Slide 10 (pe)

53
Teori Biaya Produksi

Transcript of Slide 10 (pe)

Page 1: Slide 10 (pe)

Teori Biaya Produksi

Page 2: Slide 10 (pe)

Biaya produksi adalah semua pengeluaran ekonomis yang harus di keluarkan untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga merupakan pengeluaran yang di lakukan perusahaan untuk mendapatkan faktor – faktor produksi dan bahan baku yang akan di gunakan untuk menghasilkan suatu produk.

Page 3: Slide 10 (pe)

Biaya produksi dapat meliputi unsur – unsur sebagai berikut :

Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi

Bahan-bahan pembantu atau penolong Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur. Penyusutan peralatan produksi  Uang modal, sewa Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya

administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi

Biaya pemasaran seperti biaya iklan Pajak

Page 4: Slide 10 (pe)

Berdasarkan jangka waktunya, biaya produksi di bedakan menjadi 2 yaitu :

1. Jangka Waktu Pendek.Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah jumlahnya.teori – teori biaya produksi dalam jangka pendek, Yakni:

# Biaya Total (Total Cost / TC) Keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang terdiri dari biaya Variabel dan Biaya Tetap.  TC= TVC + TFC

# Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost / TVC) Keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat Variabel atau dapat berubah – ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan dihasilkan.Semakin banyak produk yang dihasilkan, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan.

Contoh : Biaya bahan baku , upah tenaga kerja, bahan bakar,dsb.TVC= TC-TFC

Page 5: Slide 10 (pe)

# Biaya Tetap (Total Fixed Cost / TFC) Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi.Artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan.Contoh: Biaya Abonemen Telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan,biaya penyusutan, dsb.TFC = TC - TVC

# Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC) Biaya Total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah Produksi tertentu oleh perusahaan tersebut (Q).ATC = TCQQ = Jumlah Output yang dihasilkan

Biaya total rata-rata juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:ATC = AVC + AFC

Page 6: Slide 10 (pe)

# Biaya Variabel rata-rata (Average Variabel Cost / AVC) Biaya Variabel Total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tertentu (Q).AVC = TVC/Q

Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:AVC = ATC - AFC

# Biaya tetap rata – rata (Average Fixed Cost / AFC) Biaya tetap (TFC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tertentu (Q).AFC = TFC/Q

Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:AFC = ATC-AVC

# Biaya Marginal (Marginal Cost / MC) Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu satuan output.

Page 7: Slide 10 (pe)

2. Jangka Waktu Panjang.Sedangkan jangka waktu panjang merupakan segala faktor produksi yang masih dapat berubah – ubah.

Teori – teori biaya jangka panjang yakni diantaranya ialah :

Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat Variabel.Biaya total sama dengan perubahan biaya Variabel.  LTC = ∆LVC

Dengan LTC = biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost)∆LVC = Perubahan Biaya Variabel jangka panjang

# Biaya Marjinal jangka panjang Tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit.Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variabel.Maka,  LMC = ∆LTC/∆Q

Dengan LMC = Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost)∆LTC = Perubahan Biaya Total Jangka Panjang∆Q = Perubahan Output

# Biaya Rata – rata Biaya total dibagi Jumlah Output.  LRAC = LTC/QDengan LRAC = Biaya Rata – Rata Jangka Panjang (Long Run Average Cost)Q = Jumlah output

Page 8: Slide 10 (pe)

Jenis-jenis Biaya Produksi

Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi :

1. Biaya bahan baku (direct material Cost)

Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.

2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)

Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.

3. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) 

Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.

Page 9: Slide 10 (pe)

Elemen-elemen dari Biaya Overhead Pabrik yaitu :

Biaya bahan penolong  Biaya tenaga kerja tidak langsung  Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva

tetap  Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin  Biaya listrik dan air pabrik  Biaya asuransi pabrik  Operasi lain-lain 

Page 10: Slide 10 (pe)

Proses Produksi

Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan berdasarkan proses produksinya. Proses produksi dibagi menjadi 2 macam:

1. Produksi atas dasar pesanan 

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksi dengan menggunakan harga pokok pesanan (Job order cost methode)

2. Produksi masa 

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan produknya untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya produknya berupa standar.

Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksinya dengan menggunakan metode harga pokok proses (Process cost methode). Dalam metode, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produk persatuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut, dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

Page 11: Slide 10 (pe)

Konsep Biaya Produksi                                                                                           Biaya langsung dan biaya tidak langsung ü   Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.  ü  Biaya Tidak Langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik.

Page 12: Slide 10 (pe)

Biaya eksplisit dan biaya implisit ü Biaya eksplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan, atau biaya yang dikeluarkan dimana terdapat pembayaran kas. Misalnya pengeluaran untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk membayar tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan produksi dan sebagainya.  ü    Biaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki perusahaan yang digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai pengeluaran nyata yang dikeluarkan perusahaan. Biaya implisit juga dapat diartikan sebagai biaya non kas yang diukur dalam konsep biaya kesempatan. Biaya implisit yang berkaitan dengan setiap keputusan jauh lebih sulit untuk dihitung. Biaya-biaya ini tidak melibatkan pengeluaran kas dan karena itu sering diabaikan dalam analisis keputusan. Karena pembayaran kas tidak dilakukan untuk biaya implisit, konsep biaya kesempatan harus digunakan untuk mengukurnya.

