Soal 2012 Antro

3
Soal 2012 1. Lingkungan hidup memiliki potensi konflik yang tinggi dikarenakan ciri- ciri yang melekat padanya dan cara pandang pihak yang berbeda-beda. Maksud dari ciri-ciri lingkungan bersifat intangible dan milik publik (common property) sebagai berikut: a. ciri lingkungan bersifat intangible dimaksudkan bahwa lingkungan tidak mudah dikuantifikasi dalam bentuk moneter. Artinya bahwa sulit untuk beranggapan bahwa lingkungan mudah diimplementasikan dalam bentuk angka. Intangibility inilah yang menyulitkan para pengambil keputusan untuk memasukan aspek lingkungan dalam kebijakan yg diambilmnya. Kemajuan negara didasarkan pada produk domestik bruto. PDB mencerminkan produktivitas seperti kehutanan pertambangan dll. Namun itu adalah kemajuan semu karena selama ini sektor yg dieksplorasi tsb tidak mencantumi nilai penyusutan akibat penggunaan dan kerusakan yg ditimbulkan dari keadaan tadi. Oleh karena itu angka PDB yang tertera bila dikurangi dengan jumlah penggunaan dan kerusakan yang timbul hanya akan mendapat hasil yang jauh lebih kecil. Contoh kasus dalam kaitannya dengan intangibility seperti polemik pembangunan jalan ladia galaska di Aceh yg akan memotong kawasan ekosistem leuser. Presiden Megawati menyatakan proyek ini akan tetap diterukan dengan pertimbangan menembus isolasi warga. Sebaliknya kelompok LSM yang menetang memperkirakan bahwa proyek yg memotong ekosistem leuser sepanjang 102,6 Km ini akan menimbulkan kerusakan lingkungan yang bila ditotalkan sebesar 316 triliun. Kerugian ini tidak sebanding dengan keuntungan yang didapat tadi. Itulah yang menyebabkan lingkungan sulit untuk dikantifikasi dalam bentuk moneter. b. Ciri lingkungan milik publik menjadikan anggapan bahwa lingkungan adalah milik publik dan menyebabkan orang pada umumnya tidak bersalah mengeksplolitasi secara besar-besaran SDA dan membuang limbah ke media lingkungan. Contoh kasusnya seperti yang terjadi sekarang di jakarta dimana masih banyak orang menggunakan kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum yang mengakibatkan kemacetan makin parah sehingga pencemaran udara makin meningkat. Pencemaran udara ini disumbangkan oleh emisi dari kendaraan2 bermotor. Kendatipun akibat perilaku penggunaan kendaraan bermotor namun karena orang beranggapan bahwa jalan dan udara itu milik publik, maka mereka tidak mengacuhkannya. 2. Teori antroponisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam,

