Sopan Hadi ( f05112017 ) Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan Tentang Penentuan Kadar...

download Sopan Hadi ( f05112017 ) Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan Tentang Penentuan Kadar Klorofil Secara Spektroskopi

of 16

description

s

Transcript of Sopan Hadi ( f05112017 ) Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan Tentang Penentuan Kadar...

LAPORAN PRAKTIKUMANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHANPENENTUAN KADAR KLOROFIL SECARA SPEKTROSKOPI

DISUSUN OLEH : Nama : SOPAN HADI Nim : F05112017 Kelompok : III ( TIGA )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS TANJUNGPURAPONTIANAK2014

PENENTUAN KADAR KLOROFIL SECARA SPEKTROSKOPIABSTRAKFotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada klorofil. Hal ini dapat kita lihat pada spektrum absorbsi. Bentuk spektrum absorbsi klorofil tidak banyak berbeda dengan spektrum absorbsi fotosintesis. Cahaya merah dan biru merupakan dua jenis cahaya yang efektif dalam fotosintesis. Untuk memperoleh spektrum absorbsi, pertama pigmen klorofil di ekstraksi, kemudian dengan spektrofotometer di tentukan nilai absorbannya pada panjang gelombang tertentu. Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan sintesis molekul makanan dalam kloroplas. Klorofil merupakan molekul organik yang kompleks. Didalam tumbuhan terdapat 2 jenis klorofil yaitu klorofil a dan b. Klorofil a merupakan klorofil yang paling efektif dalam proses fotosintesis karena memiliki warna biru-hijau yang merupakan warna yang paling efektif dalam fotosintesis. Daun setengah tua memiliki kadar klorofil yang lebih tinggi dibandingkan daun dewasa dan muda karena pada daun setengah tua ini memiliki jaringan yang telah sempurna, sehingga penyerapan cahaya dan air menjadi lebih efektif. Berdasarkan hal tersebut, tujuan utama dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan memberikan latihan cara penggunaan spektrofotometer. Untuk keperluan ini, penentuan kadar klorofil adalah salah satu contoh dalam penggunaan spektrofotometer ini. Spektrofotometer yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah RAYLEIGH UV - 1800.

Kata kunci : Fotosintesis,Klorofil, Klorofil a dan b, Spektrofotometer, Daun muda, Daun Setengah Tua, Daun Tua.

