SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan...

20
LAPORAN OBSERVASI STUDENT DIVERSITY ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah : PSIKOLOGI PENDIDIKAN Dosen : Dr. Hj. Rita Retnowati, M.S. Disusun oleh : Ajiz Sulaeman 072125020 Siti Khodijah 072125046 Siti Rukiyah 072125047 Titin Sumanti 072125050 UNIVERSITAS PAKUAN PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN BOGOR 2015

Transcript of SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan...

Page 1: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

LAPORAN OBSERVASI STUDENT DIVERSITY

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

TUNAGRAHITA

SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG

KABUPATEN BOGOR

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Dosen :

Dr. Hj. Rita Retnowati, M.S.

Disusun oleh :

Ajiz Sulaeman 072125020

Siti Khodijah 072125046

Siti Rukiyah 072125047

Titin Sumanti 072125050

UNIVERSITAS PAKUAN

PROGRAM PASCA SARJANA

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

BOGOR

2015

Page 2: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

Para pendidik di SLB lebih menghargai dan

mengamati setiap perubahan kecil yang

dilakukan oleh anak ABK

Page 3: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat menganggap anak berkelainan adalah insan yang tidak mampu apa-

apa dan tidak berguna sehingga keberadaan mereka tidak menguntungkan, bahkan

kalau perlu dihilangkan dengan berbagai cara hingga sampai dibunuh. Tetapi

kemudian pandangan masyarakat berubah mereka mengnggap anak berkelainan

perlu dilindungi dan dikasihani, mereka mempunyai hak untuk hidup dan

memperoleh pelayanan pendidikan sebagaimana anggota masyarakat lainnya.

Tidak hanya anak normal yang membutuhkan pendidikan, akan tetapi anak

berkelainan atau anak luar biasa juga perlu memperoleh pelayanan pendidikan

yang disesuaikan. Anak luar biasa merupakan anak yang tingkat

perkembangannya menyimpang dari tingkat perkembangan anak sebayanya dalam

aspek fisik, mental, sosial dan emosional. Anak tunagrahita termasuk pada jenis

anak luar biasa. Anak-anak dengan hambatan kecerdasan seperti tunagrahita

mempunyai masalah perilaku yang berhubungan dengan hambatan proses sensori

(penginderaan).

Masalah ketidakmampuan memusatkan perhatian adalah akibat lain dari proses

sensorimotor yang berlebihan.

Page 4: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah:

1. Memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Psikologi Pendidikan pada

program Pasca Sarjana Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas

Pakuan.

2. Memperoleh pengetahuan tentang karakteristik dan masalah-masalah yang

dihadapi oleh anak tunagrahita

3. Memperoleh pengalaman tentang pembelajaran pada anak tunagrahita.

Page 5: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

BAB II

PEMBAHASAN TEORITIS

A. Landasan Teori

Anak tunagrahita adalah anak yang mengalami keterbelakangan kecerdasan

dan kekurangmatangan aspek mental lainnya dan sosialnya sedemikian rupa,

yang terjadi selama masa perkembangan, sehingga untuk mencapai

perkembangan yang optimal diperlukan pelayanan dan pengajaran dengan

program khusus. Individu yang terbelakang mental (ringan, sedang, berat)

secara perlahan-lahan diganti dengan istilah hambatan perkembangan yang

kemudian dideskripsikan sebagai keterbatasan yang substansial pada fungsi-

fungsi yang dicirikan dengan fungsi intelektual yang berada di bawah rata-

rata, keterbatasan pada dua atau lebih kemampuan penggunaan perilaku

adaptif dalam berkomunikasi, merawat diri, bermasyarakat, pengendalian diri,

dan sebagainya.

Adapun beberapa karakteristik anak tunagrahita yang dapat dilihat dari segi :

karakteristik mental, karakteristik fisik, karakteristik sosial-emosi,

karakteristik akademis, dan karakteristik pekerjaan. Dari berbagai variabilitas

karakteristik anak terbelakang, baik dilihat dari segi kualitatif maupun

kuantitatifnya ternyata mempunyai pengaruh yang cukup berarti dalam

kehidupan mereka. Kemungkinan masalah-masalah yang dihadapi oleh anak

tunagrahita, yaitu: kesulitan dalam kehidupan sehari-hari bagi yang tingkat

sedang dan berat, keterbatasan kemampuan berpikirnya atau kesulitan belajar,

mengalami hambatan dalam sosialisasi dengan teman sebayanya atau

penyesuaian diri, penempatan kerja, gangguan kepribadian dan emosi, dan

anak tidak pernah memanfaatkan waktu luang dengan baik.

