smkkk

26
SINDROMA MATA KERING

description

smkkkkering

Transcript of smkkk

SINDROMA MATA KERING

SINDROMA MATA KERINGLatar BelakangSindroma mata kering merupakan salah satu kondisi mata yang paling umum terjadi dan menyerang sekitar 10-15% orang dewasa serta sering menyebabkan pasien mencari perawatan oftalmologis. Sindroma mata kering berdampak besar pada kualitas hidup individu yang menderita karena ketidaknyamanan atau disablitas visual.Sindroma ini dapat terjadi bersama dengan kondisi yang lain atau hanya sindroma mata kering saja dan sangat sering menyebabkan iritasi ocular.Gejala mata kering bisa terjadi karena manifestasi penyakit sistemikDeteksi awal dan terapi teratur dapat mencegah ulkus kornea dan scarring. Terapi dapat meningkatkan kualitas hidup individu dan mencegah kerusakan permukaan okular Anatomi Tear filmStruktur cairan yang membungkus kornea disebut pericorneal film. Tear film normal membungkus mata yang tediri dari 3 lapisan :a. Lapisan lipid tipis superfisial (0,11 m)b. Lapisan aqueous tebal pada bagian tengah (7 m)c. Lapisan mucin hydrofilik pada bagian dalam (0,02 0,05 m)

Fisiologi Tear FilmMenjaga kelembapan kornea dan konjungtiva Menyediakan oksigenasi pada epitel lensaMenghalau debris dan iritanMecegah infeksi oleh adanya substansi antibakteriMefasilitasi gerak kelopak mata. SMKDefinisiSindroma Mata Kering atau Dry Eye Syndrome bukan merupakan suatu penyakit melainkan kompleks gejala yang terjadi sebagai akibat dari berbagai macam penyakit yang dihubungkan dengan berkurangnya volume atau komponen tear film (lapisan aqueous, mucin, atau lipid), evaporasi air mata berlebih, abnormalitas permukaan kelopak mata, atau epitel Faktor Resiko Jenis kelamin (wanita lebih banyak)Usia tuaPenggunaan komputerPenggunaaan lensa kontakKekurangan vitamin ATerapi radiasiHepatitis CObat-obatan sistemik dan okular termasuk antihistamin.Klasifikasi 1. Tear-deficient (aquous layer deficiency) dry eye a. Non-Sjgren syndrome- Lacrimal deficiency- Lacrimal gland duct obstruction- Penurunan sensasi kornea (Reflex block)- Systemic drugsb. Sjgren syndrome (primary or secondary)

2. Evaporative dry eyea. Intrinsik- Meibomian oil deficiency- Disorders of lid aperture- Low blink rate- Drug action accutaneb. Ekstrinsik- Vitamin A-deficiency- Topical drugs preservatives- Contact lens wear- Ocular surface disease : allergy- Enviromental factors

Etiologi

Patogenesis

Manifestasi KlinisA. Gejala- Adanya sensasi berpasir atau benda asing pada mata- Gatal- Sekresi mucus berlebih- Penglihatan kabur yang bersifat sementara- Sensasi terbakar- Fotosensitif- Kemerahan - Nyeri- Sulit untuk menggerakkan kelopakB. Tanda- Adanya benang mukus kekuningan dan partikel-partikel terpisah pada tear film- Permukaan okuler terlihat kusam- Conjunctival xerosis- Hilangnya tear meniscus pada margin kelopak mata bagian bawah

Diagnosis- Schimmer test- Tear Film Break-Up Time- Ocular Ferning Test- Impression Citology- Fluorescein Staining- Rose Bengal and Lissamine Green Staining- Tear Lysozyme Assay- Tear Osmolality- Lactoferrin

Diferensial Diagnosa

- Bell palsy- Blepharitis pada dewasa- Konjungtivitis alergika- Komplikasi lensa kontak- Keratokonjungtivitis- Keratopati- Neurotropik- Manifestasi okular penderita HIV- Ocular rosacea- Thyroid opthalmopathyManajemenSuplementasi dengan pengganti air mata. Air mata buatan mengandung cellulose derivat (cth : 0,25%-0,7% methylcellulose dan 0,3% hypromellose) atau polyvinyl alcohol (1,4%).- Cylosporine topical (0,05-0,1 %) bekerja dengan mengurangi cell mediated inflammation pada jaringan lakrimal- Mucolitik yaitu 5% asetilsistein digunakan 4xsehari untuk mengurangi viskositas air mata- Topical retinoid memperbaiki perubahan seluler (squamous metaplasi) yang terjadi pada konjungtiva sindroma mata kering- Mempertahankan airmata dengan mengurangi evaporasi dan penurunan drainase. Evaporasi dapat dikurangi dengan menurunkan temperatur ruangan dan kacamata proteksi.

a. Level 1 (sensani kering dan burning) terapinya meliputi :- Edukasi dan modifikasi lingkungan atau diet- Eliminasi pengobatan sistemik- Terapi kelopak mata - Mengganti airmata yang diawetkan berupa gel atau ointment.

b. Jika terapi level 1 tidak adekuat dapat dilakukan terapi level 2 (gatal, nyeri, fotopobia) dengan menambah terapi yaitu :- Anti inflamtory agent- Mengganti airmata yang tidak diawetkan- Tetrasiklin untuk meibomitis atau rosacea- Punctal plug (setelah inflamasi terkontrol)- Secretagogeous- Moisture chamber spectacles

c. Jika terapi level 2 tidak adekuat dapat dilakukan terapi level 3 (mata merah, sensasi adanya benda asing, nyeri, blurred vision) dengan menambah terapi yaitu :- Autologous serum atau umbilical cord serum- Lensa kontak- Permanent punctal occlusion

c. Jika terapi level 3 tidak adekuat dapat dilakukan terapi level 4 (blepharospasme, resiko perforasi kornea) dengan menambah terapi yaitu :- Agen antiinflamasi sistemik - Operasi (operasi kelopak mata, tarsorapphy, mucous membran grafting, salivary duct transposition dan amniotic membrane transplatation).

Komplikasi

- Ulserasi kornea

Komplikasi - Penipisan kornea, serta perforasi.

Infeksi sekunder bakteri juga kadang terjadi sehingga mengakibatkan vaskularisasi dan jaringan parut pada kornea yang dapat memperburuk penglihatan.