SOLDERING Rangkaian Elektronika

15
Rabu, 19 Maret 2014 Pada postingan Blog kali ini, saya akan menjelaskan sedikit mengenai soldering dan teknik-tekniknya. Selain itu, saya juga akan menjelaskan hasil praktikum Rangkaian Elektronika ke tiga mengenai soldering. Semoga dapat bermanfaat... Pengertian solder Soldering, merupakan salah satu aspek terpenting dalam realisasi suatu rangkaian elektronika. Soldering digunakan untuk menghubungkan antara kaki-kaki komponen  –  komponen elektronika dengan suatu sirkuit pada PCB (Printed Circuit Board). Sehingga dapat dikatakan bahwa soldering adalah proses penyambungan antara komponen elektronika dengan cirkuit. Baik  –  buruknya koneksi antar komponen dalam cirkuit (sistem) sangat dipengaruhi dari baik-buruknya soldering yang dilakukan. Berbagai jenis solder tersedia banyak pilihan, tergantung pada perangkat yang anda kerjakan. Untuk penggunaan seperti reparasi HP misalnya digunakan solder tipe blower / hot air. Solder jenis ini memiliki temperatur yang dapat diatur dari 100C sampai 540C. Jenis-  jenis solder: 1. Solder biasaJenis ini merupakan yang paling banyak digunakan karena harganya yang relatif murah, untuk keperluan merakit / servis sudah cukup memadai. Walaupun sebenarnya jika kita memilih merk yang bagus akan lebih mahal tetapi seimbang dengan kualitasnya, misalnya goot / hakko dan lainnya. Solder yang memiliki pemanas tipe keramik biasanya lebih mahal dan lebih panjang umurnya dibandingkan dengan solder dengan pemanas tipe coil. 2. Solder dengan kontrol suhu, Ada beberapa jenis solder yang memiliki pengaturan suhu secara otomatis. Solder  biasa tidak memiliki fitur ini, ciri solder ini adalah memilliki box kontrol terpisah dari solder tersebut. Kelebihan jenis ini adalah bila dinyalakan seberapa lama pun suhunya akan stabil / konstan sehingga tidak merusak solder itu sendiri begitu juga dengan tegangan yang naik turun tidak akan mempengaruhi suhu solder, sedangkan pada solder biasa suhunya akan meningkat seiring tegangan yang diberikan dan waktu menyalakannya, bila dibiarkan terus menerus menyala biasanya ujung solder dekat elemen akan meleleh. Spesifikasi yang biasa terdapat untuk jenis ini misalnya :  Heating Element : Ceramic Heater  Temperature Range : 200 ~ 480 °C  Temperature Stability : ± 1 °C (no load)  Tip to Ground Resistance : di bawah 2Ω  Tip to Ground Potential : di bawah 2mV 3. Solder Uap / blower / Hot air

description

Tugas Rangkaian Elektronika 3

Transcript of SOLDERING Rangkaian Elektronika

  • Rabu, 19 Maret 2014

    Pada postingan Blog kali ini, saya akan menjelaskan sedikit mengenai soldering dan

    teknik-tekniknya. Selain itu, saya juga akan menjelaskan hasil praktikum Rangkaian

    Elektronika ke tiga mengenai soldering. Semoga dapat bermanfaat...

    Pengertian solder

    Soldering, merupakan salah satu aspek terpenting dalam realisasi suatu rangkaian

    elektronika. Soldering digunakan untuk menghubungkan antara kaki-kaki komponen komponen elektronika dengan suatu sirkuit pada PCB (Printed Circuit Board). Sehingga dapat

    dikatakan bahwa soldering adalah proses penyambungan antara komponen elektronika dengan

    cirkuit. Baik buruknya koneksi antar komponen dalam cirkuit (sistem) sangat dipengaruhi dari baik-buruknya soldering yang dilakukan.

