SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di...
Click here to load reader
-
Upload
shirli-gumilang -
Category
Documents
-
view
1.134 -
download
11
description
Transcript of SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di...
HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI PERUMNAS 2
KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
MUH. SHIRLI GUMILANG
NIM 0804719
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
2012
Halaman Pengesahan Skripsi
MUH. SHIRLI GUMILANGNIM 0804719
HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI PERUMNAS 2
KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEHPEMBIMBING :
Pembimbing I,
Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd.NIP 19510503 197603 1 003
Pembimbing II,
Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd.NIP 19530706 197403 2 001
MengetahuiKetua Program Studi PGSDUPI Kampus Tasikmalaya,
Drs. Rustono W.S., M.Pd.NIP 19520628 198103 1 001
i
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : MUH. SHIRLI GUMILANG
NIM : 0804719
Tempat / tanggal lahir : Cirebon, 21 Oktober 1990
Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan antara Apersepsi dengan
Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya adalah benar-benar karya saya sendiri dan
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Tasikmalaya, Juni 2012Yang membuat pernyataan,
Muh. Shirli GumilangNIM 0804719
ii
Hiduplah mengalir seperti air(senantiasa bermuara di lautan keberhasilan)
Tegar seperti karang(komitmen kuat menahan ujian kehidupan)
Rendah hati seperti ilmu padi(menyadari bahwa keberhasilan bukan atas ijin sendiri)
Terimakasih ya Allah... atas ijin-Mu aku mampu menahan ujian
sehingga aku berada di lautan keberhasilan.
♥♥♥
Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini ku
persembahkan kepada :
¤ Ayahanda (Abdul Rajak) dan Ibunda (Eha Haehati) serta
kedua adikku (Muh. Ginanjar Shidiq dan Muh. Ghufron
Singgih) yang dalam do’aku memohon semoga mereka
lebih baik dariku.
¤ MureDoke sebuah cita dan asa menuju kebahagiaan.
iii
¤ Sahabat-sahabat terbaikku di kosan “Brigief” (Asep, Rian,
Kuslani, Yan, Firman) tidak lupa juga Angga, Usep, Lutfi,
dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per-satu.
Mereka adalah sahabat yang saling memberikan
kekuatan untuk mencapai keberhasilan.
¤ Sahabat-sahabat ku se-organisasi yang mengajarkan arti
dari kekeluargaan.
¤ Sahabat-sahabat angkatan 2008.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul Hubungan antara Apersepsi dengan Hasil Belajar Siswa
pada Pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes
Kota Tasikmalaya. Tidak lupa shalawat beserta salam atas Nabi pemberi petunjuk
dan kerahmatan yaitu junjungan kita Nabi Muhammad s.a.w. juga atas semua
keluarga, sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari
sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang
sifatnya membangun.
Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis,
dan umumnya bagi semua pembaca. Selanjutnya penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah dengan ikhlas membantu dalam
penyusunan skripsi kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd. selaku Direktur Universitas
Pendidikan Kampus Tasikmalaya yang telah memberikan izin dalam
penelitian sehingga terselesaikannya skripsi ini.
2. Bapak Drs. Yusuf Suryana, M.Pd. selaku Sekretaris Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya yang telah memberikan
pengarahannya dalam penyusunan skripsi ini.
v
vi
3. Bapak Drs. Rustono WS., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya yang telah
membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd. selaku dosen pembimbing I
yang telah bersedia meluangkan waktu dan penuh kesabaran dalam
membimbing, memberikan petunjuk dan pengarahan yang sangat berarti
serta memberikan dorongan dan semangat pada penulis sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
5. Bapak Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang
telah bersedia meluangkan waktu dan penuh kesabaran dalam
membimbing, memberikan petunjuk dan pengarahan yang sangat berarti
serta memberikan dorongan dan semangat pada penulis sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
6. Seluruh Staf Dosen Universitas Pendidikan Indonesia Kampus
Tasikmalaya yang telah memberikan bimbingan, masukan, kritik dan
dukungan bagi penulis.
7. Seluruh Staf Teknik Universitas Pendidikan Kampus Tasikmalaya yang
telah membantu dalam proses perizinan penelitian sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
8. Bapak Asep Supriadi, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri
Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya yang telah
memberikan pengarahan, masukan selama pelaksanaan penelitian.
vii
9. Ibu Nuni Tri Wahyuni, S.Pd. selaku guru kelas V.a yang telah
memberikan ijin untuk uji coba alat ukur penelitian dan subjek penelitian.
10. Ibu Didah Wahidah, S.Pd. selaku guru kelas V.b yang telah memberikan
ijin untuk uji coba alat ukur penelitian dan subjek penelitian.
11. Ayahanda dan ibunda yang telah banyak memberikan cinta dan kasih
sayang serta dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
banyak memberikan semangat danbantuan moril maupun materil sehingga
penulis mampu menyelasaikan skripsi ini.
Semoga amal baik, dukungan moril dan materil yang telah diberikan
mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin. Akhir kata penulis
berharap hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan penulis dan
umumnya untuk semua pihak yang membutuhkannya.
Tasikmalaya, Juni 2012
Muh. Shirli GumilangNIM 0804719
Hubungan antara Apersepsi dengan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya
Muh. Shirli Gumilang0804719
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pelaksanaan apersepsi yang dilakukan guru pada tahap awal pembelajaran pada umumnya dianggap hal yang kecil, dan kecenderungan tidak dilaksanakan. Ketidakbisaan siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses menemukan konsep dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu apersepsi, yang akhirnya tujuan dari pembelajaran itu tidak tercapai. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) Pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS, 2) Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS, 3) Hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
Lokasi penelitian adalah SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Pengambilan sampel pada penelitian ini digunakan teknik sampling jenuh atau sensus yaitu kelas V.a sebagai kelas eksperimen dan Kelas V.b sebagai kelas kontrol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (quasi eksperimental) dengan pendekatan kuantitatif. Untuk mengumpulkan data penelitian menggunakan tes tertulis, lembar observasi, dan studi pustaka. Data yang berhasil dikumpulkan, selanjutnya diolah dan dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar dengan menggunakan Pearson Product Moment.
Hasil dari pengolahan dan analisis data, antara lain: 1) Hasil belajar pada pembelajaran IPS di kelas eksperimen yang diperoleh dari skor pretes dan postes terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di kelas eksperimen, dan tingkat efektivitas menunjukan rata-rata Ngain 0,60 menunjukan cukup efektif. 2) Hasil belajar pada pembelajaran IPS di kelas kontrol yang diperoleh dari skor pretes dan postes terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di kelas kontrol, tetatpi melihat tingkat efektivitasnya untuk kelas kontrol dengan rata-rata Ngain 0,24 menunjukan tidak efektif. 3) Setelah dilakukan uji hipotesis diperoleh nilai koefisien korelasi dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,359 bernilai positif dan Sig. (2-tailed) adalah 0,071, hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi apersepsi pembelajaran, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa, sebaliknya semakin rendah apersepsi pembelajaran, maka semakin rendah pula hasil belajar siswa. Hal tersebut menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara apersepsi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, hasil tersebut menunjukan tingkat hubungan rendah. Adapun kontribusi apersepsi terhadap hasil belajar adalah 12,87% dan sisanya adalah 87,11% yang memberi kontribusi lain terhadap hasil belajar siswa adalah faktor lain selain apersepsi.
Kata Kunci : Apersepsi, hasil belajar siswa
viii
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ii
PERSEMBAHAN........................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
ABSTRAK....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xii
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Penelitian................................................................... 1B.Identifikasi dan Perumusan Masalah.................................................... 7C.Tujuan Penelitian.................................................................................. 9D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 9E.Struktur Organisasi Skripsi................................................................... 10
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIANA. Kajian Pustaka.................................................................................... 12
1. Apersepsi Pembelajaran................................................................. 122. Hasil Belajar.................................................................................. 203. Hakikat Pembelajaran IPS............................................................. 35
B.Kerangka Pemikiran............................................................................. 40C.Hipotesis Penelitian.............................................................................. 41
III. METODE PENELITIANA. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian............................................ 43B. Desain Penelitian................................................................................ 45C. Definisi Operasional.......................................................................... 47D. Instrumen Penelitian.......................................................................... 49E. Proses Pengembangan Instrumen....................................................... 50F. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 53G. Analisis Data...................................................................................... 55
ix
x
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian.................................................................................. 60
1. Keterlaksanaan Pembelajaran........................................................ 602. Analisis Deskriptif......................................................................... 613. Analisis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.............................. 664. Uji Inferensial................................................................................ 815. Uji Hipotesis.................................................................................. 85
B. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................. 88
V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan........................................................................................ 91B. Saran................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 94
LAMPIRAN.................................................................................................... 97
RIWAYAT HIDUP......................................................................................... 161
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 2.1. Tingkatan Ranah atau Domain Hasil Belajar
Menurut Taxonomi Bloom............................................................ 31Tabel 3.1. Jumlah siswa di SD Negeri Perumnas 2
Tahun Ajaran 2011/2012............................................................... 43Tabel 3.2. Staf Kependidikan SD Negeri Perumnas 2................................... 44Tabel 3.3. Desain Penelitian Eksperimental Semu (Quasi Exsperimental). . . 47Tabel 3.4. Jenis Data dan Instrumen Penelitian............................................. 49Tabel 3.5. Interpretasi Validitas..................................................................... 51Tabel 4.1. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran IPS............................... 60Tabel. 4.2. Interval Kategori Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS..... 63Tabel 4.3. Interval Kategori Tes Awal (Pretes) Berdasarkan
Frekuensi Siswa ( f )..................................................................... 64Tabel 4.4. Interval Kategori Tes Akhir (Postes) Berdasarkan
Frekuensi Siswa ( f )..................................................................... 64Tabel 4.5. Analisis Deskriptif Skor Gain Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol................................................................................ 65Tabel 4.6. Kategori Interpretasi Normal Gain (NGain)................................. 67Tabel 4.7. Rekapitulasi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa
di Kelas Kontrol............................................................................ 67Tabel 4.8. Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol............ 68Tabel 4.9. Rekapitulasi Tingkat Penguasan Konsep Kelas Kontrol.............. 69Tabel 4.10. Interval Kategori Jumlah Siswa ................................................... 71Tabel 4.11. Kemampuan Umum Kelas Kontrol Menjawab Benar Tiap Soal
dan Nilai Rata-rata Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)........... 71Tabel 4.12. Intensitas Kemampuan Kelas Menjawab Pretes dan Postes
Berdasarkan KD pada Kelas Kontrol............................................ 73Tabel 4.13. Rekapitulasi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa
di Kelas Eksperimen..................................................................... 74Tabel 4.14. Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen..... 75Tabel 4.15. Rekapitulasi Tingkat Penguasan Konsep Kelas Kontrol.............. 76Tabel 4.16. Interval Kategori Jumlah Siswa ................................................... 78Tabel 4.17. Kemampuan Umum Kelas Eksperimen Menjawab Benar Tiap
Soal dan Nilai Rata-rata Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)... 77Tabel 4.18. Intensitas Kemampuan Kelas Menjawab Pretes dan Postes
Berdasarkan KD pada Kelas Eksperimen..................................... 80Tabel 4.19. Rekapitulasi Skor Gain pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol................................................................................ 81Tabel 4.20. Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen........................................ 82Tabel 4.21. Uji Normalitas Gain Kelas Kontrol............................................... 83Tabel 4.22. Uji Linieritas Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............ 85Tabel 4.23. Uji Korelasi Gain Kelas Kontrol dan Gain Kelas Eksperimen..... 86Tabel 4.24. Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r......................................... 86
xi
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 2.1. Proses Masuknya Informasi sampai Reaksi.................................. 19Gambar 2.2. Gelombang Delta Ketika Manusia Tidur Tanpa Mimpi............... 22Gambar 2.3. Gelombang Teta Ketika Manusia Tidur dan Bermimpi............... 23Gambar 2.4. Gelombang Alfa Ketika Manusia Dapat Berpikir Kreatif............ 24Gambar 2.5. Gelombang Beta Ketika Manusia Dalam Kondisi Marah, Stres,
Bingung, dan Pusing..................................................................... 25Gambar 2.6. Kerangka Pemikiran Hubungan antara Apersepsi dengan
Hasil Belajar.................................................................................. 41Gambar 3.1. Hubungan Antara Apersepsi dengan Hasil Belajar...................... 46Gambar 4.1. Interval Kategori Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol................................................................................ 64Gambar 4.2. Interval Kategori Hasil Postes Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol................................................................................ 65Gambar 4.3. Histogram Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol......................... 69Gambar 4.4. Histogram Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen.................. 76Gambar 4.5. Histogram Gain Kelas Eksperimen Data Berdistribusi Normal. . . 83Gambar 4.6. Histogram Gain Kelas Kontrol Data Berdistribusi Normal.......... 84
xii
DAFTAR LAMPIRAN
HalamanLampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Tes Tertulis (Soal)......................................... 98Lampiran 2. Soal Sebelum Direvisi................................................................... 99Lampiran 3. Revisi Soal.................................................................................... 104Lampiran 4. Soal Setelah Direvisi..................................................................... 106Lampiran 5. Kunci Jawaban.............................................................................. 111Lampiran 6. Format Instrumen Lembar Observasi........................................... 112Lampiran 7. Hasil Uji Instrumen Soal............................................................... 115Lampiran 8. Data Siswa Kelas V.a (Kelas Eksperimen)................................... 117Lampiran 9. Data Siswa Kelas V.b (Kelas Kontrol)......................................... 118Lampiran 10. Tabulasi Data Instrumen Tes Tertulis (Soal)................................ 119Lampiran 11. Tabulasi Data Instrumen Observasi.............................................. 125Lampiran 12. Hasil Analisis Data menggunakan SPSS 16.0.............................. 126Lampiran 13. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1...................................... 130Lampiran 14. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-2...................................... 136Lampiran 15. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1............................................. 142Lampiran 16. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2............................................. 148Lampiran 17. Administrasi Penelitian................................................................. 154
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan sangat penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa, sebab
kualitas kehidupan suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan tingkat pendidikan.
Pendidikan tidak hanya memberikan berbagai ilmu pengetahuan umum yang
berupa konsep semata, akan tetapi pendidikan memberikan pelajaran yang
berharga tentang perilaku, sikap, dan keterampilan sebagai bekal untuk menuju
kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan secara luas diartikan sebagai bentuk pengalaman yang berlangsung
sepanjang hayat serta berpengaruh bagi perkembangan diri seseorang ke arah
yang lebih baik. Pendidikan berlangsung bagi siapa pun, kapan pun serta dimana
pun. Sedangkan dalam arti sempit menurut Syaripudin (2007:22) “pendidikan
diidentikkan dalam bentuk pengajaran yang berlangsung bagi mereka yang
mengenyam bangku pendidikan formal.” Sedangkan pengertian pendidikan
menurut Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab I Pasal (1) bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (Mudyoharjo, 2007:135)
Berdasarkan pandangan tersebut, sudah jelas bahwa pendidikan itu dilakukan
dengan suatu pengelolaan yang efektif, baik dari segi perencanaan maupun dari
1
2
pelaksanaannya, yang bermuara kepada tujuan pendidikan itu sendiri.”Pendidikan
bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik supaya dapat hidup di masyarakat”
(Mudyahordjo, 2007:23). Adapun tentang Tujuan Pendidikan Nasional menurut
Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab II Pasal (3) bahwa:
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Disebutkan pula bahwa fungsi pendidikan menurut Undang-Undang RI nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal (3) bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan perspektif agama Islam, menuntut ilmu atau melaksanakan
pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu kewajiban bagi setiap individu,
sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdulbari bahwa
“menuntut ilmu adalah fardu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun
perempuan.” (UNISBA, 2007:11).
Sejalan dengan itu, dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan, pemerintah
selalu berusaha memperbaiki aspek-aspek yang berhubungan dengan pendidikan,
seperti halnya kurikulum yang terus diperbaiki, peningkatan mutu tenaga
pendidik, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini terus dilakukan
3
agar proses belajar yang merupakan jembatan untuk mencapai tujuan pendidikan
dapat dilaksanan dengan baik dan benar.
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah melibatkan guru sebagai pendidik dan
siswa sebagai peserta didik dapat diwujudkan dengan adanya pembelajaran.
Dalam pembelajaran yang berperan secara aktif adalah siswa, sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator. Peranan siswa dalam pembelajaran adalah berusaha
secara aktif terlibat langsung dalam proses belajar dibawah bimbingan guru.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
mengajarkan pada siswa agar mereka dapat mengenal fenomena alam dan
fenomena sosial mulai dari lingkungan lokal sampai pada lingkungan global.
Negara Indonesia diperoleh dan dibangun dengan pengorbanan dan perjuangan
yang luar biasa dari para pahlawannya sehingga menjadi negara kesatuan seperti
sekarang ini, Indonesia memilki populasi yang sangat besar dengan berbagai
perbedaan strata sosial, ras, suku, agama dan kebudayaan. Semua itu perlu
dipelajari, dipahami dan disadari melalui pembelajaran sehingga timbul rasa
persatuan, patriotisme, nasionalisme dan etos kerja Negara Indonesia sejajar
dengan negara dan bangsa lain.
Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS merupakan salah satu
mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran
IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi Warga Negara
4
Indonesia (WNI) yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta menjadi warga
dunia yang cinta damai .
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.
Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu
dalam pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang
berkaitan.
Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS memiliki tujuan agar
siswa memiliki kemampuan sebagai berikut..
1. Mengenal konsep-konsep berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
3. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
4. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
“Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukan hanya bertujuan mengembangkan
ingatan para peserta didik, melainkan untuk membina dan mengembangkan
mental anak untuk sadar akan tanggung jawabnya.” (Isjoni, 2007:25). Sedangkan
Hennings dan Skeet (Isjoni, 2007:23) Mengemukakan bahwa:
5
IPS merupakan dasar untuk mengembangkan tujuan kurikulum yaitu membentuk warga negara yang baik dalam suatu masyarakat demokratis di tengah globalisasi dan pembentukan intelektual dalam membina kesadaran, baik secara pribadi, anggota masyarakat, budaya serta intelektual siswa dalam memecahkan masalah sosial. Sebagai suatu bidang ilmu, IPS membekali intelektual siswa dalam membina kesadaran hidup di tengah masyarakat yang komplek dan heterogen, sehingga dapat membentuk pribadi mandiri. peran aktif siswa dalam memecahkan masalah sangat menunjang dalam menentukan keputusan hidup bermasyarakat.
Salah satu faktor penyebab permasalahan pembelajaran IPS adalah bagaimana
pembelajaran yang dilakukan guru. Mengingat fungsi utama guru adalah mulai
dari sebelum masuk kelas, di dalam kelas hingga ke luar kelas, yaitu
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Guru merupakan
ujung tombak dari semua konsep, gagasan, kebijakan, dan ketercapaian tujuan
pendidikan nasional.
Bagi siswa Sekolah Dasar (SD), belajar akan bermakna jika apa yang
dipelajari berkaitan dengan pengalaman dan perkembangan pengetahuan awalnya.
Untuk itu, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mendesain metode
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat
menghubungkan pengetahuan awalnya dengan bahan pelajran yang akan guru
berikan. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat lebih mudah dalam memahami
materi ajar atau bahan pelajaran yang diberikan guru.
Pembelajaran tidak dapat dipisahkan antara pengetahuan awal siswa dengan
materi ajar atau bahan pelajaran yang akan diberikan. Untuk memulai pelajaran
baru sebagai batu loncatan, maka guru seharusnya berusaha menghubungkan
terlebih dahulu bahan pelajaran yang akan diberikan dengan bahan pelajaran yang
telah dikuasai oleh siswa berupa pengetahuan awal yang telah diketahui dari
6
pelajaran yang sebelumnya atau dari pengalaman siswa. Usaha guru untuk
menghubungkan bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal siswa, itulah
yang dimaksud dengan apersepsi. Tujuan dari apersepsi adalah untuk membentuk
pemahaman siswa sebagaimana menurut pendapat Nurhasnawati (Zahra, 2011)
yang menjelaskan bahwa:
Apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman. Seperti yang dikutip di dalam bukunya yang berjudul Strategi Pengajaran Mikro yakni, jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, maka terlebih dahulu perlu dihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa atau mengaitkannya dengan pengalaman siswa serta sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah pemahaman dalam menerima bahan pelajaran yang baru.
Keberhasilan pembelajaran dan ketercapaian tujuan akhir pembelajaran yang
telah ditetapkan akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan awal pembelajaran yang
dilakukan guru. Fungsi dari kegiatan awal pembelajaran adalah untuk
menciptakan awal pembelajaran yang efektif sehingga siswa siap secara penuh
untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, menjelaskan kegiatan yang akan dilalui siswa, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. (Sujadi, 2011)
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetep, proses
perubahan ini tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada
faktor intern dan faktor ekstern siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Suryabrata (Anggraeni, 2010:22) menjelaskan bahwa:
Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang yakni pertama, faktor eksternal yaitu faktor luar individu yang dibagi menjadi dua antara lain: (1) faktor sosial meliputi manusia lain baik hadir secara langsung atau tidak langsung, (2) faktor non sosial yang meliputi keadaan udara, suhu
7
udara, cuaca, waktu, tempat belajar, dan lain-lain; kedua, faktor internal yaitu faktor dari dalam diri individu yang dibagi menjadi dua: (1) faktor fisiologis meliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis, (2) faktor psikologis yang meliputi minat, kecerdasan, dan persepsi.
Berdasarkan observasi yang dilaksanakan di SD Negeri Perumnas 2
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya bahwa apersepsi yang dilakukan guru pada
tahap awal pembelajaran pada umumnya dianggap hal yang kecil, dan
kecenderungan tidak dilaksanakan. Hal ini menjadi sangat fatal, dan akibatnya
ketika siswa dihadapkan pada permasalahan inti dalam pembelajaran.
Ketidakbisaan siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses
menemukan konsep ternyata sangat dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu
apersepsi, yang akhirnya tujuan dari pembelajaran itu tidak tercapai.
Sehubungan dengan pernyataan tersebut, peneliti termotivasi untuk
melaksanakan penelitian dan berharap penelitian ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan. Adapun judul dari penelitian ini yaitu
hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajran IPS di
kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Menurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:68) bahwa “Perumusan masalah
merupakan dasar pembuatan desain penelitian serta menjelaskan judul penelitian.”
Perumusan masalah harus diungkapkan dalam bentuk pertanyaan. Langkah yang
harus dilakukan adalah mengidentifikasi dan menganalisis masalah terlebih
dahulu, kemudian membuat rumusan masalah tentang variabel dan subjek
penelitian dalam bentuk pertanyaan.
8
1. Identifikasi dan Analisis Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka peneliti dapat
mengidentifikasi permasalahan, diantaranya:
a. Berdasarkan tuntutan keprofesionalan, guru harus memiliki delapan
keterampilan mengajar salah satunya adalah membuka dan menutup
pelajaran. Berkaitan dengan keterampilan membuka pelajaran, guru harus
memiliki kompetensi dalam melaksanakan apersepsi.
b. Kompetensi guru dalam membuka pelajaran kurang memperhatikan
apersepsi pembelajaran dan motivasi belajar siswa.
c. Sarana dan prasarana sekolah yang memadai tidak teroptimalkan dalam
menunjang aktivitas pembelajaran.
d. Interaksi pada pembelajaran IPS hanya bersifat satu arah. Kecenderungan
guru tidak memfasilitasi siswa untuk menjadi subjek belajar, dengan kata
lain guru tidak menciptakan kondisi belajar yang kondusif.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di Kelas V SD
Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?
b. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas V SD
Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?
c. Bagaimana hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes
Kota Tasikmalaya?
9
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang pelaksanaan apersepsi
pada pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan
Cipedes Kota Tasikmalaya.
2. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan
Cipedes Kota Tasikmalaya.
3. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang hubungan antara
apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas V SD
Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini tidak hanya dirasakan secara teoritis saja tetapi
dapat dirasakan pula secara praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dalam bidang pembelajaran IPS serta memberi gambaran mengenai
hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa di SD. Sebagaimana
menurut pendapat Nurhasnawati (Zahra, 2011) bahwa “apersepsi bertujuan untuk
membentuk pemahaman.”
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk
menambah wawasan siswa tentang apersepsi pada pembelajaran IPS di SD.
10
b. Bagi Guru
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
bahan masukan positif bagi guru pada pembelajaran IPS di SD.
c. Bagi Kepala Sekolah
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
bahan kajian bagi kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas guru dalam
pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di SD.
d. Bagi Kelembagaan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah
kepada lembaga penyelenggara Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam pelaksanaan apersepsi pada
pembelajaran IPS di SD.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk memahami alur pikir dalam penulisan skripsi ini, maka perlu adanya
“struktur organisasi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan
penelitian ini” (UPI, 2011:21) yaitu sebagai berikut:
Bab I berisi Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian,
identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian dimaksudkan untuk
menjelaskan alasan peneliti melaksanakan penelitian. Identifikasi dan perumusan
masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian menyajikan
tentang hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Manfaat
penelitian bisa dilihat dari aspek atau segi teori dan praktik.
11
Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
Kajian pustaka mempunyai peran sangat penting. Kajian pustaka berfungsi
sebagai landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah, tujuan dan hipotesis.
Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan
hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antarvariabel penelitian. Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah dalam penelitian.
Bab III berisi penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian. Komponen
dari metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian
berikut dengan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian berikut
dengan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional dari tiap
variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan insrtumen penelitian, teknik
pengumpulan data, serta analisis data penelitian.
Bab IV berisi hasil penelitian dari pengolahan atau analisis data untuk
menghasilkan temuan berkaitan tentang masalah penelitian, serta pembahasan
yang dikaitkan dengan kajian pustaka.
Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran yang menyajikan tentang
penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.
Penulisan kesimpulan untuk skripsi berupa uraian padat hasil penelitian tetapi
tidak mencantumkan data statistik. Saran dapat ditujukan kepada pra pembuat
kebijakan, praktisi pendidikan, ataupun kepada peneliti berikutnya.
Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan
dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam
penelitian. Setiap lampiran diberikan nomor urut sesuai dengan penggunaannya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
“Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teori dalam menyusun hipotesis
penelitian” (UPI, 2011:21). Landasan teori yang dimaksud adalah teori dasar yang
menjelaskan secara rinci setiap variabel penelitian. Adapun landasan teori dari
penelitian ini yaitu berkaitan tentang korelasi antara apersepsi pembelajaran
dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.
