slide mpk
-
Upload
dede-achmad-basofi -
Category
Documents
-
view
230 -
download
0
description
Transcript of slide mpk
Kelompok 5
Modul MPK
Anggota• Nur’Azmi Ayuningtyas I11111009• Wenny Rupina I11111067• Dede Achmad Basofi I11112011• Khairun Nisa I11112033• Chelsia I11112037• Andri Hendratno I11112058• Bimo Juliansyah I11112062• Angga Dominius I11112063• Nurul Atika Putri I11112076
Pemicu BWarga Mengeluh Pelayanan Puskesmas Asal-Asalan
Memo Timur Online | Jumat, 22 November 2013 - 01:44:10 WIB | dibaca: 965 pembaca
Jember, Memo
Pelayanan di sejumlah Puskesmas rawat inap di Kabupaten Jember belum memuaskan. Sejumlah pasien mengaku pelayanan tidak maksimal dan terkesan asal-asalan. “Yang paling banyak dikeluhkan adalah kebersihan ruangan dan lingkungan puskesmas. Sehingga banyak warga yang rawat inap di Puskesmas tidak betah dan lebih memilih ke rumah sakit swasta atau balai pengobatan,” ujar warga Jember.
Pengakuan warga ini sesuai temuan Forum Peduli Kesehatan Masyarakat (FPKM) hasil bentukan Yayasan Pemberdayaan Intensif Kesehatan Masyarakat (Yapikma). Dari temuan ini diketahui banyak keluhan terhadap Puskesmas yang mayoritas keluhan karena kurang maksimalnya pelayanan.
Hal ini dibeber Mardiono, Ketua FPKM Silo II, saat acara Replikasi Program Bantuan Teknis Kinerja USAID Paket persalinan aman, Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif di gedung PPNI Jember, Kamis (21/11). Menurutnya, tahun 2013 ini ada 30 keluhan masyarakat atas pelayanan dan juga fasilitas di Puskesmas. Diantaranya terkait pelayanan yang kurang memuaskan. "Ya kebanyakan dalam hal pelayanan yang kurang memuaskan," ujar Mardiono yang merupakan koordinator FPKM Silo II.
Hal serupa dibeber Mulyani, koordinator FPKM Mayang. Menurutnya, di wilayah Puskesmas Mayang, juga ditemukan banyak keluhan dari masyarakat. "Kami menemukan 29 keluhan yang semuanya merupakan keluhan tentang pelayanan yang kurang maksimal dari Puskesmas,” ungkapnya.
Sementara Koordinator Bidang Kesehatan Yapikma, Prof. Rika Subarniyati menjelaskan, Yapikma dibentuk untuk menjembatani kepentingan masyarakat dengan provider kesehatan. "Dalam hal ini adalah Puskesmas," ujarnya. Untuk Jember, ada 4 Puskesmas garapan Yapikma karena Tahun 2012, Puskesmas ini merupakan wilayah dengan jumlah Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi tertinggi di Jember. "Dari sini kemudian Yapikma mejadi pendamping yang salah satu faktornya menurunkan jumlah AKI dan AKB," jelas Rika.
Dijelaskan, berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan, setiap Puskesmas harus menerapkan Standar Pelayanan Minimum (SPM). Hal itu acapkali tidak bisa maksimal. Karena jika dilaksanakan maksimal akan tercapai kepuasan masyarakat.
Sementara, Dr. Teguh Wibowo, Kepala Puskesmas Mayang menilai adanya pengawasan dan menjadi kritik kepada petugas adalah hal penting. Semisal temuan 29 keluhan masyarakat oleh FPKM. Bukan lantas menjadikan pihaknya marah. Namun sebagai motivasi membangun lebih baik. "Dengan adanya temuan ini, kami bisa membenahi kinerja seluruh sistem yang ada di Puskesmas," ujarnya.
