SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

71
SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DI KOTA MAKASSAR (Studi Kasus Tahun 2014-2016 di Kota Makassar) OLEH ST. FACHRANA SURAEDA B111 14 307 DEPARTEMEN HUKUM PIDANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

Transcript of SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

Page 1: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

SKRIPSI

TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN

TERHADAP ANAK DI KOTA MAKASSAR

(Studi Kasus Tahun 2014-2016 di Kota Makassar)

OLEH

ST. FACHRANA SURAEDA

B111 14 307

DEPARTEMEN HUKUM PIDANA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 2: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

i

HALAMAN JUDUL

TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN

TERHADAP ANAK DI KOTA MAKASSAR

(Studi Kasus Tahun 2014-2016 di Kota Makassar)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Tugas Akhir Dalam Rangka Penyelesaian Studi Sarjana Pada Departemen Hukum Pidana Program Studi Ilmu Hukum

Disusun dan Diajukan Oleh

ST. FACHRANA SURAEDA

B111 14 307

Pada

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 3: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

ii

Page 4: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

iii

Page 5: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

iv

Page 6: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

v

ABSTRAK

St. Fachrana Suraeda B11114307, Tinjauan Kriminologis Kejahatan Penganiayaan Terhadap Anak di Kota Makassar (Studi Kasus Tahun 2014-2016 di Kota Makassar) dibawah bimbingan bapak Said Karim sebagai pembimbing I dan bapak Amir Ilyas sebagai pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya tindak pidana penganiayaan terhadap anak di Kota Makassar dan apa sajakah upaya penanggulangan terjadinya tindak pidana penganiayaan anak.

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kepolisian Resort kota

Makassar dan Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Makassar. Penulis memperoleh data dengan melakukan wawancara langsung dengan mengambil data langsung dari Kantor Kepolisian Resort Kota Makassar dan Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta mengambil data dari kepustakaan yang relevan yaitu literatur, buku-buku serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah tersebut.

Hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa

(1) Bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penganiayaan terhadap anak yaitu penyebab paling utama adalah faktor ekonomi, penyebab inilah pendorong utama orang tua melakukan penganiayaan terhadap anak dan faktor budaya masyarakat Kota Makassar yang memiliki watak yang keras dalam menyikapi suatu masalah. (2) Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh pihak kepolisian yaitu dengan melakukan upaya preventif dengan mengadakan kegiatan keorganisasian dan megubah paradigma atau cara berpikir orang tua untuk tidak memaksa anak melakukan sesuatu yang mereka belum pahami

Page 7: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Segala Puji penulis panjatkan hanya untuk Allah SWT. Rasa syukur

yang tiada hingga penulis haturkan kepada-Nya yang telah memberikan

semua yang penulis butuhkan dalam hidup ini. Terima kasih banyak Ya

Allah untuk semua limpahan berkah, rezeki, rahmat, hidayah, kesehatan

yang Engkau titipkan, dan kesempatan yang Engkau berikan kepadaku

untuk menyelesaikan kuliah hingga penyusunan tugas skripsi ini dengan

judul: Tinjauan Kriminologis Kejahatan Penganiayaan Terhadap Anak

di Kota Makassar (Studi Kasus Tahun 2014-2016 di Kota Makassar).

Sholawat dan salam tak lupa penulis ucapkan pada Rasulullah saw.

Semoga cinta dan kasih sayang Sang Pemilik Alam Semesta selalu

tercurah untuk Rasulullah saw beserta seluruh keluarga besarnya, sahabat-

sahabatnya, dan para pengikutnya.

Melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan

terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu M.A selaku Rektor

Universitas Hasanuddin, beserta Pembantu Rektor lainnya

2. Ibu Prof. Farida Patittingi, S.H,. M.Hum. selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Hasanuddin, beserta Pembantu Dekan lainnya;

3. Pembimbing I dan Pembimbing II Penulis, Bapak Prof., Dr.,H. M.

Said Karim, S.H.,M.H.,M.Si.,CLA dan Bapak Dr. Amir Ilyas,

S.H.,M.H. yang telah memberikan tenaga, waktu, dan pikiran,

Page 8: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

vii

kesabaran dalam membimbing penulismenyelesaikan skripsi ini,

hingga skripsi ini layak untuk dipertanggungjawabkan.

4. Tim penguji ujian skripsi, Bapak Prof. Dr. Muhadar, S.H., M.S, Ibu

Dr. Haerana, S.H., M.H dan Ibu Dr. Dara Indrawati, S.H., M.H.,

yang telah menyempatkan waktunya untuk memeriksa skripsi ini dan

memberikan masukan yang sangat positif kepada penulis sehingga

penulisan skripsi ini menjadi jauh lebih baik.

5. Bapak Prof. Dr. Andi Muhammad Sofyan, S.H., M.H, selaku Ketua

Bagian Hukum Pidana Universitas Hasanuddin beserta semua

dosen hukum Pidana, yang telah menyalurkan ilmunya

pengetahuannya kepada penulis sehingga wawasan penulis

bertambah mengenai hukum Pidana.

6. Para Bapak/Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

yang juga telah menyalurkan ilmunya kepada penulis sehingga

pengetahuan penulis tentang ilmu hukum bertambah.

7. Kepala Unit Perlindungan Anak dan Perempuan Polretabes

Kota Makassar, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan &

Perlindungan Anak Kota Makassar yang telah membantu dan

memberikan data kepada penulis selama proses penelitian.

8. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada kedua orang tua

Bapak IR. Rusdi Muhadir dan Ibu Hj. Iin Joesoef Madjid yang telah

memberikan kasih sayang, doa, dan dukungan yang tak terhingga

kepada penulis.

9. Untuk saudara kembar saya Muh. Fachrin J Rusdi, terima kasih

atas bantuannya dan dukungannya kepada penulis.

10. Terima Kasih Kepada Andi Suharmika, S.H.,yang selalu

membantu, memberikan motivasi, dan memberikan waktunya untuk

membantu mulai dari proposal hingga skripsi penulis.

11. Terima Kasih kepada Teman-teman Majuko Gondrong atas segala

dukungan dan hiburannya, semoga segera mendapatkan gelar S.H.

12. Terima kasih kepada Teman-teman Geng ACP atas segala

dukungan dan bantuannya.

Page 9: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

viii

13. Pak Roni, Pak Uli, Kak Anil, dan Kak Tri Dari Akademik FH – UH

terima kasih atas segala bantuannya.

14. Terima Kasih kepada Kakak Mirza, Kakak Gadis, Geby, Mamsus,

Agum, dan Lala atas segala hiburan, motivasi, dan bantuan yang

diberikan kepada penulis.

15. Untuk teman-teman seperjuangan S.H., Nisa, Dilla, Melisa, Atirah,

Tami, Sarah terima kasih atas bantuan dan masukannya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan kritikan yang sifatnya membangun untuk perbaikan dan

penyempurnaan skripsi ini.

Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat berguna dalam pengembangan

ilmu pengetahuan dalam bidang hukum pada umumnya dan hukum pidana

pada khususnya.

Makassar, Januari 2018

Penulis

Page 10: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iii

PERSETUJUAN MENEMPUH UJIAN SKRIPSI .................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................ v

KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

DAFTAR ISI ......................................................................................... ix

BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 8

A. Kriminologi ................................................................................. 8

1. Pengertian Kriminologi .............................................................. 8

2. Ruang Lingkup Kriminologi ........................................................ 10

3. Pembagian Kriminologi .............................................................. 12

B. Kejahatan .................................................................................. 14

C. Penganiayaan ........................................................................... 17

1. Pengertian Penganiayaan ......................................................... 17

2. Jenis-Jenis Penganiayaan ......................................................... 20

3. Ketentuan Pidana Penganiayaan Terhadap Anak ..................... 22

D. Anak .......................................................................................... 25

1. Pengertian Anak ........................................................................ 25

2. Hak dan Kewajiban Anak .......................................................... 29

3. Anak Sebagai Korban Kejahatan .............................................. 31

E. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Tindak Pidana

Penganiayaan Terhadap Anak ................................................. 33

F. Upaya Penanggulangan Kejahatan ........................................... 39

Page 11: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

x

BAB III : METODE PENELITIAN .......................................................... 41

A. Lokasi Penelitian ....................................................................... 41

B. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 41

C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 42

D. Analisis Data ............................................................................. 42

BAB VI : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 44

A. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya Tindak Pidana

Penganiayaan Anak di Kota Makassar ...................................... 44

B. Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Penganiayaan Anak di

Kota Makassar .......................................................................... 52

BAB V : PENUTUP .............................................................................. 55

A. Kesimpulan ................................................................................ 55

B. Saran ......................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 58

Page 12: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD

1945, mengatur setiap tingkah laku warga negaranya tidak terlepas dari

segala peraturan-peraturan yang bersumber dari hukum. Negara hukum

menghendaki agar hukum senantiasa harus ditegakkan, dihormati dan

ditaati oleh siapapun juga tanpa ada pengecualian. Hal ini bertujuan

menciptakan keamanan, ketertiban, kesejahteraan dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara.

Kedudukan anak sebagai generasi muda yang akan meneruskan cita-

cita luhur bangsa, calon-calon pemimpin bangsa di masa mendatang dan

sebagai sumber harapan bagi generasi terdahulu, perlu mendapat

kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar

baik secara rohani, jasmani, dan sosial.