Page 13: Slide 10 (pe)

Biaya kesempatan dan biaya historis ü  Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah nilai dari sumber-sumber ekonomi dalam penggunaan alternatif yang paling baik. Sumber-sumber ekonomi termasuk faktor produksi, misalnya bahan kayu, tenaga kerja, dapat digunakan secara alternatif. Apabila kayu tersebut telah digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang maka ada kesempatan yang hilang untuk menghasilkan barang lain dengan kayu tersebut. Nilai kesempatan yang hilang ini merupakan biaya kesempatan. Biaya kesempatan tercermin dari harga faktor produksi tersebut di pasar. ü  Biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada waktu membeli faktor produksi (input). Kalau input itu disimpan dan baru di kemudian hari digunakan dalam proses produksi, maka biaya historis adalah sama dengan pada waktu faktor produksi itu dibeli. Hal itu berbeda dengan biaya kesempatan dimana biaya kesempatan diperhitungkan pada waktu input digunakan dalam proses produksi.

Page 14: Slide 10 (pe)

Biaya incremental atau biaya relevan ü     Biaya incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya keputusan yang telah dibuat. Biaya inkrimental diukur dengan melihat adanya perubahan biaya total. Dengan demikian biaya incremental bisa berupa biaya tetap atau biaya variabel atau kedua-duanya. Biaya inkrimental sebagai biaya yang bervariasi di antara keputusan adalah serupa dengan konsep marginal, yang diperkenalkan sebagai komponen kunci dalam proses optimisasi. Perbedaan utamanya adalah bahwa biaya marginal selalu didefinisikan dalam bentuk perubahan uniter dalam keluaran. Konsep biaya inkrimental cukup jauh lebih luas, yang mengarahkan bukan hanya konsep biaya marginal, tetapi juga variasi biaya yang timbul dari aspek dalam masalah keputusan. Konsep biaya inkremental berarti bahwa biaya tetap yang tidak akan dipengaruhi oleh sebuah keputusan adalah tidak relevan dan sebaiknya tidak dimasukkan dalam analisis.

Page 15: Slide 10 (pe)

Biaya variabel dan biaya tetap ü    Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan untuk menghasilkan suatu produk. Semakin banyak produk yang dihasilkan, maka semakin banyak bahan yang digunakan sehingga biayanya lebih besar.

Page 16: Slide 10 (pe)

Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung banyak sedikitnya produk yang dihasilkan. Misalnya biaya penyusutan mesin. Biaya penyusutan ini tidak tergantung apakah mesin digunakan pada kapasitas penuh, setengah kapasitas atau bahkan tidak digunakan, biaya tetap harus dikeluarkan sebesar penyusutan yang ditetapkan per tahunnya.

 

Page 17: Slide 10 (pe)

Cost dan expense ü Cost / biaya (dalam arti luas) adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang potensial (kemungkinan) akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Ada empat unsur pokok dalam definisi tersebut:1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi2. Diukur dalam satuan uang3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu ü Expenses merupakan biaya yang telah habis pakai (expired cost) yang dapat dikurangkan dari pendapatan. Seluruh expense adalah cost namun tidak semua cost adalah expense. Pengorbanan untuk membayar arus listrik yang telah dipakai adalah expense. Sedangkan pengorbanan untuk membeli peralatan listrik adalah cost.

Page 18: Slide 10 (pe)

 Opportunity cost dan real cost ü Biaya pengorbanan (opportunity cost) adalah biaya yang timbul karena mengorbankan kesempatan tertentu. Dalam praktek biaya ini tidak pernah dibayarkan. Contoh seorang pemilik perusahaan yang bekerja untuk perusahaannya sendiri. ü Biaya sebenarnya (real cost) adalah biaya yang benar-benar dibayarkan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Misal, biaya upah dan gaji, biaya bahan baku dan sebagainya. 

Page 19: Slide 10 (pe)

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITASPengertian Produksi merupakan konsep daripada pengolahan (manufaktur) karena pengolahan ini hanyalah sebagai bentuk khusus dari produksi. Dengan demikian perusahaan dapat diartikan sebagai berikut.Perusahaan bisnis adalah sebuah organisasi/lembaga yang merubah keahlian dan material menjadi barang atau jasa untuk memuaskan para pembeli, serta diharapkan akan memperoleh laba untuk para pemilik.Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang di produksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.