Sementara, Bambang Suwartono, Kadinkes Jember menjelaskan, banyaknya perguruan tinggi di bidang kesehatan ternyata belum memberi kontribusi utuh kepada perubahan sistem kesehatan di Jember. Menurutnya, faktornya salah satunya adalah para pelaku kesehatan masih banyak yang bergerak saat ada kucuran dana. "Diharapkan dengan FPKM, forum Peduli Kesehatan, dan pengawas lain, petugas bisa terpantau melayani masyarakat dengan baik," ujarnya.(roy)
Kata Kunci1. Puskesmas
2. Satandar Pelayanan Minimum
3. Pelayanan Kurang
4. Fasilitas Kurang
Rumusan Masalah
Pelayanan Puskesmas tidak maksimal sehingga warga lebih memilih pelayanan kesehatan lain.
Analisis Masalah
Evaluasi & Perbaikan
Kepuasan Pasien (Feedback)
Standar Pelayanan
Pasien (Patient Safety) Pelayanan Kesehatan /SDM Sarana Prasarana PembiayaanManajemen Pelayanan
Alur Pelayanan
Pelayanan Kesehatan
Perencanaan
Pengawasan & Pengendalian
Pelaksanaan
Pengorganisasian
HipotesisDiperlukan penerapan standar pelayanan kesehatan agar Puskesmas dapat memenuhi standar pelayanan minimum.
Pertanyaan Diskusi1. Apa definisi puskesmas?
2. Bagaimana strategi penguatan pelayanan kesehatan primer?
3. Apa saja standar pelayanan minimum?
4. Apa saja unsur pelayanan kesehatan?
5. Apa saja tugas dan fungsi puskesmas?
6. Bagaimana alur pelayanan kesehatan?
7. Jelaskan mengenai patient safety?
8. Jelaskan mengenai pembiayaan kesehatan?
9. Jelaskan mengenai organisasi puskesmas?
10. Jelaskan syarat pendirian suatu puskesmas?
11. Bagaimana pembinaan dan pengawasan puskesmas?
12. Apa perbedaan puskesmas rawat inap dan rawat jalan?
13. Apa saja kebijakan mutu pelayanan primer?
14. Bagaimana konsep administrasi?
15. Tingkatan sarana pelayan kesehatan?
16. Jelaskan mengenai sistem rujukan?
Pembahasan
Definisi PuskesmasPusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Strategi Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer
1. Peningkatan Akses a. Pengembangan Puskesmas
b. Perluasan Kerjasama dengan Klinik Praktek Mandiri
c. Ketersediaan infrastruktur untuk kemudahan akses ke fasilitas kesehatan
d. Ketersediaan Jaringan komunikasi dan informasi
2. Peningkatan Mutua. Penambahan kuota dokter PTT
b. Perbaikan infrastruktur dan pemenuhan peralatan dasar
c. Penyediaan obat Puskesmas melalui e-catalog mengacu Formularium Nasional (ForNas)
d. Pemenuhan Dokter Layanan Primer, Dokter Peneliti, Dokter Spesialis yang setara
e. Peningkatan dana UKM
3. Regionalisasi Rujukan a. Regional sistem rujukan berlaku untuk rujukan pasien yang tidak dalam keadaan darurat
b. Regional sistem rujukan merupakan daftar rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS, Bapel Jamkessos,Jamkesda, dan asuransi kesehatan lainnya.
c. Rumah sakit tujuan rujukan yang dipilih harus merupakan rumah sakit yang telah bekerja sama dengan penjamin dan disesuaikan dengan kartu jaminan pasien
d. Rujukan dari fasilitas pelayanan sekunder harus berada di dalam satu wilayah atau jika berada di luar wilayah harus merupakan fasilitas pelayanan sekunder yang telah ditunjuk dengan keputusan kepala dinas kesehatan.