1. Apersepsi Pembelajaran
Keberhasilan pembelajaran dan ketercapaian tujuan akhir pembelajaran yang
telah ditetapkan akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan awal pembelajaran yang
dilakukan guru. Fungsi dari kegiatan awal pembelajaran adalah untuk
menciptakan awal pembelajaran yang efektif sehingga siswa siap secara penuh
untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, menjelaskan kegiatan yang akan dilalui siswa, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. (Sujadi, 2011)
Salah satu cara untuk menarik perhatian siswa terhadap materi yang akan
dibahas adalah dengan membuat kaitan atau apersepsi pembelajaran. Siswa akan
tertarik dengan materi yang akan dipelajari apabila mereka melihat kaitan atau
hubungan dengan pengalaman mereka atau sesuai minat dan kebutuhan mereka.
12
13
Teori Apersepsi atau Teori Herbartisme pertama kali di perkenalkan oleh
seorang psikolog berkebangsaan Jerman yaitu Jhon Friedrich Herbart (1776-
1841). Pengaruh Herbart dalam abad dua puluh sangat besar. Buah pikirannya
mendominasi pendidikan guru dan pendidikan umumnya di Amerika Serikat.
Apersepsi ialah proses asosiasi antara ide yang baru dengan yang lama yang
tersimpan dalam bawah sadar individu. Setiap ada masuk persepsi baru maka ia
disambut oleh yang lama. Ide yang lama berlomba kekuatan untuk memasuki
alam sadar untuk menyambut ide baru. Persepsi atau pengamatan diperoleh dari
lingkungan melalui alat indera. Melalui asosiasi diperoleh ide yang sederhana,
yang menjadi lebih kompleks melalui asosiasi selanjutnya.
Sebelumnya, John Locke (1632-1704) telah mengemukakan teori tabularasa
yang mengatakan bahwa otak atau pikiran manusia pada waktu lahir masih
kosong seperti papan tulis bersih. Akan tetapi rangsangan, pengalaman dari luar,
mengisi pemikiran itu. Apa saja yang diketahui manusia datangnya dari luar diri
orang itu. Dalam otak itu terjadi hubungan atau asosiasi antara ide-ide.
Menurut Locke ide-ide itu pasif. Herbart sebaliknya, berpendapat bahwa ide-
ide itu aktif, dinamis, mempunyai kekuatan untuk bergabung, jadi berlomba untuk
bergabung dengan ide baru yang masuk. Akan tetapi manusia itu sendiri pasif, dan
hanya merupakan wadah tempat asosiasi itu berlangsung.
Semua persepsi pada hakikatnya apersepsi, setiap persepsi cenderung akan
bergabung dengan bahan yang telah ada. Tanpa pengalaman yang ada, suatu
pengamatan atau ide tak ada artinya dan tak akan diperdulikan. Sebaliknya ide
yang telah tersimpan, akan tetapi tak mempunyai kesempatan berasosiasi maka
14
cepat atau lambat akan menghilang dengan sendirinya. Herbart percaya, bahwa
ide yang baik akan menghasilkan kemauan yang baik dan perbuatan yang baik.
Jadi kemauan bergantung pada pikiran. Tugas guru ialah memberikan buah
pikiran yang baik agar siswa berbuat yang baik. Tujuan pendidikan, menurut
Herbart ialah mendidik anak menjadi manusia yang bermoral baik. Seni mengajar
ialah menyajikan buah pikiran yang dapat digunakan siswa sepanjang hidupnya.
Guru dapat dipandang sebagai arsitek dan pembangunan pemikiran dan demikian
pula karakter siswa. Pelajaran harus dibuat menarik dan ini akan tercapai dengan
metode mengajar yang baik, didukung oleh bahan apersepsi yang baik pula.
Landasan filosofis apersepsi yang dikemukakan oleh Herbart terbagi menjadi
tiga tahap pembelajaran, yaitu:
1. Penerimaan rangsangan, yang lebih menitikberatkan pada kualitas informasi dan stimulus khusus yang harus ada pada pembelajaran.
2. Ingatan, yang menghasilkan kembali apa yang diketahui sebagai bahan pembentuk konsep-konsep pembelajaran.
3. Pemahaman, yaitu hasil pemikiran konsep dan generalisasi dari informasi yang sudah diterima otak. (Chatib, 2011:86).
a Pengertian Apersepsi Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa “apersepsi adalah pengamatan
secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri
yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide-ide baru.”
Menurut Kartono (1981:34) bahwa “apperception (apersepsi); 1. Persepsi
(penglihatan, penghayatan, tanggapan, daya memahami atau menangkap) yang
jelas disertai pengenalan. 2. Pengenalan relasi-relasi antara objek yang disajikan
dengan massa aperseftif atau benda pengenalan yang ada.”
15
Menurut Chatib (2011:87) bahwa “kerangka pengajaran Quantum Teaching
untuk tiga bagian awal (Tumbuhkan, Alami, dan Namai) adalah bagian dari
apersepsi.” Kerangka rancangan pengajaran Quantum Teaching yang dimaksud
adalah lebih dikenal dengan nama TANDUR, yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Tiga bagian awal yang dimaksud memiliki
pengertian sebagai berikut.
a. Tumbuhkan adalah aktivitas yang melibatkan siswa. Guru ikut serta dalam jalinan proses belajar untuk saling memahami dan memuaskan siswa.
b. Alami adalah aktivitas memberikan pengalaman kepada siswa dengan memanfaatkan hasil alami otak untuk menjelajah. Saat mempelajari sesuatu dalam kehidupan nyata, kita sudah punya pengalaman awal, yang berhubungan dengan suatu konsep. Dengan adanya pengalaman, informasi yang abstrak akan menjadi konkret.
c. Namai adalah aktivitas penanaman yang memuaskan hasrat alamiah otak memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. (Chatib, 2011:87)
Apersepsi berasal dari kata apperception berarti menyatupadukan dan
mengasimilasikan suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki.
Atau kesadaran seseorang untuk berasosiasi dengan kesan-kesan lama yang sudah
dimiliki dibarengi dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas. Menurut
Nurhasnawati (Zahra, 2011) bahwa:
Apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman. Seperti yang dikutip di dalam bukunya yang berjudul Strategi Pengajaran Mikro yakni, jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, maka terlebih dahulu perlu dihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa atau mengaitkannya dengan pengalaman siswa serta sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah pemahaman dalam menerima bahan pelajaran yang baru.
Apersepsi merupakan aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru kepada
siswa untuk menghubungan materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya
dengan materi pelajaran pelajaran baru, sebagai batu loncatan siswa mengusai
materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya. Salah satu muatan yang
16
disampaikan dalam apersepsi adalah mengingatkan kembali siswa terhadap materi
ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini penting dilakukan karena ada
keterkaitan antara materi ajar sebelumnya dengan yang akan dipelajari sehingga
akan terjadi keruntutan materi ajar dalam diri siswa. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Sajidin (2007) bahwa:
Apersepsi pembelajaran adalah menghubungan pelajaran lama dengan pelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana siswa mengusai pelajaran lama sehingga dengan mudah menyerap pelajaran baru. Disaat kita akan mengajar sebuah konsep apa saja pada siswa, guru sebaiknya memahami bahwa setiap siswa memiliki pengalaman, sikap dan kebiasaan yang berbeda, agar dapat menggali dan menghubungkan pengalaman, sikap dan kebiasaan siswa terhadap konsep yang akan kita ajarkan perlu kiranya kita kaitkan dengan apersepsi.
Sedangkan menurut William James sebagai seorang psikolog, beliau pernah
membahas mengenai apersepsi dalam tulisannya. Berikut ini adalah kutipan dari
tulisannya tersebut.
Many teachers are inquiring, “what is the meaning of apperception in educational psychology?” That most important idea in educational psychology is apperception. The idea of apperception is making a revolotion in educational methods in Germany. Now apperception is axtremely useful word in pedagogics, and offers of convenient name for a process to which every teacher must frequently refer. But verily maens nothing more than the act of taking a thing into the mind. It corresponds to nothing peculiar or elementary in psichology, being only one of the innumerable result of the psichological process of association of ideas; and psichology itself can easly dispanse with the word, useful as it may be in pedagogics. (Chatib, 2011:80)
Secara garis besar william james menyatakan bahwa pemahaman apersepsi
masih sangat kurang dikuasai oleh guru. Banyak guru juga beranggapan bahwa
penguasaan apersepsi hanya kecil pengaruhnya terhadap kebarhasilan
pembelajaran. Apersepsi sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran dan
kemampuan pedagogis seorang guru.
17
1). Sifat Dasar Manusia
Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa
yang terjadi sangat dinamis dan kompleks sehingga sulit dijelaskan secara
sederhana. Hal ini yang menjadi salah satu faktor dalam kegiatan pembelajaran
yang bermuara pada kegagalan belajar siswa. Filosofi mendasar pandangan
herbart mengatakan bahwa manusia adalah makhluk pembelajar.
Menurut Chatib (2011:81) bahwa “sifat dasar manusia adalah manusia adalah
makhluk pembelajar; manusia untuk memerintah dirinya sendiri; dan Manusia
bereaksi terhadap instruksi lingkungannya, jika ia dibekali oleh stimulus khusus.”
a) Manusia Adalah Makhluk Pembelajar
Setiap manusia adalah makhluk pembelajar dalam setiap konteks
perkembangan budaya tertentu. Apabila semua guru memahami konsep pertama
ini akan muncul sebuah paradigma yang menyatakan bahwa para siswa di dalam
kelas adalah para makhluk yang sebenarnya siap untuk belajar. Selanjutnya
menurut Bobbi DePoter dalam bukunya Quantum Teaching mengatakan bahwa
“pada saat mulai masuk kelas dan mengajar, mereka harus menganggap semua
siswanya serdas dan punya kemampuan tinggi.” (Chatib, 2011:83)
b) Manusia Adalah untuk Memerintah Dirinya Sendiri
Secara alamiah, manusia punya kemampuan untuk memerintah kepada dirinya
sendiri untuk melakukan sesuatu, yang berasal dari rangsangan dan kualitas
informasi yang masuk ke dalam otaknya. Hal tersebut merupakan konsekuensi
fungsi mendasar organ manusia itu sendiri, yang dinamakan otak. Selanjutnya
Taufiq Pasiak dalam bukunya berjudul Revolusi IQ/EQ/SQ menjelaskan bahwa
18
“kulit otak manusia–terdiri atas paling banyak enam lapisan, yang menyelubungi
otak besar–mempunyai tiga fungsi. 1. Fungsi Sensorik (masukan informasi); 2.
Fungsi Motorik (gerak tubuh); 3. Fungsi Asosiasi.” (Chatib, 2011:84)
Dalam melakukan reaksi terhadap suatu rangsangan atau stimulus, otak
manusia dapat merespon dan mengasosiasi masukan informasi dan kemudian otak
melakukan instruksi. Ketiga fungsi otak tersebut satu dengan yang lainnya
memiliki keterkaitan dalam melakukan tugas, setiap informasi yang baru di terima
otak (fungsi sensorik) kemudian di asosiasikan dengan informasi yang sudah ada
di dalam ingatan (fungsi asosiasi), dan tahap selanjutnya adalah otak memberikan
instruksi kepada organ lain untuk merespon informasi yang baru (fungsi motorik)
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Chatib (2011:84) bahwa:
Ketiga fungsi tersebut saling terkait. Misalnya ketika telinga menerima rangsangan berupa suara, suara tersebut akan dibawa oleh syaraf pendengaran ke pusatnya, di daerah Wernicke yang terletak di bagian samping kepala. Kemudian masukan informasi yang belum dipahami dikirim ke daerah asosiasi untuk dicocokan makna katanya, lalu dikirim ke daerah Borca di bagian depan kepala. Melalui daerah Borca inilah otak memerintahkan lidah atau tangan untuk bertindak sebagai reaksinya. Proses inilah yang membentuk kegiatan bahasa manusia, dapat terjadi karena kata yang masuk itu sudah tersimpan dalam gudang ingatan di kepala. Demikian pula, perintah gerak bagi lidah dan tangan.
Artinya, rangkaian kerja otak dari menerima informasi sampai munculnya
reaksi sangat terkait erat satu dengan yang lain. Oleh karena itu, wajarlah jika
seorang siswa menentukan dirinya sendiri untuk mau atau tidak mengikuti
pembelajaran yang sedang berlangsung.
Sayangnya, guru memiliki pandangan yang lain terhadap hal ini. Siswa yang
tidak mau mennuruti instruksi guru dianggap nakal atau punya hambatan belajar.
Padahal, kualitas informasi itulah yang menjadikan siswa mau atau tidak
Kualitas Informasi
Proses
Reaksi
Melakukan Tidak Melakukan
19
melakukan instruksi sebagai reaksinya. Berikut ini adalah bagan alur yang
menunjukan proses dari masuknya informasi atau kualitas informasi sampai reaksi
untuk melakukan atau tidak melakukan reaksi dari informasi tersebut.
Gambar 2.1. Proses masuknya informasi sampai reaksi.
Gambar tersebut menunjukan bahwa sifat dasar manusia adalah memerintah
dirinya sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan. Guru yang tidak
melakukan apersepsi akan menemui siswa yang menolak instruksi darinya, dan
sebaliknya siswa akan mengikuti instruksi guru yang melakukan apersepsi.
Sebenarnya, siswa melakukan apa yang guru instruksikan adalah karena
“menganggap bahwa instruksi itu berasal dari rasa ingin tahu yang ada di dalam
dirinya sendiri.” (Chatib, 2011:85)
c) Manusia Bereaksi, jika Ada Stimulus Khusus
Manusia akan melakukan reaksi jika diberikan stimulus khusus. Tanpa adanya
stimulus khusus manusia kecenderungan tidak akan melakukan reaksi terhadap
informasi atau instruksi yang masuk ke dalam otaknya.
20
Guru yang langsung memberikan informasi atau instruksi dalam pembelajaran
di kelas akan mengalami kondisi kelas yang tidak kondusif. Sebaliknya guru yang
memberikan stimulus khusus dalam pembelajaran di kelas akan mengalami kelas
yang aktif, kreatif dan kondusif untuk belajar. Sebagai contoh, ada dua guru yang
melakukan pembelajaran di kelas yang sama dengan materi yang sama dan
menggunakan strategi belajar yang sama. Tetapi, keduanya mendapatkan hasil
mengajar yang berbeda. Guru pertama mendapat antusiasme yang tinggi dari
siswa sedangkan guru kedua hanya mendapatkan sikap acuh tak acuh para
siswanya, yang malas melakukan instruksi pembelajaran. Hal ini terjadi karena
stimulus khusus yang dilakukan oleh guru pertama yaitu dengan memberikan
reward atau pun penghargaan kepada siswa, sedangkan guru kedua tidak
memberikan stimulus khusus kepada siswa.
b Tujuan Apersepsi Pembelajaran
Secara khusus apersepsi yang dibangun oleh guru dalam tahap awal
pembelajaran memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut:
a. Dalam permulaan pelajaran guru meninjau kembali sampai sejauh mana materi yang sudah dipelajari sebelumnya dapat dipahami oleh siswa dengan cara guru mengajukan pertanyaan pada siswa, tetapi dapat pula merangkum materi pelajaran terdahulu.
b. Membandingkan pengetahuan lama dengan yang akan disajikan. Hal ini dilakukan apabila materi baru itu erat kaitannya dengan materi yang akan dikuasai.
c. Guru menjelaskan konsep atau pengertian dari materi yang akan diajarkan. Hal ini perlu dilakukan karena materi yang akan dipelajari sama sekali materi baru. (Sujadi, 2011)
Artinya, guru harus membangun terlebih dahulu pengetahuan awal yang
dimiliki siswa sebelum memberikan pelajaran atau materi inti. Apersepsi begitu
21
penting dalam pembelajaran karena materi yang akan diajarkan merupakan materi
baru bagi siswa. Apersepsi yang dilakukan guru akan mempermudah siswa dalam
memahami pelajaran yang baru bagi siswa.
Secara umum apersepsi yang dilakukan guru adalah untuk menciptakan
kondisi belajar yang kondusif. Adapun tujuan dari apersepsi pembelajaran secara
luas menurut pendapat Sujadi (2011) adalah sebagai berikut:
a. Mencoba menarik siswa ke dunia yang guru ciptakan, perlu dipahami bahwa tidak semua siswa mengerti terhadap apa yang akan kita ajarkan. Tidak semua juga yang menyadari bahwa pemahaman akan pelajaran lama bisa kembali bermanfaat di pelajaran yang akan dipelajari. Pembelajaran terkadang merupakan suatu kesatuan yang terangkai antara satu materi dengan materi lainnya dan dengan melakukan apersepsi maka akan menyadarkan siswa bahwa materi yang akan dipelajari memiliki relevansi dengan materi yang telah dipelajari.
b. Mencoba menyatukan dua dunia, walaupun dapat dikatakan materi satu dengan yang lainnya memiiki perbedaan, namun ada materi-materi tertentu yang memiliki relevansi dengan materi sebelumnya. Sehingga kiranya sangat perlu bagi guru untuk menyatukan dan menghubungkan antara kedua materi tersebut.
c. Menciptakan atmosfir, suasana harus tetap selalu dijaga dan dibentuk sedemikian rupa agar tetap terus terpelihara suasana yang kondusif bagi bagi siswa untuk belajar. Selain itu apersepsi bukan hanya membentuk armosfir fisik yang baik, namun juga dapat membentuk suasana psikologis yang baik sehingga menimbulkan perasaan mampu untuk mempelajari materi baru.
c Sumber-sumber Apersepsi Pembelajaran
Menurut Chatib (2011:87) “saya membagi pembelajaran dalam dua tahap
besar, yaitu apersepsi dan strategi.” Apersepsi yang dimaksud dalam pembahasan
kali ini sangat kompleks. Apersepsi bukan haya sebatas guru memberikan
pertanyaan tentang materi pelajaran yang sudah pernah dipelajarai. Hal tersebut
merupakan bagian kecil dari apersepsi. Menurut Teori Herbart terdapat empat
sumber apersepsi atau empat pilar pembentuk apersepsi.
1). Zona Alfa
22
Zona alfa (Alpha Zone) adalah salah satu gelombang otak. Selama ini
neurologi baru mampu mendefinisikan empat gelombang otak yang merekam
aktivitas manusia sepanjang hari. Richard Caton seorang dokter berkebangsaan
Inggris, menyatakan adanya muatan listrik dalam kulit otak. Pada tahun 1924
seorang ahli saraf dari Jerman, Hans Berger berhasil mencetak gelombang otak di
atas selembar kertas. Dia menggunakan perlengkapan radio untuk memperkuat
impuls (rangsangan) listrik otak lebih dari sejuta kali. Alat inilah merupakan cikal
bakal dibuatnya alat Electro Encephalo Graph (EEG). Penemuan gelombang otak
ini terus berkembang dan manfaatnya mulai digunakan untuk mendiagnosis
gangguan otak, seperti deteksi perdarahan otak, infeksi otak, gangguan jiwa, dan
penyakit ayan, sampai pada manfaat menerima informasi dalam proses belajar.
Gelombang otak terdiri dari empat tingkatan, setiap gelombang memiliki ciri-ciri.
Gelombang delta (0, 5 – 3, 5 Hz) adalah gelombang otak ketika manusia
dalam keadaan tertidur tanpa mimpi. Dalam kondisi delta, otak manusia bukan
total beristirahat, melainkan masih bekerja. Bahkan, kondisi ini dikatakan sebagai
kondisi yang prima untuk penyembuhan penyakit. Namun, kondisi ini paling tidak
tepat untuk proses belajar sebab tidak mungkin guru memberikan materi kepada
siswa yang sedang nyaman tidur.
Gambar 2.2. Gelombang delta ketika manusia tidur tanpa mimpi.
23
Gelombang teta (3, 5 – 7 Hz) adalah gelombang otak ketika manusia dalam
keadaan tidur dan bermimpi. Menurut Taufiq Paisak bahwa “mimpi itu adalah
pintu, jalan, atau sarana bagi otak seseorang untuk mewartakan diri, apabila dia
kesulitan melakukannya di alam sadar.” (Chatib, 2011:89). Dalam kondisi ini,
otak bekerja dengan baik, jernih, dan bening untuk proses merekam kenangan-
kenangan yang punya unsur keselamatan hidup (survive), punya makna emosional
(emotional), punya hubungan dengan kehidupan sehari-hari (relevance), dan
informasi yang selalu diulang-ulang (rehearseal) ke dalam memori jangka
panjang (long-term memories).
Gambar 2.3. Gelombang teta ketika manusia tidur dan bermimpi.
Efektivitas dongeng sebelum tidur adalah efek dari gelombang teta ini. Betapa
banyak manfaat dongeng sebelum tidur yang membuat anak kita mampu merekam
dongeng tersebut sampai mereka tua, bahkan kemudian diturunkan kepada anak
cucunya. Dongeng sebelum tidur yang menarik adalah kenangan pertama yang
mendapat kesempatan diunduh oleh anak kita sewaktu tidur.
Meditasi adalah cara agar kita masuk ke kondisi zona teta. Di zona teta,
seseorang dapat mengeluarkan ide-ide kreatif atau mendapatkan jawaban dari
sesuatu yang sulit diperoleh sebelumnya. Dalam dunia kedokteran, konon, kondisi
teta ini iuga dapat menyembuhkan penyakit.
24
Namun, kondisi teta dianggap sebagai kondisi yang kurang baik dalam
pembelajaran. Dalam kondisi teta, seseorang cenderung mengeluarkan sesuatu,
sedangkan belaiar adalah kondisi saat seseorang memasukkan informasi dan
mengeluarkan informasi. Dengan demikian, sekarang kita mengetahui bahwa jika
kita mengajar, belum tentu siswa kita belajar. Terkadang, mereka tengah masuk
dalam kondisi teta, yaitu melamun, membayangkan film yang semalam dia
tonton, mengantuh dan akhirnya tertidur di pojok bangkunya.
Gelombang alfa (7 – 13 Hz) Kondisi alfa adalah tahap paling iluminasi
(cemerlang) proses kreatif otak seseorang. Kondisi ini dikatakan sebagai kondisi
paling baik untuk belajar sebab neuron (sel saraf) sedang berada dalam suatu
harmoni (keseimbangan); yaitu ketika sel-sel saraf seseorang melakukan
tembakan impuls listrik secara bersamaan dan juga beristirahat secara bersamaan
sehingga timbul keseimbangan yang mengakibatkan kondisi relaksasi seseorang.
Pada saat ini, seseorang disebut juga berada dalam kondisi peralihan antara sadar
dan tidak. Hal ini menimbulkan adanya efisiensi pada jalur saraf sehingga kondisi
tersebut sangat tepat untuk melakukan sugesti, di antaranya pembelajaran.
Gambar 2.4. Gelombang alfa ketika manusia dapat berpikir kreatif.
Seseorang yang sedang masuk dalam kondisi alfa akan mengalami kondisi
yang relaks tapi waspada; seperti sedang melamun, tetapi sebenarnya sedang
berpikir. Intinya, otak bekerja dengan relaks. Contohnya, ketika kita
25
mendengarkan pembelajaran dari guru, membaca, menulis, melihat, atau
memikirkan jalan keluar dari suatu masalah. Kondisi alfa merupakan kondisi yang
tepat untuk belaiar. Para guru semestinya mengetahui dengan baik zona kondisi
alfa ini karena terkait dengan masuknya arus informasi ke dalam otak siswa.
Betapapun bagusnya strategi yang disusun oleh guru, jika siswa keluar dari zona
alfa, maka percayalah, informasi itu tidak akan pernah masuk ke dalam memori
siswa.
Gelombang beta (13 -25 Hz) adalah gelombang otak ketika manusia dalam
kondisi marah, stres, bingung, dan pusing. Di kelas, kondisi beta ditandai oleh
para siswa yang asyik mengobrol sendiri, tidak memberikan perhatian kepada
guru; siswa yang sedang berkelahi atau menunjukkan mimik sedang marah, tidak
enak hati sebab baru dimarahi oleh seseorang. Jika di kelas siswa dalam kondisi
memasuki gelombang beta, maka optimis pembelajaran yang guru berikan tidak
akan diterima oleh siswa.
Gambar 2.5. Gelombang beta ketika manusia dalam kondisi marah, stres,
bingung, dan pusing.
(a) Cara Masuk ke Dalam Zona Alfa
Dari penjelasan tentang gelombang otak, zona alfa adalah kondisi terbaik
untuk belajar siswa. Jika guru sedang mengajar, kemudian menjumpai siswa
sedang marah, stres, mengobrol, atau sedang fokus mengerjakan sesuatu yang
26
lain, sebaiknya guru jangan meneruskan proses mengajar. Percuma saja sebab
mereka masih berada dalam kondisi beta. Jika siswa melamun, lalu mengantuk,
apalagi tertidur, hentikan proses mengajar sebab percuma juga karena siswa
sedang dalam kondisi teta atau bahkan delta. Guru harus sekuat tenaga
mengembalikan mereka ke zona alfa dengan cara memberikan stimulus khusus.
Stimulus khusus pada awal belaiar yang bertujuan meraih perhatian dari para
siswa adalah apersepsi. Artinya, zona alfa merupakan kondisi sangat ampuh untuk
melakukan apersepsi dalam pembelajaran. Kondisi alfa adalah kondisi yang relaks
dan menyenangkan. Jadi, tanda-tanda siswa sudah masuk ke zona alfa adalah jika
hati mereka senang, yang ditandai dengan rona wajah yang ceria, tersenyum,
bahkan tertawa. Zona alfa tidak saja berlaku pada awal pembelajaran, juga berlaku
pada saat sebuah proses belaiar berlangsung hingga guru melihat banyak siswanya
sudah keluar dari zona alfa tersebut. Guru harus dapat menggunakan aktivitas-
aktivitas zona alfa untuk meraih perhatian siswa kembali. Menurut Chatib
(2011:92) “ada empat cara yang dapat membawa siswa kita kondisi zona
gelombang alfa, yaitu ice breaking, fun story, musik dan brain gym.”
Ice breaking atau pemecah kebekuan agar suasana menjadi cair “dapat berupa
cerita konyol, teka-teki, berbicara yang diplesetkan, intonasi suara dan mimik
muka yang lucu, suara yang mengagetkan” Ashari (2007:38). Guru harus berhati-
hati dalam melakukan ice breaking, artinya bahwa tidak hilang kewibawaan guru
ketika melakukan ice breaking. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Asmani
(2011:208) bahwa “dalam melakukan ice breaking harus memperhatikan
tujuannya dan waktu yang tepat.”
27
Syarat-syarat ice breaking di dalam kelas yang berfungsi mengembalikan
siswa kembali ke zona alfa adalah.
a) Ice breaking dilakukan dalam waktu singkat.b) Ice breaking diikuti oleh seluruh siswa.c) Guru menjelaskan maksud dari ice breaking.d) Segera kembali ke materi pelajaran. (Chatib, 2011:100)
fun story atau kisah menarik menurut Chatib (2011:93) “dapat berupa cerita
lucu, gambar lucu, atau teka-teki.” Hal tersebut dapat diperoleh dari pengalaman
pribadi, cerita dari pengalaman orang lain, buku-buku humor, internet dan lain-
lain. Dalam melakukan fun story diusahakan berkaitan dengan materi yang akan
di pelajari siswa dalam pembelajaran.
brain gym adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Brain
gym dapat merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas), merelaksasi
bagian belakang dan bagian depan otak (dimensi kerja untuk fokus perhatian),
serta merangsang sistem yang terkait dengan perasaan atau emosional yakni otak
tengah (limbis) serta otak besar (dimensi pemusatan).
