Sop Sampling

20
RSGMP UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN TAHAP PRA ANALITIK PEMERIKSAAN LABORATORIUM No. Dokumen Halaman : 1 PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH DIREKTUR drg. ArwitaMulyawati, M.Hkes NIP. 19531205 198203 2 001 Pengertian Prosedur yang mengatur tentang tata laksana tahap pre analitik pemeriksaan laboratorium Tujuan Untuk memperoleh sampel yang representatif. Kebijakan Tahap pra analitik harus dilakukan secara cermat agar diperoleh kualitas hasil pemeriksaan yang tepat Prosedur 1. Petugas analis meneliti macam pemeriksaan yang diminta. 2. Bila sampel yang diperlukan berupa urin, dahak, feses atau sperma maka petugas analis menjelaskan tata cara pengumpulan sampel untuk kemudian sampel diambil/dikumpulkan oleh pasien sendiri. 3. Bila sampel yang diperlukan berupa darah maka untuk pengambilan sampel dilakukan oleh petugas analis. 4. Petugas analis mencocokkan data isian blangko permintaan pemeriksaan dengan pasien yang akan diambil sampelnya. 5. Petugas analis menanyakan kembali persyaratan untuk pemeriksaan (misalnya sudah puasa atau belum). 6. Petugas analis meneliti macam pemeriksaan yang diminta untuk menentukan jumlah, jenis dan pemakaian antikoagulan. 7. Petugas analis menyiapkan peralatan yang akan digunakan. 1

description

SPESIMEN

Transcript of Sop Sampling

Page 1: Sop Sampling

RSGMPUNIVERSITAS JENDERAL

SOEDIRMAN

TAHAP PRA ANALITIKPEMERIKSAAN LABORATORIUM

No. Dokumen Halaman :

1

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

DITETAPKAN OLEH DIREKTUR

drg. ArwitaMulyawati, M.Hkes

NIP. 19531205 198203 2 001Pengertian Prosedur yang mengatur tentang tata laksana tahap pre analitik

pemeriksaan laboratorium

Tujuan Untuk memperoleh sampel yang representatif.

Kebijakan Tahap pra analitik harus dilakukan secara cermat agar diperoleh kualitas hasil pemeriksaan yang tepat

Prosedur 1. Petugas analis meneliti macam pemeriksaan yang diminta. 2. Bila sampel yang diperlukan berupa urin, dahak, feses atau

sperma maka petugas analis menjelaskan tata cara pengumpulan sampel untuk kemudian sampel diambil/dikumpulkan oleh pasien sendiri.

3. Bila sampel yang diperlukan berupa darah maka untuk pengambilan sampel dilakukan oleh petugas analis.

4. Petugas analis mencocokkan data isian blangko permintaan pemeriksaan dengan pasien yang akan diambil sampelnya.

5. Petugas analis menanyakan kembali persyaratan untuk pemeriksaan (misalnya sudah puasa atau belum).

6. Petugas analis meneliti macam pemeriksaan yang diminta untuk menentukan jumlah, jenis dan pemakaian antikoagulan.

7. Petugas analis menyiapkan peralatan yang akan digunakan.8. Petugas analis melakukan pengambilan darah dengan

prinsip tindakan yang aseptik.9. Petugas analis melakukan identifikasi sampel sesuai dengan

identitas pasien dan diberi penomoran sesuai urutan nomor yang tertulis di buku register pendaftaran.

10. Petugas analis melakukan pengelompokan sampel sesuai dengan unit yang akan melakukan pemeriksaan (hematologi, kimia atau serologi).