Page 20: Slide 10 (pe)

Produksi Kegiatan produksi akan melibatkan pengubahan dan pengolahan berbagai macam sumber menjadi barang dan jasa untuk di jual. Dua macam keputusan yang diperlukan akan menjadi topik pada pembahasan selanjutnya. Keputusan tersebut adalah : Keputusan yang berhubungan dengan design dari system produksi

manufaktur. Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengedalian

system tersebut baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.

 Sistem Produksi Manufaktur Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan design

system produksi adalah tenaga  : Design produksi dari barang yang diproses Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya Design tugas Lokasi dari fasilitas produksi Layout dari fasilitas tersebut

Page 21: Slide 10 (pe)

Keputusan – keputusan yang komplek tersebut sangat berkaitan dengan proses pengolahan yang dapat digolongkan menurut 3 macam cara : (1) sifat dari proses tersebut, (2) jangka waktu produksi ,dan  (3) sifat produksi. 1. Sifat Proses Produksi Proses produksi dapat dibedakan menjadi 4 yakni : a. Proses ekstraktif

Proses ekstraktif adalah suatu proses produksi yang mengambil bahan – bahan langsung dari alam.

b. Proses analitikProses analitik adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya.

c. Proses fabrikasi Proses fabrikasi/pengubahan adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk.

d. Proses sintetik Proses sintetik menujukkan beberapa metode pengkombinasi beberapa bahan ke dalam suatu bentuk metode.

Page 22: Slide 10 (pe)

2. Jangka Waktu Produksi Proses produksi digolongkan menjadi 2 macam, yakni:1. Proses terus – menerus (continuous process)

Istilah proses terus – menerus digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan manufaktur dimana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang dipakai.

2. Proses terputus – putus (intermittent process)Istilah proses terputus – putus ini terdapat dalam keadaan manufaktur dimana mesin – mesin itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi untuk membuat produk lain yang berbeda

3. Sifat Produksi proses produksi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu : (a) produksi standard dan (b) produksi pesanan.Produksi standardProses barang – barang yang sering dilakukan oleh produsen adalah proses standard. Penggunaan produksi standard ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk :Memelihara sejumlah persediaanMenyediakan fasilitas penyimpanan yang memandaiMenanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran pencurian, dan sebagainya

Page 23: Slide 10 (pe)

4. Produksi Pesanan Sebagai contoh produksi pesanan ini adalah pembuatan pakaian dengan ukuran yang tertentu, mebel untuk keperluan khusus dan sebagainya.proses produksi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu : (a) produksi standard dan (b) produksi pesanan.a. Produksi standard

Proses barang – barang yang sering dilakukan oleh produsen adalah proses standard. Penggunaan produksi standard ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk :Memelihara sejumlah persediaanMenyediakan fasilitas penyimpanan yang memandaiMenanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran pencurian, dan sebagainya

b. Produksi PesananSebagai contoh produksi pesanan ini adalah pembuatan pakaian dengan ukuran yang tertentu, mebel untuk keperluan khusus dan sebagainya.

Page 24: Slide 10 (pe)

KEGIATAN PRODUKSI Gambaran Sekilas Keputusan – keputusan yang berkaitan dengan kegiatan dan penendalian system produksi akan menentukan peningkatan efisiensi operasinya, perencanaan dan pengawasan kuantitas serta kualitas produknya, dan kemampuan system tersebut. Masalah  – masalah yang di hadapi manejer produksi adalah : Perencanaan produksi Organisasi produksi Pengendalian produksi Pemeliharaan peralatan Pengawasan dan pemeriksaan kualitas Perencanaan Produksi Fungsi produksi adalah memciptakan barang dan /atau jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah jumlah yang tepat. Perencanaan produksi meliputi keputusan – keputusan yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah – masalah pokok yang meliputi : Tahap pertama, penentuan design awal yang berupa design spesifikasi dan syarat

– syarat yang harus dipenuhi. Tahap kedua, penentuan design barang yang tepat Tahap ketiga, penentuan, merupakan usaha memodifikasi tahap ketiga yang

disesuaikan dengan layout, tuntutan kualitas dan mesin / peralatan yang tersedia.

Page 25: Slide 10 (pe)

Organisasi ProduksiAlam perusahaan manufaktur, tanggung jawab untuk memproduksi barang berada pada bagian. Di dalam bagian tersebut terdapat para spesialis yang ahli perencanaan, supervisi, atau pelaksanaan tahap-tahap dalam proses produksi. Besarnya organisasi produksi yang diperlukan dalam kegiatan ini tergantung pada besarnya perusahaan dan kompleknya proses pengolahan yang diinginkan.Pengendalian ProduksiPengendalian produksi merupakan serangkaian produser yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produktif ke dalam satu aliran di mana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum ongkos terendah, dan kemungkinan waktu tercepat. Pembahasan masalah pengendalian produksi ini akan dibatasi pada,a. Jenis-jenis Pengendalian ProduksiAda dua macam pengendalian produksi, yaitu : Order control digunakan oleh perusahaan manufaktur yang beroperasi

hanya pada waktu menerima pesanan-pesanan dari pembelinya. Flow control digunakan dalam pabrik-pabrik yang berproduksi untuk

persediaan dan dimaksukan untuk mempercepat pengiriman barang.