PENDAHULUANKlorofil adalah pigmen hijau fotosintetis yang terdapat dalam tanaman, Algae dan Cynobacteria. nama "chlorophyll" berasal dari bahasa Yunani kuno : choloros = green (hijau), and phyllon= leaf (daun). Fungsi krolofil pada tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintetis yaitu suatu proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat (gula menjadi pati), dari gas karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari ( Subandi, 2008 ).Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan sitesis molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam daun. Karbon dioksida masuk ke dalam daun, dan oksigen keluar, melalui pori mikroskopik yang di sebut stomata ( Campbell, dkk, 2002 ).Klorofil merupakan zat hijau daun yang terdapat pada semua tumbuhan hijau yang berfotosintesis. Berdasarkan penelitian, klorofil ternyata tidak hanya berperan sebagai pigmen fotosintesis. Proses fotosintesis membutuhkan klorofil, maka klorofil umumnya disintesis pada daun untuk menangkap cahaya matahari yang jumlahnya berbeda pada tiap spesies tergantung dari faktor lingkungan dan genetiknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi sintesis klorofil meliputi: cahaya, gula atau karbohidrat, air, temperatur, faktor genetik dan unsur-unsur nitrogen, magnesium, besi, mangan, Cu, Zn, sulfur, dan oksigen.Faktor utama pembentuk klorofil adalah nitrogen (N). Unsur N merupakan unsur hara makro. Unsur ini diperlukan oleh tanaman dalam jumlah banyak. Unsur N diperlukan oleh tanaman, salah satunya sebagai penyusun klorofil. Tanaman yang kekurangan unsur N akan menunjukkan gejala antara lain klorosis pada daun. Tanaman tidak dapat menggunakan N2 secara langsung. Gas N2 tersebut harus difiksasi oleh bakteri menjadi amonia (NH3) ( Hendriyani dan Setiari, 2009 ).Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil b. perbedaan kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada protein. Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah karena adanya atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah cincin profirin, serta samping hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol ( Santoso, 2004 ).Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, dimana klorofil a di samping bias menyerap energi cahaya, klorofil ini juga bias merubah energi cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi energi kimia dan energi itu akan ditransfer dari klorofil b ke klorofil a. Klorofil b ini tidak larut dalam etanol tai dapat larut dalam ester, dan kedua jenis klorofil ini larut dalam senyawa aseton ( Devlin, 1975 ).Semua tanaman hijau mengandung klorofil a dan krolofil b. Krolofil a terdapat sekitar 75 % dari total klorofil. Kandungan klorofil pada tanaman adalah sekitar 1% basis kering. Dalam daun klorofil banyak terdapat bersama-sama dengan protein dan lemak yang bergabung satu dengan yang lain. Dengan lipid, klorofil berikatan melalui gugus fitol-nya sedangkan dengan protein melalui gugus hidrofobik dari cincin porifin-nya. Rumus empiris klorofil adalah C55H72O5N4Mg (klorofil a) dan C55H70O6N4Mg (klorofil b) ( Subandi, 2008 ).Ketika tingkat radiasi tinggi, biasanya kloroplas tersusun berbaris di sepanjang dinding radial sel, menjadi terlindung satu sama lain dari kerusakan akibat cahaya. Dalam cahaya redup dan sering dalam gelap, kloroplas terpsah menjadi dua kelompok yang tersebar di sepanjang dinding di sisi terdekat dan terjauh dari sumber cahaya; dengan demikian, memaksimumkan penyerapan cahaya. Pergerakan plastid ini, yang bergantung pada arah cahaya dan juga tingkat iradiansi, merupakan contoh adanya fototaksis.Pada semua spesies, kloroplas itu sendiri tidak menyerap cahaya yang mengakibatkan fototaksis; sebaliknya, cahaya yang