11. Petugas analis melakukan preparasi sampel sesuai permintaan pemeriksaan.

12. Bahan sampel yang telah dipreparasi diberi identitas.13. Sampel siap untuk dilakukan pemeriksaan.

1

Page 2: Sop Sampling

2

Page 3: Sop Sampling

RSGMPUNIVERSITAS

JENDERAL SOEDIRMAN

PENGAMBILAN SPESIMEN

No. Dokumen Halaman :1-2

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

DITETAPKAN OLEH DIREKTUR

drg. ArwitaMulyawati, M.HkesNIP. 19531205 198203 2 001

Pengertian Suatu usaha atau tindakan untuk memperoleh bahan spesimen dalam rangka pemeriksaan laboratorioum

Tujuan Agar pengambilan Spesimen laboratorium dapat terlaksana dengan baik.

Kebijakan Persiapan dan teknik pengambilan Spesimen sangat menentukan kualitas hasil pemeriksaan.

Prosedur 1. Darah Kapiler.a. Pada orang dewasa diambil ujung jari nomor 2, 3.b. Pada bayi bagian tumit pinggir / ibu jari kaki.c. Bagian tersebut dibersihkan dengan kapas alkohol 70%

biarkan sampai kering.d. Pegang bagian yang akan ditusuk dan sedikit tekan.e. Tusuk dengan lanset steril/softclick sedalam 2-3 mm.f. Darah keluar tanpa ditekan.g. Tetes darah pertama dihapus dengan kapas kering.h. Tetesan berikutnya digunakan untuk pemeriksaan.i. Bekas tusukan ditutup dengan kapas.

2. Darah Vena.a. Pembuluh darah pada lipat siku, pilih yang paling jelas

dan paling besar.b. Letakan lengan pasien lurus pada alas dan telapak

tangan menghadap ke atas.c. Lengan atas diikat dengan pembendung.d. Pasien disuruh mengepal.e. Bagian vena yang akan ditusuk dibersihkan dengan

kapas alkohol 70 %.f. Jarum spuit ditusukan pada lokasi sepanjang pembuluh (

vena ) dengan lubang jarum menghadap ke atas.g. Tarik spuit pelan-pelan sampai sesuai dengan darah

yang dibutuhkan sambil membuka kepalan tangan dengan perlahan-lahan.

h. Letakan kapas pada tempat tusukan dan jarum ditarik kembali.

i. Tekan bekas tusukan dengan kapas selama beberapa menit tangan masih dalam keadaan lurus.

j. Lepaskan jarum dari spuit, alirkan ( jangan disemprot ) darah kedalam wadah melalui dindingnya.

3. Urine.a. Urine Pagi

3

Page 4: Sop Sampling

Urine yang diambil pada saat pagi hari (urine pertama )b. Urine Sewaktu

Urine yang diambil pada saat itu.c. Urine Tampung

Urine yang ditampung selama 24 jam.4. Faeces.

Faeces sewaktu.5. Sperma. Sperma setelah puasa (abstinensia) selama 3 hari6. Pemeriksaan darah rutin menggunakan antikoagulan EDTA7. Pemeriksaan LED dan PT, APTT menggunakan

antikoagulan Na sitras.8. Pemeriksaan analisa gas darah menggunakan antikoagulan

heparin9. Pemeriksaan kimia darah tidak menggunakan antikoagulan

(darah beku)

4

Page 5: Sop Sampling

RSGMPUNIVERSITAS

JENDERAL SOEDIRMAN

PENYIMPANAN SPESIMEN

No. Dokumen Halaman :1

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

DITETAPKAN OLEH DIREKTUR

drg. ArwitaMulyawati, M.Hkes

NIP. 19531205 198203 2 001Pengertian Agar kandungan nilai analisis spesimen tetap terjaga harus

disimpan dalam suhu yang sesuai dengan lamanya Spesimen akan disimpan

Tujuan Apabila dikemudian hari/waktu ingin diperiksa lagi untuk keperluan konfirmasi atau penelitian

Kebijakan Spesimen - Spesimen tertentu yang kemungkinan akan diperiksa lagi waktu yang akan datang harus disimpan susuai standar penyimpanan

Prosedur 1. Spesimen darah utuh dengan antikoagulan harus diperiksa sesegera mungkin atau kurang dari 12 jam setelah pengambilan spesimen (dalam suhu kamar).

