Solid Solid Mixing
-
Upload
haris-pratama -
Category
Documents
-
view
40 -
download
3
description
Transcript of Solid Solid Mixing
BAB III
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Perhitungan
Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan untuk setiap variabel perbandingan volume
bahan beras dan kacang hijau yaitu :
Tabel III.1.1 Hasil Perhitungan Proporsi Beras dan Kacang Hijau dengan
Perbandingan Volume Bahan 2 : 5
t (menit) p1 p2 p3 p4 p5 p rata2
5 0,137255 0,156627 0,189873 0,198758 0,193548 0,175212
10 0,294118 0,323529 0,335294 0,348837 0,32 0,324356
15 0,423729 0,433155 0,429319 0,451613 0,429379 0,433439
20 0,477528 0,483871 0,47027 0,456044 0,481081 0,473759
25 0,486911 0,508021 0,497354 0,484043 0,497462 0,494758
Tabel III.1.2 Hasil Perhitungan Standart Deviasi Sampel dan Indeks Mixing
Perbandingan Volume Bahan 2 : 5
t (menit) s σR Ip Is M
5 0,026887 0,037688 24,44506 1,401676 0,996821
10 0,020328 0,036253 32,33228 1,78336 0,998195
15 0,010702 0,035028 61,41615 3,273062 0,999522
20 0,011136 0,035066 59,02037 3,148816 0,999479
25 0,00957 0,034397 68,67728 3,594079 0,999623
Tabel III.1.3 Hasil Perhitungan Proporsi Beras dan Kacang Hijau dengan
Perbandingan Volume Bahan 3 : 5
t (menit) p1 p2 p3 p4 p5 p rata2
5 0,137255 0,312102 0,315789 0,299363 0,296774 0,272257
10 0,156627 0,419162 0,464706 0,425926 0,434524 0,380189
15 0,189873 0,545977 0,522472 0,519774 0,540984 0,463816
20 0,198758 0,59116 0,588235 0,580645 0,584211 0,508602
25 0,193548 0,625698 0,628415 0,636872 0,636364 0,544179
Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-2
Tabel III.1.4 Hasil Perhitungan Standart Deviasi Sampel dan Indeks Mixing
Perbandingan Volume Bahan 3 : 5
t (menit) s σR Ip Is M
5 0,075901 0,035164 9,77637 0,463292 0,969928
10 0,126181 0,033896 5,880773 0,268633 0,916846
15 0,153559 0,033168 4,832276 0,215993 0,876834
20 0,173254 0,03252 4,282964 0,187701 0,843207
25 0,196069 0,032923 3,784578 0,167913 0,799185
Tabel III.1.5 Hasil Perhitungan Proporsi Beras dan Kacang Hijau dengan
Perbandingan Volume Bahan 4 : 5
t (menit) p1 p2 p3 p4 p5 p rata2
5 0,435583 0,447059 0,440994 0,419162 0,43125 0,434809
10 0,550296 0,57485 0,567251 0,535714 0,541667 0,553956
15 0,646739 0,643617 0,644809 0,659459 0,652632 0,649451
20 0,672043 0,670157 0,675676 0,682796 0,675532 0,675241
25 0,686486 0,687831 0,693548 0,708108 0,702128 0,69562
Tabel III.1.6 Hasil Perhitungan Standart Deviasi Sampel dan Indeks Mixing
Perbandingan Volume Bahan 4 : 5
t (menit) s σR Ip Is M
5 0,010564 0,031607 75,08274 2,991896 0,999343
10 0,016662 0,031192 47,60413 1,872013 0,998331
15 0,006581 0,029697 120,5322 4,512733 0,999759
20 0,004833 0,029602 164,1299 6,125306 0,999881
25 0,00931 0,029649 85,19993 3,184758 0,999495
III.2 Pembahasan
Percobaan mixing solid-solid ini bertujuan untuk mempelajari pengguanaan tracer
untuk menilai kualitas pencampuran solid-solid dan mengevaluasi prestasi (performance)
alat pencampur solid-solid. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu beras dan
kacang hijau dengan variabel perbandingan volume bahan yaitu 2:5, 3:5, dan 4:5.
Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-3
Langkah pertama dalam percobaan ini yaitu menyiapkan beras dan kacang hijau,
selanjutnya mengukur volume beras dan kacang hijau tersebut sesuai variabel dan
memasukkannya ke dalam tangki pencampur. Dalam hal ini beras terlebih dahulu
dimasukkan secara merata ke suluruh bagian dalam tangki dengan posisi tangki vertikal.
