SOP Pipa Transmisi

download SOP Pipa Transmisi

of 7

Transcript of SOP Pipa Transmisi

Standar Operasi dan Pemeliharaan (SOP)

STANDAR OPERASI PEMELIHARAAN ( S O P )

DAN

A. Pemasangan dan Penyetelan Pipa dan Accesories Pipa 1. Pemasangan dan Penyetelan Pipa Didalam gambar, memasang dan menyetel akibat pipa, perlu diperhatikan dan atau yang kedudukan pipa tersebut, ukuran-ukuran yang diminta dalam gerakan-gerakan akibat pengembangan pengerutan temperatur, dan tegangan-tegangan

mungkin terjadi akibat pengelasan atau pemuaian akibat panas pada pipa dan beban-beban yang ditanggung pipa tersebut. Peralatan yang dipakai adalah sebagai berikut : Alat pengangkat (mobile crane, tripot, tackle, block dan lain-lain) Mesin las lengkap Alat rata air (waterpass) Siku-siku baja Alat-alat pembantu untuk penyetelan Mesin las potong (autogene) Alat pemotong pipa Alat pembuat ulir pipa Alat-alat pertukangan pipa lainnya (kunci trimo, martil dan lainAlat penyangga pipa yang dapat diturunkan atau dinaikkan Roda pemutar pipa

lain)

Halaman - 1

Standar Operasi dan Pemeliharaan (SOP)

Adapun langkah-langkah penyetelan pipa dan accesoriesnya adalah sebagai berikut : a. Langkah Persiapan Semua peralatan disiapkan Bahan-bahan yang akan dipasang, disiapkan dan diperiksa keadaannya, misalnya apakah bahan utuh, berkarat, bahan sama atau berbeda dengan bagian yang akan disambung Menyiapkan/mempelajari bahan Menyiapkan tukang pipa b. Membaca gambar Dari gambar utama dijabarkan bagian-bagian kecil dalam bentuk isometris agar muah dimengerti oleh para tukang Membubuhkan ukuran-ukuran secara rinci pada gambar isometris tersebut sehingga jelas dapat ditentukan ukuran setiap bagian dari pasangan pipa tersebut Jika terdapat keganjilan/kelainan dan atau kekeliruan pada gambar tersebut wajib ditanyakan kepada pihak pemilik atau perencana gambar tersebut. c. Menyusun rencana kerja dan urutan langkah-langkah pelaksanaan yang paling efisien. Diprioritaskan bagian-bagian yang mudah dikerjakan terlebih dahulu, kemudian baru bagian yang sulit. Bagian yang akan langsung dihubungkan dengan bagian lain dilapangan sebaiknya dilaksanakan dilapangan, dimana penyetelan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya tanpa harus ada paksaanHalaman - 2

Standar Operasi dan Pemeliharaan (SOP)

ataupun pemanasan-pemanasan guna penyetelannya. Bagaimana juga, jika dilaksanakan secara salah maka pemanasan dapat mengurangi kekuatan bahan. d. Penyetelan Bagian-bagian pipa dipotong dengan alat potong pipa atau las potong, sesuai gambar. Penyetelan merupakan pekerjaan yang sangat penting. Setiap langkah harus dilaksanakan secara teliti sekali. Pemotongan bagian-bagian pipa harus tepat sekali dengan ukuran yang tercantum pada gambar.

B. Operasi dan Pemeliharaan 1. Unit Bangunan Penyadap Air Baku (Intake) Konstruksi dan kapasitas yang diperlukan bangunan penyadap sumber air baku serta sistem pengaliran transmisi akan disesuaikan dengan pemanfaatan air baku. Untuk penyadapan sumber air baku, konstruksi bangunan penyadap akan digunakan konstruksi pasangan beton bertulang. Agar bangunan Intake terpelihara dengan baik perlu pengecekan secara rutin 2. Jalur Pipa Transmisi Jalur pipa transmisi adalah jalur pipa yang mengalirkan air baku dari unit Intake menuju instalasi pengolahaan air bersih (IPA/WTP). Sistem pengaliran air dari sumber ke instalasi pengolahaan air bersih (WTP) dengan sistem gravitasi memakai pipa PVC dia.200 mm. Sistem ini memanfaatkan keadaaan tofografi (beda tinggi muka tanah) setempat, dalam hal ini jika daerah pelayanan terletak lebih rendah dari sumber air. Untuk daerah pelayanan yang mempunyaiHalaman - 3