Page 26: Slide 10 (pe)

b. Tahap-tahap dalam Pengendalian ProuksiPerencanaan Merupakan usaha untuk mengklasifikasikan material yang dibutuhkan perusahaan dan diperlukan kartu material ( bill of material ) yang memuat komponen jadi atau komponen yang akan diproses lagi.Routing Merupakan usaha untuk menentukan urutan dari proses dan alat yang digunakan dalam proses produksi. Sebelum proses produksi dimulai, semua masalah tersebut disusun dahulu di dalam route sheet.SchedulingMerupakan untuk menentukan kapan produksi akan dimulai dan selesai untuk diserahkan. Schedule ini dibuat sebelum produksi dimulai didalam master schedule yang kemudian dipecah ke dalam schedule-schedule.DispatchingMerupakan surat perintah yang berisi wewenang untuk melakukan kegiatan produksi. Surat perintah ini dibuat sebelum produksi dimulai di dalam dispatch sheet. Dispatch sheet memuat : Barang apa yang harus diproduksi dan jumlahnya Design, ukuran dan bahan yang akan dipakai Mesin dan peralatan yang harus dipakai Petugas yang harus mengerjakan Kapan harus dimulai dan selesai Kepada siapa barang tersebut dijual

Page 27: Slide 10 (pe)

ANALISIS JARINGAN KERJA : METODE JALUR KRITIS DAN PERTAnalisis jaringan kerja ( network analysis ) ialah tekhnik yang berkaitan dengan masalah penetapan ukuran pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan waktu penyelesaian suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya yang rendah.Analisis jaringan kerja ini, banyak dipakai pada scheduling dan terkenal dengan critical Path Method (CPM) dan Program Evaluation Review Technique (PERT). Dalam bahasa kita terkenal dengan nama metode jalur kritis. Konsep dasar itu, sebagai berikut :Jaringan kerja (Network)Merupakan rangkaian aktivitas yang bersambung dalam menghasilkan barang dan jasa, yang terarah kepada usaha pencapaian tujuan perusahaan. Dua hal yang penting dalam jaringan ini, yaitu : Aktivitas , yaitu kegiatan untuk menyelesaikan suatu bagian dari

pekerjaan yang membutuhkan satu waktu tertentu. Kejadian, yaitu saat mulanya atau berakhirnya aktivitas.

Page 28: Slide 10 (pe)

Jalur kritisMerupakan jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan sampai selesai. Jalur kritis ini perlu mendapat perhatian serius mengingat beberapa hal : Jalur kritis menyoroti aktivitas yang dapat dilakukan dengan cepat. Setiap penundaan pada setiap aktivitas yang masuk dalam jalur kritis akan

menyebabkan penundaan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan. Setiap perencanaan pendahuluan dan perbaikan sepanjang jalur kritis

memungkinkan jalur lain menjadi kritis.Aktivitas semu (dummy)Merupakan aktivitas dalam jaringan kerja yang membutuhkan nol satuan waktu. Aktivitas semacam ini menggambarkan hubungan antara satu event yang lebih dahulu dengan dua event berikunya meskipun tidak saling bergantung satu sama lain. Keterbatasan-keterbatasan Metode Jalur Kritis (MJK) Faktor yang membatasi penerapan metode jalur kritis, yaitu : MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui

dengan tepat pada setiap waktu. Hal tersebut tidak mungkin terjadi pada kehidupan Negara.

MJK tidak memasukkan gagasan analisis stastistik dalam menentukan perkiraan waktu.

MJK mereupakan model perencanaan statik dan bukannya alat kontrol yang dinamik.

Page 29: Slide 10 (pe)

Program Evaluation and Review Technique (PERT)Untuk mengatasi keterbatasan diatas, diciptakan satu model, sebagai perubahan konsep MJK dengan memasukkan beberapa hal berikut : Teori probabilitas yang berguan untuk memperhitungkan

ketidakpastian masa yang akan dating. Gagasan analisis statistic untuk memperkirakan standard

penyimpangan waktu penyelesaian keseluruhan pekerjaan. Membuat model yang baru sebagai alat control yang dinamik ;

model itu dikenal Program Evaluation and Review Technique (PERT).

Di dalam PERT digunakan 3 macam perkiraan waktu, yaitu : Waktu yang paling optimis (Wo) merupakan kemungkinan waktu

penyelesaian yang paling pendek, jika pekerjaan berjalan lancar. Waktu yang paling pesimis (Wp) merupakan kemungkinan waktu

penyelesaian yang paling panjang, dengan memperhitungkan kemungkinana penundaan.

Waktu normal (Wn) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian sebagaimana biasa terjadi.

