SKRIPSI - UPS TEGAL

93
PEMANFAATAN BUNGA MELATI MENJADI MINYAK ATSIRI HASIL DARI PENYULINGAN DENGAN METODE TAGUCHI (Studi Kasus Pada Desa Mojo Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Penyelesaian Studi Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik industri Oleh: AHMAD SUBACHAN NPM : 6316500004 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2021

Transcript of SKRIPSI - UPS TEGAL

Page 1: SKRIPSI - UPS TEGAL

PEMANFAATAN BUNGA MELATI MENJADI MINYAK

ATSIRI HASIL DARI PENYULINGAN DENGAN

METODE TAGUCHI

(Studi Kasus Pada Desa Mojo Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Penyelesaian

Studi Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Program Studi

Teknik industri

Oleh:

AHMAD SUBACHAN

NPM : 6316500004

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2021

Page 2: SKRIPSI - UPS TEGAL

ii

LEMBAR PERSETUJUAN NASKAH SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “PEMANFAATAN BUNGA MELATI MENJADI

MINYAK ATSIRI HASIL DARI PENYULINGAN DENGAN METODE

TAGUCHI” ( Studi Kasus Pada Desa Mojo Kecamatan Ulujami Kabupaten

Pemalang )

NAMA PENULIS : AHMAD SUBACHAN

NPM : 6316500004

Telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk dipertahankan dihadapan siding

dewan penguji skripsi Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal.

Hari : Senin

Tanggal : 21 Januari 2021

Pembimbing I

(Ir. Hj. Zulfah, MM)

NIPY. 68531051964

Pembimbing II

(Saufik Luthfianto, ST., MT)

NIPY. 18752531981

Page 3: SKRIPSI - UPS TEGAL

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan dihadapan Sidang Dewan Penguji Fakultas Teknik

Pancasakti Tegal.

Pada Hari : Jum’at

Tanggal : 19 Februari 2021

Ketua Sidang

Saufik Luthfianto,ST.,MT (……………..)

NIPY.18752531981

Anggota 1

Ir. Tofik Hidayat,M.Eng (……………..)

NIPY.69519021969

Anggota 2

Ahmad Farid,ST.,MT (……………..)

NIPY.191511101978

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknik

(Dr. Agus Wibowo, ST., MT)

NIPY. 126518101972

Page 4: SKRIPSI - UPS TEGAL

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Dalam penulisan skripsi ini saya tidak melakukan penjiplakan dengan ini, saya

menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PEMANFAATAN BUNGA

MELATI MENJADI MINYAK ATSIRI MENGGUNAKAN ALAT

PENYULINGAN DENGAN METODE TAGICHI” ( Studi Kasus Pada Desa

Mojo Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang ) ini dan seluruh isinya adalah

benar-benar karya sendiri. Atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan sebagaimana mestinya.

Demikian pernyataan ini untuk dijadikan sebagai pedoman bagi yang

berkepentingan dan saya siap menanggung segala resiko dan sanksi yang

diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran

atas etika keilmuan dalam karya tulis saya, atau adanya klaim atas karya tulisan

ini.

Tegal, 19 Februari 2021

Ahamad Subachan

Page 5: SKRIPSI - UPS TEGAL

v

Page 6: SKRIPSI - UPS TEGAL

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Kegagalan bukan akhir dari sebuah harapan, melaikan sebuah kesadaran

dalam kekurangan.

2. Kenali dua pertimbangan diataranya maju dan lawan dari situ kita akan

menemukan sebuah pengalaman.

3. Berproseslah sejauh mana kakimu melangkah seperti halnya biji kopi yang

hancur terseduh air dan akan merasakan manis-pahit.

4. Jika mengimpikan sesuatu sinkronkan lisan dan tindakan maka akan

mudah mendapatkannya.

PERSEMBAHAN

1. Dua insan yang telah meramut, membesarkan dan mendidik dari bayi

sampai sekarang ini, dari mereka penulis bisa memahami arti kasih sayang

yang sesungguhnya.

2. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal yang

telah memberikan bekal pengetahuan selama penulis menimba ilmu di

Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

3. Semua kawan seperjuangan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

4. Ibu dan bapak pembimbing terima kasih sudah membimbing sampe bisa

menyelesaikan penulisan.

Page 7: SKRIPSI - UPS TEGAL

vii

ABSTRAK

Ahmad Subachan, 2021 “Pemanfaatan Bunga Melati Menjadi Minyak Atsiri

Hasil Dari Penyulingan Dengan Metode Taguchi” ( Studi Kasus Desa Mojo

Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang ). Laporan Skripsi Teknik Industri

Pancasakti Tegal 2021.

Minyak Atsiri adalah salah satu hasil metabolisme dalam tanaman yang

terbentuk dari reaksi antara berbagai senyawa kimia dengan air. Salah satu cara

untuk mengisolasi minyak atsiri dari bahan tanaman penghasil minyak atsiri

adalah dengan penyulingan.Dalam proses penyulingan menggunakan penyulingan

dengan uap.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Taguchi.

Metode ini merupakan metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk

memperbaiki kualitas produk dalam proses produksi serta menekan biaya dan

resources seminimal mungkin. Sedangkan untuk analisis data, penulis

menggunakan metode kuantitatif dan jenis penelitian yang menggunakan metode

kuantitatif dengan penelitian perancangan eksperimen.

Hasil penelitan ini adalah dari 4 faktor dan 2 level, L7 maka hasil nilai

rata-rata dan SNR tertinggi adalah pada eksperimen 2 dengan nilai rata-rata =

1,235667 dan nilai SNR = 1,929782. Nilai rata-rata dan SNR di atas kemudian

dianalisis lebih lanjut menggunakan analysis of mean dan analysis of signal to

noise ratio untuk mencari setting level optimal, yaitu kondisi dengan nilai target

yang tinggi dan variansi yang rendah. ini hasil analisis of variance mean dan SNR

memberikan hasil yang sama yaitu F hitung Pelarut n-hexana lebih besar dan F

tabel, hal ini berarti dari semua faktor (berat melati, suhu, lama ekstraksi tidak

signifikan) dan Pelarut n-hexana signifikan terhadap minyak atsiri. Dilihat dari

hasil N = 14 jumlah sampel data dengan nilai Kolmugurovsmirnov = 0,364

probabilitas nya 0,099 > 0,05 maka hasilnya normal. untuk angka signifikasi yang

ada adalah untuk probabilitas Base on Mean = 3.593, untuk Based on Median

=1.612, dan Based on Trimmed Mean = 3.799. Berdasarkan ringkasan hasil

tersebut, maka dapat dilihat kecenderungan mean terbesar pada Indeks Bias. Maka

dari itu yang paling optimal pada minyak atsiri adalah parameter Indeks Bias.

Kata Kunci: Minyak Atsiri, Metode Taguchi, Kualitas

Page 8: SKRIPSI - UPS TEGAL

viii

ABSTRACT

Ahmad Subachan, 2021 "Utilization of Jasmine Flowers into Essential Oil from

Distillation Using the Taguchi Method" (Case Study of Mojo Village, Ulujami

District, Pemalang Regency). Thesis Report on Industrial Engineering

Pancasakti Tegal 2021.

Essential oil is one of the metabolic products in plants which is formed

from the reaction between various chemical compounds and water. One way to

isolate essential oils from plant materials that produce essential oils is by

distillation. In the distillation process using steam distillation.

The method used in this research is the Taguchi method. This method is a

new methodology in the field of engineering which aims to improve product

quality in the production process and reduce costs and resources to a minimum.

As for data analysis, the authors used quantitative methods and the type of

research using quantitative methods with experimental design research.

The results of this research are from 4 factors and 2 levels, L7, then the

results of the average value and the highest SNR are in experiment 2 with an

average value = 1.235667 and the SNR value = 1.929782. The mean and SNR

values above are then analyzed further using analysis of the mean and analysis of

signal to noise ratio to find the optimal setting level, namely conditions with high

target values and low variance. The results of the analysis of variance mean and

SNR give the same results, namely F count of n-hexane solvent is greater and F

table, this means that from all factors (jasmine weight, temperature, extraction

time is not significant) and n-hexane solvent is significant to oil. essential.

Judging from the results N = 14 the number of data samples with the

Kolmugurovsmirnov value = 0.364 the probability is 0.099> 0.05, the result is

normal. for the existing significance numbers are for the probability Base on

Mean = 3.593, for Based on Median = 1.612, and for Based on Trimmed Mean =

3.799. Based on the summary of these results, it can be seen that the largest mean

trend is in the Refractive Index. Therefore, the most optimal for essential oils is

the Refractive Index parameter.

Keywords: Essential Oil, Taguchi Method, Quality

Page 9: SKRIPSI - UPS TEGAL

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “PEMANFAATAN BUNGA

MELATI MENJADI MINYAK ATSIRI MENGGUNAKAN ALAT

PENYULINGAN DENGAN METODE TAGICHI” ( Studi Kasus Desa Mojo

Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang ). Shalawat serta salam semoga

selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Salallahu’alaihi Wassalam yang

dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak.

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar

sarjana Srata Satu (S1) Fakultas Teknik progdi Teknik industri Universitas

Pancasakti Tegal. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat

banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Kelancaran penulis gelar sarjana Srata Satu (S1) ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis sangat berterima kasih kepada pihak

yang telah membantu kepada :

1. Dr. Agus Wibowo, ST., MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Pancasakti Tegal.

2. Hj. Ir. Ibu Zulfah, MM. selaku Dosen Pembimbing I.

3. Saufik Lutfianto ST.MT selaku Pembimbing 2.

4. Segenap Dosen dan Staf Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal.

5. Terkhusus buat keluarga dan kawan-kawan yang saya cintai yang telah

membantu dan memotivasi untuk menyelesaikan skripsi.

Tegal, 16 Febuari 2021

Penulis

Page 10: SKRIPSI - UPS TEGAL

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

ABSCTRACT ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Batasan Masalah ........................................................................................... 2

C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

D. Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 3

E. Sistematika Penulisan ................................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA .......................... 6

A. Landasan Teori ............................................................................................. 6

1. Melati (Jasminum Sambac Ait) .............................................................. 6

2. Minyak Atsiri ........................................................................................ 12

3. Perlakuan Bahan Tanaman .................................................................. 16

Page 11: SKRIPSI - UPS TEGAL

xi

4. Teknik Penyulingan .............................................................................. 19

5. Metode Taguchi ................................................................................... 22

B. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 30

A. Metode Penelitian ..................................................................................... 30

B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 31

C. Populasi dan Sampel Teknik ..................................................................... 32

D. Teknik Pengambilan Sampel .................................................................... 32

E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 33

F. Variabel Penelitian ..................................................................................... 34

G. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 36

H. Instrumen Penelitian ................................................................................. 37

I. Metode Analisis Data ................................................................................. 42

J. Diagram Alur Penelitian ............................................................................ 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 47

A. Penyusunan Matriks Control Factors Untuk Eksperimen ......................... 48

B. Pengolahan Data Eksperimen Taguchi ....................................................... 50

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 66

A. Kesimpulan ................................................................................................ 66

B. Saran ........................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 68

LAMPIRAN ....................................................................................................... 71

Page 12: SKRIPSI - UPS TEGAL

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bunga Melati ..................................................................................... 7

Gambar 3.1 Alat Penyulingan ............................................................................. 36

Gambar 3.2 Gelas Ukur....................................................................................... 36

Gambar 3.3 Timbangan ...................................................................................... 37