Page 6: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

B. Hakikat Anak Tunagrahita

a. Definisi Anak Tunagrhita

Tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan dan keterbelakangan

mental, jauh di bawah rata-rata. Gejalanya tak hanya sulit berkomunikasi,

tetapi juga sulit mengerjakan tugas-tugas akademik. Ini karena

perkembangan otak dan fungsi sarafnya tidak sempurna. Anak-anak

seperti ini lahir dari ibu kalangan menengah ke bawah. Ketika

dikandung, asupan gizi dan zat antibodi ke ibunya tidak mencukupi.

Menurut Efendi anak tunagrahita adalah “anak yang mengalami taraf

kecerdasan yang rendah sehingga untuk meniti tugas perkembangan ia

sangat membutuhkan layanan pendidikan dan bimbingan secara khusus”.

Definisi lain yang diterima secara luas dan menjadi rujukan utama ialah

definisi yang dirumuskan oleh Grossman yang secara resmi digunakan

AAMD (American Association of Mental Deficiency) yaitu

ketunagrahitaan mengacu pada fungsi intelektual umum yang secara

nyata (signifikan) berada di bawah rata-rata (normal) bersamaan dengan

kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian diri dan semua ini

berlangsung pada masa perkembangan.

Menurut Hj.T.Sutjihati Somantri, anak tunagrahita atau terbelakang

mental merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasannya

mengalami hambatan, sehingga tidak mencapai perkembangan yang

optimal. Sedangkan menurut Bratanata, seseorang dikategorikan

berkelainan mental subnormal atau tunagrahita, jika anak tuna grahita

memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendahnya (di bawah

normal), sehingga untuk meniti tugas perkembangannya memerlukan

bantuan atau layanan secara spesifik, termasuk dalam program

pendidikannya.

Page 7: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

b. Karakteristik Anak Tunagrahita

Depdiknas (2003) mengemukakan bahwa karakteristik anak tunagrahita

yaitu penampilan fisik tidak seimbang, tidak dapat mengurus diri sendiri

sesuai dengan usianya, perkembangan bicara/bahasanya terhambat,

kurang perhatian pada lingkungan, koordinasi gerakannya kurang dan

sering mengeluarkan ludah tanpa sadar. Selain itu ada beberapa pendapat

dari orang ahli dari seluruh dunia, yaitu:

1. James D. Page yang dikutip oleh Suhaeri H.N (Amin: 1995)

menguraikan karakteristik anak tunagrahita sebagai berikut:

a. Kecerdasan. Kapasitas belajarnya sangat terbatas terutama untuk

hal-hal yang abstrak. Mereka lebih banyak belajar dengan cara

membeo (rote-learning) bukan dengan pengertian.

b. Sosial. Dalam pergaulan mereka tidak dapat mengurus,

memelihara, dan memimpin diri. Ketika masih kanak-kanak

mereka harus dibantu terus menerus, disingkirkan dari bahaya,

dan diawasi waktu bermain dengan anak lain.

c. Fungsi-fungsi mental lain. Mengalami kesukaran dalam

memusatkan perhatian, pelupa dan sukar mengungkapkan

kembali suatu ingatan. Mereka menghindari berpikir, kurang

mampu membuat asosiasi dan sukar membuat kreasi baru.

d. Dorongan dan emosi. Perkembangan dan dorongan emosi anak

tunagrahita berbeda-beda sesuai dengan tingkat ketunagrahitaan

masing-masing. Kehidupan emosinya lemah, mereka jarang

menghayati perasaan bangga, tanggung jawab dan hak sosial.

e. Organisme. Struktur dan fungsi organisme pada anak tunagrahita

umumnya kurang dari anak normal. Dapat berjalan dan berbicara

diusia yang lebih tua dari anak normal. Sikap dan gerakannya

kurang indah, bahkan di antaranya banyak yang mengalami cacat

bicara.

