Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing...

117
i Skripsi SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BERBASIS E-GOVERNMENT DI DESA JULUBORI KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA Disusun Dan Diusulkan Oleh MUHAMMAD SYAMSIR Nomor Stambuk :105640 2208 15 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing...

Page 1: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

i

Skripsi

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BERBASIS

E-GOVERNMENT DI DESA JULUBORI KECAMATAN PALLANGGA

KABUPATEN GOWA

Disusun Dan Diusulkan Oleh

MUHAMMAD SYAMSIR

Nomor Stambuk :105640 2208 15

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

ii

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BERBASIS

E-GOVERNMENT DI DESA JULUBORI KECAMATAN PALLANGGA

KABUPATEN GOWA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh

MUHAMMAD SYAMSIR

Nomor Stambuk : 10564 02208 15

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian
Page 4: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian
Page 5: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian
Page 6: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

vi

ABSTRAK

Muhammad Syamsir 2019. Sistem Pengelolaan Keuangan Berbasis E-

Government di Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

(Dibimbing oleh Alimuddin Said dan Ansyari Mone)

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sistem pengelolaan keuangan Desa

berbasis E-Government di Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus.

Informan berjumlah sembilang orang ditetapkan secara purposive. Teknik analisis

data dengan menggunakan metode diskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data

melalu pengamatan (observasi), Wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian dari dua indikator yaitu (1) Sistem pengelolaan keuangan

di Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa telah menggunakan

aplikasi siskeudes untuk mengelolah dokumen perencanaan, dokumen

penganggaran, dukumen penata usaha dan dokumen pelaporan.(2) faktor

pendukung, SDM yang kompeten dengan adanya operator yang terlatih, sarana

dan prasasarana yang memadai dengan tersedianya leptop khusus untuk operator,

serta kerja sama yang baik dalam pemerintahan Desa dalam melaksanakan tugas

masing-masing. Faktor penghambat, belum tersedianya jaringan internet (wifi) di

dalam kantor Desa, Aplikasi Siskeudes masih belum tersosialisasi dengan sangat

baik oleh pemerintah Desa sehingga sangat banyak masyarakat yang belum

mengetahui adanya aplikasi Siskeudes di Desa, aplikasi yang sering Rilis

sehingga Kaur Keuangan harus selalu mengikuti pelatihan di dinas PMD

(pemberdayaan masyarakakat Desa) Kabupaten Gowa.

Kata Kunci : Penerapan, Pengelolaan Keuangan, Aplikasi Siskeudes.

Page 7: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

vii

KATA PENGANTAR

“Bismillahirrahmanirrahim”

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan syukur

alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segalah limpahan rahmat, hidayah dan

magfirah_nya sehingga meski harus melewati perjuangan panjang dan cukup

melelahkan namun penulis skripsi yang berjudul : Sistem Pengelolaan Keuangan

Desa Berbasis E-government Di Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten

Gowa dapat diselesaikan.

Skripsi ini adalah tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam

memperoleh gelas sarjana (S1) Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Sebagai bentuk karya ilmiah,

penulis menyadari bahwa banyak menghadapi hambatan dan tantangan selama

dalam penelitian dan penulisan skripsi ini. Namun berkat bantuan, arahan serta

petunjuk dari ayahanda Drs. Alimuddin Said, M.Pd sebagai pembimbing I dan

ayahanda Drs. H. Ansyari Mone, M.Pd sebagai pembimbing II, yang dengan tulus

membimbing penulis, melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan yang amat

berharga sejak dari awal sampai selesainya skripsi ini. Gagasan-gagasan

merupakan kenikmatan intelektual yang tak ternilai harganya. Teriring do’a

semoga Allah SWT menggolongkan upaya-upaya beliau sebagai kebaikan.

Selanjutnya pada kesempatan ini, tak lupa penulis mengucapkan penghargaan

dan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan terutama kepada :

Page 8: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

viii

1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone,

MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu

memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dr. H Abdul rahman Rahim, SE, MM, sebagai Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membina Universitas

ini dengan sebaik-baiknnya.

3. Ibunda Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik yang telah membina fakultas ini sebaik-

baiknya.

4. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP.,M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan yang telah membina jurusan ini sebaik-baiknya.

5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik serta Staf Tata

Usaha Universitas Muhammadiyah Makassar yeng telah memberi bekal

ilmu pengetahuan dan pelayanan kepada penulis selama menempuh

pendidikan dibidang ini.

6. Para pihak Pemerintah Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten

Gowa yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi

informan sewaktu proses penelitian.

7. Teristimewah penulis persembahkan kepada saudara (i) Sospol 015

terutama IP.D 015 yang sama-sama berjuang meraih cita-cita.

8. Keluarga besar HIMJIP, IMM Fisip, BEM Fisipol Unismuh Makassar

yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian
Page 10: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL. ................................................................................. i

PENGESAHAN PEMBIMBING ........ ...................................................... iii

LEMBARAN PENERIMAAN TIM ......................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH……………….….……v

ABSTRAK.......... ......................................................................................... vi

KATA PENGANTAR................. ............................................................... vii

DAFTAR ISI....................................... .......................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................. ............................................................... xii

DAFTAR TABEL .. .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......... ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................... ................................. 11

C. Tujuan Penelitian................... .................................................... 11

D. Mamfaat Penelitian.................... ................................................ 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem........................... ............................................ 13

B. Pengelolaan Keuangan Desa............... ....................................... 15

C. Pengertian E-Government .......................................................... 25

D. Aplikasi Siskeudes............. ........................................................ 28

E. Kerangka Pikir................ ........................................................... 29

F. Fokus Penelitian .......... .............................................................. 32

G. Deskripsi Fokus Penelitian... ...................................................... 32

Page 11: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

xi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................... 34

B. Jenis Dan Tipe Penelitian ................ .......................................... 34

C. Sumber Data ..................................... ......................................... 34

D. Informan Penelitian.................. .................................................. 35

E. Teknik Pengumpulan Data............... .......................................... 36

F. Teknik Analisis Data............... ................................................... 37

G. Keabsahan Data............. ............................................................. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian.. ............................................................. 40

1. Gambaran Umum Desa Julubori ................................................ 40

2. Kondisi Geografis.................. .................................................... 42

3. Kondisi Demografi Dan Sosial Budaya........ ............................. 47

4. Kondisi Perekonomian Masyarakat................. .......................... 50

5. Kondisi Sarana Dan Prasarana Desa.............. ............................ 56

B. Kondisi Pemerintahan Desa......... .................................................... 61

1. Kelembagaan Pemerintah Desa ................................................. 61

2. Visi Dan Misi Desa Julubori……………………………………67

C. Sistem pengelolaan keuangan Desa berbasis aplikasi Siskeudes ..... 69

1. Penerapan Dan Sistem Sistem Aplikasi Siskeudes .................... 69

2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Sistem Pengelolaan Keuangan

Berbasis Aplikasi Siskeudes.......... ............................................ 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... ................................................................................... 87

B. Saran..................................... ............................................................ 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir ......................................................................... 31

4.1 Bagan Struktur Pemerintahan Desa Julubori ...................................... 64

4.2 Kab. Gowa Sukses Menerapkan Siskeudes Di Seluruh Desanya……70

4.3 Sistem Aplikasi Siskeudes…………………………………………...73

Page 13: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

2.1 Informan Penelitian ........................................................................... 35

4.1 Orang Yang Pernah Menjadi Pimpinan/Kepala Desa Julubori...........41

4.2 Kondisi Sumber Daya Alam ............................................................. 44

4.3 Data Pemamfaatan Lahan Desa ......................................................... 46

4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 47

4.5 Data Penduduk Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin .................... 48

4.6 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................. 49

4.7 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian .................... 50

4.8 Data Kepemilikan Ternak Desa Julubori ......................................... 52

4.9 Kondisi Sarana Jalan Di Desa Julubori ............................................. 56

4.10 Kondisi Sarana Irigasi Di Desa Julubori ......................................... 58

4.11 Struktur Pemerintah Desa ................................................................ 62

4.12 Daftar Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) .................... 66

Page 14: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian
Page 15: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa diberikan kewenangan untuk mengurusi tata pemerintahan dan

pelaksanaan pembangunan secara mandiri untuk meningkatkan kesejahteraan dan

kualitas hidup masyarakat Desa. Disamping pemerintah Desa diharapkan secara

mandiri mengelola pemerintahan dan berbagai sumber daya yang dimilikinya,

termasuk didalamnya pengelolaan keuangan dan kekayaan milik Desa. Demikian

besar peran yang diterima oleh Desa, tentunya disertai dengan tanggungjawab

yang besar pula. Oleh karna itu pemerintah Desa harus bisa menerapkan prinsip

akuntabilitas dalam tata pemerintahannya, dimana semua akhir kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan Desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat Desa sesuai dengan ketentuan.( Aisyah, S. 2018:1)

Daerah/Desa dalam melaksanakan hak, kewenangan serta kewajibannya

dalam mengelola kemampuan dan potensi yang dimiliki dituntut untuk dilakukan

secara transparansi dan memiliki akuntanbiltas yang tinggi. Akuntabilitas meliputi

pemberian informasi keuangan kepada masyarakat dan pengguna sehingga

memungkinkan bagi mereka untuk menilai pertanggungjawaban pemerintah atas

semua aktifitas yang dilakukan. Selain itu akuntabilitas adalah upaya pemerintah

dalam menciptakan penyelenggaraan pemeritahan kearah yang lebih baik dengan

berlandaskan good governance. ( Aisyah, S. 2018:1)

Page 16: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

2

UU nomor 6 tahun 2014 pasal 1 ayat 1, menegaskan bahwa Desa adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI.

Berdasarkan undang-undang nomor 6 tahun 2014 pasal 1 ayat 2 bahwa Desa

telah telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan

diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat

menciptakan landasan yang kuat dalam pelaksanaan pemerintahan dan

pembangunan menuju masyarakat adil, makmur, dan sejahtera.

Implementasi UU nomor 6 tentang Desa ini selaras dengan program

pembangunan nasional yang tertuang dalam RPJM Nasional 2015-2019 yaitu

“membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat Daerah-daerah dan

Desa dalam kerangka NKRI”. Berlakunya undang-undang nomor 6 tahun 2014

tentang Desa menyatakan bahwa undang-undang nomor 6 tahun 2014, ada

beberapa yang dianggap lebih mempermudah dalam pelaksanaan pemerintah

Desa dikarenakan aturan yang lebih terperinci.

Diterbitkan undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa menjelaskan

bahwa Desa mulai pada tahun 2015 akan mendapatkan kucuran dana sebesar

10% dari APBN. Dana tersebut diberikan langsung kepada kepala Desa tanpa

melalui perantara seperti sebelumnya. Alokasi APBN sebesar 10% yang diterimah

oleh Desa akan menyebabkan penerimaan Desa yang meningkat sehingga adanya

Page 17: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

3

hal tersebut maka diperlukan adanya akutansi dan manajemen keuangan yang baik

di tiap-tiap Desa. (APDES 2015)

Sebagai tindak lanjutnya, dalam APBN-P 2019 telah dialokasikan transfer ke

daerah dana Desa (TKDD) mencapai Rp 826.77. TKDD tersebut terdiri dari

transfer ke Daerah sebesar Rp 756.77 trilliun dan dana Desa sebesar 70.0 trilliun

untuk 74.093 Desa yang tersebar di indonesia, dan pemerintah akan bertekad

mengalokasikan dana Desa dengan total Rp. 400 trilliun selama lima 5 (lima)

tahun ke depan hingga 2024.Sejauh ini Pemerintah Pusat telah mengalokasikan

anggaran dana Desa mencapai Rp 257 triliun sejak 2015 hingga 2019.

"Sejak adanya dana Desa, ternyata Desa mampu membangun infrastruktur

Desa secara masif dan diakui badan dunia. Pembangunan akan terus ditingkatkan

dan selama 5 tahun yang akan datang dana Desa bisa ditingkatkan dengan total Rp

400 Triliun," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Eko Putro Sandjojo. (Jakarta, Selasa 26/2/201 seperti dikutip

Antara)

Total anggaran dana Desa sebesar Rp 257 triliun selama 5 tahun tidak pernah

mengalami penurunan setiap tahunnya. Rinciannya, Rp 20,67 triliun (2015), Rp

46,98 triliun (2016), Rp 60 triliun (2017), Rp 60 triliun (2018), dan Rp 70 triliun

(2019). Dana Desa tersebut diberikan ke seluruh Desa di Indonesia dengan

formula 77 persen dibagi rata ke seluruh desa. Kemudian 20 persen dialokasikan

untuk tambahan secara proporsional kepada Desa berdasarkan jumlah penduduk,

tingkat kemiskinan, tingkat kesulitan geografis dan luas wilayah. Kemudian, tiga

Page 18: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

4

persen dialokasikan untuk tambahan kepada Desa-desa yang berstatus tertinggal.

(Jakarta kompas.com 26/02/2019)

Selain dana Desa tersebut, sesuai UU nomor 6 tentang Desa pasal 72, Desa juga

mengelola keungan yang berasal dari pendapatan asli Desa dan pendapatan

transfer lainnya berupa alokasi dana Desa (ADD); bagian dari hasil pajak dan

retribusi Kabupaten/Kota; dan bantuan keuangan dari APBD

Provinsi/Kabupaten/Kota.

Penyelenggaraan pemerintahan Desa tentunya tak terlepas dari faktor

keuangan untuk kalangan operasional pemerintahan Desa. pengelolaan keuangan

Desa diperlukan adanya suatu transparansi dan akuntabilitas yang merupakan

suatu bentuk keterbukaan pemerintah Desa agar kinerja Desa menjadi lebih baik.

Jika laporan keuangan Desa dapat dilaksanakan dengan baik, maka kinerja

pemerintahan Desa akan meningkat (Novirania,2018:2). Pemerintah Desa

diharapkan untuk lebih mandiri dalam mengelola pemerintahan dan berbagai

sumber daya alam yang dimiliki, termasuk didalamnya pengelolaan keuangan dan

kekayaan milik Desa. begitu besar peran yang diterima oleh Desa, tentunya

dengan tanggung jawab yang besar pula. Oleh karena itu pemerintah Desa harus

bisa menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas mengingat dalam

pengelolaan keuangan Desa tersebut.

Kenyataan yang terjadi saat ini terkait pengelolaan keuangan Desa, secara

prinsip masih banyak Desa yang memiliki permasalahan terkait laporan keuangan

Desa ini, antara lain:

Page 19: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

5

Menurut Rahmawati (2015:3) Faktor penghambat lainnya adalah sumber

daya manusia (SDM) yang kurang mendukung. Pihak aparatur pemerintah Desa

kurang mempublikasikan tentang keuangan Desa kepada masyarakat,

mempublikasikan melaluipapan pengumuman, tidak hanya melalui badan

permusyawaratan Desa (BP). Bagi kepala Desa hendaknya tidak memegang

kendali penuh terhadap keuangan Desa, namun dilaksanakan sesuai peraturan dan

job description yang ada. (Novirania, 2018:3)

Melihat dari berbagai fakta dan problematika diatas maka pemerintah

mengembangkan aplikasi sitem keuangan Desa yang telah dipersiapkan sejak

awal dalam rangka mengantisipasi penerapan undang-undang nomor 6 tahun 2014

tentang Desa. aplikasi keuangan Desa ini dikembangkan juga salah satunya untuk

pengelolaan dana Desa agar dapat mempermudah pelaporan keuangan menjadi

lebih transparan dan akuntabilitas.