Page 30: Slide 10 (pe)

Dengan menggunakan ketiga jenis waktu tersebut, dihitung waktu yang diaharapkan (Wh) dengan rumus :Wh = Wo + 4Wn + Wp

Pengendalian persediaan bahan baku Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan di bidang produksi. Persediaan dalam jumlah yang besar mengandung banyak resiko seperti : Resiko hilang dan rusak Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi Resiko usang Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar

Jumlah persediaan yang tepat dapat ditentuka dengan jalan menghitung jumlah persediaan yang paling ekjonomis. Jumlah pemesanan yang ekonomis dipengaruhi 4 faktor, yaitu : Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun Biaya pemesana Biaya penyimpanan Harga bahan baku

Page 31: Slide 10 (pe)

Pemeliharaan peralatan Di bidang aktivitas produksi, fungsi pemeliharaan peralatan sangat penting. Kerugian perusahaan karena kelalaian pemeliharaan peralatan disebabkan oleh : Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya

perbaikan menjadi mahal. Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi. Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada knsumen sehingga

menyebabkan turunya pendapatan perusahaan. Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak

tepat. Menimbulkan keeanganan para pelanggan untuk kembali memesan ke

perusahaan kerena dianggap tidak menepati janji.

Pada umumnya, biaya pemeliharaan peralatan selalu naik setiap tahun. Hal ini disebabkan 3 hal berikut : Selalu terdapat kenaikan yang tinggi pada kecepatan pengoperasian

peralatan, ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat. Adanya kecenderungan untuk memasang alat kontrol otomatis dan alat-alat

pembantu lainnya. Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya perubahan harga dan

perkembangan peralatan itu sendiri.

Page 32: Slide 10 (pe)

Organisasi pemeliharaan peralatanTerdapat 2 sistem untuk mengorganisasi pemeliharaan, yaitu :a. Di desentralisir menurut pusat biaya atau departemen Keuntungan : Tenaga mekanik akan mengerti betuil penggunaan dan karakteristik alat-alat yang

harus mereka pakai. Mempermudah pimpinan mengarahkan orang-orang untuk mengerjakan pekerjaan

yang harus cepat selesai. Kontrol pemeliharaan dapat lebih ditingkatkan.Kelemahan : Fleksibelitas sangat rendah Terdapatnya duplikasi tenaga kerjab. SentralisasiKeuntungan : Tidak terdapat duplikasi tenaga kerja,peralatan dan persediaan suku cadang. Fleksibelitas yang sangat tinggi.Kelemahan : Memerlukan tenaga kerja yang dapat menangani berbagai bidang Memerlukan perencanaan, pengaturan jadwal waktu dan pembagian tugas yang

efektif agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan efisien. Sulit untuk menetapkan pembagian tugas dengan baik pada pekerjaan yang harus

didahulukan dan segera diselesaikan. Beban pekerjaan bagian pemeliharaan semakin berat.

Page 33: Slide 10 (pe)

Program pemeliharaan peralatan meliputi : Penyusunan perencanaan yang meliputi penentuan tugas yang akan dilakuakn,

prioritasnya dan tenaganya. Mengattur jadwal waktu dan beban pekerjaan sesuai dengan skala prioritasnya. Mengatur kartu perintah kerja dan kartu pemeliharaan setiap peralatan untuk

mengawasi keajegan pemeliharaan dan suku cadang yang pernah diganti. Mengatur penggunaan suku cadang dengan memakai kartu kendali. Mengatur program latihan dengan metode yang mmungkin dilaksanakan. Mengatur distribusi waktu kapan peralatan akan diperbaiki de memperhitungkan

berbagi kemungkinan kerugian yang akan diderita.

Pengawasan kualitas dan inspeksiTerdapat 4 tahap dalam pengawasan kualitas yaitu : Penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar. Tahap penentuan desain tehnis untuk mencapai target tuntutan pasar. Tahap pembuatan, beberapa pengawasan kualitas bahan yang dipakai dan

operasi produksi, sebagai perwujudan pelaksanaan tahap 1 dan 2. Tahap pengguanaan di lapangan, di mana pemasangan akan berpengaruh kepada

kualitas akhir dan pengefektifan jaminan kualitas serta daya kerja barang.

Page 34: Slide 10 (pe)

Pengawasan kualitas di dalam produksiInspeksi merupakan penyusunan cara-cara pengukuran karakteristik kualitas dan memperbandingkannya dengan standard yang telah ditetapkan, pada tahap ini tindakan perbaikan belum dilaksanakan.Badan pengawasan (Control Chart)Penyimpangan yang sering terjadi dalam proses industri, dibagi 2 kategori :1. Penyimpangan yang tidak dapat ditentukan Penyimpangan semacam ini biasanya sangat kompleks, akan tetapi tidak begitu berarti bagi total penyimpangan yang terjadi, karena frekuensinya terlalu kecil.2. Penyimpangan yang dapat ditentukan Biasanya penyimpangan semacam ini kerap kali terjadi dan disebabkan oleh : Perbedaan antara para pekerja Perbedaan antara mesin-mesin Perbedaan antara bahan baku Perbedaan karena interaksi antara dua atau tiga factor tersebut