Kemudian memasukkan kacang hijau dengan posisi yang sama seperti beras. Selanjutnya
melakukan mixing dengan waktu yang telah ditentukan, dalam percobaan ini yaitu 5, 10, 15,
20, dan 25 menit pada tiap variabel perbandingan volume bahan. Setelah melakukan mixing
pada waktu-waktu yang telah ditentukan tersebut, kemudian mengambil sampel secara acak
sebanyak 5 sampel pada bagian-bagian tangki yang telah ditentukan. Selanjutnya
menghitung jumlah butir dalam sampel, membandingkan antara jumlah tracer (dalam hal
ini beras) dengan jumlah campuran (beras dan kacang hijau). Dalam pencampuran solid-
solid ini, tujuan utama ialah mencari index mixing dari pencampuran tersebut. Dari index
mixing ini dapat diketahui seberapa baik kualitas pencampuran tersebut.
Setelah melakukan seluruh pengamatan maka data yang didapatkan yaitu berupa
jumlah sampel dan waktu pencampurannya. Untuk mencari indeks mixing, yang perlu
dilakukan yaitu menghitung rata-rata seluruh sampel setelah menemukan hasil untuk p i
(proporsi tracer) pada setiap sampel dari waktu yang telah ditentukan mulai menit ke-5
sampai menit ke-25 sehingga didapatkan proporsi rata-rata seluruh sampel pada tabel III.1.1,
tabel III.1.3, dan tabel III.1.5. Setelah proporsi rata-rata dari seluruh sampel diketahui maka
dapat mencari standard deviasi (s). Bila N pengambilan sampel banyak sekali maka p akan
dekat dengan µ, tetapi bila N pengambilan sampel sedikit maka keduanya akan berbeda.
Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa nilai p memiliki nilai yang berbeda terhadap nilai
µ. Standard deviasi (s) disini digunakan untuk mengetahui perbedaan harga pi dan p. Pada
umumnya s digunakan sebagai indikator kesempurnaan suatu percampuran. Bila harga s
semakin kecil maka semakin baik suatu kualitas pencampuran. Begitu pula sebaliknya, jika
harga s makin besar, maka semakin buruk kualitas pencampuran tersebut.
Dapat dilihat pada tabel III.1.2 untuk 2:5 dapat diketahui bahwasanya harga s yang
relatif turun. Pada tabel III.1.2 harga s paling kecil terdapat pada t=25 menit dan harga s
paling besar terdapat pada t=5 menit. Lalu dilihat pada tabel III.1.4 untuk 3:5 dapat
diketahui bahwasanya harga s juga relatif turun pada pencampuran. Harga s paling kecil
terdapat pada t=25 menit dan harga s paling besar terdapat pada t=5 menit. Pada tabel III.1.2
untuk 2:5 dan tabel III.1.6 untuk 4:5 sesuai dengan literatur yang menunjukkan semakin
kecil harga s berarti semakin baik kualitas pencampurannya. Sedangkan pada tabel III.1.4
Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-4
untuk 3:5 terjadi penyimpangan s dimana harga s relatif naik terhadap naiknya waktu. Harga
s paling kecil terdapat pada t=5 menit dan harga s paling besar terdapat pada t=25 menit. Hal
ini menunjukkan buruknya kualitas pencampuran saat 3:5. Harga s yang ralatif naik ini
dapat disebabkan karena percampuran yang kurang sempurna dan pengambilan sampel yang
tidak teliti sesuai dengan porsinya. Hal ini juga mempengaruhi index mixing yang
dihasilkan.
Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan Index mixing reciprocal (Is) dan Lacey
mixing index (M) yang dapat dilihat pada tabel III.1.2 untuk 2:5 dapat diketahui bahwasanya
yang memiliki nilai tertinggi saat t=25 menit dan nilai terendah yaitu pada saat t=5 menit.
Lalu dapat dilihat pada tabel III.1.4 untuk 3:5 dapat diketahui bahwasanya yang memiliki
nilai tertinggi saat t=5 menit dan nilai terendah yaitu pada saat t=25 menit. Sedangkan pada
tabel III.1.6 untuk 4:5 dapat diketahui bahwasanya yang memiliki nilai tertinggi saat t=20
menit dan nilai terendah yaitu pada saat t=10 menit.