Persiapan ini selaras dengan adanya perhatian yang lebih dari komisi XI

dewan perwakilan rakyat RI maupun komisi pemberantasan korupsi. Launching

aplikasi ini dilaksanakan pada tanggal 13 juli 2015 merupakan jawaban atas

pertanyaan pada rapat dengar pendapat (RDP) komisi XI tanggal 30 maret 2015,

yang menanyakan kepastian waktu penyelesaian aplikasi yang dibangun oleh

BPKP, serta memenuhi rekomendasi KPK-RI untuk menyusun sistem keuangan

Desa bersama dengan kementerian dalam negeri. Aplikasi tata kelola keuangan

Desa pada awalnya dikembangkan perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat

sebagai proyek percontohan di lingkungan BPKP pada bulan mei 2015. Aplikasi

ini telah di implementasikan secara perdana dipemerintah Kabupaten Mamasa

Page 20: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

6

pada bulan juni 2015. Keberhasilan atas pengembangan aplikasi ini selanjutnya

diserahkan kepada deputi kepala BPKP bidang pengawasan penyelenggaraan

keuangan Daerah setelah melewati tahapan Quality Assurance (QA) oleh tim yang

ditunjuk. Terhitung mulai tanggal 13 juli 2015 pengembangan aplikasi keuangan

Desa ini telah diambil alih penanganan sepenuhnya oleh deputi bidang

pengawasan penyelenggaraan keuangan Daerah BPKP pusat di Jakarta. Aplikasi

sistem keuangan Desa (SISKEUDES) merupakan aplikasi yangdikembangkan

badan pengawasan keuangan dan pembangunan (BPKP) dalam rangka

meningkatkan kualitas tata kelola keuangan Desa. fitur-fitur yang ada dalam

aplikasi pengelolaan keuangan Desa dibuat sederhana dan user friendly sehingga

memudahkan pengguna dalam mengoperasikan aplikasi sistem keuangan.

(Novirania, 2018:6)

Aplikasi sistem keungan Desa pada pelaksanaannya masih sarat akan

masalah-masalah yang terjadi dilapangan, masalah yang paling utama adalah

kurangnya sumber daya manusia serta kendala dalam memasukkan data. Hal ini

diperkuat dengan fakta dilapangan yang dimuat dalam harian harapan rakyat.com,

yakni:

Seorang kepala Desa asal Kecamatan pengandaran herdianto mengatakan,

bahwa penerapan siskeudes dirasa belum tepat. Selain menimbulkan kebingungan

pada penerapannya, seolah-olah sistem tersebut juga terkesan dipaksakan. “sistem

aplikasi keuangan tersebut nantinya akan masuk ke server. jika salah

memasukkan data, maka tidak sulit merubahnya. Maka dari itu kita masih

menggunakan secara manual. Pendidikan dan pelatihan belum dilaksanakan,

Page 21: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

7

“tegas sumber kora HR, Senin (09/012017) lalu. Menurutnya, semua tenaga

operator hampir secara keseluruhan mengalami kendala dalam proses pemasukan

data, karena belum paham. Selain itu, lanjutnya, landasan hukum sistem tersebut

juga belum ia terima penjelasannya. “kita ketahui bersama SDM (sumber daya

manusia) di tiap-tiap Desa masih banyak memiliki kekurangan. Apalagi ditambah

tidak ada pelatihan maupun pendidikan terlebih dahulu tentu ini merupakan hal

yang aneh, tapi nyata. Mumpun masih awal tahun, kami harap persoalan ini

segera diselesaikan,” ketusnya.

Selain masalah sumber daya manusia dan kendala dalam memasukkan data,

terdapat juga masalah lain yakni pada masalah laporan Desa yang harus mengacu

pada Desa lain yang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda di tiap-tiap Desanya.

Hal ini juga di nilai menghambat pencairan dana Desa, karena ketika laporan

keuangan terlambat atau belum dilaporkan maka dana Desa tidak akan cair.

Sistem keuangan Desa memang dinilai efektif namun cukup menyulitkan, juga

dalam hal ini minim pelatihan mengenai sistem keuangan Desa ini. (Novirania.

2018:5)

Electronic government merupakan suatu proses sistem pemerintahan dengan

memanfaatkan ICT (information, communication and technology) sebagai alat

untuk memberikan kemudahan proses komunikasi dan transaksi kepada warga

masyarakat, organisasi bisnis dan antara lembaga pemerintah serta stafnya.

Sehingga dapat dicapai efisiensi, efektivitas, transparansi dan

pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakatnya. Konsep pengembangan

E-government menentukan prioritas pengembangan E-government suatu lembaga

Page 22: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

8

pemerintah,menyangkut hubungan Government to

Government(G2G),Government to Business (G2B) dan Government to Citizen

(G2C). (Hartono, D. U., & Mulyanto, E. 2010 :16)

E-government merupakan program dan komitmen pemerintah dalam upaya

untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik

serta melakukan transformasi guna menfasilitasi kegiatan masyarakat dan

kalangan bisnis untuk menuju masyarakat yang berbasis pengetahuan.Melalui

pengembangan E-government, pemerintah menharapkan dapat dilakukan sistem

manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dan pemerintah Daerah

otonom dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi. E-government dapat diaplikasikan pada legislatif, eksekutif, atau

administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan

pelayanan publik, atau proses pemerintahan yang demokratis. Keuntungan yang

paling diharapkan dari E-government adalah peningkatan afisiensi, kenyamanan,

serta serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik . dalam

perkembangan E-government Pemerintah Kabuapaten Gowa bahkan sudah

menerapka aplikasi sistem pengelolaan keuangan Desa (SISKEUDES) yaitu

sebuah layanan yang mempermudah pemerintah Desa dalam pengelolaan

keuangan anggaran dana Desa (ADD) diseluruh Desanya. (tribun-

timur.com,sungguminasa)

Kepala badan pengawasan keuangan dan pembangunan (BPKP) pusat Maliki

Heru Santosa menyatakan jika Kabupaten Gowa termasuk yang terbaik dalam tata

kelola keuangannya dengan berbasis aplikasi Siskeudes dan pantas menjadi

Page 23: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

9

percontohan. Pada lokakarya evaluasi implementasi aplikasi sistem keuangan

Desa (Siskeudes) dalam tata kelola keuangan itu, ia mengatakan, aplikasi

siskeudes di kabupaten Gowa merupakan salah satu dari 14 kabupaten di

Indonesia yang menjadi perbincangan dan melaksanakan secara konsisten dengan

pemenuhan 121 Desa. karenanya, dirinya mendorong upaya-upaya yang

dilakukan pemerintah Daerah dalam mengembangkan sistem tata kelola

keuangannya itu agar bisa menjadi yang terbaik. Maka dari itu Gowa ini masuk di

salah satu 14 kabupaten di Indonesia yang patut dijadikan percontohan tentang

tata keuangan Desa,”ungkapnya. (Hasanuddin, antara news SulSel, 2018)

Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan informasi publik kementerian

pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi (PAN-RB) menjelaskan,

ada beberapa kendala terkait penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik

pemerintahan di berbagai intansi pemerintahan. Menurut Herman salah satu

kendala dalam penerapan E-government karena terbatasnya regulasi sebagai

payung hukum. Saat ini belum ada regulasi yang benar-benar menjelaskan secara

rinci mengenai mekanisme penerapan E-government. “perlu adanya kebijakan E-

government terpadu yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing lembaga.

Selain itu, penerapan E-government pada institusi pemerintahan tidak maksimal

karena terbatasnya tenaga ahli yang kompeten di bidang teknik informatika. Hal

ini di sebabkan adanya moratorium Aparatur Sipil Negara (ASN) oleh

kementerian PAN-RB, termasuk untuk formasi tenaga ahli yang kompeten

dibidang teknik informatika.”adanya moratorium ASN ini menyebabkan

terjadinya kekurangan sumber daya manusia untuk penerapan E-government,”.

Page 24: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

10

Belum terintegrasinya data antarinstansi pemerintahan juga menjadi kendala

dalam penerapan E-government. Pusat data pada setiap instansi pemerintahan

memiliki format yang berbeda sehingga penerapan E-government menjadi sulit.

Data antarinstansi belum terintegrasi, di mana setiap intansi memiliki program

satu dengan format berbeda. Ia menyebutkan, anggaran yang kurang memadai,

tidak adanya standarisasi insfrastruktur, serta minimnya tingkat keamanan

informasi dalam penerapam E-government juga menjadi kendala.”Sistem

keamanan informasi saat ini belum optimal, sehingga sangat rawan diretas saat

menerapkan E-government,. (Herman Suryatman KOMPAS Jakarta, 2016)

Atas dasar itu, Herman menawarkan beberapa solusi yang dapat digunakan

agar penerapan E-government berjalan maksimal. Solusi tersebut, yakni

percepatan pembangunan program satu data, menambah formasi penunjang tenaga

ahli teknik informatika dengan pola rekrutmen sesuai kebutuhan instansi

pemerintahan terkait. Lalu pembentukan payung hukum penerapan E-government,

dan peningkatan keamanan informasi untuk seluruh level secara

berkesinambungan. “Perlu juga adanya kegiatan rutin antar instansi pemerintahan

untuk membahas pengembangan E-government,”ujarnya. (selasa, 6 september

2016 |19:07 WIB KOMPAS.com, Jakarta)

Berbagai sumber dan informasi yang penulis dapatkan maka dari itu, penulis

memili Desa Julu Bori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa sebagai tempat

penelitian. Dangan harapan dapat memberikan pemahaman atau pengetahuan baru

bagi peneliti dan juga dapat memberikan manfaat bagi kemajuan Desa JuluBori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa dalam pengelolaan keuangan Desa

Page 25: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

11

berbasis E-government serta dalam penggunaan aplikasi sistem pengelolaan

keuangan Desa (SISKEUDES). Demi untuk memberikan kepuasan dan

kemudahan pengelolaan keuangan desa menggunakan teknologi informasi (IT).

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis merasa tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Sistem Pengelolaan Keuangan Desa

Berbasi E-Government Di Desa Julubori Kecamatan Pallanga Kabupaten

Gowa”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dimerumuskan

permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut

1. Bagaimana penerapan dan sistem pengelolaan keuangan Desa berbasis E-

government di Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa?

2. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan sistem

pengelolaan keuangan berbasis E-government di Desa Julubori Kecamatan

Pallangga Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Berangkat dari latar belakang pemikiran yang mendasar lahirnya permasalahan

pokok dan sub-sub masalah diatas, maka peneliti bertujuan meneliti konsep dan

memaparkan masalah ini. Adapun tujuan penelitian yang hendak di capai dalam

penyusunan skripsi yaitu :

Page 26: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

12

1. Untuk mengetahui penerapan dan sistem pengelolaan keuangan Desa

berbasis E-government di Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten

Gowa

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan

sistem pengelolaan keuangan berbasis E-government di Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan pada penelitian dalam menyusun skripsi

ini, diharapkan mampu memberikan mamfaat baik secara akademik, praktis

maupun pribadi

1. Akademik: kegunaan akademik dalam penelitian ini diharapkan dapat

menambah khasanah pengetahuan dan sebagai perbandingan pada

penelitian ilmiah yang lain khususnya mengenai sistem pengelolaan

keuangan Desa berbasis E-government di Desa Julubori Kecamatan

Pallangga Kabupaten Gowa.

2. Praktis: kegunaan praktis dalam penelitian ini, diharapkan dapat

berguna sebagai sumbangan pemikiran serta informasi bagi aparat

Desa secara umum serta menjadi perbandingan sistem pengelolaan

keuangan Desa berbasis E-government di Desa-desa lain.

3. Manfaat bagi penulis: kegunaan bagi penulis, dapat menambah atau

memperluas khasanah wawasan dan pengetahuan penulis dalam

penulisan karya ilmiah (skripsi) terkait masalah yang diteliti, serta

merupakan tugas akhir bagi peneliti untuk mendapatkan gelar sarjana.

Page 27: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

13

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem

Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang terbentuk dari beberapa

unsur (elemen). Dapat pula diartikan sebagai sesuatu yang lebih tinggi daripada

hanya merupakan cara, rencana, skema, prosedur, atau metode. Beberapa ahli

mengemukan pendapat tentang sistemantara lain: Menurut Kantaprawira(1999: 3)

menyatkan mengenai sistem yaitu Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan

yang terbentuk dari beberapa unsur (elemen). Dapat pula diartikan sebagai sesuatu

yang lebih tinggi daripada hanya merupakan cara, tata, rencana, skema, prosedur,

atau metode. Kemudian menurut Mamesah, (1995:5) menyatakan bahwa sistem

adalah sebagai kebulatan yang berliku-liku dan tetap dari hal-hal atau unsur-unsur

yang saling berhubungan dan disatupadukan berdasarkan sesuatu asas tata tertib.

(Putri, R. A. 2018:18)

Sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

menyelesaikan suatu sasaran tertentu, seistem sebagai suatu kerangka dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan skema

yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan.Prosedur merupakan tata

cara kerja yaitu rangkaian tindakan, langkah atau perbuatan yang harus dilakukan

oleh seseorang dan merupakan cara yang tepat untuk dapat mencapai tahap

tertentu dalam hubungan mencapai tujuan akhir. (Aisyah, S. 2018:26)

Page 28: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

14

Menurut fat pengertian sistem adalah suatu himpunan suatu “benda” nyata atau

abstrak (a set of thing) yang terdiri dari bagian-bagian atau konponen- komponen

yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan, saling mendukung yang

secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (unity) untuk mencapai tujuan

tertetentu secara efisien dan afektif. (Hutahaean, J. 2015:1)

Pengertiaan sistem menurut Indrjit (2001:1) mengemukakan bahwa sistem

mengandung arti kumpulan-kumpulan dari konponen-komponen yang di miliki

unsur keterkaitan antara satu dan yang lainnya. Pengertian sistem menurut

Jogianto (2005:2) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-

elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sistem ini

menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu

objek yang nyata, seperti tempat, benda dan orang-orang yang betul ada dan

terjadi.

Pengertian sistem menurut Murdick, R,G, (1991:27) suatu sistem adalah

seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau prosedur-prosedur bagan-

bagan pengehan yang mencari suatu tujuan tertentu. Pengertian sistem menurut

Jerry Futzgerald (1981:5) sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-

prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

suatu kagiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. ( Hutahaean, J.

2015 : 2 )

Pengertian sistem menurut Davis, G,B, (1991:45) sistem secara fisik adalah

kumpulan dari elemen-elemen yang beroperasi bersama-sama untuk

menyelesaikan suatu sasaran. Definisi sistem menurut Dr. Ir. Harijono Djohordjo

Page 29: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

15

(1984:78) suatu sistem adalah sekumpulan objek yang mencakup hubungan

fungsional antara tiap-tiap objek, dan hubungan antara ciri tiap objek, dan yang

secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan secara fungsional Definisi sistem

menurut Lani Sidharata (1995:9) sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang

saling berhubungan yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama.

(Hutahaean, J. 2015 : 3)

Dengan demikian sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan

atau untuk melakukan sasaran tertentu.

B. Pengelolaan Keuangan Desa

Pengelolaan keuangan Desa merupakan rangkaian siklus yang terpadu dan

terintegrasi antara satu tahapan dengan tahapan lainnya. Siklus pengelolaan

keuangan Desa tidak akan berjalan tanpa adanya tata pemerintahan Desa yang

baik. Oleh karena itu, peran serta pihak-pihak diluar pemerintahan Desa dan

badan permusyawaratan Desa (BPD),seperti: tokoh Desa, tokoh agama,

perwakilan kaum perempuan, perwakilan dari kaum petani, perwakilan dari

masyarakat miskin dan lainnya perlu dilibatkan dalam proses pengelolaan

keuangan Desa. akuntabilitas keuangan Desa tidak hanya bersifat horizontal

antara pemerintah Desa dengan badan permusyawaratan desa (BPD), tetapi juga

harus bersifat vertikal antara kepala Desa dengan masyarakat Desa dan atasan

kepala Desa. dokumen publik tentang pengelolaan keuangan Desa harus dapat

diakses oleh masyarakat Desa, serta tidak diskriminasi terhadap satu golongan

tertentu dengan pengelolaan keuangan Desa. (Indrianasari. 2017:33)

Page 30: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

16

Definisi mengenai pengelolaan oleh para ahli masih terdapat perbedaan-

perbedaan, hal ini disebabkan karena para ahli meninjau pengertian dari sudut

yang berbeda-beda. Ada yang meninjau pengelolaan dari segi fungsi, benda,

kelembagaan, ada pula yang meninjau pengelolaan sebagai suatu kesatuan.