Gambar 3.4 Piknometer 5 ml .............................................................................. 37

Gambar 3.5 Alat Refraktometer Abbe ................................................................ 38

Gambar 3.6 Polarmeter ....................................................................................... 38

Gambar 3.7 Saringan .......................................................................................... 39

Gambar 3.8 Suntikan ........................................................................................... 39

Gambar 3.9 Bunga Melati ................................................................................... 40

Gambar 3.10 Pelarut N-Heksana......................................................................... 40

Gambar 3.11 Alkohol 95% ................................................................................ 41

Gambar 3.12 Diagram Alur Penelitian................................................................ 46

Gambar 4.1 Proses Pembuatan Minyak Atsiri ................................................... 48

Gambar 4.2 Grafik Respon Rata-Rata ................................................................ 54

Gambar 4.3 Grafik Untuk Nilai SNR .................................................................. 56

Page 13: SKRIPSI - UPS TEGAL

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skrinning Fitokimia Bunga Melati ...................................................... 9

Tabel 2.2 Bahan Baku yang Digunakan ............................................................. 12

Tabel 2.3 Analisis Ragam .................................................................................. 25

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian................................................................................. 31

Tabel 3.2 Orthogonal Array L7 ........................................................................... 42

Tabel 3.3 Penetapan Faktor dan Level Faktor .................................................... 43

Tabel 3.4 Perhitungan Rata-Rata dan SNR ......................................................... 44

Tabel 3.5 Tabel Two Way ANOVA ..................................................................... 45

Tabel 4.1 Tabel Hasil Uji Sampel ....................................................................... 47

Tabel 4.2 Tabel Array Ortogonal ...................................................................... 49

Tabel 4.3 Tabel Pengujian Keseluruhan ............................................................ 50

Tabel 4.4 Hasil Eksperimen Taguchi ................................................................. 52

Tabel 4.5 Tabel Hasil Rata-Rata dan SNR ........................................................ 53

Tabel 4.6 Tabel Respon Untuk Nilai Rata-Rata Minyak Atsiri .......................... 55

Tabel 4.7 Tabel Respon Untuk Nilai SNR Minyak Atsiri .................................. 57

Tabel 4.8 Analyisis of Varience (mean) Minyak Atsiri....................................... 58

Tabel 4.9 Analyisis of Varience (SNR) ............................................................... 59

Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Terhadap Eksperimen Taguchi ........................ 60

Tabel 4.11 Uji Rerata, Simpang Baku dan Uji Normalitas ................................ 60

Tabel 4.12 Homogen of Varience........................................................................ 61

Tabel 4.13 Homogen of Varience........................................................................ 62

Tabel 4.14 Desciptive.......................................................................................... 62

Page 14: SKRIPSI - UPS TEGAL

xiv

Tabel 4.15 Homogen of Varience........................................................................ 63

Tabel 4.16 Anova ................................................................................................ 64

Tabel 4.17 Group Statistic................................................................................... 65

Tabel 4.18 Independent Sampels Test ................................................................ 65

Page 15: SKRIPSI - UPS TEGAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman bunga melati sangat baik tumbuh di daerah pesisir pantai

tepatnya pada Desa Mojo Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang yang

sebagian besar adalah petani bunga melati. Pada desa tersebut penghasilan

panen per hari cukup besar sekitar 100kg di musim penghujan dibanding

musim kemarau hanya 30-40kg/H. Hasil bunga tersebut biasanya di supply

ke sebuah perusahaan untuk dijadikan teh, hiasan pengantin dan upacara

keagamaan. Pada proses panentidak semuanya dapat dimanfaatkan seperti

bunga sudah mekar, oleh karena itu penulis ingin membuat penelitian tentang

bunga melati terkait bunga melati yang sudah mekar untuk dijadikan minyak

atsiri.Salah satu cara untuk membuat minyak atsiri adalah dengan proses

penyulingan. Secara sederhana prinsip penyulingan adalah “pemisahan

komponen-komponen suatu campuran yang terdiri dari dua jenis cairan atau

lebih berdasarkan tekanan uap dari masing-masing zat tertentu” (Miall,

1940).

Dalam proses penyulinganuntuk menghasilkan minyak atsiri dibagi

menjadi 3 diantaranya, (1) penyulingan dengan air, (2) penyulingan dengan

uap dan air, dan (3) penyulingan dengan uap. (Zulnely, 2012). Dengan

beberapa proses diatas akan dihasilkan kualitas dan biaya yang berbeda,

dengan Metode Taguchi diharapkan mampu meminimalisir dan melakukan

Page 16: SKRIPSI - UPS TEGAL

2

perbaikan kualitas minyak atsiri. Metode taguchi adalah sebuah Metode

dengan melakukan analisa dari hasil suatu proses dan menentukan faktor

tentang suatu proses atau populasi berdasarkan analisis informasi dalam

suatu sampel.

Berdasarkan latar belakang diatas dengan ini peneliti melakukan

penelitian dengan mengambil judul “Pemanfaat Bunga Melati Menjadi

Minyak Atsiri Hasil Dari Penyulingan Dengan Metode Taguchi” ( Studi

Kasus Desa Mojo Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang ).

B. Batasan Masalah

Dalam suatu penelitian, untuk memudahkan pembahasan perlu

adanya batasan masalah agar tujuan dari penelitian ini dapat tercapai sesuai

dengan yang diharapkan. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis

melakukan batasan masalah sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

Taguchi.

2. Faktor yang akan digunakan dalam penelitian adalah Berat Melati, Lama

Ekstraksi, Suhu dan Pelarut N-hexana.

3. Parameter yang digunakan dalam penelitian adalah Indeks bias, Putaran

Optik dan Bobot jenis.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka dirumuskan

permasalahan dari penelitian ini adalah

1. Bagaimana faktor yang berpengaruh terhadap kualitas minyak atsiri ?

Page 17: SKRIPSI - UPS TEGAL

3

2. Bagaimana menentukan parameter faktor yang optimum dalam proses

penyulingan?

3. Bagaimana hasil kualitas bunga melati menjadi minyak atsiri dengan

menggunakan metode Taguchi?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang diharapkan

dapat tercapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas produk

minyak atsiri.

2. Menghasilkan produk minyak atsiri yang berkualitas agar bisa di

kembangkan ataupun dijadikan UMKM di daerah.

3. Meminimalisir produk cacat selama proses produksi.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi progdi teknik industri fakultas teknik universitas pancasakti tegal.

Diharapkan dengan adanya alat penyulingan dan hasil penelitian

mampu dikembangkan oleh temen-temen fakultas teknik tepatnya progdi

teknik industri.

2. Bagi penulis

Manfaat bagi penulis dari penelitian ini adalah sebagai sarana dalam

menerapkan teori-teori yang sudah didapat dibangku perkuliahan agar

kedepanya dapat diterapkan ke dunia pekerjaan.

Page 18: SKRIPSI - UPS TEGAL

4

3. Bagi Pembaca

Manfaat bagi pembaca dari penelitian ini adalah sebagai tambahan

wawasan pengetahuan serta sebagai bahan acuan penelitian kedepanya,

mudah-mudahan bisa dikembangkan dan menjadikan refrensi .

F. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penelitian ini mengikuti uraian yang diberikan

pada setiap bab yang berurutan untuk mempermudah pembahasanya

sehingga dapat disusun sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat tentang latar belakag masalah, Rumusan

masalah, Batasan masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, serta

Sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memberikan penjelasan terperinci mengenai landasan

teori, Sumber literatur yang digunakan berupa buku, jurnal

penelitian, dan studi terhadap penelitian terdahulu.

BAB III :METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memuat metode yang digunakan dalam penelitian, waktu

dan tempat penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis

data, dan diagram alur penelitian.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat tentang analisis data dari hasil penelitian dan

pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan.

Page 19: SKRIPSI - UPS TEGAL

5

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan

pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan serta

memberikan saran untuk perbaikan atas permasalahan yang telah

dibahas.

Page 20: SKRIPSI - UPS TEGAL

6

BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Melati (Jasminum sambac Ait)

Melati (Jasminum sambac Ait) asul asulnya berasal dari india, bunga

melati putih pertama kali dibudidayakan di Inggris pada tahun 1665. Bunga

melati dikenal dengan beberapa nama di berbagai daerah diantaranya adalah

jasminum sambac ait, sebagai nama ilmiah , sunda (Malati), Jawa (Melati

Menur), Batak (Meluk/Manur), Ambon(Bunga Manor), Makassar (Maluru) dan

untuk nama asing Jasmine (Inggris), Mo li hua (Cina). (Hieronymus, 2013).

Melati (Jasminum sambac Ait) biasa disebut dengan famili Oleaceae

termasuk salah satu tanaman yang banyak dan mudah tumbuh di Indonesia.

Bunga melati mempunyai komoditas bernilai ekonomi tinggi diindonesia, untuk

kegunaannya sendiri tidak hanya sebagai tanaman hias pot dan taman, melaikan

juga dapat bahkan sering disuling untuk minyak wangi/parfum, bisa sebagai

pengharum teh, bunga tabur pusara, penghias ruangan, dekorasi pelaminan, dan

perlengkapan ibadah atau upacara adat. Tanaman bunga melati juga dapat

digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional diantaranya untuk

mengobati diare, menghentikan ASI yang keluar berlebihan, sakit mata, sesak

nafas, bengkak akibat serangan daun lebah (Purba, 2000).

Page 21: SKRIPSI - UPS TEGAL

7

Tanaman/tumbuhan bunga melati umumnya akan tumbuh subur pada

tanah yang memiliki tekstur pasir sampai liat, subur, gembur, banyak

mengandung bahan organik dan memiliki derajat keasaman pH 5-7 supaya dapat

tumbuh baik seperti dipesisir pantai. Tanaman bunga melati dapat tumbuh dan

diproduksi dengan baik didataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian

10-1.600 m dpl. Dengan demikian, tiap jenis melati mempunyai daya adaptasi

terendiri terhadap lingkungannya (Purba, 2000). Berikut ini adalah gambar

bunga melati.

Gambar 1.1 Bunga melati

Page 22: SKRIPSI - UPS TEGAL

8

a) Klasifikasi

Klasifikasi tanaman melati (Jusmine sambac Ait) menurut (Tjitrosoepomo,

2005)aadalah :

Kingdom : Plantaee

Divisi : Spermatophytaa

Subdivisi : Angiospermaee

Kelas : Dycotyledonae.

Ordo : Olealese

Famili : Oleaceae

Genus : Jasminum

Spesies : Jasminum sambac (L) W. Ait

b) Morfologi tanaman melati (J. sambac Ait)

Bunga melati adalah Bunga yang memiliki ketinggian tanaman sekitar

0,3-3 m. Tanaman bunga melati biasa disebut dengan family Oleaceae,

tumbuhan yang mampu lebih dari setahun (perennial) dan mempunyai sifat

merambat. Sedangkan untuk bentuk bunga melati seperti terompet dengan

variasi warna dan tergantung jenis maupun spesiesnya. Umumnya bunga

melati tumbuh di ujung tanaman. Susunan mahkota bunga tunggal atau

ganda (bertumpuk), beraroma harum tetapi ada beberapa jenis melati tidak

memiliki aroma (Hieronymus, 2013).