2. Khusus untuk pemeriksaan glukosa harus diperiksa kurang dari 2 jam setelah spesimen di ambil.

3. Spesimen yang akan disimpan dalam waktu 1-2 minggu disimpan dalam cool case suhu 2-8oC.

4. Spesimen serum yang akan disimpan dalam waktu berbulan-bulan harus disimpan dalam freezer dengan suhu -70oC.

5

Page 6: Sop Sampling

RSGMPUNIVERSITAS

JENDERAL SOEDIRMAN

PENGIRIMAN SPESIMEN RUJUKAN

No. Dokumen Halaman :1

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

DITETAPKAN OLEH DIREKTUR

drg. ArwitaMulyawati, M.HkesNIP. 19531205 198203 2 001

Pengertian Agar kandungan nilai analisis spesimen tetap terjagaselama dalam proses pengiriman

Tujuan Agar dapat dilakukan pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan di Instalasi Laboratorium

Kebijakan Spesimen – spesimen tertentu yang akan dirujuk untuk pemeriksaan di laboratorium rujukan harus ditempatkan dalam wadah yang tepat

Prosedur 1. Bila ada pemeriksaan yang dirujuk laboratorium memberitahukan kepada laboratorium tempat rujukan, sekaligus memberitahu yang melakukan pengambilan Spesimen adalah petugas laboratorium tempat rujukan.

2. Laboratorium membuat surat pengantar pemeriksaan.3. Hasil pemeriksaan dikirim oleh laboratorium rujukan ke

Instalasi Laboratorium untuk disampaikan kepada dokter penanggung jawab pasien untuk dapat segera mengambil tindakan selanjutnya.

4. Dokter atau petugas ruangan yang menerima hasil pemeriksaan menandatangani buku ekspedisi serah terima hasil.

6

Page 7: Sop Sampling

RSGMPUNIVERSITAS

JENDERAL SOEDIRMAN

PENERIMAAN SPESIMEN

No. Dokumen Halaman :1

PROSEDUR TETAPTanggal Terbit

DITETAPKAN OLEH DIREKTUR

drg. ArwitaMulyawati, M.Hkes

NIP. 19531205 198203 2 001Pengertian Spesimen yang dikirim ke laboratorium dalam proses pra analitik

diperlukan administrasi Spesimen yang benar agar tidak tertukar dengan specimen lain.

Tujuan Untuk memudahkan identifikasi identitas Spesimen sehingga menghindari tertukarnya Spesimen.

Kebijakan Spesimen yang dikirim ke Instalasi Laboratorium harus dikelola secara benar sehingga identitas Spesimen jelas.

Prosedur 1. Spesimen yang diambil oleh petugas ruangan/bangsal atau petugas diluar laboratorium (perawat) untuk pemeriksaan laboratorium dikirim ke laboratorium dan diterima oleh petugas laboratorium.

2. Petugas laboratorium melakukan identifikasi yaitu jenis Spesimen, nama pasien, umur, jenis kelamin, alamat, bangsal yang mengirim, nomor rekam medis dokter yang meminta, memberi nomor Spesimen dan mencatat pemeriksaan yang diminta.

3. Pemberian label pada tabung penampung Spesimen, yang berisi nomor Spesimen, nama pasien dan jenis pemeriksaan yang diperiksa.

4. Spesimen kemudian dikirim ke ruang pemeriksaan untuk dilakukan pemeriksaan sesuai permintaan.

7

Page 8: Sop Sampling

RSGMPUNIVERSITAS JENDERAL

SOEDIRMAN

PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH VENA

No. Dokumen Halaman :1-2

PROSEDUR TETAPTanggal Terbit

DITETAPKAN OLEH DIREKTUR

drg. ArwitaMulyawati, M.HkesNIP. 19531205 198203 2 001

Pengertian Spesimen berwujud darah yang dalam pengambilannya memerlukan persaratan tertentu.