Cara memasuki zona alfa yang selanjutnya adalah mengan melalui musik.
Musik dapat diyakini dapat mengembalikan gelombang otak kembali ke zona alfa.
Sudah banyak penelitian yang mengungkapkan pengaruh musik terhadap
kekuatan otak. Menurut Manfred Clynes, Ph.D., dalam bukunya yang berjudul
Music, Mind, and Brain menyatakan bahwa ‘irama musik punya pengaruh
meningkatkan produksi serotonin dalam otak –membantu memunculkan perasaan
gembira.’ (Chatib, 2011:101). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Siegel
menjelaskan bahwa ‘musik dapat mengaktifkan holistic-brain atau kombinasi
antara otak bagian kanan dan otak bagian kiri.’ (Chatib, 2011:101). Selain itu
28
musik juga dapat meningkatkan perkembangan kecerdasan kognitif dan
kecerdasan emosi anak. (Luthfi, 2008)
2). Warmer
Sumber atau pilar pembentukan apersepsi yang kedua adalah warmer. Warmer
atau pemanasan adalah mengulang materi yang sebelumnya diajarkan oleh guru.
Warmer biasanyabaik dilakukan pada pertemuan keduasebuah materi. Selain
warmer, juga sering digunakan istilah review, feedback, atau tinjau ulang. Intinya,
hal tersebut adalah apabila pada awal pembelajaran guru mencoba melakukan
tinjau ulang terlebih dahulu terhadap materi yang lalu, sebelum materi yang akan
diajarkan merupakan hal yang penting. Pengulangan atau rehearseal adalah
aktivitas yang membuat informasi masuk dalam memori jangka panjang.
Dalam melakukan warmer, guru yang memiliki keterampilan dasar bertanya
baik akan dengan mudah melakukannya.”Warmer pada apersepsi dapat berupa
games pertanyaan dan penilaian diri–Games pertanyaan dapat berupa pertanyaan
berantai, mencocokan pertanyaan dan jawaban dan berbaur.” (Chatib, 2011:109).
Games pertanyaan adalah pengulangan kembali materi yang lalu dengan cara
pemberikan pertanyaan kepada siswa melalui permainan yang menyenangkan.
Tujuannya adalah agar siswa mengingat kembali memori-memori pembelajaran
sebelumnya. Memori pembelajaran yang sudah terbentuk ini sangat penting
sebagai pengalaman belajar yang membekali siswa untuk siap menerima materi
selanjutnya. Pengalaman belajar tersebut sangat membantu siswa untuk kembali
ke dalam zona alfa. Sedangkan penilaian diri adalah penilaian yang dilakukan
oleh siswa terkait pemahaman siswa pada materi sebelumnya, apa yang belum
29
dipahami, dan cara apa yang harus dilakukan agar siswa tersebut paham. Dalam
penilaian diri, siswa diminta mengisi sebuah form yang sudah disediakan.
3). Pre-Teach
Sumber atau pilar pembentukan apersepsi yang ketiga adalah pre-teach.
Biasanya pre-teach ini sering dilupakan oleh guru. Tidak heran jika dalam kelas
kondisinya kusut, ramai dan siswa tak terkondisi. Pre-teach ini memberi
informasi secara manual, bagaimana aturan diberlakukan. Pre-teach adalah
aktivitas yang harus dilakukan sebelum aktivitas inti pembelajaran.
Berikut ini adalah contoh pre-teach, yaitu; penjelasan awal tentang tata cara menggunakan peralatan di labolatorium sains, penjelasan awal tentang alur diskusi, memilih moderator, notulen, jumlah kelompok, dan lama waktu diskusi. Dan penjelasan tentang prosedur yang harus dilakukan siswa ketika berkunjung ke sebuah tempat atau environment learning. (Chatib, 2011:115)
4). Scene Setting
Sumber atau pilar pembentukan apersepsi yang ketiga adalah “scene setting,
kondisi inilah yang paling dekat dengan strategi. Sering pula disebut sebagai hook
atau pengait menuju mata pelajaran inti” (Astuti, 2011). Model scene setting,
seperti yang dipaparkan oleh Bobbi DePorter dalam bukunya Quantum Teaching,
adalah AMBAK atau Apa Manfaatnya Bagiku. Scene setting adalah aktivitas yang
dilakukan guru untuk membangun konsep awal pembelajaran.
Adapun fungsi Scene setting yang dijelaskan Chatib (2011:116-117) di dalam
bukunya–gurunya manusia– adalah sebagai berikut:
Pertama, Membangun konsep pembelajaran yang akan diberikan artinya membangun kembali bekal pengetahuan awal dalam sebuah pengalaman belajar menuju materi inti pembelajaran. Kedua, Pemberian pengalaman belajar sebelum masuk materi inti, artinya memberikan makna belajar yang mendalam ketika siswa memasuki materi inti. Ketiga, Sebagai pereduksi instruksi guru artinya
30
instruksi dari guru dikerjakan oleh siswa dengan rela dan berasal dari keinginan siswa itu sendiri secara internal. Keempat, Sebagai pembangkit minat dan penasaran siswa, artinya menumbuhkan rasa penasaran siswa untuk mengikuti materi yang akan diberikan oleh guru.
2. Hasil Belajar
Setiap kegiatan atau usaha yang telah dilakukan perlu diadakan penilaian
untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai sehingga dapat
diketahui apakah tujuan kegiatan tersebut telah tercapai atau belum.
a Pengertian Hasil Belajar
Hasil dapat diartikan sebagai sasuatu yang telah didapatkan dalam suatu karya
atau usaha yang telah dilakukan. Hasil belajar juga merupakan penguasaan
pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang
lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan olehguru.
Menurut Hamalik (2002:155) “hasil belajar tampak sebagai terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur perubahan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.” Perubahan diartikan terjadinya
peningkatan dan pengembangan lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:4-5) menjelaskan bahwa “dampak
pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam raport, angka
dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan.” Hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak dari suatu interaksi dalam pembelajaran.
Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk
bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dikuasai oleh siswa, misalnya
31
ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama
pelajaran berlangsung, dan tes akhir semester. Hasil belajar merupakan
pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik dari proses belajar.
Dari uraian tersebut, disimpulkan bahwa hasil belajar dapat diartrikan dengan
penguasaan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor)
oleh seorang siswa yang dikembangkan melalui mata pelajaran dan indikatornya
ditunjukkan dengan perolehan nilai tes yang diberikan oleh guru. Nilai tes ini
diperoleh siswa setelah mereka melaksanakan evaluasi pembelajaran.
Perubahan dari hasil belajar dalam Taksonomi Bloom dikelompokkan ke
dalam tiga ranah (domain), yakni; (1) domain kognitif atau kemampuan berpikir,
(2) domain afektif atau sikap, dan (3) domain psikomotor atau keterampilan
(Wahidmurni, 2010:18).
Tabel 2.1.Tingkatan Ranah atau Domain Hasil Belajar Menurut Taxonomi Bloom
Tingkatan
Cognitif Domain Affective Domain Psychomotor Domain
1 Knowledge (C1) Receiving (A1) Perception (P1)
2Comprehension (C2)
Responding (A2) Set (P2)
3 Application (C3) Valuing (A3) Guided response (P3)
4 Analysis (C4) Organization (A4) Mechanism (P4)
5 Syntesis (C5)Characterization (A5)
Complex overt response (P5)
6 Evaluation (C6) Adaption (P6)
7 Origination (P7)
Sumber; Wahidmurni, 2010:19
32
Masing-masing tingkatan dalam setiap ranah atau domain menuntut
kemampuan atau kecakapan yang berbeda-beda dari setiap siswa untuk
memberikan respon terhadapnya. Semakin tinggi tingkatan yang dituntut semakin
tinggi pula tingkat kekomplekan jawaban atau respon yang dikehendaki.
Dari uraian-uraian di atas jelas bahwa suatu pembelajaran pada akhirnya akan
menghasilkan kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Dalam arti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator
untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dan dari beberapa pendapat di atas maka
dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah
ia menerima suatu pengetahuan yang berupa angka (nilai). Jadi aktivitas siswa
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, tanpa adanya
aktivitas siswa maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya
hasil belajar yang dikuasai siswa rendah.
b Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menurut
Purwanto (2007:107) mengemukakan bahwa “faktor yang mempengaruhi proses
dan hasil belajar terdiri dari faktor dari dalam dan faktor dari luar.”
1). Faktor dari Dalam (Faktor Intern)
Faktor intern yang mempengaruhi proses dan hasil belajar terdiri dari dua
macam, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.
(a) Faktor fisiologis disebut juga faktor fisik. Pada proses dan hasil belajar,
yang termasuk faktor fisiologis adalah keadaan fisik dan keadaan panca
indera. Hal tersebut besar pengaruhnya, karena keadaan fisik dan keadaan
33
panca indera seseorang merupakan media atau alat yang digunakan dalam
melaksanakan proses belajar untuk memperoleh hasil belajar yang
diharapkan.
(b) Faktor psikologis atau sering disebut faktor tentang tingkah laku manusia.
Pada proses dan hasil belajar ini, faktor psikologi terdiri dari; bakat, minat,
kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif.
(1).Bakat atau aptitude menurut Hilgard (Nugraha, 2011:21) adalah ‘the
capacity to learn.’ Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar.
(2).Minat menurut Hilgard (Nugraha, 2011:21) bahwa ‘minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan.‘
(3).Kecerdasan menurut Ridwan (Nugraha, 2011:21) bahwa ‘Kecerdasan
adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan yang dihadapinya.‘ Kecerdasan merupakan salah satu
aspek yang penting dan sangat menentukan keberhasilan belajar.
(4).Motivasi menurut Sardiman (Nugraha, 2011:22) adalah sebagai
‘keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar.‘ Dalam kegiatan pembelajaran seorang siswa akan
berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar, baik motivasi yang ada
dalam diri siswa, maupun motivasi yang muncul karena faktor dari luar.
Dengan adanya motivasi, siswa akan memiliki semangat belajar,
sehingga senantiasa berusaha untuk memperoleh hasil maksimal.
34
(5).Kemampuan kognitif dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam
menerima pengetahuan. Kemampuan kognitif sangat penting dalam
mencapai hasil belajar yang diharapkan.
2). Faktor dari Luar (Faktor Ekstern)
Menurut pendapat Nugraha (2011:22) menjelaskan bahwa ‘faktor ekstern
terdiri dari dua macam yaitu faktor lingkungan dan faktor instrumental.‘
(a) Faktor Lingkungan. Lingkungan siswa yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan
tersebut merupakan tempat berinteraksi siswa untuk memperoleh dan
mengembangkan pengetahuannya dalam proses belajar guna mencapai hasil
belajar yang memuaskan.
(b) Faktor Instrumental. Faktor Instrumental pada faktor-faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar terdiri dari kurikulum; guru atau
tenaga pendidik; sarana dan fasilitas; administrasi atau manajemen.
(1).Kurikulum. Menurut Sobry Sutikno bahwa ‘Kurikulum adalah sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk
memperoleh sejumlah pengetahuan’ (Nugraha, 2011:23). Kurikulum
yang baik adalah kurikulum yang isinya tidak terlalu padat dan sesuai
dengan kebutuhan.
(2).Guru atau tenaga pendidik.”Pendidik adalah orang dewasa yang
bertanggungjawab membimbing anak untuk mencapai tujuan, yaitu
kedewasaan” (Sadulloh, dkk, 2007:87). Guru harus mempunyai
hubungan baik dengan siswanya, sehingga siswa berkeinginan belajar.
35
(3).Sarana dan fasilitas ini berupa keadaan gedung dan alat pelajaran.
Gedung dapat dicontohkan seperti; kelas, perpustakaan, dan
laboratorium, sedangkan dan alat-alat pelajaran, contohnya papan tulis,
buku sebagai sumber belajar, alat-alat percobaan, dan peralatan lain
yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Sarana dan fasilitas
yang memadai akan memudahkan siswa menerima pelajaran.
(4).Administrasi atau manajemen sekolah yang baik akan menunjang bagi
kelancaran pembelajaran, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan
akan mudah dikuasai .
Keempat faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Apabila pada
pembelajaran didukung oleh pelaksanaan kurikulum yang efektif, guru yang
profesional, fasilitas belajar yang memadai, dan administrasi yang baik, maka
siswa dapat belajar dengan baik sehingga dapat memperoleh hasil yang baik.
3. Hakikat Pembelajaran IPS
Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS merupakan salah satu
mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran
IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
IPS ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Bahan ajarnya dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata negara.’ Nasution (Isjoni, 2007:21).
36
Bahan ajar yang digunakan untuk sekolah dasar ada dua macam yaitu
pengetahuan sosial dan sejarah. Hal tersebut sesuai dengan GBPP Tahun 1999,
menjelaskan bahwa IPS yang diajarkan di sekolah dasar terdiri dari dua bahan
kajian pokok, yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan
sosial mencakup antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi, dan tata negara. Bahan
kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia.
Sedangkan menurut Hasan (Isjoni, 2007:22) bahwa ‘pendidikan IPS dapat
diartikan sebagai pendidikan memperkenalkan konsep, generalisasi; teori, cara
berfikir, dan cara bekerja berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial.’ Pendidikan IPS
merupakan perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial,
pendidikan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti
sosiologi, ekonomi, sejarah, dan sebagainya yang disajikan secara psikologis. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Wisley (Isjoni, 2007:23) bahwa Pendidikan IPS
merupakan, ‘those portion or aspects of the social sciences that have been
selected awludopte use in the school or other instructional situations.’
Berdasarkan Kurikulum SD Tahun 2004 menjelaskan bahwa “pengetahuan
sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.”
IPS bukan disiplin ilmu tersendiri, melainkan merupakan kajian dari beberapa
konsep ilmu sosial itu diharapkan siswa dapat mengetahui masalah yang dialami
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja masalah kenakalan remaja dapat dikaji
dari berbagai ilmu sosial yaitu ekonomi, sosiologi, psikologi sosial dan lain-lain.
37
a Karakteristik Pembelajaran IPS
Kakteristik IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial
lainnya (geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan lain-lain ) adalah sebagai berikut.
1). IPS berusaha mempertautkan teori ilmu denagn fakta atau sebaliknya
menelaah fakta dari segi ilmu. Pembahasan tentang IPS tidak hanya dari
satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komperehensif (meluas
dari berbagai ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu
secara terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah suatu masalah.
2). Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses inkuiri agar siswa mampu
mengembangkan berfikir kritis, rasional dan analis. Program pembelajaran
disusun dengan meningkatkan atau menghubungkan berbagai disiplin ilmu
sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman,
permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan
dimasa depan baik dari lingkungan sekitarmaupun lingkungan global.
3). IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil
(mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadinya
proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar siswa
memilki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan
kehidupan nyata pada masyarakatnya.
4). IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antar manusia
dan bersifat manusiawi. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan
pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilannya. Berusaha untuk
memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun
38
pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-
masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.
5). Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan
prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan ciri
IPS itu sendiri. Jadi menurut pakar tersebut IPS merupakan gabungan dari
beberapa unsur dan berusaha mempertautkan teori ilmu dan fakta,
sehingga terjadi adanya singkronisasi pengetahuan yang dimiliki siswa
dengan fakta-fakta di dalam kehidupan bermasyarakat.
b Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPS
Menurut penjelasan dari Kurikulum SD Tahun 2004 bahwa IPS di Sekolah
Dasar berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan
keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Pengetahuan yang dimaksud adalah siswa diharapkan dapat mengembangkan
sejumlah informasi, fakta maupun data. Nilai yang dimaksud adalah siswa dapat
mengembangkan sejumlah nilai atau norma yang berlaku ditengah masyarakat.
Mengembangkan sikap yang dimaksud adalah siswa dapat memilki sikap-sikap
positif terhadap informasi, peristiwa dan fakta. Adapun fungsi pembelajaran IPS
menurut Kurikulum SD Tahun 2004 sebagai berikut :
1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, , sejarah, dan kewarganegaraan melalui penekatan pedagogis dan psikologis.
2) Mengembangkan kemampuan berpikir teoritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan sosial.
3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4) Menciptakan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk baik secara nasional maupun global.
39
Tujuan umum pembelajaran IPS di sekolah dasar adalah agar siswa mampu
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya
dalam kehidupan sehari-hari.
kesimpulannya siswa mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, yang berkembang
dimasyarakat sehingga ia mampu beradaptasi dan berbaur dengan lingkungannya.
c Peranan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Peran pembelajaran IPS sangat penting bagi siswa dalam mengembangkan
berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Siswa dapat menjadi warga negara di
massa akan datang yang peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,
memiliki sikap mental yang positif terhadap segala ketimpangan yang terjadi dan
terampil mengatasi segala masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pembelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran dimana siswa
diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan
warga dunia yang efektif. Sedangkan menurut Isjoni (2007:47) bahwa
pembelajaran IPS memiliki peranan sebagai berikut.
1) Sosialisasi, membantu siswa menjadi warga masyarakat yang berguna. 2) Pengambilan keputusan, membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan berfikir secara rasional dan intelektualitas yang tinggi serta berwawasan yang luas dalam keterampilan akademis.
3) Sikap dan nilai, membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan dan menilai diri sendiri dalam berinteraksi dengan masyarakat di lingkungan sekitarnya.
4) Kewarganegaraan, membantu siswa menjadi warga negara yang baik (good citizenship) yang mengetahui hak dan kewajiban.
5) Pengetahuan, tanggap, dan peka terhadap perkembangan pengetahuan dan teknologi dan dapat memanfaatkannya untuk kesejahteraan masyarakat.
40
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
mengajarkan pada siswa SD/MI agar mereka kelak mengenal fenomena alam dan
fenomena sosial mulai dari lingkungan yang dekat sampai pada lingkungan yang
lebih jauh (dunia). Negara Indonesia diperoleh dan dibangun dengan pengorbanan
dan perjuangan yang luar biasa dari para pahlawannya sehingga menjadi negara
kesatuan seperti sekarang ini, indonesia memilki populasi yang sangat besar
dengan berbagai perbedaan strata sosial, ras, suku, agama dan kebudayaan. Semua
itu perlu dipelajari, dipahami dan disadari melalui pembelajaran sehingga timbul
rasa persatuan, patriotisme, nasionalisme dan etos kerja negara Indonesia sejajar
dengan negara dan bangsa lain.
B. Kerangka Pemikiran
Uma Sekaran (Sugiyono, 2010: 91) mengemukakan bahwa “kerangka berpikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi.” Dalam penelitian ini, kerangka
berpikirnya diuraikan dalam beberapa kalimat berikut ini. Hasil belajar adalah
kemampuan, kecakapan yang diperoleh siswa setelah melakukan serangkaian
pembelajaran mulai dari kegiatan awal, inti sampai kepada kegiatan akhir yang
berupa evaluasi pembelajaran. Pembelajaran pada akhirnya akan menghasilkan
kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan. Artinya
bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator untuk mengetahui hasil
belajar siswa. Aktivitas siswa mempunyai peranan penting dalam pembelajaran,
tanpa adanya aktivitas siswa maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik,
akibatnya hasil belajar yang dikuasai siswa rendah.
XApersepsi
YHasil Belajar
41
Apersepsi merupakan bagian dari pembelajaran yang mempengaruhi hasil
belajar siswa. Hasil belajar merupakan suatu tes yang diberikan oleh guru kepada
siswa setelah melakukan serangkaian pembelajaran. Tes untuk mendapatkan nilai
hasil belajar bisa dengan tes tulis, tanya jawab langsung, maupun saat
pembelajaran berlangsung.
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu apersepsi sebagai variabel
bebas (Independent Variable) yang dilambangkan dengan X dan hasil belajar
siswa sebagai variabel terikat (Dependent Variable) yang dilambangkan dengan Y.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.6. Kerangka pemikiran hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar.
C. Hipotesis Penelitian
Tahap awal pembelajaran adalah waktu yang paling penting, karena sangat
menentukan keseluruhan pembelajaran. Peranan guru pada awal pembalajaran
adalah untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan dan kondusif. Untuk
menciptakan kondisi tersebut guru dapat melakukannya dengan cara membangun
apersepsi. Artinya, guru mencoba mengaitkan apa yang telah diketahui atau di
alami dengan apa yang akan dipelajari, sehingga siswa lebih termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran.
Keterangan: = Garis hubungan
42
Apersepsi yang dilakukan pada tahap awal pembelajaran pada umumnya
dianggap hal yang kecil, terkadang terlupakan. Namun demikian berdasarkan
fakta dilapangan banyak dijumpai menjadi sangat fatal akibatnya tatkala siswa
dihadapkan pada permasalahan inti dalam kegiatan pembelajaran. Ketidakbisaan
siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses menemukan konsep
ternyata sangat dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu apersepsi, yang
akhirnya tujuan akhir dari pembelajaran itu tidak tercapai.
Riduwan (2010:37) menyatakan bahwa “hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah atau sub masalah yang diajukan oleh
peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau kajian teori yang masih harus
diuji kebenarannya.” Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan
antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD
Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Perumnas 2 yang berada di Jalan
Nusa Indah Perumnas Cisalak Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota
Tasikmalaya. Jumlah siswa di SD Negeri Perumnas 2 tahun ajaran 2011/2012
adalah 251 yang terdiri dari siswa kelas 1 berjumlah 40, siswa kelas 2 berjumlah
34, siswa kelas 3 berjumlah 42, siswa kelas 4a berjumlah 28, siswa kelas 4b
berjumlah 29, siswa kelas 5a berjumlah 26, siswa kelas 5b berjumlah 26, dan
siswa kelas 6 berjumlah 37. Untuk lebih jelasnya data tentang jumlah siswa dapat
ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 3.1.Jumlah siswa di SD Negeri Perumnas 2 Tahun Ajaran 2011/2012
No. Kelas Jumlah Siswa Rombel
1. I 39 1
2. II 34 1
3. III 42 2
4. IV 57 2
5. V 52 1
6. VI 37 1
Jumlah 251 8
Sumber : Dokumen SD Negeri Perumnas 2 bulan April 2012
43
44
Tenaga pendidik atau staf kependidikan di SD Negeri Perumnas 2 berjumlah
13 orang. Adapun data lengkapnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2.Staf Kependidikan SD Negeri Perumnas 2
No Nama / NIP Jabatan Gol. Pendidikan
1. Asep Supriadi, S.Pd., M.Pd. Kepala Sekolah IV/a S22. Yani Setiani Guru Kelas 2 IV/a SPG3. Mamat Suryamat Guru Kelas 1 IV/a D24. Imas Walimah, S.Pd Guru Kelas 6 IV/a S15. Hj. Euis Nursyamsiah, S.Pd.I Guru PAI IV/a S16. Leli Susilawati, S.Pd Guru Olahraga IV/a S17. Neti Rohayati, S.Pd Guru Kelas 4.b II/c S18. Didah Wahidah, S.Pd Guru Kelas 5.b II/c S19. Evi Erawati,S.Pd.I Guru Kelas 3 - S110. Dwi Arie Megawati Guru B.Inggris - S111. Nuni Tri Wahyuni, S.Pd Guru Kelas 5.a - S112. Tarko Susanto Guru Kelas 4.a - SMK14. Dani Supriatna Guru Kesenian - SMK13. Citra Resmi Nurul Fadillah Tata Usaha - SMK
Sumber : Dokumen SD Negeri Perumnas 2 bulan April 2012
2. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2010:173) menyebutkan bahwa “populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian.” Adapun populasi dari penelitian ini adalah siswa
kelas V SD Negeri Perumnas 2 yang terbagi menjadi dua rombel.
3. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Menurut
Sugiyono (2010:124) bahwa “sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Pedoman penggunaan
sampel jenuh berdasarkan pendapat Sugiyono, (2009: 85) yang menyatakan
bahwa “...bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau membuat
generalisasi dengan kesalahan relatif kecil maka digunakan sampel jenuh.”
45
Sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Perumnas 2
yang berjumlah 52 siswa terdiri dari kelas V.a berjumlah 26 siswa sebagai kelas
eksperimen dan kelas V.b berjumlah 26 siswa sebagai kelas kontrol. Untuk lebih
jelasnya data lengkap dari sampel penelitian dapat ditunjukan pada lampiran 10.
B. Desain Penelitian
Menurut Abdurahman, dkk. (2011:13) bahwa “penelitian dapat diartikan
sebagai upaya atau kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban yang sebenar-
benarnya.” Sedangkan desain penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah
yang harus dilaksanakan oleh peneliti dalam memperoleh dan menganalisa data.
Menurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:105) menjelaskan bahwa “desain
penelitian atau rancangan penelitian pada dasarnya adalah strategi untuk
memperoleh data yang dipergunakan untuk menguji hipotesis.” Pemilihan desain
penelitian yang tepat sangat diperlukan untuk menjamin pembuktian hipotesis
secara tepat pula.
Metode penelitian adalah teknik yang digunakan dalam melaksanakan
penelitian. Berdasarkan tingkat permasalahan, menurut Riduwan (2006:164) jenis
penelitian kuantitatif terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Permasalahan yang bersifat deskriptif, yaitu permasalahan yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain, hanya menggambarkan satu variabel saja.
2. Permasalahan komparatif, yaitu permasalahan yang menggambarkan perbedaan karakteristik dari dua variabel atau lebih.
3. Permasalahan assosiatif, yaitu permasalahan yang menghubungkan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih.
Penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kuantitatif. Hasil yang
didapatkan dari penelitian akan disajikan dalam bentuk statistik atau angka.
Keterangan: = Garis hubungan
XApersepsi
YHasil Belajar
46
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam melaksanakan penelitian yaitu
dengan menggunakan penelitian yang bersifat assosiatif atau korelasional.
Penelitian ini menjelaskan bahwa hal yang diteliti bersifat assosiatif yaitu meneliti
ada tidaknya hubungan dua variabel antara kegiatan apersepsi yang dilakukan
guru dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di SD.
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu apersepsi sebagai variabel
bebas (Independent Variable) yang dilambangkan dengan X dan hasil belajar
siswa sebagai variabel terikat (Dependent Variable) yang dilambangkan dengan Y.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1. Hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar.
Menurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:106) berdasarkan timbulnya variabel
metode penelitian terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang tidak ada perlakuan dari peneliti. Penelitian non eksperimental terdiri dari penelitian deskriftif, penelitian historis, dan penelitian filsafat.