Menurut Terry (2005:3) mengatakan bahwa manajemen adalah suatu proses yang

khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

sasaran yang telah ditentukan melalui pemamfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber daya lainnya. Pengertian manajemen keuangan menurut Sartono

(2001:6) manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang

berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara

efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau

pembelanjaan secara efisien. (Rahum. 2015 : 23)

Pengertian manajemen keuangan menurut sutrisno (2003:3) manajemen

keuangan adalah semua aktivitas perusahaan dengan usaha-usaha mendapatkan

dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan

mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Menurut Widjaja (2003:135-161),

pengelolaan APBDes dilaksanakan oleh bendaharawan Desa yang diangkat oleh

kepala Desa setelah mendapat persetujuan oleh BPD, yang meliputi penyusunan

anggaran, pelaksanaan tata usaha keuangan dan perhitungan anggaran dan

pertanggung jawaban keuangan. Pertanggung jawaban ini disampaikan kepada

BPD selambat lambatnya tiga bulan setelah berakhir tahun anggaran. Pedoman

penyusunan APBDes tersebut ditetapkan oleh bupati. ( Risnawati. 2017 : 6 )

Page 31: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

17

Djamrah (2006:175) pengelolaan dalam pengertian umum adalah

pengadministrasian pengaturan atau penataan suatu kegiatan. Dari pengertian-

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah proses atau suatu

rangkaian sebuah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang dimulai

dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai pada pengawasan

dengan memanfaatkan potensi yang ada demi tercapainya sebuah tujuan. Menurut

Widjaja (2002:121) dalam buku pemerintahan Desa dan administrasi Desa

keuangan Desa adalah pengurusan keungan Desa yang dilakukakan oleh

pemerintah Desa yang dipertanggung jawabkan pelaksana kepada Desa

berkewajiban melakukan keuangan secara teratur dan sesuai dengan perencanaan.

( Risnawati. 2017 : 21)

Menurut Widjaja dalam buku otonomi Desa (2005:133) keuangan Desa adalah

pemerintah Desa menekankan pada prinsip-prinsip demokrasi , peran serta

masyarakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi dan

keanekaragaman daerah. Desa memiliki posisi yang sangat strategis, sehingga

diperlukan adanya perhatian yang seimbang terhadap penyelenggaraan otonomi

daerah. Menurut Nurcholis (2011:81) bahwa keuangan Desa adalah semua hak

dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintah Desa yang dapat dinilai

dengan uang, termaksud didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan

dengan hak dan kewajiban Desa tersebut. ( Rahum. 2015 : 27)

Indrianasari (2017 : 38) Dalam pengelolaan keuangan daerah Mardiasmo

(2002:105) menyatakan prinsip-prinsip yang mendasari adalah :

Page 32: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

18

1. Transparansi

Transparansi atau keterbukaan disini memberikan arti bahwa anggota

masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk mengetahui proses

anggaran karena menyangkut anspirasi dan kepentingan masyarakat banyak.

Transparansi merupakan prinsip yang harus ada dan meliputi keseluruhan

bagian pengelolaan keuangan baik dari proses perencanaan, pelaksanaannya.

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah prinsip pertanggungjawaban publik yang berarti

bahwa proses penganggaran mulai dari perencanaan. Penyusunan dan

pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan

kepada BPD dan masyarakat. Masyarakat tidak hanya memiliki hak untuk

mengetahui anggaran tersebut tetapi juga berhak untuk menuntut

pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut

3. Value for money

Value for moneyprinsip ini berarti diterapkannya tiga pokok dalam proses

penganggaran yaitu ekonomis, efisiensi, dan efektif. Ekonomi berkaitan

dengan pemilihan dan penggunaan sumberdaya dalam jumlah dan kualitas

tertentu pada harga yang murah. Efisiensi berarti bahwa penggunaan dana

masyarakat tersebut dapat menhasilkan output yang maksimal (berdaya guna).

Menurut Indrianasari (2017:34), Siklus pengelolaan keuangan Desa sesuai

dengannilai-nilai pengeloaan keuangan Desa sebagai berikut:

Page 33: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

19

a. Perencanaan

Perencanaan adalah sebagai perhitungan dan penentuan tentang apa

yang dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu dimana menyangkut

tempat, oleh siapa pelaku itu atau pelaksanaan tata cara mencapai tujuan

tersebut. Dari pernyataan tersebut perencanaan dapat diartikan sebagai

pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemusatan selanjutnya apa yang harus

dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.

Menurut Nurcholis (2016:11), Dokumen perencanaan keuangan Desa

meliputi rencana pembangunan jangka menengah Desa (RKJMdesa) dan

rencana kerja pemerintah Desa (RKPDesa) yang berpedoman kepada

perencanaan pembangunan Desa yang disusun hasil kesepakatan dalam

musyawarah Desa. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah

Desa (RPJMDesa) dan rencana kerja pemerintah Desa (RKPDesa) dilakukan

secara partisipatif dalam forum musyawarah perencanaan pembangunan Desa

yang melibatkan badan permusyawatan Desa (BPDesa) dan unsur masyarakat

Desa. rencana pembangunan jangka menengah Desa (RPJMDesa) memuat

penjabaran visi dan misi kepala Desa terpilih, rencana penyelenggaraan

pemerintah Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan,

pemberdayaan masyarakat dan arah kebijakan perencanaan pembangunan

Desa. rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) Desa mengacu pada

rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) Kabupaten/Kota dengan

mempertimbangkan kondisi objektif Desa dan prioritas pembangunan

Kabupaten/Kota. Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) Desa

Page 34: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

20

ditetapkan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan terhitung sejak

pelantikan kepala Desa. Rencana kerja pemerintah Desa (RKPDesa)

merupakan penjabaran dari rencana pembangunan jangka menengah (RPJM)

Desa untuk jangka waktu satu tahun. Rencana kerja pemerintahan Desa

(RKPDesa) memuat rencana penyelenggaraan pemerintah Desa, pelaksanaan

pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat

Desa, RKP Desa berisi evaluasi pelaksanaan rencana kerja pemerintah Desa

(RKPDesa) tahun sebelumnya, prioritas program, kegiatan, dan anggaran

Desa yang dikelolah oleh Desa maupun melalui kerjasama antara Desa/pihak

ketiga serta kewenangan penugasan dari tingkatan pemerintah yang lebih

tinggi. Rencana kerja pemerintah Desa (RPPDesa) menjadi dasar penetapan

anggaran pendapatan dan belanja Desa (APBDesa).

b. Pelaksanaan dan penatausahaan

Pelaksanaan dan penatausahaan anggaran pendapatan dan belanja Desa

terdiri dari:

1.) Prinsip pelaksanaan keuangan Desa dalam pelaksanaan keuangan Desa,

terdapat beberapa prinsip umum yang harus ditaati yang mencakup

penerimaan dan pengeluaran. Prinsip itu diantaranya bahwa seluruh

penerimaan dan pengeluaran Desa dilaksanakan melalui rekening kas

Desa. pencairan dana dalam rekening kas Desa. Pencairan dalam rekening

kas Desa ditandatangani oleh kepala Desa dan bendahara Desa. namun

khusus bagi Desa yang belum memiliki pelayanan perbankan

Page 35: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

21

diwilayahnya maka pengaturannya lebih lanjut akan ditetapkan oleh

pemerintah Kabupaten/Kota.

2.) Pelaksanaan penerimaan pendapatan

Pelaksanaan penerimaan pendapatan yaitu proses menerima dan

mencatat pendapatan Desa. pendapatan Desa yang bersifat pendapatan asli

Desa berasal dari masyarakat dan lingkungan Desa, sedangkan pendapatan

transfer berasal dari pemerintah supra Desa. pihak yang terkait dalam

proses penerimaan pendapatan adalah pemberi dana (pemerintah

pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota, masyarakat, pihak ketiga), penerima dana

(bendahara Desa/pelaksana kegiatan/kepala Dusun) dan bank.

3). Pelaksanaan pengeluaran/belanja.

Belanja Desa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan

pembangunan yang disepakati dalam musyawarah desa dan sesuai dengan

prioritas pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota. Hal tersebut seluruhnya tertuang dalam rencana

kerja pemerintah Desa yang pelaksanaannya akan diwujudkan melalui

anggaran pendapatan dan belanja desa. setelah anggaran pendapatan dan

belanja Desa ditetapkan dalam bentuk peraturan Desa, program dan

kegiatan sebagaimana yang telah direncanakan baru dapat dilakasanakan.

Hal ini dikecualikan untuk belanja pegawai yang bersifat mengikat dan

operasional perkantoran yang diatur dalam keputusan kepala Desa. dengan

adanya ketentuan dari kepala Desa tersebut, maka belanja pegawai dan

operasional dapat dilakukan tanpa perlu menunggu penetapan anggaran

Page 36: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

22

pendapatan dan belanja Desa. pelaksanaan anggaran pendapatan dan

belanja Desa dilakukan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh

Desa berdasarkan ketentuan yang berlaku.

4.) Pelaksanaan pembiayaan

Pelaksanaan pembiayaan mencakup penerimaan pembiayaan dan

pengeluaran pembiayaan.

a) Penerimaan pembiayaan

penerimaan pembiayaan mencakup SILPA tahun sebelumnya,

pencairan dana cadangan dan hasil penjualan kekayaan Desa yang

dipisahkan. Sisa lebih perhitungan anggaran adalah penerimaan

pembiayaan yang digunakan untuk mendanai pelaksanaan kegiatan

tahun berjalan yang berasal dari pelampauan penerimaan pendapatan

dan penghematan belanja tahun sebelumnya. Pencairan dana cadangan

merupakan kegiatan pencairan dana dari rekening dan cadangan ke

rekening Desa yang dilakukan sesuai peraturan Desa yang mengatur hal

tersebut. Sedangkan penerimaan pembiayaan yang berasal dari hasil

penjualan kekayaan Desa yang dipisahkan diperoleh dari realisasi

penjualan aset/kekayaan Desa kepada pihak ketiga.

b) Pengeluaran pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan diantaranya pembentukan dana cadangan

dan penyertaan modal Desa. bendahara Desa wajib melakukan

pencatatan terhadap seluruh transaksi yang ada berupa penerimaan dan

pengeluaran. Bendahara Desa melakukan pencatatan secara sistematis

Page 37: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

23

dan kronologis atas transaksi-transaksi keuangan yang terjadi.

Penatausahaan keuangan Desa yang dilakukan oleh bendahara Desa

dilakukan dengan cara sederhana, yaitu berupa pembukuan belum

menggunakan jurnal akutansi. Penata usahaan baik penerimaan kas

maupun pengeluaran kas, bendahara Desa menggunakan:

1) Buku kas umum;

2) Buku kas pembantu pajak; dan

3) Buku bank.

c. Pelaporan dan pertanggungjawaban

Dalam melaksanakan kewenangan dan kewajibannya dalam

pengelolaan keungan Desa, kepala Desa memiliki kewajiban untuk

menyampaikan laporan. Laporan tersebut bersifat periodik semesteran

dan tahunan, yang disampaikan ke bupati/walikota dan ada juga yang

disampaikan ke BPD. Rincian laporan sebagai berikut:

Laporan kepada bupati/walikota (melaui camat):

1) Laporan semesteran realisasi pelaksanaan anggaran pendapatan dan

belanja Desa. laporan realisasi pelaksanaan APB Desa semester

pertama menggambarkan realisasi pendapatan, belanja dan

pembiayaan selama semester 1 dibandingkan dengan target dan

anggarannya, sedangkan laporan realisasi pelaksanaan anggaran

pendapatan dan belanja Desa semester akhir tahun menggambarkan

realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan sampai dengan akhir

tahun, jadi bersifat akumulasi hingga akhir tahun anggaran.

Page 38: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

24

2) Laporan pertanggung jawaban realisasi pelaksanaan anggaran

pendapatan dan belanja desa kepada bupati/walikota setiap akhir

tahun anggaran. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

APB Desa setiap akhir tahun anggaran disampaikan kepada

bupati/walikota melalui camat terdiri dari pendapatan, belanja, dan

pembiayaan yang telah ditetapkan dengan peraturan peraturan Desa.

setelah pemerintah Desa dan BPD telah sepakat terhadap laporan

pertanggung jawaban realisasi pelaksanaan APB Desa dalam bentuk

peraturan Desa, maka PERDES ini disampaikan kepada

bupati/walikota sebagai bagian tidak terpisahkan dari laporan

penyelenggaraan pemerintahan Desa. laporan pertanggung jawaban

realisasi pelaksanaan APB Desa sebagai mana tercantum dalam

pada pasal 41 Permendagri 113/2014, disampaikan paling lambat 1

(satu) bulan setelah tahun anggaran berkenaan.

3) Laporan realisasi penggunaan dana Desa. laporan realisasi

pembangunan dana Desa disampaikan kepada bupati/walikota

setiap semester. Penyampaian laporan realisasi penggunaan dana

Desa dilakukan:

a) Untuk semester 1 paling lambat minggu keempat bulan juli

tahun anggaran berjalan

b) Untuk semester II paling lambat minggu keempat bulan

januari tahun anggaran berikutnya.

c) Laporan kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Page 39: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

25

Menurut ahli tersebut, fungsi manajen pada dasarnya mengacu kepada inti

permasalahan dan tujuan yang sama, yaitu dimaksudkan agar mekanisme

manajemen dalam melaksanakan berbagai kegiatan dapat mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dengan berdaya guna, berhasil guna tepat guna. Apabila

manajemen atau pengelolaan dikaitkan dengan keuangan atau anggaran maka

pengelolaan keuangan dapat didefinisikan sebagai proses atau cara

mengendalikan, mengatur, menyelenggarakan, mengurus dan menjalankan

keuangan dan anggaran.

C. Pengertian E-government

Electronic government merupakan suatu proses sistem pemerintahan

dengan memanfaatkan ICT (information, communication and technology) sebagai

alat untuk memberikan kemudahan proses komunikasi dan transaksi kepada

warga masyarakat, organisasi bisnis dan antara lembaga pemerintah serta stafnya.

Sehingga dapat dicapai efisiensi, efektivitas, transparansi dan

pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakatnya. (Hartono, D. U., &

Mulyanto, E. 2010:16)

Menurut yong (2003:39) merupakan penggunaan teknologi oleh

pemerintah khususnya penggunaan aplikasi internet berbasis web untuk

meningkatkan akses dan pemberian layanan pemerintah kepada warga negara,

mitra bisnis, pegawai atau karyawan, dan badan pemerintah lainnya. Menurut

Indrajit (2006:38), “E-government adalah penggunaan teknologi informasi dan

pemerintah (seperti widw area network, internet dan mobile computing) yang

memungkinkan pemerintah untuk mentransformasikan hubungan dengan

Page 40: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

26

masyarakat, dunia bisnis dan pihak yang berkepentingan. Menurut rokhman

(2008), “penerapan E-government dimaksudkan untuk memperpendek jarak

antara aparat pemerintah sebagai pelayan publik dengan masyarakat sebagai

public service customer karena E-government merupakan front office bagi kantor

layanan publik pemerintah. (Kusnadi, D., & Ma’ruf, J. 2017:38)

Kusnadi, D., & Ma’ruf, J. (2017:39).Ada tiga model penyampaian E-

goverment, antara lain :

1. Goverment-To-Citizen (G2C)

Government-to-citizen atau government-to-customer (G2C) Merupakan

aplikasi E-government yang paling umum, yaitu dimana pemerintah membangun

dan menerapkan berbagai portofolio teknologi informasi dengan tujuan utama

untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat (rakyat). Dengan kata

lain, tujuan utama dari dibangunnya aplikasi E-government bertipe G-to-C adalah

untuk mendekatkan pemerintah dengan rakyatnya melalui kanal-kanal akses yang

beragam agar masyarakat dapat dengan mudah menjangkau pemerintahnya untuk

pemenuhan berbagai kebutuhan pelayanan sehari-hari.

2. Goverment-To-Bisiness (G2B)

Goverment-to-business (G2B) Salah satu tugas utama dari sebuah

pemerintahan adalah membentuk sebuah lingkungan bisnis yang kondusif agar

roda perekenomian sebuah negara dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dalam

melakukan aktivitas sehari-harinya, entiti bisnis semacam perusahaan swasta

membutuhkan banyak sekali data dan informasi yang dimiliki oleh pemerintah.

Disamping itu, yang bersangkutan juga harus berinteraksi dengan berbagai

Page 41: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

27

lembaga kenegaraan karena berkaitan dengan hak dan kewajiban organisasinya

sebagai sebuah entiti berorientasi profit.

3. Government-To-Government (G2G)

G2G(Goverment-to-government) berada Di era globalisasi ini terlihat jelas

adanya kebutuhan bagi negara-negara untuk saling berkomunikasi secara lebih

intens dari hari ke hari. Kebutuhan untuk berinteraksi antar satu pemerintah

dengan pemerintah setiap harinya tidak hanya berkisar pada hal-hal yang berbau

diplomasi semata, namun lebih jauh lagi untuk memperlancar kerjasama antar

negara dan kerjasama antar entiti-entiti negara (masyarakat, industri, perusahaan,

dan lain-lain) dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi

perdagangan, proses-proses politik, mekanisme hubungan sosial dan budaya, dan

lain sebagainya.