Dalam Undang-undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan

Anak, secara tegas dinyatakan bahwa anak berhak atas pemeliharaan dan

perlindungan sejak dalam kandungan ibunya. Selain itu anak berhak atas

Page 13: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

2

perlindungan terhadap lingkungan hidup yang membahayakan atau

menghambat bagi pertumbuhannya dengan wajar.1

Bagi kehidupan anak, masa kanak-kanak seringkali dianggap tidak

ada akhirnya, perkembangan usia anak yang melewati beberapa fase

tentu harus mendapatkan perhatian dari berbagai pihak khususnya orang

tua. Masa depan bangsa dan Negara dimasa yang akan datang ada

ditangan anak sekarang. Anak adalah tumpuan dan harapan orang tua.

Anak jugalah yang akan menjadi penerus bangsa ini. Sedianya, wajib

dilindungi maupun diberikan kasih sayang. Namun fakta berbicara lain.

Maraknya kasus kekerasan pada anak sejak beberapa tahun ini seolah

membalikkan pendapat bahwa anak perlu dilindungi.Begitu banyak anak

yang menjadi korban kekerasan oleh orang tua, lingkungan maupun

masyarakat dewasa ini.

Kekerasan pada anak (child abuse) diartikan sebagai suatu tindakan

yang dilakukan satu individu terhadap individu lain yang mengakibatkan

gangguan fisik dan/atau mental. Kekerasan pada anak tidak saja

mengakibatkan gangguan fisik dan mental, juga mengakibatkan gangguan

sosial.

1Moch. Faisal Salam, 2005, Hukum Acara Peradilan Anak di Indonesia, Bandung, hlm. 1

Page 14: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

3

Dalam pasal 66 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

menentukan :

“ setiap anak berhak untuk tidak dijadikan sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman-hukuman yang tidak manusiawi.”

Pada perkembangan masyarakat di era globalisasi saat ini rupanya

berdampak pula pada dunia kejahatan.Salah satunya yakni, penganiayaan

terhadap anak.Fenomena penganiayaan anak ini tentunya sangat banyak

muncul dikehidupan masyarakat, khususnya di lingkungan sosial

anak.Beragam bentuk penganiayaan yang telah terjadi, seperti misalnya

penganiayaan anak yang dilakukan oleh orang tua.Maraknya perbuatan

orang tua yang melawan hukum, sangat mengganggu kehidupan anak

maupun masyarakat.

Orang tua harus memberikan bimbingan dan binaan yang baik agar

anak bisa tumbuh dan berkembang sebagai anak yang normal dan cerdas

seutuhnya.Terkadang anak mengalami situasi yang sulit karena tidak

mendapatkan bimbingan yang baik, melainkan mendapatkan perlakuan

yang kasar dari orang tuanya.Pada hakikatnya anak tidak dapat

melindungi diri sendiri dari berbagai macam tindakan yang menimbulkan

kerugian mental, fisik, sosial, dalam berbagai bidang kehidupan dan

penghidupan. Anak harus dibantu orang lain dalam melindungi dirinya,

Page 15: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

4

mengingat situasi dan kondisinya, khususnya dalam kasus penganiayaan

anak.

Masalah kejahatan ini merupakan masalah abadi dalam kehidupan

umat manusia, karena ia berkembang sejalan dengan perkembangan

tingkat peradaban umat manusia. Sejarah perkembangan manusia ini

ditandai dengan berbagai usaha manusia untuk mempertahankan

kehidupannya, dimana kekerasan sebagai suatu fenomena dalam usaha

mencapai tujuan.

Oleh karena itu, permasalahan-permasalahan mengenai anak yang

berhadapan dengan hukum harus diselesaikan dengan tepat dalam rangka

melindungi hak-hak anak agar mampu menjadi sumber daya manusia

Indonesia yang berkualitas sebagaimana telah disebutkan.

Masalah kekerasan pada anak, baik secara fisik maupun psikis yang

terjadi memang sangat memprihatinkan, maka dari itu diperlukan upaya

perlindungan anak untuk dilaksanakan sedini mungkin.Bertitik tolak dari

konsepsi perlindungan anak yang utuh, menyeluruh, dan komprehensif.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,

menyebutkan ;2

”Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat

2Lihat Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Page 16: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

5

kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”

Berdasarkan aturan diatas, jelas bahwa setiap anak berhak untuk

memperoleh perlakuan yang sifatnya manusiawi dan tidak melanggar

hukum, misalnya tidak mendapatkan perlakuan kekerasan

(penganiayaan). Contoh kasus dialami oleh seorang anak yang bernama

Mutiara (11) yang di aniaya oleh ayah kandungnya sendiri akibat sang

anak lama membuka pintu rumah, alhasil sang ayah memukul anaknya

menggunakan kayu sehingga mengakibatkan meninggal dunia. Kasus ini

memberikan gambaran bagaimana suatu penganiayaan yang dilakukan

oleh orang tua terhadap anak berujung pada kematian.Kejadian ini

memberikan kesimpulan bahwa kekerasan (penganiayaan) membutuhkan

suatu diskursus dalam mengupayakan secara hukum bagaimana

pencegahan beragam tindak kekerasan (penganiayaan) yang dilakukan

oleh orang tua terhadap anak.

Berdasarkan dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Tinjauan Kriminologis Kejahatan

Penganiayaan Terhadap Anak Di Kota Makassar (Studi Kasus Tahun

2014-2016 Di Kota Makassar)”

Page 17: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka, penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan timbulnya tindak pidana

penganiayaan anak di Kota Makassar?

2. Bagaimanakah upaya penanggulangan tindak pidana penganiayaan

anak di Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kejahatan

penganganiayaan anak di Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam rangka pencegahan

dan penanggulangan terhadap terjadinya tindakan penganiayaan

anak di Kota Makassar.

Page 18: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

7

D. Manfaat Penelitian

Adapun maanfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum

pidana khususnya mengenai tinjauan kriminologis terhadap kejahatan

tindak penganiayaan anak.

2. Sebagai bahan masukan kepada masyarakat agar dapat

mengetahui tinjauan kriminologis terhadap kejahatan tindak

penganiayaan anak.

Page 19: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kriminologi

1. Pengertian Kriminologi

Kejahatan merupakan suatu fenomena yang sangat komplek yang dapat

dipahami dari berbagai sisi yang berbeda.Itu sebabnya dalam keseharian kita

dapat menangkap berbagai peristiwa kejahatan yang berbeda-beda.Kata

kriminologi biasanya terdapat dalam pendidikan hukum yang berhubungan

dengan masalah kejahatan.

Kriminologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang

kejahatan.Nama kriminologi yang ditemukan oleh P. Topinard (1830-1911)

seorang ahli antropologi Perancis, secara harfiah berasal dari kata crimen

yang berarti kejahatan atau penjahat dan logos yang berarti ilmu

pengetahuan, maka kriminologi dapat berarti ilmu tentang kejahatan atau

penjahat.3

3Topo Santoso, 2001, Kriminologi, PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, Jakarta, hlm. 9

Page 20: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

9

Beberapa ahli mengatakan bahwa kriminologi, adalah :

Bonger, memberikan definisi kriminologi merupakan :

Ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya.4

Edwin H. Sutheland, menyatakan bahwa :

Criminology is a body of knowledge regarding delinquency an crime associal phenomena (kriminologi adalah kumpulan pengetahuan yangmembahas kenalakan remaja dan kejahatan sebagai gejala sosial).5

Mulyono, memberikan definisi bahwa :

Kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari kejahatan sebagai masalah manusia.6

Safitri dan John, mengatakan bahwa kriminologi adalah :

Ilmu pengetahuan yang mempergunakan metode ilmiah dalammempelajari dan menganalisa keturunan, keseragaman, pola-pola danfaktor-faktor sebab musabab yang berhubungan dengan kejahatan danpenjahat.7

Hubungan kriminologi dengan hukum pidana sangat erat, artinya hasil-

hasil penyelidikan kriminologi dapat membantu pemerintah dalam menangani

masalah kejahatan, terutama melalui hasil-hasil studi di bidang etimologi

criminal dan penology (ilmu yang berkenaan dengan kepenjaraan).8

4Ibid., 5A.S. Alam, 2010, Pengantar Kriminologi, Refleksi Books, Makassar, hlm. 1 6Topo Santoso, Op. cit., hlm. 12 7Romli Atmasasmita, 1987, Capita Selekta Kriminologi, Armico, Bandung, hlm. 83 8Ende Hasbi Nassaruddin, 2016. Kriminologi.CV Pustaka Setia. Bandung. Hlm. 43

Page 21: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

10

1. Ruang Lingkup Kriminologi

Topo Santoso mengemukakan bahwa :

Kriminologi mempelajari kejahatan sebagai fenomenasosial sehingga

sebagai pelaku kejahatan tidak terlepasdari interaksi sosial, artinya kejahatan

menarik perhatiankarena pengaruh perbuatan tersebut yang dirasakandalam

hubungan antar manusia.Kriminologi merupakankumpulan ilmu pengetahuan

dan pengertian gejalakejahatan dengan jalan mempelajari dan

menganalisasecara ilmiah keterangan-keterangan, keseragaman-

keseragaman, pola-pola dan faktor-faktor kausal yang berhubungandengan

kejahatan, pelaku kejahatan sertareaksi masyarakat terhadap keduanya.9

Ruang lingkup pembahasan kriminologi meliputi tiga hal pokok,

yaitu:10

1. Proses pembuatan hukum pidana dan acara pidana (makinglaws).

Pembahasan dalam proses pembuatan hukum pidana(process of making

laws) yang meliputi:

a. Definisi kejahatan

b. Unsur-unsur kejahatan

c. Relativitas pengertian kejahatan

9Topo Santoso dan Eva Achjani. 2011. Kriminologi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hlm. 23. 10 http://te-effendi-kriminologi.blogspot.com/2007/09/kriminologi-sebagai-cabang-ilmu.html diakses pada tanggal 26 Oktober 2016