diserap di tampat lain di dalam sel menyebabkan pergerakan kloroplas melalui efeknya pada aliran sitoplasma, dan efek itu berasal dari interaksi antara mikrofilamen dan mikrotubul. Secara ekologis, pergerakan kloroplas tampak penting, terutama untuk meningkatkan penyerapan cahaya pada iradiansi rendah dan untuk mengurangi penyerapan ketika iradiansi tinggi sekali, yang mungkin akan menyebabkan solariasi atau perusakan lainnya oleh cahaya ( Salisbury dan Ross, 1995 ).Peningkatan kandungan klorofil a dan b menyebabkan kemampuan dalam menangkap energi radiasi cahaya klon toleran lebih efisien dibandingkan dengan klon peka, sehingga fotosintesis klon toleran lebih tinggi dibandingkan dengan klon peka. Klorofil a dan b berperan dalam proses fotosintesis tanaman. Klorofil b berfungsi sebagai antena fotosintetik yang mengumpulkan cahaya. Peningkatan kandungan klorofil b yang pada kondisi ternaungi berkaitan dengan peningkatan protein klorofil sehingga akan meningkatkan efisiensi fungsi antena fotosintetik pada Light Harvesting Complex II (LHC II). Penyesuaian tanaman terhadap radiasi yang rendah juga dicirikan dengan membesarnya antena untuk fotosistem II. Membesarnya antena untuk fotosistem II akan meningkatkan efisiensi pemanenan cahaya ( Hidema et al., 1992 ).Klorofil b berfungsi sebagai antena yang mengumpulkan cahaya untuk kemudian ditransfer ke pusat reaksi. Pusat reaksi tersusun dari klorofil a. Energi cahaya akan diubah menjadi energi kimia di pusat reaksi yang kemudian dapat digunakan untuk proses reduksi dalam fotosintesis ( Taiz dan Zeiger, 1991 ).Sejak tipe-tipe atom atau molekul yang sedikit berbeda pada tingkat energinya, yang substansi menyerap cahaya dengan suatu karakteristik panjang gelombang yang berbeda. Ini biasanya ditunjukkan selama penyerapan sinar pada tiap gelombangnya. Sebagai contoh, klorofil a sangat kuat pada panjang gelombang 660 nm pada sinar merah dan paling rendah pada panjang gelombang 430 nm pada sinar biru. Ketika gelombang itu berpindah maka sinar yang ada di sebelah kiri adalah sinar hijau yang bisa kita lihat ( Guiltmond and Hopkins, 1983 ).Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer akan menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang energi secara relatif. Jika energi tersebut ditransmisikan maka akan ditangkap oleh klorofil yang terlarut tersebut. Pada fotometer filter sinar dari panjang gelombang yang diinginkan akan diperoleh dengan berbagai filter yang punya spesifikasi melewati banyaknya panjang gelombang tertentu ( Noggle dan Fritz, 1979 ). Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm). Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda ( Pratama, 2009 ).Alat Spektrofotometer sangat mahal, sehingga hanya sedikit tempat yang memilikinya. Penggunaan alat penunjang seperti cuvet, pemakaiannya juga harus dengan hati-hati. Untuk itulah, tujuan utama dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan memberikan latihan cara penggunaan Spektrofotometer. Untuk keperluan ini, penentuan kadar klorofil adalah salah satu contoh dalam penggunaan Spektrofotometer ini. Spektrofotometer yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Spektrophotometer RAYLEIGH UV-1800 V . Dalam praktikum kali, Masalah yang diangkat penulis adalah pertama bagaimana mengunakan spektrofotometer ? dan bagaimana cara penentuan kadar klorofil ? serta bagaimana pengaruh usia daun pada kadar klorofi. Berdasarkan masalah tersebut, tujuan dari percobaan ini yaitu mempelajari dan memberikan latihan cara penggunaan spektrofotometer. Untuk keperluan ini, penentuan kadar klorofil adalah salah satu contoh dalam penggunaan spektrofotometer ini. Spektrofotometer yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah RAYLEIGH UV - 1800.