Page 23: SKRIPSI - UPS TEGAL

9

Daun bunga melati memiliki tangkai pendek dengan helaian berbentuk

bulat telur, Panjang daun 2,5-10 cm dan lebarnya 1,5-6 cm. Ujung daun

bunga melati runcing, pangkal membulat, tepi daun rata, tulang daun

menyirip, menonjol pada permukaan bawah dan permukaan daun hijau

mengkilap. Untuk letak duduk daun bunga melati berhadap - hadapan pada 8

setiap buku dan batangnya mempunyai warna coklat, berkayu berbentuk

bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak seolah-olah

merumpun (Guenther, 2006).

Pada sistem perakaran dalam bunga melati adalah akar tunggang dan

bercabang yang menyebar ke semua arah dengan kedalaman 40-80 cm dari

akar yang terletak dekat permukaan tanah, dan akar melati juga dapat

menumbuhkan tunas atau cikal bakal tanaman baru (Hieronymus, 2013).

c) Kandungan kimia dan efek farmakologi

Bunga melati mengandung senyawa kimia yang sangat besar

manfaatnya terutama dalam kandungan senyawa kimia pada bunga dan daun

melati menimbulkan rasa manis, pedas dan bersifat sejuk. Sementara

akarnya mempunyai rasa pedas, manis dan agak beracun (Arief & Anggoro,

2008). Skrinning fitokimia yang dilakukan oleh Rastogi dan Mehrotra (1989)

menghasilkan dan melapokan adanya kandungan indole, eugenol, linalool

dan senyawa aktif lainnya pada bunga melati. Kandungan senyawa aktif

bunga melati disajikan pada tabel 2.1.

Page 24: SKRIPSI - UPS TEGAL

10

Tabel 2.1 Skrining Fitokimia Bunga Melati (J. sambac Ait)

No. Senyawa Tingkat Kepolaran

Nonpolar Semi polar non polar

1 3-hexenol

+

2 2-vinylpridine +

3 Indol + + +

4 Myrcene +

+

5 Geranyl linalool +

6 Alpha terphenol

+

7 Beta terpenol

+

8 Linalyl acetate +

+

9 Nerolidol

10 Phytol +

11 Isophytol +

12 Farsenol +

13 Eugenol + + +

14 Benzyl alcohol

15 Methyl benzoate + + +

16 Benzyl cyanide + + +

17 Benzyl acetat + + +

18 Methyl anilate +

19 Cis-jasmone +

20 Methyl N-mthylantheranilate +

21 Vanilin

+

22 Cis-hexenylbenzoate

+

23 Asam benzoate

+

Page 25: SKRIPSI - UPS TEGAL

11

Bunga melati banyak sekali manfaatnya terutama manfaat pada bidang

kesehatan yang diantaranya sebagai obat diare, influenza, jerawat, biduran,

bengkak digigit binatang, cacingan, demam, sakit gigi, radang mata merah

dan sesak napas (Eren, 2013).

Tanaman bunga melati juga menghasilkan pigmen kuning yang

berperan aktif dalam memperbaiki metabolisme dan jaringan dalam tubuh

termasuk kulit (Tjitrosoepomo, 2005).

Berbagai khasiat/manfaat yang dapat diperoleh dari bunga melati

tersebut dikarenakan keberadaan sejumlah senyawa aktif yang bisa diperoleh

melalui proses ekstraksi. Dalam kandungan komponen terbesar dari minyak

bunga melati yaitu indole. Indole adalah senyawa heterosiklik yang tersusun

atas cincin benzena dengan cincin pirola pada posisi C-2 dan C-3. Cincin

indole antara lain ditemukan pada triptofan, triptamina, serotonin. Indole

adalah komponen populer wewangian dan prekursor untuk obat-obatan.

Senyawa yang mengandung cincin indole disebut indoles (Arief & Anggoro,

2008).

2. Minyak atsiri

Minyak atsiri adalah cairan lembut yang mempunyai sifat aromatik dan

mudah menguap pada suhu dalam kamar. Minyak atsiri dihasilkan dari suatu

proses ekstraksi bunga, biji, daun, kulit batang, kayu, dan akar tumbuh -

tumbuhan. Minyak atsiri merupakan formula obat tradisional dan kosmetik

Page 26: SKRIPSI - UPS TEGAL

12

tertua yang diketahui manusia, banyak masyarakat juga menilai bahwa minyak

atsiri lebih berharga daripada emas (Agusta, 2000). dan ini beberapa tanaman

yang mampu dihasilkan minyak atsiri.

Table 2.2 Bahan baku yang digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri dari

beberapa tanaman.

Bentuk bahan Minyak atsiri

Daun Bunga Buah

Biji

Nilam, serei wangi, pipermint, kemangi,

daun cengkeh, kayu putih, Kenanga, ylang-

ylang, bunga cengkeh, melati, mawar,

Kulit kayu Batang

kayu Akar Lada

Rimpang Biji pala, anis, adas,

Kulit kayu manis, massoi, lawang,

Cendana, gaharu, pangi,

Akar wangi

Jahe, jeringau, curcuma,

Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils,

atau volatile oils adalahhkomoditi ekstrak alami dari jenis tumbuhan yang

berasal dari daun, bunga, kayu, biji.-.bijian bahkan putik bunga. Terdapat 150

jenis minyak atsiri yang selama ini diperdagangkan di pasar international dan 40

jenis diantaranyaadapat diproduksi di Indonesia (Gunawan, 2009).

Page 27: SKRIPSI - UPS TEGAL

13

Bahkan kebanyakan minyak atsiri memiliki aroma sangat spesifik. Hal

ini tidak lain karena setiap kandungan dalam minyak atsiri memiliki komponen

kimia yang berbeda. Kandungan masing.-.masing komponen kimia tersebut

adalah hal yang paling mendasar dalam menentukan aroma maupun

kegunaannya. Jadi, penentuan komponen penyusun dan komposisi masing.-

masing komponen tersebut di dalam minyak atsiri merupakan hal yang sangat

penting dalam menentukan kegunaan, kualitas ataupun mutu dari suatu minyak

atsiri (Agusta, 2000).

Minyak atsiri memiliki kandungan komponen aktif yang disebut

terpenoid atau terpena. Jika tanaman memiliki zat kimia tersebut kemungkinan

besar tanaman bisa dijadikan bahan untuk menjadi minyak atsiri. Zat kimia

tersebutlah yang mengeluarkan aroma atau bau khas yang terdapat pada banyak

tanaman. Misalnya pada rempah-rempah atau yang dapat memberikan cita rasa

di dalam industri makanan dan minuman (Yuliana & Satuhu S, 2012).

Usaha produksi minyak atsiri sebagian besar masih dilakukan oleh para

pengrajin dan masih dianggap usaha sampingan. Dengan demikian banyak cara -

cara produksi minyak atsiri khususunya penanganan dan penyulingan tanpa

menggunakan metode atau aspek strandar terkait mutu rendemen dan faktor -

faktor yang menghasilkan minyak atsiri.. (Yuliana & Satuhu S, 2012).

Page 28: SKRIPSI - UPS TEGAL

14

Minyak atsiri didefinisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap

dari bagian-bagian suatu tumbuhan. Dalam minyak atsiri mengandung puluhan

atau ratusan bahan campuran yang mudah menguap (volatil).dan untuk bahan

campuran yang tidak mudah menguap (non-volatil), yang merupakan penyebab

karakteristik aroma dan rasanya pada minyak atsiri (Mac Tavis, 2002). Pada

dasarnya semua minyak atsiri mengandung senyama kimia. Dari pernjelesan

diatas bahwa ada beberapa tipe senyawa organik mungkin terkandung dalam

minyak atsiri diantaranya hidrokarbon, alkohol, oksida, ester, aldehid, dan eter

(Agusta, 2000).

Beberapa manfaat minyak atsiri antara lain dalam bidang industri adalah

sebagai bahan pewangi atau penyedapp(flavoring). Selain itu minyak atsiri

banyak juga digunakan sebagai bahan pewangi kosmetik, sabun, menatralisirkan

bau badan misalnya kena bau busuk atau infeksi kulit dan kegunaan dalam

bidang kesehatan sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal, sebagai bahan

analgesic, haemolitic atau antizymatik, sebagai sedative, stimulant untuk obat

sakit perut. Di samping itu beberapa jenis minyak atsiri lainnya dapat digunakan

sebagai obat cacing (Guenther, 2006).

Page 29: SKRIPSI - UPS TEGAL

15

3. Perlakuan Bahan Tanaman

a) Pemotongan dan memperkecil bahan tanaman

Pekerjaan utama penyulingan adalah mengisolasi atau mengeluarkan

minyak dari bahan tanaman yang berbau. Dalam tanaman yang

mengandung minyak terdapat dalam kelenjar minyak atau pada bulu-bulu

kelenjar. Minyak atsiri hanya akan keluar setelah uap menerobos jaringan.-

.jaringan tanaman yang terdapat dipermukaan. Proses lepasnya minyak

atsiri ini hanya dapat terjadi dengan hidrodifusi atau penembusan air

(pendingin) pada jaringan - jaringan tanaman (Sastrohamidjojo, 2004).

Biasanya dalam proses difusi berlangsung sangat lambat. Maka dari

itu untuk mempercepat proses difusi maka sebelum penyulingan dilakukan

bahan tanaman harus diperkecil dengan cara dipotong.-.potong atau digerus.

Ada kalanya meskipun sudah dipotong.-.potong ternyata hanya sebagian

minyak atsiri yang dapat terbebaskan (Sastrohamidjojo, 2004).

Perlu diperhatikan bila bahan telah dipotong.-.potong atau diperkecil

harus segera disuling. Maka apabila tidak segera diproses maka minyak

yang mempunyai sifat mudah menguap sebagian akan teruapkan. Ada dua

hal yang dapat merugikan proses kali ini adalah Pertama untuk hasil total

minyak atsiri yang diperoleh berkurang karena ada yang menguap, dan

kedua komposisi minyak atsiri akan berubah, hingga akan mempengaruhi

baunya (Sastrohamidjojo, 2004).

Page 30: SKRIPSI - UPS TEGAL

16

b) Penyimpanan Bahan Tanaman

Penyimpanan bahan tanaman sebelum dilakukan kominusi sering

mengandung bahaya yaitu lepasnya minyak atsiri yang mudah menguap.

Biasanya hilangnya minyak atsiri oleh penguapan relatif sedikit, tetapi

hilangnya minyak atsiri kebanyakan disebabkan oleh peristiwa oksidasi dan

pendamaran atau resinifikasi (Sastrohamidjojo, 2004).

c) Ekstraksi Menggunakan Pelarut

Ekstraksi ini cocok untuk mengambil minyak bunga yang kurang

stabil dan dapat rusak oleh panas uap air. Bahan pelarut dialirkan secara

berkesinambungan, melalui serangkaian penampan yang di isi bahan

tumbuhan, menggunakan teknik arus - lawan (countercurent technique),

sampai ekstraksi selesai (Agusta, 2000).

d) Parameter Pengujian Minyak Atsiri

Ada 5 cara pengujian parameter Minyak Atsiri sebagai berikut :

1. Bobot :BBobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam

menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri.BBesarnya bobot

jenis suatu minyak merupakan hasil perbandingan berat suatu volume

minyak pada suhu 25ᵒC dengan berat air pada volume dan suhu yang

sama.BBesarnya bobot jenis suatu minyak bisa dipengaruhi oleh jenis

dan jumlah komponen kimia di dalam minyak (Zulnely, 2012). Cara

penentuan bobot jenis adalah contoh minyak atau lemak dimasukkan

Page 31: SKRIPSI - UPS TEGAL

17

ke dalam piknometer kemudian ditutup dan direndam dalam air suhu

25ᵒ ± 0,2ᵒC selama 30 menit. Selanjutnya dikeringkan bagian luar

piknometer dan ditimbang.