Page 22: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

11

d. Penggolongan kejahatan

e. Statistik kejahatan

2. Etiologi criminal, yang membahas teori-teori yangmenyebabkan

terjadinya kejahatan (breaking of laws).Sedangkan yang dibahas dalam

etiologi kriminal (breaking oflaws) meliputi :

a. Aliran-aliran (mazhab-mazhab) kriminologi

b. Teori-teori kriminologi

c. Berbagai perspektif kriminologi

3. Reaksi terhadap pelanggaran hukum (reacting toward thebreaking

of laws). Reaksi dalam hal ini bukan hanyaditujukan kepada pelanggar

hukum berupa tindakan represiftetapi juga reaksi terhadap calon pelangar

hukum berupaupaya-upaya pencegahan kejahatan (criminal

preventation).Selanjutnya yang dibahas dalam bagian ketiga

adalahperlakuan terhadap pelanggar-pelanggar hukum (reactingtoward the

breaking laws). Meliputi:

a. Teori-teori penghukuman

b. Upaya-upaya penanggulangan atau pencegahankejahatan, baik berupa tindakan pre-emtif, preventif,represif, dan rehabilitatif.

Jadi, dapat disimpulkan dari penjelasan ruang lingkup kriminologi

bahwa bagaimana terjadinya kejahatan, bagaimana peraturan pidana yang

ditetapkan dan bagaimana reaksi atau tindakan yang dilakukan oleh orang

yang ingin melakukan kejahatan.Hal ini bertujuan untuk mempelajari

Page 23: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

12

pandangan serta tanggapan masyarakat tentang perbuatan-perbuatan yang

timbul dan dapat merugikan masyarakat.

2. Pembagian Kriminologi

Menurut Bonger, kriminologi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :11

A. Kriminologi Murni

1. Antropologi Kriminil

ialah ilmu pengetahuan tentang manusia yang jahat (somatis).

Ilmu pengetahuan ini memberikan jawabatan atas pertanyaan

tentang orang jahat dalam tubuhnya mempunyai tanda-tanda

seperti apa dan apakah ada hubungannya antara suku bangsa

dengan kejahatan dan seterusnya.

2. Sosiologi Kriminil

ialah ilmu pengetahuan tentang kejahatan sebagai suatu gejala

masyarakat. Pokok persoalan yang dijawab oleh bidang ilmu ini

adalah sampai di mana letak sebab-sebab kejahatan dalam

masyarakat.

11Topo Santoso, Op. cit, hlm. 9-10

Page 24: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

13

3. Psikologi Kriminil

ilmu pengetahuan tentang penjahat yang dilihat dari sudut jiwanya.

4. Psikopatologi dan Neuropatologi Kriminil

ialah ilmu tentang penjahat yang sakit jiwa atau urat syaraf.

5. Penologi

ialah ilmu tentang tumbuh dan berkembangnya hukuman.

B. Kriminologi Terapan

1. Higiene Kriminil

usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kejahatan.

Misalnya usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk

menerapkan undang-undang, sistem jaminan hidup dan

kesejahteraan yang dilakukan semata-mata untuk mencegah

terjadinya kejahatan.

2. Politik Kriminil

usaha penanggulangan kejahatan di mana suatu kejahatan telah

terjadi. Di sini dilihat sebab-sebab seorang melakukan

kejahatan.Bila disebabkan oleh factor ekonomi maka usaha yang

Page 25: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

14

dilakukan adalah meningkatkan keterampilan atau membuka

lapangan kerja.Jadi tidak semata-mata dengan penjatuhan sanksi.

3. Kriminalistik (police scientific) yang merupakan ilmu tentang

pelaksaan penyidikan teknik kejahatan dan pengusutan kejahatan.

B. Kejahatan

Kejahatan menurut Kamus Bahasa Indonesia yaitu perilaku yang

bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku yang telah

disahkan oleh hukum tertulis.

Berkaitan dengan masalah kejahatan, kekerasan merupakan pelengkap

dari bentuk kejahatan itu sendiri. Bahkan, ia telah membentuk ciri tersendiri

dalam khasanah tentang studi kejahatan.12

Kejahatan itu mengandung beberapa unsur yang berkaitan dengan

perbuatan yang sifatnya :

1. Antisosial

2. Yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja

3. Yang merugikan masyarakat

4. Diancam hukuman oleh Negara

12Ende Hasbi Nassaruddin, Op. cit. Hlm. 129

Page 26: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

15

Kejahatan bukanlah fenomena alamiah, kejahatan ini harus dikenal,

diberi cap. Gejala yang dirasakan kejahatan pada dasarnya terjadi dalam

proses dimana ada interaksi sosial antara bagian dalam masyarakat yang

mempunyai kewenangan untuk melakukan perumusan tentang kejahatan

dengan pihak-pihak mana yang memang melakukan kejahatan.

Menurut R. Soesilo membedakan pengertian kejahatan secara yuridis

dan pengertian kejahatan secara sosiologis.Ditinjau dari segi yuridis

pengertian kejahatan adalah suatu perbuatan/tingkah laku yang bertentangan

dengan undang-undang.Sedangkan ditinjau dari segi sosiologis, maka yang

dimaksudkan dengan kejahatan artinya perbuatan atau tingkah-laku yang

selain merugikan si penderita, juga sangat merugikan masyarakat yaitu

berupa hilangnya keseimbangan ketentraman dan ketertiban.13

Jadi, kejahatan adalah perbuatan yang dilarang Undang-undang yang

ditetapkan penguasa dan diancam dengan hukuman pidana.

Menurut Romli Atmasasmita, dalam menjelaskan perspektif teori

kriminologi untuk masalah kejahatan dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu

:14

a. Titik Pandang Secara Makro (macrotheories), titik pandang makro ini,

menjelaskan kejahatan dipandang dari segi struktur sosial dan

13B. Bosu. 1982. Sendi-sendi Kriminologi. Usaha Nasional. Surabaya. hal.19 14Romli Atmasasmita.1992.Teori dan Kapita Selekta Kriminologi. Erecsa.Bandung Hal. 71

Page 27: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

16

dampaknya,yang menitik beratkan kejahatan pada pelakukejahatan. misalnya

teori anomi dan teori konflik.

b. Titik Pandang Secara Mikro (microtheories), titik pandang secara mikro ini

menjelaskanmengapa seseorang atau kelompok dalam

masyarakatmelakukan kejahatan atau mengapa didalammasyarakat terdapat

individu-individu yang melakukan kejahatan dan terdapat pula individu atau

sekelompok individu yang tidak melakukan suatu kejahatan.

c. Bridging theories, teori ini menjelaskan struktur sosial dan juga

menjelaskan bagaimana seseorang atau sekelompok individu menjadi

penjahat.

B.Bosu menyatakan kejahatan timbul karena dua faktor :15

a. Faktor Pembawaan

Yaitu bahwa seorang menjadi penjahat karena pembawaan atau bakat

alamiah, maupun karena kegemaran atau hobby. Kejahatan karena

pembawaan itu timbul sejak anak itu dilahirkan ke dunia seperti :

keturunan/anak-anak yang berasal dari keturunan/orang tuanya adalah

penjahat minimal akan diwariskan oleh perbuatan orang tuanya, sebab buah

jatuh tidak jauh dari pohonnya.

15B. Bosu. 1982. Sendi-sendi Kriminologi. Surabaya: Usaha Nasional. Hal.24

Page 28: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

17

Pertumbuhan fisik dan meningkatnya usia ikut pula menentukan tingkat

kejahatan. Dalam teori ilmu pendidikan dikatakan bahwa ketika seorang anak

masih kanak-kanak, maka pada umumnya mereka suka melakukan

kejahatan perkelahian atau permusuhan kecil-kecilan akibat perbuatan

permainan seperti kelereng/nekeran.

b. Faktor Lingkungan

Socrates “mengatakan bahwa manusia masih melakukan kejahatan karena

pengetahuan tentang kebajikan tidak nyata baginya.”Socrates menunjukkan

bahwa pendidikan yang dilaksanakan di rumah maupun di sekolah

memegang peranan yang sangat penting untuk menentukan kepribadian

seseorang. Sebab ada pepatah mengatakan apabila guru kencing berdiri,

maka murid pun akan kencing berlari oleh karena itu menciptakan lingkungan

yang harmonis adalah merupakan kewajiban bagi setiap orang, masyarakat

maupun negara.

C. Penganiayaan

1. Pengertian Penganiayaan

Beberapa tokoh mendefinisikan penganiayaan sebagai berikut :

Page 29: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

18

Menurut Poerwodarminto, penganiayaan adalah perlakuan sewenang-

wenang dalam rangka menyiksa atau menindas orang lain.16Penganiayaan

ini jelas melakukan suatu perbuatan dengan tujuan menimbulkan rasa sakit

atau luka pada orang lain,unsur dengan sengaja disini harus meliputi tujuan

menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang lain. Dengan kata lain si pelaku

menghendaki akibat terjadinya suatu perbuatan. Kehendak atau tujuan disini

harus disimpulkan dari sifat pada perbuatan yang menimbulkan rasa sakit

atau luka pada orang lain. Dalam hal ini harus ada sentuhan pada badan

orang lain yang dengan sendirinya menimbulkan akibat sakit atau luka pada

orang lain. Misalnya memukul, menendang, menusuk, mengaruk dan

sebagainya.