Standar Pelayanan Minimum
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/ 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota maka jenis pelayanan yang wajib diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota ada 4 (empat) jenis, yaitu;
1. Pelayanan Kesehatan Dasar
2. Pelayanan Kesehatan Rujukan
3. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa, dan
4. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Tugas Dan Fungsi PuskesmasTugas dan fungsi Puskesmas termuat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 BAB II tentang Prinsip Penyelenggaraan, Tugas, Fungsi dan Wewenang sebagai berikut:• Pasal 4
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.• Pasal 5
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
Puskesmas menyelenggarakan fungsi:o penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dano penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Pasal 6
• Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
• huruf a, Puskesmas berwenang untuk:• melaksanakan perencanaan
berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
• melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan; masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait;
• melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;
• melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
• memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan; melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
• memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
Pasal 7
1. Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
2. huruf b, Puskesmas berwenang untuk:
3. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;
4. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif;
5. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
6. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
7. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
8. melaksanakan rekam medis;
9. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;
10. melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
11. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
12. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan
• Pasal 8• Selain menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5, Puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.
• Ketentuan mengenai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Alur Pelayanan Kesehatan1. Peserta harus ke PPK I (Puskesmas)
2. Apabila perlu rujukan karena indikasi medis, maka peserta akan dirujuk ke PPK II (Rumah Sakit)
3. Pada keadaan gawat darurat peserta dapat langsung ke PPK II (Rumah Sakit)
4. Apabila peserta perlu rawat inap, maka peserta harus dapat menunjukkan kartu/bukti kepesertaan Jamkesda dalam waktu 2 x 24 jam hari kerja
5. Yang menentukan kapan peserta harus dirujuk adalah dokter yang memeriksa
6. Yang menentukan keadaaan gawat darurat adalah dokter yang memeriksa (kriteria gawat darurat sesuai Juknis Jamkesda)
Patient SafetyKebijakan keselamatan pasien nasional akan berfungsi untuk memberikan keselarasan yang jelas dan harmonisasi kegiatan keselamatan pasien, monitoring dan evaluasi kemajuan, perencanaan masa depan dan mobilisasi sumber daya. Kebijakan harus memperhitungkan struktur sistem kesehatan, apakah itu terpusat atau desentralisasi dan harus memastikan keterlibatan tepat pemangku kepentingan dan pihak berwenang di setiap tingkat, baik regional, provinsi, kabupaten atau daerah tertentu, untuk implementasi yang lancar dan hasil yang efektif.
Pembiayaan KesehatanSistem pembiayaan kesehatan Indonesia secara
umum terbagi dalam 2 sistem yaitu1. Fee for Service ( Out of Pocket )
Sistem ini secara singkat diartikan sebagai sistem pembayaran berdasarkan layanan, dimana pencari layanan kesehatan berobat lalu membayar kepada pemberi pelayanan kesehatan (PPK). PPK (dokter atau rumah sakit) mendapatkan pendapatan berdasarkan atas pelayanan yang diberikan, semakin banyak yang dilayani, semakin banyak pula pendapatan yang diterima.
2. Health Insurance
Sistem ini diartikan sebagai sistem pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga atau pihak asuransi setelah pencari layanan kesehatan berobat. Sistem health insurance ini dapat berupa system kapitasi dan system Diagnose Related Group (DRG system).
Sumber-Sumber Pembiayaan Kesehatan
1. Sumber-Sumber Pembiayaan Kesehatan (Sebelum Desentralisasi)
a. Sumber Dana Pemerintahb. Sumber Dana Swasta dan Masyarakat
2. Sumber-Sumber Pembiayaan Kesehatan (Setelah Desentralisasi) Pada masa desentralisasi pembiayaan kesehatan terdiri dari :
a. Pembiayaan pusat dan dana dekonsentrasi b. Pembiayaan melalui dana propinsi c. Pembiayaan melalui dana kabupaten/kota
Organisasi PuskesmasStruktur organisasi Puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di satu Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Susunan organisasi Puskesmas terdiri dari:
1. Unsur Pimpinan : Kepala Puskesmas
2. Unsur Pembantu Pimpinan : Urusan Tata Usaha
3. Unsur Pelaksana: o Unit yang terdiri dari tenaga / pegawai dalam jabatan fungsional o Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas tiap daerah o Unit terdiri dari: unit I, II, III, IV, V, VI dan VII
Ringkasan Uraian Tugas: 1. Kepala Puskesmas: Memimpin,
mengawasi dan mengkoordinir kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.
