Sosialisasi API
-
Upload
feby-pramutadi -
Category
Documents
-
view
50 -
download
0
Transcript of Sosialisasi API
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
SELAMAT DATANG
Di
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
Tipe Madya Pabean Soekarno Hatta
Banten, 17 Oktober 2012
2
Kementerian Perdagangan
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
KETENTUAN ANGKA PENGENAL
IMPORTIR (API)
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
POKOK-POKOK PENGATURAN
A. LATAR BELAKANG
B. DASAR HUKUM
C. PENGERTIAN API
D. JENIS API
E. HUBUNGAN ISTIMEWA
F. BARANG INDUSTRI TERTENTU
G. PENERBIT API
H. PERSYARATAN API
I. PENILAIAN KEPATUHAN (POST AUDIT)
J. KEWAJIBAN
K. KETENTUAN SANKSI
L. DATA API
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
A. LATAR BELAKANG
1. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaku
impor;
2. Mendorong pengembangan industri di dalam
negeri;
3. Meningkatkan keadilan (fairness) di antara pelaku
impor;
4. Meningkatkan kredibilitas dari para pelaku impor.
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
B. DASAR HUKUM
1. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR
27/M-DAG/PER/5/2012 TANGGAL 1 MEI 2012
TENTANG KETENTUAN ANGKA PENGENAL IMPORTIR
(API)
2. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR
59/M-DAG/PER/9/2012 TANGGAL 21 SEPTEMBER
2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 27/M-DAG/
PER/5/2012 TENTANG KETENTUAN ANGKA
PENGENAL IMPORTIR
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
C. PENGERTIAN API
1. Angka Pengenal Importir, yang selanjutnya disingkat
API adalah tanda pengenal sebagai importir.
2. Impor hanya dapat dilakukan oleh importir yang
memiliki API
Jenis API:
a. Angka Pengenal Importir Umum (API-U);
b. Angka Pengenal Importir Produsen (API-P).
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
D. JENIS API
1. Angka Pengenal Importir Umum (API-U):
- API-U adalah hanya diberikan kepada perusahaan yang
melakukan impor barang tertentu untuk kelompok/jenis
barang yang tercakup dalam 1 (satu) bagian (section) untuk
tujuan diperdagangkan (Bagian/Section sesuai dengan Sistem
Klasifikasi Barang dalam BTKI 2012)
Revisi Pada Permendag No. 59/2012
Perusahaan pemilik API-U dapat mengimpor kelompok/jenis
barang lebih dari 1 (satu) bagian (section) apabila:
a) perusahaan pemilik API-U tersebut mengimpor barang yang
berasal dari perusahaan di luar negeri yang memiliki hubungan
istimewa; atau
b) perusahaan pemilik API-U tersebut merupakan badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Pemerintah.
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
JENIS API ふLANJUTANぐぶ 2. Angka Pengenal Importir Produsen (API-P)
API-P hanya diberikan kepada perusahaan yang melakukan impor
barang untuk dipergunakan sendiri sebagai barang modal, bahan
baku, bahan penolong, dan/atau bahan untuk mendukung proses
produksi dan dilarang untuk diperdagangkan atau dipindahtangankan
kepada pihak lain.
Revisi Pada Permendag No. 59/2012
Dalam hal barang modal, bahan baku, bahan penolong, dan/atau
bahan untuk mendukung proses produksi yang diimpor oleh
perusahaan pemilik API-P merupakan barang yang diberikan fasilitas
pembebasan bea masuk dan telah dipergunakan sendiri dalam
jangka waktu paling singkat 2 (dua) tahun sejak tanggal
pemberitahuan pabean impor, barang impor tersebut dapat
dipindahtangankan kepada pihak lain.
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
E. HUBUNGAN ISTIMEWA
1. Hubungan istimewa adalah hubungan antara
perusahaan pemilik dengan perusahaan di luar negeri
dimana salah satu pihak mempunyai kemampuan
mengendalikan atas pihak lain atau mempunyai
pengaruh signifikan atas pihak lain sesuai standar
akuntansi yang berlaku
2. Hubungan istimewa merupakan kemampuan
mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh
signifikan atas pihak lain.