2. Penelitian ekperimental, yaitu penelitian yang memerlukan perlakuan terhadap variabel. Penelitian eksperimental terdiri dari penelitian pra eksperimental, penelitian eksperimental semu (quasi exsperimental study), penelitian eksperimental sungguhan, penelitian klinik (clinical trial), dan riset operasi (operations research).
Justifikasi atau penentuan metode dalam penelitian ini adalah metode
penelitian eksperimental semu atau kuasi eksperimen (quasi eksperimental).
47
penelitian kuasi eksperimen merupakan observasi dibawah kondisi buatan,
kemudian kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti. Penelitian
eksperimental semu dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis,
dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Danim (Anggraeni, 2002:46) bahwa:
Penelitian kuasi eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan.
Menurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:126) bahwa desain penelitian
eksperimental semu (quasi exsperimental) dapat ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 3.3.Desain Penelitian Eksperimental Semu (Quasi Exsperimental)
KELOMPOK PERLAKUAN POSTTESTKE X1 Q1
KK X2 Q2
Keterangan :KE = Kelas Eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas V.a.
KK = Kelas Kontrol dalam penelitian ini adalah kelas V.b.
X1 = Pembelajaran melakukan perlakuan berupa apersepsi.
X2 = Pembelajaran tanpa melakukan perlakuan berupa apersepsi.
Q1 = Peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen.
Q2 = Peningkatan hasil belajar di kelas kontrol.
C. Definisi Operasional
Pada penelitian tentang hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes
Kota Tasikmalaya, Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu apersepsi
48
sebagai variabel bebas (independent variable) menurut Arikunto (2010:169)
bahwa “variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel
penyebab” dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat (dependent variable)
menurut Arikunto (2010:169) bahwa “variabel terikat (dependent variable) adalah
akibat atau variabel yang dipengaruhi.”
Pembelajaran tidak dapat dipisahkan antara pengetahuan awal siswa dengan
materi ajar atau bahan pelajaran yang akan diberikan. Untuk memulai pelajaran
baru sebagai batu loncatan, maka guru seharusnya berusaha menghubungkan
terlebih dahulu bahan pelajaran yang akan diberikan dengan bahan pelajaran yang
telah dikuasai oleh siswa berupa pengetahuan awal yang telah diketahui dari
pelajaran yang sebelumnya atau dari pengalaman siswa. Usaha guru untuk
menghubungkan bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal siswa, itulah
yang dimaksud dengan apersepsi. Tujuan dari apersepsi adalah untuk membentuk
pemahaman siswa sebagaimana menurut pendapat Nurhasnawati (Zahra, 2011)
yang menjelaskan bahwa
Apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman. Seperti yang dikutip di dalam bukunya yang berjudul Strategi Pengajaran Mikro yakni, jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, maka terlebih dahulu perlu dihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa atau mengaitkannya dengan pengalaman siswa serta sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah pemahaman dalam menerima bahan pelajaran yang baru.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetep, proses
perubahan ini tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada
faktor intern dan faktor ekstern siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Suryabrata (Anggraeni, 2010:22) menjelaskan bahwa:
49
Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang yakni pertama, faktor eksternal yaitu faktor luar individu yang dibagi menjadi dua antara lain: (1) faktor sosial meliputi manusia lain baik hadir secara langsung atau tidak langsung, (2) faktor non sosial yang meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat belajar, dan lain-lain; kedua, faktor internal yaitu faktor dari dalam diri individu yang dibagi menjadi dua: (1) faktor fisiologis meliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis, (2) faktor psikologis yang meliputi minat, kecerdasan, dan persepsi.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:148) bahwa pada prinsipnya “meneliti adalah
melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik.” Alat ukur dalam
penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Untuk
memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan beberapa
instrumen penelitian, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.4.Jenis Data dan Instrumen Penelitian
No Jenis Data Instrumen1. Data apersepsi pembelajaran Observasi2. Data hasil belajar siswa Tes tertulis
Untuk mengetahui apersepsi pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri
Perumnas 2, digunakan instrumen penelitian berupa observasi secara langsung
terhadap pelaksanaan pembelajaran. Menurut Riduwan (2010:76) “observasi yaitu
pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat lebih dekat
kegiatan yang dilakukan.” Adapun format observasi dalam penelitian ini dapat
ditunjukan pada lampiran 6. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPS di kelas V SD Perumnas 2 menggunakan instrumen berupa tes
50
tertulis berisi pertanyaan objektif tipe pilihan ganda sebanyak 40 Soal. Untuk
lebih jelasnya instrumen penelitian untuk mengetahui data hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPS dapat ditunjukan pada lampiran 4.
E. Proses Pengembangan Instrumen
Pengujian instrumen dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar yang subjeknya
berbeda dengan subjek penelitian, tetapi kualitas sekolahnya sama. Pada
penelitian ini, pengujian tes soal dilakukan di kelas V SD Negeri Perumnas 1
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, dengan jumlah siswa 36 orang. Pengujian
instrumen ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang
digunakan dalam penelitian.
Menurut pendapat Arikunto (2006:168) menjelaskan bahwa “validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu
instrumen.” Adapun reliabilitas diartikan bahwa “sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik” (Arikunto, 2006:168).
1. Uji Validitas
Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu instrumen
sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas tes yang
digunakan adalah uji validitas konstruksi (construct validity). Sedangkan untuk
mengetahui validitas empiris digunakan uji statistik, yakni teknik korelasi
Pearson Product Moment, yaitu:
r xy=N ∑ xy−(∑ x ) (∑ y )
√[ N∑ x2−(∑ x )2 ][ N∑ y2−(∑ y )2 ]
51
Keterangan:rxy = koefisien korelasix = skor tiap butir soal.y = skor total tiap butir soal.N = jumlah siswa. (Arikunto, 2006: 274)
Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh digunakan
tabel nilai r product moment.
Tabel 3.5.Interpretasi Validitas
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi0,60 < rxy ≤ 1,00 Tinggi0,40 < rxy ≤ 1,00 Cukup0,20 < rxy ≤ 1,00 Rendah0,00 < rxy ≤ 1,00 Sangat rendah
Sumber: Arikunto, 2006 :276
Pada penelitian ini analisis butir dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor
butir dengan skor total. Pengujian analisis menggunakan teknik korelasi Pearson
Product Moment dengan penghitungan dibantu dengan program komputer SPSS
16.0. Kriteria pengujiannya dengan membandingkan antara koefisien korelasi
(rhitung) dengan nilai tabel korelasi Product Moment (rtabel). Kriterianya: “jika rhitung >
rtabel maka instrumen valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka instrumen tidak
valid.” (Riduwan, 2009:98).
Sedangkan kriteria pengujian reliabilitas yaitu ‘bila ada butir atau item pada
kolom Alpha if Item Deleted memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai
Alpha Cronbach keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan
atau direvisi’ Stanislaus S dan Uyanto. (Anggraeni, 2010:42). Adapun hasil
pengujian validitas ditunjukkan pada lampiran 9.
52
2. Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006: 178) “reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.” Uji reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan metode belah dua (split-half method) ganjil-genap karena
instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda. Pada waktu membelah dua
dan mengkorelasikan dua belahan, baru diketahui reliabilitas sebagian tes. Untuk
mengetahui reliabilitas seluruh tes digunakan rumus:
r11=[ kk−1 ] [1−∑ σb
2
σ12 ]
Keterangan:r11=reliabilitas instrumen.k=banyak butir pertanyaan k
∑ σb2=Jumlah varian butir pertanyaan
σ 12=varian total (Arikunto, 2006: 180)
Hasil uji reliabilitas instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa kelas V
pada pembelajaran IPS dapat ditunjukan pada lampiran 9. Sedangkan untuk
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen diperoleh digunakan tabel
seperti berikut:
Tabel 3.6.Interpretasi Validitas
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,81 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi0,41 < r ≤ 0,60 Cukup0,21 < r ≤ 0,40 Rendah0,00 < r ≤ 0,20 Sangat rendah
Sumber: Arikunto, 2006 :276
53
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan April 2012 di Kelas V.a dan
kelas V.b SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya sebagai
obyek yang akan diteliti. Prosedur yang ditempuh dalam tahapan pengumpulan
data ini adalah melakukan penelitian secara langsung ke obyeknya melalui teknik
observasi untuk mendapatkan informasi data mengenai pelaksanaan apersepsi
pada pembelajaran IPS di kelas V. Selain itu, teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian ini adalah teknik tes tertulis dengan instrumen
berupa soal tes objektif tipe pilihan ganda.
Langkah pengumpulan data sangat penting dilakukan untuk menjawab dan
memecahkan masalah penelitian.Teknik yang digunakan untuk memperoleh data
yang sesuai dengan tujuan dan pokok masalah dalam penelitian ini adalah melalui
alat pengumpul data berupa tes tertulis dengan instrumen berupa soal tes objektif
tipe pilihan ganda, dan observasi untuk mengetahui pelaksanaan apersepsi.
1. Tes Tertulis
Tes digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan konsep siswa pada ranah
kognitif. Aspek kognitif yang diukur dibatasi hanya pada aspek hapalan
(knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi (application) dan terdiri dari
berbagai soal yang memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda serta
disesuaikan dengan indikator soal. Materi yang diujikan mencakup standar
kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum yang digunakan.
54
Adapun kisi-kisi instrumen soal, soal tes tertulis sebelum direvisi, butir soal revisi
dan soal tes tertulis setelah direvisi dapat ditunjukan pada lampiran 1, 2, 3 dan 4.
2. Lembar observasi
Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengambil data tentang
pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2.
Observasi tidak hanya sekedar melihat saja melainkan juga perlu keaktifan untuk
menghayati, mencermati, memaknai, dan akhirnya mencatat setiap kejadian atau
peristiwa pada saat melaksanakan penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Notoatmodjo (Sandjaja dan Heriyanto, 2006) bahwa ‘observasi sebagai perbuatan
jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk manyadari adanya rangsangan.’
Menurut pelaksanaannya observasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
observasi non sistematis dan observasi sistematis. Pada penelitian ini observasi
yang digunakan adalah observasi sistematis. Menurut Sandjaja dan Heriyanto
(2006:142) bahwa “observasi sistematis adalah observasi yang dilakukan oleh
pengamat yang menggunakan pedoman observasi.” Adapun pedoman atau kisi-
kisi observasi dan instrumen observasi dapat ditunjukan pada lampiran 5 dan 6.
Pada observasi sistematis, format yang digunakan adalah rating scale sebagai
alat bantu observasi. Format yang dimaksud mengandung topik yang diamati
berikut skala nilainya. Pengamat atau observer hanya memberikan tanda check list
(√) pada kolom yang sesuai dengan panduan observasi. Observasi yang telah
disusun tidak diujicobakan, tetapi dikonsultasikan dengan pembimbing dan
dikoordinasikan dengan guru kelas sebagai rekan penelitian agar tidak terjadi
kesalahpahaman terhadap format observasi.
Penelitian ini bersifat kolaboratif, artinya memerlukan rekan dalam
mempermudah pengambilan data. Guru kelas berperan sebagai rekan pelaksana
55
atau rekan yang memberikan perlakuan (treatment) terhadap kelas eksperimen.
Sedangkan peneliti berperan sebagai pengamat atau observer yang mengamati dan
mencatat setiap kejadian atau peristiwa sesuai dengan pedoman observasi.
G. Analisis Data
Analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan fakta, mencari pola
atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya. Setelah data terkumpul
dari hasil pengumpulan data penelitian, maka pada proses selanjutnya adalah
menganalisis data penelitian tersebut. Secara garis besar, proses analisis data
meliputi langkah-langkah antara lain: memberikan skor terhadap item-item
pernyataan dan memberikan kode baik untuk setiap variabel, serta mentabulasikan
setiap data yang berhasil dikumpulkan ke dalam tabel. Pada penelitian ini analisis
yang digunakan adalah uji statistik Pearson Product Moment . Analisis Pearson
Product Moment digunakan untuk memprediksi hubungan variabel bebas terhadap
variabel terikat. Dalam analisis ini, langkah-langkah yang dilakukan, antara lain:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum masing-
masing variabel. Kegiatan yang dilakukan pada proses analisis deskriptif ini
adalah mengolah data dari setiap variabel dengan bantuan komputer program
Microsoft Excel 2010 dan SPSS 16.0. Proses pengolahan data menggunakan
Microsoft Excel 2010 merupakan proses pengolahan data untuk mengetahui
gambaran umum setiap variabel berdasarkan kategori tertentu. Sedangkan proses
pengolahan data menggunakan program SPSS 16.0 yaitu untuk mengetahui data
deskriptif setiap variabel dan untuk mempermudah pada proses uji hipotesis.
56
Untuk interval kategori yang digunakan pada proses pengolahan data
menggunakan Microsoft Excel 2007 adalah interval kategori dengan ketentuan
sebagai berikut:
Tabel 3.7.Interval Kategori
NoInterval Kategori
1. X ≥ X ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi
2. X ideal + 0,5 Sideal ≤ X < X ideal + 1,5 Sideal Tinggi
3. X ideal - 0,5 Sideal ≤ X < X ideal + 0,5 Sideal Sedang
4. X ideal - 1,5 Sideal ≤ X < X ideal - 0,5 Sideal Rendah
5. X < X ideal - 1,5 Sideal Sangat RendahSumber: Nugraha, 2011: 43
Keterangan:
X ideal=Jumlah Item instrumen x Skor maksimal tiap item¿40 x 1¿40
X ideal=12
. X ideal
¿ 12
x 40
¿20
sideal=13
. X ideal
¿ 13
x20
¿6,67
2. Uji Inferensial
a). Uji Normalitas Data
Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah data yang diperoleh
peneliti berdistribusi normal atau tidak. Jika data tersebut berdistribusi normal,
57
maka data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik. Dan jika data
yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistik non
parametrik. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
dengan menggunakan uji kertas peluang normal, uji lilliefors, dan uji chi kuadrat.
Adapun pada uji normalitas data yang peneliti gunakan adalah uji lilliefors
(Kolmogorov-smirnov) dengan cara penghitungan melalui program komputer
SPSS 16.0. Jika hasil perhitungan lebih besar (p-value) > α = 0,05 berarti
berdistribusi normal.
b).Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui dua variabel mempunyai hubungan
yang linear atau tidak secara signifikan. Uji linieritas biasanya digunakan sebagai
prasyarat dalam analisi korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS 16
dengan menggunakan Test For Linearrity. Adapun ketentuan uji Linieritas bahwa
jika signifikan < 0,05 maka hubungannya linear dan jika signifikan > 0,05 maka
hubunganya tidak linear.
3. Uji Hipotesis
a). Uji Korelasi
Setelah dilakukan uji normalitas data dan uji homoginitas data dan uji
linieritas, langkah selanjutnya adalah uji korelasi. Pada penelitian ini, uji korelasi
digunakan untuk menguji hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes
Kota Tasikmalaya.
Untuk analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan komputer program
SPSS 16.0 dengan ketentuan: “jika signifikan < 0,05 maka H 0 ditolak dan Ha
58
diterima. Jika signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak” (Hartono,
2008:58). Sedangkan untuk mengetahui kuat tidaknya korelasi, maka nilai
koefisien korelasi dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi,
sebagai berikut:
Tabel 3.8.Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan0,80 - 1,000 Sangat tinggi0,60 – 0,799 Tinggi0,40 – 0,599 Cukup0,20 – 0,399 Rendah0,00 – 0,199 Sangat rendah
Sumber: Riduwan, 2010: 138
b).Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar varians
variabel terikat dipengaruhi oleh varians variabel bebas, atau dengan kata lain
seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Rumusnya adalah:
KP=r2 ×100 %
Keterangan:
KP = Nilai koefisien determinasi.
r = Nilai koefisien korelasi. Sumber: Riduwan, 2010: 139
c). Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik pada penelitian tentang hubungan antara apersepsi dengan
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ditetapkan kaidah pengambilan
keputusannya sebagai berikut:
59
Hipotesis nol (H0) : Tidak ada hubungan antara apersepsi dengan hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD
Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota
Tasikmalaya.
Hipotesis alternatif (Ha) : Ada hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar
siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri
Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Keterangan:
µ1 adalah hasil belajar siswa dalam kelas eksperimen,
µ2 adalah hasil belajar siswa dalam kelas kontrol,
jika µ1 = µ2 , maka H0 diterima,
jika µ1 ≠ µ2, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Setelah mengetahui ada tidaknya perbedaan dari kedua kelas tersebut, maka
dapat disimpulkan mengenai ada atau tidaknya hubungan antara apersepsi dengan
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
D. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini meliputi analisis keterlaksanaan pembelajaran, analisis
deskriptif, analisis kelas kontrol dan kelas eksperimen, uji inferensial serta uji
hipotesis. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Keterlaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran IPS di kelas eksperimen telah dilaksanakan pada sampel
penelitian sebanyak dua kali pertemuan. Begitupun dengan pembelajaran IPS di
kelas kontrol dilakukan pembelajaran IPS sebanya dua kali pertemuan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada saat pembelajaran
menunjukan bahwa persentase keterlaksanaan pembelajaran IPS di kelas
eksperimen adalah 91,3% terlaksana sesuai indikator dan di kelas kontrol adalah
30% terlaksana sesuai indikator. Adapun persentase keterlaksanaan pembelajaran
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 4.1.Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran IPS
Variabel Apersepsi Indikator
Rata- rata Pembelajaran
(di Kelas)Eksperimen Kontrol
(a) (b) (c) (d)
Menciptakan zona alfa
1. Menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan
4 1,5
2. Menarik perhatian siswa 5 23. Melakukan interaksi dua arah 5 24. Memotivasi siswa 5 2
60
61
Tabel 4.1.(Lanjutan)
(a) (b) (c) (d)
Warmer
5. Menilai tugas pelajaran yang sudah diajarkan
4 2
6. Mengingat pelajaran lalu 5 2
7. Tanya-jawab pelajaran yang lalu
5 2
8. Memberikan komentar terhadap jawaban siswa
4 1
9. Menjelaskan sedikit pelajaran yang sudah diajarkan
3,5 2
Pre-teach
10. Mengecek kehadiran siswa 5 1
11. Mengkondisikan siswa 5 2
12. Menjelaskan aturan 3,5 1
Scence Setting
13. Mengaitkan pelajaran lalu dengan pelajaran yang akan diajarkan
4,5 1,5
14. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
5 2
15. Merangsang siswa untuk melibatkan sebanyak mungkin inderanya
5 1
Jumlah 68,40 22,50
Rata-Rata 4,57 1,50
Persentase 91,3% 30%
2. Analisis Deskriptif
Berdasarkan 40 pernyataan yang berupa tes tertulis dan setiap penyataan
memiliki skor maksimal 1, diperoleh data untuk menentukan X ideal, X ideal dan Sideal
sebagai berikut:
62
X ideal=Jumlah Item instrumen x Skor maksimal tiap item
¿40 x 1¿40
X ideal=12
. X ideal
¿ 12
x 40
¿20
sideal=13
. X ideal
¿ 13
x20
¿6,67
Dengan berpedoman pada hasil perhitungan Xideal, X ideal dan Sideal, diperoleh data
perhitungan untuk menentukan interval kategori sebagai berikut:
1) Sangat Tinggi = X ≥ X ideal + 1,5 Sideal
= X ≥ 20 + (1,5 x 6,67)= X ≥ 20 + 10,005= X ≥ 30,005
2) Tinggi = X ideal + 0,5 Sideal ≤ X <X ideal + 1,5 Sideal
= 20 + (0,5 x 6,67) ≤ X < 20 + (1,5 x 6,67)= 20 + 3,335 ≤ X < 20 + 10,005= 23,335 ≤ X < 30,005
3) Sedang = X ideal - 0,5 Sideal ≤ X <X ideal + 0,5 Sideal
= 20 – (0,5 x 6,67) ≤ X < 20 + (0,5 x 6,67)= 20 – 3,335 ≤ X < 20 + 3,335= 16,665 ≤ X < 23,335
4) Rendah = X ideal - 1,5 Sideal ≤ X <X ideal - 0,5 Sideal
= 20 – (1,5 x 6,67) ≤ X < 20 – (0,5 x 6,67)= 20 – 10,005 ≤ X < 20 – 3,335= 9,995 ≤ X < 16,665
5) Sangat Rendah = X <X ideal - 1,5 Sideal
= X < 20 – (1,5 x 6,67)= X < 20 – 10,005= X < 9,995
63
Dari perhitungan tersebut disimpulkan bahwa interval kategori dapat
ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel. 4.2.Interval Kategori Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS
No. Interval Kategori
1. X ≥ 30,005 Sangat Tinggi2. 23,335 ≤ X < 30,005 Tinggi3. 16,665 ≤ X < 23,335 Sedang4. 9,995 ≤ X < 16,665 Rendah5. X < 9,995 Sangat Rendah
Penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan dengan
waktu pertemuan yang sama yaitu 2 kali pertemuan dan tiap pertemuan
dilaksanakan selama 2 kali jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Penelitian untuk kelas
eksperimen dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 27 April 2012 pukul 08.05-
09.15 WIB dan hari sabtu tanggal 28 April 2012 pukul 08.05-09.15 WIB.
Penelitian untuk kelas kontrol dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 04 Mei 2012
pukul 08.05-0915 WIB dan hari sabtu tanggal 05 Mei 2012 pukul 08.05-09.15
WIB. Untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa, skor pretes dan postes
yang telah diperoleh kemudian dianalisis.
Tes awal (pretes) diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
pelaksanan pembelajaran. Pretes tersebut berupa tes hasil belajar yang berbentuk
tes pilihan ganda yang berisi butir-butir soal yang bertujuan untuk mengukur hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPS. Adapun perbandingan interval pretes di
kelas eksperimen dan di kelas kontrol dapat ditunjukan pada tabel berikut:
64
Tabel 4.3.Interval Kategori Tes Awal (Pretes) Berdasarkan Frekuensi Siswa ( f )
Kategori IntervalEksperimen Kontrolf % f %
Sangat Tinggi X ≥ 30,005 2 7,69% 1 3,85%
Tinggi 23,335 ≤ X < 30,005 11 42,31%11 42,31%
Sedang 16,665 ≤ X < 23,335 8 30,77% 9 34,61%Rendah 9,995 ≤ X < 16,665 5 19,23% 5 19,23%Sangat Rendah
X < 9,995 0 0% 0 0%
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
0%5%
10%15%20%25%30%35%40%45%
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Persen
tase
Gambar 4.1. Interval kategori hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tes akhir (postes) diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah
perlakuan (treatment) atau pelaksanaan pembelajaran. Perangkat tes yang
diberikan pada kedua kelas sama dengan perangkat tes pada saat tes awal (pretes).
Adapun perbandingan interval postes di kelas eksperimen dan di kelas kontrol
dapat ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 4.4.Interval Kategori Tes Akhir (Postes) Berdasarkan Frekuensi Siswa ( f )
Kategori IntervalEksperimen Kontrolf % f %
Sangat Tinggi X ≥ 30,005 20 76,92%10
38,46%
Tinggi 23,335 ≤ X < 30,005 5 19,23% 6 23,08%
65
Sedang 16,665 ≤ X < 23,335 1 3,85% 8 30,77%Rendah 9,995 ≤ X < 16,665 0 0% 2 7,69%Sangat Rendah
X < 9,995 0 0% 0 0%
Sangat Tinggi
Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
0%10%20%30%40%50%60%70%80%
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Persen
tase
Gambar 4.2. Interval kategori hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Setelah skor pretes dan skor postes diperoleh, kemudian dapat dicari skor gain
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun skor gain dari kelas eksperimen
adalah selisih dari skor pretes kelas eksperimen dan skor postes kelas eksperimen.
Sedangkan skor gain dari kelas kontrol adalah selisih dari skor pretes kelas
kontrol dan skor postes kelas kontrol.
Setelah skor gain diperoleh, kemudian data tersebut diolah dengan
menggunakan program SPSS 16.0. Untuk mengetahui deskriptif data statistik
hasil belajara siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengolahan data
hasil belajar siswa di kelas eksperimen, sebagai berikut:
Tabel 4.5.Analisis Deskriptif Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Deskriptif DataKelas
Eksperimen KontrolN (Valid) 26 26Mean 10,23 3,81Median 9,50 4,00Mode 7 4
66
Minimum 3 0Maximum 20 8Sum 266 99
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan N adalah jumlah data yang valid
di proses. Data yang valid di proses untuk kelas eksperimen adalah 26 dan kelas
kontrol adalah 26. Besarnya mean atau rata-rata pada variabel hasil belajar siswa
untuk kelas eksperimen adalah 10,23 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 3,81.
Besarnya median atau nilai rata-rata pertengahan pada variabel motivasi belajar
siswa untuk kelas eksperimen adalah 9,50 sedangkan untuk kelas kontrol adalah
4,00. Besarnya mode atau nilai yang paling banyak muncul pada variabel motivasi
belajar siswa di kelas eksperimen adalah 7 sedangkan kelas kontrol adalah 4. Nilai
minimum pada variabel motivasi belajar siswa di kelas eksperimen adalah 3
sedangkan kelas kontrol adalah 0. Nilai maksimum pada variabel motivasi belajar
siswa di kelas eksperimen adalah 20 sedangkan di kelas kontrol adalah 8. Sum
merupakan total nilai motivasi belajar yang diperoleh di kelas eksperimen adalah
266 dan kelas kontrol adalah 99.