METODOLOGIPraktikum mengenai penentuan kadar klorofil secara spektroskopi, dilaksanakan pada tanggal 30 Juni 2014 di laboratorium pendidikan biologi, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, universitas tanjungpura pontianak, pukul 12.30 -selesai WIB dan pada tanggal 03 Juli 2014 di laboratorium fakultas pertanian, universitas tanjungpura pontianak, pukul 12.30 - selesai WIB.Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum ini, yaitu Alat yang digunakan berupa mortar dan alu, gelas ukur, labu ukur, aluminium foil, spektrofotometer RAYLEIGH UV - 1800. Sedangkan bahan yang digunakan berupa tumbuhan daun bayam ( Amaranthus spinosus ), dan aseton 80%. Langkah kerja pada praktikum ini yaitu mencoba mengukur kadar klorofil dari suatu tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk memperoleh umur yang berbeda maka diambil patokan sebagai berikut :a. Daun umur muda diambil daun pada pucuk.b. Daun setengah tua diambil nomor 3 dari pucuk.c. Daun dewasa diambil daun nomor 5 kebawah.Untuk membandingkan kadar klorofil dari daun-daun diatas digunakan cara pengukuran yang dilakukan oleh Arnon ( 1949 ) sebagai berikut :Langkah pertama adalah merajang kecil-kecil daun yang masih segar sebanyak 1 gr. Kemudian rajangan tersebut diekstrak dengan memggunakan aseton 60 % sebanyak 100 ml, dengan cara menggerusnya di dalam mortar selama 5 menit. Yakinkan bahwa semua pigmen klorofil dari daun telah keluar seluruhnya dan hal ini dapat dilihat dari ampasnya yang berwarna putih. Langkah selanjutnya adalah menyaring ekstrak klorofil dengan saringan BUCHNER dan selanjutnya memasukkannya kedalam labu ukur 100 ml. penambahan aseton 80 % hanya diperlukan apabila volume ekstrak dalam labu ukur belum mencapai batas 100 ml. dengan menggunakan cuvet, mengukur Optica Density ( OD ) dari ekstrak dengan menggunakan panjang gelombang 663 nm dan 645 nm. Kemudian menghitung konsentrasi klorofil dengan menggunakan rumus Arnon ( 1949 ) dengan membandingkan OD pada 663 nm dan 645 nm dalam sel yang tebalnya 1 cm dengan menggunakan koefisien absorbsi spesifik yang telah ditentukan oleh Mac Kinner ( 1941 ) sebagai berikut :Klorofil total (mg/l) = 20,2 D645 + 0.02 D663Klorofil a = 12,7 D663 + 2,69 D645Klorofil b = 22,9 D645 + 0,02 D663Adapun prosedur penggunaan spektrofotometer Rayleight UV-1800 adalah dengan menekan tombol on/off kemudian menyambungkannya pada perangkat yang terdapat pada laptop maupun computer yang sudah mempunyai software yang namanya UV-Software. Kemudian diatur sedemikian rupa, jika sudah tersambung maka pengaturannya akan terjadi secara otomatis. Jika perangkat belum terhubung maka data nantinya akan dibaca nol. Kemudian alat dipanaskan selama 4-5 menit. Setelah perangakat terhubung dan siap maka pengukuran juga siap dilakukan. Pertama akuades dimasukkan kedalam kupet sebnyak kupet yang nantinya akan dijadikan sebagai blanko, kemudian diletakkan pada spektofotometer dengan hati-hati dan selanjutnya ditekan tombol zero untuk mengkalibrasi alat tersebut. Kemudian dilihat datanya pada bagian fotometrik, maka akan timbul data 0 sebagai tanda alat sudah terkalibrasi. Kemudian, ekstrak klorofil dimasukkan ke dalam kupet yang berbeda-beda sesuai dengan umur ekstrak bayam. Kemudian kupet-kupet tersebut dimasukkan ke dalam spektofotometer. Lalu spektofotometer kembali dikalibrasi. Setelah pengkalibrasian selesai, maka dipilih panjang gelombang yang diinginkan yang tertera padamonitor spektrofotometer. Klorofil yang terkandung pada ekstrak daun bayam tersebut selanjutnya akan ditembakkan sesuai dengan panjang gelombang yang telah dipilih dan nantinya akan terlihat nilai kadar klorofil dari ekstrak daun bayam yang diukur pada monitor. HASIL DAN PEMBAHASANTabe1 l. Hasil Pengukuran Kadar Klorofil Daun Amaranthus spinosus Menggunakan Spektrofotometer Rayleight UV-1800No.Umur daunIndeksModeAB