Menurut Sudarsono, dalam bukunya kamus hukum memberikan arti

bahwa penganiayaan adalah perbuatan menyakiti atau menyiksa terhadap

manusia atau dengan sengaja mengurangi atau merusak kesehatan orang

lain.17

Sedangkan menurut Wirjono Projodikoro, menyatakan bahwa

terbentuknya pasal-pasal dari kitab Undang-Undang hukum pidana Belanda,

mula-mula dalam rancangan Undang-Undang dari Pemerintahan Belanda ini

hanya dirumuskan dengan sengaja merusak kesehatan orang lain karena

16Poerdarminto.2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta, hlm. 48 17Sudarsono. 1992. Kamus Hukum. PT. Rineka Cipta.Jakarta, hlm. 34

Page 30: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

19

perumusan ini tidak tepat. Karena meliputi perbuatan pendidik terhadap anak

dan perbuatan dokter terhadap pasien.Keberatan ini diakui kebenarannya,

maka perumusan ini diganti menjadi penganiayaan, dengan sengaja bahwa

ini berarti berbuat sesuatu dengan tujuan untuk mengakibatkan rasa sakit.18

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tindak pidana penganiayaan

adalah semua tindakan melawan hukum dan tindakan seseorang kepada

orang yang membahayakan atau mendatangkan rasa sakit pada badan atau

anggota badan manusia yang mana luka yang diderita oleh korban sesuai

dengan kategori luka pada Pasal 90 (KUHP) yang berisi :

1. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;

2. Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencarian;

3. Kehilangan salah satu panca indra; 4. Mendapat cacat berat; 5. Menderita sakit lumpuh; 6. Terganggu daya pikir selama empat minggu atau lebih; 7.Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.

Tindak pidana penganiayaan ini ada kalanya disengaja dan terkadang

karena kesalahan.Tindak pidana penganiayaan sengaja yaitu perbuatan yang

disengaja oleh pelakunya dengan sikap permusuhan.Undang-undang tidak

memberi ketentuan apakah yang diartikan dengan penganiayaan

(mishandeling) itu.Menurut yurisprudensi,maka yang diartikan dengan

18 Wirjono Projodikoro. 2010. Tindak – tindak Pidana Tertentu di Indonesia. Refika Aditama. Bandung, hlm. 67

Page 31: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

20

penganiayaan yaitu sengaja menyebabkan perasaan tidak enak

(penderitaan), rasa sakit, atau luka.

2. Jenis – Jenis Penganiayaan

Kejahatan penganiayaan termasuk dalam klafikiasi kejahatan terhadap tubuh

terbagi atas 5 menurut KUHP, yaitu:

a. Penganiayaan biasa(Pasal 351 KUHP) b. Penganiayaan ringan (Pasal 352 KUHP) c. Penganiayaan biasa yang direncanakan terlebih dahulu (Pasal 353

KUHP) d. Penganiayaan berat (Pasal 354 KUHP) e. Penganiayaan berat dengan direncanakan terlebih dahulu (Pasal 355

KUHP) f. Penganiayaan terhadap orang-orang yang berkualitas tertentu (Pasal

356 KUHP)

a. Penganiayaan biasa (Pasal 351 KUHP)

Pasal 351 KUHP, merumuskan:

(1) Penganiayaan dihukum dengan hukuman penjara selamalamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyakbanyaknya Rp 4.500,-.

(2) Jika perbuatan itu menjadikan luka berat, sitersalah dihukum penjara selama-lamanya lima tahun.

(3) Jika perbuatan itu menjadikan mati orangnya, dia dihukum penjara selama-lamanya tujuh tahun.

(4) Dengan penganiayaan disamakan merusak kesehatan orang dengan sengaja.

(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dapat dihukum.

Page 32: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

21

b. Penganiayaan Ringan (Pasal 352 KUHP)

Pasal 352 KUHP, merumuskan:

(1) Selain dari pada apa yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menjadikan sakit atau halangan untuk melakukan jabatan atau pekerjaan sebagai penganiayaan ringan,dihukum penjara selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,- . Hukuman ini boleh ditambah dengan sepertiganya, bila, kejahatan itu dilakukan terhadap orang yang bekerja padanya atau yang ada dibawah perintahnya.

(2) Percobaan melakukan kejahatan ini tidak dapat dihukum.

c. Penganiayaan Berencana (Pasal 353 KUHP)

Pasal 353 KUHP, merumuskan:

(1) Penganiayaan yang dilakukan dengan direncanakan terlebih dahulu dihukum penjara selama-lamanya empat tahun.

(2) Jika perbuatan itu menjadikan luka berat, sitersalah dihukum penjara selama-lamanya tujuh tahun.

(3) Jika perbuatan itu menjadikan kematian orangnya, ia dihukum penjara selama-lamanya sembilan tahun.

d. Penganiayaan Berat (Pasal 354 KUHP)

Pasal 354 KUHP, merumuskan:

(1) Barangsiapa dengan sengaja melukai berat orang lain, dihukum karena menganiaya berat, dengan hukuman penjara selamalamanya delapan tahun.

(2) Jika perbuatan itu menjadikan kematian orangnya, sitersalah dihukum penjara selama-lamanya sepuluh tahun.

e. Penganiayaan Berat Berencana (Pasal 355 KUHP)

Page 33: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

22

Pasal 355 KUHP, merumuskan:

(1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan direncanakan terlebih dahulu, dihukum penjara selama-lamanya dua belas tahun. (2) Jika perbuatan itu menyebabkan kematian orangnya, sitersalah dihukum penjara selama-lamanya lima belas tahun.

f. Penganiayaan Terhadap Orang-orang yang Berkualitas Tertentu (Pasal 356 KUHP)

Pasal 356 KUHP, merumuskan: Hukuman yang ditentukan dalam Pasal 351, 353, 354, dan 355 dapat ditambah dengan sepertiganya: Ke-1 juga sitersalah melakukan kejahatan itu kepada ibunya, bapanya yang sah, isterinya (suaminya) atau anaknya. Ke-2 jika kejahatan itu dilakukan kepada seorang pegawai negeri pada waktu atau sebab ia menjalankan pekerjaan yang sah. Ke-3 jika kejahatan itu dilakukan dengan memakai bahan yang merusakkan jiwa atau kesehatan orang.

3. Ketentuan Pidana Penganiayaan Terhadap Anak

Undang-Undang Perlindungan Anak ini menagaskan bahwa pertanggung

jawaban orangtua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan Negara merupan

rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus demi

terlindungnya hak-hak anak rangkaian kegiatan tersebut harus berkelanjutan

dan terarah guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik,

mental, spiritual, maupun sosial.19

19 Emi Wulansari. 2015. Tinjauan Yuridis Turut Serta Melakukan Tindak Pidana Penganiayaan Oleh Anak. Makassar. Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, hlm. 20

Page 34: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

23

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Bab XIII

(ketentuan pidana), Pasal 80 menentukan :

1. Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp. 72.000.000,. (tujuh puluh dua juta rupiah).

2. Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) luka berat, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,. (seratus juta rupiah).

3. Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2) mati, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 dan/atau denda paling banyak Rp. 200.000.000,. (dua ratus juta rupiah).

4. Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),ayat (2).dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut orang tua nya.

Undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas undang-

undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Pasal tentang

penganiayaan ini diatur khusus dalam pasal 76C UU 35/2014 yang berbunyi:

Setiap Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak.

Sementara, sanksi bagi orang yang melanggar Pasal di atas (pelaku

kekerasan/penganiayaan) ditentukan dalam Pasal 80 UU Nomor 35 Tahun

2014:

1. Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76C, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).

Page 35: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

24

2. Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) luka berat, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

3. Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mati, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

4. Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat apabila yang melakukan penganiayaan tersebut Orang Tuanya.

Menurut UU Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga (PKDRT), ketentuan pidana terdapat dalam BAB VIII,

Pasal 44, yaitu :

1. Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).

2. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan korban mendapat jatuh sakit atau luka berat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah).

3. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengakibatkan matinya korban, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun atau denda paling banyak Rp 45.000.000,00 (empat puluh lima juta rupiah).

4. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Didalam KUHP, ketentuan pidana penganiayaan terhadap anak

terdapat dalam Pasal 351-358, sebagai berikut :

Page 36: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

25

1. Penganiayaan Biasa (Pasal 351 KUHP)

2. Penganiayaan Ringan (Pasal 352 KUHP)

3. Penganiayaan Berencana (Pasal 353 KUHP)

4. Penganiayaan Berat (Pasal 354 KUHP)

5. Penganiayaan Berat Berencana (Pasal 355 KUHP)

6.Penganiayaan dengan cara dan terhadap orang-orang yang berkualitas tertentu yang memberatkan (Pasal 356 KUHP)

D. Anak

1. Pengertian Anak

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang

perlindungan anak, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan

belas) tahun, termasuk anak yang masih di dalam kandungan. Menurut Pasal

1 ayat (2) Undang-undang Nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak,

pengertian anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 (dua puluh

satu) tahun dan belum pernah kawin. Sedangkan menurut Zakiah Darajat,

bahwa mengenai batas usia anak- anak dan dewasa berdasarkan pada usia

remaja adalah bahwa usia 9 tahun antara 13 tahun sampai 21 tahun sebagai

masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan

dewasa, dimana anak-anak mengalami pertumbuhan yang cepat di segala

Page 37: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

26

bidang dan mereka bukan lagi anak-anak baik bentuk badan, sikap, cara

berpikir, dan bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa.20

Beberapa ketentuan yang mengatur tentang batasan umur bagi

dewasa bagi anak dapat dilihat pada:21

a. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)

Pasal 45 KUHP mendefinisikan bahwa :

Anak adalah seseorang yang belum dewasa apabila belum berumur 16

(enam belas) tahun. Ketentuan mengenai Pasal 45, Pasal 46, dan Pasal

47 KUHP ini sudah dinyatakan tidak berlaku lagi sejak diundangkannya

undang-undang nomor 3 tahun 1997 tentang pengadilan anak.

b. Menurut Hukum Perdata :

Pasal 330 KUHPerdata mengatakan, orang belum dewasa adalah mereka

yang belum mencapai umur genap 21 (dua puluh satu) tahun dan tidak

lebih dahulu telah kawin

20Maidin Gultom, 2009, Perlindungan Hukum terhadap Anak dalam sistem Peradilan Pidana Anak di

Indonesia, PT. Refika Aditama, Bandung, hlm. 31

21Nashriana. 2011. Perlindungan Anak. PT. Raja Grafindo.Jakarta, hlm. 3

Page 38: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

27

c. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang – Undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Undang-undang ini tidak memberikan pengertian secara eksplisit yang

mengatur batas usia dan pengertian anak. Namun dalam Pasal 153 ayat

(5) memberikan wewenang kepada hakim untuk melarang anak yang

belum berusia 17 (tujuh belas) tahun untuk menghadiri sidang.

d. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.

Dalam Pasal 1 sub 5 dinyatakan bahwa anak adalah setiap manusia yang

berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk

anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut demi

kepentingannya.

e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

Dalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undangmenyatakan bahwa anak adalah

seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak

yang masih dalam kandungan.

f. Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Menurut yurisprudensi Mahkamah Agung yang berorientasi pada hukum

adat di Bali menyebutkan batasan umur anak adalah di bawah 15

Page 39: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

28

(limabelas) tahun seperti yang tercakup dalam putusan Mahkamah Agung

RI Nomor: 53 K/Sip/1952 tanggal 1 juni 1955. Sedangkan menurut putusan

Mahkamah Konstitusi No. 1/PUU-VIII/2010 terhadap UU No. 3 Tahun 1997

Tentang Pengadilan Anak. Dalam Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa

“anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur

18 tahun (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin. Ketentuan ini

diambil alih Mahkamah Konstitusi bahwa batasan usia minimal

pertanggung jawaban hukum bagi anak adalah 12 (dua belas) tahun

sesuai dengan UUD 1945.

g. Menurut Pasal 1 Convention On The Rights of The Child, mengemukakan

bahwa :

Pengertian anak juga terdapat pada Pasal 1Convention On The Rights of

The Child, anak diartikan sebagai setiap orang dibawah usia 18 tahun,

kecualiberdasarkan hukum yang berlaku terhadap anak, kedewasaan telah

diperoleh sebelumnya.

Beberapa negara juga memberikan definisi seseorang dikatakan anak atau

dewasa dilihat dari umur dan aktifitas atau kemampuan berpikirnya.Di negara

Inggris, pertanggungjawaban pidana diberikan kepada anak berusia 10

(sepuluh) tahun tetapi tidak untuk keikutsertaan dalam politik. Anak baru

Page 40: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

29

dapat ikut atau mempunyai hak politik apabila telah berusia di atas 18

(delapan belas) tahun

2. Hak dan Kewajiban Anak

a. Dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan

Anak Dalam Pasal 2 menentukan bahwa hak anak adalah:

1. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar.

2. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya,sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warganegara yangbaik dan berguna.

3. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlidungan, baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan.

4. Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar.

Dalam Pasal 3 menentukan bahwa:

Dalam keadaan yang membahayakan, anaklah yang pertama-tama berhak mendapatpertolongan, bantuan, dan perlindungan.

Dalam Pasal 4 menentukan bahwa:

1. Anak yang tidak mempunyai orang tua berhak memperoleh asuhan oleh negara atau orangatau badan.

2. Pelaksanaan ketentuan ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Page 41: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

30

Dalam Pasal 5 menentukan bahwa:

Anak yang tidak mampu berhak memperoleh bantuan agar dalam lingkungan keluarganyadapat tumbuh dan berkembang dengan wajar.

b. Dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak

Dalam Pasal 4 menentukan bahwa:

Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Dalam Pasal 9 menentukan bahwa:

1. Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.

2. Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus.

Dalam Pasal 10 menentukan bahwa:

Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.

Dalam Pasal 19 menentukan bahwa kewajiban anak adalah:

Setiap anak berkewajiban untuk :

a. Menghormati orang tua, wali, dan guru;

Page 42: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

31

b. Mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman;

c. Mencintai tanah air, bangsa, dan negara;

d. Menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan

e. Melaksanakan etika dan akhlak yang mulia.

c. Dalam Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang No. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Dalam Pasal 15 menentukan bahwa:

Setiap Anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari:

a. Penyalahgunaan dalam kegiatan politik;

b. Pelibatan dalam sengketa bersenjata;

c. Pelibatan dalam kerusuhan sosial;

d. Pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan;

e. Pelibatan dalam peperangan; dan

f. Kejahatan seksual.

3. Anak Sebagai Korban Kejahatan

Kekerasan sering terjadi terhadap anak yang dapat merusak, berbahaya

dan menakutkan anak. Anak yang menjadi korban kekerasan menderita

kerugian, tidak saja bersifat material, tetapi juga bersifat immaterial seperti

Page 43: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

32

goncangan emosional dan psikologis, yang dapat mempengaruhi kehidupan

masa depan anak.22

Dalam hukum pidana, kerugian yang dialami anak sebagai korban tindak

kekerasan belum secara konkret diatur.Artinya hukum pidana memberikan

perlindungan kepada anak sebagai korban.23Secara umum, kesejahteraan

anak merupakan suatu tata kehidupan yang dapat menjamin pertumbuhan

dan perkembangannya dengan wajar. Menurut Undang-Undang

Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002, kekerasan terhadap anak dalam arti

kekerasan adalah semua bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik maupun

emosional.

Biasanya pelaku tindak kekerasan terhadap anak bisa saja orang tua

bahkan keluarga, bentuk kekerasan yang di alami anak dapat berupa

tindakan-tindakan kekerasan, baik secara fisik maupun psikis.Kekerasan fisik

dan psikis, dapat dibedakan menjadi :

a. Kekerasan fisik, yaitu kekerasan nyata yang dapat dilihat, dirasakan oleh

tubuh. Wujud kekerasan fisik berupa penghilang kesehatan atau kemampuan

normal tubuh, sampai pada penghilang nyawa seseorang. Contoh :

penganiayaan, pemukulan, pembuhunan, dan lain-lain.

22 Maidin Gultom, 2012, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dan Perempuan, PT. Refika Aditama, Bandung, hlm. 1-2 23Ibid, hlm. 2

Page 44: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

33

b. Kekerasan psikis, yaitu kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani atau

jiwa sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan kemampuan normal

jiwa. Contohnya : kebohongan, indoktrinasi, ancaman, dan tekanan.

Perlindungan anak sebagai pelaku tindak pidana sama pentingnya

dengan perlindungan anak sebagai korban. Berdasarkan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar

Konvensi Hak-Hak Anak meliputi :

a. non diskriminasi;

b. kepentingan yang terbaik bagi anak;

c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan

d. penghargaan tentang pendapat anak

E. Faktor - faktor Penyebab Terjadinya Tindak Pidana Penganiayaan

Terhadap Anak

Menurut Richard J. Gelles mengemukakan bahwa penganiayaan yang

sering dialami anak dalam keluarga terjadi akibat kombinasi dari berbagai

faktor personal, sosial dan cultural yang meliputi pewarisan kekerasan antar

Page 45: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

34

generasi, stress sosial, isolasi sosial dan keterlibatan masyarakat bawah dan

struktur keluarga.24

Beberapa faktor penyebab terjadinya terjadinya penganiayaan terhadap

anak dalam keluarga digolongkan ke dalam dua kategori yaitu faktor internal

dan faktor eksternal yang terdiri dari :25

a. Faktor Internal

1. Penyakit Parah atau Gangguan Mental

Kehidupan masyarakat yang penuh persaingan hidup oleh karena

kebutuhan hidup yang terus bertambah menjadi salah satu penyebab utama

tumbuhnya tingkah laku yang menyimpang (abnormal).Tingkah laku yang

menyimpang ini sangat erat hubungannya dengan keadaan jiwa individu

yang membuat orangtua tidak dapat merawat dan mengasuh anak karena

gangguan jiwa berdasarkan besarnya tekanan emosional dan depresi yang

dialaminya.

2. Pewarisan Kekerasan Antar Generasi

24J. Richard Gelles, 2004, Child Abuse, Dalam Encyclopedia Article from Encarta, hlm 4-6. http

://Encarta.msn.com/encyclopedia/13 Oktober 2017

25 Rusmil Kusnandi. 2004. Penganiayaan dan Kekerasan Terhadap Anak, Dalam Makalah “Penanganan Kekerasan pada Wanita dan Anak. Bandung, hlm. 60

Page 46: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

35

Orang tua yang “berbakat” menganiaya anaknya memiliki karakteristik

tertentu seperti mempunyai latar belakang masa kecil yang juga penuh

kekerasan, ia juga sudah terbiasa menerima pukulan dan dibesarkan dengan

aniaya orangtuanya.