Tujuan Agar diperoleh kualitas darah yang baikKebijakan Pengambilan darah vena dilakukan pada vena yang

cukup besar dan mudah untuk dilakukan pengambilan darah.

Prosedur 1. Tangan yang akan diambil Spesimen darahnya dijulurkan lurus dengan telapak tangan menghadap keatas, kemudian lengan atas diikat dengan tourniquet. dicari daerah yang venanya kelihatan lebih menonjol.

2. Pasien diminta untuk mengepal dengan posisi ibu jari berada di dalam, kemudian dicari daerah yang venanya kelihatan lebih menonjol.

3. Vena yang akan ditusuk diusap dengan menggunakan kapas alkohol 70% sampai dengan daerah sekitarnya.

4. Jarum spuit ditusukkan pada vena yang telah diusap dengan alkohol, lubang jarum menghadap keatas dengan sudut kemiringan ± 30 derajat terhadap lengan.

5. Tarik perlahan-lahan piston spuit sampai darah yang dikehendaki tercapai, pada saat itu pasien disuruh membuka kepalan tangannya.

6. Jika darah yang dibutuhkan sudah tercukupi, tourniquet dilepaskan dan letakkan kapas kering pada tempat penusukan vena kemudian tarik jarum spuit keluar dari vena.

7. Tekan bekas tusukan dengan kapas alkohol kering beberapa menit sampai darah tidak keluar lagi

8. Tutup kembali jarum spuit dengan satu tangan.9. Untuk pemeriksaan darah rutin lepaskan jarum dengan

memutar tutup jarum spuit dan alirkan darah ke dalam tabung antikoagulan melewati dinding botol dan segera dihomogenkan darah yang berada di botol dengan cara membolak balikan tabung secara perlahan (bukan dikocok) kemudian botol diberi label yang berisi nomor laboratorium, nomor RM dan nama pada bagian luar tabung.

10. Untuk pemeriksaan kimia klinik darah dituang ke dalam tabung tanpa antikoagulan dan diberi label yang berisi

8

Page 9: Sop Sampling

nama pasien, nomor laboratorium, Nomor RM dan jenis pemeriksaan yang diminta

9

Page 10: Sop Sampling

RSGMPUNIVERSITAS

JENDERAL SOEDIRMAN

PEMBERIAN IDENTITAS SPESIMEN

No. DokumenHalaman :

1

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

DITETAPKAN OLEH DIREKTUR

drg. ArwitaMulyawati, M.HkesNIP. 19531205 198203 2 001

Pengertian Suatu aktivitas dalam rangka identifikasi Spesimen sesuai dengan identitas asal Spesimen

Tujuan Untuk menghindari kesalahan Spesimen satu dengan yang lain ( tertukar ).

Kebijakan Agar pengerjaan Spesimen sesuai dengan identitas, urutan dan untuk mempermudah dalam pengerjaannya serta tidak tertukar dengan Spesimen lain.

Prosedur 1. Spesimen dimasukkan dalam tabung reaksi atau vial.2. Diberi nomor dan nama pasien serta pemeriksaan yang

diminta dengan spidol permanen.3. Dikirim ke masing-masing bagian pemeriksaan (Hematologi,

Kimia Klinik, Imunoserologi dan sebagainya).

10

Page 11: Sop Sampling

RSGMPUNIVERSITAS

JENDERAL SOEDIRMAN

SYARAT PEMERIKSAAN SPESIMEN

No. DokumenHalaman :

1-2

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

DITETAPKAN OLEH DIREKTUR

drg. ArwitaMulyawati, M.Hkes

NIP. 19531205 198203 2 001Pengertian Usaha yang dilakukan oleh pasien untuk persiapan pengambilan

Spesimen agar diperoleh hasil pemeriksaan yang akurat.

Tujuan Agar pemeriksaan laboratorium dapat terlaksana dengan baik.