Hartono, D. U., & Mulyanto, E. (2010:16) Kesiapan menuju keberhasilan E-

government menurut Heeks (2001:16) berkaitan dengan:

a. Infrastruktur legal/hokum. Perlu adanya perangkat hukum untuk menangkal

kejahatan digital, serta melindungi privasi, seperti data/informasi dan transaksi

digital perorangan, perusahaan dan lembaga pemerintah.

b. Infrastruktur kelembagaan. Perlu adanya instansi khusus yang menangani E-

government yang memberikan layanan informasi kepada masyarakat termasuk

informasi digital.

c. Infrastruktur SDM (sumber daya manusia). Sistem kepegawaian perludapat

dikembangkan agar mampu menarik SDM berkualitas profesional dalam

bidang telematika untuk ikut berkipra dalam E-government milik pemerintah.

Page 42: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

28

d. Infrastruktur biologi. Meskipun teknologi yang diperlukan relative mahal, tapi

peluang kerja sama dengan swasta perlu dikembangkan dalam membangun

infrastruktur teknologi untuk mendukung E-government

e. Suport, capacity, value

f. Political environment, leadhership, planning, stakeholder, transparency,

budgets, technology, innovation.

D. Aplikasi SISKEUDES

Merupakan aplikasi yang dikembangkan badan pengawasan keuangan dan

pembangunan (BPKP) dalam rangka meningkatkan kualitas tata kelolah

keuangan Desa. fitur-fitur yang ada dalam aplikasi pengelolaan keuangan Desa

dibuat sederhana dan user friendly sehingga memudahkan pengguna dalam

mengoperasikan aplikasi sistem keuangan Desa. (Putri, R. A. 2018:30)

Proses pengimputan sesuai dengan transaksi yang ada, dapat menhasilkan

output berupa dokumen penatausahaan dan laporan-laporan yang sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan, antara lain.

a. Dokumen penatausahaan:

b. Bukti penerimaan:

c. Surat permintaan pembayaran (SPP):

d. Surat setoran pajak (SSP):

e. Dan dokumen-dokumen lainnya

f. Laporan-laporan

g. Laporan penganggaran (perdes APB Desa, RAB, APB Desa persumber

dana);

Page 43: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

29

h. Laporan penatausahaan (buku kas umum, buku bank, buku pajak, buku

pembantu, dan register)

Kemudian dari aplikasi tersebut terdapat beberapa kelebihan aplikasi

SISKEUDES yang antara lain adalah:

1. Sesuai Peraturan

2. Memudahkan Tatakelola Keuangan Desa

3. Kemudahan Penggunaan Aplikasi

4. Dilengkapi dengan Sistem Pengendalian Intern (Built-in Internal Control)

5. Didukung dengan Petunjuk Pelaksanaan Implementasi dan Manual Aplikasi.

E. Kerangka Pikir

Dengan disahkannya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Desa diberikan

kesempatan yang besar untuk mengurus tata pemerintahaannya sendiri serta

pelasanaan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup

masyarakat Desa. Selain itu pemerintah Desa diharapkan untuk lebih mandiri

dalam mengelola pemerintahan sumber daya alam yang dimiliki, termasuk di

dalamnya pengelolaan keuangan dan kekayaan milik Desa. Begitu besar peran

peran yang diterimah oleh Desa, tentunya disertai dengan tanggung jawab yang

besar pula. Oleh karena itu pemerintah Desa harus bisa menerapkan prinsip

akuntabilitas dalam tata pemerintahaannya, sehingga penyelenggaraan

pemerintahan Desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

BPKP sebagai pengembang amanat untuk mempercepat peningkatan

akuntabilitas keuangan negara sebagai mana tercantum dalam diktum keempat

Page 44: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

30

Impres Nomor 4 tahun 2011, mengembangkan sistem aplikasi tata kelola

keuangan Desa yang dapat digunakan membantu pemerintah Desa dalam

melakukan pengelolaan keuangan Desa.

Maka melalui penelitian ini, akan kita deskripsikan bagaiman sistem aplikasi

Siskeudes dalam mengawal pengelolaan keuangan Desa Julubori Kecamatan

Pallangga Kabupaten Gowa,

Page 45: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

31

Gambar 2.1 :

Kerangka Pikir

Sumber : Dari Aplikasi SISKEUDES (2019)

Perencanaan

Penganggaran

PenataUsahaan

Pelaporan

Faktor Pendukung

1. Sumber Daya

Manusia yang

Kompeten.

2. Dukungan Sarana

dan Prasarana

memadai dan

dapat di andalkan.

3. Kerjasama yang

baik dalam

pemerintahan

Desa.

Faktor Penghambat

1. Belum

tersedianya

jaringan internet.

2. Belum

tersosialisasi

dengan baik oleh

pemerintah Desa.

3. Aplikasi

Siskeudes yang

sering Rilis

Baru/terupdate

Sistem Pengelolaan Keuangan Desa

Yang Akuntabilitas Dan Transparansi

Sistem Pengelolaan Keuangan Desa Berbasis E-Government

Sistem pengeololaan keuangan di Desa Julubori Kecamatan Pallangga

Kabupaten Gowa telah menggunakan aplikasi Siskeudes

Page 46: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

32

E. Fokus Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan melihat penerapan dan sistem pengelolaan

Keuangan Desa berbasis E-government di Desa Julubori Kecamatan Pallangga

Kabupaten Gowa. Ada dua indikator yang digunakan yaitu : Penerapan dan

Sistem aplikasi Siskeudes. Adapun faktor pendukung yaitu : SDM yang

kompeten, sarana dan prasarana yang memadai serta kerjasama yang baik dalam

pemerintahan Desa. Sedangkan faktor penghambat yaitu : belum tersedianya

jaringan internet, belum tersosialisasi dengan baik kepada masyarakat dan aplikasi

Siskeudes yang Sering Rilis

F. Deskripsi Fokus Penelitian

Fokus penelitian digunakan sebagai dasar dalam pengumpulan data

sehingga tidak terjadi bias terhadap data yang diambil. Untuk menyamakan

pemahaman dan cara pandang terhadap penulis karya ilmiah ini, maka kami akan

memberikan penjelasan mengenai maksud dan fokus penelitian terhadap

penelitian karya ilmiah ini.

1. Siskeudes adalah sistem pengelolaan keuangan Desa Berbasis E-government

yang digunakan di Desa Julubori Kecamatan pallangga Kabupaten Gowa.

2. Pemerintah Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa

merupakan objek dari penelitian ini.

3. Penerapan adalah proses yang di lakukan untuk mempraktekkan atau

menerapkan sistem pengelolaan keuangan Desa berbasis E-government di

Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

Page 47: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

33

4. Sistem Pengelolaan keuangan Desa berbasis E-government adalah seluruh

rangkaian yang di mulai dari tahap perencanaan, penganggaran,

penatausahaan, pelaporan yang dilaksanakan dalam satu tahun anggaran,

terhitung mulai tanggal satu januari sampai dengan 31 desember.

5. Faktor pendukung adalah faktor yang dapat mendukung dalam penerapan

sistem pengelolaan keuangan Desa berbasis E-government di Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa

6. Faktor penghambat adalah faktor yang dapat menghambat dalam penerapan

sistem pengelolaan keuangan Desa berbasis E-government di Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa

Page 48: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

34

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan, yaitu dimulai dari bulan Mei sampai

September 2019 dan lokasi penelitian ini terpusat di kantor Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, dengan alasan untuk mengetahui sejauh

mana sistem pengelolaan Keuangan Desa berbasis E-government di Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

B. Jenis Dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu data yang

dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan sesuai dengan keadaan, situasi

dan kondisi tempat yang kami teliti pemerintah Desa Julubori Kecamatan

Pallangga Kabupaten Gowa.

2. Tipe Penelitian

Peneltian ini menggunakan penelitian Studi Kasus yaitu melakukan

pemeriksaan yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang

disebut sebagai kasus dengan cara-cara yang sistematis dalam melakukan

pengamatan data, analisis data dan pelaporan hasilnya.

C. Sumber Data

1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dengan observasi dan

wawancara dengan informan tentang sistem pengelolaan keuangan Desa

Page 49: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

35

berbasis E-government di Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten

Gowa

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah penelitian yang bersumber dari Kantor setempat, data

tersebut berupa catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang berkaitan

dengan penelitian kami.

D. Informan Penelitian

Penelitian informan dalam penelitian ini digunakan metode dangan cara

pemilihan secara purposive, informan dipilih berdasarkan pada tujuan penelitian

dan pertimbangan tertentu. Adapun yang dijadikan informan pada peneltian ini

adalah sebagai berikut :

Adapun informan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.1: Informan Penelitian

NO INFORMAN INISIAL JABATAN KET.

1 Muh. Ilyas MI Kepala Desa 1

2 ABD. Hamid AH Ketua BPD 1

3 H. ABD Rajab Yato ARY Sekretaris Desa 1

4 Serly Angraeni SA Kaur Keuangan 1

5 Selvi Marwangi SM Staf Keuangan 1

6 Mulyadi MY Kasi Pembangunan 1

7 Lahabuddin LB Anggota BPD 1

8 Dg. Rani DR Tokoh Masyarakat 1

Page 50: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

36

9 Dg. Bombong DB Masyarakat 1

Jumlah 9 orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang relevan sebagai mana yang diharapkan dalam

tujuan penelitian, maka digunakan teknik pengumpulan data. Data dalam

penelitian dikumpulkan dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data

sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara

langsung di lokasi penelitian guna memperoleh keterangan dan data yang

yang lebih akurat.

2. Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap

muka, dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan lisan (dialog) yang

berhubungan dengan penelitian ini.

3. Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui dokumen tertulis,

terutama berupa arsip-arsip, dan termasuk juga buku-buku, dokumen resmi

maupun statistik yang berhubungan dengan masalah penelitian. Teknik ini

dilakukan dengan cara mengadakan penelaahan terhadap bahan-bahan yang

tertulis yang meliputi hasil-hasil seminar dan buku-buku serta majalah.

Page 51: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

37

Beberapa data sekunder yang dicari dalam penelitian ini adalah informasi

tertulis baik dari dalam maupun dari luar yang dianggap relevan.

F. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti diolah dan dianalisis dengan

menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam bentuk reduksi data, sajian data

serta penarikan kesimpulan dengan menggunakan penelaran sistematis. Kemudian

peneliti menginterprestasikan menjadi seperangkat informasi yang menjabarkan

mengenai sistem pengelolaan keuangan Desa berbasi E-government di Desa

Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa

Metode analisis yang dipergunakan pada penelitian ini adalah metode

deskriftif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian kemudian ditafsirkan dengan

kalimat yang bersifat kualitatif. Hasil analisis data tersebut dijadikan kesimpulan

akhir dalam penelitian seperti yang dijelaskan oleh seiddel (1998) dalam Lexy J.

Moleong (2012:248) bahwa teknik analisis data mempunyai beberapa proses

yaitu:

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi

kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri

2. Mengumpulkan, memilih-milih, mengklasifikasikan, mensintesiskan,

membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai

makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan

membuat temuan-temuan umum.

Page 52: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

38

G. Keabsahan Data

Menurut sugiyono (2009:366), teknik pengumpulan data triangulasi diartiakan

sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Menurut Sugiyono

(2009:368), ada 3 macam triangulasi yaitu:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber berarti membandingkan dengan cara mengecek ulang

derajat kepercayaan suatu informan yang diperoleh melalui sumber yang

berbeda. Misalnya membandingkan antara apa yang dikatakan secara

umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi dan membandingkan hasil

wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan

observasi dan dokumentsi.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul

dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar,

belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga

lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat

dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan cara wawancara,

observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila

Page 53: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

39

hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-

ulang sehingga ditemukan kepastian datanya.

Page 54: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

40

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Desa Julubori

a. Sejarah Desa Julubori

Desa Julubori merupakan salah satu dari 12 Desa di wilayah Kecamatan

Pallangga yang terletak 7 Km kearah timur dari Kecamatan Pallangga dan 11

Km sebelah tenggara ibukota Kabupaten Gowa.

Pada tahun 1939 Desa Julubori dikenal pemerintatahannya dengan “Desa

borong paku” yang dipimpin oleh Daengta Paku bernama HAMA Dg BALI

dan pada tahun 1964 diberi nama Desa Julubori yang terdiri dari lingkungan

Paku, Lingkungan Borongbilalang, Lingkungan Pancana, Lingkungan Watu-

Watu dan Lingkungan Biringbalang.Pada Tahun 1987, Desa Julubori

dimekarkan menjadi 3 (tiga Desa) yakni Lingkungan Paku dan Lingkungan

Borongbilalang menjadi Desa Julubori sebagai Desa induk yang terdiri dari 3

Lingkungan yang kemudian sebutan Lingkungan dirubah menjadi Sebutan

Dusun. Dusun tersebut yaitu Dusun Borongbilalang, Dusun Paku, dan

dibentuk Dusun baru yakni Dusun Borongbilalang. Desa Pemekaran adalah

Dusun Pancana dan Dusun Biringbalang menjadi Desa Julukanaya dan Dusun

Watu-Watu menjadi Desa Julupa’mai.

Page 55: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

41

Sejak terbentuknya, Desa Julubori sudah beberapa kali dipimpin oleh

kepala Desa terpilih, Pelaksana Tugas Kepala Desa dan Pelaksana Harian

Kepala Desa sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Orang Yang Pernah Menjadi Pimpinan/Kepala Desa Julubori

No Nama Kepala Desa Tahun Masa Jabatan Keterangan

1 Hama Daeng Bali 1939 -1964 Kepala Desa Borong Paku

2 Baso Hama Daeng Nai 1964-1977 Kepala Desa Julubori

Pertama

3 Hama Daeng Talli 1977-1978 Kepala Desa Julubori

Kedua

4 Katjong Soegimen 1978-1998 ) Kepala Desa Julubori

Ketiga

5 Zainuddin Dg Nai 1997-2003 Kepala Desa Julubori

Keempat

6 Kamaruddin Dg Sitakka 2003-2008 Kepala Desa Julubori

Kelima

Page 56: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

42

7 Hj. Hartati 2008 Kepala Desa Keenam (

Pelaksana Tugas Kepala

Desa )

8 Muh Ansar 2008-2013 Kepala Desa Ketujuh

9 Dra. KAMSINAH, MM

2013-2016 Kepala Desa Kedelapan (

Pelaksana Tugas Kepala

Desa )

10 Muh. Ilyas

2017-2022

Kepala Desa Kesepuluh

Sumber : Pemerintahan Desa Julubori

2. Kondisi Geografis

a. Letak Desa

Desa Julubori terletak 11 Km sebelah tenggara Ibukota Kabupaten

Gowa dan 7 Km sebelah timur Ibukota Kecamatan Pallangga. Berbatasan

dengan Desa-desa tetangga yaitu;

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Toddotoa dan Desa

Bungaejaya.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Julukanaya.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kampili.

Page 57: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

43

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Panakkukang

b. Administrasi Desa

Wilayah Desa Julubori terdiri dari 3 Dusun, 8 Rukun Warga (RW), 24

rukun tetangga (RT) yaitu:

1. Dusun Bontobilalang, Terdiri dari 3 RW dan 9 RT

2. Dusun Paku, terdiri dari 3 RW dan 9 RT.

3. Dusun Bontobila, terdiri dari 2 RW dan 6 RT

c. Topografi Desa

Kondisi topografi Desa Julubori adalah termasuk daerah dataran

rendah dengan ketinggian 20 m s/d 22m di atas permukaan laut (dpl),

kemiringan 3-8 , dan berada pada posisi 5 .15’.54, 15” Lintang selatan

Bujur timur dan 119 . 27’. 43,36”Bujur timur.

d. Iklim dan Curah Hujan

Secara umum Desa Julubori beriklim tropis dimana suhu udara

mencapai rata-rata 25 C-30 C sepajang tahun dan memiliki dua tipe musim

yaitu musim Hujan yang berlangsung antara bulan Oktober sampai bulan

April dan musim kemarau antara bulan Mei sampai bulan September.