2. Kepala Urusan Tata Usaha: Di bidang kepegawaian, keungan, perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.
3. Unit I: Melaksanakan kegiatan Kesejahteraan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana dan Perbaikan Gizi.
4. Unit II: Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit, khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium.
5. Unit III: Melaksanakan kegiatan Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan tenaga Kerja dan Lansia ( lanjut usia ).
6. Unit IV: Melaksanakan kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah dan Olah Raga, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata dan kesehatan khusus lainnya.
7. Unit V:Melaksanakan kegiatan di bidang pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
8. Unit VI: Melaksanakan kegiatan pengobatan Rawat Jalan dan Rawat Inap ( Puskesmas Perawatan ).
9. Unit VII:Melaksanakan pengelolaan Farmasi.
Ringkasan Tata Kerja
Syarat Pendirian Suatu Puskesmas
• Pada pasal 11, dijelaskan bahwa bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan yang meliputi:o persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja, serta persyaratan
teknis bangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;o bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain; dano menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan keselamatan dan kesehatan
serta kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus, anak-anak dan lanjut usia.
• Pada pasal 12, dijelaskan bahwa syarat pendirian Puskesmas juga meliputi pemenuhan kebutuhan rumah dinas bagi tenaga kerja Puskesmas dengan mempertimbangkan aksesibilitas tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan.
• Pada pasal 13 dijelaskan mengenai pemenuhan prasarana yang berfungsi paling sedikit yang terdiri atas:
1. sistem penghawaan (ventilasi);
2. sistem pencahayaan;
3. sistem sanitasi;
4. sistem kelistrikan;
5. sistem komunikasi;
6. sistem gas medik;
7. sistem proteksi petir;
8. sistem proteksi kebakaran;
9. sistem pengendalian kebisingan;
10. sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari 1 lantai;
11. kendaraan Puskesmas keliling; dan
12. kendaraan ambulans.
Pembinaan Dan Pengawasan Puskesmas
Diatur dalam Permenkes Republik Indonesia No.75 Tahun 2014 Pasal 45• Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota serta fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Puskesmas, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
• Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat melibatkan organisasi profesi dalam melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Puskesmas.
• Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat.
• Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dalam bentuk fasilitasi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) tercantum dalam Lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Perbedaan Puskesmas Rawat Inap Dan Rawat JalanPuskesmas Rawat Jalan
Puskesmas Rawat Jalan merupakan salah satu unit kerja di puskesmas yang melayani pasien yang berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik.
Tenaga pelayanan di rawat jalan adalah tenaga yang langsung berhubungan dengan pasien, yaitu:
o Tenaga administrasi (non medis) yang memberikan pelayanan penerimaan pendaftaran dan pembayaran
o Tenaga keperawatan (paramedis) sebagai mitra dokter dalam memberikan pelayanan pemeriksaan / pengobatan
o Tenaga dokter (medis) pada masing-masing poliklinik yang ada
Puskesmas Rawat Inap
Puskesmas Rawat Inap adalah puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong pasien gawat darurat, baik berupa tindakan operatif terbatas maupun asuhan keperawatan sementara dengan kapasitas kurang lebih 10 tempat tidur.
Puskesmas rawat inap diarahkan untuk melakukan kegiatan- kegiatan sebagai berikut:
o Melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita gawat darurat antara lain; kecelakaan lalu lintas, persalinan dengan penyulit, penyakit lain yang mendadak dan gawat.
o Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi penderita dalam rangka diagnostik dengan rata-rata hari perawatan tiga hari atau maksimal tujuh hari.
o Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan pengiriman penderita lebih lanjut ke Rumah Sakit.
o Melakukan metoda operasi pria dan metoda operasi wanita untuk keluarga berencana.
