(Muhammad) melihat orang-orang munafik menghalangi dengan keras darimu.” MHTI

senantiasa khawatir pada keadaan masyarakat yang belum sadar akan pentingnya

penerapan hukum-hukum Islam.

Page 13: Sosiologi Agama - UAS - Laporan Penelitian 'Pergerakan MHTI Dalam Menegakkan Khilafah Islamiyah'

Indikator teori yang saya temukan dalam tema ini ialah sebagai berikut, terjadinya

konflik di kalangan cendekiawan maupun mahasiswa yang masih belum mendukung aksi

dakwah MHTI dalam upaya penegakkan Khilafah Islamiyah menunjukkan bahwa MHTI

masih menimbulkan konflik walaupun tujuannya MHTI adalah baik. Konflik yang

ditimbulkan memang tidak sampai menimbulkan aksi-aksi ekstrim yang besar namun hanya

sekedar pada perang pemikiran dan aksi-aksi yang terselubung seperti suatu kelompok

mewanti-wanti untuk tidak mendekati MHTI bahkan ada yang tidak memperbolehkan

anggotanya untuk bergabung dalam gerakan yang dilakukan MHTI.

5. Penutup

Hizbut Tahrir adalah partai politik islam yang berlandaskan pada hukum-hukum

yang telah ditetapkan oleh al-Qur’an dan Hadits sehingga Hizbut Tahrir memilih jalan

kampanye nya sendiri diluar demokrasi. Hizbut Tahrir memiliki misi dan tujuan untuk

mengembalikan lagi kehidupan islam, untuk menerapkan hukum-hukum Islam secara

totalitas supaya tidak terjadi kerusakan yang semakin besar di bumi ini yang semua itu bisa

terlaksana jika Khilafah Islamiyah bisa berdiri di bumi ini.

Hizbut Tahrir terutama di Indonesia tidak memilih masuk ke jajaran parlemen yang

diisi berbagai macam partai politik demokrasi seperti sekarang karena ia tau banyak sekali

sandiwara dan pemalsuan di dalam parlemen yang memang sudah diatur oleh Undang-

Undang dimana pembuatan UU nya tidak berdasarkan al-Qur’an dan Hadits. HTI tidak

mendaftarkan dirinya secara resmi dalam parlemen dan memilih berjuang menegakkan

kehidupan islam diluar panggung parlemen demokrasi.

MHTI sebagai bagian dari Hizbut Tahrir memiliki misi yang lebih fokus mengarah

kepada permasalahan wanita dan generasinya, memilih memfokuskan dakwah tentang

Daulah Islamiyah kepada kaum wanita yang masih awam.

Tujuan utama MHTI sebagai bagian dari HTI dan Hizbut Tahrir seluruh dunia adalah

menerapkan hukum dan sistem Islam secara totalitas dengan menjadikan Khilafah

Islamiyah sebagai wasilah atau tangga yang akan mengantarkan kepada penerapan hukum

Islam tadi secara kaffah.

Page 14: Sosiologi Agama - UAS - Laporan Penelitian 'Pergerakan MHTI Dalam Menegakkan Khilafah Islamiyah'

6. Daftar Pustaka

Djalil, A. Basiq. Ilmu Ushul Fiqh Satu & Dua. Jakarta: Kencana, 2010.

Kahmad, Dadang. Sosiologi Agama. Bandung: Rosdakarya, 2009.

Narasumber : Sari Yulianti

Jabatan di MHTI : Penanggung Jawab MHTI Chapter Kampus UIN & Ciputat