Curah hujan mencapai rata-rata 2000 mm – 3000 mm pertahun dan

tertinggi terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari.

e. Hidrologi dan Tata Air

Menyangkut hidrologi Desa Julubori terdiri dari dua bagian yaitu

untuk pertanian dan kebutuhan keluarga masyarakat. Sebagai sumber

Page 58: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

44

pengairan untuk pertanian dan peternakan, Desa Julubori dilalui aliran

Irigasi Primer Kampili dan 95 % lahan pertanian memanfaatkan air irigasi

tersebut. Selain itu ada 5 lokasi bekas tambang galian golongan C yang

dapat menjadi sumber air untuk pompanisasi. Apabila air irigasi kurang,

maka dapat memamfaatkan sumur bor atau sumur gali.

Untuk kebutuhan air rumah tangga masyarakat 90% KK telah

memiliki sumur sendiri baik dalam sumur gali maupun sumur bor dengan

menggunaka timba manual atau mesin pompa air listrik. Kondisi air tanah

di Desa Julubori sangat jernih karena bersumber dari tekstur tanah berpasir

kasar bercampur kerikil dengan kedalaman rata-rata 2-3 meter.

f. Kondisi Sumber Daya Alam

Sumber Daya Alam di Desa Julubori secara umum sangat potensial

untuk pengembangan usaha Agribisnis, dimana Lahan Pertanian dan

perkebunan yang memiliki sarana irigasi teknis yang cukup memadai.

Kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Kondisi Sumber Daya Alam

No Jenis SDA Lokasi Volume Keterangan

1 Sungai - -

2 Mata Air - -

3 Danau - -

4 Kali / sungai kecil Dusun Paku

2 Km Dangkal

Page 59: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

45

Dusun

Borongbilalang

1.5 Km Dangkal

5 Persawahan Teknis Dusun

Bontobila

75 Ha

Dusun

Borongbilalang

88 Ha

Dusun Paku 95 Ha

6 Bekas Tambang Gol. C Dusun

Bontobila

21 Ha

7 Ladang Dusun

Bontobila

15 Ha

Dusun

Borongbilalang

12 Ha

Dusun Paku 11 Ha

Sumber : Pemerintah Desa Julubori 2017

g. Luas dan Pemamfaatan Lahan Desa

Luas wilayah Desa Julubori sebesar 369,57 Ha. Luas lahan yang ada

terbagi dalam beberapa peruntukan, dapat dikelompokkan seperti untuk

fasilitas umum, pemukiman, pertanian, kegiatan ekonomi dan lain-lain.

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 60: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

46

Tabel 4.3 : Data Pemamfaatan Lahan Desa

No Pemamfaatan Lahan Presentase %

Pemamfaatan Luas ( Ha )

1 2 3 4

1 Jalan 17,50 4,85

2 Pemukiman 22,02 6,13

3 Bangunan umum 5,58 1,55

4 Irigasi 3,15 0,87

5 Pemakaman 0,72 0,99

6 Pertanian/kebun 317 87,91

7 Usaha batu merah 3,50 0,97

8 Lapangan sepak bola 1,20 0,33

Jumlah 369, 57 100

Sumber : Monografi Pemerintahan Desa Julubori 2017

Berdasarkan data tersebut di atas menunjukkan bahwa bialyah

Desa Julubori sangat memungkinkan untuk pengembangan agribisnis baik

pertanian, perikanan, peternakan maupun usaha produktif lainnya. Namun

pengelolaannya belum maksimal karena masih rendahnya tingkat

pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk memamfaatkan sumber

daya yang ada.

Page 61: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

47

3. Kondisi Demografi Dan Sosial Budaya

a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Desa Julubori mempunyai jumlah penduduk 5.258 jiwa, yang tersebar

dalam 3 dusun yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 2.578 jiwa,

perempuan sebanyak 2.680 jiwa. Pertumbuhan penduduk dari tahun ke

tahun berkembang pesat sejalan dengan perkembangan kondisi

pembangunan Desa. pertumbuhan penduduk dipicu selain karena faktor

kelahiran baru, juga karena penduduk pindah/datang. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 : jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

No Dusun Jumlah penduduk Jumlah

(Jiwa) Laki-laki

(jiwa)

Perempuan

1 Bontobila 748 781 1529

2 Paku 969 982 1951

3 Borongbilalang 861 917 1778

Jumlah 2578 2680 5258

Sumber : Monografi Pemerintahan Desa Julubori

b. Jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin

Penduduk Desa Julubori dapat diuraikan menurut kelompok umur

atau tingkatan usia seperti pada tabel berikut :

Page 62: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

48

Tabel 4.5: Data Penduduk Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin

No Umur Jenis kelamin / dusun Jumlah

Bontobila borongbilalang Paku

L P L P L P

1 0 – 1 thn 15 21 8 11 26 32 113

2 > 1 – 2

thn

12 15 9 12 22 33 103

3 >2 – 3

thn

29 21 11 16 33 34 144

4 >3 – 5

thn

33 14 22 38 46 27 179

5 >5 – 13

thn

118 88 154 116 133 114 723

6 >13 – 20

thn

104 101 123 132 164 155 779

7 >20 – 35

thn

155 166 109 185 194 187 1096

8 >35 – 45

thn

133 128 117 155 127 154 814

9 >45 – 55

thn

87 120 119 117 114 135 692

10 55 tahun 62 107 89 135 111 111 615

Total 748 781 861 917 969 982 5258

Page 63: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

49

Sumber : Monografi Pemerintahan Desa Julubori 2017

c. Tingkat Pendidikan Masyarakat

Tingkat pendidikan di Desa Julubori tergolong masih sangat rendah,

hal dapat terukur dari kecilnya jumlah yang mampu menyelesaikan

pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi, yakni hanya mencapai 2,58

% dari total jumlah penduduk. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada

tebel berikut :

Tabel 4.6 : Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah / Dusun Jumlah

Bontobila Borongbilalang Paku

1 Belum

sekolh

160 127 252 539

2 Tidak

sekolah

221 428 332 981

3 Tk 55 51 63 169

4 Sd 480 530 621 1631

5 smp 402 346 363 1111

6 Sma 177 262 263 702

7 Diploma 12 13 24 49

8 Strata I 22 21 33 76

9 Strata II 0 0 0 0

Page 64: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

50

10 Starata II 0 0 0 0

Total 1529 1778 1951 5258

Sumber : Pemerintahan Desa Julubori 2017

4. Kondisi Perekonomian Masyarakat

Perekonomian masyarakat Desa Julubori, sangat bervariasi

tergantung dari kondisi kapasitas yang dimiliki warga antara lain: tingkat

pendidikan, keterampilan, kepemilikan tanah dan lain-lain. Dalam

beberapa tahun terakhir, kehidupan perekonomian masyarakat

menunjukkan suatu pertumbuhan yang signifikan atau perubahan yang

sangat dirasakan. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7 : Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.

No Pekerjaan Jumlah Tiap Dusun Jumlah

Bontobila Paku Borong

Bilalang

1 Petani 266 375 424 1065

2 Buruh 161 188 270 619

3 PNS 7 12 21 40

4 Karyawan Swasta 5 38 60 102

5 Pedagang 47 72 44 163

6 ABRI/POLRI 1 32 8 41

Page 65: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

51

7 Pensiunan 4 7 3 14

8 Ibu Rumah Tangga 337 353 288 978

9 Sopir 25 12 15 52

10 Wira usaha 2 7 13 22

11 Jualan 97 318 183 595

12 Pelajar 358 339 224 929

13 Tidak punya

pekerjaan

219 198 195 612

Total 1529 1951 1778 5258

Sumber : Pemerintahan Desa Julubori 2017

Secara umum perekonomian masyarakat Desa Julubori terdiri dari

berbagai faktor sebagai berikut :

a. Sektor Perikanan

Berdasarkan tabel di atas, sektor pertanian merupakan salah satu

sektor terbesar dari mata pencaharian yang dilakukan oleh masyarakat,

dimana sekitar 863 orang atau 18,36 % penduduk bermata pencaharian

utama sebagai petani

Luas lahan pertanian mencapai 288,80 Ha yang terdiri dari 279,80

lahan sawah berpengairan teknis dengan pola tanam padi – padi –

palawija, dan 9,00 Ha masih persawahan tadah hujan dengan pola tanam

padi – palawija.

Page 66: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

52

Penghasilan petani di Desa Julubori masih tergolong rendah karena

produktivitas pertanian rendah yang disebabkan karena beberapa faktor

antar lain : pengetahuan petani rendah, peralatan pertanian belum memadai

dan kurang permodalan usaha.

b. Sektor Peternakan

Sektor ini masih kurang dikembangkan oleh masyarakat Desa

Julubori. Jenis ternak yang ada di Desa Julubori terdiri dari, ternak sapi,

ayam buras, kambing, dan itik. Dari sekian jenis ternak tersebut belum ada

yang dikelolah sesuai dengan teknik budi daya yang baik dan hanya ternak

sapi yang lebih menonjol, itu pun masih dipeliharah dengan cara

tradisional.

Salah satu kendala yang menyebabkan kurangnya perhatian

masyarakat ke sektor ini adalah karena biaya bibit yang mahal, resiko

kegagalan sangat besar, yang disebabkan karena penyakit, pencurian dll.

Disamping kurangnya penyuluhan tentang peternakan juga menjadi

pemicunya padahal potensi pengembangannya sangat besar dengan

adanya ketersediaan lahan dan pakan yang masih banyak. Dan

kepemilikan ternak dapat dilihat pada tabel pada tabel berikut :

Tabel 4.8 : Data Kepemilikan Ternak Desa Julubori

Sapi Kerbau Kambing Ayam

buras

Ayam

broiler

Itik

Page 67: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

53

165 10 21 6.750 25.750 1.200

Sumber : Pemerintahan Desa Julubori 2017

c. Sektor Perikanan

Potensi pengembangan sektor perikanan air tawar di Desa Julubori

sangat besar dengan adanya lahan persawahan yang dekat dengan irigasi

primer kampili. Selain itu adanya lokasi bekas tambang galian C seluas

kurang lebih 25 Ha. Kondisi pengairannya selalu tersedia sepanjang tahun.

Saat ini ada beberapa masyarakat mengembangkan ternak ikan hias dan

bermata pencaharian menangkap ikan nila pada lokasi bekas tambang

galian golongan C.

Dalam upaya mengembangkan sektor sektor perikanan, maka

dibutuhkan ada pengembangan secara terpadu melalui pola mina padi (

menanam ikan dengan padi ). Dalam hal ini perlu dipacu dengan

memperbanyak penyuluhan dan pelatihan serta penyediaan pasarnya,

karena pengetahuan dan keterampilan petani masih rendah.

d. Sektor Jasa

1. Pertukangan Batu

Pertukangan batu merupakan salah satu potensi yang digeluti

oleh sebahagian masyarakat Desa Julubori. Sebahagian besar tingkat

penghasilan dan kehidupan mereka menjadi lebih baik. Kondisi rumah

para tukang batu tergolong layak, karena memanfaatkan kemampuan

Page 68: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

54

mereka untuk mendesain sendiri. Sekitar 70 % dari mereka bekerja di

kota makassar. Yang lainnya bekerja dalam Desa Julubori. Pola kerja

mereka pun berbeda-beda ada yang kerja harian dan ada yang sistem

borongan atau kontrak. Hal ini menunjukkan adanya ketersediaan

tenaga kerja siap pakai.

2. Pertukangan Kayu

Sektor jasa pertukangan kayu terdiri dari dua kategori yaitu:

tukang kayu yang bekerja pada orang lain dan tukang kayu yang telah

mampu membuka usaha sendiri seperti usaha mebel, kuseng, pintu,

jendela dan lain-lain. Bahkan ada beberapa orang yang yang telah

mempekerjakan orang lain. Salah satu usaha yang berkembang pesat

dan mampu mensejahterakan pengusaha adalah usaha pengelohan kayu

bekas bangunan yang diolah menjadi bahan bangunan seperti kuseng,

pintu, jendela dan lain-lain. Permodalan uasaha selalu menjadi kendala

untuk pengembangan usaha mereka.

3. Perbengkelan

Jasa perbengkelan yang ada di Desa Julubori masih tergolong

bengkel skala kecil, karena kegiatan usahanya masih sebatas usaha

perbaikan motor, dico, mobil, pembuatan pagar besi, pintu, tempat

tidur, dengan modal usaha masih kecil.

Page 69: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

55

4. Jasa Salon Rias Pengantin

Pengusaha jasa salon dan rias pengantin yang ada di Desa

Julubori sangat membantu kebutuhan warga. Usaha ini pun cukup

menjanjikan kesejahteraan para pengusaha. Namun dengan

perkembangan mode dan model pelayanan, maka persaingan usaha

makin ketat yang membuat posisi para pengusaha semakin terdesak.

Hal tersebut diakibatkan karena masih rendahnya kemampuan modal

usaha dan keterampilan yang dimiliki.

5. Jasa Alat Produksi Pertanian (Alsinta )

Peralatan produksi pertanian semakin tahun semakin mengalami

peningkatan sejalan dengan kemajuan teknologi. Kemajuan peralatan

teknologi modern tersebut telah mampu menggeser peralatan manual

yang dimiliki petani mulai dari pengelohan tanah, alat penanam, dan

alat penen dan peralatan pasca panen semuanya menggunakan mesin.

Alat-alat pertanian tersebut misalnya traktor tangan dan traktor berat,

mesin penanam padi, mesin panen combine, pompa air, penggilingan

padi dan sebagainya.

6. Sektor Usaha Rumah Tangga (Home Industri )

Usaha skala rumah tangga atau dikenal dengan istilah home

industry, memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat Desa

Julubori, misalnya : usaha industri kasur, usaha batu merah, kerajinan

anyaman bambu, usaha daur ulang sampah, usaha kue-kue tradisional.

Page 70: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

56

khususnya usaha kasur telah lama dikembangkan dan pasarnya telah

lintas Kabupaten dan lintas Provinsi.

7. Sektor Perdagangan

Usaha di bidang perdagangan masih skala kecil, atau sebatas

jualan yakni : jualan ikan, jualan beras, jualan kasur, jualan pakaian,

jualan kue-kue dan lain-lain. Perdagangan skala besar belum ada.

5. Kondisi Sarana Dan Prasarana Desa

1. Sarana Trasportasi

Sarana jalan alah satu sarana yang paling utama dalam melakukan

perekonomian adalah sarana jalan yang memadai. Kondisi jalan yang ada

di Desa Julubori terdiri dari beberapa jenis antara lain: jalan Provinsi, jalan

Kabupaten, jalan Desa, jalan inpeksi, jalan tani, dan jalan lorong. Sebagian

besar jalan tersebut mulai rusak terutama jalan Kabupaten yang poros

Borongbilalang – Limbung dan jalan lorong yang masih jalan tanah.

Adapun kondisi jalan yang ada di Desa Julubori adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9 : Kondisi Sarana Jalan Di Desa Julubori

No Jenis jalan Lokasi Volume Ket.

1 Jalan provinsi Dusun Borongbilang 600 M Rusak ringan

2 Jalan kabupaten Borongbilalang-Paku 2.200 M Rusak berat

3 Jalan Desa Borongbilalang-

Bontobila

2.300 M Rusak berak

Page 71: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

57

4 Jalan lorong Dusun Borongbilalang 2.700 M 200 M sudah

dipaving

Dusun Paku 2.900 M 1.000 M sudah

dirabat, sudah

mulai rusak

Dusun Bontobila 1.650 M 200 M sudah

dipaving

5 Jalan inpeksi Dusun Borongbilalang 1.200 M 300 M sudah

dipaving

Dusun Paku 1.000 M Rusak berat

Dusun Bontobila 2.000 M 350 M sudah

diaspal

6 Jalan tani Dusun Borongbilalang 1.800 M 1.000 M sudah

ditalud

Dusun Paku 2.300 M Rusak berat

Dusun Bontobila 2.150 M Rusak berat

Sumber : Pemerintahan Desa Julubori 2017

2. Sarana Irigasi

sebagai wilayah Desa agraris, dibutuhkan adanya irigasi yang mampu

menunjang usaha pertanian masyarakat. Kondisi irigasi di Desa Julubori

sangat memungkinkan untuk kegiatan usaha pertanian, perkebunan dan

Page 72: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

58

perikanan. Sekitar 85 % wilayah Desa Julubori berpengairan teknis yang

berasal dari daerah irigasi Kampili dimana air tersedia sepanjang tahun.