2. Aroma :AAroma merupakan hal terpenting karena aroma sendiri

dihasilkan tergantung pada penambah pelarut, semakin banyak

pelarut maka semakin kurang bau yang akan dihasilkan. Pengujian

tersebut dilakukan dengan uji organoleptik berdasarkan kesukaaan

konsumen (Ma'mun, 2006).

3. Warna : Menurut (Ma'mun, 2006) Warna minyak melati adalah

kuning kecoklatan. Pengujian warna tersebut menggunakan alat

kromameter.

4. Indeks Bias : Indeks bias minyak atau lemak merupakanperbandingan

sinus sudut sinar jatuh dan sinus sudut sinar pantul cahaya yang

melalui minyak.PPembiasan ini disebabkan karena adanya interaksi

antara gaya elektrostatik dan elektromagnetik atom.-.atom dalam

molekul minyak.PPengujian indeks bias dapat digunakan untuk

mengetahui kemurnian minyak.PPenentuan indeks bias minyak pada

suhu 25ᵒC, sedangkan untuk lemak pada suhu 40ᵒC (Sastrohamidjojo,

2004).

Page 32: SKRIPSI - UPS TEGAL

18

5. Putaran Optik :BBila suatummedia transparan dilewati cahaya

terpolarisasi, maka cahaya tersebut akan mengalami pemutaran oleh

struktur molekul dari bahan tersebut.AArah serta besarnya putaran

tersebut sangat spesifik bagi setiap zat.SSenyawa terpinil asetat

bersifat putar kanan (+) sedangkan sineol memutar ke kiri (Ma'mun,

2006).

4. Teknik penyulingan

Pada umumnya cara isolasi minyak atsiri adalah sebagai berikut : proses

uap menembus jaringan tanaman dan menguapkan semua senyawa yang mudah

menguap. Jika hal ini benar, maka seakan.-.akan isolasi minyak atsiri dari

tanaman dengan cara hidrodestilasi merupakan proses yang sederhana, hanya

membutuhkan jumlah uap yang cukup.NNamun kenyataan hal tersebut tidak

sesederhana yang kita bayangkan.HHidrodestilasi atau penyulingan dengan air

terhadap tanaman meliputi beberapa proses (Sastrohamidjojo, 2004).

Dalam bidang industri minyak atsiri dikenal 3 macam metode

penyulingan, diatara lain :

1. Penyulingan dengan air (water distillation)

Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan

baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah kedalam ketel

penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari

ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang

Page 33: SKRIPSI - UPS TEGAL

19

merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan

ditampung dalam wadah, makna yang dimaksud adalah cairan minyak dan air

tersebut dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil

minyaknya saja (Sastrohamidjojo, 2004).

2. Penyulingan dengan air dan uap (water steam distillation)

Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem

kukus.CCara ini sebenarnya mirip dengan sistem rebus, hanya saja bahan baku

dan air tidak bersinggung langsung karena dibatasi dengan saringan diatas

air.CCara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena

cukup membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses

produksi. Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air

kondensat yang keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam

ketel agar meminimkan kehilangan air.MMelihat dari beberapa keadaan,

tekanan uap yang rendah akan menghasilkan minyak atsiri berkualitas baik

(Yuliana & Satuhu S, 2012).

3. Penyulingan dengan uap langsung (steam distillation)

Sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api

namun hanya uap bertekanan tinggo yang difungsikan untuk menyuling

minyak. Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi

didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel

yang berisi bahan baku.UUap yang keluar dari ktel dihubungkan dengan

kondensor.CCairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan

Page 34: SKRIPSI - UPS TEGAL

20

dengan separator. Penyulingan dengan metode ini biasanya dipakai untuk

bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi (Sastrohamidjojo, 2004).

5. Metode Taguchi

Metode Taguchi diusulkan oleh Dr. Genichi Taguchi, rekayasa kualitas

yang diusulkan Taguchi bertujuan agar performansi produk/prosesnya tidak

sensitif atau tangguh terhadap faktor yang sulit dikendalikan danMMetode ini

merupakan metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk

memperbaiki kualitas produk dan proses serta menekan biaya dan resources

seminimal mungkin.SSasaran metode Taguchi adalah menjadikan produk robust

terhadap noise, karena itu sering disebut sebagai Robust Desain (Amri, 2008).

Filossofi Taguchi terhadap kualitas terdiri dari tiga buah konsep, antara lain :

1. Kualitas harus didesain ke dalam produk dan bukan sekedar memeriksanya.

2. Kualitas terbaik dicapai dengan meminimumkan deviasi dari target.

3. Produk harus didesain sehingga robust terhadap faktor lingkungan yang

tidak dapat dikontrol.

4. Biaya kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi dari standar tertentu dan

kerugian harus diukur pada seluruh sistem (Soejanto, 2009).

Desain Eksperimen Taguchi merupakan evaluasi secara serentak

terhadap dua atau lebih faktor (parameter) terhadap kemampuan mempengaruhi

rata-rata atau variabilitas hasil gabungan dari karakteristik produk atau proses

Page 35: SKRIPSI - UPS TEGAL

21

tertentu.BBeberapa langkah yang diusulkan oleh Taguchi untuk melakukan

eksperimen secara sistematik, yaitu:

1. Perumusan masalah

2. Tujuan eksperimen

3. Mengindentifikasi faktor bebas dan tidak bebas

4. Menentukan level setiap faktor

5. Identifikasi interaksi antar faktor control

6. Memilih Orthogonal Array

7. Persiapan Percobaan

8. Melakukan eksperimen dan menganalisa hasil denganAANOVA

9. Analisa data

10. Interpretasi hasil

11. Konfirmasi (Soejanto, 2009).

Metode Taguchi merupakan off-line quality control artinya pengendalian

kualitas yang preventif, sebagai desain produk atau proses sebelum sampai pada

produksi di tingkat shop floor.OOff-line quality control dilakukan pada saat awal

dalam life cycle product yaitu perbaikan pada awal untuk menghasilkan produk

(to get right first time) (Amri, 2008). Kontribusi Taguchi pada kualitas adalah:

Page 36: SKRIPSI - UPS TEGAL

22

1. Loss Function : Merupakan fungsi kerugian yang ditanggung oleh

masyarakat (produsen dan konsumen) akibat kualitas yang dihasilkan. Bagi

produsen yaitu dengan timbulnya biaya kualitas sedangkan bagi konsumen

adalah adanya ketidakpuasan atau kecewa atas produk yang dibeli atau

dikonsumsi karena kualitas yang jelek (Asmasari, 2015).

2. Orthogonal Array : Digunakan untuk mendesain percobaan yang efisisen

dan digunakan untuk menganalisis data percobaan. Ortogonal array juga

digunakan untuk menentukan jumlah eksperimen minimal yang dapat

memberi informasi sebanyak mungkin semua faktor yang mempengaruhi

parameter. Bagian terpenting dari orthogonal array terletak pada pemilihan

kombinasi level dari variabel.-.variabel input untuk masing.-.masing

eksperimen (Asmasari, 2015).

3. Robustness :MMeminimasi sensitivitas sistem terhadap sumber-sumber

variasi (Asmasari, 2015).

4. Signal to Noise Ratio (SNR) :DDigunakan untuk mengidentifikasi faktor-

faktor yang mempengaruhi variasi suatu respon. Rancangan produk atau

proses operasi konsisten dengan nilai SNR yang besar selalu menghasilkan

produksi dengan kualitas optimum dan minimum varian. Menurut Taguchi,

terdapat tiga jenis karakteristik SNR yaitu :Nominal is the best, Smaller is

better, dan Higher is better. Smaller is better merupakan karakteristik

terukur non negatif dengan nilai ideal nol, nilai-nilai yang dituju adalah

Page 37: SKRIPSI - UPS TEGAL

23

suatu nilai terkecil. Nilai SNR untuk karakteristik kualitas Smaller is better.

Model matematisnya adalah sebagai berikut :

Rasio S/N1 = -10 log ( 1

𝑛 Σ y2 )

Dimana :

N = Jumlah pengulangan

y = Data dari percobaan (Asmasari, 2015)

5. Analysis of Variance (ANOVA): Analisis ragam pada metode Taguchi

digunakan sebagai metode statistik untuk menginterpretasikan data hasil

percobaan. Analisis ragam adalah teknik perhitungan yang memungkinkan

secara kuantitatif mengestimasikan kontribusi dari setiap faktor pada semua

pengukuran respon (Amri, 2008). Analisis ragam ANOVA dapat disusun

seperti terlihat dalam Tabel 2.3.

Page 38: SKRIPSI - UPS TEGAL

24

Tabel 2.3 Analisis Ragam

Faktor

Db

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah

F-

Hitung

Jumlah

Kuadrat

Bersih (pure)

Persen

kontribusi (p)

A db (A) JK(A) KT(A) F(A) JK’(A)

𝑝 =𝐽𝐾′(𝐴)

𝐾𝑇(𝑇)

100%

B db (B) JK(B) KT(B) F(B) JK(‘B)

𝑝 =𝐽𝐾′(𝐴)

𝐾𝑇(𝑇)

100%

C db (C) JK(C) KT(C) F(C) JK’(C)

𝑝 =𝐽𝐾′(𝐵)

𝐾𝑇(𝑇)

100%

D db (D) JK(D) KT(D) F(D) JK(‘D)

𝑝 =𝐽𝐾′(𝐶)

𝐾𝑇(𝑇)

100%

E db (e) JK(e) KT(B) JK’(e)

𝑝 =

𝐽𝐾′(𝐷)

𝐾𝑇(𝑇)100%

Total pr – 1 JK(T)

𝑝 =𝐽𝐾′(𝑒)

𝐾𝑇(𝑇)

100%

FK

ny-2

Didalam metode Taguchi hasil eksperimen harus dianalisis untuk dapat

memenuhi satu atau lebih kondisi berikut ini :

1. Menentukan kondisi yang terbaik atau optimum untuk sebuah produk atau

sebuah proses.

2. Memikirkan kontribusi dari masing-masing faktor.

Page 39: SKRIPSI - UPS TEGAL

25

3. Memperkirakan respon atau akibat yang mungkin dari kondisi optimum

(Soejanto, 2009).

Adapun kelebihan dari metode Taguchi antara lain yaitu:

a) Dapat mengurangi jumlah pelaksanaan percobaan dibandingkan jika

menggunakan percobaan full factorial, sehingga dapat menghemat waktu

dan biaya.

b) Dapat melakukan penghematan terhadap rata-rata dan variasi karakteristik

kualitas sekaligus, sehingga ruang lingkup pemecahan masalah lebih luas.

c) Dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap karakteristik

kualitas melalui perhitungan Average dan Rasio S/N, sehingga faktor-faktor

yang berpengaruh tersebut dapat diberikan perhatian khusus (Soejanto,

2009).

Kekurangan dari metode Taguchi ini adalah jika percobaan dilakukan

dengan banyak faktor dan interaksi akan terjadi pembaruan beberapa

interaksi oleh faktor utama.AAkibatnya, keakuratan hasil percobaan

berkurang, jika interaksi yang diabaikan tersebut memang benar-benar

berpengaruh terhadap karakteristik yang diamati (Asmasari, 2015).