3. Stres Sosial

Stres yang ditimbulkan oleh berbagai kondisi sosial meningkatkan resiko

kekerasan terhadap anak dalam keluarga. Kondisi – kondisi sosial ini

mencakup : pengangguran, penyakit, kondisi perumahan buruk, ukuran

keluarga besar dari rata – rata, kelahiran bayi baru, adanya orang cacat

dirumah dan kematian seorang anggota keluarga.

4. Struktur Keluarga

Tipe – tipe keluarga tertentu memiliki resiko yang meningkat untuk

melakukan tindakan kekerasan fisik terhadap anak.Misalnya, orangtua

tunggal lebih memungkinkan melakukan tindakan kekerasan fisik terhadap

anak dibandingkan dengan orangtua utuh. Karena keluarga dengan orangtua

tunggal biasanya berpendapatan lebih kecil dibandingkan keluarga lain,

sehingga hal tersebut dapat dikatakan sebagai penyebab meningkatnya

tindak kekerasan terhadap anak. Keluarga – keluarga yang sering bertengkar

secara kronis atau istri yang diperlakukan salah mempunyai tingkat tindakan

Page 47: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

36

kekerasan terhadap anak yang lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga

yang tanpa masalah.

5. Faktor Yang Berasal dalam Diri Anak

Terjadinya perbuatan penganiayaan dalam rumah tangga tidak hanya

disebabkan oleh faktor yang terdapat dari diri orangtua atau pelaku tapi bisa

juga dipicu oleh kondisi dan tingkah laku anak. Kondisi anak tersebut

misalnya : Anak menderita gangguan perkembangan, menderita penyakit

kronis, disebabkan ketergangtungan anak pada lingkungannya, anak

mengalami cacat tubuh, retardasi mental, gangguan tingkah laku, autisme

dan anak yang melakukan perilaku menyimpang.

b. Faktor Eksternal

1. Faktor Ekonomi

Dalam kehidupan sehari – hari, faktor ekonomi memegang peranan

penting untuk menentukan arah hidupnya.Demikian juga hubungan antara

perekonomian dengan kejahatan senantiasa mendapat banyak perhatian dan

selalu menjadi objek penelitian para ahli.

Perubahan dan perbedaan dalam kesejahteraan sosial ekonomi

menimbulkan banyak konflik yang mendorong orang melakukan

kejahatan.Dalam masalah ini Prof. Noach menganalisa sebagai berikut

Page 48: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

37

bahwa perubahan kesejahteraan pada seseorang dapat berupa.26

a. Suatu kemunduran dalam kesejahteraan

b. Suatu kenaikan dalam kesejahteraan

Kemisikinan memang selalu berhubungan erat dengan situasi ekonomi

kemasyarakatan dan ini secara relatif sangat mempengaruhi terhadap

perkembangan kejahatan. Penyebab terjadinya kejahatan berupa

penganiayaan dan kekerasan dalam keluarga dengan latar belakang faktor

ekonomi menurut hemat penulis dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain:

a. Tingkat Pendidikan Pelaku yang Relatif Rendah

b. Lingkungan Hidup yang Kurang Baik

2. Isolasi Sosial dan Keterlibatan Masyarakat Bawah

Orangtua dan pengganti orangtua yang melakukan tindakan kekerasan

terhadap anak cenderung terisolasi secara sosial.Sedikit sekali orangtua

yang bertindak keras ikut serta dalam suatu organisasi masyarakat dan

kebanyakan mempunyai hubungan yang sedikit dengan teman atau kerabat,

kekurangan keterlibatan sosial ini mengilangkan sistem dukungan dari

orangtua yang bertindak keras, yang akan membantu mereka mengatasi

stress keluarga atau sosial dengan lebih baik.27

3. Faktor Alat - alat Media

26Ibid, hlm. 54 27 Abu Huraerah. 2012. Kekerasan Terhadap Anak. Nuansa Cendekia. Bandung, hlm. 53

Page 49: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

38

Media massa merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk

menyampaikan informasi antara pemerintah dan rakyat atau antara sesama

anggota masyarakat. Media massa telah menjadi bagian dari kehidupan

manusia sehari - hari dan media ini tentu mempengaruhi penerimaan konsep

- konsep, sikap - sikap, nilai - nilai dan pokok - pokok moral. Pada hakekatnya

alat - alat media ini memiliki fungsi yang positif terhadap pengguna jasa

media tersebut.

Faktor - faktor alat - alat media yang mempengaruhi terjadinya tindak

pidana kejahatan kekerasan dalam rumah tangga terdiri dari:28

a. Surat kabar dan buku - buku (Media Cetak)

Dalam hal menyediakan berita - berita tentang kejahatan, surat kabar banyak

yang melupakan tanggung jawabnya.

b. Radio, Televisi, Video dan Film (Media Elektronik)

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dalam bidang – bidang alat – alat

media komunikasi canggih seperti radio, televisi, video, kaset dan film sangat

mempengaruhi perkembangan kejahatan berupa penganiayaan, kekerasan

bahkan pembunuhan dalam lingkup keluarga.

28Taufiq Mustakim. 2009.Laporan Tugas Akhir: Pembunuhan Yang Dilakukan Oleh Orangtua Terhadap Anak Ditinjau Dari Psikologi Kriminal. USU Repository.Medan, hlm. 103

Page 50: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

39

4. Praktek - Praktek Budaya yang Merugikan Anak

Tindakan semena-mena orangtua terhadap anak sering kali juga

disebabkan karena masih dianutnya praktek - praktek budaya yang hidup

dalam sebagian besar masyarakat dimana pemikiran - pemikiran tersebut

berupa.29

a. Status anak yang dipandang rendah, sehingga ketika anak tidak dapat

memenuhi harapan orangtua, orangtua merasa anak harus dihukum.

b. Khususnya bagi anak laki – laki, adanya nilai dalam masyarakat bahwa

anak laki – laki tidak boleh cengeng atau anak laki – laki harus tahan uji.

Pemahaman itu mempengaruhi dan membuat orangtua ketika memukul,

menendang, atau menindas anak adalah suatu hal yang wajar untuk

menjadikan anak sebagai pribadi yang kuat dan tidak boleh lemah.

F. Upaya Penanggulangan Kejahatan

Upaya-upaya penanggulangan kejahatan umumnya ada tigayaitu:

1. Pre-Emtif

Yang dimaksud dengan upaya Pre-emtif adalah upaya-upaya yang

dilakukan oleh pihak kepolisian untuk mencegah terjadinya tindak pidana.

Usaha-usaha yang dilakukan dalam penanggulangan kejahatan secara Pre-

Emtif adalah menanamkan nilai-nilai, norma-norma yang baik sehingga 29Fentini Nugroho. 2002. Studi Eksploratif Mengenai Tindakan Kekerasan Terhadap Anak dalam Keluarga. Dalam Jurnal Sosiologi “Masyarakat”, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, hlm. 41

Page 51: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

40

norma-norma tersebut terinternalisasi dalam diri seseorang. Meskipun ada

kesempatan untuk melakukan kejahatan tapi tidak ada niatnya untuk

melakukan hal tersebut maka tidak akan terjadi kejahatan. Jadi dalam usaha

Pre-Emtif faktor niat akan menjadi hilang meskipun ada kesempatan.

2. Preventif

Upaya-upaya preventif ini adalah merupakan tindakan lanjut dari upaya

Pre-Emtif yang masih dalam tataran pencegahan sebelum terjadi

kejahatan.Dalam upaya preventif yang ditekankan adalah menghilangkan

kesempatan untuk dilakukannya kejahatan.

3. Represif

Upaya ini dilakukan pada saat telah terjadi tindak pidana/kejahatan yang

tindakannya berupa penegakan hukum (law enforcemenet) dengan

menjatuhkan hukuman.

Page 52: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kepolisian Resort kota Makassar dan di

Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak kota Makassar.

Penulis memilih lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa lokasi

penelitian relevan dengan masalah yang akan diteliti.

B. Jenis dan sumber data

Adapun jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah, sebagai

berikut :

a) Data Primer, yakni data yang diperoleh langsung di lapangandengan

cara mengadakan wawancara terhadap pihak Kepolisian diwilayah

Kapolrestabes Kota Makassar dan di Komisi Perlindungan Anak di

Kota Makassar.

b) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari beberapa

literatur,dokumen resmi, peraturan perundang-undangan, dan sumber-

sumber kepustakaan lain yang mendukung.

Page 53: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

42

C. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

a) Wawancara (Interview) dengan mendatangi narasumber

danresponden, dan melakukan tanya jawab langsung,

tipepertanyaannya teratur dan terstruktur yang berkaitan

denganpenelitian ini.

b) Sumber Penelitian Kepustakaan (Library Research),

sumberdata yang diperoleh dari hasil penelaahan beberapa

literature dan sumber bacaan lainnya yang dapat

mendukungpenulisan skripsi ini.

D. Analisis data

Data yang diperoleh baik data primer dan data sekunder akandiolah

dan di analisis berdasarkan rumusan masalah yang telah diterapkan

sehingga diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas.Analisis data

yang digunakan oleh penulis adalah analisis data yangberupaya

memberikan gambaran secara jelas dan konkrit terhadap objekyang

dibahas secara kuantitatif dan selanjutnya data tersebut disajikansecara

Page 54: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

43

deskriptif yaitu menjelaskan, menguraikan dan menggambarkansesuai

dengan permasalahan yang erat kaitannya dengan penelitian ini.