Namun yang menjadi kendala adalah jaringan irigasi banyak yang

rusak, kelembagaan pengelola air belum kuat, sehingga mempengaruhi

kelancaran pengairan. Keadaan irigasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.10 : Kondisi Sarana Irigasi Di Desa Julubori

No Jenis irigasi Lokasi Volume Ket.

1 Irigasi primer Dusun Bontobila 1.200 M Rusak

ringan

2 Irigasi sekunder Paku-

Borongbilalang

2.600 M Rusak

ringan

3 Irigasi tersier Dusun

Borongbilalang

2.300 M Rusak

berat

4 Irigasi kuarter Dusun Paku 2.700 M 200 M

sudah

dipaving

Dusun

Borongbilalang

2.900 M

Dusun Bontobila 1.650 M Dipaving

Sumber : Pemerintahan Desa Julubori 2017

Page 73: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

59

3. Sarana Kesehatan

Dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat terdapat berbagai

fasilitas penunjang antara lain: pustu 1 unit, poskesdes 1 unit, posyandu 3

unit, 1 unit perdusun. Di Desa Julubori terdapat 1 orang tenaga perawat

yang tinggal di pustu, dan 1 orang bidan Desa serta bidan Desa honorer 1

orang.

4. Sarana Sanitasi Lingkungan

Kebersihan lingkungan ditunjang dengan sanitase lingkungan dimana

telah dibangun draenase sepanjang 3900 M dari 28000 M panjang

draenase yang ada untuk memperlancar pengaliran dan pembuangan air

dari pemukiman masyarakat, selain itu selain penyuluhan PKK telah

diberikan pemahaman tentang pengelolaan jamban keluarga. Pengelolaan

sampah belum dilakukan dengan baik dimana belum adanya tempat

pembuangan sampah tertentu dan masih rendahnya keterampilan

masyarakat mengolah sampah. Sampah rumah tangga dibuang

sembarangan atau dibakar.

5. Sarana Air Bersih

Kebutuhan air bersih untuk kebutuhan keluarga dengan menggunakan

beberapa sumur jenis sumur diantaranya sumur gali, sumur bor, air galon.

Karena sumber air tanah sangat mudah diperoleh dimana kedalaman air

tanah rata-rata 2-3 M, sehingga hanya sekitar 15 % penduduk yang tidak

memiliki sumur pribadi.

Page 74: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

60

6. Sarana Pribadatan

Sarana pribadatan yang ada di Desa Julubori adalah berupa masjid 8

buah. Dusun Bontobila 2 buah yaitu Masjid Lailatul Qadar dan Masjid

Jabal Nur. Dusun Paku Yaitu Masjid Nurul Iman, Masjid Babussalam dan

Masjid Al Anshar. Dusun Borongbilalang yaitu : Masjid Nurul Yaqin dan

Masjid Al Ikhlas dan Masjid Al Alik

7. Sarana Pendidikan

Dengan adanya program pemerintah Kabupaten Gowa berupa program

pendidikan gratis, maka harus ditunjang dengan sarana pendidikan yang

memadai sebagai faktor utama keberhasilan dan kemajuan tingkat

pendidikan masyarakat. Di Desa Julubori terdapat beberapa sarana baik

formal maupun non formal. Sarana formal meliputi: sekolah menengah

atas (SMA negeri 20) 1 buah. Sekolah menengah pertama ( SMP 5

Pallangga ) 1 buah, sekolah dasar 2 buah, SPAS 1 buah, TK 2 buah (TK

yayasan ), TKA/TPA 6 buah, sekolah sepak bola 1 buah.

8. Sarana orlahraga

yang ada adalah lapangan sepak bola seluas 1.00 Hektar. Selain itu ada

1 unit lapangan bulu tangkis dan 3 buah lapangan sepak takraw yang

dibangun atas swadaya masyarakat.

9. Sarana listrik

Sarana penerangan yang ada di Desa Julubori adalah jaringan listrik

PLN yang dapat diakses oleh seluruh rumah tangga yang ada. Namun

kepemilikannya masih terdapat sekitar 25 % masyarakat belum memiliki

Page 75: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

61

meteran sendiri tetapi menumpang pada rumah tetangga. 2 RW yang

belum mempunyai tiang listrik yang permanen tetapi masih menggunakan

tiang kayu dan bangku.

10. Kondisi perumahan dan pemukiman penduduk

Perumahan adalah merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan

masyarakat, dimana dalam RPJMDes ini, kondisi rumah warga termasuk

dalam indikator peringkat kesejahteraan masyarakat, karena kondisi rumah

sering menjadi ukuran kesejahteraan seseorang.

Di Desa Julubori ada beberapa kondisi rumah dimana dari 1.272

rumah, terdapat 230 rumah tidak layak huni. Keadaan tersebut akan

memacu upaya untuk membantu warga mengacu kepada peningkatan

kualitas rumah mereka.

Pemukiman penduduk rata-rata tersusun berdasarkan jalur jalan

yang ada. Namun masih terdapat perumahan yang belum tertata dengan

baik. Umumnya rumah yang berada pada lokasi yang belum memiliki

lorong yang baku.

B. Kondisi Pemrintahan Desa

1. Kelembagaan Pemerintah Desa

Pemerintah Desa Julubori saat ini dipimpin oleh kepala Desa yang

ke tujuh dari 47 tahun terbentuknya sejak tahun 1964. Pemerintah

dipimpin seorang kepala Desa dan dibantu oleh beberapa aparat Desa

Page 76: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

62

antara lain Sekretaris Desa. kaur-kaur, kepala Dusun, Ketua RW dan

Ketua RT, dengan struktur sebagai berikut :

Tabel 4.11: Struktur Pemerintahan Desa

No Nama Jabatan

1 Muh. Ilyas Kepala Desa

2 H. Abd. Rajab Yato Sekretaris Desa

3 Fajar Kasi Pemerintahan

4 Muliadi Kasi Pembangunan

5 Salmiyah Kasi Kesejahteraan

6 Abd. Azis Kaur Umum

7 Serly Anggraeni Kaur Keuangan

8 Tina Faramita Kaur Administrasi

9 Dwi Resky Andriani Staf Kesejahteraan

10 Nurul Ismi Staf Administrasi

11 Selvi Mawarngi Staf Keuangan

12 Muh. Jufri Kadus Borongbilalang

13 Bakri Sena Kadus Paku

14 Hasyim Dg Rani Kadus Bontobila

Sumber : Pemerintahan Desa Julubori 2017

Pusat pemerintahan Desa Julubori bertempat di Dusun Paku, telah

memiliki gedung kantor yang dibangun di tas tanah 400 M2 , dengan luas

bangunan 150 M2. Kantor Desa direhabilitasi pada tahun anggaran 2007

Page 77: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

63

dan telah dilengkapi dengan mobiler berupa meja, kursi, lemari, papan

potensi.

Dalam melakukan aktifitas pelaksanaan tugas, para kaur berkantor

setiap hari kerja, namun masih perlu peningkatan kapasitas SDM.

Peningkatan kapasitas yang dimaksud adalah menyangkut tugas dan

fungsinya masing-masing antara lain: keterampilan administrasi,

pengoperasian komputer, dan teknik pelayanan tugas kepada masyarakat.

pengelolah penguatan kapasitas lembaga perlu menjadi agenda

pembangunan Desa.

Page 78: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

64

Gambar 4.1

Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Julubori

Sumber : Pemerintahan Desa Julubori 2019

Sekretaris Desa

H.Abd. Rajab Yato

Kasi Kesejahteraan

Salmiyah, S.Kom

Kepala Desa

Muh Ilyas, SE

Kasi Pembangunan

Muliadi, Amd.Kep

Kaur Pemerintahan

Fajar

Staf Kesejahteraan

Dwi Reski Andriani

Kaur Administarsi

Tina Faramita S.Pd

Kaur Keuangan

Serly Angraeni

Kaur Umum

H.Abdul Azis

Staf Administrasi

Nurul Ismi

Staf Keuangan

Selvi Marwangi

Kepala Dusun Borong Bilalang

Muh. Jufri

Kepala dusun paku

H. Bakri se’na

Kepala Dusun Bonto

Bila Hasyim Dg Rani

Badan Permusyawaratan Desa

(BPD) LPM/LEMBAGA ADAT

Page 79: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

65

Badan permusyawaratan Desa adalah lembaga yang merupakan

perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa sebagai

unsur penyelenggara pemerintahan Desa. keanggotaan BPD adalah wakil

dari penduduk Desa yang bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah

yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.

Anggota BPD terdiri dari ketua rukun warga, pemangku

adat,golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat

lainnya. Masa jabatan anggaota BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat

diangkat / diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil yakni 9 orang,

dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk, dan kemampuan

keuangan Desa.

Fungsi BPD yakni menetapkan peraturan Desa bersama kepala

Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Kemudian

wewenang BPD yaitu :

1. Membahas rancangan peraturan Desa bersama kepala Desa;

2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan Desa

dan peraturan kepala Desa;

3. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala Desa;

4. Membentuk panitia pemilihan kepala Desa;

5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan

menyalurkan aspirasi masyarakat; dan

Page 80: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

66

6. Menyusun tata tertib BPD

Badan permusyawaratan Desa (BPD) Desa Julubori beranggotakan

9 orang, dengan struktur sebagai berikut:

Tabel 4.13 : Daftar Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

No Nama Jabatan

1 Abd. Hamid Ketua

2 Syamsuddin dg. Rola Wakil ketua

3 Riska rahim Sekretaris

4 Sukarman Anggota

5 Nurdin Anggota

6 Abd. Latif Anggota

7 Lahabuddin Anggota

8 Syarifuddin Anggota

9 Basri dg rola Anggota

Sumber : Pemerintah Desa Julubori 2017

Dalam peraturan menteri dalam negeri nomor 35 tahun 20007

diatur juga mengenai tugas dan wewenang Kepala Desa :

1. Tugas kepala Desa, kepala Desa mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan

kemasyarakatan.

2. Wewenang kepala Desa dalam melaksanakan tugasnya kepala Desa

mempunyai wewenang :

Page 81: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

67

a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan Desa berdasarkan

kebijakan yang ditetapkan bersama Dewan Permusyawaratan

Desa ( BPD);

b. Mengajukan rancangan peraturan Desa;

c. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan

bersama BPD;

d. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan Desa mengenai

APB Desa untuk dibahas dan ditetatapkan bersama BPD;

e. Membina kehidupan masyarakat Desa;

f. Membina perekonomian Desa;

g. Mengkordinasikan pembangunan Desa secara partisipatif;

2. Visi dan Misi Desa Julubori

Visi :

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa

depan yang di inginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan Desa.

penyusunan visi Desa Julubori ini dilakukan dengan pendekatan

partisipasi, melibatkan pihak – pihak yang berkepentingan di Desa

Julubori, seperti pemerintah Desa, BPD, tokoh masyarakat, tokoh agama,

lembaga masyarakat Desa dan Masyarakat desa pada umumnya,

pertimbangan kondisi eksternal di Desa seperti satuan kerja wilayah

pembangunan di Kecamatan. Maka berdasarkan pertimbangan diatas visi

Desa Julubori ialah “ Tarwujudnya Desa Julubori yang berakhlaq,

Page 82: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

68

handal dibidang infrastruktur, ekonomi, sosial budaya dengan tata

kelola pemerintahan partisipatif dan transparan ”

Misi :

Selain penyusunan visi juga telah ditetapkan misi – misi yang

memuat sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Desa agar

tercapainya visi Desa tersebut.

Visi berada diatas Misi, pernyataan visi kemudian di jabarkan

kedalam misi agar dapat dioprasionalkan / dikerjakan sebagaimana

penyusunan visi, misipun dalam penyusunannya menggunakan pendekatan

partisipatif, pertimbangan potensi dan kebutuhan Desa Julubori,

sebagaimana proses yang dilakukan maka misi Desa Julubori adalah :

1. Peningkatan pembinaan keagamaan sebagai sarana pembangunan

manusia yang berakhlaq.

2. Peningkatan kapasitas aparatur dan tata kelola pemerintahan Desa

yang baik.

3. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fisik, ekonomi, pendidikan,

kesehatan dan sosial budaya di Desa.

4. Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan baik formal maupun

non formal yang sejalan dengan program pendidikan dan kesehatan

gratis.

5. Peningkatan Kapasitas kelembagaan masyarakat Desa sebagai

penunjang pembangunan dan ketertiban masyarakat.

Page 83: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

69

6. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan

kelompok usaha ekonomi produktif dengan menjadikan badan usaha

milik Desa (BUMDes) sebagai tulang punggung perekonomian Desa.

7. Peningkatan pembinaan bagi generasi muda sebagai pelopor

pembangunan Desa

8. Meningkatkan SDM melalui peningkatan kapasitas masyarakat sebagai

bagian dari pemberdayaan masyarakat

9. Meningkatkan pengembangan sumber daya alam Desa

C. Sistem pengelolaan keuangan Desa berbasis E-Government di Desa

Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

Hasil ini penulis menyajikan semua data yang diperoleh dengan cara

wawancara kepada responden/informan di pimpinan/kepala Desa Julubori,

Ketua BPD Desa Julubori, Sekretaris Desa Julubori, Kaur Keuangan Desa

Julubori, Staf Keuangan Desa Julubori, Kasi Pembangunan Desa Julubori,

Anggota BPD Julubori, Tokoh Masyarakat Julubori dan Masyarakat Desa

Julubori. Dalam variabel sistem pengelolaan keuangan Desa berbasis E-

government di Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, penulis

menjabarkan kedalam indikator yang diuraikan menjadi beberapa pertanyaan-

pertanyaan.

1. Penerapan dan Sistem aplikasi siskeudes

a. Penerapan

Penerapan adalah perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode

untuk menpai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan

Page 84: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

70

oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun

sebelumnya.

Gambar 4.2 : Kabupaten Gowa Sukses Menerapkan Siskeudes Di Seluruh

Desanya

Sumber : Pemerintahan Desa Julubori 2019

Berikut wawancara peneliti dengan Kepala Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Sistem aplikasi adalah program nasional dari kementerian

keuangan pada pada tahun 2015, sebenarnya semua desa merasa

kesulitan dalam penerapannya, kesulitannya itu boleh dikatakan

kurang faktor pendukung yang banyak faktor penghambat, mana

SDM nya belum ada yang tau pada masa belajar tetapi melalui

pelatihan yang berkesinambungan terus-menerus akhirnya bagus.

Lanjutnya, awal-awalnya dirsakan sulit sekali seiring dengan

perkemabangan SDM yang semakin terlatih ternyata penerapannya

Page 85: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

71

jauh lebih bagus daripada yang manual.” (MI, wawancara Tanggal

2 September 2019).

Pernyataan dari kepala Desa Julubori menunjukkan bahwa aplikasi

siskeudes adalah program nasional dari kementerian keuangan pada tahun

2015, yang dalam awal penerapannya Desa merasa kesulitan karena

kurangnya faktor pendukung yang banyak itu faktor penghambat tetapi

melalui pelatihan yang berkesinambungan terus menerus dan seiring

perkembangan SDM akhirnya Desa meraskan mamfaat dari aplikasi ini.

Kemudian wawancara peneliti dengan Ketua BPD Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Yang saya ketahui aplikasi siskeudes adalah program nasional

dimana Desa diharuskan menerapkan ini di Desa nya.” (AH,

Wawancara Tanggal 22 Agustus 2019)

Hasil wawancara dengan informan diatas menunjukkan bahwa

siskeudes adalah program Nasional yang harus di terapkan di Desa.

Hasil wawancara peneliti dengan Kaur Keuangan Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Siskeudes ini dari Kemendagri dan diperkenalkan akhir tahun

2015 kemudian pada pelatihan pertama ada beberapa desa yang

ikut sekitar 5 Desa, baru pada tahun 2016 pelatiahan diikuti 121

desa yang ada di Kabupaten Gowa dalam waktu satu pekan di

dinas PMD Kabupaten setelah itu aplikasi dibagikan dan

diterapkan di Desa.” (SA, Wawancara Tanggal 2 September 2019)

Dari hasil wawancara dengan informan diatas menunjukkan bahwa

Aplikasi Siskeudes di perkenalkan pada tahun 2015, kemudian ada

pelatihan pertama hanya diikuti 5 (lima) Desa saja baru pada tahun 2016

Page 86: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

72

pelatihan diikuti semua Desa yang ada dikabupaten Gowa dalam waktu

sepekan di PMD Kabupaten sebelum aplikasi dibagi dan diterapkan Desa.