Page 40: SKRIPSI - UPS TEGAL

26

B. Tinjauan Pustaka

Penelitian minyak atsiri sudah banyak dilakukan serta dipublikasikan

dengan maksud menambah referensi tentang pembuatan minyak atsiri dari

berbagai macam bahan baku yang bersumber dari alam. Penelitian-penelitian

tersebut berbeda-beda untuk menghasilkan kualitas minyak atsiri yang baik.

Adapun penelitian-penelitian tersebut adalah :

1. (Hidayat, Dewi and Hardani, 2013) melakukan penelitian yang berjudul

“Ekstrak Minyak Melati (Jasminum sambac) (Kajian Jenis Pelarut dan Lama

Ekstraksi)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut

dan lama ekstraksi terhadap rendemen dan mutu minyak melati. Penelitian ini

menggunakan rancangan acak kelompok dengan 2 faktor yaitu jenis pelarut

dan lama ekstraksi.

2. (Suyanti, Prabawanti and Sjaifullah, 2003) melakukan penelitian yang

berjudul “Sifat Fisik dan Komponen Kimia Bunga Melati Jasminum

Officinale”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan kimia

bunga melati Gambir (J. officinale) 250°C. Gas pembawa adalah nitrogen

0,50 ml/menit. Tekanan gas hidrogen adalah 0,8 kgf/cm², tekanan udara 0,5

kgf/cm.

3. (Nurjanah, dkk 2012) melakukan penelitian yang berjudul “Kajian Ekstraksi

Minyak Atsiri Bunga Melati (Jasminum sambac) Dengan Metode

Enfreurasi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ekstraksi minyak bunga

melati menggunakan metode enfreurasi. Metode penelitian yang digunakan

Page 41: SKRIPSI - UPS TEGAL

27

adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (lima kali

ulangan).

4. (Benedicta, dkk 2016) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Rasio

Bunga Denga Pelarut Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Melati

(Jasminum sambac) Menggunakan Metode Ekstraksi Pelarut Menguap

(Solvent Extraction)”. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh

rasio bunga dengan pelarut terhadap rendemen dan mutu minyak melati

menggunakan metode ekstraksi pelarut menguap. Metode penelitian yang

digunakan adalah eksperimen laboratorium dengan analisis deskriptif.

5. (Kurniawan, dkk 2002) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Campuran Lemak Sapi dan Margarin Serta Jenis Pelarut Dalam Proses

Ekstraksi Minyak Melati Menggunakan Sistem Enfleurasi”. Penelitian ini

dilatar belakangi oleh penggunaan lemak babi sebagai media absorbsi dalam

proses enfleurasi minyak melati.TTujuan dari penelitian ini adalah

memanfaatkan bunga melati sebagai penghasil minyak atsiri dengan metode

enfleurasi, mengetahui kemungkinan margarin putih dan margarin kuning

sebagai alternatif pengganti lemak babi sebagai media absorbent dalam proses

ekstarksi minyak melati, mengetahui pelarut yang paling baik untuk

mendapatkan minyak melati.

Page 42: SKRIPSI - UPS TEGAL

28

6. (Zulfah, Saufik Luthfianto, 2011) melakukan pemelitian berjudul “ Penerapan

Metode Taguchi Untuk Meningkatkan kualitas kain tenun pada sentra industri

kain tenun Kabupaten Pemalang”Kesimpulan : Dari hasil penelitian dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Untuk setting level optimal dihasilkan

pewarnaan dengan naftol 1, naftol 2 dan naftol 3, penjemuran dengan waktu 5

jam, 6 jam dan 7 jam, pencelupan dengan waktu 30 menit, 40 menit dan 50

menit, pencucian dengan waktu 0,5 jam, 0,75 jam dan 1 jam. Dari analisis of

variance mean dan SNR memberikan hasil yang sama yaitu F hitung lebih

besar dari F tabel ini berarti bahwa semua faktor signifikan terhadap Berat

Kain per M (gr).

Page 43: SKRIPSI - UPS TEGAL

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan jenis

penelitian yang menggunakan metode kuantitatif dengan penelitian perancangan

eksperimen. Menurut (Sugiyono, 2017) metode kuantitatif adalah : “Dapat

diartikan sebagai metode pasitivikatif karena berlandaskan pada filsafat

positivime. Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah.-

kaidah ilmiah yang kongkrit/empiris, objective, terukur, rasional dan sitemtis”.

Metode ini juga disebut sebagai metode discovery karena dengan metode ini

ditemukan dan dikembangkan sebagai IPTEK baru. Metode ini disebut metode

kuantitatif karena data dan penelitian berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistic.

Kemudian yang dimaksud eksperimen menurut (Sugiyono, 2017) adalah

”Penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan".

Page 44: SKRIPSI - UPS TEGAL

30

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu kegiatan penelitian dimulai pada awal September sampai bulan

Febuari 2021.

Tabel 3.1 Jadwal penelitian

1 Pengajuan Judul V

2Pembuatan Proposal

PenelitianV

3 Bimbingan Proposal V

4 Seminar Proposal Penelitian V

5Pengumpulan dan

Pengolahan Data V

6 Penyusunan Skripsi V

7 Bimbingan Skripsi V V V

8 Penyelesaian Skripsi V

9 Sidang Skripsi V

Bulan

MaretNO Kegiatan

September Oktober November Desember Januari Februari

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada dua tempat yang berbeda diantara nya

pertama di kampus UPS Tegal sebagai pembuatan minyak atsiri dengan alat

penyulingan dan yang kedua di sebuah tempat Laboratorium Biokimia

Fak.MIPA Universitas Jendral Soedirman (UNSOED).

Page 45: SKRIPSI - UPS TEGAL

31

C. Objek Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali diperhatikan

adalah objek penelitian yang akan diteliti. Maka objek penulis pada

penelitian ini adalah Kualitas kemurnian Minyak Atsiri menggunakan

Metode Taguchi.

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah Minyak Atsiri

dari Bunga Melati sejumlah 7 sampel untuk Desa Mojo Kecamatan Ulujami

Kabupaten Pemalang..

2. Sample

Dalam penelitian ini yang untuk dijadikan sampel adalah Minyak

Atsiri dari Bunga Melati.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sample yang akan digunakan adalah metode taguchi.

Pengambilan sample ini menggunakan matriks ortoghonal karena matriks

ortoghonal memiliki nilai derajat kebebasan sama atau lebih besar dari nilai

derajat kebebasan eksperimen.

Dengan ini penulis akan mengemukakan untuk sample yang akan diambil

sebesar L₇(2⁴).

Page 46: SKRIPSI - UPS TEGAL

32

Derajat kebebasan matrik L₇(2⁴)

Dimana :

L : Rancangan bujur sangkar latin

7 : Banyaknya baris atau eksperimen

3 : Banyaknya Level

4 : Banyaknya Faktor atau kolom

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yangmmempunyai variasi tertentu yang ditetapkanooleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarikkkesimpulannya (Tarigan, 2013).

Sedangkan variabel adalah atribut-atribut penelitian yang diuji oleh peneliti.

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel dalam penelitian ini,

variabel tersebut yaitu :

1. Variabel bebas atau Independen

Menurut Sugiyono menyatakan variabel independen (variabel bebas)

adalah variabel yang mempengaruhi sebab terjadinya perubahan atau timbulnya

variabel dependen (terikat). Dalam variable ini bersifat menerangkanddan

mempengaruhi variabel lain yang tidakbbebas (Tarigan, 2013).

Page 47: SKRIPSI - UPS TEGAL

33

2. Variabel Terikat

Variabel Terikat (variabel dependen) adalah variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini,

variabel terikat (variabel dependen) dalam penelitian ini adalah waktu

penyelesaian (Tarigan, 2013).

G. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk

mengumpulkan data-data. Dengan tujuan untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan dalam membentuk suatu keterangan dan kenyataan yang telah

ditentukan sehingga terkumpul keterangan yang bersifat objektif (Sugiyono,

2017). Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan melakukan eksperimen, studi pustaka, pengujian dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi yaitu teknik dengan mengadakan penelitian langsung terhadap

objek penelitian untuk memperoleh data primer secara langsung. Observasi

(pengamatan) merupakan teknik utama dalam penelitian ini. Dalam melakukan

pengamatan peneliti akan mengadakan pendekatan dengan subjek penelitian

sehingga terjadi keakraban antara peneliti dengan subjek penelitian. Penelitian

ini menggunakan jenis observasi partisipan dimana peneliti terlibat dengan

kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai

sumber data penelitian. sambil melakukakn pengamatan, peneliti ikut melakukan

apa yang dikerjakan sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan

Page 48: SKRIPSI - UPS TEGAL

34

observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lengkap, tajam, dan

sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak

(Sugiyono, 2017).

2. Eksperimen

Penelitian mendapatkan pengetahuan dan data dengan cara melakukan

eksperimen pengujian minyak atsiri hasil dari proses penyuligan. Kegiatan yang

dilakukan yaitu dengan melakukan pengujian ke dalam laboratorium kimia

(Sugiyono, 2017).

3. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan suatu pembahasan yang berdasarkan pada

buku.-.buku referensi maupun jurnal - jurnal yang mendukung penelitian ini dan

menunjang metode observasi dan wawanara yang telah dilakukan (Sugiyono,

2017).

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menfoto

atau video selama penelitian berlangsung agar mampu menciptakan hasil yang

maximal untuk lampiran penelitian (Sugiyono, 2017).

Page 49: SKRIPSI - UPS TEGAL

35

H. Instrumen Penelitian

1. Alat

a. Satu set Alat penyulingan dengan kap. 1-5 kg

Gambar 3.1 Alat Penyulingan

b. Gelas Ukur

Gambar 3.2 Gelas Ukur

Page 50: SKRIPSI - UPS TEGAL

36

c. Timbangan

Gambar 3.3 Timbangan

d. Piknometer 5ml

Gambar 3.4 Piknometer 5ml

Page 51: SKRIPSI - UPS TEGAL

37

e. Alat refraktometer abbe

Gambar 3.5 Alat refraktometer abbe

f. Polarimeter (Semiautometic WXG-5)

Gambar 3.6 Polarimeter

Page 52: SKRIPSI - UPS TEGAL

38

g. Saringan

Gambar 3.7 Saringan

h. Suntikan

Gambar 3.8 Suntikan

Page 53: SKRIPSI - UPS TEGAL

39

2. Bahan

a. Bunga Melati

Gambar 3.9 Bunga Melati

b. Pelarut N-heksan

Gambar 3.10 Pelarut N-heksana

Page 54: SKRIPSI - UPS TEGAL

40

c. Pelarut Alkohol 95%

Gambar 3.11 Alkohol 95 %

Page 55: SKRIPSI - UPS TEGAL

41

I. Metode Analisis Data

Metode analisa data adalah cara yang digunakan untuk mengolah atau

menganalisis serta membuktikan kebenaran data yang telah diperoleh. Analisis

yang akan digunakan adalah Dengan Metode Taguchi untuk mengetahui hasil

kualitas minyak atsiri dari bunga melati. Ada beberapa prosedur diantanya :

1. Pemilihan Orthogonal Array (OA): Dalam memilih jenis Orthogonal

Array harus diperhatikan diantaraya faktor dan level faktor. Pada penelitian

ini menggunakan Orthogonal Array L₇(2⁴) seperti yang ditunjukan tabel

dibawah ini.

Tabel 3.2 Orthogonal Array L₇(2⁴)

No.