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
HUBUNGAN ISTIMEWA ふLANJUTANぐぐくぶ Revisi Pada Permendag No. 59/2012
Hubungan istimewa dapat diperoleh melalui:
– persetujuan kontraktual untuk berbagi
pengendalian terhadap suatu aktivitas ekonomi;
– kepemilikan saham;
– anggaran dasar;
– perjanjian keagenan/distributor;
– perjanjian pinjaman (loan agreement); atau
– perjanjian penyediaan barang (supplier
agreement).
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
F. BARANG INDUSTRI TERTENTU
1. Dalam rangka pengembangan usaha dan investasinya, perusahaan
pemilik API-P dapat mengimpor barang industri tertentu untuk
tujuan diperdagangkan dan/atau dipindahtangankan.
2. Barang industri tertentu tersebut tidak digunakan dalam proses
produksi dan hanya digunakan untuk tujuan:
– Tes Pasar adalah kegiatan untuk menjual barang industri
tertentu yang diimpor oleh Produsen Importir untuk
memenuhi kriteria yang belum dapat diproduksi dengan
tujuan untuk mengetahui reaksi pasar dan digunakan dalam
rangka pengembangan usahanya.
– Barang Komplementer adalah barang industri tertentu yang
terkait dengan izin usaha industrinya, yang diimpor oleh
produsen importir yang berasal dari dan dihasilkan oleh
perusahaan luar negeri yang memiliki hubungan istimewa
dengan importir.
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
BARANG INDUSTRI TERTENTU ふLANJUTANぐぐくぶ 3. Impor barang industri tertentu untuk tujuan tes pasar harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. belum dapat diproduksi oleh perusahaan pemilik API-P;
b. sesuai dengan izin usaha di bidang industri atau izin usaha
lain yang sejenis yang dimiliki oleh perusahaan pemilik
API-P.
4. Barang industri tertentu yang diimpor sebagai barang
komplementer harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. sesuai dengan izin usaha di bidang industri atau izin usaha
lain yang sejenis yang dimiliki oleh pemilik API-P; dan
b. Berasal dari perusahaan luar negeri yang mempunyai
hubungan istimewa dengan perusahaan pemilik API-P.
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
BARANG INDUSTRI TERTENTU ふLANJUTANぐぐくぶ
5. Impor barang industri tertentu hanya dapat dilakukan oleh perusahaan
pemilik API-P yang telah memperoleh penetapan sebagai Produsen
Importir (PI) dengan persyaratan utama mendapatkan:
rekomendasi dari instansi teknis pembina di tingkat pusat yang
memuat antara lain jumlah, jenis barang dan Pos Tarif/HS,
jangka waktu impor sesuai dengan maksud/tujuan peruntukkan
barang, dan pelabuhan muat dan tujuan
6. Terhadap Produsen Importir, apabila diperlukan dapat dilakukan
penilaian kepatuhan (post audit) oleh Ditjen Perdagangan Luar Negeri,
Kementerian Perdagangan terkait:
a) Kebenaran realisasi impor;
b) Kesesuaian jenis barang yang diimpor dengan rekomendasi yang
diberikan;dan
c) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
BARANG INDUSTRI TERTENTU ふLANJUTANぐぐくぶ
Revisi Pada Permendag No. 59/2012
Masa berlaku Produsen Importir (PI) tidak
berdasarkan perにshipment (non transaksional),
tapi didasarkan pada masa berlaku yang
tercantum dalam rekomendasi dari instansi
teknis pembina.
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
G. PENERBIT API
1. Menteri Mendelegasikan Kewenangan Penerbitan API:
a. API-U dan API-P kepada Kepala BKPM, untuk perusahaan
penanaman modal (PMA/PMDN) yang penerbitan izin usahanya
merupakan kewenangan Pemerintah.
b. API-P kepada Direktur Jenderal, untuk badan usaha atau
kontraktor di bidang energi, minyak dan gas bumi, mineral serta
pengelolaan sumber daya alam lainnya yang melakukan kegiatan
usaha berdasarkan perjanjian kontrak kerja sama dengan
Pemerintah Republik Indonesia.
c. API-U dan API-P kepada Kepala Dinas Provinsi yang tugas dan
tanggung jawab di bidang perdagangan untuk perusahaan selain
butir a dan b tersebut diatas.
d. API-U dan API-P kepada Kepala Badan Pengusahaan untuk
perusahaan, badan usaha atau kontraktor yang didirikan dan
berdomisili di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Batam, Bintan dan Karimun.