    Berbagai jenis solder tersedia banyak pilihan, tergantung pada perangkat yang anda

    kerjakan. Untuk penggunaan seperti reparasi HP misalnya digunakan solder tipe blower / hot

    air. Solder jenis ini memiliki temperatur yang dapat diatur dari 100C sampai 540C. Jenis-

    jenis solder:

    1. Solder biasa, Jenis ini merupakan yang paling banyak digunakan karena harganya yang relatif

    murah, untuk keperluan merakit / servis sudah cukup memadai. Walaupun sebenarnya jika

    kita memilih merk yang bagus akan lebih mahal tetapi seimbang dengan kualitasnya,

    misalnya goot / hakko dan lainnya. Solder yang memiliki pemanas tipe keramik biasanya

    lebih mahal dan lebih panjang umurnya dibandingkan dengan solder dengan pemanas tipe

    coil.

    2. Solder dengan kontrol suhu, Ada beberapa jenis solder yang memiliki pengaturan suhu secara otomatis. Solder

    biasa tidak memiliki fitur ini, ciri solder ini adalah memilliki box kontrol terpisah dari solder

    tersebut. Kelebihan jenis ini adalah bila dinyalakan seberapa lama pun suhunya akan stabil /

    konstan sehingga tidak merusak solder itu sendiri begitu juga dengan tegangan yang naik

    turun tidak akan mempengaruhi suhu solder, sedangkan pada solder biasa suhunya akan

    meningkat seiring tegangan yang diberikan dan waktu menyalakannya, bila dibiarkan terus

    menerus menyala biasanya ujung solder dekat elemen akan meleleh. Spesifikasi yang biasa

    terdapat untuk jenis ini misalnya :

    Heating Element : Ceramic Heater

    Temperature Range : 200 ~ 480 C

    Temperature Stability : 1 C (no load)

    Tip to Ground Resistance : di bawah 2

    Tip to Ground Potential : di bawah 2mV

    3. Solder Uap / blower / Hot air,

  • Blower merupakan salah satu varian dari Solder. Disebut blower karena proses

    penggunaannya menggunakan udara. Pada blower standar yang digunakan dalam praktikum,

    terdapat 2 pengaturan. Pengaturan pertama merupakan kekuatan panas (heating) yang akan

    dikeluarkan melalui mata solder, dan pengaturan yang lain merupakan tekanan (kekuatan

    hembusan) udara yang akan dipancarkan. Kedua pengatur ini bekerja secara linier satu sama

    lain. Semakin tinggi suhu udara yang dipancarkan, akan bertambah kuat lagi jika dinaikkan

    tekanan uadara yang akan dikeluarkan..

    Adapun spesifikasi blower yang biasa digunakan adalah :

    1. Solder Uap Welding Remover Untuk soldering dan desoldering komponen SMD yang sangat kecil

    2. Dapat digunakan untuk heat shirt tube, 3. Heat energy test dan heat processing 4. Temperatur dapat diatur dari 100C sampai 540C 5. Dengan circuit Anti-static untuk melindungi kerusakan komponen

    Dan berikut ini beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum

    membeli solder :

    Tegangan : Yang harus diingat adalah tegangan kerja solder tersebut hendaknya disesuaikan

    dengan tegangan yang dimiliki.Umumnya tegangan nya adalah 220-240VAC, untuk beberapa

    solder tertentu ada juga yang memiliki teganga kerja dc, yaitu 12-48VDC dengan pemakaian

    arus hingga 3-4A. Bandingkan dengan solder AC yang memiliki arus

  • Gambar di samping menunjukkan beberapa hasil

    soldering yang bervariasi. Ada yang hasilnya bagus (ideal) ada pula yang kurang bagus

    (timahnya terlalu banyak). Untuk beberapa jenis rangkaian, hal ini tidak terlalu berpengaruh

    dan tidak terlalu dipermasalahkan, sehingga soldering hanya menjadi bagian dari aspek

    kerapihan rangkaian. Akan tetapi, untuk beberapa jenis rangkaian yang lain, terutama yang

    menggunakan komponen elektronika jenis SMD (surface mount device), masalah soldering

    sangat perlu untuk diperhatikan.