Standar Operasi dan Pemeliharaan (SOP)

beda tinggi yang besar ini sistem gravitasi dapat diterapkan sehingga menjadi lebih ekonomis dan mudah karena tidak menggunakan sistem perpompaan. Untuk perhitungan dimensi pipa transmisi digunakan debit hari maksimum (Qmax-day) dengan formulasi Hazen-William. Sistem pengaliran dengan menggunakan cara pemompaan. Untuk jaringan pipa transmisi akan digunakan jenis pipa PVC. Perhitungan dimensi ini sudah dipersiapkan seoptimal mungkin untuk mengantisipasi kebutuhan air pada debit hari maksimum (Qmax-day). Diperkirakan mampu melayani kebutuhan sampai akhir perencanaan. Rumus Hazen-William: Menggunakan formula Hazen WilliamQ Hf = 0,2785 .CHW .( D ) 2, 631,85

x

L

Dimana : Hf Q CHW D L = Kehilangan tekanan (m) = Debit air (m3/dt) = Koefisien kekasaran pipa = Diameter pipa (m) = Panjang pipa (m)

Agar jalur pipa transmisi terpelihara dengan baik perlu pengecekan secara rutin 3. Perlengkapan Jalur Pipa Transmisi Katup Udara (Air Release Valve/Vent) : Standar dipakai pada semua jembatan pipa Dipasang pada titik yang tinggi pada jalur pipa transmisi - Penambahan air release valve dipasang pada jalur pipa transmisi rata-rata setiap 2 km

Halaman - 4

Standar Operasi dan Pemeliharaan (SOP)

Air release valve berfungsi unutk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam pipa. Biasanya air valve ditempatkan pada titik-titik tertinggi disepanjang jalur pipa transmisi dan pada jembatan pipa. Agar katup udara terpelihara dengan baik perlu pengecekan secara rutin Katup Penguras (Wash Out/Blow Off) : Dipasang pada semua titik terendah pada pipa transmisi dan distribusi, termasuk pada jembatan pipa Penambahan wash out dilaksanakan setiap jalur pipa transmisi rata-rata setiap 2 km. Wash out digunakan untuk mengeluarkan lumpur/endapan yang terperangkap atau yang mengendap didasar pipa. Wash out/Blow off ditempatkan pada lokasi yang relatif rendah, yang memungkinkan pengurasan secara gravitasi. Agar katup penguras terpelihara dan aliran air dalam pipa tidak terhambat maka perlu pengurasan lumpur endapan dan pengecekan secara rutin. Lamanya pengurasan tergantung kaulitas air baku. Perlintasan Pipa Perlintasan pipa yang umum digunakan pada pipa berupa Jembatan Pipa atau Syphon. Jembatan pipa Pada Pipa waktu yang merencanakan digunakan untuk jembatan jembatan pipa, pipa perlu dipertimbangkan hal-hal berikut : disarankan menggunakan pipa baja atau pipa Ductile Cast Iron.

Halaman - 5

Standar Operasi dan Pemeliharaan (SOP)

Sudut antara pipa masuk/keluar dengan pipa tidak lebih rendah 45o dan diberikan blok beton penahan. dibuat bila pipa melewati bagian bawah dari

Syphon

sungai/saluran. Dalam merencanakan syphon, maka sudut antara pipa masuk/keluar dengan pipa tidak lebih dari 45 dan diberikan blok beton penahan. 4. Instalasi Pengolahan Air Dari intake air baku dialirkan lewat pipa transmisi (cara gravitasi) menuju ke instalasi pengolahan air (WTP/IPA). Proses pengolahan air baku dilakukan dengan paket baja WTP yang terdiri dari koagulasi/flokulasi, sedimentasi, filtrasi, netralisasi dan desinfeksi. Agar WTP/IPA terpelihara dan hasil kualitas air yang dihasilkannya memenuhi standar, perlu dilakukan pemeliharaan dan pengecekan secara rutin. Untuk pengoperasian WTP diperlukan tenaga operator dengan pendidikan tertentu. 5. Reservoir Air yang telah diolah, dialirkan menuju reservoar (ground reservoar) yang berfungsi mengatasi fluktuasi pemakaian air. Reservoar distribusi ini sebagai bak penampung air bersih pada saat pemakaian air lebih kecil dari pemakaian air rata-rata dimana air yang ditampung ini akan digunakan pada saat pemakaian air lebih besar dari kebutuhan pemakaian air rata-rata. Reservoir distribusi digunakan untuk menampung kelebihan air pada saat kebutuhan minimum, sehingga dapat memberikan supply air pada kebutuhan jam puncak. Perhitungan volume reservoir didasarkan atas 15 20 % kebutuhan air maksimum atau kira-kira 4 jam kebutuhan air untuk hari ratarata.

Halaman - 6

Standar Operasi dan Pemeliharaan (SOP)

Untuk konstruksi reservoar terbuat dari beton bertulang terdiri dari 2 (dua) kompartemen bila satu kompartemen dibersihkan, maka ada unit lainnya yang dapat difungsikan sehingga operasi reservoar tidak terganggu). Untuk kelancaran operasinya, antara kompartemen satu dengan lainnya dihubungkan dengan pipa.

Halaman - 7