Kebijakan Spesimen yang akan diperiksa harus memenuhi persyaratan sehingga hasil lebih akurat

Prosedur 1. Sampel Urine.a. Untuk pemeriksaan konsentrasi kadar analit dalam urin

maka sampel urin yang dipergunakan adalah urin pagi.b. Untuk pemeriksaan urin rutin pengumpulan urin dengan

teknik urin pancaran tengah (mid stream).c. Untuk pemeriksaan clearance dan Esbach diperlukan

urin tampung 24 jam.

2. Sampel feses.a. Feses dikirim adalah feses segar ditampung dalam

wadah yang tertutup.b. Feses cair diambil bagian yang berlendir dan atau

berdarah.

3. Sampel dahak.a. Untuk pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA) diperlukan

sampel dahak SPS (sewaktu-pagi-sewaktu).

b. Untuk sewaktu 1 dikumpulkan pada saat kunjungan yaitu dengan mengeluarkan dahak dan ditampung di wadah/pot yang disediakan.

c. Untuk pagi pasien diberi wadah/pot untuk dibawa pulang dan pengumpulan dahak dilakukan pagi pada saat bangun tidur.

d. Untuk sewaktu 2 pengumpulan dahak dilakukan pada saat datang di laboratorium.

4. Sampel sperma.a. Pasien harus puasa/abstinensia hubungan kelamin

(ejakulasi) selama 3-5 hari.b. Pasien dapat mengumpulkan sperma di rumah tetapi

11

Page 12: Sop Sampling

sampel harus sampai di laboratorium maksimal 1 jam sejak mengeluarkan sperma.

c. Sampel sperma ditampung semua (tidak boleh ada yang terbuang atau tercecer) dalam wadah yang bersih dan kering serta bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat mematikan sperma.

5. Sampel darah.a. Untuk pemeriksaan kimia sebaiknya pasien puasa ± 10

jam sebelum diambil darahnya.b. Untuk pemeriksaan gula darah puasa pasien harus

puasa minimal 8jam, bila dilanjutkan dengan pemeriksaan gula darah 2 jam, maka pasien dianjurkan makan setelah pengambilan darah pertama dan di beritahu untuk kembali di ambil darahnya 2 jam setelah makan. Pasien juga dianjurkan agar jangan meminum obat penurun glukosa sebelum diambil darah yang kedua.

c. Untuk pemeriksaan profil lipid pasien harus puasa minimal 12 jam sebelum diambil darahnya

d. Untuk pemeriksaan darah rutin/lengkap memerlukan sampel darah dengan antikoagulan EDTA.

e. Untuk pemeriksaan kimia darah, serologi yang diperlukan sampel darah beku.

12

Page 13: Sop Sampling

RSGMPUNIVERSITAS

JENDERAL SOEDIRMAN

PENGUMPULAN SPESIMEN

No. DokumenHalaman :

1

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH DIREKTUR

drg. ArwitaMulyawati, M.Hkes

NIP. 19531205 198203 2 001Pengertian Suatu aktivitas untuk menyiapkan wadah penampung Spesimen

agar memenuhi pesyaratan kemudian usaha pengambilan Spesimen

Tujuan Agar pemeriksaan laboratorium rawat jalan dapat terlaksana dengan baik

Kebijakan Tempat penampungan Spesimen harus memenuhi persyaratan.

Prosedur A. DarahWadah berupa botol atau tabung penampung yang bersih, kering, tertutup dan berisi anticoagulan, pengambilan darah dilakukan di ruang pengambilan Spesimen di laboratorium atau di bangsal, dilakukan oleh analis

B. Urine- Wadah terbuat dari plastik atau gelas bermulut lebar,

kering, bersih dan tertutup- Pasien dipersilakan menampung urine pada tempat

yang telah disediakanC. Faeces

Wadah terbuat dari plastik atau gelas bermulut lebar, kering,bersih dan tertutup.

