SMP HAL 277

6
Hal 277 6. Sebutkan perbedaan antara PPN dan PPnBM berdasarkan ketentuan yang sekarang berlaku dan kiat pengelolaannya secara umum Jawaban: Sistem pajak petambahan nilai pada dasarnya merupakan pajak penjualan yang dipungut atas dasar nilai tambah yang timbul pada semua jalur produksi dan distribusi. PPN dapat dipungut beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur produksi dan distribusi, namun pajak dikenakan hanya pada pertambahan nilai yang timbul pada setiap jalur yang dilalui barang dan jasa, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran yang duikenakan PPN adalah hanya pertambahan nilai yang merupakan biaya yang dikeluarkan untuk faktor produksi mulai bahan baku/bahan pembantu diterima, proses produksi, sampai hasil siap di jual serta besarnya laba yang diinginkan oleh penjual. Karena sifatnya yang sangat administratif, kiat manajemen pajak yang dapat dilakukan perusahaan untuk pelaporan PPN tidaklah sevariatif PPh. Di luar masalah (administrasi) penerbitan faktur pajak, pengecekan keabsahan faktur pajak yang diterima dari para vendor, dan mekanisme pengkreditan PPN yang perlu perhatian khusus dari perusahaan. Beberapa tips manajemen pajak umum pada PPN mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Penghindaran pre-financing PPN bagi PKP Penjual. b. Optimalisasi PPN masukan untuk dikreditkan oleh PKP Pembeli c. Pemusatan (sentralisasi) PPN terutang d. Klaim pengembalian (restitusi) PPN e. Rekonsiliasi (equalisasi) PPN f. Fasilitas (insentif) di bidang PPN g. PPN tidak dipungut

description

smp

Transcript of SMP HAL 277

Hal 2776. Sebutkan perbedaan antara PPN dan PPnBM berdasarkan ketentuan yang sekarang berlaku dan kiat pengelolaannya secara umumJawaban:Sistem pajak petambahan nilai pada dasarnya merupakan pajak penjualan yang dipungut atas dasar nilai tambah yang timbul pada semua jalur produksi dan distribusi. PPN dapat dipungut beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur produksi dan distribusi, namun pajak dikenakan hanya pada pertambahan nilai yang timbul pada setiap jalur yang dilalui barang dan jasa, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran yang duikenakan PPN adalah hanya pertambahan nilai yang merupakan biaya yang dikeluarkan untuk faktor produksi mulai bahan baku/bahan pembantu diterima, proses produksi, sampai hasil siap di jual serta besarnya laba yang diinginkan oleh penjual.Karena sifatnya yang sangat administratif, kiat manajemen pajak yang dapat dilakukan perusahaan untuk pelaporan PPN tidaklah sevariatif PPh. Di luar masalah (administrasi) penerbitan faktur pajak, pengecekan keabsahan faktur pajak yang diterima dari para vendor, dan mekanisme pengkreditan PPN yang perlu perhatian khusus dari perusahaan. Beberapa tips manajemen pajak umum pada PPN mencakup hal-hal sebagai berikut:a. Penghindaran pre-financing PPN bagi PKP Penjual.b. Optimalisasi PPN masukan untuk dikreditkan oleh PKP Pembelic. Pemusatan (sentralisasi) PPN terutangd. Klaim pengembalian (restitusi) PPNe. Rekonsiliasi (equalisasi) PPNf. Fasilitas (insentif) di bidang PPNg. PPN tidak dipunguth. Pembebasan PPNi. PPN ditanggung (dibayar) oleh pemerintahSedangkan PPnBM dikenakan terhadap penyerahan BKP yang tergolong mewah yang dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan barang tersebut di dalam daerah pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya, dan impor BKP yang tergolong mewah.PPnBM dikenakan hanya satu kali pada waktu penyerahan BKP yang tergolong mewah oleh pengusahayang menghasilkan atau pada waktu impor BKP yang tergolong mewah. Pengenaan PPnBM dilakukan dengan pertimbangan bahwa: 1. Perlu keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang berpenghasilan rendah dan konsumen yang berpenghasilan tinggi.2. Perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas BKP yang tergolong mewah.3.Perlu adanya perlidungan terhadap produsen kecil atau tradisional .4.Perlu untuk mengamankan penerimaan negara.Pengenaan PPnBM atas impor BKP yang tergolong mewah tidak memperhatikan siapa yang mengimpor BKP tersebut serta tidak memperhatikan apakah impor tersebut dilakukan secara terus menerus atau hanya sekali saja . Selain itu,pengenaan PPnBM terhadap suatu penyerahan BKP yang tergolong mewah tidak memperhatikan apakah suatu bagian dari BKP tersebut telah dikenai atau tidak dikenai PPnBM pada transaksi sebelumnya.