3. Analisis Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Setelah dilakukan analisis data secara umum terhadap hasil belajar siswa di
kelas eksperimen dan kelas kontrol, langkah selanjutnya adalah menganalisis data
secara khusus dari setiap butir soal. Untuk keperluan analisis kualitas peningkatan
hasil belajar dilakukan perhitungan normal gain terhadap perbedaan antara skor
postes dan skor pretes. Rumus Normal Gain (NGain) dan Interpretasi efektivitas dari
NGain diadaptasi dari klasifikasi dari Arikunto (1999:22), yaitu:
67
Normal Gain ( NGain)= Skor Postes−Skor PretesSkor Ideal ( X Ideal )−Skor Pretes
Tabel 4.6.Kategori Interpretasi Normal Gain (NGain)
Normal Gain (NGain) Kualitas Peningkatan Normal Gain (NGain)
< 0,40 Tidak efektif
0,40 – 0,55 Kurang efektif
0,56 – 0,75 Cukup efektif
> 0,76 Efektif
a). Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontrol
Setelah dilakukan analisis terhadap data skor pretes dan postes siswa,
diperoleh skor NGain dan kualitas peningkatan. Rekapitulasi data dapat ditunjukan
pada tebel berikut:
Tabel 4.7.Rekapitulasi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontrol
KodeSiswa
Pretes PostesNGain
Kualitas PeningkatanSkor Kategori Skor Kategori
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)
K-1 29 Tinggi 32 Sangat Tinggi 0,27 Tidak Efektif
K-2 24 Tinggi 27 Tinggi 0,19 Tidak Efektif
K-3 17 Sedang 21 Tinggi 0,17 Tidak Efektif
K-4 23 Sedang 29 Tinggi 0,35 Tidak Efektif
K-5 13 Rendah 16 Rendah 0,11 Tidak Efektif
K-6 18 Sedang 21 Sedang 0,14 Tidak Efektif
K-7 28 Tinggi 35 Sangat Tinggi 0,58 Cukup Efektif
K-8 15 Rendah 15 Rendah 0,00 Tidak Efektif
K-9 29 Tinggi 33 Sangat Tinggi 0,36 Tidak Efektif
K-10 25 Tinggi 29 Tinggi 0,27 Tidak Efektif
68
K-11 21 Sedang 23 Sedang 0,11 Tidak Efektif
K-12 18 Sedang 19 Sedang 0,05 Tidak Efektif
K-13 18 Sedang 20 Sedang 0,09 Tidak Efektif
Tabel 4.7.(Lanjutan)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)K-14 22 Sedang 24 Tinggi 0,11 Tidak Efektif
K-15 29 Tinggi 33 Sangat Tinggi 0,36 Tidak Efektif
K-16 32 Sangat Tinggi 32 Sangat Tinggi 0,00 Tidak Efektif
K-17 28 Tinggi 32 Sangat Tinggi 0,33 Tidak Efektif
K-18 29 Tinggi 31 Sangat Tinggi 0,18 Tidak Efektif
K-19 26 Tinggi 32 Sangat Tinggi 0,43 Kurang Efektif
K-20 12 Rendah 18 Sedang 0,21 Tidak Efektif
K-21 26 Tinggi 30 Tinggi 0,29 Tidak Efektif
K-22 15 Rendah 21 Sedang 0,24 Tidak Efektif
K-23 14 Rendah 20 Sedang 0,23 Tidak Efektif
K-24 29 Tinggi 35 Sangat Tinggi 0,55 Kurang Efektif
K-25 19 Sedang 24 Tinggi 0,24 Tidak Efektif
K-26 23 Sedang 31 Sangat Tinggi 0,47 Tidak EfektifRata-Rata
22,38
Tinggi26,2
7Tinggi 0,24 Tidak Efektif
Dari tabel tersebut didapat statistik deskriptif skor pretes dan postes siswa
kelas kontrol meliputi skor terendah, skor tertinggi, skor rata-rata, dan deviasi
standar. Hasil perhitungan statistik deskriptif sebagai berikut:
Tabel 4.8.Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol
69
Parameter Pretes Postes
N (Valid) 26 26
Rata-Rata 22,38 26,27
Nilai Tengah 23,00 28,00
Modus 29 32
Deviasi Standar 5,954 6,277
Skor Terendah 12 15
Skor Tertinggi 32 35
Jumlah 582 683Sedangkan grafik frekuensi pencapaian skor pretes dan skor postes pada kelas
kontrol adalah sebagai berikut:
K-1
K-2
K-3
K-4
K-5
K-6
K-7
K-8
K-9
K-10
K-11
K-12
K-13
K-14
K-15
K-16
K-17
K-18
K-19
K-20
K-21
K-22
K-23
K-24
K-25
K-26
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Pretes Postes
Kode Siswa
Sk
or
Gambar 4.3. Histogram skor pretes dan postes kelas kontrol.
Sedangkan rekapitulasi frekuensi tingkat hasil belajar siswa pada kelas kontrol
ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.9.Rekapitulasi Tingkat Penguasan Konsep Kelas Kontrol
KategoriFrekuensi Siswa
Pretes Postes
Sangat Tinggi 1 10
70
Tinggi 11 7
Sedang 9 7
Rendah 5 2
Sangat Rendah 0 0
Dari data tersebut diperoleh gambaran bahwa frekuensi siswa di kelas kontrol
sebelum pembelajaran (skor pretes) memiliki data frekuensi dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa, kategori sedang sebanyak 9 siswa, kategori tinggi
sebanyak 11 siswa dan kategori sangat tinggi 1 siswa. Skor terendah hasil belajar
siswa pada kelas kontrol sebelum pembelajaran adalah 12 pada kategori yang
rendah sedangkan skor tertinggi hasil belajar siswa berada pada kategori tinggi
yaitu 32, Rata-rata hasil belajar siswa sebelum pembelajaran berada pada kategori
tinggi 22,38. Setelah mengikuti pembelajaran di kelas kontrol mengalami
peningkatan tetapi tidak efektif. Skor pretes frekuensi siswa di kelas kontrol
setelah pembelajaran (skor postes) memiliki data frekuensi dengan kategori
rendah sebanyak 2 siswa, kategori sedang sebanyak 7 siswa, kategori tinggi
sebanyak 7 siswa dan kategori sangat tinggi 10 siswa. Skor terendah hasil belajar
siswa pada kelas kontrol setelah pembelajaran adalah 15 pada kategori yang
rendah. Sedangkan skor tertinggi hasil belajar siswa berada pada kategori sangat
tinggi yaitu 35, dan rata-rata hasil belajar siswa setelah pembelajaran berada pada
kategori sangat tinggi yaitu 26,27.
Sebelum pembelajaran siswa yang memiliki tingkat hasil belajar dengan
kategori sangat tinggi hanya 1 siswa. Setelah pembelajaran terdapat 10 siswa
dengan tingkat hasil belajar siswa dengan kategori sangat tinggi. Hal tersebut
menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di
71
kelas kontrol, tetatpi tingkat efektivitas untuk kelas kontrol dengan rata-rata NGain
0,24 menunjukan peningkatan tidak efektif.
Dengan menganalisis hasil belajar siswa pada setiap butir soal pretes dan
postes dapat diketahui kemampuan hasil belajar kelas kontrol. Kemampuan ini
ditentukan oleh banyak sedikitnya siswa yang menjawab benar pada setiap butir
soal. Berdasarkan rambu-rambu penghitungan interval kategori pada tabel 3.12.
maka diperoleh interval kategori jumlah siswa dalam menjawab soal dengan
benar. Jumlah siswa pada kelas kontrol adalah 26, sehingga dapat diketahui
interval kategori jumlah siswa sebagai berikut.
Tabel 4.10.Interval Kategori Jumlah Siswa
No. Interval Jumlah Siswa Kategori Jumlah Siswa
1. X ≥ 19 Sangat Tinggi2. 14≤ X < 19 Tinggi3. 12≤ X < 14 Sedang4. 7 ≤ X < 12 Rendah5. X < 7 Sangat Rendah
Berdasarkan interval kategori tersebut, maka diperoleh gambaran kemampuan
umum dalam pembelajaran IPS dapat ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4.11Kemampuan Umum Kelas Kontrol Menjawab Benar Tiap Soal
dan Nilai Rata-rata Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)
KDNo. Soal
Pretest Nilai Rata-rata
Postes Nilai Rata-rataJlh.
Kemampuan Umum Kelas
Jlh.Kemampuan Umum Kelas
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)2.2 1 11 Sedang 1 4 14 Tinggi 1 6
72
,47
(Tin
ggi)
,33
(Tin
ggi)
2 14 Tinggi 14 Tinggi
3 17 Tinggi 20 Sangat Tinggi
4 14 Tinggi 18 Tinggi
5 18 Tinggi 19 Sangat Tinggi
6 9 Rendah 10 Rendah
7 9 Rendah 14 Tinggi
8 11 Rendah 11 Rendah
9 13 Sedang 16 Tinggi
10 11 Rendah 11 Rendah
Tabel 4.11(Lanjutan)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)
11 15 Tinggi 18 Tinggi
12 19 Sangat Tinggi 20 Sangat Tinggi
13 20 Sangat Tinggi 21 Sangat Tinggi
14 18 Tinggi 19 Sangat Tinggi
15 18 Tinggi 20 Sangat Tinggi
2.3
16 13 Sedang
15,4
0 (T
ingg
i)
15 Tinggi18
,50
(Tin
ggi)
17 20 Sangat Tinggi 23 Sangat Tinggi
18 6 Sangat Rendah 11 Rendah
19 7 Rendah 13 Sedang
20 19 Sangat Tinggi 21 Sangat Tinggi
21 17 Tinggi 17 Tinggi
22 19 Sangat Tinggi 20 Sangat Tinggi
23 21 Sangat Tinggi 24 Sangat Tinggi
24 19 Sangat Tinggi 23 Sangat Tinggi
25 13 Sedang 18 Tinggi
2.4 26 13 Sedang
14,0
7 (T
ingg
i)
16 Tinggi
16,8
7 (T
ingg
i)27 12 Sedang 16 Tinggi
28 15 Tinggi 19 Sangat Tinggi
29 10 Rendah 11 Rendah
30 12 Sedang 16 Tinggi
31 11 Rendah 15 Tinggi
73
32 9 Rendah 12 Sedang
33 15 Tinggi 15 Tinggi
34 18 Tinggi 21 Sangat Tinggi
35 16 Tinggi 17 Tinggi
36 20 Sangat Tinggi 21 Sangat Tinggi
37 17 Tinggi 20 Sangat Tinggi
38 20 Sangat Tinggi 24 Sangat Tinggi
39 14 Tinggi 17 Tinggi
40 9 Rendah 13 Sedang
Dari tabel tersebut diketahui bahwa sebelum pembelajaran hasil belajar siswa
(pretes) pada kelas kontrol untuk KD 2.2 dengan kategori tinggi, KD 2.3 dengan
kategori tinggi, dan KD 2.4 dengan kategori tinggi. Sedangkan hasil belajar siswa
setelah pembelajaran (postes) pada kelas kontrol untuk KD 2.2 dengan kategori
tinggi, KD 2.3 dengan kategori tinggi, dan KD 2.4 dengan kategori tinggi.. Hal
tersebut dapat menunjukan bahwa pada kelas kontrol pembelajaran tidak
mengalami peningkatan.
Rekapitulasi intensitas siswa dalam memahami setiap butir soal pada saat
mengikuti pretes dan postes di kelas kontrol ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4.12Intensitas Kemampuan Kelas Menjawab Pretes dan Postes
Berdasarkan KD pada Kelas Kontrol
Kemampuan Kelas
KD 2.2. KD 2.3. KD 2.4. Total
Pretes Postes Pretes Postes Pretes Poste
sPretes Postes
Sangat Tinggi 2 6 5 5 2 5 9 16
Tinggi 7 6 1 3 6 7 14 16
Sedang 2 0 2 1 3 2 7 3
Rendah 4 3 1 1 4 1 9 5
Sangat Rendah 0 0 1 0 0 0 1 0
Jumlah Soal 40 40
74
Tabel tersebut menunjukan bahwa dari 40 butir soal pretes pada kelas kontrol
terdapat 9 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat tinggi, 14
butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori tinggi, 7 butir soal dengan
kemampuan kelas pada kategori sedang, 9 butir soal dengan kemampuan kelas
pada kategori rendah, dan 1 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori
sangat rendah. Sedangkan dari 40 butir soal postes pada kelas kontrol terdapat 16
butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat tinggi, 16 butir soal
dengan kemampuan kelas pada kategori tinggi, 3 butir soal dengan kemampuan
kelas pada kategori sedang, 5 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori
rendah, dan tidak ada soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat rendah.
b). Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Eksperimen
Tabel 4.13.Rekapitulasi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Eksperimen
KodeSiswa
Pretes PostesNGain
Kualitas PeningkatanSkor Kategori Skor Kategori
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)
E-1 16 Rendah 36 Sangat Tinggi 0,83 Efektif
E-2 28 Tinggi 35 Sangat Tinggi 0,58 Cukup Efektif
E-3 29 Tinggi 35 Sangat Tinggi 0,55 Kurang Efektif
E-4 18 Sedang 33 Sangat Tinggi 0,68 Cukup Efektif
E-5 31 Sangat Tinggi 36 Sangat Tinggi 0,56 Cukup Efektif
E-6 27 Tinggi 36 Sangat Tinggi 0,69 Cukup Efektif
E-7 24 Tinggi 37 Sangat Tinggi 0,81 Efektif
E-8 28 Tinggi 31 Sangat Tinggi 0,25 Tidak Efektif
E-9 25 Tinggi 38 Sangat Tinggi 0,87 Efektif
E-10 28 Tinggi 36 Sangat Tinggi 0,67 Cukup Efektif
E-11 24 Tinggi 30 Sedang 0,38 Tidak Efektif
75
E-12 29 Tinggi 36 Sangat Tinggi 0,64 Cukup Efektif
E-13 32 Sangat Tinggi 38 Sangat Tinggi 0,75 Cukup Efektif
E-14 22 Sedang 35 Sangat Tinggi 0,72 Cukup Efektif
E-15 22 Sedang 38 Sangat Tinggi 0,89 Efektif
E-16 27 Tinggi 36 Sangat Tinggi 0,69 Cukup Efektif
E-17 29 Tinggi 36 Sangat Tinggi 0,64 Cukup Efektif
E-18 14 Rendah 29 Tinggi 0,58 Cukup Efektif
E-19 22 Sedang 32 Sangat Tinggi 0,56 Cukup Efektif
E-20 19 Sedang 26 Tinggi 0,33 Tidak Efektif
Tabel 4.13.(Lanjutan)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)
E-21 15 Rendah 27 Tinggi 0,48 Kurang Efektif
E-22 17 Sedang 32 Sangat Tinggi 0,65 Cukup Efektif
E-23 20 Sedang 31 Sangat Tinggi 0,55 Kurang Efektif
E-24 18 Sedang 31 Sangat Tinggi 0,59 Cukup Efektif
E-25 14 Rendah 22 Sedang 0,31 Tidak Efektif
E-26 16 Sedang 28 Tinggi 0,50 Kurang Efektif
Rata-Rata
22,85
Sedang 33,08 Sangat Tinggi 0,60 Cukup Efektif
Dari tabel tersebut didapat statistik deskriptif skor pretes dan postes siswa
kelas eksperimen meliputi skor terendah, skor tertinggi, skor rata-rata, dan deviasi
standar. Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0. hasil perhitungan
statistik deskriptif sebagai berikut.
Tabel 4.14.Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
76
Parameter Pretes Postes
N (Valid) 26 26
Rata-Rata 22,85 33,08
Nilai Tengah 23,00 35,00
Modus 22,00a 36,00
Standar Deviasi 5,67 4,18
Skor Terendah 14 22
Skor Tertinggi 32 38
Jumlah 594 860
Sedangkan grafik frekuensi pencapaian skor pretes dan skor postes pada kelas
eksperimen adalah sebagai berikut.
E-1
E-2
E-3
E-4
E-5
E-6
E-7
E-8
E-9
E-10
E-11
E-12
E-13
E-14
E-15
E-16
E-17
E-18
E-19
E-20
E-21
E-22
E-23
E-24
E-25
E-26
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Pretes Postes
Kode Siswa
Sk
or
Gambar 4.4. Histogram skor pretes dan postes kelas eksperimen.
Sedangkan rekapitulasi frekuensi tingkat hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4.15Rekapitulasi Tingkat Penguasan Konsep Kelas Kontrol
KategoriFrekuensi Siswa
Pretes Postes
Sangat Tinggi 2 20
77
Tinggi 11 5
Sedang 8 1
Rendah 5 0
Sangat Rendah 0 0
Dari data tersebut diperoleh gambaran bahwa frekuensi siswa di kelas
eksperimen sebelum pembelajaran (skor pretes ) memiliki data frekuensi dengan
kategori rendah sebanyak 5 siswa, kategori sedang sebanyak 8 siswa, kategori
tinggi sebanyak 11 siswa dan kategori sangat tinggi 2 siswa. Skor terendah hasil
belajar siswa pada kelas eksperimen sebelum pembelajaran adalah 14 pada
kategori yang rendah sedangkan skor tertinggi hasil belajar siswa berada pada
kategori tinggi yaitu 32, dan rata-rata hasil belajar siswa sebelum pembelajaran
berada pada kategori tinggi 22,85. Setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan apersepsi, skor postes siswa secara umum mengalami peningkatan
dari sebelum mengikuti pembelajaran menggunakan apersepsi atau skor pretes.
Frekuensi siswa di kelas eksperimen setelah pembelajaran (skor postes) memiliki
data frekuensi dengan kategori sedang sebanyak 1 siswa, kategori tinggi sebanyak
5 siswa dan kategori sangat tinggi 20 siswa. Skor terendah hasil belajar siswa
pada kelas eksperimen setelah pembelajaran adalah 22 pada kategori yang tinggi
sedangkan skor tertinggi hasil belajar siswa berada pada kategori sangat tinggi
yaitu 38, dan rata-rata hasil belajar siswa setelah pembelajaran berada pada
kategori sangat tinggi yaitu 33,08.
Sebelum pembelajaran siswa yang memiliki tingkat hasil belajar dengan
kategori sangat tinggi hanya 2 siswa. Setelah pembelajaran terdapat 20 siswa
dengan tingkat hasil belajar siswa dengan kategori tinggi. Hal tersebut
78
menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang cukup efektif
pada pembelajaran di kelas eksperimen dengan rata-rata Ngain 0,60.
Dengan menganalisis skor setiap butir soal pretes dan postes dapat diketahui
kemampuan hasil belajar kelas eksperimen. Kemampuan ini ditentukan oleh
banyak sedikitnya siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal. Berdasarkan
rambu-rambu penghitungan interval kategori pada tabel 3.12. maka diperoleh
interval kategori jumlah siswa dalam menjawab soal dengan benar. Jumlah siswa
pada kelas eksperimen adalah 26, sehingga dapat diketahui interval kategori
jumlah siswa sebagai berikut:
Tabel 4.16Interval Kategori Jumlah Siswa
No. Interval Jumlah Siswa Kategori Jumlah Siswa
1. X ≥ 19 Sangat Tinggi
2. 14≤ X < 19 Tinggi
3. 12≤ X < 14 Sedang
4. 7 ≤ X < 12 Rendah5. X < 7 Sangat Rendah
Berdasarkan interval kategori tersebut, maka diperoleh gambaran
kemampuan umum dalam pembelajaran IPS dapat ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4.17Kemampuan Umum Kelas Eksperimen Menjawab Benar Tiap Soal
dan Nilai Rata-rata Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)
KDNo.
Soal
Pre Test Nilai
Rata-
rata
Postes Nilai Rata-rataJlh.
Kemampuan
Umum KelasJlh.
Kemampuan
Umum Kelas
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)
2.2 1 14 Tinggi
14,1 3
20 Sangat Tinggi
21,2 0
2 14 Tinggi 20 Sangat Tinggi
79
(Tin
ggi)
(San
gat T
ingg
i)
3 18 Tinggi 25 Sangat Tinggi
4 14 Tinggi 21 Sangat Tinggi
5 17 Tinggi 23 Sangat Tinggi
6 9 Rendah 20 Sangat Tinggi
7 6 Sangat Rendah 16 Sedang
8 11 Rendah 17 Tinggi
9 10 Rendah 22 Sangat Tinggi
10 16 Tinggi 21 Sangat Tinggi
11 16 Tinggi 23 Sangat Tinggi
12 18 Tinggi 21 Sangat Tinggi
13 18 Tinggi 24 Sangat Tinggi
14 17 Tinggi 23 Sangat Tinggi
15 14 Tinggi 22 Sangat Tinggi
Tabel 4.17(Lanjutan)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)
2.3
16 14 Tinggi
15,7
0 (T
ingg
i)
22 Sangat Tinggi
21,4
0 (s
anga
t tin
ggi)
17 19 Sangat Tinggi 25 Sangat Tinggi
18 7 Rendah 14 Tinggi
19 6 Sangat Rendah 15 Tinggi
20 18 Tinggi 25 Sangat Tinggi
21 18 Tinggi 23 Sangat Tinggi
22 19 Tinggi 24 Sangat Tinggi
23 21 Sangat Tinggi 25 Sangat Tinggi
24 20 Sangat Tinggi 22 Sangat Tinggi
25 15 Tinggi 19 Sangat Tinggi
2.4 26 18 Tinggi
15 (
Sed
ang)
23 Sangat Tinggi
21,8
7 (S
anga
t Tin
ggi)
27 16 Tinggi 20 Sangat Tinggi
28 13 Sedang 23 Sangat Tinggi
29 9 Rendah 15 Tinggi
30 13 Sedang 24 Sangat Tinggi
80
31 16 Tinggi 25 Sangat Tinggi
32 11 Rendah 24 Sangat Tinggi
33 14 Tinggi 21 Sangat Tinggi
34 17 Tinggi 24 Sangat Tinggi
35 18 Tinggi 24 Sangat Tinggi
36 19 Tinggi 24 Sangat Tinggi
37 16 Tinggi 22 Sangat Tinggi
38 19 Tinggi 21 Sangat Tinggi
39 16 Tinggi 22 Sangat Tinggi
40 10 Rendah 16 Tinggi
Dari tabel tersebut diketahui bahwa sebelum pembelajaran hasil belajar siswa
(pretes) pada kelas eksperimen untuk KD 2.2 dengan kategori tinggi, KD 2.3
dengan kategori tinggi, dan KD 2.4 dengan kategori sedang. Sedangkan hasil
belajar siswa setelah pembelajaran (postes) pada kelas eksperimen adalah dengan
kategori sangat tinggi untuk setiap KD. Hal tersebut dapat menunjukan bahwa
pada kelas eksperimen pembelajaran dengan menggunakan apersepsi mengalami
peningkatan.
Rekapitulasi intensitas siswa dalam memahami setiap butir soal pada saat
mengikuti pretes dan postes di kelas eksperimen ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4.18Intensitas Kemampuan Kelas Menjawab Pretes dan Postes
Berdasarkan KD pada Kelas Eksperimen
Kemampuan Kelas
KD 2.2. KD 2.3. KD 2.4. Total
Pretes Postes Pretes PostesPrete
s Postes
Pretes
Postes
Sangat Tinggi 0 13 3 8 0 13 3 34
81
Tinggi 11 1 5 2 10 2 26 5
Sedang 0 1 0 0 2 0 2 1
Rendah 3 0 1 0 3 0 7 0
Sangat Rendah 1 0 1 0 0 0 2 0
Jumlah Soal 40 40
Tabel tersebut menunjukan bahwa dari 40 butir soal pretes pada kelas
eksperimen terdapat 3 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat
tinggi, 26 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori tinggi, 2 butir soal
dengan kemampuan kelas pada kategori sedang, 7 butir soal dengan kemampuan
kelas pada kategori rendah, dan 2 butir soal dengan kemampuan kelas pada
kategori sangat rendah. Sedangkan dari 40 butir soal postes pada kelas eksperimen
terdapat 34 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat tinggi, 5
butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori tingg, 1 butir soal dengan
kemampuan kelas pada kategori sedang, dan tidak ada soal dengan kemampuan
kelas pada kategori rendah dan sangat rendah.
4. Uji Inferensial
Setelah analisis dilakukan terhadap data pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, langkah selanjutnya adalah uji inferensial asumsi yang meliputi uji
normalitas, uji linieritas.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Untuk selanjutnya data yang berdistribusi normal
dapat dianalisis dengan menggunakan pengujian data parametrik, Sedangkan data
82
yang berdistribusi tidak normal dapat dianalisis dengan menggunakan pengujian
data non parametrik. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov yang ada dalam program SPSS 16.0. Langkah pertama
untuk uji normalitas adalah menentukan gain dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Tabel 4.19Rekapitulasi Skor Gain pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas KontrolKode Siswa Pretes Postes Gain Kode Siswa Pretes Postes Gain
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)E-1 16 36 20 K-1 29 32 3E-2 28 35 7 K-2 24 27 3E-3 29 35 6 K-3 17 21 4E-4 18 33 15 K-4 23 29 6
Tabel 4.19(Lanjutan)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)E-5 31 36 5 K-5 13 16 3E-6 27 36 9 K-6 18 21 3E-7 24 37 13 K-7 28 35 7E-8 28 31 3 K-8 15 15 0E-9 25 38 13 K-9 29 33 4E-10 28 36 8 K-10 25 29 4E-11 24 30 6 K-11 21 23 2E-12 29 36 7 K-12 18 19 1E-13 32 38 6 K-13 18 20 2E-14 22 35 13 K-14 22 24 2E-15 22 38 16 K-15 29 33 4E-16 27 36 9 K-16 32 32 0E-17 29 36 7 K-17 28 32 4E-18 14 29 15 K-18 29 31 2E-19 22 32 10 K-19 26 32 6E-20 19 26 7 K-20 12 18 6E-21 15 27 12 K-21 26 30 4E-22 17 32 15 K-22 15 21 6E-23 20 31 11 K-23 14 20 6E-24 18 31 13 K-24 29 35 6E-25 14 22 8 K-25 19 24 5
83
E-26 16 28 12 K-26 23 31 8
Hasil pengolahan data uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan program komputer SPSS 16.0. sebagai berikut:
1) Hasil Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen
Tabel 4.20.Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen
KelasUji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Statistic df Sig.
Gain Kelas Eksperimen 0,130 26 0,200*
(a) H0 adalah data yang diambil dari data yang berdistribusi normal. Ha adalah
data yang diambil dari data yang tidak berdistribusi nomal.
(b) Signifikan α = 5% (0,05)
(c) H0 ditolak jika p value (Sig) < 5%
(d) p value berdasarkan hasil pengolahan data kelas eksperimen adalah 0,200
Karena p value (Sig) > 0,05 maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar siswa di kelas eksperimen adalah data berdistribusi normal.
Untuk mempermudah melihat data berdistribusi normal, disajikan model visual
dalam bentuk histogram sebagai berikut.
84
Gambar 4.5. Histogram gain kelas eksperimen data berdistribusi normal.
2) Hasil Uji Normalitas Gain Kelas Kontrol
Tabel 4.21.Uji Normalitas Gain Kelas Kontrol
KelasUji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Statistic df Sig.
Gain Kelas Eksperimen 0,130 26 0,135*
(a) H0 adalah data yang diambil dari data yang berdistribusi normal. Ha adalah
data yang diambil dari data yang tidak berdistribusi nomal.
(b) Signifikan α = 5% (0,05)
(c) H0 ditolak jika p value (Sig) < 5%
(d) p value berdasarkan hasil pengolahan data kelas kontrol adalah 0,135
Karena p value (Sig) > 0,05 maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar siswa di kelas kontrol adalah data berdistribusi normal. Untuk
mempermudah melihat data berdistribusi normal, disajikan model visual dalam
bentuk histogram sebagai berikut.
85
Gambar 4.6. Histogram gain kelas kontrol data berdistribusi normal.
b) Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui dua variabel mempunyai hubungan
yang linear atau tidak secara signifikan. Uji linieritas biasanya digunakan sebagai
prasyarat dalam analisi korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS 16
dengan menggunakan test for linearrity. Adapun ketentuan uji Linieritas bahwa
jika signifikan < 0,05 maka hubungannya linear dan jika signifikan > 0,05 maka
hubunganya tidak linear.