663645

1.Akuades0Abs0,0000,000

2.Muda0Abs0,5000,259

3.SetangahTua0Abs0,6020,221

4.Tua0Abs0,6210,248

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kadar Klorofil Daun Amaranthus spinosus Menggunakan Koefisien AbsorbsiNo.UmurDaunJenisKlorofil

Klorofil AKlorofil BKlorofil Total

1.Muda7,046715,94115,2418 mg/L

2.SetangahTua8,239895,072944,47524 Mg/L

3.Tua8,553825,691625,02022 mg/L

Pembahasan Pada praktikum ini digunakan bahan berupa tumbuhan daun bayam ( Amaranthus spinosus ) dengan umur yang berbeda yaitu daun umur muda yaitu daun yang diambil pada pucuk, daun setengah tua diambil daun nomor 3 dari pucuk, dan daun dewasa yaitu daun nomor 5 kebawah. Masing-masing daun tersebut diekstrak dan ekstrak tersebut dibiarkan selama 1 minggu. Setelah diekstrak, terlihat jelas perbedaan warna ekstrak dari daun yang berbeda usianya. Untuk warna ekstrak tercerah didapat pada daun setengah tua. Selanjutnya dilakukan penentuan kadar klorofil dengan menggunakan alat yang disebut dengan spektrofotometer. Harga alat ini sangat mahal sehingga dalam penggunaannya perlu dilakukan secara hati-hati.Untuk menggunakan alat tersebut pertama isi akuades pada cuvet yang nantinya akan dijadikan sebagai blanko, kemudian diletakkan pada spektofotometer dengan hati-hati dan selanjutnya ditekan tombol zero untuk mengkalibrasi alat tersebut. Selanjutnya isi cuvet lainnya dengan ekstrak daun bayam( Amaranthus spinosus)yang ada. Masukkan 1 cuvet berisi ekstrak daun bayam ditempat cuvet berisi akuades diletakkan sebelumnya sedangkan cuvet berisi akuades dipindahkan pada posisi diatas cuvet berisi ekstrak daun bayam. Lalu spektofotometer kembali dikalibrasi. Setelah pengkalibrasian selesai, maka dipilih panjang gelombang yang diinginkan yang tertera padamonitor spektrofotometer. Klorofil yang terkandung pada ekstrak daun bayam tersebut selanjutnya akan ditembakkan sesuai dengan panjang gelombang yang telah dipilih dan nantinya akan terlihat nilai kadar klorofil dari ekstrak daun bayam yang diukur pada monitor. Larutan ekstraksi dari klorofil ini memiliki warna hijau yang berasal dari klorofil tumbuhan. Perkembangan kadar klorofil menyebabkan perbedaan warna tersebut. Larutan berwarna dapat menyerap panjang gelombang tertentu. Menurut ( Suyitno, 2006 ) bahwa larutan yang berwarna akan menyerap panjang gelombang sinar tertentu. Setiap larutan akan menyerap panjang gelombang tertentu secara maksimal. Angka serapan terbesar untuk panjang gelombang tertentu menggambarkan panjang gelombang yang paling sesuai untuk larutan tersebut. Angka ini akan tergantung dari jenis zat terlarut dan pelarutnya. Semakin banyak zat terlarut akan menyerap panjang gelombang tertentu lebih besar. Namun larutan yang berwarna hijau ini tidak efektif menyerap cahaya warna hijau sebab memiliki pantulan cahaya yang sama dan memberikan efek yang berlawanan, hal ini didukung oleh pendapat menurut ( Lakitan, 2007 ) bahwa daun dari kebanyakan spesies menyerap lebih dari 90 % cahaya ungu dan biru, demikian pula untuk cahaya jingga dan merah. Klorofil berwarna hijau merupakan bukti bahwa pigmen ini tidak efektif untuk menyerap cahaya hijau. Cahaya hijau oleh klorofil dipantulkan atau diteruskan. Penyerapan relatif untuk setiap panjang gelombang oleh pigmen dapat diukur dengan spektrofotometer. Pada setiap sampel daun, klorofil a memiliki kadar yang lebih tinggi dibandingkan kadar klorofil b. Hal ini sesuai dengan pendapat ( Suyitno, 2006 ) Bahwa pada semua tanaman hijau, sebagian besar klorofil berada dalam dua bentuk, yaitu klorofil a dan klorofil b dengan perbandingan 3:1. Klorofil a bersifat kurang polar dan berwarna biru-hijau, sedangkan klorofil-b lebih polar dan berwarna kuning-hijau.Pada hasil pengamatan yang dilakukan, hasil menunjukkan bahwa daun muda dengan klorofil total yaitu 5,2418 mg/L ; daun setengah tua dengan klorofil total yaitu 4,47524 Mg/L ; dan daun tua dengan klorofil total yaitu 5,02022 mg/L . berdasarkan hal tersebut, jumlah klorofil total lebih besar pada daun muda. 5,02022 mg/L.Hal ini tidak sesuai dengan pendapat ( Lakitan, 2007 ) bahwa umur daun sangat mempengaruhi proses fotosintesis, dimana pada daun muda, klorofil mulai terbentuk sehingga, kadarnya masih relative sedikit. Sedangkan pada daun tua proses penuaan akan berdampak pada kelambanan proses fotosintesis. Sehingga daun yang telah tua memiliki kadar klorofil yang lebih rendah. Sedangkan pada daun setengah tua, daun sudah terbentuk maksimal. Sehingga, kadar klorofil yang dikandung juga tinggi. Maka, proses fotosintesis akan dipusatkan pada daun sedang.

KESIMPULANKadar klorofil merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan fotosintesis sebab klorofil berfungsi sebagai penangkap cahaya pada saat proses fotosintesis. Kadar klorofil a lebih banyak dari pada kadar klorofil b. dan daun yang memiliki kadar klorofil yang paling banyak terdapat pada daun yang berumur muda.menurut literature daun yang berumur muda seharusnya memiliki kadar krofil yang sedikit karena daun ini masih belum banyak melakukan biosintesis klorofil.Dalam pengukuran kadar klorofil ini menggunakan alat yang disebut dengan spektrofotometri. Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer akan menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang energi secara relatif. Jika energi tersebut ditransmisikan maka akan ditangkap oleh klorofil yang terlarut tersebut. Pada fotometer filter sinar dari panjang gelombang yang diinginkan akan diperoleh dengan berbagai filter yang punya spesifikasi melewati banyaknya panjang gelombang tertentu.