Selanjutnya hasil wawancara dengan Kasi Pembangunan yang

bergabung dalam PPTKD Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten

Gowa mengatakan bahwa :

“Penerapannya itu dari Kabupaten melakukan pelatihan di Desa-

desa kira-kira satu pekan lamanya setelah itu Desa menerapkan di

Desanya masing-masing.” (MY, Wawancara Tanggal 21 Agustus)

Hasil wawancara dengan informan diatas menunjukkan bahwa

penerapan Aplikasi Siskeudes dimulai setelah pelatihan sepekan.

Berikutnya hasil wawancara peneliti dengan Tokoh Mayarakat Desa

Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Kami tidak mengetahui dengan rinci tentang pengelolaan

keuangan berbasis Aplikasi tetapi kalau kami melihat hasil dari

pengelolaan, yang alhamdulillah bagus karena banyak

pembangunan di Desa yang kami rasakan saat ini.” (DB,

Wawancara Tanggal 21 Agustus 2019).

Dari hasil wawancara peneliti dengan salah satu Tokoh Masyarakat

menunjukkan bahwa masyarakat tidak mengetahui secara rinci tentang

pengelolaan keuangan berbasis aplikasi tetapi fokus perhatianaya tertuju

pada hasil dari pengelolaan keuangan Desa.

Kemudian wawancara peneliti dengan Tokoh Masyarakat Desa

Julubori Kecamtan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Saya tidak mengetahui tentang adanya sistem aplikasi Siskeudes di

Desa karena saya sibuk dengan pekerjaan, tetapi pernah ada

Page 87: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

73

undangan untuk datang di taman bambu karena Kepala Desa dan

Aparat Pemerintah Desa serta BPD sering mengadakan forum

Musyawarah dan sosialisasi disana yang saya dengar, namun saya

belum pernah sempat datang menhadiri kegiatan itu.” (DR,

Wawancara Tanggal 22 Agustus 2019)

Dari hasil wawancara peneliti dengan Tokoh Masyarakat

menunjukkan bahwa tidak banyak masyarakat mengetahui tentang adanya

aplikasi Siskeudes di Desa Julubori karena faktor kerjaan sehingga tidak

sempat menhadiri pertemuan yang bertempat di taman bambu.

b. Sistem

Sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

kegiatan atau menyelesaikan sasaran tertentu. Sistem yang dimaksud disini

adalah sistem yang ada dalam pengelolaan keuangan berbasis aplikasi yang

menjadi prosedur-prosedur yang saling berhubungan untuk tujuan

peningkatan pengelolaan keuangan Desa.

Ganbar 4.3 : Sistem Aplikasi Siskeudes

Sumber : Pemerintahan Desa Julubori 2019

Page 88: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

74

1) Perencanaan

Perencanaan adalah menentukan hal-hal yang ingin dicapai di

masa depan serta menentukan berbagai tahapan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan tersebut, serta menjadi tahap awal dalam kegiatan.

Perencanaan yang di maksud disini adalah tahapan atau proses

perencanaan sampai dengan keterhubungan dengan aplikasi Siskeudes.

Berikut wawancara peneliti dengan Kepala Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, mengatakan bahwa:

“Pada tahap perencanaan itu bagaimana keterhubungan dengan

Siskeudes maka seluruh hasil musyawarah perencanaan ini

dituangkan kedalam/di input ke sistem aplikasi Siskeudes itu

dalam bentuk RJMDes selama 6 (enam) tahun dan RKP Desa

tahunan yang melahirkan Musrembang. Intinya kalau dia

perecanaan maka RPJMDes dan RKP Desa itu dokumennya.”

(MI, Wawancara Tanggal 2 September 2019)

Pernyataan dari Kepala Desa Julubori menunjukkan bahwa pada

tahap awal dari perencanaan dilakukan dengan cara musyawarah Desa

kemudian seluruh hasil dari musyawarah perencanaan barulah di input

ke aplikasi Siskeudes yang dokumennya Berbentuk RPJMDes dan RKP

Desa

Kemudian wawancara peneliti dengan Ketua BPD Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Kalau di Desa itu perencanaan partispatif apa yang kita

kerjakan sebanarnya hasil dari kesepakatan bersama melalui

musrembang, jadi musrembang itu aslinya nak disitu fungsinya

pembangunan partisipatif karena yang kami akan kerjakan

berdasarkan hasil usulan masyarakat melalui musrembang

bahwa ini yang menjadi kebutuhan, intinya dalam perencanaan

Page 89: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

75

bukan semata kepala Desa yang berpikir atau BPD tapi kita

adakan musrembang supaya masyarakat menyalurkan

inspirasinya untuk penyusunan perencanaan satu tahun ke

depan.” (AH, Wawancara Tanggal 22 Agustus 2019)

Hasil wawancara peneliti dengan informan diatas menunjukkan

bahwa perencanaan di Desa Julubori aslinya partisipatif yang

pengerjaannya berasal dari hasil kesepakatan bersama jadi musrembang

diadakan untuk masyarakat bisa menyalurkan inspirasinya untuk

penyusunan perencanaan program kerja Desa satu tahun kedepan.

Hasil wawancara peneliti dengan Sekretaris Desa Sebagai

Kordinator Siskeudes Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten

mengatakan bahwa:

“Perencanaa selalu dalam bentuk musyawarah dan jika ada

perubahan maka dilakukan musyawarah aparat pemerintah

dengan BPD.” (ARY, Wawancara Tanggal 7 Agustus 2019)

Dari hasil wawancara peneliti dengan informan diatas

menunjukkan bahwa penyusnan perencanaan selalu dengan

musyawarah dan jika ada perubahan maka dilakukan juga dengan

musyawarah

Berikutnya wawancara peneliti dengan Kaur Keuangan Desa

Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Dari musyawarah Dusun ke Musdes, dari Musdes ke

Penyusunan RPJMDes dan disusun apa-apa yang

diprioritaskan kebutuhan dari 3 (tiga) Dusun di Desa dan dari

RPJMDesa itu dibagi tahun pertama, kan enam tahun! Tahun

kedua sampai tahun keenam dari itu diambil RKP pertahun

setelah itu sisa di input, kan dibuat manualnya dulu mana

mungkin langsung di input ini ini ini tanpa ada dokumen manual

Page 90: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

76

karena di aplikasi juga ada bagian-bagiannya atau di aplikasi

sudah tersedia bidangnya.” (SA, Wawancara Tanggal 2

Sepetember 2019)

Hasil wawancara peneliti dengan informan menunjukkan bahwa

perencanaan disusun dengan tahapan-tahapan untuk menhasilkan RKP

dengan meprioritaskan kebutuhan dari tiga Dusun di Desa Julubori

kemudian data RKP baru bisa di input ke Siskeudes

2) Penganggaran

Penganggaran adalah penciptaan rencana kegiatan yang

dinyatakan dalam ukuran keuangan. Penganggaran memiliki peran

penting di dalam perencanaan untuk mengalokasikan sumber daya

untuk pencapai sasaran dalam jangka waktu tertentu.

Berikut wawancara peneliti dengan Kepala Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, mengatakan bahwa :

“Apa yang sudah tertuang dalam dokumen perencanaan itu akan

kita musyawarakan kembali dalam bentuk penganggaran, begitu

selesai musyawarah di tetapkanlah ha-hal yang mau jadikan

muatan RKP Desa dan di input ke Siskeudes, proses

penganggarannya melalui APBDes, disitu sudah tertuang

istimasi anggarannya, kemudiaan nanti selesai penganggarannya

baru jelas bahwa anggarannya sekian juta.” (MI, Wawancara

Tanggal 2 September 2019)

Pernyataan dari Kepala Desa Julubori Kecamatan Palangga

Kabupaten Gowa menunjukkan bahwa hasil dari musyawarah

perencanaan akan di musyawarakan kembali dalam musyawarah

panganggaran sehingga di tetapkanlah RKP Desa dan di input ke

Siskeudes kemudian di proses penganggarannya di APBDes

Page 91: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

77

Kemudian wawancara peneliti dengan Kaur Keuangan Desa

Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Di buat RKA tabungan dan dibuatkan manual setelah itu di

input ke aplikasi Siskeudes setelah itu berkasnya dulu dikirim

dulu ke kabupaten untuk di evaluasi baru setelah acc berkas-

berkasnya kabupaten akan buat pengajuan dan Desa

mengajukan kebagian keuangan Kabupaten.” (SA, Wawancara

Tanggal 2 September 2019).

Hasil wawancara dengan informan diatas menujukkan bahwa

Desa butuh membuat RKA tabungan sebelum proses penganggaran

kemudian data/berkasnya dikirim ke kabupaten untuk di proses evaluasi

sebelum Desa melakukan pengajuan kebagian keuangan Kabupaten.

Hasil wawancara peneliti dengan Staf Keuangan Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Penganggaran merupakan kelompok menu di dalam aplikasi

Siskeudes yang di gunakan untuk melakukan proses penyusunan

anggaran dengan output utama APBDes.” (SM, Wawancara

Tanggal 7 Agustus 2019)

Dari hasil wawancara dengan informan diatas menunjukkan

bahwa penganggaran yang di proses di aplikasi Siskeudes memiliki

output utama APBDes.

Selanjutnya wawancara peneliti dengan Aggota BPD Desa

Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Dulu anggaran turun duluan, tetapi sekarang harus ada dulu

perencanaan apa-apa yang ingin di bangun atau dilaksanakan

baru bisa keluar dananya.” (LB, Wawancara Tanggal 7 Agustus

2019)

Page 92: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

78

Hasil wawancara peneliti dengan informan diatas menunjukkan

bahwa adanya perbedaan dalam tahap penganggaran, dulu itu anggaran

bisa turun duluan ke Desa tetapi sekarang harus ada perencaan kegiatan

dulu baru bisa anggaran keluar.

3) Penatausahaan

Penataushaan merupakan hal yang nyaris dilakukan sepanjang

tahun anggaran dan pencatatan seluruh transaksi keuangan, baik

penerimaan maupun maupun pengeluaran uang dalam satu tahun

anggaran.

Berikut wawancara peneliti dengan Kepala Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, mengatakan bahwa :

“Penata usahaan ini maksudnya setiap pelaksanaan ini sudah

tertuang siapa yang menjadi pelaksana, pokoknya manajemen

sudah jalan disitu misalnya kegiatan ini siapa yang

mengerjakan, berapa sasaran yang akan kita tuju sudah ada di

tata laksana intinya siapa mengerjakan apa.” (MI, Wawancara

Tanggal 2 September 2019).

Pernyataan dari Kepala Desa Julubori menunjukkan bahwa

penata usahaan merupakan kondisi dimana manajemennya sudah

dipersiapkan dalam pelaksanaan kegiatan.

Kemudian wawancara peneliti dengan Kaur keuangan Desa

Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan Bahwa :

“Kalau sudah cair dana dari kabupaten, penatausahaannya mulai

dari penarikan, pengeluaran, belanja semuanya. Pajak otomatis

di input karena sudah di tau bab 1 (satu) ini sisa dimasukkan

Page 93: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

79

kedalam sistem aplikasi Siskeudes.” (SA, Wawancara Tanggal 2

September 2019)

Hasil wawancara dengan informan di atas menunjukkan bahwa

penatausahaan dilakukan sejak awal penarikan kecuali pajak yang

otomatis di input karena sudah jelas anggaran itu untuk Bab I.

Hasil wawancara peneliti dengan Kasi Pembangunan yang

bergabung dalam PPTKD Desa Julubori Kecamatan Pallangga

Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Kalau penata usahaannya itu misalnya seperti saya di bidang

kasi pembangunan apa-apa saja yang pernah saya lakukan di

tahun itu ada pembukuan yang saya buat, Kasi Kesejahteraan

juga ada bukunya dan Kaur Keuangan juga beberapa buku-

bukunya dan lain-lain. Intinya masing-masing ada

pembukuannya apa-apa sudah dilaksanakan.” (MY, Wawancara

Tangga 21 Agustus 2019)

Dari hasil wawancara dengan informan diatas menunjukkan

bahwa setiap aparat memilki pembukuan masing-masing sesuai bidang

masing-masing yang telah dilaksanakan.

4) Pelaporan

Laporan adalah suatu bentuk keterangan ataupun

pertanggungjawaban baik secara lisan maupun secara tertulis dari

bawahan kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang dan

tanggung jawab antara mereka.

Berikut wawancara peneliti dengan Kepala Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, mengatakan bahwa :

Page 94: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

80

“Pelaporan harus konek dengan perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan misalnya disini perencanaannya 10 kenapa dalam

pelaksanaan 9 tentu akan ada tanggungjawab disitu, oh saya

mengerjakan 9 karena anggarannya begini! Apakah kurang atau

lebih itu yang harus dilaporkan ke dinas PMD kabupaten

melalui Kecamatan.” (MI, Wawancara Tanggal 2 September

2019)

Pernyataan dari Kepala Desa Julubori menunjukkan bahwa

pelaporan harus sesuai dengan perencanaan, penganggaran dan penata

usahaan, apabila ada perbedaan maka Pemerintah harus mampu

menjelaskan dan mempertanggungjawabkan.

Kemudian wawancara peneliti dengan Kaur Keuangan Desa

Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan Bahwa :

“Sepaket dengan Penatausahaan kalau di input dalam penata

usahaan otomatis pertanggungjawabannya juga muncul di situ

sisa di print dan dilampirkan pelaporannya yang dilakukan tiap

bulan setiap tanggal 10 bulan selanjutnya langsung di

ekspor/dibawakan date base ke kabupaten secara manual untuk

tahun ini karena masih ofline untuk tahun depan kayaknya

sudah online.” (SA, Wawancara Tanggal 2 September 2019)

Hasil wawancara dengan informan diatas menunjukkan bahwa

pelaporan dialakukan setiap bulan pada tanggal 10 dengan masih

menggunakan manual.

Hasil wawancara peneliti dengan Staf Keuangan Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Dalam aplikasi, menu laporan pembukuan digunakan untuk

mencetak laporan keuangan yang harus disajikan oleh

pemerintah Desa, semacam laporan realisasi anggaran

pendapatan belanja Desa, laporan realisasi pelaksanaan

anggaran pendapat dan belanja Desa perkegiatan, laporan

realisasi anggaran desa bulanan dan triwulanan serta semesteran,

Page 95: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

81

laporan kekayaan milik Desa, laporan realisasi anggaran per

sumber dana, dan laporan lain yang dibutuhkan.” (SM,

Wawancara tanggal 7 Agustus 2019)

Dari hasil wawancara dengan informan diatas menunjukkan

bahwa aplikasi Siskeudes mempunyai kelengkapan dalam membantu

pemerintah Desa dalam melakukan pelaporan keuangan.

Selanjutnya wawancara peneliti dengan Kasi Pembangunan

yang bergabung PPTKD Desa Julubori kecamatan Pallangga Kabupaten

Gowa mengatakan bahwa :

“Setiap pencairan harus ada laporan realisasi yang telah di acc

Kepala Desa kemudian di laporkan ke kabupaten.” (MY,

Wawancara Tanggal 21 Agustus 2019)

Hasil wawancara peneliti dengan informan diatas menunjukkan

bahwa setiap ada dana keluar maka harus ada laporan realisasi yang

dilaporkan ke Kabupaten.

2. Faktor pendukung dan penghambat sistem pengelolaan keuangan berbasis

aplikasi E-government di Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten

Gowa.

a. Faktor pendukung.

1) SDM, Sarana dan prasarana, kerja sama yang baik dalam

pemerintahan Desa.

SDM adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak

dapat dilepaskan dari sebuah pemerintahan. Pada hakikatnya sumber

daya manusia sebagai penggerak, pemikir dan perencana untuk

mencapai tujuan tertentu.

Page 96: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

82

Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai untuk mencapai

maksud atau tujuan. Sedangkan Prasarana adalah segala sesuatu yang

merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses.

Kerja sama yang dimaksud adalah manusia sebagai makhluk

sosial, itu artinya manusia tidak bisa hidup sendiri namun harus hidup

berdampingan dengan manusia lain untuk saling bekerja sama.