Tabel 4.22.Uji Linieritas Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji LinieritasSum of Squares
dfMean
SquareF Sig.
Uji Linieritas Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Between Groups
(Combined) 8,233 16 0,515 3,778 0,001
Linearity 6,440 1 6,440 47,289 0,000
Deviation from Linearity
1,793 15 0,120 0,878 0,593
Within Groups 4,767 35 0,136
Total 13,000 51
86
Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa hasil uji linieritas gain kelas
eksperimen dan gain kelas kontrol adalah Sig. 0,00. Sesuai dengan ketentuan, hal
tersebut menunjukan bahwa skor gain kelas eksperimen dan skor gain kelas
kontrol adalah data linier.
5. Uji Hipotesis
Setelah analisis dilakukan terhadap data pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol serta dilakukan uji inferensial, tahap selanjutnya adalah analisis data untuk
uji hipotesis dan uji koefisien determinasi.
d).Uji Korelasi
Pada penelitian ini, uji korelasi digunakan untuk menguji hubungan antara
apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri
Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Untuk analisis korelasi
dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS 16.0. Adapun ketentuan
untuk menggunakan uji korelasi adalah “bila nilai probabilitas lebih besar dari
0,05 berarti tidak ada korelasi yang signifikan (H0 diterima) dan bila nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 berarti ada korelasi yang signifikan (H0 ditolak)”
(Anggraeni, 2010:97). Hasil dari uji korelasi menggunakan program komputer
SPSS 16.0. adalah sebagai berikut:
Tabel 4.23.Uji Korelasi Gain Kelas Kontrol dan Gain Kelas Eksperimen
87
Variabel Keterangan Gain Kelas Kontrol
Gain Kelas Eksperimen
Gain Kelas Kontrol Pearson Correlation
1 0,359
Sig. (2-tailed) 0,071
N 26 26
Gain Kelas Eksperimen Pearson Correlation
0,359 1
Sig. (2-tailed) 0,071
N 26 26
Berdasarkan data pada tabel tersebut, dapat diketahui koefisien korelasi gain
kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,359 dan sig. (2-tailed) adalah 0,071.
Data tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
apersepsi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri
Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Pada tahap selanjutnya untuk
mengetahui kuat tidaknya korelasi, maka nilai koefisien korelasi dikonsultasikan
dengan tabel interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 4.24.Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 - 1,000 Sangat tinggi
0,60 – 0,799 Tinggi
0,40 – 0,599 Cukup
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendahSumber: Riduwan, 2010: 138
Berdasarkan tabel interpretasi koefisien nilai r tersebut, maka nilai koefisien
korelasi antara apersepsi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V
SD Negeri Perumnas 2 sebesar 0,359 berada pada tingkat hubungan yang rendah.
88
Koefisien korelasi antara gain kelas eksperimen dan gain kelas kontrol sebesar
0,359 bertanda positif. Hal tersebut menunjukkan arah korelasi positif dan
mengandung pengertian semakin tinggi apersepsi pembelajaran, maka semakin
tinggi pula hasil belajar siswa, sebaliknya semakin rendah apersepsi pembelajaran,
maka semakin rendah pula hasil belajar siswa.
e). Uji Koefisien Determinasi
Tahap selanjutnya adalah analisis koefisien determinasi menjelaskan besarnya
persentase hubungan variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Besar koefisien
determinasi dapat ditentukan dengan rumus:
KP=r2 ×100 %
Perhitungan:
KP = r2 x 100%
KP = 0,359² x 100%
KP = 0,1289 x 100%
KP = 12,89%
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa sumbangan atau kontribusi
apersepsi terhadap hasil belajar siswa adalah 12,89%. Jadi 87,11 % yang memberi
sumbangan atau kontribusi lain terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 adalah faktor lain selain apersepsi.
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa apersepsi yang
dilakukan guru pada pembelajaran IPS di kelas V.a (kelas eksperimen) SD Negeri
89
Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya dinilai sudah sangat baik.
Secara keseluruhan aspek variabel apersepsi yang diperoleh dari hasil observasi
adalah 91,30% sesuai dengan indikator. Sedangkan hasil observasi keterlaksanaan
apersepsi di kelas V.b (kelas kontrol) SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes
Kota Tasikmalaya adalah 30% sesuai indikator.
Frekuensi siswa di kelas kontrol sebelum pembelajaran (skor pretes) memiliki
data frekuensi dengan kategori rendah sebanyak 5 siswa, kategori sedang
sebanyak 9 siswa, kategori tinggi sebanyak 11 siswa dan kategori sangat tinggi 1
siswa. Skor terendah hasil belajar siswa pada kelas kontrol sebelum pembelajaran
adalah 12 pada kategori yang rendah sedangkan skor tertinggi hasil belajar siswa
berada pada kategori tinggi yaitu 32, dan rata-rata hasil belajar siswa sebelum
pembelajaran berada pada kategori tinggi 22,38. Sebelum pembelajaran hasil
belajar siswa (pada skor pretes) di kelas kontrol untuk KD 2.2 memiliki kategori
dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, KD 2.3 memiliki kategori dengan
kemampuan kelas yang kategori tinggi, dan KD 2.4 memiliki kategori dengan
kemampuan kelas yang kategori tinggi. Sedangkan hasil belajar siswa setelah
pembelajaran (pada skor postes) di kelas eksperimen untuk KD 2.2 memiliki
kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, KD 2.3 memiliki kategori
dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, dan KD 2.4 memiliki kategori
dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di kelas kontrol,
90
tetatpi melihat tingkat efektivitasnya untuk kelas kontrol dengan rata-rata Ngain
0,24 menunjukan tidak efektif.
Frekuensi siswa di kelas eksperimen sebelum pembelajaran (skor pretes)
memiliki data frekuensi dengan kategori rendah sebanyak 5 siswa, kategori
sedang sebanyak 8 siswa, kategori tinggi sebanyak 11 siswa dan kategori sangat
tinggi 2 siswa. Skor terendah hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebelum
pembelajaran adalah 14 pada kategori yang rendah sedangkan skor tertinggi hasil
belajar siswa berada pada kategori tinggi yaitu 32, dan rata-rata hasil belajar siswa
sebelum pembelajaran berada pada kategori tinggi 22,85. Sebelum pembelajaran
hasil belajar siswa (pada skor pretes) di kelas eksperimen untuk KD 2.2 memiliki
kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, KD 2.3 memiliki kategori
dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, dan KD 2.4 memiliki kategori
dengan kemampuan kelas yang kategori sedang. Sedangkan hasil belajar siswa
setelah pembelajaran (pada skor postes) di kelas eksperimen untuk KD 2.2
memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, KD 2.3
memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, dan KD 2.4
memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi. Hal tersebut
dapat menunjukan bahwa pada kelas eksperimen pembelajaran dengan
menggunakan apersepsi mengalami peningkatan. Hal tersebut menunjukan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di kelas eksperimen,
dan tingkat efektivitas menunjukan rata-rata Ngain 0,60 menunjukan cukup efektif.
Dengan diterimanya hipotesis nol (H0) yang menunjukan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara apersepsi dan hasil belajar siswa pada
91
pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2. Koefisien korelasi antara
gain kelas eksperimen dan gain kelas kontrol sebesar 0,359 bertanda positif. Hal
tersebut menunjukkan arah korelasi positif dan mengandung pengertian semakin
tinggi apersepsi pembelajaran, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa,
sebaliknya semakin rendah apersepsi pembelajaran, maka semakin rendah pula
hasil belajar siswa.
Adapun sumbangan atau kontribusi apersepsi terhadap hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPS di kelas V SD Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota
Tasikmalaya adalah sebesar 12,89%. Hal tersebut menunjukan bahwa 87,11%
adalah faktor lain yang berkontribusi terhadap hasil belajar siswa seperti faktor
fisiologis, faktor psikologis, faktor lingkungan, dan faktor instrumental
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
F. Kesimpulan
Pada skor pretes, postes dan gain kelas kontrol menunjukan terdapat
peningkatan hasil belajar siswa dengan kategori tidak efektif. Adapun rincian
peningkatan untuk rata-rata KD 2.2 adalah sebesar 14,47 dengan kategori
kemampuan umum kelas tinggi mengalami peningkatan rata-rata menjadi 16,33
dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi.Rata-rata KD 2.3 adalah sebesar
15,40 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi mengalami peningkatan
rata-rata menjadi 18,50 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi. Rata-rata
KD 2.4 adalah sebesar 14,07 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi
mengalami peningkatan rata-rata menjadi 16,87 dengan kategori kemampuan
umum kelas tinggi. Hal tersebut dapat menunjukan bahwa pada kelas eksperimen
pembelajaran dengan menggunakan apersepsi mengalami peningkatan, tetatpi
melihat tingkat efektivitasnya untuk kelas kontrol dengan rata-rata Ngain 0,24
menunjukan tidak efektif.
Pada skor pretes, postes dan gain kelas eksperimen menunjukan terdapat
peningkatan hasil belajar siswa dengan kategori cukup efektif. Adapun rincian
peningkatan untuk rata-rata KD 2.2 adalah sebesar 14,13 dengan kategori
kemampuan umum kelas tinggi mengalami peningkatan rata-rata menjadi 21,20
dengan kategori kemampuan umum kelas sangat tinggi.Rata-rata KD 2.3 adalah
sebesar 15,70 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi mengalam
92
93
peningkatan rata-rata menjadi 21,40 dengan kategori kemampuan umum kelas
sangat tinggi. Rata-rata KD 2.4 adalah sebesar 15,00 dengan kategori kemampuan
umum kelas tinggi mengalami peningkatan rata-rata menjadi 21,87 dengan
kategori kemampuan umum kelas sangat tinggi. Hal tersebut dapat menunjukan
bahwa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dan tingkat efektivitas
menunjukan rata-rata Ngain 0,60 menunjukan cukup efektif.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan
penelitian bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara apersepsi dan hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2. Setelah
menggunakan apersepsi pembelajaran tidak mengalami peningkatan penguasaan
konsep antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal ini terbukti
dengan diujikannya hipotesis, ternyata hipotesis nol (H0) yang diterima dan
hipotesis alternatif (H1) ditolak.
G. Saran
Setelah melaksanakan penelitian di SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan
Cipedes Kota Tasikmalay, peneliti memperoleh informasi berhubungan dengan
variabel apersepsi dan variabel hasil bejalar siswa. Dari informasi yang diperoleh
tersebut peneliti memiliki beberapa saran. Adapun saran dari peneliti ini
diantaranya:
1. Dalam hal pembuatan instrumen harus memperhatikan kesesuaian instrumen
dengan indikator pembelajaran, tempat pengujian instrumen harus dapat
menggambarkan keadaan sampel peneltian dan dalam pembuatan instrumen
sebaiknya memperhatikan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa.
94
2. Tersedianya lembar kerja siswa yang mudah dimengerti oleh siswa SD,
sehingga dapat mempermudah siswa dalam melakukan penyelidikan sehingga
dapat membangun konsep pengetahuan awal siswa.
3. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi atau baik
pelasksanaan apersepsi yang dilakukan oleh guru, semakin tinggi atau baik
pula hasil belajar yang siswa dapatkan. Sebaiknya guru disarankan untuk
melaksanakan kegiatan apersepsi dengan sebaik mungkin.
4. Guru disarankan untuk lebih memahami tentang sumber-sumber apersepsi
sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat menciptakan kondisi
belajar yang menyenangkan bagi siswa dan siswa dapat antusias dalam
mengikuti setiap tahapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
5. Guru harus dapat memahami mengenai hal yang berhubungan dengan
pembelajaran IPS diarahkan pada pembelajaran langsung, penyesuaian urutan
pemberian materi, pemberian tugas, penilaian perkembangan belajar siswa.
6. Sekolah harus memiliki sarana dan prasarana yang mendukung, khususnya
yang dapat mendukung proses belajar mengajar IPA. Melalui sarana dan
prasarana tersebut, guru akan dengan mudah mengaplikasikan kompetensinya
khususnya dalam pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS.
7. Untuk mencapai hasil yang lebih optimal, sebaiknya peneliti menindaklanjuti
hasil penelitian tersebut sehingga mampu memberikan kontribusi untuk
peningkatan mutu pendidikan khususnya di SD Negeri Perumnas 2
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya khususnya mengenai pelaksanaan
apersepsi pada pembelajaran IPS di kelas V.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman., Muhidin dan Somantri. (2011). Dasar-Dasar Metode Statistika untuk Penelitian. Bandung: Pustaka Setia
Anggraeni, Lengga. (2010). Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Cikalang 1 Kota Tasikmalaya. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Kampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta.
Ashari, Hasyim. (2007). Siapa Bilang Jadi Guru Hidupnya Susah. Yogyakarta: Pinus.
Asmani, Jamal Ma”mur. (2011). 7 Tips Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: DIVA Press.
Astuti, Puji. (2011). Analisis tentang Membangun Pengetahuan Awal atau Apersepsi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran. [Online]. Tersedia : http://poojetz.wordpress.com/2011/01/13/analisis-tentang-membangun-pengetahuan-awal-atau-apersepsi-siswa-dalam-kegiatan-pembelajaran/ (30 Maret 2012)
Chatib, Munif. (2011). Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa Learning.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
____. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk SD/MI. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar. (2002). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Isjoni. (2007). Integrated Learning Pendekatan Pembelajaran IPS di Pendidikan Dasar. Bandung: Falah Production.
Kartono, Kartini. (1981). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada J.P. CHAPLIN
Luthfi. (2008). Pengaruh Musik terhadap Perkembangan Kognitif dan Kecerdasan Emosi. [Online]. Tersedia:
95
96
http://luthfis.wordpress.com/2008/04/20/pengaruh-musik-terhadap-perkembangan -kognitif-dan-kecerdasan-emosi/ (18 April 2012)
Mudyoharjo, R. (2007). Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Nugraha, Wendi. (2011). Pengaruh Bimbingan Belajar Nonformal terhadap Hasil Belajarsiswa pada Pembelajaranipa Di Kelas V Sekolah Dasar Gugus 3 UPTD Pendidikan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Kampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan.
Purwanto, M. Ngalim. (2007). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remadja Karya.
Riduwan.(2006). Dasar-dasar Statistika. Bandung: ALFABETA.
____.(2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: ALFABETA.
Rochaeti, Eti. Dkk.(2007). Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPPS. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sadulloh, Uyoh, dkk. (2007). Pedagogik. Bandung: Cipta Utama.
Sajidin, Ahmad. (2011). Analisis tentang Membangun Pengetahuan Awal atau Apersepsi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://ahmadsajidin84.blogspot.com/analisis-tentang-membangun-pengetahuan.html. (12 Januari 2012).
Sandjaja., Herianto, Albertus. (2006). Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka
Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.
____. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-10. Bandung: Alfabeta.
Sujadi Bintana, Eko. (2011). Apersepsi, Motivasi, Need Assesment, 3 Langkah Guru Dalam Mengajar Dan Analisa Strategi Pembelajaran Yang Menyenangkan. [Online]. Tersedia: http://bk-uinsuska.blogspot.com/apersepsi-motivasi-need-assesment-3.html. (12 Januari 2012).
Syaripudin, T. (2007). Landasan Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu.
UNISBA. (2007). Buku Panduan Kegiatan Mentoring Reguler PAI Universitas Islam Bandung. Bandung: Departemen Tutorial, UISBA.
97
UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI press.
Wahidmurni, dkk. (2010). Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktek. Yogyakarta: Nuha Litera.
Zahra. (2011). Pentingnya Membangun Apersepsi Bagi Pengajar. [Online]. Tersedia: http://zahrathelittledesert.blog.uns.ac.id/2011/07/19/pentingnya-membangun-apersepsi-bagi-pengajar/ (12 Januari 2012).
98
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Tes Tertulis (Soal)
Tabel Kisi-kisi Instrumen Variabel Hasil Belajar Siswa
No
.Kompetensi Dasar Indikator No. Butir Soal
(a) (c) (d) (e)1 2.2. Menghargai
jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
2.2.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan
1, 2, 4, 12
2.2.2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan
6, 7, 13, 14
2.2.3. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan
3, 5, 8, 11,
2.2.4. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan
9, 10, 15
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
2.3.1. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan
16, 17, 21, 22, 23
2.3.2. Mencari jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan
18, 19, 20, 24,
25
2.4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
2.4.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka perjuangan mempertahankan kemerdekaan
26, 29, 30, 31,
2.4.2. Menjelaskan beberapa usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan
32, 33, 34, 35, 36, 39
2.4.3. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
27, 28, 37, 38,
40
99
Lampiran 2. Soal Sebelum Direvisi
INSTRUMEN SOAL PENELITIANUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
Jalan Dadaha No. 18 Telp. (0265) 331860 Tasikmalaya 46115
I. Tujuan dan Petunjuk1. Soal ini bertujuan ilmiah, disebarkan untuk mengumpulkan data dalam
rangka studi kesarjanaan (S1) di Pendidikan Guru Sekolah Dasar.2. Mulailah dengan membaca “Bismillahirohmanirrohim”!3. Baca setiap soal dengan cermat, tanyakan kepada guru jika ada maksud
soal kurang jelas!4. Jawablah soal dengan cara memberi tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d
yang merupakan jawaban benar!5. Atas segala perhatian dan partisipasinya peneliti ucapkan terima kasih.
II. Biodata SiswaMata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Alokasi waktu : 60 menit
Nama siswa : __________________________________________
No. Absen : __________________________________________
III. Soal
1. Kemerdekaan Indonesia sudah dipersiapkan sejak ...a. pasukan Jepang terdesak
oleh pasukan Sekutub. Jepang masuk Indonesiac. Inggris menduduki Indonesiad. Jauh sebelum kemerdekaan
Indonesia
2. Tujuan Perdana Menteri Koiso mengumumkan Indonesia akan diberi kemerdekaan di kemudian hari adalah ...a. agar rakyat Indonesia
bahagia
b. agar tentara Sekutu tidak disambut sebagai pembebas tetapi penyerbu
c. agar para tokoh mempersiapkan diri dalam pencalonan presiden
d. agar rakyat berterimakasih pada Jepang
3. Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah ...a. Kumakici Haradab. Ichibangasec. Soekarno d. Radjiman Wedyodiningrat
100
4. Jenderal Kuniaki Koiso mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan setelah ...a. bangsa Indonesia mandirib. tercapai kemenangan akhir
dalam perang Asia Timur Raya
c. bangsa Indonesia membantu melawan Sekutu
d. BPUPKI selesai melakukan tugasnya
5. Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah ...a. Soekarnob. Drs. Mohammad Hattac. Ahmad Subarjo d. Radjiman Wedyodiningrat
6. Pernyataan tentang PPKI berikut ini yang benar adalah ...a. PPKI diterima secara total
oleh rakyat Indonesiab. PPKI dibentuk sebelum
BPUPKIc. PPKI berjasa dalam
menyiapkan UUD bagi negara Indonesia
d. PPKI tidak berhasil mengesahkan UUD
7. Sidang PPKI 19 Agustus 1945 memutuskan wilayah Indonesia dibagi menjadi ...a. enam provinsib. enam negara bagianc. delapan provinsid. delapan negara bagian
8. Berikut ini tokoh yang mengusulkan dasar-dasar negara adalah ...a. Ahmad Subarjob. Muhammad Yaminc. Mohammad Hattad. Wachid Hasyim
9. Berikut adalah cara mengenang jasa para pahlawan, kecuali...a. Mengikuti upacara benderab. Menamai jalan dengan nama
pahlawanc. Berziarah ketaman makam
pahlawan d. Melakukan latihan militer
10. Mengheningkan cipta pada saat upacara bendera merupakan cara untuk...a. Menghormati pembina
upacarab. Mengikuti peraturanc. Mengenang jasa para
pahlawand. Menghormati presiden
11. Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar diketuai oleh ...a. Ahmad Subarjob. Muhammad Yaminc. Soekarnod. Supomo
12. Proklamator kemerdekaan Indonesia adalah ...a. Soekarno-Hattab. Soekarno-Ahmad Subarjoc. Supomo-Yamind. Supomo-Hatta
101
Lampiran 2. (Lanjutan)
13. Pada tanggal 23 Agustus 1945 presiden Soekarno mengumumkan terbentuknya tiga Badan/Lembaga Negara, yaitu...a. PPKI, BPUPKI, dan PKIb. KNI, PKI, dan PPKIc. KNI, PNI, dan BKRd. BKR, PKI, dan PNI
14. Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ...a. Pancasilab. liberalismec. komunismed. Sosialisme
15. Sifat baik yang harus kita teladani dari para pahlawan adalah ...a. Rela berkorbanb. Berani melawan guruc. Merusak lingkungand. Berbohong kepada orang tua
16. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal ... .a. 6 Agustus 1945b. 9 Agustus 1945c. 17 Agustus 1945d. 14 Agustus 1945
17. Menjelang Indonesia merdeka, yang menjadi panglima tentara Jepang di Asia Tenggara adalah ... .a. Jenderal Terauchib. Laksamana Maedac. Mayor Jenderal Nishimurad. Shigetada Nishijima
18. Tokoh yang mendengar berita Jepang menyerah pada Sekutu dan mendesak Soekarno - Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan adalah ...a. Chaerul Salehb. Ahmad Soebardjoc. Sutan Sjahrird. Wikana
19. Teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dirumuskan di rumah ... .a. Ir. Soekarnob. Drs. Moh Hattac. Laksamana Maedad. Ahmad Subarjo
20. Teks proklamasi yang telah disetujui diketik oleh ...a. Mohammad Hattab. Sayuti Melikc. B. M. Diahd. S. Suhud
21. Pengibaran Sang Saka Merah Putih setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh ...a. S. Suhud dan Latifb. Wikana dan Darwisc. Sayuti Melik dan Latifd. Chaerul Saleh dan Margono
22. Dua kota di Jepang yang di bom atom oleh sekutu adalah...a. Fuji dan Orochib. Nagasaki dan fujic. Hiroshima dan Orochid. Hiroshima dan Nagasaki
102
Lampiran 2. (Lanjutan)
23. Untuk menghindari pengaruh Jepang, Soekarno - Hatta diamankan oleh golongan muda di ...a. Rengasdengklokb. Bukitinggic. Tasikmalayad. Surabaya
24. Selain Soekaro dan Hatta, siapa tokoh yang ikut serta dalam merumuskan proklamasi ...a. Fatmawatib. Ahmad Soebarjoc. Laksamana Maedad. Agus Salim
25. Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dijahit oleh ... .a. Ibu Fatmawatib. Sayuti Melikc. Ibu Inggitd. Cudanco Latif
26. Pemimpin pasukan Sekutu yang tewas dalam peristiwa 30 Oktober 1945 di Surabaya, adalah ... .a. Kolonel Huiyerb. Brigjen Bethelc. Brigjen Mallabyd. Brigjen T. E. D. Kelly
27. Untuk mengenang petempuran di Surabaya, pada tanggal 10 November diperingati sebagai hari ...a. Pahlawanb. Infantri
c. Kebangkitan Nasionald. Sumpah Pemuda
28. Tokoh yang mengobarkan semangat perjuangan rakyat Surabaya lewat pidato-pidatonya adalah ... .a. Ir. Soekarnob. Bung Tomoc. Jenderal Sudirmand. Mohammad Toha
29. Komandan Resimen Banyumas yang gugur dalam Pertempuran Ambarawa adalah ... .a. Letkol M. Sarbinib. Kol Sudirmanc. Letkol Isdiman d. Sastrodiharjo
30. Pemimpin TKR Sumatra Timur yang terbentuk pada tanggal 10 Oktober 1945, adalah ...a. Achmad Tahirb. Kol A. H. Nasutionc. Mr. Amir Syarifudind. Teuku Mohammad Hasan
31. Pertempuran Margarana di Bali dipimpin oleh ...a. Letkol M. Sarbinib. I Gusti Ketut Jelantikc. Letkol I Gusti Ngurah Raid. Robert Wolter Mongisidi
32. Dalam perundingan Linggajati, wakil Indonesia dipimpin oleh ...a. Sutan Syahrir b. Soekarnoc. Mohammad Hattad. Amir Syarifudin
103
Lampiran 2. (Lanjutan)
33. Untuk membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda, PBB membentuk KTN yang terdiri atas ... .a. Australia, Belgia, dan
Swediab. Austria, Belgia, dan Amerika
Serikatc. Amerika Serikat, Swedia,
dan Belgiad. Australia, Belgia, dan
Amerika Serikat
34. Sebelum ditangkap, Presiden Soekarno membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia dengan ibu kota ...a. Bukitinggib. Jakartac. Medand. Yogyakarta
35. Pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar, adalah ...a. Sultan Hamid IIb. Sutan Syahrirc. Sultan Hamengku Buwono
IXd. Mohammad Hatta
36. Upacara pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Pemerintah Belanda dilakukan serentak di Belanda dan di Indonesia pada tanggal ...a. 17 Agustus 1945b. 27 Desember 1949c. 18 Agustus 1945d. 17 Desember 1949
37. Tentara Sekutu yang datang ke Indonesia diberi tugas untuk melucuti tentara ...a. Jepangb. Indonesiac. Belanda d. Amerika
38. Sebelum dikosongkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang. Peristiwa ini dikenal dengan nama ...a. Bandung Membarab. Halo-halo Bandungc. Bandung Terbakar d. Bandung Lautan Api
39. Dalam Agresi Militer Belanda II, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan pemimpin-pemimpin lainnya ditangkap dan diasingkan ke ...a. Belandab. Bangkac. Diguld. Bengkulu
40. Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renville diketuai oleh ...a. Amir Syarifuddinb. Sutan Syahrirc. Mohammad Rumd. Mohammad Hatta
~~~Selamat Mengerjakan~~~
104
Lampiran 2. (Lanjutan)
Lampiran 3. Revisi Soal
TabelRevisi instrumen hasil belajar siswa
No. Item
Item Soal Sebelum Direvisi Item Soal Setelah Direvisi
3 Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah ...a Kumakici Haradab Ichibangasec Soekarnod Radjiman Wedyodiningrat
Berikut adalah anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), kecuali...
a Itibangase Yosiob Radjiman Wedyodiningratc Soekarnod Sutan Syahrir
10 Mengheningkan cipta pada saat upacara bendera merupakan cara untuk...
Mengikuti upacara bendera adalah salah satu cara untuk ...