REFERENSI

Campbell, dkk. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.Devlin, Robert M. 1975. Plant Physiology Third Edition. New York : D. Van Nostrand.Djukti dan Purwoko, Bambang Sapta. 2003. Pengaruh Naungan Paranet Terhadap Sifat Toleransi Tanaman Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott). Ilmu Pertanian, Vol. 10 No. 2, 2003 : 17-25. http: // agrisci. ugm. ac. Id / vol10_2 / 3_djukri_talas.pdf. (Diakses, Selasa 26 April 2011).Hendriyani, Ika Susanti dan Setiari, Nintya. 2009. Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan Kacang Panjang (Vigna sinensis) pada Tingkat Penyediaan Air yang Berbeda. J. Sains & Mat. Vol 17 No. 3, Juli 2009: 145-150. http: // webcache. googleusercontent. Com / search?q=cache:mfANPEqVi0kJ : eprints. Undip. ac. Id / 2335 / 1 / artikel_jsm_nintya. Pdf + Klorofil + pdf&h. (Diakses, Selasa 26 April 2011).Hidema J, Makino A, Kurita Y, Mae T, Ohjima K. 1992. Changes in the Level of Chlorophyll and Light-harvesting Chlorophyll a/b Protein PS II in Rice Leaves Agent Under Different Irradiances from Full Expansion Through Senescense. Plant Cell Physiol 33(8): 1209-1214.Lakitan. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Noggle, Ray, R dan Fritzs, J. George. 1979. Introductor Plant Physiology. New Delhi : Mall of India Private Ilmited.Pratama, Tomi Anugrah. 2009. Fotosintesis. http: // thetom022. files. wordpress. Com / 2009 / 06 / fotosintesis. pdf. (Diakses, Selasa 26 April 2011).Salisbury, Frank B. dan Ross, Cleon W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB.Santoso. 2004. Fisiologi Tumbuhan. Bengkulu : Universitas Muhammadiyah Bengkulu.Subandi, Aan. 2008. Metabolisme. http: // metabolisme. blogspot. Com / 2007 / 09. (Diakses, Selasa 26 April 2011).Suyitno. 2006. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Lanjut. Yogyakarta: UNY.Taiz L and Zeiger E. 1991. Plant Physiology. Tokyo. The Benyamin/Cumming Publishing Company Inc.

LAMPIRAN1. DaunMuda Klorofil a= 12,7 D663 + 2,69 D64= (12,7 x 0,500) + (2,69 x 0,259)= 7,04671 Klorofil b= 22,9 D645 + 0,02 D663= (22,9 x 0,259) + (0,02 x 0,500)= 5,9411 Klorofil total= 20,2 D645 + 0.02 D663= (20,2 x 0,259) + (0,02 x 0,500)= 5,2418 mg/L2. DaunSetengahTua Klorofil a=12,7 D663 + 2,69 D645=(12,7 x 0,602) + (2,69 x 0,221)=8,23989 Klorofil b= 22,9 D645 + 0,02 D663= (22,9 x 0,221) +?(0,02 x 0,602)= 5,07294 Klorofil total= 20,2 D645 + 0.02 D663= (20,2 x 0,221) + (0,02 x 0,602)= 4,47524 Mg/L3. DaunTua Klorofil a=12,7 D663 + 2,69 D64= (12,7 x 0,621) + (2,69 x 0,248)= 8,55382 Klorofil b= 22,9 D645 + 0,02 D663= (22,9 x 0,248) + (0,02 x 0,621)= 5,69162 Klorofil total= 20,2 D645 + 0.02 D663= (20,2 x 0,248) + (0,02 x 0,621)= 5,02022 mg/L

Foto Gambar pada saat penimbangan Gambar pada saat daun bayam Daun bayam dihaluskanGambar pada saat Gambar setelah Gambar ekstrak bayam melakukan penyaringanpenyaringan yang sudah dikemas Gambar cuvet yang berisi akuadesGambar ketika ekstrak dimasukan Dimasukan kedalam spekrofotometer kedalam spektrofotometerGambar spektrofotometer Gambar jumlah klorofil yang terbaca RAYLEIGH UV -1800di monitor