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
PENERBIT API ふLANJUTAN ぐぐぶ
Revisi Pada Permendag No. 59/2012
Dalam hal di Pemerintahan Daerah Provinsi telah
dibentuk Instansi Penyelenggara Pelayanan Terpadu
Satu Pintu, Menteri dapat mendelegasikan penerbitan
API-U dan API-P kepada Kepala Instansi Penyelenggara
Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
H. PERSYARATAN API
1. Pada umumnya ketentuan persyaratan untuk mendapatkan API-U
dan API-P tidak jauh berbeda dengan ketentuan sebelumnya, dimana
perusahaan mengajukan permohonan dengan melampirkan fotokopi
dokumen perusahaan diantaranya:
a. Akta Notaris Pendirian Perusahaan;
b. Surat Keterangan Domisili Perusahaan,
c. NPWP Perusahaan;
d. Tanda Daftar Perusahaan;
e. Izin Usaha.
f. Referensi Bank Devisa (Untuk API-U)
g. Fotokopi KTP atau Paspor dari Pengurus atau Direksi;
h. Pas foto terakhir dengan latar belakang warna merah masing-
masing Pengurus atau Direksi Perusahaan 2 (dua) lembar
ukuran 3 x 4 cm; dan
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
PERSYARATAN API ふLANJUTANぐぐぶ
Revisi Pada Permendag No. 59/2012 Untuk API-U yang mengimpor kelompok/jenis barang lebih dari 1
(satu) bagian (section) sebagaimana tercantum dalam Sistem
Klasifikasi Barang berdasarkan peraturan perundang-undangan
harus melampirkan:
1. surat pernyataan bermeterai dari pemilik API-U yang
menyatakan memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan
di luar negeri; dan
2. bukti hubungan istimewa yang ditandasahkan oleh Atase
Perdagangan atau pejabat diplomatik/konsuler/perwakilan
Republik Indonesia di luar negeri tempat dimana perusahaan
yang memiliki hubungan istimewa di luar negeri berada.
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
I. PENILAIAN KEPATUHAN (POST AUDIT) TERHADAP
PEMILIK API
Revisi Pada Permendag No. 59/2012
1. Pengawasan terhadap pemilik API dilakukan melalui penilaian
kepatuhan (Post Audit) meliputi:
a) kebenaran laporan realisasi impor;
b) kesesuaian barang yang diimpor sesuai dengan data yang
tercantum dalam dokumen API dan peruntukkannya; dan
c) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
terkait di bidang impor.
2. Penilaian Kepatuhan (post audit) tersebut akan dilakukan
Kementerian Perdagangan dengan membentuk tim terpadu
yang melibatkan instansi teknis terkait.
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
J. KEWAJIBAN
1. Perusahaan pemilik API-U atau API-P wajib melaporkan
realisasi impor baik dalam hal terealisasi atau tidak
terealisasi, sekali dalam 3 (tiga) bulan kepada Kepala BKPM,
Dirjen Perdagangan Luar Negeri dan Dinas Provinsi yang tugas
dan tanggung jawabnya di bidang perdagangan;
2. Perusahaan pemilik API-P yang ditetapkan sebagai Produsen
Importir wajib melaporkan realisasi impor baik dalam hal
terealisasi atau tidak terealisasi, sekali dalam 3 (tiga) bulan
kepada Direktur Jenderal
3. Kepala BKPM, Kepala Dinas Provinsi, dan Kepala Badan
Pengusahaan menyampaikan laporan rekapitulasi penerbitan
API-U dan API-P secara periodik setiap 3 (tiga) bulan sekali
kepada Menteri;
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
K. KETENTUAN SANKSI
1. API dibekukan apabila:
a. tidak melaksanakan pendaftaran ulang;
b. tidak melaksanakan kewajiban melaporkan realisasi impor dan
perubahan data pada API.