Kebijakan Mutu Pelayanan Primer
Diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 71 Tahun 2013 tentang pelayanan kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pasal 1• Fasilitas Kesehatan • Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama • Rawat Jalan Tingkat Pertama• Rawat Inap Tingkat Pertama
Pasal 2• Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Fasilitas Kesehatan tingkat pertama juga harus telah terakreditasi
Kendali Mutu Dan Kendali Biaya
Pasal 36 • Kendali mutu dan kendali biaya pada tingkat Fasilitas Kesehatan
dilakukan oleh Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan.
Pasal 37 • Penyelenggaraan kendali mutu dan biaya oleh Fasilitas Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dilakukan melalui: o pengaturan kewenangan tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik profesi sesuai
kompetensi;o utilization reviewdan audit medis; o pembinaan etika dan disiplin profesi kepada tenaga kesehatan; dan/atauo pemantauan dan evaluasi penggunaan obat, Alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai dalam
pelayanan kesehatan secara berkala yang dilaksanakan melalui pemanfaatan sistem informasi kesehatan.
Konsep Administrasi Puskesmas1. Masukan (input)
Masukan merupakan suatu struktur yang berupa sumber daya manusia (man), dana (money), sarana fisik perlengkapan dan peralatan (material), organisasi dan manajemen (method).
2. Proses
Proses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan, dan pelaporan, serta pengawasan.
Sistem RujukanPasal 3 • Sistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.
Pasal 4 • Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai
kebutuhan medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
• Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
• Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama.
• Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama.
• Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dikecualikan pada keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan kesehatan pasien, dan pertimbangan geografis.
Tingkatan sarana pelayan kesehatan
1. Sarana Pelayanan Kesehatan Primer (primary care) Sarana pelayanan tingkat pertama ini merupakan pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat dan hanya bisa menangani kasus-kasus ringan. Sarana kesehatan ini mencakup Puskesmas, Poliklinik, Dokter Praktek, dan sebagainya.
2. Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Dua (secondary care) Sarana pelayanan tingkat dua merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari pelayanan kesehatan primer. Sarana kesehatan ini mencakup Puskesmas Rawat Inap, RS Kabupaten, RS tipe C atau RS tipe D serta RS Bersalin.
3. Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Tiga (tertiary care). Sarana pelayanan tingkat tiga merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari pelayanan kesehatan tingkat dua. Sarana kesehatan ini mencakup RS Provinsi, RS tipe A atau RS tipe B dan sebagainya.
KesimpulanHipotesis diterima, Diperlukan penerapan standar pelayanan kesehatan agar Puskesmas dapat memenuhi standar pelayanan minimum.
Daftar Pustaka1. Permenkes RI No. 75. Jakarta. 2014
2. KEMENKES RI NO. HK.02.02/MENKES/52/2015. Rencana strategis kementrian kesehatan tahun 2015-2019. KEMENKESRI. 2015.
3. PERMENKES NO.75 Tahun 2014. Pusat Kesehatan Masyarakat. Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Kementerian Kesehatan. 2014.
4. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan DI Yogyakarta NO.441/7102/III 2 tentang Regional Rujukan. Dinas Kesehatan. Pemerintah Daerah DI Yogyakarta. 2014
5. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. PERMENKES No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.
6. WHO . Guide for developing national patient safety policy and strategic plan. Patient Safety Unit /Health Systems and Services Cluster, WHO African Region. 2014.
Daftar Pustaka7. World Health Organization 2009
8. Gani, A., 2002b. Perimbangan Pembiayaan Rumah Sakit Dalam Konteks Kebijaksanaan Desentralisasi, Jurnal Manajemen & Administrasi Rumah
9. Muninjaya, Gde. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
10. Keputusan Menteri Keuangan No. 71 Tahun 2013 tentang pelayanan kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
11. Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Binarupa Aksara;1996.h.17-24, 181-241, 329-33.
12. Peraturan Menteri Kesehantan RI No. 1 Tahun 2012 tentang sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan.
13. Hatmoko. Sistem pelayanan kesehatan dasar puskesmas. Lab IKM PSKU Unmul Samarinda; 2006.