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa campuran mendekati pencampuran yang
sempurna pada proporsi 2:5 pada tabel III.1.2 karena ukuran dari sempurnanya suatu
campuran dapat dilihat dari semakin meningkatnya index mixing yang dihasilkan. Berikut
grafik yang merupakan plot nilai Is terhadap waktu pencampuran serta plot nilai M terhadap
waktu pencampuran (t).
Gambar III.2.1 Plot Grafik Is terhadap Waktu Pencampuran (t) Perbandingan 2:5
Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-5
Gambar III.2.2 Plot Grafik M terhadap Waktu Pencampuran (t) Perbandingan 2:5
Sedangkan pada tabel III.1.4 pada proporsi 3:5 dapat diketahui bahwa campuran
merupakan pencampuran yang tidak sempurna karena ukuran dari sempurnanya suatu
campuran dapat dilihat dari semakin meningkatnya index mixing yang dihasilkan, sedangkan
pada percobaan didapatkan hasil yang sebaliknya. Berikut grafik yang merupakan plot nilai
Is terhadap waktu pencampuran serta plot nilai M terhadap waktu pencampuran (t).
Gambar III.2.3 Plot Grafik Is terhadap Waktu Pencampuran (t) Perbandingan 3:5
Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-6
Gambar III.2.4 Plot Grafik M terhadap Waktu Pencampuran (t) Perbandingan 3:5
Untuk proporsi 4:5 pada tabel III.1.6 dapat diketahui bahwa campuran merupakan
pencampuran yang tidak sempurna hampir sama seperti percobaan dengan proporsi 3:5
karena ukuran dari sempurnanya suatu campuran dapat dilihat dari semakin meningkatnya
index mixing yang dihasilkan, sedangkan pada percobaan didapatkan hasil yang sebaliknya.
Berikut grafik yang merupakan plot nilai Is terhadap waktu pencampuran serta plot nilai M
terhadap waktu pencampuran (t).
Gambar III.2.5 Plot Grafik Is terhadap Waktu Pencampuran (t) Perbandingan 4:5
Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-7
Gambar III.2.6 Plot Grafik M terhadap Waktu Pencampuran (t) Perbandingan 4:5
Dari grafik di atas, terlihat bahwa adanya hubungan yang tidak teratur antara harga Is
maupun M terhadap waktu pencampuran. pada grafik III.2.5 dan III.2.6 untuk proporsi 4:5
terjadi naik turun Is dan M, akan tetapi pada grafik III.2.3 dan III2.4 tejadi penurunan harga
Is dan M hingga tengah interval waktu tertentu lalu cenderung menurun hingga waktu
tertentu. Dari grafik diatas juga terlihat bahwa nilai M yang ada tidak melebihi nilai 1, hal
ini sesuai dengan teori pada literatur yang menyebutkan bahwa nilai M yang baik berkisar
antara 0,75-1 dimana nilai 0 untuk yang campuran terpisah sepenuhnya, dan 1 untuk yang
tercampur sempurna secara acak.. Hal ini dapat disimpulkan bahwa grafik III.2.3, III.2.4,
(untuk proporsi 3:5) dan grafik III.2.5, III.2.6 (untuk proporsi 4:5) menunjukkan bahwa
tingkat pencampuran padatan tergolong buruk. Hal ini terjadi karena pengambilan sampel
yang kurang teliti dan proporsi yang tidak tepat sehingga menyebabkan harga Is naik turun
secara tidak stabil. Pengaruh dari tingginya harga Is ini mengakibatkan harga M yang tidak
stabil pula. Sedangkan pada percobaan untuk proporsi 2:5 dilihat dari grafik III.2.1 dan
III.2.2 dapat disimpulkan pencampuran sudah mendekati sempurna yang dapat dilihat dari
harga s, harga Is, dan M, dimana semakin meningkatnya waktu pencampuran harga Is dan M
juga meningkat dan lama kelamaan akan konstan yang berarti bahwa solid-solid telah
tercampur secara merata atau homogen. Sesuai dengan grafik pada literature berikut ini.
Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-8
Gambar I.1. (a) Grafik Is terhadap waktu pencampuran ; (b) Grafik M terhadap waktu
pencampuran
Gambar III.2.7 (a) Grafik Is terhadap waktu pencampuran ; (b) Grafik M terhadap
waktu pencampuran
(Mc Cabe, hal 843 dan 848)