Faktor Replikasi

A

B

C

D

R1

R2

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Page 56: SKRIPSI - UPS TEGAL

42

Keterangan :

A. Berat Melati

B. Lama Ekstraksi

C. Suhu

D. Pelarut N-hexana

Penelitian ini memilih faktor-faktor yang diperkirakan akan

memberikan pengaruh pada nilai respon dan menentukan level

faktornya yang berpengaruh, seperti yang dijelaskan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Penetapan Faktor dan Level Faktor

Faktor

Level Faktor

1 2

Berat Bunga Melati (A) 300gr 600gr

Waktu Ekstraksi (B) 180m 360m

Suhu(C) 40˚ 50˚

Pelarut N-heksana (D) 250ml 500ml

Data selanjutnya yang akan diolah dengan menggunakan dua cara, yaitu

analysis of variance (ANOVA) untuk nilai rata-rata dan ANOVA untuk

nilai signal to noise ratio (SNR).

Page 57: SKRIPSI - UPS TEGAL

43

2. ANOVA untuk nilai rata-rata dipergunkan untuk mencari faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi hasil eksperimen (setting level), sedangkan

ANOVA untuk SNR dipergunakan untuk mencari faktor-faktor yang

memiliki kontribusi pada pengurangan variasi suatu karakteristik kualitas.

Dengan demikian penulis memberikan sedikit gambaran dalam bentuk tabel

dibawah ini.

Tabel 3.4 Perhitungan Rata-rata dan SNR

Eksperimen

Faktor Terkontrol

Rata-rata

SNR A B C D

1

2

3

4

5

6

7

ANOVA yang biasa digunakan dalam metode Taguchi adalah Two Way

ANOVA atau yang biasa disebut ANOVA dua arah. Two Way ANOVA

digunakan untuk data eksperimen yang terdiri dari dua faktor atau lebih

dengan dua level atau lebih.

Page 58: SKRIPSI - UPS TEGAL

44

Tabel 3.5 Tabel Two Way ANOVA

Sources of

Variation

Degress of

Freedom

Sum

of Squares

Mean

Squares

F-Ratio

A Treatments a — 1 SSÆ MSÆ MSÆ⁄MS

E

B Treatments

Interaction

Error (within

treatments)

b — 1

(a — 1)(b — 1)

ab(n — 1)

SS

BSS

ÆBS

SE

MSBMSÆB

MSE

MSB⁄MSE

MSÆB⁄MSE

Total abn — 1 SSy

3. Uji T digunakan sebagai nilai perbandingan rata-rata sampel untuk

mengetahui signifikasi perbedaan rata-ratasuatu kelompok sampel dengan

nilai perbandingan yang ditetapkan.

Page 59: SKRIPSI - UPS TEGAL

45

J. Diagram Alur Penelitian

Gambar 3.12 Alur Penelitian

Mulai

Latar Belakang

Identifikasi dan Rumusan Masalah

Studi Literatur

Selesai

Pelaksanaan Dan

Percobaan

Interpresentasi Hasil

Analisis Data

Kesimpulan Dan Saran

Uji Eksperimen

menentukan hasil

kualitas

Metode Taguchi

Identifikasi faktor, Pemilihan OR

array, Menghitung rata-rata SNR dan

Anova, Uji T

Page 60: SKRIPSI - UPS TEGAL

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang analisis dan data yang telah dilakukan terhadap hasil

eksperimen. Analisis tersebut terdiri dari analisis hasil eksperimen Bunga melati

menjadi minyak atsiri. Analisis yang dilakukan meliputi Main Effect Analysis

dan Analysis of Variance .Selain itu, juga dijelaskan mengenai setiap parameter

pengujian yang telah dihasilkan.

Tabel 4.1 Hasil pengujian sampel

Sampel Ulangan Bobot jenis

Indeks

bias Putaran optik

Ekstrak 1

1 1,0061 1,3009 +1,4

2 1,0062 1,3019 +1,7

3 1,0062 1,3024 +1,1

4 1,0061 1,3009 +1,4

5 1,0061 1,3019 +1,2

6 1,0062 1,3009 +1,4

7 1,0061 1,3019 +1,1

Ekstrak 2

1 1,0062 1,3009 +1,4

2 1,0062 1,3009 +1,5

3 1,0063 1,3019 +1,6

4 1,0062 1,3009 +1,4

5 1,0061 1,3019 +1,4

6 1,0063 1,3009 +1,4

7 1,0062 1,3009 +1,6

Page 61: SKRIPSI - UPS TEGAL

47

Gambar 4.1 Proses Pembuatan Minyak Atsiri

A. Penyusunan Matriks Control Factors untuk Ekpserimen

Pada penelitian dengan produk Minyak Atsiri ini digunakan 4 faktor kontrol,

yaitu berat bunga melati, waktu ekstrasi, suhu, dan Pelarut N-heksana. Dilakukan

percobaan dimana masing – masing faktor menggunakan 2 level. Metode yang

digunakan untuk merancang ekperimen pada penelitian Minyak Atsiri ini adalah

metode Taguchi. Rancangan percobaan dengan yang digunakan adalah 4 faktor,

2 level. Sehingga notasi array orthogonal yang dapat digunakan adalah L₇(2⁴).

Apabila ditinjau dari tabel yang disediakan pada metode Taguchi maka, jumlah

Bunga Melati

Ekstraksi 3-6 jam Pelarut N-hexana

Penyaringan Ampas

Destilasi

Pemisahan

Minyak

Absoulute

Bunga Melati

Page 62: SKRIPSI - UPS TEGAL

48

data yang diperlukan adalah sebanyak 7 data untuk memenuhi standar array

orthogonal L₇(2⁴). Berikut dibawah ini adalah matriks dan tabel array ortogonal

L₇(2⁴) yang digunakan:

Tabel 4.2 Tabel array ortogonal L₇(2⁴)

Eksperimen

ke-

Faktor Terkendali

A

(BeratBunga)

B

(Lama Ekstraksi)

C

(Suhu)

D

(P.N-Hexana)

1 1 (300gr) 1 (180m) 1 (40o) 1 (250ml)

2 1 (300gr) 1 (180m) 2 (50o) 2 (500ml)

3 1 (300gr) 2 (360m) 1 (40o) 1 (250ml)

4 1 (300gr) 2 (360m) 2 (50o) 2 (500ml)

5 2 (600gr) 1 (180m) 1 (40o) 2 (500ml)

6 2 (600gr) 1 (180m) 2 (50o) 1 (250ml)

7 2 (600gr) 2 (360m) 1 (40o) 2 (500ml)

Sumber: olah data minitab 16,2021

Setelah matriks Orthogonal Array ditentukan, langkah selanjutnya adalah

melakukan eksperimen sebanyak 7 kali percobaan dan masing – masing diulang

sebanyak 1 kali. Dari tabel 3. dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini dilakukan

7 kali percobaan membuat minyak atsiri dengan level faktor control yang

berbeda-beda.

Page 63: SKRIPSI - UPS TEGAL

49

1. Pengaruh Faktor Terhadap Hasil

Pengaruh faktor kontrol yaitu berat melati, waktu ekstraksi, suhu dan pelarut

n-hexana terhadap kualitas minyak atsiri.

2. Table Pengujian

Untuk mengetahui urutan faktor yang paling berpengaruh terhadap kriteria

dapat dilihat dari response table berikut:

Tabel 4.3 Tabel Pengujian Keseluruhan

Level

Berat

Melati

Waktu

Ekstraksi

Suhu

Pelarut

N-Hexana

1 1,006 1,006 1,006 1,006

2 1,006 1,006 1,006 1,006

Delta 0,000 0,000 0,000 0,000

Rank 2 4 1 3

Sumber: olah data minitab 16,2021

Dengan tabel di atas dapat diketahui urutan siginifikansi pengaruh setiap

faktor terhadap hasil. Faktor yang paling optimum ditunjukkan dengan faktor

yang mempunyai ranking tertinggi yaitu rangking 1 (satu). Pemberian ranking ini

didasarkan atas selisih antara nilai response setiap level yaitu selisih antara nilai

terbesar dan terkecil. Dari gambar response table urutan ranking untuk setiap

kirteria dapat dilihat pada tabel di atas.

Page 64: SKRIPSI - UPS TEGAL

50

B. Pengolahan Data Eksperimen Taguchi

1. Menghitung Nilai Rata-rata dan SNR Hasil Eksperimen Taguchi Minyak

Atsiri

Perhitungan nilai rata-rata untuk mencari setting level optimal yang dapat

meminimalkan penyimpangan nilai rata-rata, sedangkan SNR untuk mencari

faktor-faktor yang memiliki kontribusi pada pengurangan variansi suatu

karakteristik kualitas. Tabel 4.4 adalah hasil perhitungan nilai rata-rata dan SNR.

Tabel 4.4 Hasil Eksperimen Taguchi

Eksperimen

ke-

Faktor terkendali

Bobot jenis indek bias putar optik

re1 re2 re1 re2 re1 re2

1

1

(300gr)

1

(180m)

1

(40o)

1

(250ml) 1,0061 1,0062 1,3009 1,3009 1,4 1,4

2

1

(300gr)

1

(180m)

2

(50o)

2

(500ml) 1,0062 1,0062 1,3019 1,3009 1,7 1,5

3

1

(300gr)

2

(360m)

1

(40o)

1

(250ml) 1,0062 1,0063 1,3024 1,3019 1,1 1,6

4

1

(300gr)

2

(360m)

2

(50o)

2

(500ml) 1,0061 1,0062 1,3009 1,3009 1,4 1,4

5

2

(600gr)

1

(180m)

1

(40o)

2

(500ml) 1,0061 1,0061 1,3019 1,3019 1,2 1,4

6

2

(600gr)

1

(180m)

2

(50o)

1

(250ml) 1,0062 1,0063 1,3009 1,3009 1,4 1,4

7

2

(600gr)

2

(360m)

1

(40o)

2

(500ml) 1,0061 1,0062 1,3019 1,3009 1,1 1,6

Sumber : Hasil Pengujian Minyak Atsiri Lab. Fak MIPA Unsoed

Purwokerto, 2021.

Page 65: SKRIPSI - UPS TEGAL

51

Tabel 4.5 Hasil Rata-Rata dan SNR

Rata-rata SNR

re1 re2 re1 re2

1,235667 1,2357 1,571802 1,572211

1,336033 1,269033 1,929782 1,711133

1,1362 1,302733 0,962414 1,830668

1,235667 1,2357 1,571802 1,572211

1,169333 1,236 1,206469 1,573689

1,2357 1,235733 1,572211 1,572619

1,136 1,302367 0,961241 1,828233

Nilai rata-rata dan SNR tertinggi adalah pada eksperimen 2 nilai rata-rata =

1,235667 dan nilai SNR = 1,929782. Nilai rata-rata dan SNR di atas kemudian

dianalisis lebih lanjut menggunakan analysis of mean dan analysis of signal to

noise ratio untuk mencari setting level optimal, yaitu kondisi dengan nilai target

yang tinggi dan variansi yang rendah.

2. Melakukan Analisis Statistik Terhadap Nilai Rata-Rata dan SNR Minyak

Atsiri

Taguchi menggunakan analysis of means untuk mencari faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai rata-rata respon. Analysis of means merupakan metode yang

digunakan untuk mencari setting level optimal yang dapat meminimalkan

penyimpangan nilai rata-rata.

