Skrofuloderm

25
Skrofuloderma Nurul Fitriyah 20070310074

description

Skrofuloderm

Transcript of Skrofuloderm

Page 1: Skrofuloderm

Skrofuloderma

Nurul Fitriyah20070310074

Page 2: Skrofuloderm

Definisi

Skrofuloderma merupakan tuberkulosis kutis yang terjadi karena penyebaran per kontinuitatum dari proses tuberkulosis di bawah kulit seperti kelenjar getah bening, tulang dan sendi.Tuberkulosis kutis adalah tuberkulosis pada kulit yang di Indonesia disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan mikobakteria atipikal.

Page 3: Skrofuloderm

Epidemiologi

Insiden tuberkulosis kutis sebanding dengan insiden pada tuberkulosis paru. Sering dihubungkan dengan keadaan sosial ekonomi penderita. Ditemukan terutama pada anak-anak dan dewasa muda. Wanita lebih banyak ditemukan daripada pria walaupun perbedaanya tidak begitu banyak.

Page 4: Skrofuloderm

Etilogi

Mycobacterium tuberculosis (91,5%)Mikobakteria atipikal (8,5%)

Golongan II atau skotokromogen (80%)Golongan IV atau rapid growers (20%)

Page 5: Skrofuloderm

Mycobacterium Tuberculosis

Berbentuk batangPanjang 2-4/µ, lebar 0,3 – 1,5/mTahan asamTidak bergerakTidak membentuk sporaAerobSuhu optimal pertumbuhan pada 37°C

Page 6: Skrofuloderm

Mikobakteria atipikalTahan asam, patogenitas rendah, pembiakan membentuk pigmen, tumbuh pada suhu kamar.Klasifikasi Runyon (1959):

Golongan I : fotokromogen koloni membentuk pigmen bila mendapat cahaya, misal M. marinum & M. kansasii.Golongan II : skotokromogen koloni membentuk pigmen dengan/tanpa cahaya, misal M. scrofulaceum.Golongan III : nonfotokromogen koloni tidak membentuk pigmen, misal M. avium-intracellulare & M. ulcerans.Golongan IV : rapid growers koloni tumbuh dalam beberapa hari, misal M. fortuitum & M. abscessus.

Page 7: Skrofuloderm

Klasifikasi

Klasifikasi Tuberkulosis kutis menurut Pillsburry :1. Tuberkulosis kutis sejati

a. Tuberkulosis kutis primerInokulasi tuberkulosis primer (tuberculosis chancre)

b. Tuberkulosis kutis sekunderTuberkulosis kutis miliarisSkrofulodermaTuberkulosis kutis verukosaTuberkulosis kutis gumosaTuberkulosis kutis orifisialisLupus vulgaris

Kuman penyebab ditemukan pada tempat kelainan Primer : kuman masuk pertama kali ke dalam tubuh. Sekunder : kuman masuk melalui organ seperti tonsil,

paru atau usus halus.

Page 8: Skrofuloderm

2. Tuberkulida. Bentuk papul

Lupus miliaris diseminatus fasieiTuberkulid papulonekrotikaLiken skrofulosorum

b. Bentuk granuloma dan ulseronodulus

Eritema nodusumEritema induratum

Tuberkulid merupakan reaksi id, berarti kelainan kulit akibat alergi.

Pada kelainan kulit tidak terdapat kuman penyebab, tetapi ditemukan di tempat lain dalam tubuh misalnya paru.

Page 9: Skrofuloderm

Patogenesis

Cara infeksi ada 6 macam :Penjalaran langsung kekulit dari organ dibawah kulit yang telah dikenai penyakit tuberkulosis, contoh: skrofuloderma.Inokulasi langsung pada kulit sekitar orifisium alat dalam yang dikenai penyakit tuberkulosis, contoh: tuberkulosis kutis orifisialis.Penjalaran secara hematogen, contoh: tuberkulosis kutis miliarisPenjalaran secara limfogen, contoh: lupus vulgarisPenjalaran langsung dari selaput lendir yang sudah diserang penyakit tuberkulosis, contoh: lupus vulgarisKuman langsung masuk kekulit, jika ada kerusakan kulit dan resistensi lokalnya telah menurun, contoh: tuberkulosis kutis verukosa.