D. Dahak− Wadah terbuat dari plastik atau gelas bermulut

lebar,kering,bersih dan tertutup.E. Sperma

Wadah terbuat dari gelas bermulut lebar dan bersih.

PENGAMBILAN SPESIMEN FESES

13

Page 14: Sop Sampling

RSGMPUNIVERSITAS

JENDERAL SOEDIRMAN

No Dokumen : Halaman :1

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH DIREKTUR

drg. ArwitaMulyawati, M.Hkes

NIP. 19531205 198203 2 001Pengertian Produk pengeluaran/ekskresi sistim pencernaan yang

dikeluarkan melalui anus.

Tujuan Agar mendapatkan spesimen feses sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Kebijakan Setiap pengambilan spesimen feses diperlukan persiapan dan teknis pengambilan sehingga kualitas spesimennya baik.

Prosedur 1. Pasien disiapkan dalam posisi tendelenberg.2. Perawat ruangan dengan memakai sarung tangan

melakukan swab rectal.3. Perawat ruangan menampung spesimen faeces pada

tempat yang bermulut lebar dan berwarna / tidak tembus cahaya

4. Feses yang didapat dikirim ke laboratorium dengan diberi label nama pasien, nomor Laboratorium, Nomor RM dan ruangan pengirim.

14

Page 15: Sop Sampling

RSGMPUNIVERSITAS

JENDERAL SOEDIRMAN

PENGAMBILAN SPESIMEN URINE

No Dokumen : Halaman :1

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit :

DITETAPKAN OLEH DIREKTUR

drg. ArwitaMulyawati, M.HkesNIP. 19531205 198203 2 001

Pengertian Produk pengeluaran/ekskresi sistim urinarius/perkencingan.

Tujuan Agar mendapatkan spesimen urine sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Kebijakan Setiap pengambilan spesimen urine diperlukan persiapan dan teknis pengambilan sehingga kualitas spesimennya baik.

Prosedur 1. Petugas ruangan memberikan petunjuk kepada pasien rawat inap bahwa urine yang akan diperiksa adalah urine yang pertama kali keluar setelah bangun tidur dengan metode porsi tengah

2. Urin yang dikeluarkan pasien ditampung dalam botol plastik yang bermulut lebar yang sebelumnya oleh petugas ruangan botol penampungan diberi label yang berisi nama pasien, nomor CM dan ruangan pengirim.

3. Petugas ruangan mengantar ke laboratorium yang waktu pengiriman spesimennya tidak boleh lebih dari 5 jam setelah urine dikeluarkan.

15

Page 16: Sop Sampling

RSGMPUNIVERSITAS

JENDERAL SOEDIRMAN

PENGAMBILAN SPESIMEN SPUTUM

No. Dokumen Halaman :1

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit :

DITETAPKAN OLEH DIREKTUR

drg. ArwitaMulyawati, M.Hkes

NIP. 19531205 198203 2 001Pengertian Produk saluran nafas yang dihasilkan karena proses sensitisasi

terhadap bahan-bahan tertentu.

Tujuan Agar mendapatkan spesimen sputum yang kualitasnya baik.

Kebijakan Setiap pasien yang akan diambil spesimen sputumnya harus melakukan teknis mengeluarkan dahak yang benar.

Prosedur 1. Petugas ruangan memberikan pengarahan tentang cara mengeluarkan dahak yang benar yaitu :− Spesimen dahak yang diambil adalah sewaktu dan pagi

hari setelah bangun tidur dan berkumur (tanpa menggosok gigi menggunakan pasta gigi dan sebelum makan dan minum).

− Tarik nafas dalam-dalam, tahan 3 detik keluarkan nafas, diulang sampai 2 kali.

− Tarik nafas yang ketiga tahan kira-kira 3 detik kemudian batukkan sekuat tenaga ke dalam tempat (POT) dahak yang telah di siapkan dengan diberi label nama pasien, no CM dan ruangan pengirim.

2. Petugas ruangan mengantar spesimen sputum ke laboratorium.

16