Page 8: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

2. Menurut The American Association on Mental Deficiency

(AAMD, 1983):

Bahwa seseorang anak dikategorikan tunagrahita apabila memiliki

karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

(1) fungsi intelektual umum (kecerdasannya) di bawah rata-rata

secara sigifican (jelas, nyata), ditafsirkan mempunyai tingkat

kecerdasan (IQ) 70 atau di bawahnya,

(2) mengalami hambatan dalam daptasi tingkah laku sesuai tuntutan

budaya dimana ia tiinggal, dan

(3) terjadinya selama periode perkembangan mental, yaitu sampai

usia kronologis 18 tahun. Dengan demikian, jika anak itu tidak

memiliki ketiga karakteristik tersebut atau hanya kurang sedikit dari

anak lain yang normal, maka tidak termasuk tunagrahita.

3. Menurut AAMR (1992):

Tunagrahita merujuk kepada fungsi intelektual umum yang berada di

bawah rata-rata secara signifikan (merujuk kepada hasil tes

inteligensi individu, berarti skor IQ dua standard deviasi atau lebih di

bawah rata-rata) yang berkaitan dengan hambatan dalam perilaku

adaptif (merujuk kepada: derajat dimana terpenuhi standard individu

dari independensi personal dan respansibilitas sosial yang

diharapkan dari umur dan kelompok budaya, atau merujuk kepada

10 keterampilan adaptif, yaitu: komunikasi, merawat diri, kehidupan

keseharian, keterampilan sosial, penggunaan komunitas, pengarahan

diri, kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, waktu luang,

dan karya) yang terjadi selama periode perkembangan (dari lahir

sampai usia 18 atau 22 tahun).

Page 9: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

c. Klasifikasi Anak Tunagrahita

Ada beberapa klasifikasi anak Tunagrahita yang di ukur melalui IQ:

1. Tunagrahita Ringan (IQ 51-70)

Anak yang tergolong dalam tunagrahita ringan memiliki banyak

kelebihan dan kemampuan. Mereka mampu dididik dan dilatih.

Misalnya, membaca, menulis, berhitung, menjahit, memasak, bahkan

berjualan. Tunagrahita ringan lebih mudah diajak berkomunikasi.

Selain itu kondisi fisik mereka tidak begitu mencolok. Mereka

mampu berlindung dari bahaya apapun. Karena itu anak tunagrahita

ringan tidak memerlukan pengawasan ekstra.

2. Tunagrahita Sedang (IQ 36-51)

Tidak jauh berbeda dengan anak tunagrahita ringan. Anak

tunagrahita sedang pun mampu diajak berkomunikasi. Namun,

kelemahannya mereka tidak begitu mahir dalam menulis, membaca,

dan berhitung. Tetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat

rumahnya akan dengan jelas dijawab. Mereka dapat bekerja di

lapangan namun dengan sedikit pengawasan. Begitu pula dengan

perlindungan diri dari bahaya. Sedikit perhatian dan pengawasan

dibutuhkan untuk perkembangan mental dan sosial anak tunagrahita

sedang.

3. Tunagrahita Berat (IQ dibawah 20)

Anak tunagrahita berat disebut juga idiot. karena dalam kegiatan

sehari-hari mereka membutuhkan pengawasan, perhatian, bahkan

pelayanan yang maksimal. Mereka tidak dapat mengurus dirinya

sendiri apalagi berlindung dair bahaya. Asumsi anak tunagrahita

sama dengan anak Idiot tepat digunakan jika anak tunagrahita yang

dimaksud tergolong dalam tungrahita berat.

Page 10: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

d. Pendidikan Bagi Anak Tunagrahita

Anak tunagrahita sangat memerlukan pendidikan serta layanan khusus

yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Ada beberapa

pendidikan dan layanan khusus yang disediakan untuk anak tunagrahita,

yaitu:

1. Kelas Transisi

Kelas ini diperuntukkan bagi anak yang memerlukan layanan khusus

termasuk anak tunagrahita. Kelas transisi sedapat mungkin berada

disekolah reguler, sehingga pada saat tertentu anak dapat

bersosialisasi dengan anak lain. Kelas transisi merupakan kelas

persiapan dan pengenalan pengajaran dengan acuan kurikulum SD

dengan modifikasi sesuai kebutuhan anak.

2. Sekolah Khusus (Sekolah Luar Biasa bagian C dan C1/SLB-C,C1)

Layanan pendidikan untuk anak tunagrahita model ini diberikan

pada Sekolah Luar Biasa. Dalam satu kelas maksimal 10 anak

dengan pembimbing/pengajar guru khusus dan teman sekelas yang

dianggap sama keampuannya (tunagrahita). Kegiatan belajar

mengajar sepanjang hari penuh di kelas khusus. Untuk anak

tunagrahita ringan dapat bersekolah di SLB-C, sedangkan anak

tunagrahita sedang dapat bersekolah di SLB-C1.