Page 35: Slide 10 (pe)

LOKASI DAN LAYOUT PABRIKFactor yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrikAda 7 faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi, yaitu : Dekat dengan pasar Dekat dengan bahan baku Ongkos transport Penyediaan tenaga kerja Penyediaan sumber tenaga Lingkungan sekitar IklimCara penentuan lokasi pabrikAda 2 cara menentukan lokasi pabrik, yaitu :a. Cara kualitatif Yaitu cukup dengan mengadakan penilaian kualitatif terhadap factor yang dianggap memegang peranan pada setiap alternative lokasi.b. Cara kuantitatifAda 2 cara kuantitatif, yaitu :1. Cara yang sederhana merupakan usaha untuk mengkuantifikasi hasil analisis kualitatif yang telah dilakuakn, dengan cara memberi skor pada masing-masing kriteria.2. Cara yang kompleks yaitu menggunakan rumus-rumus matenatika dan menggunakan model tertentu, yang banyak digunakan dalam OPERATION RESEARCH.

Page 36: Slide 10 (pe)

Layout fasilitas produksiAdalah pengaturan dan penempatan alat-alat, tenaga kerja dan kegiatan di dalam produksi.Tujuan layout pabrik adalah : Meminimumkan biaya pengangkutan dan penanganan Mempercepat dan melancarkan arus bahan-bahan Mendapatkan penggunaan ruang yang efisien Melakukan pekerjaan yang efisien1. Process LayoutMerupakan penyusunan fasilitas produksi di mana mesin yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada tempat tertentu.2. Product LayoutMerupakan pengaturan mesin dalam pabrik sesuai dengan arus proses produksinya. Syarat agar product layout ekonomis, yaitu : Volume sesuai dengan kapasitas penggunaan mesin yang dipasang. Permintaan barang yang dihasilkan cukup stabil. Barang yang dihasilkan terstandardisir. Suku cadang dapat saling ditukarkan.

Page 37: Slide 10 (pe)

BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG DAN PENDEK Teori Biaya ProduksiBiaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan- bahan mentah yang akan di gunakan untuk menciptakan barang-barang yang di produksi perusahaan tersebut.  Setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan. Untuk menghitung biaya produksi, terlebih dahulu harus dipahami pengertiannya. Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulitdiidentifikasikan dan hitungannya.

Page 38: Slide 10 (pe)

Biaya produksi yang di keluarkan setiap perusahaan dapat di bedakan dalam 2 jenis, yaitu :  Biaya Ekplisit yaitu : Semua pengeluaran untuk memperoleh faktor-

faktor  produksi dan input lain yang di bayar melalui pasaran (pembayaran berupa uang). 

Biaya Tersembunyi yaitu : pembayaran untuk keahliaan keusahawanan produsen tersebut modalnya tersendiri yang di gunakan dalam perusahaan dan banguanan perusahaan yang di miliki.

Macam - macam Biaya Biaya produksi

Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi produk tertentu. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

Biaya administrasiBiaya administrasi adalah biaya yang terjadi dalam rangka pengarahan, pengendalian, dan pengoperasian perusahaan.

Biaya pemasaranBiaya pemasaran adalah biaya yang terjadi dalam rangka promosi suatu produk.

Biaya keuanganBiaya keuangan adalah biaya yang berhubungan dengan perolehan dana untuk operasi perusahaan, misalnya biaya bunga.

Page 39: Slide 10 (pe)

Teori biaya produksi erat kaitannya dengan teori fungsi pengeluaran. Kedua-duanya membedakan analisisnya kepada jangka pendek dan jangka panjang. Kedua-duanya juga dipengaruhi oleh hukum produksi marjinal yang semakin berkurang.Jangka pendek yaitu : jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah jumlahnya.Jangka panjang yaitu : jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan. Biaya Produksi Dalam Jangka PendekKalau dalam jangka pendek ada faktor produksi tetap dan faktor produksi berubah, maka dengan sendirinya biaya produksi yang ditimbulkan oleh proses produksi juga menyangkut biaya tetap dan biaya variabel.

Page 40: Slide 10 (pe)

Yang dimaksud biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung dari banyak sedikitnya jumlah output. Bahkan bila untuk sementara produksi dihentikan, biaya tetap ini harus tetap dikeluarkan dalam jumlah yang sama. Yang termasuk dalam biaya tetap ini misalnya gaji tenaga administrasi, penyusutan mesin, penyusutan gedung dan peralatan lain, sewa tanah, sewa kantor dan sewa gudang. Dalam jangka panjang biaya tetap ini akan mengalami perubahan 

Page 41: Slide 10 (pe)

Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari banyak sedikitnya output yang dihasilkan. Semakin besar jumlah output semakin besar pula biaya variabel yang harus dikeluarkan.   Yang termasuk dalam biaya variabel ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar, listrik dsb. Biaya tetap dan biaya variabel ini jika dijumlahkan hasilnya merupakan biaya total. Jika digambarkan dalam kurva, maka pola biaya tetap total (TFC), biaya variabel total (TVC) dan biaya total (TC) dapat dilihat sebagai berikut:

Page 42: Slide 10 (pe)

Biaya variabel total (TVC) adalah biaya yang besar kecilnya mengikuti banyak sedikitnya output yang dihasilkan. Gambar yang menunjukkan bahwa kurva biaya variabel total terus menerus naik. Jadi semakin banyak output yang dihasilkan maka biaya variabel akan semakin tinggi. Jika antara biaya tetap dan biaya variabel dijumlahkan, maka hasilnya disebut biaya total (TC). Jadi, TC = TFC + TVC. Total Cost (TC) berada pada jarak vertikal di semua titik antara biaya tetap total (TFC) dan biaya berubah total (TVC), yaitu sebesar n. 

Page 43: Slide 10 (pe)

Pengertian Teori Produksi jangka pendek/ satu faktor berubahTeori Produksi jangka pendek/ satu faktor berubah adalah teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisa tersebut bahwa faktor-faktor produksi lainnya jumlahnya tetap, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Ada atau tidak ada produksi, faktor produksi ini harus ada dan tetap tersedia. Mesin-mesin pabrik adalah salah satu contoh. sampai pada interval produksi tertentu jumlah mesin tidak perluh ditambah. Tetapi jika tingkat produksi menurun sampai nol unit, jumlah mesin tidak bisa dikurangi.

Page 44: Slide 10 (pe)

Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi variabel yang digunakan, begitu juga sebaliknya. Buruh harian lepas di pabrik rokok adalah contohnya. Jika perusahaan ingin meningkatkan produksi, maka jumlah buruh hariannya ditambah. Sebaliknya jika ingin mengurangi produksi, buruh harian dapat dikurangi.Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variable terkait dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut. Mesin dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena dalam jangka pendek (kurang dari setahun) susah untuk ditambah atau dikurangi. sebaliknya buruh dikatakan faktor produksi variable karena jumlah kebutuhannya dapat disediakan dalam waktu kurang dari satu tahun.Teori produksi tidak mendefinisikan jangka pendek dan jangka panjang secara kronologis. Periode jangka pendek adalah periode produksi di mana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi.

Page 45: Slide 10 (pe)

 Biaya Jangka Panjang

Sebagaimana telah dikemukakan dalam konsep produksi jangka panjang, bahwa dalam produksi jangka panjang semua input diperlakukan sebagai input variabel. Jadi, tidak ada input tetap. Maka dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai biaya variabel (variabel cost), tidak ada biaya tetap. Dalam jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor-faktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan. Jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlah daripada faktor-faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan dapat ditambah apabila memang dibutuhkan. Faktor-faktor produksi tersebut adalah: faktor pasar, faktor bahan mentah, faktor fasilitas angkutan, dan faktor tenaga kerja.Karena hal itulah biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total,biaya variabel,biaya rata-rata,dan biaya marginal.

Biaya total (jangka panjang)Jangka panjang dalam pengertian ini tidak terkait dengan waktu. Penyebutan jangka panjang oleh para ekonom menandai suatu proses produksi dimana sumber daya yang digunakan tidak ada lagi yang bersifat tetap. Semua sumber daya yang digunakan dalam proses produksi bersifat variable atau jumlahnya dapat berubahubah. Produksi dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan untuk mengubah skala produksi (tingkat produksi) dengan cara mengubah, baik mengubah maupun mengurangi jumlah sumberdaya. Hal ini tentu akan berdampak pada biaya yang ditimbulkan. Dalam jangka panjang hanya dikenal biaya total rata-rata (ATC).

Page 46: Slide 10 (pe)

B. Model Produksi    Satu Faktor Produksi Variabel

Pengertian produksi dengan satu faktor produksi variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, di mana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah. Ketika mencoba memahami proses alokasi faktor produksi oleh perusahaan, ekonomi membagi faktor produksi menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja (labour). Dalam model produksi satu faktor produksi variabel, barang modal dianggap faktor produksi tetap. Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.

Page 47: Slide 10 (pe)

Dua Faktor Produksi VariabelDalam bagian ini kita melonggarkan asumsi adanya faktor produksi tetap. Baik barang modal maupun tenaga kerja sekarang bersifat variabel. Namun yang harus diingat bahwa pelonggaran asumsi ini masih tetap terlalu menyederhanakan persoalan. Sebab dalam kenyataan, faktor produksi variabel yang digunakan dalam proses produksi lebih dari dua macam. 1.  Isokuan (Isoquant)Isokuan adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi yang sama. Misalnya, kasus usaha tekstil tradisional dengan asumsi mesin dapat ditambah.Produksi Total Usaha TekstilTradisional (Dua Faktor Produksi Variabel)

Mesin Tenaga Kerja

1 2 3 4 5

1 5 20 45 80 105

2 30 45 105 150 135

3 80 105 150 180 150

4 105 135 180 240 210

Page 48: Slide 10 (pe)

Kita melihat bahwa tingkat produksi 105 bal tekstil dapat dicapai dengan beberapa kombinasi faktor produksi, yaitu 1 mesin dengan 5 tenaga kerja, 2 mesin dengan 3 tenaga kerja dan seterusnya. Selanjutnya kita dapat menurunkan kurva isokuan seperti berikut ini.