2. API dicabut apabila:
a. mengalami pembekuan API sebanyak 2 (dua) kali;
b. tidak melaksanakan kewajiban pendaftaran ulang paling lambat 30
(tiga puluh) hari sejak tanggal pembekuan;
c. tidak melaksanakan kewajiban pelaporan realisasi impor atau tidak
melaksanakan kewajiban pelaporan perubahan data paling lama 30
(tiga puluh) hari sejak tanggal pembekuan;
d. menyampaikan informasi atau data yang tidak benar dalam
dokumen permohonan API;
e. tidak bertanggungjawab atas barang yang diimpor;
f. melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
di bidang impor;
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
KETENTUAN SANKSI ふLANJUTAN ぐくくぶ 3. Penetapan Produsen Importir dicabut apabila :
a. hasil atas penilaian kepatuhan (post audit) menyatakan bahwa
laporan realisasi impor tidak benar, jenis barang yang diimpor tidak
sesuai dengan rekomendasi dari instansi teknis pembina di tingkat
pusat, dan/atau tidak mematuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan yang terkait di bidang impor
b. tidak menyampaikan laporan realisasi impor;
c. terdapat permintaan tertulis pencabutan penetapan sebagai PI dari
instansi teknis terkait dengan pertimbangan perusahaan pemilik
API-P tidak melaksanakan kegiatan produksi sebagaimana mestinya;
d. terdapat permintaan tertulis pencabutan penetapan sebagai
Produsen Importir dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
Kementerian Keuangan dengan pertimbangan perusahaan pemilik
API-P telah melakukan pelanggaran di bidang kepabeanan; dan/atau
e. dikenakan sanksi pencabutan API-P.
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
L. DATA API
REKAPITULASI PENERBITAN ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)
Sumber: - Dit Impor Mei 2012
Catatan:
Data API berdasarkan Permendag No. 45/M-DAG/PER/9/2009
JENIS
PENERBIT API
TOTAL DINAS PERINDAG BKPM DAGLU BBK
API-U 10.647 - - 120 10.767
API-P 9.102 6.648 227 117 16.094
Jumlah 19.749 6.648 227 237 26.861
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
KETENTUAN ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API) (PERMENDAG NO. 27/M-DAG/PER/5/2012 Tanggal 1 Mei 2012 dan Perubahannya PERMENDAG No. 59/M-DAG/PER/9/2012)
JENIS API API-UMUM
a. utk mengimpor barang tertentu untuk
klp/jenis barang yg tercakup dlm 1 (satu)
section dgn tujuan diperdagangkan
b. Dapat mengimpor barang tertentu lebih
dari 1 (satu) section apabila
1. Perusahaan API-U mengimpor
barang yang dihasilkan oleh
perusahaan di luar negeri yang
memiliki hub. Istimewa
2. Perusahaan pemilik API-U tsb
merupakan badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Pemerintah
c. Hubungan Istimewa: Persetujuan
Kontraktual, Kepemilikan Saham,
Anggaran Dasar, Perjanjian Keagenan,
Perjanjian Pinjaman dan Perjanjian
Penyediaan Barang
API-Produsen
utk impor barang sebagai bahan
baku/penolong untuk kebutuhan sendiri sbg proses produksi
1. Dalam rangka pengembangan usaha dan investasinya perusahaan
pemilik API-P dapat mengimpor barang industri tertentu untuk
tujuan diperdagangkan
2. Barang Industri Tertentu yang diimpor tidak digunakan dalam
proses produksi tapi untuk tujuan:
a. tes pasar, dengan kriteria blm diproduksi dan sesuai izin usaha
industri
b. sebagai barang komplementer, dengan kriteria, berasal dari
perusahaan luar negeri yg punya hubungan istimewa dgn
perusahaan pemilik API-P
3. Hubungan istimewa adalah hubungan antara perusahaan pemilik
API dengan perusahaan di luar negeri dimana salah satu pihak