Page 66: SKRIPSI - UPS TEGAL

52

Tabel 4.6 Tabel Respon untuk nilai rata-rata minyak Atsiri

Level

berat

melati

waktu

ekstraksi Suhu

pelarut

N-hexana

1 1,438 1,425 1,350 1,387

2 1,350 1,367 1,467 1,417

Delta 0,088 0,058 0,117 0,029

Rank 2 3 1 4

Sumber: olah data minitab 16,2021

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa faktor berat melati yang

mempunyai rata- rata yang lebih tinggi adalah level 1, faktor waktu ekstrasi yang

mempunyai rata-rata yang lebih tinggi adalah level 1, faktor suhu yang

mempunyai rata-rata tertinggi adalah level 2, sedangkan faktor pelarut n-hexana

yang tertinggi adalah level 2. Dari tabel respon rata-rata diatas dapat juga dilihat

pada gambar grafik untuk respon rata-rata tiap level faktor.

Page 67: SKRIPSI - UPS TEGAL

53

Gambar 4.2 Grafik Respon Rata-Rata

Sumber: olah data minitab 16,2021

Berdasarkan gambar 4.2 grafik untuk respon rata-rata tiap level faktor, dapat

juga dilihat bahwa faktor berat melati yang mempunyai rata- rata berat yang

lebih tinggi adalah level 2, faktor waktu ekstrasi yang mempunyai rata-rata yang

lebih tinggi adalah level 2, faktor suhu yang mempunyai rata-rata tertinggi adalah

level 1, sedangkan faktor pelarut N-hexana yang tertinggi adalah level 2.

Sedangkan taguchi dengan menggunakan analysis of signal tonoise ratio untuk

mencari faktor-faktor yang memiliki kontribusi pada pengurangan variansi suatu

karakteristik kualitas (variabel respon). Karakteristik kualitas yang digunakan

adalah suhu, dimana semakin tinggi nilainya semakin baik sehingga SNR yang

digunakan adalah larger the better. Dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Page 68: SKRIPSI - UPS TEGAL

54

Tabel 4.7 Tabel Respon untuk nilai SNR Minyak Atsiri

Level berat

melati

waktu

ekstraksi

suhu pelarut

N-hexana

1 2,288 2,287 2,289 2,286

2 2,288 2,289 2,286 2,291

Delta 0,000 0,001 0,003 0,005

Rank 4 3 2 1

Sumber: olah data minitab 16,2021

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa faktor berat melati yang

mempunyai rata- rata sama antara level 1 dan level 2, faktor waktu ekstraksi

yang mempunyai rata-rata yang lebih tinggi adalah level 2, faktor suhu yang

mempunyai rata-rata tertinggi adalah level 1, sedangkan faktor pelarut N-hexana

yang tertinggi adalah level 2. Dari tabel respon rata-rata diatas dapat juga dilihat

pada gambar grafik untuk respon rata-rata tiap level faktor.

Page 69: SKRIPSI - UPS TEGAL

55

Gambar 4.3 Grafik untuk Respon Nilai SNR

Sumber: olah data minitab 16,2021

Berdasarkan gambar 4.3 grafik untuk respon SNR level faktor, dapat juga

dilihat bahwa faktor berat melati yang mempunyai rata- rata yang sma antara

level 1 dan 2, faktor waktu ekstraksi yang mempunyai rata-rata yang lebih tinggi

adalah level 2, faktor suhu yang mempunyai rata-rata tertinggi adalah level 1,

sedangkan faktor pelarut n-hexana yang tertinggi adalah level 2. Dari analisis

statistic terhadap nilai respon rata-rata dan SNR baik dari perhitungan tabel dan

grafik memberikan hasil yang sama yaitu: faktor berat melati yang mempunyai

rata- rata sama, faktor waktu ekstraksi yang mempunyai rata-rata yang lebih

tinggi adalah level 2, faktor suhu yang mempunyai rata-rata tertinggi adalah level

1, sedangkan faktor pelarut n-hexana yang tertinggi adalah level 2.

Page 70: SKRIPSI - UPS TEGAL

56

Analisis selanjutnya adalah menghitung Analysis of variance (mean) dan

Analysis of variance (SNR) dari tabel respon, hasil dari Analysis of variance

(mean) dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 4.8 Analysis of variance (mean) minyak atsiri

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F

Ftable P

berat melati 1 0,000000 0,000000 0,000000 3,00 gr 5,99 0,333

Lama Ekstraksi 1 0,000000 0,000000 0,000000

3,00

menit

5,99

0,333

Suhu 1 0,000000 0,000000 0,000000 3,00o 5,99 0,333

pelarut hexana 1 0,000000 0,000000 0,000000 8,33 ml 5,99 0,212

berat

melati*ekstraksi

1 0,000000 0,000000 0,000000 0,33 5,99 0,667

Residual Error 1 0,000000 0,000000 0,000000

Total 6 0,000000

Sumber: olah data minitab 16,2021

Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat dilihat bahwa F hitung Pelarut N-hexana

(8,33ml) lebih besar dari F tabel (5,99). Untuk itu dapat disimpulkan faktor

pelarut hexana signifikan terhadap minyak atsiri. Untuk Analysis of variance

(SNR) dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini :

Page 71: SKRIPSI - UPS TEGAL

57

Tabel 4.9 Analysis of variance (SNR)

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F Ftable P

berat melati 1 0,000000 0,000002 0,000002 3,00 gr 5,99 0,333

ekstraksi 1 0,000000 0,000002 0,000002 3,00 m 5,99 0,333

Suhu 1 0,000001 0,000002 0,000002 3,00o 5,99 0,333

pelarut hexane 1 0,000007 0,000007 0,000007 8,33ml 5,99 0,212

berat

melati*ekstraksi

1 0,000000 0,000000 0,000000 0,33 5,99 0,667

Residual Error 1 0,000001 0,000001 0,000001

Total 6 0,000009

Sumber: olah data minitab 16,2021

Berdasarkan tabel 4.9 maka dapat dilihat bahwa F hitung Pelarut N-hexana

(8,33ml) lebih besar dari F tabel (5,99). Untuk itu berarti faktor pelarut hexana

signifikan terhadap minyak atsiri.

Dari analisis of variance mean dan SNR memberikan hasil yang sama yaitu

F hitung Pelarut n-hexana lebih besar dan F tabel, hal ini berarti dari semua

faktor (berat melati, suhu, lama ekstraksi tidak signifikan) dan Pelarut n-hexana

signifikan.

Page 72: SKRIPSI - UPS TEGAL

58

3. Uji Normalitas Terhadap Hasil Eksperimen Taguchi Minyak Atsiri

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan

Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Terhadap Eksperimen Taguchi

Bobot Jenis Indeks Bias Putaran Optik

N 14 14 14

Normal Parametersa,b Mean 1.006179 1.301364 1.400

Std.

Deviation .0000699 .0005706 .1754

Most Extreme

Differences

Absolute .263 .364 .286

Positive .237 .364 .214

Negative -.263 -.255 -.286

Test Statistic .263 .364 .286

Asymp. Sig. (2-tailed) .099c .065c .071c

Test distribution is Normal.

Sumber: hasil output SPSS 16.0

Dilihat dari tabel di atasN = 14 berarti jumlah sampel yang diamati ada 14

sampel data.Nilai Kolmogorov Smirnov = 0.364 dengan probabilitas 0.099.

Oleh karena p = 0.099 atau p>0.05, maka hasil pengamatan uji minyak atsiri

14 sampel adalah normal atau memenuhi persyaratan uji normalitas

Page 73: SKRIPSI - UPS TEGAL

59

Tabel 4.11 Uji Rerata,Simpang Baku dan Uji Normalitas

Replikasi Eksperimen

Taguchi Rerata

Simpangan

Baku P

Replikasi 1 1.006.179 .0000699 .099c

Replikasi 2 1.301.364 .0005706 .065c

Replikasi 3 1.400 .1754 .071c

P = nilai probabilitas

Sumber: hasil output SPSS 16.0

Berdasarkan perhitungan, didapat nilai p pada seluruh aspek lebih besar

daripada 0.05 ( p> 0.05 ) dengan demikian semua data berdistribusi normal.

4. Uji Homogenitas terhadap Eksperimen Taguchi minyak atsiri Uji

homogenitas dimaksudkan untuk menguji bahwa setiap kelompok yang akan

dibandingkan memiliki variansi yang sama.

Page 74: SKRIPSI - UPS TEGAL

60

Tabel 4.12 Test of Homogeneity of Variance

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Bobot Jenis Based on Mean .000 1 12 1.000

Based on Median .000 1 12 1.000

Based on Median and

with adjusted df .000 1 12.000 1.000

Based on trimmed mean .002 1 12 .963

Indeks Bias Based on Mean 1.735 1 12 .212

Based on Median .659 1 12 .433

Based on Median and

with adjusted df .659 1 11.993 .433

Based on trimmed mean 1.851 1 12 .199

Putaran Optik Based on Mean 3.593 1 12 .082

Based on Median 1.612 1 12 .228

Based on Median and

with adjusted df 1.612 1 10.107 .233

Based on trimmed mean 3.799 1 12 .075

Tampak angka signifikasi yang ada adalah untuk probabilitas Base on Mean

= 3.593, untuk Based on Median =1.612, dan Based on Trimmed Mean = 3.799.

Oleh karena probabilitas > 0,05; maka data hasil uji minyak atsiri memiliki

varian yang homogen, atau data berasal dari populasi dengan varian yang sama.

Page 75: SKRIPSI - UPS TEGAL

61

Tabel 4.13 Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Indeks Bias 1.735 1 12 .212

Bobot Jenis .000 1 12 1.000

Putaran Optik 3.593 1 12 .082

P=probabilitas

Berdasarkan perhitungan, didapat nilai p lebih besar daripada 0.05 ( p> 0.05

) dengan demikian data hasil eksperiment taguchi memiliki varian yang

homogen. Setelah diketahui bahwa hasil eksperiment taguchi memiliki syarat

bahwa data tersebut adalah normal dan homogen.

Tabel 4.14 Descriptives

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence

Interval for Mean

Min max

Lower

Bound

Upper

Bound

Indeks Bias 1 7 1.301543 .0006268 .0002369 1.300963 1.302123 1.3009 1.3024

2 7 1.301186 .0004880 .0001844 1.300734 1.301637 1.3009 1.3019

Total 14 1.301364 .0005706 .0001525 1.301035 1.301694 1.3009 1.3024

Bobot Jenis 1 7 1.006143 .0000535 .0000202 1.006093 1.006192 1.0061 1.0062

2 7 1.006214 .0000690 .0000261 1.006150 1.006278 1.0061 1.0063

Total 14 1.006179 .0000699 .0000187 1.006138 1.006219 1.0061 1.0063

Putaran

Optik

1 7 1.329 .2138 .0808 1.131 1.526 1.1 1.7

2 7 1.471 .0951 .0360 1.383 1.559 1.4 1.6

Total 14 1.400 .1754 .0469 1.299 1.501 1.1 1.7

Page 76: SKRIPSI - UPS TEGAL

62

Berdasarkan ringkasan hasil tersebut, maka dapat dilihat kecenderungan mean

terbesar pada Indeks Bias. Namun, masih diperlukan pengujian lanjut untuk

mengetahui apakah perbedaan tersebut signifikan pada taraf kepercayaan 95%

atau p < 0.05.

Tabel 4.15 Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Indeks Bias 1.735 1 12 .212

Bobot Jenis .000 1 12 1.000

Putaran Optik 3.593 1 12 .082

Analisa diatas merupakan hasil ringkasan hasil pengujian persyaratan asumsi

uji ANOVA, yaitu homogenitas (mempunyai varian sama). Hipotesis

asumsi adalah :

Ho = ketiga varian populasi adalah homogen.