Page 10: Skrofuloderm

Skrofuloderma

Page 11: Skrofuloderm
Page 12: Skrofuloderm

Sinonim : Tuberculosis Cutis ColliquativaEtiologi : Mycobacterium tuberculosisInsidensi : Biasanya pada anak-anak dan dewasa muda, dapat terjadi pada semua umur.EpidemiologiMerupakan tuberkulosis kutis yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Sebagian besar terjadi secara sekunder melalui penyebaran per kontinuitatum dari proses tuberkulosis pada kelenjar getah bening, biasanya daerah servikal.Port d’entrée : Skrofuloderma leher tonsil atau paru; ketiak apeks pleura; lipat paha ekstremitas bawah.

Page 13: Skrofuloderm

Gejala KlinisBeberapa kelenjar getah bening membesar makin lama makin banyak berkonfluensi periadenitis menimbulkan perlekatan disekitarnya terjadi proses supurasi/perlunakan abses dingin abses pecah fistel keluar pus encer, putih kekuningan dan tidak berbau uklus tidak teratur, biasanya memanjang, dinding bergaung, dan pada dasar ulkus terdapat jaringan granulasi berwarna merah tertutup pus bila kering terjadi krusta.Kulit disekitar ulkus livid. Sebagian ulkus sembuh jaringan sikatriks.Adanya fistel baru didekat fistel lama akan membentuk jembatan kulit diantara dua fistel (skin bridge).

Page 14: Skrofuloderm

Gambaran klinis skrofuloderma bervariasi bergantung lamanya penyakit. Jika menahun, maka gambaran klinisnya lengkap, jika belum menahun, sikatriks & jembatan kulit blm terbentuk.Skrofuloderma menahun akan ditemui kelainan : pembesaran banyak KGB dengan konsistensi kenyal dan lunak tanpa tanda radang akut selain tumor, periadenitis, abses dan fistel multipel, ulkus khas, sikatriks yang memanjang dan tidak teratur, dan jembatan kulit.

Page 15: Skrofuloderm

Predileksi : tempat-tempat yang banyak didapati KGB superfisialis, yang tersering adalah leher, ketiak, dan lipat paha terserang di 3 tempat = penyebaran hematogen.

UKKUlkus bentuk tidak teratur, pinggir meninggi, tepi tidak rata, dinding bergaung, dasar kotor, terdapat jaringan granulasi berwarna merah tertutup oleh pus dan bila kering terjadi krusta, tidak berbau.Daerah sekitar ulkus tampak livide .Sebagian ulkus menyembuh membentuk sikatrik.Ditemukan skin bridge, yaitu jembatan kulit diantara dua fistel.

Tanda diagnosisAbses tidak nyeri, ulkus tak teratur, bergaung, memanjang dan sekitanya livid.

Page 16: Skrofuloderm

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah tepiDitemukan adanya peningkatan laju endap darah, leukosit dapat meningkat atau normal.Pemeriksaan bakteriologi

Pemeriksaan sediaan langsungBahan diperoleh dari pus pada kulit atau kelenjar getah bening, diwarnai dengan pewarnaan Ziehl Neelsen dilihat secara mikroskopik. BTA (+) jika terdapat batang-batang merah.Pemeriksaan dengan biakan Digunakan perbenihan Lowenstein Jensen pada suhu 370C.Pemeriksaan dengan binatang percobaanBiasanya memerlukan waktu kurang lebih 2 bulan.Pemeriksaan dengan percobaan biokimiaPada pemeriksaan ini digunakan Niasin

Page 17: Skrofuloderm

Pemeriksaan HistopatologiTampak radang kronik dan jaringan nekrotik mulai dari lapisan dermis sampai subkutis tempat ulkus terbentuk. Jaringan yang mengalami nekrosis kaseosa dikelilingi oleh sel-sel epitel dan sel-sel datia Langerhans.

Page 18: Skrofuloderm

Diagnosis Banding

Tergantung lokasiLeherAktinomikosis, biasanya menimbulkan benjolan/ deformitas dengan beberapa muara fistel, produktif.FurunkulosisKetiakHidradenitis supurativa, biasanya menimbulkan sikatriks sehingga terjadi tarikan-tarikan yang mengakibatkan kontraksi ketiak.Lipat PahaLimfopatia Venerum, biasanya akut, dengan gambaran limfadenitis akut, merah dengan gejala umum, panas, malaise.