    Untuk dapat memperoleh hasil soldering yang bagus, diperlukan teknik soldering yang

    baik dan benar, serta dibutuhkan jam terbang yang cukup banyak dalam soldering. Berikut

    adalah beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam teknik soldering untuk mendapatkan hasil

    soldering yang bagus.

    1. Gunakan solder sesuai dengan kebutuhan > disarankan untuk memilih solder yang

    memiliki pengaturan suhu, sehingga dapat diatur suhu soldering sesuai dengan

    kebutuhan. Solusi lain adalah memilih solder dengan daya sesuai kebutuhan.

    Misalkan untuk menyolder komponen komponen elektronika yang tidak tahan panas

    (IC, LED), cukup menggunakan solder dengan daya 30-40 watt.

  • 2. Pilih mata solder yang sesuai > ada banyak sekali jenis mata solder, mulai dari yang

    kecil dan runcing sampai yang besar dan tumpul. Menurut pengalaman, solder yang

    digunkan tidak perlu bagus-bagus, yang penting adalah mata soldernya yang bagus,

    yang mampu menghantarkan panas dengan baik. Beberapa merk mata solder yang

    terkenal dan bagus adalah goot dan dekko.

    3. Gunakan kualitas timah solder yang bagus dan diameter timah yang sesuai dengan

    kebutuhan. Beberapa merk timah solder yang memliliki kualitas yang bagus adalah

    goot dan dekko. Hasil soldering timah dengan kualitas bagus akan terlihat mengkilap.

    Selain kualitas timah solder, yang perlu diperhatikan adalah diameter timah yang

    digunakan. Diameter timah yang dijual dipasaran (yang sering digunakan) bervariasi

    dari 0,3 mm sampai 0,6 mm. Untuk timah dengan diameter kecil (0,3 mm) biasanya

    digunakan untuk menyolder komponen komponen kecil, seperti komponen smd.

    Sedangkan untuk komponen axial footprint, biasanya digunakan timah solder dengan

    diameter yang lebih besar (0,6 mm).

  • 4. Selain timah, dalam pekerjaan solder-menyolder ini sering juga kita memerlukan pasta patri. Kegunaan pasta ini untuk memudahkan timah menempel dengan barang yang

    dipatri, misalnya pada pematrian kawat atau terminal. Olesan pasta juga berfungsi

    untuk mencegah oksidasi pada waktu barang yang dipatri itu dipanasi.

    5. Bersihkan circuit (PCB) dari debu-debu / kotoran dengan menggunakan alkohol serta

    olesi pad kaki komponen dengan menggunakan lotfet dengan tujuannya agar timah

    dapat dengan mudah menempel pada circuit PCB dan kaki komponen.

    Posisi memegang solder:

    Cara pegang yang salah

    Cara memegang yang salah, maka akan menyulitkan saat melakukan penyolderan.

  • Cara pegang yang Benar

    Dengan memberikan jarak pada tangkai dengan tangan kita, memudahkan dalam melakukan

    penyolderan.

    Bentuk mata /bit solder dan kegunaanya:

  • Jarak dan ukuran panjang memegang timah yang benar :

    Urutan melakukan proses penyolderan :

    Dalam proses penyolderan mulai dari No.2 sampai No.4 dilakukan selama 3 detik.

  • Metode Solder :

    Posisi penyolderan yang benar 45 0 ~ 60 0

    Cara melakukan penyolderan yang baik :

    1. Tancapkan solder pada kontak listrik

    2. Tunggu Solder hingga panasnya mencukupi

    3. Ujung solder dibersihkan dengan spons basah

    4. Jika solder baru, ujung solder dilapisi dulu dengan timah tipis dan merata.

    5. Bersihkan bahan yang akan disolder (harus bebas dari lemak, karat atau kotoran lainnya)

    6. Komponen dipasang erat pada PCB (lubang tidak longgar), sehingga komponen tidak goyang

    7. Tempelkan ujung solder pada kaki komponen dan PCB yang akan di patri hingga panasnya

    cukup

    8. Kemudian tempelkan timah pada ujung solder sampai meleleh dengan jumlah yang cukup

    sampai patri/timah terlihat mengepyar,

    9. Angkat solder dan timah, tunggu beberapa saat sampai timah mengeras dan komponen tidak

    goyang. Selesai

  • Perhatikan gambar berikut adalah hasil penyolderan yang benar dan salah :