7. Apa yang saudara ketahui tentang kawasan bebas (free trade zone)? Sebutkan perlakuan PPN di Kawasan Bebas. Fasilitas pajak atas pemasukan BKP,BKP Tidak Berwujud,dan JKP dari tempat lain dalam daerah Pabean atau dari tempat penimbunan berikat ke kawasan bebas.8. Sebutkan fasilitas PPN yang tersedia berdasarkan ketentuan UU PPN yang berlaku, prosedur mendapatkannya dan mekanisme pengkreditan PPN masukannya.Jawaban:UU PPN yang berlaku memberikan beberapa fasilitas terkait dengan pengenaan PPN yang dapat berupa:a. PPN tidak dipungut baik untuk sebagian ataupun seluruhnya.Beberapa ketentuan mengenai fasilitas PPN yang tidak dipungut yang pernah dikeluarkan oleh otoritas perpajakn meliputi: PPN tidak dipungut atas penyerahan avtur untuk keperluan penerbangan internasional PPN tidak dipungut atas proyek pemerintah yang dibiayai dengan dana hibah atau pinjaman lunak luar negri (project aid) PPN tidak dipungut atas impor BKP tertentu yang dibebaskan dari bea masuk PPN tidak dipungut atas impor barang yang mendapatkan fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (EPTE) PPN tidak dipungut atas penyerahan BKP untuk tempat timbunan berikat,yang dapat berbentuk gudang berikat, kawasan berikat, tempat penyelenggaraan pameran berikat, toko bebas bea (duty free shop), tempat lelang berikat atau kawasan daur ulang berikat

b. Pembebasan PPNFasilitas pembebasan PPN diberikan antara lain untuk aktifitas berikut : Impor dan penyerahan BKP tertentu yang dibebaskan PPN Penyerahan JKP tertentu yang dibebaskan dari pengenaan PPN PPN idbebaskan atas jasa kebandarudaraan tertentu PPN dibebaskan atas BKP tertentu bersifat strategis Pembebasn PPN/PPnBM atas pembelian BKP atau perolehan JKP yang dilakukan oleh perwakilan Negara atas asas timbale balik (resiprositas) dan badan-badan internasional yang memperoleh kekebalan diplomatic , serta pejabat-pejabat dan tenaga ahlinya PPN ditanggung (dibayar) oleh pemerintah.PPN ditanggung pemerintah dan PPN dibayar pemerintah yang berpayung hukum tidak pada UU PPN, melainkan merujuk pada UU keuangan Negara dan anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN).Optimalisasi PPN masukan untuk dikreditkan oleh PKP pembeli PPN masukan yang dimasukan oleh PKP pembeli sedapat mungkin dikreditkan dalam mekanisme pengkreditan PPN umum oleh PKP pembeli karena dengan dikreditkan, PPN yang telah dibayarkan akan dipulihkan 100% (recovery) oleh PKP pembeli. Bandingkan apabila PKP pembeli hanya membiayakan PPN yang telah dibiyarkannya tersebut sebagai pengurang (deductible expense) untuk kepentingan perhitungan PPh badannya, yang berarti recovery sebatas tarif yang dikenakan pada PPh badan (25%). Kelalaian yang menyebabkan banyaknya PPN masukan yang lolos tidak dapat dikreditkan, selain menciptakan distorsi harga yang kelak ditetapkan oleh PKP pembeli kepada konsumen pada mata rantai perdagangan berikutnya, juga akan berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah pajak yang akan dibayarkan oleh perusahaan. Berikut adalah table berisikan ilustrasi perbandingan beban pajak yang lebih besar yang akan ditanggung oleh PKP pembeli apabila PPN masukan tidak dapat dkreditkan.

9. Sebutkan dan jelaskan apa yang saudara ketahui tentang objek PPN menurut:i. Pasal 4Menurut Pasal 4 ayat (1) UU PPN yang berlaku menyebutkan bahwa PPN dikenakan atas penyerahan BKP di dalam daerah Pabean yang dilakukan oengusaha, impor BKP, penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha, pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar daerah Pabean di dalam daerah Pabean, ekspor BKP Berwujud oleh PKP, ekspor BKP Tidak Berwujud oleh PKP, dan ekspor JKP oleh PKP.Menurut Pasal 4A UU PPN yang berlaku, jenis barang yang tidak dikenai PPN adalah barang tertentu dalam kelompok barang sebagai berikut:a. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya, misalnya minyak mentah, gas bumi, panas bumi, dll.b. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak, meliputi beras, jagung, sagu, kedelai, dll.c. Makanan dan minuman yang disajikan oleh hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya yang dimaksudkan untuk menghindari pajak berganda karena sudah merupakan objek pengenaan Pajak Daerah.d. Uang, emas batangan, dan surat berharga.

ii. Pasal 16C iii. Pasal 16 D UU PPN yang berlaku. Sebutkan pula persyaratan-persyaratan objek PPN10. pembayaran dan pelaporan pajak merupakan salah satu aspek manajemen pajak yang cukup strategis dan tidak boleh diabaikan.