Page 19: Skrofuloderm

Penatalaksanaan

Terapi umum

Meningkatkan daya tahan tubuh, misalnya dengan memberikan roboransia

Terapi sistemik

Terapi topikal

Terapi pembedahan

Page 20: Skrofuloderm

First Line DrugsINH )obat yang paling sering dipakai karena bersifat bakterisid, murah, dan efek sampingnya sedikit. Dosis peroral 5-10 mg/kgBB, dosis tunggal. Efek samping biasanya berupa neuritis perifer dan terjadi bila dosis melebihi 400 mg sehari. Pemberian vitamin B6 dengan dosis 5-10 mg setiap pemberian 100 mg INH dimaksudkan untuk mencegah efek samping tersebut. Preparat Pehadoxin Forte (INH 400mg, B6 10 mg)StreptomisinObat yang bersifat bakteriostatik. Dosis 25 mg/kgBB secara IM setiap hari, biasanya sampai 90 kali. Efek samping biasanya berupa gangguan keseimbangan dan pendengaran.PAS (Para-aminosalicylic Acid)Obat yang bersifat bakteriostatik. Peroral dengan dosis 200 mg/kgBB, 4 kali sehari. Efek samping biasanya berupa iritasi lambung.EtambutolObat yang berperan sebagai pengganti pas. Peroral dengan dosis 25 mg/kgBB untuk 2 bulan pertama, selanjutnya diturunkan menjadi 15 mg/kgBB, dosis tunggal.

Page 21: Skrofuloderm

Terapi dapat dilakukan dengan 2 atau 3 macam obatPada kombinasi 2 macam obat, jika dalam waktu 1 bulan tidak ada penyembuhan dapat ditambahkan obat ketiga.Pada penderita yang dirawat dapat diberikan INH dan streptomisin.Jika belum sembuh (ulkus belum menutup, kelenjar getah bening belum mengecil dan LED masih tinggi), dapat ditambahkan etambutol.Terapi dilanjutkan 6 bulan setelah secara klinik dinyatakan sembuh.Pada penderita yang berobat jalan dapat diberikan kombinasi INH dengan rifampisin atau INH dengan etambutol atau INH dengan PAS.Kombinasi 3 macam obat yang juga dapat digunakan antara lain INH, Rifampisin, Etambutol, atau INH, streptomisin, PAS.

Page 22: Skrofuloderm

Second Line DrugsRifampisinObat bersifat bakterisid. 10 mg/kgBB peroral, dosis tunggal, sebelum makan. Dapat setiap hari selama 1 sampai 2 bulan kemudian diikuti 2 atau 3 kali seminggu selama 6 bulan sampai setahun.Kanamisin Injeksi dengan dosis 25 mg/kgBB sebanyak 90 kali. Dosis maximum dewasa 4 gr/minggu. Efek samping gangguan keseimbangan dan pendengaran dan lebih toksik dari pada streptomisin.Protionamid Per oral dengan dosis tidak lebih dari 500 mg/hari (dewasa), dosis tunggal. Efek samping biasanya berupa iritasi ringan pada lambung dan gangguan hepar.Pirazinamid Obat yang bersifat bakterisid. Peroral dengan dosis 20-35 mg/kgBB, 3 kali sehari. Efek samping biasanya berupa gangguan hepar.

Page 23: Skrofuloderm

Terapi topikalJika basah dengan kompres PK 1/5.000. jika kering dengan krim, salep antibiotik dan salep minyak ikan (Levertran salep) digunakan untuk merangsang pinggir ulkus agar cepat menutup.

Terapi pembedahan berupa eksisi dapat dilakukan. Terapi pembedahan pada skrofuloderma biasanya diindikasikan untuk kasus :

Terapi dengan antituberkulosis gagalPenderita skrofuloderma disertai penurunan kekebalan tubuhPenderita skrofuloderma berulangPenderita skrofuloderma dengan penyakit yang berat.

Page 24: Skrofuloderm

PrognosisLesi dapat sembuh secara spontan namun memerlukan waktu dalam beberapa tahun dengan meninggalkan sikatriks yang memanjang dan tidak teratur.

Page 25: Skrofuloderm

Terima Kasih