SOP

2
Herniotomi dan Herniorafi menurut Bassini Pasien tidur dalam posisi terlentang. Dilakukan antisepsis pada daerah sekit ar lipat paha sesisi hernia. Lakukan anastesi lokal menurut Brown dengan novokain 1% pada tempat-tempat b erikut: Suntikan intrakutan sampai membenjol pada tempat kira-kira dua jari medi al sias. Anestesia blok pada n ilioinguinal dengan cara menusukan jarum suntik pa da daerah medial SIAS tersebut, tegak lurus tulang ileum sedalam-dalamnya sampai menyentuh tulang lalu ujung jarum ditarik sedikit dan dipindahkan kekanan dan k ekiri sambil disemprotkan zat anestesik secukupnya. Tanpa mencabut jarum, anestesi diteruskan membujur kearah femoral sepanj ang 5 cm dengan suntikan subkutan infiltrasi sebanyak 5 ml. Arah jarum kemudian dipindahkan ke median mendatar, suntikan secara subk utan sejauh 5 cm. Suntikan subkutan infiltrasi ke arah simfisis pubis sebanyak 5-10 ml. Suntikan di bawah fasia sebanyak 5-10 ml lalu jarum diangkat dari kulit. Suntikan infrakutan sampai membenjol diatas tuberkulum pubikum. Lalu suntikan subkutan infiltrasi pada daerah tuberkulum pubikum ke arah lateral sampai bertemu dengan bekas suntikan yang ke arah femoral. Pindahan ke arah kranial dan suntikan subkutan infiltrasi sampai ber temu bekas suntikan yang dilakukan pada poin d. Setelah diyakini anestesi berhasil, dilakukan sayatan sepanjang 10 cm te rbawah diantara kedua benjolan (poin a dan poin g) memotong kutis dan subkutis. Fasia dibersihkan lalu disayat, segera tampak aponeurosis m. Oblikus abd ominis eksternus dengan krural medial dan lateral yang merupakan cincin luar kan alis inguinalis. Belah aponeurosis m. Abdominis oblikus eksternus hingga anulus inguinalis ikut terbelah. Kemudian funikulus spermatikus yang diselubungi m. Kremaster dicari dan dibebaskan. Bebaskan pula ligamentum inguinale yang tebal dan mengkilat di later alnya dan conjoined area (karena conjoined tendon hanya terdapat 5 % populasi) di sebelah medial. Funikulus spermatikus dipreparasikan lalu ditarik dengan kasa steril yan g dilingkarkan mengelilinginya ke arah lateral. Nervous ileoinguinal yang telah dibebaskan juga diamankan ke lateral. Kantong hernia dicari dengan bantuan dua b uah pinset anatomis yang dicubitkan pada lapisan jaringan yang meliputinya, lalu digunting dengan hati-hati dan dibebaskan lapis demi lapis sampai akhirnya tamm pak lapisan yang berwarna biru abu-abu dan kuat. Ini berarti kita telah mencapai prosesus vaginalis peritonei yang merupakan pembungkus kantong hernia. Kantong hernia kemudian dibuka 3-4 cm untuk melihat isinya. Kemudian kan tong hernia dibebaskan secara melingkar penuh dengan arah melintang pada sumbuny a dari jaringan sekitarnya, yaitu m. Kremaster dan semua jaringan ikat dan vasku ler yang meliputinya. Tindakan ini harus dilakukan scara hati-hati untuk menghin dari pendarahan. Lalu dimasukan satu jari ke dalam kantong hernia dan dipegang d engan perantaraan sebuah kasa steril, lalu dengan tangan yang lain dibebasan lap isan jaringan yang meliputinya dengan kasa steril pula. Jari yang memegang kanto ng digeserkan sedikit demi sedikit mengikuti arah jari yang membebaskan kantong tersebut dari luar. Arah pembebasan harus sedemikian rupa sehingga dari medial k e lateral dapat bertemu dalam jarak yang terpendek. Setelah berhasil, maka dindi ng kantong hernia dipegang dengan beberapa klem, kemudian dinding kantong terseb ut dibebaskan lagi dari jaringan yang meliputinya sejauh mungkin ke proksimal sa mpai dapat ditemukan lapisan lemak preperitoneal. Kantong hernia dijepit pada ba tas ini, lalu distalnya dipotong melintang dengan gunting. Kemudian dilakukan he rniorafi menurut Bassini (Bassini plasty) sebagai berikut: setelah fasia tranver sa dibelah: Bassini I: Jahitkan dengan benang besar dan kuat dan dengan jarum ya ng ujungnya seperti paku, tuberkulum pubikum ke fasia trasversa, dan fasia trans versa lagi kemudian ke conjoined tendon pada tepi terdekat m. Rektus abdominis. b. Bassini II: Jahitkan dengan jarum biasa dan benang yang sama,