Page 55: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya Tindak Pidana

Penganiayaan Anak di Kota Makassar

Keluarga merupakan lembaga yang pertama membentuk tingkah laku

anak sehingga anak tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang baik.

Disamping keluarga sebagai tempat awal bagi proses sosialisasi anak,

keluarga juga merupakan tempat sang anak mengharapkan dan

mendapatkan pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan akan kepuasan emosional

telah dimiliki bayi yang baru lahir. Peranan dan tanggung jawab yang

dimainkan orang tua dalam membina anak adalah besar. Namun,

kenyataannya dalam era globalisasi sekarang, fenomena penganiayaan

terhadap anak ini sangat marak dan sangat banyak muncul di kehidupan

masyarakat sekarang.

Anak yang tidak dicintai oleh orang tua biasanya cenderung menjadi

orang dewasa yang membenci dirinya sendiri dan merasa tidak layak untuk

dicintai, serta dihinggapi rasa cemas.Perhatian dan kesetiaan anak dapat

terbagi karena tingkah laku orang tuanya. Timbul rasa takut yang mendalam

pada anak-anak di bawah usia enam tahun jika perhatian dan kasih sayang

Page 56: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

45

orang tuanya berkurang, anak merasa cemas terhadap segala hal yang bisa

membahayakan hubungan kasih sayang antara ia dan orang tuanya.30

Masalah kejahatan ini merupakan masalah abadi dalam kehidupan umat

manusia, karena ia berkembang sejalan dengan perkembangan tingkat

peradaban umat manusia. Sejarah perkembangan manusia ini ditandai

dengan berbagai usaha manusia untuk mempertahankan kehidupannya,

dimana kekerasan sebagai suatu fenomena dalam usaha mencapai tujuan.

Terjadinya penganiayaan terhadap anak dalam keluarga yang

dilakukanayah atau ibu (orang tua) disebabkan berbagai faktor yang

mempengaruhinya.Menurut Richard J. Gelles mengemukakan bahwa

penganiayaan yang seringdialami anak dalam keluarga terjadi akibat

kombinasi dari berbagai faktorpersonal, sosial dan cultural yang meliputi

pewarisan kekerasan antar generasi,stress sosial, isolasi sosial dan

keterlibatan masyarakat bawah dan struktur keluarga.31Tindakan

penganiayaan ini merupakan tindakan melawan hukum dan tindakan

seseorang kepada orang yang membahayakan atau mendatangkan rasa

sakit pada badan atau anggota badan manusia.Tindakan ini ada kalanya

disengaja dan terkadang karena kesalahan anaknya sendiri.

30Lianny Solihin, “Tindakan Kekerasan Pada Anak dalam Keluarga”, Jurnal Pendidikan Penabur, No.03, hal. 133 (2004). 31 J. Richard Gelles, 2004, Child Abuse, Dalam Encyclopedia Article from Encarta, halaman 4 sampai 6. http ://Encarta.msn.com/encyclopedia/5 Juli 2004

Page 57: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

46

Pada BAB IV ini penulis akan membahas mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan hasil penelitian penulis dengan membahas sesuai dengan

rumusan masalah yang akan dijelaskan terkait dengan judul penulis. Selain

melakukan penelitian mengenai penganiayaan anak, penulis juga melakukan

penelitian wawancara dengan Kasubnit PPA (Perlindungan Perempuan dan

Anak) Kepolisian Resort Kota Makassar. Sebelum penulis membahas lebih

jauh mengenai faktor penyebab penganiayaan anak, penulis akan

menguraikan jumlah kasus penganiyaan di Kota Makassar dari tahun 2014-

2016 :

Tabel I

Jumlah Kasus Penganiayaan Terhadap Anak di Kota Makassar

2014 2015 2016

Anak 104 kasus 87 kasus 63 kasus

Jumlah 254 kasus

Data diperolah dari Unit PPA Kepolisian Resort Kota Makassar pada

tanggal 22 Desember 2017.

Page 58: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

47

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2014, jumlah kasus tindak pidana

penganiayaan anak yang dilakukan oleh orang tua sebanyak 104 kasus.Pada

tahun 2015, jumlah kasus tindak penganiayaan anak mengalami perununan

dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 87 kasus. Pada tahun 2016 jumlah

kasus tindak pidana penganiayaan anak terus mengalami penurunan dari

tahun 2014 dan 2015 yaitu sebanyak 63 kasus. Dalam kurun tiga tahun

terakhir dari Tahun 2014-2016 tindak pidana penganiayaan anak ini

mengalami penurunan dan telah terjadi 254 kasus.

Kemudian, penulis melakukan penelitian di Kantor Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak, penulis mendapatkan data mengenai

tindak pidana penganiayaan anak yang telah di akumulasikan ke dalam

sebuah table, sebagai berikut :

104

87

63

0

20

40

60

80

100

120

2014 2015 2016

Tindak Pidana Penganiayaan Terhadap Anak

Tindak PidanaPenganiayaan TerhadapAnak

Page 59: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

48

Tabel II

Jumlah Kasus Penganiayaan Terhadap Anak di Kota Makassar

2014 2015 2016

Anak - 80 kasus 131 kasus

Jumlah 211 kasus

Data diperoleh dari Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak pada tanggal 8 Januari 2018.

Di tahun 2014 tidak ada data mengenai kasus penganiayaan anak di

Kota Makassar karena Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak baru dibentuk pada tahun 2015 oleh Pemerintah dan pada tahun 2014

masih menjadi Badan belum menjadi Kantor Dinas. Kemudian, pada tahun

0

80

131

0

20

40

60

80

100

120

140

2014 2015 2016

Tindak Pidana Penganiayaan Terhadap Anak

Tindak PidanaPenganiayaan TerhadapAnak

Page 60: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

49

2015 jumlah kasus tindak pidana penganiayaan anak terdapat 80 kasus.Pada

tahun 2016, jumlah kasus tindak pidana penganiayaan anak meningkat

secara signifikan menjadi 131 kasus.Dalam kurun waktu tiga tahun jumlah

kasus tindak pidana penganiayaan anak menjadi 211 kasus, berbeda halnya

dengan data yang didapatkan di Unit PPA Kapolrestabes Kota Makassar

mendapatkan 254 kasus.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Kasubnit

PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Kepolisian Resort Kota Makassar,

Ibu Nina Purwanti (wawancara pada tanggal 9 Januari 2018) menyatakan

bahwa faktor yang menyebabkan timbulnya tindak pidana penganiayaan

anak yaitu :

1. Faktor anak itu sendiri :

a. anak tidak mendengar kata orang tua

b. anak berkelahi

c. anak masih labil

2. Anak belum paham dengan apa yang dia lakukan, hal ini biasanya

terjadi karena anak mengikuti pergaulan yang salah, sehingga

menimbulkan emosi orang tua.

3. Faktor ekonomi :

Peganiayaan anak karena faktor ekonomi seringkali

terjadi.Tertekannya kondisi keluarga yang disebabkan himpitan

Page 61: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

50

ekonomi adalah faktor yang banyak terjadi yang menyebabkan

kekerasan pada anak. Tapi tidak serta merta orang yang ekonominya

rendah tega melakukan kekerasan fisik kepada anaknya, hal lain yang

memicu kekerasan kepada anak antara lain adalah pewarisan

kekerasan antar generasi ke generasi, kemudian stres sosial, seperti

pengangguran, penyakit, perumahan dan lingkungan yang buruk,

selain itu sebagian besar kekerasan pada anak berasal dari keluarga

miskin.

4. Faktor dari dalam diri orang tua :

Hal ini lebih mengacu pada situasi keluarga khususnya hubungan

orang tua yang kurang harmonis. Seorang ayah akan sanggup

melakukan kekerasan terhadap anak-anaknya semata-mata sebagai

pelampiasan atau upaya untuk pelepasan rasa jengkel dan marahnya

terhadap istri. Sikap orang tua yang tidak menyukai anak-anak,

pemarah dan tidak mampu mengendalikan emosi juga dapat

menyebabkan terjadinya kekerasan pada anak-anak. Bagi orang tua

yang memiliki anakanak yang bermasalah seperti: cacat fisik atau

mental (idiot) acapkali kurang dapat mengendalikan kesabarannya

waktu menjaga atau mengsuh anak-anak mereka, sehingga mereka

juga merasa terbebani atas kehadiran anak-anak tersebut dan tidak

jarang orang tua menjadi kecewa dan merasa frustasi.

Page 62: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

51

Selain itu, penulis juga melakukan wawancara dengan Perwira Urusan

(Paur) Hukum Bapak Reski Yospiah (wawancara pada tanggal 10 Januari

2018) beliau mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

penganiayaan terhadap anak yaitu orang tua yang tidak mengerti dengan apa

yang anak inginkan, beliau juga mengatakan faktor yang biasa terjadi karena

orang tua kurang memahami pendidikan, menjadi kultur/budaya masyarakat

yang sering melakukan kekerasan terhadap anak sehingga dapat merusak

mental anak. Menurut Bapak Reski Yospiah, tumbuh kembang anak itu

sangat berpengaruh pada lingkungannya.