3. Pendidikan terpadu

Layanan pendidikan pada model ini diselenggarakan di sekolah

reguler. Anak tunagrahita belajar bersama-sama dengan anak reguler

di kelas yang sama dengan bimbingan guru reguler. Untuk

matapelajaran tertentu, jika anak mempunyai kesulitan, anak

tunagrahita akan mendapat bimbingan/remedial dari Guru

Pembimbing Khusus (GPK) dari SLB terdekat, pada ruang khusus

atau ruang sumber. Biasanya anak yang belajar di sekolah terpadu

Page 11: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

adalah anak yang tergolong tunagrahita ringan, yang termasuk

kedalam kategori borderline yang biasanya mempunyai kesulitan-

kesulitan dalam belajar (Learning Difficulties) atau disebut dengan

lamban belajar (Slow Learner).

4. Program sekolah di rumah

Progam ini diperuntukkan bagi anak tunagrahita yang tidak mampu

mengkuti pendidikan di sekolah khusus karena keterbatasannya,

misalnya: sakit. Proram dilaksanakan di rumah dengan cara

mendatangkan guru PLB (GPK) atau terapis. Hal ini dilaksanakan

atas kerjasama antara orangtua, sekolah, dan masyarakat.

5. Pendidikan inklusif

Sejalan dengan perkembangan layanan pendidikan untuk anak

berkebutuhan khusus, terdapat kecenderungan baru yaitu model

Pendidikan Inklusif. Model ini menekankan pada keterpaduan

penuh, menghilangkan labelisasi anak dengan prinsip “Education for

All”. Layanan pendidikan inklusif diselenggarakan pada sekolah

reguler. Anak tunagrahita belajar bersama-sama dengan anak

reguler, pada kelas dan guru/pembimbing yang sama. Pada kelas

inklusi, siswa dibimbing oleh 2 (dua) orang guru, satu guru reguler

dan satu lagu guru khusus. Guna guru khusus untuk memberikan

bantuan kepada siswa tunagrahita jika anak tersenut mempunyai

kesulitan di dalam kelas. Semua anak diberlakukan dan mempunyai

hak serta kewajiban yang sama. Tapi saat ini pelayanan pendidikan

inklusif masih dalam tahap rintisan

6. Panti (Griya) Rehabilitasi

Panti ini diperuntukkan bagi anak tunagrahita pada tingkat berat,

yang mempunyai kemampuan pada tingkat sangat rendah, dan pada

umumnya memiliki kelainan ganda seperti penglihatan,

Page 12: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

pendengaran, atau motorik. Program di panti lebih terfokus pada

perawatan. Pengembangan dalam panti ini terbatas dalam hal :

a. Pengenalan diri

b. Sensorimotor dan persepsi

c. Motorik kasar dan ambulasi (pindah dari satu temapt ke tempat

lain)

d. Kemampuan berbahasa dan dan komunikasi

e. Bina diri dan kemampuan sosial

C. Pendidikan Anak Tunagrahita di indonesia

Di Indonesia perkembangan pendidikan luar biasa atau pendidikan khusus

dimulai sebelum masa kemerdekaan yaitu dengan berdirinya, untuk pertama

kali, Lembaga Penyandang Cacat Tunanetra di Bandung pada tahun 1901.

Pada 1927 dibuka sekolah bagi anak tunagrahita di kota yang sama dan pada

saat yang hampir bersamaan didirikan sekolah khusus bagi anak tunarungu

pada 1930 di Bandung juga.

Tujuh tahun setelah proklamasi kemerdekaan, pemerintah RI mengundang-

undangkan yang pertama mengenai pendidikan khusus. Mengenai anak- anak

yang mempunyai kelainan fisik atau mental, undang–undang itu

menyebutkan pendidikan dan pengajaran luar biasa diberikan dengan khusus

untuk mereka yang membutuhkan (pasal 6 ayat 2) dan untuk itu anak-anak

tersebut (pasal 8) yang mengatakan semua anak-anak yang sudah berumur 6

tahun dan 8 tahun berhak dan diwajibkan belajar disekolah sedikitnya 6 tahun

dengan ini berlakunya undang-undang tersebut maka sekolah-sekolah baru

yang khusus bagi anak-anak penyandang cacat.