Page 49: Slide 10 (pe)

1. Asumsi-asumsi isokuan:a.   Konektivitas (Conectivity)

Asumsi koneksitas analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku konsumen, yaitu kurva indiferensi yang menurun dan kiri atas ke kanan bawah (down ward sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Kesediaan produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi menambah penggunaan faktor produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan yang sama disebut Derajat Teknik Substitusi Faktor Produksi atau Marginal Rate of Technical Substitution(MRTS). MRTSIk adalah bilangan yang menunjukkan berapa unit faktor produksi I harus dikorbankan untuk menambah 1 unit faktor produksi k pada tingkat produksi yang sama. Jika I adalah tenaga kerja dan k adalah barang modal (mesin), maka MRTSIk adalah berapa unit tenaga kerja yang harus dikorbankan untuk menambah 1 unit mesian, demi menjaga produksi pada tingkat yang sama.

b.   Penurunan Nilai MRTS (Diminishing of MRTS)Produsen menganggap makin mahal faktor produksi yang semakin langka. Itulah sebabnya mengapa nilai MRTSlk makin menurun (hukum LDR). Dalam kasus-kasus tertentu, nilai MRTS akan konstan atau nol. MRTS konstan bila kedua faktor produksi bersifat substitusi sempurna (perfect substitution). 

c.   Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Return)Asumsi ini menjelaskan bahwa penambahan jumlah tenaga kerja dengan jumlah mesin yang tetap, justru megurangi tingkat pertambahan output.

d.   Daerah Produksi yang Ekonomis (Relevance Range of Production)

Page 50: Slide 10 (pe)

2.  Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi (Return to Scale).

Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah faktor produksi di lipat gandakan (doubling).

a.  Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale)Jika penambahan faktor produksi sebanyak 1 unit menyebabkan output meningkat lebih dan satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale).

b.  Skala Hasil Konstan (Constant Return to Scale)Jika pelipatgandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil konstan.

c.  Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale)Jika penambahan 1 unit factor produksi menyebabkan output bertambah kurang dari 1 unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menurun.

Page 51: Slide 10 (pe)

3.  Perkembangan TeknologiKemajuan teknologi memungkinkan peningkatan efisiensi penggunaan faktor produksi. Tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan penggunaan faktor produksi yang Iebih sedikit.

4.  Kurva Anggaran Produksi (Isocost)Kurva anggaran produksi (isocost) adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi yang memerlukan biaya yang sama. Jika harga faktor produksi tenaga kerja adalah upah (w) dan harga faktor produksi barang modal adalah sewa (r), maka kurva isocost (I) adalah:

            I = rK + wL 

Page 52: Slide 10 (pe)

5.    Keseimbangan ProdusenKeseimbangan produsen terjadi ketika kurva I bersinggungan dengan kurva Q. Di titik persinggungan itu kombinasi penggunaan kedua faktor produksi akan memberikan hasil output yang maksimum. Keseimbangan dapat berubah karena perubahan kemampuan anggaran maupun harga faktor produksi. Analisis perubahan keseimbangan produsen analogis dengan analisis perilaku konsumen.Perubahan jumlah faktor produksi yang digunakan merupakan interaksi kekuatan efek substitusi (substitution effect) dan efek skala produksi (output effect). Karena itu produsen juga mengenal faktor produksi inferior, yaitu faktor produksi yang penggunaannya justru menurun bila kemampuan anggaran perusahaan meningkat (kemampuan memproduksi meningkat). Dalam mencapai keseimbangannya produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi, yaitu maksimalisasi output (output maximalization) atau minimalisasi biaya (cost minimalization). Prinsip maksimalisasi output menyatakan bahwa dengan anggaran yang sudah ditentukan, dicapai output. Prinsip minimalisasi biaya menyatakan target ouput yang sudah ditetapkan harus dicapai dengan biaya minimum.

 6.    Pola Jalur Ekspansi (Expantion Path)

Tujuan perusahaan adalah maksimalisasi laba. Untuk mencapai tujuan itu, dalam jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan harus tetap mempertahankan efisiensinya. Biasanya perusahaan menetapkan target yang akan dicapai setiap tahunnya, yang harus dicapai dengan biaya minimum. Dalam jangka panjang perusahaan memiliki tingkat fleksibilitas lebih tinggi dalam mengombinasikan faktor produksi.

Page 53: Slide 10 (pe)

TERIMA KASIH