Ibu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,

ibu Tenri A. Palallo (wawancara pada tanggal 11 Januari 2018) juga

mengatakan bahwa faktor utama penganiayaan terhadap anak karena faktor

ekonomi, selain itu beliau mengatakan bahwa anak merupakan milik orang

tua yang bisa mengikuti segala kemauan orang tua, faktor keluarga juga bisa

menyebabkan orang tua melakukan penganiayaan terhadap anak dan beliau

juga mengatakan bahwa faktor budaya turun temurun. Penulis juga diberi

masukan oleh Team Reaksi Cepat P2TP2A, bapak Muh.Arif (wawancara

pada tanggal 11 Januari 2018) beliau mengatakan bahwa faktor penyebab

terjadinya tindak pidana penganiayaan anak karena orang tua biasanya

memaksa anaknya untuk bekerja, membantu mencari nafkah tetapi anaknya

belum mampu untuk melakukan pekerjaan tersebut.Dalam Undang-Undang

Page 63: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

52

No. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Dalam Pasal 4 menentukan

bahwa:

“Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”

B. Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Penganiayaan Anak di Kota

Makassar

Tindak pidana penganiayaan terhadap anak sebagai salah satu bentuk

kejahatan kekerasan adalah merupakan suatu gejala social yang bersifat

abadi sehingga senantiasa mewarnai sisi kehidupan umat dalam kehidupan

bermasyarakat.Oleh karena itu apapun bentuk dan upaya manusia untuk

menghapuskannya adalah suatu hal mustahil karena kejahatan itu lahir

disebabkan oleh permasalahan manusia dalam melakukan pemenuhan

kebutuhan hidupnya yang tidak pernah sempurna serta kepentingan dari tiap-

tiap individu yang berbeda-beda.

Walaupun demikian, kewajiban bagi setiap manusia untuk senantiasa

berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pencegahan dan

penanggulangan dengan tujuan tindak penganiayaan anak yang terjadi dapat

diminimalisir serendah mungkin baik dari segi kualitas maupun dari segi

kuantitasnya, dalam rangka menciptakan suatu keadaan tertib hukum dalam

masyarakat.

Page 64: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

53

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubnit PPA (Perlindungan

Perempuan dan Anak) Kepolisian Resort Kota Makassar Ibu Nina

Purwantibeliau mengatakan bahwa ada beberapa yang dilakukan pihak

kepolisian dalam menanggulangi masalah penganiayaan anak di Kota

Makassar, yaitu :

1. Upaya preventif

Upaya dan kegiatan ini dititikberatkan kepada peningkatan

pengetahuan dan pemahaman bagi setiap personil polri pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya, terhadap tugas-tugas dan

tanggung jawab sebagai kewajiban dalam rangka menciptakan

keamanan dan ketertiban masyarakat.Contohnya : satbimas

melakukan penyuluhan dan mengadakan kegiatan keorganisasian dan

pemberdayaan lembaga masyarakat dan pembinaan keamaan dan

ketertiban masyarakat.

Upaya ini merupakan suatu usaha pencegahan dan penanggulangan

yang meliputi proses perencanaan, perorganisasiaan, pelaksaan dan

pengendalian dalam rangka menggerakkan masyarakat untuk mentaati

peraturan perundang-undangan dan norma-norma social yang berlaku serta

berperan aktif menciptakan dan memelihara keamananan bagi diri.

Page 65: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

54

Sedangkan menurut Bapak Reski Yospiahupaya yang dilakukan untuk

mencegah terjadinya penganiayaan terhadap anak yaitu dengan

memprogramkan door to door untuk orang tua dirumah agar bisa membina

anaknya dengan penuh kasih sayang.

Selain upaya-upaya penanggulangan yang telah disebutkan di atas,

untuk tercapainya hal-hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Menurut hasil

wawancara yang penulis lakukan dengan Ibu Kepala Dinas Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak, ibu Tenri A. Palallobeliau memberikan

masukan, sebagai berikut :

1. Orang tua harus mengubah cara berpikirnya, bahwa anak itu

merupakan titipan Allah SWT yang harus di jaga dan di rawat dengan

baik hingga tumbuh dewasa.

2. Menerapkan pendidikan tanpa melakukan penganiayaan

3. Memberikan program pembekalan kepada orang tua untuk mendidik

anaknya

Page 66: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan yang telah dijelaskan maka penulis

dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor penyebab terjadinya tindak pidana penganiayaan anak, dari anak

sendiri, yaitu : faktor anak itu sendiri, anak tidak mendengar kata orang

tua dan anak masih labil. Faktor selanjutnya, dari faktor orang tua

melakukan penganiayaan terhadap anak, yaitu: yang paling utama

adalah karena faktor ekonomi, faktor inilah yang merupakan pendorong

bagi orang tua untuk menganiaya anaknya seperti menyuruh anak untuk

membantu mencari nafkah tetapi anak belum mampu melakukan

pekerjaan tersebut, selanjutnya bisa disebabkan karena adanya faktor

turun temurun dari keluarga, dan yang terakhir adalah faktor budaya

atau kultur masyarakat Sulawesi Selatan khususnya masyarakat

Makassar yang memiliki watak yang keras dalam menyikapi suatu

permasalahan.

Page 67: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

56

2. Upaya penanggulangan tindak pidana penganiayaan anak adalah upaya

preventif, mengubah paradigma atau cara berpikir orang tua,

memberikan program pendidikan untuk orang tua, memproses pelaku

yang melakukan penganiayaan terhadap anak, dan yang terakhir adalah

mendidik anak dengan penuh kasih sayang dan tidak memaksa anak

untuk melakukan sesuatu hal yang belum sepantasnya mereka lakukan.

B. Saran

1. Agar kiranya pihak orang tua memberikan pendidikan keteladanan sejak

dari rumah tangga sebagai entitas sosial terkecil. Pendidikan

keteladanan bukanlah sekadar memberi contoh yang baik, tetapi

menjadi contoh yang baik itu sendiri.

2. Diharapkan selain aparat penegak hukum (kepolisian) upaya

penanggulangan tindak pidana penganiayaan terhadap anak juga

dilakukan oleh pemerintah dengan mempertegas dan melaksanakan

program perlindungan anak.

3. Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan terjadinya tindak

pidana penganiayaan anak di Kota Makassar diharapkan peran aktif

masyarakat Kota Makassar sebagai wujud manifestasi pegabdian

terhadap bangsa dan Negara.

Page 68: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

57

4. Sehubungan dengan meningkatnya jumlah tindak pidana penganiayaan

anak di Kota Makassar diharapkan para pihak yang berkompeten

khususnya aparat penegak hukum dapat menciptakan pola-pola baru

dalam melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan khususnya

untuk kejahatan kekerasan atau paling tidak mengedepankan pola

pencegahan dan penanggulangan kejahatan yang menjunjung tinggi

nilai kebersamaan daripada pola pencegahan dan penanggulangan

yang mengedepankan nilai perorangan atau individu.

Page 69: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

58

DAFTAR PUSTAKA

Buku

A.S. Alam, 2010, Pengantar Kriminologi, Refleksi Books, Makassar.

Abu Huraerah. 2012. Kekerasan Terhadap Anak. Nuansa Cendekia.

Bandung

B. Bosu. 1982. Sendi-sendi Kriminologi. Usaha Nasional. Surabaya.

Ende Hasbi Nassaruddin, 2016. Kriminologi.CV Pustaka Setia. Bandung.

Lianny Solihin, “Tindakan Kekerasan Pada Anak dalam Keluarga”, Jurnal

Pendidikan Penabur, No.03, hal. 133 (2004).

Maidin Gultom, 2009, Perlindungan Hukum terhadap Anak dalam sistem

Peradilan Pidana Anak di Indonesia, PT. Refika Aditama, Bandung

____________, 2012, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dan Perempuan,

PT. Refika Aditama, Bandung

Moch. Faisal Salam, 2005, Hukum Acara Peradilan Anak di Indonesia,

Bandung

Nashriana. 2011. Perlindungan Anak. PT. Raja Grafindo. Jakarta

Poerdarminto.2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Jakarta.

Romli Atmasasmita, 1987, Capita Selekta Kriminologi, Armico, Bandung.

_______________, 1992, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi. Erecsa,

Bandung.

Page 70: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

59

Rusmil Kusnandi. 2004. Penganiayaan dan Kekerasan Terhadap Anak,

Dalam Makalah “Penanganan Kekerasan pada Wanita dan Anak.

Bandung.

Sudarsono. 1992. Kamus Hukum. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Topo Santoso, 2001, Kriminologi, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Wirjono Projodikoro. 2010. Tindak – tindak Pidana Tertentu di Indonesia.

Refika Aditama. Bandung.

Undang-Undang

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Undang-Undang No. 1 Tahun 1946

Tentang Peraturan Hukum Pidana)

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.

Sumber Lain

Emi Wulansari. 2015. Tinjauan Yuridis Turut Serta Melakukan Tindak Pidana

Penganiayaan Oleh Anak. Makassar. Fakultas Hukum Universitas

J. Richard Gelles, 2004, Child Abuse, Dalam Encyclopedia Article from

Encarta, http ://Encarta.msn.com/encyclopedia/13 Oktober 2017

Page 71: SKRIPSI TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENGANIAYAAN ...

60

Taufiq Mustakim. 2009. Laporan Tugas Akhir: Pembunuhan Yang Dilakukan

Oleh Orangtua Terhadap Anak Ditinjau Dari Psikologi Kriminal. USU

Repository. Medan.

http://te-effendi-kriminologi.blogspot.com/2007/09/kriminologi-sebagai-

cabang-ilmu.html