description

SOP

Transcript of SOP

Page 1: SOP

Herniotomi dan Herniorafi menurut Bassini

Pasien tidur dalam posisi terlentang. Dilakukan antisepsis pada daerah sekitar lipat paha sesisi hernia. Lakukan anastesi lokal menurut Brown dengan novokain 1% pada tempat-tempat berikut: Suntikan intrakutan sampai membenjol pada tempat kira-kira dua jari medial sias. Anestesia blok pada n ilioinguinal dengan cara menusukan jarum suntik pada daerah medial SIAS tersebut, tegak lurus tulang ileum sedalam-dalamnya sampai menyentuh tulang lalu ujung jarum ditarik sedikit dan dipindahkan kekanan dan kekiri sambil disemprotkan zat anestesik secukupnya. Tanpa mencabut jarum, anestesi diteruskan membujur kearah femoral sepanjang 5 cm dengan suntikan subkutan infiltrasi sebanyak 5 ml. Arah jarum kemudian dipindahkan ke median mendatar, suntikan secara subkutan sejauh 5 cm. Suntikan subkutan infiltrasi ke arah simfisis pubis sebanyak 5-10 ml. Suntikan di bawah fasia sebanyak 5-10 ml lalu jarum diangkat dari kulit. Suntikan infrakutan sampai membenjol diatas tuberkulum pubikum. Lalu suntikan subkutan infiltrasi pada daerah tuberkulum pubikum ke arah lateral sampai bertemu dengan bekas suntikan yang ke arah femoral. Pindahan ke arah kranial dan suntikan subkutan infiltrasi sampai bertemu bekas suntikan yang dilakukan pada poin d. Setelah diyakini anestesi berhasil, dilakukan sayatan sepanjang 10 cm terbawah diantara kedua benjolan (poin a dan poin g) memotong kutis dan subkutis. Fasia dibersihkan lalu disayat, segera tampak aponeurosis m. Oblikus abdominis eksternus dengan krural medial dan lateral yang merupakan cincin luar kanalis inguinalis. Belah aponeurosis m. Abdominis oblikus eksternus hingga anulus inguinalis ikut terbelah. Kemudian funikulus spermatikus yang diselubungi m. Kremaster dicari dan dibebaskan. Bebaskan pula ligamentum inguinale yang tebal dan mengkilat di lateralnya dan conjoined area (karena conjoined tendon hanya terdapat 5 % populasi) di sebelah medial. Funikulus spermatikus dipreparasikan lalu ditarik dengan kasa steril yang dilingkarkan mengelilinginya ke arah lateral. Nervous ileoinguinal yang telah dibebaskan juga diamankan ke lateral. Kantong hernia dicari dengan bantuan dua buah pinset anatomis yang dicubitkan pada lapisan jaringan yang meliputinya, lalu digunting dengan hati-hati dan dibebaskan lapis demi lapis sampai akhirnya tammpak lapisan yang berwarna biru abu-abu dan kuat. Ini berarti kita telah mencapai prosesus vaginalis peritonei yang merupakan pembungkus kantong hernia. Kantong hernia kemudian dibuka 3-4 cm untuk melihat isinya. Kemudian kantong hernia dibebaskan secara melingkar penuh dengan arah melintang pada sumbunya dari jaringan sekitarnya, yaitu m. Kremaster dan semua jaringan ikat dan vaskuler yang meliputinya. Tindakan ini harus dilakukan scara hati-hati untuk menghindari pendarahan. Lalu dimasukan satu jari ke dalam kantong hernia dan dipegang dengan perantaraan sebuah kasa steril, lalu dengan tangan yang lain dibebasan lapisan jaringan yang meliputinya dengan kasa steril pula. Jari yang memegang kantong digeserkan sedikit demi sedikit mengikuti arah jari yang membebaskan kantong tersebut dari luar. Arah pembebasan harus sedemikian rupa sehingga dari medial ke lateral dapat bertemu dalam jarak yang terpendek. Setelah berhasil, maka dinding kantong hernia dipegang dengan beberapa klem, kemudian dinding kantong tersebut dibebaskan lagi dari jaringan yang meliputinya sejauh mungkin ke proksimal sampai dapat ditemukan lapisan lemak preperitoneal. Kantong hernia dijepit pada batas ini, lalu distalnya dipotong melintang dengan gunting. Kemudian dilakukan herniorafi menurut Bassini (Bassini plasty) sebagai berikut: setelah fasia tranversa dibelah: Bassini I: Jahitkan dengan benang besar dan kuat dan dengan jarum yang ujungnya seperti paku, tuberkulum pubikum ke fasia trasversa, dan fasia transversa lagi kemudian ke conjoined tendon pada tepi terdekat m. Rektus abdominis. b. Bassini II: Jahitkan dengan jarum biasa dan benang yang sama,

Page 2: SOP

ligamentum inguinale, fasia transversa, dan conjoined tendon diantara tempat jahitan Bassini I dan III. c. Bassini III: Seperti di atas letak di lateral dari Bassini II bila masih dilonggar dapat dilanjutkan IV, V dst. Ikatan Bassini dipersiapkan semua dulu, baru disimpulkan dengan erat satu persatu. Pada ikatan Bassini III harus sedemikian erat tapi masih cukup longgar bagi funikulus spermatikus, yaitu bila di ujung jari masih bisa dimasukkan dengan mudah diantara anulus inguinalis interna dengan jahitan Bassini III. Lalu funikulus spermatikus n. Illioinguinal dan lain-lainnya dikembalikkan ke tempatnya. Perdarahan dirawat dan dinding perut kemudian ditutup lapis demi lapis. Fasia dijahit dengan sutra, subkuts dengan catgut, dan kutis dengan sutra. Luka operasi dibersihkan dan ditutup dengan kassa steril.