mempunyai kemampuan mengendalikan pihak lain atau
mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain sesuai standar
akuntansi yang berlaku 4. Hubungan Istimewa: Persetujuan Kontraktual, Kepemilikan Saham,
Anggaran Dasar, Perjanjian Keagenan, Perjanjian Pinjaman dan Perjanjian
Penyediaan Barang
5. Impor barang industri tertentu hanya dapat dilakukan oleh
perusahaan yang ditetapkan sebagai Produsen Importir (PI)
6. Persyaratan utama ditetapkan sebagai PI mendapatkan
rekomendasi dari instansi teknis pembina di tingkat pusat yg
memuat jumlah, jenis barang,Pos Tarif/HS, jangka waktu impor
dan peruntukkan
Bagi pemilik API dan Produsen
Importir (PI) dilakukan post audit
oleh Ditjen Perdagangan Luar Negeri
terkait :
1. Kebenaran realisasi impor
2. Kesesuaian barang yang diimpor
dengan rekomendasi (Khusus
Produsen Importir)
3. Kesesuaian Barang Yang Diimpor
dengan dokumen dalam API
4. Kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan
DITETAPKAN KEWAJIBAN 1. Instansi Penerbit API menyampaikan laporan rekapitulasi
penerbitan API secara periodik setiap 3 Bulan kepada Menteri
Perdagangan
2. Perusahaan pemilik API-P yang telah ditetapkan sebagai PI
wajib melaporkan realisasi impor sekali dalam 3 (tiga) bulan
kepada Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri
3. Perusahaan pemilik API-U dan API-P wajib melaporkan
laporan realisasi impor secara periodik setiap 3 bulan
kepada instansi penerbit
KETENTUAN SANKSI 1. Setiap perusahaan pemilik API yang melanggar ketentuan
tentang API dikenakan sanksi administrasi berupa pembekuan
dan pencabutan.
2. Setiap perusahan yang ditetapkan sebagai Produsen Importir
(PI) yang melanggar ketentuan ini dikenakan sanksi
pencabutan
PERSYARATAN UTAMA API
(API-U/API-P)
1. Foto Copy Akte Pendirian Perusahaan
2. Foto Copy Srt Keterangan Domisili Perusahaan
3. Foto Copy NPWP Perusahaan
4. Foto Copy Izin Usaha
5. Foto Copy NPWP Penanggung Jawab
6. Referensi bank devisa, untuk API-U
7. Persyaratan untuk mendapatkan API-U yang mengimpor
kelompok/jenis barang lebih dari 1 (satu) bagian
(section) harus melampirkan:
a) surat pernyataan bermeterai cukup dari pemilik
API-U yang menyatakan memiliki hubungan
istimewa dengan perusahaan yang berada di luar
negeri; dan
b) bukti hubungan istimewa yang ditandasahkan oleh
Atase Perdagangan atau pejabat
diplomatik/konsuler/ perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri tempat dimana perusahaan
yang memiliki hubungan istimewa di luar negeri
berada.
PENERBIT API
1. BKPM utk perusahan (PMA/PMDN) yang izin
usahanya diterbitkan BKPM (API-U/API-P)
2. Dirjen Daglu untuk badan usaha migas dan
sumber daya alam lainnya (API-P)
3. Dinas Provinsi yg membidangi perdagangan
utk perusahaan selain angka 1 dan 2.
4. Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam,
Bintan dan Karimun untuk perusahaan yang
izin domisili di KPBPB (API-U/API-P)
5. Dalam hal di Pemerintahan Daerah Provinsi
telah dibentuk Instansi Penyelenggara
Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Menteri
dapat mendelegasikan penerbitan API selain
yang diterbitkan oleh BKPM dan Dirjen
Perdagangan Luar Negeri kepada Kepala
Instansi Penyelenggara Pelayanan Terpadu
Satu Pintu
KEMENDAG
(Dirjen Daglu)
LATAR BELAKANG
1. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaku impor;
2. Mendorong pengembangan industri di dalam negeri;
3. Meningkatkan keadilan (fairness) di antara para pelaku pasar;
4. Meningkatkan kredibilitas dari para pelaku pasar.
Terima kasih
25