description

soal ujian antropologi lingkungan tahun 2012

Transcript of Soal 2012 Antro

Soal 20121. Lingkungan hidup memiliki potensi konflik yang tinggi dikarenakan ciri-ciri yang melekat padanya dan cara pandang pihak yang berbeda-beda. Maksud dari ciri-ciri lingkungan bersifat intangible dan milik publik (common property) sebagai berikut:a. ciri lingkungan bersifat intangible dimaksudkan bahwa lingkungan tidak mudah dikuantifikasi dalam bentuk moneter. Artinya bahwa sulit untuk beranggapan bahwa lingkungan mudah diimplementasikan dalam bentuk angka. Intangibility inilah yang menyulitkan para pengambil keputusan untuk memasukan aspek lingkungan dalam kebijakan yg diambilmnya. Kemajuan negara didasarkan pada produk domestik bruto. PDB mencerminkan produktivitas seperti kehutanan pertambangan dll. Namun itu adalah kemajuan semu karena selama ini sektor yg dieksplorasi tsb tidak mencantumi nilai penyusutan akibat penggunaan dan kerusakan yg ditimbulkan dari keadaan tadi. Oleh karena itu angka PDB yang tertera bila dikurangi dengan jumlah penggunaan dan kerusakan yang timbul hanya akan mendapat hasil yang jauh lebih kecil.Contoh kasus dalam kaitannya dengan intangibility seperti polemik pembangunan jalan ladia galaska di Aceh yg akan memotong kawasan ekosistem leuser. Presiden Megawati menyatakan proyek ini akan tetap diterukan dengan pertimbangan menembus isolasi warga. Sebaliknya kelompok LSM yang menetang memperkirakan bahwa proyek yg memotong ekosistem leuser sepanjang 102,6 Km ini akan menimbulkan kerusakan lingkungan yang bila ditotalkan sebesar 316 triliun. Kerugian ini tidak sebanding dengan keuntungan yang didapat tadi. Itulah yang menyebabkan lingkungan sulit untuk dikantifikasi dalam bentuk moneter.b. Ciri lingkungan milik publik menjadikan anggapan bahwa lingkungan adalah milik publik dan menyebabkan orang pada umumnya tidak bersalah mengeksplolitasi secara besar-besaran SDA dan membuang limbah ke media lingkungan.Contoh kasusnya seperti yang terjadi sekarang di jakarta dimana masih banyak orang menggunakan kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum yang mengakibatkan kemacetan makin parah sehingga pencemaran udara makin meningkat. Pencemaran udara ini disumbangkan oleh emisi dari kendaraan2 bermotor. Kendatipun akibat perilaku penggunaan kendaraan bermotor namun karena orang beranggapan bahwa jalan dan udara itu milik publik, maka mereka tidak mengacuhkannya. 2. Teori antroponisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.Kelemahan teori ini dalam menghadapi kondisi lingkungan saat ini adalah karena teori ini menganggap manusia sebagai pusat yg berkuasa dibandingkan makhluk hidup lain dan alam semesta. Kepentingan manusia merupakan yang terpenting inilah yang menjadi krisis lingkungan saat ini. Krisis lingkungan dianggap terjadi karena perilaku manusia yg antroposentris menyebabkan manusia mengekploitasi dan menguras alam semesta tanpa mempertimbangkan kelestarian alam karena alam hanya dianggap ada demi kepentingan manusia.3. Pada hakekatnya pembangunan berkelanjutan merupakan aktivitas memanfaatkan seluruh sumberdaya, guna meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat manusia. Pelaksanaan pembangunan pada dasarnya juga merupakan upaya memelihara keseimbangan antara lingkungan alami (sumberdaya alam hayati dan non hayati) dan lingkungan binaan (sumberdaya manusia dan buatan), sehingga sifat interaksi maupun interdependensi antar keduanya tetap dalam keserasian yang seimbang. Pembangunan berkelanjuan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan. Skema pembangunan berkelanjutan:pada titik temu tiga pilar tersebut, lebih jauh menggali konsep pembangunan berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa keragaman budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam. Dengan demikian pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual. dalam pandangan ini, keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan.4. pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang kesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Pengelolaan sumber daya alam harus memenuhi aturan dalam eksplorasi dan eksploitasinya. Namun adakalanya kebijakan2 yg dimuat dalam aturan tsb berbuah konflik kepentingan antara masyarakat, perusahaan pengelola, dan pemerintah. Konflik kepentingan didasari oleh aktor (pelaku) dan stakeholder (para pihak) yang terlibat di lapangan dalam aktivitas pembangunan tersebut.contoh kasus adalah pengelolaan tambang batubara di Kalimantan Timur, masyarakat di sekitar kegiatan eksploitasi tambang melakukan demo kepada pemerintah dan investor menuntut ganti rugi atas keberadaan dan aktivitas para investor tersebut yang dianggap telah merugikan masyarakat, akibat terjadinya pencemaran (lingkungan), kerusakan lahan, dan tidak mendapat ganti rugi. pembangunan dalam hal ini berupa pengelolaan sumberdaya alam (tambang) tidak memberi manfaat (dampak positif) apapun kepada masyarakat, baik ekonomi, sosial maupun ekologi (lingkungan).aktor utama dalam hal ini adalah investor (pengusaha) sebagai pemilik modal dan pemerintah sebagai penguasa yang memberikan izin beroperasi. Di sisi lain terdapat masyarakat yang terkena dampak langsung oleh keberadaan aktifitas eksploitasi penambangan tersebut, baik positif maupun negatif. Jika proses penambangan tersebut dilakukan berdasar prinsip pembangunan berkelanjutan, maka ketiga unsur yang terlibat dan terkait dalam proses penambangan tersebut, yaitu pengusaha, pemerintah dan masyarakat seharusnya sama-sama mendapatkan manfaat (dampak positif) baik secara ekonomi maupunsosial.Dalam hal ini fakta yang terjadi di lapangan seringkali penguasa dan pengusaha selalu diuntungkan. Sebaliknya, masyarakat seringkali dirugikan atau menjadi korban. Dengan demikian, yang berlaku adalah prinsip ketidakadilan dan ketidaksetaraan. Oleh karena itu, jika kondisi demikian dibiarkan maka dalam jangka panjang yang akan terjadi adalah konflik antara pengusaha-penguasa dengan masyarakat. Sementara itu, kondisi sumberdaya alam akan terus terkuras habis dan rusak. Maka dapat disimpulkan bahwa ada salah satu pihak yang melakukan Penyelewengan kekuasaan dengan memaksakan kepentingannya untuk memperoleh keuntungan dengan mengorbankan pihak lainnya sehingga terjadi konflik.