Kemudian pada tahun 2003 pemerintah mengeluarkan undang- undang no 20

tentang system pendidikan nasional (UUSPN). Dalam undang-undang

tersebut dikemukakan hal-hal yang erat hubungan dengan pendidikan bagi

Page 13: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

anak-anak dengan kebutuhan pendidikan khusus, beberapa diantaranya

sebagai berikut :

1. Bab IV (pasal 5 ayat 1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama

untuk memperoleh pendidikan yang bermutu baik yang memiliki

kelainan fisik,emosionl,mental,intelektual atau sosial berhak memperoleh

pendidikan khusus.

2. Bab V bagian 11 Pendidikan khusus (pasal 32 ayat 1) Pendidikan khusus

bagi peserta yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses

pembelajaran karena kelainan fisik,emosional,mental,sosial atau

memiliki potensi kecerdasan.

Dan untuk anak tunagrahita, di indonesia telah ada berbagai layanan

pendidikan yang disediakan agar anak tunagrahita bisa mendapatkan

pendidikan seperti halnya anak pada umumnya. Ada berbagai macam layanan

pendidikan bagi anak tunagrahita saat ini, contohnya SLB C, sekolah inklusif

dan masih banyak lagi. Di Indonesia pendidikan yang inklusif atau menuju

inklusif pun terus digencarkan, setidaknya mulai 2001 pendidikan inklusi

telah menjadi program Direktorat Pendidikan Luar Biasa yang bertugas untuk

mengatur pelaksanaan pendidikan luar biasa tidak hanya di SLB namun juga

di sekolah-sekolah reguler, termasuk salah satunya adalah membekali para

guru di semua sekolah reguler dengan pengetahuan dan keterampilan layanan

bagi anak berkebutuhan khusus. Beberapa sekolah pun baik itu SD, SMP, dan

SMA reguler telah ditunjuk menjadi sekolah penyelenggara pendidikan

inklusif. Walaupun memang dalam pelaksanaannya masih terdapat hambatan.

Page 14: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

BAB III

PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI

A. PROFIL SEKOLAH

Penyelenggara : Yayasan Tunas Kasih

Alamat Sekretariat : Jl. Raya Karehkel No. 9 Leuwiliang

Kabupaten Bogor 16640

Akta Notaris : Nomor 01 Tanggal 2 Mei 1988

Nama Sekolah : Sekolah Luar Biasa Tunas Kasih 1

Jenjang : 1. TK Luar Biasa

2. SD Luar Biasa

3. SMP Luar Biasa

4. SMA Luar Biasa

Didirikan pada : 2 Mei 1988

Alamat : Jl. Raya Karehkel No. 9 Leuwiliang

Kabupaten Bogor 16640

Fasilitas Sekolah

Status Gedung dan Tanah : Milik Sendiri (Yayasan)

Jumlah Ruang Belajar : 13

Luas Ruang Belajar : 9 x 10 M

Jumlah Ruang Kantor : 1

Jumlah Ruang Guru : 1

Waktu Belajar : Pagi

DATA SUMBER DAYA MANUSIA

Jumlah Guru : 9

Jumlah Petugas TU : 1

Nama Kepala Sekolah : Nunung Djumarningsih, S.Pd.,M.M.

Page 15: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

KEADAAN SISWA

Terdapat 42 anak didik dengan klasifikasi :

Anak Tunanetra : 9 Orang anak

Anak Tunarungu : 12 Orang anak

Anak Tunagrahita Ringan : 10 Orang anak

Anak Tunagrahita Sedang : 1 Orang anak

Anak Tunadaksa : 5 Orang anak

Anak Tunalaras : 5 Orang anak

Anak Autis : 2 Orang anak

B. OBSERVER

Kelompok observer yang merupakan mahasiswa Program Pasca Sarjana

Universitas Pakuan Jurusan Administrasi Pendidikan Semester 1 :

1. Ajiz Sulaeman NPM. 072125020

2. Siti Khodijah NPM. 072125046

3. Siti Rukiyah NPM. 072125047

4. Titin Sumanti NPM. 072125050

C. WAKTU OBSERVASI

1. Hari : Kamis

2. Tanggal : 15 Oktober 2015

D. HASIL OBSERVASI

Melalui kegiatan kunjungan ke Sekolah Luar Biasa Tunas Kasih 1

Leuwiliang Kabupaten Bogor, observer memilih mengangkat tema

penanganan pada anak tunagrahita. Hal ini dilatarbelakangi adanya kasus

yang sama pada sekolah observer. Sehingga melalui kegiatan kunjungan ke

SLB para observer memiliki pemahaman tentang pengetahuan penanganan

pada anak berkebutuhan khusus tuna grahita.