11 Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar diketuai oleh ...a Ahmad Subarjob Muhammad Yaminc Soekarnod Supomo
Ketua Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar adalah ...
a Ahmad Subarjob Muhammad Yaminc Radjiman Wedyodiningratd Supomo
12 Proklamator kemerdekaan Indonesia adalah ...a Soekarno-Hattab Soekarno-Ahmad Subarjoc Supomo-Yamind Supomo-Hatta
Sidang pertama dilaksanakan PPKI adalah tanggal ...a 18 Agustus 1945b 19 Agustus 1945c 20 Agustus 1945d 21 Agustus 1945
14 Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ...a Pancasilab liberalismec komunismed Sosialisme
Hasil kerja Panitia Sembilan BPUPKI pada tanggal 22 Juni 1945 adalah ...a Piagam Jakartab Pembukaan UUDc Lembaga Negarad Pembagian Provinsi
15 Sifat baik yang harus kita teladani dari para pahlawan adalah ...a Rela berkorbanb Berani melawan guruc Merusak lingkungand Berbohong kepada orang tua
Sifat yang perlu kita teladani dari para pahlawan adalah ...a Menghargai keputusanb Berani melakukan kesalahanc Menolong pencurid Rela disalahkan
105
Lampiran 3. (Lanjutan)
(a) (b) (c)
18 Tokoh yang mendengar berita Jepang menyerah pada Sekutu dan mendesak Soekarno - Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan adalah ...
Tokoh yang mendesak Soekarno - Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan adalah ...
22 Dua kota di Jepang yang di bom atom oleh sekutu adalah...a Fuji dan Orochib Nagasaki dan fujic Hiroshima dan Orochid Hiroshima dan Nagasaki
Kota di jepang yang dibom atom oleh sekutu pada tanggal 6 Agustus 1945 adalah ...
a Fujib Nagasakic Orochid Hiroshima
24 Selain Soekaro dan Hatta, siapa tokoh yang ikut serta dalam merumuskan proklamasi ...a Fatmawatib Ahmad Soebarjoc Laksamana Maedad Agus Salim
Berikut adalah tokoh yang merumuskan proklamasi adalah, kecuali ...
a Ahmad Soebarjob Sayuti Melikc Ir. Soekarnod Muh. Hatta
33 b Austria, Belgia, dan Amerika Serikat
b Rusia, Belgia, dan Amerika Serikat
35 Pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar, adalah ...a Sultan Hamid IIb Sutan Syahrirc Sultan Hamengku Buwono
IXd Mohammad Hatta
Delegasi Indonesia yang ikut serta dalam KMB (Konferensi Meja Bundar) di ketuai oleh ...
a Sultan Hamid IIb Sutan Syahrirc Sultan Hamengku Buwono IXd Mohammad Hatta
106
Lampiran 4. Soal Setelah Direvisi
INSTRUMEN SOAL PENELITIANUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
Jalan Dadaha No. 18 Telp. (0265) 331860 Tasikmalaya 46115
IV. Tujuan dan Petunjuk1. Soal ini bertujuan ilmiah, disebarkan untuk mengumpulkan data dalam
rangka studi kesarjanaan (S1) di Pendidikan Guru Sekolah Dasar.2. Mulailah dengan membaca “Bismillahirohmanirrohim”!3. Baca setiap soal dengan cermat, tanyakan kepada guru jika ada maksud
soal kurang jelas!4. Jawablah soal dengan cara memberi tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d
yang merupakan jawaban benar!5. Atas segala perhatian dan partisipasinya peneliti ucapkan terima kasih.
V. Biodata SiswaMata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Alokasi waktu : 60 menit
Nama siswa : __________________________________________
No. Absen : __________________________________________
VI. Soal1. Kemerdekaan Indonesia sudah
dipersiapkan sejak ...a. pasukan Jepang terdesak
oleh pasukan Sekutub. Jepang masuk Indonesiac. Inggris menduduki Indonesiad. Jauh sebelum kemerdekaan
Indonesia
2. Tujuan Perdana Menteri Koiso mengumumkan Indonesia akan diberi kemerdekaan di kemudian hari adalah ...a. agar rakyat Indonesia
bahagia
b. agar tentara Sekutu tidak disambut sebagai pembebas tetapi penyerbu
c. agar para tokoh mempersiapkan diri dalam pencalonan presiden
d. agar rakyat berterimakasih pada Jepang
3. Berikut adalah anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), kecuali...a. Itibangase Yosiob. Radjiman Wedyodiningratc. Soekarnod. Sutan Syahrir
107
4. Jenderal Kuniaki Koiso mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan setelah ...a. bangsa Indonesia mandirib. tercapai kemenangan akhir
dalam perang Asia Timur Raya
c. bangsa Indonesia membantu melawan Sekutu
d. BPUPKI selesai melakukan tugasnya
5. Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah ...a. Soekarnob. Drs. Mohammad Hattac. Ahmad Subarjo d. Radjiman Wedyodiningrat
6. Pernyataan tentang PPKI berikut ini yang benar adalah ...a. PPKI diterima secara total
oleh rakyat Indonesiab. PPKI dibentuk sebelum
BPUPKIc. PPKI berjasa dalam
menyiapkan UUD bagi negara Indonesia
d. PPKI tidak berhasil mengesahkan UUD
7. Sidang PPKI 19 Agustus 1945 memutuskan wilayah Indonesia dibagi menjadi ...a. enam provinsib. enam negara bagianc. delapan provinsid. delapan negara bagian
8. Berikut ini tokoh yang mengusulkan dasar-dasar negara adalah ...a. Ahmad Subarjob. Muhammad Yaminc. Mohammad Hattad. Wachid Hasyim
9. Berikut adalah cara mengenang jasa para pahlawan, kecuali...a. Mengikuti upacara benderab. Menamai jalan dengan nama
pahlawanc. Berziarah ketaman makam
pahlawan d. Melakukan latihan militer
10. Mengikuti upacara bendera adalah salah satu cara untuk ...a. Menghormati pembina
upacarab. Mengikuti peraturanc. Mengenang jasa para
pahlawand. Menghormati presiden
11. Ketua Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar adalah ...a. Ahmad Subarjob. Muhammad Yaminc. Radjiman Wedyodiningratd. Supomo
12. Sidang pertama dilaksanakan PPKI adalah tanggal ...a. 18 Agustus 1945b. 19 Agustus 1945c. 20 Agustus 1945d. 21 Agustus 1945
108
Lampiran 4. (Lanjutan)
13. Pada tanggal 23 Agustus 1945 presiden Soekarno mengumumkan terbentuknya tiga Badan/Lembaga Negara, yaitu...a. PPKI, BPUPKI, dan PKIb. KNI, PKI, dan PPKIc. KNI, PNI, dan BKRd. BKR, PKI, dan PNI
14. Hasil kerja Panitia Sembilan BPUPKI pada tanggal 22 Juni 1945 adalah ...a. Piagam Jakartab. Pembukaan UUDc. Lembaga Negarad. Pembagian Provinsi
15. Sifat yang perlu kita teladani dari para pahlawan adalah ...a. Menghargai keputusanb. Berani melakukan kesalahanc. Menolong pencurid. Rela disalahkan
16. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal ... .a. 6 Agustus 1945b. 9 Agustus 1945c. 17 Agustus 1945d. 14 Agustus 1945
17. Menjelang Indonesia merdeka, yang menjadi panglima tentara Jepang di Asia Tenggara adalah ... .a. Jenderal Terauchib. Laksamana Maedac. Mayor Jenderal Nishimurad. Shigetada Nishijima
18. Tokoh yang mendesak Soekarno - Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan adalah ...a. Chaerul Salehb. Ahmad Soebardjoc. Sutan Sjahrird. Wikana
19. Teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dirumuskan di rumah ... .a. Ir. Soekarnob. Drs. Moh Hattac. Laksamana Maedad. Ahmad Subarjo
20. Teks proklamasi yang telah disetujui diketik oleh ...a. Mohammad Hattab. Sayuti Melikc. B. M. Diahd. S. Suhud
21. Pengibaran Sang Saka Merah Putih setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh ...a. S. Suhud dan Latifb. Wikana dan Darwisc. Sayuti Melik dan Latifd. Chaerul Saleh dan Margono
22. Kota di jepang yang dibom atom oleh sekutu pada tanggal 6 Agustus 1945 adalah ... a. Fujib. Nagasakic. Orochid. Hiroshima
109
Lampiran 4. (Lanjutan)
23. Untuk menghindari pengaruh Jepang, Soekarno - Hatta diamankan oleh golongan muda di ...a. Rengasdengklokb. Bukitinggic. Tasikmalayad. Surabaya
24. Berikut adalah tokoh yang merumuskan proklamasi adalah, kecuali ...a. Ahmad Soebarjob. Sayuti Melikc. Ir. Soekarnod. Muh. Hatta
25. Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dijahit oleh ... .a. Ibu Fatmawatib. Sayuti Melikc. Ibu Inggitd. Cudanco Latif
26. Pemimpin pasukan Sekutu yang tewas dalam peristiwa 30 Oktober 1945 di Surabaya, adalah ... .a. Kolonel Huiyerb. Brigjen Bethelc. Brigjen Mallabyd. Brigjen T. E. D. Kelly
27. Untuk mengenang petempuran di Surabaya, pada tanggal 10 November diperingati sebagai hari ...a. Pahlawanb. Infantri
c. Kebangkitan Nasionald. Sumpah Pemuda
28. Tokoh yang mengobarkan semangat perjuangan rakyat Surabaya lewat pidato-pidatonya adalah ... .a. Ir. Soekarnob. Bung Tomoc. Jenderal Sudirmand. Mohammad Toha
29. Komandan Resimen Banyumas yang gugur dalam Pertempuran Ambarawa adalah ... .a. Letkol M. Sarbinib. Kol Sudirmanc. Letkol Isdiman d. Sastrodiharjo
30. Pemimpin TKR Sumatra Timur yang terbentuk pada tanggal 10 Oktober 1945, adalah ...a. Achmad Tahirb. Kol A. H. Nasutionc. Mr. Amir Syarifudind. Teuku Mohammad Hasan
31. Pertempuran Margarana di Bali dipimpin oleh ...a. Letkol M. Sarbinib. I Gusti Ketut Jelantikc. Letkol I Gusti Ngurah Raid. Robert Wolter Mongisidi
32. Dalam perundingan Linggajati, wakil Indonesia dipimpin oleh ...a. Sutan Syahrir b. Soekarnoc. Mohammad Hattad. Amir Syarifudin
110
Lampiran 4. (Lanjutan)
33. Untuk membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda, PBB membentuk KTN yang terdiri atas ... .a. Australia, Belgia, dan
Swediab. Rusia, Belgia, dan Amerika
Serikatc. Amerika Serikat, Swedia,
dan Belgiad. Australia, Belgia, dan
Amerika Serikat
34. Sebelum ditangkap, Presiden Soekarno membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia dengan ibu kota ...a. Bukitinggib. Jakartac. Medand. Yogyakarta
35. Delegasi Indonesia yang ikut serta dalam KMB (Konferensi Meja Bundar) di ketuai oleh ...a. Sultan Hamid IIb. Sutan Syahrirc. Sultan Hamengku Buwono
IXd. Mohammad Hatta
36. Upacara pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Pemerintah Belanda dilakukan serentak di Belanda dan di Indonesia pada tanggal ...a. 17 Agustus 1945b. 27 Desember 1949c. 18 Agustus 1945d. 17 Desember 1949
37. Tentara Sekutu yang datang ke Indonesia diberi tugas untuk melucuti tentara ...a. Jepangb. Indonesiac. Belanda d. Amerika
38. Sebelum dikosongkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang. Peristiwa ini dikenal dengan nama ...a. Bandung Membarab. Halo-halo Bandungc. Bandung Terbakar d. Bandung Lautan Api
39. Dalam Agresi Militer Belanda II, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan pemimpin-pemimpin lainnya ditangkap dan diasingkan ke ...a. Belandab. Bangkac. Diguld. Bengkulu
40. Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renville diketuai oleh ...a. Amir Syarifuddinb. Sutan Syahrirc. Mohammad Rumd. Mohammad Hatta
~~~Selamat Mengerjakan~~~
111
Lampiran 4. (Lanjutan)
Lampiran 5. Kunci Jawaban
Kunci Jawaban
1. A 11. D 21. A 31. C
2. B 12. A 22. D 32. A
3. D 13. C 23. A 33. D
4. B 14. A 24. B 34. A
5. A 15. A 25. A 35. D
6. A 16. D 26. C 36. B
7. C 17. A 27. A 37. A
8. B 18. C 28. B 38. D
9. D 19. C 29. C 39. B
10. C 20. B 30. A 40. A
112
Lampiran 6. Format Instrumen Lembar ObservasiLEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN APERSEPSI
Nama Peneliti : ____________________________ Hari/ Tanggal : _____________________________
Mata Pelajaran : ____________________________ Sekolah : _____________________________
Pokok Bahasan : ____________________________ Kelas :______________________________
NoVariabel Apersepsi
IndikatorPenilaian
KomentarSangat kurang
kurang sedang baikSangat
baik
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)
1Menciptakan
Zona Alpa
Menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan
Menarik perhatian siswa
Melakukan interaksi dua arah
Memotivasi siswa
113
Lampiran 6. (Lanjutan)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)
2 Warmer
Menilai tugas pelajaran yang sudah diajarkan
Mengingat pelajaran lalu
Tanya-jawab pelajaran yang lalu
Memberikan komentar terhadap jawaban siswa
Menjelaskan sedikit pelajaran yang sudah diajarkan
3 Pre-Teach
Mengecek kehadiran siswa
Mengkondisikan siswa
Menjelaskan aturan
114
Lampiran 6. (Lanjutan)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)
4 Scane Setting
Mengaitkan pelajaran lalu dengan pelajaran yang akan diajarkan
Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
Merangsang siswa untuk melibatkan sebanyak mungkin inderanya
Keterangan: Indikator dikembangkan berdasarkan pendapat penulis yang dikembangkan dari sumber-sumber apersepsi menurut Chatib (2012: 87-117).
Bobot Penilaian:Sangat baik = 5Baik = 4Sedang = 3kurang = 2Sangat kurang = 1
Tasikmalaya,____________________2012
Observer,
(______________________________)
115
Lampiran 7. Hasil Uji Instrumen Soal
TabelHasil Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal
No. Item
Hasil Perhitungan Uji Validitas Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas
rhitung rtabel Uji Validitas KeteranganNilai Alpha Cronbach
Nilai Alpha if Item Deleted
Keterangan
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)
1 0,855 0,329 Valid Sangat tinggi 0,871 0,857 Reliabel
2 0,848 0,329 Valid Sangat tinggi 0,871 0,857 Reliabel
3 0,048 0,329 Tidak Valid Sangat rendah 0,871 0,874 Tidak Reliabel
4 0,807 0,329 Valid Sangat tinggi 0,871 0,858 Reliabel
5 0,457 0,329 Valid Cukup 0,871 0,867 Reliabel
6 0,513 0,329 Valid Cukup 0,871 0,866 Reliabel
7 0,454 0,329 Valid Cukup 0,871 0,867 Reliabel
8 0,452 0,329 Valid Cukup 0,871 0,867 Reliabel
9 0,421 0,329 Valid Cukup 0,871 0,868 Reliabel
10 0,207 0,329 Tidak Valid Rendah 0,871 0,872 Tidak Reliabel
11 0,126 0,329 Tidak Valid Sangat rendah 0,871 0,874 Tidak Reliabel
12 0,193 0,329 Tidak Valid Sangat rendah 0,871 0,871 Reliabel
116
13 0,337 0,329 Valid Cukup 0,871 0,870 Reliabel
14 0,246 0,329 Tidak Valid Rendah 0,871 0,871 Reliabel
15 0,206 0,329 Tidak Valid Rendah 0,871 0,872 Tidak Reliabel
16 0,825 0,329 Valid Sangat tinggi 0,871 0,858 Reliabel
17 0,332 0,329 Valid Rendah 0,871 0,870 Reliabel
18 0,258 0,329 Tidak Valid Rendah 0,871 0,871 Reliabel
19 0.459 0,329 Valid Cukup 0,871 0,885 Tidak Reliabel
Lampiran 7. (Lanjutan)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)
20 0,577 0,329 Valid Cukup 0,871 0,865 Reliabel
21 0,340 0,329 Valid Cukup 0,871 0,869 Reliabel
22 0,154 0,329 Tidak Valid Sangat rendah 0,871 0,872 Tidak Reliabel
23 0,751 0,329 Valid Tinggi 0,871 0,861 Reliabel
24 0,219 0,329 Tidak Valid Rendah 0,871 0,871 Reliabel
25 0,346 0,329 Valid Rendah 0,871 0,869 Reliabel
26 0,506 0,329 Valid Cukup 0,871 0,866 Reliabel117
27 0,319 0,329 Tidak Valid Rendah 0,871 0,869 Reliabel
28 0,615 0,329 Valid Tinggi 0,871 0,863 Reliabel
29 0,480 0,329 Valid Cukup 0,871 0,867 Reliabel
30 0,579 0,329 Valid Cukup 0,871 0,864 Reliabel
31 0,381 0,329 Valid Rendah 0,871 0,869 Reliabel
32 0,415 0,329 Valid Cukup 0,871 0,868 Reliabel
33 0,287 0,329 Tidak Valid Rendah 0,871 0,870 Reliabel
34 0,673 0,329 Valid Tinggi 0,871 0,862 Reliabel
35 0,048 0,329 Tidak Valid Sangat rendah 0,871 0,877 Tidak Reliabel
36 0,414 0,329 Valid Cukup 0,871 0,868 Reliabel
37 0,332 0,329 Valid Rendah 0,871 0,869 Reliabel
38 0,372 0,329 Valid Rendah 0,871 0,869 Reliabel
39 0,585 0,329 Valid Sangat rendah 0,871 0,864 Reliabel
40 0,450 0,329 Valid Cukup 0,871 0,867 Reliabel
118
Lampiran 8. Data Siswa Kelas V.a (Kelas Eksperimen)
Tabel Data siswa kelas V.a SD Negeri Perumnas 2
(Kelas Eksperimen)
No Absen Kode Siswa Nama Siswa Jenis Kelamin
1 E-1 Rahma Putri Sukma Perempuan
2 E-2 Adisti Ramadhani Perempuan
3 E-3 Aksami Anggana K Laki-laki
4 E-4 Alma Hafitri Dinanti Perempuan
5 E-5 Alvi Syahrani Perempuan
6 E-6 Anisa Sabila Perempuan
7 E-7 Azmi Fahmasari Perempuan
8 E-8 Bambang Ahadiat Laki-laki
9 E-9 Dian Darmana Laki-laki
10 E-10 Elwan Naoval Hapid Laki-laki
11 E-11 Evi Sofiany Perempuan
12 E-12 Fahri Syamsi n Laki-laki
13 E-13 Farhan Randana Laki-laki
14 E-14 Fitria Tri Ramadhani Perempuan
15 E-15 Gina Sonia Perempuan
16 E-16 Giri Santo Kurniawan Laki-laki
17 E-17 Ilham Akbar Saefulloh Laki-laki
18 E-18 Irma Pujianti Perempuan
19 E-19 Irsalina Putri lukito Perempuan
20 E-20 Larkin Baharudin Syach Laki-laki
21 E-21 Alisa Putri Dierayani Perempuan
22 E-22 Galih Ervianto Laki-laki
23 E-23 Wildan Laki-laki
24 E-24 Ahmadin Laki-laki
25 E-25 Muh. Ridwan Laki-laki
26 E-26 Fahri Husen Laki-lakiSumber : Dokumen SD Negeri Perumnas 2 bulan April 2012
119
Lampiran 9. Data Siswa Kelas V.b (Kelas Kontrol)
Tabel Data siswa kelas V.b SD Negeri Perumnas 2
(Kelas Kontrol)
No Absen Kode Siswa Nama Siswa Jenis Kelamin
1 K-1 Linda Nur Fauzi Perempuan
2 K-2 Muhamad Alif Arkhan Laki-laki
3 K-3 M. Rizki Fauzi Laki-laki
4 K-4 Nindi Herlani Perempuan
5 K-5 Nisa Ardila Solli Putri Perempuan
6 K-6 Nurul Asri Aeni Perempuan
7 K-7 Raisa Yuliana Perempuan
8 K-8 Rajah Arohman Laki-laki
9 K-9 Ramdani Tahrim Fajar Laki-laki
10 K-10 Rega Restiyan Perempuan
11 K-11 Reza Muhammad a Laki-laki
12 K-12 Riyadh Hazza Muntaha Laki-laki
13 K-13 Selma Rahmadia Rahayu Perempuan
14 K-14 Sheila Afianti Perempuan
15 K-15 Silvya Nur Septiani Perempuan
16 K-16 Tasya Sudjiawati Perempuan
17 K-17 Tasya Syahwa Maurizki Perempuan
18 K-18 Tomi Tirta Subagja Laki-laki
19 K-19 Wina Amalia Perempuan
20 K-20 Windi Ramdani Perempuan
21 K-21 Yanuar Bangun N. C. Laki-laki
22 K-22 Yudha Putra Prawira Laki-laki
23 K-23 Zenal Mutaqin Laki-laki
24 K-24 Andrianto Laki-laki
25 K-25 Azmi Avzan Qasmal Laki-laki
26 K-26 Salma Rahmawati PerempuanSumber : Dokumen SD Negeri Perumnas 2 bulan April 2012
120
Lampiran 10. Tabulasi Data Instrumen Tes Tertulis (Soal)
PRETES KELAS EKSPERIMEN
KODE SISWA
NOMOR SOAL
Jumlah01
02 0304
0506
0708
0910
11 1213
1415
1617
1819
20 2122
2324
2526
2728
29 3031
3233
3435
3637
38 3940
E-1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 16
E-2 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 28
E-3 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 29
E-4 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 18
E-5 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 31
E-6 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 27
E-7 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 24
E-8 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 28
E-9 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 25
E-10 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 28
E-11 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 24
E-12 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
E-13 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 32
E-14 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 22
E-15 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 22
E-16 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 27
E-17 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 29
E-18 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 14
E-19 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 22
E-20 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 19
E-21 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 15
E-22 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 17
E-23 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 20
E-24 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 18
E-25 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 14
E-26 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 16
121
Lampiran 10. (Lanjutan)
POSTES KELAS EKSPERIMEN
KODE SISW
A
NOMOR SOALJumla
h01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
E-1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 36
E-2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 35
E-3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 35
E-4 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
E-5 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36
E-6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 36
E-7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 37
E-8 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 31
E-9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 38
E-10 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36
E-11 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 30
E-12 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36
E-13 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 38
E-14 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 35
E-15 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38
E-16 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 36
E-17 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36
E-18 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 29
E-19 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 32
E-20 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
E-21 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 27
E-22 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 32
E-23 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 31
E-24 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31
E-25 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 22
E-26 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 28
122
Lampiran 10. (Lanjutan)
PRETES KELAS KONTROL
KODE SISWA
NOMOR SOAL
Jumlah01
0203
0405
0607
0809
1011
1213
1415
1617
1819
2021
22 2324
2526
2728
2930
3132
3334
3536
3738
3940
K-1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 29
K-2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 24
K-3 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 17
K-4 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 23
K-5 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 13
K-6 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 18
K-7 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 28
K-8 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 15
K-9 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 29
K-10 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 25
K-11 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 21
K-12 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 18
K-13 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 18
K-14 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 22
K-15 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
K-16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 32
K-17 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 28
K-18 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 29
K-19 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26
K-20 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 12
K-21 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 26
K-22 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 15
K-23 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 14
K-24 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 29
K-25 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 19
K-26 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 23
123
Lampiran 10. (Lanjutan)
POSTES KELAS KONTROL
KODE SISWA
NOMOR SOALJumla
h01
0203
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
K-1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 32
K-2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 27
K-3 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 21
K-4 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 29
K-5 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 16
K-6 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 21
K-7 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 35
K-8 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 15
K-9 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
K-10 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29
K-11 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 23
K-12 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 19
K-13 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 20
K-14 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 24
K-15 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
K-16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 32
K-17 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
K-18 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 31
K-19 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
K-20 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 18
K-21 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 30
K-22 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21
K-23 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 20
K-24 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 35
K-25 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 24
K-26 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 31
124
Lampiran 10. (Lanjutan)
TabelRekapitulasi Skor Gain pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Kode Siswa Pretes Postes Gain Kode Siswa Pretes Postes Gain
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)
E-1 16 36 20 K-1 29 32 3
E-2 28 35 7 K-2 24 27 3
E-3 29 35 6 K-3 17 21 4
E-4 18 33 15 K-4 23 29 6
E-5 31 36 5 K-5 13 16 3
E-6 27 36 9 K-6 18 21 3
E-7 24 37 13 K-7 28 35 7
E-8 28 31 3 K-8 15 15 0
E-9 25 38 13 K-9 29 33 4
E-10 28 36 8 K-10 25 29 4
E-11 24 30 6 K-11 21 23 2
E-12 29 36 7 K-12 18 19 1
125
Lampiran 10. (Lanjutan)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)
E-13 32 38 6 K-13 18 20 2
E-14 22 35 13 K-14 22 24 2
E-15 22 38 16 K-15 29 33 4
E-16 27 36 9 K-16 32 32 0
E-17 29 36 7 K-17 28 32 4
E-18 14 29 15 K-18 29 31 2
E-19 22 32 10 K-19 26 32 6
E-20 19 26 7 K-20 12 18 6
E-21 15 27 12 K-21 26 30 4
E-22 17 32 15 K-22 15 21 6
E-23 20 31 11 K-23 14 20 6
E-24 18 31 13 K-24 29 35 6
E-25 14 22 8 K-25 19 24 5
E-26 16 28 12 K-26 23 31 8
126
Lampiran 11. Tabulasi Data Instrumen Observasi
No
Variabel Apersepsi
Indikator
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pertemuan Ke-Rata-rata
Pertemuan Ke-Rata-rata
1 2 1 2
1Menciptakan
Zona Alpa
1. Menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan 4 4 4 2 1 1,5
2. Menarik perhatian siswa 5 5 5 2 2 2
3. Melakukan interaksi dua arah 5 5 5 2 1 2
4. Memotivasi siswa 5 5 5 2 2 2
2 Warmer
5. Menilai tugas pelajaran yang sudah diajarkan 3 5 4 2 1 26. Mengingat pelajaran lalu 5 5 5 2 1 27. Tanya-jawab pelajaran yang lalu 5 5 5 2 1 28. Memberikan komentar terhadap jawaban siswa 4 4 4 1 1 19. Menjelaskan sedikit pelajaran yang sudah diajarkan 3 4 3,5 2 2 2
3 Pre-Teach10. Mengecek kehadiran siswa 5 5 5 1 1 111. Mengkondisikan siswa 5 5 5 2 2 212. Menjelaskan aturan 3 4 3,5 1 1 1
4 Scane Setting13. Mengaitkan pelajaran lalu dengan pelajaran yang akan diajarkan 5 4 4,5 1 2 1,514. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya 5 5 5 2 1 215. Merangsang siswa untuk melibatkan sebanyak mungkin inderanya 5 5 5 1 1 1
Jumlah 67 70 68,5 25 20 22,5
Rata-Rata 4,47 4,67 4,57 1,67 1,33 1,50
Persentase89,33
%93,33% 91,33% 33,33% 26,67% 30,00%
127
Lampiran 12. Hasil Analisis Data menggunakan SPSS 16.0
1. Uji Normalitas
Langkahnya adalah sebagai berikut : Analyze - Descriptive Statistics -
Eksplore - Pada kotak dialog Plots, tandai (√) pada bagian Normality plots
with tests - Continue - Ok. Sehingga muncul output sebagai berikut:
Tests of Normality
Gain
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil Belajar Kelas
Eksperimen.130 26 .200* .960 26 .389
Kelas Kontrol .150 26 .135 .958 26 .350
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Sedangkan untuk melihat histogram data berdistribusi normal langkahnya
adalah sebagai berikut : Analyze - Descriptive Statistics - Frequencies -
kotak dialog Chart tandai (√) pada bagian Histogram With Normal Curve -
Continue - Ok. Sehingga muncul output sebagai berikut:
Frequencies
Statistics
Gain Kelas
Eksperimen
Gain Kelas
Kontrol
N Valid 26 26
Missing 0 0
128
Gain Kelas Eksperimen
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid 3 1 3.8 3.8 3.8
5 1 3.8 3.8 7.7
6 3 11.5 11.5 19.2
7 4 15.4 15.4 34.6
8 2 7.7 7.7 42.3
9 2 7.7 7.7 50.0
10 1 3.8 3.8 53.8
11 1 3.8 3.8 57.7
12 2 7.7 7.7 65.4
13 4 15.4 15.4 80.8
15 3 11.5 11.5 92.3
16 1 3.8 3.8 96.2
20 1 3.8 3.8 100.0
Total 26 100.0 100.0
Gain Kelas Kontrol
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid 0 2 7.7 7.7 7.7
1 1 3.8 3.8 11.5
2 4 15.4 15.4 26.9
3 4 15.4 15.4 42.3
4 6 23.1 23.1 65.4
5 1 3.8 3.8 69.2
6 6 23.1 23.1 92.3
7 1 3.8 3.8 96.2
8 1 3.8 3.8 100.0
Total 26 100.0 100.0
129
130
2. Uji Linieritas
Langkahnya adalah sebagai berikut : Analyze - Compare Means - Means -
Pada kotak dialog Options tandai (√) bagian test for linierity - Continue - Ok.