Ha = ketiga varian populasi adalah tidak homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika p > 0.05 maka Ho diterima.

Jika p < 0.05 maka Ho ditolak

Keputusan : Levene Test hitung = 3.593 ternyata p(sig.) = 0. 082. Oleh

karena p > 0,05 maka ho diterima atau ketiga varian populasi homogen

sehingga asumsi homogenitas terlah terpenuhi untuk melanjutkan ke One

Way Anova.

Page 77: SKRIPSI - UPS TEGAL

63

Tabel 4.16 ANOVA

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

Indeks Bias Between Groups .000 1 .000 1.415 .257

Within Groups .000 12 .000

Total .000 13

Bobot Jenis Between Groups .000 1 .000 4.688 .051

Within Groups .000 12 .000

Total .000 13

Putaran Optik Between Groups .071 1 .071 2.609 .132

Within Groups .329 12 .027

Total .400 13

Hipotesis yang dirumuskan untuk pengujian ANOVA tersebut adalah:

Ho = ketiga rata-rata populasi sama.

Ha = ketiga populasi rata-rata tidak sama.

Alternatif I . Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas :

Apabila p > 0.05 maka Ho diterima atau ketiga rata-rata populasi

sama.

Apabila p < 0.05 maka Ho ditolak atau ketiga populasi rata-rata

tidak sama.

Pengambilan keputusan: tampak nilai F hitung = 4,688 dan p(sig.) = 0.051.

Oleh karena p > 0.005, maka Ho diterima atau ketiga populasi rata-rata sama.

Kesimpulan : Terbukti secara meyakinkan bahwa uji minyak atsiri

menyebabkan perbedan signifikan terhadap jumlah cacat pada taraf kepercayaan

95%.

Page 78: SKRIPSI - UPS TEGAL

64

Page 79: SKRIPSI - UPS TEGAL

65

Tabel 4.17 Group Statistics

Sample N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

BJ Ekstrak 1 7 1.006143 .0000535 .0000202

Ektrak 2 7 1.006214 .0000690 .0000261

IB Ekstrak 1 7 1.301543 .0006268 .0002369

Ektrak 2 7 1.301186 .0004880 .0001844

PO Ekstrak 1 7 13.2857 2.13809 .80812

Ektrak 2 7 14.7143 .95119 .35952

Tabel 4.18 Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

BJ Equal variances assumed .070 1.000 -2.165 12 .051 -.0000714 .0000330 -.0001433 .0000005

Equal variances not assumed -2.165 11.294 .053 -.0000714 .0000330 -.0001438 .0000010

IB Equal variances assumed 1.735 .212 1.190 12 .257 .0003571 .0003002 -.0002970 .0010113

Equal variances not assumed 1.190 11.319 .259 .0003571 .0003002 -.0003014 .0010157

PO Equal variances assumed 3.593 .082 -1.615 12 .132 -1.42857 .88448 -3.35570 .49855

Equal variances not assumed -1.615 8.285 .144 -1.42857 .88448 -3.45603 .59889

Page 80: SKRIPSI - UPS TEGAL

66

Interepetesi pada group statistik untuk ekstrak pertama pada bobot jenis,

putaran optic dan indeks bias rata-rata kemurniannya 1.006143, 13.2857 dan

1.301543 dan rata-rata stadar error .000020, .80812 dan .0002369. Untuk

kemurnian minyak pada ekstrak ke dua pada bobot jenis, putaran optic dan

indeks bias rata-ratanya 1.006214, 14.7143 dan 1.301186 dan rata-rata

standar error .0000261, .0001844 dan .35952. Perbedaan ekstraksi pertama

lebih tinggi daripada ekstraksi kedua.

Interpretasi pada independent sample T-Test

Pertama, uji kemampuan variasi dua populasi langkah ini penting sekali

karena uji dilakukan pada uji data dengan asumsi bahwa 2 kelompok

populasi memiliki kemampuan varian (homogenitas) menurut uji F.

Perumusan hipotesis sebagai berikut :

Ho = kedua variasi populasi sama

H2 = kedua variasi populasi tidak sama

Pengambilan keputusan : jika p>0,05 maka Hp diterima atau kedua variasi

populasi sama jika p<0.50 maka Hp ditolak atau variasi populasi tidak sama.

Keputusan : pada equal variances assumed F hitung =.070, 1.735, 3.593 p

(sig.) = 1.000, .212, 082. oleh karena p > 0,05 maka Ho diterima atau kedua

varian populasi sama.

Page 81: SKRIPSI - UPS TEGAL

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Adapun faktor yang mempengaruhi kualitas minyak atsiri diantaranya adalah

Berat melati (300-600gr), Lama Ektrsaksi (180-360 menit), Suhu (40-50o) dan

Pelarut N-hexana (250ml-500ml) dari koposisi diatas akan dihasilkan minyak

atsiri yang berkualitas.

2. Melihat dari hasil N = 14 jumlah sampel data dengan nilai

Kolmugurovsmirnov = 0,364 probabilitas nya 0,099 > 0,05 maka hasilnya

normal. untuk angka signifikasi yang ada adalah untuk probabilitas Base on

Mean = 3.593, untuk Based on Median =1.612, dan Based on Trimmed Mean

= 3.799. Oleh karena probabilitas > 0,05, maka data hasil uji minyak atsiri

memiliki varian yang homogen, atau data berasal dari populasi dengan varian

yang sama. Didapat nilai p lebih besar dari pada 0.05 ( p > 0.05 ) dengan

demikian data hasil eksperimen taguchi memiliki varian yang homogen.

Setelah diketahui bahwa hasil eksperimen taguchi memiliki syarat bahwa data

tersebut adalah normal dan homogen. Berdasarkan ringkasan hasil tersebut,

Page 82: SKRIPSI - UPS TEGAL

68

maka dapat dilihat kecenderungan mean terbesar pada Indeks Bias. Maka dari

itu yang paling optimal pada minyak atsiri adalah parameter Indeks Bias.

3. Dari 4 faktor dan 2 level, L7 maka hasil nilai rata-rata dan SNR tertinggi

adalah pada eksperimen 2 dengan nilai rata-rata = 1,235667 dan nilai SNR =

1,929782. Nilai rata-rata dan SNR di atas kemudian dianalisis lebih lanjut

menggunakan analysis of mean dan analysis of signal to noise ratio untuk

mencari setting level optimal, yaitu kondisi dengan nilai target yang tinggi

dan variansi yang rendah. ini hasil analisis of variance mean dan SNR

memberikan hasil yang sama yaitu F hitung Pelarut n-hexana lebih besar dan

F tabel, hal ini berarti dari semua faktor (berat melati, suhu, lama ekstraksi

tidak signifikan) dan Pelarut n-hexana signifikan.

4. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka saran yang kiranya dapat berguna bagi

pembaca adalah:

1. Dalam penelitian ini penulis mengharapkan agar para pembaca dapat menelaah

dan mencari kekurangan dalam penelitian ini.

2. Dari pernyataan di atas agar nantinya untuk dilakukan penelitian berkelanjutan.

Page 83: SKRIPSI - UPS TEGAL

69

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A. (2000). Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika. Bandung: ITB.

Amri. (2008). Analisis pengendalian kualitas produk dengan metode taguchi pada

CV. Setia Kawan. Seminar Nasional Sains Dan Teknologi. IST AKPRIND

Yogyakarta, 257-266.

Arief & Anggoro. (2008). Tumbuhan Obat Seri 2. Jakarta: Penerbit Swadaya.

Asmasari. (2015). Aplikasi metode taguchi dan penentuan quality loss function pada

karakteristik mutu larger is better. Universitas Hasanudin.

Eren. (2013). Daun Ampuh Pembasmi Penyakit. Yogyakarta: Nusa Creativa.

Guenther. (2006). Minyak Atsiri. Jilid I. Diterjemahkan oleh S.Kataren. Jakarta: UI

Press.

Gunawan. (2009). Ilmu Obat Alam. Yogyakarta: Penerbit Swadaya.

Hamid, A. (2011). Essential oils : Its Medical and Pharmacological Uses.

International Journal of Current Research University of llorin. Nigeria.

Hieronymus. (2013). Tumpas Penyakit Dengan 40 Daun dan 10 Akar Rimpang.

Yogyakarta: Cahaya Jiwa.

Lutony, T.I & Rahmayati, Y. (2000). Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri. .

Jakarta: Penebar Swadaya. Hal 1,99.

Mac Tavis, H. &. (2002). An economic study of essential oil production in the UK : A

case study comparing non-UK lavender/lavandin Production and peppermint

production with UK production techniques and cost. ADAS Consulting Ltd.

Ma'mun. (2006). Karakteristik Beberapa Minyak Atsiri Famili Zingiberaceae Dalam

Perdagangan. Jakarta: Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Hal 94.

Miall, S. (1940). A New Dictionary of Chemistry. London: Longmans Green.

Purba, E. (2000). Wangi Melati. Komoditas 17 (II), 52-53.

Sastrohamidjojo, H. (2004). KImia Minyak Atsiri. Yogyakarta: UGM Press.

Page 84: SKRIPSI - UPS TEGAL

70

Soejanto, I. (2009). Desain Eksperimen Dengan Metode Taguchi. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D. Bandung:

CV.Alfabeta.

Syahbana Rusli, M. (2010). Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. Edisi 1 . Jakarta:

Agromedia Pustaka.

Tarigan, H. (2013). Membaca: Sebegai Suatu Ketrampilan Berbahasa. . Bandung:

Penerbit Angkasa.

Tjitrosoepomo. (2005). Morfologi Tumbuhan . Yogyakarta: UGM Press.

Yuliana & Satuhu S. (2012). Panduan Lengkap Minyak Atsiri. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Zulfah, Saufik Luthfianto, M. F. N. (2011) ‘Penerapan Metode Taguchi Untuk

Meningkatkan Kualitas Kain Tenun Pada Sentra Industri Kain Tenun Kabupaten

Pemalang’, pp. 1–6.

Zulnely. (2012). Pengaruh Cara Penyulingan Terhadap Sifat Minyak Pohon Wangi.

Jakarta: BAlai Penelitian Tanaman Obat Aromatik. Hal 6.

Page 85: SKRIPSI - UPS TEGAL

71

LAMPIRAN

Wawancara dan pengambilan bunga melati

Pemisahan batang dan bunga melati

Page 86: SKRIPSI - UPS TEGAL

72

Proses ekstraksi bunga melati dengan pelarut hexane

Penyaringan Bungan melati

Page 87: SKRIPSI - UPS TEGAL

73

Proses penyulingan

Proses pemisahan minyak dengan pelarut

Page 88: SKRIPSI - UPS TEGAL

74

Hasil minyak atsiri

Page 89: SKRIPSI - UPS TEGAL

75

Proses pengujian pengambilan data bobot jenis

Page 90: SKRIPSI - UPS TEGAL

76

\

Proses pengambilan data putaran optic

Page 91: SKRIPSI - UPS TEGAL

77

Proses pengambilan data Indek Bias

Page 92: SKRIPSI - UPS TEGAL

78

Uji sampel

Berat

Melati

Waktu

Ekstraksi

Suhu

Pelarut n-

hexana

Volume

Sampel 1 300gr 180menit 45o 200ml 5ml

Sampel 2 400gr 240menit 50o 300ml 7ml

Sampel 3 500gr 300menit 60o 400ml 10m

Hasil Volume Minyak Atsiri

Page 93: SKRIPSI - UPS TEGAL

79