    Cara penyolderan yang salah dan sering terjadi adalah timah patri ditempel pada

    ujung solder, kemudian dibawa ke tempat yang akan dipatri. Cara yang demikian ini sama

    sekali tidak dianjurkan, karena kedua media yang akan dipatri harus sama-sama dalam

    keadaan panas, baru patri dilelehkan diatasnya.

    Untuk pematrian komponen semiconductor (seperti Transistor, IC), usahakan proses

    pemanasan sesingkat mungkin, dengan cara menunggu terlebih dahulu solder mencapai panas

    yang cukup tinggi sebelum ditempelkan. Bila perlu body komponen semi konduktor

    dibungkus dengan kain basah sehingga panas dari kaki komponen tidak menjalar ke body

    komponen atau apabila iC atau transistor menggunakan Headsink/pendingin pasang terlebih

    dahulu pendingin tersebut ke bodi komponen, lalu lakukan penyolderan. Hal ini dilakukan

    karena komponen tersebut mudah rusak jika panas berlebihan.

    Setelah penyolderan pemasangan komponen selesai semua, muka PCB bekas patrian

    dibersihkan dengan thinner untuk menghilangkan sisa-sisa pasta yang masih menempel di

    PCB.

    (Referensi: diambil dari beberapa sumber di Internet)

  • Pada praktikum sebelumnya, kelompok kami telah mencoba untuk menyolder dan membuat

    rangkaian seri-paralel. Kali ini saya membuat 2 rangkaian, yaitu rangkaian seri dan rangkaian

    paralel. Berikut dokumentasinya...

    Alat & bahan:

    - Solder

    - LED

    - PCB

    - Baterai 9 Volt

    - Pasta Solder

    - Tinol

    Ini adalah alat dan bahan yang kami gunakan dalam praktikum soldering:

    (Gambar 1)

    PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA

  • (Gambar 2: LED)

    (Gambar 3: resistor)

  • (Gambar 4: Solder, PCB, Tinol, Pasta Solder, LED, Resistor)

    Langkah-langkah membuat rangkaian Seri:

    1. Sebelum membuat suatu rangkaian, yang pertama harus kita lakukan

    adalah menentukan nilai resistansi dari resistor yang akan digunakan.

    Pada rangkaian seri ini saya menggunakan resistansi 230 Ohm.

    - Merah Merah Coklat Emas : 220 x 5%

    - Coklat Hitam Hitam Emas : 10 x 5%

    2. Kemudian susun resistor secara Seri dengan LED

  • Berikut susunan rangkaiannya:

    (Gambar 5: Rangkaian Seri)

    3. Kemudian mulailah menyolder rangkaian menggunakan Tenol.

    (Gambar 6 dan 7 : Menyolder rangkaian seri)

  • Gunakan langkah yang sama untuk membuat rangkaian paralel, namun ada

    perbedaan dari rangkaian seri.

    1. Jika pada rangkaian seri saya menggunakan nilai resistansi 230 Ohm,

    maka pada rangkaian paralel saya menggunakan nilai resistansi 480 Ohm.

    - Kuning Ungu Coklat Emas : 470 x 5%

    - Coklat Hitam Hitam Emas : 10 x 5%

    2. Kemudian susun resistor secara Paralel dengan LED

    (Gambar 8: Rangkaian Paralel)

    Untuk mengecek apakah rangkaian dapat berfungsi dengan baik atau

    tidak, gunakan baterai 9Volt tadi dengan menghubungkan kaki LED dengan

    resistor. Ini hasil rangkaiannya:

  • (Gambar 9: LED dapat menyala dengan baik)

    (Gambar 10: Hasil penyolderan rangkaian Seri dan Paralel tampak

    belakang)