Berikut wawancara peneliti dengan Kepala Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Yang mendukung itu SDM, untungnya Kaur keuangan di Desa

saya baik karena orangnya pintar SDM-nya bagus serta

dukungan manajemen dalam kantor Desa yang baik, misalnya

taruhlah SDM-nya bagus tapi dalam lingkup pemerintah itu

tidak terlalu menunjang, misal Kepala Desa bentrok dengan

Kaur Keuangannya atau tidak baku cocok, karena mana

mungkin Kaur Keuangan mau belajar maksimal kalau kerja

sama yang baik tidak ada, jadi harus ada kerja sama yang baik

di dalam pemerintahan Desa antara Kepala Desa dan Kaur

Keuangan. Intinya hubungan kerja sama yang baik dan

dukungan kepala Desa adalah hal yang paling mendukung.”

(MI, Wawancara Tanggal 2 September 2019)

Pernyataan dari Kepala Desa Julubori menunjukkan bahwa yang

menjadi faktor pendukung penerapan aplikasi Siskeudes adalah SDM-

nya serta hubungan kerja sama yang baik dalam pemerintahan desa

adalah faktor pendukung yang paling mendukung

Kemudian wawancara peneliti dengan Sekretaris Desa Sebagai

Kordinator Siskeudes Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten

Gowa mengatakan bahwa :

Page 97: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

83

“SDM yang memadai seperti Kepala Desa, Kaur Keuangan dan

Staf keuangan ada leptop khusus yang disiapkan pemerintah

Desa untuk mendukung penerapan sistem Aplikasi Siskeudes.”

(ARY, Wawancara Tanggal 7 Agustus 2019)

Hasil wawancara informan diatas menunjukkan Bahwa

ketersediaan SDM yang memadai di Desa Julubori serta dukungan

sarana yang dipersiapkan khusus pemerintah Desa untuk mendukung

penerapan Aplikasi Siskeudes

Hasil wawancara peneliti dengan Kaur Keuangan Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“SDM-nya bagus dan sarana dan prasarananya lengkap, Karna

yang dilatih satu orang kaur keuangan saja yang khsusus untuk

operator yang lain juga membantu sesuai opsinya karena ofline,

yang jelas ada leptop aman mi.” (SA, Wawancara Tanggal 2

Sepetember 2019)

Dari hasil wawancara informan diatas menujukkan bahwa SDM

dan Sarana Prasarananya lengkap yang ada di Desa Julubori, serta

pelatihan yang bersifat khusus untuk Kaur Keuangan sebagai operator

Siskeudes

Selanjutnya wawancara peneliti dengan Staf Keuangan Desa

Julubori Kecamatan pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Dukungan sarana dan prasarana seperti tersedianya leptop dan

print khusus memadai serta teknologi informasi yang

mendukung karena tidak ada sarana teknologi informasi tidak

bagus juga.” (SM, Wawancara Tanggal 7 Agustus 2019)

Hasil wawancara peneliti dengan informan diatas menunjukkan

bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki Desa Julubori memadai

Page 98: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

84

dalam mendukung penerapan sistem pengelolaan keuangan berbasis

Aplikasi Siskeudes.

Berikut wawancara peneliti dengan Kasi Pembangunan yang

bergabung dalam PPTKD Desa Julubori Kecamatan pallangga

Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Kalau SDM untuk Siskeudes di Desa kita itu sangat baik

karena kita selalu dapat penghargaan pengelolaan keuangan

Desa terbaik menggunakan aplikasi Siskeudes setiap tahunnya,

serta ketersedianya Sarana dan Prasarana yang memadai.” (MY,

Wawancara Tanggal 21 Agustus 2019)

Dari hasil wawancara dengan Kasi Pembangunan Desa Julubori

menunjukkan bahwa SDM yang dimiliki Desa Julubori bagus

kualitasnya terbukti dengan selalu mendapat penhargaan pengelolaan

keuangan dengan menggunakan aplikasi Siskeudes setiap tahunnya.

b. Faktor penghambat

a. Keterbatasan SDM, kurangnya sosialisasi, aplikasi sering update

Keterbatasan yang dimaksud disini merupakan kondisi

terbatasnya sumber daya manusia yang dimiliki yang menjadi

penggerak dalam menjalankan maksud dan tujuan tertentu

Pemerintahan Desa.

Kurangnya Sosialisasi yang dimaksud adalah belum cukupnya

sosialisasi yang dilakukan untuk mentrasfer informasi kepada

Masyarakat Desa.

Page 99: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

85

Aplikasi rilis baru yang yang dimaksud adalah peluncuran tipe

program aplikasi Siskeudes terbaru mengantikan tipe sebelumnya.

Berikut wawancara peneliti dengan Kepala Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Paling sumber daya manusia penghabatnya, keterbatasan

sumber daya manusia karena tidak semua aparat mampu

melakukan hanya yang pernah dilatih secara khusus, sehingga

ada keterbatasan disitu jadi kendalanya nanti ketika orang yang

selama ini kita latih dan menguasai Siskeudes itu kemudian

berhenti bekerja atau tidak ada di lingkup Desa, kita kewalahan

lagi mengkader kader baru dan membutuhkan waktu lagi,

karena kita kan tidak mengkader beberapa orang paling kita

mengkader Kaur Keuangan dan Staf Keuangan, jadi disitu

kendalanya sebenarnya, keterlanjutan pengkaderan yang perlu

diperbanyak.” (MI, Wawancara Tanggal 2 September 2019)

Pernyataan dari Kepala Desa Julubori menunjukkan bahwa

keterbatasan SDM yang sudah terlatih yang ada di Desa Julubori

menimbulkan rasa hati-hati apabilah SDM itu tiba-tiba berhenti bekerja

maka butuh waktu lagi untuk mengkader ulang.

Kemudian wawancara peneliti dengan Kaur Keuangan Desa

Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“setiap rilis baru dari Sikeudes itu yang menjadi hambatan jadi

harus berkesinambungan mengikuti pelatihan di PMD

Kabupaten.” (SA, Wawancara Tanggal 2 September 2019)

Hasil Wawancara dengan informan diatas menunjukkan bahwa

aplikasi Siskeudes pernah di rilis dan perlunya Kaur Keuangan Desa

Julubori mengikuti Pelatihan yang Berkelanjutan di PMD Kabupaten

setiap Rilis baru Siskeudes.

Page 100: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

86

Hasil Wawancara peneliti dengan Staf Keuangan Desa Julubori

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :

“Tidak dikatakan bahwa menguasai aplikasi hari ini akan

menguasai seterusnya karena aplikasi ter update itu masalahnya

makanya SDM-nya harus siap betul untuk update.” (SM,

Wawancara Tanggal 7 Agustus 2019)

Dari hasil wawancara dengan informan diatas menunjukkan

bahwa menguasai aplikasi hari ini tidak menjamin akan menguasai

aplikasi setelah di update.

Selanjutnya Wawancara Peneliti dengan Kasi Pembangunan

yang bergabung dalam PPTKD Desa Julubori mengatakan bahwa :

“Kalau masalah hambatan tidak ada lagi dari SDM, Sarana dan

Prasarannya sudah memadai dan prosedurnya juga sudah jelas,

tetapi masyarakat kebanyakan belum tau tentang aplikasi

Siskeudes karena belum tersosialisasi dengan baik.” (MY,

Wawancara Tanggal 21 Agustus 2019)

Hasil Wawancara peneliti dengan informan diatas menunjukkan

bahwa masyarakat belum mengetahui tentang aplikasi Siskeudes karena

pemerintahan Desa Julubori belum mensosialisasikan Dengan baik.

Page 101: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan uraian hasil penelitian pada bab sebelumnya, berikut

kesimpulannya tentang Sistem Pengelolaan Keuangan Desa Berbasis E-

government di Desa Julubori Kecamatan pallangga Kabupaten Gowa sudah

berjalan dengan baik berdasarkan indikator

a. Sistem pengelolaan keuangan di Desa Julubori Kecamatan Pallangga

Kabupaten Gowa telah menggunakan aplikasi siskeudes untuk

mengelolah dokumen perencanaan, dokumen penganggaran, dokumen

penata usahaan dan dokumen pelaporan.

b. Sistem keuangan Desa (SISKEUDES)

1. Perencanaan maupun perubahan rencana selalu dilakukan dengan

cara musyawarah atau yang biasa didengar dengan Musrembang

Desa kemudian hasil dari musyawarah itulah yang di input masuk

ke Siskeudes.

2. Penganggarannya itu apa yang telah tertuang dalam perencanaan

maka akan dimusyawakan kembali dalam bentuk penganggaran,

setelah selesai musyawarah hasilnya di input ke Siskeudes dan di

proses penganggarannya melalui APBDes.

3. Penata usahaannya dari penarikan, pengeluaran dan belanja

semuanya di input ke Siskeudes

Page 102: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

88

4. Pelaporannya dilampirkan bersmaan dengan LPJ yang dilakukan

Bulanan, Triwulanan dan Semesteran

2. Adapun yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan

sistem aplikasi SISKEUDES ini yaitu;

a. Faktor pendukung, SDM (sumber daya manusia) yang kompoten

dengan adanya operator yang terlatih, ketersediaan sarana dan prasaran

yang memadai dengan tersedianya leptop khusus untuk operator

Siskeudes serta kerjasama yang baik di dalam pemerintahan Desa

Julubori dalam melaksanakan tugas masing-masing.

b. Faktor penghambat, Belum tersedianya jaringan internet di kantor

Desa, kemudian aplikasi Siskeudes belum terosialisasi dengan baik

kepada Masyarakat sehingga banyaknya masyarakat belum mengetahui

tentang adanya Aplikasi Siskeudes di Desa serta aplikasi Siskeudes

kadang-kadang Rilis baru/terupdate sehingga tidak dikatakan

menguasai aplikasi siskeudes hari ini akan menguasai seterusnya

sehingga SDM (sumber daya manusia) di Desa harus selalu siap secara

terus-menerus untuk mengikuti pelatihan agar tetap menguasai aplikasi

Siskeudes ini.

B. Saran

Hasil penelitian dan kesimpulan yang ada diatas, maka perlu peneliti

menyampaikan saran yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan sistem

pengelolaan keuangan Desa berbasis E-government antara lain :

Page 103: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

89

1. Sebaiknya Pemerintahan Desa membuat Situs Website Resmi Desa yang

memuat informasi rinci tentang semua kegiatan pengelolaan keuangan yang

bertujuan untuk memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi

seputar pengelolaan keuangan Desa.

2. Hendaknya pemerintahan Desa mengadakan Sosialisasi Siskeudes yang

lebih aktif lagi kepada masyarakat, agar masyarakat kuat dalam memahami

Siskeudes sehingga masyarakat bisa meningkatkan partisipasinya dalam

mendukung dan mengawasi pengelolaan keuangan.

3. Dan diharapkan kepada masyarakat khususnya masyarakat Desa Julubori

agar antusias dalam mengawasi pengelolaan keuangan dan turut

berpatisipasi membantu pemerintahan Desa terkait dalam perencanaan,

penganggaran hingga pada proses pembangunan Desa.

4. Hendaknya pemerintahan Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten

Gowa menyediakan jaringan internet yang dapat mendukung terlasananya

pengelolaan keuangan Desa berbasis E-government (aplikasi Siskeudes) di

Desanya.

Page 104: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

90

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S. (2018). Akuntabilitas, Transparansi, Sistem Dan Prosedur Pengelolaan

Alokasi Dana Desa Dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus Desa

Bagan Baru Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun

2016 Dan 2017) (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri

Sumatera Utara Meddan).

Anwar, M., & Jatmiko, B. (2012). Kontribusi Dan Peran Pengelolaan Keuangan

Desa Untuk Mewujudkan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

Yang Transparan Dan Akuntabel (Survey Pada Perangkat Desa Di

Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta). Jurnal Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Andoyo, A., & Sujarwadi, A. (2017). Sistem Informasi Berbasis Web Pada Desa

Tresnomaju Kecamatan Negerikaton Kab. Pesawaran. Jurnal TAM

(Technology Acceptance Model), 3, 1-10.

Astuty, E. (2013). Akuntabilitas Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDES) (Studi Pada Alokasi Dana

Desa Tahun Anggaran 2011 Di Desa Sareng Kecamatan Geger

Kabupaten Madium). Publika, 1(2).

Fatmawati, R., Irviani, E. S., Rachman, I. P., Anggie, A., & Kristina, M. (2016).

Tata Kelola Teknologi Informasi Sebagai Inplementasi E-Government

Pada Kabupaten Pemekaran Untuk Meningkatkan Potensi Daerah

(Studi: Kabupaten Pringsewu Lampung).Proseding Senapati, 1(1).

Fitrianti, R. Implementasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) Di Desa

Bumiratu Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

Hamid, A. (2016). Transparansi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Pencapaian Good Governance

(Studi Empiris Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa)

(Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Hartono, D.U., & Mulyanto, E. (2010). Electronic Government Pemberdayaan

Pemerintahan Dan Potensi Desa Berbasis Web. Jurnal Teknologi

Informasi , 6(1),9-21.

Hutahaean, J. (2015). Konsep Sistem Informasi. Deepublish.

Indrianasari, N.T. (2017). Peran Perangkat Desa Dalam Akuntabilitas Pengelolaan

Keuangan Desa” ASSETS: Jurnal Ilmiah Ilmu Akutansi, Keuangan

Dan Pajak, 1 (2),29-46.

Page 105: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

91

Juardi, M. S. S., Muchlis, M., & Putri, R. A. (2018). Evaluasi Penggunaan

Aplikasi Siskeudes Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas

Keuangan Desa (Studi Pada Desa Jenetallasa Kec. Pallangga Kab.

Gowa).

Kusnadi, D., & Ma’ruf, J. (2017). Electronic Government Pemberdayaan

Pemerintahan Dan Potensi Kelurahan (Studi Kasus: Kelurahan

Pringsewu Selatan, Kecamatan Pringsewu, Pringsewu). Jurnal TAM

(Technology Acceptance Model), 5, 37-44

Novirania, A. (2018). Implementasi Aplikasi Sistem Keuangan Desa

(SISKEUDES) Di Desa Bogorejo, Kecamatan Gedong Tataan,

Kabupaten Pesawaran.

Maleong, Lexy J. 2004 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Putri, R. A. (2018). Evaluasi Penggunaan Aplikasi SISKEUDES Dalam Upaya

Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Desa (Doctoral

Dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Rahum, A. (2015) Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Pembangunan

Fisik Desa Krayan Makmur Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser.

Dalam Ilmu Penelitian, 3(04), 1623-1636.

Risnawati, D. (2017). Pengelolaan Aset Desa Dalam Upaya Meningkatkan

Kesejahteraan Di Desa Krayan Bahagia Kecamatan Long Ikis

Kabupaten Paser, E-Journal Ilmu Pemerintahan. Volume, 5, 199-212.

Soleh, C., & Rohmansjah, H. (2014) Pengelolaan Keuangan Desa. Fokusmedia.

Sugiyono. 2010. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung CV.

Alfabeta

Yudhistira, W. I., & Nugroho, E. (2014). Lima Metode Perencanaan Strategis

Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi Untuk Pengembangan E-

Government. In Seminar Nasional Teknologi Informasi Dan

Komunikasi (Pp. 236-244).

Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 1, Tentang Pemerintah Desa

Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 2, Tentan Pemerintah Desa

Page 106: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

L A M P I R A N

Page 107: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

DOKUMENTASI

Page 108: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian
Page 109: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian
Page 110: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian
Page 111: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian
Page 112: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian
Page 113: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian
Page 114: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian
Page 115: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian
Page 116: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian
Page 117: Skripsiviii 1. Bapak Drs. Alimuddin Said M.Pd dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, MPd selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Muhammad Syamsir, lahir di Ujung Pandang pada Tanggal 23 Juli

1996, anak ke 3 dari empat bersaudarah, dari pasangan Ayahanda

Muhammad basir dengan Ibunda Raodah. Penulis mulai

menempuh pendidikan formal di SD Madrasah Ibtidaiyah

Pannyangkalang Kab. Gowa pada tahun 2003-2009, kemudian

melanjutkan pendidikan sekolah Menengah Pertama di SMP

Muhammadiyah Limbung Kab. Gowa pada tahun 2009-2012, dan melanjutkan pendidikan

Sekolah Menengah Atas di SMK YPKK Limbung Kab. Gowa pada tahun 2012-2015 dan pada

tahun 2015 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berkat rahmat Allah SWT iringan doa dari keluarga serta teman-teman. Perjuangan

panjang penulis dalam menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar

berhasil dengan tersusunnya skripsi yang berjudul “Sistem pengelolaan keuangan Desa

berbasis E-government di Desa Julubori Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa”.