Pada saat observer berkunjung ke SLB Tunas Kasih pada hari Kamis,

kegiatan pembelajaran yang berlangsung pembelajaran kesenian dan latihan

pramuka atau baris berbaris. Secara umum semua anak tunagrahita mampu

mengikuti kegiatan latihan kesenian dan baris berbaris.

Page 16: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

Catatan hasil wawancara dengan Guru SLB Tunas Kasih 1

1. Pembelajaran anak tunagrahita cepat bosan. Guru ditutut menampilkan

strategi yang dapat merangsang anak tunagrahita untuk mau belajar dan

aktif dalam kegiatan belajar.

2. Pembelajaran tidak difokuskan pada kemampuan intelektual akademik tapi

lebih pada keterampilan praktis seperti kebiasaan kebutuhan pribadi.

3. Fokus penanganan adalah program bina diri.

4. Saat masuk ke SLB dilakukan assesment terlebih dahulu sebagai

pemeriksaan awal terkait kondisi anak dan pengklasifikasian kemampuan

dan kondisi anak.

5. Rasio guru tunagrahita sedang 1:2.

6. Anak ABK cenderung tidak mau libur karena lebih nyaman dengan

lingkungan sekolah.

7. Walaupun anak tunagrahita memiliki kekurangan dalam hal intelektual,

tapi memiliki mempunyai keistimewaan yang cenderung tidak dilakukan

anak normal. Misalnya anak tunagrahita setia mengurus orang tua yang

sakit pada masa tuanya.

8. Dua orang anak tunagrahita sudah di kelas 3 SMA dan hanya satu tahun

sekali ditengok oleh orang tuanya karena dianggap hal yang memalukan

keluarga.

9. Dalam kekurangan yang dimiliki anak cenderung sudah mandiri dan sopan

terhadap setiap yang datang berkunjung ke SLB.

Page 17: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hakikat dari anak tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan dan

keterbelakangan mental, jauh di bawah rata-rata yang ditandai oleh

keterbatasan intelejensi dan ketidak cakapan dalam interaksi sosial sehingga

untuk meniti tugas perkembangannya memerlukan bantuan atau layanan

secara spesifik, termasuk dalam program pendidikannya.

Ada berbagai macam layanan yang dapat diberikan bagi anak tunagrahita,

diantaranya yaitu:

1. Kelas Transisi

2. Sekolah Khusus (Sekolah Luar Biasa bagian C dan C1/SLB-C,C1)

3. Pendidikan Terpadu

4. Program sekolah di rumah

5. Pendidikan Inklusif

6. Panti (Griya) Rehabilitasi

Di indonesia pendidikan khusus yang ditujukan bagi anak tunagrahita sudah

banyak tersedia di berbagai tempat. Terutama sekolah-sekolah inklusif yang

mulai digencarkan mulai tahun 2001 dan saat ini telah dilakukan di seluruh

Indonesia.

Pembelajaran tunagrahita tidak menekankan pada kualitas akademik, namun

lebih pada keterampilan bina diri sebagai upaya menanam kemandirian

sebagai bekal kehidupan pribadi maupun kemampuan sosialisasi di

lingkungannya.

Page 18: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d

B. Saran

Masyarakat sebaiknya diberi penyuluhan mengenai sekolah inklusif dan

program layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, sehingga orang

tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dapat dapat memberikan

anaknya terapi. Jadi anak yang memerlukan pendidikan khusus seperti anak

tunagrahita dapat mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak pada

umumnya.

Pengetahuan tentang anak tunagrahita dapat dilakukan dalam sosialisasi di

lingkungan masyarakat sehingga anak tunagrahita tidak terancam dalam

pembunuhan karakter yang dilakukan oleh orang terdekatnya.

Page 19: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d
Page 20: SLB TUNAS KASIH 1 LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR · PDF fileTetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat ... Panti (Griya) Rehabilitasi ... (pindah dari satu temapt ke tempat lain) d