Sehingga muncul output sebagai berikut:
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Gain * Kelas
Eksperimen
dan Kelas
Kontrol
Between
Groups
(Combined) 8.233 16 .515 3.778 .001
Linearity 6.440 1 6.440 47.289 .000
Deviation from
Linearity1.793 15 .120 .878 .593
Within Groups 4.767 35 .136
Total 13.000 51
3. Uji Korelasi
Langkahnya adalah sebagai berikut : Analyze - Correlate - Bivariate - Ok.
Sehingga muncul output sebagai berikut:
Correlations
Gain Kelas Eksperimen Gain Kelas Kontrol
Gain Kelas Eksperimen Pearson Correlation 1 .359
Sig. (2-tailed) .071
N 26 26
Gain Kelas Kontrol Pearson Correlation .359 1
Sig. (2-tailed) .071
N 26 26
131
Lampiran 13. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SD Negeri Perumnas 2Mata pelajaran : IPSKelas/semester : V.a/2Hari/tanggal : Jum’at/27 April 2012Alokasi waktu : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia.
C. Indikator2.2.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan
kemerdekaan.2.2.2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan. 2.2.3. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.2.2.4. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan.
D. Tujuan PembelajaranMelalui kegiatan diskusi peserta didik dapat:1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan.2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan. 3. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.4. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan
kemerdekaan.
Karakter yang dikembangkan1. Religius 4 Jujur2. Disiplin 5 Tanggung jawab3. Percaya diri
E. Materi Pokok (terlampir)Perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
F. Metode Pembelajaran1. Diskusi2. Ceramah3. Pemberian Tugas
132
G. Langkah-Langkah Pembelajaran1. Kegiatan Pendahuluan (± 20 Menit)
- Guru mengecek kebersihan dan kerapian kelas (disiplin).- Siswa beserta guru melakukan do’a bersama sebelum belajar (religius).- Guru mengabsen kehadiran siswa (disiplin).- Siswa dibimbing oleh guru untuk melakukan Brain Gym berupa “senam
otak” yaitu serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana (percaya diri).
- Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
- Guru menilai tugas pelajaran yang sudah diajarkan (disiplin).- Guru menjelaskan dan memberikan komentar terhadap jawaban siswa.- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri).- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Kegiatan Inti (± 40 Menit)Eksplorasi - Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab berkaita tentang Perjuangan
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia (percaya diri).- Guru menunjukan gambar tokoh-tokoh yang berperan dalam
perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.- Siswa dibimbing oleh guru untuk menyebutkan nama dari gambar
tokoh yang guru tunjukan, dan siswa menjelaskan peranan tokoh tersebut dalam perjuangan mempersiapkan kemerdekaan (percaya diri).
Elaborasi- Siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kelompok yang
beranggotakan 5/6 siswa (disiplin dan tanggung jawab).- Setiap kelompok mendapatkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). - Siswa melakukan diskusi dalam tiap kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang tersedia di LKPD (disiplin).- Kelompok yang pertama mengumpulkan LKPD dan menjawab benar
setiap pertanyaan mendapatkan ”cap prestasi” (percaya diri dan jujur)- Kelompok yang mendapatkan “cap prestasi” paling banyak akan
mendapatkan reward (percaya diri).Konfirmasi- Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab untuk memberikan
konfirmasi/meluruskan kesalahan ketika diskusi (percaya diri).- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri).- Guru memberikan umpan balik berupa penguatan positif kepada siswa
atas aktivitas selama pembelajaran (percaya diri).- Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi dari
pembelajaran yang sudah dilaksanakan (disiplin dan percaya diri).3. Kegiatan Penutup (± 10 Menit)
- Guru memberikan penugasan kepada siswa berupa PR (Pekerjaan Rumah) (disiplin).
- Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan “Hamdallah” (religius).
133
Lampiran 13. (Lanjutan)
H. Alat, media, dan Sumber Pembelajaran1. Sumber pembelajaran
Buku : Ilmu Pengetahuan SosialKarangan : Endang Susilaningsih
Linda S. LimbongPenerbit : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan NasionalTahun : 2008Halaman : 157-176
2. Media pembelajaranGambar Tokoh-tokoh yang berperan dalam perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
I. Evaluasi Teknik : Tes TertulisBentuk : UraianInstrumen : Soal (Terlampir)
Tasikmalaya, 27 April 2012
Peneliti,
Muh. Shirli Gumilang NIM 0804719
Guru Kelas V.a,(Observer)
Nuni Tri Wahyuni, S.Pd.
134
Lampiran 13. (Lanjutan)
Materi Pokok
PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Ada banyak hal yang harus dipersiapkan ketika sebuah negara baru berdiri. Tugas berat ini diemban oleh pemimpin-pemimpin bangsa yang duduk menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). BPUPKI bertugas mempelajari dan meneyelidiki hal-hal penting untuk mendirikan Indonesia merdeka. BPUPKI diketuai oleh Dr. K.R.T Rajiman Wedyodiningrat.
BPUPKI mengadakan dua kali masa sidang resmi. Selama masa ini, dengan sungguh-sungguh memikirkan bentuk negara yang akan segera berdiri. BPUPKI akhirnya menghasilkan Rancangan Undang-Undang Dasar 1945. PPKI dibentuk setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya. PPKI diketuai oleh Ir. Sukarno. Lembaga ini bertugas mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan masalah ketatanegaraan bagi Indonesia baru. PPKI melakukan beberap kali persidangan. Hasil persidangan PPKI, antara lain: mengesahkan UUD 1945, memilih Presiden dan Wakil Presiden, membentuk 12 departemen, dan menetapkan pembagian wilayah negara RI menjadi 8 provinsi.
Bentuk negara dan dasar negara dibahas secara sungguh-sungguh oleh anggota BPUPKI dan PPKI. Banyak tokoh yang mengusulkan bentuk negara. Selain itu, ada tiga tokoh yang mengusulkan dasar negara, yaitu Mohammad Yamin, Supomo, dan Sukarno. Nama “Pancasila” untuk dasar negara diusulkan oleh Ir. Sukarno. Rumusan dasar negara, Pancasila, terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Rumusan itu bukan rumusan dasar negara yang diusulkan Mohammad Yamin, Supomo, maupun Sukarno. Rumusan dasar negara dalam Pembukaan UUD 1945 berbunyi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.3. Persatuan Indonesia.4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
135
Lampiran 13. (Lanjutan)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Nama Kelompok : __________________________________
Ketua : __________________________________
Anggota : __________________________________
__________________________________
__________________________________
__________________________________
__________________________________
136
Lampiran 13. (Lanjutan)
SOAL
Nama : _________________No. Absen : _________________Kelas : _________
1. Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah ...
2. Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah ...3. Sidang PPKI 19 Agustus 1945 memutuskan wilayah Indonesia dibagi
menjadi ...4. Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar diketuai oleh ...5. Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ...
137
Lampiran 13. (Lanjutan)
Lampiran 14. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SD Negeri Perumnas 2Mata pelajaran : IPSKelas/semester : V.a/2Hari/tanggal : Sabtu/28 April 2012Alokasi waktu : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar2.3. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia2.4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
C. Indikator2.3.1. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan2.3.2. Mencari jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan2.4.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka perjuangan
mempertahankan kemerdekaan2.4.2. Menjelaskan beberapa usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan
dalam rangka mempertahankan kemerdekaan2.4.3. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan
D. Tujuan PembelajaranMelalui kegiatan diskusi peserta didik dapat:1. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan2. Mencari jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan3. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka perjuangan mempertahankan
kemerdekaan4. Menjelaskan beberapa usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan dalam
rangka mempertahankan kemerdekaan5. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan
Karakter yang dikembangkan1. Religius 4 Percaya diri2. Disiplin 5 Tanggung jawab3. Rasa hormat
138
E. Materi Pokok (terlampir)Proklamasi dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
F. Metode Pembelajaran1. Diskusi2. Ceramah3. Pemberian Tugas
G. Langkah-Langkah Pembelajaran1. Kegiatan Pendahuluan (± 20 Menit)
- Guru mengecek kebersihan dan kerapian kelas (disiplin).- Siswa beserta guru melakukan do’a bersama sebelum belajar (religius).- Guru mengabsen kehadiran siswa (disiplin).- Siswa dibimbing oleh guru untuk melakukan Ice Breaking berupa
“kekuatan keyakinan” yaitu melatih diri untuk memiliki keyakinan dalam menghadapi ujian dengan cara mematahkan sebatang pensil (percaya diri).
- Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
- Guru menilai tugas pelajaran yang sudah diajarkan (disiplin).- Guru menjelaskan dan memberikan komentar terhadap jawaban siswa.- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri).- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Kegiatan Inti (± 40 Menit)Eksplorasi - Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab berkaita tentang proklamasi
kemerdekaan Indonesia dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia (percaya diri).
- Guru menunjukan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.- Siswa dibimbing oleh guru untuk membacakan teks proklamasi di
depan kelas (percaya diri).Elaborasi- Siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kelompok yang
beranggotakan 5/6 siswa (disiplin dan tanggung jawab).- Setiap kelompok mendapatkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). - Siswa melakukan diskusi dalam tiap kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang tersedia di LKPD (disiplin).- Kelompok yang pertama mengumpulkan LKPD dan menjawab benar
setiap pertanyaan mendapatkan ”cap prestasi” (percaya diri dan jujur)- Kelompok yang mendapatkan “cap prestasi” paling banyak akan
mendapatkan reward (percaya diri).- Kelompok lain memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada
kelompok unggul (rasa hormat).Konfirmasi- Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab untuk memberikan
konfirmasi/meluruskan kesalahan ketika diskusi (percaya diri).
139
Lampiran 14. (Lanjutan)
- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri).- Guru memberikan umpan balik berupa penguatan positif kepada siswa
atas aktivitas selama pembelajaran (percaya diri).- Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi dari
pembelajaran yang sudah dilaksanakan (disiplin dan percaya diri).3. Kegiatan Penutup (± 10 Menit)
- Guru memberikan penugasan kepada siswa berupa PR (Pekerjaan Rumah) (disiplin).
- Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan “Hamdallah” (religius).
H. Alat, media, dan Sumber Pembelajaran1. Sumber pembelajaran
Buku : Ilmu Pengetahuan SosialKarangan : Endang Susilaningsih
Linda S. LimbongPenerbit : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan NasionalTahun : 2008Halaman : 157-176
2. Media pembelajaranGambar teks proklamasi
I. Evaluasi Teknik : Tes TertulisBentuk : UraianInstrumen : Soal (Terlampir)
Tasikmalaya, 28 April 2012
Peneliti,
Muh. Shirli Gumilang NIM 0804719
Guru Kelas V.a,(Observer)
Nuni Tri Wahyuni, S.Pd.
140
Lampiran 14. (Lanjutan)
Materi Pokok
PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
141
Lampiran 14. (Lanjutan)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Nama Kelompok : __________________________________Ketua : __________________________________Anggota : __________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________
142
Lampiran 14. (Lanjutan)
SOAL
Nama : _________________No. Absen : _________________Kelas : _________
1. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal ... 2. Tokoh yang mendesak Soekarno - Hatta segera memproklamasikan
kemerdekaan adalah ...3. Teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dirumuskan di
rumah ... 4. Teks proklamasi yang telah disetujui diketik oleh ...5. Untuk menghindari pengaruh Jepang, Soekarno - Hatta diamankan oleh
golongan muda di ...6. Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia dijahit oleh ... 7. Pemimpin pasukan Sekutu yang tewas dalam peristiwa 30 Oktober 1945 di
Surabaya, adalah ... 8. Untuk mengenang petempuran di Surabaya, pada tanggal 10 November
diperingati sebagai hari ...9. Tokoh yang mengobarkan semangat perjuangan rakyat Surabaya lewat
pidato-pidatonya adalah ... 10. Pertempuran Margarana di Bali dipimpin oleh ...11. Dalam perundingan Linggajati, wakil Indonesia dipimpin oleh ...12. Untuk membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda,
PBB membentuk KTN yang terdiri atas ... 13. Sebelum ditangkap, Presiden Soekarno membentuk Pemerintah Darurat
Republik Indonesia dengan ibu kota ...14. Delegasi Indonesia yang ikut serta dalam KMB (Konferensi Meja Bundar)
di ketuai oleh ...15. Sebelum dikosongkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para
pejuang. Peristiwa ini dikenal dengan nama ...
143
Lampiran 14. (Lanjutan)
Lampiran 15. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SD Negeri Perumnas 2Mata pelajaran : IPSKelas/semester : V.b/2Hari/tanggal : Jum’at/04 Mei 2012Alokasi waktu : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia.
C. Indikator2.3.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan
kemerdekaan.2.3.2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan. 2.3.3. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.2.3.4. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan.
D. Tujuan PembelajaranMelalui kegiatan diskusi peserta didik dapat:1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan.2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan. 3. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.4. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan
kemerdekaan.
Karakter yang dikembangkan1. Religius 4 Jujur2. Disiplin 5 Tanggung jawab3. Percaya diri
E. Materi Pokok (terlampir)Perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
F. Metode Pembelajaran1. Diskusi2. Ceramah3. Pemberian Tugas
144
G. Langkah-Langkah Pembelajaran1. Kegiatan Pendahuluan (± 20 Menit)
- Guru mengecek kebersihan dan kerapian kelas (disiplin).- Siswa beserta guru melakukan do’a bersama sebelum belajar (religius).- Guru mengabsen kehadiran siswa (disiplin).
2. Kegiatan Inti (± 40 Menit)Eksplorasi - Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab berkaita tentang Perjuangan
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia (percaya diri).- Guru menunjukan gambar tokoh-tokoh yang berperan dalam
perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.- Siswa dibimbing oleh guru untuk menyebutkan nama dari gambar
tokoh yang guru tunjukan, dan siswa menjelaskan peranan tokoh tersebut dalam perjuangan mempersiapkan kemerdekaan (percaya diri).
Elaborasi- Siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kelompok yang
beranggotakan 5/6 siswa (disiplin dan tanggung jawab).- Setiap kelompok mendapatkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). - Siswa melakukan diskusi dalam tiap kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang tersedia di LKPD (disiplin).- Kelompok yang pertama mengumpulkan LKPD dan menjawab benar
setiap pertanyaan mendapatkan ”cap prestasi” (percaya diri dan jujur)- Kelompok yang mendapatkan “cap prestasi” paling banyak akan
mendapatkan reward (percaya diri).Konfirmasi- Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab untuk memberikan
konfirmasi/meluruskan kesalahan ketika diskusi (percaya diri).- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri).- Guru memberikan umpan balik berupa penguatan positif kepada siswa
atas aktivitas selama pembelajaran (percaya diri).- Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi dari
pembelajaran yang sudah dilaksanakan (disiplin dan percaya diri).3. Kegiatan Penutup (± 10 Menit)
- Guru memberikan penugasan kepada siswa berupa PR (Pekerjaan Rumah) (disiplin).
- Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan “Hamdallah” (religius).
H. Alat, media, dan Sumber Pembelajaran1. Sumber pembelajaran
Buku : Ilmu Pengetahuan SosialKarangan : Endang Susilaningsih
Linda S. LimbongPenerbit : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan NasionalTahun : 2008Halaman : 157-176
145
Lampiran 15. (Lanjutan)
2. Media pembelajaranGambar Tokoh-tokoh yang berperan dalam perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
I. Evaluasi Teknik : Tes TertulisBentuk : UraianInstrumen : Soal (Terlampir)
Tasikmalaya, 04 Mei 2012
Peneliti,
Muh. Shirli Gumilang NIM 0804719
Guru Kelas V(Observer)
Didah Wahidah, S.Pd.NIP 19700911 200501 2 004
146
Lampiran 15. (Lanjutan)
Materi Pokok
PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Ada banyak hal yang harus dipersiapkan ketika sebuah negara baru berdiri. Tugas berat ini diemban oleh pemimpin-pemimpin bangsa yang duduk menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). BPUPKI bertugas mempelajari dan meneyelidiki hal-hal penting untuk mendirikan Indonesia merdeka. BPUPKI diketuai oleh Dr. K.R.T Rajiman Wedyodiningrat.
BPUPKI mengadakan dua kali masa sidang resmi. Selama masa ini, dengan sungguh-sungguh memikirkan bentuk negara yang akan segera berdiri. BPUPKI akhirnya menghasilkan Rancangan Undang-Undang Dasar 1945. PPKI dibentuk setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya. PPKI diketuai oleh Ir. Sukarno. Lembaga ini bertugas mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan masalah ketatanegaraan bagi Indonesia baru. PPKI melakukan beberap kali persidangan. Hasil persidangan PPKI, antara lain: mengesahkan UUD 1945, memilih Presiden dan Wakil Presiden, membentuk 12 departemen, dan menetapkan pembagian wilayah negara RI menjadi 8 provinsi.
Bentuk negara dan dasar negara dibahas secara sungguh-sungguh oleh anggota BPUPKI dan PPKI. Banyak tokoh yang mengusulkan bentuk negara. Selain itu, ada tiga tokoh yang mengusulkan dasar negara, yaitu Mohammad Yamin, Supomo, dan Sukarno. Nama “Pancasila” untuk dasar negara diusulkan oleh Ir. Sukarno. Rumusan dasar negara, Pancasila, terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Rumusan itu bukan rumusan dasar negara yang diusulkan Mohammad Yamin, Supomo, maupun Sukarno. Rumusan dasar negara dalam Pembukaan UUD 1945 berbunyi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.3. Persatuan Indonesia.4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
147
Lampiran 15. (Lanjutan)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Nama Kelompok : __________________________________
Ketua : __________________________________
Anggota : __________________________________
__________________________________
__________________________________
__________________________________
__________________________________
148
Lampiran 15. (Lanjutan)
SOAL
Nama : _________________No. Absen : _________________Kelas : _________
1. Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah ...
2. Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah ...3. Sidang PPKI 19 Agustus 1945 memutuskan wilayah Indonesia dibagi
menjadi ...4. Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar diketuai oleh ...5. Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ...
149
Lampiran 15. (Lanjutan)
Lampiran 16. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SD Negeri Perumnas 2Mata pelajaran : IPSKelas/semester : V.b/2Hari/tanggal : Sabtu/05 Mei 2012Alokasi waktu : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar2.3. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia2.4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
C. Indikator2.3.1. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan2.3.2. Mencari jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan2.4.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka perjuangan
mempertahankan kemerdekaan2.4.2. Menjelaskan beberapa usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan
dalam rangka mempertahankan kemerdekaan2.4.3. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan
D. Tujuan PembelajaranMelalui kegiatan diskusi peserta didik dapat:1. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan2. Mencari jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan3. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka perjuangan mempertahankan
kemerdekaan4. Menjelaskan beberapa usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan dalam
rangka mempertahankan kemerdekaan5. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan
Karakter yang dikembangkan1. Religius 4 Percaya diri2. Disiplin 5 Tanggung jawab3. Rasa hormat
150
E. Materi Pokok (terlampir)Proklamasi dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
F. Metode Pembelajaran1. Diskusi2. Ceramah3. Pemberian Tugas
G. Langkah-Langkah Pembelajaran1. Kegiatan Pendahuluan (± 20 Menit)
- Guru mengecek kebersihan dan kerapian kelas (disiplin).- Siswa beserta guru melakukan do’a bersama sebelum belajar (religius).- Guru mengabsen kehadiran siswa (disiplin).- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Kegiatan Inti (± 40 Menit)Eksplorasi - Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab berkaita tentang proklamasi
kemerdekaan Indonesia dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia (percaya diri).
- Guru menunjukan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.- Siswa dibimbing oleh guru untuk membacakan teks proklamasi di
depan kelas (percaya diri).Elaborasi- Siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kelompok yang
beranggotakan 5/6 siswa (disiplin dan tanggung jawab).- Setiap kelompok mendapatkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). - Siswa melakukan diskusi dalam tiap kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang tersedia di LKPD (disiplin).- Kelompok yang pertama mengumpulkan LKPD dan menjawab benar
setiap pertanyaan mendapatkan ”cap prestasi” (percaya diri dan jujur)- Kelompok yang mendapatkan “cap prestasi” paling banyak akan
mendapatkan reward (percaya diri).- Kelompok lain memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada
kelompok unggul (rasa hormat).Konfirmasi- Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab untuk memberikan
konfirmasi/meluruskan kesalahan ketika diskusi (percaya diri).- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri).- Guru memberikan umpan balik berupa penguatan positif kepada siswa
atas aktivitas selama pembelajaran (percaya diri).- Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi dari
pembelajaran yang sudah dilaksanakan (disiplin dan percaya diri).3. Kegiatan Penutup (± 10 Menit)
- Guru memberikan penugasan kepada siswa berupa PR (Pekerjaan Rumah) (disiplin).
- Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan “Hamdallah” (religius).
151
Lampiran 16. (Lanjutan)
H. Alat, media, dan Sumber Pembelajaran1. Sumber pembelajaran
Buku : Ilmu Pengetahuan SosialKarangan : Endang Susilaningsih
Linda S. LimbongPenerbit : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan NasionalTahun : 2008Halaman : 157-176
2. Media pembelajaranGambar teks proklamasi
I. Evaluasi Teknik : Tes TertulisBentuk : UraianInstrumen : Soal (Terlampir)
Tasikmalaya, 05 Mei 2012
Peneliti,
Muh. Shirli Gumilang NIM 0804719
Guru Kelas V(Observer)
Didah Wahidah, S.Pd.NIP 19700911 200501 2 004
152
Lampiran 16. (Lanjutan)
Materi Pokok
PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
153
Lampiran 16. (Lanjutan)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Nama Kelompok : __________________________________Ketua : __________________________________Anggota : __________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________
154
Lampiran 16. (Lanjutan)
SOAL
Nama : _________________No. Absen : _________________Kelas : _________
1. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal ... 2. Tokoh yang mendesak Soekarno - Hatta segera memproklamasikan
kemerdekaan adalah ...3. Teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dirumuskan di rumah ... 4. Teks proklamasi yang telah disetujui diketik oleh ...5. Untuk menghindari pengaruh Jepang, Soekarno - Hatta diamankan oleh
golongan muda di ...6. Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia dijahit oleh ... 7. Pemimpin pasukan Sekutu yang tewas dalam peristiwa 30 Oktober 1945 di
Surabaya, adalah ... 8. Untuk mengenang petempuran di Surabaya, pada tanggal 10 November
diperingati sebagai hari ...9. Tokoh yang mengobarkan semangat perjuangan rakyat Surabaya lewat
pidato-pidatonya adalah ... 10. Pertempuran Margarana di Bali dipimpin oleh ...11. Dalam perundingan Linggajati, wakil Indonesia dipimpin oleh ...12. Untuk membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda, PBB
membentuk KTN yang terdiri atas ... 13. Sebelum ditangkap, Presiden Soekarno membentuk Pemerintah Darurat
Republik Indonesia dengan ibu kota ...14. Delegasi Indonesia yang ikut serta dalam KMB (Konferensi Meja Bundar) di
ketuai oleh ...15. Sebelum dikosongkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang.
Peristiwa ini dikenal dengan nama ...
155
Lampiran 16. (Lanjutan)
Lampiran 17. Administrasi Penelitian
1. Surat Keputusan Direktur UPI Kampus Tasikmalaya
2. Surat Ijin Penelitian dari UPI Kampus Tasikmalaya
3. Surat Ijin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa Kota Tasikmalaya
4. Surat Ijin Penelitian dari Pemerintahan Kota Tasikmalaya
5. Surat Ijin Penelitian dari UPTD Pendidikan Kecamatan Cipedes
6. Surat Keterangan dari SD Negeri Perumnas 2
157
158
159
160
161
162
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Muh. Shirli Gumilang lahir di Cirebon pada tanggal 21 Oktober 1990. Penulis
merupakan anak pertama dari pasangan Ayahanda Abdul Rajak dan Ibunda Eha
Haehati. Mempunyai dua orang Adik yang bernama Muh. Ginanjar Shidiq dan
Muh. Guffron Singgih.
Pendidikan yang telah ditempuh yaitu SD Negeri 1 Karangmalang Kabupaten
Cirebon lulus tahun 2002, SMP Negeri 1 Karangsembung Kabupaten Cirebon
lulus tahun 2005, SMA Negeri 1 Lemahabang Kabupaten Cirebon lulus tahun
2008. Selanjutnya penulis menempuh studi Sarjana Pendidikan di Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya melalui jalur UM tahun 2008 sampai
dengan sekarang.
163